Bab IV ANALISIS CLOSE APPROACH BEBERAPA ASTEROID BERBAHAYA Sebagian besar asteroid yang termasuk kelompok PHAs menimbulkan ancaman dikarenakan orbitnya yang sangat dekat dengan Bumi (kurang dari 0.05 AU) dan berpotensi menabrak Bumi. 4.1 Software OrbFit Dalam tugas akhir ini software OrbFit digunakan secara ekstensif untuk menghitung parameter-parameter close approach asteroid. Software ini adalah untuk menghitung orbit benda kecil (asteroid dan komet) yang didasarkan pada data pengamatan. Software OrbFit dipakai untuk menentukan berbagai posisi asteroid terutama yang berada dekat dengan Bumi. Software ini juga dapat memprediksi dan menganalisis orbit untuk beberapa tahun, puluhan tahun hingga ratusan tahun ke depan. Prediksi orbit benda kecil tersebut menjadi dasar untuk menghitung parameter-parameter close approach untuk beberapa tahun mendatang dan masa lalu. Pada tugas akhir ini analisis orbit dilakukan untuk 50 tahun ke depan (MJD 73488), sesuai dengan ephemeris DE405 yang tersedia di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA. Software ini dapat diperoleh dari http://newton.dm.unipi.it/orbfit secara bebas. OrbFit dapat dipakai pada sistem operasi UNIX dan ada juga versi lainnya untuk sistem operasi Windows. Software-software pendukung 22 yang diperlukan jika dipakai untuk sistem Windows adalah Fortran dan Gnuplot. Software OrbFit hanya bisa digunakan dengan bahasa sistem Fortran dan output OrbFit hanya bisa ditampilkan oleh Gnuplot (lihat Lampiran A) Software OrbFit memiliki tiga program utama yaitu Orbfit, Fitobs, dan Bineph. Orbfit adalah menu untuk menstandarkan data pengamatan, dan tidak bisa melakukan pengolahan data. Fitobs ialah menu utama dari software ini. Fitobs dapat melakukan pengolahan data pengamatan dan hasil olahannya membentuk file baru. Bineph adalah menu untuk menghitung perturbasi asteroid. Pada tugas akhir ini hanya digunakan dua program yaitu Orbfit dan Fitobs. Input software OrbFit menggunakan data pengamatan asteroid. Arsip-arsip data pengamatan asteroid disimpan dengan format astname.obs, astname.rwo. Sebagai contoh: 2000SG344.obs dan 2000SG344.rwo (lihat lampiran B). Kemudian data-data posisi planet digunakan produk standar dari JPL ephemeris, yaitu untuk menghitung gerak asteroid dengan akurat. Gambar 4.1: Menu pilihan utama pada fitobs. Jika data pengamatan telah dimasukkan, pada Fitobs terdapat sepuluh menu pilihan (seperti pada gambar 4.1) untuk penentuan parameter orbit. Kesepuluh menu pilihan tersebut ialah input of observational data (melihat datadata pengamatan yang telah dimasukkan), acquire orbital elements (melihat 23 elemen-elemen orbit serta menghitung elemen-elemen orbit), differential corrections (mengoreksi elemen-elemen orbit dengan metode least square), first guess for identifications (mengidentifikasi asteroid), state propagation (menghitung elemen orbit untuk beberapa tahun ke depan), predictions of observations (menghitung ephemeris asteroid ketika diamati pada lokasi tertentu, misalkan Observatorium Boscha, Lembang dengan kode observatorium 299), multiple solutions (menghitung solusi orbit untuk beberapa tahun ke depan), close approach analysis (menentukan waktu close encounter asteroid dengan Bumi yang dapat memetakan Target Plane ketika encounter), status (mengetahui keadaan asteroid saat ini), date conversion (mengonversi data asteroid sehingga menjadi data pengamatan yang terbaru). Untuk memahami dengan baik software ini, telah dilakukan pengujian untuk memperoleh data close approach. Contoh asteroid dalam pengujian ini adalah asteroid 2000 SG344 untuk kurun waktu 50 tahun ke depan. Perlu diketahui bahwa software ini menggunakan waktu M JD (Modified Julian Date), yaitu M JD = JD − 2400000.5. Hasil keluaran menu close approach astroid ini berupa tanggal, jarak, dan koordinat pada Target Plane yang kesemuanya ketika berpapasan (gambar 4.2). Gambar 4.2: Hasil keluaran menu Close Approach. 24 Kemudian ada pilihan usai mencari data close approach, yakni menu Target Plane. Menu ini untuk membuat tampilan geometri asteroid ketika close approach. Ada empat pilihan cara untuk membuat tampilan geometri ini (gambar 4.3). Gambar 4.3: Menu geometri. Parameter angka kemudian dimasukkan ke dalam pilihan untuk membuat geometri yang diinginkan, seperti retang sigma, Line of max Variations, dan pemetaan untuk beberapa titik. Hasil geometri disimpan ke dalam arsip secara otomatis dengan nama giffv.ps (gambar 4.4). Gambar 4.4: Geometri Target Plane. 25 4.2 Tinjauan Asteroid Asteroid akan berpapasan dengan Bumi jika orbit asteroid memotong atau menyinggung orbit Bumi. Saat itu asteroid dan Bumi berada bersamaan pada titik nodal. Kedua hal tersebut dapat memungkinkan asteroid menabrak Bumi. Sebagai contoh adalah peristiwa dahsyat yang telah terjadi di daratan Siberia. Pada tahun 1908 di daerah Siberia (Tunguska) telah terjadi peristiwa ledakan yang dahsyat diduga akibat jatuhnya asteroid, dan ledakan yang terjadi di atmosfer ini memberikan dampak yang hebat di permukaan bumi. Meskipun obyek jatuh ini tidak sampai ke permukaan, namun benturan di atmosfer menyebabkan pepohonan terbakar dalam radius hingga tiga puluh kilometer. Daya ledak dari peristiwa ini sebanding dengan 10 megaton peledak TNT. Tunguska adalah contoh nyata peristiwa tabrakan yang terjadi hampir satu abad silam. Meskipun asteroid tidak sampai ke permukaan bumi, namun benturannya dengan atmosfer dapat menyebabkan bencana yang cukup fatal. Oleh karena itu perlu penanganan khusus terhadap asteroid berbahaya. Salah satunya adalah dengan mengamati gerak asteroid di orbitnya, terutama jika asteroid berpapasan dengan Bumi (close approach). Parameter close approach tersebut akan ditinjau dalam tugas akhir ini dengan mengambil beberapa telaah (kasus) asteroid yang dianggap berbahaya bagi Bumi seperti 1999 AN10 , 2000 SG344 , dan 99942 Apophis (2000 MN4 ). Pada kasus tabrakan asteroid terdapat variasi ukuran dan skala Torino (Torino Scale). Yang perlu menjadi perhatian adalah apakah asteroid tersebut akan melintasi Keyholes atau tidak. Jika asteroid melintasi daerah tersebut maka kebolehjadian asteroid ini akan jatuh seperti halnya pada kejadian Tunguska akan tinggi. 26 4.2.1 Skala Torino Sebagai metode klasifikasi terhadap bahaya tabrakan (seperti skala gempa pada Bumi) benda angkasa dibuatlah tingkatan bahaya tabrakan yang dikenal dengan skala Torino. Maksud dari pembuatan skala ini adalah untuk menunjukkan kepada publik akan tingkat bahaya dari prediksi bencana tabrakan dengan menggabungkan peluang dan potensi bencana yang ditunjukkan dalam suatu nilai tertentu. Gambar 4.5: Skala Torino. Pada gambar 4.5 terlihat bahwa skala torino memiliki dua parameter, yakni energi kinetik (dalam megaton TNT) dan peluang tabrakan. Pada gambar ini, jika peluang tabrakan kurang dari 10−2 maka kemungkinan untuk bertabrakan masih rendah (digambarkan dengan garis linier menurun), tetapi jika lebih dari 10−2 maka kemungkinan untuk bertabrakan akan tinggi (digambarkan dengan garis konstan). Gambar ini menyatakan bahwa berbagai ukuran obyek memiliki peluang yang berbeda-beda. Skala Torino ini memiliki lima tingkatan warna (peluang) dan ada sepuluh penilaian bahaya yakni, 27 1. Tingkatan yang berwarna putih (tidak berbahaya) adalah peluang tabrakan mendekati nol, obyek-obyek kecil terbakar di atmosfer termasuk ke dalam kategori ini. 2. Tingkat yang berwarna hijau (zona aman) yakni ketika obyek pada tingkat ini tidak akan menimbulkan bahaya. 3. Tingkat berwarna kuning (perlu perhatian) adalah penemuan suatu obyek ditemukan, kewaspadaan dapat diperluas dengan pencarian obyek lainnya. Kemungkinan tabrakan 1% atau lebih dapat mengakibatkan pada daerah tertentu atau regional 4. Kelas berwarna oranye (membahayakan) ialah menimbulkan ancaman serius tetapi belum tentu dapat menghancurkan daerah regional. Penemuan obyek besar akan menjadi ancaman serius tetapi dampaknya belum tentu menghancurkan secara global. Obyek besar menjadi ancaman yang harus ada penanganan secara khusus. 5. Kategori merah (tabrakan) adalah benda kecil (asteroid dan komet) pasti akan menabrak Bumi dengan kehancuran di titik tertentu. Jika ukuran asteroid berkisar 500-1000 meter maka kehancuran disertai tsunami besar pada daerah regional tertentu. Jika asteroid berukuran lebih dari satu kilometer maka kehancuran secara global. Ada bentuk skala lain yang menyatakan tingkat bahaya tabrakan dengan asteroid kepada publik yaitu skala Palermo. Skala Palermo dikenalkan oleh Chodas et al. IAU (2001). Skala Palermo menyatakan hubungan antara skala waktu probabilitas tabrakan dengan kondisi asteroid saat ini. Dalam tugas akhir ini tidak dipaparkan karena tingkat bahaya tabrakan hanya disinggung secara kualitatif pada tugas akhir ini. 28 4.2.2 Asteroid 1999 AN10 Asteroid 1999 AN10 pertama kali ditemukan pada 19 Januari 1999 dengan menggunakan teleskop LINEAR. Diameter asteroid berkisar antara 500-2000 meter. Elemen orbit asteroid ini pada epoch J2000 sebagai berikut: setengah sumbu panjang a = 1.458432, eksentrisitas e = 0.562093, inklinasi i = 39◦· 932, ascending node Ω = 314◦· 556, argumen perihelion ω = 268◦· 255, dan anomali rata-rata M = 321◦· 958. Jarak ascending node asteroid ini terhadap matahari lebih dekat (MOID) 0.00025 AU daripada ascending node Bumi. Diprediksi dalam lima puluh tahun mendatang hanya sekali asteroid ini akan berjumpa dengan Bumi, yaitu pada tanggal 7 Agustus 2027 asteroid ini akan berpapasan dengan Bumi pada jarak minimum 0.0026075 AU atau satu kali jarak Bumi-Bulan. Berikut adalah hasil keluaran software OrbFit dalam penentuan close approach untuk data pengmatan MJD 54200. Hasil keluaran ini tidak dimasukkan koordinat Target Plane. Table 4.1: Tabel close approach Asteroid 1999 AN10 . Planet Tanggal MJD r (AU) error r (d m y) jarak min. (Bumi-Bulan) Bumi 07 08 2027 61624.3 0.0026075 4.198e-06 1.018 Pada kasus asteroid ini akan dianalisis close approach asteroid pada 7 Agustus 2027 karena memiliki jarak yang sangat ekstrim. Saat asteroid encounter dengan Bumi pada 7 Agustus 2027, daerah yang akan dilintasi asteroid (LOV) mengikuti gambar 4.6 (ditandai dengan anak panah), dan Bumi berada pada titik (0,0). 29 Gambar 4.6: LOV Asteroid 1999 AN10 . Dari software OrbFit diperoleh data ephemeris asteroid ketika berpapasan dengan Bumi (file Cartesian.ele) pada 7 Agustus 2027. Dalam penentuan ini diambil rentang waktu 120 hari (90 hari sebelum bertemu dan 30 hari setelah encounter) dengan tujuan untuk mengetahui rentang kedekatan asteroid dengan Bumi. Kemudian dari program JPL Horizons online system didapatkan data posisi Bumi pada rentang sepuluh hari (dengan ketentuan tujuh hari sebelum dan tiga hari setelah encounter), maka diperoleh posisi asteroid dan Bumi, untuk kemudian dipetakan ke dalam ruang (gambar 4.7). Garis dengan warna merah menandakan lintasan orbit Asteroid 1999 AN10 dalam rentang waktu 120 hari, kemudian garis dengan warna biru menunjukkan lintasan orbit Bumi dalam rentang sepuluh hari, dan garis dengan warna hitam menunjukkan rentang sepuluh hari ketika asteroid dengan Bumi berpapasan. 30 Gambar 4.7: Lintasan Asteroid 1999 AN10 dan Bumi (dalam AU). Keterangan diberikan pada teks. Gambar 4.8 adalah Resonant Returns (lingkaran putih) dan LOV (garis biru) untuk Asteroid 1999 AN10 yang akan berpapasan dengan Bumi pada 27 Agustus 2027. LOV asteroid ini melintasi lingkaran dengan periode resonansi 7:4. Gambar 4.8: Resonant Returns dan LOV Asteroid 1999 AN10 (dalam radius Bumi). 31 Gambar 4.9 adalah Resonant Returns (ditandai titik-titik lingkaran) dan Keyholes (ditandai garis dengan cetak tebal yang bersesuaian dengan titik-titik lingkaran) untuk Asteroid 1999 AN10 yang akan berpapasan dengan Bumi pada 27 Agustus 2027. Diberikan contoh rasio periode resonansi Keyholes untuk 13:7, 17:10, dan 19:11 yaitu jika asteroid ini melintasi salah satu Keyholes maka asteroid ini akan berpapasan Bumi berikutnya dengan jarak empat kali radius Bumi pada tahun 2040, 2044, dan 2046. pada gambar ini, MOID ditandai dengan garis yang memotong sumbu ξ dengan jarak 5.7 radius Bumi. Gambar 4.9: Keyholes Asteroid 1999 AN10 (Valsecchi et al. 2003) . 32 4.2.3 Asteroid 2000 SG344 Pada awalnya asteroid ini ditemukan oleh David J. Tholen dan Robert J. Whiteley pada tanggal 29 September 2000. Diameter asteroid ini berkisar antara 30-70 meter. Elemen orbit asteroid pada epoch J2000 ini sebagai berikut: a = 0.9774547, e = 0.0639014, i = 0◦· 1103785, Ω = 192◦· 2646804, ω = 274◦· 9778048, dan M = 276◦· 3247992. Periode orbit asteroid 2000 SG344 hanya 354 hari, lebih cepat dibanding dengan periode orbit Bumi. Tabel 4.2 menampilkan hasil keluaran software OrbFit berupa close approach dalam rentang 50 tahun ke depan. Asteroid 2000 SG344 mengalami lima kali encounter dalam kurun waktu tiga tahun dan terdapat satu kali yang memiliki jarak ekstrim yaitu pada 7 Mei 2028. Dalam tugas akhir ini akan dianalisis keadaan pada tanggal tersebut, sedangkan geometri encounter lainnya diberikan pada Lampiran C. Table 4.2: Tabel close approach Asteroid 2000 SG344 . Planet Bumi∗ Bumi Bumi Bumi Bumi Tanggal (d m y) 07 05 2028 16 02 2029 28 07 2029 21 11 2029 22 09 2030 MJD 61898.14732 62183.36855 62345.44322 62461.72799 62766.90900 r (AU) error r jarak min. (Bumi-Bulan) 0.01962211 0.188E-11 7.664 0.05271392 0.519E-08 20.586 0.03421552 0.312E-11 13.359 0.04522903 -0.304E-10 17.664 0.03443485 -0.217E-08 13.437 ∗ dengan rinci pada teks 33 Gambar 4.10 adalah Target Plane dengan satuan AU dan LOV (yang ditunjuk anak panah). LOV tersebut berada pada 7.664 jarak Bumi-Bulan sedangkan Bumi berada pada titik (0,0). Daerah yang akan dilintas oleh asteroid ini pada 7 Mei 2028 sebagai berikut Gambar 4.10: LOV Asteroid 2000 SG344 . Dengan cara yang sama seperti kasus asteroid sebelumnya diperoleh data posisi dari asteroid ini, sehingga diperoleh pemetaan posisi asteroid dengan Bumi pada gambar 4.11. 34 Gambar 4.11: Lintasan Asteroid 2000 SG344 dan Bumi (dalam AU); keterangan ada pada teks. Gambar 4.12 adalah Resonant Returns (lingkaran putih) dan LOV (titik-titik biru) untuk Asteroid 2000 SG344 yang akan berpapasan dengan Bumi pada 7 Juli 2028. Rasio periode resonansi lingkaran tersebut adalah 25:26 artinya jika asteroid ini melintasi lingkaran ini maka pada resonansi berikutnya yaitu tahun 2053 asteroid ini akan berpapasan kembali pada jarak yang sama dan pada posisi yang sama pula. Pada gambar ini LOV (ditunjuk dengan anak panah) berada pada jalur resonansi 25:26, sedemikian sehingga memungkinkan untuk asteroid ini untuk berpapasan kembali pada jarak dan posisi yang sama tahun 2053. 35 Gambar 4.12: Resonant Returns dan LOV asteroid 2000 SG344 (dalam radius Bumi). 4.2.4 Asteroid 99942 Apophis (2004 MN4 ) Asteroid 99942 Apophis pertama kali ditemukan pada 19 Juni 2004 oleh R. Tucker, D. Tholen dan F. Bernardi di Kitt Peak, Arizona. Apophis memiliki diameter sekitar 250 meter dan massa asteroid ini berkisar 2.1x1010 kg. Elemen orbit asteroid Apophis pada epoch J2000 adalah: a = 0.922262, e = 0.180207, i = 3◦· 412747, Ω = 204◦· 574, ω = 126◦· 257, dan M = 90◦· 531. Asteroid ini dinyatakan sangat berbahaya karena pada 13 April 2029 asteroid ini akan berada pada jarak kurang dari sepersepuluh jarak Bumi-Bulan, dan peluang asteroid ini menabrak Bumi menjadi meningkat. Tabel 4.3 menampilkan hasil keluaran software OrbFit berupa close approach dalam rentang 50 tahun ke depan. 36 Table 4.3: Tabel close approach Asteroid 2004 MN4 . Planet Bumi Venus Bumi∗ Bumi Bumi Tanggal (d m y) 09 01 2013 24 04 2016 13 04 2029 11 04 2051 13 09 2059 MJD 56301.48832 57502.11792 62239.90710 70272.03425 73349.73589 r (AU) jarak min. 0.09666139 0.07824130 0.00025499 0.03948235 0.02255066 error -0.208E-10 -0.337E-10 -0.173E-08 0.154E-11 -0.862E-12 r (Bumi-Bulan) 37.757 —— 0.0996 15.391 8.8086 ∗ dengan rinci pada teks Pada tabel di atas, terdapat empat kali asteroid akan berpapasan dengan Bumi dan satu kali asteroid akan berpapasan dengan Planet Venus. Kali ini diambil kasus yang paling ekstrim dari data tersebut yaitu pada kasus 13 April 2029. Gambar 4.13 adalah variasi asteroid (LOV) yang akan dilewati pada jarak 0.096 radius Bumi dengan ditunjukkan oleh anak panah. Bentuk geometri encounter lainnya diberikan pada Lampiran D. Gambar 4.13: LOV Asteroid 2004 MN4 (ditunjukkan dengan anak panah). 37 Dengan cara yang sama seperti dua kasus asteroid sebelumnya diperoleh data posisi dari asteroid ini dari JPL Horizon Online system, sehingga diperoleh pemetaan posisi asteroid dengan Bumi pada gambar 4.14. Gambar 4.14: Lintasan Asteroid 2004 MN4 . Gambar 4.15 adalah Resonant Returns (lingkaran merah) dan LOV (garis biru ditandai anak panah) untuk Asteroid 2000 MN4 yang akan berpapasan dengan Bumi pada 13 April 2029. Rasio periode resonansi lingkaran gambar ini yaitu 7:5. LOV asteroid Apophis berada pada lingkaran Resonant Returns. 38 Gambar 4.15: Resonant Returns dan LOV asteroid 2004 MN4 (dalam radius Bumi). Gambar 4.16 adalah Resonant Returns (ditandai lengkungan dengan cetak tebal) dan Keyholes (ditandai titik-titik) untuk Asteroid 2004 MN4 yang akan berpapasan dengan Bumi pada 13 april 2029 dan memiliki rasio periode yang sama dengan Resonant Returns. Kebolehjadian LOV asteroid Apophis berada dekat dengan Keyholes, yang jika asteroid ini melintasi Keyholes maka pada pertemuan berikutnya, yaitu pada tahun 2036 asteroid ini akan menabrak Bumi. Gambar 4.16: Keyholes asteroid 2004 MN4 (Valsecchi et al. 2005). 39 4.3 Diskusi Beberapa pembahasan berikut ini perlu untuk diangkat karena berkaitan dengan perhitungan lintasan orbit yang akan encounter dengan Bumi. Pembahasan ini meliputi: 1. Ephemeris DE405 2. Data pengamatan 3. Eksplorasi software OrbFit 4.3.1 Ephemeris DE405 Dalam tugas akhir ini, digunakan data ephemeris DE405 (dapat diperoleh di http://newton.dm.unipi.it/orbfit/JPLEPH) yang dipakai pada software OrbFit. Kelemahan data ini adalah hanya dapat untuk memprediksi orbit asteroid hingga 2060, tidak dapat dipergunakan untuk meninjau beberapa asteroid yang diprediksi akan encounter dengan Bumi pada tahun 2100-an. Jika dipergunakan data ephemeris jenis yang lain, maka hasil keluaran software OrbFit, misalnya berupa waktu terjadinya close approach, akan berubah dan bertambah. Namun demikian, ephemeris DE405 ini lebih presisi dari segi keakurasian jarak dan error yang relatif lebih kecil. Jenis ephemeris lainnya memang dikhususkan untuk skala waktu yang lebih panjang yang memungkinkan ketepatan jarak dan error masih dapat ditoleransi lebih besar. Diharapkan ke depannya jenis ephemeris yang digunakan dapat dimodifikasi agar analisis close approach asteroid memiliki skala waktu yang lebih panjang, bahkan hingga tahun 2100-an. Hal ini akan sangat berguna untuk meninjau beberapa asteroid yang diprediksi akan encounter dengan Bumi setelah tahun 2100. 40 4.3.2 Data Pengamatan Dalam software OrbFit, data pengamatan elemen orbit sangat penting untuk melakukan analisis close approach. Dalam pengerjaan tugas akhir ini, data pengamatan elemen orbit asteroid berdasarkan pada pengamatan yang rangkum oleh Near Earth Objects Dynamic Site (NEODyS). Data tersebut dapat diperoleh dari http://newton.dm.unipi.it/NEODyS dengan format astname.rwo, astname.eq1, dan astname.obs. Namun demikian, jika ada data pengamatan yang terbaru, hasil keluaran software OrbFit berupa jarak encounter atau yang lainnya akan berubah. Data pengamatan yang dipakai dalam software OrbFit pada tugas akhir ini untuk menganalisis close approach beberapa asteroid adalah data pengamatan pada MJD 54200 (9 April 2007). Untuk itu diperlukan data-data pengamatan asteroid yang terbaru untuk menganalisis parameter close approach. Setiap waktu orbit asteroid dapat berubah sehingga mungkin saja parameter tersebut akan berubah pula. Asteroid yang pada awalnya sangat mengancam, namun dengan data pengamatan yang terbaru tingkat kewaspadaannya akan turun. Sebaliknya dapat pula tingkat kewaspadaannya akan bertambah tinggi. Dalam menganalisis kasus asteroid ini, data pengamatan dengan format astname.rad tidak dipakai, yaitu data pengamatan asteroid dengan menggunakan radar. Hal ini dikarenakan jumlah data radar sangat sedikit untuk menganalisis parameter close approach cukup dengan menggunakan dua format yang lain. 41 4.3.3 Eksplorasi software OrbFit Dalam tugas akhir ini hanya dilakukan implementasi software OrbFit pada menu orbfit dan fitobs saja, sedangkan menu bineph tidak dilakukan penjajakan lebih lanjut. Bineph adalah menu untuk menghitung perturbasi asteroid untuk jangka panjang. Karena rentang waktu yang dipakai untuk kasus asteroid-asteroid yang ditinjau adalah hingga tahun 2060 memiliki error yang terjadi hanya kecil. Kemudian dalam penjajakan ini masih terdapat kekurangan, karena tidak semua menu utama pada software ini diuji. Hanya pada menu first guess for identification, state propagation, prediction of observations, multiple solutions dan close approach analysis. Jika menu lain dapat diuji maka diharapkan dapat diperoleh hasil keluaran software OrbFit yang lebih komperhensif. 42