BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Secara sederhana

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara sederhana pembangunan dapat dimaknai sebagai usaha atau proses
untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya,
pembangunan memiliki berbagai kompleksitas masalah. Proses pembangunan
terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, baik aspek ekonomi, politik, sosial,
maupun budaya.
Manusia sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan harus mampu
meningkatkan kualitas hidupnya, untuk itu peran pemerintah dan masyarakat
sangat dibutuhkan. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya.
Pembangunan sumber daya manusia secara fisik dan mental mengandung makna
sebagai peningkatan kemampuan dasar penduduk. Kemampuan dasar penduduk
tersebut diperlukan untuk memperbesar kesempatan berpartisipasi dalam proses
pembangunan. Peningkatan kemampuan dasar dapat pula dilakukan melalui
peningkatan derajat kesehatan, pengetahuan dan keterampilan penduduk. Hal
tersebut penting karena dapat direfleksikan dalam kegiatan ekonomi produktif,
sosial budaya, dan politik.
Tujuan pembangunan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang
berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pembangunan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga
setiap tahap semakin mendekati tujuan. Hidup layak merupakan hak asasi
1
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
manusia yang diakui secara universal. Konstitusi Indonesia UUD’45, secara
eksplisit mengakui hal itu dengan mengamanatkan bahwa tugas pokok pemerintah
Republik Indonesia adalah “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Hal itu berarti, hidup bebas dari kemiskinan atau menikmati
kehidupan yang layak merupakan hak asasi setiap warga negara adalah tugas
pemerintah untuk menjamin terwujudnya hal itu. Pembangunan nasional pada
dasarnya ialah meningkatkan kesejahteraan umum yang adil dan merata bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Paradigma pembangunan manusia yang dikembangkan oleh United
Nations Development Programme (UNDP) sebagai suatu proses memperluas
pilihan-pilihan bagi penduduk. Dengan demikian penduduk merupakan tujuan
akhir dan pembangunan sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai
tujuan pembangunan manusia tersebut terdapat empat hal pokok yang harus
diperhatikan, yaitu produktivitas,pemerataan,kesinambungan,dan pemberdayaan.
Namun paradigma pembangunan tersebut banyak menuai kritik karena
hasil dari pembangunan telah menciptakan pula ketimpangan dan kesenjangan,
kerusakan ekologi, serta membelenggu kebebasan asasi manusia. Paradigma
pembangunan yang bersifat materialistik ini mengukur pencapaian hasil
pembangunan hanya dari aspek fisik yang dikuantifikasi dalam perhitungan
matematik dan angka statistik, sehingga cenderung mengabaikan dimensi manusia
sebagai subyek utama pembangunan dan mengabaikan harkat dan martabat
kemanusiaan.
2
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Menurut United Nations Development Programme (UNDP), dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) terdapat tiga indikator komposit yang digunakan
untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam pembangunan manusia,
yaitu: lama hidup, yang diukur dengan angka harapan hidup ketika lahir;
pendidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lama bersekolah dan angka melek
huruf penduduk usia 15 tahun ke atas; standar hidup yang diukur dengan
pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan menjadi paritas daya beli.
Dalam Indonesian Human Development Report, dijelaskan bahwa
perkembangan pembangunan manusia selama ini sangat tergantung pada
pertumbuhan ekonomi dari awal 1970-an sampai akhir 1990-an. Pertumbuhan
tersebut memungkinkan manusia untuk mengalokasikan pengeluaran untuk
kesehatan dan pendidikan. Sementara pengeluaran pemerintah untuk pelayanan
kesehatan dan pendidikan relatif sedikit. Serta kebutuhan dalam meningkatkan
alokasi pengeluaran pemerintah untuk bidang sosial menjadi semakin terasa
ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi. Krisis tersebut menyebabkan
merosotnya pencapaian pembangunan manusia.
Adanya peringkat pertumbuhan ekonomi GNP/GDP yang muncul pada
dekade 60-an, mewarnai pemikiran kita dalam mengukur keberhasilan
pembangunan. GDP/GNP, memang merupakan ukuran makroekonomi yang
masih dipakai oleh banyak negara, meskipun ukuran tersebut belum
menggambarkan sebenarnya, terutama gambaran kualitas manusianya.
Adapun 10 besar indeks pembangunan manusia di Negara maju adalah
sebagai berikut:
3
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
No.
Negara Maju
IPM
1
Norwegia
0,971
2
Australia
0,970
3
Islandia
0,969
4
Kanada
0,966
5
Irlandia
0,965
6
Belanda
0,964
7
Swedia
0,963
8
Prancis
0,961
9
Swiss
0,960
10
Jepang
0,960
Berdasarkan tabel di atas indeks pembangunan manusia tertinggi khusus
untuk Negara maju adalah Norwegia yaitu sebesar 0,971. Australia adalah
peringkat kedua yang memiliki indeks pembangunan manusia tertinggi khusus
untuk negara maju yaitu sebesar 0,970. Tingginya angka IPM di Australia karena
dia memiliki beberapa peringkat tertinggi di dunia dalam kategori kualitas hidup,
kesehatan, pendidikan, di mana hampir 100% penduduknya melek huruf dan
persentase sangat tinggi dari lulusan pendaftaran dan kuliah. Angka Harapan
hidupnya mencapai 81,2 tahun sangat jauh dibanding angka harapan hidup
indonesia yang hanya sebesar 67,2 tahun. Selain itu Australia terkenal dengan
kebebasan sipil dan perlindungan hak asasi manusia yang tinggi. Menyusul
Islandia sebesar 0,969. Urutan ke empat di duduki oleh Negara Kanada. Di Benua
Amerika, Canada tercatat sebagai indeks pembangunan manusia sebesar yaitu
0,966 Menyusul United State yaitu sebesar 0,956. Jika dibandingkan dengan
Indonesia yang hanya sebesar 0,734 kelihatan sangat rendah. Indeks
4
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
pembangunan manusia yang tinggi di Canada karena Canada memiliki populasi
cerdas dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan angka melek huruf yang tinggi.
Selain itu Canada terkenal dengan sistem pelayanan kesehatan gratis diatas sebuah
angka harapan hidup sebesar 80,7 tahun. Kemudian menyusul Irlandia, Belanda,
Swedia, Prancis, Swiss, dan Jepang. Jepang memiliki indeks pembangunan
manusia sebesar 0,960. Jepang menduduki peringkat ke 10 untuk pencapaian IPM
tertinggi di Negara maju di dunia. Tingginya angka IPM tersebut karena Jepang
populasi di Jepang memiliki kecerdasan kualitas pendidikan yang tinggi. Hal ini
dapat dibuktikan dari tingginya kemajuan teknologi di Jepang terutama dalam
bidang telekomunikasi,permesinan dan robotika. Selain itu angka harapan hidup
di Jepang mencapai 87,3 tahun dan merupakan angka tertinggi di dunia.
Di beberapa Negara berkembang seperti Philipina mempunyai indeks
pembangunan manusia lebih tinggi dibanding Indonesia. Philipina memiliki
indeks pembangunan manusia sebesar 0,751, dan harus diakui dalam IPM tahun
ini peringkat Philipina lebih baik daripada Indonesia. Philipina menduduki urutan
ke-97 atau 11 peringkat di atas Indonesia. Philipina cukup baik karena
investasinya dibidang pendidikan. Sementara dari sisi pendapatan Philipina
sedikit lebih besar dibandingkan dengan Indonesia. Vietnam dan Myanmar adalah
Negara yang memiliki IPM lebih rendah dibanding Indonesia. Vietnam memiliki
indeks pembangunan manusia sebesar 0,725. Ini berarti bahwa Vietnam memiliki
angka IPM dibawah angka IPM Indonesia. Hal ini terjadi karena sejak tahun 2006
indeks pendidikan Indonesia lebih tinggi dari pada Vietnam yaitu sebesar 0,83
untuk Indonesia dan 0,82 untuk Vietnam. Disisi lain indeks daya beli di Indonesia
5
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
juga lebih tinggi dari pada Vietnam yaitu 0,61 bagi Indonesia dan 0,57 pada
Vietnam. Akan tetapi angka harapan hidup Vietnam lebih besar dari pada
Indonesia yaitu 0,81 di Vietnam dan 0,75 di Indonesia. Myanmar memiliki indeks
pembangunan manusia sebesar 0,586. Angka ini berada di bawah angka IPM
Indonesia yaitu 0,734. Hal ini disebabkan karena angka melek huruf Indonesia
lebih tinggi dibanding Myanmar, yaitu 92,3% di Indonesia dan 92 % di Myanmar.
Di sisi lain Nyanmar menempati urutan kedua dari penduduknya yang tidak
memiliki akses air bersih dibanding Indonesia yang menempati urutan ke empat.
Tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih berdampak pada rendahnya derajat
kesehatan di Negara Myanmar. Selain itu angka kekurangan berat badan di
Myanmar lebih tinggi di banding Indonesia yaitu mencapai 29% untuk Myanmar
dan 27% di Indonesia.
Gambar 1.1.Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Sulawesi Selatan
Dengan Nasional
74
73
72
71
70
69
68
67
66
73.40
72.25
71.17
70.59
70.10
71.76
70.94
70.22
69.62
Indonesia
68.81
2006
Sul-Sel
2007
2008
2009
2010
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar
Berdasarkan gambar 1.1 menunjukkan bahwa angka Indeks Pembangunan
Manusia di Sulawesi Selatan cenderung naik setiap tahunnya, dari tahun 2006
sebesar 68,81 hingga tahun 2010 sebesar 72,25. Akan tetapi indeks pembangunan
6
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
manusia Sulawesi Selatan masih dibawah indeks pembangunan manusia nasional.
Dapat dilihat bahwa angka IPM Sulawesi Selatan relatif rendah dibanding dengan
angka IPM nasional. Hingga pada tahun 2010, angka IPM Sulawesi Selatan
mencapai 72,25. sedangkan angka IPM nasional sebesar 73,40.
Dalam pembangunan manusia, indeks kesehatan diperoleh dari angka
harapan hidup seseorang sejak dilahirkan. Angka harapan hidup Provinsi Sulawesi
Selatan selama kurun waktu 2006 hingga 2010 semakin meningkat. Pada tahun
2006 tercatat sebesar 69,2 tahun dan meningkat menjadi 70,00 tahun pada tahun
2010. Angka harapan hidup di Sulawesi Selatan pada tahun 2009 berada di atas
angka nasional (69,8 tahun). Membaiknya pelayanan dan sistem pelayanan
kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan diwujudkan melalui program kesehatan
gratis. Menurut data yang dipublikasikan oleh situs resmi pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan, angka kunjungan masyarakat sebagai pengguna pelayanan
kesehatan gratis di Sulawesi Selatan meningkat signifikan. Tahun 2010,
kunjungan masyarakat mencapai 6.407.554 jiwa. Angka ini meningkat tajam
dibanding tahun 2007 yang hanya 2.336.875 jiwa. Peningkatan tersebut
menunjukkan kesadaran masyarakat untuk berobat ke puskesmas atau rumah
sakit.
Pengeluaran perkapita memberikan gambaran tingkat daya beli PPP
(Purchasing Power Parity) masyarakat, dan sebagai salah satu komponen yang
digunakan dalam melihat status pembangunan manusia di suatu wilayah.
Besarnya pendapatan yang diterima rumah tangga dapat menggambarkan
kesejahteraan suatu masyarakat. Namun data pendapatan yang akurat sulit
7
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
diperoleh, sehingga dalam kegiatan Susenas data ini didekati melalui data
pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari
pengeluaran makanan dan bukan makanan dapat menggambarkan bagaimana
penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah tangganya. Walaupun harga antar
daerah berbeda, namun nilai pengeluaran rumah tangga masih dapat menunjukkan
perbedaan tingkat kesejahteraan penduduk antar provinsi khususnya dilihat dari
segi ekonomi. Pada tahun 2007, pengeluaran rata-rata perkapita sebulan sebesar
Rp.291.900, tahun 2008 sebesar Rp.321.000, tahun 2009 sbesar Rp.364.800.
Kemudian pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp.408.576.
Angka melek huruf penduduk berusia 15 tahun ke atas dalam lima tahun
terakhir terus mengalami peningkatan. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2006 sebesar
86 persen menjadi 87,75 pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sebesar 8,18
persen. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perekonomian selama tahun 2010
meningkat setelah sedikit melambat pada tahun 2009, yakni 7,78 persen pada
tahun 2008 menjadi 6,2 persen pada tahun 2009. Perekonomian Sulawesi Selatan
diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010
sebesar Rp.117,8 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 sebesar
Rp.51,2 triliun. Angka pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada tahun 2010
mencapai angka tertinggi selama periode 10 tahun terakhir setelah sebelumnya
sedikit melambat. Perekonomian Sulawesi Selatan yang dicapai pada tahun 2010
dipicu oleh hampir seluruh sektor ekonomi.
8
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka penulis ingin mengkaji masalah
yang terjadi di Sulawesi Selatan. Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang
“Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Selatan”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh angka harapan hidup,
konsumsi perkapita, rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan?
1.3. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan judul penelitian serta rumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh indikator komposit indeks pembangunan manusia yang berupa
angka harapan hidup, konsumsi perkapita, rata-rata lama sekolah dan angka melek
huruf terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, yaitu:
1. Dapat memberikan serta menambah pengetahuan baru mengenai
pengaruh angka harapan hidup, konsumsi perkapita, rata-rata lama
sekolah dan angka melek huruf terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sulawesi Selatan.
9
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
2. Sebagai dasar yang dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan
3. Sebagai bahan informasi, referensi, literatur maupun penelitian lebih
lanjut bagi mahasiswa ataupun pihak lain yang tertarik pada penelitian
tentang indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi di
Sulawesi Selatan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab,
yang masing-masing bab membahas sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini akan menguraikan tentang landasan teoritis, hubungan antar
variabel, tinjauan empiris, kerangka pikir, dan hipotesis.
BAB III Metode Penelitian
Pada bab ini membahas jenis dan sumber data, metode analisis, dan
defenisi operasional.
10
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pembahasan bab ini menganalisa perkembangan angka harapan
hidup, konsumsi perkapita, rata-rata lama sekolah, angka melek huruf , dan
perkembangan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Pembahasan pada bab ini menyimpulkan hasil analisis dan saran
yang bermanfaat bagi banyak orang.
11
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teoritis
2.1.1. Pengertian Indeks Pembangunan manusia
Dalam UNDP (United Nations Development Programme), pembangunan
manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (“a
process of enlarging people’s choices”). Konsep atau definisi pembangunan
manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat
luas. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis
serta dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan
ekonominya. Sebagaimana dikutip dari UNDP (Human Development Report,
1995:103), sejumlah premis penting dalam pembangunan manusia adalah:
-
Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian.
-
Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi
penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh
karena itu konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk
secara keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja.
-
Pembangunan
manusia
memperhatikan
bukan
hanya
pada
upaya
meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga dalam upayaupaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.
-
Pembangunan manusia
didukung oleh empat
pilar pokok,
yaitu:
produktifitas, pemerataan, kesinambingan, dan pemberdayaan.
12
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
-
Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan
dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya.
Bedasarkan konsep tersebut, penduduk di tempatkan sebagai tujuan akhir
sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan
itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, ada empat hal
pokok yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Produktifitas
Penduduk harus meningkatkan produktifitas dan partisipasi penuh dalam
proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Sehingga pembangunan ekonomi
merupakan bagian dari model pembangunan manusia.
2. Pemerataan
Penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses
terhadap sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang
memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus,
sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan
berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas
hidup.
3. Kesinambungan
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak
hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik,
manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui.
13
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
4. Pemberdayaan
Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan
menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka serta untuk berpartisipasi dan
mengambil keputusan dalam proses pembangunan.
Sebenarnya paradigma pembangunan manusia tidak hanya berhenti sampai
di sana. Pilihan-pilihan tambahan yang dibutuhkan dalam masyarakat luas seperti
kebebasan politik,ekonomi dan sosial, sampai kesempatan untuk menjadi kreatif
dan produktif, dan menikmati kehidupan yang sesuai dengan harkat pribadi dan
jasmani.
Selain itu, pengertian pembangunan manusia adalah upaya yang dilakukan
untuk memperluas peluang penduduk agar mencapai hidup yang layak. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Indeks (HDI) adalah
pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan
standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan untuk
mengklasifikasi apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang
atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan
ekonomi terhadap kualitas hidup. Indeks ini pada 1990 oleh pemenang nobel
India, Amartya Sen dan Mahbub Ul Haq seorang ekonomi Pakistan dibantu oleh
Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Merghnad Desai dari London School
of Economics dan sejak itu dipakai oleh program pembangunan PBB pada laporan
HDI tahunannya. Digambarkan sebagai “pengukuran vulgar” oleh Amartya Sen
karena batasannya, indeks ini lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan
berguna dari pada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini
14
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
digunakan, dan indeks ini juga berguna bagi jembatan bagi peneliti yang serius
untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan
pembangunan manusianya.
Menurut United Nations Development Programme (UNDP), dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) terdapat tiga indikator komposit yang digunakan
untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam pembangunan manusia,
yaitu: lama hidup, yang diukur dengan angka harapan hidup ketika lahir;
pendidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lama bersekolah dan angka melek
huruf penduduk usia 15 tahun ke atas; standar hidup yang diukur dengan
pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan menjadi paritas daya beli. Nilai
indeks ini berkisar antara 0-100.
Pengertian IPM yang dikeluarkan oleh UNDP yang menyatakan bahwa
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI)
merupakan salah satu pendekatan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pembangunan manusia. IPM ini mulai digunakan oleh UNDP sejak tahun 1990
untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu negara.
Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan, namun
mampu mengukur dimensi pokok pambangunan manusia
yang dinilai
mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. IPM
dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan keempat komponen yaitu
angka harapan hidup yang mewakili bidang kesehatan, angka melek huruf dan
rata-rata lamanya bersekolah mengukur capaian pembangunan di bidang
pendidikan, dan kemampuan daya beli / paritas daya beli (PPP) masyarakat
15
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya
pengeluaran perkapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian
pembangunan untuk hidup layak.
Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan konsep yang
menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk baik secara fisik, mental
maupun secara spritual. Bahkan secara eksplisit disebutkan bahwa pembangunan
yang dilakukan menitikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia yang
seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan sumber daya manusia secara
fisik dan mental mengandung makna peningkatan kapasitas dasar penduduk yang
kemudian akan memperbesar kesempatan untuk dapat berpartisipasi dalam proses
pembangunan yang berkelanjutan.
Indeks Pembangunan Manusia, karena dimaksudkan untuk mengukur
dampak dari upaya peningkatan kemampuan dasar tersebut, dengan demikian
menggunakan indikator dampak sebagai komponen dasar penghitungannya yaitu,
angka harapan hidup waktu lahir, pencapaian pendidikan yang diukur dengan
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta pengeluaran konsumsi. Nilai
IPM suatu negara atau wilayah menunjukkan seberapa jauh negara atau wilayah
itu telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu angka harapan hidup 85 tahun,
pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat (tanpa kecuali), dan tingkat
pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup layak.
Pembentukan modal manusia adalah suatu proses memperoleh dan
meningkatkan jumlah orang yang mempunyai keahlian, pendidikan, dan
pengalaman yang menentukan bagi pembangunan ekonomi suatu negara.
16
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Pembentukan modal manusia karenanya dikaitkan dengan investasi pada manusia
dan pengembangannya sebagai sumber yang kreatif dan produktif. (M.L
jhingan,2002).
2.1.2
Komponen Pembangunan Manusia
Lembaga United Nations Development Programme (UNDP) telah
mempublikasikan laporan pembangunan sumber daya manusia dalam ukuran
kuantitatif yang disebut Human Development Indeks (HDI). Meskipun HDI
merupakan alat ukur pembangunan SDM yang dirumuskan secara konstan, diakui
tidak akan pernah menangkap gambaran pembangunan SDM secara sempurna.
Adapun indikator yang dipilih untuk mengukur dimensi HDI adalah
sebagai berikut: (UNDP, Human Development Report 1993: 105-106)

Longevity, diukur dengan variabel harapan hidup saat lahir atau life
expectancy of birth dan angka kematian bayi per seribu penduduk atau
infant mortality rate.

Educational Achievement, diukur dengan dua indikator, yakni melek huruf
penduduk usia 15 tahun ke atas (adult literacy rate) dan tahun rata-rata
bersekolah bagi penduduk 25 ke atas (the mean years of schooling).

Access to resource, dapat diukur secara makro melalui PDB rill perkapita
dengan terminologi purchasing power parity dalam dolar AS dan dapat
dilengkapi dengan tingkatan angkatan kerja.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komponenkomponen yang mempengaruhi IPM antara lain:
17
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
1. Derajat kesehatan dan panjangnya umur yang terbaca dari angka
harapan hidup (life expecntacy rate), parameter kesehatan dengan
indikator angka harapan hidup, mengukur keadaan sehat dan berumur
panjang.
2. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf rata-rata lamanya
sekolah, parameter pendidikan dengan angka melek huruf
dan
lamanya sekolah, mengukur manusia yang cerdas, kreatif, terampil,
dan bertaqwa.
3. Pendapatan yang diukur dengan daya beli masyarakat (purchasing
power parity), parameter pendapatan dengan indikator daya beli
masyarakat, mengukur manusia yang mandiri dan memiliki akses
untuk layak.
Menurut Todaro (2006) pembangunan manusia ada tiga komponen
universal sebagai tujuan utama meliputi:
1. Kecukupan, yaitu merupakan kebutuhan dasar manusia secara fisik.
Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang apabila tidak dipenuhi akan
menghentikan kehidupan seseorang, meliputi pangan, sandang, papan,
kesehatan dan keamanan. Jika satu saja tidak terpenuhi akan
menyebabkan keterbelakangan absolut.
2. Jati Diri, yaitu merupakan komponen dari kehidupan yang serba lebih
baik adalah adanya dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk
menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak mengejar
18
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
sesuatu, dan seterusnya. Semuanya itu terangkum dalam self esteem
(jati diri).
3. Kebebasan dari Sikap Menghamba, yaitu merupakan kemampuan
untuk memiliki nilai universal yang tercantum dalam pembangunan
manusia adalah kemerdekaan manusia. Kemerdekaan dan kebebasan di
sini diartikan sebagai kemampuan berdiri tegak sehingga tidak
diperbudak oleh pengejaran dari aspek-aspek materil dalam kehidupan.
Dengan adanya kebebasan kita tidak hanya semata-mata dipilih tapi
kitalah yang memilih.
2.1.3. Pengukuran Pembangunan Manusia
Indikator komposit pembangunan manusia adalah alat ukur yang dapat
digunakan untuk melihat pencapaian pembangunan manusia antar wilayah dan
antar waktu. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan alat ukur yang
dapat menunjukkan presentase pencapaian dalam pembangunan manusia dengan
memperhatikan tiga faktor yaitu kelangsungan hidup, pengetahuan, dan daya beli.
Kondisi
Faktor
Komponen
Ideal
Terburuk
Angka Harapan Hidup (thn)
85,5
25,0
Angka Melek Huruf (%)
100,0
0,0
Rata-rata lama sekolah (thn)
15
0
Konsumsi rill perkapita (Rp)
732.720
300.000
Kelangsungan
hidup
Pengetahuan
Daya Beli
Sumber: UNDP,Human Development Report 1993 (dalam Mudrajat,2006:31)
19
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Dengan tiga ukuran pembangunan tersebut dan menerapkan suatu formula
yang kompleks terhadap data 160 negara pada tahun 1990, rangking HDI semua
negara dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.
Negara dengan pembangunan manusia yang rendah (low human
development) bila nilai HDI berkisar 0,0 hingga 0,50.
2.
Negara dengan pembangunan manusia yang menengah (medium human
development) bila nilai HDI berkisar antara 0,51 hingga 0,79.
3.
Negara dengan pembangunan manusia yang tinggi (high human
development) bila nilai HDI berkisar antara 0,80 hingga 1,0.
Dapat disimpulkan bahwa negara dengan nilai HDI dibawah 0,51 hingga
0,79 dapat dikatakan bahwa negara tersebut mulai memperhatikan pembangunan
manusianya, sedangkan negara dengan nilai HDI 0,8 berarti negara tersebut
sangat memperhatikan pembangunan manusianya (Mudrajat, 2006:31)
Penghitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia memiliki
tujuan penting, diantaranya:

Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan
manusia dan perluasan kebebasan memilih.

Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut
sederhana.

Membentuk satu indeks komposit dari pada menggunakan sejumlah
indeks dasar.

Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi.
Indeks tersebut merupakan indeks dasar yang tersusun dari dimensi berikut ini :
20
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
-
Umur panjang dan kehidupan yang sehat, dengan indikator angka
harapan hidup.
-
Pengetahuan, yang diukur dengan angka melek huruf dan kombinasi dari
angka partisipasi sekolah untuk tingkat dasar, menengah dan tinggi.
-
Standar hidup yang layak, dengan indikator PDRB per kapita dalam
bentuk Purchasing Power Parity (PPP).
Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), menetapkan peringkat kinerja pembangunan manusia pada
skala 0,0 – 100,0 dengan kategori sebagai berikut :
-
Tinggi : IPM lebih dari 80,0
-
Menengah Atas : IPM antara 66,0 – 79,9
-
Menengah Bawah : IPM antara 50,0 – 65,9
-
Rendah : IPM kurang dari 50,0
2.1.4
Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup (AHH), dijadikan indikator dalam mengukur
kesehatan suatu individu di suatu daerah. Angka Harapan Hidup (AHH) adalah
rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh seseorang selama hidup.
Angka Harapan Hidup (AHH) diartikan sebagai umur yang mungkin dicapai
seseorang yang lahir pada tahun tertentu. Angka harapan hidup dihitung
menggunakan pendekatan tak langsung (indirect estimation). Ada dua jenis data
yang digunakan dalam penghitungan Angka Harapan Hidup (AHH) yaitu Anak
Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH). Sementara itu untuk
menghitung indeks harapan hidup digunakan nilai maksimum harapan hidup
21
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
sesuai standar UNDP, dimana angka tertinggi sebagai batas atas untuk
penghitungan indeks dipakai 85 tahun dan terendah 25 tahun (standar UNDP).
Usia harapan hidup dapat panjang jika status kesehatan, gizi, dan lingkungan yang
baik.
2.1.5
Konsumsi Perkapita
Indikator konsumsi perkapita digunakan untuk mengukur standar hidup
manusia. Indikator ini juga dipengaruhi oleh pengetahuan serta peluang yang ada
untuk merealisasikan pengetahuan dalam berbagai kegiatan produktif sehingga
menghasilkan output baik berupa barang maupun jasa sebagai pendapatan.
Kemudian pendapatan yang ada menciptakan pengeluaran atau konsumsi.
Pengeluaran perkapita memberikan gambaran tingkat daya beli PPP (Purchasing
Power Parity) masyarakat, dan sebagai salah satu komponen yang digunakan
dalam melihat status pembangunan manusia di suatu wilayah.
2.1.6
Rata-rata Lama Sekolah
Rata-rata lama sekolah mengindikasikan makin tingginya pendidikan yang
dicapai oleh masyarakat di suatu daerah. Semakin tinggi rata-rata lama sekolah
berarti semakin tinggi jenjang pendidikan yang dijalani. Asumsi yang berlaku
secara umum bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
tinggi pula kualitas seseorang, baik pola pikir maupun pola tindakannya. Tobing
(dalam Hastarini, 2005), mengemukakan bahwa orang yang memiliki tingkat
pendidikan lebih tinggi, diukur dengan lamanya waktu untuk sekolah akan
memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding dengan orang yang
pendidikannya lebih rendah. Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun
22
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
dihabiskan oleh penduduk yang berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua
jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Batas maksimum untuk rata-rata
lama sekolah adalah 15 tahun dan batas minimum sebesar 0 tahun (standar
UNDP). Batas maksimum 15 tahun mengindikasikan tingkat pendidikan
maksimum yang ditargetkan adalah setara Sekolah Menengah Atas (SMA).
2.1.7
Angka Melek Huruf
Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran kesejahteraan sosial yang
merata adalah dengan melihat tinggi rendahnya persentase penduduk yang melek
huruf. Tingkat melek huruf dapat dijadikan ukuran kemajuan suatu bangsa. Angka
Melek Huruf (AMH) adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun
ke atas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun
ke atas. Batas maksimum untuk angka melek huruf, adalah 100 sedangkan batas
minimum 0 (standar UNDP). Hal ini menggambarkan kondisi 100 persen atau
semua masyarakat mampu membaca dan menulis, dan nilai nol mencerminkan
kondisi sebaliknya.
2.1.8
Manfaat Indeks Pembangunan Manusia
IPM dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal sebagai berikut:

Untuk mengalihkan fokus perhatian para pengambil keputusan, media,
dan organisasi non pemerintah dari penggunaan statistik ekonomi
biasa, agar lebih menekankan pada pencapaian manusia. IPM
diciptakan
untuk
menegaskan
bahwa
manusia
dan
segenap
kemampuannya seharusnya menjadi kriteria utama untuk menilai
pembangunan sebuah negara, bukannya pertumbuhan ekonomi.
23
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan

Untuk mempertanyakan pilihan-pilihan kebijakan suatu negara.
Bagaimana dua negara yang tingkat pendapatan perkapitanya sama
dapat memiliki IPM yang berbeda.

Untuk memperlihatkan perbedaan di antara negara-negara, di antara
provinsi-provinsi (atau negara bagian), di antara gender, kesukuan, dan
kelompok sosial ekonomi lainnya. Dengan memperlihatkan disparitas
atau kesenjangan di antara kelompok-kelompok tersebut, maka akan
lahir berbagai debat dan diskusi di berbagai negara untuk mencari
sumber masalah dan solusinya.
2.2. Pertumbuhan Ekonomi
2.2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan produk
nasional bruto atau pendapatan nasional riil. Dengan kata lain, perekonomian
mengalami perkembangan jika terjadi pertumbuhan output riil. Sedangkan
menurut Suryana (2005:5) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP
(Gross Domestic Product) tanpa memandang kenaikan tersebut lebih besar atau
lebih kecil dari pertumbuhan penduduk yang terjadi, serta tanpa memandang
apakah terjadi perubahan dalam struktur perekonomiannya atau tidak.
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2000).
Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu
perekonomian. Dari suatu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara
24
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang
meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi baik dalam
jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang modal dan teknologi
yang digunakan juga makin berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah
sebagai akibat perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan
dan keterampilan mereka.
Menurut Arsyad (2004) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan
Produk Domestik Bruto/ Pendapatan Nasional Bruto tanpa memandang apakah
kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk
atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan kapasitas
dalam jangka panjang dari suatu negara untuk menyediakan berbagai jenis barang
dan jasa kepada penduduk. Dengan demikian, manifestasi dari pertumbuhan
ekonomi diwujudkan dalam peningkatan output jangka panjang atau secara
berkesinambungan (Todaro, 2006).
2.2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
a. Teori Pertumbuhan Klasik
Ahli ekonomi klasik Adam Smith mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dengan
kemajuan teknologi. Kemudian David Ricardo mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan proses tarik menarik antara dua kekuatan yaitu ”the law of
deminishing retun” dan kemajuan teknologi. Sedangkan menurut John Stuart Mill
mengatakan bahwa pembangunan ekonomi tergantung pada dua jenis perbaikan,
25
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
yaitu perbaikan dengan tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang
berupa usaha-usaha untuk menghapus penghambat pembangunan, seperti adat
istiadat, kepercayaan dan berpikir tradisional.
b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Pertengahan tahun 1950-an berkembang teori pertumbuhan neo-klasik
yang merupakan suatu analisis pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada
pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik. Perintisnya adalah Robert Sollow,
kemudian diikuti dan dikembangkan oleh Edmund Philips, Harry Johson, dan J.E
Meade. Pendapat-pendapat dari para ahli tersebut yaitu (Suryana, 2005:58):
o Adanya akumulasi kapital yang merupakan faktor penting dalam
pembangunan ekonomi
o Perkembangan merupakan proses yang gradual.
o Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif.
o Adanya pikiran yang optimis terhadap perkembangan.
o Aspek internasional yang merupakan faktor bagi perkembangan.
Selanjutnya dalam (Sadono,2000: 437), menurut Sollow yang menjadi
faktor terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukan hanya
pertambahan modal dan tenaga kerja. Faktor terpenting adalah kemajuan
teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
c. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern

Teori Pertumbuhan Walt Whitman Rostow
Rostow mengartikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang
menyebabkan perubahan dalam masyarakat, yaitu perubahan politik,
26
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
struktur sosial, nilai sosial dan kegiatan ekonominya. Dalam bukunya ”The
Stages of Economics” (1960), Rostow mengemukakan tahap-tahap dalam
proses pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh setiap negara pada
umumnya kedalam lima tahap, yaitu (Lincolin,2004: 48) :
1.
The traditional society (Masyarakat Tradisional)
2.
Precondition for take-off (Persyaratan Tinggal Landas)
3.
Take off (Tinggal Landas)
4.
The Derive to Manurity (Dorongan Menuju Kedewasaan)
5.
The Age of High Mess Consumption (Tingkat Konsumsi Masyarakat
Tinggi)

Teori Pertumbuhan menurut Kuznet
Kuznet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai jangka
panjang untuk menyediakan berbagai jenis barang ekonomi yang terus
meningkat kepada masyarakat. Kemampuan ini tumbuh berdasarkan
kemajuan teknologi, institutional, dan ideologis yang diperlukan. Dalam
analisisnya, Kuznet mengemukakan enam ciri pertumbuhan ekonomi
modern yang dimanifestasikan dalam proses pertumbuhan oleh semua
negara maju (Suryana, 2005), yaitu:
o Dua variabel ekonomi yang bersamaan (aggregate)
1) Tingginya tingkat produk per kapita dan laju pertumbuhan
penduduk.
2) Tingginya peningkatan produktivitas terutama produktivitas tenaga
kerja.
27
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
o Dua variabel transformasi struktural
3) Tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi
4) Tingginya tingkat struktur sosial dan ideologi.
o Dua variabel penyebaran internasional
5) Kecenderungan negara-negara yang ekonominya sudah maju untuk
pergi ke seluruh pelosok dunia untuk mendapatkan pasaran dan
bahan baku.
6) Arus barang, modal, dan orang antar bangsa yang meningkat.

Teori Pertumbuhan Endogen
Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis
pertumbuhan yang bersifat endogen, Pertumbuhan ekonomi merupakan
hasil dari dalam sistem ekonomi. Teori ini menganggap bahwa
pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh sistem produksi, bukan
berasal dari luar sistem. Kemajuan teknologi merupakan hal yang
endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku
ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar
dari sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan
hanya modal fisik saja tapi menyangkut modal manusia (Romer, 1994)
Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi..
Definisi modal/kapital diperluas dengan memesukkan model ilmu
pengetahuan dan modal sumber daya manusia. Perubahan teknologi bukan
sesuatu yang berasal dari luar model atau eksogen tapi teknologi
merupakan bagian dari proses pertumbuhan ekonomi. Dalam teori
28
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
pertumbuhan endogen, peran investasi dalam modal fisik dan modal
manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Tabungan dan investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan (Mankiw, 2000).
Harrod Domar sependapat bahwa pertambahan produksi dan
pendapatan masyarakat bukan ditentukan oleh kapasitas memproduksi
masyarakat tetapi oleh kenaikan pengeluaran masyarakat. Dengan
demikian walaupun kapasitas dalam memproduksi bertambah, pendapatan
nasional baru akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi akan tercipta
apabila pengeluaran masyarakat meningkat dibandingkan masa lalu.
Berangkat dari hal itu bahwa analisa Harrod-Domar menunjukkan syarat
yang diperlukan agar dalam jangka panjang kemampuan memproduksi
bertambah dari masa ke masa yang diakibatkan oleh pembentukan modal
pada masa sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan.
Model awal dari endogenous growth oleh Romer (1983,1986)
menyatakan bahwa long-run growth pada umumnya ditentukan oleh
akumulasi pengetahuan. Walaupun ada penambahan ilmu pengetahuan
baru menunjukan diminishing returns pada suatu perusahaan, namun
penciptaan ilmu pengetahuan pada suatu perusahaan diasumsikan
mempunyai dampak positif secara ekternal pada tekonologi produksi
perusahaan lain.
Model endogenous growth lainya dikembangkan oleh Lucas
(1988). Dia melakukan two-sector model yaitu – learning-by-doing and
29
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
schooling model_ yang memasukkan faktor human capital as sebagai
faktor penggerak economic growth. Pada model pertama, pertumbuhan
human capital bergantung pada bagaimana worker antara current
production dan human capital accumulation, sedangkan model ke-dua,
pertumbuhan human capital adalah merupakan fungsi yang positif untuk
produksi barang baru. Seperti pada model Romer, model Lucas
mempunyai effect internal produktivitas pekerja dan efek eksternal pada
sources of scale economies dan meningkatkan produktivitas selain faktor
produksi.
Namun demikian, akumulasi human capital akan mengorbankan
utility konsumsi pada saat sekarang. Pada model pertama, pengorbanan
berasal dari penurunan konsumsi saat ini, sedangkan pada model kedua,
berasal dari kombinasi current consumption goods dengan human capital.
Lucas berpendapat bahwa pentingnya kebijakan mendasar untuk
meningkatkan tingkat kesejahteraan dengan memberikan subsidy pada
sekolah.
2.3.
Pembangunan Manusia Dengan Pertumbuhan Ekonomi
2.3.1. Modal Manusia Dengan Pertumbuhan Ekonomi
Modal manusia dalam terminologi ekonomi sering digunakan untuk untuk
bidang pendidikan, kesehatan dan berbagai kapasitas manusia lainnya yang ketika
bertambah dapat meningkatkan produktivitas. Pendidikan memainkan peran kunci
dalam hal kemampuan suatu perekonomian untuk mengadopsi teknologi modern
dan dalam membangun kapasitasnya bagi pembangunan dan pertumbuhan yang
30
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
berkelanjutan. Kesuksesan dalam pendidikan bergantung juga pada kecukupan
kesehatan. Disamping itu kesehatan merupakan prasayarat bagi peningkatan
produktivitas. Dengan demikian kesehatan dan pendidikan dapat juga dilihat
sebagai komponen vital dalam pertumbuhan dan pembangunan sebagai input bagi
fungsi produksi agregat (Todaro, 2006).
Menurut Mankiw (2003) modal manusia adalah pengetahuan dan
kemampuan yang diperoleh oleh para pekerja melalui pendidikan mulai dari
program untuk anak-anak sampai dengan pelatihan dalam pekerjaan (on the job
training) untuk para pekerja dewasa. Seperti halnya dengan modal fisik, modal
manusia meningkatkan kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa. Untuk
meningkatkan level modal manusia dibutuhkan investasi dalam bentuk guru,
perpustakaan dan waktu belajar.
Sementara itu untuk menyesuaikan dengan tingkat pertumbuhan penduduk
yang tinggi, negara-negara berkembang harus memperhatikan kualitas sumber
daya manusia, dengan mewujudkan program-program spesifik yakni:
1.
Mengendalikan penyakit serta meningkatkan kesehatan dan nutrisi.
Meningkatkan standar kesehatan penduduk menyebabkan peningkatan
produktivitas mereka sebagai tenaga kerja. Pusat kesehatan masyarakat dan
penyediaan air bersih merupakan modal sosial yang bermanfaat.
2.
Meningkatkan pendidikan, menurunkan angka buta huruf dan melatih tenaga
kerja.
31
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Manusia terdidik merupakan tenaga kerja yang lebih produktif karena
mampu menggunakan modal secara lebih efektif, mampu mengadopsi
teknologi dan mampu belajar dari kesalahan.
3.
Di atas semua itu, tidak boleh mengestimasi secara lebih rendah (under
estimate) terhadap pentingnya sumberdaya manusia
32
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
2.3.2. Hubungan Pembangunan Manusia Dengan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Manusia
Reproduks
i sosial
Model Sosial, LSM, dan Organisasi Kemasyarakatan
Kemampuan
pekerja dan
petani,
pengusaha,
manajer
Produksi R &
D dan
teknologi
Komposisi output
dan ekspor
Pengeluaran
prioritas
sosial
Kebijaksanaan dan
pengeluaran
pemerintah
Pengeluaran
rumah tangga
untuk kebutuhan
dasar
Kegiatan dan
pengeluaran
rumah tangga
Distribusi dumber daya swasta dan masyarakat
ketenagakerjaan
Institusi dan pemerintahan
Pertumbuhan ekonomi
Tabungan luar negeri
Modal fisik
Tabungan dalam
negeri
Sumber: UNDP,1996 dalam Cahyadi (2005)
Gambar 2.1 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Manusia
33
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Menurut UNDP (1996), hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan
pembangunan manusia bersifat timbal balik, terlihat pada gambar 1.4 di atas dan
dapat diketahui dari arah anak panah yang terlihat dari bawah ke atas. Hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia berlangsung melalui dua
jalur (Gambar 1.1), jalur pertama melalui kebijaksanaan dan pengeluaran
pemerintah. Maka faktor yang menentukan adalah pengeluaran pemerintah dan
subsektor sosial yang merupakan prioritas, seperti pendidikan dan kesehatan
dasar. Dari hal tersebut diketahui bahwa pengeluaran merupakan faktor penentu
besarnya komitmen pemerintah terhadap pembangunan manusia. Jalur kedua
yaitu melalui pengeluaran rumah tangga, faktor yang menentukan adalah besarnya
pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan dasar seperti pemenuhan nutrisi
anggotanya, untuk biaya pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar. Selain
pengeluaran pemerintah dan pengeluaran rumah tangga, hubungan antara kedua
variabel tersebut berlangsung melalui penciptaan lapangan kerja. Kuatnya
hubungan timbal balik antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia
akan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kelembagaan pemerintah, distribusi
sumber daya swasta dan masyarakat, modal sosial, lembaga swadaya masyarakat
dan ormas. Faktor-faktor kelembagaan pemerintah jelas peranannya karena
keberadaanya sangat menentukan implementasi kebijakan publik. Faktor
distribusi sumber daya juga jelas karena tanpa distribusi sumber daya yang merata
(misal dalam penguasaan lahan atau sumber daya ekonomi lainnya) hanya akan
menimbulkan frustasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan terhadap
sistem dan perilaku pemerintah. Semua faktor-faktor tersebut berperan sebagai
34
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
katalisator bagi berlangsungnya hubungan timbal balik antara keduanya secara
efisien. Selain itu pembangunan manusia akan mempengaruhi jenis produksi
domestik, kegiatan riset dan pengembangan teknologi yang pada akhirnya
mempengaruhi komposisi output dan ekspor suatu negara (Cahyadi, 2005)
Hubungan pembangunan manusia dengan pertumbuhan ekonomi sangat
erat sekali dan merupakan prasyarat tercapainya pembangunan manusia, karena
peningkatan pembangunan ekonomi akan mendukung peningkatan produktivitas
melalui pengisian kesempatan kerja dengan usaha-usaha produktif sehingga
tercipta peningkatan pendapatan (UNDP, 1996). Hubungan atas-bawah antara
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia menunjukkan bahwa melalui
upaya pembangunan manusia berkemampuan dasar dan berketerampilan. Tenaga
kerja termasuk petani, pengusaha dan manajer akan meningkat. Namun perlu
dicatat bahwa konsep pembangunan manusia berbeda dengan pembangunan yang
memberikan perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi, dengan asumsi bahwa
pertumbuhan
ekonomi
pada
akhirnya
akan
menguntungkan
manusia.
Pembangunan manusia memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih
konferensif yang mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia pada semua
golongan masyarakat dan semua tahap pembangunan. Pembangunan manusia
merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu masyarakat dan
meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling
pembangunan.
Ramirez (1998) menyebutkan bahwa ada hubungan timbal balik (two-way
relationship) antara human capital dan pertumbuhan ekonomi. Studi Ramirez
35
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
berangkat dari terdapatnya hubungan dua arah antara pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan manusia (human development). Hubungan yang dimaksudkan oleh
Ramirez dkk tersebut adalah sebagai berikut :
Pertama adalah dari pertumbuhan ekonomi ke human development.
GNP mempengaruhi pembangunan manusia, khususnya melalui aktivitas
rumah tangga dan pemerintah; civil society seperti melalui organisasi masyarakat
dan lembaga swadaya masyarakat. Dalam membelanjakan pendapatannya, rumah
tangga cenderung membelanjakan barang-barang yang memiliki kontribusi
langsung terhadap pembangunan manusia seperti makanan, air, pendidikan dan
kesehatan yang tergantung pada sejumlah faktor seperti tingkat dan distribusi
pendapatan antar rumah tangga, siapa yang mengontrol alokasi pengeluaran dalam
rumah tangga. Umumnya, penduduk miskin menghabiskan porsi pendapatannya
lebih banyak ketimbang penduduk kaya untuk kebutuhan pembangunan manusia
dan andil perempuan cukup besar dalam mengatur pengeluaran rumah tangga.
Ketika tingkat kemiskinan tinggi, yang dikarenakan rendahnya pendapatan per
kapita atau karena buruknya distribusi pendapatan, pengeluaran rumah tangga
untuk kebutuhan pembangunan manusia menjadi rendah. Fakta menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi mereduksi kemiskinan, reduksi kemiskinan sangat
bervariasi dengan distribusi pendapatan dan berubah-ubah. Pereduksian distribusi
pendapatan dan kemiskinan melalui pertumbuhan sangat tergantung pada proses
pertumbuhan ekonominya secara khusus didasarkan pada penciptaan tenaga kerja
dan peningkatan pendapatan pedesaan.
36
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Peranan fungsi alokasi pemerintah untuk meningkatkan pembangunan
manusia adalah fungsi total pengeluaran sektor publik, seberapa besar alokasi
pengeluaran sektor publik untuk sektor pembangunan manusia, dan bagaimana
pengeluaran tersebut dialokasikan. Perananan alokasi pengeluaran publik oleh
pemerintah ini sangat memegang peranan yang sangat penting didalam
pembangunan manusia.
Peranan organisasi masyarakat dan LSM memegang peranan sebagai
faktor pendukung dan pelengkap didalam pembangunan manusia. Pembangunan
manusia akan menjadi lebik efektif apabila peranan organisasi masyarakat dan
LSM menempati salah satu ruang pembangunan manusia.
Kedua adalah dari human development ke pertumbuhan ekonomi.
Memperhatikan hubungan kedua, dari pembangunan manusia ke
pertumbuhan ekonomi, ada sebuah asumsi dan didukung oleh pembuktian bahwa
masyarakat yang lebih sehat dipelihara dengan baik dan berpendidikan akan
berkontribusi menyokong pertumbuhan ekonomi. Tingginya pembangunan
manusia akan mempengaruhi ekonomi melalui peningkatan kemampuan atau
kapabilitas
masyarakat.
Sebagai
konsekuensinya
akan
mengakibatkan
peningkatan kreatifitas dan produktifitas masyarakat.
Jelas bahwa kesehatan dan pendidikan masyarakat merupakan salah satu
faktor utama dalam komposisi dan pertumbuhan output dan ekspor. Kesehatan
dan pendidikan masyarakat juga menjadi salah satu faktor penting di dalam
membangun sebuah sistem produksi dengan penggunaan teknologi secara efektif.
Pendidikan dan kesehatan yang baik akan mendorong peningkatan modal
37
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
manusia, mendorong peningkatan produktifitas masyarakat (tenaga kerja),
mendorong kemampuan masyarakat untuk mengadaptasi dan mempergunakan
teknologi didalam produksi serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
beradaptasi dengan perubahan kapasitas dan teknikal teknologi dalam industri.
Peningkatan modal manusia, peningkatan produktifitas, kemampuan
mengadaptasi dan menggunakan teknologi dalam produksi dan kemampuan
mengadaptasi perubahan kapasitas dan teknikal teknologi tersebut pada akhirnya
akan mendorong perekonomian suatu negara serta meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Peningkatan pembangunan manusia ini juga membutuhkan investasi
yang besar dan diikuti juga dengan pemerataan distribusi pendapatan sehingga
dengan investasi dan pemerataan pendapatan tersebut pada akhirnya akan
mempermudah peningkatan pembangunan pendidikan dan kesehatan.
Joseph Stiglitz- Globalization Work – The Next Step to Global Justice,
2006 (Dalam Merna Kumalasari,2011) menjelaskan bahwa sebuah pendekatan
komprehensif menuju pembangunan ialah pendidikan, namun pendidikan tanpa
pekerjaan tidak akan mendorong pembangunan. Seperti di China, pada awalnya
fokus pada menarik investor asing dan kemudian fokus tersebut bergeser pada
pengembangan entrepreneur domestik. Menurut Stiglitz, pasar, pemerintah, dan
individu adalah tiga pilar bagi kesuksesan strategi pembangunan. Dan pilar
keempat ialah komunitas (orang saling bekerjasama dengan bantuan pemerintah
dan NGO), seperti di Bali dalam membuat irigrasi pertanian, Grameen microcredit bank di pedalaman Bangladesh (pemberian pinjaman kecil bagi wanita
38
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
miskin). Penguatan komunitas ini dapat dilakukan dengan kesehatan, pertolongan
legal, dan program pendidikan.
Dikemukakan oleh Todaro dan Smith (2006) bahwa kesehatan merupakan inti
dari kesejahteraan dan pendidikan adalah hal yang pokok untuk menggapai
kehidupan yang memuaskan dan berharga. Pendidikan memainkan peran utama
dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi
modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta
pembangunan yang berkelanjutan. Kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan
produktivitas, sementara keberhasilan pendidikan juga bertumpu pada kesehatan yang
baik. Peran gandanya sebagai input maupun output menyebabkan kesehatan dan
pendidikan sangat penting dalam pembangunan ekonomi.
2.4
Hubungan Antar Variabel
2.4.1
Hubungan angka harapan hidup dan pertumbuhan ekonomi
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Dalam membandingkan tingkat
kesejahteraan antar kelompok masyarakat sangatlah penting untuk melihat angka
harapan hidup. Di negara-negara yang tingkat kesehatannya lebih baik, setiap
individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis
mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi. Usia harapan
hidup yang tinggi dan jumlah penduduk lanjut usia semakin besar akan juga
menuntut kebijaksanaan-kebijaksanaan yang serasi dan sesuai dengan perubahan
tersebut. Suatu tantangan pula untuk dapat memanfaatkan penduduk usia lanjut
39
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
yang masih potensial agar dapat dimanfaatkan sesuai pengetahuan dan
pengalamannya. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia,
tanpa kesehatan masyarakat tidak dapat menghasilkan suatu produktivitas bagi
negara. Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada jaminan kesehatan
bagi setiap penduduknya. Terkait dengan teori human capital bahwa modal
manusia berperan signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi
dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Kesehatan penduduk sangat menentukan
kemampuan untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan
ekonomi baik dalam kaitannya dengan teknologi sampai kelembagaan yang
penting bagi pertumbuhan ekonomi. Penelitian Wibisono (2001) mengenai
Determinan Pertumbuhan Ekonomi Regional: Studi Antar Provinsi di Indonesia
mengatakan bahwa angka harapan hidup berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi.
2.4.2
Hubungan konsumsi perkapita dan pertumbuhan ekonomi
Dalam cakupan lebih luas standar hidup layak menggambarkan tingkat
kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin
membaiknya ekonomi. Kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah
kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya konsumsi perkapita sebagai
pendekatan pendapatan yang mewakili pencapaian pembangunan untuk hidup
layak. Tingkat kesejahteraan dikatakan meningkat jika terjadi peningkatan
konsumsi riil perkapita, yaitu peningkatan nominal pengeluaran rumah tangga
lebih tinggi dari tingkat inflasi pada periode yang sama. Pengeluaran rumah
tangga yang terdiri dari pengeluaran makanan dan bukan makanan dapat
40
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah
tangganya. Untuk mengukur daya beli penduduk antar daerah, BPS menggunakan
data rata-rata konsumsi komoditi terpilih dari Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) yang dianggap paling dominan dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia dan ini telah distandarkan agar bisa dibandingkan antar daerah dan
antar waktu yang disesuaikan dengan indeks PPP (Purchasing Power Parity).
Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu memperhatikan
tentang konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi
rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Di
kebanyakaan negara pengeluaran konsumsi sekitar 60-75 persen dari pendapatan
nasional. Alasan yang kedua, konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam
menentukan fluktuasi kegiataan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya.
Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. (Sukirno, 2003 :
338).
Keputusan
rumah
tangga
mempengaruhi
keseluruhan
perilaku
perekonomian baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Keputusan
konsumsi sangat penting untuk analisis jangka panjang karena peranannya dalam
pertumbuhan ekonomi. Fluktuasi dalam konsumsi adalah elemen penting dari
booming dan resesi ekonomi, dalam hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam
rencana pengeluaran konsumen bisa menjadi sumber guncangan terhadap
perekonomian.
2.4.3
Hubungan rata-rata lama sekolah dan pertumbuhan ekonomi
Pendidikan (formal dan non formal) bisa berperan penting dalam
menggurangi kemiskinan dalam jangka panjang, baik secara tidak langsung
41
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
melalui perbaikan produktivitas dan efesiensi secara umum, maupun secara
langsung melalui pelatihan golongan miskin dengan keterampilan yang
dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas mereka dan pada gilirannya akan
meningkatkan pendapatan mereka (Lincolin, 1999). Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang dan semakin lama seseorang sekolah, maka pengetahuan
dan keahlian juga akan meningkat sehingga akan mendorong peningkatan
produktivitas seseorang. Perusahaan akan memperoleh hasil yang lebih banyak
dengan mempekerjakan tenaga kerja dengan produktivitas yang lebih tinggi,
sehingga perusahaan akan bersedia memberikan upah/gaji yang lebih tinggi
kepada yang bersangkutan. Pada akhirnya seseorang yang memiliki produktivitas
yang tinggi akan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik, yang dapat
diperlihatkan melalui peningkatan pendapatan maupun konsumsinya.
2.4.4. Hubungan angka melek huruf dan pertumbuhan ekonomi
Pendidikan memainkan peran utama dalam membentuk kemampuan
sebuah negara untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan
kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan.
Pendidikan sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Peningkatan angka
melek huruf dilakukan oleh pemerintah melalui program pemberantasan buta
aksara. Angka melek huruf yang tinggi menggambarkan semakin membaiknya
produktifitas penduduk sehingga akan memicu pertumbuhan ekonomi yang baik.
Sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan
ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pada tahun 1776, yang
mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negara, dengan mengisolasi
42
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
dua faktor, yaitu; 1) pentingnya skala ekonomi; dan 2) pembentukan keahlian dan
kualitas manusia. Faktor yang kedua inilah yang sampai saat ini telah menjadi isu
utama tentang pentingnya pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
Robert M. Sollow menekankan bahwa peranan ilmu pengetahuan dan
investasi sumber daya manusia dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Dari teori
Sollow tersebut kemudian dikembangkan menjadi teori baru pertumbuhan
ekonomi (The new growth theory) yang menyebutkan bahwa pendidikan
merupakan dasar dari pertumbuhan ekonomi.
Hal ini dikatakan juga oleh Lim (Dalam Dedy Rustiono, 2008) bahwa
pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Jepang dan Korea Selatan besar disebabkan
oleh sumber daya manusia yang berkualitas, hal ini terlihat dari tingkat melek
huruf (literacy rate) yang tinggi, sehingga tenaga kerja mudah menyerap dan
beradaptasi dengan perubahan teknologi dan ekonomi yang terjadi. Lim
menunjukkan peranan pendidikan dalam pertumbuhan ekonomi dalam 6 cara,
yaitu: (1) pendidikan secara umum meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui
keterampilan dan pengetahuan; (2) pendidikan juga meningkatkan mobilitas
spesifikasi tenaga kerja sehingga mendorong pembagian kerja secara efisien; (3)
pendidikan memungkinkan informasi baru serta berbagai input dan proses-proses
baru yang belum dikenal dapat diserap dengan lebih cepat dan efektif; (4)
pendidikan meningkatkan keterampilan manajerial yang membuat alokasi
sumberdaya lebih efisien; (5) pendidikan juga dapat menghapuskan berbagai
hambatan yang sifatnya institusional; (6) pendidikan mendukung jiwa
43
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
kewirausahaan dengan mempromosikan sikap yang bertanggung jawab,
kemampuan organisasional, berani mengambil resiko serta mampu menciptakan
konsep perencanaan yang berorientasi jangka panjang.
Menurut Mankiw (2003) suatu negara yang memberikan perhatian lebih
kepada pendidikan terhadap masyarakatnya ceteris paribus akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik daripada tidak melakukannya. Dengan kata
lain, investasi terhadap sumberdaya manusia melalui kemajuan pendidikan akan
menghasilkan pendapatan nasional atau pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
2.5
Tinjauan Empiris
Studi mengenai pertumbuhan ekonomi, pembangunan manusia, dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak dilakukan oleh banyak
peneliti. Pada awal pembangunan ekonomi suatu negara umumnya perencanaan
pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan (growth). Hal ini
bisa dimengerti mengingat penghalang utama bagi pembangunan negara sedang
berkembang adalah terjadinya kekurangan modal.
Penelitian
Wibisono
(2001)
“Determinan
Pertumbuhan
Ekonomi
Regional: Studi Antar Provinsi di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh educational Attainment, life expectancy, tingkat inflasi,
tingkat fertilitas, tingkat kematian, Bayi, dummy regional (indikator modal
manusia : educational attainment & life expetancy), terhadap Pertumbuhan
ekonomi regional pada 26 Propinsi di Indonesia (tidak termasuk Timtim) tahun
1975-1995. Penelitian ini menggunakan alat analisis OLS. Hasil penelitiannya
44
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
adalah Variabel yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi adalah
pendidikan, angka harapan hidup, dan tingkat kematian bayi. Sedangkan tingkat
fertilitas dan laju inflasi memberikan efek negatif pada pertumbuhan ekonomi.
Provinsi-provinsi yang memiliki modal manusia yang tinggi akan tumbuh lebih
cepat terhadap posisi steady state-nya masing-masing. Peningkatan educational
attainment sebesar satu satuan akan meningkatkan pertumbuhan PDRB sebesar
1,5% s/d 2,6%.
Ranis & Stewart (2001) Economic Growth and Human Development.
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Pertumbuhan Ekonomi (GDP)
perkapita pada 76 negara berkembang di Amerika Latin periode tahun 1960-1992.
Sedangkan variabel bebasnya meliputi usia harapan hidup (long life expectacy),
tingkat kemampuan membaca penduduk dewasa (adult literacy), tingkat
pendidikan perempuan, pengeluaran publik untuk sektor sosial, tingkat investasi
domestik, dan distribusi pendapatan. Penelitian ini menggunakan model
persamaan simultan. Hasil penelitiannya adalah tingkat awal pembangunan
manusia berpengaruh positif signifikan. Adult literacy dan angka harapan hidup
berpengaruh positif signifikan. Investasi dan pengeluaran publik untuk sektor
sosial berpengaruh positif signifikan. Distribusi pendapatan yang lebih baik
berhubungan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut disarankan agar pembangunan manusia harus mendahului
atau
menyertai
pertumbuhan
ekonomi
agar
menghasilkan
pola/siklus
pembangunan yang virtuous.
45
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Penelitian Barro dan Sala-i-Martin,1995 (Dalam Abdul Maqin,2006)
memaparkan hasil studinya atas pertumbuhan ekonomi dari 87 negara untuk
1965-1975 dan 97 negara untuk 1975-1985. Mereka menemukan korelasi positif
antara tingkat pertumbuhan GDP dengan varibel berikut; income per kapita,
tingkat pendidikan, angka harapan hidup, pengeluaran pemerintah, nilai tukar,
tingkat inflasi dan indeks aturan hukum dan demokrasi berpengaruh secara nyata
terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan model Barro di atas menunjukkan
bahwa pembangunan manusia (human development) yang direfleksikan oleh daya
beli masyarakat (income perkapita), tingkat pendidikan dan angka harapan hidup
(kesehatan) mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Penelitian Situmorang Amrin (2007) mengenai Analisis Ivestasi dalam
Human Capital dan akumulasi modal fisik terhadap peningkatan Produk Domestik
Bruto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Human Capital berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Akumulasi Modal Fisik dan investasi juga
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian R.Abdul Maqin (2006) “Analisis Hubungan Pertumbuhan
Ekonomi Dengan Pembangunan Manusia di Jawa Barat Periode 1993-2003.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) pengaruh investasi domestik, tenaga
kerja, pembangunan manusia, dan krisis ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi,
(b) pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah untuk bidang sosial,
distribusi pendapatan, tingkat pendaftaran sekolah dasar penduduk wanita,
keterbukaan daerah dan krisis ekonomi terhadap pembangunan manusia, (c)
46
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
hubungan
secara
simultanitas
antara
pertumbuhan
ekonomi
terhadap
pembangunan manusia di Jawa Barat. Hasil penelitiannya adalah pertumbuhan
ekonomi, pengeluaran pemerintah untuk bidang sosisl, distribusi pendapatan,
tingkat pendaftaran sekolah dasar penduduk wanita, keterbukaan daerah dan krisis
ekonomi
mempunyai
pengaruh
secara
positif
dan
signifikan
terhadap
pembangunan manusia, terjadi hubungan kausalitas dua arah antara pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan manusia di Jawa Barat.
2.6
Kerangka Pikir
Angka Harapan Hidup
Konsumsi Perkapita
Pertumbuhan
Ekonomi
Rata-rata Lama Sekolah
Angka Melek Huruf
Gambar
3.1
Kerangka
Pikir
Pengaruh
Indikator
Komposit
Indeks
Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Sulawesi Selatan
Dalam penelitian dengan variabel dependen pertumbuhan ekonomi di
Sulawesi Selatan digunakan variabel independen berupa angka harapan hidup,
konsumsi perkapita, dan angka melek huruf. Dari kerangka pemikiran tersebut,
47
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
selanjutnya akan diketahui bagaimana pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen.
2.7
Hipotesis
Diduga bahwa angka harapan hidup, konsumsi perkapita, rata-rata lama
sekolah dan angka melek huruf di Sulawesi Selatan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
48
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data sekunder. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya.
Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari badan pusat
statistik kota Makassar, literatur-literatur lain yang membahas mengenai materi
penelitian yang bersangkutan
3.2.
Metode Analisis
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh angka harapan hidup, konsumsi
perkapita, rata-rata lama sekolah, dan angka melek huruf terhadap pertumbuhan
ekonomi di Sulawesi Selatan maka akan dianalisis dengan menggunakan model
uji statistik linear berganda. Uji statistik linear berganda digunakan untuk menguji
signifikan atau tidaknya hubungan lebih dari dua variabel melalui metode regresi.
Dimana regresi linear berganda yaitu regresi linear yang melibatkan lebih dari dua
variabel, yaitu satu variabel terikat (Y) dan lebih dari dua variabel bebas (X1, X2,
…Xn). Uji analisis ini digunakan untuk menganalisa hubungan antar variabelvariabel bebas dalam hal ini angka harapan hidup (X1), konsumsi perkapita (X2),
rata-rata lama sekolah (X3) dan angka melek huruf (X4) dengan variabel
49
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
terikatnya dalam hal ini pertumbuhan ekonomi (Y). Semua variabel tersebut dapat
dirangkum dalam suatu hubungan fungsional sebagai berikut:
Y= f(X1, X2, X3,X4)
Hubungan fungsional di atas dapat dirumuskan dalam suatu fungsi
linear sebagai berikut:
Y = β0 + β1 X1 + β2X2 + β3X3 + β4 X4 + µi
Keterangan:
Y
= Pertumbuhan Ekonomi
(Persen)
X1
= Angka Harapan Hidup
(Tahun)
X2
= Konsumsi Perkapita
(Persen)
X3
= Rata-rata Lama Sekolah
(Tahun)
X4
= Angka Melek Huruf
(Persen)
β0
= Konstanta
β1, β2, β3
=Parameter yang akan ditaksir untuk memperoleh gambaran
tentang hubungan setiap variabel bebas dan variabel terikat
µi
= Error term
Sedangkan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing
koefisien regresi variabel independen terhadap variabel dependen maka dapat
menggunakan uji statistik diantaranya :
1. Analisis koefisien determinasi (R2)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen yaitu angka
harapan hidup (X1), konsumsi perkapita (X2), rata-rata lama sekolah (X3), angka
50
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
melek huruf (X4), terhadap variabel dependen dalam hal ini pertumbuhan
ekonomi (Y) maka digunakan analisis koefisien determinasi (R2).
Koefisien Determinasi (R2) yang kecil atau mendekati nol berarti
kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel–variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel–variabel dependen.
Akan tetapi ada kalanya dalam penggunaan koefisisen determinasi terjadi
bias terhadap satu variabel indipenden yang dimasukkan dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen akan menyebabkan peningkatan R2, tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara siginifikan terhadap varibel
dependen (memiliki nilai t yang signifikan).
2. Uji Statistik t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel
dependen secara nyata.
Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara
individu dapat dilihat pada hipotesis berikut: H0 : ß1 = 0 tidak berpengaruh, H1 : ß1
> 0 berpengaruh positif, H1 : ß1 < 0 berpengaruh negatif. Dimana ß1 adalah
koefisien variable independen ke-1 yaitu nilai parameter hipotesis. Biasanya nilai
ß dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variable X1 terhadap Y. Bila thitung >
51
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
ttabel maka Ho diterima (signifikan) dan jika thitung < ttabel Ho diterima (tidak
signifikan). Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti
atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%.
3. Uji Statistik F
Uji signifikansi ini pada dasarnya dimaksudkan untuk membuktikan secara
statistik bahwa seluruh variabel independen yaitu angka harapan hidup (X1),
konsumsi perkapita (X2), rata-rata lama sekolah (X3), dan angka melek huruf (X4),
berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan
ekonomi (Y).
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan Level
of significance 5 persen, Kriteria pengujiannya apabila nilai F-hitung < F-tabel
maka hipotesis ditolak yang artinya seluruh variabel independen yang digunakan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Apabila Fhitung
> Ftabel maka hipotesis diterima yang berarti seluruh variabel independen
berpengaruh secara signifikan taerhadap variabel dependen dengan taraf
signifikan tertentu.
3.3.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional varibel yang kemukakan oleh penulis antara lain :
Pertumbuhan Ekonomi (Y) merupakan peningkatan output rill suatu
perekonomian yang diukur dengan perubahan PDRB rill Provinsi Sulawesi
Selatan periode tahun 1998 hingga 2010 diukur dalam satuan persen.
52
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Angka Harapan Hidup (X1) adalah rata-rata lamanya hidup sejak lahir
yang dicapai oleh penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan periode tahun 1998
hingga 2010 diukur dalam satuan tahun.
Konsumsi Perkapita (X2) adalah persentase tingkat kenaikan konsumsi
perkapita setiap tahun di Provinsi Sulawesi Selatan periode tahun 1998 hingga
2010 yang diukur dalam satuan persen.
Rata-rata Lama Sekolah (X3) adalah rata-rata jumlah tahun yang
dihabiskan oleh penduduk yang berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua
jenis pendidikan formal yang pernah dijalani oleh penduduk di Sulawesi Selatan
periode tahun 1998 hingga 2010 yang diukur dalam satuan tahun.
Angka Melek Huruf (X4) adalah pesentase jumlah penduduk usia 15 tahun
ke atas yang bisa membaca dan menulis di Provinsi Sulawesi Selatan periode
tahun 1998 hingga 2010.
53
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian
Provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar dan sebagai
pusat pengembangan dan pelayanan pembangunan di wilayah Kawasan Timur
Indonesia terletak antara 0012 – 80 lintang selatan dan 116048 – 1220360 bujur
timur. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara :Provinsi Sulawesi Tengah
2. Sebelah Timur :Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara
3. Sebelah Selatan :Laut Flores
4. Sebelah Barat :Selat Makassar
Luas Wilyah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 6.236.171 Km persegi
yang meliputi 24 Kabupaten dan 3 Kota yang terdiri dari 275 kecamatan. Secara
geografis provinsi Sulawesi Selatan membujur dari Selatan ke utara dengan
panjang garis pantai mencapai 2500 Km.
Dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan perlu
dilakukan pembangunan manusia. Di mana pembangunan manusia merupakan
model pembangunan yang bertujuan untuk memperluas peluang agar penduduk
dapat hidup layak. Tujuan tersebut dapat tercapai agar setiap orang dapat
memperoleh peluang yang seluas-luasnya untuk hidup sehat dan panjang, untuk
berpendidikan dan berketerampilan serta mempunyai pendapatan yang diperlukan
untuk hidup. Kualitas modal manusia dapat dicerminkan oleh pendidikan,
54
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
kesehatan, dan ataupun indikator paritas daya beli. Peningkatan kualitas modal
manusia juga akan memberikan manfaat dalam mengurangi ketimpangan antar
daerah, sehingga dapat meningkatakan kemajuan suatu daerah.
Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan
nasional di bidang kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Angka
harapan hidup ini digunakan sebagai proxy terhadap keadaan sistem pelayanan
kesehatan suatu masyarakat secara makro.
Gambar 4.1 Perkembangan Angka Harapan Hidup di Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 1998-2010
Angka Harapan Hidup
71
70
69
68
67
66
65
64
63
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: BPS Sulawesi Selatan
Angka harapan hidup Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun waktu 1998
hingga 2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1998 dan 1999 tercatat
sebesar 65,4 tahun. Tahun 2000 hingga 2002 sebesar 68 tahun. Kemudian
meningkat pada tahun 2003 sebesar 68,5 tahun. Tahun 2004 dan 2005 naik lagi
sebesar 69,1. Kemudian tahun 2006 hingga 2007 tercatat masing-masing 69,2 dan
55
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
69,7. Tahun 2009 naik sebesar 69.8 tahun. Kemudian meningkat menjadi 70 pada
tahun 2010. Angka harapan hidup pada tahun 2009 berada di atas angka nasional
(69,8 tahun). Peningkatan tersebut terjadi karena membaiknya keadaan dan sistem
pelayanan kesehatan di Provinsi Sulawesi Selatan yang diwujudkan melalui
program kesehatan gratis yang mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2008. Pada
tahun 2008 anggaran kesehatan gratis ditanggung oleh pemerintah provinsi
sebesar Rp. 8,17 miliar. Kemudian tahun berikutnya selain pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota juga sudah menganggarkan. Tahun 2009 pemerintah
provinsi menanggung Rp 93,5 miliar, sedangkan pemerintah kabupaten/kota
sebesar Rp.45,6 miliar. Tahun 2010 pemerintah provinsi menganggarkan
Rp.103,3 miliar, sedangkan pemerintah kabupaten/kota sebesar Rp.63,9 miliar.
Menurut data yang dipublikasikan oleh situs resmi pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan, bahwa peningkatan angka harapan hidup dikarenakan angka
kunjungan masyarakat sebagai pengguna pelayanan kesehatan gratis di Sulawesi
Selatan meningkat signifikan. Tahun 2010 kunjungan masyarakat mencapai
6.407.554 jiwa. Angka ini meningkat tajam dibanding tahun 2007 yang hanya
2.336.875 jiwa atau naik sekitar 175 persen. Peningkatan tersebut menunjukkan
kesadaran masyarakat untuk berobat ke puskesmas dan rumah sakit semakin
membaik.
Di sisi lain, tingkat kesejahteraan dikatakan meningkat jika terjadi
peningkatan konsumsi riil perkapita, yaitu peningkatan nominal pengeluaran
rumah tangga lebih tinggi dari tingkat inflasi pada periode yang sama. Berikut
adalah data perkembangan konsumsi perkapita penduduk Sulawesi Selatan.
56
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Gambar 4.2 Persentase Perkembangan Konsumsi perkapita Makanan dan
Bukan Makanan di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 1998-2010
Konsumsi Perkapita
30
25
20
15
10
5
0
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: BPS Sulawesi Selatan.
Konsumsi perkapita di Sulawesi Selatan selama periode 1998 hingga 2010
terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1998, konsumsi perkapita penduduk
Sulawesi Selatan sebesar 3,5%. Rendahnya persentase kenaikan konsumsi
perkapita tahun 1998 ini disebabkan karena efek dari krisis ekonomi tahun 1997.
Kemudian tahun 1999 terjadi peningkatan sebesar 15,41%,tahun 2000 sebesar
17,69% dan tahun 2001 yaitu 18,24%. Pada tahun 2000-2005 tercatat masingmasing sebesar 12,16%, 8,99%, 5,63%, dan 6,96%. Kemudian pada tahun 2006
naik sebesar Rp.9,49%. Tahun 2007 konsumsi perkapita tercatat 8,91%. Tahun
2008 dan 2009 meningkat sebesar 9,97% dan 13,64. Hingga pada tahun 2010
konsumsi perkapita mengalami peningkatan sebesar 26,58%. Berdasarkan data
yang diperoleh, konsumsi perkapita tertinggi ada pada kota Makassar dan
57
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
menyusul kedua adalah Pare-pare. Sementara konsumsi perkapita terendah adalah
Kabupaten Sinjai dan Toraja Utara.
Indikator lain dalam pembangunan manusia adalah sektor pendidikan yang
juga sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas. Untuk mencapai SDM yang berkualitas dibutuhkan pembentukan
modal manusia (human capital). Pembentukan modal manusia ini merupakan
suatu proses untuk memperoleh sejumlah manusia yang memiliki karakter kuat
yang dapat digunakan sebagai modal penting dalam pembangunan. Karakter ini
dapat berupa tingkat keahlian dan tingkat pendidikan masyarakat. Pembangunan
sektor pendidikan dengan memposisikan manusia sebagai fokus dalam
pembangunan telah memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu Negara. Untuk melihat perkembangan pendidikan di Provinsi
Sulawesi Selatan periode 2001-2010, dapat dilihat pada table berikut ini:
Gambar 4.3. Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 1998-2010
Rata-rata Lama Sekolah
8
7.8
7.6
7.4
7.2
7
6.8
6.6
6.4
6.2
6
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: BPS Sulawesi Selatan
58
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Gambar
4.4. Perkembangan Angka Melek Huruf di Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 1998-2010
Angka Melek Huruf
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: BPS Sulawesi Selatan
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa indeks pendidikan terdiri
dari dua unsur yaitu rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk
berusia 15 tahun ke atas. Sedangkan rata-rata lama sekolah di Sulawesi Selatan
pada tahun 1998 adalah 6,7 tahun. Pada tahun 1999 dan 2000 pencapaian angka
rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan yaitu sebesar 7,1 tahun. Tahun
2001 meningkat sebesar 7,2 tahun. Kemudian tahun 2002 dan 2003 rata-rata lama
sekolah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,8 dan 6,7,
akan tetapi kembali mencapai angka 6,8 tahun pada tahun 2004. Tahun 2005
meningkat menjadi 7,0. Kemudian pada tahun 2006-2008 tercatat sebesat 7,2
tahun, hingga pada tahun berikutnya mengalami kenaikan menjadi 7,4 pada tahun
2009 dan 7,8 tahun pada tahun 2010. Penurunan rata-rata lama sekolah yang
terjadi pada tahun 2002 tersebut terjadi dikarenakan efek krisis ekonomi yang
59
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
baru dirasakan pada tahun tersebut sehingga banyak anak yang tidak mampu lagi
bertahan untuk mengenyam pendidikan di bangku sekolah karena biaya
pendidikan yang mahal sehingga efek yang ditimbulkan adalah putus sekolah.
Namun suatu hal yang menggembirakan karena angka rata-rata lama sekolah di
Sulawesi Selatan sejak tahun 2004 hingga 2010 terus mengalami peningkatan
walaupun tidak terlalu tinggi. Pada saat itu pemerintah mulai perlahan-lahan
merancang program pendidikan gratis.
Di Sulawesi Selatan pada tahun 1998 angka melek huruf sebesar 65,1%,
tahun 1999 meningkat sebesar 85%. Pada tahun 2000 dan 2001 angka melek
huruf sedikit melambat dengan nilai masing-masing sebesar 78,54% dan 74,05%.
Kemudian pada tahun 2002- 2006 kembali mengalami kenaikan sebesar 83% pada
tahun 2002, 83,6% pada tahun 2003, 84,01% tahun 2004, 85,6% pada tahun 2005,
dan 86% pada tahun 2006. Tahun 2007 meningkat lagi sebesar 68,24%,dan
68,73%tahun 2008. Hingga pada tahun 2009-2010 terus mengalami kenaikan
masing-masing sebesar 87,02 dan 87,75 . Pada tahun 2000 dan 2001 angka melek
huruf sempat mengalami penurunan. Menurut informasi yang diperoleh
penurunan tersebut terjadi karena efek dari krisis ekonomi tahun 1997 yang baru
dirasakan pada tahun tersebut seperti halnya pada angka rata-rata lama sekolah.
Selama tahun 1998-1999 masyarakat masih mampu bertahan untuk mengenyam
pendidikan. Jika angka tersebut dibandingkan dengan angka nasional maka
terlihat bahwa angka melek huruf Sulawesi Selatan relatif lebih rendah.
Akan tetapi secara keseluruhan pencapaian indeks pendidikan di Sulawesi
Selatan selama periode 1998-2010 menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini
60
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
berhubungan langsung dengan perbaikan indikator sosial, yakni angka melek
huruf dewasa terus meningkat seiring dengan meningkatnya angka rata-rata lama
sekolah. Pendidikan untuk setiap manusia itu sangatlah penting. Olehnya itu
pendidikan merupakan salah satu tujuan dari pembangunan manusia itu sendiri.
Terwujudnya pembangunan manusia melalui pendidikan, sebagai penentu kinerja
pembangunan yang lebih baik sehingga akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
Salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan
ekonomi yang dapat dilihat dari besarnya PDRB yang dihasilkan pada satu tahun
tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya. Indikator ini biasanya
mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju
yang lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan penduduknya.
Gambar 4.5 Persentase perkembangan pertumbuhan ekonomi atas dasar
harga kontan 2000 di Sulawesi Selatan periode 1998-2010.
Pertumbuhan Ekonomi
10
8
6
4
2
0
-2
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
-4
-6
-8
Sumber: BPS Sulawesi Selatan
61
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Dari laju pertumbuhan ekonomi nampak bahwa selama periode 1998-2010
tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuatif. Selama periode 1998-2010,
perekonomian Sulawesi Selatan relatif stabil dengan rata-rata pertumbuhan 5,67
persen pertahun. Sejak krisis ekonomi, pada periode ini ekonomi mulai membaik
walaupun belum lebih baik dibanding saat krisis ekonomi 1997, di mana pada
tahun 1998 pertumbuhan ekonomi merosot sebesar -5,33 persen, namun dari
tahun ke tahun terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini ditunjukkan
dengan perekonomian Sulawesi Selatan yang semakin baik yakni pada tahun 1999
tumbuh sebesar 2,83 persen, tahun 2000 tumbuh sekitar 4,89 persen, kemudian
tumbuh lagi 5,11 persen pada tahun 2001. Selanjutnya melambat pada tahun 2002
menjadi 4,1 persen, meskipun begitu kembali meningkat menjadi 5,25 persen
pada tahun 2003. Kemudian sedikit melambat pada tahun 2004 sebesar 5,2 persen
dan pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan mencapai 6,05
persen.
Selama periode 2000-2005, perekonomian Sulawesi Selatan relatif lebih
baik bila dibandingkan dengan perekonomian nasional. Pada tahun 2005
misalnya, perekonomian Sulawesi Selatan tumbuh cukup baik yakni 6,05 persen
sedangkan pada level nasional hanya tumbuh sekitar 5,60 persen.
Selanjutnya pada tahun 2006 kembali meningkat dengan pertumbuhan
ekonomi yakni 6,72 persen dan pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Selatan mencapai angka 6,34 persen sedikit melambat. Akan tetapi peningkatan
ini terjadi pada tahun 2008 menjadi 7,78 persen, namun sedikit menurun di tahun
62
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
2009 yakni 6,20 persen. Hingga pada tahun 2010 pertumbuhan PDRB meningkat
sebesar 8,18 persen.
Sumbangan PDRB yang meningkat dari tahun ke tahun merupakan
sumbangan dari sektor ekonomi berbagai lapangan usaha. Sektor-sektor tersebut
meliputi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; sektor
pertambangan dan galian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air;
sektor bangunan; sektor perdagangan, restoran dan hotel; sektor angkutan dan
komunikasi; sektor bank dan lembaga keuangan; sektor jasa-jasa. Sumbangan
PDRB di Sulawesi selatan yang paling besar adalah sektor pertanian.
4.2
Analisis Dan Pembahasan Hasil Penelitian
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linear berganda yaitu persamaan regresi yang melibatkan 2 (dua) variabel atau
lebih. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu
variabel dependen terhadap variabel independen. Perhitungan data dalam
penelitian ini menggunakan program SPSS-16.0 yang membantu dalam pengujian
model yang telah ditentukan, mencari nilai koefisien dari tiap-tiap variabel, serta
pengujian hipotesis secara parsial maupun bersama-sama.
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kekuatan
pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen dapat diketahui
dari besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang berada antara nol dan satu.
Apabila nilai R2 semakin mendekati satu, berarti variabel‐variabel bebas
63
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel terikat. Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Uji R Square
Model Summaryb
Mo
del
1
Change Statistics
Std.
R
Error of
F
Squar Adjusted
the
R Square Chang
e R Square Estimate Change
e
df1 df2
R
.959a
.920
.880 1.17310
.920 22.930
4
Sig. F DurbinChange Watson
8
.000
1.873
a. Predictors: (Constant), angka melek huruf, konsumsi perkapita, angka
harapan hidup, rata-rata lama sekolah
b. Dependent Variable: pertumbuhan
ekonomi
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.1 menunjukkan nilai R square sebesar 0,92. Hal ini berarti 92%
prediksi pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh keempat variabel
independen angka harapan hidup, konsumsi perkapita, rata-rata lama sekolah, dan
angka melek huruf. Sedangkan sisanya 0,08 dipengaruhi oleh sebab lain di luar
model.
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
Df
Mean Square
126.225
4
31.556
11.009
8
1.376
137.234
12
F
22.930
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), angka melek huruf, konsumsi perkapita, angka harapan hidup, rata-rata
lama sekolah
b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
64
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan Level
of significance 5 %. Kriteria pengujiannya apabila nilai F-hitung < F-tabel artinya
seluruh variabel independen yang digunakan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Apabila F-hitung > F-tabel berarti seluruh variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan
taraf signifikan tertentu. Dan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F-hitung
sebesar 22,930 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 % sedangkan F-tabel
sebesar 3,63 yang berarti bahwa F-hitung > F-tabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
-86.570
17.504
angka harapan hidup
1.257
.336
konsumsi perkapita
.217
rata-rata lama
sekolah
angka melek huruf
Beta
T
Sig.
-4.946
.001
.572
3.745
.006
.092
.399
2.349
.047
-2.474
2.154
-.224
-1.148
.284
.246
.073
.471
3.383
.010
a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Dalam regresi pengaruh angka harapan hidup, konsumsi perkapita, ratarata lama sekolah, dan angka melek huruf terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sulawesi Selatan dengan menggunakan model persamaan regresi linear berganda,
65 Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
diperoleh nilai koefisien regresi untuk setiap variabel dalam penelitian dengan
persamaan sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + µ
Y = -86,570+ 1,257 X1 + 0,217X2 – 2,474X3 + 0.246X4
Pengaruh angka harapan hidup, konsumsi perkapita, rata-rata lama
sekolah, dan angka melek huruf terhadap pertumbuhan ekonomi diuji dengan uji t
yang bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh satu variabel independen
secara individu terhadap variabel dependen. Hasil pengujian dengan SPSS untuk
memprediksi pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan variabel angka harapan
hidup, konsumsi perkapita, rata-rata lama sekolah, dan angka melek huruf dapat
dilihat pada tabel 4.3 diatas.
Dalam regresi pengaruh angka harapan hidup, konsumsi perkapita, ratarata lama sekolah dan angka melek huruf terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sulawesi Selatan, dengan α:5% dan df = 9 (n-k =13-4), maka diperoleh nilai ttabel sebesar 2,262. Berdasarkan nilai t-tabel tersebut dan dengan asumsi tstatistik/t-hitung > t-tabel, dapat dijelaskan secara terperinci berikut ini:
4.2.1
Pengaruhi angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa angka harapan hidup
menghasilkan nilai t hitung sebesar 3,745. Variabel ini mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,006 yang apabila dibandingkan dengan derajat
kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5 persen, variabel ini
termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel angka harapan hidup lebih
kecil dari derajat kesalahan yang artinya bahwa H0 ditolak dan H1 dapat
66
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
diterima. Dari hasil regresi ditemukan bahwa besarnya angka harapan
hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
di Sulawesi Selatan. Hasil yang ditemukan sesuai dengan hipotesis. Hal ini
berarti bahwa kenaikan 1 tahun dari angka harapan hidup akan menaikkan
laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1,257% tiap tahunnya. Dari hasil uji t
disimpulkan bahwa variabel angka harapan hidup dapat mempengaruhi
besarnya pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Peningkatan angka
harapan hidup menggambarkan membaiknya nutrisi dan kesadaran
masyarakat
terhadap
kesehatan
dan
lingkungan
sehingga
akan
berpengaruh terhadap membaiknya produktivitas penduduk yang akan
berdampak positif pada laju pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi angka
harapan hidup seseorang yang berarti semakin lama usia hidup akan
meningkatkan produktifitas masyarakat. Produktifitas yang meningkat
otomatis akan memicu pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
Kondisi ini seperti dengan hasil penelitian Ranis & Stewart (2001)
Economic Growth and Human Development. Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah Pertumbuhan Ekonomi pada 76 negara berkembang di
Amerika Latin periode tahun 1960-1992, hasilnya adalah usia harapan
hidup (long life expectacy) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
4.2.2
Pengaruh konsumsi perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa konsumsi perkapita
menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,349. Variabel ini mempunyai tingkat
67
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
signifikansi sebesar 0,047 yang apabila dibandingkan dengan derajat
kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5 persen, variabel ini
termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel konsumsi perkapita lebih
kecil dari derajat kesalahan yang artinya bahwa H0 ditolak dan H2 dapat
diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa konsumsi perkapita
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis. Hal ini berarti bahwa kenaikan 1%
dari angka konsumsi perkapita akan menaikkan laju pertumbuhan ekonomi
sebesar 0,217% tiap tahunnya. Hasil yang didapatkan menunjukkan
pengaruh yang signifikan yang berarti variabel konsumsi perkapita
mempengaruhi besarnya pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
Konsumsi perkapita berdampak positif pada kenaikan pertumbuhan
ekonomi jika terjadi peningkatan konsumsi riil perkapita, yaitu
peningkatan nominal pengeluaran rumah tangga lebih tinggi dari tingkat
inflasi pada periode yang sama. Di mana jika konsumsi perkapita naik
berarti permintaan juga akan meningkat sehingga produksi pun juga akan
meningkat. Sejalan dengan peningkatan tersebut maka akan memicu
peningkatan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Sesuai dengan
pendapat
Keynes
bahwa
kecenderungan
mengkonsumsi
marginal
(marginal propensity to consume) adalah krusial bagi rekomendasi
kebijakan untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Banyak
alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu memperhatikan
tentang konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama,
68
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan
nasional. Di kebanyakaan negara pengeluaran konsumsi sekitar 60-75
persen dari pendapatan nasional. Alasan yang kedua, konsumsi rumah
tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiataan
ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Konsumsi seseorang
berbanding lurus dengan pendapatannya. (Sukirno, 2003 : 338). Selain itu
sejalan dengan teori Harrod Domar berpendapat bahwa walaupun
kapasitas dalam memproduksi bertambah, pendapatan nasional baru akan
bertambah dan pertumbuhan ekonomi akan tercipta apabila pengeluaran
masyarakat meningkat dibandingkan masa lalu.
4.2.3
Pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan ekonomi
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata lama sekolah
menghasilkan
tingkat
signifikansi
sebesar
0,284
yang
apabila
dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar
5 persen, variabel ini termasuk tidak signifikan. Nilai signifikansi variabel
rata-rata lama sekolah lebih besar dari derajat kesalahan yang artinya
bahwa H0 diterima dan H3 ditolak. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa
rata-rata lama sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Ditemukan tidak adanya pengaruh rata-rata lama sekolah
terhadap pertumbuhan ekonomi menandakan bahwa meningkatnya ratarata lama sekolah kurang berdampak bagi tingkat produktifitas. Hal ini
dikarenakan angka rata-rata lama sekolah di Sulawesi Selatan hingga
tahun 2010 hanya mencapai 7,8 tahun yang berarti pendidikan yang
69
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
ditempuh hanya sampai kelas 2 SMP. Kondisi rata-rata lama sekolah yang
demikian tidak berpengaruh terhadap tingkat produktifitas tenaga kerja. Di
sisi lain dapat dilihat secara kasat mata bahwa terdapat ketidaksesuaian
antara kualifikasi sumber daya manusia terhadap struktur ekonomi di
Sulawesi Selatan. Berdasarkan data statistik bahwa sektor yang paling
besar memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah
sektor pertanian yaitu pada tahun 2006 sebesar 30,4%, tahun 2007 yakni
30,17%, kemudian tahun 2008 hingga 2010 tercatat masing-masing
sebesar 29,45%, 28,02% dan 25,77% pada tahun 2010. Akan tetapi jika
dilihat dari tingkat produktifitas tenaga kerja yang lebih dominan terhadap
sector pertanian adalah penduduk yang hanya menempuh pendidikan
hingga sekolah dasar dan bahkan yang putus sekolah. Sebagian besar
penduduk lulusan sekolah dasar dan putus sekolah terutama di pedesaan
lebih memilih terjun langsung ke sawah dibanding para sarjana pertanian
yang rata-rata lama sekolahnya lebih lama akan tetapi produktifitasnya di
sektor pertanian sangat rendah bahkan gelar sarjana pertanian tidak
diaplikasikan, justru kebanyakan sarjana pertanian memilih untuk bekerja
pada sektor jasa dan perbankan sehingga fenomena yang terjadi adalah
mismatch pendidikan. Hasil penelitian ini didukung oleh data statistik
yang mencoba menghubungkan antara pengaruh rata-rata lama sekolah
terhadap produktifitas tenaga kerja, dan hasil yang diperoleh adalah tidak
signifikan antara rata-rata lama sekolah terhadap produktifitas tenaga
kerja.
70
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
4.2.4
Pengaruh angka melek huruf terhadap pertumbuhan ekonomi
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa angka melek huruf
menghasilkan nilai t hitung sebesar 3,383. Variabel ini mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,010 yang apabila dibandingkan dengan derajat
kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5 persen, variabel ini
termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel angka melek huruf lebih
kecil dari derajat kesalahan yang artinya bahwa H0 ditolak dan H4 dapat
diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa angka melek huruf
berpengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi pertunbuhan
ekonomi. Hal ini berarti bahwa kenaikan 1% angka melek huruf akan
menaikkan sebesar 0,246% pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya. Hasil
yang didapatkan adalah berpengaruh signifikan yang berarti
variabel
angka melek huruf cukup mempengaruhi besarnya pertumbuhan ekonomi
di Sulawesi Selatan. Angka melek huruf yang tinggi menggambarkan
tingkat pendidikan masyarakat yang cukup baik dan meningkatnya
produktivitas
masyarakat
yang
berimplikasi
pada
membaiknya
pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Sejalan dengan teori Robert
M. Sollow menekankan bahwa peranan ilmu pengetahuan dan investasi
sumber daya manusia dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Dari teori
Sollow tersebut kemudian dikembangkan menjadi teori baru pertumbuhan
ekonomi (The new growth theory) yang menyebutkan bahwa pendidikan
merupakan dasar dari pertumbuhan ekonomi. Seperti halnya teori Romer
yang mengatakan bahwa faktor penggerak pertumbuhan ekonomi adalah
71
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
human capital yang diukur dari tingkat pendidikan.dan yang dikemukan
oleh Lucas bahwa perlunya pemberian subsidi bagi sekolah untuk
meningkatkan kesejahteraan. Sehingga peningkatan mutu modal manusia
dapat pula meningkatkan output suatu Negara. Kondisi ini seperti dengan
hasil penelitian Wibisono (2001) “Determinan Pertumbuhan Ekonomi
Regional: Studi Antar Provinsi di Indonesia”, di mana educational
Attainment berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hasil penelitian lain yang juga sesuai adalah hasil penelitian
Ranis & Stewart (2001) Economic Growth and Human Development, di
mana
kemampuan
membaca
penduduk
dewasa
(adult
literacy)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Demikian juga dengan penelitian Situmorang Amrin (2007) mengenai
Analisis Ivestasi dalam Human Capital dan akumulasi modal fisik
terhadap
peningkatan
Produk
Domestik
Bruto.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa Human Capital berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi.
72
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta hasil
analisis yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Angka harapan hidup mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan periode tahun
1998-2010. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
2. Konsumsi perkapita mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan periode tahun
1998-2010. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
3. Rata-rata lama sekolah tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Sulawesi Selatan periode tahun 1998-2010. Hal ini tidak
sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini didukung
oleh data statistik yang mencoba menghubungkan antara rata-rata lama
sekolah dengan data produktifitas, dan hasil yang diperoleh adalah
tidak signifikan. Sehingga cukup jelas bahwa rata-rata lama sekolah
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
4. Angka melek huruf berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Selatan periode tahun 1998-2010.
Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
73
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang
dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
a
Angka harapan hidup digunakan sebagai proxy terhadap keadaan dan
sistem pelayanan kesehatan suatu masyarakat. Hal ini dipandang
sebagai suatu bentuk akhir dari upaya peningkatan taraf kesehatan
masyarakat. Angka harapan hidup di Sulawesi Selatan yang cukup
tinggi kiranya tetap mendapat perhatian dari pemerintah dengan cara
mempertahankan serta meningkatkan derajat kesehatan baik melalui
perbaikan fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan bagi masyarakat.
Selain itu kebutuhan nutrisi dan kesadaran lingkungan yang sehat bagi
masyarakat juga sangat perlu mendapat perhatian khusus dari
pemerintah sebab nutrisi yang baik dan lingkungan yang sehat akan
berdampak terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
b
Konsumsi perkapita yang terus meningkat dari tahun ke tahun
menggambarkan bahwa semakin membaiknya kemampuan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu pemerintah
tetap harus memberikan perhatian terhadap masyarakat agar konsumsi
perkapita bisa lebih meningkat tahun berikutnya.
c
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa rata-rata lama sekolah
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi
karena masih rendahnya angka rata-rata lama sekolah di Sulawesi
Selatan yang hanya mencapai 7,8 tahun. Oleh karena itu pemerintah
74
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
perlu memberikan perhatian yang serius terhadap sistem pendidikan di
Sulawesi Selatan. Baik dalam upaya perbaikan kurikulum pendidikan,
ataupun melalui penyediaan berbagai fasilitas pendidikan. Selain itu
program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah
sebaiknya ditingkatkan menjadi 12 tahun .
d
Angka melek huruf yang tinggi dan terus meningkat setiap tahun
menggambarkan
keberhasilan
pemerintah
dalam
memberantas
penduduk buta huruf di Sulawesi Selatan. Upaya pengembangan
sumber daya manusia yang lebih berkualitas berupa pemberantasan
buta aksara adalah untuk menambah skill dan pengetahuan sehingga
peluang dalam kesempatan kerja dan membuka lapangan kerja lebih
luas. Oleh karena itu, kiranya pendidikan memperoleh perhatian yang
layak oleh pemerintah sebagai fasilitator pendidikan. Untuk itu
pemerintah perlu berupaya dalam meningkatkan pendidikan melalui
berbagai program, baik berupa penigkatan sarana dan prasarana
pendidikan, program wajib belajar, beasiswa ataupun bantuan
operasional sekolah.
e
Berdasarkan argumen Arianto A Patunru dalam Human Development
and Capability Association mengenai penggolongan Negara A, B, C,
dan D di mana A dan B adalah Negara maju sedangkan C dan D
adalah Negara berkembang. Indonesia yang masuk dalam Negara
berkembang yang didominasi pekerja berketerampilan rendah. Tipe C
senang bergabung dengan tipe B karena upahnya tertarik ke atas.
75
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Namun, tipe D tidak mampu bergabung dengan tipe C karena
keterampilan yang terbatas. Maka, globalisasi bisa membuat tipe D
ketinggalan. Celakanya, di negara berkembang dan terutama negara
miskin, tipe D-lah yang dominan. Ini menjelaskan kenapa ketimpangan
belum berkurang pada era globalisasi. Ada dua isu yang relevan untuk
kita. Pertama, kita pun masih menyaksikan naiknya ketimpangan di
Indonesia belakangan ini. Betul bahwa pertumbuhan ekonomi
Indonesia masih kuat, angka kemiskinan dan pengangguran terus
menurun. Namun, ketimpangan meningkat bukan hanya dalam hal
pendapatan, juga dalam dimensi non-pendapatan (ketimpangan
horizontal) seperti akses pada pendidikan dasar, kesehatan dasar,
sanitasi layak, dan air bersih. Fenomena inilah yang perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah untuk meningkatkan mutu sumber
daya manusia di Indonesia khususnya Sulawesi Selatan, baik berupa
berbaikan
fasilitas
pendidikan,
sistem
pendidikan,
kesehatan,
lingkungan, sanitasi layak, air bersih, serta peningkatan keterampilan
masyarakat.
f
Bagi peneliti selanjutnya dengan topik sejenis disarankan untuk
melakukan
kajian
lebih
lanjut
dengan
memasukkan
variabel
independen lainnya. Serta memperpanjang periode penelitian, dan
menggunakan alat analisis yang lebih akurat untuk mendapatkan hasil
penelitian yang lebih bisa mendekati fenomena sesungguhnya.
76
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
DAFTAR PUSTAKA
Amalia,Lia. 2007. Ekonomi Pembangunan. Graha Ilmu. Jakarta
Arsyad, Lincolin., 2004, Ekonomi Pembangunan, Bagian Penerbitan STIE
YKPN. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik. Indeks Pembangunan Manusia Sulawesi Selatan Tahun
2010.
Badan Pusat Statistik. Makassar Dalam Angka (MDA), Kerjasama Bappeda
Daerah Tk I dan Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan
Badan Pusat Statistik (BPS), Statistik Tahunan, Berbagai Tahun Penerbitan
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Cahyadi, Putu Eka. 2005. Pelacakan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia Studi Kasus Kabupaten/Kota Provinsi Bali. Tesis.
www. google.com
Harjanto. 2002. Mutu Modal Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi. Journal. www.
google.com
Hasan,Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian Dengan Statistika. Bumi Aksara.
Jakarta
Hill, Hal. 2002, Ekonomi Indonesia, Edisi kedua, Terjemahan Tri Wibowo Budi
Santoso dan Hadi Susilo, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kumalasari,Merna. 2011. Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Angka Harapan
Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata lama sekolah, Pengeluaran
Perkapita, dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Jawa
Tengah. Skripsi. www.google.com
Kuncoro, Mudrajat. 2006. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan
Kebijakan. UPP AMP YKPN Yogyakarta.
Mankiw, N.Gregory.2000.Teori Makro Ekonomi.Ed.4, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama.
77
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Maqin, Abdul. 2007. Indeks Pembangunan Manusia: Tinjauan Teoritis, Empiris
di Jawa Barat (Makalah Pelatihan Program pendanaan Kompetisi Indeks
Pembangunan Manusia PPK-IPM). Sumedang. www. google.com
Ramirez, Alejandro, Gustav Ranis, Frances Stewart. 1998. Economic Growth and
Human Development. Journal. www. google.com
Ranis,Gustav. 2005. Dynamic Links between the Economy and Human
Development. Journal. www. google.com
Ranis , Stewart (2001). Economic Growth and Human Development. Journal.
www. google.com
Rustiono,Deddy.2008. Analisis Investasi,Tenaga Kerja, dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.
Skripsi. www. google.com
R.Abdul Maqin. 2006. Analisis Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dengan
Pembangunan Manusia di Jawa Barat Periode 1993-2003. Skripsi. www.
google.com
Situmorang Amrin .2007. Analisis Ivestasi dalam Human Capital dan akumulasi
modal fisik terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto. Skripsi. www.
google.com
Sukirno, Sadono.2000. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari
Klasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka
Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Edisi kedua. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Sukirno, Sudiro. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar
Kebijakan. Kencana. Jakarta.
Sukmaraga, Prima.2011. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia,
PDRB Per Kapita, dan Jumlah Pengangguaran Terhadap Jumlah
Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. www. google.com
Suryana, 2005. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Penerbit
Salemba Empat.
Todaro, Michael.P. dan Stephen C. Smith (2006), Pembangunan Ekonomi Di
Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
UNDP, Human Development Report 1993. www. google.com
78
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
UNDP, Human Development Report 1995. www. google.com
UNDP, Human Development Report 1996. www. google.com
Wibisono. 2001. Determinan Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Empiris
Antar Propinsi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. www.
google.com
79
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
80
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
LAMPIRAN 1
DATA PERKEMBANGAN INDIKATOR KOMPOSIT INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI
PROVINSI SULAWESI SELATAN PERIODE TAHUN 1998-2010
Tahun
Angka
Harapan
Hidup
(tahun)
X1
1998
65.4
Persentase
kenaikan
konsumsi
perkapita
(%)
X2
3.5
1999
65.4
15.41
7.1
85.0
2.84
2000
68.0
17.69
7.1
78.54
4.89
2001
68.0
18.24
7.2
74.05
5.11
2002
68.0
12.16
6.8
83.0
4.1
2003
68.5
8.99
6.7
83.6
5.25
2004
69.1
5.63
6.8
84.01
5.2
2005
69.1
6.96
7.0
85.6
6.05
2006
69.2
9.49
7.2
86.0
6.72
2007
69.78
8.91
7.2
86.24
6.34
2008
69.8
9.97
7.2
86.73
7.78
2009
69.8
13.64
7.4
87.02
6.2
2010
70.0
26.58
7.8
87.75
8.18
Rata-rata
lama
sekolah
(tahun)
X3
Angka
melek
huruf
(%)
X4
Pertumbuhan
ekonomi
(%)
Y
6.7
65.1
-5.33
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Selatan dan berbagai literatur.
81
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
LAMPIRAN 2
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CHANGE
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN NORM(ZRESID).
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
angka melek huruf,
konsumsi perkapita,
angka harapan
. Enter
hidup, rata-rata lama
sekolaha
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Model Summaryb
Change Statistics
Std. Error
Mo
del
R
1
.959a
R
Adjusted R
of the
R Square
F
Square
Square
Estimate
Change
Change
.920
.880
1.17310
.920 22.930
df1
df2
4
8
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.000
1.873
a. Predictors: (Constant), angka melek huruf, konsumsi perkapita, angka harapan
hidup, rata-rata lama sekolah
b. Dependent Variable: pertumbuhan
ekonomi
82
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
F
126.225
4
31.556
11.009
8
1.376
137.234
12
Sig.
.000a
22.930
a. Predictors: (Constant), angka melek huruf, konsumsi perkapita, angka harapan hidup, rata-rata lama
sekolah
b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
-86.570
17.504
angka harapan hidup
1.257
.336
konsumsi perkapita
.217
rata-rata lama sekolah
angka melek huruf
Coefficients
Beta
t
Sig.
-4.946
.001
.572
3.745
.006
.092
.399
2.349
.047
-2.474
2.154
-.224
-1.148
.284
.246
.073
.471
3.383
.010
a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
83
Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Sulawesi Selatan
Download