isolasi dan seleksi bakteri penitrifikasi dari sampel tanah di sekitar

advertisement
1
ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENITRIFIKASI
DARI SAMPEL TANAH DI SEKITAR KANDANG TERNAK
DI KABUPATEN BOGOR
YULY RATNA PRATIWI
A14060262
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
2
RINGKASAN
YULY RATNA PRATIWI. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penitrifikasi dari Sampel Tanah
di Sekitar Kandang Ternak di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ISWANDI ANAS,
RAHAYU WIDYASTUTI, dan ROSMIMIK.
Limbah berupa limbah domestik maupun limbah cair industri yang
umumnya dibuang ke kawasan perairan. Limbah tersebut mengandung berbagai
unsur kimiawi, diantaranya adalah amonium (NH4+). Amonium merupakan
senyawa nitrogen yang pada kadar tinggi bersifat racun. Salah satu metode yang
digunakan untuk mengatasi akumulasi amonium ini yaitu proses nitrifikasi. Proses
ini dilakukan dengan menggunakan bantuan aktivitas bakteri penitrifikasi. Bakteri
penitrifikasi yang umum digunakan adalah bakteri penitrifikasi yang berasal dari
genus Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp. Bakteri Genus Nitrosomonas sp.
merupakan bakteri yang mampu mengoksidasi amonium menjadi nitrit, sedangkan
Nitrobacter sp. mampu mengoksidasi nitrit tersebut menjadi nitrat.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi terhadap bakteri
pengoksidasi amonium (Nitrosomonas sp.) dan bakteri pengoksidasi nitrit
(Nitrobacter sp.) dengan menggunakan media spesifik untuk masing-masing
bakteri, serta melakukan seleksi kemampuan bakteri tersebut dalam menurunkan
konsentrasi amonium dan meningkatkan konsentrasi nitrat. Bahan yang digunakan
adalah sampel tanah yang berada di sekitar kandang ternak (sapi, kerbau,
kambing, dan ayam) sebagai sumber mikroba penitrifikasi dari 14 lokasi di
Kabupaten Bogor. Isolasi kedua kelompok bakteri tersebut dilakukan dengan
metode enrichment culture dengan menggunakan media spesifik yang
dikembangkan oleh Verstraete (1981, dalam Iswandi, 1989) dengan tiga taraf
konsentrasi (NH4)2SO4, yaitu 250 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm (NH4)2SO4.
Penetapan konsentrasi amonium dan nitrat dilakukan dengan menggunakan
Spectrophotometer.
Aktivitas bakteri penitrifikasi paling optimum terjadi pada media spesifik
dengan taraf konsentrasi 500 ppm (NH4)2SO4 dan pada hari ke-4 setelah inkubasi.
Isolat “Nitrosomonas” yang mampu menurunkan konsentrasi amonium dengan
cepat pada konsentrasi tersebut secara berurutan dari yang paling cepat adalah
isolat NSsp1, NSkm1, NSkm2, NSkm3, dan NSsp3, sedangkan isolat
“Nitrobacter” yang paling cepat meningkatkan konsentrasi nitrat secara berurutan
dari yang paling cepat adalah NBsp1, NBkb1, NBam, NBsp5, dan NBkm4. Isolatisolat tersebut kemudian dipasangkan sehingga diperoleh 25 pasang isolat yang
juga ditetapkan kemampuannya dalam menurunkan konsentrasi amonium
sekaligus meningkatkan konsentrasi nitrat. Berdasarkan hasil penetapan, diperoleh
5 pasangan isolat yang memiliki kemampuan paling cepat dalam menurunkan
konsentrasi amonium dan meningkatkan konsentrasi nitrat adalah pasangan isolat
NSsp1-NBsp5, NSsp1-NBkm4, NSkm2-NBkb1, NSkm3-NBkb1, dan NSsp3NBsp5.
Kata Kunci: Nitrifikasi, Bakteri Penitrifikasi, Bakteri Pengoksidasi Amonium,
Bakteri Pengoksidasi Nitrit
3
SUMMARY
YULY RATNA PRATIWI. Isolation and Selection of Nitrifying Bacteria from
Soil Samples Around The Animals Hut in Bogor Regency. Under Supervision of
ISWANDI ANAS, RAHAYU WIDYASTUTI, and ROSMIMIK.
Wastewater such as domestic waste and industrial waste, in generally are
dump into the waterbody such as river and lake. These wastewater may contain
ammonium (NH4+). Ammonium is nitrogenous compounds that can be toxic at
high concentration. One of many methods that can solve the accumulation of
ammonium, is the method of nitrification process. Nitrification of ammonium may
lower than concetration of ammonium in waste water. This process using of
nitrifying bacterial activity. The nitrifying bacteria that commonly reported are
Nitrosomonas sp. and Nitrobacter sp. Nitrosomonas sp. are type of bacteria that
can oxidize ammonium to nitrite, and Nitrobacter sp. are type of bacteria that can
oxidize nitrite to nitrate.
The objectives of this research were to isolate ammonium oxidizing
bacteria (Nitrosomonas sp.) and nitrite oxidizing bacteria (Nitrobacter sp.), also to
evaluate the ability of these bacterial in reducing the ammonium and increased the
nitrate concentration. Soil samples around the animals hut (cows, buffaloes, goats,
poultry) in 14 locations in Bogor Regency. These bacterial isolated by using
enrichment culture method in specific medium which is developed by Verstraete
(1981, in Iswandi, 1989) by using three concentration rates of (NH4)2SO4, such as
250 ppm, 500 ppm, and 1000 ppm (NH4)2SO4. Then, ammonium and nitrate
concentration measured by using Spectrophotometer.
The optimum activity of nitrifying bacterial was found in spesific medium
with concentration rate 500 ppm (NH4)2SO4 and 4th day after incubation. The
fastest “Nitrosomonas” isolates that can reducing ammonium concentration were
NSsp1, NSkm1, NSkm2, NSkm3, and NSsp3, and the fastest “Nitrobacter”
isolates that can increasing nitrate were NBsp1, NBkb1, NBam, NBsp5, and
NBkm4. These isolates paired, the results got 25 paired of isolates, then also
measured the ability in reduced the ammonium and increased the nitrate
concentration. The result showed that 5 paired of isolates that had fastest ability in
reduced the ammonium and increased the nitrate concentration were NSsp1NBsp5, NSsp1-NBkm4, NSkm2-NBkb1, NSkm3-NBkb1, dan NSsp3-NBsp5.
Keywords : Nitrification, Nitrifying Bacteria, Ammonium Oxidizing Bacteria,
Nitrite Oxidizing Bacteria
ii
ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENITRIFIKASI
DARI SAMPEL TANAH DI SEKITAR KANDANG TERNAK
DI KABUPATEN BOGOR
oleh :
YULY RATNA PRATIWI
A14060262
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA PERTANIAN
pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
iii
Judul Skripsi
: Isolasi dan Seleksi Bakteri Penitrifikasi dari Sampel
Tanah di Sekitar Kandang Ternak di Kabupaten
Bogor
Nama Mahasiswa
: Yuly Ratna Pratiwi
Nomor Pokok
: A14060262
Menyetujui,
Ketua
Prof. Dr. Ir. Iswandi Anas, M. Sc.
NIP. 19500509 197703 1 001
Anggota
Anggota
Dr. Rahayu Widyastuti, M. Sc.
Dra. Rosmimik, M. Si.
NIP. 19610607 199002 2 001
NIP. 19620601 198903 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Dr. Ir. Syaiful Anwar, M. Sc.
NIP. 19621113 198703 1 003
Tanggal Lulus :
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1988. Penulis adalah
anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak H. Soedaryo dan Ibu Hj.
Sumiyati S. Penulis telah menempuh pendidikan dasar di TK Islam Manaratul
Ulum Jakarta pada tahun 1993-1994, yang kemudian dilanjutkan di SDN 05 Pagi
Lebak Bulus Jakarta Selatan pada tahun 1994-1998, kemudian pindah ke SDN 08
Pagi Ragunan Jakarta Selatan pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 2000. Pada
tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 41 Jakarta dan lulus pada
tahun 2003. Ditahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 82
Jakarta dan lulus pada tahun 2006.
Kemudian penulis diterima sebagai mahasiswi di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur USMI pada tahun 2006. Setelah menyelesaikan Tingkat Pendidikan
Bersama (TPB) selama satu tahun di IPB, penulis diterima di Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB. Penulis pernah aktif di
UKM Gentra Kaheman. Selama di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan, Penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan, antara lain
panitia Masa Pengenalan Departemen (MPD) tahun 2008, sekretaris Soilidarity
2008, dan sekretaris Seminar Nasional “Soil and Palm Oil” tahun 2009. Selain itu,
Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Tanah tahun ajaran
2009/2010 dan Bioteknologi Tanah tahun ajaran 2010/2011, masing-masing
selama satu semester.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala nikmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Isolasi dan Seleksi Bakteri Penitrifikasi dari Sampel Tanah
di Sekitar Kandang Ternak di Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh isolat bakteri penitrifikasi (Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp.)
yang mampu menurunkan konsentrasi amonium sekaligus meningkatkan
konsentrasi nitrat paling cepat.
Pada kesempatan kali ini, Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Iswandi Anas, M.Sc. selaku dosen pembimbing ketua yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan bantuan selama penelitian dan penulisan
skripsi.
2. Dr. Rahayu Widyastuti, M.Sc. selaku pembimbing anggota yang telah
membimbing dan memberikan saran serta motivasi selama penelitian dan
penulisan skripsi.
3. Dra. Rosmimik, M. Si. selaku pembimbing anggota yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi serta bantuan dana dan bahan selama penelitian
dan penulisan skripsi.
4. Dr. Ir. Fahrizal Hazra, M. Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak saran, kritik, dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.
5. Kedua orangtua dan seluruh keluarga tercinta atas kasih sayang, doa,
kesabaran, pengorbanan dan segala dukungan bagi Penulis selama ini.
6. Ir. A. Kasno, M.Si. dan Ibu Linca beserta staf dari Laboratorium Penelitian
dan Uji Tanah, Sindang Barang yang telah memberikan bantuan bahan kimia
bagi kelancaran penelitian Penulis.
7.
Ir. Mulyono dari Kelompok Ternak “Bintang Tani” Ciherang, Ibu Asiah dari
Cikarawang, staf Fakultas Peternakan IPB, Bapak Gandi, Bapak Aat, Bapak
Satam, dan Bapak Acep yang telah memberikan izin dalam pengambilan
sampel tanah untuk bahan penelitian.
8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.
v
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Namun, Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang
membacanya.
Bogor, Januari 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 2
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 3
1.2. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
1.3. Hipotesis Penelitian........................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6
2.1. Nitrifikasi .......................................................................................................... 6
2.2. Bakteri Penitrifikasi .......................................................................................... 8
2.2.1. Bakteri Pengoksidasi Amonium ........................................................... 9
2.2.2. Bakteri Pengoksidasi Nitrit ................................................................. 11
2.3. Peranan Bakteri Penitrifikasi dalam Proses Pengolahan Limbah ................... 11
III. BAHAN DAN METODE ............................................................................. 15
3.1. Waktu dan Tempat .......................................................................................... 15
3.2. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................... 15
3.3. Metode dan Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 16
3.3.1. Isolasi Bakteri Penitrifikasi ................................................................. 16
3.3.2. Seleksi Bakteri Penitrifikasi Berdasarkan Kemampuan
Mengoksidasi Amonium dan Menghasilkan Nitrat ............................ 17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 20
4.1. Isolasi Bakteri Penitrifikasi ............................................................................. 20
4.2. Seleksi Nitrosomonas sp. yang Memiliki Kemampuan Tinggi dalam
Mengoksidasi Amonium................................................................................. 22
4.2.1. Uji Kemampuan “Nitrosomonas” dalam Mengoksidasi Amonium
pada Konsentrasi 250 ppm (NH4)2SO4 ............................................... 22
4.2.2. Uji Kemampuan “Nitrosomonas” dalam Mengoksidasi Amonium
pada Konsentrasi 500 ppm (NH4)2SO4 ............................................... 24
vii
4.2.3. Uji Kemampuan “Nitrosomonas” dalam Mengoksidasi Amonium
pada Konsentrasi 1000 ppm (NH4)2SO4 ............................................. 26
4.3. Seleksi Nitrobacter sp. yang Memiliki Kemampuan Tinggi
dalam Menghasilkan Nitrat ............................................................................ 27
4.3.1. Uji Kemampuan “Nitrobacter” dalam Menghasilkan Nitrat
pada Konsentrasi 250 ppm (NH4)2SO4 ............................................... 28
4.3.2. Uji Kemampuan “Nitrobacter” dalam Menghasilkan Nitrat
pada Konsentrasi 500 ppm (NH4)2SO4 ............................................... 30
4.3.3. Uji Kemampuan “Nitrobacter” dalam Menghasilkan Nitrat
pada Konsentrasi 1000 ppm (NH4)2SO4 ............................................. 31
4.4. Pasangan-Pasangan Isolat “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” Unggul ......... 33
4.5. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Gabungan Pasangan
Isolat “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” Unggul ......................................... 35
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 38
5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 38
5.2. Saran
............................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39
1
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
1. Media Spesifik untuk Isolasi Nitrosomonas sp.….…………………………...13
2. Media Spesifik untuk Isolasi Nitrobacter sp......……………………………...14
3. Jenis Kandang Ternak, Kode Isolat, dan Lokasi Pengambilan
Sumber Isolat……………………………………………………………….....14
4. Konsentrasi Amonium dan Nitrat Isolat Gabungan “Nitrosomonas””Nitrobacter” pada Hari Ke-4 dalam Konsentrasi 500 ppm
(NH4)2SO4...........................................................................................................................................35
Lampiran
1. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrosomonas dalam 250 ppm
(NH4)2SO4 ....................................................................................................... 41
2. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrosomonas dalam 500 ppm
(NH4)2SO4 ........................................................................................................ 42
3. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrosomonas dalam 1000 ppm
(NH4)2SO4 ....................................................................................................... 43
4. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrobacter dalam 250 ppm
(NH4)2SO4.. ..................................................................................................... 44
5. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrobacter dalam 500 ppm
(NH4)2SO4… .................................................................................................... 45
6. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrobacter dalam 1000 ppm
(NH4)2SO4 ....................................................................................................... 46
7. Standar Amonium ............................................................................................ 47
8. Standar Nitrat .................................................................................................. 47
9. Populasi Nitrosomonas sp. dari Beberapa Sumber Isolat ................................ 48
10. Populasi Nitrobacter sp. dari Beberapa Sumber Isolat .................................... 48
2
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
Teks
1. Konsentrasi amonium yang dioksidasi oleh “Nitrosomonas” dalam
konsentrasi 250 ppm (NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NSsp1, NSkm1,
NSm2, NSkb1, NSkm3, NSam, NSkb2; (b) NSsp2, NSsp3,
NSsp4, NSsp5, NSkb2, NSsp6, NSkm4...........................................................23
2. Konsentrasi amonium yang dioksidasi oleh “Nitrosomonas” dalam
konsentrasi 500 ppm (NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NSsp1, NSkm1,
NSm2, NSkb1, NSkm3, NSam, NSkb2; (b) NSsp2, NSsp3,
NSsp4, NSsp5, NSkb2, NSsp6, NSkm4……………………………………...26
3. Konsentrasi amonium yang dioksidasi oleh “Nitrosomonas” dalam
konsentrasi 1000 ppm (NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NSsp1, NSkm1,
NSm2, NSkb1, NSkm3, NSam, NSkb2; (b) NSsp2, NSsp3,
NSsp4, NSsp5, NSkb2, NSsp6, NSkm4……………………………………...27
4. Konsentrasi amonium yang dioksidasi oleh “Nitrobacter” dalam
konsentrasi 250 ppm (NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NBsp1, NBkm1,
NBm2, NBkb1, NBkm3, NBam, NBkb2; (b) NBsp2, NBsp3,
NBsp4, NBsp5, NBkb2, NBsp6, NBkm4…………………………………….29
5. Konsentrasi amonium yang dioksidasi oleh ”Nitrobacter” dalam
konsentrasi 500 ppm (NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NBsp1, NBkm1,
NBm2, NBkb1, NBkm3, NBam, NBkb2; (b) NBsp2, NBsp3,
NBsp4, NBsp5, NBkb2, NBsp6, NBkm4………………………………………………………..31
6. Konsentrasi amonium yang dioksidasi oleh “Nitrobacter” dalam
konsentrasi 250 ppm (NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NBsp1, NBkm1,
NBm2, NBkb1, NBkm3, NBam, NBkb2; (b) NBsp2, NBsp3,
NBsp4, NBsp5, NBkb2, NBsp6, NBkm4…………………………………….33
Lampiran
1. Kurva standar amonium .................................................................................. 49
2. Kurva standar nitrat .......................................................................................... 50
3. Lokasi sumber isolat ........................................................................................ 51
4. Pengambilan sumber isolat .............................................................................. 51
5. Enrichment culture Nitrosomonas sp. .............................................................. 51
6. Enrichment culture Nitrobacter sp. ................................................................. 51
7. Pengukuran konsentrasi amonium dalam konsentrasi (NH4)2SO4 sebesar:
(a) 250 ppm; (b) 500 ppm; (c) 1000 ppm........................................................ 52
8. Pengukuran konsentrasi nitrat dalam konsentrasi (NH4)2SO4 sebesar:
(a) 250 ppm; (b) 500 ppm; (c) 1000 ppm......................................................... 53
3
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah
satu faktor yang memicu perkembangan industri. Perkembangan sektor industri
ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, tidak
dapat dipungkiri bahwa pesatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan
industri menimbulkan masalah pencemaran akibat limbah yang dihasilkan.
Peningkatan populasi penduduk dapat menimbulkan limbah domestik, yaitu
limbah hasil kegiatan manusia, seperti limbah rumah tangga, limbah sanitasi, serta
limbah pasar. Kegiatan sektor industri menimbulkan limbah industri, yaitu hasil
akhir dari kegiatan industri itu sendiri, khususnya berupa limbah cair.
Limbah domestik maupun limbah cair industri ini mengandung berbagai
unsur kimiawi. Salah satu unsur yang terkandung di dalamnya adalah amonia
(NH3). Pada pH rendah, amonia berubah menjadi amonium (NH4+), amonia
sendiri berada dalam keadaan tereduksi. Umumnya, limbah-limbah tersebut
dikeluarkan ke kawasan perairan, sehingga akan terjadi akumulasi amonium di
kawasan ini. Amonium merupakan senyawa nitrogen yang pada kadar tinggi
bersifat racun, sehingga dapat menurunkan kualitas air yang merupakan sumber
kehidupan bagi makhluk hidup, khususnya biota air. Salah satu metode yang
digunakan untuk mengatasi akumulasi amonium yang terkandung di dalam limbah
yaitu proses nitrifikasi. Proses nitrifikasi ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan aktivitas bakteri-bakteri pengoksidasi amonium dan nitrit atau disebut
juga bakteri penitrifikasi. Bakteri penitrifikasi yang umum digunakan adalah
bakteri penitrifikasi yang berasal dari Genus Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp.
Secara morfologis, Nitrosomonas sp. berbentuk ellipsoid, batang pendek,
Gram negatif, bersifat motil atau non motil, dan tumbuh dengan baik pada suhu
sekitar 30oC serta pH 5.8-8.5. Bakteri dari genus Nitrosomonas sp. merupakan
bakteri yang mampu mengoksidasi amonium menjadi nitrit. Nitrobacter sp. selnya
berbentuk batang pendek, pleomorfik, seringkali berbentuk pears, Gram negatif,
dan biasanya non motil. Nitrobacter sp. diketahui mampu mengoksidasi nitrit
menjadi nitrat. Habitat kedua genus bakteri ini tersebar pada tanah, air tawar, dan
4
air laut (Holt et al., 1994). Dengan demikian, diduga bahwa isolat yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan isolat Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp.
karena sumber isolat yang digunakan berupa tanah yang berada di sekitar kandang
ternak, namun masih diperlukan identifikasi lebih lanjut.
Salah satu contoh penggunaan metode nitrifikasi yaitu pada sistem
pengolahan limbah cair industri tekstil. Pengolahan dilakukan secara biologis
secara nitrifikasi dengan menambahkan kultur bakteri Nitrosomonas sp. dan
Nitrobacter sp. ke dalam lumpur aktif (activated sludge). Dari 52 perlakuan,
dengan kandungan amoniak awal antara 26.12-27.40 ppm, 30.77% tidak
memenuhi baku mutu dan 69.23% dapat mereduksi kandungan amoniak hingga
mencapai mencapai baku mutu (< 8 ppm). Pada perlakuan seeding 8% waktu
tinggal 12 jam, pada 3 jam pertama terjadi penurunan sebesar 48.82% atau dari
26.24 ppm menjadi 12.81 ppm (http://limbah.org/reduksi-amoniak-limbah-cairindustri.html, 2009).
Penghilangan amonium secara biologis melalui proses nitrifikasi
merupakan salah satu metode yang dapat dianggap ekonomis dan efisien. Melihat
hal tersebut maka dibutuhkan sumber-sumber isolat bakteri penitrifikasi,
khususnya Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp. untuk menanggulangi masalah
akumulasi amonium di kawasan perairan ini (Paungfoo et al., 2006). Salah satu
sumber isolat bakteri penitrifikasi adalah tanah-tanah di sekitar kandang ternak,
seperti sapi, kerbau, kambing, dan ayam. Tanah-tanah di lokasi tersebut diduga
memiliki kandungan nitrat yang tinggi karena merupakan salah satu komponen
yang terkandung di dalam dari kotoran ternak. Adanya kandungan nitrat dan
bahan organik dalam tanah merupakan habitat yang baik bagi bakteri penitrifikasi.
1.2. Tujuan Penelitian
1. Melakukan isolasi dan seleksi terhadap “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” dari
sampel tanah di sekitar kandang ternak (sapi, kerbau, kambing, dan ayam);
2. Mengukur penurunan konsentrasi amonium akibat aktivitas “Nitrosomonas” dan
peningkatan konsentrasi nitrat akibat aktivitas “Nitrobacter” pada enrichment culture;
3. Menguji pasangan antara isolat “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” yang mampu
melakukan nitrifikasi secara efektif.
5
1.3. Hipotesis Penelitian
1. Pada tanah di sekitar kandang ternak (sapi, kerbu, kambing, dan ayam) hidup bakteri
“Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” .
2. “Nitrosomonas” menurunkan konsentrasi amonium dan “Nitrobacter” meningkatkan
konsentrasi nitrat;
3. Pasangan isolat “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” mempunyai kemampuan yang
berbeda dalam melakukan proses nitrifikasi.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nitrifikasi
Definisi nitrifikasi di dalam tanah secara umum adalah pengubahan
nitrogen secara biologis di dalam tanah dari bentuk tereduksi menjadi bentuk yang
lebih teroksidasi atau dengan kata lain oksidasi biologis garam amonium dalam
tanah menjadi nitrit dan selanjutnya oksidasi nitrit menjadi nitrat (Rao, 1994).
Oksidasi amonia ke nitrat dapat diselesaikan dengan 3 bentuk proses, yaitu
proses kimiawi (chemical), proses physicochemical, dan proses biologis
(biological chemical) yang merupakan proses yang amat penting. Mengenai
proses biologis dari amonia menjadi nitrat sesungguhnya berlangsung melalui 2
tingkatan, yang selanjutnya dikenal sebagai proses nitritasi dan nitratasi (Sutedjo
et al., 1991).
Menurut Spotte (1979), nitrifikasi adalah proses oksidasi amonia menjadi
nitrit dan kemudian menjadi nitrat secara biologis oleh bakteri autotrof, umumnya
berasal dari genus Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp. yang merupakan genus
yang terpenting dari bakteri autotrof. Bakteri autotrof yang melakukan proses
nitrifikasi membutuhkan senyawa anorganik sebagai sumber energi dan
karbondioksida sebagai sumber karbon.
Nitrifikasi melalui dua tahapan reaksi, yaitu tahap pertama oksidasi
amonium menjadi nitrit yang dilakukan oleh mikroba pengoksidasi amonium
(Nitrosomonas sp.), pada tahap kedua oksidasi nitrit menjadi nitrat oleh mikroba
pengoksidasi nitrit (Nitrobacter sp.). Tahapan reaksi yang dilakukan oleh bakteri
adalah sebagai berikut (Spotte, 1979):
NH3 + H2O
NH4+ + OH-
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses nitrifikasi adalah jumlah NH4+
Nitrosomonas sp.
+
NO2- kelembaban
+ 2H+ + H2Otanah, dan
dalam
tanah,
populasi
mikrob,
reaksi tanah, aerasi tanah,
NH4 + 3/2 O2
Energi = -66 Kkal mol N-1
+ monooksigenase
Enzim
amonia
temperatur. Amonium (NH4 ) dapat berasal dari proses dekomposisi bahan
organik. Apabila perbandingan C/N dari satu bahan organik tinggi, maka NH4+
Nitrobacter
sp. akan sebanding
yang
dihasilkan dari proses
dekomposisi
NO3- dengan pertambahan
NO2 + 1/2 O2
Energi = Universitas
-18 Kkal mol Iowa
N-1
populasi mikroba Penelitian-penelitian yang dilakukan
Enzim nitrit oksidase
7
membuktikan bahwa apabila faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses
nitrifikasi pada dua tempat yang sama, proses tersebut tetap terhambat jalannya.
Ternyata hambatan ini disebabkan oleh populasi mikroba yang berbeda di kedua
tempat. Proses nitrifikasi biasanya berlangsung antara pH 5.5 sampai pH 10
dengan pH optimum sekitar 8.5, tetapi juga diketahui bahwa nitrat dapat
dihasilkan pada tanah dengan pH 4.5 dan terdapat laporan bahwa proses nitrifikasi
terjadi pada padang rumput dengan pH 3.8. Nitrifikasi berlangsung lebih lambat
dibandingkan dengan pupuk amonium sebab ada pengaruh NH3 bebas terhadap
kegiatan mikroorganisme (Leiwakabessy et al., 2003).
Sedangkan menurut Paul dan Clark (1996); Jenie dan Rahayu (2004),
faktor-faktor yang mempengaruhi nitrifikasi antara lain (1) kemasaman, nilai pH
maksimum berkisar dari 6.6 sampai 8.0. Tingkat nitrifikasi dalam tanah pertanian
di bawah pH 6.0 dan menjadi lebih rendah di bawah 4.5. Nilai pH yang tinggi
menghambat transformasi NO2- ke NO3-; (2) aerasi, karena O2 merupakan
kebutuhan obligat bagi semua spesies, maka aerasi penting bagi nitrifikasi. Difusi
O2 ke dalam tanah dan untuk aerasi dikendalikan oleh faktor-faktor seperti
struktur dan kelembaban tanah; (3) Kelembaban dan temperatur, kelembaban
mempengaruhi regim aerasi dalam tanah. Kadar air tanah berpengaruh dalam
produksi NO3-. Kelembaban optimum bervariasi untuk tanah-tanah berbeda, tapi
kebanyakan nitrifikasi berlangsung pada kelembaban -0.1 sampai -1 MPa. Reaksi
mineralisasi secara umum menghasilkan NH4+ lebih rendah jika dibandingkan
saat kekurangan air atau temperatur rendah; NH4+ terakumulasi dalam kadar air
rendah atau tanah yang beku. Meskipun nitrifikasi berjalan lambat di bawah 5oC,
namun dapat berlangsung pada tanah-tanah yang tertutup salju. Nitrifikasi juga
berjalan lambat pada suhu di bawah 40oC. Suhu optimumnya antara 30 dan 35oC.
Hubungan antara temperatur, kelembaban, aerasi, dan faktor lainnya membuat
efek musim. Di daerah beriklim sedang, nitrifikasi terjadi sangat cepat saat musim
semi dan gugur, dan paling lambat terjadi saat musim panas dan dingin.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses nitrifikasi adalah waktu
tinggal sel rata-rata (mean cell residence time/MCRT), laju hidraulik, tingkat
kompetisi dengan bakteri (nitrifikasi) heterotrof, Rasio AOB/NOB, dan
konsentrasi senyawa toksik/penghambat proses nitrifikasi seperti aseton, fenol,
8
etilendiamin, kloroform, heksametilendiamin, etanol, seng, tembaga, air raksa,
krom, nikel, perak, kobalt, kadmium, dan logam berat lainnya (Magdalena, 2009)
Nitrifikasi tidak hanya berperan dalam ketersediaan N, akan tetapi juga
berpotensi mencemari air tanah lewat pelindian NO3- (nitrat) karena kemampuan
tanah menjerap anion pada umumnya kecil dan mencemari tanah oleh NO2- yang
beracun bagi tumbuhan. Untunglah konversi nitrit ke nitrat berlangsung lebih
cepat daripada konversi amonia ke nitrit (Notohadiprawiro, 1999).
Nitrifikasi dapat pula menyebabkan kerugian. Amonium merupakan
kation, diadsorbsi oleh tanah, dan relatif stasioner. Di sisi lain, nitrat adalah anion
yang mobil di dalam larutan tanah. Di bawah kondisi tertentu, khususnya pada
tanah berpasir dengan curah hujan tinggi atau irigasi berlebihan dilakukan, NO3akan tercuci dari daerah perakaran. Hal tersebut juga dapat terjadi akibat
kehilangan dalam denitrifikasi. Hal ini dapat mengkontaminasi atmosfer.
Pencucian kelebihan NO3- dari tanah seringkali berakhir dalam air bawah tanah,
danau, dan sungai. Hal ini dapat berimplikasi pada: (1) kelebihan pertumbuhan
tanaman dan alga (eutrofikasi), (2) masalah kesehatan seperti methemoglobin
hewan, (3) terbentuknya nitrosamin yang bersifat karsinogen akibat adanya reaksi
dengan senyawa nitrogen lainnya. Gas intermediet hasil nitrifikasi merupakan
polutan atmosfer (Paul dan Clark, 1996).
Produk samping atau gas intermediet dari reaksi oksidasi amonium dapat
berupa gas N2O atau dapat juga digunakan sebagai senyawa nitrogen yang terlibat
dalam metabolisme bakteri pengoksidasi amonium setelah diasimilasi oleh sel
(Tresnawati, 2006). King dan Nedwell (1985) menjelaskan bahwa produksi N2O
meningkat secara proporsional dengan menurunnya konsentrasi amonium karena
proses oksidasi.
2.2. Bakteri Penitrifikasi
Bakteri penitrifikasi termasuk ke dalam dua kelompok fisiologi yang
berbeda, yang terpenting dari masing-masing kelompok adalah Nitrosomonas
yang mengoksidasi amonium menjadi nitrit dan Nitrobacter yang mengoksidasi
nitrit menjadi nitrat. Kedua macam bakteri itu berbentuk batang kecil, Gram
negatif, tidak membentuk endospora, berflagella polar, dan bersifat aerob obligat
9
(Imas et al., 1989). Nitrosomonas dan Nitrobacter lebih menjadi perhatian karena
adanya pendapat yang menginginkan agar proses nitrifikasi ini perlu dikendalikan
sehubungan dengan efisiensi pemupukan N dan pengendalian pencemaran
lingkungan (Iswandi, 1989).
Bakteri pengoksidasi amonia tergolong Gram negatif yang memiliki
bentuk sel batang (panjang 0.6-4 µm), ellipsoid, sferikal, dan spiral. Sel tidak
motil dan motil dengan flagella polar sampai subpolar atau peritrik. Semua spesies
aktivitasnya berjalan pada kondisi aerobik, temperatur pertumbuhan optimum 2530oC, tidak aktif pada suhu 4oC dan pH optimum berkisar 7.5-8.0. berkoloni pada
media seperti kerikil, pasir, atau media sintetik lain, memerlukan oksigen untuk
mengkonversi senyawa anorganik sebagai sumber energinya, dan memerlukan
CO2 sebagai sumber karbon. Rasio reproduksi sangat lambat (waktu generasi 2040 jam) (Holt et al., 1994; Magdalena, 2009).
Bakteri nitrifikasi tumbuh sangat lambat meskipun pada kondisi optimum.
Waktu generasinya bergantung pada pH dan bervariasi dari 100 jam pada pH 6.2
sampai 38 jam pada pH 7.6 bagi Nitrosomonas dan dari 58 jam pada pH 6.2
sampai 21 jam pada pH 6.6 atau lebih bagi Nitrobacter. Waktu generasi ini
dihitung dari laju pengubahan nitrogen amonium dan nitrogen nitrit dan dengan
anggapan bahwa hubungan antara waktu generasi dan hilangnya substrat di dalam
tanah itu seperti yang terjadi pada biakan (Imas et al., 1989).
Menurut Alexander (1999), Nitrosomonas dan Nitrobacter tergolong ke
dalam bakteri kemoautotrof obligat. Kemoautotrof obligat memerlukan sumber
energi yang spesifik, misalnya saja Nitrosomonas membutuhkan amonium sebagai
sumber energi dan Nitrobacter memerlukan nitrit. Akan tetapi, menurut laporan,
Nitrobacter dapat menggunakan asetat sebagai satu-satunya sumber karbon dan
energi, sehingga sebenarnya istilah ‘autotrof fakultatif’ mungkin lebih sesuai
(Imas et al., 1989).
2.2.1. Bakteri Pengoksidasi Amonium
Bakteri-bakteri yang tergolong ke dalam bakteri pengoksidasi amonium
antara lain bakteri yang berasal dari Genus Nitrosomonas. Bakteri yang tergolong
ke dalam Genus Nitrosomonas adalah Nitrosomonas aestuarii, Nitrosomonas
10
communis, Nitrosomonas europaea, Nitrosomonas eutropha, Nitrosomonas
halophila,
Nitrosomonas
marina,
Nitrosomonas
nitrosa,
Nitrosomonas
oligotropha, dan Nitrosomonas ureae. Selain dari Genus Nitrosomonas, bakteri
pengoksidasi
amonium
yang
lain
berasal
dari
Genus
Nitrosococcus
(Nitrosococcus briensis, Nitrosococcus oceani), Genus Nitrosospira (Nitrosospira
briensis, Nitrosospira multiformis, Nitrosospira tenuis), Genus Nitrosolobus
(Nitrosolobus multiformis), dan Genus Nitrosovibrio (Nitrosovibrio tenius)
(Magdalena, 2009).
Bakteri-bakteri tersebut menurut Holt et al. (1994) termasuk ke dalam
genus bakteri pengoksidasi amonium dan bersifat obligat kemoliautotrof yang
membutuhkan energi untuk mengoksidasi amonium atau nitrit menjadi nitrat.
Kebutuhan sumber karbon diambil melalui proses fiksasi CO2. Spesies bakteri
pengoksidasi amonium ini terdistribusi mulai dari tanah, laut, danau, sungai, dan
sistem pembuangan limbah.
Nitrosomonas sp. adalah bakteri aerob khemolitotrof obligat yang
memperoleh energi dari oksidasi senyawa amonium dan menggunakan CO2
sebagai sumber utama karbon di dalam sintesa biomassanya. Secara morfologis,
bakteri ini berbentuk batang pendek, kadang-kadang bentuk sel elips, motil dan
non motil, terdapat dalam bentuk konsorsium, berpasangan sebagai rantai pendek
maupun sendiri. Bakteri ini adalah bakteri Gram negatif dan memiliki
sitomembran. Sel tumbuh bebas pada medium dan membentuk matriks tipis.
Bakteri ini dapat tumbuh optimum pada temperatur 5-30oC dan pH optimum 5.88.5, serta hidup pada habitat air laut, air tawar, dan tanah (Holt et al., 1994;
Hairiyah dan Handayanto, 2007).
Jenis Nitrosococcus sp. bentuk selnya sferik sampai ellipsoidal, Gram
negatif, bersifat motil dengan satu atau dua flagella, mampu tumbuh pada suhu
sekitar 15-30oC dengan pH 6.5-8.0, dan habitatnya di air tawar atau air laut.
Bakteri yang berasal dari Genus Nitrospira sp. bentuk selnya spiral, Gram negatif,
mempunyai sitomembran yang tidak merata, kadang-kadang membentuk seperti
membran plasma, non motil dan motil dengan menggunakan flagella peritrikus,
dan memiliki habitat di air tawar (Holt et al., 1994).
11
2.2.2. Bakteri Pengoksidasi Nitrit
Salah satu bakteri yang berperan dalam mengoksidasi nitrit menjadi nitrat
berasal dari genus Nitrobacter. Genus Nitrobacter ini terdiri atas Nitrobacter
alakticus, Nitrobacter hamburgensis, Nitrobacter vulgaris, dan Nitrobacter
winogradsky. Nitrobacter sp. diketahui dapat mengoksidasi nitrit oksida (NO)
menjadi nitrat (NO3-), kebutuhan sumber karbon diambil melalui proses fiksasi
CO2. Habitat kelompok bakteri ini tersebar pada air tawar, air laut, serta tanah.
Jenis Nitrobacter sp. selnya berbentuk batang pendek, pleomorfik, seringkali
berbentuk pears, Gram negatif, dan biasanya non motil (Holt et al., 1994).
Selain genus Nitrobacter, genus lain yang mampu mengoksidasi nitrit
adalah genus Nitrococcus (Nitrococcus mobilis merupakan satu-satunya spesies
yang termasuk Nitrococcus yang dijumpai hanya di perairan laut), genus
Nitrospina (Nitrospina gracilis), dan Nitrospira (Magdalena, 2009).
Oleh karena Nitrobacter adalah bakteri autotrof maka proses nitrifikasi
hanya berlangsung bila ada oksigen. Makin tinggi kadar oksigen makin tinggi
pula laju proses nitrifikasi. Pada suasana anaerob proses ini akan terhambat. Pada
pH yang terlalu tinggi (pH 7.5-8.0) aktivitas bakteri Nitrobacter berkurang
sehingga terjadi penumpukan NO2- karena konversi ke NO3- tertekan. Tetapi
sebaliknya pada pH 7.0 kecepatan konversi NO2- ke NO3- melebihi kecepatan
konversi NH4+ ke NO3- (Leiwakabessy et al., 2003).
Jenis Nitrospina sp. bentuk selnya batang panjang, Gram negatif, bersifat
non motil, memiliki habitat di air laut, dan tumbuh baik pada kondisi lingkungan
yang mengandung senyawa organik. Suhu optimum untuk pertumbuhannya
berkisar 25-30 oC dan pH 7.5-8.0 (Holt et al., 1994).
2.3. Peranan Bakteri Penitrifikasi dalam Proses Pengolahan Limbah
Limbah ialah kumpulan air bekas yang telah dipakai oleh suatu masyarakat,
yang terdiri dari: (1) limbah domestik (rumah tangga), termasuk kotoran manusia
dan air cucian, semua air yang mengalir dari saluran pembuangan perumahan dan
kota ke dalam sistem pembuangannya, (2) limbah industri, seperti senyawa yang
bersifat asam, minyak, minyak pelumas, sisa-sisa hewan, dan sayur-sayuran yang
12
dibuang oleh pabrik, (3) air tanah, air permukaan, yang masuk ke dalam sistem
pembuangan (Pelczar and Chan, 2008).
Menurut Warlina (2004), dampak yang ditimbulkan oleh limbah yang
mencemari kawasan perairan antara lain dampak terhadap kehidupan biota air
(terganggunya perkembangan biota laut dan kematian biota laut), dampak
terhadap kualitas air tanah, dampak terhadap kesehatan (seperti: Diare, Disentri,
Hepatitis A), dan dampak terhadap estetika lingkungan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran
akibat limbah yaitu melalui bioremediasi. Bioremediasi merupakan salah satu cara
untuk membersihkan senyawa polutan baik kimia maupun organik yang bersifat
toksik menjadi bentuk lain yang tidak berbahaya. Prosesnya melibatkan aktivitas
mikroba dan sasaran yang akan dicapai dalam proses tersebut adalah menurunkan
polutan sampai tingkat konsentrasi yang aman (Alexander, 1999). Dalam hal ini,
dilakukan dengan proses nitrifikasi oleh bakteri-bakteri penitrifikasi, khususnya
Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp.
Bakteri-bakteri penitrifikasi mulai banyak digunakan untuk mengatasi
pencemaran yang disebabkan oleh limbah hasil kegiatan industri, khususnya
untuk penanggulangan pencemaran
pada kawasan perairan maupun sistem
akuakultur. Di Indonesia sendiri, penanggulangan pencemaran oleh limbah cair
secara biologis melalui proses nitrifikasi ini semakin berkembang.
Salah satu contoh penggunaan bakteri penitrifikasi (nitrifying bacteria)
dalam mengatasi pencemaran oleh limbah di Indonesia yaitu pada industri minyak
kelapa sawit. Industri minyak kelapa sawit adalah industri hasil pertanian yang
selama proses produksinya banyak menghasilkan air buangan yang memiliki
kandungan TSS (Total Suspended Solid), COD, BOD, dan amonia cukup tinggi.
Pengolahan limbah cair industri minyak kelapa sawit ini dirancang dengan
menggunakan bioreaktor pertumbuhan lekat terfluidasi dengan media poliuretan
untuk proses degradasi senyawa organik dan amonium yang terkandung dalam
limbah cair industri minyak kelapa sawit. Hasil yang diperoleh dari aplikasi
bioreaktor ini yaitu efisiensi penurunan konsentrasi COD berkisar antara 72.8583.07% dan efisiensi penurunan amonium berkisar antara 59.64-76.72%
(Agustiyani dan Imamuddin, 2000).
13
Hasil pengujian lain menunjukkan bahwa aplikasi kultur mikroba N-Sw
(kultur mikroba campuran hasil kultivasi dari sludge pengolahan limbah industri
minyak kelapa sawit) selama 12 jam reaksi, konsentrasi N-NH4 mengalami
penurunan dari 178.99 mg/l menjadi 91.60 mg/l, efisiensi penurunan mencapai
48.82%. Efisiensi penurunan N-NH4 meningkat menjadi 100% setelah 24 jam
reaksi. Laju penurunan amonium mencapai 7.46 N-NH4/l/jam/g biomassa.
Efisiensi pembentukan nitrit dan nitrat (nitrifikasi) mencapai 89.59% (Agustiyani
et al., 2007).
Selain dalam pengolahan limbah industri, bakteri penitrifikasi ini juga
berperan dalam budidaya perairan, misalnya saja pada budidaya tambak udang di
Thailand. Sejak dulu, budidaya perairan, khususnya tambak udang di Thailand
memegang peranan utama dalam pertumbuhan ekonomi, seperti juga halnya pada
negara-negara di kawasan Aisa Tenggara lainnya. Penelitian mengenai peran
bakteri penitrifikasi yang diinokulasikan pada tambak udang ini dilakukan dengan
metode molekuler. Metode ini dilakukan dengan identifikasi dan kuantifikasi
bakteri penitrifikasi melalui Fluorescence In Situ Hybridization (FISH)
menggunakan gen 16S rRNA. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui bakteri
penitrifikasi mana yang memegang peranan penting dalam budidaya perairan
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana cara untuk memanipulasi sistem
budidaya tersebut (Paungfoo et al., 2006).
Upaya serupa juga dilakukan pada tambak udang Litopenaeus vannamei di
Indonesia. Akumulasi amonia dan nitrit pada sistem yang dihasilkan oleh udang
dalam sistem statis (batch) dapat menyebabkan kematian pada udang. Penggunaan
bakteri nitrifikasi yang terdiri dari AOB (Ammonium Oxidizing Bacteria) dan
NOB (Nitrite Oxidizing Bacteria) dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas
air dengan mereduksi jumlah amonia dan nitrit. Berdasarkan hasil penelitian
Nestiti (2008) ini, diperoleh bahwa inokulasi bakteri nitrifikasi 24 jam sebelum
udang dimasukan ke dalam tambak dengan sistem statis dapat mempertahankan
kesintasan udang tertinggi hingga 80.67% dengan penurunan konsentrasi amonia
dari 0.103 menjadi 0.01 mg/L. Selain itu, tidak hanya pada sistem statis, baik
strain bakteri pengoksidasi amonia maupun bakteri pengoksidasi nitrit ini juga
14
dapat diinokulasikan pada biofilter dalam tambak udang Litopenaeus vannamei
dengan sistem resirkulasi (Kuhn et al., 2010).
Menurut Davis dan Cornwell (1991), nitrifikasi merupakan metode yang
terbaik karena alasan-alasan sebagai berikut: (1) efisiensi penyisihannya yang
tinggi, (2) reabilitas dan stabilitas prosesnya tinggi, (3) pengontrolan proses yang
mudah, (4) kebutuhan lahan yang minim, dan (5) biaya relatif murah.
15
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan dari bulan April hingga bulan September 2010 di
Laboratorium Bioteknologi Tanah serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan
Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain laminar flow,
autoclave, spectrophotometer Spectronic 20-D Bausch and Lomb, oven,
timbangan, pipet, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas piala, dan alat-alat gelas
lainnya.
Bahan utama penelitian ini berupa sampel tanah yang berada di sekitar
kandang ternak (sapi, kerbau, kambing, dan ayam). Penggunaan sampel tanah
tersebut dilakukan di sekitar kandang ternak dengan alasan bahwa tanah di sekitar
kandang ternak tersebut mengandung nitrat yang merupakan komponen yang
terkandung dalam kotoran ternak. Kandungan nitrat yang tinggi pada sampel
tanah tersebut diduga merupakan habitat yang sangat baik bagi populasi bakteri
penitrifikasi. Media yang digunakan untuk isolasi adalah media spesifik untuk
Nitrosomonas sp. (Tabel 1) dan media spesifik untuk Nitrobacter sp. (Tabel 2).
Tahap seleksi dilakukan dengan dilakukan pengukuran konsentrasi amonium
dengan bahan yang digunakan
berupa larutan Buffer sitrat, Na-Fenolat, dan
NaOCl 5%. Bahan yang digunakan untuk mengukur konsentrasi nitrat berupa
H2SO4 pekat dan Brusin.
Tabel 1. Media Spesifik untuk Isolasi Nitrosomonas sp. (Verstraete, 1981 dalam
Iswandi, 1989)
Komposisi
Jumlah (per liter media)
(NH4)2SO4
0.5 g
KH2PO4
0.2 g
CaCl2.2H2O
0.04 g
MgSO4.7H2O
0.04 g
Fe-sitrat
0.5 mg
Fenol-red (pH 6.2-8.4)
0.5 mg
16
Tabel 2. Media Spesifik untuk Isolasi Nitrobacter sp. (Verstraete, 1981 dalam
Iswandi, 1989)
Komposisi
Jumlah (per liter media)
KNO2
0.006 g
K2HPO4
1.0 g
NaCl
0.3 g
MgSO4.7H2O
0.1 g
FeSO4.7H2O
0.03 g
CaCO3
1.0 g
CaCl2
0.3 g
3.3. Metode dan Pelaksanaan Penelitian
3.3.1. Isolasi Bakteri Penitrifikasi
Proses isolasi bakteri penitrifikasi dilakukan dengan menggunakan metode
Enrichment Culture. Pertama-tama, dilakukan pengambilan sampel tanah pada 14
titik di sekitar kandang sapi, kerbau, kambing, ataupun ayam di beberapa lokasi di
sekitar Kabupaten Bogor (Tabel 3). Pengambilan sampel tanah dilakukan secara
komposit dengan ukuran ± 100 x 100 cm dan kedalaman 0-20 cm. Sebanyak 14
sampel tanah ini dikeringudarakan untuk selanjutnya dilakukan isolasi, sehingga
diperoleh masing-masing 14 isolat bakteri penitrifikasi, yaitu bakteri pengoksidasi
amonium (“Nitrosomonas”) dengan kode isolat diawali huruf NS dan bakteri
penghasil nitrat (“Nitrobacter”) dengan kode isolat diawali huruf NB dari tiap
sampel tanah yang diperoleh tersebut (Tabel 3). Dengan demikian, akan diperoleh
masing-masing 14 isolat “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter”.
Tabel 3. Ternak, Kode Isolat, dan Lokasi Pengambilan Tanah Sebagai Sumber
Isolat
Ternak
Sapi
Kambing
Kambing
Kerbau
Kambing
Ayam
Kerbau
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Kerbau
Sapi
Kambing
Kode Isolat
“Nitrosomonas”
NSsp1
NSkm1
NSkm2
NSkb1
NSkm3
NSam
NSkb2
NSsp2
NSsp3
NSsp4
NSsp5
NSkb2
NSsp6
NSkm4
Kode Isolat
“Nitrobacter”
NBsp1
NBkm1
NBkm2
NBkb1
NBkm3
NBam
NBkb2
NBsp2
NBsp3
NBsp4
NBsp5
NBkb2
NBsp6
NBkm4
Lokasi Pengambilan Tanah Sebagai
Sumber Isolat
Ds. Pabuaran, Cilendek
Ds. Pabuaran, Cilendek
Ds. Bantar Sari, Bantar Kambing
Ds. Bantar Sari, Bantar Kambing
Ds. Carang Pulang, Cikarawang
Ds. Pabuaran, Cilendek
Ds. Carang Pulang, Cikarawang
Peternakan Fapet IPB
Ds.Ciherang, Darmaga
Ds. Ciherang, Darmaga
Ds. Babakan Resmi, Bantar Kambing
Ds. Bantar Sari, Bantar Kambing
Ds. Babakan Resmi, Bantar Kambing
Ds. Babakan Resmi, Bantar Kambing
17
Isolasi dengan metode enrichment culture ini dilakukan dengan cara
sebanyak 1 g sampel tanah yang telah diperoleh diinokulasikan ke dalam masingmasing 50 ml media spesifik untuk Nitrosomonas sp. (Tabel 1) dan media spesifik
untuk Nitrobacter sp. (Tabel 2). Media spesifik tersebut berupa media cair. Kultur
cair berisi isolat tersebut dikocok dengan menggunakan shaker dan diinkubasi
selama 7-10 hari. Adanya bakteri pengoksidasi amonium diindikasikan dengan
terjadinya perubahan warna media dari merah menjadi kuning yang disebabkan
perubahan pH media akibat oksidasi amonium menjadi nitrit, sedangkan adanya
bakteri penghasil nitrat diindikasikan dengan perubahan warna media dari bening
menjadi keruh.
Setelah diperoleh masing-masing 14 isolat bakteri penitrifikasi secara
spesifik, kemudian masing-masing isolat tersebut dipindahkan ke dalam 50 ml
kultur yang baru dengan cara sebanyak 1 ml kultur berisi isolat dimasukkan ke
dalam media baru tersebut. Kemudian diinkubasi kembali selama 5-7 hari sambil
dikocok dengan menggunakan shaker. Proses pemindahan kultur ke dalam media
yang baru ini dilakukan sebanyak 4 kali.
Setelah dilakukan pemindahan sebanyak 4 kali ke dalam media yang baru,
sebanyak masing-masing 14 isolat bakteri penitrifikasi tersebut disimpan dalam
bentuk kultur cair dengan pengocokan secara terus-menerus untuk selanjutnya
dilakukan penetapan konsentrasi amonium dan nitrat. Selain dalam bentuk cair,
isolat yang diperoleh juga disimpan dalam media spesifik berupa agar miring
untuk masing-masing bakteri penitrifikasi. Penyimpanan dengan agar miring ini
untuk dijadikan sebagai kultur stok atau kultur persediaan.
3.3.2. Seleksi Bakteri Penitrifikasi Berdasarkan Kemampuan Mengoksidasi
Amonium dan Menghasilkan Nitrat
Seleksi kemampuan 14 isolat bakteri penitrifikasi yang telah diperoleh
dalam mengoksidasi amonium (NH4+) dan menghasilkan nitrat (NO3-) ini
dilakukan terhadap beberapa konsentrasi (NH4)2SO4 yang berbeda di dalam media
baru, yaitu 250 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm (NH4)2SO4. Tujuan dilakukannya
seleksi dengan variasi konsentrasi (NH4)2SO4 yang berbeda ini agar diketahui
konsentrasi yang tepat sehingga dapat meminimalisir penggunaan (NH4)2SO4
18
tersebut. Proses seleksi ini dilakukan hanya dengan mengukur konsentrasi
amonium dan nitrat, sedangkan konsentrasi nitrit tidak diukur. Hal ini dikarenakan
proses oksidasi nitrit berjalan dengan cepat, sehingga yang diukur adalah nitrat.
Seleksi dilakukan dengan sebanyak masing-masing 3 ml kultur bakteri
penitrifikasi dipindahkan ke dalam 30 ml media baru dengan konsentrasi
(NH4)2SO4 yang berbeda-beda tersebut, lalu dikocok. Pengukuran kadar amonium
dan nitrat ini dilakukan pada interval waktu tertentu, yaitu pada hari ke-0, ke-4,
ke-8, ke-12, dan ke-16. Setiap pengukuran juga dilakukan terhadap blanko.
Blanko ini merupakan kultur tanpa isolat, yaitu berisi media spesifik untuk
Nitrosomonas dan Nitrobacter dengan variasi (NH4)2SO4 tersebut. Blanko ini
dijadikan sebagai faktor koreksi untuk tiap pengukuran dan dapat dijadikan
indikator ada tidaknya kontaminasi.
Pengukuran kadar amonium dilakukan dengan metode Penetapan
Amonium Biru Indofenol. Metode ini dilakukan dengan cara sebanyak 1 ml kultur
ditambahkan dengan larutan Buffer Sitrat dan Na-Fenolat masing-masing
sebanyak 2 ml, dikocok dan didiamkan selama 10 menit. Setelah itu, ditambahkan
dengan larutan NaOCl 5% hingga warna media berubah menjadi biru, lalu
dikocok dan didiamkan selama 30 menit. Setelah 30 menit, kadar amonium diukur
dengan menggunakan Spectrophotometer pada panjang gelombang 636 nm
(Sulaeman et al., 2005).
Berbeda dengan amonium, penetapan kadar nitrat (NO3+) dilakukan
dengan Metode Brusin. Metode ini dilakukan dengan cara sebanyak 2,5 ml kultur
baru ditambahkan dengan 0,25 ml Brusin dan 2,5 ml H2SO4 pekat sehingga warna
media berubah menjadi kuning, dikocok dan didiamkan selama 60 menit. Setelah
60 menit, kadar nitrat diukur dengan menggunakan Spectrophotometer pada
panjang gelombang 432 nm (Sulaeman et al., 2005). Pengukuran nitrat ini juga
dilakukan pada selang waktu seperti halnya pengukuran amonium. Kultur yang
mengalami penurunan kadar amonium tercepat dan menghasilkan kadar nitrat
tertinggi merupakan kultur yang paling baik.
Selanjutnya, dari hasil pengukuran tersebut akan diseleksi isolat bakteri
penitrifikasi (“Nitrosomonas”) yang mampu mengoksidasi amonium dengan cepat
dan isolat bakteri penitrifikasi (“Nitrobacter”) yang mampu menghasilkan nitrat
19
paling tinggi. Berdasarkan hasil seleksi, dipilih 5 isolat terbaik untuk masingmasing bakteri penitrifikasi, baik yang terdapat pada kultur dengan konsentrasi
250 ppm (NH4)2SO4, 500 ppm (NH4)2SO4, maupun 1000 ppm (NH4)2SO4.
Selain melakukan seleksi terhadap masing-masing isolat bakteri
penitrifikasi dari tiap konsentrasi (NH4)2SO4, dilihat pula konsentrasi (NH4)2SO4
yang mampu dioksidasi secara optimal. Isolat bakteri penitrifikasi terbaik yang
berasal dari konsentrasi (NH4)2SO4 yang mampu dioksidasi secara optimal itu
selanjutnya akan digabungkan dan dikombinasikan satu dengan lainnya ke dalam
satu media baru untuk diukur kemampuannya dalam melakukan nitrifikasi.
Penggabungan dan pengkombinasian ini dilakukan dengan cara sebanyak masingmasing 2.5 ml isolat “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” yang memiliki
kemampuan paling baik dimasukan ke dalam 50 ml media spesifik baru. Hasil
dari kombinasi antara 5 isolat dari masing-masing bakteri penitrifikasi tersebut
diperoleh 25 pasangan isolat bakteri penitrifikasi. Kemudian, dari tiap pasangan
isolat tersebut, dipilih pasangan bakteri penitrifikasi yang mampu menurunkan
konsentrasi amonium dengan cepat sekaligus meningkatkan konsentrasi nitrat.
Pasangan isolat yang demikian merupakan pasangan isolat bakteri penitrifikasi
yang dapat melakukan proses nitrifikasi secara efektif.
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Isolasi Bakteri Penitrifikasi
Sumber isolat yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel tanah
yang berada di sekitar kandang ternak dengan jenis ternak berupa sapi, kerbau,
kambing dan ayam. Lokasi pengambilan sampel tanah ini berada di 14 daerah
yang berada di sekitar Kabupaten Bogor (Tabel 1). Pengambilan sampel tanah
dilakukan di sekitar kandang ternak dengan alasan bahwa tanah di sekitar kandang
ternak tersebut mengandung nitrat yang berasal dari kotoran ternak. Kotoran
ternak tersebut, baik berupa feses ataupun urinnya mengandung nitrogen. Variasi
kandungan nitrogen tersebut bergantung pada pakan yang dikonsumsi, tingkat
kelarutan protein kasar pakan, serta kemampuan ternak untuk memanfaatkan
nitrogen asal pakan (Mathius, 2010). Menurut Holt et al. (1994), pada umumnya
bakteri penitrifikasi yang memiliki habitat di tanah berasal dari genus
Nitrosomonas dan Nitrobacter. Selain itu, digunakan pula media spesifik untuk
masing-masing bakteri tersebut. Sehingga diduga bahwa isolat bakteri
penitrifikasi (“Nitrosomonas” dan “Nitrobacter”) yang diperoleh dari sampel
tanah di sekitar kandang ternak ini merupakan bakteri yang berasal dari kedua
genus bakteri tersebut. Namun, masih diperlukan karakteristik dan identifikasi
lebih lanjut untuk mengetahuinya.
Kandungan nitrat yang tinggi pada sampel yang berasal dari tanah di
sekitar kandang ternak diduga merupakan habitat yang sangat baik bagi populasi
Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp. Kedua jenis bakteri ini disebut pula sebagai
bakteri penitrifikasi (Nitrifying Bacterial). Keberadaan populasi bakteri nitrifikasi
di dalam tanah sering dipakai sebagai indikator penting dalam menilai kualitas
atau kesehatan tanah karena jumlah jenisnya yang terbatas (Ropel dan OphelKeller, 1997 dalam Simanungkalit et al., 2007).
Tanah-tanah tersebut selanjutnya diinokulasikan ke dalam media spesifik
dalam bentuk cair untuk isolasi Nitrosomonas dan Nitrobacter. Metode isolasi
yang digunakan adalah enrichment culture yang diungkapkan pertama kali oleh
Winogradsky dan Beijerinck. Metode ini digunakan untuk isolasi dan studi
mengenai tipe fisiologi mikrob yang eksis di alam. Penting digunakan dalam skala
21
mikro pada seleksi alami. Media kultur berisi komposisi kimia tertentu
dinokulasikan dengan populasi mikrob, misalnya dari sejumlah tanah, dan
kemudian dilakukan pengujian terhadap mikrob apa yang dominan tumbuh
(Stanier et.al, 1976).
Enrichment culture ini dilakukan sebanyak 4 kali, tujuannya adalah untuk
meminimalisir kandungan bahan organik yang terkandung di dalam sampel tanah
sehingga akan mengurangi bakteri heterotrof, mengisolasi mikrob spesifik, serta
mengetahui masa produktif dari mikrob. Metode ini menggunakan medium
diperkaya, yaitu medium yang ditambahkan zat tertentu yang merupakan nutrisi
spesifik untuk jenis mikroba tertentu, sehingga dapat digunakan untuk bakteri
yang bersifat kemoheterotrof, kemautotrof, fotosintetik, dan untuk mikrob lain
yang bersifat spesifik (Sumarsih, 2008).
Kultur isolat yang diperoleh dari 14 sampel tanah yaitu masing-masing
sebanyak 14 kultur isolat “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter”. Setiap isolat
tersebut kemudian dipindahkan ke dalam kultur cair dengan konsentrasi yang
berbeda-beda, yaitu 250 ppm (NH4)2SO4, 500 ppm (NH4)2SO4, dan 1000 ppm
(NH4)2SO4. Hal ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi mana yang
menunjukkan aktivitas “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” paling optimal dalam
menurunkan konsentrasi amonium dan meningkatkan konsentrasi nitrat. Pada
tahap seleksi kemampuan tiap isolat ini, hanya dilakukan penetapan terhadap
konsentrasi amonium dan nitrat,sedangkan penetapan konsentrasi nitrit tidak
dilakukan. Hal ini dikarenakan nitrit yang terbentuk sangat sedikit, hal ini karena
nitrit bersifat reaktif, tidak stabil, dan merupakan senyawa peralihan dari oksidasi
amonium menjadi nitrat (Tresnawati, 2006).
Kemudian, dari masing-masing kultur isolat dengan variasi konsentrasi
(NH4)2SO4 tersebut dipilih 5 isolat “NitrosomonasI” dan “Nitrobacter” terbaik.
Kultur isolat dengan konsentrasi (NH4)2SO4 yang memberikan hasil optimal untuk
aktivitas “Nitrosomonas” maupun “Nitrobacter” juga dipilih masing-masing
sebanyak 5 isolat. Setelah itu, 5 pasang isolat tersebut digabungkan dan
dikombinasikan satu sama lain, sehingga diperoleh 25 kombinasi pasangan isolat
“Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” untuk dilakukan pengujian terhadap
22
kemampuannya dalam menurunkan konsentrasi amonium dan meningkatkan
konsentrasi nitrat.
4.2. Seleksi Nitrosomonas sp. yang Memiliki Kemampuan Tinggi dalam
Mengoksidasi Amonium
Nitrosomonas merupakan bakteri kemoautotrof yang membutuhkan sumber
energi berupa amonium. Pengukuran konsentrasi amonium yang mampu
dioksidasi oleh Nitrosomonas dilakukan pada isolat dalam medium yang memiliki
konsentrasi (NH4)2SO4 yang berbeda, yaitu 250 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm.
Pengukuran konsentrasi amonium ini dilakukan pada hari ke-0, ke-4, ke-8, ke-12,
dan ke-16. Pengukuran konsentrasi amonium juga dilakukan terhadap blanko.
Blanko ini merupakan faktor koreksi untuk tiap kali pengukuran dan dapat
dijadikan indikasi terjadinya kontaminasi. Konsentrasi amonium yang terukur
pada hari ke-0 dari tiap isolat lebih rendah dibandingkan blanko, baik isolat dalam
medium dengan konsentrasi (NH4)2SO4 sebesar 250 ppm, 500 ppm, maupun 1000
ppm. Hal ini disebabkan tiap isolat telah diinkubasi selama 48-72 jam, sehingga
selama waktu inkubasi tersebut konsentrasi amonium telah mengalami penurunan
dan konsentrasinya mulai terukur, serta nilainya lebih rendah dibandingkan
dengan blanko.
4.2.1. Uji Kemampuan “Nitrosomonas“ dalam Mengoksidasi Amonium pada
Konsentrasi 250 ppm (NH4)2SO4
Konsentrasi amonium yang terukur pada hari ke-0 berbeda-beda untuk tiap
isolat dan nilainya lebih rendah dibandingkan dengan blanko. Besarnya
konsentrasi amonium pada tiap interval waktu tersebut dapat dilihat pada Gambar
1. Konsentrasi amonium pada hari ke-0 berkisar antara 15,58-29,40 ppm N(NH4)2SO4. Isolat yang memiliki konsentrasi amonium tertinggi pada hari ke-0
adalah NSkm3 (29,40 ppm) yang berasal dari tanah di bawah tumpukan kotoran
kambing, sedangkan isolat dengan konsentrasi terendah yaitu isolat NSkm4 (15,58
ppm) yang juga berasal dari tanah di bawah tumpukan kotoran kambing.
Perbedaan konsentrasi amonium yang mencolok ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kemampuan isolat “Nitrosomonas” dalam mengoksidasi amonium
meskipun berasal dari sumber yang sama.
23
(a)
(b)
Gambar 1. Konsentrasi amonium yang dioksidasi oleh “Nitrosomonas” dalam konsentrasi 250
ppm (NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NSsp1, NSkm1, NSm2, NSkb1, NSkm3, NSam,
NSkb2; (b) NSsp2, NSsp3, NSsp4, NSsp5, NSkb2, NSsp6, NSkm4
Konsentrasi amonium mulai mengalami penurunan pada hari ke-4 dengan
kisaran konsentrasi antara 13,07-19,77 ppm N-(NH4)2SO4, sedangkan isolat
NSkm4 yang berasal dari sampel tanah di bawah tumpukan kotoran kambing,
belum mengalami penurunan konsentrasi bahkan hingga hari ke-8. Konsentrasi
amonium terus mengalami penurunan hingga hari ke-8, namun terdapat beberapa
isolat yang mengalami peningkatan konsentrasi amonium, diantaranya adalah
NSsp5, NSsp6, dan NSkm4. Peningkatan ini dapat saja terjadi karena sedang
berada dalam fase di mana terdapat penambahan biomassa lain yang
menyumbangkan amonium, sehingga amonium yang terukur pada hari ke-8
24
tersebut tidak murni berasal dari isolat “Nitrosomonas”. Konsentrasi amonium
dari tiap sampel menurun hingga hari ke-12 dan secara umum meningkat pada
hari ke-16.
Peningkatan konsentrasi amonium pada hari ke-16 dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah aerasi (suplai oksigen). Kandungan oksigen
yang rendah dapat menghambat oksidasi amonium, sehingga akan terjadi
akumulasi amonium. Faktor lainnya adalah temperatur atau suhu karena seperti
reaksi kimia pada umumnya, temperatur berpengaruh dalam laju degradasi oleh
mikrob. Dalam keadaan lembab dan suhu tanah yang baik terjadi nitrifikasi pada
kecepatan yang sangat cepat. Terdapat 2 isolat yang stabil menurunkan
konsentrasi amonium sejak hari ke-0 hingga hari ke-16, yaitu isolat NSkm1 yang
berasal dari sampel tanah di sekitar kandang kambing dan isolat NSsp2 yang
berasal dari tanah di sekitar kandang sapi. Sedangkan isolat NSkm4 tergolong
isolat “Nitrosomonas” yang memiliki kemampuan paling lambat, hal ini
dikarenakan isolat ini baru mampu menurunkan konsentrasi amonium pada hari
ke-12.
Kemampuan isolat-isolat “Nitrosomonas” dalam mengoksidasi amonium
dilihat dari besarnya rata-rata penurunan konsentrasi amonium (Tabel Lampiran
1). Dengan demikian, diperoleh 5 isolat yang memiliki kemampuan terbaik dalam
menurunkan konsentrasi amonium. Isolat yang memiliki kemampuan terbaik
berdasarkan urutan isolat yang mampu mengoksidasi amonium paling tinggi
hingga terendah yaitu isolat NSkm3 (4,40 ppm N-(NH4)2SO4), NSsp2 (3,26 ppm
N-(NH4)2SO4), NSam (2,95 ppm N-(NH4)2SO4), NSsp1 (2,94 ppm N-(NH4)2SO4),
dan NSkb1 (2,83 ppm N-(NH4)2SO4). Dan secara umum, berdasarkan Gambar 1,
terlihat bahwa masa produktif optimal isolat “Nitrosomonas” dalam 250 ppm
(NH4)2SO4 yaitu pada hari ke-4 hingga hari ke-12.
4.2.2. Uji Kemampuan “Nitrosomonas” dalam Mengoksidasi Amonium pada
Konsentrasi 500 ppm (NH4)2SO4
Konsentrasi amonium yang diperoleh dari hasil pengukuran hari ke-0 pada
kultur yang diberikan 500 ppm (NH4)2SO4 berkisar antara 38,70-59,64 ppm N(NH4)2SO4. Hampir seluruh isolat mengalami penurunan konsentrasi amonium
pada hari ke-4, kecuali isolat NSkm4 dengan konsentrasi yang masih sama seperti
25
pada hari ke-0 seperti halnya yang terjadi dalam konsentrasi 250 ppm (NH4)2SO4.
Isolat yang mampu mengoksidasi amonium paling cepat sejak hari ke-0 hingga
ke-4 adalah isolat NSsp1 yang berasal dari tanah di sekitar kandang sapi dengan
penurunan konsentrasi sebesar 20,94 ppm N-(NH4)2SO4. Pada hari ke-8 semua
isolat mengalami penurunan konsentrasi amonium, sedangkan hari ke-12
mengalami peningkatan, kecuali isolat NSkb2 yang masih menurun. Isolat ini
merupakan isolat yang berasal dari tanah di sekitar kandang kerbau. Peningkatan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan gambar tersebut, terlihat
bahwa kemampuan optimal isolat “Nitrosomonas” dalam mengoksidasi amonium
terjadi pada hari ke-4 hingga ke-8.
Setelah
mengalami
peningkatan,
isolat-isolat
tersebut
mengalami
penurunan konsentrasi pada hari ke-16. Namun, terdapat isolat yang tetap
mengalami peningkatan, yaitu isolat NSsp4, NSkb2, dan NSkm4. Ketiga isolat ini
diduga telah memasuki fase jenuh, sehingga dengan adanya pengaruh aerasi dan
temperatur maka terjadi akumulasi amonium. Isolat yang paling stabil dalam
menurunkan konsentrasi nitrat adalah isolat NSkb2 , sedangkan isolat NSkm4
merupakan isolat yang kemampuannya paling lambat seperti pada halnya di dalam
250 ppm (NH4)2SO4 karena baru mampu menurunkan konsentrasi amonium pada
hari ke-8.
(a)
26
(b)
Gambar 2. Konsentrasi amonium yang dioksidasi oleh “Nitrosomonas” dalam konsentrasi 500
ppm (NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NSsp1, NSkm1, NSkm2, NSkb1, NSkm3, NSam,
NSkb2; (b) NSsp2, NSsp3, NSsp4, NSsp5, NSkb2, NSsp6, NSkm4
Terdapat 5 isolat yang mampu menurunkan konsentrasi amonium paling
baik berdasarkan Tabel Lampiran 2. Secara berurutan dari isolat yang tercepat
yaitu isolat NSsp1 dengan rata-rata penurunan konsentrasi amonium sebesar 8,96
ppm N-(NH4)2SO4; isolat NSkm2 dengan rata-rata penurunan konsentrasi 7,64
ppm N-(NH4)2SO4; isolat NSsp3 dengan rata-rata penurunan konsentrasi
amonium 7,33 ppm N-(NH4)2SO4; isolat NSkm1 dengan rata-rata penurunan
konsentrasi amonium sebesar 7,01 ppm N-(NH4)2SO4; dan isolat NSkm3 dengan
rata-rata penurunan konsentrasi sebesar 6,91 ppm N-(NH4)2SO4.
4.2.3. Uji Kemampuan “Nitrosomonas” dalam Mengoksidasi Amonium pada
Konsentrasi 1000 ppm (NH4)2SO4
Konsentrasi amonium yang terukur pada hari ke-0 dalam 1000 ppm
(NH4)2SO4 berkisar antara 92,47-125,97 ppm N-(NH4)2SO4. Pada hari ke-4 dan
ke-8, semua isolat mengalami penurunan konsentrasi amonium, namun terdapat 2
isolat yang tidak mengalami penurunan konsentrasi amonium pada hari ke-4, yaitu
isolat Aam yang berasal dari tanah di sekitar kandang ayam dan isolat NSsp3 yang
berasal dari tanah di sekitar kandang sapi. Konsentrasi keduanya baru mengalami
penurunan pada hari ke-8, sehingga dapat dikatakan memiliki kemampuan yang
relatif lambat dibandingkan dengan isolat lainnya. Seperti halnya dalam 500 ppm
(NH4)2SO4, konsentrasi amonium dalam 1000 ppm (NH4)2SO4 ini mengalami
peningkatan pada hari ke-12 dan menurun kembali di hari ke-16 (Gambar 3).
27
Seperti pada variasi konsentrasi (NH4)2SO4 lainnya, diperoleh 5 isolat
“Nitrosomonas” yang memiliki kemampuan mengoksidasi amonium paling baik
(Tabel Lampiran 3), yaitu isolat isolat NSkb1 (23,71 ppm N-(NH4)2SO4), NSkm2
(21,87 ppm N-(NH4)2SO4), NSsp4 (21,19 ppm N-(NH4)2SO4), NSsp2 20,36 ppm
(N-(NH4)2SO4), dan NSkm1 (20,19 ppm N-(NH4)2SO4). Isolat yang mengoksidasi
amonium paling baik dalam 1000 ppm (NH4)2SO4 adalah isolat NSkb1.
(a)
(b)
Gambar 3. Konsentrasi amonium yang dioksidasi oleh “Nitrosomonas” dalam konsentrasi 1000
ppm (NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NSsp1, NSkm1, NSkm2, NSkb1, NSkm3,NSam,
NSkb2; (b) NSsp2, NSsp3, NSsp4, NSsp5, NSkb2, NSsp6, NSkm4
4.3. Seleksi Nitrobacter sp. yang Memiliki Kemampuan Tinggi dalam
Menghasilkan Nitrat
Nitrobacter merupakan bakteri penitrifikasi yang berperan dalam
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Untuk itu, dilakukan pengukuran konsentrasi
28
nitrat yang mampu dihasilkan oleh Nitrobacter. Pengukuran ini dilakukan dengan
menggunakan isolat yang berasal dari tanah di sekitar kandang ternak seperti
halnya Nitrosomonas dengan variasi konsentrasi (NH4)2SO4 yang sama pula, yaitu
250 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm. Pengukuran konsentrasi nitrat dari tiap isolat
pada hari ke-0 memiliki nilai yang bervariasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
telah terbentuk nitrat pada awal pengukuran. Terbentuknya nitrat pada hari ke-0
ini disebabkan tiap isolat telah diinkubasi sebelumnya selama 48-72 jam, sehingga
pada saat pengukuran telah terukur konsentrasi nitrat yang terbentuk pada masa
inkubasi tersebut dan nilainya lebih tinggi dbandingkan dengan blanko.
4.3.1. Uji Kemampuan “Nitrobacter” dalam Menghasilkan Nitrat pada
Konsentrasi 250 ppm (NH4)2SO4
Variasi konsentrasi nitrat yang dihasilkan isolat-isolat “Nitrobacter” dalam
konsentrasi 250 ppm (NH4)2SO4 pada hari ke-0 berkisar antara 13,83-115,52 ppm
N-NO3, dimana konsentrasi nitrat tertinggi dihasilkan oleh isolat NBkm3 yang
berasal dari tanah di sekitar kandang kambing. Pada hari ke-4, hampir seluruh
isolat mengalami peningkatan konsentrasi nitrat, sedangkan pada hari ke-8
terdapat isolat yang mulai mengalami penurunan konsentrasi nitrat, yaitu isolat
NBsp1, NBkm2, NBkb2, dan NBkm4. Bahkan untuk isolat NBsp2 dan NBsp4
dimana keduanya berasal dari tanah di sekitar kandang sapi, penurunan
konsentrasi nitrat ini berlanjut terus hingga hari ke-16. Hal ini dapat disebabkan
antara lain karena kemampuan kedua isolat “Nitrobacter” tersebut untuk
mengoksidasi nitrit telah berkurang. Selain itu juga dapat dikarenakan pH media
yang semakin menurun sehingga menekan populasi “Nitrobacter”. Penurunan
nilai pH disebabkan proses nitrifikasi, yaitu pembentukan asam nitrat oleh bakteri
nitrifikasi. Asam nitrat merupakan asam kuat, pembentukan asam nitrat akan
menyebabkan penurunan nilai pH serta akan mengurangi aktivitas enzim (Cho et
al., 2000 dalam Purnamasari, 2008).
Konsentrasi nitrat pada hari ke-12 untuk isolat NBkm1, NBkm3, dan
NBsp5 mulai menurun. Penurunan konsentrasi nitrat terjadi pada hari ke-16 untuk
seluruh isolat “Nitrobacter”. Penurunan konsentrasi di hari ke-16 dapat
disebabkan berkurangnya populasi “Nitrobacter” serta reduksi nitrat ke nitrit dan
amonium dalam proses asimilasi nitrat. Selain itu dapat disebabkan oleh proses
29
penggunaan nitrat sebagai sumber oksigen (nitrat sebagai akseptor hidrogen).
Dalam proses ini, oksigen digunakan oleh organisme bagi oksidasi senyawasenyawa karbon atau substansi anorganik, seperti misalnya sulfur. Dengan
demikian, energi yang diperoleh digunakan untuk mereduksi nitrat ke nitrit, untuk
membebaskan gas nitrogen, untuk mengoksidasi nitrogen atau ke amonia (Sutedjo
et.al, 1991).
(a)
(b)
Gambar 4. Konsentrasi nitrat yang dihasilkan oleh “Nitrobacter” dalam konsentrasi 250 ppm
(NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NBsp1, NBkm1, NBkm2, NBkb1, NBkm3, NBam, NBkb2;
(b) NBsp2, NBsp3, NBsp4, NBsp5, NBkb2, NBsp6, NBkm4
Variasi peningkatan konsentrasi nitrat ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Berdasarkan pengukuran terhadap konsentrasi nitrat dalam 250 ppm (NH4)2SO4
juga diperoleh 5 isolat terbaik yang mampu meningkatkan konsentrasi nitrat
30
dalam interval waktu 0-16 hari. Isolat-isolat tersebut yaitu isolat NBkm1, NBkb1,
NBsp6, NBkm4, dan NBkm2. Rata-rata peningkatan konsentasi masing-masing
sebesar 3,91 ppm N-NO3, 1,78 ppm N-NO3, 1,70 ppm N-NO3, 1,51 ppm N-NO3,
dan 1,07 ppm N-NO3 (Tabel Lampiran 4).
4.3.2. Uji Kemampuan “Nitrobacter” dalam Menghasilkan Nitrat pada
Konsentrasi 500 ppm (NH4)2SO4
Variasi konsentrasi nitrat pada 500 ppm (NH4)2SO4 yang terjadi saat hari
ke-0 berkisar antara 20,56 ppm dengan rata-rata peningkatan sebesar 20,56-67,67
ppm N-NO3. Isolat yang memiliki konsentrasi nitrat terendah yaitu isolat NBkm2,
sedangkan isolat NBkm3 merupakan isolat dengan konsentrasi nitrat tertinggi.
Kedua isolat tersebut berasal dari sampel tanah yang berada di bawah tumpukan
kotoran kambing. Hal ini menunjukkan bahwa kedua isolat tersebut memiliki
kemampuan berbeda dalam meningkatkan konsentrasi nitrat meskipun berasal
dari sumber yang sama.
Berdasarkan Gambar 5, terlihat bahwa secara umum peningkatan
konsentrasi nitrat paling optimal yang dihasilkan isolat “Nitrobacter” dalam 500
ppm (NH4)2SO4 terjadi sejak hari ke-4 hingga hari ke-12. Meskipun terdapat
beberapa isolat yang mengalami penurunan pada hari ke-8, namun meningkat
kembali di hari ke-12. Sedangkan pada hari ke-16, konsentrasi nitrat semua isolat
menurun seperti halnya dalam konsentrasi 250 ppm (NH4)2SO4. Menurut
Purnamasari (2008), hal ini dipengaruhi penurunan populasi bakteri, sehingga
proses nitrifikasi oleh bakteri nitrifiers tidak optimal. Selain itu, penurunan nitrat
juga disebabkan adanya reduksi nitrat yang bersifat asimilatif. Nitrat digunakan
mikroorganisme sebagai sumber nitrogen untuk sintesis senyawa N-organik
seperti protein, asam nukleat, dan dinding sel mikroba.
Isolat-isolat “Nitrobacter” yang memiliki kemampuan meningkatkan
konsentrasi nitrat paling baik dalam 500 ppm (NH4)2SO4 sesuai urutan dari yang
tertinggi hingga terendah adalah isolat NBsp5 dengan rata-rata peningkatan
sebesar 2,56 ppm N-NO3; isolat NBam dengan rata-rata peningkatan sebesar 1,33
ppm N-NO3; isolat NBsp1 dengan rata-rata peningkatan sebesar 1,29 ppm N-NO3;
isolat NBkb1 dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,36 ppm N-NO3; dan isolat
NBkm4 yaitu sebesar -0,02 ppm N-NO3 (Tabel Lampiran 5). Nilai negatif
31
menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi nitrat pada masa inkubasi
tertentu, dalam hal ini isolat NBkm4 mengalami penurunan konsentrasi pada hari
ke-8 dan ke-16.
(a)
(b)
Gambar 5. Konsentrasi nitrat yang dihasilkan oleh “Nitrobacter” dalam konsentrasi 500 ppm
(NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NBsp1, NBkm1, NBkm2, NBkb1, NBkm3, NBam, NBkb2;
(b) NBsp2, NBsp3, NBsp4, NBsp5, NBkb2, NBsp6, NBkm4
4.3.3. Uji Kemampuan “Nitrobacter” dalam Menghasilkan Nitrat pada
Konsentrasi 1000 ppm (NH4)2SO4
Konsentrasi nitrat dalam 1000 ppm (NH4)2SO4 cenderung menurun pada
hari ke-8. Bahkan isolat NBkb2 yang berasal dari tanah di sekitar kandang kerbau,
serta isolat NBsp2 dan NBsp4 yang berasal dari tanah di sekitar kandang sapi
mengalami penurunan konsentrasi sejak hari ke-8 hingga ke-16. Hal ini dapat
32
dikarenakan ketiga
isolat tersebut memiliki kemampuan yang rendah dalam
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat akibat konsentrasi (NH4)2SO4 yang diberikan
terlalu tinggi. Selain itu, juga terjadi hal yang sebaliknya, yaitu asimilasi nitrat
menjadi amonium. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel Lampiran 7 di mana pada
hari ke-8 konsentrasi nitrat isolat NBkb2, NBsp2, dan NBsp4 tersebut menurun,
sedangkan amoniumnya meningkat pada hari yang sama. Perubahan konsentrasi
nitrat tiap interval waktu dapat dilihat pada Gambar 6.
Isolat NBsp5, NBkb2, dan NBsp6 memiliki kemampuan yang relatif stabil
karena mampu meningkatkan konsentrasi nitrat sejak hari ke-0 hingga hari ke-12.
Sama halnya dengan isolat yang diberikan variasi (NH4)2SO4 lainnya, konsentrasi
nitrat yang mampu dihasilkan isolat “Nitrobacter” pada hari ke-16 dalam 1000
ppm (NH4)2SO4 ini mengalami penurunan. Kemampuan seluruh isolat untuk
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat dengan konsentrasi (NH4)2SO4 yang tinggi ini
sangat tidak optimal. Rata-rata konsentrasi nitrat tiap interval waktu yang
dihasilkan cenderung semakin rendah, sehingga secara umum diperoleh rata-rata
peningkatan yang bernilai negatif. Namun begitu, dapat diperoleh 5 isolat dengan
nilai rata-rata peningkatan konsentrasi tertinggi ataupun penurunan konsentrasi
nitrat yang terkecil (Tabel Lampiran 6). Isolat-isolat tersebut antara lain isolat
NBsp3 (1,29 ppm N-NO3), NBkm2 (0,69 ppm N-NO3), NBkm4 (-1,55 ppm NNO3), NBkb1 (-2,11 ppm N-NO3), dan NBsp6 (-2,15 ppm N-NO3). Peningkatan
konsentrasi nitrat yang memiliki nilai negatif menunjukkan bahwa terjadi
penurunan konsentrasi pada masa inkubasi tertentu. Hal ini sekaligus
menunjukkan bahwa kemampuan isolat dalam menghasilkan nitrat pada
konsentrasi 1000 ppm (NH4)2SO4 ini tidak dapat optimal karena konsentrasi yang
diberikan ini cukup tinggi.
Isolat NBkb1 dan NBsp6 menunjukkan rata-rata peningkatan konsentrasi
nitrat dengan nilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dari kedua
isolat tersebut semakin lama semakin menurun, sehingga hasil pengukuran
konsentrasi nitrat tiap interval waktu bukanlah meningkat, namun justru
konsentrasi nitrat tersebut semakin menurun. Penurunan kemampuan dari kedua
isolat ini dapat dipengaruhi oleh berkurangnya jumlah populasi “Nitrobacter”.
33
(a)
(b)
Gambar 6. Konsentrasi nitrat yang dihasilkan oleh “Nitrobacter” dalam konsentrasi 1000 ppm
(NH4)2SO4 oleh isolat: (a) NBsp1, NBkm1, NBkm2, NBkb1, NBkm3, NBam, NBkb2;
(b) NBsp2, NBsp3, NBsp4, NBsp5, NBkb2, NBsp6, NBkm4
4.4. Pasangan-Pasangan Isolat “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” Unggul
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tiap pengukuran konsentrasi
amonium dan nitrat selama interval waktu hari ke-0 hingga ke-16, dapat dikatakan
bahwa
terdapat
perbedaan
kemampuan
isolat
“Nitrosomonas”
dalam
mengoksidasi amonium dan kemampuan isolat “Nitrobacter” dalam mengoksidasi
nitrit menjadi nitrat untuk setiap perlakuan konsentrasi (NH4)2SO4. Dengan
demikian dapat diperoleh isolat-isolat unggul yang dapat melakukan nitrifikasi
dengan baik dibandingkan isolat lainnya. Dari masing-masing perlakuan tersebut,
dipilih 5 isolat terbaik untuk masing-masing “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter”.
34
Hasil penelitian Okabe et al., 1995, dalam Agustiyani et al., 2007,
menunjukkan bahwa nitrifikasi sangat lambat dan tidak stabil walaupun jumlah
bakteri nitrifikasi tinggi. Hal tersebut disebabkan di dalam sistem biofilm,
populasi bakteri heterotropik mengkompetisi bakteri nitrifikasi dalam hal oksigen
dan ruang yang menyebabkan terhambatnya proses nitrifikasi.
Isolat “Nitrosomonas” yang paling cepat menurunkan konsentrasi
amonium dalam 250 ppm (NH4)2SO4 adalah isolat NSsp1, NSkb1, NSkm3,
NSam, serta NSsp2 dan isolat “Nitrobacter” yang mampu meningkatkan
konsentrasi nitrat paling baik adalah isolat NBkm1, NBkb1, NBsp6, NBkm4, dan
NBkm2. Dari pasangan tersebut, isolat NSkb1-NBkb1 merupakan pasangan isolat
yang mampu mengoksidasi amonium sekaligus menghasilkan nitrat dengan baik.
Isolat “Nitrosomonas” terbaik dalam 500 ppm (NH4)2SO4 adalah isolat NSsp1,
NSkm1, NSkm2, NSkm3, dan NSsp3 serta isolat “Nitrobacter” terbaik adalah
NBsp1, NBkb1, NBam, NBsp5, dan NBkm4. Berdasarkan pasangan yang
diperoleh, isolat yang mampu melakukan nitrifikasi dengan baik adalah NSsp1NBsp1. Sedangkan untuk 1000 ppm (NH4)2SO4, isolat terbaik adalah NSkm1,
NSkm2, NSkb1, NSsp2, serta NSsp4 untuk “Nitrosomonas” dan isolat NBkm2,
NBkb1, NBsp3, NBsp6, dan NBkm4 untuk Nitrobacter”. Berdasarkan pasangan
tersebut, pasangan isolat yang dapat melakukan proses nitrifikasi dengan baik
adalah pasangan isolat NSkm2-NBkm2 dan NSkb1-NBkb1.
Berdasarkan rata-rata penurunan konsentrasi amonium dan peningkatan
konsentrasi nitrat, diperoleh bahwa baik isolat “Nitrosomonas” maupun
“Nitrobacter” mampu melakukan nitrifikasi dengan baik pada pemberian 500 ppm
(NH4)2SO4 dalam kulturnya. Hal ini dikarenakan rata-rata penurunan amonium
yang terjadi sebesar 0,21 ppm dan rata-rata peningkatan nitrat yang terjadi sebesar
60,90 ppm dibandingkan dengan kultur yang diberikan konsentrasi 250 ppm dan
1000 ppm (NH4)2SO4. Dengan demikian, pasangan isolat “Nitrosomonas” dan
”Nitrobacter” yang memiliki kemampuan dan viabilitas paling baik yaitu isolat
NSsp1, NSkm1, NSkm2, NSkm3, dan NSsp3 untuk “Nitrosomonas” serta isolat
NBsp1, NBkb1, NBam, NBsp5, dan NBkm4 untuk “Nitrobacter”.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh tersebut, dapat dikatakan bahwa
setiap isolat “Nitrosomonas” maupun ”Nitrobacter” memiliki kemampuan yang
35
berbeda antara isolat satu dengan isolat lainnya meskipun berasal dari sumber
isolat yang sama. Secara umum sumber isolat yang memiliki “Nitrosomonas” dan
“Nitrobacter” dengan kemampuan nitrifikasi paling optimal yaitu tanah yang
berada di sekitar kandang kambing lebih baik dibandingkan dengan isolat yang
berasal dari tanah di sekitar kandang kerbau, tanah di sekitar kandang sapi,
maupun tanah di sekitar kandang ayam.
4.5. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Gabungan Pasangan Isolat
“Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” Unggul
Sebanyak masing-masing 5 isolat “Nitrosomonas” dan ”Nitrobacter” yang
telah diperoleh dari hasil seleksi akan dikombinasikan untuk selanjutnya
dilakukan pengukuran gabungan konsentrasi amonium dan nitrat. Isolat bakteri
penitrifikasi hasil seleksi yang terbaik merupakan isolat-isolat dari media dengan
konsentrasi (NH4)2SO4 sebesar 500 ppm. Sebanyak 5 isolat “Nitrosomonas”
terbaik
yang
mampu
menurunkan
konsentrasi
amonium dengan
cepat
digabungkan dengan 5 isolat ”Nitrobacter” yang paling cepat dalam
meningkatkan konsentrasi nitrat.
Penggabungan isolat “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter” ini dilakukan
dengan memasukkan masing-masing sebanyak 2.5 ml kultur masing masing isolat
ke dalam 50 ml media baru. Pasangan isolat gabungan ini dilakukan dengan
mengkombinasikan satu isolat “Nitrosomonas” dengan lima isolat “Nitrobacter”,
begitu seterusnya hingga kelima isolat “Nitrosomonas” tersebut dikombinasikan
semua dengan kelima isolat “Nitrobacter”. Sehingga diperoleh 25 pasang isolat
gabungan “Nitrosomonas”-“Nitrobacter”. Kemudian, masing-masing pasangan
isolat gabungan tersebut diukur konsentrasi amonium dan nitratnya. Pengukuran
ini dilakukan pada hari ke-4 karena secara umum aktivitas masing-masing isolat
“Nitrosomonas”-“Nitrobacter” paling optimum terjadi pada hari ke-4. Hasil dari
pengukuran konsentrasi amonium dan nitrat dari tiap pasangan isolat
“Nitrosomonas”-“Nitrobacter” tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh masing-masing 10 pasang isolat
gabungan “Nitrosomonas”-“Nitrobacter” yang mampu mengoksidasi amonium
dan meningkatkan nitrat dengan sangat baik. Pasangan isolat yang mampu
menurunkan konsentrasi amonium dengan cepat yaitu pasangan isolat NSsp3-
36
NBkm4 (8,29 ppm N-(NH4)2SO4); NSkm3-NBkm4 (6,45 ppm N-(NH4)2SO4);
NSsp1-NBkb1 (3,78 ppm N-(NH4)2SO4); NSsp1-NBsp1 (3.69 ppm N(NH4)2SO4); NSsp1-NBm4 (3,69 ppm N-(NH4)2SO4); NSkm2-NBkm4 (3,69 ppm
N-(NH4)2SO4); NSsp3-NBsp5 (3,69 ppm N-(NH4)2SO4); NSkm3-NBkb1 (3,59
ppm N-(NH4)2SO4); NSkm2-NBkb1 (2,76 ppm N-(NH4)2SO4); dan NSkm3NBsp5 (1,84 ppm N-(NH4)2SO4). Pasangan isolat yang mampu mengoksidasi
amonium terbaik adalah pasangan isolat NSsp3-NBkm4 dan NSkm3-NBkm4.
Pasangan isolat yang mampu meningkatkan konsentrasi nitrat terbaik
antara lain pasangan isolat NSsp3-NBsp1 (12,82 ppm N-NO3); NSkm2-NBsp1
(11,13 ppm N-NO3); NSkm3-NBsp1 (6,07 ppm N-NO3); NSkm3-NBam (6,07
ppm N-NO3); NSsp3-NBam (4,81 ppm N-NO3); NSsp3-NBsp5 (4,47 ppm NNO3); NSsp1-NBsp5 (4,39 ppm N-NO3); NSkm2-NBkb1 (4,39 ppm N-NO3);
NSsp1-NBkm4 (3,96 ppm N-NO3); dan NSkm3-NBkb1 (3,12 ppm N-NO3).
Pasangan isolat yang mampu meningkatkan nitrat dengan konsentrasi tertinggi
adalah pasangan isolat NSkm2-NBsp1 dan NSsp3-NBsp1.
Selain itu, diperoleh pula 5 pasangan isolat “Nitrosomonas” dan
“Nitrobacter” yang mampu menurunkan konsentrasi amonium sekaligus
meningkatkan konsentrasi nitrat dengan baik (baris yang berwarna abu-abu pada
Tabel 4), yaitu pasangan isolat NSsp1-NBsp5, NSsp1-NBkm4, NSkm2-NBkb1,
NSkm3-NBkb1, serta isolat NSsp3-NBsp5 (Tabel 4). Pasangan-pasangan isolat
tersebut dapat dikatakan sebagai pasangan “Nitrosomonas” dan “Nitrobacter”
yang mampu melakukan nitrifikasi paling baik, yaitu sampel yang mampu
menurunkan
konsentrasi
amonium
paling
baik
sekaligus
meningkatkan
konsentrasi nitrat paling baik pula.
Berdasarkan Tabel 4, terdapat nilai konsentrasi amonium yang bernilai
negatif. Konsentrasi bernilai negatif tersebut menunjukkan bahwa terjadi
penurunan konsentrasi amonium dan sebaliknya untuk konsentrasi bernilai positif.
Berbeda dengan konsentrasi amonium, pada konsentrasi nitrat diharapkan nilai
yang sebaliknya, yaitu konsentrasi yang bernilai positif. Nilai konsentrasi yang
positif tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan konsentrasi nitrat, sedangkan
nilai konsentrasi yang negatif menunjukkan hal yang sebaliknya.
37
Tabel 4. Konsentrasi Amonium dan Nitrat Isolat Gabungan “Nitrosomonas”
“Nitrobacter” pada Hari Ke-4 dalam Konsentrasi 500 ppm (NH4)2SO4
Kode Isolat
Blanko
NSsp1-NBsp1
NSsp1-NBkb1
NSsp1-NBam
NSsp1-NBsp5
NSsp1-NBkm4
NSkm1-NBsp1
NSkm1-NBkb1
NSkm1-NBam
NSkm1-NBsp5
NSkm1-NBkm4
NSkm2-NBsp1
NSkm2-NBkb1
NSkm2-NBam
NSkm2-NBsp5
NSkm2-NBkm4
NSkm3-NBsp1
NSkm3-NBkb1
NSkm3-NBam
NSkm3-NBsp5
NSkm3-NBkm4
NSsp3-NBsp1
NSsp3-NBkb1
NSsp3-NBam
NSsp3-NBsp5
NSsp3-NBkm4
Penurunan
Konsentrasi
Amonium
----- ppm N-(NH4)2SO4 ----48.09
0.00
44.41
-3.69
44.32
-3.78
48.09
0.00
46.25
-1.84
44.41
-3.69
47.17
-0.92
51.78
3.69
46.25
-1.84
55.46
7.37
53.62
5.53
50.86
2.76
45.33
-2.76
48.09
0.00
53.71
5.62
44.41
-3.69
50.77
2.67
44.50
-3.59
60.07
11.98
46.25
-1.84
41.64
-6.45
49.94
1.84
53.62
5.53
58.23
10.13
44.41
-3.69
39.80
-8.29
Konsentrasi
Amonium
Peningkatan
Konsentrasi
Nitrat
----- ppm N-NO3 ----1.10
0.00
0.42
-0.67
1.18
0.08
-2.28
-3.37
5.48
4.39
5.06
3.96
-0.59
-1.69
1.27
0.17
3.12
2.02
-0.42
-1.52
3.80
2.70
12.23
11.13
5.48
4.39
3.80
2.70
-1.69
-2.78
2.95
1.86
7.17
6.07
4.22
3.12
7.17
6.07
-2.28
-3.37
-1.27
-2.36
13.92
12.82
3.37
2.28
5.90
4.81
5.57
4.47
2.36
1.27
Konsentrasi
Nitrat
38
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Sumber isolat berupa tanah yang berada di sekitar kandang ternak (sapi,
kerbau, kambing, dan ayam) memiliki populasi bakteri penitrifikasi, yaitu
“Nitrosomonas” dan “Nitrobacter”. Aktivitas isolat bakteri penitrifikasi paling
optimal terjadi pada media spesifik dengan taraf konsentrasi (NH4)2SO4 sebesar
500 ppm (NH4)2SO4 dan pada waktu inkubasi 4 hari. Isolat bakteri penitrifikasi
(“Nitrosomonas” dan “Nitrobacter”) yang diisolasi memiliki kemampuan berbeda
dalam melakukan proses nitrifikasi, yaitu dalam hal menurunkan konsentrasi
amonium dan meningkatkan konsentrasi nitrat. Isolat bakteri penitrifikasi yang
berasal dari tanah di sekitar kandang kambing merupakan isolat yang memiliki
kemampuan melakukan nitrifikasi paling cepat dibandingkan dengan isolat yang
berasal dari tanah di sekitar kandang kerbau, tanah di sekitar kandang sapi,
maupun tanah di sekitar kandang ayam. Isolat-isolat yang telah diperoleh dari
berbagai tanah di sekitar kandang ternak tersebut mampu melakukan proses
nitrifikasi dengan baik.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan sampel tanah yang lainnya,
sehingga diperoleh kultur stok bakteri penitrifikasi yang memiliki kemampuan
baik dalam melakukan proses nitrifikasi, serta karakterisasi dan identifikasi
terhadap bakteri penitrifikasi tersebut. Selain itu, perlu juga dilakukan analisis
dengan alternatif metode lain yang tidak membutuhkan waktu lama dan bahanbahan yang mudah diperoleh. Perlu juga dilakukan aplikasi terhadap limbah
domestik maupun limbah industri, khususnya yang mencemari lingkungan
perairan, sehingga dapat diketahui efektivitas dari isolat-isolat bakteri penitrifikasi
yang diperoleh dari berbagai tanah di sekitar kandang ternak tersebut.
39
DAFTAR PUSTAKA
Agustiyani, D. dan I. Hartati. 2000. Biodegradasi senyawa organik dan amonium
dalam limbah cair industri minyak kelapa sawit dengan sistem
pertumbuhan mikroorganisma terlekat. Berita Biologi 5 (2): 157-164.
Agustiyani, D., I. Hartati, G. Edi, dan K.D. Latifah. 2007. Proses nitrifikasi oleh
kultur mikroba penitrifikasi N-Sw dan zeolit. Berita Biologi 8 (5): 405411.
Alexander, M. 1999. Introduction to Soil Microbiology. 2nd Edition. John Wiley
and Sons. New York.
Anonim. 2009. Reduksi Amoniak Limbah Cair Industri Tekstil dengan
Menggunakan Kultur Campuran Bakteri Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter
sp. http://limbah.org/reduksi-amoniak-limbah-cair-industri.html. [Diakses:
15 Januari 2011].
Davis, M.L. and D.A. Cornwell. 1991. Introduction to Environmental
Engineering. 2nd Edition. McGraw-Hill. New York.
Hairiah, K dan E, Handayanto. 2007. Biologi Tanah. Adipura. Yogyakarta.
Holt, J.G., Noel, R.K., Peter, H.A.S., and Stanley, J.T. 1994. Bergeys Manual of
Determinate Bacteriology. 9th Edition. Williams and Wilkins. USA.
Imas, T., R.S. Hadioetomo, A.W. Gunawan, dan Y. Setiadi. 1989. Mikobiologi
Tanah II. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Iswandi, A. 1989. Biologi Tanah dalam Praktek Bagian I. Pusat Antar Universitas
Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Jenie, B.S.L. dan W.P. Rahayu. 2004. Penanganan Limbah Industri Pangan. Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB. Bogor.
King, D. and Nedwell, D.B. 1985. The influence of nitrate concentration upon the
end products of nitrate dissimilation by bacteria in anaerobic salt marsh
sediment. FEMS Microbiol Ecol 31: 23-28.
Kuhn, D.D., D.D. Drahos, M. Lori, and J.F.Jr. George. 2010. Evaluation of
nitrifying bacteria product to improve nitrification efficacy in recirculating
aquaculture systems. Aquaculture Engineering 43 (2010): 78-82.
Leiwakabessy, F.M., U.M. Wahjudin, dan Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah.
Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Magdalena. 2009. Kualitas Biologis dan Manipulasi Mikroba: Bakteri Nitrifikasi.
http://www.sith.itb.ac.id/d4_akuakultur_kultur_jaringan/bahankuliah/(Pertemuan4)_Teknologi_Pengelolaan_Kualitas_Air_KUALITAS_
AIR_BIOLOGIS_dan_Manipulasi_Bakteri_Nitrifikasi.pdf. [Diakses: 18
Oktober 2010].
40
Mathius, W. 2010. Kotoran Kambing-Domba pun Bisa Bernilai Ekonomis. http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr255039.pdf.
[Diakses:24
September 2010].
Nestiti, Y. 2008. Optimasi Pengunaan Isolat Bakteri Nitrifikasi Indigen untuk
Pengendalian Kualitas Air pada Kultur Postlarva Udang Putih
(Litopenaeus vannamei Boone). http//:www.sith.itb.ac.id/abstract/s1/.
Optimasi Pengunaan Isolat Bakteri Nitrifikasi Indigen Untuk
Pengendalian Kualitas Air pada Kultur Postlarva Udang Putih
(Litopenaeus vannamei Boone)-Yayi-S1.pdf. [Diakses: 18 Oktober 2010]. Notohadiprawiro, T. 1999. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Paul, E.A. and F.E. Clark. 1996. Soil Microbiology and Biochemistry. 2nd Edition.
Academic Press. USA.
Paungfoo, C., P. Poonsuk, C.B. Paul, I. Nugul, and L.B. Linda. 2006. Nitrifying
bacterial communities in an aquaculture wastewater treatment system
using Fluorescence In Situ Hybridization (FISH), 16S rRNA gene cloning,
and phylogeneic analysis. Biotechnology and Bioengineering 97 (4): 985990.
Pelczar, M.J. and Chan, E.C.S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Edisi 2.
Terjemahan Hadioetomo, R.S., Imas, T., Tjitrosomo, S.S., dan Angka,
S.L. UI Press. Jakarta.
Purnamasari, H. 2008. Aplikasi Teknik Biofilter untuk Penghilangan Gas NH3
oleh Bakteri Nitrosomonas sp. dengan Menggunakan Bahan Pengisi
Kompos, Arang Sekam, dan Serasah di Pabrik Lateks Pekat. [Skripsi].
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rao, N.S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Edisi 2.
Terjemahan Susilo, Herawati. UI Press. Jakarta.
Simanungkalit, R.D.M., R. Saraswati, dan H. Edi . 2007. Metode Analisis Biologi
Tanah. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
Spotte, S. 1979. Fish and Invertebrate Culture. Water Management in Closed
System. 2nd Edition. A Willey Int. Pub. John Willey and Sons. New York.
Stanier, R.Y., A.A. Edward, and I. John. 1976. The Microbial World. 4th Edition.
Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs. New Jersey.
Sulaeman, Suparto, dan Eviati. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah,
Tanaman, Air, dan Pupuk. Edisi 2. Hal. 127; Hal. 135. Balai Penelitian
Tanah. Bogor.
Sumarsih.
2008.
Nutrisi
dan
Medium
Kultur
Mikroba. http://sumarsih07.files.wordpress.com/2008/11/iii-nutrisi-dan-mediumkultur-mikroba.pdf. [Diakses: 24 September 2010].
41
Sutedjo, M.M., A.G. Kartasapoetra, dan S. Sastroatmodjo. 1991. Mikrobiologi
Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Tresnawati, T. 2006. Aktivitas Bakteri Pengoksidasi Amonium Isolat ASR1 dan
ASR2 Asal Tambak Udang pada Sumber Karbon dan Salinitas yang
Berbeda. Skripsi. Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak, dan Penanggulangannya.
Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702). http://rudyct.com/PPS702ipb/08234/lina_warlina.pdf. [Diakses: 15 Januari 2011].
42
LAMPIRAN
43
Tabel Lampiran 1. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrosomonas dalam 250 ppm (NH4)2SO4
Kode Isolat
Konsentrasi Amonium Hari Ke0
4
Blanko
1
2
3
4
5
6
32.20
23.95
22.28
21.86
25.21
29.40
23.95
32.20
17.67
18.51
18.51
17.25
18.09
19.35
7
8
9
10
11
12
13
14
22.70
24.37
21.02
23.12
16.00
17.25
19.77
15.58
19.77
19.35
17.67
19.77
13.07
15.16
15.16
15.58
8
Rata-rata Peningkatan
Konsentrasi
Konsentrasi Nitrat Hari Ke-
16
0
4
---------- ppm N-(NH4)2SO4 ---------31.82 31.15 32.19
0.00
15.79 11.39 12.19
-2.94
15.16 12.02 11.39
-2.72
15.16 11.64 12.23
-2.41
15.58 11.39 13.90
-2.83
15.16 11.43 11.81
-4.40
15.58 11.39 12.15
-2.95
-0.37
20.56
22.06
19.07
17.57
28.04
22.06
-0.37
70.66
67.67
55.70
78.14
78.14
78.14
------------ ppm N-NO3 ----------1.12 10.84
66.92
66.17 74.40
70.66
63.18 74.40
71.41
66.92 85.61
78.14
66.92 74.40
85.61
77.39 108.04 108.04
69.91 70.66
84.86
25.80
51.97
40.00
33.27
17.57
11.59
14.58
5.61
70.66
48.23
70.66
63.18
115.52
70.66
31.78
55.70
69.91
77.39
56.45
78.14
19.81
64.68
78.14
69.91
15.16
16.00
15.58
15.58
16.00
15.58
15.58
15.58
12
Rata-rata Penurunan
Konsentrasi
11.35
11.39
11.60
11.60
11.81
11.35
11.43
11.35
12.61
11.35
12.23
13.07
16.84
13.07
11.39
11.81
-2.52
-3.26
-2.20
-2.51
0.21
-1.05
-2.09
-0.94
8
12
93.09
48.23
8.60
63.18
11.59
85.61
74.40
70.66
16
85.61
81.87
78.14
70.66
17.57
71.41
70.66
66.92
16.82
12.52
12.34
14.77
17.01
20.00
15.70
14.95
7.48
9.53
9.35
0.00
14.95
14.02
15.33
43
44
Tabel Lampiran 2. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrosomonas dalam 500 ppm (NH4)2SO4
Kode Isolat
Konsentrasi Amonium Hari Ke0
4
Blanko
1
2
3
65.50
59.64
51.26
53.77
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Rata-rata Penurunan
Konsentrasi
Konsentrasi Nitrat Hari Ke-
Rata-rata Peningkatan
Konsentrasi
0
4
64.23
38.70
47.91
38.70
8
12
16
---------- ppm N-(NH4)2SO4 ---------66.17 65.43 64.76
-0.18
24.04 25.38 23.79
-8.96
22.70 32.00 23.20
-7.01
22.87 37.86 23.20
-7.64
0.37
10.84
20.56
8.60
2.62
50.47
70.66
84.86
8
12
16
------------ ppm N-NO3 ---------0.37 25.80 59.44
74.40 70.66 70.66
54.21 70.66 78.14
78.14 70.66 66.92
49.59
52.10
50.42
51.26
51.26
52.10
50.42
50.42
40.37
39.53
39.53
40.37
37.86
39.53
37.86
39.12
23.62
23.54
22.87
22.87
22.87
23.62
22.78
22.78
26.05
31.16
24.46
33.67
27.05
29.57
23.62
29.57
24.46
24.46
23.62
25.30
23.62
22.78
23.70
24.37
-6.28
-7.33
-6.68
-6.51
16.08
31.03
22.06
22.06
34.77
40.75
41.50
10.84
58.69
70.66
36.26
66.92
85.61
61.69
56.45
11.59
77.39
78.14
71.41
93.09
85.61
78.14
85.61
55.70
74.40
74.40
70.66
81.87
63.18
78.14
85.61
70.66
70.66
85.61
74.40
81.87
85.61
85.61
93.09
78.14
38.70
38.70
38.70
37.86
37.02
38.70
24.46
22.78
23.54
22.78
27.05
24.37
23.79
24.37
25.13
-3.73
-3.58
-3.39
16.08
18.32
19.07
34.77
58.69
56.45
34.77
46.73
67.67
70.66
74.40
70.66
70.66
70.66
70.66
-6.91
-6.70
-6.49
-6.91
14.77
14.95
14.39
14.58
13.65
13.65
13.08
14.95
12.71
11.22
12.90
16.82
13.65
13.08
12.90
44
45
Tabel Lampiran 3. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrosomonas dalam 1000 ppm (NH4)2SO4
Kode Isolat
Rata-rata Penurunan
Konsentrasi
Konsentrasi Amonium Hari Ke0
4
8
12
16
0
4
---------- ppm N-(NH4)2SO4 ---------Blanko
1
2
115.52
109.22
112.57
115.92
97.50
100.85
115.92
47.24
47.24
111.78
85.77
72.37
116.07
31.15
31.82
3
4
5
6
7
8
9
10
115.92
125.97
104.20
99.17
102.52
112.57
92.47
115.92
97.50
92.47
95.82
99.17
94.14
97.50
92.47
99.17
47.24
47.24
47.41
48.92
48.92
52.27
52.27
47.24
65.50
53.10
50.59
4.09
92.47
53.10
122.62
48.92
28.45
31.15
31.82
31.15
33.17
31.15
31.15
31.15
11
12
13
14
109.22
97.50
100.85
100.85
95.82
90.79
99.17
77.39
47.24
47.24
48.08
48.08
102.52
47.07
45.40
109.22
31.15
31.15
29.12
25.75
Rata-rata Peningkatan
Konsentrasi
Konsentrasi Nitrat Hari Ke8
12
16
------------ ppm N-NO3 ---------0.14
-19.52
-20.19
-21.87
-23.71
-18.09
-17.01
-17.34
-20.36
-15.33
-21.19
-19.52
-16.59
-17.93
-18.77
0.37
-0.37
13.08
7.85
37.01
32.53
3.36
25.80
66.92
1.87
0.37
70.66
52.71
0.75
74.40
13.08
0.28
15.33
8.60
17.57
12.34
3.36
14.58
33.27
70.66
46.73
71.41
66.92
40.00
60.19
59.44
71.41
51.22
70.66
93.09
93.09
70.66
63.18
85.61
13.08
22.06
85.61
70.66
70.66
84.86
81.87
78.14
12.34
12.34
78.14
81.87
78.14
93.09
92.34
85.61
8.22
10.77
78.88
18.32
15.14
20.19
22.24
17.76
-6.26
-14.97
8.04
7.10
17.57
4.11
7.10
28.79
51.97
50.47
66.92
70.66
51.97
70.66
67.67
63.18
74.40
74.40
66.92
84.86
70.66
72.15
77.39
19.44
13.27
17.01
17.57
45
46
Tabel Lampiran 4. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrobacter dalam 250 ppm (NH4)2SO4
Kode Isolat
Konsentrasi Amonium Hari Ke0
4
8
12
Rata-rata Penurunan
Konsentrasi
16
0
4
---------- ppm N-(NH4)2SO4 ---------Blanko
1
2
3
4
5
6
13.91
13.68
13.87
13.45
13.45
15.29
13.22
32.77
24.37
23.54
21.44
21.02
23.95
23.12
24.79
23.12
23.12
21.86
20.60
21.86
22.28
23.54
19.35
11.73
17.67
14.32
18.09
11.81
20.60
11.39
11.39
11.39
10.97
10.97
11.35
7
8
9
10
11
12
13
14
13.87
13.45
32.34
14.37
13.45
13.68
13.45
13.45
25.21
24.37
27.72
26.89
17.67
28.14
25.63
23.95
20.19
25.21
25.21
25.21
21.86
23.12
22.28
21.02
21.02
23.95
23.54
24.37
16.21
16.42
14.74
18.93
12.86
25.63
24.37
26.05
14.74
11.73
11.77
15.08
Rata-rata Peningkatan
Konsentrasi
Konsentrasi Nitrat Hari Ke8
12
16
------------ ppm N-NO3 ---------1.67
-0.57
-0.62
-0.52
-0.62
-1.08
-0.47
-0.25
3.04
-1.99
2.92
0.32
-0.49
-0.42
0.41
18.32
17.57
19.81
16.82
22.06
115.52
32.53
18.32
33.27
30.28
34.77
26.54
70.66
32.53
18.56
20.56
67.67
19.81
36.26
78.14
47.48
18.60
108.04
56.45
145.43
108.04
70.66
108.04
16.82
16.60
35.44
21.09
29.16
21.09
23.78
67.67
30.28
13.83
16.08
22.80
22.06
20.56
21.31
70.66
34.77
29.53
30.28
33.27
34.77
33.27
31.03
70.66
26.54
15.33
16.08
115.52
26.54
68.41
22.80
145.43
22.06
43.74
11.59
78.14
111.78
78.14
78.14
29.16
4.04
3.14
0.45
23.78
24.67
27.37
27.37
-0.38
-0.24
3.91
1.07
1.78
-23.61
-2.19
-9.63
-6.56
-2.67
-3.91
0.24
0.65
1.70
1.51
46
47
Tabel Lampiran 5. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrobacter dalam 500 ppm (NH4)2SO4
Kode Isolat
Konsentrasi Amonium Hari Ke0
4
Blanko
1
2
3
4
5
6
33.37
35.38
34.37
33.87
33.37
33.87
33.37
36.38
37.39
36.38
36.38
34.37
35.38
38.39
7
8
9
10
11
12
13
14
32.36
32.36
33.37
34.37
33.37
33.27
33.37
33.37
35.58
35.38
36.38
36.38
35.38
36.38
36.38
35.38
8
Rata-rata Peningkatan
Konsentrasi
Konsentrasi Nitrat Hari Ke-
16
0
4
---------- ppm N-(NH4)2SO4 ---------44.28 40.72 40.41
1.76
40.53 39.80 36.38
0.25
37.71 37.96 35.38
0.25
38.65 38.88 36.38
0.63
39.59 37.04 34.37
0.25
40.53 39.34 38.39
1.13
38.65 35.20 36.38
0.75
20.82
25.80
22.80
25.80
20.56
67.67
26.54
22.06
28.04
28.04
20.56
31.03
78.14
25.05
------------ ppm N-NO3 ---------19.81 22.53 21.31
25.05 59.44 30.95
46.73 85.61 20.19
22.06 56.45 25.57
25.80 66.92 21.98
85.61 67.67 28.26
30.28 100.57 31.85
45.24
28.79
20.56
28.04
24.30
31.78
25.05
22.06
70.66
31.03
22.06
25.05
27.29
28.79
24.30
25.05
70.66
26.54
17.57
20.56
63.18
69.91
22.80
16.82
38.65
38.65
37.71
38.65
37.71
39.59
37.71
39.59
12
Rata-rata Penurunan
Konsentrasi
39.34
38.88
37.96
39.80
37.04
37.96
36.12
38.88
39.40
38.39
36.38
39.40
37.39
37.39
35.38
38.39
1.76
1.51
0.75
1.26
1.01
1.03
0.50
1.26
8
12
63.18
28.04
21.31
31.03
108.04
78.14
78.14
26.54
16
30.06
24.67
-0.90
1.35
34.54
21.09
24.67
21.98
1.76
1.29
-0.65
-0.06
0.36
-9.85
1.33
-3.79
-1.03
-5.36
-6.67
2.56
-2.67
-0.09
-0.02
47
48
Tabel Lampiran 6. Konsentrasi Amonium dan Nitrat oleh Nitrobacter dalam 1000 ppm (NH4)2SO4
Kode Isolat
Rata-rata Penurunan
Konsentrasi
Konsentrasi Amonium Hari Ke0
4
8
12
Blanko
1
2
3
4
5
6
311.98
291.88
332.09
322.04
311.98
311.98
322.04
86.84
92.87
90.86
98.90
86.84
88.85
82.82
---------- ppm N-(NH4)2SO4 ---------103.57 98.03
90.86
105.44 110.93 92.87
112.95 114.62 90.86
112.95 105.40 100.91
101.69 98.03
78.80
105.44 103.56 90.86
99.81
92.50
67.74
7
8
9
10
11
12
13
14
271.78
301.93
332.09
352.19
291.88
311.98
291.88
301.93
80.81
92.87
80.81
92.87
80.81
88.85
88.85
78.80
94.18
107.32
96.06
107.32
109.19
99.81
96.06
105.44
92.50
107.24
98.03
109.09
90.66
90.66
88.82
98.03
16
90.86
98.90
82.82
87.85
72.77
74.78
84.83
96.89
-55.28
-49.75
-60.31
-55.28
-58.30
-55.28
-63.57
-45.23
-50.76
-62.32
-66.09
-54.78
-59.30
-51.76
-51.26
Rata-rata Peningkatan
Konsentrasi
Konsentrasi Nitrat Hari Ke0
4
8
12
22.80
20.56
36.26
18.32
20.56
85.61
20.56
22.82
34.77
33.27
33.27
33.27
70.66
37.76
------------ ppm N-NO3 ---------22.53 21.98 22.06
25.05 25.80 9.42
64.68 93.09 18.39
21.31 31.78 21.09
26.54 74.40 12.11
69.16 67.67 21.09
31.03 78.14 11.22
67.67
28.79
16.82
21.31
24.30
20.56
24.30
22.80
70.66
37.76
31.03
29.53
37.76
34.77
26.54
24.30
65.42
27.29
19.81
20.56
39.25
39.25
28.79
19.81
56.45
25.80
21.31
14.58
85.61
85.61
70.66
67.67
16
29.16
4.49
21.98
4.49
13.01
9.42
15.70
16.60
-0.19
-2.79
-4.47
0.69
-2.11
-16.13
-2.34
-9.63
-6.08
1.29
-4.21
-2.82
-2.79
-2.15
-1.55
48
49
Tabel Lampiran 7. Standar Amonium
Konsentrasi (ppm)
0
0.5
1
2
3
4
5
Absorbance
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
Gambar Lampiran 1. Kurva standar amonium
Tabel Lampiran 8. Standar Nitrat
Konsentrasi (ppm) Absorbance
0
0.05
0.5
0.06
1
0.25
2
0.33
3
0.65
4
0.65
5
0.75
50
Gambar Lampiran 2. Kurva standar nitrat
Tabel Lampiran 9. Populasi Nitrosomonas sp. dari Beberapa Sampel Tanah
Kode Isolat Hasil MPN
1
2
3
5
9
543
532
420
534
550
2.8
1.4
0.22
2.1
2.4
Populasi Batas Atas Batas Bawah
SK (α=95%)
------------------------------ sel -----------------------------2.8 x 104 9.24 x 104
0.85 x 104
0.85 x 104 - 9.24 x 104
1.4 x 104 4.62 x 104
0.42 x 104
0.42 x 104 - 4.62 x 104
2.2 x 103 0.73 x 103
0.07 x 103
0.07 x 103 - 0.73 x 103
4
4
4
2.1 x 10 6.93 x 10
0.64 x 10
0.64 x 104 - 6.93 x 104
2.4 x 104 7.92 x 104
0.73 x 104
0.73 x 104 - 7.92 x 104
Tabel Lampiran 10. Populasi Nitrobacter sp. dari Beberapa Sampel Tanah
Kode Isolat Hasil
1
4
6
11
14
334
230
331
322
331
MPN
0.31
0.12
0.21
0.2
0.21
Populasi Batas Atas Batas Bawah
SK (α=95%)
------------------------------ sel -----------------------------3.1 x 103 1.02 x 103
0.09 x 103
0.09 x 103 - 1.02 x 103
3
3
3
1.2 x 10
0.40 x 10
0.04 x 10
0.04 x 103 - 0.40 x 103
2.1 x 103 0.69 x 103
0.06 x 103
0.06 x 103 - 0.69 x 103
2.0 x 103 0.66 x 103
0.06 x 103
0.06 x 103 - 0.66 x 103
3
3
3
2.1 x 10
0.69 x 10
0.06 x 10
0.06 x 103 - 0.69 x 103
51
Kerbau
Sapi
Kambing
Ayam
Gambar Lampiran 3. Lokasi pengambilan sumber isolat
Komposit (ukuran ±100 x 100 cm; h= 0-20 cm)
Gambar Lampiran 4. Pengambilan sumber isolat
Inokulasi dalam media spesifik
Perubahan warna media
Nitrosomonas tumbuh pada media
Gambar Lampiran 5. Enrichment culture Nitrosomonas sp.
Inokulasi dalam media spesifik
Kiri ke kanan: Tidak diinokulasi (bening); Diinokulasi
(keruh)
Gambar Lampiran 6. Enrichment culture Nitrobacter sp.
52
Hari ke-0
Hari ke-4
Hari ke-8
Hari ke-12
Hari ke-16
(a)
Hari ke-0
Hari ke-4
Hari ke-8
Hari ke-12
Hari ke-16
(b)
Hari ke-0
Hari ke-4
Hari ke-8
Hari ke-12
Hari ke-16
(c)
52
Gambar Lampiran 7. Pengukuran konsentrasi amonium dalam konsentrasi (NH4)2SO4 sebesar: (a) 250 ppm; (b) 500 ppm; (c) 1000 ppm
53
Hari ke-0
Hari ke-4
Hari ke-8
(a)
Hari ke-12
Hari ke-16
Hari ke-0
Hari ke-4
Hari ke-8
Hari ke-12
Hari ke-16
(b)
Hari ke-0
Hari ke-4
Hari ke-8
Hari ke-12
Hari ke-16
(c)
Gambar Lampiran 8. Pengukuran konsentrasi nitrat dalam konsentrasi (NH4)2SO4 sebesar : (a) 250 ppm; (b) 500 ppm; (c) 1000
ppm
53
Download