ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI AUSTRALIA DI TIMOR LESTE (STUDI KASUS : AUSAID TAHUN 2011 – 2013) (Skripsi) Oleh Deya Mahardika FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 ABSTRAK ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI AUSTRALIA DI TIMOR LESTE (STUDI KASUS : AUSAID TAHUN 2011 – 2013) Oleh DEYA MAHARDIKA Timor Leste merupakan negara termuda di kawasan Asia yang melakukan upaya diplomasi dengan negara-negara maju untuk membantu pembangunan negaranya. Salah satu negara yang memberikan bantuan di Timor Leste adalah Australia. Pada tahun 2011, Australia memberikan bantuan dengan melakukan suatu perjanjian kerjasama bantuan yaitu Strategic Planning Agreement for Development. Dalam penelitian ini, fokus utama bantuan Australia di Timor Leste dalam perjanjian tersebut adalah Promoting Opportunities for All dalam bidang pendidikan. Bantuan yang diberikan Australia melalui AusAID di Timor Leste merupakan strategi Australia dalam mencapai kepentingan nasionalnya berdasarkan kebijakan bantuan luar negeri Australia yaitu An Effective Aid Progam for Australia: Making a real difference – Delivering real. Penelitian ini menggunakan konsep kepentingan nasional dan bantuan luar negeri. Adapun tipe penelitian yakni deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui studi literatur dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah bantuan Australia pada bidang pendidikan memiliki tujuan kepentingan nasionalnya di Timor Leste. Tujuan tersebut pada aspek kepentingan negara (enlightened self-interest), reputasi (reputation), kewajiban (obligation) dan kemanusiaan (humanitarian). Selain itu, tujuan bantuan Australia pada bidang pendidikan adalah untuk mencapai tujuan MDGs yaitu universal primary education (mencapai pendidikan dasar universal). Kata Kunci : Bantuan Luar Negeri, Australia, AusAID, Timor Leste dan Pendidikan ABSTRACT ANALYSIS OF AUSTRALIAN FOREIGN AID IN TIMOR LESTE (CASE STUDY : AUSAID YEAR 2011-2013) By DEYA MAHARDIKA East Timor is the youngest country in Asia which have a diplomacy effort with the developed countries to help the development of its own. One of the countries that provide an aid to Timor Leste is Australia. In 2011, Australia provided an aid by the coorperation of aid agreement namely, the Strategic Planning Agreement for Development. In this research, the main focus of Australia’s aid in Timor Leste based on that agreement is Promotting Opportunities for All in education sector. The aid that given by Australia thorugh AusAID is a strategy of Australia to achieve its national interest that based on Australian foreign aid policy: An Effective Aid Progam for Australia: Making a real difference - Delivering real. This research use national interest and foreign aid concepts. Moreover, type of this research is descriptive and qualitative as its approaching. Whereas the method of data collection are through literature and documentation’s studies. The result of this research is Australia’s aid on education sector has an aims of its national interest in Timor Leste. The aims are on four aspects, there are enlightened self-interest, reputation, obligation and humanitarian. Furthermore, the aim of Australia’s aid on education sector is achieve the purpose of Millenium Development Goals that is universal primary education. Keywords: Foreign Aid, Australia, AusAID, Timor Leste and Education ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI AUSTRALIA DI TIMOR LESTE (STUDI KASUS : AUSAID TAHUN 2011 – 2013) Oleh DEYA MAHARDIKA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA HUBUNGAN INTERNASIONAL Pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 RIWAYAT HIDUP Nama lengkap penulis Deya Mahardika. Lahir di Palembang pada tanggal 21 Agustus 1995 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Dedi Apran, S.Sos dan Ibu Misyati. Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh dimulai dari Taman Kanak-Kanak Kartika II Palembang kemudian ke jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 67 Palembang pada tahun 2001 dan lulus di tahun 2007. Penulis menempuh pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 8 Palembang pada tahun 2007 dan lulus di tahun 2010. Selanjutnya, pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 6 jurusan Akomodasi Perhotelan Palembang pada tahun 2010 dan lulus di tahun 2013. Penulis melanjutkan pendidikan pada tahun 2013 dengan terdaftar sebagai mahasiswi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur masuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Sejak di bangku perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi. Riwayat organisasi penulis dimulai sejak tahun 2013 saat penulis menjadi mahasiswa baru. Penulis tercatat sebagai anggota bidang Hubungan Luar di Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Integritas pada tahun 2013-2014. Selain di tingkat universitas, penulis juga aktif pada organisasi tingkat jurusan yaitu menjadi Sekretaris Departemen Hubungan Luar Himpunan Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional pada periode 2014-2015. Karir organisasi penulis juga ada di tingkat fakultas yaitu menjadi Sekretaris Eksekutif Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada periode 2016-2017. Penulis pernah menjadi delegasi Universitas Lampung dalam menghadari acara Hari Anti Korupsi Indonesia pada Desember 2013. Penulis juga pernah menjadi delegasi Universitas Lampung dalam Kongres Ikatan Mahasiswa Sosial Politik seIndonesia di Universitas Surabaya pada November 2016. Penulis juga seringkali bertindak sebagai Master of Ceremony di kegiatan baik tingkat jurusan, fakultas, dan tingkat universitas, salah satunya pada kegiatan Seminar Nasional MPR RI pada tahun 2016 yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna Universitas Lampung. Selain itu, penulis juga pernah berpartisipasi dalam kegiatan PEKAN SEMARAK ASEAN yang merupakan program dari Pusat Studi ASEAN Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Plitik Universitas Lampung. Penulis juga aktif dalam komunitas di luar kampus yaitu penulis menjadi agent kampus dari salah satu produk kecantikan yaitu Wardah Beauty Agent pada tahun 2015 – 2016 dan penulis sempat bergabung di komunitas sosial peduli pendidikan di Lampung yaitu Charity of Education Lampung pada tahun 2017. MOTTO The world as we have created it is a process of our thinking. It can not be changed without changing our thinking (Albert Einstein) PERSEMBAHAN Bismillahirrahmanirrahiim Alhamdulillahirabil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ku persembahkan karya sederhana ini untuk Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Dedi Apran, S.Sos dan Ibunda Misyati, sebagai tanda bakti dan cintaku Adik-adik terkasih, Tifani Dwi Lestari dan Gustria Adhisti Semoga ini bisa menjadi motivasi kita untuk bisa melanjutkan pendidikan kita ke jenjang yang lebih tinggi untuk mencapai masa depan yang cerah. Sahabat, teman seperjuangan dan adik-adik di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Serta Almamater yang tercinta, Universitas Lampung SANWACANA Bismillahirrahmanirrahiim Puji syukur atas keridhoan Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Bantuan Luar Negeri Australia di Timor Leste (Studi Kasus AusAID 2011-2013)”. Shalawat serta salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik bagi kaumnya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sebagai bentuk dari adanya keterbatasan kemampuan. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat untuk pembacanya dan untuk perkembangan penelitian dalam kajian ilmu sosial dan ilmu politik khususnya pada ilmu hubungan internasional. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihakpihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibunda dan Ayahanda tercinta, Ibu Misyati dan Bapak Dedi Apran, S.Sos atas semua kasih sayang, doa, ridho, dukungan dan materi yang tidak pernah ada hentinya diberikan untuk Deya walaupun terpisah oleh jarak. Terimakasih telah senantiasa bekerja keras untuk menjadikan Deya sebagai anak yang berpendidikan. Semoga Ibunda dan Ayahanda selalu dalam perlindungan Allah SWT serta cinta dan kasih-Nya. 2. Adiku-adikku tersayang, Tifani Dwi Lestari dan Gustria Adhisti. Terimakasih telah memberikan warna yang indah di setiap kerinduan yang dibatasi oleh jarak dan memberikan keceriaan yang menghilangkan rasa penat dalam menempuh perkuliahan di tanah rantau. Semoga Allah selalu memberikan jalan dalam mengejar cita-cita agar dapat menjadi kebanggaan orangtua. 3. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 4. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H., selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Pembimbing Akademik dan Pembimbing Utama Skripsi yang telah membantu, membimbing, memberikan saran dan kritik serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Gita Paramita Djausal, S.IP., M.A.B., selaku pembimbing kedua skripsi saya yang telah membantu, membimbing, mengarahkan, memberikan saran, kritik dan motivasi serta meluangkan waktunya dengan penulis untuk bertukar pikiran sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S., selaku dosen pembahas dan penguji yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam penyusunan skripsi. 7. Seluruh jajaran dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas Lampung. 8. Staf Akademik dan Staf Kemahasiswaan Juusan Hubungan Internasional Universitas Lampung yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam proses administrasi dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan. 9. Sahabat-sahabatku tercinta Citra Amalia Yulianti, Putri Indraloka, Dyah Arum N.K, Yelfia Indriany, Adeliannabe, Fitri Sichilia, M. Reza Pahlevi, Chandra Anwar, Albertus Banu, Sulaksana Hasan Rabbani, I Wayan Sulpai, dan M. Ridho Dinata, Terimakasih telah menjadi penyemangat dan pengingat disaat penulis kehilangan arah untuk bertahan menjalani perkuliahan ini. MT1 is my true support system after family! 10. Seluruh teman-teman Jurusan Hubungan Internasional 2013 11. Adik-adik terkasih di Jurusan Hubungan Internasional 2014, 2015 dan 2016, Yuni Ardiani, Nisrina Khansa, Amalia Rizki P, Rizka Amalia, Ekasyari, Binanda F, Putri Dumora, Rima Silviana, Rita W, Hanifah A, Fatharani, Endani A, Tia Panca, Gustian A, Novabella, Galih Romadhon, Aprilia H Anya, Azizul, Citra dan Julainda atas semua semangat, dukungan dan doa yang telah diberikan. Semangat untuk kalian! 12. Teman-teman seperjuangan berorganisasi di BEM FISIP 2016, Kak Juanda, Kak Nick Kurniawan, Zaimasuri, Deka Audia, Rahma A. Putra, Kak Fatih, Kak Hezby Fauzan, terimakasih telah menjadi partner sharing ilmu, informasi dan kadang jadi tempat curhat untuk baik untuk akademik maupun organisasi. Terimakasih untuk kekeluargaan, keakraban dan kehangatan yang telah dibentuk. Semoga silahturahmi kita selalu terjalin dan kompak terus! 13. Teman-teman di Jurusan Ilmu Pemerintahan, Kenn Sindy, Nadya Maudyna, Riscky Nitha, Agnessia D.P, Resti Damayanti, Vivi Alvionita, Fina Ria Tisa, Ipnika, Danang Marhaens, dan Yogi Pratama yang telah memberikan semangat, dukungan serta doa. Terimakasih untuk pertemanan lintas jurusan yang telah terjalin dari awal penulis menjadi mahasiswa baru hingga saat ini. 14. Mbak Dwiaska, S.E dan mbak Winda Dwiastuti Herman, S.IP, terimakasih atas diskusi, saran, dukungan dan doanya selama ini. 15. Adik-Adik tersayang di Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2015, Elania Sukma, Fani Destia, Dara Atika, Untsa Sholiha, Widya Putri, Annisantika, Linda Margaretha, Faradiba Fasha. terimakasih atas keakraban yang telah terjalin. Terimakasih telah membantu dan memberikan suasana baru di hari-hari sibukku ketika sedang dalam penyusunan skripsi ini. Sukses untuk kuliah kalian yaa! 16. Kak Bukit, Kak Dimas , Kak Nadiril dan Kak Gede yang selalu menjadi pengingat untuk mengerjakan skripsi. Terimakasih untuk diskusi yang bermanfaat. Sukses selalu! 17. Semua pihak yang telah medoakan dan mendukung penulis dalam bentuk apapun. Semoga Allah SWT membalas semua ketulusan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat. Bandar Lampung, 30 Mei 2017 Penulis, Deya Mahardika i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ......................................................................................... i DAFTAR TABEL ................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iv DAFTAR SINGKATAN ...................................................................... v I. 1 1 9 9 9 PENDAHULUAN ......................................................................... 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................. II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2.1. Literatur Reviu .......................................................................... 2.1.1 Kebijakan Dan Implementasi Bantuan Luar Negeri Ausaid Di Timor Leste: Evaluasi Terhadap Proyek Dukungan Rencana Strategik Sektor Kesehatan (Ausaid Policy and Implementation In Timor Leste:(Evaluation Of Health Strategic Plan-Support Project) ......................................... 2.1.2 Peranan Australia dalam Pembangunan Aceh Pasca Bencana Tsunami Melalui Kerangka Kerjasama AIPRD (AustraliaIndonesia Partnership For Reconstruction And Development) Periode 2005-2009 .............................................................. 2.1.3 Study of Australia’s approach to aid in Africa. ............ 2.1.4 Peran Australian Agency For International Development (AusAID) dalam Menangani HIV/AIDS ............................ 2.1.5 Kepentingan Keamanan Nasional Australia Dalam Pelaksanaan Kerjasama Defence Cooperation Program di Timor Leste ................................................................... 2.2. Landasan Konseptual ................................................................ 2.2.1 Konsep Kepentingan Nasional ......................................... 2.2.2 Konsep Bantuan Luar Negeri........................................... 11 11 11 12 13 14 16 17 17 19 ii 2.3. Kerangka Berpikir ..................................................................... 23 III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 3.1. Tipe Penelitian .......................................................................... 3.2. Fokus Penelitian ........................................................................ 3.3. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 3.4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 3.5. Teknik Pengolahan Data .......................................................... 26 26 27 28 28 29 IV. GAMBARAN UMUM .................................................................. 4.1. Kebijakan Australia .................................................................. 4.1.1 Kebijakan Luar Negeri Australia ...................................... 4.1.2 Kebijakan Bantuan Australia............................................. 4.2 AusAID ...................................................................................... 4.3 Timor Leste ................................................................................ 4.3.1 Sejarah Timor Leste .......................................................... 4.3.2 Pendidikan di Timor Leste ................................................ 4.4 Hubungan Diplomatik Australia dan Timor Leste ..................... 4.4.1 Strategic Planning Agreement for Development ............... 4.5 Promoting Opportunities for All ................................................ 31 31 31 35 39 41 41 45 48 52 57 V. ANALISIS BANTUAN AUSTRALIA DI TIMOR LESTE MELALUI AUSAID .......................................................................................... 60 5.1. Analisis Bantuan Australia di Timor Leste melalui AusAID .. 65 5.1.1 Tujuan Bantuan Australia di Timor Leste pada Bidang Pendidikan ............................................................ 65 5.1.2 Bentuk Bantuan Australia di Timor Leste pada Bidang Pendidikan ........................................................... 90 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 6.1. Kesimpulan ............................................................................... 6.2. Saran ......................................................................................... 96 96 97 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 98 iii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 2.1 4.1 4.2 4.3 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 Peringkat Donor Terbesar di Timor Leste............................. Tujuan Bantuan Luar Negeri................................................. Pendidikan di Timor Leste 1975-1999.................................. AMH dan APM di Negara Kawasan Asia 2008.................... Bantuan AusAID di Timor Leste........................................... Tujuan Bantuan Australia di Timor Leste............................. Tujuan Bantuan Australia di Timor Leste pada Bidang Pendidikan.............................................................................. Jumlah Sekolah Dasar di Timor Leste................................... Sekolah Dasar di Distrik Timor Leste 2009-2013................. Jumlah Tenaga Pengajar di Timor Leste............................... Bentuk Bantuan AusAID di Timor Leste.............................. Bentuk Bantuan Australia di Timor Leste pada Bidang Pendidikan.............................................................................. 5 21 46 46 52 67 72 77 79 86 90 93 iv DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 1.2 2.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12 5.13 5.14 Human Development Index tahun 2010................................ Bantuan Australia di Kawasan Asia..................................... Bagan Kerangka Pikir............................................................ Logo AusAID......................................................................... Bendera RDTL....................................................................... Peta Timor Leste.................................................................... Bantuan Australia pada Air Bersih dan Sanitasi.................... Australia Awards di Timor Leste........................................... Peta Geografis Timor Leste dan Australia............................. Kondisi Sekolah Dasar di Timor Leste (Bagian Depan)....... Kondisi Sekolah Dasar di Timor Leste (Bagian Samping).... Kondisi Fasilitas Sekolah Dasar di Timor Leste.................... APM Sekolah Dasar di Timor Leste 2009-2013.................... Pelatihan Tenaga Pengajar di Timor Leste............................ Pelatihan Tenaga Pengajar di Timor Leste............................ Proses Belajar Mengajar di Timor Leste............................... Proporsi Murid Kelas 1 Mencapai Kelas 5 2009-2013.......... Bantuan Perpustakaan Sekolah Dasar di Timor Leste........... AMH di Timor Leste 2009-2013........................................... Tenaga Pengajar Menyampaikan Materi............................... IPM di Timor Leste 2009-2013............................................. Pelatihan Tenaga Pengajar di Timor Leste............................ Halaman 2 6 23 39 42 43 55 56 70 76 78 79 81 83 84 84 85 87 88 88 89 94 v DAFTAR SINGKATAN AHH AIPH AIPRD AMH APM ASPI AusAID CSC EFA F-FDTL HAM HDI HSSP-SP ILO IPM JICA MDGs MoU NPVD PBB PNTL SDG SWAp UNDP UNICEF UNMISET UNMIT UNOTIL UNTAET WHO WMD : Angka Harapan Hidup : The Australia Indonesia Partnership for HIV : Australia-Indonesia Partnership for : Angka Melek Huruf :Angka Partisispasi Murni : Australia Strategic Policy Institute : Australian Agency for International Development : Civil Service Commission : Education for All : Falintil-Forcas Defensa Timor Lorosa : Hak Asasi Manusia : Human Development Index : Health Sector Strategic Plan-Support Project : International Labour Organization : Indeks Pembangunan Manusia : Japan International Cooperation Agency : Millenium Development Goals : Memorendum of Understanding : National Program for Village Development : Perserikatan Bangsa-Bangsa : Polisi Nasional Timor Leste Reconstruction and Development : Sustainable Development Goals : Sector Wide Approach : United Nations Development Programme :United Nations Children’s Emergency Fund : United Nations Mission of Support in East Timor : UnitedNations Integrated Mission in Timor Leste : United Nations Offie in Timor Leste : United Nations Transitional Administration in :World Health Organization : Weapons Of Mass Destruction I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Timor Leste merupakan negara termuda di dunia berdasarkan laporan Timor Leste yang dibuat oleh Friedrich Ebert Stiftung pada tahun 2006. Hal ini juga dapat terlihat pada kemerdekaan Timor Leste yang secara formal dan diakui sebagai negara republik independen pada tanggal 20 Mei 2002. Pasca kemerdekaan, Timor Leste termasuk dalam kategori negara miskin (least developed country) di wilayah Asia yang memiliki tantangan dalam pembangunan negara, salah satunya adalah angka pengangguran yang tinggi. Jika dilihat melalui sisi demografi, berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2009, Timor Leste memiliki jumlah penduduk sebanyak 894.840 jiwa dengan penduduk yang berusia produktif (15–65 tahun) sebanyak 429.523 jiwa atau sekitar 48% dari jumlah total.1 Angka penduduk berusia produktif di Timor Leste tidak sesuai dengan lapangan pekerjaan yang sangat terbatas, sehingga menyebabkan angka pengangguran menjadi tinggi.Angka pengangguran di Timor Leste yang tinggi juga disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan masyarakat Timor Leste dan terbatasnya sarana 1 World Bank Data 2 infrastruktur, hal itulah yang menimbulkan masalah sosial serta pembangunan manusia yang lemah. Hal ini juga dibuktikan dengan rendahnya Human Development Index (HDI) di Timor Leste pada tahun 2009 sebesar 0,60. Palau yang merupakan negara kecil memiliki HDI sebesar 0,77. Fiji di urutan kedua dengan IPM sebesar 0,73.2 Human Development Index 2009 0.8 0.6 0.4 HDI 0.2 0 Palau HDI Fiji Timor Leste Gambar 1.1 Human Development Index tahun 2009 Sumber data dari UNDP. Human Development Data (1980-2015). Menurut United Nations Development Programme (UNDP), pembangunan manusia merupakan suatu proses perluasan pilihan yang lebih banyak kepada penduduk melalui upaya pemberdayaan dalam peningkatan kemampuan dasar manusia agar dapat sepenuhnya berpartisipasi di segala bidang pembangunan. Pembangunan manusia perlu diperhatikan, karena pembangunan manusia dipandang sebagai subjek pembangunan yang bertujuan untuk kepentingan manusia. 2 UNDP. Human Development Data (1980-2015). 3 Keberhasilan pembangunan manusia diukur melalui suatu indikator pembangunan. Indikator pembangunan merupakan tolak ukur dalam mengukur performa suatu negara dalam mencapai pembangunannya.Salah satu bidang yang menjadi indikator dalam pembangunan adalah pendidikan. Kualitas pendidikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan pembangunan suatu negara. Pada bidang pendidikan, Timor Leste mengalami empat kali masa perubahan sistem pendidikan, yaitu masa Pemerintahan Portugis sampai tahun 1975, masa Pemerintahan Indonesia tahun 1975–1999, masa transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1999-2002 dan masa Pemerintahan Timor Leste tahun 2002.3 Awal kemerdekaan, pendidikan di Timor Leste mengalami penurunan disebabkan fasilitas yang telah hancur pasca terjadinya konflik kerusuhan masyarakat Timor Leste pada tahun 1999. Hal ini juga ditunjukkan dengan rendahnya Angka Melek Huruf (AMH) di Timor Leste pada tahun 2009, yaitu 58,9%. 4 Rendahnya AMH di Timor Leste pada tahun 2009 disebabkan dengan kondisi Timor Leste yang belum stabil, baik sistem politik, ekonomi dan pembangunannya. Dengan adanya permasalahan tersebut,pemerintah Timor Leste melakukan upaya dalam pembangunan negara melalui diplomasi dengan negara maju dan berkembang untuk mendapatkan bantuan. Diplomasi tersebut berhasil dilakukan pemerintah Timor Leste. Hal ini dapat dilihat bahwa Timor Leste mendapatkan bantuan luar negeri dari berbagai organisasi internasional, 3 Frederico, M. 2014. Peranan Comunidade Dos PaAses De Langua Portuguesa (CPLP) Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Timor Leste.Universitas Komputer Indonesia:Bandung. p. 3 4 World Bank Data 4 seperti PBB,World Bank, agensi pembangunan internasional ( AusAID dan JICA), dan pelaku bisnis asing. Negara pendonor terbesar di Timor Leste adalah Jepang, Portugal, dan Australia.5 Bantuan yang diberikan kepada Timor Leste tidak hanya berupa bantuan dana melainkan bantuan berupa program-program pembangunan. Bantuan yang diberikan ke Timor Leste berupa sektor ekonomi, sosial, politik serta militer. Bantuan luar negeri yang terus menerus masuk ke Timor Leste dikarenakan pasca Timor Leste merdeka, negara tersebut menjadi negara yang memiliki angka kemiskinan tinggi dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Timor Leste pada tahun 2003 hanya US$485,3 juta.6 Sejak tahun 1999, Jepang telah memberikan bantuan terhadap Timor Leste sebagai bentuk dukungan Jepang atas represifnya rezim Soeharto dan pendudukan Indonesia di Timor Leste. Jepang memberikan bantuannya melalui organisasi Jepang, yaitu Japan International Cooperation Agency (JICA). JICA merupakan badan Jepang untuk kerjasama internasional dalam sektor pembangunan. Pada saat itu, JICA memberikan bantuan dengan tiga prioritas, yaitu : a) rehabilitasi dan pemeliharaan infrastruktur, b) pertanian dan pengembangan masyarakat, dan c) pengembangan kapasitas. 7 Jepang masih berkomitmen memberikan bantuan terhadap Timor Leste hingga tahun 2016. 5 Guteriano,N. 2006. The Paradox Of Aid In Timor Leste. University of Brasilia, Brazil. p. 3 World Bank Data 7 Buletin La’o Hamutuk. 2002. Bantuan Jepang Untuk Timor Lorosa’e. 6 5 Portugal juga merupakan negara yang memberikan bantuan dalam bentuk hibah kepada Timor Leste sejak tahun 1999.8 Portugal mendistribusikan US$ 8,9 juta kepada Timor Leste sebagai salah satu bentuk bantuan untuk ekonomi melalui sektor infrastruktur, pertanian, perikanan, pertambangan, pendidikan, dan pembangunan kota. Selain itu, pada tahun 2001, Portugal memberikan anggaran sebesar US$ 2,2 juta untuk pelatihan dan peralatan militer. 9 Hingga 2016, Portugal masih konsisten memberikan bantuannya terhadap Timor Leste. Australia merupakan salah satu negara pendonor terbesar di Timor Leste sejak tahun 1999. 10 Salah satu agensi bantuan pembangunan di Australia adalah Australian Agency For International Development (AusAID). AusAID memiliki fokus program dengan Timor Leste yang tertera dalam Strategic Planning Agreement for Development yaitu Saving Lives, Promoting Opportunities For All, Supporting Suistanable Economic Development dan Effective Governments.11 Tabel 1.1 Peringkat Donor terbesar di Timor Leste Donor Agency Government of Australia (AusAID) Portugal Jepang (JICA) Actual Disbursements (USD) 93,459,639.84 12,375,593.49 8,566,531.41 Sumber : Aid Transparency Portal 2016 8 Buletin La’o Hamutuk. 2002. Bantuan Portugis kepada Timor Lorosa’e. Buletin La’o Hamutuk, Loc.cit 10 Pemerintah of The Democratic Republic of Timor Leste. 2014. Development Coorperation Report for Timor Leste. 11 AusAID. Inquiry into Australia’s Relationship with Timor-LesteSubmission. no. 20. p. 2 9 6 Ketiga negara tersebut berkomitmen untuk memberikan bantuan terhadap Timor Leste agar dapat membangun pembangunan di Timor Leste. Bantuan yang diberikan oleh ketiga negara tersebut difokuskan untuk bantuan pembangunan Timor Leste. Penelitian ini akan meneliti tentang bantuan Australiamelalui AusAID. Kebijakan bantuan Australia pada tahun 2011 adalah An Effective Aid Program for Australia: Making a real difference–Delivering real yang diresmikan pada bulan Juli 2011.Kawasan Asia Timur dan Pasifik menjadi kawasan yang banyak diberikan bantuan oleh Australia dibandingkan dengan kawasan lainnya. Bantuan diberikan untuk beberapa sektor yang di prioritaskan oleh pemerintah Australia dan mitra pembangunannya. Pemberian bantuan terhadap satu sektor ke sektor lain akan memberikan manfaat satu sama lain. Sektor-sektor tersebut adalah pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pemerintah. Jumlah Bantuan Australia tahun 2011 600 500 400 300 200 100 0 Jumlah Bantuan Gambar 1.2 Bantuan Australia di kawasan Asia Berdasarkan sumber data dariBudget Australia’s International Development Assistance 2011 (Ministry For Foreign Affairs) 7 Berdasarkan grafik diatas, Timor Leste merupakan negara ketiga yang mendapatkan bantuan dari Australia dengan jumlah bantuan terbesar. AusAID memberikan kontribusi berupa bantuan kepada Timor Leste sebesar $123,7 juta.12 Australia membantu Timor Leste dalam memperbaiki keadaan di Timor Leste pasca konflik yang terjadikhususnya dalam stabilitas dan kehidupan masyarakat Timor Leste salah satunya pada bidangpendidikan. AusAID memberikan bantuan kepada Timor Leste melalui programprogram yang telah disepakati dalam Strategic Planning Agreement for Development 2011 untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs), yaitu pertama, eradicate extreme poverty and hunger (mengurangi angka kemiskinan dan kelaparan), kedua, achieve universal primary education (mencapai pendidikan dasar uiversal), ketiga, promote gender equality and empower women (mempromosikan persamaan gender dan pemberdayaan wanita). Keempat, reduce child mortality (menurunkan angka kematian anak), kelima, improve maternal health (meningkatkan kesehatan ibu), keenam, combat HIV/AIDS, malaria and other diseases (memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya), ketujuh, ensure enviromental sustainability (menjamin kelestarian lingkungan), dan terakhir develop a global partnership (mengembangkan kemitraan global). Bantuan Australia di Timor Leste juga menjadi bukti komitmen Australia dalam memberikan bantuan kepada Timor Leste hingga saat ini. 12 Ibid,. p. 4 8 Penelitian ini fokus pada salah satu bidang utama, yaitu Promoting Opportunities For All dengan program dalam pendidikan dasar untuk mencapai salah satu tujuan MDGs yaitu achieve universal primary education (mencapai pendidikan dasar universal). Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu aspek penunjang pembangunan suatu negara. Pertimbangan penulis memilih Australia sebagai fokus negara yang memberikan bantuan kepada Timor Leste dibanding negara lainnya adalah : 1. Letak geografis Australia dan Timor Leste Secara geografis, letak Timor Leste berdekatan dengan Australia. 2. Hubungan bilateral Australia dan Timor Leste Hubungan kedua negara telah terjalin sejak lama. Australia merupakan salah satu negara yang mendukung Timor Leste dalam mencapai kemerdekaan. Tetapi, Australia juga merupakan negara yang bersitegang dengan Timor Leste dengan masalah perbatasan wilayah. 3. Australia melalui AusAID merupakan negara donor terbesar hingga 2016 di Timor Leste dengan bentuk bantuan hibah, yaitu tidak ada pengembalian dana ke Australia. Berdasarkan latar belakang, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Analisis Bantuan Luar Negeri Australia di Timor Leste (Studi Kasus : AusAID tahun 2011-2013)”. 9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil rumusan masalah yaitu : “Bagaimana Bantuan Australia di Timor Leste pada Bidang Pendidikan?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : - Untuk mengetahui kebijakan bantuan luar negeri Australia - Untuk mengetahui tujuan bantuan AusAID di Timor leste - Untuk mengetahui bentuk bantuan Australia di Timor Leste melalui AusAID 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis a. Sebagai suatu sarana dalam mengembangkan konsep bantuan luar negeri b. Sebagai tambahan pengetahuan mengenai studi bantuan luar negeri di Timor Leste. c. 10 2. Kegunaan Praktis a. Sebagai pelengkap penelitian-penelitian terdahulu terkait tujuan bantuan luar negeri Australia di Timor Leste melalui AusAID. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literatur Reviu Dalam bagian ini, penulis akan mereviu empat (4) jurnal penelitian terdahulu, cakupan bahasan yang luas tentang bantuan luar negeri . 2.1.1 Kebijakan Dan Implementasi Bantuan Luar Negeri Ausaid Di Timor Leste: Evaluasi Terhadap Proyek Dukungan Rencana Strategik Sektor Kesehatan (Ausaid Policy and Implementation In Timor Leste:(Evaluation Of Health Strategic Plan-Support Project) Penelitian yang dilakukan oleh Manuela Pereira (Kementerian Kesehatan Timor Leste) , Yodi Mahendradhata (Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta), Retna Siwi Padmawat (Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada) berjudul Kebijakan Dan Implementasi Bantuan Luar Negeri AusAID Di Timor Leste: Evaluasi Terhadap Proyek Dukungan Rencana Strategik Sektor Kesehatan (AusAID Policy and Implementation In Timor Leste: (Evaluation Of Health Strategic Plan-Support Project).13 Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang evaluasi kebijakan bantuan luar 13 Manuela, P,Yodi, M,& Retna SP. 2012. Kebijakan Dan Implementasi Bantuan Luar Negeri AusAID Di Timor Leste: Evaluasi Terhadap Proyek Dukungan Rencana Strategik Sektor Kesehatan (AusAID Policy and Implementation In Timor Leste: (Evaluation Of Health Strategic Plan-Support Project). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. vol. 01, no. 01, p. 52-59. 12 negeri dalam mengkoordinir donor AusAID dan development partner untuk mendanai program pengembangan sumber daya manusia (dalam proyek Health Sector Strategic Plan-Support Project (HSSP-SP)) melalui mekanisme koordinasi di Kementerian Kesehatan Timor Leste. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan proyek HSSP-SP merupakan program Kementerian Kesehatan Timor Leste yang didukung oleh Australian Agency for International Development (AusAID) dalam pengembangan sumber daya manusia. AusAID memberikan bantuan pendanaan serta bentuk dukungan dalam pengembangan kapasitas tenaga kesehatan. Kerjasama yang dilakukan oleh kedua pihak ini dilakukan melalui mekanisme koordinasi utama dan tambahan. Peneliti juga memaparkan mekanisme koordinasi Kementerian Kesehatan Timor Leste yang tidak dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ada. Penulis menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi dalam melihat program bantuan AusAID di Timor Leste 2.1.2 Peranan Australia BencanaTsunami (Australia- dalam Melalui Indonesia Pembangunan Kerangka Partnership For Aceh Kerjasama Pasca AIPRD Reconstruction And Development) Periode 2005-2009 Penelitian yang berjudul Peranan Australia dalam Pembangunan Aceh Pasca Bencana Tsunami Melalui Kerangka Kerjasama AIPRD (AustraliaIndonesia Partnership For Reconstruction And Development) Periode 2005- 13 2009 yang dilakukan oleh A.A Alit Maradi Wisma Dhamana, I Made Wiranata, A.A. Ayu Intan Parameswari, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana.14 Peneliti membahas tentang peran Australia dalam pemberian bantuan kepada Aceh pasca bencana tsunami melalui agensi pembangunan Australia yang bernama AusAID dengan didasarkan pada strategi pembangunan negara Indonesia. Fokus bantuan AusAID kepada Aceh adalah dalam bidang pembangunan infarstruktur. Penelitian ini menggunakan beberapa kerangka konseptual, yaitu : konsep bantuan luar negeri, konsep agensi pembangunan, konsep pembangunan pasca bencana, konsep peranan, teori development intervention, dan teori perananan development agency. Peneliti juga menggunakan metode penelitian kualitatif deskripsi. Pembahasan dalam jurnal penelitian ini jelas memperlihatkan kinerja dan keberhasilan Australia melalui AusAID dalam pembangunan Aceh pasca bencana tsunami. Penelitian ini sebagai bahan referensi dalam melihat kelebihan serta keberhasilan AusAID dalam memberikan bantuan di Aceh. 2.1.3 Study of Australia’s approach to aid in Africa Penelitian yang ditulis oleh Joel Negin ( Dosen Senior di International Public Health University of Sydney) dan Glenn Denning (Professor of Professional Practice in International and Public Affairs, and Director of 14 Alit, MWD, I, MW, & Ayu, IP. Peranan Australia dalam Pembangunan Aceh Pasca Bencana Tsunami Melalui Kerangka Kerjasama AIPRD (Australia-Indonesia Partnership For Reconstruction And Development) Periode 2005-2009 14 Center for Globalization and Suistainable Development at the Earth Institute of Columbia University) berjudul Study of Australia’s approach to aid in Africa.15 Penelitian ini membahas tentang bantuan Australia dalam pendanaan pembangunan di Afrika. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan dokumen mengenai bantuan AusAID terhadap Afrika. Peneliti juga menggunakan dokumen berupa laporan dalam efektifitas bantuan dari UNDP dan dokumen relevan lainnya. Selain itu, penelitian dilakukan dengan wawancara informan dari stakeholder Australia dan Afrika. Dalam penelitian ini, peneliti mengungkapkan bahwa AusAID merupakan donor utama yang ada di Afrika. Dalam pelaksanaannya, AusAID berfokus dalam beberapa sektor, seperti food security, water and sanitation, dan maternal and child health. Bantuan yang diberikan oleh AusAID ini tersebar di semua bagian Afrika dan sangat efektif dalam pembangunan di Afrika dikarenakan adanya dukungan dari pemerintah Afrika serta terjalinnya kerjasama yang bersifat bilateral dan multilateral dengan organisasi lainnya. Penelitian ini memberikan data yang lengkap tentang bantuan AusAID serta memperlihatkan kinerja dan komitmen AusAID dalam memberikan bantuan pembangunan di Afrika. Penelitian ini digunakan sebagai bahan referensi, melihat AusAID dalam memberikan bantuan ke suatu negara. 15 Joel, N & Glenn, D. 2011. Study of Australia’s Approach to Aid in Africa. 15 2.1.4 Peran Australian Agency For International Development (AusAID) dalam Menangani HIV/AIDS Penelitian dengan judul Peran Australian Agency For International Development (AusAID) dalam Menangani HIV/AIDS di Papua oleh Aji Yanuarrahma, seorang mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UNMUL.16 Penelitian ini membahas tentang kerjasama Indonesia dan Australia dalam mengkampanyekan pencegahan HIV/AIDS. Australia telah berkomitmen dalam membantu pemerintah Indonesia di bidang kesehatan melalui AusAID. Penelitian ini menggunakan kerangka teori, yaitu teori peran organisasi internasional dan konsep bantuan luar negeri. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif prediktif untuk mengetahui peran AusAID dalam menangani permasalahan HIV/AIDS. Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan tentang, pertama hubungan Indonesia dan Australia yang terjalin dengan adanya kedekatan geografis Kedua, bantuan AusAID merupakan salah satu bentuk realistis dalam komitmen serta moral Australia sebagai anggota komunitas internasional yang turut membantu memenuhi kebutuhan negara lain. Ketiga, tujuan dan peran AusAID serta program-program yang dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Keempat, peneliti juga memberikan data yang jelas terkait bantuan yang diberikan oleh AusAID yang berupa dana serta sosialisasi penanganan HIV/AIDS. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan informasi bahwa adanya peran berkelanjutan oleh 16 Aji, Y. 2014. Peran Australian Agency For International Development (AusAID) dalam Menangani HIV/AIDS di Papua. Universitas Mulawarman. vol. 2, no. 1, hlm. 21-36. 16 AusAID hingga tahun 2016 yang telah tertera di The Australia Indonesia Partnership for HIV (AIPH) 2008 – 2016. Peneliti memberikan kesimpulan bahwa program-program yang dijalankan oleh AusAID dalam menangani pencegahan HIV/AIDS sudah efektif. Hal ini ditunjukkan dengan semakin berkurangnya penderita HIV/AIDS serta mulai munculnya tempat-tempat konsultasi tentang bahaya HIV/AIDS. 2.1.5 Kepentingan Keamanan Nasional Australia Dalam Pelaksanaan Kerjasama Defence Cooperation Program di Timor Leste Penelitian dengan judul Kepentingan Keamanan Nasional Australia Dalam Pelaksanaan Kerjasama Defence Cooperation Program di Timor Leste oleh Nancy Louisa A, Ni Wayan Rainy, Anak Agung Ayu Intan Prameswari, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana. 17 Penelitian ini membahas tentang kerjasama Australia dan Timor Leste dalam bidang keamanan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep keamanan nasional dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang digunakan berasal dari dokumen negara seperti Defence White Papers yang dipublikasi oleh Kementerian Pertahanan Australia dan tulisan ilmiah berasal dari institusi seperti Australia Strategic Policy Institute (ASPI). Penelitian juga menjelaskan bahwa kerjasama yang dibentuk memiliki tujuan bagi Australia, yaitu untuk mencapai kepentingan keamanan Australia. Kepentingan keamanan Australia dilihat melalui dua sektor, yaitu keamanan 17 Nancy L, Ni Wayan, & Anak Agung Ayu. 2012. Kepentingan Keamanan Nasional Australia Dalam Pelaksanaan Kerjasama Defence Cooperation Program di Timor Leste tahun 2002-2012. 17 militer dan keamanan perbatasan. Penelitian ini memaparkan kepentingan nasional dan kebijakan keamanan Australia serta strategi Australia untuk mencapai kepentingan tersebut. Peneliti juga menyimpulkan bahwa keamanan Australia memiliki keterkaitan dengan keamanan negara-negara di sekitar kawasan Australia. Dalam melindungi dan meningkatkan keamanannya, Australia membangun kerjasama dengan negara-negara sekitarnya, salah satunya Timor Leste. Perbedaan kelima penelitian tersebut dengan penelitian skripsi ini adalah fokus penelitian yang lebih menekankan pada bantuan Australia dalam mendukung pendidikan di Timor Leste dan tujuan bantuan Australia berdasarkan konsep bantuan luar negeri dan kepentingan nasional. 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Konsep Kepentingan Nasional Menurut Hans. J. Morgenthau, kepentingan nasional adalah kepentingan suatu bangsa yang bertujuan untuk mencapai kelangsungan hidup bangsa, keamanan nasional, integritas wilayah, dan kesejahteraan ekonomi. 18 Kepentingan nasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kepentingan nasional yang bersifat vital atau esensial dan kepentingan nasional yang bersifat non-vital atau sekunder.19 18 Cecep, S. 2010. Politik Antar Bangsa Terjemahan S. Maimoen & A.M Fatwan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Jakarta. P. 33 19 Aleksius Jemadu. 2008. Politik Global dalam Teoi dan Politik. Graha Ilmu : Yogyakarta. p. 6769 18 Kepentingan nasional vital berkaitan dengan kelangsungan hidup negara serta nilai-nilai inti (core values) yang menjadi identitas kebijakan luar negeri suatu negara. Kepentingan nasional non-vital atau sekunder tidak berhubungan secara langsung dengan eksistensi negara namun tetap diperjuangkan melalui kebijakan luar negeri. Kepentingan nasional berperan dalam menentukan perilaku suatu negara. Kepentingan nasional juga dapat menjadi pembenaran dari setiap kebijakan yang dipilih oleh negara. May Rudy mengatakan bahwa :20 ”Kepentingan nasional (national interest) adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehubung dengan kebutuhan bangsa/negara atau sehubungan dengan hal yang dicita-citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional yang relatif tetap sama diantara semua negara/bangsa adalah keamanan (mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayah) serta kesejahteraan. Kedua hal pokok ini yaitu, keamanan (security) dan kesejahteraan (prosperity) merupakan dasar dalam merumuskan atau menetapkan kepentingan nasional bagi setiap negara” Dalam mencapai kepentingan nasional, negara merupakan aktor utama dalam mewujudkan kepentingan nasional. Negara memiliki strategi untuk mencapai kepentingan nasionalnya serta memiliki kemampuan (power) untuk memberikan pengaruh kepada negara lainnya. Seperti yang dijelaskan Jon. C. Pevehouse dalam bukunya yang berjudul International Relations21 : “Actor use strategy to pursue good outcomes in bargaining with one or more other actors. State deploy power capabilities as leverage to influence each other’s action (Aktor menggunakan strategi untuk mengejar hasil yang baik dalam perundingan dengan satu atau lebih pelaku lainnya. Negara menyebarkan kemampuan daya sebagai suatu cara untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain.)” 20 May Rudi. 2002. Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin. Refika Aditama : Bandung. P. 116 21 Joshua S. Goldstein dan Jon. C. Pevehouse. 2010. International Relations. Longman : New York. p. 71 19 Dalam ranah internasional, kerjasama dan bantuan luar negeri merupakan suatu strategi yang digunakan negara dengan dasar adanya keterbatasan antar negara. Kepentingan nasional dapat dijalankan dan diwujudkan dengan adanya hubungan suatu negara dengan negara lain. 2.2.2 Konsep Bantuan Luar Negeri Bantuan luar negeri merupakan salah satu instrumen kebijakan pemerintah dalam hubungan luar negeri. Secara umum, bantuan luar negeri adalah bantuan yang diberikan dari negara pendonor kepada negara penerima baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta kemanusiaan. Pengertian bantuan luar negeri dapat dilihat dengan pengertian secara sempit dan secara luas. Dalam buku Robert Gilpin yang berjudul “The Political Economy of International Relations” menyebutkan bantuan luar negeri dalam arti sempityaitu bantuan luar negeri diartikan sebagai sejumlah dana yang diberikan oleh negara relatif maju atau kaya kepada negara yang secara ekonomi lebih miskin.22 Sedangkan dalam pengertian yang luas, menurut K.J. Holsti dalam bukunya “International Politics : Framework of Analysis”bahwa bantuan luar negeri sebagai transfer uang, teknologi, ataupun teknis dari negara donor ke negara penerima.23 22 23 Kalevi, JH. 1995. International Politics : Framework of Analysis. New Jersey. P. 180 Ibid. p. 181 20 Bantuan luar negeri didefinisikan sebagai semua jenis bantuan yang diberikan oleh negara atau lembaga donor internasional dalam bentuk pinjaman dan hibah.24 Bantuan yang diberikan tidak hanya sebatas material melainkan dapat dalam bentuk jasa. Bantuan luar negeri dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :25 1. Bantuan Program (Program Aid) Bantuan ini merupakan bantuan program yang ditujukan untuk pembangunan jangka panjang. Ada dua bentuk program, yaitu : - Sector-Wide Approach (SWAp), negara donor mendukung sektor tertentu, seperti kesehatan atau pendidikan untuk mencapai tujuan dan sasaran dari program pemerintah negara penerima. SWAps mendukung kesehatan, pendidikan, air dan pertanian. Pencapaian program ini tergantung dengan perjanjian atau kerjasama yang telah dibuat antara negara penerima dan negara donor. - Dukungan anggaran, bantuan dana biasanya disalurkan ke/atau melalui kementerian keuangan untuk dialokasikan kepada sektorsektor tertentu. 2. Bantuan Teknik (Technical Assistance) Tujuan dari bantuan teknik ini adalah memberikan pelatihan, transfer ilmu dan keahlian melalui ahli internasional kepada tenaga kerja dan masyarakat di negara penerima. 24 John, DW. 1974. The Politics of Foreign Aid. The Bodley Head. London, Sydney, Toronto. p. 188 25 Roger C.R. 2007. Does Foreign Aid Really Work? : Oxford University Press : New York. p. 195 - 207 21 3. Bantuan untuk Kapasitas Pembangunan Bantuan ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kapasitas lembaga di negara penerima bantuan. Selain itu, bantuan ini difokuskan pada pembangunan berkelanjutan. Tabel. 2.1 Tujuan Bantuan Luar Negeri Aspek Keamanan (security) Kekuasaan (power) Kepentingan ekonomi atau kesejahteraan (Wealth/Economic interest) Kepentingan negara (enlightened self-interest) Reputasi (reputation) Kewajiban (obligation) Kemanusiaan (humanitarian) Tujuan Negara penerima dapat menjadi sekutu bagi negara donor Meningkatkan pengaruh negara donor bagi negara penerima dalam forum internasional Mencapai kepentingan ekonomi negara donor Menciptakan perdamaian, stabilitas dan lingkungan yang sehat Meningkatkan status dan reputasi negara di tingkat internasional Didasari dengan sejarah dan posisi negara donor di negara penerima Memberikan bagi kesejahteraan negara-negara miskin Berdasarkan buku dari A. Mauris berjudul Ideas, Interest and Foreign Aid2011 Riddell menjelaskan bahwa tujuan bantuan luar negeri adalah untuk membantu negara penerima dalam pembangunan dan mengurangi angka kemiskinan, menunjukkan solidaritas negara donor, memajukan kepentingan nasional negara donor, untuk kepentingan ekonomi negara donor ,menyediakan 22 public goods, serta bantuan luar negeri didasarkan pada hak asasi manusia negara penerima bantuan. 26 Tujuan tersebut ditegaskan Mauris secara ringkas, bahwa tujuan bantuan luar negeri ada tujuh,27 yaitu pertama pada aspek keamanan (security) bahwa melalui bantuan luar negeri negara penerima dapat menjadi sekutu bagi negara donor. Kedua, kekuasaan (power) yaitu meningkatkan pengaruh negara donor bagi negara penerima dalam forum internasional. Ketiga, kepentingan ekonomi atau kesejahteraan (Wealth/Economic interest) yaitu dapat mencapai kepentingan ekonomi negara donor melalui dukungan ekspor industri. Keempat, kepentingan negara (enlightened self-interest) untuk mencapai perdamaian, stabilitas dan lingkungan yang sehat. Kelima, reputasi (reputation), negara donor dapat menunjukkan identitasnya serta dapat meningkatkan status dan reputasi negara di tingkat internasional. Keenam, kewajiban (obligation) bahwa negara donor memberikan bantuan luar negeri karena kewajiban yang berkaitan dengan sejarah dan posisi negara donor di negara penerima. Ketujuh, kemanusiaan (humanitarian) dengan memberikan kesejahteraan negara-negara miskin serta meningkatkan bantuan kemanusiaan. Setiap aspek tujuan bantuan luar negeri tersebut merupakan gambaran yang menjelaskan kebijakan luar negeri negara donor.28 26 Ibid. p. 118 - 119 Ibid. p. 10 28 Ibid. p. 10 27 23 2.3 Kerangka Berpikir Pada kerangka pikir ini, penulis mencoba menjelaskan permasalahan utama dari penelitian yang akan dilakukan, yaitu “Analisis Bantuan Australia di Timor Leste (Studi Kasus AusAID tahun 2011 – 2013) Kerangka pikir penelitian digambarkan pada bagan dibawah ini : Kondisi Timor Leste Bantuan Australia melalui AusAID Strategic Planning Agreement for Development : Promoting Opportunities for All Konsep Bantuan Luar Negeri Tujuan Bantuan Luar Negeri : - Keamanan Kepentingan negara Kesejahteraan atau kepentingan ekonomi Reputasi Kewajiban Kemanusiaan Bentuk Bantuan : 1. Bantuan Program 2. Bantuan Teknis Bantuan Luar Negeri Australia melalui AusAID di Timor Leste merupakan tujuan kebijakan bantuan luar negeri Australia mencapai kepentingan nasional Australia. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Sumber : Diolah sendiri berdasarkan keperluan penelitian 24 Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini akan dijelaskan melalui penyusunan kerangka pikir. Kerangka pikir akan merelevansikan antara konsep dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Timor Leste merupakan negara paling muda di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara. Timor Leste diakui kemerdekaannya pada tanggal 20 Mei 2000. Pasca kemerdekaannya, Timor Leste menjadi negara dengan tingkat kemiskinan yang sangat tinggi. Kualitas pendidikan di Timor Leste juga rendah dengan angka melek huruf (AMH) di Timor Leste pada tahun 2009 adalah 58,9%.29 Berdasarkan keadaan tersebut, negara-negara maju memberikan bantuan terhadap Timor Leste. Bantuan luar negeri merupakan salah satu cara suatu negara penerima untuk membangun negaranya, seperti kebijakan pemerintah Timor Leste yang menerima bantuan luar negeri dari berbagai pihak, salah satunya berasal dari pemerintah Australia melalui AusAID. Australia merupakan negara donor terbesar di Timor Leste dan memiliki komitmen dalam meningkatkan pembangunan di Timor Leste. Bantuan luar negeri tersebut diberikan melalui program-program bantuan yang terdapat dalam Strategic Planning Agreement for Development. Salah satu fokus utama dalam perjanjian tersebut adalah Promoting Opportunities for All pada bidang pendidikan dengan pencapaian keberhasilan melalui indikator Millenium Development Goals (MDGs). 29 World Bank Data. 25 Australia merupakan negara yang memiliki sejarah hubungan yang erat dengan Timor Leste. Disisi lain, Australia merupakan negara yang bersitegang dengan Timor Leste dalam permasalahan perbatasan wilayah antara Australia dan Timor Leste. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini akan menggunakan konsep bantuan luar negeri yang masih relevan dalam menganalisa bantuan luar negeri. Konsep ini akan menganalisa bantuan luar negeri yang diberikan Australia melalui AusAID di Timor Leste dan tujuan dari bantuan tersebut yang didukung dengan konsep kepentingan nasional. Kerangka pikir penulis untuk melihat pencapaian keberhasilan bantuan Australia di Timor Leste melalui AusAID pada bidang pendidikan dan untuk mengetahui tujuan bantuan luar negeri Australia di Timor Leste dengan menggunakan konsep yang akan digunakan. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mendeskripsikan dan menganalisa suatu fenomena dengan menggunakan teori yang relevan. Alasan memilih tipe penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang bantuan luar negeri Australia di Timor Leste ini mendeksripsikan fenomena yang terjadi berdasarkan data aktual dan kontekstual yang telah didapatkan dan membuat suatu kesimpulan. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis fenomena tersebut untuk menambah wawasan baru dengan menggunakan teori yang relevan. 27 3.2 Fokus Penelitian Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi penelitian kualitatif agar peneliti tidak terjebak dalam beragam data yang didapatkan. 30 Fokus penelitian dapat membantu penulis dalam menyaring data-data yang relevan dengan pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah. Pada penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian bantuan luar negeri Australia melalui Australian Agency for International Development (AusAID) di Timor Leste pada bidang pendidikan berdasarkan pada rumusan masalah penelitian “Bagaimana bantuan Australia di Timor Leste pada bidang pendidikan?”. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep bantuan luar negeri dan konsep kepentingan nasional untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk serta tujuan bantuan Ausrtalia di Timor Leste pada bidang pendidikan yaitu Opportunities for All. Pada konsep bantuan luar negeri dalam buku A. Mauris memiliki tiga tujuh tujuan bantuan luar negeri dan dalam buku Riddeel menjelaskan tiga bentuk bantuan. Dalam penelitian ini peneliti hanya menelaah bantuan luar negeri Australia di Timor Leste secara umum melalui lima aspek tujuan bantuan luar negeri dan tiga bentuk bantuan. Sedangkan pada bidang pendidikan dilihat melalui dan empat aspek tujuan bantuan luar negeri dan dua bentuk bantuan. 30 Lexy, JM. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya : Bandung. p. 237. 28 Pencapaian bantuan pendidikan Australia di Timor Leste juga diukur melalui tiga indikator Millenium Development Goals (MDGs), yaitu angka partisipasi murni sekolah dasar (Net enrolment ratio in primary education), proporsi murid kelas 1 mencapai kelas 5 (Proportion Of Pupils Starting Grade 1 Who Reach Grade 5) danangka melek huruf 15-24 tahun (Literacy rate of 15–24 year-olds) untuk mencapai tujuan MDGs yaitu universal primary education (mencapai pendidikan dasar universal) berdasarkan Strategic Planning Agreementfor Development. 3.3 Jenis dan Sumber Data Secara umum, jenis data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder, yaitu data yang didapatkan melalui berbagai sumber data tertulis. Sumber data yang digunakan seperti penelitian terdahulu, buku, jurnal, bahan pustaka dan dokumen resmi lainnya. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dari sejumlah literatur berupa buku, jurnal, artikel, surat kabar, dan artikel. 29 2. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen resmi, seperti data yang dihimpun melalui data dari pemerintah Australia , data laporan dari AusAID, data dari pemerintah Timor Leste serta pihak yang berkaitan dan dapat diakses melalui internet. 3.5 Teknik Pengolahan Data Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model analisis Miles dan Huberman dengan melalui tiga tahap, yaitu :31 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data awal yang muncul dari catatan tertulis. Reduksi data merupakan suatu analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, serta menyusun data dengan suatu cara untuk dapat menarik kesimpulan atau digambarkan dan diverifikasi.32 Peneliti mengumpulkan data mengenai bantuan luar negeri Australia di Timor Leste secara umum, khususnya pada bidang pendidikan. Peneliti mencari data melalui laporan dari Pemerintah Australia, AusAID, Pemerintah Timor Leste, World Bank dan data resmi yang ada di internet untuk mencari jawaban yang sesuai dengan penelitian. Peneliti hanya membuang data yang tidak sesuai dengan fokus penelitian. 31 32 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta,Bandung. p. 7-8. Ibid. p. 247 – 249. 30 2. Penyajian Data (Data Display) Pada tahap ini, penulis menyajikan data yang dapat berupa asumsi, konsep, definisi, maupun sebuah deksripsi informasi yang tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan selanjutnya. Peneliti mendeskripsikan informasi yang telah diklasifikasikan sebelumnya mengenai persepsi pemustaka kemudian diolah dan yang disajikan dalam bentuk teks naratif. Peneliti melakukan pengumpulan data yang telah didapatkan melalui reduksi data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk menggabungkan data yang telah tersusun. Peneliti mengolah data tersebut dengan mengunakan konsep yang relevan. 3. Pengambilan Kesimpulan (Conclusion) Penulis menarik kesimpulan dan dari setiap data yang digunakan. Dalam tahap ini, penulis menarik simpulan dari data-data yang telah di telaah untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah. Kesimpulan ini memperlihatkan hasil yang telah dianalisis. BAB IV. GAMBARAN UMUM Pada bab ini, penulis memaparkan gambaran umum mengenai fokus penelitianyaitu bantuan Australia melalui Australian Agency for International Development (AusAID)yang dijelaskan dalam kebijakan bantuan luar negeri Australia.Peneliti juga memaparkan gambaran tentang tempat diberikannya bantuan AusAID yaitu Timor Leste. Selain itu, peneliti memaparkan bantuan pada fokus utama Promoting Opportunities for All pada bidang pendidikan di Timor Leste. 4.1 Kebijakan Australia 4.1.1 Kebijakan Luar Negeri Australia Kebijakan luar negeri merupakan suatu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menjaga keamanan nasional suatu negara. Kebijakan luar negeri Australia dijelaskan dalam Foreign Policy White Paper 2003. White Paper menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri Australia berdasarkan 32 karakteristik Australia sebagai negara yang sukses dan percaya diri di kawasan Asia-Pasifik serta negara yang memiliki kepentingan global. Dalam White Paper tersebut, kebijakan luar negeri Australia adalah Australia memiliki peran di lingkungan internasional, konsolidasi untuk memperluas wilayah serta hubungan bilateral Australia dengan negara lain dan memperkenalkan nilai-nilai Australia. Pada keadaan sistem internasional yang anarki mengharuskan Australia untuk mulai melakukan hubungan dengan negara lainsehingga Australia memiliki peranan penting baik di tingkat internasional maupun regional. Dalam hal ini White Paper menjelaskan bahwa hubungan antar negara-negara besar akan membuat keadaan lebih stabil sehingga dapat menjaga stabilitas keamanan internasional. Hal ini dijelaskan dalam Foreign Policy White Paper 2003 bahwa :33 “...the security of Australia and many other countries is threatened by other international developments, notably terrorism, the proliferation of weapons of mass destruction, regional disorder and transnational crimes such as people smuggling. (keamanan Australia dan negara lainnya diancam dengan perkembangan internasional, terutama terorisme, proliferasi senjata pemusnah massal, gangguan regional dan kejahatan transnasional seperti penyelundupan orang)” Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri Australia adalah melindungi Australia dari serangan fisik, menghapuskan senjata pemusnah massal dan untuk meminimalisir konflik regional. Australia 33 Frank. F. 2003. National Interest, Global Concern : the 2003 Foreign Affairs and Trade White Paper. Foreign Afairs, Defence and Trade Group. Department of the Parliamentary Libarary. no. 23. p. 1 33 meningkatkan keamanan dalam menghadapi terorisme dan kejahatan transnasional sehingga dapat mengurangi resiko konflik global.34 Selain itu, kebijakan luar negeri Australia menjaga keamanan nasional Australia untuk melindungi Australia dari serangan bersenjata (direct arm attack) ditegaskan dalam Defence White Paper tahun 2009 bahwa :35 “Australia's most basic strategic interest remains the defence of Australia against direct armed attack. This includes armed attacks by other states and by non-state actors with the capacity to employ strategic capabilities, including weapons of mass destruction (WMD)” (Kepentingan strategis Australia yang paling dasar dalam pertahanan Australia melawan serangan bersenjata langsung. Ini termasuk serangan bersenjata oleh negara-negara lain dan non negara dengan kapasitas untuk menunjukkan kepabilitas strategis termasuk dalam senjata pemusnah massal) Dari pernyataan tersebut, terlihat bahwa kebijakan luar negeri Australia yang utama adalah melindungi Australia dari serangan bersenjata, baik dari aktor negara maupun non negara. Australia memiliki peran besar dalam mencapai kepentingan nasionalnya dan membuat suatu strategi untuk mewujudkannya. Dalam mencapai kepentingan tersebut, Australia memaksimalkan keberadaan negara-negara yang berada di sekitar Australia. Australia menginginkan stabilitas keamanan bagi negara-negara tetangganya. Australia ingin negara-negara tetangganya tidak menjadi ancaman bagi Australia ataupun tidak dikuasai pihak asing untuk menyerang Australia. 34 2003. Advancing the National Interest : Australia Foreign and Trade Policy White Paper 2003.p. 14 35 Department of Defence. 2009. Defence White Paper. p. 12 34 Selain itu, kebijakan luar negeri Australia adalah konsolidasi dan memperluas wilayah serta hubungan bilateral Australia dengan negara lain. Australia memiliki hubungan yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia. Hal ini merupakan kebijakan prioritas dalam kebijakan luar negeri dan perdagangan Australia. Dalam White Paper dijelaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua mitra di Asia atas dasar saling menghormati dan kepentingan bersama. Kebijakan ini bertujuan untuk build national prosperity (menciptakan kesejahteraan nasional). Pada kebijakan ini, Australia membangun dan melanjutkan kapasitas kompetensi perdagangan dan investasi pada skala intenasional melalui penekanan pada pasar Asia-Pasifik.36Australia berupaya untuk mengintegrasikan ekonominya di kawasan Asia Pasifik. 37 Hal ini diperkuat dengan kebijakan luar negeri Australia, yaitu comprehensive engangement yang melibatkan peran Australia secara komprehensif dengan negara-negara di kawasan Asia. Australia menerapkan pendekatan multidimensional dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik.38 Kebijakan luar negeri Australia selanjutnya adalah memperkenalkan Australia dan nilai-nilainya. Kebijakan ini menjelaskan bahwa Ausralia dapat bertindak sebagai warga internasional yang baik dalam membangun tatanan berdasarkan peraturan internasional (good international citizen). Dalam kebijakan ini, Australia mempromosikan sistem good governance serta hak asasi manusia dan pembangunan. Australia memainkan peranan yang positif, 36 2003. Advancing the National Interest : Australia Foreign and Trade Policy White Paper 2003.p. 72 37 Alexius, Jemadu. 2006. Tinjauan Historis Kebijakan Keamanan Australia di Asia Pasifik. p. 3 38 Ibid. p. 3 35 seperti memberikan bantuan pembangunan, mencegah terorisme, dan berkontribusi pada masalah kesehatan dunia yang akan memberikan citra baik terhadap Australia. 39 Hal ini juga ditegaskan oleh Rudd, bahwa salah satu tujuan kebijakan bantuan adalah act as a good international citizen in building a stable and just international rules yaitu bertindak sebagai warga internasional yang baik dalam membangun tatanan berdasarkan peraturan internasional40 4.1.2 Kebijakan Bantuan Australia Sejak pasca perang, Australia telah memberikan kontribusi dalam pengembangan wilayah dengan memberikan bantuan pembangunan yang telah dilakukan sejak tahun 1950 melalui Colombo Plan. Pada saat itu, menteri luar negeri pada masa Pemerintahan Menzies, yaitu Percy Spender menegaskan bahwa :41 “We live side by side with the countries of South and Southeast Asia, and we desire to be on good-neighbour terms with them. Above all, it is in our interests to foster commercial and other contacts with them and give them what help we can in maintaining stable and democratic governments in power, and increasing the material welfare of their peoples. In doing so we take the long view (Kita hidup berdampingan dengan negara-negara Asia Selatan dan Tenggara, dan kami ingin menjadi hubungan baik-tetangga dengan mereka. Di atas semua, itu adalah kepentingan kami untuk membina kontak komersial dan lainnya dengan mereka dan memberi mereka bantuan apa yang kami bisa dalam menjaga 39 Ibid. p. 114 Ibid 41 National Press Club. The New Aid Paradigm 40 36 pemerintah yang stabil dan demokratis dalam kekuasaan, dan meningkatkan kesejahteraan materi dari rakyat mereka. Dalam melakukannya kita mengambil pandangan lama)” Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kebijakan bantuan Australia dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Bantuan yang diberikan untuk menjaga pemerintahan yang stabil dan demokratis serta meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat di negara penerima bantuan. Kebijakan bantuan Australia pada tahun 2011 adalah An Effective Aid Program for Australia: Making a real difference – Delivering real yang diresmikan pada bulan Juli 2011. Dalam kebijakan tersebut dijelaskan bahwa tujuan bantuan Australia adalah : “The fundamental purpose of Australian aid is to help people overcome poverty. This also serves Australia’s national interests by promoting stability and prosperity both in our region and beyond.” (Tujuan fundamentasl bantuan Australia adalah untuk membantu orang-orang keluar dari garis kemiskinan. Selain itu, bantuan diberikan untuk mencapai kepentingan Australia.) Tujuan tersebut juga ditegaskan pada pidato Rudd dalam Progress on the implementation of an effective aid program for Australia bahwa Australia menjadi negara yang efektif dalam memberikan donor di dunia salah satunya untuk membantu negara-negara keluar dari garis kemiskinan. Bantuan tersebut sebagai startegi dalam mencapai kepentingan nasional Australia dengan mempromosikan stabilitas dan kemakmuran serta mengurangi kemiskinan di kawasan regional Australia. 37 Tujuan kebijakan bantuan luar negeri Australia merupakan bagian integral dari kebijakan luar negeri dan kebijakan keamanan Australia. Hal ini juga ditegaskan Rudd kembali dalam pidato Progress on the implementation of an effective program for Australia yang mengatakan bahwa :42 “Purpose of our aid policy : Australia’s aid program is an integral part of our broader foreign and security policy objectives. These are to maintain our national security, build our national prosperity and act as a good international citizen building stable and just international rules (Program bantuan Australia adalah bagian integral dari kebijakan luar negeri dan kebijakan keamanan. Ini bertujuan untuk menjaga keamanan nasional negara kami, membangun kesejahteraan negara kami dan bertindak sebagai warga internasional yang baik dalam membangun tatanan berdasarkan peraturan internasional) Pernyataan tersebut menegaskan bahwa program bantuan Australia juga bertujuan untuk menjaga keamanan nasional Australia, mencapai kesejahteraan nasional Australia dan Australia dipandang sebagai warga internasional yang baik (good international citizen). Kebijakan bantuan Australia melalui AusAID memiliki tiga alasan dalam memberikan bantuan, yaitu Australia values (nilai-nilai masyarakat Australia), Australia’s national interest (kepentingan nasional Australia) dan Australia as a good international citizen (Australia sebagai negara yang baik di dunia).43Alasan tersebut dijelaskan di bawah ini yaitu:44 42 2011. Progress on the Implementation of an Effective Aid Program For Australia 2012. An Effective Aid Program for Australia : Making a real difference – Delivering real results. p. 10-12 44 Ibid. p. 10 - 12 43 38 1. Australia values (nilai-nilai masyarakat Australia) Australia values (nilai-nilai masyarakat Australia) merupakan nilai-nilai yang dipercaya masyarakat Australia dalam membantu negara lain manapun yang sedang membutuhkan bantuan. 2. Australia’s national interest (Kepentingan nasional Australia) Kepentingan tersebut adalah mempromosikan stabilitas keamanan kawasan dan mencapai kesejahteraan serta mengurangi kemiskinan yang sesuai dengan tujuan kebijakan bantuan luar negeri. Hal ini juga dijelaskan dalam kebijakan bantuan luar negeri Australia yaitu :45 “They contribute to building a safer, more stable and prosperous world which, in turn, helps keep our country safe from instability, infectious disease and organised crime.(Mereka berkontribusi untuk membangun dunia yang lebih aman, lebih stabil dan makmur dimana nanti pada saatnya akan membantu menjaga negara kita aman dari ketidakstabilan, penyakit yang menular dan kejahatan yang terorganisir” 3. Australia as a good international citizen (Australia sebagai negara yang baik di dunia) Hasil yang bermanfaat ini akan memberikan citra baik bagi Australia di tingkat internasional. Kontribusi Australia dalam mencapai kemakmuran dan mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang sebagai bentuk identitas Australia yang dikenal sebagai negara yang baik di dunia (a good international citizen). 45 Ibid. p. 15 39 Selain itu dalam kebijakan bantuan luar negeri, Australia berkomitmen untuk membantu negara-negara berkembang untuk mencapai tujuan pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDGs). Hal ini bertujuan untuk meringankan kemiskinan dunia pada tahun 2015. Bantuan yang diberikan Australia kepada negara-negara berkembang untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan yang sejalan dengan kepentingan nasional Australia.46 Untuk mencapai MDGs tersebut, bantuan Australia fokus terhadapsaving lives, promoting opportunities for all, sustainable economic development dan effective governance. 4.2 AusAID Gambar 4.1 Logo AusAID Sumber Pemerintah Australia : AusAID AusAID merupakan agensi pembangunan di bawah Pemerintahan Australia, yaitu Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia. AusAID menyediakan bantuan pembangunan resmi untuk negara-negara 46 Ibid. p. 1 40 berkembang, terutama di wilayah Asia-Pasifik dan Afrika. Bantuan pembangunan diberikan melalui program berkelanjutan yang terencana untuk jangka panjang di sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kesetaraan gender, hukum dan ketertiban, pembangunan pedesaan serta lingkungan hidup.47 Pada saat kondisi darurat, AusAID memiliki sifat yang fleksibel dan merespon dengan cepat dan efektif. AusAID memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk dan negara yang rentan terkena konflik atau bencana alam seperti badai, banjir dan gempa bumi. Hal ini menjadi catatan terbaik bagi AusAID di dunia internasional.48 Program bantuan AusAID dijalankan sesuai dengan kebijakan bantuan pemerintah Australia yaitu An Effective Aid Program for Australia : Making a real difference-Delivering real results. Bantuan yang diberikan Australia kepada negara-negara berkembang untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan juga sejalan dengan kepentingan nasional Australia.49 Selain itu, Australia juga berkomitmen untuk membantu negara-negara berkembang mencapai tujuan pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDGs). MDGs memiliki delapan tujuan dalam pembangunan yaitu (1) eradicate extreme poverty and hunger (memberantas kemiskinan dan kelaparan), (2) achieve universal primary education (mencapai pendidikan dasar universal), (3) promote gender equality and empower women (mendorong kesetaraan 47 AusAID. The Australian Agency for International Develoment (AusAID) manages Australia’s Overseas Aid Program. p. 2 48 Ibid,. p. 1 49 Ibid,. p. 1 41 gender dan pemberdayaan perempuan), (4) reduce child mortality (mengurangi angka kematian anak), (5) improve maternal health (meningkatkan kesehatan ibu), (6) combat hiv/aids, malaria and other diseases (memberantas HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya), (7) ensure enviromental sustainability (menjamin kelangsungan lingkungan) dan (8) develop a global partnership (mengembangkan kemitraan global). Dalam melaksanakan proyek bantuan, AusAID bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan Australia, non-Pemerintah organization (NGO) atau organisasi non-pemerintah dan mitra pembangunan. Australia juga bekerjasama dengan masyarakat Australia untuk melaksanakan proyek bantuan, seperti membantu dalam transfer keterampilan. 50 Fokus bantuan AusAID terdiri dari Saving Lives, Promoting Opportunities For All, Sustainable Economic Development danEffective Governance and Security 4.3 Timor Leste 4.3.1 Sejarah Timor Leste Timor Leste merupakan negara bekas jajahan Portugis pada abad ke-16 kemudian menjadi bagian dari Indonesia dengan nama Timor Timur pada tahun 1976 dan tertera di Undang-Undang No. 7 Tahun 1976 yang berisi 50 Tulus, Warsito. 2009. Diplomasi Perbatasan : Timor Gap Membidik Potensi Sumber Daya Alam Timor Lorosae. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Yogyakarta. p.1 42 menerima Timor Timur sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia.Pada saat itu Timor Timur sebagai provinsi ke-27 di Indonesia. Gambar 4.2 Bendera Republica Demokratica Timor Leste (RDTL) Sumber dari Pemerintah Timor Leste Pada tahun 1998 pasca Orde Baru, Pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh BJ Habibie mendapatkan perlawanan dari rakyat Timor Timur. Perlawanan kepada Pemerintah Indonesia tidak meredam, sehingga BJ Habibie memberikan dua opsi yaitu, otonomi khusus dan merdeka atau lepas dari Indonesia. Opsi ini memicu konflik antara pihak pro-otonomi dengan pro-kemerdekaan yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Pada tahun 1999, Timor Timur yang berubah nama menjadi Republica Demokratica Timor Leste (RDTL) resmi lepas dari Indonesia dan memulai membangun menjadi sebuah negara dengan segala keterbatasan Secara administratif, pemerintah Timor Leste membagi sistem administrasi menjadi tiga belas distrik (setingkat kota Madya) dan 67 subdistrik (setingkat kecamatan) serta 489 suku (setingkat kelurahan). Distrik di Timor Leste meliputi : Aileue, Ainaro, Baucau, Bobonaro, Covalima, Dili, 43 Ermera, Lautem, Liquica, Manatuto, Oecusse, Manulahi, serta Viqueque. Secara geografis, Timor Leste merupakan bagian Timur Pulau Timor dan termasuk ke Distrik Oecussi. Luas Timor Leste sekitar 14.874 km2 dengan total panjang sekitar 265 km dan lebar maksimum 97 km. Berdasarkan konstitusi, Timor Leste memiliki dua bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan Bahasa Portugis. Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa kerja.51 Gambar 4.3 Peta Timor Leste Sumber dari Pemerintah Timor Leste Setelah resmi lepas dari Indonesia, Timor Leste berada di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelum adanya pemerintahan resmi Timor Leste. Misi peace building PBB di Timor Leste dilakukan dari tahun 1999-2012. Misi peace building PBB adalah mengirimkan badan-badan perwakilan, yaitu United Nations Transitional 51 Pemerintah Timor Leste & UNICEF. Situation Analysis of Children in Timor Leste.P. 17 44 Administration in East Timor (UNTAET) (Oktober 1999-Mei 2002), United Nations Mission of Support in East Timor (UNMISET) (Mei 2002-Mei 2005),United Nations Offie in Timor Leste (UNOTIL) (Mei 2005-Agustus 2006) dan UnitedNations Integrated Mission in Timor Leste (UNMIT) (Agustus 2006-Desember 2012). Pada tahun 2006 terjadi ketegangan antara dua lembaga pertahanan dan keamanan negara yakni nasional Timor Leste atau Falintil-Forcas Defensa Timor Lorosa (F-FDTL) dan Polisi Nasional Timor Leste (PNTL). Pemicu konflik adalah adanya perlakuan berbeda dari UNTAET terhadap para mantan anggota polisi Republik Indonesia dan para mantan anggota F-FDTL dalam suatu proses perekrutan anggota PNTL.Kerusuhan politik kembali terlihat setelah pemilu kedua tahun 2007, yang disebabkan terpilihnya Xanana Gusmao sebagai Perdana Menteri Timor Leste. Kondisi di Timor Leste yang tidak stabil terlihat jelas dengan terjadinya peristiwa penembakan pada awal tahun 2008 Presiden Jose Ramos Horta di Dili. Berakhirnya masa pengawasan badan PBB di Timor Leste pada tahun 2012, pemerintah Timor Leste tetap menghadapi tantangan yang berhubungan dengan politik dan keamanan. Menurut Fragility Assessment, terdapat tantangan politik yang akan dihadapi Timor Leste, yaitu cara yang digunakan beberapa pemimpin atau anggota partai dalam memimpin memiliki potensi munculnya konflik dikarenakan ketidakpuasan dalam kalangan kelompok tertentu. Selain itu, pemerintah akan menghadapi konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok masyarakat yang dapat disebabkan dengan adanya 45 permasalahan perbatasan wilayah, angka pengangguran yang tinggi terutama di kalangan pemuda dan angka kesehatan serta pendidikan yang rendah.52 4.3.2 Pendidikan di Timor Leste Pendidikan merupakan salah satu bidang yang dapat menjadi indikator dalam pembangunan suatu negara. Menurut United Nations Children’s Emergency Fund (UNICEF), pendidikan sebagai langkah awal dalam memulai pembangunan negara untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Pada sektor pendidikan, Kementerian Pendidikan Timor Leste membagi empat periode pendidikan yaitu pertama pada masa Pemerintahan Portugis hingga tahun 1975, kedua, pada masa Pemerintahan Indonesia dari tahun 1975 sampai tahun 1999, ketiga, pada masa transisi PBB dari tahun 1999 sampai tahun 2002, dan keempat, pada masa Pemerintahan Timor Leste dari tahun 2002.53 Pada masa Pemerintahan Portugis, proses pendidikan di Timor Leste dilakukan di gereja katolik dengan kapasitas orang yang terbatas. Kesempatan dalam mendapatkan pendidikan di Timor Leste diberikan kepada golongan elit.54 Pada tahun 1937 tercatat 2.979 orang Timor Leste yang mendapatkan pendidikan dari 800.000 jwa penduduk di Timor Leste.55 Portugis membuka sekolah menengah umum pada tahun 1952 dan melakukan ekspansi 52 Ibid,. p. 33-34 Susan. N. 2004. Learning Independence in Emergency and Transition in Timor Leste since 1999. International Institute for Educational Planning. p. 41 54 Ibid. p. 19 55 Ibid. p. 42 53 46 pembangunan pendidikan pada tahun 1960. Siswa yang mendaftar di sekolah dasar meningkat hingga lima kali lipat sedangkan di tingkat menengah meningkat dua kali lipat. 56 Menurut data dari World Bank, pada masa Pemerintahan Portugis, angka melek huruf (AMH) masyarakat Timor Leste tidak mencapai 10%.57 Pada masa Pemerintahan Indonesia, Bahasa Portugis dan sistem pendidikan yang telah diterapkan pada masa Portugis dihapuskan. Pada masa ini, Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar, tenaga pengajar berasal dari Indonesia dan wajib pendidikan dasar. Konsep pendidikan yang diterapkan di Timor Leste adalah Education for All (EFA) yang memberikan program pendidikan dasar diberikan untuk seluruh masyarakat Timor Leste termasuk di wilayah pedesaan. Pendaftar sekolah dasar pada tahun 1975-1999 meningkat secara signifikan dari 10.000 pendaftar menjadi 165.000 pendaftar.58 Tabel. 4.1 Pendidikan di Timor Leste 1975 – 1999 Pada Masa Pemerintahan Pada Masa Pemerintahan Portugis Indonesia Level Sekolah Jumlah Jumlah Jumlah Siswa Sekolah 56 Jumlah Siswa Sekolah James, Fox. East Timor : Assessing UNTAET Role In Building Local Capacities For The Future. Canberra: Council for Asia Europe Cooperation. p. 3 57 World Bank. 2001. Project Appraisal Document of the East Timor Fundamental School Quality Project. p. 13 58 United Nations. 2000. Building Blocks For A Nation (Common Country Assessment fr East Timor, Dili)<http://www.unagencies.east-timor.org> diakses pada tanggal 4 Maret 2017 pukul 14.09 WIB 47 Sekolah Dasar 47 10.500 siswa 788 sekolah 167.181 siswa sekolah Sumber dari United Nations tahun 2000 pada Report of Secretary Genral on the United Nations Transitional Adminstration in East Timor. Period 27 Janury – 26 July diakses pada tanggal 4 Maret 2017 pukul 14.39 WIB Pada tahun 1999 setelah hasil referendum dikeluarkan, lebih dari 80% fasilitas pendidikan di Timor Leste dihancurkan. 59 Para tenaga kerja yang berasal dari Indonesia meninggalkan wilayah Timor Leste, sehingga akses pendidikan di Timor Leste tidak memadai. Pada awal tahun 2000 hingga 2002 di masa transisi PBB, Timor Leste membangun kembali fasilitas sekolah dengan tujuan memperbaiki sektor pendidikan. Bantuan dari pihak internasional selama dua tahun menghasilkan 604 gedung sekolah dasar, 62 gedung sekolah menengah pertama dan 23 gedung sekolah menengah umum.60 Sejak memperoleh kemerdekaan, Timor Leste telah berhasil meningkatkan kualitas pendidikan untuk mencapai pembangunan negara. 61 Meskipun demikian, Timor Leste masih menjadi negara yang memiliki pendidikan dengan kualitas rendah jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia. Tahun 2008, AMH di Timor Leste dalam level rendah diantara negara-negara di kawasan Asia lainnya, yaitu 58,3%.62 59 Susan. N. 2004. Learning Independence in Emergency and Transition in Timor Leste since 1999. International Institute for Educational Planning. p. 138 60 UNICEF. 2001. Annual Report East Timor. 61 UNICEF. 2013. Quality Education. p. 1. 62 World Bank Data 48 Selain itu, angka partisipasi murni (APM) di Timor Leste juga rendah di kawasan Asia, yaitu sebesar 76,5%.63 Angka tersebut tidak hanya rendah di kawasan Asia, melainkan juga rendah jika dibandingkan dengan negaranegara pendapatan rendah seperti Kamboja, Burma, dan Laos.64 Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. 4.2 AMH dan APM di negara-negara kawasan Asia 2008 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Negara Timor Leste Kamboja Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Filipina Thailand Vietnam Angka Melek Huruf (%) 58,3 85,5 99,3 78,7 98,4 96,1 98,6 98,6 96,7 Angka Partisipasi Murni (%) 76,5 94,2 92,8 87,1 95,7 89,3 88,6 95,0 96,9 Sumber dari World Bank Data diakses pada tanggal 24 Maret 2017 pukul 17.25 WIB 4.4 Hubungan Diplomatik Australia dengan Timor Leste Australia mulai memberikan pengaruhnya terhadap Timor Leste sejak proses referendum pada pertengahan tahun 1999. Pada saat Perdana Menteri Howard, Australia menyatakan bahwa otonomi luas diberikan kepada Timor Leste dan Timor Leste harus merdeka. 65 Australia mendesak Presiden BJ Habibie untuk melepaskan Timor Leste dari Indonesia pada saat itu. Pada saat 63 Ibid,. Fredrik S & Mats, L. 2015. Poverty and Development in Timor-Leste. Sida. p. 20 65 Ibid,. p. 5 64 49 proses referendum, pasukan Australia yang tergabung dalam misi perdamaian PBB masih berada di Timor Leste untuk menjaga keamanan negara tersebut. Pasca kemerdekaan, Timor Leste menghadapi permasalahan perbatasan wilayah dengan Australia, yaitu perbatasan Laut Timor yang dikenal dengan daerah Celah Timor (Timor Gap) Celah Timor memiliki sumber daya minyak dengan jumlah kandungan cadangan minyak sekitar 5 miliar barel dan menjadi ladang minyak terbesar di dunia. 66 Selain itu, Celah Timor mengandung endapan gas alam sekitar 5.000 miliar kaki kubik. 67 Potensi sumber daya alam ini menjadi indikator munculnya permasalahan perbatasan antara Australia dan Timor Leste. Permasalahan ini muncul pada tahun 2004 ketika Timor Leste telah menjadi negara yang berdaulat menginginkan batas wilayah laut memiliki status yang jelas. Hal ini disebabkan, sebelum Timor Leste merdekaperbatasan Celah Timor dikuasai Australia dan Indonesia. Timor Leste mengajak Australia untuk berdiskusi mengenai perbatasan di Celah Timor. Australia memanfaatkan kekuatan politiknya kepada Timor Leste untuk menunda tuntutannya dalam penentuan batas wilayah negara.68 Disisi lain, dukungan yang besar dari masyarakat Australia untuk Timor Leste ditunjukkan melalui organisasi non-pemerintah Australia dengan memberikan dukungan ke Timor Leste sejak kemerdekaan. Organisasi nonpemerintah tersebut memberikan bantuan dana yang berasal dari pendapatan pribadi dari Pemerintah Australia yang memberikan dana sebesar US$67 juta 66 Tulus, Warsito. 2009. Diplomasi Perbatasan : Timor Gap Membidik Potensi Sumber Daya Alam Timor Lorosae. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Yogyakarta. p. 76 67 Ibid. p. 76 68 Ibid,. p. 20 50 pada tahun 2005-2006. Pembangunan 69 Pada tahun 2011-2012, anggota Dewan Internasional Australia (the Australian Council for International Development) merupakan badan tertinggi dalam bantuan nonprofit Australia memberikan bantuan program hibah sebesar US$ 9 juta .70 Australia juga memberikan bantuan di Timor Leste sejak tahun 1999dengan mengalokasikan dana sebesar US$ 1 juta untuk bantuan pembangunan dan bantuan kemanusiaan melalui AusAID. 71 Bantuan yang diberikan saat itu ditujukan untuk membantu Timor Leste memulihkan stabilitas negara pasca konflik serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Timor Leste seperti meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan, pertanian, air dan sanitasi, infrastruktur serta keamanan. Pada tahun 2000-2001, program AusAID fokus terhadap rekonstrusi dengan memfasilitasi pembentukan PBB Otoritas Transisi (United Nations Transitional Authority) dan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam sektor kesehatan, pendidikan, penyediaan air dan produksi pangan. Pada tahun 2002, AusAID bekerjasama dengan pemerintah Timor Leste dalam mengadakan program pembangunan jangka panjang. Pada bulan Februari tahun 2003, kerjasama pemerintah Timor Leste dengan AusAID tertera di Memorendum of Understanding (MoU).72 Setelah adanya MOU ini, program AusAID lebih menekankan pembangunan lembaga pusat pemerintahan, seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Komisi Layanan Publik. 69 Ibid. p. 14 Ibid. p. 14 71 Ibid, . p. 4 72 Ibid,. p. 8 70 51 Pada tahun 2006, AusAID kembali memberikan bantuan kemanusiaan sebesar $75 juta. 73 Bantuan kemanusiaan ini diberikan pasca adanya perselisihan antarkelompok dengan polisi dan militer yang menyebabkan stabilitas keamanan terganggu. Pada tahun 2007, stabilitas keamanan dan politik di Timor Leste semakin meningkat. Bantuan yang diberikan AusAID sesuai dengan kebijakan dan rencana pemerintah Timor Leste . Pada tahun 2011, Australia melakukan perjanjian kerjasama bantuan dengan Timor Leste, yaitu Strategic Planning Agreement for Development. Berdasarkan perjanjian tersebut, Australia telah menyepakati adanya kerjasama dengan pemerintah Timor Leste untuk memenuhi dan memperbaiki layanan dasar masyarakat Timor Leste seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, air dan sanitasi. Dalam melakukan upaya pembangunan, kerjasama ini dilakukan dengan prinsip kepercayaan, saling menghormati, dan berbagi akuntabilitas. Kerjasama ini mendapatkan respon baik dari pemerintah Timor Leste yang menganggap bahwa Australia melalui AusAID merupakan donor terbaik dalam membangun Timor Leste. Hal ini juga ditegaskan oleh Menteri Keuangan Timor Leste pada saat pertemuan tahunan di Australian National University.pada tahun 2012 yaitu: “Australia is a remarkable donor in supporting Timor-Leste in the way it has. (Australia adalah donor yang besar dalam mendukung Timor Leste)” 73 Ibid,. p. 9 52 Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pemerintah Timor Leste menegaskan bahwa Australia merupakan donor tersebesar di Timor Leste dengan mendukung pemerintah Timor Leste. 4.4.1 Strategic Planning Agreement for Development Strategic Planning Agreement for Development merupakan perjanjian antara Pemerintah Australia dan Timor Leste dalam kerjasama bantuan pembangunan. Perjanjian ini berdasarkan dengan prinsip pertemanan dan tanggung jawab untuk mencapai peningkatan pembangunan. Secara prinsip, perjanjian ini dilakukan untuk mengurangi angka kemiskinan di Timor Leste. Prioritas perjanjian ini adalah pembangunan dengan fokus utama yaitu Saving Lives, Promoting Opportunities For All, Sustainable Economic Development, dan Effective Governance and Security. Tabel dibawah ini merupakan bantuan AusAID di Timor Leste pada tahun 2011 – 2013 : Tabel 4.3 Bantuan AusAID di Timor Leste Fokus Utama Saving Lives - - Bantuan Australia memberikan bantuan dana untuk mencegah penyakit HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya Australia melakukan kerjasama dengan NGO lainnya untuk 53 Fokus Utama - - Promoting Opportunities For All - - - Sustainable Development Economic - - - Effective Security Governance and - Bantuan membangun National Eye Center pada tahun 2011 Royal Australasian College of Surgeons (RACS) merupakan upaya Australia dalam meningkatkan fasilitas kesehatan di Timor Leste Australia berkontribusi dalam meningkatkan pengadaan air bersih dan akses sanitasi Australia bekerja sama dengan Alola Foundation dan United Nations Children’s Emergency Fund (UNICEF) dalam memberikan pelatihan kepada tenaga pengajar di Timor Leste Australia memberikan fasilitas sekolah di Timor Leste Autralia memberikan dana sebesar US$12 juta melalui program Training, Employment and Support dan bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO) Australia memberikan beasiswa kepada anak-anak di Timor Leste melalui program Australia Awards Australia bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk membangun pembangunan dalam jangka panjang, seperti jalan, jembatan dan pembangunan infrastuktur lainnya. Australia membantu pemerintah Timor Leste dalam menjaga ketahanan pangan melalui proram Seeds of Life Pada tahun 2011–2013, Australia memberikan bantuan US$2,5 juta untuk mendukung lembaga keuangan mikro dalam memberikan layanan yang bermanfaat untuk masyarakat di desa Mendukung dalam pembentukkan Komisi Anti Korupsi Timor Leste Membantu mengembangkan 154 hukum, kebijakan dan resolusi untuk konsiderasi melalui Dewan Menteri 54 Fokus Utama - Bantuan Timor Leste Mendukung dalam pembentukkan Komisi Pelayanan Sipil (Civil Service Commission (CSC)) Timor Leste Sumber data dari Australian Government : AusAID. 2012. Republica Democratica de Timor Leste Annual Program Perfomance Report 2011. p. 10 - 20 Pada fokus saving lives, Australia memberikan bantuan pada sektor kesehatan. Timor Leste merupakan negara yang memiliki angka kesehatan rendah salah satunya ditunjukkan pada kesehatan mata. Masyarakat Timor Leste sebanyak 33.000 (2,8% dari jumlah populasi) memiliki gangguan penglihatan, sehingga berdampak pada keterbatasan aktivitas masyarakat Timor Leste. 74 Pada fokus ini, AusAID juga memberikan bantuan dalam mencegah dan mengobati HIV dan AIDS, tuberkulosis, dan malaria. Program ini dibantu oleh Global Fund yang merupakan mitra kerjasama dengan pemerintah. Pada program ini telah dijalankan tes HIV dan AIDS, mengobati penyakit tuberkulosis, serta mendistribusikan penghalang berinsektisida untuk mencegah malaria sebanyak 250.000 potong. Autralia juga berkontribusi dalam meningkatkan pengadaan air bersih dan akses sanitasi.75 74 Australian Government : AusAID. 2012. Republica Democratica de Timor Leste Annual Program Perfomance Report 2011. p.10-12 75 Ibid,. p. 12 55 Gambar 4.4 Bantuan Australia pada Air Bersih dan Sanitasi Sumber dari Global Partnership for Education Timor Leste Pada fokus Promoting Opportunities For All, prioritas Australia adalah meningkatkan akses kualitas pendidikan di Timor Leste. Bantuan Australia pada bidang pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas masyarakat Timor Leste melalui transfer ilmu dan keterampilan sehingga masyarakat Timor Leste dapat berkontribusi pada pembangunan di Timor Leste. 76 Bentuk bantuan yang diberikan seperti, Australia bekerja sama dengan Alola Foundation dan UNICEF dalam memberikan pelatihan kepada tenaga pengajar di Timor Leste. Australia juga memberikan fasilitas sekolah di Timor Leste dan dana sebesar US$ 12 juta melalui program Training, Employment and Support dan bekerja sama dengan ILO Selain itu, Autralia juga memberikan beasiswa kepada anak-anak di Timor Leste melalui program Australia Awards. 76 Ibid,. p. 13-15 56 Gambar 4.5Australia Awards di Timor Leste Sumber dari Global Partnership for Education Timor Leste Pada fokus Sustainable Economic Development, Australia memberikan bantuan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan di Timor Leste. Bentuk bantuan yang diberikan seperti : Australia bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk membangun pembangunan dalam jangka panjang, seperti jalan, jembatan dan pembangunan infrastuktur lainnya. Australia juga membantu pemerintah Timor Leste melalui program Seeds of Lifedengan meningkatkan ketahanan pangan untuk 75% masyarakat desa di Timor Leste yang bergantung pada sektor pertanian. 77Pada tahun 2011– 2013, Australia memberikan bantuan US$2,5 juta untuk mendukung lembaga keuangan mikro dalam memberikan layanan yang bermanfaat untuk masyarakat di desa. 77 Ibid,. p. 16 57 Pada fokus Effective Governance and Security, Australia mendukung manajemen sumber daya negara melalui lembaga dengan sistem yang akuntabel, responsif dan transparan. Hal ini akan memberikan kesempatan yang luas untuk masayarakat sipil Timor Leste dalam mengikutidiskusi kebijakan dan proses kebijakan. Pemerintahan yang efektif dibutuhkan untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kualitas kesehatan serta pendidikan di Timor Leste. 78 Bantuan yang diberikan Australia di Timor Leste pada fokus ini seperti mendukung dalam pembentukkan Komisi Anti Korupsi Timor Leste. Australia juga membantu mengembangkan 154 hukum, kebijakan dan resolusi untuk konsiderasi melalui Dewan Menteri Timor Leste dan mendukung dalam pembentukan Komisi Pelayanan Sipil (Civil Service Commission (CSC)) Timor Leste 4.5 Promoting Opportunities for All Pada fokus promoting opportunities for all, Australia ingin memberikan kesempatan untuk negara-negara berkembang dalam meningkatkan kualitas manusia salah satunya melalui pendidikan. Dalam pidato Rudd juga menjelaskan bahwa tujuan kebijakan bantuan Ausralia adalah memberikan pendidikan kepada anak-anak. 79 Target fokus ini adalah mencapai MDGs pada poin achieve universal primary education (mencapai pendidikan dasar universal) dengan tiga indikator pencapaian, yaitu : 78 79 Ibid,. p . 20 2011. Progress on the Implementation of an Effective Aid Program For Australia. 58 1. Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (Net enrolment ratio in primary education) APM merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mencapai MDGs dengan mengukur jumlah siswa terdaftar dari kelompok usia di tingkat sekolah dasar dengan nilai maksimum 100%.80 2. Proporsi Murid kelas 1 mencapai kelas 5 (Proportion Of Pupils Starting Grade 1 Who Reach Grade 5) Persentase dari kelompok siswa yang terdaftar di kelas 1 tingkat utama pendidikan di tahun ajaran tertentu yang diperkirakan mencapai kelas akhir di sekolah dasar tanpa adanya pengulangan. 3. Angka Melek Huruf 15-24 tahun (Literacy rate of 15–24 year-olds) AMH merupakan persentase kemampuan membaca dan menulis pada umur 15 sampai 24 tahun. Untuk mencapai indikator tersebut, Australia memberikan bantuan program pendidikan pada sekolah dasar yang berfokus pada penyediaan fasilitas sekolah dan peningkatan kualitas sekolah.Selain itu, AusAID juga memberikan buku dan materi pendidikan, memberikan program transfer ilmu dan pelatihan untuk tenaga pengajar yang meliputi pelatihan membaca, menghitung, serta bahasa Tetun dan Portugis. 81 Program ini bekerja sama denganAlola Foundation dan UNICEF. Pada fokus ini, Australia juga memberikan program bernama Training, Employment and Support yang bekerjasama dengan ILO. Program ini sebagai bentuk dukungan Australia kepada Timor Leste dalam mengurangi jumlah 80 81 UNESCO. Institute for Statistic . Aid Transparency Portal. Education Program in Timor Leste. 59 pengangguran. Program ini memberikan bantuan kepada para pemuda untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan melalui pelatihan. Melalui pelatihan ini, diharapkan pemuda dapat mendapatkan pekerjaan dengan target kerja dibidang minyak, pertanian, dan pariwisata. Australia juga memberikan Australia Awards yang merupakan program andalan Australia di sektor pendidikan. Program ini diberikan dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Timor Leste dengan cara memberikan kesempatan sekolah di Australia. Tingkatan lulusan yang diberikan adalah Diploma, Sarjana sederajat, Master dan PhD. Pada tahun 2012 hingga 2013, sebanyak 22 mahasiswa yang telah dikirim ke Australia, sedangkan pada tahun 2014, terdapat 33 mahasiswa yang mendapatkan kesempatan bersekolah di Australia.82 Lulusan yang telah selesai menempuh studi di Australia kembali ke Timor Leste dan bekerja di sektor pemerintahan. 82 AusAID. Inquiry into Australia’s Relationship with Timor-Leste Submission. p. 20 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI AUSTRALIA DI TIMOR LESTE (STUDI KASUS : AUSAID TAHUN 2011-2013), maka peneliti menyimpulkan bahwa Australia memiliki tujuan dalam memberikan bantuan di Timor Leste yaitu : Australia ingin menguasai Celah Timor untuk meningkatkan pendapatan negaranya, Australia ingin menciptakan stabilitas di wilayah regional Asia Pasifik untuk menjaga keamanan Australia, Australia ingin memiliki citra baik di tingkat internasional Australia berkewajiban dalam membantu Timor Leste untuk mengurangi angka kemiskinan, Australia ingin mencapai target MDGs sesuai dengan perjanjian antara Pemerintah Australia dan Timor Leste. Untuk mencapai tujuan tersebut, Australia memberikan bantuan di bidang pendidikan, seperti : 97 Australia memberikan dukungan anggaran pada bidang pendidikan pada tahun 2011 memberikan dana sebesar US$ 6,2 juta dan pada tahun 2012, AusAID memberikan dana US$ 2,97 juta. Transfer ilmu pelatihan untuk tenaga pengajar yang meliputi pelatihan membaca, menghitung, serta bahasa Tetun dan Portugis. Program ini bekerja sama dengan UNICEF dan Alola Foundation. 6.2 Saran 1. Pemerintah Timor Leste sebaiknya meningkatkan kerja sama dengan AusAID pada bidang pendidikan untuk mencapai MDGs dan Sustainable Development Goals (SDGs). 2. Pemerintah Timor Leste sebaiknya memperbaiki kualitas kesehatan di Timor Leste khususnya pada penyakit gizi buruk melalui kerjasama dengan World Health Organization (WHO). DAFTAR PUSTAKA Buku Creswell, JW. 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative Approache. Goldstein, JS dan Pevehouse, JC. 2010. International Relations. Longman : New York. Holsti, K. 1995. International Politics : Framework of Analysis. New Jersey. Jemadu, A. 2008. Politik Global dalam Teoi dan Politik. Graha Ilmu : Yogyakarta. Moleong, L. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Monthgomery, J. 1974. The Politics of Foreign Aid. The Bodley Head. London, Sydney, Toronto. Nancy, B & Susan, KG. 2003. Understanding Nursing Research. 3rd Edition. Philadelphia: Saunders. Nazir, M Ph. D. 2003. Metode Penelitian. PT. Ghalia Indonesia, Jakarta. Neves, G. 2006. The Paradox Of Aid In Timor Leste. University of Brasilia, Brazil. Riddeel, R. 2007. Does Foreign Aid Really Work? : Oxford University Press : New York. Rudi, M. 2002. Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin. Refika Aditama : Bandung. Sudarto. 1995. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Persada. p. 62 Sudradjat, C. 2010. Politik Antar Bangsa Terjemahan S. Maimoen & A.M Fatwan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Jakarta. 99 Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta,Bandung. Suprayogo, I & Tobroni. 2001. Metode Penelitian Sosial Agama cet. 1. Remaja Rosdakarya, Bandung. Warsito, T. 2009. Diplomasi Perbatasan : Timor Gap Membidik Potensi Sumber Daya Alam Timor Lorosae. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Yogyakarta. Jurnal 2003. Advancing the National Interest : Australia Foreign and Trade Policy White Paper 2003.p. 14 2012. An Effective Aid Program for Australia : Making a real difference – Delivering real results. p. 10-12 Aid Transparency Portal. Education Program in Timor Leste. <https://www.aidtransparency.gov.tl/aim/viewActivityPreview.do~public =true~pageId=2~activityId=3753> diakses pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 12.09 WIB AusAID. The Australian Agency for International Develoment (AusAID) manages Australia’s Overseas Aid Program. AusAID. Inquiry into Australia’s Relationship with Timor Leste Submission. no. 20. Australian Pemerintah : AusAID. 2012. Republica Democratica de Timor Leste Annual Program Perfomance Report 2011. Buletin La’o Hamutuk. 2002. Bantuan Jepang Untuk Timor Lorosa’e. <http://www.laohamutuk.org/Bulletin/2002/Aug/lhv3n6bh.pdf> diakses pada tanggal 10 September 2016 pukul 14.55 WIB. Buletin La’o Hamutuk. 2002. Bantuan Portugis kepada Timor Lorosa’e. <http://www.laohamutuk.org/Bulletin/2002/Oct/lhv3n7bh.pdf> pada tanggal 10 September 2016 pukul 15.00 WIB. Department of Defence. 2009. Defence White Paper. diakses 100 Dhamana, WMA, Wiranata, MI & Parameswari, IA. Peranan Australia dalam Pembangunan Aceh Pasca Bencana Tsunami Melalui Kerangka Kerjasama AIPRD (Australia-Indonesia Partnership For Reconstruction And Development) Periode 2005-2009 Frost, F. 2003. National Interest, Global Concern : the 2003 Foreign Affairs and Trade White Paper. Foreign Afairs, Defence and Trade Group. Department of the Parliamentary Libarary. no. 23. p. 1 Pemerintah of The Democratic Republic of Timor Leste. 2014. Development Coorperation Report for Timor Leste <https://www.mof.gov.tl/wpcontent/uploads/2011/07/2013_DCR_Donor_ Profile.pdf> diakses pada tanggal 12 September 2016 pukul 15.00 WIB. Louisa, N, Rainy, NW, & Ayu AA. 2012. Kepentingan Keamanan Nasional Australia Dalam Pelaksanaan Kerjasama Defence Cooperation Program di Timor Leste tahun 2002-2012. Manuela, F. 2014. Peranan Comunidade Dos PaAses De Langua Portuguesa (CPLP) Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Timor Leste.Universitas Komputer Indonesia:Bandung. Negin, J & Denning, G. 2011. Study of Australia’s Approach to Aid in Africa.<http://www.aidreview.gov.au/publications/study-africa.pdf> diakses pada tanggal 01 Oktober 2016 pukul 13.30 WIB. Pereira, M., Mahendradhata, Y ,& Siwi PR. 2012. Kebijakan Dan Implementasi Bantuan Luar Negeri AusAID Di Timor Leste: Evaluasi Terhadap Proyek Dukungan Rencana Strategik Sektor Kesehatan (AusAID Policy and Implementation In Timor Leste: (Evaluation Of Health Strategic Plan-Support Project). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. vol. 01, no. 01. Rawul Yulian. 2012. Upaya Timor Leste Dalam Penyelesaian Garis Tapal Batas Dengan Australia. Universitas Mulawarman. vol. 1. no. 2 p. 276 Secretary General on the United Nations. 2000. Building Blocks for A Nation (Common Country Assesment East Timor). United Nations. Sjoholm, F & Lundhal, M. 2015. Poverty and Development in Timor-Leste. Sida. p. 20 101 UNICEF. 2013. Quality Education <https://www.unicef.org/timorleste/Education(1).pdf> diakses pada tanggal 24 Maret 2017 pukul 15.45 WIB Minister for Foreign Affairs. Australia’s Overseas Aid Program 2010-11 Ministry For Foreign Affairs. 2011. Budget Australia’s International Development Assistance 2011 World Bank. 2013. Timor Leste : Bringing Better Education for Timorese Children. p. 5 Yanuar, A. 2014. Peran Australian Agency For International Development (AusAID) dalam Menangani HIV/AIDS di Papua. Universitas Mulawarman. vol. 2, no. 1. <http://ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/02/e-journal%20aji%20(02-07-14-01-25-30).pdf> diakses pada tanggal 01 Oktober 2016 pukul 15.00 WIB. Laporan Aid Transparency Portal. 2016 <https://www.aidtransparency.gov.tl/portal/> diakses pada tanggal 15 September 2016, pukul 12.30 WIB James, Fox. East Timor : Assessing UNTAET Role In Building Local Capacities For The Future. Canberra: Council for Asia Europe Cooperation. p. 3 <www.caec-asiaeurope.org/Conference/ Publications/fox.PDF>Diakses pada tanggal 4 Maret 2017 pukul 13.42 UNDP. Human Development Data (1980-2015).<http://hdr.undp.org/en/data> diakses pada tanggal 9 September 2016. UNESCO. Institute for Statistic<http://data.uis.unesco.org/Index.aspx?DataSetCode=EDULIT_ DS&popupcustomise=true&lang=en> diakses pada tanggal 06 April 2017 pukul 07.32 WIB UNICEF. 2001. Annual Report East Timor. < www///http///unicef_tl.org. East Timor> diakses pada tanggal 4 Maret 2017 pukul 15.12 WIB World Bank Data <http://data.worldbank.org/indicator/SE.PRM.NENR> diakses pada tanggal 26 Maret 2017 pukul 10.06 WIB 102 World Bank Data <http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.1564.TO.ZS?end=2002> diakses pada tanggal 11 Februari 2017 pukul 14.25 WIB. World Bank. 2003. Kemiskinan Dalam Sebuah Negara Baru : Analisis untuk Tindakan.<http://documents.worldbank.org/curated/pt/798971471858099 854/pdf/41296-BAHASA-Box396288B-PUBLIC.pdf> diakses pada tanggal 21 Februri 2017 pukul 13.15 WIB Internet 2011. Progress on the Implementation of an Effective Aid Program For Australia <http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2011/kr_sp_111123.aspx? ministerid=2> diakses pada tanggal 30 Maret 2017 pukul 07.00 WIB Australian Pemerintah. Australia’s Maritime Arrangements with Timor Leste <http://dfat.gov.au/geo/timor-leste/Pages/australias-maritimearrangements-with-timor-leste.aspx> diakses pada tanggal 10 April 2017 detikNews. Timor Leste Ingin Gabung Negara Persemakmuran Inggris. <http://news.detik.com/australiaplus/2296668/timor-leste-ingin-gabungnegara-persemakmuran-inggris>Diakses pada tanggal 19 Mei 2017 pukul 07.35 WIB National Press Club. The New Aid Paradigm<http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2014/jb_sp_140 618.aspx>diakses pada tanggal 24 Maret 2017 pukul 17.45 WIB Nur Ikfal S. Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya. Pusat Penelitian Politik <http://www.politik.lipi.go.id/kolom/politik-internasional/899-konflikkomunal-di-perbatasan-indonesia-timor-leste-dan-upayapenyelesaiannya.html> diakses pada tanggal 10 April 2017