Analisis Energi Potensial Pegas Menjadi Energi Listrik Dengan Metode Electromagnetic ANALISIS KONVERSI ENERGI POTENSIAL PEGAS MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN METODE ELECTROMAGNETIC Fery Irawan S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] Diah Wulandari, S.T., M.T. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini membahas rancang bangun simulator vibration energy harvesting (VEH) dengan metode electromagnetic, dimana sumber energi berasal dari gerak osilasi dari pegas. Pada simulator VEH tersebut, magnet sebagai beban pada pegas bergerak naik turun secara periodik didalam kumparan solenoida yang terbuat dari lilitan kawat tembaga. Pergerakan massa magnetik didalam kumparan solenoida tersebut dibantu oleh motor DC dengan kecepatan yang bervariasi. Berdasar pada massa magnetik yang bergerak osilatif dengan frekuensi tertentu, energi yang dapat di-harvest kemudian diukur dan dianalisa. Pada penelitian ini, diameter dan material kawat, jumlah lilitan, panjang kumparan, jenis dan ukuran magnet dibuat konstan, sedangkan kecepatan motor penggerak divariasikan yaitu: 300rpm, 350rpm dan 400rpm dan jumlah magnet divariaskan juga yaitu: 2 magnet, 4 magnet dan 6 magnet. Hasil dari penelitian yang dilakukan, tegangan dan kuat arus yang dihasilkan oleh simulator VEH untuk variasi 2 magnet berturut-turut sesuai kecepatan putaran motor adalah: 6,62v, 1,27mA; 7,36v, 1,67mA; dan 8,58v, 2,18mA. Sedangkan tegangan dan kuat arus yang dihasilkan oleh simulator VEH untuk variasi 4 magnet berturutturut sesuai kecepatan putaran motor adalah: 9,16v, 1,91mA; 10,84v, 2,42mA dan 12,82v, 2,83mA. Dan yang terakhir tegangan dan kuat arus yang dihasilkan oleh simulator VEH untuk variasi 6 magnet berturut-turut sesuai kecepatan putaran motor adalah: 13,50v, 3,13mA; 14,66v, 3,87mA dan 16,62v, 4,77mA. Kata kunci : pemanen energi getaran,, metode ekektromagnetik, gerak osilasi pegas Abstract This study discusses the design of the simulator vibration energy harvesting (VEH) with electromagnetic method, where the energy source is derived from the oscillatory motion of the spring. In the VEH simulator, magnet as the load on the spring moves up and down periodically within the solenoid coil made of copper wire windings. Magnetic mass movement within the solenoid coil is assisted by a DC motor with variable speed.Based on the magnetic mass moving osilatif with a certain frequency, the energy-harvest can then be measured and analyzed. In this study, the diameter and material of wire, number of turns, the length of the coil, the type and size of the magnet is made constant, while the speed of the motor to vary, namely: 300rpm, 350rpm and 400rpm and the number of magnet divariaskan also namely: two magnets, 4 magnet and 6 magnets.The results of the research conducted, the voltage and strong currents generated by the simulator VEH for variation 2 consecutive magnet corresponding motor rotation speed is: 6,62v, 1,27mA; 7,36v, 1,67mA; and 8,58v, 2,18mA. While the voltage and strong currents generated by the simulator VEH to variations fourth consecutive magnet corresponding motor rotation speed is: 9,16v, 1,91mA; 10,84v, 2,42mA and 12,82v, 2,83mA. And the last voltage and strong currents generated by the simulator VEH for 6 magnetic variation row with the speed of motor rotation is: 13,50v, 3,13mA; 14,66v, 3,87mA and 16,62v, 4,77mA. Keywords: vibration energy harvesting, electromagnetic method, oscillatory motion spring PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin maju, manusia akan menggunakan dan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan kehidupannya. Pemanfaatan teknologi ini mengakibatkan meningkatnya penggunaan sumber energi, baik itu energi listrik maupun bahan bakar. Apalagi sumber energi saat ini, hampir seluruhnya berasal dari penggunaan bahan bakar fosil yang dapat menyebabkan menipisnya bahan bakar fosil tersebut. Untuk itulah diperlukan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan untuk menggantikan penggunaan bahan bakar fosil sebagai pembangkit tenaga listrik. 509 JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, Hal 509-515 Salah satunya adalah dengan memanen energi (harvesting energy). Harvesting energy adalah proses menyerap energi yang berasal dari sumber eksternal (energi surya, energi panas, energi angin, energi potensial, energi kinetik, dan getaran), lalu mengonversi energi tersebut menjadi energi listrik. Getaran merupakan sumber eksternal yang sering dijumpai karena pada umumnya benda yang bergerak atau peralatan yang beroperasi akan menimbulkan getaran. Sementara itu, selama ini ditengarai bahwa getaran atau gerak merupakan salah satu sumber energi yang sebagian besar tidak termanfaatkan dan hilang begitu saja di sekitar kita sehingga muncul ide untuk me-harvest energi dari getaran yang terjadi. Dalam memanen energi getaran terdapat 3 metode, diantaranya metode piezoelektrik, metode elektrostatik dan metode elektromagnetik. Pemanen energi getaran dengan menggunakan metode elektromagnetik merupakan pemanen energi getaran dengan memanfaatkan induksi elektromagnetik. Dengan latar belakang sebagaimana dipaparkan, maka dilakukan penelitian tentang rancang bangun alat pemanen energi getaran menggunakan metode elektromagnetik dengan memanfaatkan energi potensial pegas. Penelitian ini akan dititik beratkan pada variasi putaran motor penggerak dan variasi jumlah magnet dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh putaran motor penggerak dan jumlah magnet terhadap voltase yang akan panen. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana merencanakan dan membuat simulator pemanen energi getaran dari gerak osilasi pegas menggunakan metode elektromagnetik? Bagaimana hasil pengukuran tegangan dan kuat arus yang dihasilkan dari simulator pemanen energi getaran menggunakan avometer? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, antara lain: Merencanakan dan membuat simulator pemanen energi getaran dari gerak osilasi pegas menggunakan metode elektromagnetik. TINJAUAN PUSTAKA ENERGI GETARAN Dalam memanen energi getaran ini ada beberapa metode yang telah dilakukan oleh beberapa ahli dalam melakukan penelitian, diantaranya: Metode Piezoelektrik adalah metode yang memanfaatkan perubahan regangan yang terjadi pada material piezoelektrik untuk dirubah menjadi energi listrik. Metode elektrostatik adalah gerakan bagian dari transducer yang bergerak melawan arah medan listrik, sehingga menimbulkan energi. Metode elektromagnetik adalah pemanen energi getaran dengan memanfaatkan induksi elektromagnetik GAYA PEGAS Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama disebut gerak osilasi. Dan jika sebuah sistem fisis berisolasi dibawah pengaruh gaya dirumuskan: F = -kx Dimana: F = gaya-pemulih (N) k = konstanta-gaya (Nm-1) x = simpangan (m) ENERGI POTENSIAL PEGAS Energi potensial pegas diartikan sebagai energi yang tersimpan di dalam pegas karena sifat elastis pegas. Energi potensial pegas dirumuskan : Ep = ½ k Δx2 Dimana :Ep = energi potensial pegas (J) k = konstanta pegas (Nm-1) Δx = pertambahan panjang pegas (m) INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan magnetik (fluks) yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan induksi. Perubahan fluks medan magnetik didalam suatu rangkaian bahan penghantar, akan menimbulkan tegangan induksi pada rangkaian tersebut. Persamaan Ggl induksi (Eind) yang memenuhi hukum Faraday adalah sebagai berikut: ∆∅ εind = -N . ∆𝑡 Dimana: N = Jumlah lilitan Menganalisa hasil pengukuran tegangan dan kuat arus yang dihasilkan dari simulator pemanen energi getaran menggunakan avometer. 510 Analisis Energi Potensial Pegas Menjadi Energi Listrik Dengan Metode Electromagnetic ∆∅ Laboratorium Teknik Mesin Unesa untuk pembuatan dan perakitan alat. = Laju perubahan fluks magnetik (wb/s) ∆𝑡 Fluks Magnetik adalah kerapatan garis-garis gaya dalam medan magnet. Persamaan fluks magnetik ( ∅) adalah: VARIABEL PENELITIAN Variabel bebas adalah variasi kecepatan putaran dinamo penggerak 300 rpm, 350 rpm, dan 400 rpm dan variasi jumlah magnet yaitu 2, 4 dan 6 magnet. Variabel terikat adalah kuat medan magnet (B) dan frekensi (f) yang ditimbulkan oleh gerak osilasi beban magnetik terhadap kumparan. Variabel kontrol adalah : Magnet dengan ukuran d20x15 mm. Kuat medan magnet +- 11.500 gauss. Diameter kawat 0,1 mm. Kumparan selenoida dengan 2000 lilitan kawat. Kumparan selenoida dengan panjang 15 mm dan diameter 23 mm ∅ = B.A Cos 𝜃 Dimana: B = Medan Magnet (Tesla) A = Luas penampang (m) 𝜃 = Sudut antara medan magnet dengan arah bidang normal ∅ = Fluks magnetik (Wb) KUAT ARUS Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron yang mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu sehingga dirumuskan: 𝑄 I= SKEMA DAN SPESIFIKASI 𝑡 Dimana: I = arus listrik (A) Q = muatan listrik (C) t = waktu (s) ENERGI DAN DAYA LISTRIK Besar energi yang diperlukan untuk memindahkan muatan dinyatakan dengan persamaan : W = V I∆t Keterangan : W = energi (Joule) I = arus listrik dari sumber (Ampere) ∆t = waktu (Sekon) V = beda potensial listrik (Volt) Daya listrik didefinisikan sebagai energi listrik yang digunakan oleh suatu alat setiap satuan waktu dan dirumuskan: P = W/∆t Dimana : P = Daya listrik (watt) W = Energi (joule) ∆t = waktu (sekon) Gambar 1. Skema Rancangan Perancangan simulator VEH yang akan dibuat memiliki 2 buah kumparan solenoida yang digulung secara manual pada pipa dimana masing-masing kumparan berdiameter dalam 23mm dan panjang 30mm. Kumparan solenoida dibuat dari lilitan kawat tembaga supreme dengan diameter kawat 0,1mm dengan jumlah lilitan 2000lilitan. Magnet sebagai beban akan digantungkan didalam pipa. Pegas sebagai konektor antara magnet dan tuas penggerak yang nantinya akan menggerakkan pegas dan magnet naik turun secara harmonik dan periodik didalam masing-masing kumparan. Amplitudo gerak magnet didalam masing-masing kumparan adalah 20mm. Magnet yang digunakan sebagai beban adalah magnet silinder dengan diameter 20mm dan panjang 15mm. Sedangkan pegas yang digunakan berasal dari neraca pegas berskala 10N dengan panjang 20mm. Diameter kumparan solenoida dibuat 23mm bertujuan agar beban magnet berdiameter 20mm dapat dimasukkan kedalam kumparan saat pengujian dan mengurangi gesekan antara beban magnetik dan pipa kumparan. METODE Proses pembuatan dan perakitan rancang bangun simulator VEH ini dimulai pada tahun ajaran 2016/2017 sedangkan tempat pembuatan dan perakitan dilaksanakan pada dua tempat yaitu dirumah penulis untuk pembuatan rangkaian elektronika dan pembuatan desain dan di 511 JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, Hal 509-515 Untuk menggerakkan simolator VEH digunakan dinamo DC servo dari mesin fotocopy. Dinamo ini memiliki torsi 20Kg.cm dan rpm 500-700rpm. Alasan menggunakan dinamo ini karena torsinya yang besar sehingga mampu menggerakan seluruh beban magnet yang jumlahnya 6 buah dan kecepatannya cukup untuk melakukan pengujian pada rpm 300, 350 dan 400. Sedangkan untuk mengontol kecepatan dinamo pada masing-masing rpm digunakan dimmer DC. Bahan Dinamo DC Dinamo penggerak yang digunakan untuk menggerakkan tuas adalah dinamo Servo 500700rpm, torsi 20Kg.cm. Pegas Pegas yang digunakan pada simulator VEH adalah pegas yang diambil dari Neraca Pegas berskala 10N dengan panjang pegas 20mm. Magnet Magnet yang digunakan sebagai beban pada pegas adalah jenis magnet Neodymium Cylinder d20x15 mm, grade N35 +-11.500 gauss, coating NiCuNi, max suhu 800C. Kawat tembaga Jenis kawat yang digunakan untuk pembuatan kumparan solenoida adalah jenis kawat tembaga supreme dengan diameter kawat 0,1mm. Kumparan solenoida Kumparan solenida dibuat dari 2000 lilitan kawat tembaga dan memiliki diameter dalam adalah 23 mm serta panjang 30mm. Dimmer DC Dimmer DC 12-24V.8A digunakan untuk mengontrol variasi kecepatan yang akan diuji dan dianalisa. Lampu LED Lampu LED 12V digunakan sebagai beban saat pengambilan data Kuat Arus. Charger Accu Charger Accu digunakan sebagai sumber energi untuk menggerakkan simulator VEH. Spesifikasi dari Charger Accu merk EHCT memiliki tegangan maksimal 13,8 Volt dan Kuat Arus maksimal 5 Ampere. MEKANISME MESIN Dinamo DC (4) yang dihubungkan pada tuas pendorong (5) akan menggerakkan tuas utama (6) yang selanjutnya akan membuat pegas (1) bergerak harmonis naik turun sehingga beban yang berupa magnet (2) akan keluar masuk didalam kumparan solenoida. Akibat massa magnetik yang bergerak keluar masuk di dalam kumparan solenoida, kumparan akan mengalirkan arus listrik. Gerak osilasi dari pegas tersebut merupakan simulasi getaran yang akan di-harvest energinya yang selanjutnya arus listrik yang dihasilkan akan disimpan didalam battery. Dalam hal ini, energi listrik yang dihasilkan merupakan perwujudan dari konversi energi potensial pegas. Gambar 2. Desain Rancang Bangun Keteangan : 1. Pegas 2. Beban magnetik 3. Kumparan selenoida 4. Dinamo DC 5. Tuas pendorong 6. Tuas utama Instrumen Avometer Digital UX 837 TR Heles digunakan untuk mengukur tegangan dan kuat arus listrik. Avometer tersebut memiliki features: DC Voltage 200mV, 2,20,200,600V, AC Voltage 200-600V, DC Current 200µA, 2,20,200mA, 10A, 0,7% best accuracy. Tachometer Digital Digilife DT2234 digunakan untuk mengukur besarnya putaran poros motor. Tachometer tersebut memiliki spesifikasi: Test Range 2,5 to 99,999RPM, Resolution: 0,1RPM(2,5 to 999,9RPM), 1RPM (over 1,000RPM), Accuracy: +(0,05%=1Digit), ALAT, BAHAN DAN INSTRUMEN Alat Adapun beberapa alat yang digunakan dalam pembuatan rancang bangun antara lain : Toolbox Mesin Gerinda Mesin Bor Gergaji besi 512 Analisis Energi Potensial Pegas Menjadi Energi Listrik Dengan Metode Electromagnetic Melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus yang dihasilkan pada setiap variasi kecepatan kemudian mencatat hasil data yang diperoleh. Pengukuran tegangan dan kuat arus dilakukan sebanyak 5 kali. Pengukuran ulang pegas apabila terjadi pertambahan panjang pegas dari panjang semula maka pegas akan diganti dengan yang baru. Detecting Distance: 50 to 200MM=210Inch(LED), 50-500MM=2-20Inch(Laser) HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUJIAN Proses pengujian ini dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: Menyiapkan simulator vibration energy harvesting. PENGAMBILAN DATA Tegangan yang dihasilkan (Volt) 19 17 15 Gambar 3. Simulator vibration energy harvesting Menyiapkan alat ukur avometer dan tachometer, charger accu sebagai sumber tegangan DC dan magnet sebanyak 6 buah. Melakukan percobaan pertama dengan 2 magnet, dengan cara memasang 1 buah magnet didalam masing-masing kumparan solenida pada simulator vibration energy harvesting. Menyalakan simulator vibration energy harvesting dan menyeting putaran motor DC pada putaran 300rpm, 350rpm, 400rpm. Melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus yang dihasilkan pada setiap variasi kecepatan kemudian mencatat hasil data yang diperoleh. Melakukan percobaan kedua dengan 4 magnet, dengan cara memasang 2 buah magnet didalam masing-masing kumparan solenida pada simulator vibration energy harvesting. Menyalakan simulator vibration energy harvesting dan menyeting putaran motor DC pada putaran 300rpm, 350rpm, 400rpm. Melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus yang dihasilkan pada setiap variasi kecepatan kemudian mencatat hasil data yang diperoleh. Melakukan percobaan ketiga dengan 6 magnet, dengan cara memasang 3 buah magnet didalam masing-masing kumparan solenida pada simulator vibration energy harvesting. Menyalakan simulator vibration energy harvesting dan menyeting putaran motor DC pada putaran 300rpm, 350rpm, 400rpm. 13 11 9 7 5 2 300rpm 4 350rpm 6 400rpm Gambar 4. Hubungan antara jumlah magnet dengan tegangan yang dihasilkan Kuat Arus yang dihasilkan (mA) 5 4 3 2 1 0 2 300rpm 4 350rpm 6 400rpm Gambar 5. Hubungan antara jumlah magnet dengan kuat arus yang dihasilkan PEMBAHASAN Dari data pengukuran pada gambar 4 dan gambar 5, grafik menunjukkan adanya hubungan antara jumlah magnet yang bergerak didalam kumparan solenoida dengan kecepatan putaran simulator VEH terhadap tegangan dan kuat arus yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah magnet yang digunakan maka kuat medan magnetnya akan semakin besar sehingga 513 JTM. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2016, Hal 509-515 Pembuatan simolator pemanen energi getaran dari gerak osilasi pegas menggunakan metode elektromagnetik memerlukan perhitungan yang tepat pada frekuensi gerak magnet, kuat medan magnet, jumlah lilitan, panjang solenoida dan diameter kawat agar menghasilkan tegangan dan kuat arus yang maksimal. Semakin besar putaran motor penggerak maka tegangan dan kuat arus yang dihasikan akan semakin besar pula. Hal ini dikarenakan frekuensi gerak magnet didalam kumparan solenoida akan semakin banyak sehingga mempengaruhi besarnya tegangan dan kuat arus yang dhasilkan , begitu juga jika jumlah magnet diperbanyak maka kuat medan magnetnya akan semakin bertambah sehingga mempengaruhi besarnya tegangan dan kuat arus yang dihasilkan. Tegangan dan kuat arus terbesar yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pada kecepatan maksimal 400rpm dengan jumlah magnet yang maksimal pula sebanyak 6 buah, yaitu 16,62volt dan 4,77mA. tegangan dan kuat arus yang dihasilkan semakin besar pula, begitu juga jika kecepatan putaran semakin besar maka frekuensi gerak magnet didalam kumparan solenoida akan semakin banyak sehingga tegangan dan kuat arus yang dihasilkannya semakin besar pula. Gambar 4 menunjukkan hubungan jumlah magnet terhadap tegangan yang dihasilkan pada kecepatan 300pm, 350rpm dan 400 rpm. Pada kecepatan 300rpm, data menunjukkan tegangan yang dihasilkan oleh 2 magnet, 4 magnet dan 6 magnet berturut-turut adalah 6,62v, 9,16v dan 13,50v. Pada kecepatan 350rpm, data menunjukkan tegangan yang dihasilkan oleh 2 magnet, 4 magnet dan 6 magnet berturut-turut adalah 7,36v, 10,84v dan 14,66v. Dan pada kecepatan 400rpm, data menunjukkan tegangan yang dihasilkan oleh 2 magnet, 4 magnet dan 6 magnet berturut-turut adalah 8,58v, 12,83v dan 16,62v. Gambar 5 menunjukkan hubungan jumlah magnet terhadap kuat arus yang dihasilkan pada kecepatan 300pm, 350rpm dan 400 rpm. Pada kecepatan 300rpm, data menunjukkan kuat arus yang dihasilkan oleh 2 magnet, 4 magnet dan 6 magnet berturut-turut adalah 1,27mA, 1,91mA dan 3,13mA. Pada kecepatan 350rpm, data menunjukkan kuat arus yang dihasilkan oleh 2 magnet, 4 magnet dan 6 magnet berturut-turut adalah 1,67mA, 2,42mA dan 3,87mA. Dan pada kecepatan 400rpm, data menunjukkan kuat arus yang dihasilkan oleh 2 magnet, 4 magnet dan 6 magnet berturut-turut adalah 2,18mA, 2,83mAv dan 4,77mA. Disini kuat arus yang dihasilkan relatif kecil dikarenakan kumparan solenoida yang panjang (30mm) mengakibatkan medan magnet tidak maksimal dalam memotong fluks magnetik, dan juga luas penampang kawat tembaga yang kecil (7,85.10 3 mm2) mengakibatkan hambatan menjadi besar sehingga kuat arus yang dihasilkan kecil. Untuk memperkecil hambatan maka, maka dapat dilakukan penggantian pada jenis dan diameter kawat tembaga yang digunakan pada solenoida. Semakin besar diameter kawat tembaga maka hambatannya akan semakin kecil karena luas penampang kawat nilainya berbanding terbalik dengan hambatan yang ditimbulkan sehingga kuat arus menjadi lebih besar. SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai vibration energy harvesting dengan variabel lain, antara lain frekuensi gerak magnet, kuat medan magnet, jumlah lilitan, panjang solenoida dan diameter kawat agar dapat mencapai tegangan dan kuat arus yang maksimal. Perlu dilakukan pemanfaatan vibration energy harvesting pada kondisi nyata seperti pemanfaatan vibration energy harvesting pada shockbeker kendaraan. Untuk memperbesar nilai kuat arus maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada jenis dan ukuran diameter kawat tembaga pada solenoida. Apabila diameter kawat tembaga diperbesar maka kuat arus yang dihasilkan akan bertambah besar. DAFTAR PUSTAKA BK, Tungga. 2011. Dasar-Dasar Getaran Mekanis. Yogyakarta: ANDI Foster, Bob. 1999. Terpadu Fisika SMU Jilid 2A. Jakarta: Elangga. KESIMPULAN Dari tahap perancangan dan percobaan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 514 Analisis Energi Potensial Pegas Menjadi Energi Listrik Dengan Metode Electromagnetic Hayt H, William & Buck, A.John. 2006. Elektromagnetika Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga Kanginan, Marthen. 1999. Fisika 2000 Jilid 1B. Jakarta: Erlangga. Kanginan, Marthen. 1999. Fisika 2000 Jilid 2B. Jakarta: Erlangga. Marsudi, Djiteng. 2006. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta: Graha Ilmu Mismail, Budiono. 1995. Rangkaian Listrik. Bandung: ITB. Pudjasarna, Ir. Astu & Nursuhud, Ir. Djati. 2006. Mesin Konvrsi Energi. Yogyakarta: ANDI Rao Narayana, Nannapeni. 2001. Elemen-Elemen Elektromagnetika Teknik. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Kanisius Sulasno. 2009. Teknik Konversi Energi Listrik dan Sistem Pengaturan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Tekhnik jilid 2 edisi ke-3. Jakarta : Erlangga Wiyanto. 2008. Elektromagnetika. Yogyakarta: Graha Ilmu. 515