Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

advertisement
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI MINYAK ATSIRI UMBI
BAWANGMERAH (Allium cepa L.) DAN DAUN KEMANGI (Ocimum americanum L.)
TERHADAPBAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923 SECARA IN VITRO
IN VITRO ANTIBACTERIAL ACTIVITY COMBINATIONS OF ESSENTIAL OILS ONION
BULBS (Allium cepa L.) AND KEMANGI LEAVES (Ocimum americanum L.)
AGAINST Staphylococcus aureus ATCC 25923
Ariani Permatasari, Lia Kusmita, Yuvianti Dwi Franyoto
Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “YAYASAN PHARMASI”
SARI
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen. Salah satu
bakteri patogen penyebab infeksi adalah Staphylococcus aureus. Umbi bawang
merah dan daun kemangi merupakan tanaman yang dapat digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri gram positif Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi efektif kombinasi minyak
atsiri umbi bawang merah (Allium cepa L.) dan daun kemangi (Ocimum
americanum L.) dengan perbandingan kombinasi 1:0; 0:1; 1:1; 1:2 dan 2:1
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923.Hasil
penelitian menunjukkan adanya perbedaan aktivitas antibakteri kombinasi dari
konsentrasi efektif minyak atsiri umbi bawang merah dan daun kemangi dengan
perbandingan 1:0; 0:1;1:1; 2:1 dan 1:2 terhadap pertumbuhan bakteri
Staphlococcus aureus secara berurutan yaitu sebesar 1,057; 1,300; 1,385; 1,354
dan 2,043 cm. Kombinasi dengan perbandingan 1:2 menunjukkan daya hambat
paling besar.
Kata kunci : minyak atsiri, kombinasi, umbi bawang merah, daun kemangi,
Staphylococcus aureus ATCC 25923.
ABSTRACT
Infection is a disease caused by pathogenic microbes. One of the
pathogenic bacteria causing infection is Staphylococcus aureus. Onion bulbs and
kemangi leaves is a plant that can be used to treat bacterial infections of Grampositive Staphylococcus aureus. The purpose of this research was to determine the
different effect of combination from effective concentration of essential oil onion
bulbs (Allium cepa L.) and kemangi leaves (Ocimum americanum L.) with ratio
1:0; 0:1; 1:1; 1:2 and 2:1 against the growth of bacteria Staphylococcus aureus
ATCC 25923. The result showed the existence of differences in the antibacterial
activity of the combination of the effective concentration of essential oils onion
bulbs and kemangi leaves with a ratio of 1:0; 0:1; 1:1; 1:2 and 2:1 against
Staphylococcus aureus growth respectively 1,057; 1,300; 1,385; 1,354 and 2,043
cm. The combination with ratio 1:2showed the greatest inhibition.
Keywords: essential oils, combination, onion
Staphylococcus aureus ATCC 25923.
bulbs,
kemangi
leaves,
949
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
ml/L
PENDAHULUAN
Infeksi
merupakan
masalah
memiliki
terhadap
daya
antibakteri
Staphylococcus
aureus
penting yang banyak dijumpai pada
(Benkeblia, 2004). Daun kemangi
kehidupan sehari-hari. Salah satu
(Ocimum sanctum L.) mengandung
bakteri patogen penyebab infeksi
minyak
adalah
antibakteri
Staphylococcus
aureus
atsiri
yang
bersifat
(Parag
et
(Jawetz et al., 2005). Antibiotik
2010).Minyak
sampai saat ini menjadi obat andalan
memiliki aktivitas antibakteri dengan
dalam kasus-kasus penyakit infeksi
konsentrasi bunuh minimal terhadap
(Akalin, 2002).Semakin meluasnya
Staphylococcus aureus sebesar 0,5%
penggunaan
v/v dan Escherichia coli 0,25% v/v
antibiotik
memiliki
konsekuensi yang tak terhindarkan
yaitu
timbulnya
patogen
daun
al.,
kemangi
(Maryati dan Rahayu, 2007).
yang
Minyak atsiri umbi bawang
resisten antibiotik (Gilman, 2008).
merah dan daun kemangi secara
Adanya bakteri yang resisten tehadap
tunggal memiliki aktivitas terhadap
antibakteri mendorong pentingnya
bakteri gram positif Staphylococcus
penggalian
aureus, maka dilakukan penelitian
sumber
antimikroba
obat-obatan
dari
bahan
alam
(Hertiani et al., 2003).
untuk
mengetahui
antibakteri kombinasi minyak atsiri
Umbi bawang merah (Allium
umbi
bawang merah
cepa L.) dan daun kemangi (Ocimum
kemangi
sp) merupakan tanaman yang dapat
bakteri
digunakan untuk mengobati infeksi
ATCC 25923.
akibat
bakteri
Staphylococcus
gram
aktivitas
terhadap
dan daun
pertumbuhan
Staphylococccus
aureus
positif
aureus(Surono,
METODE PENELITIAN
2013; Parag et al., 2010). Menurut
Sampel yang digunakan adalah
Ambarwati dan Yudono (2003),
minyak atsiriumbi bawang merah
umbi bawang merah mengandung
dan daun kemangi dengan kombinasi
senyawa
menggunakan
aliin
dan allisin
yang
bersifat bakterisida. Minyak atsiri
masing-masing
bawang merah dengan konsentrasi 50
atsirinya.
perbandingan
dari
konsentrasiminyak
Teknik
sampling
950
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
menggunakan teknik sampling acak
digunakan
(random
dengan
merah, daun kemangi, aquadest,
menganggap setiap bagian minyak
MSA (Mannitol Salt Agar), NB
atsiri yang dihasilkan mempunyai
(Nutrient Broth), Mc Farland, NA
kesempatan yang sama untuk diuji.
(Nutrient
Variabel Bebas adalah konsentrasi
Staphylococcus aureusATCC 25923,
efektif minyak atsiriumbi bawang
aquadest, NaCl 0,9%, kloroform p.a,
merah 2,5% dan daun kemangi1%
metanol p.a, anisaldehid-asam sulfat,
dengan perbandingankombinasi 1:1;
cakram kloramfenikol, DMSO 10%.
sampling),
2:1 dan 1:2. Variabel Terikat yaitu
pertumbuhan
bakteri
yaitu
umbi
bawang
Agar),
Proses
bakteri
ekstraksi
yang
gram
digunakan adalah destilasi air. Umbi
aureuspada
bawang merah yang telah dikupas
media MSA (Mannitol Salt Agar)
dan dicuci bersih ditimbang 1000 g,
diukur dengan berbagai diameter
dipotong-potong
zona hambatan yang terbentuk dalam
dimasukkan kedalam labu alas bulat
sentimeter.Variabel
dan
positifStaphylococcus
Terkontrol
ditambah
kemudian
dengan
aquadest
adalah suhu destilasi 100oC, media
sampai terendam semua, didestilasi
untuk
bakteri
selama 2 jam setelah suhu mencapai
ATCC
100oC. Destilat dimasukkan kedalam
pertumbuhan
Staphylococcus
aureus
25923yaitu media Mannitol Salt
corong
Agar (MSA), Nutrient Agar (NA),
ditambahkan kloroform sebanyak 4 x
dan
Nutrient
pisah.
Kemudian
Broth
(NB),
5 ml, digojog selama 15menit dan
penimbangan/pengambilan
sampel
didiamkan hingga terlihat dua lapisan
uji, suhu inkubasi 37 oC dan waktu
terpisah
inkubasi 1 x 24 jam.
kloroform, ditampung dalam cawan
Alat yang digunakan adalah
porselen,
jelas.Diambil
kemudian
fase
diangin-
seperangkat alat destilasi, alat gelas,
anginkan hingga kloroform menguap
autoklaf,
kertas
semua dan hasil disimpan dalam vial.
Whatman No.1, inkubator, jangka
Dilakukan hal yang sama pada daun
sorong, Laminar Air Flow (LAF),
kemangi.
plat
silika
cawan
GF254.
petri,
Bahan
yang
951
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
Minyak atsiri yang diperoleh
diinokulasikan ke dalam 20 ml media
kemudian dilakukan uji pendahuluan
MSA pada suhu 40ºC, Setelah media
identifikasi kualitatif KLT. Fase
memadat, kertas cakram ditetesi
diamnya lempeng silika GF 254.
dengan larutan uji minyak atsiri,
Fase
kontrol positif dan negatif kemudian
gerak
yang
digunakan
kloroform:metanol (1:1). Penampak
diletakkan
bercak anisaldehid-asam sulfat.
memadat dan sudah ditanami bakteri
Minyak atsiri yang didapat
selanjutnya
dianalisis
dengan
diatas
media
yang
uji. Medium diinkubasi pada suhu
37ºC selama 24 jam.
Chromatography Gas Spectrometry
Analisa
data
dengan
Massa (GC-MS) untuk mengetahui
perhitungan statistika menggunakan
komponen golongan senyawa kimia
uji
penyusun minyak atsiri umbi bawang
analisa
merah (Allium cepa L.) dan daun
dengan menggunakan program SPSS
kemangi (Ocimum americanum L.).
16.0
Analisa
GCMS
Laboratorium
dilakukan
Teknik
kombinasi
minyak
Kimia
dilanjutkan
Analisa
statistika
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji pendahuluan minyak atsiri
antibakteri
atsiri
LSD.
jalan
di
Universitas Negeri Semarang.
Pengujian
anovasatu
umbi
secara kualitatif dilakukan dengan
identifikasi kualitatif KLT. Uji KLT
bawang merah dan daun kemangi
dilakukan
untuk
menegaskan
dengan
kandungan
mensuspensikanStaphylococcus
ekstrakadalah minyak atsiri. Hasil uji
aureus ATCC 25923 sebanyak 5 µl
KLT ditunjukkan pada tabel 1.
kimia
dalam
Tabel 1. Hasil Uji KLT Minyak Atsiri Bawang Merah dan Daun Kemangi
Sampel
Bawang Merah
Daun Kemangi
Nilai Rf
0,90
0,87
Warna Noda
Coklat ungu
Coklat ungu
Keterangan
(+)
Coklat-ungu
(Stahl, 1985)
952
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
Berdasarkan hasil KLT dimana
aktivitas antibakteri terhadap bakteri
noda ungu dibawah sinar UV254 dan
Staphylococcus
aureus.Deret
noda coklat sampai ungu dengan
konsentrasi
atsiri
penampak bercak anisaldehid-asam
bawang merah dan daun kemangi
sulfat menunjukkan bahwa destilat
baik tunggal maupun kombinasi
adalah minyak atsiri (Stahl, 1985).
dilakukan uji zona hambat untuk
Menurut
bahwa
mengetahui aktivitas antibakteri yang
simplisia dinyatakan mengandung
dihasilkan dari konsentrasi tersebut
minyak atsiri apabila menunjukkan
terhadap
noda berwarna biru, hijau, merah dan
aureus
dengan
coklat pada sinar tampak.
bening
yang
Wagner
(1996)
Minyak atsiri yang didapat,
kemudian
dilakukan
pengujian
minyak
bakteri
umbi
Staphylococcus
mengukur
dihasilkan.
zona
Daya
hambat masing-masing dapat dilihat
pada gambar 1.
Gambar 1. Bagan Daya Hambat Minyak Atsiri
Keterangan :
1:0
0:1
1:1
2:1
1:2
K (+)
= Kombinasi Bawang Merah 2,5% dan Daun Kemangi 1% (1:0)
= Kombinasi Bawang Merah 2,5% dan Daun Kemangi 1% (0:1)
= Kombinasi Bawang Merah 2,5% dan Daun Kemangi 1% (1:1)
= Kombinasi Bawang Merah 2,5% dan Daun Kemangi 1% (2:1)
= Kombinasi Bawang Merah 2,5% dan Daun Kemangi 1% (1:2)
= Kontrol Positif Kloramfenikol (30 µg/disk)
953
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
Hasil pengukuran zona hambat
dari 18 mm termasuk sensitif artinya
yang ditunjukkan dengan adanya
bakteri
zona bening pada sekitar cakram,
kloramfenikol.
kombinasi minyak atsiri bawang
hambat
merah
kloramfenikol
dan
daun
kemangi
meningkatkan aktivitas antibakteri
diketahui
terhadap
aureus
pertumbuhan
Staphylococcus
aureus
bakteri
dibanding
sensitif
terhadap
Berdasarkan
yang
dihasilkan
(tabel
bakteri
4),
dapat
Staphylococcus
sensitif
kloramfenikol
zona
terhadap
karena
dihasilkan
dengan minyak atsiri umbi bawang
zona hambat lebih besar dari 18 mm
merah dan daun kemangi tunggal.
yaitu sebesar 2,145 (21 mm).
Kombinasi dengan perbandingan 1:2
Menurut
Elgayyar
et
al.
menunjukkan daya hambat yang
(2001), ekstrak minyak atsiri dapat
paling besar (optimal) dengan rerata
dikelompokkan berdasarkan diameter
zona hambat sebesar 2,043 cm.
penghambatan
Berdasarkan hasil (tabel 2), dengan
menjadi tiga kategori yaitu tinggi
berbagai
kombinasi
(>11mm), sedang (>6-<11mm) dan
antibakteri
rendah (<6mm). Berdasarkan hasil
perbandingan
memberikan
aktivitas
yang berbeda.
yang
dihasilkan
yang diperoleh maka minyak atsiri
Menurut Prescott dan Klein
bawang merah dengan konsentrasi
(2009), kloramfenikol (30µg) dalam
2,5% dapat digolongkan ke dalam
menghambat
bahan yang mempunyai kemampuan
bakteri
dapat
dikelompokkan berdasarkan diameter
menghambat
penghambatan
minyak atsiri daun kemangi 1%
yang
dihasilkan
sedang
(11
mm),
dibagi menjadi tiga kategori yaitu
mempunyai
diameter
mm
menghambat tinggi (13 mm) dan
termasuk resistensi artinya bakteri
kombinasi minyak atsiri bawang
sudah
terhadap
merah dan daun kemangi mempunyai
kloramfenikol, 13-17 mm termasuk
kemampuan menghambat tinggi (14-
intermediet artinya bakteri hampir
20 mm).
zona
hambat
resistensi
12
resisten namun masih sedikit sensitif
terhadap kloramfenikol dan lebih
Hasil
kemampuan
analisa
komponen
minyak atsiri umbi bawang merah
954
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
dengan GC-MS, umbi bawang merah
Turunan
mengandung 2-heksil-5-metil-3(2H)-
permeabilitas membran sel bakteri,
furanon/cepanon;5-metil-2-oktil-
sehingga menimbulkan kebocoran
3(2H)-furanon/norcepanon;
fenol
dapat
mengubah
3,7-
konstituen sel yang essensial dan
dimetil-10-(1-metiletiliden)-,(E,E) -
mengakibatkan bakteri mengalami
3,7-siklodekadin-1-one/germacron;
kematian
2-metil-5- (1,2,2-trimetilsiklopentil)-
Soekardjo, 2000).
,(S)-fenol; heptakosan. Komponen
Hasil
terbesar
(Siswandono
analisa
dan
komponen
yang terkandung dalam
minyak atsiri dengan GC-MS, daun
minyak atsiri umbi bawang merah
kemangi mengandung 3-heksen-1-ol,
yaitu
(Z)-; 5-hepten-2-one, 6-metil-; 2-
2-metil-5-(1,2,2-
trimetilsiklopentil)- (S)-fenol dengan
furanmethanol,
5-eteniltetrahidro-
50.18% dan 2-heksil-5-metil-3(2H)-
α,α,5-trimetil-,
furanon/cepanon sebesar 24.85%.
metil-3-pentenil] oksiranemethanol;
cis-;
α-metil-α-[4-
Minyak atsiri bawang merah
β-linalool; α-terpineol; cis-geraniol;
mengandung sebagian besar senyawa
β-sitral; trans-geraniol; α-sitral; α-
yang tergolong turunan senyawa
bergamoten; α-kariofilen; kariofilen
fenol
oksid. Komponen terbesar minyak
yang
antiseptik
mempunyai
dan
bekerja
efek
dengan
atsiri daun kemangi
yaitu
α-
merusak membran sel. Turunan fenol
sitraldengan konsentrasi 25.62%, β-
berinteraksi
sitral19.25%,
melalui
dengan
proses
sel
bakteri
absorbsi
yang
melibatkan ikatan hidrogen. Pada
trans-geraniol14.36%
dan β-linalool 13.26%.
Komponen
terbesar
yang
kadar rendah kompleks protein-fenol
terkandung dalam minyak atsiri daun
dengan ikatan lemah dan segera
kemangi
mengalami
antibakteri sebagai berikut:
penetrasi
penguraian,
fenol
sel
Senyawa
sitral
serta
golongan
dari
denaturasi protein. Pada kadar tinggi
Senyawa
fenol menyebabkan koagulasi protein
antimikroba
dan sel membran mengalami lisis.
efektif.Mekanisme
menyebabkan
ke
diikuti
dalam
memiliki
presipitasi
mekanisme
termasuk
senyawa
aldehid
yang
(1)
dalam
aldehid.
merupakan
paling
antibakteri
955
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
senyawa
aldehid,
menginaktivasi
senyawa
protein
ini
kemangi dapat meningkatkan daya
dengan
hambat
membentuk ikatan silang kovalen
aureus
dengan
organik
tunggalnya.Peningkatan daya hambat
fungsional pada protein, yaitu –NH2,
ini diduga akibat mekanisme kerja
-OH, -COOH dan –SH (Pratiwi,
yang saling mendukung dari masing-
2008). (2) Linalool dan geraniol
masing komponen dalam minyak
merupakan
alkohol.
atsiri umbi bawang merah dan daun
Alkohol diketahui memiliki aktivitas
kemangi. Mekanisme kerja minyak
bakterisidal
atsiri fenol dalam umbi bawang
beberapa
gugus
terpenoid
(membunuh
bakteri)
terhadap
Staphylococcus
dibanding
pemakaian
pada sel vegetatif dengan adanya
merah
zona hambat radikal yaitu daerah di
permeabilitas membran sel bakteri.
sekitar cakram yang sama sekali
Komponen minyak atsiri dalam daun
tidak ada pertumbuhan bakterinya.
kemangi
Dorman
mekanisme
dan
Deans
(2000)
dengan
seperti
mengubah
sitral
kerja
memiliki
menginaktivasi
terpenoid
protein dengan membentuk ikatan
alkohol dapatmenghambat aktivitas
silang kovalen pada gugus organik
pertumbuhan
menyebutkan
mekanisme
bahwa
bakteri
melalui
fungsional protein dan komponen
denaturasi
protein
linalool serta geraniol mempengaruhi
bakteri
dengan
menimbulkan denaturasi protein sel
protein.
Mekanisme
bakteri dan proses tersebut lebih
masing-masing
efektif dengan adanya air. Selain itu,
saling mendukung itulah yang diduga
turunan alkohol juga menghambat
membuat
efek
sistem fosforilasi dan efeknya terlihat
kombinasi
minyak
jelas
bawang merah dan daun kemangi.
bakteri.Senyawa
pada
hubungan
adenine
alkohol
mitokondria,
dapat
yaitu
(NAD)
(Siswandono dan Soekardjo, 2000).
kerja
komponen
dari
yang
sinergis
dari
atsiri
umbi
Analisis data daya hambat
substrat-nikotiamid
nukleotida
mendenaturasi
minyak atsiri bawang merah dan
daun
kemangi
juga
kombinasi
Hasil kombinasi antara minyak
keduanya dilakukan menggunakan
atsiri umbi bawang merah dan daun
uji statistika. Langkah awal analisis
956
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
dilakukan
uji
normalitas
dan
kemampuannya
menghambat
homogenitas. Hasil uji normalitas
pertumbuhan bakteri Staphylococcus
signifikansi >0,05 sehingga data
aureus. Hal ini menunjukkan jika
berdistribusi normal dan homogen.
masing-masing sampel menghasilkan
Karena data berdistribusi normal dan
daya hambat yang berbeda.
homogen,
maka
dilakukan
uji
parametrik menggunakan uji anova
KESIMPULAN DAN SARAN
satu jalan. Uji anova bertujuan untuk
Simpulan
mengetahui apakah ada perbedaan
Berdasarkan penelitian yang
antar kelompok. Hasil uji anova
telah
dengan
disimpulkan
menggunakan
taraf
dilakukan
maka
dapat
bahwapengaruh
kepercayaan 95% diperoleh nilai
perbedaan
signifikansi sebesar 0,000 (<0,05)
konsentrasi efektif minyak atsiri
artinya terdapat perbedaan antar
bawang merah (Allium cepa L.) dan
kelompok.
terdapat
daun kemangi (Ocimum americanum
perbedaan antar kelompok dilakukan
L.) dengan perbandingan kombinasi
uji post hoc. Uji post hoc bertujuan
1:0; 0:1; 1:1; 1:2 dan 2:1 yaitu
untuk mengetahui apakah perbedaan
memberikan aktivitas yang berbeda
antar kelompok tersebut signifikan
terhadap
atau tidak.Antar kelompok dikatakan
Staphylococcus
berbeda
25923.
Apabila
bermakna
jika
nilai
signifikansinya <α (0,05).
kombinasi
pertumbuhan
aureus
Kombinasi
dari
bakteri
ATCC
dengan
perbandingan (1:0) memiliki rata-
Hasil uji perbedaan aktivitas
rata daya hambat sebesar 1,057 cm;
antibakteri dengan uji post hoc
(0:1) sebesar 1,300 cm; (1:1) sebesar
dengan nilai signifikansinya < 0,05
1,385 cm; (2:1) sebesar 1,354 cm dan
(0,000) menunjukkan bahwa antar
(1:2) sebesar 2,0430 cm.
kelompok minyak atsiri bawang
merah,
daun
kombinasinya
dengan
kemangi
juga
kontrol
perbedaan
dan
dibandingkan
positif
bermakna
terdapat
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Akalin, E. H. 2002. The Evolution
Of Guidelines In An Era Of
Cost Containment. Surgical
Prophylaxis.J Hosp infect.
957
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
Ambarwati, E. dan Prapto Y.. 2003.
Keragaman Stabilitas Hasil
Bawang
Merah.
Ilmu
Pertanian. 10 (2).
Dorman, H.J.D. dan Deans, S.G.
2000. Antimicrobial Agents
from Plants: Antibacterial
Activity of Plant Volatile Oils.
Journal
of
Applied
Microbiology.88.
Elgayyar,M.; F.A. Draughon.D.A.
Golden dan J.R.Mount.2001.
Antimicrobial Activity of
EssentialOils
from
Plants
Against Selected Pathogenic
and
Saprophytic
Microorganisms. J. Of Food
Protection. 64(7).
Gilman, A. G. 2008. Goodman &
Gilman Dasar Farmakologi
Terapi.Edisi 10. Diterjemahkan
Oleh Tim Alih Bahasa Sekolah
Farmasi ITB. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Hertiani
T.,
Palupi,
I.
S.,
Sanliferianti,
dan
Nurwindasari, H. D. 2003. Uji
Potensi Antimikroba Terhadap
S. Aureus, E. Coli, Shigella
Dysentriae, Dan Candida
Albicans
Dari
Beberapa
Tanaman Obat Tradisional
Untuk Penyakit Infeksi. Jurnal
Farmasi
Indonesia
Pharmacon.4 (2).
Jawetz, E., Melnick, dan Adelberg,
2005.
Mikrobiologi
Kedokteran. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
Maryati, F.R.S. dan Rahayu, T.,
2007.Uji Aktivitas Antibakteri
Minyak Atsiri Daun Kemangi
(Ocimum
basilicum
L.)
terhadap
Staphylococcus
aureus
dan
Escherichia
coli.Jurnal Penelitian Sains
dan Teknologi.8(1).
N. Benkeblia. 2004. Antimicrobial
Activity of Essential Oil
Extracts of Various Onions
(Allium cepa) dan Garlic
(Allium sativum). LebensmWiss.U-Technol. 37.
Parag, S., N. Vijyayshree, B. Ranu,
dan
B.R.
Patil.
2010.
Antibacterial
Activity
of
Ocimum sanctum Linn. and its
Application
in
Water
Purification. Res. J. Chem.
Environ.14(3).
Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobilogi
Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Presscott, H dan Klein. 2005.
Microbiologi Sixth Edition. Mc
Graw Hill Higher Education.
Rahayu,L.D. 2007. The Sensitivity of
Staphylococcus aureus as
Mastitis Pathogen Bacteria Into
Teat Dipping Antiseptic in
Dairy Cow. Jurnal Protein.
14(1).
Siswandono dan Soekardjo B.
2000.Kimia
MedisinaI.
Surabaya:
Airlangga
University Press.
Stahl, E. 1985. Analisis Obat secara
Kromatografi dan Mikroskopi.
Diterjemahkan
oleh
Padmawinata, K. Bandung :
ITB.
958
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
Surono,
A.S.
2013.Antibakteri
Ekstrak Etanol Umbi Lapis
Bawang Merah (Allium cepa
L.) Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus Aureus Dan
Escherechia coli.Jurnal Ilmiah
Mahasiswa
Surabaya.2(1).
Universitas
Wagner, H., S. Bladt dan EM.
Zaganiski. 1996. Plant Drug
Analysis. 2nd Edition. Berlin:
Springer-Verlag.
959
Download