rapaska adalah 40 hari sebelum Paska di mana umat Katolik berdoa, berpuasa, merenung, dan terlibat dalam tindakan disiplin diri dalam kerohanian. Katolik berbuat demikian, kerana Paska merayakan kebangkitan Kristus, adalah hari suci terbesar dari tahun Kristian (bahkan di atas Natal) dan Katolik telah mengakui bahawa tepat untuk mempersiapkan demi hari yang suci dengan terlibat dalam kedisplinan tersebut. “Melalui puasa dan berdoa, kita membolehkan Dia untuk datang dan memuaskan rasa lapar terdalam yang kita alami di kedalaman diri kita: Yang lapar dan haus akan Tuhan.” – Paus Benediktus XVI EDARAN DALAMAN SAHAJA PEMURIDAN: Menjadi Murid-Murid Harapan 5 Mac 2017 Minggu Prapaska I Alasan Prapaska berlangsung selama 40 hari adalah bahawa 40 adalah jumlah penghakiman tradisional dan ujian kerohanian dalam Alkitab (Kej 7: 4, Kel 24:18, 34:28, Bil 13:25, 14:33, Yoh 3: 4). Prapaska memperingati hubungan khusus dengan 40 hari Kristus menghabiskan puasa di padang gurun sebelum masuk ke dalam pelayanan amnya (Mat 4: 1-11). Katolik mencontohi Kristus dengan menghabiskan 40 hari dalam disiplin rohani sebelum perayaan kemenangan Kristus atas dosa dan kematian. Puasa adalah disiplin alkitabiah yang dapat dipertahankan dari kedua Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kristus mengharapkan pengikut-pengikutnya untuk berpuasa (Mat 9: 14-15) dan instruksi yang dikeluarkan untuk bagaimana mereka harus melakukannya (Mat 6: 16-18). Katolik mengikuti pola ini dengan mengadakan puasa parsial pada hari Rabu Abu dan Jumaat Agung. Pantang dari makanan tertentu juga merupakan disiplin alkitabiah. Dalam Kitab Daniel 10: 2-3 yang kita baca, "Ketika itu aku sedang berkabung selama tiga minggu. Selama tempoh itu, aku tidak makan makanan lazat ataupun daging; aku tidak minum wain ataupun menyikat rambutku. "Katolik menggunakan praktik yang serupa dengan Daniel, sebagai cara memperingati penyaliban Kristus pada hari Jumaat, mereka menjauhkan diri dari makan daging pada hari itu selama masa minggu Prapaska. Satu-satunya jenis daging yang mereka makan pada hari Jumaat adalah ikan, yang merupakan simbol dari Kristus. ✛ Published by: Peninsular Malaysia Pastoral Team Print: Steno Print Sdn Bhd Design: The Mustard Seed Studio [email protected] Mengapa Umat Katolik Berpuasa dan Berpantang Selama Prapaska? BUL 6/2017 “Salib Kristus mengandungi semua kasih Allah; di sana kita menemukan rahmat yang tak terhingga-Nya. Ini adalah cinta di mana kita dapat menempatkan semua kepercayaan kita, di mana kita boleh percaya.... mari kita mempercayakan diri kepada Yesus, mari kita memberikan diri kita kepada-Nya, kerana Dia tidak pernah mengecewakan siapa pun! Hanya di dalam Kristus yang disalibkan dan yang bangkit kita dapat menemukan keselamatan dan penebusan. ” – Paus Fransiskus (Hari Belia Sedunia, Jalan Salib, 26 Julai 2013) EDARAN DALAMAN SAHAJA alan Salib adalah 14 langkah devosi Katolik yang memperingati hari terakhir Yesus Kristus di dunia sebagai manusia. 14 doa-doa, atau perhentian-perhentian, memberi tumpuan pada peristiwa tertentu hari terakhir Kristus, dimulai dengan penghukuman-Nya. Perhentian-perhentian ini pada umumnya digunakan sebagai ziarah mini kerana bergerak secara individu dari perhentian yang satu ke perhentian yang seterusnya. Di setiap perhentian, individu mengenang dan merenungkan peristiwa tertentu dari hari terakhir Kristus. Doa-doa tertentu dibacakan, kemudian individu bergerak dari perhentian berikutnya hingga ke perhentian yang ke 14 secara lengkap. PEMURIDAN: Menjadi Murid-Murid Harapan 12 Mac 2017 Minggu Prapaska ke-2 Liturgi Prapaska berfokus pada penderitaan dan kematian Tuhan hanya pada akhir musim, terutama dengan pengisytiharan Penderitaan Kristus dalam Minggu Palma dan juga pada hari Jumaat Agung. Bacaan Harian antara Minggu Prapaska ke lima dan Minggu Palma juga menunjuk ke arah Penderitaan yang hampir tiba, sehingga menjadi waktu yang tepat untuk berdoa Jalan Salib. Bagaimanapun, minggu- minggu awal Musim Prapaska lebih memberi tumpuan pada Pembaptisan dan perjanjian dari pada Kesengsaraan. Ketika kita berdoa Jalan Salib, kita juga dapat menghubungkannya dengan karakter pembaptisan Prapaska jika kita menempatkan perhentian-perhentian diri sendiri dalam konteks misteri Paska secara keseluruhan. Dalam Pembaptisan, kita jatuh ke dalam misteri kematian dan kebangkitan Kristus, dan komitmen pembaptisan kita termasuk kesediaan untuk memberikan hidup kita demi orang lain seperti yang Yesus lakukan. Mengingati penderitaan dan kematian-Nya dapat mengingatkan kita bahawa kita juga dipanggil untuk menderita agar setia pada panggilan Allah. ✛ Published by: Peninsular Malaysia Pastoral Team Print: Steno Print Sdn Bhd Design: The Mustard Seed Studio [email protected] Mengapa Kita Melakukan Jalan Salib Selama Prapaska? BUL 7/2017 iga pilar tradisional Ibadat dalam musim Prapaska adalah doa, puasa dan amal dan kunci untuk pemahaman baru dari praktik-praktik ini adalah untuk melihat hubungan mereka dalam pembaharuan pembaptisan. “Doa, rahmat dan puasa: ketiganya ini adalah satu, dan mereka memberikan hidup satu sama lain. Puasa adalah jiwa doa; rahmat adalah darah puasa. Jangan ada yang mencoba untuk memisahkan mereka; mereka tidak dapat dipisahkan. Jika Anda hanya memiliki satu dari mereka atau tidak semuanya bersama-sama, Anda tidak memiliki apa-apa.” – St. Petrus Krisologus EDARAN DALAMAN SAHAJA Doa: Memberi peluang masa yang lebih untuk berdoa selama masa Prapaska membuat kita lebih dekat kepada Tuhan. Kita berdoa terutama untuk rahmat janji hidup pembaptisan kita supaya dapat lebih lengkap . Kita perlu untuk berdoa bagi umat pilihan yang akan dibaptis pada hari Paska dan menyokong perjalanan konversi mereka dengan doa kita. PEMURIDAN: Menjadi Murid-Murid Harapan 19 Mac 2017 Minggu Prapaska ke-3 Puasa: Puasa adalah salah satu praktik yang paling kuno yang berhubungan dengan Prapaska. Gereja awal berpuasa secara ketat selama dua hari sebelum perayaan Malam Paska. Puasa ini kemudian diperpanjang menjadi 40 hari menjelang Paska. Puasa adalah cara untuk perkembangan daya kawal diri. Dan sering menjadi bantuan untuk berdoa, semasa kita lapar dapat mengingatkan kita pada rasa lapar kita untuk Allah. Ada dimensi penting lain daripada puasa. Nabi Yesaya menegaskan bahawa puasa tanpa mengubah perilaku kita adalah tidak berkenan kepada Allah (lihat : Yes 58: 6-7). Puasa juga harus dihubungkan dengan kepedulian kita terhadap orang-orang yang terpaksa berpuasa kerana kemiskinan mereka , yang menderita kerana ketidakadilan struktur ekonomi dan politik kita, orang-orang yang tanpa alasan apapun memerlukannya. Dengan demikian puasa juga, berhubungan dengan hidup janji-janji baptis kita. Amal: Harus jelas pada titik ini bahawa amal, pilar tradisional yang ketiga, berhubungan dengan komitmen pembaptisan kita dengan cara yang sama. Ini adalah tanda kepedulian kita untuk mereka yang memerlukan dan ungkapan rasa syukur kita untuk semua yang telah diberikan Allah kepada kita. Karya amal dan promosi keadilan adalah elemen yang tidak terpisahkan dari gaya hidup Kristian kita sejak ketika kita dibaptis. ✛ Published by: Peninsular Malaysia Pastoral Team Print: Steno Print Sdn Bhd Design: The Mustard Seed Studio [email protected] Mengapa Gereja Menggalakkan doa, puasa dan beramal Selama Prapaska? BUL 8/2017 da beberapa teori tentang asal-usul praktik kunjungan gereja. Menurut beberapa, kebiasaan mengunjungi tujuh gereja pada malam hari Khamis Putih tampaknya telah dikembangkan di Roma pada abad ke-16 dan diperkenalkan oleh Sto. Filipus Neri, dia merupakan seorang Imam dari sebuah paroki di kota Roma. Orang-orang akan mengunjungi tujuh basilika di Roma, berdoa dan beradorasi beberapa waktu di masing-masing paroki. “Kehebatan cinta kita dari Allah harus diuji oleh keinginan kita yang menderita kerana cinta-Nya.” – St. Filipus Neri Murid-Murid Harapan 26 Mac 2017 Minggu Prapaska ke-4 Meskipun tidak seberapa jelas di mana tepatnya tradisi mengunjungi tujuh gereja pada hari Khamis Putih pertama itu berasal, kemungkinan berakar dalam tradisi Kristian awal dari mengunjungi tempat-tempat yang merujuk kepada Penderitaan Kristus. Namun, di Roma, kebiasaan ini berhubungan erat dengan kunjungan dari tujuh basilika utama (St. Peter, St. Paul Outside the Wall, St. John Lateran, St. Mary Major, Santa Croce di Gerusalemme, St. Lawrence Outside the Walls, dan St. Sebastian). Memuja altar dalam kesunyian pada malam Khamis Putih memberikan kesetiaan iman dalam kesempatan untuk melewatkan malam bersama dengan Tuhan, mengingat penderitaan dan kesepian sambil menunggu penyaliban-Nya. Kemegahan Tabernakel secara tradisional yang dihiasi juga menawarkan pengingat kemuliaan Kebangkitan yang merupakan kesimpulan yang pasti dari Triduum Paska. Pertanyaannya masih tetap ada, mengapa ziarah asli di Roma melibatkan tujuh gereja ( daripada misalnya, hanya empat basilika patriarki). Dalam Kitab Suci dan Tradisi, angka tujuh selalu dianggap sebagai jumlah yang melambangkan kesempurnaan, dari tujuh hari dalam seminggu penciptaan oleh Allah dalam Kitab Kejadian (2: 2-3) dengan "tujuh roh di hadapan takhta Allah" di Kitab Wahyu (1: 4) - sebuah buku yang penuh dengan angka tujuh, dan (termasuk pesan Yesus untuk "tujuh gereja", 1: 4). ✛ EDARAN DALAMAN SAHAJA PEMURIDAN: Menjadi Published by: Peninsular Malaysia Pastoral Team Print: Steno Print Sdn Bhd Design: The Mustard Seed Studio [email protected] Apa Erti Penting Dari mengunjungi tujuh Gereja Pada Hari Khamis Putih ? BUL 9/2017