- Free Documents

advertisement
BAB I PENDAHULUAN
Toksoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma gondii, protozoa intraselular obligat distribusi
di seluruh dunia. Ensefalitis toksoplasma, merupakan penyebab tersering lesi otak fokal
infeksi oportunistik tersering pada pasien AIDS. Di Amerika angka kejadiannya mencapai ,,
sedangkan di Eropa mencapai ratarata . Sekitar dari pasien yang terinfeksi HIV di Amerika
Serikat pada akhirnya akan terkena ensefalitis toksoplasma. Diagnosis presumtif ensefalitis
toksoplasma dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan penunjang serologis
dan pencitraan, baik dengan tomografi komputer CT Scan atau Magnetic Resonance
ImagingMRI. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan baku emasnya dengan pemeriksaan
histopatologi dari biopsi dan ditemukannya takizoit dan bradizoit. Lesi toksoplasma
ensefalitis TE sulit dibedakan dengan lesi lainnya, meskipun demikian gambaran yang
dianggap khas yaitu lesi otak fokal tunggal atau multipel yang nyata bagian tepi menyerupai
cincin, dengan lokasi tersering pada basal ganglia , thalamus, periventrikular dan
corticomedullary junction subkotikal disertai edema perifokal dan berdiameter sampai cm. Di
Indonesia sendiri, menurut Menkes RI, jumlah penderita terinfeksi HIV tahun diestimasikan
sebanyak .. orang. Sebagian besar tersangka HIV ini merupakan pengguna obat narkotika
suntik Intravenous drug users.Lebih dari penderita yang terinfeksi HIV akan berkembang
menjadi kelainan neurologis. Kelainan neurologis yang sering terjadi pada penderita yang
terinfeksi HIV adalah ensefalitis toxoplasma, limfoma SSP, meningitis kriptococcal , CMV
ensefalitis dan progressive multifocal leukoencephalopathy. Infeksi oportunistik SSP yang
paling sering pada penderita HIV adalah ensefalitis toxoplasma.
Page
Infeksi akut pada individu yang immunokompeten biasanya asimptomatik.kebingungan yang
meningkat. kelesuan. masalah penglihatan. Gejala termasuk ensefalitis. sakit kepala berat
yangtidak menanggapi pengobatan. Page .gondii. burung dan hewan lain yang dapat
ditemukan pada tanah yang tercemar oleh tinja kucing dan kadang pada daging mentah atau
kurang matang. Selain itu dpat terjadi transmisi lewat transplasental. Hal ini disebabkan oleh
parasit Toxoplasma gondii. muntah dan perubahan kepribadian. demam. dan transplantasi
organ. Pada manusia dengan imunitas tubuh yang rendah dapat terjadi reaktivasi dari infeksi
laten. burung dan hewan lainyang dapat ditemukan pada tanah yang tercemar oleh tinja
kucing dan kadang pada daging mentah ataukurang matang. mencegah penyakit. lemah
pada satu sisi tubuh. Begitu parasit masuk ke dalam sistem kekebalan. transfusi darah. ia
menetap di sana. Yang akan mengakibatkan timbulnya infeksi opportunistik dengan
predileksi di otak. Definisi Disebut juga toksoplasmosis otak. yang dibawa oleh kucing. yang
dibawa oleh kucing. Etiologi Disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. tetapi sistem
kekebalan pada orang yang sehat dapat melawan parasit tersebut hingga mencegah
penyakit.BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. masalah berbicara danberjalan. Tidak semua
pasien menunjukkan tanda infeksi. pusing. Begitu parasit masuk ke dalam sistem kekebalan.
tetapi sistem kekebalan pada orang yang sehat dapat melawan parasit tersebut hingga
tuntas. ia menetap di sana. Transmisi pada manusia terutama terjadi bila memakan daging
babi atau domba yang mentahyang mengandung oocyst bentuk infektif dari T. II. muncul
pada kurang lebih pasien AIDS yang tidak diobati. kejang. Bisa juga dari sayur yang
terkontaminasi atau kontak langsung dengan feses kucing.
didinginkan sampai oC atau oleh iradiasi gamma. Bentuk ini dapat bertahan sepanjang
hidup pejamu. Bisa juga dari sayur yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan Feces
kucing. jumlah CD limfosit T dapat menjadi prediktor kemungkinanan adanya infeksi
oportunistik. transfusi darah. termasuk manusia. Pada pasien dengan CD lt sel/mL
kemungkinan untuk terjadi infeksi oportunistik sangat tinggi. Dimulai dengan tertelannya
tissue cyst atau oocyst diikuti oleh terinfeksinya sel epitel usus halus oleh bradyzoites atau
sporozoites secara berturutturut. Siklus seksual enteroepithelial dengan bentuk oocyst hidup
pada kucing yang akan menjadi infeksius setelah tertelan daging yang mengandung tissue
cyst. Lamanya proses ini tergantung dari kondisi lingkungan..Parasit ini berubah bentuk
menjadi tissue cysts begitu mencapai jaringan perifer. Tissue cyst menjadi ruptur dan
melepaskan invasive tropozoit takizoit.organisme ini menyebar ke seluruh tubuh lewat
peredaran darah atau limfatik. Daur Hidup Toxoplasma gondii hidup dalam bentuk
thachyzoite. Takisoit ini akan menghancurkan seldan menyebabkan focus nekrosis. tapi
dapat dirusak dengan pemanasan sampai oC. Transmisi pada manusia terutama terjadi bila
makan daging babi atau domba yang mentah yang mengandung oocyst. myocardium...
Oportunistik infeksi yang mungkin terjadi pada penderita dengan CD lt sel/mL adalah
pneumocystiscarinii . Siklus hidup aseksual terjadi pada pejamu perantara. dan berpredileksi
untuk menetap pada otak. Infeksi akut pada individu yang imunokompeten biasanya
asimptomatik. Selain itu dapat terjadi transmisi lewat transplasental. otot skeletal dan retina.
CD Page . Oocyst menjadi infeksius setelah diekskresikan dan terjadi sporulasi. yang akan
mengakibatkan timbulnya infeksi oportunistik dengan predileksi di otak. Tissue cyst ada
dalam daging. tissue cyst yang mengandung bradyzoites dan oocyst yang mengandung
sporozoites. Setelah bertransformasi menjadi tachyzoites . Oocysts menjadi infeksius di
lingkungan selama lebih dari tahun. Pada manusia dengan imunitas tubuh yang rendah
dapat terjadi reaktivasi dari infeksi laten.II. Pada pasien yang terinfeksi HIV. dan
transplantasi organ. Ekskresi oocysts berakhir selama hari dan jarang berulang. Kucing
merupakan pejamu definitif dari T gondii. tapi biasanya hari setelah diekskresi. Bentuk akhir
dari parasit diproduksi selama siklus seksual pada usus halus dari kucing. paru.
sehingga diindikasikan untuk pemberian profilaksis primer.lt sel/mL adalah toxoplasma
gondii . Page . M. dan CD lt adalah M. aviumComplex . tuberculosis dan candida species
dapat menyebabkan infeksi oportunistik pada CD gt sel/mL.
dan kejang . IL. disfungsi serebelum. nyeri kepala . Selain menyerang sistem kekebalan
tubuh. yang mempunyai reseptor CD. demam pada kasus dan kejang pada kasus.
Patofisiologi HIV secara signifikan berdampak pada kapasitas fungsional dan kualitas
kekebalan tubuh. meningismus. Infeksi tersebut dapat menyerang sistem saraf yang
membahayakan fungsi dan kesehatan sel saraf. dan sel langerhans. Bisa juga terdapat
abnormalitas saraf otak. sel leher rahim. sel makrofag. movement disorders dan menifestasi
neuropsikiatri. Ensefalitis toxolasma biasanya terjadi pada penderita yang terinfeksi virus HIV
dengan CD T sel lt /mL. infeksi HIV juga berdampak pada sistem saraf dan dapat
mengakibatkan kelainan pada saraf. sel folikular dendritik. Infeksi limfosit CD oleh HIV
dimediasi oleh perlekatan virus kepermukaan sel reseptor CD. Page . gangguan penglihatan.
Pada pasien yang terinfeksi HIV. gangguan sensorik. Pada suatu studi didapatkan adanya
tanda ensefalitis global dengan perubahan status mental pada kasus. Ensefalitis toxoplasma
ditandai dengan onset yang subakut. Hal ini memainkan peranan yang penting dari
perkembangan toxoplasmosis dihubungkan dengan infeksi HIV. Defisit neurologis yang
biasanya terjadi adalah kelemahan motorik dan gangguan bicara. jumlah CD limfosit T dapat
menjadi prediktor untuk validasi kemungkinanan adanya infeksi oportunistik. Mekanisme
bagaimana HIV menginduksi infeksi oportunistik seperti toxoplasmosis sangat kompleks. sel
retina. Pada pasien dengan CDlt sel/mL kemungkinan untuk terjadi infeksi oportunistik
sangat tinggi. Nyeri kepala pada kasus. adanya defisit neurologis pada kasus.II. Selsel dari
pasien yang terinfeksi HIV menunjukkan penurunan produksi IL dan IFNgamma secara in
vitro dan penurunan ekspresi dari CD sebagai respon terhadap T gondii. Infeksi oportunistik
dapat terjadi akibat penurunan kekebalan tubuh pada penderita HIV/AIDS. kegagalan
aktivitas Limfosit T sitokin. HIV mempunyai target sel utama yaitu sel limfosit T. dan
IFNgamma. Beberapa sel lain yang juga mempunyai reseptor CD adalah sel monosit.
Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa defisit neurologis fokal . yang menyebabkan
kematian sel dengan meningkatkan tingkat apoptosis pada sel yang terinfeksi. kegagalan
produksi IL. bingung / kacau . Ini meliputi deplesi dari sel T CD.
Keadaan ini hampir selalu merupakan suatu kekambuhan akibat hilangnya kekebalan pada
penderitapenderita yang semasa mudanya Page . pusing. lemah pada satu sisi tubuh. sakit
kepala berat yang tidak respon terhadap pengobatan.II. Gejala Klinis Gejala termasuk
ensefalitis. Tidak semua pasien menunjukkan tanda infeksi. kejang. masalah penglihatan.
muntah dan perubahan kepribadian. masalah berbicara dan berjalan. kelesuan. demam.
kebingungan yang meningkat. Nyeri kepala dan rasa bingung dapat menunjukkan adanya
perkembangan ensefalitis fokal dan terbentuknya abses sebagai akibat dari terjadinya infeksi
toksoplasma.
Pemeriksaan cairan serebrospinal Menunjukkan adanya pleositosis ringan dari mononuklear
predominan dan elevasi protein. b. Titer IgG mencapai puncak dalam bulan setelah terinfeksi
kemudian bertahan seumur hidup. Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction PCR
Digunakan Mendeteksi DNA Toxoplasmosis gondii. Page . Deteksi juga dapat dilakukan
dengan indirect fluorescent antibody IFA. Diagnosa a. atau enzyme linked immunosorbent
assay ELISA.gondii dapat juga positif pada cairan bronkoalveolar dan cairan vitreus atau
aquos humor dari penderita toksoplasmosis yang terinfeksi HIV. Ensefalitis toksoplasma
jarang muncul dengan lesi tunggal atau tanpa lesi. aglutinasi. Pemeriksaan Serologi
Didapatkan seropositif dari antiT.telah berhubungan dengan parasit ini. II. PCR untuk T. c.
Adanya PCR yang positif pada jaringan otak tidak berarti terdapat infeksi aktif karena tissue
cyst dapat bertahan lama berada di otak setelah infeksi akut. CT scan Menunjukkan fokal
edema dengan bercakbercak hiperdens multiple disertai dan biasanya ditemukan lesi
berbentuk cincin atau penyengatan homogen dan disertai edema vasogenik pada jaringan
sekitarnya.gondii IgG dan IgM. Gejalagejala fokalnya cepat sekali berkembang dan penderita
mungkin akan mengalami kejang dan penurunan kesadaran. d.
Penatalaksanaan a. Toksoplasmosis otak diobati dengan kombinasi pirimetamin dan
sulfadiazin. Biopsi otak Untuk diagnosis pasti ditegakkan melalui biopsi otak II. Sulfadiazin
menghambat penggunaannya.e. Kombinasi pirimetamin mg perhari yang dikombinasikan
dengan sulfadiazin g tiap jam. Pirimetamin menghambat pemerolehan vitamin B oleh tokso.
Page .membutuhkan vitamin B untuk hidup. Toxoplasma Gondii. b. Kedua obat ini dapat
melalui sawardarah otak. c. Pasien yang alergi terhadap sulfa dapat diberikan kombinasi
pirimetamin mg perhari dengan clindamicin mg tiap jam. d.
e. CD . atau claritromicin gram tiap jam. Terapi anti retro viral ARV diindikasikan pada
penderita yang terinfeksi HIV dengan CD kurang dari sel/mL. dengan gejala AIDS atau
limfosit total kurang dari . Pemberian asam folinic mg perhari untuk mencegah depresi
sumsum tulang. Page . dapat diganti dengan Azitromycin mg/hr. Pada pasien ini. g. atau
atovaquone mg tiap jam. f. Terapi ini diberikan selam minggu atau minggu setelah perbaikan
gejala klinis. sehingga diberikan ARV. Pasien alergi terhadap sulfa dan clindamicin.
Page . kanker sekunder.BAB III KESIMPULAN Toksoplasmosis merupakan infeksi
oportunistik yang serius. protozoa dan jamur dan juga mudah terkena penyakit keganasan.
dan menambah jumlah limfosit. Pengobatan pada pengidap HIV/penderita AIDS ditujukan
terhadap virus HIV obat ART. Dapat memakai obat antiHIV yang untuk menahan jumlah CD.
Pengobatan status kekebalan tubuh denganmenggunakan immune restoring agents.
Penatalaksanaan HIV/AIDS bersifat menyeluruh terdiri dari pengobatan. perawatan atau
rehabilitasi dan edukasi. Infeksi oportunistik dapat terjadi akibat penurunan kekebalan tubuh
pada penderita HIV/AIDS. status kekebalan tubuh. simptomatis dan suportif. Ini
kemungkinan akan mencegah masalah kesehatan diakibatkan tokso. Dengan diagnosis dan
pengobatan dini. sebaiknya terus memakai obat antitokso untuk mencegah penyakitnya
kambuh. akibatnya mudah terkena penyakitpenyakit lain seperti penyakit infeksi disebabkan
oleh virus. Jika belum terinfeksi tokso. Jika anda mengalami penyakit tokso. Pengobatan
untuk infeksi oportunistik bergantung pada penyakit infeksi yang ditimbulkan. dapat
menghindari risiko terpajan infeksi dengan tidak memakan daging atau ikan mentah. dan
ambil kewaspadaan lebih lanjut jika membersihkan kandang kucing.infeksi opportunistik.
bakteri. tokso dapat diobati secara efektif. diharapkan dapatmemperbaiki fungsi sellimfosit.
Best Practice Medicine. Jakarta EGC. Harrington Robert. George Sara Mathew. Human
Immunodeficiency Virus and Acquired Immunodeficiency Syndrome.Lamoril J. dkk. Januari .
. Sudoyo.com/memberfile.H.pdf.ncbi. Buku Saku Neurologi. HIV/AIDS di Indonesia. . dkk. . .
Aru W. Neurologi. . Jakarta EGC.Edisi . dkk.gov/pmc/articles/PMC/. Howard L. . AIDS dan
system saraf. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Basic Neurology.
.com/june/Toxoplasmosis.DAFTAR PUSTAKA . Cerebral Toxoplasmosis in an HIV Positive
Patient A Case Report and Review of Pathogenesis and Laboratory Diagnosis. . Availabel
from URL http//www. Weiner. Sylvia Price dan Lorraine Wilson. Infeksi HIV dan AIDS. .
.turnerwhite.MaleticSavatic Mirjana. Jusf Misbach. Accessed July.bahrainmedicalbulletin.nih.
Availabel from URL http//www. . In Textbook Clinical Neurology. New York.pdf. . Gilroy J.
Profesor. Patric Davey. Opportunistic Infection in HIV Disease.nlm. Accessed Juny. Human
Immunodeficiency HIV/AcquiredImmunodeficiencySindrome. Mc GrawHill. Cerebral
Toxoplasmosis in Adult Patients with HIV Infection Availabel from URL http//www. Goetz.
Jakarta Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jilid III. .phpPubCodehpjul toxoplasmosis.
Jayawardena Suriya. Detection by PCR of Toxoplasma gondii in blood in the diagnosis of
cerebral toxoplasmosis in patients with AIDS. HIVAIDS Susunan Saraf Pusat. . Volume .dr. .
MD. rd edition. Jakarta EMS. MD. Accessed July. At a Glance Medicine. Jakarta
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia . . . Page . Edisi IV. Patofisiologi Konsep
Klinis ProsesProses Penyakit. . Belman Anita L..
Download