Nomor 10 | Tahun I | April 2010 Membangun Bisnis dalam Koridor Etika TOPIK UTAMA Hukum besi bisnis menyebutkan, usaha harus menciptakan keuntungan. BISNIS harus dikelola dengan benar agar optimum keuntungannyA, sehingga memberikan manfaat bagi pemegang saham, karyawan dan konsumen. “Namun demikian pengelolaan usaha tersebut harus dilakukan dengan tetap mengedepankan pada tata kelola usaha (governance) yang baik, memenuhi ketentuan dan perundangan yang berlaku serta penerapan transparansi yang wajar,” demikian diungkapkan Chairy Hakim, Chief Financial Officer BHM. Karena itu, pengelolaan usaha harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat berkesinambungan dan terus berkembang menjadi lebih besar. Bukan hanya itu, Chairy menambahkan mengelola bisnis juga harus tetap dalam koridor etika bisnis. Oleh karena itu, secara ringkas dapat disebutkan, menjalankan business di BHM adalah: Mengelola usaha secara beretika dan pola pikir yang paling menguntungkan perusahaan. Adapun indikator perilakunya adalah: (1) Tidak melanggar business ethics (etika bisnis); (2) Bersikap win-win solution (solusi menang-menang); dan (3) Berpola pikir dan bersikap intrapreneurship. Mari kita bahas ketiga indikator ini. Yang pertama adalah, ketika menjalankan usaha, seluruh insan BHM tidak boleh melanggar etika bisnis. Pertanyaannya sekarang, apa sebenarnya yang dimaksud dengan etika bisnis? Sesungguhnya ketetapan mana yang ‘boleh’ dan ‘tidak’ dalam kehidupan manusia telah dikenal sejak awal peradaban. Tata nilai itu diletakkan sebagai aturan kehidupan guna mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh [Bersambung ke halaman 2] | No. 10 | Thn. I | April 2010 | 1 di perusahaannya sendiri. Intrapreneurship di sini mencakup memunculkan gagasan baru yang jika dilaksanakan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dengan demikian, intrapreneurship adalah sebuah strategi untuk menstimulasi inovasi dengan memanfaatkan bakat-bakat kewirausahaan dengan lebih baik. SALAM DARI PIMPINAN Menjalankan bisnis secara beretika, semakin menjadi tuntutan yang tak terelakkan. Bisnis tidak lagi hanya dituntut menghasilkan keuntungan yang bagus sehingga memberikan manfaat optimum kepada pemegang saham melainkan juga harus mengedepankan tata kelola usaha yang baik, patuh pada aturan dan tetap berada dalam koridor etika bisnis. Sudah semestinya kalau karyawan memahami bagaimana menjalankan bisnis secara benar di PT Bumi Hasta Mukti. PT Bumi Hasta Mukti ini. Pemahaman akan hal ini harus terus menerus didengungkan kepada karyawan sehingga akan mendarah daging dalam sikap hidup dan cara kerja mereka, dan menjadi nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh karyawan. Salah satunya adalah dengan penyajian di Buletin Pride ini. Bagaimana ciri-ciri karyawan yang memiliki karakter intrapreneurship? Yang pertama biasanya mereka itu proaktif. Mereka bukan model karyawan yang hanya bergerak bila diperintah, melainkan mereka selalu antusias, berinisiatif tinggi dan kreatif. Selamat membaca. Maka sudah semestinya kalau para karyawan memahami bagaimana menjalankan bisnis secara benar di Chairy Hakim [Sambungan dari halaman 1] tingkah laku manusia yang cenderung egoistis dan liar. Tata nilai itulah yang disebut dengan etika. Seruan untuk menerapkan nilai-nilai etika, sebagaimana diungkap di atas, terjadi di setiap sudut kehidupan duniawi dan pada setiap zaman. Karena kalau tidak, niscaya tidak ada kaidah yang dapat menjadi tolok ukur nilai kebajikan dan kejahatan, kebenaran dan kebatilan, kesempurnaan dan kekurangan. bisa kita katakan, etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan para pelaku bisnis, mulai dari pemilik usaha, manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan serta mengoperasikan bisnis yang etis. Etika bisnis bisa ditransformasi ke dalam budaya perusahaan yang kemudian menjadi nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh para pemangku kepentingannya. Etika sering diartikan sebagai aturanaturan yang tidak boleh dilanggar dan merupakan perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk, sehingga bisa dikatakan etika adalah standar moralitas yang harus dicapai oleh satu komunitas. Sedangkan penentuan baik dan buruk itu sendiri adalah suatu masalah yang selalu berubah, tergantung ruang dan waktu. Binis dan etika dapat disinergikan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan berdampak luar biasa terhadap nilai perusahaan. Ini merupakan sesuatu yang sangat masuk akal, karena di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah keunggulan kompetitif yang sulit ditiru. Beranjak dari sini, kita mencoba mendefinisikan etika bisnis. Secara mudah Untuk bisa mencapai hal itu, maka menurut Chairy, kita harus melaksa- | No. 10 | Thn. I | April 2010 | 2 nakan transparansi dalam pengelolaan bisnis baik dalam penetapan kebijakan, pengambilan keputusan maupun dalam pelaksanaannya. “Adanya transparansi akan menempatkan semua pihak dalam suatu kegiatan usaha untuk dapat melihat dan memberikan kontribusi sesuai dengan porsinya masing-masing dalam pelaksanaan bisnis yang beretika,” tegas Chairy. Kembali kepada kesepakatan awal bahwa bisnis harus mampu memberikan keuntungan optimal pada seluruh pemangku kepentingan maka bisnis harus dikelola secara solusi menang-menang terhadap seluruh anggota pemangku kepentingan tersebut. Pengusaha mendapat keuntungan yang baik, konsumen mendapat produk berkualitas dengan harga yang masuk akal, dan seluruh komponen yang terlibat sejak awal produksi hingga distribusi pun mendapat imbalan sepantasnya. Chairy menegaskan, dengan mempertimbangkan pandangan usaha jauh ke depan dan tidak semata pada pencapaian manfaat jangka pendek, sehingga “win” (menang) tidak selalu harus diperoleh pada satu waktu tertentu. “Hal ini harus didukung dengan kemampuan para pihak untuk senantiasa dapat memahami dan menyikapi adanya perbedaan kepentingan atau positioning dalam pelaksanaan kegiatan usaha,” ujar Chairy menjelaskan konsepnya. Sedangkan indikator yang terakhir adalah berpola pikir dan bersikap intrapreneurship. Makna intrapreneurship tak lain adalah: Sikap wiraswasta, tapi dalam kapasitas sebagai karyawan. Seseorang yang memiliki sifat demikian maka dia akan memiliki tanggung jawab dan respon sebagai pemilik usaha walaupun dia karyawan. Ternyata, karakter inilah yang membuat perusahaan sanggup menghadapi persaingan dan mengatasi krisis. “Karena pada dasar- nya karyawan mempunyai kepentingan yang sama dengan pemangku kepentingan lainnya yaitu menginginkan berkembangnya perusahaan,” ungkap Chairy. Hal ini bisa dipahami karena dengan majunya perusahaan maka karyawan akan memperoleh kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan keuntungan yang diterima. Intrapreneurship juga adalah sebuah kegiatan di mana seorang karyawan belajar menjadi pengusaha Mereka juga sangat loyal pada perusahaan. Loyalitas adalah suatu komitmen jangka panjang untuk dukungan, pengorbanan, dan pembelaan kepada perusahaan. Mereka tidak hanya loyal ketika saat senang, tetapi justru akan semakin terlihat manakala perusahaan menghadapi masa sulit. Tidak kalah pentingnya bagi seorang intrapreneurship, mereka sangat tekun. Ketekunan ini penting karena membawa hikmah, dan juga dalam ketekunan tersebut selalu ada pengharapan. ■ PEMENANG KUIS PRIDE 08 Jawaban Kuis Buletin Pride No. 08: 1.Makna opportunity (peluang) adalah, “Selalu bertindak dan menjalankan profesionalisme yang berarah pada pemanfaatan peluang-peluang bisnis dalam rangka meningkatkan nilai tambah perusahaan.” 2. Opportunity (peluang) harus diterapkan oleh seluruh lapisan pekerja dan manajemen di perusahaan. Pemenang Kuis Buletin Pride No. 08: 1.Gusti Rahayu 2.Cindy J. S. | No. 10 | Thn. I | April 2010 | 3 KABAR DARI SITE Upaya Melawan Natural Decline Kegiatan produksi migas selalu menghadapi musuh abadi yang disebut natural decline. Penurunan produksi yang sifatnya alamiah ini terjadi pada kisaran angka 12-15 persen. Karena itu wajib hukumnya bagi setiap perusahaan migas untuk selalu melakukan upaya melawan penurunan produksi alamiah ini. “Untuk maksud itulah, kami melakukan workover dan pindah lapisan di sumur-sumur kami yang berada di Lapangan Udang di Natuna,” ungkap Heru Dewanto, Completion Engineer PT Pertalahan Arnebatara Natuna (PAN). Kegiatan workover yang menggunakan snubbing unit atau hydraulic workover unit ini ditujukan untuk meningkatkan produksi Pada setiap kegiatan workover, selalu saja ada masalah yang tidak mudah diatasi. Semburan liar, pipa terjepit, dan cuaca buruk merupakan kejadian-kejadian yang harus dihadapi para teknisi PAN saat melakukan workover. “Pada tahun 2006 cuaca buruk membuat barge yang sudah sampai ke lokasi, tidak berani beroperasi,” kata Heru. sumur. Aktivitas yang dilakukan antara lain penggantian tubing dan penambahan lapisan. Keempat workover itu dilaksanakan pada 2005, 2006, 2007 dan 2008. “Setiap habis dilakukan workover, produksi melonjak sekitar 25-50 persen, untuk kemudian turun lagi setelah beberapa bulan,” ujar Heru. Lonjakan produksi terbesar terjadi pada 2006, yang mencapai sekitar 50 persen. Sedangkan pada 2007, snubbing unit yang sudah menang tender dan sudah negosiasi harga, tiba-tiba mundur. “Sehingga kita lalu menggunakan unit yang seadanya,” tutur Heru. Namun demikian setiap masalah itu bisa diatasi berkat pengalaman dan profesionalisme para teknisi PAN. Ke depan, PT PAN tidak akan lagi melakukan workover di sumur-sumur yang sudah ada di Lapangan Udang. “Untuk menjaga produksi di lapangan itu, PT PAN akan melakukan pengeboran tiga sumur baru, di lokasi-lokasi yang sangat prospektif,” tutur Heru. ■ KUIS PRIDE 10 1. 0 Bagaimana mengelola bisnis yang baik dalam pandangan BHM? 2.0 Apa yang dimaksud dengan intrapreneurship? Nama Lengkap : _______________________ Departemen : ___________________ Nama Perusahaan : ____________________ Jawaban : 1. ___________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________ 2. ___________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________ Saran : _________________________________________________________________________________________________ - Hadiah menarik akan disediakan bagi karyawan yang menjawab pertanyaan kuis dengan benar. -Potong lembaran kuis ini dan kumpulkan pada Superintendent/Manajer masing-masing untuk dikirimkan ke redaksi Pride. -Tenggat waktu pengumpulan lembaran kuis ini adalah 30 April 2010. -Pemenang kuis akan diumumkan pada Pride Nomor 12 | Tahun I. - Hasil keputusan pemenang kuis tidak dapat diganggu gugat. | No. 10 | Thn. I | April 2010 | 4 Diterbitkan oleh: PT Bumi Hasta Mukti. Pembina: Kun Kurnely. Penanggung Jawab: Tony Antonius. Kontributor: Manajer. Alamat Redaksi: Kantor Pusat BHM, Sudirman Plaza, Indofood Tower lt.18, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78, Jakarta 12910, Indonesia. Telp. (62)(21) 5795 6688. Fax. (62)(21) 5795 5588. E-mail: [email protected] Konsultan Media: Foresight Asia. Redaksi menerima tulisan opini, feature, masukan/saran, dan sebagainya sejauh masih senafas dengan misi Pride. Kirimkan ke redaksi Pride via email : [email protected] atau via Pos. Untuk keperluan ruang yang tersedia redaksi akan mengedit setiap tulisan yang masuk tanpa mengubah substansi makna.