Gereja yang berbelas kasih Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka. (Kis. 4: 32.34a) Jadi, begitulah caranya, bagaimana Allah memanggil kita untuk aktif, ikut ambil bagian dalam proyek-proyek yang mulia. Suster-suster Putri Kasih yang sederhana dengan giat terlibat dalam usaha mengumpulkan dana dan materi untuk membantu kebutuhan jasmani orang miskin dan kebutuhankebutuhan lainnya. Di Rumah Induk, Mademoiselle Le Grass, setiap hari mereka memasak dan membagi-bagikan roti dan sup kepada 1300 orang yang hidup dalam kemiskinan yang menyedihkan; disamping itu masih ada 800 pengungsi yang terdapat di sebelah utara pinggiran kota Paris. Di paroki kami sendiri empat atau lima suster mengadakan pembagian makanan kepada 5000 orang miskin, sementara itu, mereka masih harus merawat 60-80 orang sakit yang mereka tangani setiap hari. Masih ada para suster yang mengerjakan kegiatan yang sama di tempat-tempat yang lain. Saya memohon kepada Anda semua agar berdoa untuk mereka dan untuk kita semua...’ (St. Vinsensius a Paulo) BELAS KASIH KINI! April 2016 1 Gereja, umat Allah Roh-Nya menghimpun kita bersama orang lain, untuk menjadi umat Allah. Ia mengutus kita untuk melaksanakan apa yang telah dilakukan oleh Yesus, yaitu: mengabdi dan membawa terang, mengucapkan kata yang menyelamatkan, mengulurkan tangan yang menolong. Oleh karena itu, kita menyadari bahwa kita dipanggil untuk menjadi manusia seturut citra Yesus dan semangat-Nya. Kita, bersama dengan orang seiman lainnya, menyadari bahwa kita menjadi bagian dari umat Allah dan dari umat manusia seluruhnya. Oleh karena itu kita turut serta dalam kegembiraan dan harapan, kesukaan dan kecemasan gereja setempat, gereja universal dan umat manusia seluruhnya. Kita bukan hanya menaruh perhatian pada gereja kita sendiri, melainkan kita juga terbuka bagi Roh di mana pun Ia berkarya dan mengundang kita. (Konstitusi CMM I, 9-11, 176-178) Satu dalam hati dan Satu dalam pikiran Kongregasi kita merupakan bagian dari komunitas Gereja yang jauh lebih besar. Di mana pun kongregasi berada seharusnya ia merupakan perwujudan Gereja sebagai persekutuan. Cita-cita kita ialah mencontoh komunitas kristen pertama di Yerusalem: sehati dan sepikiran, dengan saling menantang untuk senantiasa bertobat, untuk bersama-sama menyerahkan semua milik kita dan seluruh diri kita, untuk hidup sederhana dan untuk semangat pelayanan tanpa pamrih. (Konstitusi SCMM 25-26) 2 BELAS KASIH KINI! April 2016 Pertanyaan-pertanyaan untuk refleksi dan / atau sharing 1. ‘Ia mengutus kita untuk melaksanakan apa yang telah dilakukan oleh Yesus: mengabdi dan membawa terang, mengucapkan kata yang menyelamatkan, mengulurkan tangan yang menolong.’ Renungkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut: bagaimana caranya Anda mengulurkan tangan yang menolong, mengucapkan kata yang menyelamatkan? Apa artinya bagi Anda mengabdi dan membawa terang? 2. ‘Gereja mempunyai perutusan mewartakan belas kasih Allah: yang menjadi nadi Kabar Sukacita. Gereja harus mengusahakan agar hal tersebut sungguh tertanam dalam hati dan pikiran umat. Hal ini sangat penting untuk Gereja dan demi wibawa pewartaannya; maka Gereja sendiri harus hidup berbelas kasih dan memancarkan belas kasih. Dalam kata dan perbuatan Gereja harus menyebarkan belas kasih, Gereja harus menyentuh hidup dan hati umat dan menjadi inspirasi bagi mereka untuk menemukan jalan menuju kepada Allah Bapa.’ (Paus Franciskus). Apa sumbangan Anda atas perutusan Gereja dalam usaha untuk mewartakan belas kasih Allah? Kapan dan dengan siapa (saja) Anda sungguh giat sehingga menjadi ‘nadi Kabar Sukacita’? BELAS KASIH KINI! April 2016 3 Gereja yang bagaimanakah Anda inginkan? Saya melihat dengan jelas hal yang sangat dibutuhkan Gereja dewasa ini, yaitu Gereja yang mampu mengobati luka-luka umatnya dan yang sanggup menyemangati hati orang-orang beriman; hal ini memerlukan kedekatan, dan kesanggupan untuk datang mendekat. Saya membayangkan Gereja, seperti sebuah rumah-sakit lapangan saat peperangan dan setelah peperangan. Tidak ada artinya bertanya kepada orang yang menderita luka berat berapa tinggi kadar kolesterolmu dan berapa tinggi kadar gula darahmu! Pertama-tama, kita segera harus merawat lukanya, baru setelah itu kita berbicara tentang hal-hal lainnya. Merawati luka, membalut luka… Anda harus memulai dengan memberikan kebutuhan dasar. Gereja, kadang-kadang menyibukkan diri dengan hal-hal kecil dan terus menggerutu dengan peraturan-peraturan sepele. Tetapi hal yang paling penting adalah, mewartakan Kabar Sukacita: yaitu Yesus Kristus telah menebus dan menyelamatkan kita! Para tokoh agama harus dan seyogyanya menjadi dutaduta karya belas kasih... Umat harus didampingi dan dibimbing, luka-luka mereka harus dirawat. Gereja sebagai ibu dan gembala Bagaimana kita seharusnya memperlakukan umat Allah? Saya membayangkan gereja sebagai seorang ibu dan gembala. Mereka yang bertugas dalam gereja, seharusnya didandani dengan belas kasih, mereka bertanggung jawab atas umat, dan harus mendampingi umat, sama halnya dengan orang Samaria yang memandikan, membersihkan, dan merangkul sesama dengan kedua tangannya. Inilah Kabar Sukacita dalam bentuknya yang asli/murni. Allah lebih besar dari segala dosa-dosa kita. Pembaharuan organisasi dan struktur bukanlah hal yang utama, hal itu dapat dilakukan kemudian. Yang paling utama adalah pembaharuan sikap hidup atau tingkah laku. Orang-orang yang bertugas dalam gereja, seharusnya adalah orang-orang yang sanggup menyemangati dan mendampingi umat dalam kesulitan, yang mampu berbicara dengan mereka serta sanggup untuk mendampingi umat dalam pergulatan mereka yang paling hebat, namun ia sendiri harus tetap kuat dan bertahan. Umat Allah membutuhkan pastor atau gembala, bukan pejabat yang bertindak sebagaimana dilakukan pegawai harian pemerintah. Secara khusus para uskup: hendaknya mampu mendukung aksi-aksi dari umat Allah dengan sabar, sehingga tidak ada orang atau kelompok yang merasa dikucilkan. Tetapi, mereka juga tetap harus mendampingi umat yang memiliki persepsi tajam akan hal-hal baru. 4 BELAS KASIH KINI! April 2016 Daripada hanya sekedar menjadi satu Gereja yang semata hanya menerima dan menampung, dengan menjaga bahwa pintu tetap terbuka, marilah juga kita mencoba untuk menjadi satu gereja yang mau menempuh cara-cara yang baru; yaitu berani keluar dari dalam diri sendiri dan pergi mengunjungi mereka yang tidak menghadiri Perayaan Ekaristi lagi, kepada mereka yang telah meninggalkan gereja, atau kepada mereka yang acuh tak acuh. Dapat terjadi bahwa umat meninggalkan gereja, tentu saja dan pasti ada sebabnya, tetapi jika ditangani dengan baik dan sungguh didekati, maka mereka dapat dibawa kembali ke pangkuan gereja. Tetapi untuk hal seperti ini dibutuhkan keteguhan hati dan keberanian. Warta belas kasih dari Yesus Kristus Kita harus mewartakan Injil di mana saja, menyebarkan Kabar Gembira Kerajaan Allah dan penyembuhan; melalui pewartaan kita segala penyakit dan luka-luka dapat disembuhkan. Pelayanan pastoral Gereja hendaknya tidak dilakukan secara paksa dengan penyebaran doktrin-doktrin yang berlebihan dan tidak masuk akal. Pewartaan dengan metode perutusan hendaknya dipusatkan pada hal-hal yang utama, hal-hal yang penting: karena hal-hal inilah yang lebih menarik dan yang membuat orang merasa kagum, yang membuat hati mereka berapi-api, sama halnya dengan murid-murid dari Emmaus. Kita harus mencari suatu keseimbangan yang dibutuhkan, jika tidak walau dengan ajaran moral gereja yang hebat pun nampaknya tidak sesuai , seperti satu bangunan yang terbuat dari kardus dengan mudah dapat roboh, gereja pun akan kehilangan kesegaran dan semangat yang terkandung dalam Injil. Cara penyampaian maksud dan tujuan Injil hendaknya lebih sederhana, mendalam, dan penuh semangat. Hanya dengan cara ini kita bisa mengharapkan bahwa rasa tanggung jawab dan hidup moral dapat berkembang dan bertumbuh. Saya juga mau mengatakan, Anda hendaknya juga mengetahui tentang pewartaan dan apa isi topik yang diwartakan. Pewartaan yang sesungguhnya dan yang baik, selalu harus dimulai dengan mewartakan Kabar Sukacita, dengan mewartakan pembebasan. Tidak ada yang lebih kuat, dalam dan pasti selain dari pewartaan Kabar Sukacita tersebut; setelah itu Anda memulai dengan katekese atau pengajaran. Akhirnya, Anda pun boleh menarik kesimpulan secara moral dan konsekwensinya. Tetapi pewartaan tentang Kasih Allah yang membebaskan adalah yang BELAS KASIH KINI! April 2016 5 pertama dan utama, baru setelah itu Anda boleh berkatekese tentang moral dan agama. Dewasa ini, nampaknya kadang-kadang aturan diganti, yang kurang penting diutamakan dan yang terpenting dikesampingkan. Satu homili merupakan batu ujian: atas kesanggupan seorang gembala dan atas kedekatannya tehadap umatnya, sebab siapa yang berkotbah seharusnya mengenal hati para umat dan harus mampu mengetahui dengan tepat seberapa giat dan kuat kerinduan umat akan Allah. Oleh karena itu, warta Injil tidak dibatasi hanya sampai pada aspek tertentu dan relevan saja, tetapi harus menunjukkan warta belas kasih dari Yesus Kristus. Biarawan / Biarawati adalah Nabi Apa peran khusus para biarawan/ti dalam Gereja dewasa ini? Biarawan/ti adalah nabi-nabi. Mereka telah memilih untuk mengikuti Yesus: mau meniru teladan hidup Yesus, untuk hidup dalam ketaatan kepada kehendak Bapa, memilih hidup miskin, hidup dalam komunitas dan dalam kaul kemurnian. Maksudnya adalah, bahwa kaul-kaul hidup religius itu hendaknya jangan berakhir sebagai karikatur saja, sebab jika demikian halnya maka hidup komunitas menjadi satu neraka dan kaul kemurnian beralih menjadi semacam cara hidup sendiri yang tidak bermanfaat. Kaul kemurnian hendaknya menjadi satu kaul yang yang subur dan menghasilkan buah yang berlimpah. Di dalam Gereja para biarawan/ti dipanggil untuk menjadi nabi secara khusus dalam hal meneladani sebagaimana Yesus telah mengisi hidup-Nya selama di dunia ini dan untuk mewartakan betapa Kerajaan Allah itu sempurna. Hendaknya biarawan/ti jangan pernah lelah untuk berperan sebagai nabi. Hal ini bukan berarti bahwa mereka (harus) menentang struktur yang ada, meskipun tugas seorang nabi dan keberadaan sebuah struktur kadang tidak mudah. Saya berbicara tentang suatu rencana yang selalu harus dilihat dari sisi positif, tetapi hal itu hendaknya jangan membuat kita menjadi tak berdaya. Hendaknya jangan melupakan, begitu banyak Santo dan Santa yang telah melakukan karya-karya agung, para pastor, bruder/frater dan suster, mulai dengan St. Antonius abbas, sampai sekarang. Menjadi seorang nabi, kadang-kadang tersirat berarti membuat perubahan. Saya tidak tahu bagaimana mengungkapkannya dengan baik… Berperan sebagai nabi, secara tidak langsung kadang-kadang dapat menimbulkan keributan, kegemparan, atau ‘huru-hara’. Tetapi pada kenyataannya bahwa kharisma hidup bakti adalah untuk menjadi ragi: sebagai nabi yang mewartakan semangat Kabar Sukacita, Injil. 6 BELAS KASIH KINI! April 2016 Pertanyaan untuk pendalaman dan meditasi 1. Menurut pendapatmu, apa yang membuat Gereja menjadi sebuah Gereja yang berbelas kasih? Coba ingat akan: Keramah-tamahan, pintu terbuka… Berikan contoh-contoh konkrit. 2. Paus Franciscus berkata: ‘Para biarawan/ti adalah nabi. (…) Kharisma kongregasi adalah ragi: seorang nabi yang memancarkan dan mewartakan semangat Kabar Sukacita, Injil.’ Religius yang mana menurut Anda menjadi seorang nabi yang berbelas kasih? Mengapa dan bagaimana ia memberikan inspirasi kepada Anda? 3. Paus Franciskus menyebut dalam teks ini – dan kadang-kadang dalam teks yang lain juga – menyangkut gereja yang ia inginkan. Gereja yang bagaimanakah Anda inginkan? Dimana Anda dapat menemukan Gereja yang Anda inginkan (ada kemiripan)? Tulislah dengan singkat tentang hal tersebut dalam sebuah surat atau dalam bentuk puisi; lukiskanlah juga dalam bentuk berupa gambar dan diskusikanlah hal tersebut dengan sesamamu. Mujizat penggandaan roti. BELAS KASIH KINI! April 2016 7 Memberi makan yang lapar. Beberapa Keterangan: GEREJA YANG BERBELAS KASIH adalah bagian kedua dari tema BELAS KASIH KINI!, serangkaian meditasi yang disiapkan oleh Para Frater CMM dan Suster SCMM, April 2016. Teks-Teks: hal.1, Kisah Para Rasul: 4, 32.34a; Kutipan salah satu surat St. Vinsensius, 21 Juni 1652 (Saint Vincent de Paul, Correspondence, Conferences, Documents Vol. IV, no. 1511). Teks-teks konstitusi pada hal. 2: Konst. CMM I, 9-11, 177-178 dan Konst SCMM 25-26. Kutipan pada hal. 3 di ambil dari ‘de bul Vultus Misericordiae’, Wajah Belas kasih, 12. Teks untuk pendalaman dan meditasi pada hal. 4-6 diambil dari wawancara dengan paus Franciskus oleh Antonio Spadaro SJ dalam majalah Amerika, 19 augustus 2013. Gambar-gambar: hal.1: St. Francesca Romana membagi-bagikan biji gandum kepada orang-orang miskin di Roma ketika terjadi bencana kelaparan. Lukisan dinding di Tor de’ Specchi, Roma (pada abad 15); hal 7: Yesus memberi makan 5000 orang, miniatur di dalam de Biblia Historiale oleh Petrus Comestor (pada abad 14); hal. 8: Satu komunitas religius makan bersama dengan orang miskin di sekeliling meja makan mereka, keramik oleh Luca della Robbia di dalam satu gereja di La Verna, Italia, 1525. 8 BELAS KASIH KINI! April 2016