MODUL PERKULIAHAN EJAAN Pokok Bahasan 1. 2. 3. Pengertian ejaan Sejarah perkembangan ejaan Ruang lingkup ejaan Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Manajemen s1 Tatap Muka 12 Kode MK Disusun Oleh 90008 Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Abstract Kompetensi Ejaan suatu bahasa tldak saja berkisar pada 1. persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tandatanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan tanda baca. Perkembangan ejaan dimulai Ejaan van Ophuijsen (1901), Ejaan Soewandi atau Republik (1947—1072), Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EyD). Masing-masing memiliki kekhasannya. 2. 3. 4. Mahasiswa dapat memahami pengertian ejaan Mahasiswa dapat memahami sejarah ejaan Mahasiswa dapat memahami perkembangan ejaan. Mahasiswa dapat memahami ruang lingkup ejaan. Pembahasan EJAAN 12.1 Standar Kopetensi Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian, sejarah, perkembangan, dan ruang lingkup ejaan. 12.2 Pengertian Ejaan Dalam bahasa tulis, kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan. Segala macam tanda tersebut untuk mengambarkan perhentian antara, perhentian akhir, tekanan, tanda tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut dinamakan tanda baca. Tanda yang ditemukan dalam bahasa tulis merupakan bagian dari kaidah ejaan dalam-suatu bahasa. Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang apa yang dimaksud dengan ejaan. Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana hubungan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan dari lambang-lambang itu pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi uiaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekadar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti bagaimana memotongmotong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhanimbuhan maupun antara kata dan kata. Pemotongan itu harus berguna bagaimana 2015 2 Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di sana. Selain itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan brimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan. Ejaan turut menentukan kebakuan dan ketidakbakuan kalimat. jika ejaannya benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku dan jika ejaannya salah, sebuah kalimat dapat menjadi tidak baku. Kesalahan ejaan biasanya terjadi pada penggunaan tanda koma yang salah, dan kesalahan penulisan sapaan. Kenyataan yang terjadi adalah bahwa masih banyak dari para pemakai bahasa yang salah ketika menerapkan ejaan baku yang telah ditetapkan, seperti pemakaian tanda baca. Pemahaman ejaan merupakan satu aspek penting dalam mendukung penggunaan suatu bahasa termasuk tentunya penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Hal ini disebabkan gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Dalam bahasa lisan, faktor gerak-gerik, mimik, intonasi, irama, jeda, serta unsur-unsur nonbahasa tersebut tidak terdapat di dalam bahasa tulis. ketiadaan itu meny.ullitkan komunikasi dan memberikan peluang terjadinya kesalahpahaman. Di sinilah ejaan dan tanda baca (pungtuasi) berperan sampai pada batas-batas tertentu, menggantikan beberapa unsur nonbahasa yang diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.Elaan yang dimuat dalam buku ini sengaja dikutipkan dari aturan-aturan berbahasa yang terangkum dalam Pedoman (Jmum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang dikeluarkan ulang pada tahun 2008 oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, melalui penerbit Balai Pustaka. 2015 3 Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan pertama bahasa Indonesia tersebut diambil dari nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa dan diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik yang dipakai selama 25 tahun. Ejaan van Ophuijsen baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka. Ejaan van Ophuijsen yang ditetapkan sebagai ejaan bahasa Melayu pada tahun 1901 tersebut memiliki ciri khas yang menonjol yaitu penggunaan huruf j untuk menuliskan kata-kata jang dan sajang, penggunaan huruf oe untuk menuliskan kata goeroe dan kamoe, serta digunakannya tanda diakritik dan trema pada kata ma'moer dan do’a. Setelah mengalami perkembangan, kedudukan Ejaan van Ophuijsen tergantikan oleh Ejaan Soewandi. Ejaan Soewandi atau Republik ditetapkan pada tahun 1947 untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ciri yang menonjol adalah penggunaan huruf u untuk menggantikan huruf oe, penggunaan bunyi sentak k menggantikan tanda diakritik, dan penulisan kata depan di dan awalan di- yang sama, yakni dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah peraturan bahasa Indonesia yang diberlakukan sejak tahun 1972 pada saat Kongres Bahasa Indonesia hingga saat ini. Sebagaimana yang telah diungkapkan pada paragraf sebelumnya, ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempuirnakan (EyD). EyD mulai diberlakukan tepatnya pada tahun 1972. Ejaan ini merupakan ejaan yang ketiga dalamn sejarah bahasa Indonesia. Hal ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama 25 tahun yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri P dan K Republik Indonesia pada saat ejaan itu diresmikan pada tahun 1947). Untuk sekadar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus untuk membandingkannya dengan ejaan sekarang, perhatikan pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu dalam tabel di bawah ini. PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF DALAM TIGA EIAAN BAHASA INDONESIA 2015 4 Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ejaan yang Disempurnakan (EyD) (1972—sekarang) khusus Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) (1947—1972) Ejaan van Ophuijsen (1901—1947) chusus choesoes Jumat Jum’at Djoem’at yakni jakni ja’ni paying pajung pajoeng cucu tjutju tjoetjoe sunyi sunji soenji 10.3 Seiarah Perkembangan Eiaan Dalam buku yang berjudul Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Prof. Dr. H. Zaenal Arifin, M.Hum. bersama dengan Drs. S. Amran Tasai, M.Hum. memaparkan dengan cukup lengkap perjalanan perkembangan ejaan yang terdapat di Indonesia, mulai ejaan yang pertama yang digunakan di Indonesia, sebagaimana telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, yaitu Ejaan van Ophuijsen, sampai dengan ejaan yang dipakai saat ini, yaitu Ejaan yang Disempurnakan (EyD). Ejaan van Ophuijsen ditetapkan pada tahun 1901 yang merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Van Ophuijsen merancang ejaan itu dan dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan van Ophuijsen adalah sebagai berikut. a. Huruf j dipakai untuk menuliskan kata seperti jang, sajang, dan pajah. b. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata seperti goeroe, itoe, dan oemoer. c. Tanda diakritik, yaitu koma, ain, dan tanda trema, seperti ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dan dimamai’. Ejaan Soewandi ditetapkan pada tanggal 19 Maret 1947 untuk menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut: a. Huruf oe diganti dengan u, seperti guru, itu, umur. b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata tak, pak, maklum, dan rakjat. 2015 5 Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id c. Kata ulang boleh mengguanakan angka 2, seperti anak2, berjalan2, dan kebarat2an. d. Imbuhan di- dan kata depan di sama-sama ditulis serangkai, seperti diambil, ditulis, dan dimainkan serta dirumah, dikedai, dan didesa. Ejaan Melindo yang merupakan kependekan dari ejaan Melayu Indonesia merupakan konsep ejaan bersama antara Indonesia dengan Malaysia. Pada akhir tahun 1959, sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, sebagai ketua) menghasilkan konsep ejaan tersebut. Perkembangan politik selama bertahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, tahun l972 .Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) menyebarkan buku kecil yang berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim sebagai ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan lstilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987. Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sebagai berikut: Perubahan Huruf Ejaan Soewandi 2015 EyD dj djalan, djauh j jalan, jauh j y payung, layu pajung, laju nj njonja ny nyonya sj isjarat sy isyarat tj tjukup, tjutji c 6 cukup, cuci Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ch tarich, ackir kh tarikh, akhir Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi Sebagaui unsur serapan abjad asing, diresmikan pemakaiannya. f maaf, fakir v valuta, universitas z zeni,lezat Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai, seperti a:b = p:q, sinar-X Penulisan di- alau ke- sebagai imbuhan berupa awalan dan dengan di atau ke sebagai kata depan dibedakan, yaitu di- alau ke- sebagai awalan ditullis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan yang mengikutinya. di (kata depan) di- (awalan) ditulis di kampus dibakar di rumah dilempar di jalan dipikirkan di sini kekasih ke luar negeri kehendak ke atas Kata ulang ditulis secara penuh dengan huruf dan tidak boleh menggunakan angka dua, seperti anak-anak, berjalan-jalan, dan meloncat-loncat. 10.4 Ruang Lingkup Eiaan Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EyD) adalah a. pemakaian huruf: abjad, vokal, konsonan, pemenggalan kata, dan nama diri. b. penulisan huruf: huruf kapital dan huruf miring; 2015 7 Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id c. penulisan kata: kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti kau, ku, mu, dan nya, kata depan di, ke, dan dari,kata sandang si dan sang, partikel, singkatan dan akronim, angka dan lambang bilangan; d. penulisan unsur serapan, terutama kata-kata yang berasal dari bahasa asing; e. tanda baca dalam penulisan. Tanda baca tersebut meliputi tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (-), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((.)), tanda kurung siku ([...]), tanda petik ganda ("..:'), tanda petik tunggal ('...'), tanda garis miring (/), tanda penyingkat ('). Bandingkanlah kedua paragraf berikut ini! kelahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma norma atau perilaku teratur yang menyeLabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia prilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil wakil masyarakat seharusnya ada suatu keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan perbedaan perbedaan tersebut mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan kepentingan pokok yang harus dilindungi Dapatkah Anda memahami tulisan tersebut di atas? Mungkin saja Anda dapat memahaminya. Namun, tentunya agak sulit. Cobalah baca kembali tulisan di bawah ini. Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-norma atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketenteraman kehidupan manusia. Perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat. Seharusnya ada suatu keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan-kepentingan pokok yang harus dilindungi. Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki ejaannya jaauh lebih mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami. Itulah mengapa 2015 8 Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kemampuan dalam menerapkan ejaan dan tanda baca sangat dituntut dalam tulismenulis. Ini dapat disimpulkan bahwa peran ejaan dan tanda baca sangatlah penting dalam karang-mengarang, bahkan mutllak perlu. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang uraian pemakaian dan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan tanda baca. Pemakaian dan penulisan huruf sangatlah penting untuk melahirkan sebuah kalimat yang mudah untuk dipahami. Jika sudah memahami cara pemakaian dan penulisan huruf, pelajari cara penulisan kata. Penulisan kata sangatlah penting karena dalam berbahasa kita menggunakan kata. Dalam berbahasa seringkali kata dasar mengalami perubahan karena mendapat pengimbuhan, pengulangan, dan penggabungan. Kemudian, dalam perkembangannya bahasa Indonesia banyak menyerap unsur pelbagai bahasa lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan ini ada yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapan maupun punulisannya, dan ada yang belum sepenuhnya disesuaikan. Suatu hal yang sering disesuaikan dalam penulisan adalah tanda baca. Banyak penulis yang kurang bahkan tidak mengindahkan penulisan tanda baca ini. Padahal, tanda baca ini sangat berperan dalam penulisan. Adanya tanda baca akan membantu pembaca dalam memahami tulisan dengan tepat. Sebaliknya, tidak adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan, bahkan mungkin dapat mengubah pengertian suatu kalimat. 1. Huruf kapital dan miring di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti tertera di bawah ini a. Huruf kapital digunakan pada awal nama: 1) Orang: Ahmad Syauqi, Muhammad Faisal 2) tahun : tahun Kabisat' tahun Masehi 3) bulan : bulan November' bulan Maret 4) hari: hari Senin, hari Jumat 5) peristiwa sejarah: Perang Diponegoro, hari Pahlawan 6) suku Jawa, suku Bugis, suku Betawi 2015 9 Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 7) bangsa: bangsa Rusia, bangsa Cina, bangsa Indonesia 8) agama: agama Hindu, agama Kristen 9) gelar yang dikuti nama: Doktor Soekarno, Insinyur Jokowi 10) jabatan yang diikuti nama: Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta b. Huruf miring digunakan Pada nama: 1) buku : buku Kebangkitan Rusia 2) majalah: majalah Gatra, Tempo 3) surat kabar: surat kabar Republika, Kompas 4) istilah asing: de facto, de jure 5) istilah ilmiah: Lumbricus rubellus 6) kata daerah: Baa kaba? ‘Apa kabar?’ (Minang); damang ‘sehat’ (Sunda) 2. Penulisan Kata a. Kata dasar ditulis terpsah: Gubernur DKI hadir dalam acara itu. b. Kata berimbuhan ditulis serangkai: Buku itu dijual murah. c. Gabungan kata ditulis serangkai: lepas landas, kerja sama, sumber daya manusia. d. Unsur terikat ditulis serangkai: dwifungsi, ekosistem, Pancasila. e. Kata depan ditulis serangaki: di kantor, ke bandara, dari desa. f. Angka dan bilangan ditulis 1) Angka: Ada 50 mahasiswa di ruang itu: 20 laki-laki dan 30 perempuan. 2) Huruf: Ada lima puluh mahasiswa di ruang itu. g. Singkatan dan akronim 1) Singkatan: DPR, MK, MA Prof. Dr. M.R. Ramatullah, S.H., M.H. Jln. Gajah Mada No. 10 a.l., Sdr., dst. 2) Akronim: 2015 10 Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemenag Kementerian Agama Dirjen Dikti Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Penulisan Unsur Serapan active aktif success sukses communication komunikasi quality kualitas taqdir takdir ma’siyyah maksiat 4. Tanda Baca a. Tanda koma (,) di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti berikut ini. 1) Perincian: Anita membeli buku, pensil, dan penggaris. 2) Pemisah klausa anak dan klausa induk: Jika datang, Tono akan mendapatkan sebuah kejutan. 3) Kesimpulan: Dengan demikian, kita harus memenangkan pertandingan ini. 4) Aposisi: Wanti, istriku, sangat cantik. b. Tanda titik (.) di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti berikut ini. 1) Memisahkan angka, jam, menit' dan detik': Peristiwa itu terjadi pada pukul 12.30.45. 2) Memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya: Kota itu berpenduduk25.765 orang. 3) Mengakhiri kalimat berita: Sekarang saatnya kita pulang. c. Tanda hubung (-) digunakan antara lain untuk hal-hal berikut ini. 1) menyambungkan kata atau suku kata: cap-lok, Ap-ril 2) menyambung kata ulang: berkali-kali, kehijau-hijauan 3) menyambung kata yang dieja: m-e-m-p-e-r-t-a-n-g-g-u-n-g-j-a-w-a-b-k-a-n 4) memperjelas frasa panjang: dua bungkus-rokok atau dua-bungkus rokok 5) menvambung imbuhan dengan angka atau huruf kapital: ke-66, se-|akarta 6) menyambung kata dengan singkatan satu huruf: sinar-X 2015 11 Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 7) merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing: di-smash d. Tanda petik ("...") digunakan antara lain untuk: 1) petikan dari pembicaraan atau bahan tertulis lain: Abi berkata, "Dia yang bersalah.” 2) mengapit judul syaia puisi, bab, lagu, karangan: Siapa pencipta "pelangi"? 3) mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal: Pekerjaan tersebut dikerjakan hanya dengan system coba dan ralat. 4) mengapit kata atau ungkapan dengan arti khusus: Agus sering disebut pahlawan' di desanya karena berhasil memperjuangkan aspirasi warga. 2015 12 Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Alek A. dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Akhadiah, Sabarti dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arifin, E. Zaenal dan S. AmranTasai. 2012. Cermat Berbahasa lndonesia untuk Perguruan Tinggi sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Tangerang: Pustaka Mandiri. Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Lembaga pendidikan Primagama. 2003. Metode Smart Solution Bahasa lndonesia. Yogyakarta: Andi Offset. Nasucha, Yakub dkk. 2010. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis llmiah:Mata Kuliah Kepribadian. Yogyakarta: Media Perkasa. Rosidi, Ajip. 2010 Bus, Bis, Bas. Jakarta: Pustaka Jaya. 2015 13 Bahasa Indonesia Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id