damianus - Jurnal Elektro Unika Atma Jaya

advertisement
ISSN 2086-4256
DJM 14(1) 1-88 February 2015
DAMIANUS
Journal of Medicine
VOLUME 14, NOMOR 1, 2015
PUBLISHED SINCE 2002
February 2015
ARTIKEL PENELITIAN
1 - 18
ELDER CARE FACILITY MENURUT MAHASISWA DAN DOSEN FAKULTAS KEDOKTERAN
Shannia Tritama, Elisabeth Rukmini
19 - 27
UJI BAKTERIOLOGIK AIR OLAHAN RAIN WATER HARVESTING SYSTEM DI SDN PEJAGALAN 01
DAN 02, JAKARTA UTARA
Intan Permata Sari, Sandy Vitria Kurniawan, Liling Pudjilestari, Enty
28 - 36
37 - 47
48 - 56
57 - 66
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN PSIKOPATOLOGI PADA PERAWAT RUMAH SAKIT ATMA
JAYA
Surilena, Stella Levina Kurniawan, R Irawati Ismail
PROPORSI PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN PENGOBATAN LEBIH DARI ENAM BULAN
BERDASARKAN RADIOGRAFI TORAKS
Yurika Elizabeth Susanti, Yopi Simargi, Rensa
PROPORSI DEFISIT WORKING MEMORY MURID SEKOLAH DASAR DI SDN PEGANGSAAN II/07,
JAKARTA UTARA
Felicia Nike, Surilena, Tjhin Wiguna, Herlina Uinarni
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TENTANG AKUPUNKTUR PADA PASIEN RAWAT JALAN
RUMAH SAKIT ATMA JAYA, JAKARTA
Linawati Hananta, Christian Syukur, Nelly Tina Widjaja, Fitria Halim
TINJAUAN PUSTAKA
67 - 79
MELATONIN SEBAGAI ANTIPENUAAN KULIT AKIBAT SINAR ULTRAVIOLET
Marcelina Grace Tjondro Putri, Lorettha Wijaya, Poppy K Sasmita
LAPORAN KASUS
80 - 88
NUTRISI PADA TUBERKULOSIS PARU DENGAN MALNUTRISI
Florentina M Rahardja
Damianus Journal of Medicine; Vol. 14, No. 1, Februari 2015: hlm. 37-47
ARTIKEL PENELITIAN
PROPORSI PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN PENGOBATAN
LEBIH DARI ENAM BULAN BERDASARKAN RADIOGRAFI TORAKS
THE PROPORTION OF PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS WHICH HAS
BEEN TREATED OVER SIX MONTHS BASED ON THORAX RADIOGRAPHY
Yurika Elizabeth Susanti1, Yopi Simargi2, Rensa3
Fakultas Kedokteran Unika Atma
Jaya, Jalan Pluit Raya No. 2 Jakarta
Utara 14440
ABSTRACT
Departemen Radiologi, Fakultas
Kedokteran Unika Atma Jaya, Jalan
Pluit Raya No. 2 Jakarta Utara 14440
Indonesia. To cure tuberculosis patients, the goverment performs DOTS (Directly
1
2
Departemen Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Unika Atma
Jaya, Jalan Pluit Raya No. 2 Jakarta
Utara 14440
3
Korespondensi:
Yurika Elizabeth Susanti. Fakultas
Kedokteran Unika Atma Jaya. E-mail:
[email protected].
Introduction: Pulmonary tuberculosis is a high prevalence infectious disease in
Observed Treatment Short-course) as a strategy to treat tuberculosis. One of the
DOTS components is the short term treatment that is usually done in six months.
Objective: To find out the proportion of pulmonary tuberculosis patients who had
been treated over six months based on thorax radiography.
Methods: This was a cross-sectional research with 68 pulmonary tuberculosis
patients with over six months treatment. This research data’s were taken from the
medical records in Atma Jaya hospital from 2012 until 2013. To input the data, the
researcher used data collection sheet and the data were analyzed using SPSS.
Results: The proportion of pulmonary tuberculosis patients which had been treated
over six months were 32.14%. Out of 68 pulmonary tuberculosis patients, 60.9%
were men; 66.2% were over 40 years old; 1.5% with HIV, 17.6% with Diabetes
Mellitus (DM), and 19.1% with other diseases. Most patients researched had
fibrotic lesions on thorax radiography (61.8%).
Conclusions: Overall, the proportion of pulmonary patients which has been
treated over six month (32.14%) showed some inactive secondary tuberculosis
lesions (fibrosis 61.8%).
Key Words: Proportion, pulmonary, radiography, thorax, treatment, tuberculosis
ABSTRAK
Latar Belakang: Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang
mempunyai prevalensi tinggi di Indonesia. Untuk mengobati pasien tuberkulosis
paru, pemerintah melakukan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Salah satu komponen strategi DOTS adalah pengobatan jangka pendek
yang biasanya dilakukan selama enam bulan.
Tujuan: Mengetahui proporsi pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan lebih
dari enam bulan berdasarkan radiografi toraks.
Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional, 68 pasien tuberkulosis paru
dengan pengobatan lebih dari enam bulan didapatkan dari data rekam medis di
Rumah Sakit Atma Jaya tahun 2012-2013. Digunakan lembar pengumpulan data
penelitian untuk memudahkan peneliti dalam memasukan data. Data dianalisis
37
DAMIANUS Journal of Medicine
dengan menggunakan SPSS.
Hasil: Proporsi pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan lebih dari enam bulan
adalah 32,14%. Sebanyak 68 pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan lebih
dari enam bulan sebanyak 60,9% merupakan laki-laki; 66,2% berusia >40 tahun;
memiliki penyakit penyerta berupa 1,5% HIV, 17,6% Diabetes Mellitus (DM), 19,1%
penyakit penyerta lainnya; serta memiliki gambaran radiografi toraks terbanyak,
yaitu fibrosis sebanyak 61,8%.
Kesimpulan: Proporsi pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan lebih dari
enam bulan adalah 32,14% yang sebagian besar memiliki gambaran radiografi
toraks berupa lesi inaktif berupa fibrosis (61,8%).
Kata Kunci: Paru, pengobatan, proporsi, radiografi, toraks, tuberkulosis
PENDAHULUAN
salah satu penyakit yang merupakan pusat per-
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular
hatian dunia.6,7
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuber-
Tuberkulosis paru dapat menyerang berba-
culosis. Bakteri ini merupakan bakteri tahan
gai usia mulai dari anak-anak hingga lansia.
asam, berbentuk batang, tidak berspora, imo-
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia
til, dan aerobik.1,2 Biasanya bakteri ini paling
produktif (15-50 tahun).3 Berdasarkan laporan
sering menyerang paru, tetapi bisa juga me-
dari Subdit Depkes RI pada tahun 2010, pro-
nyerang bagian tubuh yang lain, seperti ginjal,
porsi pasien tuberkulosis paru tinggi pada ke-
tulang belakang, dan otak.2
lompok umur 15-54 tahun, sedangkan yang ter-
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah menderita TB.3 Penyakit ini masuk ke
dalam Millenium Development Goals (MDGs)
yang dibuat oleh World Health Organization
(WHO).4 Pada tahun 2012, terdapat sekitar 8,6
juta orang di dunia yang menderita TB.4 Indonesia merupakan salah satu negara yang ma-
tinggi pada kelompok umur 25-34 tahun.8 Hal
tersebut membawa dampak kerugian ekonomi
yang cukup besar. Penyakit ini menjadi salah
satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta sering
menyebabkan kematian.6
suk ke dalam High Burden Country (HBC) dan
Dalam menanggulangi tuberkulosis paru, In-
menduduki peringkat kelima sebagai negara
donesia melakukan strategi DOTS (Directly
dengan jumlah penderita TB terbanyak setelah
Observed Treatment Short-course) yang telah
India, Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria.5 Hasil
direkomendasikan oleh WHO. Ada lima kompo-
laporan terbaru dari WHO pada tahun 2012 di
nen dalam strategi DOTS, salah satunya adalah
Indonesia menunjukkan angka penemuan ka-
pengobatan jangka pendek yang standar bagi
sus (Case Detection Rate/CDR) dari semua ka-
semua kasus tuberkulosis dengan tata laksana
sus TB sekitar 72%. Insiden kasus TB sekitar
kasus yang tepat, termasuk pengawasan lang-
185/100.000 penduduk per tahun.4 Melihat ang-
sung pengobatan. Penderita tuberkulosis paru
ka prevalensi yang tinggi tersebut, TB menjadi
biasanya diberikan Obat Antituberkulosis (OAT)
38
Vol. 14, No. 1, Februari 2015
Proporsi pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan lebih dari enam bulan berdasarkan radiografi toraks
selama enam bulan yang diminum secara tera-
yang dapat ditemukan pada pasien tuberku-
tur.3
losis paru antara lain konsolidasi (solidifikasi;
Dalam menjalani pengobatan dalam waktu
enam bulan, ada kalanya tidak semua pasien
tuberkulosis paru sembuh dalam jangka waktu
yang ditargetkan tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui proporsi pasien tuberkulosis paru dengan
pengobatan lebih dari enam bulan berdasarkan
radiografi toraks.
eksudat yang mengisi rongga alveolar, sehingga paru menjadi lebih solid), kavitas (lubang/
rongga berisi udara, kadang juga dapat berisi
cairan), tuberkuloma (massa yang berasal dari
pembesaran perkijuan pada tuberkulosis), limfadenopati (pembesaran kelenjar limfa), efusi
pleura (cairan di dalam rongga pleura), penebalan pleura (akibat proses inflamasi), fibrosis
(pembentukan jaringan fibrosa yang berwarna
opak), kalsifikasi (endapan kalsium yang menyebabkan pengerasan suatu jaringan), infiltrat
METODE
(bayangan opak yang merupakan ruang berisi
Penelitian dengan metode cross-sectional dengan melihat rekam medis pasien tuberkulosis
paru di Rumah Sakit Atma Jaya (RSAJ). Desain
penelitiannya menggunakan survei deskriptif
analitik dan dilakukan secara retrospektif untuk melihat proporsi pasien tuberkulosis paru
dengan pengobatan lebih dari enam bulan berdasarkan radiografi toraks.
udara), fibroinfiltrat, serta perselubungan.9-11
Jenis kelamin dibagi menjadi laki-laki dan
perempuan. Usia didefinisikan sebagai usia
pasien yang tertera di dokumen rekam medis.
Dalam penelitian ini, data usia dibagi menjadi
dua kategori, yaitu usia ≤40 tahun dan >40 tahun. Status gizi diukur dengan menggunakan
Indeks Massa Tubuh (IMT) dan dikelompokan
Peneliti mengambil data proporsi pasien tu-
sesuai dengan kategori menurut WHO (under-
berkulosis paru dengan pengobatan lebih dari
weight: <18,5 kg/m2; normal: 18,5–24,9 kg/m2;
enam bulan yang meliputi karakteristik demo-
overweight: 25,0–29,9 kg/m2; obesitas: ≥30,0
grafi (jenis kelamin dan umur), status gizi, sta-
kg/m2).12 Status merokok dibagi berdasarkan
tus merokok, penyakit penyerta (human immu-
perokok (smoker) dan bukan perokok (non-
nodeficiency virus dan diabetes mellitus), dan
smoker). Perokok aktif didefinisikan sebagai
gambaran radiografi toraks. Pasien tuberkulosis
orang yang pernah merokok paling sedikit 100
paru dengan pengobatan lebih dari enam bulan
batang rokok selama hidupnya, dan masih
didefinisikan sebagai pasien tuberkulosis paru
merokok ketika didiagnosis menderita tuber-
yang telah menerima pengobatan sesuai de-
kulosis atau baru saja berhenti merokok (<3
ngan ketentuan yang berlaku tetapi belum sem-
bulan). Bukan perokok didefinisikan sebagai
buh dalam kurun waktu enam bulan. Radiografi
orang yang tidak pernah merokok lebih dari 100
toraks (foto toraks) merupakan modalitas pen-
batang rokok, atau sudah merokok lebih dari
citraan untuk mendiagnosis kelainan yang ada
100 batang rokok tetapi sudah berhenti >3 bu-
di toraks. Beberapa gambaran radiografi toraks
lan. Pasien dengan HIV didefinisikan sebagai
Vol. 14, No. 1, Februari 2015
39
DAMIANUS Journal of Medicine
pasien yang didiagnosis terinfeksi (HIV) sesuai
pasien (32,14%) menjalani pengobatan lebih
yang tertera di rekam medis. Pasien dengan
dari enam bulan. Berdasarkan jenis kelamin
Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai
diperoleh laki-laki lebih banyak dibandingkan
pasien yang didiagnosis menderita DM sesuai
dengan perempuan, yaitu sebesar 69,1% dan
yang tertera di rekam medis.
30,9%. Penelitian ini menunjukkan dari 68
Data pasien diambil dari rekam medis RSAJ
sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Kriteria inklusi dari penelitian ini terdiri dari pasien
tuberkulosis paru yang di RSAJ pada tahun
pasien tuberkulosis paru yang memiliki riwayat
pengobatan lebih dari enam bulan terbanyak
pada usia >40 tahun dengan persentase 66,2%
dan 33,8% pada usia ≤40 tahun. (Tabel 1)
2012–2013, berusia 17 tahun ke atas, meneri-
Pada penelitian ini, peneliti tidak dapat meng-
ma pengobatan tuberkulosis paru secara rutin,
ambil data status merokok dan status gizi
mengonsumsi OAT lebih dari 6 bulan, dirawat
karena keterbatasan data rekam medis. Dalam
jalan maupun dirawat inap di RSAJ. Kriteria
rekam medis, hanya dicantumkan saran untuk
eksklusi dari penelitian ini adalah pasien tuber-
tidak merokok pada beberapa pasien tetapi ti-
kulosis paru yang menggunakan obat imunosu-
dak ada keterangan lebih lanjut mengenai ke-
presan. Setelah data pasien dari rekam medis
biasaan merokok pasien, sehingga tidak dapat
RSAJ terkumpul, dilakukan evaluasi hasil foto
dimasukkan ke dalam data penelitian sesuai
toraks bersama dengan pembimbing kemudian
dengan definisi operasional yang telah dibuat.
dilakukan analisis data.
Data tinggi badan pada pasien rawat jalan juga
Untuk mengolah dan menganalisis data akan
digunakan program SPSS. Data akan ditabula-
tidak dicantumkan, sehingga Indeks Massa Tubuh (IMT) tidak dapat dihitung.
si dan dikalkulasi sesuai dengan tujuan peneli-
Hasil penelitian yang didapatkan pada pasien
tian dalam bentuk tabel.
tuberkulosis de­
ngan pengobatan lebih dari
enam bulan de­ngan penyakit penyerta menunjukkan sebanyak 1,5% pasien tuberkulosis
HASIL
dengan HIV, 17,6% pasien tuberkulosis dengan
Dari 252 pasien tuberkulosis paru sebanyak 81
DM, 19,1% pasien tuberkulosis dengan penya-
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
Variabel
Frekuensi (n=68)
Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
47
69,1
Perempuan
21
30,9
≤ 40 tahun
23
33,8
> 40 tahun
45
66,2
Usia
40
Vol. 14, No. 1, Februari 2015
Proporsi pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan lebih dari enam bulan berdasarkan radiografi toraks
kit penyerta lainnya, dan 61,8% pasien tuberkulosis tanpa penyakit penyerta. (Diagram 1)
PEMBAHASAN
Berdasarkan jenis kelamin dari hasil penelitian
Hasil penelitian ini berdasarkan gambaran ra-
diperoleh laki-laki lebih banyak dibandingkan
diografi toraks ditemukan 37,8% fibrosis, 15,0%
dengan perempuan. Beberapa faktor yang
infiltrat, 20,6% fibroinfiltrat, 12,0% penebalan
dapat memengaruhi tingginya prevalensi tuber-
pleura, 8,0% kalsifikasi, 7,0% efusi pleura,
kulosis pada laki-laki di antaranya jenis peker-
5,0% perselubungan, 2,0% kavitas, dan 2,9%
jaan, status merokok, lingkungan, dan status
konsolidasi. Tidak ditemukan adanya tuberku-
ekonomi.13 Penelitian yang dilakukan di Indone-
loma dan limfadenopati. Dari jenis gambaran
sia pada tahun 2010 mengenai Multidrug Re-
radiografi toraks, terlihat bahwa pasien tuber-
sistant Tuberculosis (MDR-TB) mengemukakan
kulosis dengan pengobatan lebih dari enam
bahwa secara epidemiologi dibuktikan terdapat
bulan tergolong sebagai tuberkulosis sekunder.
perbedaan antara laki-laki dan perempuan
(Diagram 2)
dalam hal penyakit infeksi, progresivitas penya-
Diagram 1. Proporsi Penyakit Penyerta pada Pasien Tuberkulosis Pparu dengan Pengobatan Lebih dari Enam Bulan
Diagram 2. Proporsi Gambaran Radiografi Toraks pada Pasien Tuberkulosis Paru
dengan Pengobatan Lebih dari Enam Bulan
Vol. 14, No. 1, Februari 2015
41
DAMIANUS Journal of Medicine
kit, insiden, dan kematian akibat tuberkulosis.
tuk menular ke orang lain dan lingkungan seki-
Perkembangan penyakit juga mempunyai per-
tar tempat tinggal.14
bedaan antara laki-laki dan perempuan, yaitu
perempuan mempunyai penyakit lebih berat
pada saat datang ke rumah sakit. Perempuan
lebih sering terlambat datang ke pelayanan kesehatan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini
mungkin berhubungan dengan rasa malu yang
lebih dirasakan pada perempuan dibanding laki-laki. Perempuan juga lebih sering mengalami
kekhawatiran akan dikucilkan dari lingkungan
akibat penyakitnya.14
Pada penelitian ini, peneliti tidak dapat mengambil data status merokok karena keterbatasan
data rekam medis. Berdasarkan data pusat
pengobatan TBC RS Persahabatan, prevalensi pasien tuberkulosis paru dengan kebiasaan
merokok lebih tinggi dibandingkan dengan
yang tidak merokok.16 Penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 oleh Alavi-Naini et al.,
dari Infectious Diseases and Tropical Medicine
Research Center di Iran mengenai hubungan
Penelitian ini menunjukkan dari 68 pasien tuber-
antara merokok dan tuberkulosis menunjukkan
kulosis paru yang memiliki riwayat pengobatan
bahwa perokok lebih banyak menderita tuber-
lebih dari enam bulan terbanyak pada usia >40
kulosis paru sebanyak 3,1 kali dibandingkan
tahun. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan fak-
dengan kontrol/orang yang tidak merokok (95%
tor risiko yang menyebabkan adanya infeksi
CI: 1,4-10,3).17 Penelitian dari Tachfouti et al.,
tuberkulosis paru (kemampuan sistem imunitas
yang dilakukan pada tahun 2011 menunjukkan
tubuh yang melemah) dan riwayat penyakit pe-
sebanyak 6,9% pasien tuberkulosis yang mero-
nyerta lain (keganasan dan diabetes yang bi-
kok gagal dalam menjalankan pengobatan.
asanya terdapat pada orang tua).15 Hasil peneli-
Hal tersebut menyatakan bahwa merokok ber-
tian ini berbeda dengan data WHO dan laporan
hubungan dengan kegagalan pengobatan pada
Subdit Depkes RI yang menunjukkan bahwa
pasien tuberkulosis paru.18 Hal-hal yang menye-
penderita tuberkulosis di Indonesia tertinggi
babkan seorang perokok lebih berisiko untuk
pada golongan usia produktif (25–34 tahun).4,8
menderita tuberkulosis paru dan memiliki prog-
Hasil penelitian ini dapat berbeda dari kedua
nosis yang buruk dari pengobatan tuberkulosis
data tersebut karena peneliti hanya mengambil
paru adalah efek dari rokok yang dapat meru-
sampel yang menjalani pengobatan tuberku-
sak paru dan mengganggu sistem imun tubuh
losis lebih dari enam bulan. Berbeda dengan
karena ketidakseimbangan fungsi fagositosis
kedua sumber data tersebut. WHO dan Sub-
makrofag alveolar, sehingga seorang perokok
dit Depkes RI mengambil semua sampel yang
lebih rentan untuk terinfeksi bakteri tuberku-
menderita tuberkulosis. Mereka tidak memba-
losis.19-21 Terjadi kerusakan dari fungsi muko-
ginya berdasarkan waktu pengobatan, seperti
siliar, kerusakan dan inflamasi dari epitel pada
yang peneliti lakukan. Umur produktif sangat
saluran pernapasan, konstriksi dari sakus al-
berbahaya terhadap tingkat penularan karena
veolaris, kolapsnya bronkiolus, dan penurunan
pasien mudah berinteraksi dengan orang lain,
tingkat sitokin proinflamasi yang sangat penting
mobilitas yang tinggi, serta memungkinkan un-
untuk respons awal pertahanan lokal terhadap
42
Vol. 14, No. 1, Februari 2015
Proporsi pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan lebih dari enam bulan berdasarkan radiografi toraks
infeksi kuman termasuk tuberkulosis.20-22
Pada penelitian ini juga tidak didapatkan data
status gizi yang lengkap dari rekam medis. Ber-
dipengaruhi oleh status merokok. Pasien yang
merupakan perokok mempunyai risiko lebih besar untuk terjadinya kekambuhan.28
dasarkan penelitian pada tahun 2011 yang di-
Selain HIV, penyakit penyerta yang sering me-
lakukan Sultan et al., mengenai IMT dan status
nyertai tuberkulosis paru, yaitu DM. Diabetes
gizi, didapatkan bahwa pasien tuberkulosis paru
merupakan salah satu faktor risiko yang dapat
memiliki IMT yang lebih rendah daripada kontrol
meningkatkan insiden dari tuberkulosis.29 Dam-
(orang sehat yang tidak menderita tuberkulosis
pak DM terhadap pengobatan tuberkulosis
paru).23 Selain itu, malnutrisi yang parah terjadi
menunjukkan bahwa pasien tuberkulosis de­
pada hampir 50% pasien dan merupakan fak-
ngan DM membutuhkan waktu konversi spu-
tor penting yang berhubungan dengan perjala-
tum yang lebih lama dibandingkan dengan
nan penyakit tuberkulosis (OR=36,6; 95% CI=
pasien tuberkulosis tanpa diabetes.29 Selain itu,
16,6–80,6).24 Malnutrisi berhubungan dengan
pasien tuberkulosis paru yang juga menderita
meningkatnya risiko dari perjalanan penya-
DM lebih banyak mengalami kegagalan dalam
kit tuberkulosis karena adanya defisiensi mi-
pengobatan
kro dan makronutrien yang berpengaruh pada
risiko tuberkulosis pada pasien dengan DM di-
sistem imunitas tubuh.25 Malnutrisi merupakan
perkirakan disebabkan oleh defek pada fungsi
faktor risiko tuberkulosis dan tuberkulosis dapat
sel-sel imun dan mekanisme pertahanan pe-
menyebabkan malnutrisi.25,26
jamu.27 Mekanisme yang mendasari terjadinya
Pada penelitian ini ditemukan satu orang pasien
tuberkulosis dengan pengobatan lebih dari
enam bulan yang disertai HIV. Persentase hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang
dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung yang menyatakan bahwa terdapat 1,5%
pasien tuberkulosis dengan HIV.27 Diperkirakan
sepertiga dari 40 juta Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di seluruh dunia terinfeksi tuberkulosis.
ODHA memiliki risiko sebesar enam kali lebih
besar dibandingkan orang tanpa HIV/AIDS.8 Hal
tersebut diperkuat dengan hasil penelitian dari
Jee et al., pada tahun 2009 yang menyatakan
bahwa insiden tuberkulosis paru pada perokok
lebih tinggi sebanyak 40% daripada yang tidak
tuberkulosisnya.
Meningkatnya
hal tersebut masih belum dapat dipahami sampai saat ini, meskipun telah terdapat sejumlah
hipotesis mengenai peran sitokin sebagai suatu
molekul yang penting dalam mekanisme pertahanan manusia terhadap tuberkulosis. Selain
itu, ditemukan juga aktivitas bakterisidal leukosit yang berkurang pada pasien DM, terutama
pada mereka yang memiliki kontrol gula darah yang tidak baik. Diabetes mellitus dapat
mening­katkan frekuensi maupun tingkat keparahan suatu infeksi. Hal tersebut disebabkan
oleh adanya abnormalitas dalam imunitas yang
diperantarai oleh sel dan fungsi fagosit berkaitan dengan hiperglikemia, termasuk berkurangnya vaskularisasi.30
merokok dan 55% meninggal akibat tuberku-
Untuk mendiagnosis tuberkulosis paru, dilaku-
losis. Kekambuhan dari tuberkulosis paru juga
kan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan peme-
Vol. 14, No. 1, Februari 2015
43
DAMIANUS Journal of Medicine
riksaan penunjang. Diagnosis utama pada
teri yang dorman akibat menurunnya imunitas
pasien tuberkulosis paru adalah dengan peme-
tubuh, seperti pada kasus malnutrisi, diabetes,
riksaan dahak mikroskopis tetapi pada kondisi
HIV/AIDS, keganasan, dan gagal ginjal. Ma-
tertentu, pemeriksaan foto toraks perlu dilaku-
yoritas reinfeksi mencapai 90%. Tuberkulosis
kan. Indikasi dilakukan pemeriksaan foto to-
sekunder dimulai dengan sarang dini di bagian
raks, yaitu jika ditemukan hanya 1 dari 3 spesi-
atas paru (apikal-posterior lobus superior atau
men dahak SPS hasilnya BTA positif, ketiga
inferior) lalu berinvasi ke daerah parenkim paru
spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah
dan tidak ke hilus.10,11
3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif, tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotik non-OAT,
dan pasien diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang memerlukan penanganan khusus (misalnya pneumotoraks, pleuritis
eksudativa, efusi perikarditis, atau efusi pleura), serta pasien yang mengalami hemoptisis
berat (untuk menyingkirkan bronkiektasis atau
aspergiloma).3 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) membagi jenis lesi tuberkulosis
Menurut hasil penelitian ini, pada pasien tuberkulosis dengan pengobatan lebih dari enam bulan terlihat bahwa pasien tuberkulosis tergolong
sebagai tuberkulosis sekunder. Selain itu, ditemukan banyak jenis lesi yang inaktif dengan
persentase terbanyak, yaitu fibrosis yang mencapai 61,8% (Gambar 1). Hal ini menimbulkan
pertanyaan mengapa pada pasien tuberkulosis
yang jenis lesinya sudah inaktif masih tetap dilanjutkan pengobatannya. Pernyataan yang ter-
berdasarkan pemeriksaan foto toraks menjadi
kait dengan hal tersebut salah satunya adalah
lesi aktif dan inaktif. Gambaran radiologis yang
kriteria sembuh pasien tuberkulosis paru. Kri-
dicurigai sebagai lesi tuberkulosis aktif antara
teria sembuh pasien tuberkulosis paru adalah
lain bayangan berawan/nodular di segmen api-
pertama, BTA mikroskopis negatif dua kali
kal dan posterior lobus atas paru dan segmen
(pada akhir fase intensif dan akhir pengobatan)
superior lobus bawah, kaviti (terutama lebih dari
dan telah mendapatkan pengobatan yang ade-
satu) dikelilingi oleh bayangan opak berawan
kuat; kedua, pada foto toraks ditemukan gam-
atau nodular, bayangan bercak milier, dan efusi
baran radiologi serial tetap sama/perbaikan;
pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (ja-
ketiga, bila ada fasilitas berupa kultur (biakan),
rang).10 Gambaran radiologis yang dicurigai lesi
maka kriteria ditambah biakan negatif.
tuberkulosis inaktif antara lain fibrosis, kalsifikasi, dan schwarte/penebalan pleura.10
Pasien tuberkulosis yang telah dinyatakan
sembuh sebaiknya tetap dievaluasi minimal
Hasil dari pemeriksaan tuberkulosis paru dibe-
dalam 2 tahun pertama setelah sembuh. Hal ini
dakan menjadi dua, yaitu tuberkulosis primer
dimaksudkan untuk mengetahui kekambuhan.
dan sekunder. Tuberkulosis primer terjadi aki-
Hal yang dievaluasi adalah pemeriksaan da-
bat M. tuberculosis yang menginfeksi paru
hak mikroskopis dan foto toraks. Pemeriksaan
saat pertama kalinya, sedangkan tuberkulosis
dahak mikroskopis dilakukan pada bulan ke 3,
sekunder terjadi bila timbul reaktivasi dari bak-
6, 12, dan 24, sedangkan foto toraks dilakukan
44
Vol. 14, No. 1, Februari 2015
Proporsi pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan lebih dari enam bulan berdasarkan radiografi toraks
Gambar 1. Proporsi Gambaran Radiografi Toraks pada Pasien Tuberkulosis Paru
dengan Pengobatan Lebih dari Enam Bulan
pada bulan ke 6, 12, dan 24 setelah dinyatakan
20]. Available from: http://www.cdc.gov/tb/
sembuh.10
topic/basics/.
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I. Buku ajar
ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: Ba-
KESIMPULAN
Proporsi pasien tuberkulosis paru dengan peng­
obatan lebih dari enam bulan adalah 32,14%
gian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.
yang sebagian besar memiliki gambaran radio-
3. Departemen Kesehatan Republik Indone-
grafi toraks berupa lesi inaktif berupa fibrosis
sia. Pedoman nasional penanggulangan
(61,8%). Dalam menilai keberhasilan pengo-
tuberkulosis. 2nd ed. Jakarta: Departemen
batan tuberkulosis paru tidak dapat ditentu-
Kesehatan Republik Indonesia; 2007.
kan dari gambaran radiologis saja. Diperlukan
pemeriksaan lain berupa pemeriksaan dahak
mikroskopis yang memenuhi kriteria sembuh
pasien tuberkulosis paru.
4. World Health Organization. How many TB
cases and deaths are there? [document on
the Internet]. [cited 2014 Jun 25]. Available
from:
http://www.who.int/gho/tb/epidemic/
cases_deaths/en/.
DAFTAR PUSTAKA
5. Kementerian Kesehatan Republik Indone-
1. Division of Tuberculosis Elimination. Basic
sia Direktorat Jenderal Pengendalian Pe-
TB Facts [document on the Internet]. USA:
nyakit dan Penyehatan Lingkungan. Strate-
Centers for Disease Control and Prevention;
gi nasional pengendalian TB di Indonesia
2012 [updated 2012 Mar 13; cited 2013 May
2010-2014. Jakarta: Departemen Kesehat-
Vol. 14, No. 1, Februari 2015
45
DAMIANUS Journal of Medicine
an; 2011.
6.Dinas
12.World Health Organization. BMI classifica-
Kesehatan
Kabupaten
Malang.
Penanggulangan Penyakit TB Paru di Kabupaten Malang [document on the Inter-
tion [document on the Internet]. [cited 2013
Jul 1]. Available from: http://apps.who.int/
bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html
net]. Malang: Dinas Kesehatan Kabupaten
13.Allotey P, Gyapong M. Gender in tuberculo-
Malang. 2010 [cited 2013 May 1]. Available
sis research. Int J Tuberc Lung Dis. 2008;12
from:
(7):831–6.
http://dinkes.malangkab.go.id/beri-
ta-130.html.
7.Kementerian
14.Munir SM, Nawas A, Soetoyo DK. PengaIn-
matan pasien tuberkulosis paru dengan
dan
multidrug resistant (TB-MDR) di Poliklinik
Obati, Mari Ciptakan Dunia yang Be-
Paru RSUP Persahabatan. J Respir Indo.
bas
2010;30:92–104.
donesia.
TB
Kesehatan
MENKES:
[document
Republik
Indentifikasi
on
the
Internet].
2013 [cited 2013 May 4]. Available from:
http://www.depkes.go.id/article/view/2280/
menkes-identifikasi-dan-obati-mari-ciptakan-dunia-yang-bebas-tb.html.
15.Rajagopalan S, Yoshikawa TT. Tuberculosis
and aging: A global health problem. Clin Infect Dis. 2010 Oct;33:1034–9.
8. Anonim. Situasi Epidemiologi TB Indone-
16.Anonim. Hubungan rokok dan TBC [docu-
sia [document on the Internet]. 2010 [cited
ment on the Internet]. Perkumpulan Pem-
2013 Jul 1]; Available from: http://tbindone-
berantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI).
sia.or.id/pdf/Data_tb_1_2010.pdf.
[cited 2013 Jul 3]. Available from: http://
www.ppti.info/2011/06/hubungan-rokok-
9. Hansell DM, Bankier AA, MacMahon H,
dan-tbc.html.
McLoud TC, Müller NL, Remy J. Fleischner
society: Glossary of terms for thoracic imaging. Radiology. 2008;246(3):697–722.
17.Alavi-Naini R, Sharifi-Mood B, Metanat
M. Association between tuberculosis and
smoking. Int J High Risk Behav Addict.
10.Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tu-
2012;1(2):71–4.
berkulosis pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia [document on the
18.Tachfouti N, Nejjari C, Benjelloun MC, Ber-
Internet]. Perhimpunan Dokter Paru Indo-
raho M, Elfakir S, El Rhazi K, et al. Associa-
nesia. 2006 [cited 2013 May 20]. Available
tion between smoking status, other factors
from:
and tuberculosis treatment failure in Moroc-
http://www.klikpdpi.com/konsensus/
co. Int J Tuberc Lung Dis. 2011;15 (6):838-
tb/tb.html.
11.Jeong YJ, Lee KS. Pulmonary tuberculosis:
Up-to-date imaging and management. AJR
Am J Roentgenol. 2008; 191: 834-844.
46
43.
19.Anonim. Tuberculosis (TB) and tobacco
smoking [document on the Internet]. Public
Vol. 14, No. 1, Februari 2015
Proporsi pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan lebih dari enam bulan berdasarkan radiografi toraks
Health Agency of Canada. 2010 [updated
2010 Jul 12; cited 2013 Jul 3]. Available
from: http://www.phac-aspc.gc.ca/tbpc-latb/
fa-fi/tbtobacco-tabag-eng.php.
dex. Int J Epidemiol. 2010;39(1):149–55.
26.Zachariah R, Spielmann MP, Harries AD,
Salaniponi FM. Moderate to severe malnutritition in patients tuberculosis is a risk fac-
20.Singh PN, Yel D, Kheam T, Hurd G, Job JS.
Cigarette smoking and tuberculosis in Cambodia: Findings from a national sample. Tob
Induc Dis. 2013;11:8.
tor associated with early death. Trans R Soc
Trop Med Hyg. 2002; 96(3): 291-4.
27.Alisjahbana B, van Crevel R, Sahiratmadja
E, den Heijer M, Maya A, Istriana E, et al.
21.Wijaya, Ari Agung. Merokok dan tuber-
Diabetes Mellitus is strongly associated with
kulosis. Jurnal Tuberkulosis Indonesia.
tuberculosis in Indonesia. Int J Tuberc Lung
2012;8:18–23.
Dis. 2006;10(6):696-700.
22.Bothamley GH. Smoking and tuberculosis:
a chance or causal association? Thorax.
2005;60:527-528.
28.Jee SH, Golub JE, Jo J, Park IS, Ohrr H,
Samet JM. Samet. Smoking and risk of tuberculosis incidence, mortality, and recur-
23.Sultan KM, Alobaidy MW, AL-Jubouri AM,
Naser AA, AL-Sabah HA. Assessment of
body mass index and nutritional status in
pulmonary tuberculosis patients. J Fac Med
Baghdad. 2012;54(3):204–8.
rence in South Korean men and women.
Am J Epidemiol. 2009;170(12):1478–85.
29.Dooley KE, Tang T, Golub JE, Dorman SE,
Cronin W. Impact of Diabetes Mellitus on
treatment outcomes of patients with active
24.Pakasi TA, Karyadi E, Dolmans WM., Van
Der Meer JWM, Van Der Velden K. Malnutrition and socio-demographic factors associated with pulmonary tuberculosis in Timor
and Rote Islands, Indonesia. Int J Tuberc
Lung Dis. 2009 Jun;13 (6):755–9.
tuberculosis. Am J Trop Med Hyg. 2009;80
(4):634–9.
30.Widyasari RN, Wuryanto MA, Setyawan H.
Hubungan antara jenis kepribadian, riwayat Diabetes Melitus dan riwayat paparan
merokok dengan kejadian TB paru dewasa
25.Lonnroth K, Williams BG, Cegielski P, Dye C.
di wilayah Kecamatan Semarang Utara Ta-
A Consistent log-linear relationship between
hun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
tuberculosis incidence and body mass in-
2012;1(2):446 – 453.
Vol. 14, No. 1, Februari 2015
47
Download