pengungkapan makna imperatif dalam komunikasi jual beli

advertisement
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
PENGUNGKAPAN MAKNA IMPERATIF DALAM
KOMUNIKASI JUAL BELI
Izhar
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
email: [email protected]
Abstract
The speech form that communicates imperatively is not only interpreted as command
utterances, but also has other meanings of imperative. Especially when a speech
communicates indirectly, certainly need to know the hidden imperative. This study
illustrates how important to understand the meaning of imperative that contains in
various communications, including trading communications in order to obtain the
purpose of communication straightly. This study uses qualitative approach with
descriptive methods. The data was analyzed in depth and then presented straightly.
The data of this study is the seller / buyer utterances in Pasarbaru Kedondong
Pesawaran District of Lampung Province. The result of this study showed that
imperative meaning of contradiction, requests, and suggestions always used in
communication and selling.
Key Words: Imperative, Declarative, Interrogative, Context of Situation.
kalimat suruh atau kalimat perintah,
1. PENDAHULUAN
Secara struktural dasar kalimat dalam
bertutur
dibedakan
atas
kalimat
deklaratif, interogatif, dan imperatif.
Kalimat
deklaratif
pernyataan,
informasi
yakni
kepada
disebut
kalimat
mendeskripsikan
mitra
tutur
dan
yakni kalimat yang mengharapkan agar
mitra
tutur
melakukan
apa
yang
disaratkan oleh penutur.
Sebagai dasar kalimat ketiganya
dipisahkan
dalam
penggunaannya.
Akan
tetapi,
bertutur
dinilai benar dan salahnya. Kalimat
maksud yang sama. Kalimat deklaratif
interogatif dimaknai sebagai kalimat
yang berisi pernyataan dan kalimat
tanya, yakni kalimat yang mengharapkan
interogatif
yang
mitra tutur untuk dapat memberikan
terkadang
memiliki
informasi
Dalam
diperlukan
penutur.
Sedangkan, kalimat imperatif merupakan
dapat
dalam
merupakan kalimat yang hanya dapat
yang
ketiganya
ancangan
memuat
menindak
daya
memiliki
pertanyaan
imperatif.
seseorang
untuk
melakukan sesuatu bukan hanya dapat
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
71
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
menggunakan kalimat yang langsung
dampak yang timbul pada pendengarnya
merujuk pada imperatif tetapi juga dapat
terhadap tindak tutur yang dilakukan oleh
menggunakan
penuturnya. Makna yang ditimbulkan
kalimat
tak
langsung,
yakni deklaratif dan interogatif. Artinya,
tindak
dalam lingkup situasional atau secara
perlokusi” (perllocutionary meaning).
fungsi wujud kalimat-kalimat tersebut
berbaur.
perlokusi
Sebagai
adalah
bagian
dari
“makna
kehidupan
bermasyarakat, wujud imperatif dapat
Selain itu, sebagai bagian dari tindak
ditemui
dalam
tuturan
jual
tutur, imperatif tidak terlepas dari tindak
masyarakat
lokusi, ilokusi dan perlokusi. Sebagai
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.
tindak tutur lokusi, imperatif dimaknai
Pasar yang menjadi lingkup penelitian ini
dasar pernyataan. Sebagai tindak ilokusi,
merupakan lokasi yang strategis baik dari
imperatif
yang
entitas isi dan bahasa yang digunakan.
disampaikan kepada mitra tutur. Sebagai
Dari entitas isi, pasar tersebut ramai
tindak perlokusi, imperatif bertemali
dipenuhi oleh berbagai pedagang dan
dengan maksud yang ditimbulkan sebagai
pembeli
akibat tindak ilokusi. Hal ini sebagaimana
kecamatan. Beragam suku dan bahasa
yang dikemukan oleh Fraser dalam
daerah muncul dalam komunikasi jual
Rahmanto, B. & I Praptomo Baryadi
belinya. Tentunya, bentuk komunikasi
(1988)
menyatakan
“sebagai
juga bervariasi. Dalam berkomunikasi,
tindak
lokusi,
merupakan
baik penjual maupun pembeli masing-
dimaknai
maksud
bahwa
imperatif
Pasarbaru
beli
dari
berbagai
tempat
masing
imperatif atau sering disebut “makna
maksud
lokusi” (locutionary meaning). Sebagai
berterima dan sesuai dengan harapan
tindak
sebenarnya
mereka. Fenomena yang terjadi, masing-
merupakan maksud atau dampak yang
masing dari keduanya memilih bentuk
ditimbulkan oleh penutur atau perintah.
pengungkapan
Makna yang ditimbulkan oleh tindak
variasi bentuk bahasa digunakan, banyak
ilokusi
ilokusi”
di antara mereka yang mengungkapkan
(illocutionary meaning). Sebagai tindak
dalam bentuk imperatif langsung, namun
perlokusi, imperatif berkaitan dengan
tidak sedikit juga yang memilih imperatif
adalah
imperatif
“makna
yang
kepentingan
dan
pernyataan makna dasar dari konstruksi
ilokusi,
memiliki
Kedondong
diungkapkan
tuturannya.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
agar
dapat
Beragam
72
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
dalam
bentuk
ketaklangsungannya.
pandangan itu menghasilkan tindak tutur
Melihat beragamnya pemilihan bentuk
lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak
bahasa yang digunakan dan bervariasinya
Lokusi untuk menyatakan sesuatu, ilokusi
pedagang dan pembeli baik secara entitas
selain
suku, bahasa, dan barang dagangan, maka
melakukan
berdasarkan hal tersebut, kiranya layak
merupakan efek atau pengaruh dari
dijadikan sebagai pertimbangan dasar
mengatakan sesuatu. Searle di dalam
penelitian dan kajian fungsi komunikasi
Wijana (1996: 17) mengemukakan bahwa
dalam
secara pragmatis setidak-tidaknya ada
bentuk
tuturan
imperatif
mengatakan
sesuatu,
dan
perlokusi
tiga
bukan hanya menyatakan sesuatu secara
diwujudkan oleh seorang penutur, yakni
langsung agar orang lain melakukan
tindak lokusi (locutionary act), tindak
sesuatu. Situasi menjadi pijakan penataan
ilokusi (illocutionary act), dan tindak
tuturan yang perlu dipertimbangkan,
perlokusi (perlocutionary act).
pemilihan
tuturan
tidak
langsung.
tindakan
atau
merupakan hal yang penting. Bertutur
termasuk
jenis
sesuatu
yang
dapat
Dalam bertutur, selain menyatakan
sesuatu, tuturan juga mengimplikasikan
Artikel ini akan mengkaji bagaimana
pengungkapan
imperatif
sesuatu
dan
dampaknya,
terdapat
dalam
tindakan yang dilakukan sebagai akibat
komunikasi jual beli di Pasar Kedondong
implikasi tuturan tersebut. Ketiga tuturan
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.
tersebut
Penutur bahasa di pasar tersebut kerap
berbentuk
kepada
menggunakan bahasa mereka (Indonesia,
perntayaan
(deklaratif),
Lampung,
Jawa,
(interogatif)
Semendo, dan Cina yang memilih bahasa
(imperatif).
Padang,
Sunda,
dalam
penerapannya
dan
lebih
tuturan/kalimat
pertanyaan
perintah/suruhan
Indonesia) dalam praktik jual belinya.
Istilah deklaratif, interogatif, dan
Untuk itu, peneliti membahasakannya
imperatif banyak didefiniskan oleh para
dalam bentuk bahasa Indonesia.
ahli.
Austin (1962: 103) mengkaji suatu
Gorys
Keraf
(1991:203-208),
mendefinisikan ketiga tipe kalimat itu. Ia
ungkapan atau tuturan dari tiga sudut
mengatakan
bahwa
kalimat
berita
pandang yang di dasarkan pada macam
(deklaratif)
adalah
kalimat
yang
makna yang diperhatikan. Ketiga sudut
mengandung
suatu
pengungkapan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
73
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
peristiwa
atau
kejadian.
Kalimat
kadang pula disertai ucapan ya. Kalimat
semacam ini biasanya mengandung suatu
tanya
pernyataan
sesuatu,
yang
dapat
dibuktikan
berfungsi
untuk
sedangkan
menanyakan
kalimat
perintah
kebenarannya atau kesalahannya. Kalimat
mengharapkan tanggapan yang berupa
tanya adalah kalimat yang mengandung
tindakan dari orang yang diajak berbicara
suatu permintaan agar penanya diberi
(Ramlan,
2001:27).
informasi mengenai suatu hal. Sementara
tersebut
dapat
itu, yang dimaksud kalimat perintah ialah
kalimat dekalaratif ialah kalimat yang
kalimat yang mengandung perintah atau
hanya mengungkapkan suatu peristiwa
permintaan agar orang lain melakukan
atau informasi kepada orang lain yang
suatu hal yang diinginkan oleh orang
hanya dapat dibuktikan kebenaran dan
yang memerintah.
kekeliruannya
Selanjutnya,
Bambang
Kaswanti
Berdasarkan
disimpulkan
tanpa
harus
hal
bahwa
penerima
informasi melakukan tindakan apapun.
Purwo (1992: 116) mengatakan bahwa
Kalimat
“kalimat interogatif digunakan untuk
menanyakan atau meminta informasi
menyampaikan
Kalimat
kepada orang lain. Kalimat imperatif
imperatif digunakan untuk menyatakan
ialah kalimat yang mengandung perintah
perintah. Kalimat deklaratif
atau
pertanyaan.
digunakan
interogatif
permintaan
berfungsi
agar
untuk
orang
lain
untuk membuat pernyataan.” Selain itu,
melakukan sesuatu sebagaimana yang
makna kata deklaratif, interogatif, dan
diharapkan pembuat kalimat. Praktiknya,
imperatif oleh Ramlan diartikan sebagai
ketiga tipe kalimat tersebut bersinergi
kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat
dalam pengungkapan maksud. Untuk
suruh. Ia memberikan keterangan bahwa
meminta orang lain melakukan sesuatu
berdasarkan fungsinya dalam hubungan
tidak harus menggunakan jenis kalimat
situasi, kalimat berita berfungsi untuk
imperatif
memberitahukan sesuatu kepada orang
kalimat deklaratif dan interogatif. Hal
lain sehingga tanggapan yang diharapkan
tersebut dapat dilihat dalam ketiga jenis
berupa perhatian seperti tercermin pada
tuturan berikut:
pandangan
(1) “Dik, lampunya mati.”
adanya
mata
yang
perhatian.
menunjukkan
Kadang-kadang
perhatian itu disertai anggukan, kadang-
tetapi
juga
dapat
dengan
(2) “Di lemari ada lampu senter tidak,
Dik?”
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
74
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
(3) “Dik, tolong ambilkan lampu senter
sebagaimana
disampaikan
Soeseno
di lemari!”
Kartomihardjo
Pada tuturan (1) dan (2) dalam
mengemukakan bahwa konteks dalam
ancangan struktural dianggap sebagai
berinteraksi terdiri atas: (1) partisipan,
kalimat/tuturan deklaratif dan interogatif.
(2) tempat dan waktu, (3) topik, (4)
Akan tetapi, dalam kekomunikatifan
saluran yang digunakan, (5) kode yang
bahasa
sebagai
digunakan, (6) bentuk pesan dan isi, dan
kalimat imperatif yang dikemukakan
(7) peristiwa dengan sifat-sifatnaya yang
secara tidak langsung oleh penuturnya,
khusus, (8) nada pembicaraan.
keduanya
dianggap
yakni kalimat yang mengandung daya
Konteks
(1992:
(1)
26-28)
partisipan
tuturan
ilokusi permintaan agar mitra tutur
meliputi peserta tuturan, yakni penutur
membawakan
yang
dan mitra tutur, termasuk status sosial
dimaksudkan oleh karena listrik di rumah
keduanya, dan hubungan keduanya secara
tersebut padam. Jadi, ketiga tipe kalimat
pribadi
di atas merupakan bentuk pilihan penutur
berbicara dan yang diajak berbicara
dalam
tutur.
menjadi pertimbangan penutur dalam
Pemilihan tuturan ditata pemakaiannya,
menata bentuk tuturannya; Konteks (2)
sehingga diperoleh bentuk yang tepat
tempat dan waktu meliputi di antaranya
menurut pandangan penutur dan hati
pagi hari, siang hari, malam
mitra tutur. Pemilihan tersebut mulai dari
kelas,
imperatif yang dianggap berdaya ilokusi
menentukan juga pilihan bahasa yang
paling rendah hingga imperatif berdaya
digunakan.
Bahasa
dalam
suasana
ilokusi paling tinggi. Kalimat langsung
keakraban
tentunya
berbeda
dengan
(imperatif) dianggap berdaya ilokusi
suasana formal; Konteks (3) topik ialah
tinggi.
tak
hal yang dibicarakan dalam interaksi.
langsungnya (interogatif dan deklaratif)
Dengan menggunakan dan memahami
diketahui sebagai kalimat yang berdaya
topik tertentu interaksi dapat berjalan
ilokusi rendah dan paling rendah.
dengan
lampu
menindakkan
Sedangkan,
senter
mitra
kalimat
Penataan tuturan tentunya tak dapat
dipisahkan
sebagai
dari
konteks
pijakannya.
situasional
Hymes
(1964)
dan
di
kedinasan.
pasar,
baik.
pendidikan,
sebagainya
di
Siapa
ruang
Topik
olah
pembangunan,
dapat
menjadi
yang
hari, di
sidang,
raga,
dan
bahan
pembicaraan. Sehingga peserta tuturan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
75
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
tidak akan menyimpang pembicaraannya;
pembicaraan meliputi nada serius, santai,
Konteks (4) saluran yang digunakan atau
sinis, kasar, dan lain-lain. Kedelapan
media yang menjembatani tersampaikan
jenis konteks tersebut mempengaruhi
tuturan. Media tersebut dapat melalui
interaksi
lisan, tulisan, isyarat, kentongan, dan
Komunikasi
sebagainya; Konteks (5) kode yang
konteks. Jika konteks terabaikan, maka
digunakan atau bahasa yang dipilah oleh
akan sulit didapat komitmen pikiran dan
penutur. Bahasa daerah atau bahasa
perilaku.
penutur
dan
tidak
mitra
akan
tutur.
lepas
dari
Indonesia dapat menjadi pemersatu atau
pembatas antara penutur dengan mitra
2. METODE PENELITIAN
tutur. Dalam berinteraksi dengan lapisan
masyarakat
tentunya
ini
menggunakan
ada
pendekatan kualitatif dengan metode
kesepahaman antara pengguna bahasa.
deskriptif. Data yang diperoleh dianalisis
Bahasa yang digunakan adalah yang
secara mendalam kemudian disajikan
diterima
menimbulkan
dengan lugas. Dalam hal ini, Fatimah
keakraban; Konteks (6) bentuk pesan dan
Djajasudarma (1993: 10) mengatakan
isi meliputi bentuk tuturan sekaligus
bahwa metodologi kualitatif merupakan
isinya.
prosedur
atau
harus
Penelitian
yang
Terkadang
maksud
yang
yang
menghasilkan
data
disampaikan dapat dalam bentuk lirik
deskriptif berupa data tertulis atau data
yang
lisan.
memiliki
nuansa
pemberitahuan,
sebagaianya,
atau
isi
berupa
permintaan
dan
kepustakaan
parameter
digunakan
kajian
tuturan
bentuk
imperatif. Pengumpulan data dilakukan
karangan, khutbah, ceramah, dan lain-
melalui metode pengamatan (observasi)
lain. Konteks (7) peristiwa dengan sifat-
dan teknik perekaman. Mahsun (2010:
sifatnya yang khusus, dalam hal ini
92)
sebuah
pengamatan
kegiatan
dalam
sebagai
Studi
dapat
diisi
atau
mengatakan
bahwa
(observasi)
metode
dilakukan
berdampingan dengan kegiatan lainnya.
dengan mengamati pemakaian bahasa
Seperti pengajian ibu-ibu yang diisi pula
dengan
dengan kegiatan arisan, atau kegiatan
praktiknya,
pengajaran yang kerap diselingi dengan
diwujudkan
humor;
mencatat. Perekaman dilakukan dengan
Terakhir
konteks
(8)
nada
teknik
perekaman.
metode
dengan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Dalam
pengamatan
ini
merekam
dan
76
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
tidak
berpartisipasi
ketika
merekam
imperatifnya
menggunakan
imperatif
pemakaian bahasa dalam bertindak tutur.
langsung dan imperatif tak langsung.
Sementara
Bentuk
itu,
pencatatan
dilakukan
imperatif
langsung
yang
dengan mencatat hal-hal yang relevan
digunakan pedagang dalam berinteraksi
dengan
dengan
keperluan
penelitian,
seperti
pembeli
berupa
partisipan tuturan, topik pembicaraan,
persilaan,
imperatif
lokasi,
imperatif
berupa
dan
bahasa
yang
dipakai
partisipan.
imperatif
permintaan,
saran.
dan
Sedangkan,
bentuk tuuran imperatif tak langsungnya
ialah imperatif saran dalam bentuk
pertanyaan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelumnya telah dipaparkan bahwa
dan
penginformasian.
Sementara itu bentuk imperatif tuturan
data-data dalam penelitian ini merupakan
yang
tuturan
beli
imperatif
masyarakat Pasar yang berlokasi di
imperatif
Pasarbaru
imperatif permintaan dalam konstruk
pada
komunikasi
jual
Kecamatan
Kedondong
diujarkan
oleh
pembeli
permintaan.
tak
ialah
Kemudian,
langsungnya
berupa
Kabupaten Pesawaran. Ketertarikan pada
pertanyaan dan penginformasian.
lokasi tersebut adalah keragaman suku
1) Tuturan imperatif langsung dan tak
pedagang dan komunikasi yang ada di
langsung
lokasi
kedondong
tersebut.
Bahasan
penelitian
mengenai makna imperatif dalam tuturan
yang diujarkan penjual dan pembeli.
Informasi
konteks
memperjelas
dipaparkan
maksud
guna
komunikasi.
pedagang
di
pasar
a. Tuturan Imperatif langsung.
Informasi mengenai tuturan imperatif
langsung para pedagang di lokasi Pasar
Kedondong dapat
dilihat
pada
tiga
Beragam tuturan yang diperoleh dan
tuturan di bawah ini:
memiliki
kesamaan
(1) Untuk ini, Bu? Kalau untuk ini yang
bentuknya
yang
dipilih
dianggap
satu
mewakili
ini saja, Bu!
tuturan lain. Hal ini peneliti lakukan
(2) Mampir dulu, Bu, lihat-lihat!
untuk menghindari kemonotonan data.
(3) Jangan, Bu! Saya mengambil dari
Berdasarkan
penelitian
yang
dilaksanakan baik pedagang maupun
pembeli
dalam
menata
tuturan
petaninya mahal.
Tuturan (1) di atas diujarkan oleh
seorang pedagang baju kepada ibu dan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
77
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
anak yang masih memilah-milah baju
untuk pakaian hari raya Idul Fitri.
Konstruksi
tuturan
yang
digunakan
(5) Kalau model ini, bagaimana?
Tuturan (4) di atas dituturkan oleh
pedagang
kain
kepada
pedagang adalah bentuk tuturan saran
Secara
agar pembeli tertarik dengan pakaian
termasuk ke dalam tuturan deklaratif,
yang disarankan cocok oleh pedagang.
yakni
Pada tuturan (2) di atas dianggap sebagai
memiliki
tuturan
pembelinya.
imperatif
persilaan.
Tuturan
konstruk,
pembelinya.
tuturan
menginformasikan
motif
tersebut
kain
bagus
Namun,
yang
kepada
secara
konteks
tersebut diujarkan oleh pedagang barang
komunikasi, tuturan tersebut ialah bentuk
pecah belah kepada salah seorang ibu
imperatif tak langsung, yaitu imperatif
yang berjalan seraya memperhatikan
berupa saran kepada pembeli untuk
banyak dagangan yang ada di sekitarnya.
mengambil kain kuning bermotif yang
Dalam menawarkan barang dagangannya,
ditawarkan. Pada tuturan (5) ujaran
pedagang menyilakan siapa saja yang
tersebut
dianggap sebagai calon pembeli untuk
imperatif tak langsung bentuk interogatif
mampir
atau berupa pertanyaan. Akan tetapi
dan
melihat-lihat
barang
dianggap
komunikasi
sebagai
tuturan
dagangannya. Tuturan (3) ujaran di atas
konteks
diucapkan oleh pedagang sayuran kepada
bahwa
pembeli. Tuturan tersebut merupakan
tuturan imperatif bentuk saran pedagang
bentuk imperatif permintaan pedagang
busana muslim kepada pembelinya.
tuturan
memperlihatkan
tersebut
merupakan
agar pembeli tidak menawar barang
dagangannya dari harga yang telah
disepakati sebelumnya.
2) Tuturan imperatif langsung dan tak
langsung pembeli di pasar kedondong.
a. Tuturan imperatif langsung.
b. Tuturan imperatif tak langsung.
Bentuk tuturan imperatif tak langsung
Bentuk tuturan imperatif langsung
pembeli di pasar Kedondong dapat dilihat
pedagang di pasar Kedondong terdiri
sebagi berikut:
dalam bentuk tuturan deklaratif dan
(6) Cik, minta sirup ABC nya 6, rokok
interogatif pada tuturan berikut:
jayanya 2 pak, terigu 2 kg, gulanya 1
(4) Yang warna kuning motifnya bagus
kg!
lho, Bu.
(7) Timbang ini sekilo, bu!
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
78
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
Tuturan (6) di atas diujarkan oleh
pembeli
barang
sembako
kepada
barang yang akan dia belinya. Namun,
bentuk
tersebut
dalam
konteks
pedagang yang beretnis Cina. Tuturan di
komunikasi terpatahkan. Tuturan di atas
atas merupakan bentuk tuturan imperatif
bukan semata menginformasikan bahwa
langsung,
permintaan
pembeli akan membeli barang yang telah
pembeli kepada kepada pedagang untuk
ditentukan tetapi juga merupakan bentuk
segera menyediakan barang-barang yang
imperatif permintaan kepada pedagang
dimaksudkan dan langsung bertransaksi.
untuk
Pada tuturan (7) di atas pembeli meminta
barang yang dimaksudkan. Tidak berbeda
kepada pedagang buah-buahan untuk
dengan tuturan (9), tuturan tersebut juga
menimbangkan
merupakan
yakni
berupa
jeruk
yang
telah
segera
menyediakan
tuturan
sejumlah
yang
semata
bukan
ditentukannya. Meski permintaan dalam
menginformasikan
bahwa
bentuk kata dasar ‘timbang’ bukan dalam
pembeli akan membeli lauk kepada
bentuk ‘timbangkan’ namun konteks
pedagang ikan. Tuturan (9) merupakan
komunikasi menjadikan tuturan tersebut
juga tuturan imperatif bentuk permintaan
sebagai tuturan imperatif.
agar pedagang segera menimbangkan
barang dagangan yang disebutkan.
b. Tuturan imperatif tak langsung.
Selanjutnya, tuturan (10) merupakan
Bentuk tuturan imperatif tak langsung
bentuk
tuturan
berupa
pertanyaan
pada pembeli berupa tuturan deklaratif
pembeli kepada penjual sirup. Layaknya,
dan tuturan interogatif.
pada tuturan (8) dan (9) tuturan itu juga
(8) Ketumbar
2
renteng,
kacang
tanahnya ½ kg.
merupakan bentuk tuturan imperatif tak
langsung. Pembeli bukan semata-mata
(9) Bu, ikannya saya ambil 2 kg saja.
mananyakan ada atau tidaknya biang
(10) Warna hijaunya masih ada, Bu?
minuman ‘sirup’ kepada pedagang, ia
(11) Yang isi abon berapa sekilo?
juga
Pada tuturan (8) di atas, jika diamati
secara
kontsruk
merupakan
meminta
pedagang
untuk
mengambilkan barang dagangan yang
bentuk
dimaksudkan yang letaknya jauh dari
tuturan yang berisi informasi, yaitu
pembeli. Hal tersebut juga berlaku pada
informasi
penjual
tuturan (11) di atas. Pada tuturan tersebut
sejumlah
pembeli bukan semata-mata menanyakan
pembeli
rempah-rempah
kepada
terhadap
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
79
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
kue kering yang berisi abon daging sapi
informasi dan pertanyaan. Berkomunikasi
kepada pedagang tetapi juga meminta
memerlukan sejumlah pengetahuan atau
pedagang untuk menyiapkan panganan
disebut juga konteks komunikasi. Melalui
yang dimaksudkan pembeli.
konteks,
Hasil kajian pada data-data yang
telah
diperoleh,
komunikasi
diketahui
antara
bahwa
penjual
komunikasi
yang
dikemas dalam bentuk berbeda atau tak
langsung akan dapat diramalkan.
untuk
menawarkan barang dagangannya dan
pembeli untuk memperoleh barang yang
diinginkannya
maksud
menggunakan
bentuk
tuturan imperatif baik secara langsung
maupun tidak langsung. Keseluruhan
5. DAFTAR PUSTAKA
Bambang Kaswanti Purwo. 1992.
Pragmatik di dalam Pengajaran
Bahasa
Indonesia:
Berbagai
Pendekatan
dalam
Pengajaran
Bahasa dan Sastra. Jakarta: Sinar
Harapan
bentuk tuturan tersebut dapat diamati
Gorys Keraf. 1991. Tata Bahasa Rujukan
Bahasa Indonesia (untuk Tingkat
Pendidikan Menengah). Jakarta:
Grasindo.
melalui konteks komunikasi.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan
dapat
disimpulkan
bahwa
dalam komunikasi jual beli di pasar
Kedondong menggunkan tuturan bentuk
imperatif langsung dan tak langsung.
Bentuk Imperatif langsung pada tuturan
pedagang bermakna imperatif persilaan,
imperatif
permintaan,
dan
imperatif
saran. Sedangkan, bentuk imperatif tak
langsungnya
bermakna imperatif saran
dalam bentuk informasi dan pertanyaan.
Hymes, Dell (Ed). 1964. Language In
Culture and Society. New York:
Harper and Row.
I Dewa Putu Wijana,. 1996. Dasar-Dasar
Pragmatik. Yogyakarta: ANDI.
J. L. Austin. 1962. How to Do Things
with Words. Newyork: Oxford
University Press.
M. Ramlan, 2001. Sintaksis (cetakan
kedelapan). Yogyakarta: Karyono.
Mahsun. 2010. Metode Penelitian
Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Pada pembeli, tuturan imperatif langsung
bermakna imperatif permintaan. Begitu
juga imperatif tak langsungnya bermakna
imperatif
permintaan
dalam
bentuk
Rahmanto, B. & I Praptomo Baryadi.
1988. 25 Tahun JPBSI: Bunga
Rampai
Bahasa,
Sastra
dan
Pengajarannya. Yogyakarta: IKIP
Sanata Dharma.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
80
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 71-81
Soeseno Kartomihardjo. 1992. Analisis
Wacana dan Penerapannya. Pidato
Ilmiah dalam Rangka Pengukuhan
Guru Besar IKIP Malang: IKIP
Malang.
T. Fatimah Djajasudarma. 1993. Metode
linguistik:
Ancangan
Metode
Penelitian dan Kajian. Bandung: PT
ERESCO Anggota IKAPI.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
81
Download