Studi Analisis Karakteristik Arus Awal Penyalaan Lampu CFL, LED, dan TL Muhammad Marudheni dan Amien Rahardjo Fakultas Teknik, Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia Abstrak Inrush Current adalah suatu kondisi transien arus sewaktu dilakukan starting dengan dihubungkan pada beban atau peralatan listrik. Dalam ilmu ketenagalistrikan, inrush current ini selalu diperhitungkan untuk beban – beban besar ataupun peralatan listrik yang mengkonsumsi daya listrik yang besar. Namun jarang sekali meneliti bagaimana inrush current terjadi pada beban dengan konsumsi daya yang kecil, seperti pada lampu. Pengujian terhadap karakteristik inrush current pada lampu CFL, lampu LED, dan Lampu TL pada saat starting yang dilakukan untuk melihat lonjakan arus sesaat. Karakteristik yang dimaksud adalah magnitude atau besar maksimum inrush current dan waktu yang didaptakan respons arus ini. Daya lampu yang diuji pada lampu CFL yaitu 11 Watt, 14 Watt, 18 Watt, lampu LED yaitu 6 Watt, 9 Watt, 9,5 Watt, dan Lampu TL yaitu 8 Watt, 10 Watt, 15 Watt. Dari hasil Pengujian didapatkan karakteristik inrush current pada lampu CFL, lampu LED, dan Lampu TL, dimana besar inrush current akan lebih besar jika masing – masing pada lampu memiliki daya yang lebih besar. Sedangkan untuk karakteristik waktu yaitu Time Rise (Tr) akan semakin bertambah dengan variasi beban daya pada tiga jenis lampu dan diberi tegangan yang semakin meningkat. Sedangkan nilai Time Rise Second (Tr’) dan nilai Time Settling (Ts) akan menurun jika diberi variasi beban daya dan diberi sumber tegangan yang semakin meningkat. Pendahuluan Gejala peralihan atau transien adalah periode peralihan selama arus cabang dan tegangan elemen berubah dari nilai semula menjadi nilai baru akibat dari perubahan sumber tegangan atau perubahan elemen-elemen rangkaian. Setelah transien berlalu, keadaan rangkaian disebut tunak (steady state). Pada saat terjadi transien, komponen-komponen dalam sistem tenaga listrik mengalami tekanan yang sangat besar berupa arus dan tegangan. Tegangan yang ditimbulkan berupa tegangan lebih transien dan magnitudenya dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen sistem. Penyebabnya terdapat pada lingkungan atau faktor eksternal seperti petir, dan dapat diakibatkan dari perlakuan sistem itu sendiri atau faktor internal seperti pada pensklaran [1]. Transien banyak digunakan dalam istilah tenaga listrik sebagai sesuatu kejadian yang sebenarnya tidak diinginkan dan sifatnya sangat cepat, namun merupakan suatu kejadian yang alami sehingga tidak dapat dicegah. Kondisi transien ini dapat terjadi pada tegangan dan arus dan untuk transien arus lebih banyak dikenal sebagai arus inrush. Pada rangkaian listrik, transien adalah karakteristik dari respon tegangan dan arus dari sistem yang terdiri dari komponen resistif (R), induktif (L), dan kapasitif (C). Ada 3 respon yang dikenal yaitu kondisi kurang teredam (underdamped), teredam kritis (critically damped) dan sangat teredam (overdamped). pada saat ini yang dibicarakan adalah arus maka yang dimaksud respon arus, sehingga rangkaiannya adalah rangkaian RLC seri [2]. 1 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Gambar 2.1 Rangakain Seri RLC Secara matematis rangkaian listrik sederhana yang terdiri dari komponen aktif R, komponen pasif L dan C dirangkain secara seri seperti pada gambar 2.1. dari gambar diatas dengan mengunakan analisis mess dapat ditentukan persamaan tegangannya, yaitu[2]: + / = …………………………………………………………………….(2.1) + Dan dengan mengunakan persamaaan diferensial orde 2 dan pemisalan i = Aest, maka: ( atau , =− ± − dengan ; + , = + + = − ; +( ) + + = / )= / = ± = − ………………………………………............................................................................(2.2) Untuk α > ω0, merupakan kondisi overdamped i(t) = A1es1t + A2es2t………………………………………………………………...(2.3) Untuk α = ω0, merupakan kondisi critically damped i(t) = e-st(A1 t+ A2) …………………………………………………………………(2.4) Untuk α < ω0, merupakan kondisi underdamped i(t) = e- αt(B1cos ωdt + B2 sinωdt)…………………………………………………...(2.5) = − Konstanta A1, A2, B1, dan B2 didapat dengan mengunakan kondisi awal (intial condition) Pada dasarnya, ada dua jenis transien yang dikenal dalam ilmu ketenagalistrik yaitu: 1. Oscillatory transient, memiliki respon transien sama seperti underdamped 2. Impulsive transient, yang merupakan perwakilan dari kondisi overdamped dan critically damped. 2 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Transien Impulsif (Impulsive Transient) Transien impulsif adalah suatu respon kondisi lonjakan sesaat karakteristik arus atau tegangan tanpa mengubah mengubah frekuensi dari kondisi tunak dengan bentuk gelombang yang memiliki polaritas searah. Bentuk gelombangnya sesuai dengan persamaan eksponensial murni. Salah satu penyebab transien impulsif adalah sambaran petir. Gambar 2.2 Transien Impulsif Transien impulsif sering kali ditinjau dari beberapa karakteristik penting yang menunjukkan kondisi respon impulsif tersebut, seperti besar respon maksimum (Imaks atau Vmaks), waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan tunak. Karakteristik tersebut biasanya dinyatakan oleh notasi, contohnya 1,2 x 50µs 2000 V. ini artinya transien impulsif nilainya naik dari nol menuju nilai puncak 2000 V dalam 1,2 mikrodetik dan turun sampai setengahnya dalam 50 mikrodetik. Karena peralihan ini berada dalam frekuensi yang tinggi maka bentuk dari gelombang peralihan dapat berubah secara cepat oleh komponen rangkaian dan akan mempunyai bentuk gelombang yang berbeda bila dilihat pada komponen lain dari sistem daya [2]. Transien Osilasi (Oscillatory Transient) Transien osilasi adalah suatu respon lonjakan sesaat dari karakteristik arus atau tegangan tanpa mengubah frekuensi dari kondisi steady state dengan bentuk gelombang yang memiliki polaritas bolak – balik (positif atau negatif). Transien osilasi ini dapat terjadi karena adanya gangguan (fault) atau karena operasi pensaklaran (switching). Gambar 2.3 Transien Osilasi 3 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Bentuk gelombang transien osilasi sesuai dengan persamaan eksponensial dengan fungsi sinusoidal. Sama halnya dengan transien impulsif, transien osilasi juga ditinjau dari respon maksimum (Imaks atau Vmaks), waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi maksimum dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan tunak. Dalam bidang ilmu ketenagalistrikan, transien osilasi dibagi 3, yaitu: 1. Transien osilasi tinggi, dengan frekuensi lebih besar dari 500kHz dan durasi waktunya terukur dalam mikrodetik. Untuk beberapa siklus. Transien ini biasanya terjadi karena respon dari sistem terhadap transien impulsif. 2. Transien osilasi frekuensi menengah, dengan frekuensi komponen diantaranya 5 – 500kHz dan durasi waktunya terukur dalam puluhan mikrodetik. Transien ini terjadi karena penskalaran kapasitor ataupun pensklaran beban. Transien ini juga dapat terjadi karena respon dari sistem terhadap transien impulsif. 3. Transien osilasi frekuensi rendah, dengan frekuensi dibawah 5 kHz dan durasi waktunya 0,3 – 0,5 ms. Transien ini biasanya terjadi pada sistem substransmisi dan distribusi, dan dapat disebabkan oleh beberapa kejadian. Paling sering adalah karena pelepasan energi dari kapasitor bank yang menghasilkan transien dengan frekuensi 300 – 900Hz. Transien frekuensi rendah biasanya mempunyai frekuensi pokok kurang dari 300Hz dan terjadi dalam sistem distribusi. Hal ini terkait dengan ferrosenansi dan pelepasan energi transformator. Transien dikarenakan kapasitor terhubung seri juga masuk kategori ini [2]. Inrush Current Pada Operasi Pemutus Hubungan Lampu Berdasarkan suatu teori yang didapat tentang karakteristik inrush current suatu rangkaian listrik sederhana dapat dibuat beberapa persamaan matematis penting dalam menghitung karakteristik inrush current yang terjadi, seperti: 1. Perbandingan puncak inrush current dengan pundak kondisi tunak 2. Selang waktu puncak inrush current Inrush current adalah bentuk gelombang yang diukur dalam selang waktu yang cepat setelah sakelar menghubungkan beban dengan sumber tegangan. Inrush current yang terjadi pada operasi pemutus hubungan ini tergantung pada tegangan sumber input yang diberikan (Vin max), impedansi eksternal yaitu impedansi sumber tegangan atau saklar yang terdiri dari tahanan Rext dan Lext, dan impedansi internal yaitu impedansi dari beban itu sendiri, yaitu Rin an Lin. Namun besar puncaknya inrush current dapat diperkirakan [8]: Dimana ≤ ……………………………(2.7) I inrush max = besar magnitude puncak inrush current Vin max = besar magnitud puncak tegangan input (sumber) Rin = tahanan beban 4 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Rext = Tahanan luar (diluar beban) seperti sakelar, kabel, rumah lampu dan power supply. Gambar 2.8. Rangkaian listrik Sederhana Gambar 2.9. Karakteristik Inrush Current operasi operasi Penyalaan rangkaian listrik sederhana Untuk karakteristik waktu dan energi yang dikonsumsi saat terjadi terjadi inrush current dapat dinyatakan dengan persamaan dibawah ini [8]. = ................................................................(2.8) tinr r : waktu yang dibutuhkan dari 0.1 besar puncak arus inrush current sampai mencapai kondisi puncak magnitude inrush current. Rangkaian Pengujian Pada pengujian arus inrush ini terdiri dari dua bagian, yaitu pengujian dengan menggunakan osiloskop dan pengujian parameter tiap lampu untuk digunakan pada perhitungan matematis arus inrush yang berdasarkan teori. Hasil dari pengujian dengan osiloskop dan perhitungan matematis nantinya akan dibandingkan. Dibawah ini adalah software yang menghubungkan osiloskop untuk mendapatkan hasil gelombang Gambar 3.1. Software yang digunakan pada osiloskop 5 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Untuk pengujian dengan menggunakan osiloskop, pengujian dilakukan untuk melihat karakteristik dan arus inrush pada operasi penskalaran lampu TL, lampu CFL, dan lampu LED. Selain itu juga dilakukan pengujian karakteristik arus steady state dari lampu TL, lampu CFL, dan lampu LED itu sendiri, sehingga didapat perbandingan antara keduanya. Adapun rangkaian pengujian dengan osiloskop ini dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.2. Gambar rangakaian pengujian. Pengujian Karakteristik Arus Inrush Pengujian karakteristik arus inrush ini dilakukan untuk melihat besarnya arus inrush ketika dilakukan operasi penutupan saklar. Dalam pengaturan osiloskop kita menggunkan 2 Volt/div dalam 10 ms/div dengan arus 30 mA dibwah ini adalah tabel pengukurannya. Tabel 4.1. Pengaturan tegangan dan waktu yang digunakan pada osiloskop. Pengaturan Tegangan 2 Volt/div 2 Volt/div 2 Volt/div Pengaturan Waktu 1 ms/ div 10 ms/ div 100 ms /div Arus 0,3 mA 30 mA 3 mA Untuk pengujian akan dilakukan variasi beban berdasarkan besarnya dayanya pada masing – masing jenis lampu yaitu lampu CFL, lampu LED, dan lampu TL. Selain melihat karakteristik nilai arus inrush, pada pengujian ini juga akan dilihat karakteristik waktunya. Karakteristik waktu pada arus inrush dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Time Rise (Tr), yaitu selang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai nilai puncak. 2. Time Rise Second (Tr’), yaitu selang waktu yang dibutuhkan setelah nilai puncak kedua dari nilai puncak pertama. 3. Settling Time (Ts), yaitu selang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi tunak. 6 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Lampu CFL Dibawah ini adalah bentuk gelombang saat kondisi inrush yang terlihat pada layar osiloskop, saat dilakukan penutupan saklar dengan beban yang digunakan adalah lampu CFL 11 Watt, 14 Watt, dan 18 Watt. 1. 11 Watt Gambar 4.1. Bentuk gelombang kondisi inrush pada lampu CFL 11 Watt. Plampu = V. I cos θ 11 watt = 220 volt . I. 0,989 I = 11watt / (220 volt. 0,989) = 50 mA Iinrush = Vpuncak osiloskop * ( 30 mA / 2 V) = 10,16 V * (30 mA / 2 V) = 152,4 mA Isteady-state = Vsteady-state * ( 30 mA / 2 V) = 3,3 V * (30 mA / 2 V) = 49,5 mA Tr = 0,5 ms, Tr’= 4 ms, dan Ts =14 ms. 2. 14 Watt Gambar 4.2. Bentuk gelombang kondisi inrush pada lampu CFL 14 Watt. Plampu = V. I cos θ 14 watt = 220 volt . I. 0,991 I = 14watt / (220 volt. 0,991) = 64 mA Iinrush = Vpuncak osiloskop * ( 30 mA / 2 V) = 23,6 V * (30 mA / 2 V) = 354 mA Isteady-state = Vsteady-state * ( 30 mA / 2 V) = 4,2 V * (30 mA / 2 V) = 63 mA Tr = 0,8 ms, Tr’= 2,5 ms, dan Ts =14,5 ms. 7 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. 3. 18 Watt Gambar 4.3. Bentuk gelombang kondisi inrush pada lampu CFL 18 Watt. Plampu = V. I cos θ 18 watt = 220 volt . I. 0,994 I = 18watt / (220 volt. 0,994) = 82 mA Iinrush = Vpuncak osiloskop * ( 30 mA / 2 V) = 23,6 V * (30 mA / 2 V) = 354 mA Isteady-state = Vsteady-state * ( 30 mA / 2 V) = 5.4 V * (30 mA / 2 V) = 81 mA Tr = 1 ms, Tr’= 4 ms, dan Ts =16 ms. Tabel 4.2. Data hasil pengujian karakteristik arus inrush pada variasi beban daya pada lampu CFL. Daya Lampu CFL Arus Inrush Arus Steady – state Time Rise (Tr) Time Rise Second (Tr’) Time Settling (Ts) 11 Watt 152,4 mA 49,5 mA 0,5 ms 4 ms 14 ms 14 Watt 354 mA 63 mA 0,8 ms 2,5 ms 14,5 ms 18 Watt 354 mA 81 mA 1 ms 4 ms 16 ms 8 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Lampu LED Dibawah ini adalah bentuk gelombang saat kondisi inrush yang terlihat pada layar osiloskop, saat dilakukan penutupan saklar dengan beban yang digunakan adalah lampu LED 6 Watt, 9 Watt, dan 9,5 Watt. 1. 6 Watt Gambar 4.4. Bentuk gelombang kondisi inrush pada lampu LED 6 Watt. Plampu = V. I cos θ 6 watt = 220 volt . I. 0,997 I = 6 watt / (220 volt. 0,997) = 27 mA Iinrush = Vpuncak osiloskop * ( 30 mA / 2 V) = 10,16 V * (30 mA / 2 V) = 152,4 mA Isteady-state = Vsteady-state * ( 30 mA / 2 V) = 1,8 V * (30 mA / 2 V) = 27 mA Tr = 0,3 ms, Tr’= 4,1 ms, Ts = 16 ms. 2. 9 Watt Gambar 4.5. Bentuk gelombang kondisi inrush pada lampu LED 9 Watt. Plampu = V. I cos θ 9 watt = 220 volt . I. 0,998 I = 9 watt / (220 volt. 0,998) = 40 mA Iinrush = Vpuncak osiloskop * ( 30 mA / 2 V) = 10,16 V * (30 mA / 2 V) = 152,4 mA Isteady-state = Vsteady-state * ( 30 mA / 2 V) = 2,6 V * (30 mA / 2 V) = 39 mA Tr = 0,3 ms, Tr’= 4 ms, dan Ts = 18 ms. 9 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. 3. 9,5 Watt Gambar 4.6. Bentuk gelombang kondisi inrush pada lampu LED 9,5 Watt. Plampu = V. I cos θ 9,5 watt = 220 volt . I. 0,998 I = 9,5 watt / (220 volt. 0,998) = 40 mA Iinrush = Vpuncak osiloskop * ( 30 mA / 2 V) = 10,16 V * (30 mA / 2 V) = 152,4 mA Isteady-state = Vsteady-state * ( 30 mA / 2 V) = 2,6 V * (30 mA / 2 V) = 39 mA Tr = 0,35 ms, Tr’= 3 ms, dan Ts = 16 ms. Tabel 4.3. Data hasil pengujian karakteristik arus inrush pada variasi beban daya pada lampu LED. Daya Lampu LED Arus Inrush Arus Steady – state Time Rise (Tr) Time Rise Second (Tr’) Time Settling (Ts) 6 Watt 152,4 mA 27 mA 0,3 ms 4,1 ms 16 ms 9 Watt 152,4 mA 39 mA 0,3 ms 4 ms 18 ms 9,5 Watt 152,4 mA 39 mA 0,35 ms 3ms 10 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. 16 ms Lampu TL Dibawah ini adalah bentuk gelombang saat kondisi inrush yang terlihat pada layar osiloskop, saat dilakukan penutupan saklar dengan beban yang digunakan adalah lampu TL 8 Watt, 10 Watt, dan 15 Watt. 1. 8 Watt Gambar 4.7. Bentuk gelombang kondisi inrush pada lampu TL 8 Watt. Plampu = V. I cos θ 8 watt = 220 volt . I. 0,983 I = 8 watt / (220 volt. 0,983) = 37 mA Iinrush = Vpuncak osiloskop * ( 30 mA / 2 V) = 23,6 V * (30 mA / 2 V) = 354 mA Isteady-state = Vsteady-state * ( 30 mA / 2 V) = 2,4 V * (30 mA / 2 V) = 36 mA Tr = 0,4 ms, Tr’= 4 ms, dan Ts = 16 ms. 2. 10 Watt Gambar 4.8. Bentuk gelombang kondisi inrush pada lampu TL 10 Watt. Plampu = V. I cos θ 10 watt = 220 volt . I. 0,987 I = 10 watt / (220 volt. 0,987) = 46 mA Iinrush = Vpuncak osiloskop * ( 30 mA / 2 V) = 23,6 V * (30 mA / 2 V) = 354 mA Isteady-state = Vsteady-state * ( 30 mA / 2 V) = 3 V * (30 mA / 2 V) = 45 mA Tr = 0,45 ms, Tr’= 4 ms, dan Ts =16 ms. 11 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. 3. 15 Watt Gambar 4.9. Bentuk gelombang kondisi inrush pada lampu TL 15 Watt. Plampu = V. I cos θ 15 watt = 220 volt . I. 0,987 I = 15 watt / (220 volt. 0,987) = 69 mA Iinrush = Vpuncak osiloskop * ( 30 mA / 2 V) = 10,16 V * (30 mA / 2 V) = 152,4 mA Isteady-state = Vsteady-state * ( 30 mA / 2 V) = 4,5 V * (30 mA / 2 V) = 67,5 mA Tr = 0,45 ms, Tr’= 2,5 ms, dan Ts = 14 ms. Tabel 4.4. Data hasil pengujian karakteristik arus inrush pada variasi beban daya pada lampu TL. Daya Lampu TL Arus Inrush Arus Steady – Time Rise state (Tr) Time Rise Second (Tr’) Time Settling (Ts) 8 Watt 354 mA 36 mA 0,4 ms 4 ms 16 ms 10 Watt 354 mA 45 mA 0,45 ms 4 ms 16 ms 15 Watt 152,4 mA 67,5 mA 0,45 ms 2,5 ms 14 ms PENGUJIAN KARAKTERISTIK ARUS INRUSH DENGAN VARIASI SUMBER TEGANGAN Pengujian karakteristik arus inrush dengan variasi sumber tegangan bertujuan untuk melihat karakteristik arus inrush pada tiga jenis lampu yang berbeda. Dimana variasi yang diberikan tegangan dari 180 Volt, 185 Volt, 190Volt, 195 Volt, 200 Volt, 205 Volt, 210 Volt, 215 Volt, 220 Volt, 225 Volt, 230 Volt, 235 Volt, 240 Volt, 245 Volt, dan 250 Volt karena pada pengujian sebelumnya diberikan tegangan sebesar 220 Volt. Dengan begitu dapat dilihat karakteristik arus inrush. Lampu CFL 18 Watt Tabel 4.5. Data hasil pengujian karakteristik arus inrush pada variasi sumber tegangan pada lampu CFL. 12 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Tegangan Arus Inrush 180 V 152,4 mA 185 V 152,4 mA 190 V 152,4 mA 195 V 354 mA 200 V 354 mA 205 V 354 mA 210 V 354 mA 215 V 354 mA 220 V 354 mA 225 V 354 mA 230 V 354 mA 235 V 354 mA 240 V 152,4 mA 245 V 152,4 mA 250 V 152,4 mA Arus Steadystate 72 mA 72,7 mA 75 mA 75 mA 78 mA 78 mA 79,5 mA 79,5 mA 81 mA 84 mA 84 mA 87 mA 88,5 mA 90 mA 90 mA Time Rise (Tr) 0,8 ms 0,8 ms 0,8 ms 0,9 ms 0,9 ms 0,9 ms 1 ms 1 ms 1 ms 1 ms 1 ms 1 ms 1 ms 1 ms 1 ms 1. Time Rise Second Time Settling (Tr') (Ts) 3 ms 8 ms 3ms 8 ms 3,5 ms 8 ms 4 ms 10 ms 4 ms 10 ms 4 ms 9 ms 4 ms 9 ms 4 ms 9 ms 4 ms 10 ms 4 ms 8 ms 4 ms 8 ms 4 ms 7 ms 2 ms 6 ms 2 ms 5 ms 2 ms 5 ms Lampu CFL 18 Watt Tabel 4.6. Data hasil pengujian karakteristik arus inrush pada variasi sumber tegangan pada lampu LED. Tegangan 180 V 185 V 190 V 195 V 200 V 205 V 210 V 215 V 220 V 225 V 230 V 235 V 240 V 245 V 250 V Arus Inrush 152,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 74,4 mA 74,4 mA 74,4 mA 74,4 mA 74,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 74,4 mA 74,4 mA 74,4 mA 74,4 mA Arus Steadystate 18 mA 21 mA 24 mA 27 mA 27 mA 30 mA 33 mA 36 mA 39 mA 40,5 mA 43 mA 45 mA 48 mA 51 mA 52,5 mA Time Rise (Tr) 0,2 ms 0,2 ms 0,2 ms 0,2 ms 0,2 ms 0,2 ms 0,2 ms 0,3 ms 0,3 ms 0,4 ms 0,4 ms 0,5 ms 0,5 ms 0,5 ms 0,5 ms Time Rise Second (Tr') 2 ms 2 ms 2 ms 2 ms 2 ms 2 ms 2 ms 2 ms 4 ms 4 ms 4 ms 1 ms 1 ms 1 ms 1 ms 13 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Time Settling (Ts) 30 ms 28 ms 25 ms 23 ms 22 ms 22 ms 20 ms 20 ms 18 ms 16 ms 16 ms 10 ms 9 ms 8 ms 8 ms Lampu TL 15 Watt Tabel 4.7. Data hasil pengujian karakteristik arus inrush pada variasi sumber tegangan pada lampu TL. Tegangan 180 V 185 V 190 V 195 V 200 V 205 V 210 V 215 V 220 V 225 V 230 V 235 V 240 V 245 V 250 V Arus Inrush 152,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 152,4 mA 354 mA 354 mA 354 mA 152,4 mA 152,4 mA Arus Steadystate 46,5 mA 49,5 mA 52,5 mA 54 mA 57 mA 60 mA 63 mA 66 mA 67,5 mA 69 mA 72 mA 75 mA 76,5 mA 76,5 mA 78 mA Time Rise (Tr) 0,3 ms 0,3 ms 0,3 ms 0,3 ms 0,4 ms 0,4 ms 0,4 ms 0,4 ms 0,45 ms 0,5 ms 0,5 ms 0,5 ms 0,5 ms 0,5 ms 0,5 ms Time Rise Second (Tr') 4 ms 4 ms 4 ms 2 ms 2 ms 2 ms 2,5 ms 2,5 ms 2,5 ms 2,5 ms 2 ms 2 ms 2 ms 2 ms 2 ms Time Settling (Ts) 8 ms 8 ms 8 ms 9 ms 10 ms 10 ms 12 ms 13 ms 14 ms 14 ms 8ms 8ms 8ms 8ms 8ms ANALISA DATA HASIL PENGUJIAN Analisa Hasil Pengujian Pada Variasi Beban Gambar 4.55. Diagram puncak arus inrush dan puncak arus steady state terhadap variasi beban daya lampu CFL. 14 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Gambar 4.56. Diagram puncak arus inrush dan puncak arus steady state terhadap variasi beban daya lampu LED. Gambar 4.57. Diagram puncak arus inrush dan puncak arus steady state terhadap variasi beban daya lampu TL. Gambar 4.58. Diagram karaktersitik waktu inrush terhadap variasi beban daya lampu CFL. 15 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Milisekon Diagram Karakteristik Waktu Arus Inrush Terhadap Variasi Beban Daya Lampu LED 20 15 10 5 0 6 Watt 0.3 9 Watt 0.3 9.5 Watt 0.35 Time Rise Second (Tr') 4.1 4 3 Time Settling (Ts) 16 18 16 Time Rise (Tr) Gambar 4.59. Diagram karaktersitik waktu inrush terhadap variasi beban daya lampu LED. Diagram Karakteristik Waktu Arus Inrush Terhadap Variasi Beban Daya Lampu TL 20 Milisekon 15 10 5 0 8 Watt 0.4 Time Rise (Tr) 10 Watt 0.45 14 Watt 0.45 Time Rise Second (Tr') 4 4 2.5 Time Settling (Ts) 16 16 14 Gambar 4.60. Diagram karaktersitik waktu inrush terhadap variasi beban daya lampu TL. Analisa Hasil Pengujian Pada Variasi Sumber Tegangan Miliampere Diagram Arus Inrush dan Arus Steady-state Terhadap Variasi Tegangan Pada Lampu CFL 18 Watt Arus Inrush 400 350 300 250 200 150 100 50 0 180 185 190 195 200 205 210 215 220 225 230 235 240 245 250 Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt 152 152 152 354 354 354 354 354 354 354 354 354 152 152 152 Arus Steady-State 72 73 75 75 78 78 80 80 81 84 84 87 89 90 90 Gambar 4.61. Diagram puncak arus inrush dan puncak arus steady state terhadap variasi sumber tegangan pada lampu CFL 18 Watt. 16 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Gambar 4.62. Diagram puncak arus inrush dan puncak arus steady state terhadap variasi sumber tegangan pada lampu LED 9 Watt. Miliampere Diagram Arus Inrush dan Arus Steady - state Terhadap Variasi Tegangan Pada Lampu TL 15 Watt 400 Arus Inrush 350 300 250 200 150 100 50 0 180 185 190 195 200 205 210 215 220 225 230 235 240 245 250 Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt 152 152 152 152 152 152 152 152 152 354 354 354 152 152 152 Arus Steady-state 47 50 53 54 57 60 63 66 68 69 72 75 77 77 78 Gambar 4.63. Diagram puncak arus inrush dan puncak arus steady state terhadap variasi sumber tegangan pada lampu TL 15 Watt. Gambar 4.64. Diagram karaktersitik waktu inrush terhadap variasi sumber tegangan lampu CFL 18 Watt. 17 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. Diagram Karakteristik Waktu Arus Inrush Terhadap Variasi Tegangan Pada Lampu LED 9 Watt Milisekon 30 25 20 15 10 5 0 Time Rise (Tr) 180 185 190 195 200 205 210 215 220 225 230 235 240 245 250 Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5 0.5 Time Rise Second (Tr') 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 1 1 1 1 Time Settling (Ts) 30 28 25 23 22 22 20 20 18 16 16 10 9 8 8 Gambar 4.65. Diagram karaktersitik waktu inrush terhadap variasi sumber tegangan lampu LED 9 Watt. Diagram Karakteristik Waktu Arus Inrush Terhadap Variasi Tegangan Pada Lampu 15 Watt 14 MIlisekon 12 10 8 6 4 2 0 Time Rise (Tr) 180 185 190 195 200 205 210 215 220 225 230 235 240 245 250 Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt Volt 0.3 0.3 0.3 0.3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.45 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 Time Rise Second (Tr') 4 4 4 2 2 2 2.5 2.5 2.5 2.5 2 2 2 2 2 Time Settling (Ts) 8 8 8 9 10 10 12 8 8 8 8 8 13 14 14 Gambar 4.66. Diagram karaktersitik waktu inrush terhadap variasi sumber tegangan lampu TL 15 Watt. KESIMPULAN Dari pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Jika semakin besar daya pada lampu CFL, lampu LED, dan Lampu TL maka semakin besar nilai kapasitansi yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu. Akibatnya semakin tinggi nilai arus inrush yang terjadi. 2. Dengan variasi beban daya lampu yang semakin besar pada lampu CFL, lampu LED, dan Lampu TL waktu yang dibutuhkan untuk mencapai nilai arus inrush saat kondisi start lebih lama. 18 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013. 3. Pemberian variasi tegangan dari 180 V – 250 V dapat menyebabkan arus inrush yang tidak stabil atau nilai arus inrush yang lebih besar. Ini akibat adanya resonansi pada hambatan dalam lampu CFL, lampu LED, dan Lampu TL. 4. Pemberian variasi tegangan dari 180 V – 250 V akan memperlama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai nilai arus inrush saat kondisi start. 5. Waktu yang sekian milidetik dengan lonjakan arus besar pada lampu CFL, lampu LED, dan lampu LED belum bisa membuktikan ketiga jenis lampu rusak. 6. Perbandingan rata – rata arus inrush dan arus steady – state pada lampu CFL adalah 4,35, lampu LED adalah 4,48, dan lampu TL adalah 6,64. DAFTAR ACUAN [1] Marhunadi A.R, 1990,Teori Rangkaian ( Dasar ± Dasar ), Penerbit Erlangga, Jakarta. [2] Van der Louis, Lou., "Transient in Power System", John Wiley & Sons Ltd, USA, 2001 [3] http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pijar [4] http://www.ustr.net/electronics/fluorescent.shtml [5] http://en.wikipedia.org/wiki/Compact_fluorescent_lamp [6] http://en.wikipedia.org/wiki/Light-emitting_diode [7] Preve, Chrislope., "protection of Electrical Network", ISTE Ltd, USA, 2006 [8] Laporan skripsi Pengaruh operasi pemutus hubungan lampu pijar terhadap karakteristik inrush current 19 Studi analisis..., Muhammad Marudheni, FT UI, 2013.