ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI AUSTRALIA DI TIMOR LESTE

advertisement
ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI AUSTRALIA DI TIMOR LESTE
(STUDI KASUS : AUSAID TAHUN 2011 – 2013)
(Skripsi)
Oleh
Deya Mahardika
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI AUSTRALIA DI TIMOR LESTE
(STUDI KASUS : AUSAID TAHUN 2011 – 2013)
Oleh
DEYA MAHARDIKA
Timor Leste merupakan negara termuda di kawasan Asia yang
melakukan upaya diplomasi dengan negara-negara maju untuk membantu
pembangunan negaranya. Salah satu negara yang memberikan bantuan di
Timor Leste adalah Australia. Pada tahun 2011, Australia memberikan
bantuan dengan melakukan suatu perjanjian kerjasama bantuan yaitu
Strategic Planning Agreement for Development.
Dalam penelitian ini, fokus utama bantuan Australia di Timor Leste
dalam perjanjian tersebut adalah Promoting Opportunities for All dalam
bidang pendidikan. Bantuan yang diberikan Australia melalui AusAID di
Timor Leste merupakan strategi Australia dalam mencapai kepentingan
nasionalnya berdasarkan kebijakan bantuan luar negeri Australia yaitu An
Effective Aid Progam for Australia: Making a real difference – Delivering
real. Penelitian ini menggunakan konsep kepentingan nasional dan bantuan
luar negeri. Adapun tipe penelitian yakni deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui studi
literatur dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah bantuan Australia pada bidang pendidikan
memiliki tujuan kepentingan nasionalnya di Timor Leste. Tujuan tersebut
pada
aspek
kepentingan
negara
(enlightened
self-interest),
reputasi
(reputation), kewajiban (obligation) dan kemanusiaan (humanitarian). Selain
itu, tujuan bantuan Australia pada bidang pendidikan adalah untuk mencapai
tujuan MDGs yaitu universal primary education (mencapai pendidikan dasar
universal).
Kata Kunci : Bantuan Luar Negeri, Australia, AusAID, Timor Leste dan
Pendidikan
ABSTRACT
ANALYSIS OF AUSTRALIAN FOREIGN AID IN TIMOR LESTE (CASE
STUDY : AUSAID YEAR 2011-2013)
By
DEYA MAHARDIKA
East Timor is the youngest country in Asia which have a diplomacy
effort with the developed countries to help the development of its own. One of
the countries that provide an aid to Timor Leste is Australia. In 2011, Australia
provided an aid by the coorperation of aid agreement namely, the Strategic
Planning Agreement for Development.
In this research, the main focus of Australia’s aid in Timor Leste based
on that agreement is Promotting Opportunities for All in education sector. The
aid that given by Australia thorugh AusAID is a strategy of Australia to
achieve its national interest that based on Australian foreign aid policy: An
Effective Aid Progam for Australia: Making a real difference - Delivering real.
This research use national interest and foreign aid concepts. Moreover, type of
this research is descriptive and qualitative as its approaching. Whereas the
method of data collection are through literature and documentation’s studies.
The result of this research is Australia’s aid on education sector has an
aims of its national interest in Timor Leste. The aims are on four aspects, there
are enlightened self-interest, reputation, obligation and humanitarian.
Furthermore, the aim of Australia’s aid on education sector is achieve the
purpose of Millenium Development Goals that is universal primary education.
Keywords: Foreign Aid, Australia, AusAID, Timor Leste and Education
ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI AUSTRALIA DI TIMOR LESTE
(STUDI KASUS : AUSAID TAHUN 2011 – 2013)
Oleh
DEYA MAHARDIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA HUBUNGAN INTERNASIONAL
Pada
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis Deya Mahardika. Lahir di
Palembang pada tanggal 21 Agustus 1995 sebagai
anak pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari
pasangan Bapak Dedi Apran, S.Sos dan Ibu Misyati.
Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh dimulai dari Taman Kanak-Kanak
Kartika II Palembang kemudian ke jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 67
Palembang pada tahun 2001 dan lulus di tahun 2007. Penulis menempuh
pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 8 Palembang pada
tahun 2007 dan lulus di tahun 2010. Selanjutnya, pada tingkat Sekolah Menengah
Kejuruan di SMK Negeri 6 jurusan Akomodasi Perhotelan Palembang pada tahun
2010 dan lulus di tahun 2013. Penulis melanjutkan pendidikan pada tahun 2013
dengan terdaftar sebagai mahasiswi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur masuk
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Sejak di bangku perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi. Riwayat
organisasi penulis dimulai sejak tahun 2013 saat penulis menjadi mahasiswa baru.
Penulis tercatat sebagai anggota bidang Hubungan Luar di Unit Kegiatan
Mahasiswa Komunitas Integritas pada tahun 2013-2014. Selain di tingkat
universitas, penulis juga aktif pada organisasi tingkat jurusan yaitu menjadi
Sekretaris Departemen Hubungan Luar Himpunan Mahasiswa Jurusan Hubungan
Internasional pada periode 2014-2015. Karir organisasi penulis juga ada di tingkat
fakultas yaitu menjadi Sekretaris Eksekutif Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada periode 2016-2017.
Penulis pernah menjadi delegasi Universitas Lampung dalam menghadari acara
Hari Anti Korupsi Indonesia pada Desember 2013. Penulis juga pernah menjadi
delegasi Universitas Lampung dalam Kongres Ikatan Mahasiswa Sosial Politik seIndonesia di Universitas Surabaya pada November 2016. Penulis juga seringkali
bertindak sebagai Master of Ceremony di kegiatan baik tingkat jurusan, fakultas,
dan tingkat universitas, salah satunya pada kegiatan Seminar Nasional MPR RI
pada tahun 2016 yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna Universitas
Lampung. Selain itu, penulis juga pernah berpartisipasi dalam kegiatan PEKAN
SEMARAK ASEAN yang merupakan program dari Pusat Studi ASEAN Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Plitik Universitas Lampung. Penulis juga aktif dalam
komunitas di luar kampus yaitu penulis menjadi agent kampus dari salah satu
produk kecantikan yaitu Wardah Beauty Agent pada tahun 2015 – 2016 dan
penulis sempat bergabung di komunitas sosial peduli pendidikan di Lampung
yaitu Charity of Education Lampung pada tahun 2017.
MOTTO
The world as we have created it is a process of our thinking. It can not be
changed without changing our thinking
(Albert Einstein)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirabil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Ku persembahkan karya sederhana ini untuk
Kedua orang tuaku tercinta,
Ayahanda Dedi Apran, S.Sos dan Ibunda Misyati,
sebagai tanda bakti dan cintaku
Adik-adik terkasih,
Tifani Dwi Lestari dan Gustria Adhisti
Semoga ini bisa menjadi motivasi kita untuk bisa melanjutkan pendidikan kita ke
jenjang yang lebih tinggi untuk mencapai masa depan yang cerah.
Sahabat, teman seperjuangan dan adik-adik di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik
Serta Almamater yang tercinta,
Universitas Lampung
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur atas keridhoan Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat,
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Bantuan Luar Negeri Australia di Timor Leste (Studi Kasus
AusAID 2011-2013)”. Shalawat serta salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik bagi kaumnya.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan studi
dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sebagai bentuk
dari adanya keterbatasan kemampuan. Penulis berharap agar skripsi ini
bermanfaat untuk pembacanya dan untuk perkembangan penelitian dalam kajian
ilmu sosial dan ilmu politik khususnya pada ilmu hubungan internasional.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihakpihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibunda dan Ayahanda tercinta, Ibu Misyati dan Bapak Dedi Apran, S.Sos
atas semua kasih sayang, doa, ridho, dukungan dan materi yang tidak
pernah ada hentinya diberikan untuk Deya walaupun terpisah oleh jarak.
Terimakasih telah senantiasa bekerja keras untuk menjadikan Deya
sebagai anak yang berpendidikan. Semoga Ibunda dan Ayahanda selalu
dalam perlindungan Allah SWT serta cinta dan kasih-Nya.
2. Adiku-adikku tersayang, Tifani Dwi Lestari dan Gustria Adhisti.
Terimakasih telah memberikan warna yang indah di setiap kerinduan yang
dibatasi oleh jarak dan memberikan keceriaan yang menghilangkan rasa
penat dalam menempuh perkuliahan di tanah rantau. Semoga Allah selalu
memberikan jalan dalam mengejar cita-cita agar dapat menjadi
kebanggaan orangtua.
3. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H., selaku Ketua Jurusan Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung,
Pembimbing Akademik dan Pembimbing Utama Skripsi yang telah
membantu, membimbing, memberikan saran dan kritik serta motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Gita Paramita Djausal, S.IP., M.A.B., selaku pembimbing kedua
skripsi
saya
yang telah
membantu,
membimbing,
mengarahkan,
memberikan saran, kritik dan motivasi serta meluangkan waktunya dengan
penulis untuk bertukar pikiran sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S., selaku dosen pembahas dan penguji yang
telah memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam penyusunan
skripsi.
7. Seluruh jajaran dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas
Lampung.
8. Staf Akademik dan Staf Kemahasiswaan Juusan Hubungan Internasional
Universitas Lampung yang telah membantu dan mempermudah penulis
dalam proses administrasi dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan.
9. Sahabat-sahabatku tercinta Citra Amalia Yulianti, Putri Indraloka, Dyah
Arum N.K, Yelfia Indriany, Adeliannabe, Fitri Sichilia, M. Reza Pahlevi,
Chandra Anwar, Albertus Banu, Sulaksana Hasan Rabbani, I Wayan
Sulpai, dan M. Ridho Dinata, Terimakasih telah menjadi penyemangat dan
pengingat disaat penulis kehilangan arah untuk bertahan menjalani
perkuliahan ini. MT1 is my true support system after family!
10. Seluruh teman-teman Jurusan Hubungan Internasional 2013
11. Adik-adik terkasih di Jurusan Hubungan Internasional 2014, 2015 dan
2016, Yuni Ardiani, Nisrina Khansa, Amalia Rizki P, Rizka Amalia,
Ekasyari, Binanda F, Putri Dumora, Rima Silviana, Rita W, Hanifah A,
Fatharani, Endani A, Tia Panca, Gustian A, Novabella, Galih Romadhon,
Aprilia H Anya, Azizul, Citra dan Julainda atas semua semangat,
dukungan dan doa yang telah diberikan. Semangat untuk kalian!
12. Teman-teman seperjuangan berorganisasi di BEM FISIP 2016, Kak
Juanda, Kak Nick Kurniawan, Zaimasuri, Deka Audia, Rahma A. Putra,
Kak Fatih, Kak Hezby Fauzan, terimakasih telah menjadi partner sharing
ilmu, informasi dan kadang jadi tempat curhat untuk baik untuk akademik
maupun organisasi. Terimakasih untuk kekeluargaan, keakraban dan
kehangatan yang telah dibentuk. Semoga silahturahmi kita selalu terjalin
dan kompak terus!
13. Teman-teman di Jurusan Ilmu Pemerintahan, Kenn Sindy, Nadya
Maudyna, Riscky Nitha, Agnessia D.P, Resti Damayanti, Vivi Alvionita,
Fina Ria Tisa, Ipnika, Danang Marhaens, dan Yogi Pratama yang telah
memberikan
semangat,
dukungan
serta
doa.
Terimakasih
untuk
pertemanan lintas jurusan yang telah terjalin dari awal penulis menjadi
mahasiswa baru hingga saat ini.
14. Mbak Dwiaska, S.E dan mbak Winda Dwiastuti Herman, S.IP, terimakasih
atas diskusi, saran, dukungan dan doanya selama ini.
15. Adik-Adik tersayang di Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2015, Elania
Sukma, Fani Destia, Dara Atika, Untsa Sholiha, Widya Putri, Annisantika,
Linda Margaretha, Faradiba Fasha. terimakasih atas keakraban yang telah
terjalin. Terimakasih telah membantu dan memberikan suasana baru di
hari-hari sibukku ketika sedang dalam penyusunan skripsi ini. Sukses
untuk kuliah kalian yaa!
16. Kak Bukit, Kak Dimas , Kak Nadiril dan Kak Gede yang selalu menjadi
pengingat untuk mengerjakan skripsi. Terimakasih untuk diskusi yang
bermanfaat. Sukses selalu!
17. Semua pihak yang telah medoakan dan mendukung penulis dalam bentuk
apapun.
Semoga Allah SWT membalas semua ketulusan dan kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Bandar Lampung, 30 Mei 2017
Penulis,
Deya Mahardika
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .........................................................................................
i
DAFTAR TABEL .................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
iv
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................
v
I.
1
1
9
9
9
PENDAHULUAN .........................................................................
1.1. Latar Belakang ..........................................................................
1.2. Rumusan Masalah .....................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................
1.4. Kegunaan Penelitian .................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................
2.1. Literatur Reviu ..........................................................................
2.1.1 Kebijakan Dan Implementasi Bantuan Luar Negeri Ausaid
Di Timor Leste: Evaluasi Terhadap Proyek Dukungan
Rencana Strategik Sektor Kesehatan (Ausaid Policy and
Implementation In Timor Leste:(Evaluation Of Health
Strategic Plan-Support Project) .........................................
2.1.2 Peranan Australia dalam Pembangunan Aceh Pasca Bencana
Tsunami Melalui Kerangka Kerjasama AIPRD (AustraliaIndonesia Partnership For Reconstruction And Development)
Periode 2005-2009 ..............................................................
2.1.3 Study of Australia’s approach to aid in Africa. ............
2.1.4 Peran Australian Agency For International Development
(AusAID) dalam Menangani HIV/AIDS ............................
2.1.5 Kepentingan Keamanan Nasional Australia Dalam
Pelaksanaan Kerjasama Defence Cooperation Program di
Timor Leste ...................................................................
2.2. Landasan Konseptual ................................................................
2.2.1 Konsep Kepentingan Nasional .........................................
2.2.2 Konsep Bantuan Luar Negeri...........................................
11
11
11
12
13
14
16
17
17
19
ii
2.3. Kerangka Berpikir .....................................................................
23
III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................
3.1. Tipe Penelitian ..........................................................................
3.2. Fokus Penelitian ........................................................................
3.3. Jenis dan Sumber Data .............................................................
3.4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
3.5. Teknik Pengolahan Data ..........................................................
26
26
27
28
28
29
IV. GAMBARAN UMUM ..................................................................
4.1. Kebijakan Australia ..................................................................
4.1.1 Kebijakan Luar Negeri Australia ......................................
4.1.2 Kebijakan Bantuan Australia.............................................
4.2 AusAID ......................................................................................
4.3 Timor Leste ................................................................................
4.3.1 Sejarah Timor Leste ..........................................................
4.3.2 Pendidikan di Timor Leste ................................................
4.4 Hubungan Diplomatik Australia dan Timor Leste .....................
4.4.1 Strategic Planning Agreement for Development ...............
4.5 Promoting Opportunities for All ................................................
31
31
31
35
39
41
41
45
48
52
57
V. ANALISIS BANTUAN AUSTRALIA DI TIMOR LESTE MELALUI
AUSAID ..........................................................................................
60
5.1. Analisis Bantuan Australia di Timor Leste melalui AusAID ..
65
5.1.1 Tujuan Bantuan Australia di Timor Leste pada
Bidang Pendidikan ............................................................
65
5.1.2 Bentuk Bantuan Australia di Timor Leste pada
Bidang Pendidikan ...........................................................
90
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
6.1. Kesimpulan ...............................................................................
6.2. Saran .........................................................................................
96
96
97
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
98
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1
2.1
4.1
4.2
4.3
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Peringkat Donor Terbesar di Timor Leste.............................
Tujuan Bantuan Luar Negeri.................................................
Pendidikan di Timor Leste 1975-1999..................................
AMH dan APM di Negara Kawasan Asia 2008....................
Bantuan AusAID di Timor Leste...........................................
Tujuan Bantuan Australia di Timor Leste.............................
Tujuan Bantuan Australia di Timor Leste pada Bidang
Pendidikan..............................................................................
Jumlah Sekolah Dasar di Timor Leste...................................
Sekolah Dasar di Distrik Timor Leste 2009-2013.................
Jumlah Tenaga Pengajar di Timor Leste...............................
Bentuk Bantuan AusAID di Timor Leste..............................
Bentuk Bantuan Australia di Timor Leste pada Bidang
Pendidikan..............................................................................
5
21
46
46
52
67
72
77
79
86
90
93
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1
1.2
2.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
5.12
5.13
5.14
Human Development Index tahun 2010................................
Bantuan Australia di Kawasan Asia.....................................
Bagan Kerangka Pikir............................................................
Logo AusAID.........................................................................
Bendera RDTL.......................................................................
Peta Timor Leste....................................................................
Bantuan Australia pada Air Bersih dan Sanitasi....................
Australia Awards di Timor Leste...........................................
Peta Geografis Timor Leste dan Australia.............................
Kondisi Sekolah Dasar di Timor Leste (Bagian Depan).......
Kondisi Sekolah Dasar di Timor Leste (Bagian Samping)....
Kondisi Fasilitas Sekolah Dasar di Timor Leste....................
APM Sekolah Dasar di Timor Leste 2009-2013....................
Pelatihan Tenaga Pengajar di Timor Leste............................
Pelatihan Tenaga Pengajar di Timor Leste............................
Proses Belajar Mengajar di Timor Leste...............................
Proporsi Murid Kelas 1 Mencapai Kelas 5 2009-2013..........
Bantuan Perpustakaan Sekolah Dasar di Timor Leste...........
AMH di Timor Leste 2009-2013...........................................
Tenaga Pengajar Menyampaikan Materi...............................
IPM di Timor Leste 2009-2013.............................................
Pelatihan Tenaga Pengajar di Timor Leste............................
Halaman
2
6
23
39
42
43
55
56
70
76
78
79
81
83
84
84
85
87
88
88
89
94
v
DAFTAR SINGKATAN
AHH
AIPH
AIPRD
AMH
APM
ASPI
AusAID
CSC
EFA
F-FDTL
HAM
HDI
HSSP-SP
ILO
IPM
JICA
MDGs
MoU
NPVD
PBB
PNTL
SDG
SWAp
UNDP
UNICEF
UNMISET
UNMIT
UNOTIL
UNTAET
WHO
WMD
: Angka Harapan Hidup
: The Australia Indonesia Partnership for HIV
: Australia-Indonesia Partnership for
: Angka Melek Huruf
:Angka Partisispasi Murni
: Australia Strategic Policy Institute
: Australian Agency for International Development
: Civil Service Commission
: Education for All
: Falintil-Forcas Defensa Timor Lorosa
: Hak Asasi Manusia
: Human Development Index
: Health Sector Strategic Plan-Support Project
: International Labour Organization
: Indeks Pembangunan Manusia
: Japan International Cooperation Agency
: Millenium Development Goals
: Memorendum of Understanding
: National Program for Village Development
: Perserikatan Bangsa-Bangsa
: Polisi Nasional Timor Leste
Reconstruction and Development
: Sustainable Development Goals
: Sector Wide Approach
: United Nations Development Programme
:United Nations Children’s Emergency Fund
: United Nations Mission of Support in East Timor
: UnitedNations Integrated Mission in Timor Leste
: United Nations Offie in Timor Leste
: United Nations Transitional Administration in
:World Health Organization
: Weapons Of Mass Destruction
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timor Leste merupakan negara termuda di dunia berdasarkan laporan
Timor Leste yang dibuat oleh Friedrich Ebert Stiftung pada tahun 2006. Hal
ini juga dapat terlihat pada kemerdekaan Timor Leste yang secara formal dan
diakui sebagai negara republik independen pada tanggal 20 Mei 2002. Pasca
kemerdekaan, Timor Leste termasuk dalam kategori negara miskin (least
developed country) di wilayah Asia yang memiliki tantangan dalam
pembangunan negara, salah satunya adalah angka pengangguran yang tinggi.
Jika dilihat melalui sisi demografi, berdasarkan sensus penduduk pada
tahun 2009, Timor Leste memiliki jumlah penduduk sebanyak 894.840 jiwa
dengan penduduk yang berusia produktif (15–65 tahun) sebanyak 429.523
jiwa atau sekitar 48% dari jumlah total.1 Angka penduduk berusia produktif di
Timor Leste tidak sesuai dengan lapangan pekerjaan yang sangat terbatas,
sehingga
menyebabkan
angka
pengangguran
menjadi
tinggi.Angka
pengangguran di Timor Leste yang tinggi juga disebabkan oleh rendahnya
kualitas pendidikan masyarakat Timor Leste dan terbatasnya sarana
1
World Bank Data
2
infrastruktur, hal itulah yang menimbulkan masalah sosial serta pembangunan
manusia yang lemah.
Hal ini juga dibuktikan dengan rendahnya Human Development Index
(HDI) di Timor Leste pada tahun 2009 sebesar 0,60. Palau yang merupakan
negara kecil memiliki HDI sebesar 0,77. Fiji di urutan kedua dengan IPM
sebesar 0,73.2
Human Development Index 2009
0.8
0.6
0.4
HDI
0.2
0
Palau
HDI
Fiji
Timor Leste
Gambar 1.1 Human Development Index tahun 2009
Sumber data dari UNDP. Human Development Data (1980-2015).
Menurut
United
Nations
Development
Programme
(UNDP),
pembangunan manusia merupakan suatu proses perluasan pilihan yang lebih
banyak kepada penduduk melalui upaya pemberdayaan dalam peningkatan
kemampuan dasar manusia agar dapat sepenuhnya berpartisipasi di segala
bidang pembangunan. Pembangunan manusia perlu diperhatikan, karena
pembangunan manusia dipandang sebagai subjek pembangunan yang
bertujuan untuk kepentingan manusia.
2
UNDP. Human Development Data (1980-2015).
3
Keberhasilan pembangunan manusia diukur melalui suatu indikator
pembangunan. Indikator pembangunan merupakan tolak ukur dalam
mengukur performa suatu negara dalam mencapai pembangunannya.Salah
satu bidang yang menjadi indikator dalam pembangunan adalah pendidikan.
Kualitas pendidikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
keberhasilan pembangunan suatu negara.
Pada bidang pendidikan, Timor Leste mengalami empat kali masa
perubahan sistem pendidikan, yaitu masa Pemerintahan Portugis sampai tahun
1975, masa Pemerintahan Indonesia tahun 1975–1999, masa transisi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1999-2002 dan masa
Pemerintahan Timor Leste tahun 2002.3
Awal kemerdekaan, pendidikan di Timor Leste mengalami penurunan
disebabkan fasilitas yang telah hancur pasca terjadinya konflik kerusuhan
masyarakat Timor Leste pada tahun 1999. Hal ini juga ditunjukkan dengan
rendahnya Angka Melek Huruf (AMH) di Timor Leste pada tahun 2009, yaitu
58,9%. 4 Rendahnya AMH di Timor Leste pada tahun 2009 disebabkan
dengan kondisi Timor Leste yang belum stabil, baik sistem politik, ekonomi
dan pembangunannya.
Dengan
adanya
permasalahan
tersebut,pemerintah
Timor
Leste
melakukan upaya dalam pembangunan negara melalui diplomasi dengan
negara maju dan berkembang untuk mendapatkan bantuan. Diplomasi tersebut
berhasil dilakukan pemerintah Timor Leste. Hal ini dapat dilihat bahwa Timor
Leste mendapatkan bantuan luar negeri dari berbagai organisasi internasional,
3
Frederico, M. 2014. Peranan Comunidade Dos PaAses De Langua Portuguesa (CPLP) Dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Timor Leste.Universitas Komputer Indonesia:Bandung. p. 3
4
World Bank Data
4
seperti PBB,World Bank, agensi pembangunan internasional ( AusAID dan
JICA), dan pelaku bisnis asing.
Negara pendonor terbesar di Timor Leste adalah Jepang, Portugal, dan
Australia.5 Bantuan yang diberikan kepada Timor Leste tidak hanya berupa
bantuan dana melainkan bantuan berupa program-program pembangunan.
Bantuan yang diberikan ke Timor Leste berupa sektor ekonomi, sosial, politik
serta militer. Bantuan luar negeri yang terus menerus masuk ke Timor Leste
dikarenakan pasca Timor Leste merdeka, negara tersebut menjadi negara yang
memiliki angka kemiskinan tinggi dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per
kapita Timor Leste pada tahun 2003 hanya US$485,3 juta.6
Sejak tahun 1999, Jepang telah memberikan bantuan terhadap Timor
Leste sebagai bentuk dukungan Jepang atas represifnya rezim Soeharto dan
pendudukan Indonesia di Timor Leste. Jepang memberikan bantuannya
melalui organisasi Jepang, yaitu Japan International Cooperation Agency
(JICA). JICA merupakan badan Jepang untuk kerjasama internasional dalam
sektor pembangunan. Pada saat itu, JICA memberikan bantuan dengan tiga
prioritas, yaitu : a) rehabilitasi dan pemeliharaan infrastruktur, b) pertanian
dan pengembangan masyarakat, dan c) pengembangan kapasitas. 7 Jepang
masih berkomitmen memberikan bantuan terhadap Timor Leste hingga tahun
2016.
5
Guteriano,N. 2006. The Paradox Of Aid In Timor Leste. University of Brasilia, Brazil. p. 3
World Bank Data
7
Buletin La’o Hamutuk. 2002. Bantuan Jepang Untuk Timor Lorosa’e.
6
5
Portugal juga merupakan negara yang memberikan bantuan dalam bentuk
hibah kepada Timor Leste sejak tahun 1999.8 Portugal mendistribusikan US$
8,9 juta kepada Timor Leste sebagai salah satu bentuk bantuan untuk ekonomi
melalui sektor infrastruktur, pertanian, perikanan, pertambangan, pendidikan,
dan pembangunan kota. Selain itu, pada tahun 2001, Portugal memberikan
anggaran sebesar US$ 2,2 juta untuk pelatihan dan peralatan militer. 9 Hingga
2016, Portugal masih konsisten memberikan bantuannya terhadap Timor
Leste.
Australia merupakan salah satu negara pendonor terbesar di Timor Leste
sejak tahun 1999. 10 Salah satu agensi bantuan pembangunan di Australia
adalah Australian Agency For International Development (AusAID). AusAID
memiliki fokus program dengan Timor Leste yang tertera dalam Strategic
Planning Agreement for Development yaitu Saving Lives, Promoting
Opportunities For All, Supporting Suistanable Economic Development dan
Effective Governments.11
Tabel 1.1 Peringkat Donor terbesar di Timor Leste
Donor Agency
Government of Australia (AusAID)
Portugal
Jepang (JICA)
Actual Disbursements (USD)
93,459,639.84
12,375,593.49
8,566,531.41
Sumber : Aid Transparency Portal 2016
8
Buletin La’o Hamutuk. 2002. Bantuan Portugis kepada Timor Lorosa’e.
Buletin La’o Hamutuk, Loc.cit
10
Pemerintah of The Democratic Republic of Timor Leste. 2014. Development Coorperation
Report for Timor Leste.
11
AusAID. Inquiry into Australia’s Relationship with Timor-LesteSubmission. no. 20. p. 2
9
6
Ketiga negara tersebut berkomitmen untuk memberikan bantuan terhadap
Timor Leste agar dapat membangun pembangunan di Timor Leste. Bantuan
yang diberikan oleh ketiga negara tersebut difokuskan untuk bantuan
pembangunan Timor Leste.
Penelitian ini akan meneliti tentang bantuan Australiamelalui AusAID.
Kebijakan bantuan Australia pada tahun 2011 adalah An Effective Aid
Program for Australia: Making a real difference–Delivering real yang
diresmikan pada bulan Juli 2011.Kawasan Asia Timur dan Pasifik menjadi
kawasan yang banyak diberikan bantuan oleh Australia dibandingkan dengan
kawasan lainnya. Bantuan diberikan untuk beberapa sektor yang di
prioritaskan oleh pemerintah Australia dan mitra pembangunannya.
Pemberian bantuan terhadap satu sektor ke sektor lain akan memberikan
manfaat satu sama lain. Sektor-sektor tersebut adalah pendidikan, kesehatan,
infrastruktur, dan pemerintah.
Jumlah Bantuan Australia tahun 2011
600
500
400
300
200
100
0
Jumlah Bantuan
Gambar 1.2 Bantuan Australia di kawasan Asia
Berdasarkan sumber data dariBudget Australia’s International Development Assistance 2011
(Ministry For Foreign Affairs)
7
Berdasarkan grafik diatas, Timor Leste merupakan negara ketiga yang
mendapatkan bantuan dari Australia dengan jumlah bantuan terbesar.
AusAID memberikan kontribusi berupa bantuan kepada Timor Leste sebesar
$123,7 juta.12 Australia membantu Timor Leste dalam memperbaiki keadaan
di Timor Leste pasca konflik yang terjadikhususnya dalam stabilitas dan
kehidupan masyarakat Timor Leste salah satunya pada bidangpendidikan.
AusAID memberikan bantuan kepada Timor Leste melalui programprogram yang telah disepakati dalam Strategic Planning Agreement for
Development 2011 untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs),
yaitu pertama, eradicate extreme poverty and hunger (mengurangi angka
kemiskinan dan kelaparan), kedua, achieve universal primary education
(mencapai pendidikan dasar uiversal), ketiga, promote gender equality and
empower women (mempromosikan persamaan gender dan pemberdayaan
wanita).
Keempat, reduce child mortality (menurunkan angka kematian anak),
kelima, improve maternal health (meningkatkan kesehatan ibu), keenam,
combat HIV/AIDS, malaria and other diseases (memerangi penyakit
HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya), ketujuh, ensure enviromental
sustainability (menjamin kelestarian lingkungan), dan terakhir develop a
global partnership (mengembangkan kemitraan global). Bantuan Australia di
Timor Leste juga menjadi bukti komitmen Australia dalam memberikan
bantuan kepada Timor Leste hingga saat ini.
12
Ibid,. p. 4
8
Penelitian ini fokus pada salah satu bidang utama, yaitu Promoting
Opportunities For All dengan program dalam pendidikan dasar untuk
mencapai salah satu tujuan MDGs yaitu achieve universal primary education
(mencapai pendidikan dasar universal). Hal ini dikarenakan pendidikan
merupakan salah satu aspek penunjang pembangunan suatu negara.
Pertimbangan penulis memilih Australia sebagai fokus negara yang
memberikan bantuan kepada Timor Leste dibanding negara lainnya adalah :
1. Letak geografis Australia dan Timor Leste
Secara geografis, letak Timor Leste berdekatan dengan Australia.
2. Hubungan bilateral Australia dan Timor Leste
Hubungan kedua negara telah terjalin sejak lama. Australia merupakan
salah satu negara yang mendukung Timor Leste dalam mencapai
kemerdekaan. Tetapi, Australia juga merupakan negara yang
bersitegang dengan Timor Leste dengan masalah perbatasan wilayah.
3. Australia melalui AusAID merupakan negara donor terbesar hingga
2016 di Timor Leste dengan bentuk bantuan hibah, yaitu tidak ada
pengembalian dana ke Australia.
Berdasarkan latar belakang, maka penulis ingin melakukan penelitian
tentang “Analisis Bantuan Luar Negeri Australia di Timor Leste (Studi Kasus
: AusAID tahun 2011-2013)”.
9
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis mengambil rumusan
masalah yaitu : “Bagaimana Bantuan Australia di Timor Leste pada Bidang
Pendidikan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
-
Untuk mengetahui kebijakan bantuan luar negeri Australia
-
Untuk mengetahui tujuan bantuan AusAID di Timor leste
-
Untuk mengetahui bentuk bantuan Australia di Timor Leste melalui
AusAID
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
a. Sebagai suatu sarana dalam mengembangkan konsep bantuan luar
negeri
b. Sebagai tambahan pengetahuan mengenai studi bantuan luar negeri di
Timor Leste.
c.
10
2. Kegunaan Praktis
a. Sebagai pelengkap penelitian-penelitian terdahulu terkait tujuan
bantuan luar negeri Australia di Timor Leste melalui AusAID.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Literatur Reviu
Dalam bagian ini, penulis akan mereviu empat (4) jurnal penelitian
terdahulu, cakupan bahasan yang luas tentang bantuan luar negeri .
2.1.1
Kebijakan Dan Implementasi Bantuan Luar Negeri Ausaid Di
Timor Leste: Evaluasi Terhadap Proyek Dukungan Rencana
Strategik Sektor Kesehatan (Ausaid Policy and Implementation In
Timor Leste:(Evaluation Of Health Strategic Plan-Support Project)
Penelitian yang dilakukan oleh Manuela Pereira (Kementerian Kesehatan
Timor Leste) , Yodi Mahendradhata (Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan,
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta), Retna Siwi
Padmawat (Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Gadjah Mada) berjudul Kebijakan Dan Implementasi Bantuan
Luar Negeri AusAID Di Timor Leste: Evaluasi Terhadap Proyek Dukungan
Rencana Strategik Sektor Kesehatan (AusAID Policy and Implementation In
Timor Leste: (Evaluation Of Health Strategic Plan-Support Project).13 Dalam
penelitian ini, peneliti membahas tentang evaluasi kebijakan bantuan luar
13
Manuela, P,Yodi, M,& Retna SP. 2012. Kebijakan Dan Implementasi Bantuan Luar Negeri
AusAID Di Timor Leste: Evaluasi Terhadap Proyek Dukungan Rencana Strategik Sektor
Kesehatan (AusAID Policy and Implementation In Timor Leste: (Evaluation Of Health Strategic
Plan-Support Project). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. vol. 01, no. 01, p. 52-59.
12
negeri dalam mengkoordinir donor AusAID dan development partner untuk
mendanai program pengembangan sumber daya manusia (dalam proyek
Health
Sector
Strategic
Plan-Support
Project
(HSSP-SP))
melalui
mekanisme koordinasi di Kementerian Kesehatan Timor Leste.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
rancangan studi kasus. Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan proyek
HSSP-SP merupakan program Kementerian Kesehatan Timor Leste yang
didukung oleh Australian Agency for International Development (AusAID)
dalam pengembangan sumber daya manusia. AusAID memberikan bantuan
pendanaan serta bentuk dukungan dalam pengembangan kapasitas tenaga
kesehatan.
Kerjasama yang dilakukan oleh kedua pihak ini dilakukan melalui
mekanisme koordinasi utama dan tambahan. Peneliti juga memaparkan
mekanisme koordinasi Kementerian Kesehatan Timor Leste yang tidak
dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ada. Penulis menggunakan
penelitian ini sebagai bahan referensi dalam melihat program bantuan
AusAID di Timor Leste
2.1.2
Peranan
Australia
BencanaTsunami
(Australia-
dalam
Melalui
Indonesia
Pembangunan
Kerangka
Partnership
For
Aceh
Kerjasama
Pasca
AIPRD
Reconstruction
And
Development) Periode 2005-2009
Penelitian yang berjudul Peranan Australia dalam Pembangunan Aceh
Pasca Bencana Tsunami Melalui Kerangka Kerjasama AIPRD (AustraliaIndonesia Partnership For Reconstruction And Development) Periode 2005-
13
2009 yang dilakukan oleh A.A Alit Maradi Wisma Dhamana, I Made
Wiranata, A.A. Ayu Intan Parameswari, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Udayana.14
Peneliti membahas tentang peran Australia dalam pemberian bantuan
kepada Aceh pasca bencana tsunami melalui agensi pembangunan Australia
yang bernama AusAID dengan didasarkan pada strategi pembangunan negara
Indonesia. Fokus bantuan AusAID kepada Aceh adalah dalam bidang
pembangunan infarstruktur. Penelitian ini menggunakan beberapa kerangka
konseptual, yaitu : konsep bantuan luar negeri, konsep agensi pembangunan,
konsep pembangunan pasca bencana, konsep peranan, teori development
intervention, dan teori perananan development agency.
Peneliti juga menggunakan metode penelitian kualitatif deskripsi.
Pembahasan dalam jurnal penelitian ini jelas memperlihatkan kinerja dan
keberhasilan Australia melalui AusAID dalam pembangunan Aceh pasca
bencana tsunami. Penelitian ini sebagai bahan referensi dalam melihat
kelebihan serta keberhasilan AusAID dalam memberikan bantuan di Aceh.
2.1.3
Study of Australia’s approach to aid in Africa
Penelitian yang ditulis oleh Joel Negin ( Dosen Senior di International
Public Health University of Sydney) dan Glenn Denning (Professor of
Professional Practice in International and Public Affairs, and Director of
14
Alit, MWD, I, MW, & Ayu, IP. Peranan Australia dalam Pembangunan Aceh Pasca Bencana
Tsunami Melalui Kerangka Kerjasama AIPRD (Australia-Indonesia Partnership For
Reconstruction And Development) Periode 2005-2009
14
Center for Globalization and Suistainable Development at the Earth Institute
of Columbia University) berjudul Study of Australia’s approach to aid in
Africa.15
Penelitian ini membahas tentang bantuan Australia dalam pendanaan
pembangunan di Afrika. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti
adalah dengan menggunakan dokumen mengenai bantuan AusAID terhadap
Afrika. Peneliti juga menggunakan dokumen berupa laporan dalam efektifitas
bantuan dari UNDP dan dokumen relevan lainnya. Selain itu, penelitian
dilakukan dengan wawancara informan dari stakeholder Australia dan Afrika.
Dalam penelitian ini, peneliti mengungkapkan bahwa AusAID merupakan
donor utama yang ada di Afrika. Dalam pelaksanaannya, AusAID berfokus
dalam beberapa sektor, seperti food security, water and sanitation, dan
maternal and child health. Bantuan yang diberikan oleh AusAID ini tersebar
di semua bagian Afrika dan sangat efektif dalam pembangunan di Afrika
dikarenakan adanya dukungan dari pemerintah Afrika serta terjalinnya
kerjasama yang bersifat bilateral dan multilateral dengan organisasi lainnya.
Penelitian ini memberikan data yang lengkap tentang bantuan AusAID
serta memperlihatkan kinerja dan komitmen AusAID dalam memberikan
bantuan pembangunan di Afrika. Penelitian ini digunakan sebagai bahan
referensi, melihat AusAID dalam memberikan bantuan ke suatu negara.
15
Joel, N & Glenn, D. 2011. Study of Australia’s Approach to Aid in Africa.
15
2.1.4
Peran Australian Agency For International Development (AusAID)
dalam Menangani HIV/AIDS
Penelitian dengan judul Peran Australian Agency For International
Development (AusAID) dalam Menangani HIV/AIDS di Papua oleh Aji
Yanuarrahma, seorang mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UNMUL.16
Penelitian ini membahas tentang kerjasama Indonesia dan Australia
dalam
mengkampanyekan
pencegahan
HIV/AIDS.
Australia
telah
berkomitmen dalam membantu pemerintah Indonesia di bidang kesehatan
melalui AusAID. Penelitian ini menggunakan kerangka teori, yaitu teori
peran organisasi internasional dan konsep bantuan luar negeri.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif prediktif untuk
mengetahui peran AusAID dalam menangani permasalahan HIV/AIDS.
Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan tentang, pertama hubungan
Indonesia dan Australia yang terjalin dengan adanya kedekatan geografis
Kedua, bantuan AusAID merupakan salah satu bentuk realistis dalam
komitmen serta moral Australia sebagai anggota komunitas internasional
yang turut membantu memenuhi kebutuhan negara lain.
Ketiga, tujuan dan peran AusAID serta program-program yang
dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Keempat, peneliti juga
memberikan data yang jelas terkait bantuan yang diberikan oleh AusAID
yang berupa dana serta sosialisasi penanganan HIV/AIDS. Dalam penelitian
ini, peneliti memberikan informasi bahwa adanya peran berkelanjutan oleh
16
Aji, Y. 2014. Peran Australian Agency For International Development (AusAID) dalam
Menangani HIV/AIDS di Papua. Universitas Mulawarman. vol. 2, no. 1, hlm. 21-36.
16
AusAID hingga tahun 2016 yang telah tertera di The Australia Indonesia
Partnership for HIV (AIPH) 2008 – 2016.
Peneliti
memberikan
kesimpulan
bahwa
program-program
yang
dijalankan oleh AusAID dalam menangani pencegahan HIV/AIDS sudah
efektif. Hal ini ditunjukkan dengan semakin berkurangnya penderita
HIV/AIDS serta mulai munculnya tempat-tempat konsultasi tentang bahaya
HIV/AIDS.
2.1.5
Kepentingan Keamanan Nasional Australia Dalam
Pelaksanaan
Kerjasama Defence Cooperation Program di Timor Leste
Penelitian dengan judul Kepentingan Keamanan Nasional Australia
Dalam Pelaksanaan Kerjasama Defence Cooperation Program di Timor Leste
oleh Nancy Louisa A, Ni Wayan Rainy, Anak Agung Ayu Intan Prameswari,
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana. 17
Penelitian ini membahas tentang kerjasama Australia dan Timor Leste
dalam bidang keamanan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep
keamanan nasional dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Data
yang digunakan berasal dari dokumen negara seperti Defence White Papers
yang dipublikasi oleh Kementerian Pertahanan Australia dan tulisan ilmiah
berasal dari institusi seperti Australia Strategic Policy Institute (ASPI).
Penelitian juga menjelaskan bahwa kerjasama yang dibentuk memiliki
tujuan bagi Australia, yaitu untuk mencapai kepentingan keamanan Australia.
Kepentingan keamanan Australia dilihat melalui dua sektor, yaitu keamanan
17
Nancy L, Ni Wayan, & Anak Agung Ayu. 2012. Kepentingan Keamanan Nasional Australia
Dalam Pelaksanaan Kerjasama Defence Cooperation Program di Timor Leste tahun 2002-2012.
17
militer dan keamanan perbatasan. Penelitian ini memaparkan kepentingan
nasional dan kebijakan keamanan Australia serta strategi Australia untuk
mencapai kepentingan tersebut.
Peneliti juga menyimpulkan bahwa keamanan Australia memiliki
keterkaitan dengan keamanan negara-negara di sekitar kawasan Australia.
Dalam melindungi dan meningkatkan keamanannya, Australia membangun
kerjasama dengan negara-negara sekitarnya, salah satunya Timor Leste.
Perbedaan kelima penelitian tersebut dengan penelitian skripsi ini adalah
fokus penelitian yang lebih menekankan pada bantuan Australia dalam
mendukung pendidikan di Timor Leste dan tujuan bantuan Australia
berdasarkan konsep bantuan luar negeri dan kepentingan nasional.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1
Konsep Kepentingan Nasional
Menurut Hans. J. Morgenthau, kepentingan nasional adalah kepentingan
suatu bangsa yang bertujuan untuk mencapai kelangsungan hidup bangsa,
keamanan nasional, integritas wilayah, dan kesejahteraan ekonomi.
18
Kepentingan nasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kepentingan
nasional yang bersifat vital atau esensial dan kepentingan nasional yang
bersifat non-vital atau sekunder.19
18
Cecep, S. 2010. Politik Antar Bangsa Terjemahan S. Maimoen & A.M Fatwan. Yayasan Pustaka
Obor Indonesia: Jakarta. P. 33
19
Aleksius Jemadu. 2008. Politik Global dalam Teoi dan Politik. Graha Ilmu : Yogyakarta. p. 6769
18
Kepentingan nasional vital berkaitan dengan kelangsungan hidup negara
serta nilai-nilai inti (core values) yang menjadi identitas kebijakan luar negeri
suatu negara. Kepentingan nasional non-vital atau sekunder tidak
berhubungan secara langsung dengan eksistensi negara namun tetap
diperjuangkan melalui kebijakan luar negeri.
Kepentingan nasional berperan dalam menentukan perilaku suatu negara.
Kepentingan nasional juga dapat menjadi pembenaran dari setiap kebijakan
yang dipilih oleh negara. May Rudy mengatakan bahwa :20
”Kepentingan nasional (national interest) adalah tujuan-tujuan
yang ingin dicapai sehubung dengan kebutuhan bangsa/negara atau
sehubungan dengan hal yang dicita-citakan. Dalam hal ini
kepentingan nasional yang relatif tetap sama diantara semua
negara/bangsa adalah keamanan (mencakup kelangsungan hidup
rakyatnya dan kebutuhan wilayah) serta kesejahteraan. Kedua hal
pokok ini yaitu, keamanan (security) dan kesejahteraan
(prosperity) merupakan dasar dalam
merumuskan atau
menetapkan kepentingan nasional bagi setiap negara”
Dalam mencapai kepentingan nasional, negara merupakan aktor utama
dalam mewujudkan kepentingan nasional. Negara memiliki strategi untuk
mencapai kepentingan nasionalnya serta memiliki kemampuan (power) untuk
memberikan pengaruh kepada negara lainnya. Seperti yang dijelaskan Jon. C.
Pevehouse dalam bukunya yang berjudul International Relations21 :
“Actor use strategy to pursue good outcomes in bargaining with
one or more other actors. State deploy power capabilities as
leverage to influence each other’s action (Aktor menggunakan
strategi untuk mengejar hasil yang baik dalam perundingan dengan
satu atau lebih pelaku lainnya. Negara menyebarkan kemampuan
daya sebagai suatu cara untuk mempengaruhi tindakan satu sama
lain.)”
20
May Rudi. 2002. Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang
Dingin. Refika Aditama : Bandung. P. 116
21
Joshua S. Goldstein dan Jon. C. Pevehouse. 2010. International Relations. Longman : New
York. p. 71
19
Dalam ranah internasional, kerjasama dan bantuan luar negeri merupakan
suatu strategi yang digunakan negara dengan dasar adanya keterbatasan antar
negara. Kepentingan nasional dapat dijalankan dan diwujudkan dengan
adanya hubungan suatu negara dengan negara lain.
2.2.2
Konsep Bantuan Luar Negeri
Bantuan luar negeri merupakan salah satu instrumen kebijakan
pemerintah dalam hubungan luar negeri. Secara umum, bantuan luar negeri
adalah bantuan yang diberikan dari negara pendonor kepada negara penerima
baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta kemanusiaan.
Pengertian bantuan luar negeri dapat dilihat dengan pengertian secara sempit
dan secara luas.
Dalam buku Robert Gilpin yang berjudul “The Political Economy of
International Relations” menyebutkan bantuan luar negeri dalam arti
sempityaitu bantuan luar negeri diartikan sebagai sejumlah dana yang
diberikan oleh negara relatif maju atau kaya kepada negara yang secara
ekonomi lebih miskin.22 Sedangkan dalam pengertian yang luas, menurut K.J.
Holsti
dalam
bukunya
“International
Politics
:
Framework
of
Analysis”bahwa bantuan luar negeri sebagai transfer uang, teknologi, ataupun
teknis dari negara donor ke negara penerima.23
22
23
Kalevi, JH. 1995. International Politics : Framework of Analysis. New Jersey. P. 180
Ibid. p. 181
20
Bantuan luar negeri didefinisikan sebagai semua jenis bantuan yang
diberikan oleh negara atau lembaga donor internasional dalam bentuk
pinjaman dan hibah.24 Bantuan yang diberikan tidak hanya sebatas material
melainkan dapat dalam bentuk jasa. Bantuan luar negeri dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu :25
1. Bantuan Program (Program Aid)
Bantuan ini merupakan bantuan program yang ditujukan untuk
pembangunan jangka panjang. Ada dua bentuk program, yaitu :
-
Sector-Wide Approach (SWAp), negara donor mendukung sektor
tertentu, seperti kesehatan atau pendidikan untuk mencapai tujuan
dan sasaran dari program pemerintah negara penerima. SWAps
mendukung kesehatan, pendidikan, air dan pertanian. Pencapaian
program ini tergantung dengan perjanjian atau kerjasama yang
telah dibuat antara negara penerima dan negara donor.
-
Dukungan anggaran, bantuan dana biasanya disalurkan ke/atau
melalui kementerian keuangan untuk dialokasikan kepada sektorsektor tertentu.
2. Bantuan Teknik (Technical Assistance)
Tujuan dari bantuan teknik ini adalah memberikan pelatihan, transfer
ilmu dan keahlian melalui ahli internasional kepada tenaga kerja dan
masyarakat di negara penerima.
24
John, DW. 1974. The Politics of Foreign Aid. The Bodley Head. London, Sydney, Toronto. p.
188
25
Roger C.R. 2007. Does Foreign Aid Really Work? : Oxford University Press : New York. p. 195
- 207
21
3. Bantuan untuk Kapasitas Pembangunan
Bantuan ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kapasitas
lembaga di negara penerima bantuan. Selain itu, bantuan ini
difokuskan pada pembangunan berkelanjutan.
Tabel. 2.1 Tujuan Bantuan Luar Negeri
Aspek
Keamanan (security)
Kekuasaan (power)
Kepentingan ekonomi
atau kesejahteraan
(Wealth/Economic
interest)
Kepentingan negara
(enlightened self-interest)
Reputasi (reputation)
Kewajiban (obligation)
Kemanusiaan
(humanitarian)
Tujuan
Negara penerima dapat menjadi sekutu bagi
negara donor
Meningkatkan pengaruh negara donor bagi
negara penerima dalam forum internasional
Mencapai kepentingan ekonomi negara donor
Menciptakan perdamaian, stabilitas dan
lingkungan yang sehat
Meningkatkan status dan reputasi negara di
tingkat internasional
Didasari dengan sejarah dan posisi negara
donor di negara penerima
Memberikan bagi kesejahteraan negara-negara
miskin
Berdasarkan buku dari A. Mauris berjudul Ideas, Interest and Foreign Aid2011
Riddell menjelaskan bahwa tujuan bantuan luar negeri adalah untuk
membantu negara penerima dalam pembangunan dan mengurangi angka
kemiskinan, menunjukkan solidaritas negara donor, memajukan kepentingan
nasional negara donor, untuk kepentingan ekonomi negara donor ,menyediakan
22
public goods, serta bantuan luar negeri didasarkan pada hak asasi manusia
negara penerima bantuan. 26
Tujuan tersebut ditegaskan Mauris secara ringkas, bahwa tujuan bantuan
luar negeri ada tujuh,27 yaitu pertama pada aspek keamanan (security) bahwa
melalui bantuan luar negeri negara penerima dapat menjadi sekutu bagi
negara donor. Kedua, kekuasaan (power) yaitu meningkatkan pengaruh
negara donor bagi negara penerima dalam forum internasional. Ketiga,
kepentingan ekonomi atau kesejahteraan (Wealth/Economic interest) yaitu
dapat mencapai kepentingan ekonomi negara donor melalui dukungan ekspor
industri.
Keempat, kepentingan negara (enlightened self-interest) untuk mencapai
perdamaian, stabilitas dan lingkungan yang sehat. Kelima, reputasi
(reputation), negara donor dapat menunjukkan identitasnya serta dapat
meningkatkan status dan reputasi negara di tingkat internasional. Keenam,
kewajiban (obligation) bahwa negara donor memberikan bantuan luar negeri
karena kewajiban yang berkaitan dengan sejarah dan posisi negara donor di
negara penerima.
Ketujuh, kemanusiaan (humanitarian) dengan memberikan kesejahteraan
negara-negara miskin serta meningkatkan bantuan kemanusiaan. Setiap aspek
tujuan bantuan luar negeri tersebut merupakan gambaran yang menjelaskan
kebijakan luar negeri negara donor.28
26
Ibid. p. 118 - 119
Ibid. p. 10
28
Ibid. p. 10
27
23
2.3 Kerangka Berpikir
Pada kerangka pikir ini, penulis mencoba menjelaskan permasalahan
utama dari penelitian yang akan dilakukan, yaitu “Analisis Bantuan
Australia di Timor Leste (Studi Kasus AusAID tahun 2011 – 2013)
Kerangka pikir penelitian digambarkan pada bagan dibawah ini :
Kondisi Timor Leste
Bantuan Australia melalui AusAID
Strategic Planning Agreement for Development : Promoting
Opportunities for All
Konsep Bantuan Luar Negeri
Tujuan Bantuan Luar Negeri :
-
Keamanan
Kepentingan negara
Kesejahteraan atau kepentingan
ekonomi
Reputasi
Kewajiban
Kemanusiaan
Bentuk Bantuan :
1. Bantuan Program
2. Bantuan Teknis
Bantuan Luar Negeri Australia melalui AusAID di Timor
Leste merupakan tujuan kebijakan bantuan luar negeri
Australia mencapai kepentingan nasional Australia.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Sumber : Diolah sendiri berdasarkan keperluan penelitian
24
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini akan dijelaskan
melalui penyusunan kerangka pikir. Kerangka pikir akan merelevansikan
antara konsep dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
Timor Leste merupakan negara paling muda di kawasan Asia, khususnya
Asia Tenggara. Timor Leste diakui kemerdekaannya pada tanggal 20 Mei
2000. Pasca kemerdekaannya, Timor Leste menjadi negara dengan tingkat
kemiskinan yang sangat tinggi. Kualitas pendidikan di Timor Leste juga
rendah dengan angka melek huruf (AMH) di Timor Leste pada tahun 2009
adalah 58,9%.29
Berdasarkan keadaan tersebut, negara-negara maju memberikan bantuan
terhadap Timor Leste. Bantuan luar negeri merupakan salah satu cara suatu
negara penerima untuk membangun negaranya, seperti kebijakan pemerintah
Timor Leste yang menerima bantuan luar negeri dari berbagai pihak, salah
satunya berasal dari pemerintah Australia melalui AusAID. Australia
merupakan negara donor terbesar di Timor Leste dan memiliki komitmen
dalam meningkatkan pembangunan di Timor Leste. Bantuan luar negeri
tersebut diberikan melalui program-program bantuan yang terdapat dalam
Strategic Planning Agreement for Development.
Salah satu fokus utama dalam perjanjian tersebut adalah Promoting
Opportunities
for
All pada bidang pendidikan dengan pencapaian
keberhasilan melalui indikator Millenium Development Goals (MDGs).
29
World Bank Data.
25
Australia merupakan negara yang memiliki sejarah hubungan yang erat
dengan Timor Leste. Disisi lain, Australia merupakan negara yang
bersitegang dengan Timor Leste dalam permasalahan perbatasan wilayah
antara Australia dan Timor Leste.
Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini akan menggunakan konsep
bantuan luar negeri yang masih relevan dalam menganalisa bantuan luar
negeri. Konsep ini akan menganalisa bantuan luar negeri yang diberikan
Australia melalui AusAID di Timor Leste dan tujuan dari bantuan tersebut
yang didukung dengan konsep kepentingan nasional.
Kerangka pikir penulis untuk melihat pencapaian keberhasilan bantuan
Australia di Timor Leste melalui AusAID pada bidang pendidikan dan untuk
mengetahui tujuan bantuan luar negeri Australia di Timor Leste dengan
menggunakan konsep yang akan digunakan.
III.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tipe penelitian
deskriptif.
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kualitatif
yang
mendeskripsikan dan menganalisa suatu fenomena dengan menggunakan teori
yang relevan. Alasan memilih tipe penelitian kualitatif dalam penelitian ini
adalah permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang bantuan luar negeri
Australia di Timor Leste ini mendeksripsikan fenomena yang terjadi
berdasarkan data aktual dan kontekstual yang telah didapatkan dan membuat
suatu kesimpulan. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis fenomena
tersebut untuk menambah wawasan baru dengan menggunakan teori yang
relevan.
27
3.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi penelitian kualitatif agar
peneliti tidak terjebak dalam beragam data yang didapatkan.
30
Fokus
penelitian dapat membantu penulis dalam menyaring data-data yang relevan
dengan pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah.
Pada penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian bantuan luar negeri
Australia melalui Australian Agency for International Development (AusAID)
di Timor Leste pada bidang pendidikan berdasarkan pada rumusan masalah
penelitian “Bagaimana
bantuan Australia di Timor Leste pada bidang
pendidikan?”. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep bantuan
luar negeri dan konsep kepentingan nasional untuk mendeskripsikan dan
menganalisis bentuk serta tujuan bantuan Ausrtalia di Timor Leste pada
bidang pendidikan yaitu Opportunities for All.
Pada konsep bantuan luar negeri dalam buku A. Mauris memiliki tiga
tujuh tujuan bantuan luar negeri dan dalam buku Riddeel menjelaskan tiga
bentuk bantuan. Dalam penelitian ini peneliti hanya menelaah bantuan luar
negeri Australia di Timor Leste secara umum melalui lima aspek tujuan
bantuan luar negeri dan tiga bentuk bantuan. Sedangkan pada bidang
pendidikan dilihat melalui dan empat aspek tujuan bantuan luar negeri dan
dua bentuk bantuan.
30
Lexy, JM. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya : Bandung. p. 237.
28
Pencapaian bantuan pendidikan Australia di Timor Leste juga diukur
melalui tiga indikator Millenium Development Goals (MDGs), yaitu angka
partisipasi murni sekolah dasar (Net enrolment ratio in primary education),
proporsi murid kelas 1 mencapai kelas 5 (Proportion Of Pupils Starting
Grade 1 Who Reach Grade 5) danangka melek huruf 15-24 tahun (Literacy
rate of 15–24 year-olds) untuk mencapai tujuan MDGs yaitu universal
primary education (mencapai pendidikan dasar universal) berdasarkan
Strategic Planning Agreementfor Development.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Secara umum, jenis data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Pada penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder, yaitu data
yang didapatkan melalui berbagai sumber data tertulis. Sumber data yang
digunakan seperti penelitian terdahulu, buku, jurnal, bahan pustaka dan
dokumen resmi lainnya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dari sejumlah literatur berupa
buku, jurnal, artikel, surat kabar, dan artikel.
29
2. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan
dokumen-dokumen resmi, seperti data yang dihimpun melalui data dari
pemerintah Australia , data laporan dari AusAID, data dari pemerintah
Timor Leste serta pihak yang berkaitan dan dapat diakses melalui internet.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
model analisis Miles dan Huberman dengan melalui tiga tahap, yaitu :31
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data awal yang
muncul dari catatan tertulis. Reduksi data merupakan suatu analisis yang
mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, serta menyusun data
dengan suatu cara untuk dapat menarik kesimpulan atau digambarkan dan
diverifikasi.32
Peneliti mengumpulkan data mengenai bantuan luar negeri Australia di
Timor Leste secara umum, khususnya pada bidang pendidikan. Peneliti
mencari data melalui laporan dari Pemerintah Australia, AusAID,
Pemerintah Timor Leste, World Bank dan data resmi yang ada di internet
untuk mencari jawaban yang sesuai dengan penelitian. Peneliti hanya
membuang data yang tidak sesuai dengan fokus penelitian.
31
32
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta,Bandung. p. 7-8.
Ibid. p. 247 – 249.
30
2. Penyajian Data (Data Display)
Pada tahap ini, penulis menyajikan data yang dapat berupa asumsi,
konsep, definisi, maupun sebuah deksripsi informasi yang tersusun untuk
menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan selanjutnya. Peneliti
mendeskripsikan informasi yang telah diklasifikasikan sebelumnya
mengenai persepsi pemustaka kemudian diolah dan yang disajikan dalam
bentuk teks naratif.
Peneliti melakukan pengumpulan data yang telah didapatkan melalui
reduksi data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk
menggabungkan data yang telah tersusun. Peneliti mengolah data tersebut
dengan mengunakan konsep yang relevan.
3. Pengambilan Kesimpulan (Conclusion)
Penulis menarik kesimpulan dan dari setiap data yang digunakan. Dalam
tahap ini, penulis menarik simpulan dari data-data yang telah di telaah
untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah. Kesimpulan ini
memperlihatkan hasil yang telah dianalisis.
BAB IV. GAMBARAN UMUM
Pada bab ini, penulis memaparkan gambaran umum mengenai fokus
penelitianyaitu bantuan Australia melalui Australian Agency for International
Development (AusAID)yang dijelaskan dalam kebijakan bantuan luar negeri
Australia.Peneliti juga memaparkan gambaran tentang tempat diberikannya
bantuan AusAID yaitu Timor Leste. Selain itu, peneliti memaparkan bantuan
pada fokus utama Promoting Opportunities for All pada bidang pendidikan di
Timor Leste.
4.1 Kebijakan Australia
4.1.1
Kebijakan Luar Negeri Australia
Kebijakan luar negeri merupakan suatu cara untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan menjaga keamanan nasional suatu negara. Kebijakan
luar negeri Australia dijelaskan dalam Foreign Policy White Paper 2003.
White Paper menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri Australia berdasarkan
32
karakteristik Australia sebagai negara yang sukses dan percaya diri di
kawasan Asia-Pasifik serta negara yang memiliki kepentingan global.
Dalam White Paper tersebut, kebijakan luar negeri Australia adalah
Australia memiliki peran di lingkungan internasional, konsolidasi untuk
memperluas wilayah serta hubungan bilateral Australia dengan negara lain
dan memperkenalkan nilai-nilai Australia. Pada keadaan sistem internasional
yang anarki mengharuskan Australia untuk mulai melakukan hubungan
dengan negara lainsehingga Australia memiliki peranan penting baik di
tingkat internasional maupun regional. Dalam hal ini White Paper
menjelaskan bahwa hubungan antar negara-negara besar akan membuat
keadaan
lebih
stabil
sehingga
dapat
menjaga
stabilitas
keamanan
internasional. Hal ini dijelaskan dalam Foreign Policy White Paper 2003
bahwa :33
“...the security of Australia and many other countries is threatened by
other international developments, notably terrorism, the proliferation
of weapons of mass destruction, regional disorder and
transnational crimes such as people smuggling. (keamanan
Australia dan negara lainnya diancam dengan perkembangan
internasional, terutama terorisme, proliferasi senjata pemusnah
massal, gangguan regional dan kejahatan transnasional seperti
penyelundupan orang)”
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri Australia
adalah melindungi Australia dari serangan fisik, menghapuskan senjata
pemusnah massal dan untuk meminimalisir konflik regional. Australia
33
Frank. F. 2003. National Interest, Global Concern : the 2003 Foreign Affairs and Trade White
Paper. Foreign Afairs, Defence and Trade Group. Department of the Parliamentary Libarary. no.
23. p. 1
33
meningkatkan keamanan dalam menghadapi terorisme dan kejahatan
transnasional sehingga dapat mengurangi resiko konflik global.34
Selain itu, kebijakan luar negeri Australia menjaga keamanan nasional
Australia untuk melindungi Australia dari serangan bersenjata (direct arm
attack) ditegaskan dalam Defence White Paper tahun 2009 bahwa :35
“Australia's most basic strategic interest remains the defence of
Australia against direct armed attack. This includes armed attacks
by other states and by non-state actors with the capacity to employ
strategic capabilities, including weapons of mass destruction
(WMD)” (Kepentingan strategis Australia yang paling dasar dalam
pertahanan Australia melawan serangan bersenjata langsung. Ini
termasuk serangan bersenjata oleh negara-negara lain dan non
negara dengan kapasitas untuk menunjukkan kepabilitas strategis
termasuk dalam senjata pemusnah massal)
Dari pernyataan tersebut, terlihat bahwa kebijakan luar negeri Australia
yang utama adalah melindungi Australia dari serangan bersenjata, baik dari
aktor negara maupun non negara. Australia memiliki peran besar dalam
mencapai kepentingan nasionalnya dan membuat suatu strategi untuk
mewujudkannya.
Dalam
mencapai
kepentingan
tersebut,
Australia
memaksimalkan keberadaan negara-negara yang berada di sekitar Australia.
Australia menginginkan stabilitas keamanan bagi negara-negara tetangganya.
Australia ingin negara-negara tetangganya tidak menjadi ancaman bagi
Australia ataupun tidak dikuasai pihak asing untuk menyerang Australia.
34
2003. Advancing the National Interest : Australia Foreign and Trade Policy White Paper
2003.p. 14
35
Department of Defence. 2009. Defence White Paper. p. 12
34
Selain itu, kebijakan luar negeri Australia adalah konsolidasi dan
memperluas wilayah serta hubungan bilateral Australia dengan negara lain.
Australia memiliki hubungan yang baik dengan negara-negara di kawasan
Asia. Hal ini merupakan kebijakan prioritas dalam kebijakan luar negeri dan
perdagangan Australia. Dalam White Paper dijelaskan bahwa pemerintah
berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua mitra di Asia atas dasar
saling menghormati dan kepentingan bersama.
Kebijakan ini bertujuan untuk build national prosperity (menciptakan
kesejahteraan nasional). Pada kebijakan ini, Australia membangun dan
melanjutkan kapasitas kompetensi perdagangan dan investasi pada skala
intenasional melalui penekanan pada pasar Asia-Pasifik.36Australia berupaya
untuk mengintegrasikan ekonominya di kawasan Asia Pasifik. 37 Hal ini
diperkuat dengan kebijakan luar negeri Australia, yaitu comprehensive
engangement yang melibatkan peran Australia secara komprehensif dengan
negara-negara
di
kawasan
Asia.
Australia
menerapkan
pendekatan
multidimensional dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik.38
Kebijakan luar negeri Australia selanjutnya adalah memperkenalkan
Australia dan nilai-nilainya. Kebijakan ini menjelaskan bahwa Ausralia dapat
bertindak sebagai warga internasional yang baik dalam membangun tatanan
berdasarkan peraturan internasional (good international citizen). Dalam
kebijakan ini, Australia mempromosikan sistem good governance serta hak
asasi manusia dan pembangunan. Australia memainkan peranan yang positif,
36
2003. Advancing the National Interest : Australia Foreign and Trade Policy White Paper
2003.p. 72
37
Alexius, Jemadu. 2006. Tinjauan Historis Kebijakan Keamanan Australia di Asia Pasifik. p. 3
38
Ibid. p. 3
35
seperti memberikan bantuan pembangunan, mencegah terorisme, dan
berkontribusi pada masalah kesehatan dunia yang akan memberikan citra baik
terhadap Australia. 39 Hal ini juga ditegaskan oleh Rudd, bahwa salah satu
tujuan kebijakan bantuan adalah act as a good international citizen in
building a stable and just international rules yaitu bertindak sebagai warga
internasional yang baik dalam membangun tatanan berdasarkan peraturan
internasional40
4.1.2
Kebijakan Bantuan Australia
Sejak pasca perang, Australia telah memberikan kontribusi dalam
pengembangan wilayah dengan memberikan bantuan pembangunan yang
telah dilakukan sejak tahun 1950 melalui Colombo Plan. Pada saat itu,
menteri luar negeri pada masa Pemerintahan Menzies, yaitu Percy Spender
menegaskan bahwa :41
“We live side by side with the countries of South and Southeast
Asia, and we desire to be on good-neighbour terms with them.
Above all, it is in our interests to foster commercial and other
contacts with them and give them what help we can in maintaining
stable and democratic governments in power, and increasing the
material welfare of their peoples. In doing so we take the long view
(Kita hidup berdampingan dengan negara-negara Asia Selatan dan
Tenggara, dan kami ingin menjadi hubungan baik-tetangga dengan
mereka. Di atas semua, itu adalah kepentingan kami untuk
membina kontak komersial dan lainnya dengan mereka dan
memberi mereka bantuan apa yang kami bisa dalam menjaga
39
Ibid. p. 114
Ibid
41
National Press Club. The New Aid Paradigm
40
36
pemerintah yang stabil dan demokratis dalam kekuasaan, dan
meningkatkan kesejahteraan materi dari rakyat mereka. Dalam
melakukannya kita mengambil pandangan lama)”
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kebijakan bantuan Australia
dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangga di
kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Bantuan yang diberikan untuk
menjaga pemerintahan yang stabil dan demokratis serta meningkatkan
kesejahteraan untuk masyarakat di negara penerima bantuan.
Kebijakan bantuan Australia pada tahun 2011 adalah An Effective Aid
Program for Australia: Making a real difference – Delivering real yang
diresmikan pada bulan Juli 2011. Dalam kebijakan tersebut dijelaskan bahwa
tujuan bantuan Australia adalah :
“The fundamental purpose of Australian aid is to help people
overcome poverty. This also serves Australia’s national interests
by promoting stability and prosperity both in our region and
beyond.” (Tujuan fundamentasl bantuan Australia adalah untuk
membantu orang-orang keluar dari garis kemiskinan. Selain itu,
bantuan diberikan untuk mencapai kepentingan Australia.)
Tujuan tersebut juga ditegaskan pada pidato Rudd dalam Progress on the
implementation of an effective aid program for Australia bahwa Australia
menjadi negara yang efektif dalam memberikan donor di dunia salah satunya
untuk membantu negara-negara keluar dari garis kemiskinan. Bantuan
tersebut sebagai startegi dalam mencapai kepentingan nasional Australia
dengan mempromosikan stabilitas dan kemakmuran serta mengurangi
kemiskinan di kawasan regional Australia.
37
Tujuan kebijakan bantuan luar negeri Australia merupakan bagian
integral dari kebijakan luar negeri dan kebijakan keamanan Australia. Hal ini
juga ditegaskan Rudd kembali dalam pidato Progress on the implementation
of an effective program for Australia yang mengatakan bahwa :42
“Purpose of our aid policy : Australia’s aid program is an integral
part of our broader foreign and security policy objectives. These
are to maintain our national security, build our national prosperity
and act as a good international citizen building stable and just
international rules (Program bantuan Australia adalah bagian
integral dari kebijakan luar negeri dan kebijakan keamanan. Ini
bertujuan untuk menjaga keamanan nasional negara kami,
membangun kesejahteraan negara kami dan bertindak sebagai
warga internasional yang baik dalam membangun tatanan
berdasarkan peraturan internasional)
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa program bantuan Australia juga
bertujuan
untuk
menjaga
keamanan
nasional
Australia,
mencapai
kesejahteraan nasional Australia dan Australia dipandang sebagai warga
internasional yang baik (good international citizen).
Kebijakan bantuan Australia melalui AusAID memiliki tiga alasan dalam
memberikan bantuan, yaitu Australia values (nilai-nilai masyarakat
Australia), Australia’s national interest (kepentingan nasional Australia) dan
Australia as a good international citizen (Australia sebagai negara yang baik
di dunia).43Alasan tersebut dijelaskan di bawah ini yaitu:44
42
2011. Progress on the Implementation of an Effective Aid Program For Australia
2012. An Effective Aid Program for Australia : Making a real difference – Delivering real
results. p. 10-12
44
Ibid. p. 10 - 12
43
38
1.
Australia values (nilai-nilai masyarakat Australia)
Australia values (nilai-nilai masyarakat Australia) merupakan nilai-nilai
yang dipercaya masyarakat Australia dalam membantu negara lain
manapun yang sedang membutuhkan bantuan.
2.
Australia’s national interest (Kepentingan nasional Australia)
Kepentingan tersebut adalah mempromosikan stabilitas keamanan
kawasan dan mencapai kesejahteraan serta mengurangi kemiskinan yang
sesuai dengan tujuan kebijakan bantuan luar negeri. Hal ini juga
dijelaskan dalam kebijakan bantuan luar negeri Australia yaitu :45
“They contribute to building a safer, more stable and prosperous
world which, in turn, helps keep our country safe from instability,
infectious disease and organised crime.(Mereka berkontribusi
untuk membangun dunia yang lebih aman, lebih stabil dan makmur
dimana nanti pada saatnya akan membantu menjaga negara kita
aman dari ketidakstabilan, penyakit yang menular dan kejahatan
yang terorganisir”
3.
Australia as a good international citizen (Australia sebagai negara yang
baik di dunia)
Hasil yang bermanfaat ini akan memberikan citra baik bagi Australia di
tingkat internasional. Kontribusi Australia dalam mencapai kemakmuran
dan mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang sebagai
bentuk identitas Australia yang dikenal sebagai negara yang baik di dunia
(a good international citizen).
45
Ibid. p. 15
39
Selain itu dalam kebijakan bantuan luar negeri, Australia berkomitmen
untuk membantu negara-negara berkembang untuk mencapai tujuan
pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDGs). Hal ini
bertujuan untuk meringankan kemiskinan dunia pada tahun 2015. Bantuan
yang
diberikan
Australia
kepada
negara-negara
berkembang
untuk
mengurangi kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan yang
sejalan dengan kepentingan nasional Australia.46
Untuk mencapai MDGs tersebut, bantuan Australia fokus terhadapsaving
lives, promoting opportunities for all, sustainable economic development dan
effective governance.
4.2 AusAID
Gambar 4.1 Logo AusAID
Sumber Pemerintah Australia : AusAID
AusAID merupakan agensi pembangunan di bawah Pemerintahan
Australia, yaitu Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
AusAID menyediakan bantuan pembangunan resmi untuk negara-negara
46
Ibid. p. 1
40
berkembang, terutama di wilayah Asia-Pasifik dan Afrika. Bantuan
pembangunan diberikan melalui program berkelanjutan yang terencana untuk
jangka panjang di sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kesetaraan
gender, hukum dan ketertiban, pembangunan pedesaan serta lingkungan
hidup.47
Pada saat kondisi darurat, AusAID memiliki sifat yang fleksibel dan
merespon dengan cepat dan efektif. AusAID memberikan bantuan
kemanusiaan kepada penduduk dan negara yang rentan terkena konflik atau
bencana alam seperti badai, banjir dan gempa bumi. Hal ini menjadi catatan
terbaik bagi AusAID di dunia internasional.48
Program bantuan AusAID dijalankan sesuai dengan kebijakan bantuan
pemerintah Australia yaitu An Effective Aid Program for Australia : Making a
real difference-Delivering real results. Bantuan yang diberikan Australia
kepada negara-negara berkembang untuk mengurangi kemiskinan dan
mencapai pembangunan berkelanjutan juga sejalan dengan kepentingan
nasional Australia.49 Selain itu, Australia juga berkomitmen untuk membantu
negara-negara berkembang mencapai tujuan pembangunan milenium atau
Millenium Development Goals (MDGs).
MDGs memiliki delapan tujuan dalam pembangunan yaitu (1) eradicate
extreme poverty and hunger (memberantas kemiskinan dan kelaparan), (2)
achieve universal primary education (mencapai pendidikan dasar universal),
(3) promote gender equality and empower women (mendorong kesetaraan
47
AusAID. The Australian Agency for International Develoment (AusAID) manages Australia’s
Overseas Aid Program. p. 2
48
Ibid,. p. 1
49
Ibid,. p. 1
41
gender dan pemberdayaan perempuan), (4) reduce child mortality
(mengurangi
angka
kematian
anak),
(5)
improve
maternal
health
(meningkatkan kesehatan ibu), (6) combat hiv/aids, malaria and other
diseases (memberantas HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya), (7) ensure
enviromental sustainability (menjamin kelangsungan lingkungan) dan (8)
develop a global partnership (mengembangkan kemitraan global).
Dalam melaksanakan proyek bantuan, AusAID bekerjasama dengan
perusahaan-perusahaan Australia, non-Pemerintah organization (NGO) atau
organisasi
non-pemerintah
dan
mitra
pembangunan.
Australia
juga
bekerjasama dengan masyarakat Australia untuk melaksanakan proyek
bantuan, seperti membantu dalam transfer keterampilan. 50 Fokus bantuan
AusAID terdiri dari Saving Lives, Promoting Opportunities For All,
Sustainable Economic Development danEffective Governance and Security
4.3 Timor Leste
4.3.1
Sejarah Timor Leste
Timor Leste merupakan negara bekas jajahan Portugis pada abad ke-16
kemudian menjadi bagian dari Indonesia dengan nama Timor Timur pada
tahun 1976 dan tertera di Undang-Undang No. 7 Tahun 1976 yang berisi
50
Tulus, Warsito. 2009. Diplomasi Perbatasan : Timor Gap Membidik Potensi Sumber Daya
Alam Timor Lorosae. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Yogyakarta. p.1
42
menerima Timor Timur sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia.Pada
saat itu Timor Timur sebagai provinsi ke-27 di Indonesia.
Gambar 4.2 Bendera Republica Demokratica Timor Leste (RDTL)
Sumber dari Pemerintah Timor Leste
Pada tahun 1998 pasca Orde Baru, Pemerintahan Indonesia yang dipimpin
oleh BJ Habibie mendapatkan perlawanan dari rakyat Timor Timur.
Perlawanan kepada Pemerintah Indonesia tidak meredam, sehingga BJ
Habibie memberikan dua opsi yaitu, otonomi khusus dan merdeka atau lepas
dari Indonesia. Opsi ini memicu konflik antara pihak pro-otonomi dengan
pro-kemerdekaan yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Pada tahun 1999,
Timor Timur yang berubah nama menjadi Republica Demokratica Timor
Leste (RDTL) resmi lepas dari Indonesia dan memulai membangun menjadi
sebuah negara dengan segala keterbatasan
Secara
administratif,
pemerintah
Timor
Leste
membagi
sistem
administrasi menjadi tiga belas distrik (setingkat kota Madya) dan 67 subdistrik (setingkat kecamatan) serta 489 suku (setingkat kelurahan). Distrik di
Timor Leste meliputi : Aileue, Ainaro, Baucau, Bobonaro, Covalima, Dili,
43
Ermera, Lautem, Liquica, Manatuto, Oecusse, Manulahi, serta Viqueque.
Secara geografis, Timor Leste merupakan bagian Timur Pulau Timor dan
termasuk ke Distrik Oecussi. Luas Timor Leste sekitar 14.874 km2 dengan
total panjang sekitar 265 km dan lebar maksimum 97 km. Berdasarkan
konstitusi, Timor Leste memiliki dua bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan
Bahasa Portugis. Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris digunakan sebagai
bahasa kerja.51
Gambar 4.3 Peta Timor Leste
Sumber dari Pemerintah Timor Leste
Setelah resmi lepas dari Indonesia, Timor Leste berada di bawah
pengawasan
Perserikatan
Bangsa-Bangsa
(PBB)
sebelum
adanya
pemerintahan resmi Timor Leste. Misi peace building PBB di Timor Leste
dilakukan dari tahun 1999-2012. Misi peace building PBB adalah
mengirimkan badan-badan perwakilan, yaitu United Nations Transitional
51
Pemerintah Timor Leste & UNICEF. Situation Analysis of Children in Timor Leste.P. 17
44
Administration in East Timor (UNTAET) (Oktober 1999-Mei 2002), United
Nations Mission of Support in East Timor (UNMISET) (Mei 2002-Mei
2005),United Nations Offie in Timor Leste (UNOTIL) (Mei 2005-Agustus
2006) dan UnitedNations Integrated Mission in Timor Leste (UNMIT)
(Agustus 2006-Desember 2012).
Pada tahun 2006 terjadi ketegangan antara dua lembaga pertahanan dan
keamanan negara yakni nasional Timor Leste atau Falintil-Forcas Defensa
Timor Lorosa (F-FDTL) dan Polisi Nasional Timor Leste (PNTL). Pemicu
konflik adalah adanya perlakuan berbeda dari UNTAET terhadap para
mantan anggota polisi Republik Indonesia dan para mantan anggota F-FDTL
dalam suatu proses perekrutan anggota PNTL.Kerusuhan politik kembali
terlihat setelah pemilu kedua tahun 2007, yang disebabkan terpilihnya
Xanana Gusmao sebagai Perdana Menteri Timor Leste. Kondisi di Timor
Leste yang tidak stabil terlihat jelas dengan terjadinya peristiwa penembakan
pada awal tahun 2008 Presiden Jose Ramos Horta di Dili.
Berakhirnya masa pengawasan badan PBB di Timor Leste pada tahun
2012, pemerintah Timor Leste tetap menghadapi tantangan yang berhubungan
dengan politik dan keamanan. Menurut Fragility Assessment, terdapat
tantangan politik yang akan dihadapi Timor Leste, yaitu cara yang digunakan
beberapa pemimpin atau anggota partai dalam memimpin memiliki potensi
munculnya konflik dikarenakan ketidakpuasan dalam kalangan kelompok
tertentu. Selain itu, pemerintah akan menghadapi konflik yang terjadi antara
kelompok-kelompok masyarakat yang dapat disebabkan dengan adanya
45
permasalahan perbatasan wilayah, angka pengangguran yang tinggi terutama
di kalangan pemuda dan angka kesehatan serta pendidikan yang rendah.52
4.3.2
Pendidikan di Timor Leste
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang dapat menjadi indikator
dalam pembangunan suatu negara. Menurut United Nations Children’s
Emergency Fund (UNICEF), pendidikan sebagai langkah awal dalam
memulai pembangunan negara untuk menciptakan masa depan yang lebih
baik. Pada sektor pendidikan, Kementerian Pendidikan Timor Leste membagi
empat periode pendidikan yaitu pertama pada masa Pemerintahan Portugis
hingga tahun 1975, kedua, pada masa Pemerintahan Indonesia dari tahun
1975 sampai tahun 1999, ketiga, pada masa transisi PBB dari tahun 1999
sampai tahun 2002, dan keempat, pada masa Pemerintahan Timor Leste dari
tahun 2002.53
Pada masa Pemerintahan Portugis, proses pendidikan di Timor Leste
dilakukan di gereja katolik dengan kapasitas orang yang terbatas. Kesempatan
dalam mendapatkan pendidikan di Timor Leste diberikan kepada golongan
elit.54 Pada tahun 1937 tercatat 2.979 orang Timor Leste yang mendapatkan
pendidikan dari 800.000 jwa penduduk di Timor Leste.55 Portugis membuka
sekolah menengah umum pada tahun 1952 dan melakukan ekspansi
52
Ibid,. p. 33-34
Susan. N. 2004. Learning Independence in Emergency and Transition in Timor Leste since
1999. International Institute for Educational Planning. p. 41
54
Ibid. p. 19
55
Ibid. p. 42
53
46
pembangunan pendidikan pada tahun 1960. Siswa yang mendaftar di sekolah
dasar meningkat hingga lima kali lipat sedangkan di tingkat menengah
meningkat dua kali lipat. 56 Menurut data dari World Bank, pada masa
Pemerintahan Portugis, angka melek huruf (AMH) masyarakat Timor Leste
tidak mencapai 10%.57
Pada masa Pemerintahan Indonesia, Bahasa Portugis dan sistem
pendidikan yang telah diterapkan pada masa Portugis dihapuskan. Pada masa
ini, Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar, tenaga pengajar
berasal dari Indonesia dan wajib pendidikan dasar. Konsep pendidikan yang
diterapkan di Timor Leste adalah Education for All (EFA) yang memberikan
program pendidikan dasar diberikan untuk seluruh masyarakat Timor Leste
termasuk di wilayah pedesaan. Pendaftar sekolah dasar pada tahun 1975-1999
meningkat secara signifikan dari 10.000 pendaftar menjadi 165.000
pendaftar.58
Tabel. 4.1 Pendidikan di Timor Leste 1975 – 1999
Pada Masa Pemerintahan
Pada Masa Pemerintahan
Portugis
Indonesia
Level Sekolah
Jumlah
Jumlah
Jumlah Siswa
Sekolah
56
Jumlah Siswa
Sekolah
James, Fox. East Timor : Assessing UNTAET Role In Building Local Capacities For The Future.
Canberra: Council for Asia Europe Cooperation. p. 3
57
World Bank. 2001. Project Appraisal Document of the East Timor Fundamental School Quality
Project. p. 13
58
United Nations. 2000. Building Blocks For A Nation (Common Country Assessment fr East
Timor, Dili)<http://www.unagencies.east-timor.org> diakses pada tanggal 4 Maret 2017 pukul
14.09 WIB
47
Sekolah Dasar
47
10.500 siswa
788 sekolah
167.181 siswa
sekolah
Sumber dari United Nations tahun 2000 pada Report of Secretary Genral on the United Nations
Transitional Adminstration in East Timor. Period 27 Janury – 26 July diakses pada tanggal 4
Maret 2017 pukul 14.39 WIB
Pada tahun 1999 setelah hasil referendum dikeluarkan, lebih dari 80%
fasilitas pendidikan di Timor Leste dihancurkan. 59 Para tenaga kerja yang
berasal dari Indonesia meninggalkan wilayah Timor Leste, sehingga akses
pendidikan di Timor Leste tidak memadai. Pada awal tahun 2000 hingga
2002 di masa transisi PBB, Timor Leste membangun kembali fasilitas
sekolah dengan tujuan memperbaiki sektor pendidikan. Bantuan dari pihak
internasional selama dua tahun menghasilkan 604 gedung sekolah dasar, 62
gedung sekolah menengah pertama dan 23 gedung sekolah menengah
umum.60
Sejak
memperoleh
kemerdekaan,
Timor
Leste
telah
berhasil
meningkatkan kualitas pendidikan untuk mencapai pembangunan negara. 61
Meskipun demikian, Timor Leste masih menjadi negara yang memiliki
pendidikan dengan kualitas rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
di kawasan Asia. Tahun 2008, AMH di Timor Leste dalam level rendah
diantara negara-negara di kawasan Asia lainnya, yaitu 58,3%.62
59
Susan. N. 2004. Learning Independence in Emergency and Transition in Timor Leste since
1999. International Institute for Educational Planning. p. 138
60
UNICEF. 2001. Annual Report East Timor.
61
UNICEF. 2013. Quality Education. p. 1.
62
World Bank Data
48
Selain itu, angka partisipasi murni (APM) di Timor Leste juga rendah di
kawasan Asia, yaitu sebesar 76,5%.63 Angka tersebut tidak hanya rendah di
kawasan Asia, melainkan juga rendah jika dibandingkan dengan negaranegara pendapatan rendah seperti Kamboja, Burma, dan Laos.64 Hal ini dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 4.2 AMH dan APM di negara-negara kawasan Asia 2008
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Negara
Timor Leste
Kamboja
Indonesia
Lao PDR
Malaysia
Myanmar
Filipina
Thailand
Vietnam
Angka Melek Huruf
(%)
58,3
85,5
99,3
78,7
98,4
96,1
98,6
98,6
96,7
Angka Partisipasi Murni
(%)
76,5
94,2
92,8
87,1
95,7
89,3
88,6
95,0
96,9
Sumber dari World Bank Data diakses pada tanggal 24 Maret 2017 pukul 17.25 WIB
4.4 Hubungan Diplomatik Australia dengan Timor Leste
Australia mulai memberikan pengaruhnya terhadap Timor Leste sejak
proses referendum pada pertengahan tahun 1999. Pada saat Perdana Menteri
Howard, Australia menyatakan bahwa otonomi luas diberikan kepada Timor
Leste dan Timor Leste harus merdeka. 65 Australia mendesak Presiden BJ
Habibie untuk melepaskan Timor Leste dari Indonesia pada saat itu. Pada saat
63
Ibid,.
Fredrik S & Mats, L. 2015. Poverty and Development in Timor-Leste. Sida. p. 20
65
Ibid,. p. 5
64
49
proses referendum, pasukan Australia yang tergabung dalam misi perdamaian
PBB masih berada di Timor Leste untuk menjaga keamanan negara tersebut.
Pasca kemerdekaan, Timor Leste menghadapi permasalahan perbatasan
wilayah dengan Australia, yaitu perbatasan Laut Timor yang dikenal dengan
daerah Celah Timor (Timor Gap) Celah Timor memiliki sumber daya minyak
dengan jumlah kandungan cadangan minyak sekitar 5 miliar barel dan
menjadi ladang minyak terbesar di dunia.
66
Selain itu, Celah Timor
mengandung endapan gas alam sekitar 5.000 miliar kaki kubik. 67 Potensi
sumber daya alam ini menjadi indikator munculnya permasalahan perbatasan
antara Australia dan Timor Leste.
Permasalahan ini muncul pada tahun 2004 ketika Timor Leste telah
menjadi negara yang berdaulat menginginkan batas wilayah laut memiliki
status
yang
jelas.
Hal
ini
disebabkan,
sebelum
Timor
Leste
merdekaperbatasan Celah Timor dikuasai Australia dan Indonesia. Timor
Leste mengajak Australia untuk berdiskusi mengenai perbatasan di Celah
Timor. Australia memanfaatkan kekuatan politiknya kepada Timor Leste
untuk menunda tuntutannya dalam penentuan batas wilayah negara.68
Disisi lain, dukungan yang besar dari masyarakat Australia untuk Timor
Leste ditunjukkan melalui organisasi non-pemerintah Australia dengan
memberikan dukungan ke Timor Leste sejak kemerdekaan. Organisasi nonpemerintah tersebut memberikan bantuan dana yang berasal dari pendapatan
pribadi dari Pemerintah Australia yang memberikan dana sebesar US$67 juta
66
Tulus, Warsito. 2009. Diplomasi Perbatasan : Timor Gap Membidik Potensi Sumber Daya
Alam Timor Lorosae. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Yogyakarta. p. 76
67
Ibid. p. 76
68
Ibid,. p. 20
50
pada tahun 2005-2006.
Pembangunan
69
Pada tahun 2011-2012, anggota Dewan
Internasional
Australia
(the
Australian
Council
for
International Development) merupakan badan tertinggi dalam bantuan nonprofit Australia memberikan bantuan program hibah sebesar US$ 9 juta .70
Australia juga memberikan bantuan di Timor Leste sejak tahun
1999dengan mengalokasikan dana sebesar US$ 1 juta untuk bantuan
pembangunan dan bantuan kemanusiaan melalui AusAID. 71 Bantuan yang
diberikan saat itu ditujukan untuk membantu Timor Leste memulihkan
stabilitas negara pasca konflik serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Timor Leste seperti meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan,
pertanian, air dan sanitasi, infrastruktur serta keamanan.
Pada tahun 2000-2001, program AusAID fokus terhadap rekonstrusi
dengan memfasilitasi pembentukan PBB Otoritas Transisi (United Nations
Transitional Authority) dan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam sektor kesehatan, pendidikan, penyediaan air dan produksi pangan.
Pada tahun 2002, AusAID bekerjasama dengan pemerintah Timor Leste
dalam mengadakan program pembangunan jangka panjang. Pada bulan
Februari tahun 2003, kerjasama pemerintah Timor Leste dengan AusAID
tertera di Memorendum of Understanding (MoU).72 Setelah adanya MOU ini,
program
AusAID
lebih
menekankan
pembangunan
lembaga
pusat
pemerintahan, seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Pendidikan dan Komisi Layanan Publik.
69
Ibid. p. 14
Ibid. p. 14
71
Ibid, . p. 4
72
Ibid,. p. 8
70
51
Pada tahun 2006, AusAID kembali memberikan bantuan kemanusiaan
sebesar $75 juta.
73
Bantuan kemanusiaan ini diberikan pasca adanya
perselisihan antarkelompok dengan polisi dan militer yang menyebabkan
stabilitas keamanan terganggu. Pada tahun 2007, stabilitas keamanan dan
politik di Timor Leste semakin meningkat. Bantuan yang diberikan AusAID
sesuai dengan kebijakan dan rencana pemerintah Timor Leste .
Pada tahun 2011, Australia melakukan perjanjian kerjasama bantuan
dengan Timor Leste, yaitu Strategic Planning Agreement for Development.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Australia telah menyepakati adanya
kerjasama
dengan
pemerintah
Timor
Leste
untuk
memenuhi
dan
memperbaiki layanan dasar masyarakat Timor Leste seperti pendidikan,
kesehatan, pertanian, air dan sanitasi. Dalam melakukan upaya pembangunan,
kerjasama ini dilakukan dengan prinsip kepercayaan, saling menghormati,
dan berbagi akuntabilitas.
Kerjasama ini mendapatkan respon baik dari pemerintah Timor Leste
yang menganggap bahwa Australia melalui AusAID merupakan donor terbaik
dalam membangun Timor Leste. Hal ini juga ditegaskan oleh Menteri
Keuangan Timor Leste pada saat pertemuan tahunan di Australian National
University.pada tahun 2012 yaitu:
“Australia is a remarkable donor in supporting Timor-Leste in the
way it has. (Australia adalah donor yang besar dalam mendukung
Timor Leste)”
73
Ibid,. p. 9
52
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pemerintah Timor Leste
menegaskan bahwa Australia merupakan donor tersebesar di Timor Leste
dengan mendukung pemerintah Timor Leste.
4.4.1
Strategic Planning Agreement for Development
Strategic Planning Agreement for Development merupakan perjanjian
antara Pemerintah Australia dan Timor Leste dalam kerjasama bantuan
pembangunan. Perjanjian ini berdasarkan dengan prinsip pertemanan dan
tanggung jawab untuk mencapai peningkatan pembangunan. Secara prinsip,
perjanjian ini dilakukan untuk mengurangi angka kemiskinan di Timor Leste.
Prioritas perjanjian ini adalah pembangunan dengan fokus utama yaitu Saving
Lives, Promoting Opportunities For All, Sustainable Economic Development,
dan Effective Governance and Security.
Tabel dibawah ini merupakan bantuan AusAID di Timor Leste pada
tahun 2011 – 2013 :
Tabel 4.3 Bantuan AusAID di Timor Leste
Fokus Utama
Saving Lives
-
-
Bantuan
Australia memberikan bantuan dana
untuk
mencegah
penyakit
HIV/AIDS, malaria dan penyakit
lainnya
Australia melakukan kerjasama
dengan
NGO
lainnya
untuk
53
Fokus Utama
-
-
Promoting Opportunities For All
-
-
-
Sustainable
Development
Economic
-
-
-
Effective
Security
Governance
and
-
Bantuan
membangun National Eye Center
pada tahun 2011
Royal Australasian College of
Surgeons (RACS) merupakan upaya
Australia
dalam
meningkatkan
fasilitas kesehatan di Timor Leste
Australia
berkontribusi
dalam
meningkatkan pengadaan air bersih
dan akses sanitasi
Australia bekerja sama dengan Alola
Foundation dan United Nations
Children’s
Emergency
Fund
(UNICEF)
dalam
memberikan
pelatihan kepada tenaga pengajar di
Timor Leste
Australia
memberikan
fasilitas
sekolah di Timor Leste
Autralia memberikan dana sebesar
US$12 juta melalui program
Training, Employment and Support
dan
bekerja
sama
dengan
International Labour Organization
(ILO)
Australia memberikan beasiswa
kepada anak-anak di Timor Leste
melalui program Australia Awards
Australia bekerja sama dengan
Kementerian Pekerjaan Umum untuk
membangun pembangunan dalam
jangka panjang, seperti jalan,
jembatan
dan
pembangunan
infrastuktur lainnya.
Australia membantu pemerintah
Timor
Leste dalam
menjaga
ketahanan pangan melalui proram
Seeds of Life
Pada tahun 2011–2013, Australia
memberikan bantuan US$2,5 juta
untuk mendukung lembaga keuangan
mikro dalam memberikan layanan
yang bermanfaat untuk masyarakat
di desa
Mendukung dalam pembentukkan
Komisi Anti Korupsi Timor Leste
Membantu
mengembangkan 154
hukum, kebijakan dan resolusi untuk
konsiderasi melalui Dewan Menteri
54
Fokus Utama
-
Bantuan
Timor Leste
Mendukung dalam pembentukkan
Komisi Pelayanan Sipil (Civil
Service Commission (CSC)) Timor
Leste
Sumber data dari Australian Government : AusAID. 2012. Republica Democratica de
Timor Leste Annual Program Perfomance Report 2011. p. 10 - 20
Pada fokus saving lives, Australia memberikan bantuan pada sektor
kesehatan. Timor Leste merupakan negara yang memiliki angka kesehatan
rendah salah satunya ditunjukkan pada kesehatan mata. Masyarakat Timor
Leste sebanyak 33.000 (2,8% dari jumlah populasi) memiliki gangguan
penglihatan, sehingga berdampak pada keterbatasan aktivitas masyarakat
Timor Leste. 74 Pada fokus ini, AusAID juga memberikan bantuan dalam
mencegah dan mengobati HIV dan AIDS, tuberkulosis, dan malaria.
Program ini dibantu oleh Global Fund yang merupakan mitra kerjasama
dengan pemerintah. Pada program ini telah dijalankan tes HIV dan AIDS,
mengobati
penyakit
tuberkulosis,
serta
mendistribusikan
penghalang
berinsektisida untuk mencegah malaria sebanyak 250.000 potong. Autralia
juga berkontribusi dalam meningkatkan pengadaan air bersih dan akses
sanitasi.75
74
Australian Government : AusAID. 2012. Republica Democratica de Timor Leste Annual
Program Perfomance Report 2011. p.10-12
75
Ibid,. p. 12
55
Gambar 4.4 Bantuan Australia pada Air Bersih dan Sanitasi
Sumber dari Global Partnership for Education Timor Leste
Pada fokus Promoting Opportunities For All, prioritas Australia adalah
meningkatkan akses kualitas pendidikan di Timor Leste. Bantuan Australia
pada bidang pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas masyarakat
Timor Leste melalui transfer ilmu dan keterampilan sehingga masyarakat
Timor Leste dapat berkontribusi pada pembangunan di Timor Leste. 76 Bentuk
bantuan yang diberikan seperti, Australia bekerja sama dengan Alola
Foundation dan UNICEF dalam memberikan pelatihan kepada tenaga
pengajar di Timor Leste. Australia juga memberikan fasilitas sekolah di
Timor Leste dan dana sebesar US$ 12 juta melalui program Training,
Employment and Support dan bekerja sama dengan ILO Selain itu, Autralia
juga memberikan beasiswa kepada anak-anak di Timor Leste melalui
program Australia Awards.
76
Ibid,. p. 13-15
56
Gambar 4.5Australia Awards di Timor Leste
Sumber dari Global Partnership for Education Timor Leste
Pada fokus Sustainable Economic Development, Australia memberikan
bantuan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan di Timor Leste. Bentuk
bantuan yang diberikan seperti : Australia bekerja sama dengan Kementerian
Pekerjaan Umum untuk membangun pembangunan dalam jangka panjang,
seperti jalan, jembatan dan pembangunan infrastuktur lainnya. Australia juga
membantu pemerintah Timor Leste melalui program Seeds of Lifedengan
meningkatkan ketahanan pangan untuk 75% masyarakat desa di Timor Leste
yang bergantung pada sektor pertanian. 77Pada tahun 2011– 2013, Australia
memberikan bantuan US$2,5 juta untuk mendukung lembaga keuangan mikro
dalam memberikan layanan yang bermanfaat untuk masyarakat di desa.
77
Ibid,. p. 16
57
Pada fokus Effective Governance and Security, Australia mendukung
manajemen sumber daya negara melalui lembaga dengan sistem yang
akuntabel, responsif dan transparan. Hal ini akan memberikan kesempatan
yang luas untuk masayarakat sipil Timor Leste dalam mengikutidiskusi
kebijakan dan proses kebijakan. Pemerintahan yang efektif dibutuhkan untuk
mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kualitas kesehatan serta pendidikan
di Timor Leste. 78 Bantuan yang diberikan Australia di Timor Leste pada
fokus ini seperti mendukung dalam pembentukkan Komisi Anti Korupsi
Timor Leste. Australia juga membantu
mengembangkan 154 hukum,
kebijakan dan resolusi untuk konsiderasi melalui Dewan Menteri Timor Leste
dan mendukung dalam pembentukan Komisi Pelayanan Sipil (Civil Service
Commission (CSC)) Timor Leste
4.5 Promoting Opportunities for All
Pada fokus promoting opportunities for all, Australia ingin memberikan
kesempatan untuk negara-negara berkembang dalam meningkatkan kualitas
manusia salah satunya melalui pendidikan. Dalam pidato Rudd juga
menjelaskan bahwa tujuan kebijakan bantuan Ausralia adalah memberikan
pendidikan kepada anak-anak. 79 Target fokus ini adalah mencapai MDGs
pada poin achieve universal primary education (mencapai pendidikan dasar
universal) dengan tiga indikator pencapaian, yaitu :
78
79
Ibid,. p . 20
2011. Progress on the Implementation of an Effective Aid Program For Australia.
58
1. Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (Net enrolment ratio in
primary education)
APM merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mencapai MDGs
dengan mengukur jumlah siswa terdaftar dari kelompok usia di
tingkat sekolah dasar dengan nilai maksimum 100%.80
2. Proporsi Murid kelas 1 mencapai kelas 5 (Proportion Of Pupils
Starting Grade 1 Who Reach Grade 5)
Persentase dari kelompok siswa yang terdaftar di kelas 1 tingkat
utama pendidikan di tahun ajaran tertentu yang diperkirakan
mencapai kelas akhir di sekolah dasar tanpa adanya pengulangan.
3. Angka Melek Huruf 15-24 tahun (Literacy rate of 15–24 year-olds)
AMH merupakan persentase kemampuan membaca dan menulis pada
umur 15 sampai 24 tahun.
Untuk mencapai indikator tersebut, Australia memberikan bantuan
program pendidikan pada sekolah dasar yang berfokus pada penyediaan
fasilitas sekolah dan peningkatan kualitas sekolah.Selain itu, AusAID juga
memberikan buku dan materi pendidikan, memberikan program transfer ilmu
dan pelatihan untuk tenaga pengajar yang meliputi pelatihan membaca,
menghitung, serta bahasa Tetun dan Portugis. 81 Program ini bekerja sama
denganAlola Foundation dan UNICEF.
Pada fokus ini, Australia juga memberikan program bernama Training,
Employment and Support yang bekerjasama dengan ILO. Program ini sebagai
bentuk dukungan Australia kepada Timor Leste dalam mengurangi jumlah
80
81
UNESCO. Institute for Statistic .
Aid Transparency Portal. Education Program in Timor Leste.
59
pengangguran. Program ini memberikan bantuan kepada para pemuda untuk
meningkatkan serta mengembangkan kemampuan melalui pelatihan. Melalui
pelatihan ini, diharapkan pemuda dapat mendapatkan pekerjaan dengan target
kerja dibidang minyak, pertanian, dan pariwisata.
Australia juga memberikan Australia Awards yang merupakan program
andalan Australia di sektor pendidikan. Program ini diberikan dengan tujuan
meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Timor Leste dengan cara
memberikan kesempatan sekolah di Australia. Tingkatan lulusan yang
diberikan adalah Diploma, Sarjana sederajat, Master dan PhD. Pada tahun
2012 hingga 2013, sebanyak 22 mahasiswa yang telah dikirim ke Australia,
sedangkan pada tahun 2014, terdapat 33 mahasiswa yang mendapatkan
kesempatan bersekolah di Australia.82 Lulusan yang telah selesai menempuh
studi di Australia kembali ke Timor Leste dan bekerja di sektor pemerintahan.
82
AusAID. Inquiry into Australia’s Relationship with Timor-Leste Submission. p. 20
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS
BANTUAN LUAR NEGERI AUSTRALIA DI TIMOR LESTE (STUDI
KASUS : AUSAID TAHUN 2011-2013), maka peneliti menyimpulkan
bahwa Australia memiliki tujuan dalam memberikan bantuan di Timor Leste
yaitu :
Australia ingin menguasai Celah Timor untuk meningkatkan pendapatan
negaranya,
Australia ingin menciptakan stabilitas di wilayah regional Asia Pasifik
untuk menjaga keamanan Australia,
Australia ingin memiliki citra baik di tingkat internasional
Australia berkewajiban dalam membantu Timor Leste untuk mengurangi
angka kemiskinan,
Australia ingin mencapai target MDGs sesuai dengan perjanjian antara
Pemerintah Australia dan Timor Leste.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Australia memberikan bantuan di
bidang pendidikan, seperti :
97
Australia memberikan dukungan anggaran pada bidang pendidikan pada
tahun 2011 memberikan dana sebesar US$ 6,2 juta dan pada tahun 2012,
AusAID memberikan dana US$ 2,97 juta.
Transfer ilmu pelatihan untuk tenaga pengajar yang meliputi pelatihan
membaca, menghitung, serta bahasa Tetun dan Portugis. Program ini
bekerja sama dengan UNICEF dan Alola Foundation.
6.2 Saran
1. Pemerintah Timor Leste sebaiknya meningkatkan kerja sama dengan
AusAID pada bidang pendidikan untuk mencapai MDGs dan Sustainable
Development Goals (SDGs).
2. Pemerintah Timor Leste sebaiknya memperbaiki kualitas kesehatan di
Timor Leste khususnya pada penyakit gizi buruk melalui kerjasama
dengan World Health Organization (WHO).
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Creswell, JW. 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative
Approache.
Goldstein, JS dan Pevehouse, JC. 2010. International Relations. Longman :
New York.
Holsti, K. 1995. International Politics : Framework of Analysis. New Jersey.
Jemadu, A. 2008. Politik Global dalam Teoi dan Politik. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
Moleong, L. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Monthgomery, J. 1974. The Politics of Foreign Aid. The Bodley Head.
London, Sydney, Toronto.
Nancy, B & Susan, KG. 2003. Understanding Nursing Research. 3rd Edition.
Philadelphia: Saunders.
Nazir, M Ph. D. 2003. Metode Penelitian. PT. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Neves, G. 2006. The Paradox Of Aid In Timor Leste. University of Brasilia,
Brazil.
Riddeel, R. 2007. Does Foreign Aid Really Work? : Oxford University Press :
New York.
Rudi, M. 2002. Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional
Pasca Perang Dingin. Refika Aditama : Bandung.
Sudarto. 1995. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. p. 62
Sudradjat, C. 2010. Politik Antar Bangsa Terjemahan S. Maimoen & A.M
Fatwan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Jakarta.
99
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta,Bandung.
Suprayogo, I & Tobroni. 2001. Metode Penelitian Sosial Agama cet. 1.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Warsito, T. 2009. Diplomasi Perbatasan : Timor Gap Membidik Potensi
Sumber Daya Alam Timor Lorosae. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta : Yogyakarta.
Jurnal
2003. Advancing the National Interest : Australia Foreign and Trade Policy
White Paper 2003.p. 14
2012. An Effective Aid Program for Australia : Making a real difference –
Delivering real results. p. 10-12
Aid
Transparency
Portal.
Education
Program
in
Timor
Leste.
<https://www.aidtransparency.gov.tl/aim/viewActivityPreview.do~public
=true~pageId=2~activityId=3753> diakses pada tanggal 21 Agustus 2017
pukul 12.09 WIB
AusAID. The Australian Agency for International Develoment (AusAID)
manages Australia’s Overseas Aid Program.
AusAID. Inquiry into Australia’s Relationship with Timor Leste Submission.
no. 20.
Australian Pemerintah : AusAID. 2012. Republica Democratica de Timor
Leste Annual Program Perfomance Report 2011.
Buletin La’o Hamutuk. 2002. Bantuan Jepang Untuk Timor Lorosa’e.
<http://www.laohamutuk.org/Bulletin/2002/Aug/lhv3n6bh.pdf> diakses
pada tanggal 10 September 2016 pukul 14.55 WIB.
Buletin La’o Hamutuk. 2002. Bantuan Portugis kepada Timor Lorosa’e.
<http://www.laohamutuk.org/Bulletin/2002/Oct/lhv3n7bh.pdf>
pada tanggal 10 September 2016 pukul 15.00 WIB.
Department of Defence. 2009. Defence White Paper.
diakses
100
Dhamana, WMA, Wiranata, MI & Parameswari, IA. Peranan Australia
dalam Pembangunan Aceh Pasca Bencana Tsunami Melalui Kerangka
Kerjasama AIPRD (Australia-Indonesia Partnership For Reconstruction
And Development) Periode 2005-2009
Frost, F. 2003. National Interest, Global Concern : the 2003 Foreign Affairs
and Trade White Paper. Foreign Afairs, Defence and Trade Group.
Department of the Parliamentary Libarary. no. 23. p. 1
Pemerintah of The Democratic Republic of Timor Leste. 2014. Development
Coorperation Report for Timor Leste
<https://www.mof.gov.tl/wpcontent/uploads/2011/07/2013_DCR_Donor_
Profile.pdf> diakses pada tanggal 12 September 2016 pukul 15.00 WIB.
Louisa, N, Rainy, NW, & Ayu AA. 2012. Kepentingan Keamanan Nasional
Australia Dalam Pelaksanaan Kerjasama Defence Cooperation Program
di Timor Leste tahun 2002-2012.
Manuela, F. 2014. Peranan Comunidade Dos PaAses De Langua Portuguesa
(CPLP)
Dalam
Meningkatkan
Kualitas
Pendidikan
di
Timor
Leste.Universitas Komputer Indonesia:Bandung.
Negin, J & Denning, G. 2011. Study of Australia’s Approach to Aid in
Africa.<http://www.aidreview.gov.au/publications/study-africa.pdf>
diakses pada tanggal 01 Oktober 2016 pukul 13.30 WIB.
Pereira, M., Mahendradhata, Y ,& Siwi PR. 2012. Kebijakan Dan
Implementasi Bantuan Luar Negeri AusAID Di Timor Leste: Evaluasi
Terhadap Proyek Dukungan Rencana Strategik Sektor Kesehatan
(AusAID Policy and Implementation In Timor Leste: (Evaluation Of
Health Strategic Plan-Support Project). Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. vol. 01, no. 01.
Rawul Yulian. 2012. Upaya Timor Leste Dalam Penyelesaian Garis Tapal
Batas Dengan Australia. Universitas Mulawarman. vol. 1. no. 2 p. 276
Secretary General on the United Nations. 2000. Building Blocks for A Nation
(Common Country Assesment East Timor). United Nations.
Sjoholm, F & Lundhal, M. 2015. Poverty and Development in Timor-Leste.
Sida. p. 20
101
UNICEF. 2013. Quality Education
<https://www.unicef.org/timorleste/Education(1).pdf>
diakses
pada
tanggal 24 Maret 2017 pukul 15.45 WIB
Minister for Foreign Affairs. Australia’s Overseas Aid Program 2010-11
Ministry For Foreign Affairs. 2011. Budget Australia’s International
Development Assistance 2011
World Bank. 2013. Timor Leste : Bringing Better Education for Timorese
Children. p. 5
Yanuar, A. 2014. Peran Australian Agency For International Development
(AusAID)
dalam
Menangani
HIV/AIDS
di
Papua.
Universitas
Mulawarman. vol. 2, no. 1. <http://ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/02/e-journal%20aji%20(02-07-14-01-25-30).pdf>
diakses pada tanggal 01 Oktober 2016 pukul 15.00 WIB.
Laporan
Aid Transparency Portal. 2016 <https://www.aidtransparency.gov.tl/portal/>
diakses pada tanggal 15 September 2016, pukul 12.30 WIB
James, Fox. East Timor : Assessing UNTAET Role In Building Local
Capacities For The Future. Canberra: Council for Asia Europe
Cooperation. p. 3 <www.caec-asiaeurope.org/Conference/
Publications/fox.PDF>Diakses pada tanggal 4 Maret 2017 pukul 13.42
UNDP. Human Development Data (1980-2015).<http://hdr.undp.org/en/data>
diakses pada tanggal 9 September 2016.
UNESCO. Institute for
Statistic<http://data.uis.unesco.org/Index.aspx?DataSetCode=EDULIT_
DS&popupcustomise=true&lang=en> diakses pada tanggal 06 April
2017 pukul 07.32 WIB
UNICEF. 2001. Annual Report East Timor. < www///http///unicef_tl.org. East
Timor> diakses pada tanggal 4 Maret 2017 pukul 15.12 WIB
World Bank Data <http://data.worldbank.org/indicator/SE.PRM.NENR>
diakses pada tanggal 26 Maret 2017 pukul 10.06 WIB
102
World Bank Data
<http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.1564.TO.ZS?end=2002>
diakses pada tanggal 11 Februari 2017 pukul 14.25 WIB.
World Bank. 2003. Kemiskinan Dalam Sebuah Negara Baru : Analisis untuk
Tindakan.<http://documents.worldbank.org/curated/pt/798971471858099
854/pdf/41296-BAHASA-Box396288B-PUBLIC.pdf>
diakses
pada
tanggal 21 Februri 2017 pukul 13.15 WIB
Internet
2011. Progress on the Implementation of an Effective Aid Program For
Australia
<http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2011/kr_sp_111123.aspx?
ministerid=2> diakses pada tanggal 30 Maret 2017 pukul 07.00 WIB
Australian Pemerintah. Australia’s Maritime Arrangements with Timor Leste
<http://dfat.gov.au/geo/timor-leste/Pages/australias-maritimearrangements-with-timor-leste.aspx> diakses pada tanggal 10 April 2017
detikNews. Timor Leste Ingin Gabung Negara Persemakmuran Inggris.
<http://news.detik.com/australiaplus/2296668/timor-leste-ingin-gabungnegara-persemakmuran-inggris>Diakses pada tanggal 19 Mei 2017 pukul
07.35 WIB
National Press Club. The New Aid
Paradigm<http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2014/jb_sp_140
618.aspx>diakses pada tanggal 24 Maret 2017 pukul 17.45 WIB
Nur Ikfal S. Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan
Upaya
Penyelesaiannya.
Pusat
Penelitian
Politik
<http://www.politik.lipi.go.id/kolom/politik-internasional/899-konflikkomunal-di-perbatasan-indonesia-timor-leste-dan-upayapenyelesaiannya.html> diakses pada tanggal 10 April 2017
Download