Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 PENGUNGKAPAN MAKNA IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI JUAL BELI Izhar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: [email protected] Abstract The speech form that communicates imperatively is not only interpreted as command utterances, but also has other meanings of imperative. Especially when a speech communicates indirectly, certainly need to know the hidden imperative. This study illustrates how important to understand the meaning of imperative that contains in various communications, including trading communications in order to obtain the purpose of communication straightly. This study uses qualitative approach with descriptive methods. The data was analyzed in depth and then presented straightly. The data of this study is the seller / buyer utterances in Pasarbaru Kedondong Pesawaran District of Lampung Province. The result of this study showed that imperative meaning of contradiction, requests, and suggestions always used in communication and selling. Key Words: Imperative, Declarative, Interrogative, Context of Situation. kalimat suruh atau kalimat perintah, 1. PENDAHULUAN Secara struktural dasar kalimat dalam bertutur dibedakan atas kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif. Kalimat deklaratif pernyataan, informasi yakni kepada disebut kalimat mendeskripsikan mitra tutur dan yakni kalimat yang mengharapkan agar mitra tutur melakukan apa yang disaratkan oleh penutur. Sebagai dasar kalimat ketiganya dipisahkan dalam penggunaannya. Akan tetapi, bertutur dinilai benar dan salahnya. Kalimat maksud yang sama. Kalimat deklaratif interogatif dimaknai sebagai kalimat yang berisi pernyataan dan kalimat tanya, yakni kalimat yang mengharapkan interogatif yang mitra tutur untuk dapat memberikan terkadang memiliki informasi Dalam diperlukan penutur. Sedangkan, kalimat imperatif merupakan dapat dalam merupakan kalimat yang hanya dapat yang ketiganya ancangan memuat menindak daya memiliki pertanyaan imperatif. seseorang untuk melakukan sesuatu bukan hanya dapat Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 71 Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 menggunakan kalimat yang langsung dampak yang timbul pada pendengarnya merujuk pada imperatif tetapi juga dapat terhadap tindak tutur yang dilakukan oleh menggunakan penuturnya. Makna yang ditimbulkan kalimat tak langsung, yakni deklaratif dan interogatif. Artinya, tindak dalam lingkup situasional atau secara perlokusi” (perllocutionary meaning). fungsi wujud kalimat-kalimat tersebut berbaur. perlokusi Sebagai adalah bagian dari “makna kehidupan bermasyarakat, wujud imperatif dapat Selain itu, sebagai bagian dari tindak ditemui dalam tuturan jual tutur, imperatif tidak terlepas dari tindak masyarakat lokusi, ilokusi dan perlokusi. Sebagai Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. tindak tutur lokusi, imperatif dimaknai Pasar yang menjadi lingkup penelitian ini dasar pernyataan. Sebagai tindak ilokusi, merupakan lokasi yang strategis baik dari imperatif yang entitas isi dan bahasa yang digunakan. disampaikan kepada mitra tutur. Sebagai Dari entitas isi, pasar tersebut ramai tindak perlokusi, imperatif bertemali dipenuhi oleh berbagai pedagang dan dengan maksud yang ditimbulkan sebagai pembeli akibat tindak ilokusi. Hal ini sebagaimana kecamatan. Beragam suku dan bahasa yang dikemukan oleh Fraser dalam daerah muncul dalam komunikasi jual Rahmanto, B. & I Praptomo Baryadi belinya. Tentunya, bentuk komunikasi (1988) menyatakan “sebagai juga bervariasi. Dalam berkomunikasi, tindak lokusi, merupakan baik penjual maupun pembeli masing- dimaknai maksud bahwa imperatif Pasarbaru beli dari berbagai tempat masing imperatif atau sering disebut “makna maksud lokusi” (locutionary meaning). Sebagai berterima dan sesuai dengan harapan tindak sebenarnya mereka. Fenomena yang terjadi, masing- merupakan maksud atau dampak yang masing dari keduanya memilih bentuk ditimbulkan oleh penutur atau perintah. pengungkapan Makna yang ditimbulkan oleh tindak variasi bentuk bahasa digunakan, banyak ilokusi ilokusi” di antara mereka yang mengungkapkan (illocutionary meaning). Sebagai tindak dalam bentuk imperatif langsung, namun perlokusi, imperatif berkaitan dengan tidak sedikit juga yang memilih imperatif adalah imperatif “makna yang kepentingan dan pernyataan makna dasar dari konstruksi ilokusi, memiliki Kedondong diungkapkan tuturannya. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung agar dapat Beragam 72 Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 dalam bentuk ketaklangsungannya. pandangan itu menghasilkan tindak tutur Melihat beragamnya pemilihan bentuk lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak bahasa yang digunakan dan bervariasinya Lokusi untuk menyatakan sesuatu, ilokusi pedagang dan pembeli baik secara entitas selain suku, bahasa, dan barang dagangan, maka melakukan berdasarkan hal tersebut, kiranya layak merupakan efek atau pengaruh dari dijadikan sebagai pertimbangan dasar mengatakan sesuatu. Searle di dalam penelitian dan kajian fungsi komunikasi Wijana (1996: 17) mengemukakan bahwa dalam secara pragmatis setidak-tidaknya ada bentuk tuturan imperatif mengatakan sesuatu, dan perlokusi tiga bukan hanya menyatakan sesuatu secara diwujudkan oleh seorang penutur, yakni langsung agar orang lain melakukan tindak lokusi (locutionary act), tindak sesuatu. Situasi menjadi pijakan penataan ilokusi (illocutionary act), dan tindak tuturan yang perlu dipertimbangkan, perlokusi (perlocutionary act). pemilihan tuturan tidak langsung. tindakan atau merupakan hal yang penting. Bertutur termasuk jenis sesuatu yang dapat Dalam bertutur, selain menyatakan sesuatu, tuturan juga mengimplikasikan Artikel ini akan mengkaji bagaimana pengungkapan imperatif sesuatu dan dampaknya, terdapat dalam tindakan yang dilakukan sebagai akibat komunikasi jual beli di Pasar Kedondong implikasi tuturan tersebut. Ketiga tuturan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. tersebut Penutur bahasa di pasar tersebut kerap berbentuk kepada menggunakan bahasa mereka (Indonesia, perntayaan (deklaratif), Lampung, Jawa, (interogatif) Semendo, dan Cina yang memilih bahasa (imperatif). Padang, Sunda, dalam penerapannya dan lebih tuturan/kalimat pertanyaan perintah/suruhan Indonesia) dalam praktik jual belinya. Istilah deklaratif, interogatif, dan Untuk itu, peneliti membahasakannya imperatif banyak didefiniskan oleh para dalam bentuk bahasa Indonesia. ahli. Austin (1962: 103) mengkaji suatu Gorys Keraf (1991:203-208), mendefinisikan ketiga tipe kalimat itu. Ia ungkapan atau tuturan dari tiga sudut mengatakan bahwa kalimat berita pandang yang di dasarkan pada macam (deklaratif) adalah kalimat yang makna yang diperhatikan. Ketiga sudut mengandung suatu pengungkapan Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 73 Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 peristiwa atau kejadian. Kalimat kadang pula disertai ucapan ya. Kalimat semacam ini biasanya mengandung suatu tanya pernyataan sesuatu, yang dapat dibuktikan berfungsi untuk sedangkan menanyakan kalimat perintah kebenarannya atau kesalahannya. Kalimat mengharapkan tanggapan yang berupa tanya adalah kalimat yang mengandung tindakan dari orang yang diajak berbicara suatu permintaan agar penanya diberi (Ramlan, 2001:27). informasi mengenai suatu hal. Sementara tersebut dapat itu, yang dimaksud kalimat perintah ialah kalimat dekalaratif ialah kalimat yang kalimat yang mengandung perintah atau hanya mengungkapkan suatu peristiwa permintaan agar orang lain melakukan atau informasi kepada orang lain yang suatu hal yang diinginkan oleh orang hanya dapat dibuktikan kebenaran dan yang memerintah. kekeliruannya Selanjutnya, Bambang Kaswanti Berdasarkan disimpulkan tanpa harus hal bahwa penerima informasi melakukan tindakan apapun. Purwo (1992: 116) mengatakan bahwa Kalimat “kalimat interogatif digunakan untuk menanyakan atau meminta informasi menyampaikan Kalimat kepada orang lain. Kalimat imperatif imperatif digunakan untuk menyatakan ialah kalimat yang mengandung perintah perintah. Kalimat deklaratif atau pertanyaan. digunakan interogatif permintaan berfungsi agar untuk orang lain untuk membuat pernyataan.” Selain itu, melakukan sesuatu sebagaimana yang makna kata deklaratif, interogatif, dan diharapkan pembuat kalimat. Praktiknya, imperatif oleh Ramlan diartikan sebagai ketiga tipe kalimat tersebut bersinergi kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat dalam pengungkapan maksud. Untuk suruh. Ia memberikan keterangan bahwa meminta orang lain melakukan sesuatu berdasarkan fungsinya dalam hubungan tidak harus menggunakan jenis kalimat situasi, kalimat berita berfungsi untuk imperatif memberitahukan sesuatu kepada orang kalimat deklaratif dan interogatif. Hal lain sehingga tanggapan yang diharapkan tersebut dapat dilihat dalam ketiga jenis berupa perhatian seperti tercermin pada tuturan berikut: pandangan (1) “Dik, lampunya mati.” adanya mata yang perhatian. menunjukkan Kadang-kadang perhatian itu disertai anggukan, kadang- tetapi juga dapat dengan (2) “Di lemari ada lampu senter tidak, Dik?” Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 74 Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 (3) “Dik, tolong ambilkan lampu senter sebagaimana disampaikan Soeseno di lemari!” Kartomihardjo Pada tuturan (1) dan (2) dalam mengemukakan bahwa konteks dalam ancangan struktural dianggap sebagai berinteraksi terdiri atas: (1) partisipan, kalimat/tuturan deklaratif dan interogatif. (2) tempat dan waktu, (3) topik, (4) Akan tetapi, dalam kekomunikatifan saluran yang digunakan, (5) kode yang bahasa sebagai digunakan, (6) bentuk pesan dan isi, dan kalimat imperatif yang dikemukakan (7) peristiwa dengan sifat-sifatnaya yang secara tidak langsung oleh penuturnya, khusus, (8) nada pembicaraan. keduanya dianggap yakni kalimat yang mengandung daya Konteks (1992: (1) 26-28) partisipan tuturan ilokusi permintaan agar mitra tutur meliputi peserta tuturan, yakni penutur membawakan yang dan mitra tutur, termasuk status sosial dimaksudkan oleh karena listrik di rumah keduanya, dan hubungan keduanya secara tersebut padam. Jadi, ketiga tipe kalimat pribadi di atas merupakan bentuk pilihan penutur berbicara dan yang diajak berbicara dalam tutur. menjadi pertimbangan penutur dalam Pemilihan tuturan ditata pemakaiannya, menata bentuk tuturannya; Konteks (2) sehingga diperoleh bentuk yang tepat tempat dan waktu meliputi di antaranya menurut pandangan penutur dan hati pagi hari, siang hari, malam mitra tutur. Pemilihan tersebut mulai dari kelas, imperatif yang dianggap berdaya ilokusi menentukan juga pilihan bahasa yang paling rendah hingga imperatif berdaya digunakan. Bahasa dalam suasana ilokusi paling tinggi. Kalimat langsung keakraban tentunya berbeda dengan (imperatif) dianggap berdaya ilokusi suasana formal; Konteks (3) topik ialah tinggi. tak hal yang dibicarakan dalam interaksi. langsungnya (interogatif dan deklaratif) Dengan menggunakan dan memahami diketahui sebagai kalimat yang berdaya topik tertentu interaksi dapat berjalan ilokusi rendah dan paling rendah. dengan lampu menindakkan Sedangkan, senter mitra kalimat Penataan tuturan tentunya tak dapat dipisahkan sebagai dari konteks pijakannya. situasional Hymes (1964) dan di kedinasan. pasar, baik. pendidikan, sebagainya di Siapa ruang Topik olah pembangunan, dapat menjadi yang hari, di sidang, raga, dan bahan pembicaraan. Sehingga peserta tuturan Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 75 Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 tidak akan menyimpang pembicaraannya; pembicaraan meliputi nada serius, santai, Konteks (4) saluran yang digunakan atau sinis, kasar, dan lain-lain. Kedelapan media yang menjembatani tersampaikan jenis konteks tersebut mempengaruhi tuturan. Media tersebut dapat melalui interaksi lisan, tulisan, isyarat, kentongan, dan Komunikasi sebagainya; Konteks (5) kode yang konteks. Jika konteks terabaikan, maka digunakan atau bahasa yang dipilah oleh akan sulit didapat komitmen pikiran dan penutur. Bahasa daerah atau bahasa perilaku. penutur dan tidak mitra akan tutur. lepas dari Indonesia dapat menjadi pemersatu atau pembatas antara penutur dengan mitra 2. METODE PENELITIAN tutur. Dalam berinteraksi dengan lapisan masyarakat tentunya ini menggunakan ada pendekatan kualitatif dengan metode kesepahaman antara pengguna bahasa. deskriptif. Data yang diperoleh dianalisis Bahasa yang digunakan adalah yang secara mendalam kemudian disajikan diterima menimbulkan dengan lugas. Dalam hal ini, Fatimah keakraban; Konteks (6) bentuk pesan dan Djajasudarma (1993: 10) mengatakan isi meliputi bentuk tuturan sekaligus bahwa metodologi kualitatif merupakan isinya. prosedur atau harus Penelitian yang Terkadang maksud yang yang menghasilkan data disampaikan dapat dalam bentuk lirik deskriptif berupa data tertulis atau data yang lisan. memiliki nuansa pemberitahuan, sebagaianya, atau isi berupa permintaan dan kepustakaan parameter digunakan kajian tuturan bentuk imperatif. Pengumpulan data dilakukan karangan, khutbah, ceramah, dan lain- melalui metode pengamatan (observasi) lain. Konteks (7) peristiwa dengan sifat- dan teknik perekaman. Mahsun (2010: sifatnya yang khusus, dalam hal ini 92) sebuah pengamatan kegiatan dalam sebagai Studi dapat diisi atau mengatakan bahwa (observasi) metode dilakukan berdampingan dengan kegiatan lainnya. dengan mengamati pemakaian bahasa Seperti pengajian ibu-ibu yang diisi pula dengan dengan kegiatan arisan, atau kegiatan praktiknya, pengajaran yang kerap diselingi dengan diwujudkan humor; mencatat. Perekaman dilakukan dengan Terakhir konteks (8) nada teknik perekaman. metode dengan Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Dalam pengamatan ini merekam dan 76 Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 tidak berpartisipasi ketika merekam imperatifnya menggunakan imperatif pemakaian bahasa dalam bertindak tutur. langsung dan imperatif tak langsung. Sementara Bentuk itu, pencatatan dilakukan imperatif langsung yang dengan mencatat hal-hal yang relevan digunakan pedagang dalam berinteraksi dengan dengan keperluan penelitian, seperti pembeli berupa partisipan tuturan, topik pembicaraan, persilaan, imperatif lokasi, imperatif berupa dan bahasa yang dipakai partisipan. imperatif permintaan, saran. dan Sedangkan, bentuk tuuran imperatif tak langsungnya ialah imperatif saran dalam bentuk pertanyaan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelumnya telah dipaparkan bahwa dan penginformasian. Sementara itu bentuk imperatif tuturan data-data dalam penelitian ini merupakan yang tuturan beli imperatif masyarakat Pasar yang berlokasi di imperatif Pasarbaru imperatif permintaan dalam konstruk pada komunikasi jual Kecamatan Kedondong diujarkan oleh pembeli permintaan. tak ialah Kemudian, langsungnya berupa Kabupaten Pesawaran. Ketertarikan pada pertanyaan dan penginformasian. lokasi tersebut adalah keragaman suku 1) Tuturan imperatif langsung dan tak pedagang dan komunikasi yang ada di langsung lokasi kedondong tersebut. Bahasan penelitian mengenai makna imperatif dalam tuturan yang diujarkan penjual dan pembeli. Informasi konteks memperjelas dipaparkan maksud guna komunikasi. pedagang di pasar a. Tuturan Imperatif langsung. Informasi mengenai tuturan imperatif langsung para pedagang di lokasi Pasar Kedondong dapat dilihat pada tiga Beragam tuturan yang diperoleh dan tuturan di bawah ini: memiliki kesamaan (1) Untuk ini, Bu? Kalau untuk ini yang bentuknya yang dipilih dianggap satu mewakili ini saja, Bu! tuturan lain. Hal ini peneliti lakukan (2) Mampir dulu, Bu, lihat-lihat! untuk menghindari kemonotonan data. (3) Jangan, Bu! Saya mengambil dari Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan baik pedagang maupun pembeli dalam menata tuturan petaninya mahal. Tuturan (1) di atas diujarkan oleh seorang pedagang baju kepada ibu dan Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 77 Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 anak yang masih memilah-milah baju untuk pakaian hari raya Idul Fitri. Konstruksi tuturan yang digunakan (5) Kalau model ini, bagaimana? Tuturan (4) di atas dituturkan oleh pedagang kain kepada pedagang adalah bentuk tuturan saran Secara agar pembeli tertarik dengan pakaian termasuk ke dalam tuturan deklaratif, yang disarankan cocok oleh pedagang. yakni Pada tuturan (2) di atas dianggap sebagai memiliki tuturan pembelinya. imperatif persilaan. Tuturan konstruk, pembelinya. tuturan menginformasikan motif tersebut kain bagus Namun, yang kepada secara konteks tersebut diujarkan oleh pedagang barang komunikasi, tuturan tersebut ialah bentuk pecah belah kepada salah seorang ibu imperatif tak langsung, yaitu imperatif yang berjalan seraya memperhatikan berupa saran kepada pembeli untuk banyak dagangan yang ada di sekitarnya. mengambil kain kuning bermotif yang Dalam menawarkan barang dagangannya, ditawarkan. Pada tuturan (5) ujaran pedagang menyilakan siapa saja yang tersebut dianggap sebagai calon pembeli untuk imperatif tak langsung bentuk interogatif mampir atau berupa pertanyaan. Akan tetapi dan melihat-lihat barang dianggap komunikasi sebagai tuturan dagangannya. Tuturan (3) ujaran di atas konteks diucapkan oleh pedagang sayuran kepada bahwa pembeli. Tuturan tersebut merupakan tuturan imperatif bentuk saran pedagang bentuk imperatif permintaan pedagang busana muslim kepada pembelinya. tuturan memperlihatkan tersebut merupakan agar pembeli tidak menawar barang dagangannya dari harga yang telah disepakati sebelumnya. 2) Tuturan imperatif langsung dan tak langsung pembeli di pasar kedondong. a. Tuturan imperatif langsung. b. Tuturan imperatif tak langsung. Bentuk tuturan imperatif tak langsung Bentuk tuturan imperatif langsung pembeli di pasar Kedondong dapat dilihat pedagang di pasar Kedondong terdiri sebagi berikut: dalam bentuk tuturan deklaratif dan (6) Cik, minta sirup ABC nya 6, rokok interogatif pada tuturan berikut: jayanya 2 pak, terigu 2 kg, gulanya 1 (4) Yang warna kuning motifnya bagus kg! lho, Bu. (7) Timbang ini sekilo, bu! Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 78 Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 Tuturan (6) di atas diujarkan oleh pembeli barang sembako kepada barang yang akan dia belinya. Namun, bentuk tersebut dalam konteks pedagang yang beretnis Cina. Tuturan di komunikasi terpatahkan. Tuturan di atas atas merupakan bentuk tuturan imperatif bukan semata menginformasikan bahwa langsung, permintaan pembeli akan membeli barang yang telah pembeli kepada kepada pedagang untuk ditentukan tetapi juga merupakan bentuk segera menyediakan barang-barang yang imperatif permintaan kepada pedagang dimaksudkan dan langsung bertransaksi. untuk Pada tuturan (7) di atas pembeli meminta barang yang dimaksudkan. Tidak berbeda kepada pedagang buah-buahan untuk dengan tuturan (9), tuturan tersebut juga menimbangkan merupakan yakni berupa jeruk yang telah segera menyediakan tuturan sejumlah yang semata bukan ditentukannya. Meski permintaan dalam menginformasikan bahwa bentuk kata dasar ‘timbang’ bukan dalam pembeli akan membeli lauk kepada bentuk ‘timbangkan’ namun konteks pedagang ikan. Tuturan (9) merupakan komunikasi menjadikan tuturan tersebut juga tuturan imperatif bentuk permintaan sebagai tuturan imperatif. agar pedagang segera menimbangkan barang dagangan yang disebutkan. b. Tuturan imperatif tak langsung. Selanjutnya, tuturan (10) merupakan Bentuk tuturan imperatif tak langsung bentuk tuturan berupa pertanyaan pada pembeli berupa tuturan deklaratif pembeli kepada penjual sirup. Layaknya, dan tuturan interogatif. pada tuturan (8) dan (9) tuturan itu juga (8) Ketumbar 2 renteng, kacang tanahnya ½ kg. merupakan bentuk tuturan imperatif tak langsung. Pembeli bukan semata-mata (9) Bu, ikannya saya ambil 2 kg saja. mananyakan ada atau tidaknya biang (10) Warna hijaunya masih ada, Bu? minuman ‘sirup’ kepada pedagang, ia (11) Yang isi abon berapa sekilo? juga Pada tuturan (8) di atas, jika diamati secara kontsruk merupakan meminta pedagang untuk mengambilkan barang dagangan yang bentuk dimaksudkan yang letaknya jauh dari tuturan yang berisi informasi, yaitu pembeli. Hal tersebut juga berlaku pada informasi penjual tuturan (11) di atas. Pada tuturan tersebut sejumlah pembeli bukan semata-mata menanyakan pembeli rempah-rempah kepada terhadap Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 79 Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 kue kering yang berisi abon daging sapi informasi dan pertanyaan. Berkomunikasi kepada pedagang tetapi juga meminta memerlukan sejumlah pengetahuan atau pedagang untuk menyiapkan panganan disebut juga konteks komunikasi. Melalui yang dimaksudkan pembeli. konteks, Hasil kajian pada data-data yang telah diperoleh, komunikasi diketahui antara bahwa penjual komunikasi yang dikemas dalam bentuk berbeda atau tak langsung akan dapat diramalkan. untuk menawarkan barang dagangannya dan pembeli untuk memperoleh barang yang diinginkannya maksud menggunakan bentuk tuturan imperatif baik secara langsung maupun tidak langsung. Keseluruhan 5. DAFTAR PUSTAKA Bambang Kaswanti Purwo. 1992. Pragmatik di dalam Pengajaran Bahasa Indonesia: Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Sinar Harapan bentuk tuturan tersebut dapat diamati Gorys Keraf. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia (untuk Tingkat Pendidikan Menengah). Jakarta: Grasindo. melalui konteks komunikasi. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi jual beli di pasar Kedondong menggunkan tuturan bentuk imperatif langsung dan tak langsung. Bentuk Imperatif langsung pada tuturan pedagang bermakna imperatif persilaan, imperatif permintaan, dan imperatif saran. Sedangkan, bentuk imperatif tak langsungnya bermakna imperatif saran dalam bentuk informasi dan pertanyaan. Hymes, Dell (Ed). 1964. Language In Culture and Society. New York: Harper and Row. I Dewa Putu Wijana,. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI. J. L. Austin. 1962. How to Do Things with Words. Newyork: Oxford University Press. M. Ramlan, 2001. Sintaksis (cetakan kedelapan). Yogyakarta: Karyono. Mahsun. 2010. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Pada pembeli, tuturan imperatif langsung bermakna imperatif permintaan. Begitu juga imperatif tak langsungnya bermakna imperatif permintaan dalam bentuk Rahmanto, B. & I Praptomo Baryadi. 1988. 25 Tahun JPBSI: Bunga Rampai Bahasa, Sastra dan Pengajarannya. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 80 Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81 Soeseno Kartomihardjo. 1992. Analisis Wacana dan Penerapannya. Pidato Ilmiah dalam Rangka Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang: IKIP Malang. T. Fatimah Djajasudarma. 1993. Metode linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT ERESCO Anggota IKAPI. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 81