pengaruh perawatan kestabilan tanda vit lahir rendah di garuh

advertisement
PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU DENGAN
KESTABILAN TANDA VITAL PADA BAYI BERAT BADAN
LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT AN – NISA
TANGERANG 2014
OLEH :
Nunik Yuli Astuti1
Regina Vidya T Novita2
Rustika3
ARTIKEL ILMIAH
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIK SINT CAROLUS,
JAKARTA
BULAN FEBRUARI, TAHUN 2015
1Mahasiswa
2Dosen
3Dosen
Pembimbing Akademik
Pembimbing Metodologi
ABSTRAK
Perawatan metode Kangguru merupakan cara perawatan bayi dengan kontak
langsung kulit ibu dengan kulit bayi. Perawatan Metode Kangguru merupakan
metode yang efektif dan efisien yang bias digunakan sebagai pengganti incubator.
Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas yang cukup efektif untuk bayi
yang premature dan Berat badan Lahir rendah.Penelitian ini dilakukan di Rumah
Sakit Annisa Tangerang dengan melakukan observasi sebelum dan setelah
dilakukan Perawatan Metode kangguru pada bayi Berat Badan Lahir Rendah
untuk melihat kestabilan tanda vital. Hasil dari penelitian ini memperoleh
perbedaan yang bermakna pada observasi Suhu tubuh bayi, frekuensi jantung,
frekuensi nafas dan saturasi oksigen bayi Berat badan lahir Rendah sebelum dan
setelah dilakukan Perawatan metode Kangguru. Hasil suhu tubuh bayi BBLR
signifikan dengan (p=0.001; α=0.05), frekuensi jantung bayi BBLR signifikan
dengan (p=0.004; α=0.05), frekuensi nafas bayi BBLR signifikan dengan
(p=0.004; α=0.05) dan saturasi oksigen bayi BBLR signifikan dengan (p=0.011 ;
α=0.05).
Kata kunci : BBLR, Perawatan Metode Kanguru, Kestabilan Tanda Vital.
ABSTRACT
The Kangaroo Mother Care is the way of baby caring with skin to skin contact
between moms and babies. This method”s effectivelly and efficient which can be
used as substitute of incubator, the hot body”s of mom is effetive for premature’s
baby. The research has been conducted in RS Annisa Tangerang with doing
observation on before and after using Kangaroon Mother Care to the
premature”s babies to see the stabiliyi of vital signs, this research resulting
significant differencess on the observation of baby’s temperature, heart and
breath frequencies and oxygen saturation of the premature’s babies. The baby’s
temperature resulting p=0.001; α=0.05, heart frequency p=0.004; α=0.05, breath
frequency p=0.004; α=0.05 and oxygen saturation p=0.011; α=0.05.
Keywords : Premature’s Baby, Kangaroo mother Care and Stability of Vital Sign
Pendahuluan
Angka Kematian Bayi (AKB) di suatu negara merupakan gambaran
keadaan kesehatan masyarakat suatu negara. Millenium Development Goals atau
MDGs mempunyai target bahwa akan menurunkan angka kematian bayi sebesar
23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Penyebab utama kematian bayi di
dunia adalah kelahiran prematur, aspiksia dan infeksi yang serius. Di Amerika
Serikat 1 di antara 8 bayi yang lahir adalah prematur. Negara China, Pakistan,
Kongo, India dan Nigeria merupakan negara yang mampu menurunkan angka
kematian bayi baru lahir lebih dari 50% dalam 20 tahun ini (WHO, 2012)
Angka kematian bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Asia
Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup (Health Technology Assesment
Indonesia, Depkes RI 2008 ). Angka kematian bayi di negara- negara berkembang
masih tinggi. Setiap hari ada 8000 bayi baru lahir di dunia yang meninggal. Data
statistik WHO 2012 kematian bayi di negara- negara berkembang 75% terjadi
kematian bayi pada minggu pertama kehidupan sedangkan AKB di Indonesia
sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2010).
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai beberapa
masalah seperti aspiksia, gangguan nafas, hipotermia, hipoglikemia, masalah
pemberian ASI, infeksi, ikterus dan masalah perdarahan. Bayi Berat Badan Lahir
Rendah harus mendapat perhatian dan tatalaksana yang baik setelah lahir, untuk
menghindari terjadinya masalah- masalah tersebut (Depkes RI, 2011).
Kematian bayi Berat Badan Lahir Rendah atau prematur bisa dikurangi
dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Perawatan Metode Kanguru (PMK)
merupakan metode lama yang efisien dan efektif yang bisa digunakan sebagai
pengganti inkubator. Perawatan Metode Kanguru yaitu suatu cara perawatan bayi
dengan kontak langsung kulit dengan kulit (skin to skin contact). Kehangatan
tubuh ibu merupakan sumber panas yang efektif untuk bayi cukup bulan, BBLR
dan Prematur (Depkes RI, 2008). PMK merupakan cara sederhana untuk
meningkatkan angka harapan hidup bayi BBLR dan Prematur. Perawatan Metode
Kanguru mempunyai banyak manfaat seperti keefektifan termoregulasi, frekwensi
denyut jantung, frekwensi nafas teratur termasuk menurunkan apnoe,
menstabilkan saturasi oksigen, mempercepat penambahan berat badan,
mempercepat bonding antara ibu dan bayi, meningkatkan kepercayaan diri ibu,
meningkatkan produksi ASI dan menurunkan biaya perawatan rumah sakit
(Deswita, 2010).
PMK belum banyak dilakukan di rumah sakit di kota Tangerang. Disekitar
rumah sakit An-nisa Tangerang ada tiga rumah sakit dengan tipe C tapi belum
melaksanakan PMK, karena tidak semua perawat kompeten melakukan konseling
PMK. Perawat yang kompeten memberikan konseling tentang PMK adalah
perawat yang sudah tersertifikasi PMK. Perawat tersebut harus memiliki
kompetensi seperti pengetahuan dan keterampilan kapan memulai PMK, cara atau
teknik menggunakan PMK, pemberian minum pada bayi BBLR, keterampilan
mengenali dan melakukan tindakan efektif bila ada tanda bahaya pada bayi dan
ibu, memiliki kemampuan kapan memulangkan pasien, memiliki kemampuan
konseling dan komunikasi dengan keluarga serta memiliki kemampuan
pendidikan dan motivasi bagi keluarga (Divisi Perinatologi, FK USU, 2009)
Data bayi yang lahir tahun 2013 di Rumah Sakit An-nisa sebanyak 544
bayi dan dari jumlah tersebut 168 diantaranya adalah bayi Berat Badan Lahir
Rendah. Fenomena tersebut membuat peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian ini. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh atau keefektifan perawatan metode kanguru dengan kestabilan tanda
vital bayi berat bada lahir rendah di rumah sakit An-nisa Tangerang. Di harapkan
hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi dan pengetahuan mengenai
cara merawat bayi Berat Badan Lahir Rendah dengan Perawatan Metode
Kanguru, dan kemudian dapat di jadikan pedoman penelitian selanjutnya dalam
mengembangkan penelitian terkait tentang pengaruh antara sebelum dan sesudah
dilakukan PMK dengan kestabilan tanda vital pada bayi BBLR.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kuasi-eksperimen, dengan
pendekatan pre and post test without control design terhadap koresponden tentang
pengaruh sebelum dan sesudah perawatan metode kanguru pada bayi BBLR.
Populasi dalam penelitian ini adalah 30 pasien bayi BBLR yang mendapatkan
perawatan di ruang perinatologi Rumah Sakit An-nisa Tangerang. Pengumpulan
data penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Nopember
2014. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini dirumuskan
melalui lembar observasi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah
data primer, yaitu: data yang diambil dari sumbernya langsung yang dirumuskan
melalui lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum dan sesudah
diberikan perawatan metode kangguru. Cara pengumpulan data adalah dengan
mengukur frekuensi denyut jantung, suhu tubuh dan frekuensi nafas bayi BBLR
dan melihat data sekunder dari status. Setelah peneliti mendapat ijin, peneliti
bertemu dan menjelaskan prosedur penelitian, alat observasi untuk pengumpulan
data dan lamanya penelitian kepada kepala divisi keperawatan RS An-Nisa
Tangerang. Metode pengolahan data yang digunakan adalah tabulasi dengan
langkah-langkah sebagai berikut : Analisa data univariat digunakan untuk
mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan presentase variabel independen
yaitu kestabilan suhu tubuh, frekwensi denyut jantung dan frekwensi nafas.
Analisis bivariat dalam penelitian inin menggunakan Uji beda dua mean dependen
(Paired Sample) dipakai untuk menguji perbedaan mean antara dua kelompok
data dependen.
Hasil dan Pembahasan
Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah bayi BBLR yang
mendapatkan perawatan di ruang perinatologi Rumah Sakit An-Nisa dalam
rentang waktu September hingga Nopember 2014 yang berjumlah 30 Bayi. Tabel
1 menunjukkan bahwa jumlah terbesar kategori berat badan bayi BBLR yang
masih menggunakan inkubator di RS bayi dengan berat 2000-2499 gram sebesar
53.33 %.
Tabel 1
Distribusi responden sesuai dengan Berat Badan Lahir
NO
1
2
3
Kelompok BBLR
1000 gr – < 1500 gr
1500 gr – < 2000 gr
2000 gr – < 2500 gr
Frekuensi
2
12
16
%
6.66
40
53.33
Tabel 2 menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna terhadap suhu
tubuh bayi BBLR sebelum dan sesudah PMK. Terdapat kenaikan suhu bayi
BBLR sebelum dilakukan PMK dengan suhu 36.3oC, sesudah dilakukan PMK
36.8oC. Ada perbedaan yang signifikan perubahan suhu tubuh pada bayi BBLR
sebelum dan sesudah dilakukan PMK (p=0.001; α=0.05) dipercaya sebesar 95%
jika pengukuran dilakukan pada populasi maka perbedaan suhu tubuh bayi BBLR
sebelum dan sesudah dilakukan PMK antara 36.0 oC sampai 37.0 oC
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian lain, bahwa dengan
adanya skin to skin contact, tubuh ibu mampu mengontrol suhu tubuh bayi.
Menurut Bergman, PMK menyebebkan suhu tubuh meningkat 2 oC jika bayi
kedinginan dan menurunkan 1 oC jika bayi kepanasan.
Tabel 2
Distribusi rata - rata suhu tubuh bayi BBLR sebelum dan sesudah dilakukan
PMK di RS An-nisa Tangerang September – Nopember 2014
Varibel
Suhu Bayi
sebelum
PMK
Suhu Bayi
15 menit
sesudah
PMK
Suhu bayi
15 menit
di
inkubator
Mean
36.3
SD
0.11
Min-Mak
36.0-37.0
P Value
0.008
95% CI
36.3-36.4
36.8
0.07
37.0 – 37.1
0.001
36.8-36.9
36.7
0.08
37.0-37.2
0.001
36.7-36.8
Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada
frekuensi napas bayi BBLR sebelum dan setelah dilakukan PMK, secara
signifikan PMK dapat menstabilkan frekuensi napas bayi BBLR (p=0.001 ;
α=0.05). Dipercaya sebesar 95% jika pengukuran dilakukan pada populasi maka
perbedaan frekuensi napas bayi BBLR sebelum dan sesudah dilakukan PMK
antara 40 sampai 54 kali per menit.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian lain karena PMK mempunyai salah
satu manfaat membuat pola respirasi bayi BBLR teratur dan mengurangi periodik
apnoe.
Tabel 3
Distribusi rata – rata frekuensi napas bayi BBLR sebelum dan sesudah PMK di
RS An-nisa Tangerang
Varibel
Frekuensi
Nafas
Bayi
sebelum
PMK
Frekuensi
nafas Bayi
15 menit
sesudah
PMK
Frekuensi
nafas bayi
15 menit
di
inkubator
Mean
47.5
SD
5.98
Min-Mak
38 – 58
P Value
0.094
95% CI
45.2 – 49.7
43.9
3.91
40 – 54
0.001
42.4 – 45.3
45.5
5.30
40 – 56
0.000
43.5 – 47.5
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada
frekuensi denyut jantung bayi BBLR sebelum PMK 126-161 kali per menit dan
setelah dilakukan PMK 138-152 kali per menit (p=0.004; α=0.05). Secara
signifikan PMK menstabilkan frekuensi jantung pada bayi BBLR dan dipercaya
95% jika pengukuran dilakukan pada populasi maka perbedaan frekuensi jantung
bayi BBLR sebelum dan sesudah dilakukan PMK.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian lain bahwa PMK bermanfaat untuk
kestabilan frekuensi denyut jantung. Kestabilan ini dilihat bahwa PMK bias
menaikkan frekuensi denyut jantung dan mengurangi kejadian bradikardi pada
bayi BBLR. Penelitian lain yang menggunakan alat monitor kontinyu ,
menyatakan bahwa frekuensi denyut jantung bayi relative stabil dibandingkan
perawatan dalam incubator.
PMK mempunyai pengaruh positif pada bayi karena bayi merasakan dan
mendengarkan detak jantung ibu sehingga jika bayi bradikardi akan terstimulasi
untuk kembali berdetak mengikuti detak jantung ibu.
Tabel 4
Distribusi rata – rata frekuensi jantung bayi BBLR sebelum dan sesudah
dilakukan PMK di RS An-nisa Tangerang September – Nopember 2014
Varibel
Frekuensi
jantung
Bayi
sebelum
PMK
Frekuensi
jantung
Bayi 15
menit
sesudah
PMK
Frekuensi
jantung
bayi 15
menit di
inkubator
Mean
143
SD
7.01
Min-Mak
126 – 161
P Value
0.340
95% CI
141.0 – 146.2
143.1
3.48
138 – 152
0.004
141.8 – 144.4
143.4
4.65
138 – 158
0.002
141.6 – 145.1
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada
saturasi oksigen bayi BBLR sebelum PMK 95.5% dan sesudah dilakukan PMK
98.3%, secara signifikan PMK menaikkan saturasi oksigen bayi BBLR (p=0.011 ;
α=0.05). Dipercaya 95% jika pengukuran dilakukan pada populasi maka
perbedaan saturasi oksigen bayi BBLR sebelum dan sesudah dilakukan PMK
antara 92% sampai 98% .
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang lain karena penelitian
yang tidak menemukan perbedaan yang bermakna pada saturasi oksigen bayi
BBLR sebelum dan sesudah dilakukan PMK mempunyai responden 20 bayi
BBLR sehingga hasilnya tidak signifikan
Tabel 5
Distribusi rata – rata saturasi oksigen pada bayi BBLR sebelum dan sesudah
PMK di RS An-nisa Tangerang
Varibel
Saturasi
Oksigen
Bayi
sebelum
PMK
Saturasi
Oksigen
Bayi 15
menit
sesudah
PMK
Saturasi
Oksigen
bayi 15
menit di
inkubator
Mean
95.5
SD
1.54
Min-Mak
92 – 98
P Value
0.049
95% CI
94.9 – 96
98.3
1.44
95 – 100
0.011
97.7 – 98.8
97.3
1.47
95 – 100
0.008
96.7 – 97.8
Simpulan dan Saran
Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sebagian besar bayi BBLR yang mendapat PMK rata – rata dengan berat badan
2000 gr – 2499 gr dimana berat badan terendah 1200 gr dan berat badan tertinggi
2450 gr. Terdapat perbedaan yang bermakna pada suhu tubuh, frekuensi jantung,
frekuensi napas serta saturasi oksigen pada bayi BBLR sebelum dan sesudah
dilakukan PMK.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. RS mempunyai prosedur dan protap yang dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan PMK
2. Ruang Perinatologi RS Annisa sebaiknya mempunyai ruang khusus untuk
PMK dan menyediakan ruang singgah bagi ibu, agar ibu bisa mengunjungi
bayinya setiap hari khususnya untuk PMK.
3. RS Annisa sebaiknya mengadakan inhouse training untuk semua perawat yang
bertugas diruang perinatologi dengan tujuan meningkatkan kompetensi perawat
bayi dalam pelaksanaan PMK pada bayi BBLR
4. RS Annisa diharapkan mempunyai program home care bagi bayi BBLR yang
sudah pulang agar PMK bisa dilanjutkan dirumah.
5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi perawat
perinatologi tentang manfaat PMK, sehingga dapat di implementasikan dalam
pemberian asuhan keperawatan pada bayi BBLR.
6. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar, dengan
waktu observasi lebih lama pada saat sebelum dan sesudah PMK pada bayi
BBLR.
7. Meningkatkan pengetahuan ibu – ibu yang mempunyai bayi BBLR dan
memberikan pendidikan tentang PMK, agar ibu – ibu siap untuk merawat bayi
saat sudah pulang kerumah.
Daftar Pustaka
Ali, S. M., Sharma, J., Sharma, R., & Alam, S. (2009). Kangaroo Mother Care as
compared to conventional care for low birth weight babies. Dicle Medical
Journal/Dicle Tip Dergisi, 36(3).
Deswita, 2010 FIK UI “Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Respon
Fisiologis bayi Prematur dan Kepercayaan diri ibu Dalam merawat bayi
di dua Rumah Sakit di Jakarta “ di akses tanggal 24 april 2014 jam 21.02
Depkes RI, (2008) “Perawatan BBLR dengan Metode Kanguru” Jakarta : Health
Technology Assesment Indonesia di akses tanggal 30 Juli 2014 jam 10.58
Divisi Perinatologi FK USU, (2008) “Perawatan Perawatan Bayi Berat Lahir
Rendah dengan Metode Kanguru”. Medan : Divisi Perinatologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/ RSHAM
Medan di akses tanggal 17 Juli 2014 jam 13.56
de Oliveira Azevedo, Vívian Mara Gonçalves, César Coelho Xavier, and
Fernanda de Oliveira Gontijo. "Safety of kangaroo mother care in
intubated neonates under 1500 g." Journal of tropical pediatrics 58.1
(2012): 38-42.
Dodd, Virginia L. "Implications of kangaroo care for growth and development in
preterm infants." Journal of Obstetric, Gynecologic, & Neonatal
Nursing 34.2 (2005): 218-232.
Hunt, F. (2008). The importance of kangaroo care on infant oxygen saturation
levels and bonding. Journal of Neonatal Nursing, 14(2), 47-51.
Kemenkes RI, (2011).”Manajemen Bayi Berat Badan Lahir Rendah untuk Bidan
dan Perawat”. Jakarta: Kementerian Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Rineka Cipta.
PERINASIA, (2009) “ Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah dengan
Perawatan Metode Kanguru”. Jakarta : Perinasia
PERINASIA, (2014) “Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah dengan
Perawatan Metode Kanguru”. Jakarta : Jakarta : Perinasia
Polit, F.Denise. (2012). Nursing Research Generating and Assessing Evidence
For Nursing Practice. Lippincott Williams & Wilkins : Philippines
Potter, P.A & Perry, A.G., (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7 : Buku
1. Jakarta: Salemba Medika.
Sariana,
CSG
(2009).
Angka
Kematian
Ibu
di
Indonesia
www.academia.edu/5113636/Angka_Kematian_Ibu_di_Indonesia
di
akses 18 Juli 2014
Sloan, Nancy L., et al. "Community-based kangaroo mother care to prevent
neonatal and infant mortality: a randomized, controlled cluster
trial." Pediatrics121.5 (2008): e1047-e1059.
Sugiyono. (2004). Metodologi penelitian . Bandung : Alfabeta
Download