24 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 16 Januari 2011 DIGIT@L GOMBANG NAN CENGKA Kontributor Bisnis Indonesia BISNIS/RAHMATULLAH Masa depan BLOOMBERG P tanpa Wintel? ameran Consumer Electronics Expo(CES) yang berlangsung awal bulan ini membawa banyak kejutan. Salah satu yang menarik adalah rencana raksasa peranti lunak Microsoft untuk membuat versi sistem operasi komputernya, Windows, untuk arsitektur ARM. Pada pameran CES tersebut, Steve Sinofsky, presiden divisi Windows Microsoft memamerkan prototipe komputer Windows yang berjalan pada chip ARM. Arsitektur ARM jamak ditemukan pada ponsel, PDA, pemutar musik saku, dan peranti bergerak lainnya. Dalam kesempatan itu Sinofsky juga memperlihatkan bahwa tidak hanya Windows yang sudah“dipindahkan” ke prosesor ARM, tetapi juga aplikasi Microsoft lainnya seperti Word, PowerPoint, Internet Explorer dan Windows Media Player. Versi terdahulu Windows, seperti Windows NT pernah tersedia untuk arsitektur prosesor lain seperti PowerPC dan Alpha. Namun kejayaan Windows pada komputer pribadi lebih banyak ditunjang oleh prosesor Intel atau yang kompatibel dengan Intel. Meskipun sama-sama bermerek Windows, sistem operasi seperti Windows CE, Windows Mobile dan Windows Phone sebenarnya cukup berbeda dengan Windows untuk komputer pribadi. Pada acara yang sama NVIDIA, perusahaan yang lebih dikenal sebagai pembuat chip adapter grafis, juga mengumumkan rencananya untuk terjun ke dalam pasar prosesor ARM. Namun tidak seperti pembuat prosesor arsitektur ARM lainnya yang lebih membidik ponsel pintar, tablet ataupun peranti genggam lainnya, NVIDIA bermaksud membuat prosesor yang sesuai untuk komputer pribadi. Dengan nama Project Denver, NVIDIA berencana untuk membuat prosesor ARM berkecepatan tinggi yang terintegrasi dengan satuan prosesor grafis (GPU). NVIDIA tidak hanya ingin membidik komputer pribadi saja, tetapi juga kelas workstation dan server. Pengumuman rencana NVIDIA dan Microsoft ini membuka kemungkinan munculnya komputer pribadi yang ditenagai oleh prosesor non-Intel, yang sudah punah sejak Apple beralih dari prosesor PowerPC ke Intel. Di sisi lain, hal ini juga membuka spekulasi pecah kongsinya Windows dan Intel (Wintel). Kolaborasi Wintel Pada saat ini yang digolongkan sebagai komputer pribadi biasanya menggunakan prosesor Intel atau yang kompatibel, seperti AMD. Arsitektur ini biasa disebut dengan nama x86. Penerusnya yang64 bit biasa disebut dengan nama x86-64 (AMD64 atau Intel64). Hampir semua komputer meja dan komputer jinjing modern menggunakan arsitektur ini, dan sebagian besar menjalankan sistem operasi Windows. Pengecualian terbesar adalah Apple Macintosh, yang memiliki sistem operasi sendiri. Kesuksesan arsitektur Intel tidak bisa dilepaskan dari dukungan IBM pada masa-masa awal kelahiran komputer pribadi. Komputer pribadi IBM dan tiruannya menjalankan sistem operasi DOS dari Microsoft. IBM yang pada tahun1980-an mendominasi pasar komputer pribadi memilih Intel8088 sebagai otak dari IBM PC. Tiruan komputer pribadi IBM ini yang juga menggunakan prosesor Intel(juga AMD dan Cyrix) kemudian membanjiri pasar, bahkan mengalahkan komputer IBM sendiri. Baik IBM dan komputer tiruannya ini menjalankan sistem operasi dari Microsoft: pertama DOS dan kemudian Windows. Dominannya IBM PC dan tiruannya memastikan baik prosesor Intel dan Microsoft menjadi platform terkemuka. Gabungan keduanya sering disebut sebagai Wintel. Dari tablet Meskipun sebenarnya ponsel pintar dan PDA dapat dianggap sebagai komputer pribadi, ancaman awal terhadap Wintel ternyata datang dari komputer tablet. Model-model komputer tablet yang menjalankan Windows diotaki oleh prosesor mobiledari Intel. Namun komputer tablet populer akhir-akhir ini seperti iPad dan Galaxy Tab memanfaatkan prosesor berarsitektur ARM sebagai otaknya. Apple iPad menggunakan prosesor A4, yang merupakan prosesor ARM rancangan Apple Hal ini juga membuka spekulasi pecah kongsinya Windows dan Intel alias Wintel. sendiri, sedangkan Samsung memilih ARM Cortex A8. Kepopuleran tablet, khususnya iPad, sempat disebut-sebut mempengaruhi pasar komputer jinjing dan netbook. Sebelumnya prototipe netbook dengan otak prosesor ARM dan sistem operasi Linux dan Android sempat diperkenalkan dengan nama smartbook. Namun bentuk tabletlah yang rupanya muncul secara komersial terlebih dahulu. Platform Wintel tampaknya tidak siap menghadapi tablet ini, baik dari segi peranti keras maupun lunak. Meskipun prosesor Intel lebih cepat daripada prosesor ARM, dari segi daya tahan baterai peranti berbasis masih kalah. Sebagai contoh, Apple iPad memiliki spesifikasi daya tahan 10 jam, sedangkan HP Slate 500 yang memiliki prosesor Intel Atom dan menjalankan Windows 7 dapat bertahan selama 5 jam saja. Di sisi lain Windows 7 sendiri lebih dirancang untuk komputer tradisional, dan bukan tablet. Ini yang mungkin menyebabkan Intel bekerja sama dengan Nokia berinisiatif membuat sistem operasi berbasis Linux, MeeGo, yang dirancang dari awal sebagai sistem operasi dengan antarmuka yang sesuai tidak hanya untuk netbook, tetapi juga tablet dan ponsel. Masih terlalu dini untuk menyebutkan bahwa Windows dan Intel akan terpisah nantinya. Aplikasi Windows berbasis prosesor Intel berjumlah ratusan ribu, dan pindah ke prosesor lain akan berakibat aplikasi Windows lama tersebut tidak akan dapat berjalan lagi di platform baru. Padahal sejak masa DOS, Microsoft sengaja menjaga agar sistem operasi barunya selalu dapat menjalankan aplikasi lama. Namun bila komputer berbasis ARM (komputer tablet, jinjing ataupun meja) mendapatkan pangsa pasar berarti, dan rencana Microsoft untuk ‘memindahkan’ Windows ke platform baru tersebut terwujud, kita bisa mengucapkan selamat tinggal kepada ‘Wintel’. ([email protected])