l. safiro julian vivaldi d1a012248 - fh unram

advertisement
i
TINJAUAN YURIDIS ATAS PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM PEMBELIAN KEMBALI
SAHAM GO PUBLIC UNTUK INVESTASI
JURNAL ILMIAH
Oleh
LALU SAFIRO JULIAN VIVALDI
D1A 012 248
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH
TINJAUAN YURIDIS ATAS PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM PEMBELIAN KEMBALI
SAHAM GO PUBLIC UNTUK INVESTASI
Oleh
LALU SAFIRO JULIAN VIVALDI
D1A 012 248
Pembimbing Pertama,
Agus Budiarto, SH.,M.Hum
NIP. 19521127 198703 1 001
iii
Tinjauan Yuridis Atas Peran Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam
Pembelian Kembali Saham Go Public Untuk Investasi
LALU SAFIRO JULIAN VIVALDI
D1A 012 248
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami peran dan
tanggung jawab Direksi dalam melakukan pembelian kembali saham pada
Perseroan Terbatas, mekanisme pembelian kembali saham pada perusahaan go
public dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembelian kembali saham
oleh Perseroan Terbatas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian
normatif
dengan
menggunkan
pendekatan
perundangundangan,pendekatan konseptual, dan pendekatan analisis.Hasil Penlitian
menunjukan bahwa Direksi mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar
dalam sebuah perusahaan, dalam hal pembelian kembali saham Direksi harus
mengelola perusahaan dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik sehingga
perlu di perhatikan oleh Direksi bahwa setiap langkah dalam pembelian kembali
saham harus berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Kata kunci : peran, tanggung jawab, direksi, pembelian kembali saham
JUDICIAL REVIEW ON THE ROLE AND RESPONSIBILITIES OF BOARD
DIRECTORS OF LIMITED COMPANY IN THE REPURCHASE GO
PUBLIC’S SHARES FOR INVESTMENT
ABSTRACT
This study aims to identify and understand the role and responsibilities of
Directors in repurchasing shares in the Limited Company, mechanism repurchase
shares in go public company and factors that led to the repurchase of shares by a
Limited Liability Company. The method used in this study is normative research
by using legislation approach, conceptual approach, and analytical approach.
The result showed that Directors have a role and responsibility within the
company, in the repurchase of shares the Directors must manage the company
responsibly and in good faith so as to note that need to be considered by the
Directors that each steps in the repurchase of shares must be based on higher
legislation.
Keywords : role, responsibility, directors, share buy back
i
I. PENDAHULUAN
Dalam pengelolaan perseroan atau perusahaan, para anggota Direksi dan
Komisaris sebagai salah satu organ vital dalam perusahaan tersebut merupakan
pemegang amanah dari para pemegang saham dalam perusahaan, sehingga
Direksi bertanggung jawab penuh kepada para pemegang saham. Ketentuan
mengenai pembelian kembali saham telah diatur dalam ketentuan Pasal 37 dan
Pasal 38 Undang-Undang Perseroan Terbatas, yang dimana syarat untuk
melakukan pembelian kembali saham ini harus berdasarkan persetujuan dari
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Pengaturan mengenai pembelian
kembali saham oleh perseroan tidak hanya diatur dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas namun dapat pula ditemukan ketentuanya dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pembelian Kembali Saham
Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar
Yang Berfluktasi Secara Signifikan, namun dengan dikeluarkannya peraturan ini
tentu akan menimbulkan disharmonisasi atau kontradiksi dengan Undang-Undang
Persereoan Terbatas yang menyatakan dalam ketentuan Pasal 38 ayat (1) yang
mensyaratkan persetujuan RUPS dalam pembelian kembali saham yang telah
diedarkan, sementara dalam ketentuan Pasal 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh
Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berfluktasi Secara
Signifikan. Dengan adanya perbedaan ketentuan mengenai syarat pembelian
kembali saham apakah harus persetujuan RUPS atau tanpa persetujuan RUPS, hal
ini dapat dikatakan telah terjadi ketidakpastian hukum mengenai syarat pembelian
ii
kembali saham yang telah diedarkan oleh perseroan, karena bisa saja Direksi
selaku wakil atau pengurus perusahaan melakukan pembelian kembali yang tidak
sesuai dengan keinginan para pemegang saham, khusunya bagi perusahaan yang
telah go public mengingat bahwa pertanggung jawaban Direksi tidak hanya pada
satu
atau
atau
sedikit
pemegang saham
saja,
namun
pada
setiap
orang/masyarakat/perusahaan yang telah membeli sahamnya, tentunya dengan
adanya kontradiksi ini perlu diketahui lebih lanjut mengenai peran dan tanggung
jawab Direksi dalam pembelian saham perusahaan yang telah go public terkhusus
dalam hal tanpa persetujuan RUPS. Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut;1.Bagaimanakah peran
dan tanggung jawab Direksi dalam melakukan pembelian kembali saham (Share
Buy Back) pada Perseroan Terbatas go public;2.Bagaimanakah mekanisme
pembelian kembali saham (Share Buy Back) pada Perseroan Terbatasgo public;3.
Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembelian kembali saham
(Share Buy Back) oleh Perseroan Terbatasgo public. Tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan memahami peran dan
tanggung jawab direksi dalam melakukan pembelian kembali saham (Share Buy
Back) pada Perseroan Terbatas; 2. Untuk mengetahui dam memahami mekanisme
pembelian kembali saham (Share Buy Back) pada perusahaan go public;3. Untuk
mengetahui dan memahami faktor-faktor penyebab terjadinya pembelian kembali
saham (Share Buy Back) oleh Perseroan Terbatas. Manfaat yang diharapkan
dalam penelitian ini yaitu 1. Manfaat Teoritis,Melalui penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang hukum
iii
terutama bagian hukum bisnis bidang hukum perusahaan tentang. Hasil penelitian
ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam memperkaya referensi dan literatur
serta dapat bermanfaat untuk menjadi acuan terhadap penelitian-penelitian sejenis
berikutnya;2. Manfaat Praktis ;1.Sebagai bahan masukan bagi semua pihak yang
membutuhkan pengetahuan terkait dengan permasalahan yang diteliti peran dan
tanggung jawab Direksi Perseroan Terbatas dalam pembelian kembali saham go
public untuk investasi. Serta dapat dipakai sebagai sarana yang efektif dan
memadai dalam upaya mempelajari dan memahami ilmu hukum; 2. Sebagai
bahan informasi yang berguna bagi masyarakat mengenai peran dan tanggung
jawab Direksi Perseroan Terbatas dalam pembelian kembali saham go public
untuk investasi. Metode penelitian ini yaitu metode penelitian normatif.Adapun
pendekatan yang digunakan yaitu 1. Pendekatan Perundang-undangan (Statuta
Approach) Yaitu pendekatan dengan cara mengkaji dan menelaah peraturan
perundang-undangan dan regulasi yang berkaitan dengan pokok permasalahan
penelitian;2. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach) Yaitu pendekatan
dengan cara mempelajari pandangan dan doktrin yang ada dalam ilmu hukum,
konsep, asas hukum yang relevan dengan pokok permasalahan penelitian;3.
Pendekatan Analisis (Analysis Approach)Yaitu pendekatan dengan cara lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah
dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generlisasi.
iv
II. PEMBAHASAN
Peran Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Pembelian Kembali Saham
PT. Go Public
Peran Dan Kedudukan Direksi Pada Perseroan Terbatas
Peran Direksi telah ada sejak berdirinya perseroan, karena sebagai
badan hukum suatu perseroan tidak dapat bertindak sendiri dan tidak
memiliki kehendak untuk menjalankan dirinya sendiri. Untuk inilah maka
diperlukan orang-orang yang memiliki kehendak yang akan menjalankan
perseroan tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian perseroan.
Orang-orang yang akan menjalankan, mengelola dan mengurus perseroan
ini dalam Pasal 1 angka (2) UUPT disebut organ perseroan. Mengurus
perseroan semata-mata adalah tugas Direksi yang tidak dapat dicampuri
langsung oleh organ lain. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Pasal 97
dan 98 UUPT, yang memberikan ketentuan bahwa Direksi bertanggung
jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan
perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar
pengadilan.1
Tanggung Jawab Direksi Dalam Pembelian Kembali Saham
Peran dan tanggung jawab Direksi kepada perseroan dan
pemegang saham perseroan telah dimulai sejak perseroan memperoleh
status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri
1
Agus Budiarto, Kedudukan Hukum Dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas,
Ghalia Indonesia, Bogor, 2009, hlm. 63
v
mengenai pengasahan badan hukum perseroan sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 7 angka (4) UUPT.
Beberapa tanggung jawab Direksi pada perseroan terbatas
antara lain:1.Tanggung Jawab Direksi kepada pihak ketiga,Tanggung
jawab Direksi perseroan terhadap pihak ketiga terwujud dalam
kewajiban Direksi untuk melakukan keterbukaan (disclosure) terhadap
pihak ketiga atas setiap kegiatan perseroan, yang dianggap dapat
mempengaruhi kekayaan perseroan.Direksi perseroan diwajibkan
untuk menyerahkan hasil perhitungan tahunan perseroan untuk
diperiksa oleh akuntan publik sebelum perhitungan tahunan tersebut
disahkan oleh RapatUmum Pemegang Saham tahunan dan segera
setelah disahkan oleh rapat, diumumkan oleh pihak ketiga.; 2.
Pertanggungjawaban Direksi dalam hal pemberian keterangan yang
tidak benar dan
atau menyesatkan.Sebagai
kewajiban untuk
melakukan keterbukaan, Direksi bertanggung jawab penuh atas
kebenaran dan keakuratan setiap data dan keterangan yang disediakan
olehnya kepada publik (masyarakat) ataupun pihak ketiga berdasarkan
perjanjian. Jika terdapat pemberian data atau keterangan secara tidak
benar dan atau menyesatkan, maka seluruh anggota Direksi dan
Komisaris harus bertanggung jawab secara tanggung renteng atas
kerugian yang diderita oleh pihak ketiga, sebagai akibat dari
pemberian data dan atau keterangan yang tidak benar atau
menyesatkan tersebut,;3. Tanggung jawab renteng antara sesama
vi
anggota Direksi perseroan,Secara umum tanggung jawab Direksi
dapat dibedakan dalam:2a. Tanggung jawab internal Direksi meliputi
tugas dan tanggung jawab Direksi terhadap perseroan dan pemegang
saham; dan; b. Tanggung jawab eksternal, yang berhubungan dengan
tugas dan tanggung jawab Direksi kepada pihak ketiga yang
berhubungan hukum langsung maupun tidak langsung dengan
perseroan; 4. Tanggung jawab internal Direksi terhadap perseroan dan
pemegang saham perseroan,Setiap kesalahan atau kelalaian anggota
Direksi
dalam
melaksanakan
kewajibannya
tersebut
di
atas
memberikan hak kepada pemegang saham perseroan untuk; a. Secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama yang mewakili jumlah sepersepuluh
pemegang saham perseroan melakukan gugatan, untuk dan atas nama
perseroan, terhadap Direksi perseroan, yang atas kesalahan dan
kelalaiannya telah menerbitkan kerugian kepada perseroan (derivative
action); b. Secara sendiri-sendiri melakukan gugatan langsung, untuk
dan atas nama pribadi dan pemegang saham terhadap Direksi
perseroan, atas setiap keputusan atau tindakan Direksi perseroan yang
merugikan saham; 5. Tanggung jawab Direksi dan Komisaris atas
benturan kepentingan transaksi tertentu,Transaksi yang mengandung
kepentingan adalah transaksi yang mengandung perbedaan ekonomis
antara perusahaan di satu pihak dengan pihak Direksi, Komisaris, atau
pemegang saham di lain pihak, Transaksi yang demikian mungkin
2
Ibid, hlm. 122-123
vii
dilakukan
atau
difasilitasi
oleh
Direksi
berdasarkan
kekuasaannya.3Dengan kekuasaannya Direksi dapat mengambil
keputusan bertransaksi demi kepentingannya atau kepentingan pihak
lain, bukan demi perseroan. Jika transaksi tersebut dilakukan tanpa
memenuhi persyaratan tersebut, maka tindakan Direksi dan Komisaris
dianggap sebagai tindakan di luar kewenangannya (Ultra Vires);6.
Tanggung jawab eksternal Direksi terhadap pihak ketiga yang
berhubungan hukum dengan perseroan,Direksi juga bertanggung
jawab terhadap pihak ketiga atas setiap perbuatan hukum yang
dilakukan untuk dan atas nama perseroan. Perlindungan bagi pihak
ketiga ini dapat ditemukan dalam Pasal 14 UUPT secara jelas
menyatakan bahwa Direksi bertanggung jawab secara renteng atas
kelalaiannya dalam melaksanakan kewajiban pendaftaran dan
pengumuman yang disyaratkan.
Keabsahan Pembelian Kembali Saham
Undang-Undang Pasar Modal atau yang disebut UUPM
menjadi dasar hukum pembuatan peraturan-peraturan yang menyakut
pelaksanaan kegiatan di bidang Pasar Modal.Namun di dalam UUPM
tidak terdapat pasal yang mengatur tentang pembelian kembali saham.
Yang mengatur pembelian kembali saham yaitu UUPT dan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02/POJK.04/2013 yang terdapat pada
Pasal 4, Lahirnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
3
hlm. 253
M. Irsan Nasrudin, Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2008,
viii
02/POJK.04/2013 ini memberikan solusi kepada Direksi dalam
melakukan pembelian kembali saham jika kondisi pasar saham
berfluktuasi secara signifikan yang tujuannya untuk menyelamatkan
kewajaran harga saham perusahaannya tanpa harus menunggu
keputusan RUPS. Direksi dapat mengambil keputusan sendiri dengan
itikad baik untuk melakukan pembelian kembali saham tanpa
persetujuan RUPS.
Mekanisme Pembelian Kembali Saham Pada Perusahaan Go Public
Dalam pelaksanaan pembelian kembali saham, terdapat beberapa
metode yang dipilih oleh perseroan, antara lain: a. Open Market Repurchase
Program (OMR),Sejauh ini OMR adalah mekanisme yang paling sering
digunakan perseroan dalam melaksanakan program buy back, pada metode ini
perseroan membeli kembali sahamnya di pasar seperti investor lainnya yang
dilakukan didalam bursa. Mekanisme ini juga memberikan fleksibilitas yang
tinggi atas waktu, harga, dan jumlah dari pembelian kembali saham yang akan
dilaksanakan oleh perseroan; b. Self-Tenders Offers (STO),Pada metode ini
perseroan menawarkan kesempatan pada pemegang saham untuk menjual
sahamnya kepada perseroan baik dengan cara fixed-price self tender offer
yaitu pada harga yang telah ditetapkan perseroan ataupun dengan cara dutch
auction self tenderoffer yakni perseroan menentukan jumlah saham yang akan
dibeli, tanggal berakhirnya dan pada rentang harga berapa saham akan dibeli
oleh perseroan. Metode ini memungkinkan perseroan untuk membeli kembali
ix
sahamnya dalam jumlah yang substansial dalam satu waktu dan menjamin
bahwa semua pemegang saham memiliki kesempatan yang sama untuk
menjual sahamnya; c. Off market/Over the counter repurchase,Pada metode
ini perseroan langsung menawarkan untuk membeli kembali sahamnya kepada
seorang atau sejumlah pemegang saham tertentu. Tipe transaksi ini
menyediakan pilihan yang lebih luas bagaimana pembelian kembali saham
akan dilaksanakan.
Faktor-faktor
Yang Menyebabkan Terjadinya Pembelian Kembali
Saham Kembali Oleh Perusahaan
Faktor-faktor menyebabkan terjadinya pembelian saham kembali oleh
perusahaan yakni :1. Adanya faktor Disagio atau ketidak seimbangan antara
modal nominal dengan modal yang sesungguhnya, Menurut Rochmat
Soemitro, bahwa Disagio merupakan suatu pembelian kembali saham yang
dilakukan karena adanya faktor ketidak seimbangan antara modal yang
sesungguhnya yang disebabkan karena kerugian yang diderita oleh
perusahaan. 4 selanjutnya bahwa disagio dilakukan karena ketidakseimbangan
yang sangat antara kenyataan nilai harta kekayaan (aset ) perseroan dengan
nominal saham yang ada; 2. Karena Faktor pengurangan modal perseroan
(Amortisasi),Menurut Rahmat Soemitro, bahwa yang di maksud dengan
pengurangan modal (Amortisasi), dapat terjadi melalui 3 cara yakni: 51.
Pembelian kembali saham yang telah beredar dengan dibayarkan dari uang
4
Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakti, Bandung,
hlm.190
5
Ibid, hlm 189-190
x
harta kekayaan perseroan; 2.Membayar kembali uang saham yang telah
disetorkan atau dengan membedakan harga saham yang masih tertuang;
3.Melalui penilain kembali atas nilai nominal dari saham yang ada, yaitu
dengan memperkecil
nilai saham tersebut dengan cara “afstempeling”
(pengecapan) atas saham yang telah ada atau mengganti saham tersebut.
Prinsip dan tujuan pembelian kembali saham, Perseroan terbatas dapat
membeli kembali saham yang dikeluarkannya dengan ketentuan sebagai
berikut :1. Pembelian kembali saham tersebut tidak menyebabkan kekayaan
bersih suatu perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang
ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan, dan 2. Jumlah
nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh perseroaan dan gadai
saham atau jaminan fidusia atas saham yang dipegang oleh perseroan sendiri
dan/atau perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung
dimiliki oleh perseroan tidak melibihi dari 10% (sepuluh persen) dari modal
yang ditempatkan dalam perseroan.
Pada prinsipnya pembelian kembali saham oleh perseroan hanya boleh
dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang
Saham. Akan tetapi Rapat Umum Pemegang Saham dapat menyerahkan
kewenangannya kepada Dewan Komisaris guna menyutujui pelaksanaan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun. Jangka waktu ini tidak mutlak karena dapat diperpanjang untuk jangka
waktu yang sama oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau bahkan ditarik
kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham sewaktu-waktu dari Dewan
xi
Komisaris.Dengan demikian maka pada dasarnya bahwa yang berkewenangan
melakukan pembelian kembali saham adalah Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) yang mana dapat dilakukan oleh Dewan Komisaris atas persetujuan
RUPS.
xii
III PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:1. Peran dan tanggung jawab Direksi dalam melakukan pembelian
kembali saham perusahaan go public yaitu Direksi berperan sebagai organ
yang menjalankan dan mengelola perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan
pendirian perseroan tersebut yang telah terulis dalam Anggaran Dasar,
sedangkan tanggung jawab Direksi meliputi tanggung jawab Direksi kepada
pihak ketiga dan pemegang saham perseroan. Direksi harus mengelola
perusahaan dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik sehingga perlu di
perhatikan oleh Direksi bahwa setiap langkah dalam pembelian kembali
saham harus berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan;2.
Mekanisme pembelian kembali saham pada perusahaan go public adalah
pembelian kembali yang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara tawar
menawar secara lelang berkesinambungan dengan mengikuti urutan
perdagangan yang berlaku di bursa efek dan dengan cara tawar menawar
langsung secara individual dan tidak secara lelang yang berkesinambungan;
3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembelian kembali saham
adalah karena faktor ketidak seimbangan modal nominal dengan modal
sesungguhnya dan faktor pengurangan modal.
xiii
Saran
Saran penulis dalam penelitian ini adalah 1. Dalam hal pembelian
kembali saham Direksi diminta untuk berhati-hati dalam mengambil
keputusan karena hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi perseroan
terbatas, maka alangkah baiknya apabila Direksi memperhatikan Anggaran
Dasar, RUPS, Undang-Undang dan kebiasaan dalam kegiatan bisnis;
2.Pembelian kembali saham di luar bursa efek yaitu dengan tawar menawar
secara individual, perlu diperhatikan batasan batasan yang telah diatur dalam
peraturan dan perundang-undangan; 3.Ada baiknya Direksi memperhatikan
kembali faktor-faktor kapan seharusnya pembelian kembali saham tersebut
dilakukan.Sehingga dalam melakukan pembelian kembali saham, Direksi
terhindar dari tindakan yang dapat merugikan perseroan.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Buku Dan Jurnal
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengatar Metode Penelitian Hukum,Edisi I,
Cetakan Keenam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, Hukum Bisnis Perseroan Terbatas,
Jakarta Raja Grafindo Persada, 2000
Ary Suta, I Putu Gede, Menuju Pasar Modal Modern, Yayasan Sad Satria
Bhakti, Jakarta, 2000
--------------------------------, Hukum Bisnis – Kepailitan, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2002
Budiarto, Agus, Kedudukan Hukum Dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan
Terbatas, Ghalia Indonesia, Bogor, 2009
Budiyono, Tri, Hukum Perusahaan, Salatiga, Griya Media, 2011.
Djohan T, Arif, Aspek Hukum Perseroan Terbatas, Harvindo, Jakarta, 2008
Fakhruddin, Hendy M., IstilahPasar Modal A.Z, Jakarta, PT. Alex Media
Komputindo, 2008
-----------------------------, Go Publik: Strategi Pendanaan, PT Elexidia
Komputindo, Jakarta, 2008
Fuady,
Munir, Doktrin-Doktrin Modern dan Corporate Law dan
Eksistensinya Dalam Hukum Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002
-------------------, Hukum Perusahaan dalam Paradigma Hukum Bisnis,PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002
Ginting, Jamin, Hukum Perseroan Terbatas, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,
2007
Harahap, Yahya, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, 2001
Kansil, C.S.T., Pokok-Pokok Hukum Perseroan Terbatas, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 2002
Nasrudin, M. Irsan, Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia, Kencana,
Jakarta, 2008,
xv
Pramono, Nindyo, Hukum PT GO PUBLIC dan Pasar Modal, Andi Offset,
Yogyakarta, 2013
Prasetya, Rudhi, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2001
Saliman, Abdul Rasyid, HukumBisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh
Kasus, Prenada Media, Jakarta, 2005
Usman, Rachmadi, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, PT.
Alumni, Bandung, 2004
Warfield, Kieso Weygandt, (2011), “Intermediate Accounting IFRSEdition”
Vol 2
Widjaja, Gunawan, Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan Raja
Grafindo Persada, Jakarta,2004
Internet
Get Solve, “Pembelian kembali saham (Buy Back Share)”, 1 Juli 2016,
http://getsolvedfriend.blogspot.com/2010/07/pembelian-kembalisaham-buy-back-share.html
Peraturan Perundang-Undangan
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas. TLN No. 4756
Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Etmimen Atau
Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berfluktasi Secara
Signifikan. TLN No. 5439
Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, LN
RI No. 64
Download