Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EyD)

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
EJAAN
Pokok Bahasan
1.
2.
3.
Pengertian ejaan
Sejarah perkembangan ejaan
Ruang lingkup ejaan
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen s1
Tatap Muka
12
Kode MK
Disusun Oleh
90008
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Abstract
Kompetensi
Ejaan suatu bahasa tldak saja berkisar pada
1.
persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi
ujaran serta bagaimana menempatkan tandatanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi
pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, dan penggunaan tanda
baca.
Perkembangan
ejaan
dimulai
Ejaan
van
Ophuijsen (1901), Ejaan Soewandi atau Republik
(1947—1072), Ejaan
Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EyD). Masing-masing memiliki
kekhasannya.
2.
3.
4.
Mahasiswa dapat memahami pengertian
ejaan
Mahasiswa dapat memahami sejarah ejaan
Mahasiswa dapat memahami perkembangan
ejaan.
Mahasiswa dapat memahami ruang lingkup
ejaan.
Pembahasan
EJAAN
12.1 Standar Kopetensi
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami pengertian, sejarah, perkembangan, dan ruang lingkup ejaan.
12.2 Pengertian Ejaan
Dalam bahasa tulis, kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang
digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan.
Segala macam tanda tersebut untuk mengambarkan perhentian antara, perhentian
akhir, tekanan, tanda tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut dinamakan tanda
baca. Tanda yang ditemukan dalam bahasa tulis merupakan bagian dari kaidah
ejaan dalam-suatu bahasa. Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang apa yang
dimaksud dengan ejaan.
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
hubungan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan dari lambang-lambang itu
pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang
dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur
serapan, dan pemakaian tanda baca. Ejaan adalah keseluruhan peraturan
melambangkan bunyi uiaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata,
huruf, dan tanda baca. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan
bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Batasan tersebut menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata
mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata;
sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekadar
masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana
melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda
baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti bagaimana memotongmotong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhanimbuhan maupun antara kata dan kata. Pemotongan itu harus berguna bagaimana
2015
2
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak
memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di sana. Selain itu, penggunaan huruf
kapital juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan
dengan ejaan yang tepat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan
bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana
interrelasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam
suatu bahasa disebut ejaan.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
bentuk akan brimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang
mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh
setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada,
terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan
antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan turut menentukan kebakuan dan ketidakbakuan kalimat. jika ejaannya
benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku dan jika ejaannya salah, sebuah kalimat
dapat menjadi tidak baku. Kesalahan ejaan biasanya terjadi pada penggunaan tanda
koma yang salah, dan kesalahan penulisan sapaan. Kenyataan yang terjadi adalah
bahwa masih banyak dari para pemakai bahasa yang salah ketika menerapkan
ejaan baku yang telah ditetapkan, seperti pemakaian tanda baca.
Pemahaman ejaan merupakan satu aspek penting dalam mendukung
penggunaan suatu bahasa termasuk tentunya penggunaan bahasa Indonesia yang
benar. Hal ini disebabkan gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka
lebih mudah atau lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Dalam bahasa lisan,
faktor gerak-gerik, mimik, intonasi, irama, jeda, serta unsur-unsur nonbahasa
tersebut tidak terdapat di dalam bahasa tulis. ketiadaan itu meny.ullitkan komunikasi
dan memberikan peluang terjadinya kesalahpahaman. Di sinilah ejaan dan tanda
baca (pungtuasi) berperan sampai pada batas-batas tertentu, menggantikan
beberapa unsur nonbahasa yang diperlukan untuk memperjelas gagasan atau
pesan.Elaan yang dimuat dalam buku ini sengaja dikutipkan dari aturan-aturan
berbahasa yang terangkum dalam Pedoman (Jmum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan yang dikeluarkan ulang pada tahun 2008 oleh Pusat Bahasa,
Departemen Pendidikan Nasional, melalui penerbit Balai Pustaka.
2015
3
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan van Ophuijsen.
Ejaan pertama bahasa Indonesia tersebut diambil dari nama seorang guru besar
Belanda yang juga pemerhati bahasa dan diberlakukan pada tahun 1901 oleh
pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van
Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik yang dipakai
selama 25 tahun. Ejaan van Ophuijsen baru diganti setelah dua tahun Indonesia
merdeka. Ejaan van Ophuijsen yang ditetapkan sebagai ejaan bahasa Melayu pada
tahun 1901 tersebut memiliki ciri khas yang menonjol yaitu penggunaan huruf j untuk
menuliskan kata-kata jang dan sajang, penggunaan huruf oe untuk menuliskan kata
goeroe dan kamoe, serta digunakannya tanda diakritik dan trema pada kata
ma'moer dan do’a.
Setelah mengalami perkembangan, kedudukan Ejaan van Ophuijsen
tergantikan oleh Ejaan Soewandi. Ejaan Soewandi atau Republik ditetapkan pada
tahun 1947 untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ciri yang menonjol adalah
penggunaan huruf u untuk menggantikan huruf oe, penggunaan bunyi sentak k
menggantikan tanda diakritik, dan penulisan kata depan di dan awalan di- yang
sama, yakni dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah peraturan bahasa
Indonesia yang diberlakukan sejak tahun 1972 pada saat Kongres Bahasa Indonesia
hingga saat ini. Sebagaimana yang telah diungkapkan pada paragraf sebelumnya,
ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempuirnakan (EyD). EyD
mulai
diberlakukan tepatnya pada tahun 1972. Ejaan ini merupakan ejaan yang ketiga
dalamn
sejarah
bahasa
Indonesia.
Hal
ini
memang
merupakan
upaya
penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama 25 tahun yang
dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri P dan K
Republik Indonesia pada saat ejaan itu diresmikan pada tahun 1947). Untuk sekadar
memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan
sekaligus untuk membandingkannya dengan ejaan sekarang, perhatikan pemakaian
huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu dalam tabel di
bawah ini.
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF
DALAM TIGA EIAAN BAHASA INDONESIA
2015
4
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ejaan yang
Disempurnakan
(EyD) (1972—sekarang)
khusus
Ejaan Republik (Ejaan
Soewandi) (1947—1972)
Ejaan van Ophuijsen
(1901—1947)
chusus
choesoes
Jumat
Jum’at
Djoem’at
yakni
jakni
ja’ni
paying
pajung
pajoeng
cucu
tjutju
tjoetjoe
sunyi
sunji
soenji
10.3 Seiarah Perkembangan Eiaan
Dalam buku yang berjudul Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Prof. Dr. H. Zaenal Arifin, M.Hum. bersama dengan Drs. S. Amran Tasai, M.Hum.
memaparkan dengan cukup lengkap perjalanan perkembangan ejaan yang terdapat
di Indonesia, mulai ejaan yang pertama yang digunakan di Indonesia, sebagaimana
telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, yaitu Ejaan van Ophuijsen, sampai
dengan ejaan yang dipakai saat ini, yaitu Ejaan yang Disempurnakan (EyD).
Ejaan van Ophuijsen ditetapkan pada tahun 1901 yang merupakan ejaan
bahasa Melayu dengan huruf Latin. Van Ophuijsen merancang ejaan itu dan dibantu
oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan van Ophuijsen adalah sebagai berikut.
a. Huruf j dipakai untuk menuliskan kata seperti jang, sajang, dan pajah.
b. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata seperti goeroe, itoe, dan oemoer.
c.
Tanda diakritik, yaitu koma, ain, dan tanda trema, seperti ma’moer, ‘akal, ta’, pa’,
dan dimamai’.
Ejaan Soewandi ditetapkan pada tanggal 19 Maret 1947 untuk menggantikan ejaan
sebelumnya, yaitu Ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi
julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian
ejaan itu adalah sebagai berikut:
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti guru, itu, umur.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata tak, pak,
maklum, dan rakjat.
2015
5
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Kata ulang boleh mengguanakan angka 2, seperti anak2, berjalan2, dan
kebarat2an.
d. Imbuhan di- dan kata depan di sama-sama ditulis serangkai, seperti diambil,
ditulis, dan dimainkan serta dirumah, dikedai, dan didesa.
Ejaan Melindo yang merupakan kependekan dari ejaan Melayu Indonesia
merupakan konsep ejaan bersama antara Indonesia dengan Malaysia. Pada akhir
tahun 1959, sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir
bin Ismail, sebagai ketua) menghasilkan konsep ejaan tersebut. Perkembangan
politik selama bertahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972. Peresmian ejaan baru
itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, tahun l972 .Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (P&K) menyebarkan buku kecil yang berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan” sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Karena
penuntun
itu
perlu
dilengkapi,
Panitia
Pengembangan
Bahasa
Indonesia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No.
156/P/1972 (Amran Halim sebagai ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan lstilah.
Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan
surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 543a/U/1987 pada tanggal 9
September 1987. Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sebagai berikut:
Perubahan Huruf
Ejaan Soewandi
2015
EyD
dj djalan, djauh
j
jalan, jauh
j
y
payung, layu
pajung, laju
nj njonja
ny nyonya
sj isjarat
sy isyarat
tj tjukup, tjutji
c
6
cukup, cuci
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ch tarich, ackir
kh tarikh, akhir
Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi
Sebagaui unsur serapan abjad asing, diresmikan pemakaiannya.
f maaf, fakir
v valuta, universitas
z zeni,lezat
Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai, seperti
a:b = p:q, sinar-X
Penulisan di- alau ke- sebagai imbuhan berupa awalan dan dengan di atau ke
sebagai kata depan dibedakan, yaitu di- alau ke- sebagai awalan ditullis serangkai
dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis
terpisah dengan yang mengikutinya.
di (kata depan)
di- (awalan)
ditulis
di kampus
dibakar
di rumah
dilempar
di jalan
dipikirkan
di sini
kekasih
ke luar negeri
kehendak
ke atas
Kata ulang ditulis secara penuh dengan huruf dan tidak boleh menggunakan angka
dua, seperti anak-anak, berjalan-jalan, dan meloncat-loncat.
10.4 Ruang Lingkup Eiaan
Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EyD) adalah
a. pemakaian huruf: abjad, vokal, konsonan, pemenggalan kata, dan nama diri.
b. penulisan huruf: huruf kapital dan huruf miring;
2015
7
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. penulisan kata: kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata
ganti kau, ku, mu, dan nya, kata depan di, ke, dan dari,kata sandang si dan
sang, partikel, singkatan dan akronim, angka dan lambang bilangan;
d. penulisan unsur serapan, terutama kata-kata yang berasal dari bahasa asing;
e. tanda baca dalam penulisan. Tanda baca tersebut meliputi tanda titik (.),
tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda
pisah (-), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((.)),
tanda kurung siku ([...]), tanda petik ganda ("..:'), tanda petik tunggal ('...'),
tanda garis miring (/), tanda penyingkat (').
Bandingkanlah kedua paragraf berikut ini!
kelahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma norma atau
perilaku teratur yang menyeLabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman
kehidupan manusia prilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya
dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi
wakil wakil masyarakat seharusnya ada suatu keserasian pendapat antara kedua
unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan perbedaan perbedaan
tersebut mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai
kepentingan kepentingan pokok yang harus dilindungi
Dapatkah Anda memahami tulisan tersebut di atas? Mungkin saja Anda dapat
memahaminya. Namun, tentunya agak sulit. Cobalah baca kembali tulisan di bawah
ini.
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-norma atau
perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketenteraman
kehidupan manusia. Perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya
dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi
wakil-wakil masyarakat. Seharusnya ada suatu keserasian pendapat antara kedua
unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan
tersebut mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai
kepentingan-kepentingan pokok yang harus dilindungi.
Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki
ejaannya jaauh lebih mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami. Itulah mengapa
2015
8
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemampuan dalam menerapkan ejaan dan tanda baca sangat dituntut dalam tulismenulis.
Ini dapat disimpulkan bahwa peran ejaan dan tanda baca sangatlah penting
dalam karang-mengarang, bahkan mutllak perlu. Untuk itu, ada beberapa hal yang
perlu diketahui tentang uraian pemakaian dan penulisan huruf, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, dan tanda baca. Pemakaian dan penulisan huruf
sangatlah penting untuk melahirkan sebuah kalimat yang mudah untuk dipahami.
Jika sudah memahami cara pemakaian dan penulisan huruf, pelajari cara penulisan
kata. Penulisan kata sangatlah penting karena dalam berbahasa kita menggunakan
kata. Dalam berbahasa seringkali kata dasar mengalami perubahan karena
mendapat pengimbuhan, pengulangan, dan penggabungan. Kemudian, dalam
perkembangannya bahasa Indonesia banyak menyerap unsur pelbagai bahasa lain,
baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur
serapan ini ada yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, baik
pengucapan maupun punulisannya, dan ada yang belum sepenuhnya disesuaikan.
Suatu hal yang sering disesuaikan dalam penulisan adalah tanda baca. Banyak
penulis yang kurang bahkan tidak mengindahkan penulisan tanda baca ini. Padahal,
tanda baca ini sangat berperan dalam penulisan. Adanya tanda baca akan
membantu pembaca dalam memahami tulisan dengan tepat. Sebaliknya, tidak
adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan, bahkan
mungkin dapat mengubah pengertian suatu kalimat.
1. Huruf kapital dan miring di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti tertera di
bawah ini
a. Huruf kapital digunakan pada awal nama:
1) Orang: Ahmad Syauqi, Muhammad Faisal
2) tahun : tahun Kabisat' tahun Masehi
3) bulan : bulan November' bulan Maret
4) hari: hari Senin, hari Jumat
5) peristiwa sejarah: Perang Diponegoro, hari Pahlawan
6) suku Jawa, suku Bugis, suku Betawi
2015
9
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7) bangsa: bangsa Rusia, bangsa Cina, bangsa Indonesia
8) agama: agama Hindu, agama Kristen
9) gelar yang dikuti nama: Doktor Soekarno, Insinyur Jokowi
10) jabatan yang diikuti nama: Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta
b. Huruf miring digunakan Pada nama:
1) buku : buku Kebangkitan Rusia
2) majalah: majalah Gatra, Tempo
3) surat kabar: surat kabar Republika, Kompas
4) istilah asing: de facto, de jure
5) istilah ilmiah: Lumbricus rubellus
6) kata daerah: Baa kaba? ‘Apa kabar?’ (Minang); damang ‘sehat’ (Sunda)
2. Penulisan Kata
a. Kata dasar ditulis terpsah: Gubernur DKI hadir dalam acara itu.
b. Kata berimbuhan ditulis serangkai: Buku itu dijual murah.
c. Gabungan kata ditulis serangkai: lepas landas, kerja sama, sumber daya
manusia.
d. Unsur terikat ditulis serangkai: dwifungsi, ekosistem, Pancasila.
e. Kata depan ditulis serangaki: di kantor, ke bandara, dari desa.
f. Angka dan bilangan ditulis
1) Angka: Ada 50 mahasiswa di ruang itu: 20 laki-laki dan 30 perempuan.
2) Huruf: Ada lima puluh mahasiswa di ruang itu.
g. Singkatan dan akronim
1) Singkatan:
DPR, MK, MA
Prof. Dr. M.R. Ramatullah, S.H., M.H.
Jln. Gajah Mada No. 10
a.l., Sdr., dst.
2) Akronim:
2015
10
Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemenag
Kementerian Agama
Dirjen Dikti
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Penulisan Unsur Serapan
active
 aktif
success
 sukses
communication
 komunikasi
quality
 kualitas
taqdir
 takdir
ma’siyyah
 maksiat
4. Tanda Baca
a. Tanda koma (,) di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti berikut ini.
1) Perincian: Anita membeli buku, pensil, dan penggaris.
2) Pemisah klausa anak dan klausa induk: Jika datang, Tono akan mendapatkan
sebuah kejutan.
3) Kesimpulan: Dengan demikian, kita harus memenangkan pertandingan ini.
4) Aposisi: Wanti, istriku, sangat cantik.
b. Tanda titik (.) di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti berikut ini.
1) Memisahkan angka, jam, menit' dan detik': Peristiwa itu terjadi pada pukul
12.30.45.
2) Memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya: Kota itu berpenduduk25.765
orang.
3) Mengakhiri kalimat berita: Sekarang saatnya kita pulang.
c. Tanda hubung (-) digunakan antara lain untuk hal-hal berikut ini.
1) menyambungkan kata atau suku kata: cap-lok, Ap-ril
2) menyambung kata ulang: berkali-kali, kehijau-hijauan
3) menyambung kata yang dieja: m-e-m-p-e-r-t-a-n-g-g-u-n-g-j-a-w-a-b-k-a-n
4) memperjelas frasa panjang: dua bungkus-rokok atau dua-bungkus rokok
5) menvambung imbuhan dengan angka atau huruf kapital: ke-66, se-|akarta
6) menyambung kata dengan singkatan satu huruf: sinar-X
2015
11
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7) merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing: di-smash
d. Tanda petik ("...") digunakan antara lain untuk:
1) petikan dari pembicaraan atau bahan tertulis lain: Abi berkata, "Dia yang
bersalah.”
2) mengapit judul syaia puisi, bab, lagu, karangan: Siapa pencipta "pelangi"?
3) mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal: Pekerjaan tersebut dikerjakan
hanya dengan system coba dan ralat.
4) mengapit kata atau ungkapan dengan arti khusus: Agus sering disebut
pahlawan' di desanya karena berhasil memperjuangkan aspirasi warga.
2015
12
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Alek A. dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Akhadiah, Sabarti dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Arifin, E. Zaenal dan S. AmranTasai. 2012. Cermat Berbahasa lndonesia untuk
Perguruan Tinggi sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.
Tangerang: Pustaka Mandiri.
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan
Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Lembaga pendidikan Primagama. 2003. Metode Smart Solution Bahasa lndonesia.
Yogyakarta: Andi Offset.
Nasucha, Yakub dkk. 2010. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis
llmiah:Mata Kuliah Kepribadian. Yogyakarta: Media Perkasa.
Rosidi, Ajip. 2010 Bus, Bis, Bas. Jakarta: Pustaka Jaya.
2015
13
Bahasa Indonesia
Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download