BAB VIII - Binus Repository

advertisement
Daya Listrik dan Penerangan
Dasar Instalasi Listrik
Listrik dihantarkan oleh kabel yang berfungsi sebagai konduktor. Kabel yang
digunakan beragam jenisnya dan ukurannya, biasanya disesuaikan dengan
penggunaan dan tingkat tegangan yang perlu dihantarkan. Selanjutnya, kabel
diberi warna untuk membedakan bagi penggunaannya dalam instalasi
jaringan listrik .
TIPE KABEL
KONSTRUKSI
PENGGUNAAN
Berkawat satu atau lebih
Ukuran: 0,5 - 400 mm 2
Untuk instalasi tetap di
dalam pipa
Berkawat halus lebih dari satu
Ukuran: 0,5 - 400 mm 2
Untuk instalasi luar (tanpa
pipa) di luar jangkauan tangan
Isolasi dari plastik PVC
Sebagai kabel penyambung
dalam panel listrik
NYA
NYAF
Tegangan: 1.000 Volt.
Berkawat satu atau lebih
Di ruangan kering, lembab, dan
basah
Isolasi dari plastik PVC
NYM
Jika lebih dari satu, maka dipilin dan
dibungkus oleh selubung dalam
Di bengkel, gudang, dan di
udara terbuka (tidak dalam
tanah)
Ukuran: 1 x (1,5 - 16 mm 2)
(2 - 5) x (1,5 - 35 mm 2)
Untuk instalasi tetap di dalam
atau luar tembok
Tegangan: 500 Volt
NYZ
Berinti dua atau tiga yang terdiri dari
kawat tembaga halus yang sejajar
satu dengan lainnya dan berisolasi
plastik PVC
Di ruangan kering untuk alatalat listrik kecil, seperti: radio,
dan lain-lain.
Tegangan: 380 Volt
NYD
NYLHY
Ukuran:
NYZ : 2 x (0,5 - 0,75 mm 2)
NYD : 3 x (0,5 - 0,75 mm 2)
Penghantar dari kawat-kawat
tembaga halus berisolasi
plastik PVC, penghantar sejajar
(dua inti) atau dipilin
Ukuran:
NYLHY : (2 - 3 - 4) x (0,5 - 1,5 mm 2)
NYMHY: (2 - 3 - 4) x (0,75 - 2,5 mm 2)
NYMHY
Di ruangan kering untuk alatalat listrik yang dapat dipindahpindahkan, alat-alat yang
ringan atau setengah berat,
seperti: alat bor tangan, dan
lain-lain
Tegangan: NYLHY - 380 Volt
NYMHY - 500 Volt
1
TIPE KABEL
KONSTRUKSI
Inti berkawat satu atau lebih
berisolasi plastik PVC
NYY (NAYA)
NYFGbY
(NYRGbY)
NAYFGbY
(NAYRGbY)
NYCY (NAYCY)
PENGGUNAAN
Di ruangan kering, lembab, dan
basah
Jika berinti lebih dari satu, maka
Di bengkel, gudang, dan pabrik
dipilin dan dibungkus dengan selubung
dalam. Selubung luar dari plastik PVC Untuk instalasi tetap, juga
untuk di dalam tanah, jika
Ukuran:
1 x (1,5 - 400 mm 2)
pada waktu pemasangan tidak
(2 - 5) x (1,5 - 200 mm 2)
ada gangguan mekanis
(7 - 40) x (1,5 - 2,5 mm 2)
Tegangan: 600 / 1.000 Volt
Inti berkawat satu atau lebih.
Bentuk bulat atau sektor, berisolasi
plastik PVC. Inti-inti dibungkus oleh
selubung dalam sebagai pelindung
terhadap gangguan mekanis.
Kawat baja berbentuk pipih (F) atau
bulat (R) yang berlapis timah dibalut
pita baja
Khusus untuk ditanam di
dalam tanah, di dalam ruangan,
dan di udara terbuka
Tegangan: 600 / 1.000 Volt
3.500 / 6.000 Volt
Ukuran: (3 - 4) x (10 - 150 mm 2)
Inti berkawat satu atau lebih.
Bentuk bulat atau sektor, berisolasi
plastik PVC. Sebagai pelindung
terhadap bahaya listrik, setelah
lapisan selubung dalam, terdapat
kawat-kawat tembaga sebagai
penghantar konsentris. Selubung luar
dari plastik PVC
Khusus untuk instalasi tetap di
dalam tanah, di dalam ruangan,
dan di udara terbuka
Tegangan: 600 / 1.000 Volt
Ukuran: (3 - 4) x (10 - 100 mm 2)
Jenis-Jenis Kabel
Kode Warna Kabel
Daya listrik umumnya dipasok dari Pembangkit Tenaga Listrik melalui
jaringan kabel tegangan tinggi (TT, di atas 20.000 Volt), yang kemudian
2
diturunkan menjadi tegangan menengah (TM, antara 1.000 – 20.000 Volt) dan
tegangan rendah (TR, di bawah 1.000 Volt) oleh transformator yang
ditempatkan pada gardu-gardu listrik .
Pasokan Listrik ke Bangunan
Daya listrik dipasok ke dalam bangunan yang disalurkan melalui kabel bawah
tanah untuk bangunan tinggi atau kabel udara dari tiang listrik untuk
bangunan rendah/menengah.
Pasokan Listrik dengan Kabel Bawah Tanah
3
Pasokan Listrik dengan Kabel Udara
Distribusi dalam bangunan juga dapat dilakukan pada pelat lantai atau
diletakkan pada ruang di plafon dan pelat lantai.
Instalasi Kabel Di Atas Plafon
4
Instalasi Kabel pada Pelat Lantai
Untuk bangunan yang tidak menggunakan plafon, jaringan kabel listrik
biasanya ditempatkan pada rak kabel.
Pemasangan Pipa Kabel
Untuk kabel yang ditanam di dalam dinding, kabel dimasukkan dalam saluran
kabel yang pada umumnya terdiri dari empat jenis, yaitu: saluran yang terbuat
dari bahan logam, aluminium, logam fleksibel dan bukan logam. Untuk
saluran yang terbuat dari bahan logam, selanjutnya dibedakan atas: pipa
galvanis (‘hot-dip galvanized’), pipa berlapis enamel (‘enameled’), pipa
berlapis seng (‘sheranized’) dan pipa berlapis plastik (‘plastic-covered’).
Keempat jenis saluran ini digunakan untuk daerah yang tingkat kemungkinan
terjadinya korosif sangat tinggi. Sedang untuk pipa yang bukan logam,
digolongkan atas: pipa plastik PVC (‘Polyvinyl chloride’), pipa HDPE (‘highdensity polyethylene’) dan pipa asbes semen.
5
Jenis Saluran Kabel
Pipa logam digunakan, karena:
1) Dapat melindungi konduktor (kabel) dari bahaya korosif dan benturan.
2) Menyediakan perlindungan terhadap bahaya api, pada saat kebakaran
atau suhu yang terlalu tinggi.
3) Dapat merupakan penyokong kabel.
4) Dapat menjadi saluran pengebumian untuk sistem kabel.
Pipa aluminium digunakan, karena:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Beratnya lebih ringan dibandingkan dengan pipa logam.
Lebih murah untuk pipa dan pemasangannya.
Lebih tahan terhadap korosi
Tidak perlu dicat
Tidak terpengaruh magnit
Penurunan tegangan listrik kecil
Pipa plastik lebih murah dibandingkan dengan pipa logam dan pipa
aluminium, namun perlu memenuhi kriteria:
1) untuk penggunaan dalam ruangan, pipa perlu kuat dan tahan api
2) untuk penggunaan dalam tanah, pipa perlu kuat dan tahan api
3) untuk penggunaan di luar ruangan, di samping pipa perlu kuat dan tahan
api, pipa juga harus tahan terhadap cuaca (tahan terhadap panas
matahari, hujan , dan lain-lain).
Tegangan yang digunakan untuk keperluan bangunan tinggi biasanya
220/380 Volt (3 fase) dapat dijelaskan melalui gambar berikut ini.
6
Tegangan 220/380 Volt, Tiga Fase – Empat Kabel
Di samping itu penggunaan tegangan 220 Volt (1 fase) juga sering dijumpai
pada bangunan tinggi.
Tegangan 220/380 Volt, Satu Fase – Tiga Kabel
Pada arus listrik satu fase, daya listrik dapat dihitung dengan:
P  E.I . cos 
Watt
di mana
:E
adalah tegangan listrik fase netral (Volt)
I
adalah kuat arus listrik (Ampere)
Cos adalah faktor kerja, = 0,8 – 0,9
P biasa disebut sebagai daya aktif (‘real power’), sedang EI atau sering
dinyatakan dalam VA adalah daya semu.
Untuk menghitung arus konduktor, persamaan di atas. dapat diubah menjadi :
7
I
P
E. cos 
Sedang untuk menghitung penampang konduktor (kabel penghantar),
digunakan rumus:
A
di mana
2. cos  .I .l
 .u
: A adalah luas penampang konduktor (mm2)
I adalah kuat arus dalam konduktor (Ampere)
l adalah panjang konduktor (meter)
 adalah koefisien daya hantar bahan
untuk tembaga:  = 58 x 106 (Ohm.m)-1
u adalah rugi tegangan penghantar (Volt)
Nilai u (‘voltage drop’) diperoleh dari selisih antara tegangan kirim (Es) dan
tegangan terima (Eg):
u  Es  E g
Nilai u ini berkisar antara 1 – 1,5% nilai Es.
Untuk kabel-kabel transmisi daya dimana mengalir tegangan yang cukup
tinggi, maka nilai u dihitung berdasarkan:
u  2.R.I . cos   2
I
cos 
 .A
Selanjutnya, untuk arus listrik tiga fase, sebagaimana terlihat pada gambar
sebelumnya.
Karena I  I f dan E  E f . 3  1,732 E f , maka daya listrik:
P  1,732.E.I . cos   3.E f .I . cos 
I
di mana
Atau
P
1,732.E.I . cos 
:E
Ef
I
If
adalah tegangan listrik antar fase
adalah tegangan listrik pada fase netral
adalah arus listrik dalam konduktor
adalah arus listrik dalam fase
Jadi, untuk luas penampang konduktor diperoleh:
8
1,732. cos  .I .l
 .u
Instalasi dalam Bangunan
A
Pada umumnya jaringan kabel dalam bangunan dibuat dalam bentuk diagram
satu garis (‘single line diagram’), baik untuk jaringan kabel listrik, telepon, tata
suara maupun jaringan komputer.
a. Jaringan Kabel Listrik
Mesin Tata Udara
Mesin Lift
ATAP
A5
A4
‘Riser’
Zona Tengah
A3
B5
C5
B4
C4
B3
C3
Panel Distribusi
Daya Listrik
‘Riser’
Zona Kanan
Saluran Ke Atas
(‘Riser’)
Zona Kiri
A2
B2
A1
B1
C2
C1
Lobby
Ruang Mesin
(Pompa, STP,
dan lain-lain)
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Cadangan
Panel
Induk
Panel Kebakaran
Panel Lampu Darurat
Pembangkit Listrik Cadangan
(‘Generator Set’)
Meter
PLN
Pasokan Daya Listrik PLN
Transformator
Diagram Tipikal Pasokan Listrik
9
Secara sederhana gamabr tadi. menunjukkan skematik dari instalasi jaringan
listrik, baik yang berasal dari PLN maupun dari pembangkit cadangan listrik
(‘genset – generator set’) yang disiapkan manakala pasokan daya listrik untuk
bangunan yang berasal dari PLN terganggu.
Pada panel distribusi daya listrik, umumnya dibagi dalam kelompok: daya
listrik untuk stop kontak, daya listrik untuk penerangan dan daya listrik untuk
perlengkapan/peralatan bangunan (pemanas air, lemari es, dan mesin photo
copy, dan lain-lain).
Panel Distribusi Daya Listrik
Tipikal Pemasangan Pembangkit Listrik Cadangan
10
Jika aliran listrik PLN terhenti, maka pasokan daya listrik diambil dari
pembangkit listrik cadangan (‘Genset – Generator Set’), yang digerakkan
dengan bantuan mesin diesel. Genset diletakkan dalam ruangan yang kedap
suara, agar suara yang ditimbulkan oleh mesin diesel tidak mengganggu
aktivitas dalam bangunan .
Jaringan Kabel Telepon
Penggunaan jumlah telepon pada suatu bangunan pada umumnya tidak
diketahui secara tepat dan oleh karenanya perlu dirancang secara terpadu
dengan perancangan jaringan utilitas lainnya. Meskipun pada saat tahap
rancangan jumlah telepon sudah diketahui, pada kenyataannya masih sering
terjadi penambahan jumlah dan perubahan jaringan layanan telepon. Untuk
maksud ini, maka perancangan jumlah saluran telepon didasarkan prakiraan
persatuan luas lantai yang akan mempengaruhi alokasi kebutuhan ruangan
untuk kebutuhan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Layanan penerimaan telepon, berikut panel utama telepon.
Saluran vertikal (‘riser’), pipa saluran, dan panel distribusi.
Lemari untuk perlengkapan telekomunikasi.
Lokasi tempat penambahan sambungan.
Ruang peralatan untuk perlengkapan khusus telekomunikasi.
Sistem distribusi, termasuk pipa jaringan, kotak sambungan di lantai, dan
lain-lain.
Untuk dapat berfungsinya sistem telekomunikasi didalam bangunan,
diperlukan saluran telepon dari Telkom, yang mempunyai fasilitas hubungan
keluar lokal (dalam kota), hubungan keluar interlokal (‘DDD – Domestic Direct
Dialling’) atau hubungan keluar international (‘IDD – International Direct
Dialling’).
Sistem dalam bangunan dimulai dari saluran Telkom ke fasilitas PABX
(‘Private Automatic Branch Exchange’), selanjutnya diihubungkan ke kotak
hubung induk (‘MDF – Main Distribution Frame’). Melalui kabel distribusi (‘DC
– Distribution Cable’) jaringan telepon disebarkan ke kotak terminal (‘JB –
Junction Box’) yang ada pada tiap-tiap lantai bangunan. Dari kotak terminal ini
jaringan telepon diteruskan ke setiap pesawat telepon.
Instalasi jaringan telepon menggunakan kabel berisolasi plastik yang
dimasukkan dalam pipa PVC.
Untuk menghitung jumlah saluran ‘Telkom’ yang dibutuhkan, maka pertama
kali diperkirakan jumlah ‘extension’ yang akan dipasang ( E). Selanjutnya
dibuat perkiraan jumlah pembicaraan selama satu hari (P). Dengan asumsi
selang jam kerja perhari adalah h jam, maka jumlah kemungkinan
pembicaraan tiap pesawat rata-rata per jam adalah:
 Pbc 
 E.P 
 E.h
11
Kemudian jumlah pembicaraan total dalam satu jam:
1
 Pbc
0,63
Dengan menggunakan fungsi Gauss, maka diperoleh:
 Pbc
total


  
F t    Pbctotal . sin  .t 
 7 

sehingga jumlah pembicaraan pada jam sibuk adalah:


  
  
PS    Pbctotal . sin  .t  dt    Pbctotal . sin  .t  dt
 7 
 7 
0
5
4
8
Dari Persamaan di atas ini dapat dihitung jumlah rata-rata tiap jam pada jam
sibuk, yaitu:
PS rata rata 
PS
h
Jadi pembicaraan rata-rata adalah:
Pbcratarata   E.PS ratarata 
Bila tiap kali pembicaraan memiliki selang waktu t detik (biasanya dibatasi
180 detik), maka berdasarkan rumus Erlang diperoleh jumlah lalu lintas
telepon (trafik):
Trafik 
Pbcratarata .t 
3600
Erl
Dengan menggunakan Tabel Erlang, maka dapat diperoleh jumlah
sambungan telepon yang diperlukan untuk bangunan tersebut. Dan dengan
demikian dapat pula ditentukan kapasitas dan jenis PABX yang akan
digunakan.
12
A ta p
D ari T elko m
J B -T lp
J B -T lp
P AB X
O p e ra to r
C o n s o le
M D F - T lp
J B -T lp
J B -T S
D a ri M D F F A
J B -T lp
S u rg e
A rre s to r
2 2 0 V o lt - 5 0 H z
PLN / G enset
R e c tifie r
S
=
J B -T lp
B a tte ry
R U AN G P E N G E N D AL IAN
P e m b u m ia n
m a k s im u m 0 ,5 O h m
L t. 2
J B -T lp ,2
L t. 1
J B -T lp ,1
L t.
Dasar
B asem ent
J B -T lp ,D
J B -T lp ,B
Jaringan Instalasi Komunikasi dalam Bangunan
Jaringan Kabel Tata Suara
Jaringan tata suara pada bangunan tinggi biasanya digabungkan dengan
sistem keamanan, sistem tanda bahaya dan sistem pengatur waktu terpusat.
Sistem tata suara biasanya diintegrasikan dengan sistem tanda bahaya,
sehingga bila terjadi kondisi darurat (kebakaran), maka sistem tanda bahaya
mendapatkan prioritas sinyal (‘signal’) dari sistem tata suara untuk
membunyikan tanda bahaya (‘sirene’) atau program panduan evakuasi ke
seluruh bangunan.
13
Sistem tata suara untuk daerah lobi, koridor, arena parkir dan ruang
administrasi selain digunakan untuk keperluan panduan evakuasi, digunakan
pula untuk pemanggilan (‘paging’) atau untuk keperluan program musik.
A ta p
CS
VC
JB -TS
WS
CS
VC
J B -T S
WS
CS
VC
J B -T S
Pow er
A m p lifie r
WS
CS
VC
M D F -T S
J B -T S
WS
CS
VC
J B -T S W S
CS
P e m b u m ia n
m aks. 1 O hm
R a d io A M /F M
C a s s e tte
R e c o rd e r, d ll.
VC
J B -T S W S
Speaker
S e le c to r
E q u a lize r
CS
VC
All C all
M ic ro p h o n e
S ire n e
L t. 2
M ix e r
P re -A m p lifie r
J B -T S ,2 W S
CS
VC
P rio rity L in e
L t. 1
J B -T S ,1 W S
CS
D a ya L is trik
PLN / G enset
R e c tifie r
VC
S
=
L t.
Dasar
J B -T S ,D
WS
CS
VC
D a ri M C P - F A
R U AN G P E N G E N D AL IAN
J B -T S ,B
B asem ent
WS
V C : V olum e C ontrol
C S : C eiling S peaker
W S : W all S peaker
Jaringan Instalasi Tata Suara
14
Tingkat Kebisingan
------------------------------------------------------------------------------------------------------Sumber Suara
Tingkat Kebisingan (db)
Keterangan
------------------------------------------------------------------------------------------------------Pesawat tinggal landas
Suara ledakan peluru
Suara sirene pada jarak 30 m
Suara musik ‘rock’, gergaji kayu
150
140
130
120
110
Dapat menyebabkan
telinga tuli
Ambang rasa sakit
Kuping terasa pekak
Ambang tidak nyaman
------------------------------------------------------------------------------------------------------Suara kereta api
Suara pabrik, knalpot mobil
100
90
Bising, sulit bagi terjadinya
percakapan
------------------------------------------------------------------------------------------------------Percetakan, supermarket
Lalu lintas sedang
80
70
Berisik, berbicara perlu
berteriak
------------------------------------------------------------------------------------------------------Lobby hotel, restoran
Kantor, rumah sakit, bank
60
50
Pembicaraan dapat secara
normal
------------------------------------------------------------------------------------------------------Kantor pribadi, rumah
Studio radio
40
30
Cukup sunyi
------------------------------------------------------------------------------------------------------Auditorium kosong, berbisik
Napas manusia
20
10
Sangat sunyi
------------------------------------------------------------------------------------------------------0
Ambang batas pendengaran
------------------------------------------------------------------------------------------------------Catatan:
60 db merupakan ambang batas ‘background noise’ yang nyaman bagi telinga.
Perencanaan tata suara tidak terlepas dari persyaratan kebisingan yang
disesuaikan dengan fungsi bangunan, agar rasa nyaman penghuni/pengguna
bangunan dapat tetap terpenuhi (Tabel 9.1.).
Agar tingkat suara/informasi dan sumber suara (‘loud speaker’) dapat jelas
didengar oleh manusia normal, maka diperoleh persyaratan yang dirumuskan
sebagai berikut:
N  M  10 log P  SPL1  20 log R
di mana
:N
adalah kebisingan (‘noise’) ruangan (dB)
M
adalah Margin (dB)
P
adalah daya dari sumber suara (‘speaker’) dalam Watt
SPL1 adalah ‘Sound Presure Level’ untuk daya 1 Watt pada
jarak 1 meter
R
adalah jarak sumber suara dari pendengar (meter)
SPL1 Speaker diperoleh dari spesifikasi teknis speaker, dan data ini
digunakan untuk menentukan daya ‘speaker’ yang digunakan.
Jika nilai N, M, P dan SPL1 ‘Speaker’ diketahui, maka diperoleh jarak
penempatan sumber suara (‘speaker’).
15
Sebalinya, jika N, M, R dan SPL1 ‘Speaker’ diketahui, maka dapat ditentukan
daya ‘speaker’ yang diperlukan.
Jaringan Kabel Komputer/Data/Multimedia
Komputer
Personal (PC)
Telepon
Terminal &
Printer
SERVER
Jaringan
Eksternal
Printer
Pengendalian
Limgkungan &
Keselamatan
Facsimile &
Telecopier
Konfigurasi Layanan Jaringan Komputer
Adanya ‘server’ komputer memungkinkan disajikannya pelayanan yang
beragam dalam suatu bangunan, antara lain: untuk keperluan ruang kerja
(‘work station’) dengan penggunaan komputer personal (‘PC – Personal
Computer’), untuk layanan jaringan lokal (‘LAN – Local Area Network’)
dengan beberpa terminal dan printer, untuk ‘telecopier’ dan ‘facsimile’, untuk
dihubungkan dengan pesawat telpon
ataupun untuk pengendalian
lingkungan dan keselamatan.
Selanjutnya, dengan bantuan ‘modem’, ‘V-sat’, atau antena ‘microwave’,
sistem komputer/data/multimedia pada suatu bangunan dihubungkan dengan
jaringan eksternal melalui ‘provider’ atau fasilitas satelit.
Besaran Cahaya
Arus cahaya (‘luminous flux’) dinyatakan dalam F atau  adalah banyaknya
cahaya tampak yang dipancarkan oleh sumber cahaya dalam setiap detik.
Arus cahaya dinyatakan dalam satuan lumen, dimana1 lumen = 1/680 Watt
cahaya (‘Light Watt’) atau 1 Watt cahaya = 680 lumen.
Jika didefinisikan, maka Watt cahaya merupakan banyaknya energi cahaya
yang dapat terlihat yang dipancarkan pada gelombang 555 nm (555 x 10 -9
meter).
16
Sedang Lumen adalah banyaknya energi cahaya yang diterima oleh
permukaan lengkung/bola (‘spheric curve’) seluas 1 ft2 dengan radius 1 ft dari
sumber cahaya sebesar 1 lilin (‘candella’) yang berada di titik pusat bola
Korelasi antara Lumen/Flux dan Kuat Cahaya
Iluminasi atau kuat cahaya (‘illumination’ atau ‘illuminace’), biasanya
dituliskan dalam notasi ‘E’ adalah banyaknya arus cahaya yang mengenai
permukaan bidang lengkung persatuan luas (lux/m 2 atau ‘footcandle’ –
lumen/ft2).
Selanjutnya Intensitas Cahaya (‘Luminous Intensity’) adalah banyaknya arus
cahaya yang dipancarkan persatuan sudut ruang. Intensitas cahaya
menggunakan notasi ‘I’ dengan satuan lilin (‘candella’).
Satu lilin didefinisikan sebagai 1/60 kali kuat sumber cahaya yang dipancarkan
dari kotak hitam (‘black body radiator’) pada suhu platina cair 1773o C.
Luminasi atau Kecemerlangan (‘Luminance’ atau ‘Brightness’) adalah terang
permukaan yang ditimbulkan dari intensitas cahaya terhadap luas
permukaannya. Pengertian lain menyebutkan sebagai kuat cahaya yang
dipantulkan dan dilihat oleh mata manusia. Notasi yang digunakan adalah ‘L’
atau ‘B’ dengan satuan cd/m2 atau cd/cm2 (‘Stilb’) atau cd/ft2 (‘foot lambert’),
dimana 1 foot lambert = 10,764 cd/m2.
17
M ata
S u m b er
C ah aya
(S )
L u m in asi (L )

In ten sitas
C ah aya (I)
R
K u at C ah aya (E )
L u as P erm u kaan (A)
Hubungan Antar Besaran Cahaya
Dari definisi tersebut diatas, maka diperoleh hibungan antar besaran cahaya,
sebagai berikut:
E
I
R2
dimana
: E adalah kuat cahaya (lux)
I adalah intensitas cahaya (lilin atau candella)
R adalah jarak dari sumber cahaya ke permukaan (meter)
E rata rata 
:  adalah arus cahaya (lumen)
A adalah luas permukaan (m2)
dimana
I


dimana
L
dimana

A
: I adalah intensitas cahaya (candella)
 adalah arus cahaya (lumen)
 adalah sudut ruang (radial)
I
Aa
: L adalah luminasi (cd/m2)
I adalah intensitas cahaya (cd/m2)
Aa adalah bidang yang diterangi (m2)
18
L
dimana
E.

: E adalah kuat cahaya (lux)
 adalah faktor refleksi permukaan
= 0,70 untuk warna putih terang
= 0,50 untuk warna terang
= 0,10 untuk warna gelap
adalah nilai 3,14….
Penerangan Buatan
Cara yang paling umum digunakan untuk merancang penerangan buatan
adalah menentukan tata letak lampu yang dapat memberikan kuat cahaya
pada bidang datar yang letaknya berada di sebelah bawah dari letak sumber
cahaya.
Metode ini membutuhkan arus cahaya (dalam lumen) yang akan digunakan
untuk menentukan kuat cahaya tertentu :
E
dimana
.N .U .M .
A
adalah arus cahaya (lumen)
N adalah jumlah lampu yang dipasang
U adalah faktor utilitas
U = 0,45 untuk distribusi cahaya langsung
U = 0,20 untuk distribusi cahaya tidak langsung
U = 0,30 untuk distribusi cahaya ‘difuse’
M adalah faktor perawatan
M = 0,9 untuk ruang dengan sistem tata udara
M = 0,8 untuk ruang standar
M = 0,5 untuk ruang yang selalu kotor (industri)
A adalah luas bidang datar (m2)
Untuk memperoleh tingkat kenyamanan dan kelancaran operasional bagi
penghuni/pengguna bangunan dalam melakukan aktivitasnya, maka setiap
kegiatan atau fungsi ruang mempunyai kuat penerangan yang berbeda.
Rekomendasi untuk Penerangan Umum
------------------------------------------------------------------------------------------------------Aktivitas atau Area
Lux (rata-rata)
------------------------------------------------------------------------------------------------------Percakapan/relaks
50 – 100
Areal lalu lintas/selasar
50 – 100
Ruangan (bukan dapur)
200 – 500
Dapur
500 – 1000
Ruang makan
100 – 200
Kamar hias
200 – 500
19
Kerajinan Tangan:
- Kegiatan umum
200 – 500
- Kegiatan sulit
500 – 1000
- Kegiatan rumit/teliti
1000 – 2000
Pekerjaan di dapur:
- Persiapan makanan/pembersihan
750 – 1000
- Kegiatan menyajikan makanan
200 – 300
Pekerjaan cuci pakaian
100 – 300
Baca dan Tulis:
- Tulisan tangan, duplikasi yang buruk
500 – 1000
- Buku, majalah dan surat kabar
200 – 500
Menjahit (Tangan atau Mesin):
- Bahan warna gelap
1000 – 2000
- Bahan warna sedang
500 – 1000
- Bahan warna terang
200 – 500
- Taplak meja
200 – 300
Bioskop/’Theater’:
- Penerangan umum
150
- Pada waktu pertunjukan
1
Kantor:
- Penerangan umum
200
- Bekerja/Baca
500 – 1000
Ruangan utilitas:
- Ruang boiler
200
- Ruang genset
200
- Ruang AHU
100
- Ruang Pompa
100
- Ruang Operator PABX
200
- Gudang
50
- Laundry
500
- Tanda pintu darurat/’eksit’
50
------------------------------------------------------------------------------------------------------Rekomendasi untuk Penerangan Rumah Sakit
------------------------------------------------------------------------------------------------------Aktivitas atau Area
Lux (rata-rata)
------------------------------------------------------------------------------------------------------Penerangan Umum
100
Ruang Operasi
- Penerangan umum
- Kantor dokter
- Meja operasi
500
300
20000
Kamar Perawatan
- Penerangan umum
- Baca
- Kamar mandi/WC
100
300
200
Perpustakaan/Ruang Tunggu
20
- Penerangan umum
- Baca
- Pemantauan
200
300
700
Kantor Pengawas
200
Daerah komersial (Apotik, Kantin)
200
Ruang untuk merokok
150
Tangga dan selasar
200
------------------------------------------------------------------------------------------------------Sumber Cahaya Penerangan Buatan
Dalam bangunan digunakan berbagai ragam lampu. Secara umum lampulampu digolongkan atas lampu pijar, lampu fluoresen (lampu neon), lampu
metal halida, lampu merkuri dan lampu sodium.
Lampu-lampu tersebut dibedakan atas:
1.
2.
3.
4.
konstruksi dan cara bekerjanya
persyaratan untuk menyalakannya (seperti menggunakan balast)
Mutu cahaya yang dihasilkan oleh lampu, termasuk warna cahaya
Efisiensi, yang umumnya dinyatakan dalam perbandingan antara lumen
dan watt
5. Usia operasional lampu
6. Depresiasi cahaya yang dipancarkan sehubungan dengan usia
penggunaan
7. Ragam daya lampu (watt) dan konfigurasinya pada penggunaan
1. Lampu Pijar
Lampu pijar mempunyai ‘efficacy’ (Q) yang rendah, sehingga biayanya
menjadi tinggi. Namun dari segi arsitektural, lampu pijar dapat
menonjolkan unsur dekoratif sehingga sering digunakan sebagai lampu
sorot.
Berbagai Jenis Lampu Pijar
21
Lampu pijar mempunyai banyak ragam, antara lain: lampu pijar standar,
lampu halogen (MR) dan lampu dengan reflektor, dan mempunyai rentang
daya antara 5 – 500 Watt. Khusus untuk lampu halogen kecil mempunyai
daya antara 4 – 40 Watt, sedang yang besar mempunyai daya antara 200
– 2000 Watt.
Pada lampu pijar cahaya dihasilkan akibat panas yang dihasilkan oleh
filamen. Makin panas filamen, makin efisien lampu pijar tersebut. Jika
filamen menimbulkan panas yang berkelebihan, maka akan berakibat
berkurangnya usia lampu pijar.
Ada beberapa hal yang mengurangi efisiensi dalam mengkonversikan
energi listrik menjadi cahaya; dari 100% daya yang diterima oleh filamen:
-
72% menjadi panas yang diakibatkan oleh sinar infra merah
18% menjadi radiasi panas
6% – 12% menjadi cahaya
Suhu lampu berkisar antara 37o – 260o C dan biasanya menghasilkan
suhu cahaya sekitar 2700o – 3200o K.
Lampu sorot eksternal (‘flood light’) digunakan untuk penerangan suatu
objek (biasanya berupa papan reklame atau gedung). Kesan yang
diperoleh dari sorotan lampu ini tergantung pada posisi sumber cahaya
terhadap objek, posisi sumber cahaya terhadap pengamat dan posisi
objek terhadap pengamat.
Lampu sorot juga ada yang digunakan untuk keperluan interior (‘spot
light’), yang biasanya digunakan pada etalase toko dan ruang pameran
(galeri) untuk menyinari benda atau lukisan tertentu. Lampu sorot ini ada
yang berupa lampu halogen. Lampu halogen ini banyak digunakan karena
bentuknya kecil, tidak ada kerlip cahaya (‘flicker’), usia pemakaiannya
lebih lama, ‘colour rendering’-nya tinggi, warnanya sejuk dan dapat
berfungsi sebagai lampu dekorasi serta memberikan kesan mewah.
Lampu jenis lain yang sering digunakan adalah lampu gas yaitu lampu
yang dapat diisi dengan bermacam-macam gas sehingga menimbulkan
efek warna:
-
Gas neon menimbulkan warna jingga atau merah
Gas helium menimbulkan warna putih
Gas natrium menimbulkan warna putih
Gas xenon menyamai cahaya matahari
Campuran gas neon, argon dan uap air raksa menimbulkan warna biru
Lampu Fluoresen
Lampu fluoresen (lampu TL/TLD, PL dan SL) mempunyai ‘efficacy’ tinggi,
sehingga biayanya rendah. Disamping itu, lampu ini memberikan suasana
22
sejuk dan dapat memantulkan warna benda seperi aslinya. Oleh
karenanya, lampu jenis ini baik digunakan untuk penerangan umum.
Penggunaan lampu TL lebih disukai dibandingkan dengan lampu pijar,
karena:
-
menghasilkan 3 – 5 kali lumen per Watt
usia lampu 7 – 20 kali lampu pijar
menghasilkan panas yang lebih kecil
dapat tetap beroperasi pada suhu rendah, sampai – 28 o C
suhu lampu maksimal 40o C
Lampu TL/TLD mempunyai daya antara 10 – 60 Watt, lampu PL
mempunyai daya antara 5 – 36 Watt, sedang lampu SL mempunyai daya
9 W, 13 W, 18 W, dan 25 Watt. Lampu fluoresen memiliki banyak ragam
dan bentuk sebagaimana terlihat pada berikut ini.
Berbagai Jenis Lampu Fluoresen
Distribusi energi yang dikeluarkan oleh lampu fluoresen, kira-kira:
-
20% menjadi radiasi ultra ungu
30% menjadi panas infra merah
40% menjadi radiasi panas
5% menjadi cahaya
Lampu fluoresen berisi gas neon, natrium, uap air raksa, helium dan
argon.
Lampu TL (‘tube light’) menggunakan uap air raksa yang mengeluarkan
sinar ultra ungu. Karena memberikan sinar menyebar, maka bayanganbayangan yang keras dapat dihindarkan. Salah satu kelemahannya ialah
sangat buruk jika daya listrik mempunyai tegangan yang rendah. TL
dengan katode dingin membutuhkan voltage yang tinggi, karenanya
23
dibutuhkan transformator untuk menstabilkan tegangan listrik, sedang TL
katode panas membutuhkan balast.
Lampu Metal Halida, Merkuri dan Sodium
Lampu jenis ini cocok untuk penerangan diluar bangunan. Lampu Metal
Halida mempunyai daya antara 250 – 2000 Watt, Lampu Merkuri
mempunyai daya antara 50 – 1000 Watt, dan Lampu Sodium tekanan
tinggi mempunyai daya antara 70 – 2000 Watt, sedang Lampu Sodium
tekanan rendah mempunyai daya antara 18 – 180 Watt.
Lampu Metal Halida, Merkuri dan Sodium
Karakteristk dari berbagai jenis lampu dapat dilihat pada tabel di bawah ini,
sedang kaitan kuat penerangan yang ingin dicapai dengan jenis lampu yang
dapat digunakan disajikan dalam tabel berikutnya..
Kareketristik Jenis-Jenis Lampu
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jenis
Suhu Warna
Ra/ Tampilan Usia Lampu
Efikasi
Posisi Luminansi Bentuk &
Lampu
(oKelvin)
CRI
Warna
(Jam)
(lumen/W)
Nyala
(lilin/m 2)
Ukuran
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Pijar
3000
100
Prima
750
10 – 14
Bebas
700
kecil bulat
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Halogen
3000
100
Prima 100 – 2000
22 – 33
Bebas
1500
sangat kecil
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reflektor
100
Prima
750
10 – 14
Bebas
1000
kecil bulat
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------TL/TLD
W: 3000
kecil
C : 4000
60 – 90
Prima
3000
50 – 90 Horizontal 0,4 – 1,2
memanjang
D : 6000
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------PL
W: 3000
C : 4000
60 – 90
Prima
8000
70 – 90
Bebas
2
kecil
D : 6000
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------SL
‘Day Light’
60 – 90
Prima
8000
50 – 90
Bebas
1,5
kecil
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Merkuri
5000
20 – 40
Sedang
8000
52 – 57
Bebas
460
sedang
(ada yang
(kecuali lampu (ada yang
biru)
‘blended’)
12)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Mtl Halida 5000
65
Baik
8000 – 10000
75 – 80 Horizontal
600
sedang
(ada yang 14)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Sodium
3000
25
Buruk
10000
180
Horizontal
10
sedang
Tek.Rendah
& 150o
24
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Sodium
3000
25
Sedang
12000
120
Bebas
600
besar
Tek.Tinggi
(kuning)
(ada yang 25)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Catatan:
TL : lampu neon (‘Tube Light’)
W : ‘Warm’ , C : ‘Cool’, D : ‘Day Light’
‘Blended’ : lampu merkuri tanpa ballast (trafo)
Kuat Penerangan dan Jenis Lampu
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Fungsi
Nama Ruangan
Kuat Penerangan
Jenis-Jenis Lampu
Bangunan
(lux)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kantor
Ruang Kerja
250 – 350
TL, ‘Down Light’, Lampu PL, SL
Ruang Kerja
atau Lampu Pijar
Komputer
500
TL, ‘Down Light’
Ruang Gambar
1000
TL, ‘Down Light’
Ruang Serba Guna
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Hunian
Ruang Makan
Ruang Tamu
120 – 150
TL, ‘Down Light’, TL Bulat
Ruang Kerja
Lampu Dekoratif
Km Tidur Org Tua
Km Mandi, Dapur
Ruang Cuci
250
TL, ‘Down Light’, TL Bulat
Km Tidur Anak
120
TL. ‘Down Light’
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Hotel
Km Tidur, Restoran
120
TL, ‘Down Light’
Hall, Lobi
Restoran Cepat Saji
250 – 350
TL, ‘Down Light’
Lampu Pijar Dekoratif
Dapur
500
TL, ‘Down Light’
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Toko
Pameran
250
Lampu Sorot Halogen, TL,
Ruang Penjualan
‘Down Light’, Lampu Merkuri
Pusat Perbelanjaan
500
Etalase Toko
1000
TL, ‘Down Light’,
Lampu Pijar Dekoratif
Lampu Sorot Halogen,
TL, ‘Down Light’, Merkuri
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Rumah
Km Tidur Pasien
120
TL, ‘Down Light’
Hall, Ruang Tunggu
250
TL, ‘Down Light’, Lampu
Halogen & Merkuri
Laboratorium,
1000
TL, ‘Down Light’, Lampu
Ruang Operasi
Sorot Halogen
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Umum
Basemen, Gudang,
Tangga, Teras, WC
100 – 150
TL, ‘Down Light’, Lampu Pijar,
Koridor
Lampu Baret
Ruang dengan Langit-
25
Langit Gantung/Miring
150 – 250
‘Down Light’
Parkir, Penerangan jaan 150 – 250
Lampu Halida, Merkuri,Natrium
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Distribusi Cahaya
Distribusi cahaya terdiri dari cahaya langsung, tidak langsung dan baur atau
menyebar (‘diffuse’), sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
Distribusi Cahaya
Distribusi cahaya disebut langsung (‘direct lighting’) bila 100% cahaya
mengarah ke bawah, dan sebaliknya disebut tidak langsung (‘indirect lighting’)
jika 100% cahaya mengarah keatas. Distribusi di antara 100% mengarah ke
atas dan 100% mengarah ke bawah disebut cahaya baur/menyebar.
Distribusi cahaya sebagian tidak langsung (‘semidirect lighting’) sekitar 60% 90% cahaya mengarah keatas dan hanya sekitar 10% - 40% cahaya yang
26
mengarah ke bawah. Pada distribusi cahaya langsung tidak langsung (‘direct
indirect lighting’) cahaya yang mengarah ke atas dan ke bawah berimbang
(sekitar 50% mengarah ke atas dan 50% mengarah ke bawah).
Warna langit-langit dan dinding akan mempengaruhi pantulan cahaya:
-
warna putih dan mengkilap akan memantulkan cahaya sekitar 80%
warna hitam (tidak mengkilap) tidak memantulkan cahaya
warna antara hitam dan putih akan memantulkan cahaya sesuai tingkat
kecerahan dan kondisi tekstur permukaan bahan.
Penempatan lampu dengan berbagai jenis reflektor akan menyebabkan
perbedaan arah cahaya yang dihasilkan, demikian pula halnya dengan
penggunaan kisi-kisi (‘diffuser’) atau kap lampu.
Berbagai Konfigurasi Reflektor Lampu
Perancangan Kebutuhan Daya Listrik
Kebutuhan daya listrik suatu bangunan ditentukan berdasarkan fungsi
bangunan yang dikaitkan dengan perlengkapan/peralatan bangunan yang
digunakan.
27
Kebutuhan Daya Listrik untuk Penerangan
Kebutuhan untuk penerangan, sangat tergantung dari fungsi bangunan/
ruangan serta jenis lampu yang digunakan, yang prakiraannya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel Penggunaan Kuat Penerangan dan Intensitas Daya
------------------------------------------------------------------------------------------------Fungsi
Kuat Penerangan
Intensitas Daya
Bangunan
(lux)
(Watt/m2)
-------------------------------------------------------------------------------------------------Kantor
250 – 350
15 – 30
-------------------------------------------------------------------------------------------------Hunian
100 – 250
10 – 20
-------------------------------------------------------------------------------------------------Hotel
150 – 300
15 – 30
-------------------------------------------------------------------------------------------------Restoran,
200 – 500
20 – 30
Toko, Pameran
-------------------------------------------------------------------------------------------------Rumah
150 – 350
15 – 30
Sakit
-------------------------------------------------------------------------------------------------Ruang Komputer,
500
30 – 50
Pusat Perbelanjaan
-------------------------------------------------------------------------------------------------Basement, Hall,
Koridor, Tangga,
150 – 350
5 – 10
Gudang, WC
-------------------------------------------------------------------------------------------------Parkir,
200 – 500
Penerangan Jalan
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Kebutuhan Daya Listrik untuk Transportasi Vertikal
Daya (P) adalah usaha persatuan waktu, sedang usaha adalah gaya dikalikan
jarak. Jadi daya diperlukan untuk satu buah lif untuk mengangkut satu orang
adalah:
P
dimana
Worg .h.U l
t.
: W org
h
Ul
t
s

Worg .U l .s

HP
adalah berat orang/penumpang (1 orang = 75 kg.)
adalah jarak (m)
adalah ‘unbalanced load’ (Ul = 0,6)
adalah waktu tempuh (detik)
adalah kecepatan (m/detik)
28

adalah efisiensi motor lif
 = 75% - 85% untuk ‘gearless’
 = 50% - 70% untuke ‘geared’
Daya listrik untuk keperluan Transportasi Vertikal (‘Lift’) tergantung dari
kapasitas, kecepatan dan jumlah lantai yang dilayani:
P
dimana
0,6.m.Worg .s

.0,746
kW
: m adalah kapasitas lif
Jika penggunaan lif lebih dari satu buah, maka daya listrik yang digunakan
dikalikan dengan faktor daya, sebagaimana tertera pada berikut.
Faktor Daya untuk Penggunaan Lif
------------------------------------------------------------------------Jumlah Lift
Faktor Daya
-------------------------------------------------------------------------2
0,85
3
0,77
4
0,72
5
0,67
6
0,63
7
0,59
10
0,52
15
0,44
20
0,40
25
0,35
---------------------------------------------------------------------------Sedang untuk escalator diperkirakan diperlukan daya sekitar 10 –15 HP per
unit (1 HP = 0,746 kilo Watt).
Kebutuhan Daya Listrik untuk Sistem Tata Udara
Sistem tata udara, membutuhkan beban pendingin yang dinyatakan dalam
ton refrigeran (TR), dan disesuaikan dengan fungsi bangunan, sehingga daya
listrik yang dibutuhkan:
1.TR  12000.BTU  1,5.PK  1,12.KWatt
Kebutuhan Daya Listrik untuk Kondisi Darurat
Untuk keperluan pompa air dan pemadam kebakaran, diperhitungkan sebesar
5 Watt/m2.
Disamping itu, pada saat terjadinya pemadaman listrik diperlukan daya listrik
darurat berupa tenaga Generator Set (Genset), dengan kapasitas:
29
- Kantor
: sekitar 40% - 50% kebutuhan daya listrik
- Apartemen
: sekitar 20% - 30% kebutuhan daya listrik
- Hotel/rumah sakit : sekitar 40% - 60% kebutuhan daya listrik
Untuk kebutuhan komputer, biasanya digunakan UPS (‘Uninterupted Power
Supply’) dengan daya sekitar 20% dari kapasitas Genset.
Kebutuhan Daya Listrik untuk Pompa Air
Kapasitas pompa ditentukan dari kebutuhan air pada jam puncak (Q h-maks):
P
0,163. 1,2.Qhmaks .H t
di mana

kW
:P
adalah daya pompa (kW)
Qh-maks adalah kebutuhan air pada jam puncak (m3/menit)

adalah efisiensi pompa (= 0,5 – 0,65 )
Ht
adalah tinggi angkat total (meter)
Sedang :
H t  1,3.h 
. n
di mana
: h adalah jarak lantai ke lantai
n adalah jumlah lantai
Selanjutnya:
Qh  maks 
di mana
meter
c . Q 
T
m3/menit
: c adalah faktor pemakaian pada jam puncak (c = 1,5 – 2 )
Q adalah kebutuhan air rata-rata per hari (m3)
T adalah jangka waktu pemakaian air rata-rata per hari (jam)
T = 8 – 10 jam, untuk kantor, hotel, apartemen dan rumah sakit
T = 5 – 7 jam, untuk restoran, sekolah dan gedung pertemuan.
Kebutuhan Daya Listrik untuk Lain-Lain
Peralatan lain yang membutuhkan daya listrik, seperti untuk keperluan
‘PABX’, sistem tata suara dan kipas udara relatif kecil.
Untuk kebutuhan ini diperkirakan : 2 Watt/m2.
30
Ruang Elektrikal dan Telepon
Ruang untuk jaringan elektrikal dan telepon harus disusun secara baik agar
memudahkan bagi keperluan pemeriksaan
210 cm
P anel P enerangan
P anel D aya Listrik
P anel Telpon
710 m m
P anel S ignal
L u b a n g u n tu k
K a b e l V e rtik a l
150 cm
T a n g g u l B e to n
75 cm
R u an g P an el
P anel D aya Listrik
P anel Telpon
350 cm
P anel S ignal
P anel P enerangan
R u an g U n tu k
P an el L istrik d an T elp o n
R u an g P an el K ecil
R u an g P an el B esar
Tipikal Ruang Panel
Untuk Ruang Distribusi jaringan Telepon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Ukuran Tipikal Ruang Telepon
---------------------------------------------------------------------Luas Lantai Tipikal
Dimensi Ruang
---------------------------------------------------------------------500 m2
50 x 350 cm
1000 m2
125 x 225 cm
2000 m2
250 x 250 cm
-----------------------------------------------------------------------
31
Download