pengaruh perubahan waktu perdagangan terhadap volume

advertisement
Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351
PENGARUH PERUBAHAN WAKTU PERDAGANGAN TERHADAP
VOLUME TRANSAKSI DAN FREKUENSI TRANSAKSI PADA
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Andi Hidayat
STIE AMKOP Makassar
email: [email protected]
Abstrak
Pengaruh perubahan waktu perdagangan terhadap frekuensi transaksi pada bursa
efek Indonesia-studi pada bursa efek Indonesia. Penilitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan Frekuensi transaksi perdagangan di bursa efek Indonesia
sebelum dan setelah perubahan jam perdagangan. Data yang digunakan adalah adalah
data sekunder diperoleh dari www. IDX.Com. model yang digunakan untuk menjawab
masalah penelitian dan pengujian hipotesis penelitian digunakan analisis uji beda dua
rata-rata, dengan alat bantu aplikasi SPSS versi 20.0
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara frekuensi
transaksi perdagangan sebelum dan setelah perubahan waktu perdagangan pada bursa
efek Indonesia dan signifikan.
Kata kunci: Perdagangan dan Volume transaksi.
Abstract
Effects of changes in the trading time on the frequency of transactions on the
stock exchange Indonesia-studies on the Indonesian stock exchange. This research aims
to determine the difference frequency trading on the Indonesia stock exchange before
and after the change of trading hours. The data used is secondary data obtained from
www. IDX.Com. model used to answer the research question and hypothesis testing
analysis was used two different test average, with a software tool SPSS version 20.0
The results of this study indicate that there is a difference between the frequency
of trading before and after the change of the trading day on the stock exchanges of
Indonesia and significant.
Keywords: Trade and Transaction volume.
kawasan regional dan memberikan
tambahan waktu bagi investor di
Indonesia bagian tengah dan timur,
maka dipandang perlu untuk melakukan
perubahan waktu perdagangan dalam
Peraturan
Nomor
II-A
tentang
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas,
bahwa untuk memudahkan pelaku pasar
dalam memahami Peraturan Bursa,
dipandang perlu untuk melakukan
restrukturisasi penomoran ketentuan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal tahun 2013 Ototritas
Jasa keuangan membuat kebijakan baru
tentang perubahan waktu perdagangan
yang tertuan dalam Surat Keputusan
(Kep-00399/BEI/11-2012) “Perubahan
Peraturan
Nomor
II-A
tentang
Perdagangan Efek BersifatEkuitas”
bahwa dalam rangka menyelaraskan
waktu perdagangan dengan bursa lain di
11
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351
dalam Peraturan Nomor II-A tentang
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas,
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b di atas, dipandang perlu
melakukan perubahan Peraturan Nomor
II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat
Ekuitas dalam Keputusan Direksi PT
Bursa Efek Indonesia.
Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK), Nurhaida menuturkan,
rencana perubahan jam perdagangan
Bursa Efek Indonesia (BEI) menunggu
peraturan dari penyeragaman zona
waktu di Indonesia. Alhasil, realisasi
memajukan jam perdagangan saham
setengah jam lebih awal bakal lama
terwujud.
Sebagai
informasi,
pemerintah
mewacanakan
untuk
merubah zona waktu di Indonesia
menjadi satu zona waktu dan
menyeragamkannya menjadi waktu
Indonesia tengah (WITA). Wacana ini,
oleh Direktur Utama BEI, Ito Warsito,
masih perlu ditinjau kembali.
Sebelumnya, wacana pemajuan
zona waktu sudah didengungkan sejak
1987 silam. Saat itu, Bali keluar dari
zona WIB dan masuk WITA.
Alasannya,
semata
karena
memperhitungkan sektor pariwisata.
Sementara itu, penyatuan zona waktu
ini dapat meningkatkan transaksi harian
BEI karena jumlah dan volume
transaksi harian juga terangkat. Jika ini
berjalan maka akan ada peralihan
orientasi transaksi yang sebelumnya di
bursa
Malaysia,
Australia,
dan
Singapura ke BEI. Lalu, usaha
perusahaan sekuritas pun tumbuh di
wilayah tengah dan timur Indonesia.
Sekarang kan, akses mereka (wilayah
timur) ke ekonomi (wilayah) barat
sangat kecil. Tadinya cuma tiga jam
lalu BEI satu jam, setengah jam pagi
dan setengah jam sore.
B. Rumusan Masalah
Dari gambaran pendahuluan di
atas, maka penulis menarik masalah
pokok sebagai berikut adalah Apakah
terdapat perbedaan frekuensi transaksi
perdagangan di bursa efek Indonesia
sebelum dan setelah perubahan jam
perdagangan?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan
frekuensi transaksi perdaga ngan di
bursa efek Indonesia sebelum dan
setelah perubahan jam perdagangan
KERANGKA
PIKIR
DAN
HIPOTESIS
A. Kerangaka Pikir
Bursa efek indonesia sebagai
media bagi para investor untuk
menjalankan
investasi
sahamnya,
dimana kemudian pada bulan januari
fund manager sering melakukan
perubahan dan penataan kembali
portofolio sahamnya dimana pada efek
januari ini sering terjadi peningkatan
volume transaksi dan frekuensi
transaksi pada bulan januari, namun
pada tahun 2013 kebijakan otoritas jasa
keuangan melakukan perubahan waktu
perdagangan dimana di anggap
memberikan gambaran bagi setiap
investor untuk melakukan perjualan
lebih awal, apakah dengan kondisi
perubahan ini akan memberikan
peningkatan pada volume transaksi dan
frekuensi
transaksi
pada
BEI
berpengaruh (+),(=),atau (-) dengan
adanya kebijakan.
B. Hipotesis
Bursa Efek Indonesia sebagai
media dimana para investor melakukan
transaksi saham, di setiap awal tahun
para investor menata ulang kembali
portopolio investasinya sehingga di
Website
12
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351
setiap awal tahun kita kenal dengan
istilah efek januari, pada tahun 2015
kebijakan
perubahan
waktu
perdagangan di bursa efek Indonesia
oleh Otoritas Jasa Keuangan ditetapkan
maju lebih awal, hal ini dilakukan untuk
menyamakan transaksi perdagangan
saham tingkat Asean seperti Malaysia,
dan Singapura. Dalam kebijakan inilah
kemudian membuat banyak para
investor pada perusahan securitas lebih
cepat melakukan transaksi.
Berdasarkan landasan teori dan
penelitian
terdahulu
yang
telah
dikemukakan di atas, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini
yakni; Terdapat perbedaan frekuensi
transaksi
sebelum
dan
sesudah
penetapan kebijakan perubahan jadwal
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan dan Ruang Lingkup
Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian kausalitas dimana terdapat
hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hubungan dalam penelitian ini
merupakan hubungan kausal yaitu
sebab akibat, diamana ada variabel
eksogen (bebas) yaitu variabel yang
mempengaruhi
variabel
endogen
(terikat)
yaitu
variabel
yang
dipengaruhi.
2. Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM)
Makassar selaku perwakilan Bursa Efek
Indonesia di Makassar yang beralamat
di Jalan AP. Pettarani Blok A-30
Makassar.Penelitian dilakukan dalam
waktu 2 (dua) bulan dan situs internet:
(www.idx. co. id).
B. Prosedur Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif yaitu Frekuensi
Transaksi pada bulan Januari 2012
dan Januari 2013 pada Bursa Efek
Indonesia.
b. Data Kualitatif berupa data yang
diperoleh melalui catatan atau
tulisan dari berbagai sumber seperti
studi pustaka, literatur, serta jurnaljurnal yang berkaitan dengan
penelitian.
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Pusat Informasi Pasar
Modal (PIPM) dan website Bursa Efek
Indonesia
(www.idx.co.id),
Kepustakaan, serta berbagai website
sebagai referensi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang
dibutuhkan,
penulis
melakukan
kegiatan sebagai berikut:
1. Penelitian
Lapangan
(Field
Research), yaitu penelitian yang
penulis lakukan secara langsung
pada objek penelitian yaitu Pusat
Informasi Pasar Modal yang
menyediakan informasi tentang
frekuensi transaksi di Bursa Efek
Indonesia.
2. Penelitian Kepustakaan (Library
Research), yaitu informasi yang
diperoleh dengan mempelajari
referensi, literatur, dan situs-situs
yang berkaitan dengan topik
penulisan
untuk
memperoleh
landasan teori guna memecahkan
permasalahan yang dihadapi.
D. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dalam
penelitian ini adalah
1. Kinerja Saham adalah pengukuran
kemampuan
saham
untuk
menambah
atau
mengurangi
kekayaan pemegang saham. Kinerja
Website
13
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351
biasanya diukur oleh fluktuasi
dalam harga, dan pada penelitian
kali ini penulis menggunakan
volume transaksi dan frekuensi
transaksi sebelum dan sesudah
kebijakan
perubahan
waktu
perdagangan
di
bursa
efek
Indonesia
2. Frekuensi transaksi perdagangan
adalah berapa kali perputaran saham
yang terjadi dalam sebulan.
Frekuensi transaksi perdagangan
yang digunakan adalah frekuensi
transaksi
perdagangan
harian
selama 30 hari sebelum dan 30 hari
sesudah
penetapan
kebijakan
perubahan waktu perdagangan di
bursa efek Indonesia.
3. Kebijakan
perubahan
waktu
perdagangan adalah kebijakan dari
keputusan Oteritas Jasa Keuangan
(kep-00399/BEI/11-2012) tentang
perubahan peraturan nomor II-A
tentang perdagangan efek bersifat
ekuitas.
E. Metode Dan Alat Analisis
1. Metode uji beda dua rata-rata (
Paired Sample t-test)
Berdasarkan masalah yang akan
dibahas dan hipotesis yang akan diuji
maka alat analisis yang digunakan
adalah teknik t-test paired, dengan
periode jendela (window period) adalah
Frekuensi Transaksi 30 hari sebelum
dan 30 hari sesudah
penetapan
kebijakan
perubahan
waktu
perdagangan. Untuk mengukur dan
menganalisa penelitian ini digunakan
alat bantu SPSS. Uji tersebut digunakan
untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan Volume Transaksi dan
Frekuensi Transaksi 30 hari sebelum
dan 30 hari sesudah
penetapan
kebijakan
perubahan
waktu
perdagangan.
2. Langkah Pengujian Hipotesis
Adapun
langkah
pengujian
hipotesis dalam penelitian ini adalah
menentukan Hipotesis nol (H0) dan
Hipotesis alternatif (Ha), hipotesis nol
(H0) dirumuskan dengan kalimat
negatif dan hipotesis alternatif (Ha)
dirumuskan dengan kalimat positif.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
A. Uji Normalitas Data
Sebelum menganalisa perbedaan
perubahan waktu perdagangan terhadap
frekuensi
transaksi
perdagangan
sebelum
dan
setelah
kebijakan
perubahan waktu perdagangan, maka
perlu dilakukan uji normalitas data. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah populasi data berdistribusi
normal.Menurut Sarjono & Julianita
(2011)
menyatakan
dalam
uji
normalitas bahwa dasar pengambilan
keputusan pada uji normalitas ini adalah
sebagai berikut:
1. Jika
angka
signifikansi
Uji
Kolmogorov-Smirnov Sig ≥ 0,05,
maka data berdistribusi normal.
2. Jika
angka
signifikansi
Uji
Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05,
maka data berdistribusi tidak
normal.
Dari
dasar
pengambilan
keputusan, maka keputusan dalam uji
normalitas didapatkan data variabel
frekuensi
transaksi
perdagangan
sebelum perubahan waktu perdagangan
yaitu memiliki Sig = 0,994 (> 0,05),
maka data berdistribusi normal.
Berikut ini akan uji normalitas
data frekuensi transaksi perdagangan
setelah kebijakan perubahan waktu
perdagangan dengan Angka Sig. atau
signifikansi dapat diperoleh dengan
perhitungan test of normality atau plot
melalui alat bantu SPSS dengan tingkat
Website
14
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351
kepercayaan
95%
atau
tingkat
SPSS diperoleh hasil sebagai berikut
kesalahan 5%.Hasil Uji Normalitas
dalam Tabel berikut.
frekuensi transaksi perdagangan setelah
Dengan menggunakan bantuan program
Tabel Test of Normality frekuensi transaksi perdagangan setelah kebijakan perubahan
waktu perdagangan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Frek_Setelah
N
30
Normal Parametersa,b
Mean
149774.7000
Std. Deviation
24700.73474
Most Extreme Differences Absolute
.130
Positive
.130
Negative
-.100
Kolmogorov-Smirnov Z
.710
Asymp. Sig. (2-tailed)
.695
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Pengelolahan Data, 2013
perubahan waktu perdagangan yaitu
1. Dasar Pengambilan Keputusan
Jika angka Sig Uji Kolmogorovmemiliki Sig = 0,695 (> 0,05), maka
Smirnov ≥ 0,05, maka data berdistribusi
data berdistribusi normal.
normal
Selanjutnya
analisis
untuk
Jika angka Sig Uji Kolmogorovmelihat perbedaan frekuensi transaksi
Smirnov< 0,05, maka data tidak
sebelum (30 hari pertama perdagangan
berdistribusi normal
di tahun 2014) dan setelah (30 hari
Keputusan
pertama perdagangan di tahun 2015)
Dari dasar pengambilan keputusan,
kebijakan
perubahan
waktu
maka keputusan dalam uji normalitas
perdagangan, dengan menggunakan
didapatkan data variabel frekuensi
analisis yang sama yaitu Paired
transaksi
perdagangan
setelah
Samples Statistics sebegai berikut:
Tabel. Paired Samples Statistics Frekuensi transaksi sebelum dan setelah perubahan
waktu perdagangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
Paired Samples Statistics
Mean
N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Frek_Sebelum 123424.0667 30 25434.75585
4643.72984
Frek_Setelah
149774.7000 30 24700.73474
4509.71654
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS ver.20.0
Tabel diatas menunjukkan rataperdagangan pada Bursa Efek Indonesia
rata frekuensi transaksi sebelum dan
(BEI) sebesar 123.424 juta kali
setelah penetapan perubahan waktu
sedangkan rata-rata frekuensi transaksi
perdagangan.
Rata-rata
frekuensi
setelah perubahan waktu perdagangan
transaksi sebelum perubahan waktu
15
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351
pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
menggunakan data yang sama sebagai
sebesar 149.774 juta kali.
berikut terlihat pada tabel berikut.
Selanjutnya
untuk
melihat
Paired
Samples
Correlations,
Tabel. Paired Samples Correlations frekuensi transaksi sebelum dan setelah perubahan
waktu perdagangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
Paired Samples Correlations
N
Correlation Sig.
Pair 1 Frek_Sebelum
& 30
.077
.685
Frek_Setelah
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS ver.20.0
Pada tabel diatas, menunjukkan
Selanjutnya untuk melihat Paired
bahwa adanya korelasi antara frekuensi
Samples Test, menggunakan data yang
Transaksi
sebelum
dan
setelah
sama sebagai berikut terlihat pada tabel
perubahan waktu perdagangan pada
berikut.
Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu 0,077
tetapi kecil dan tidak signifikan.
Tabel. Paired Samples Test frekuensi transaksi sebelum dan setelah perubahan waktu
perdagangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
Paired Samples Test
T
df
Sig. (2-tailed)
Pair 1 Frek_Sebelum
- -4.238
29
.000
Frek_Setelah
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS ver.20.0
Tabel diatas menunjukkan uji
waktu perdagangan pada Bursa Efek
beda frekuensi transaksi sebelum (30
Indonesia (BEI). Nilai thitung sebesar hari pertama perdagangan di tahun
4.238 dengan nilai signifikansi sebesar
2012) dan setelah (30 hari pertama
0,000.
perdagangan di tahun 2013) perubahan
Gambar grafik daerah penerimaan dan penolakan Ho/Ha
Daerah penolakan
Ho
Daerah
Daerah penolakan
Penerimaan Ho
Ho
16
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351
t hitung
-4.238
t tabel
-1,0226
t tabel
+1,0226
signifikan, sehingga hipotesis kedua
diterima dan dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan antara frekuensi
transaksi perdagangan sebelum dan
setelah perubahan waktu perdagangan
pada bursa efek Indonesia.
Hal ini terjadi dikarenakan
perubahaan waktu yang dilakukan oleh
Otoritas
Jasa
Keuangan
(OJK)
memberikan ruang yang panjang untuk
para investor melakukan transaksi
berkali-kali. Sehingga para calon
investor lebih sering melakukan
transaksi jual atau beli, dan berani
mengambil keputusan jual atau beli
pada sesi pra opening. Temuan dalam
penelitian ini didukung oleh teori
Frekuensi perdagangan saham adalah
berapa kali terjadinya transaksi jual beli
pada saham yang bersangkutan pada
waktu tertentu. Dalam aktivitas bursa
efek ataupun pasar modal, aktivitas
frekuensi
perdagangan
saham
merupakan salah satu elemen yang
menjadi salah satu bahan untuk melihat
reaksi pasar terhadap sebuah informasi
yang masuk pada pasar modal.
Perkembangan harga saham dan
aktivitas frekuensi perdagangan saham
di pasar modal merupakan indikasi
penting untuk mempelajari tingkah laku
pasar sebagai acuan pasar modal dalam
menentukan transaksi di pasar modal.
Biasanya investor akan mendasarkan
keputusan pada berbagai informasi
dalam pasar modal atau lingkungan luar
dari pasar modal tersebut.
Frekuensi perdagangan saham
sangat mempengaruhi jumlah saham
yang beredar, jika jumlah frekuensi
perdagangan besar maka saham tersebut
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan tabel di atas,
diperoleh nilai thitung -4.238 dengan
nilai signifikansi 0,000. Dan dari
gambar grafik di atas menunjukkan
bahwa nilai thitung berada pada daerah
penolakan Ho atau berada didaerah
penerimaan
Ha,
maka
dapat
disimpulkan dalam pengujian hipotesis
kedua ini Ho ditolak dan Ha diterima,
hal ini menunjukan bahwa terdapat
perbedaan dan signifikan antara
frekuensi
transaksi
perdagangan
sebelum dan setelah perubahan waktu
perdagangan pada bursa efek Indonesia.
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
perbedaan
frekuensi
transaksi sebelum dan setelah kebijakan
perubahan waktu perdagangan di Bursa
Efek Indonesia dengan periode
penelitian selama 30 hari pertama
perdagangan di tahun 2012 dan 30 hari
pertama perdagangan di tahun 2013
setelah kebijakan perubahan waktu
perdagangan
pada
Bursa
Efek
Indonesia.
Dari hasil pengujian terhadap frekuensi
transaksi perdagangan menunjukan nilai
rata-rata frekuensi setelah perubahan
waktu perdagangan pada bursa efek
Indonesia sebesar 149.774 juta kali
transaksi, lebih tinggi dibandingkan
rata-rata
frekuensi
transaksi
perdagangan sebelum perubahan waktu
perdagangan sebesar 123.424 juta kali
transaksi.
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis kedua diperoleh nilai thitung
berada pada daerah penolakan Ho atau
berada didaerah penerimaan Ha dan
Website
17
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351
Saham, Jurnal Ekonomi Bisnis
Indonesia, Vol. 15, No. 3
Halaman 294 – 312.
Prasetya, Teguh, 2000, Analisa Rasio
Keuangan
dan
Nilai
Kapitalisasi Pasar Sebagai
Prediksi Harga Saham di BEJ
Pada Periode Bullish dan
Bearish, Simposium
Seminar Akuntansi III PT. Bursa Efek
Jakarta, 2006.
JSX Statistic PT. Bursa Efek Jakarta,
2007,
JSX Statistic PT. Bursa Efek Indonesia,
2008, IDX Statistic
Ahmad, Z dan Simon Hussain, 2001,
“KLSE Long Run Overreaction
and TheChinese New Year
Effect”, Journal of Business
Finance and Accounting,Vol 28,
p.1-2.
Ang, Robert, 2000, Buku Pintar Pasar
Modal
Indonesia
(The
Intelligent Guidto Indonesian
Capital Market), Mediasoft
Indonesia.
Banz, R., 1981, “The Relationship
Between Return and Market
Value of Common Stock”,
Journal of Financial Economic,
9: 3-18.
Chatterjee, Amitava., 2000, “Market
Anomalies Revisited”, Journal
of Applied Business Research,
vol: 13 No.4
Chotigeat, T and I.M. Pandey., 2005,
“Seasonality
In
Asia’s
Emerging Markets:India and
Malaysia”, Internasional Trade
and Finance Association. Paper
53.
Elton, Edwin J., and Gruber, Martin J.,
1995, Modern Portfolio Theory
and Investment Analysis, Fifth
Edition, John Wiley & Sons,
dinyatakan sebagai saham teraktif yang
diperdagangkan dan secara tidak
langsung berpengaruh pada volume
perdagangan saham. Saham yang
frekuensi perdagangannya besar diduga
dipengaruhi transaksi saham yang
sangat aktif, hal ini disebabkan karena
banyaknya minat investor.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2002, Analisis Regresi, Teori,
Kasus, dan Solusi, BPFE,
Yogyakarta Ang, Robert, 1997,
Buku Pintar Pasar Modal
Indonesia Edisi I, Media Soft,
Indonesia.
Budi, Ichsan. S dan Erni Nurhatmini,
2003,
Pengaruh
Hari
Perdagangan dan Exchange
Rate Terhadap Return Saham
Di Bursa Efek Jakarta,
Hardiningsih,
Pancawati,
2001,
Pengaruh Faktor Fundamental
dan Risiko Ekonomi terhadap
Return Saham pada Perusahaan
di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Bisnis Strategi, Program
Magister
Manajemen
Universitas
Diponegoro,
Semarang.
Hartono, Jogiyanto, 1998, Teori
Portofolio
dan
Analisis
Investasi,
BPFE-UGM,
Yogyakarta Horne.
James C. Van dan John M. Wachowicz,
2005,
Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan, Salemba
Empat, Jakarta
Husnan, Suad, 1998, Dasar-Dasar
Portofolio
dan
Analisis
Sekuritas,
UPP-AMP
YKPN,Yogyakarta
Natarsyah, Syahib, 2000, Analisa
Pengaruh Beberapa Faktor
Fundamental
dan
Risiko
Sistematik Terhadap Harga
Website
18
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351
Li, Eng Li., 1998, “Timing Stock
Purchase and Sales in Kuala
Lumpur, Mumbai, Singapore
and
Bangkok.”
Singapore
Management Review. Vol:20
Iss:1 p:65-67.
Pearce, Douglas K., 1955, “The
Robustness
of
Calendar
Anomalies in Daily Stock
Returns.”
College
of
Management North Carolina
State University.
Ritter J., and N.Chopra., 1989,
“Portofolio Rebalancing and
the Turn of the Year Effect”,
Journal of Finance 44: 149-166.
Reinganum, Marc R., 1992, “A Revival
of the Smal-Firm Effect”.
Journal
of
Portofolio
Management, Vol:18 Iss:3 p:5562.
Ritter, Jay R dan Ziemba, William T.,
1988, “The Buying and Selling
Behaviour of Individual Investor
at the Turn of the Year”, Journal
of Finance, Vol:43 Iss:3 p:701719.
Robert A. Haugen dan Philippe Jorion.,
1996, “The January Effect: Still
There after All These Years”,
Financial
Analyst
Journal,
January-February.
Rathinasamy, R.S dan Krishna G.
Mantripragada., 1996, “The
January Size Effect Revisited: Is
it
A
Case
of
Risk
Mismeasurement?” Journal of
Financial
and
Strategic
Decisions. Vol:9 No. 3
R. Christie-David and M. Chaudhry.,
2000, “January Anomalies:
Implications for the Market’s
Incorporation of News”, The
Financial review, Vol:3 p.79-96.
Inc. French, Dan W and
Trapani, Teresa D., 1994, “Cash
Balances and The January.
Effect in Stock Returns”, Quarterly
Journal
of
Business
&
Economic, Vol: 33 Iss:4 p: 3-12.
Ghozali, Imam., 2006, Analisis
Multivariate Lanjutan Dengan
Program SPSS, Badan Penerbit
Universitas
Diponegoro,
Semarang.
Gumanti, Tatang Ary dan Elok Sri
Utami., 2002, “Bentuk Pasar
Efisien
danPengujiannya”,
Jurnal Akuntansi & Keuangan,
Vol. 4, No.1, p54-66.
Hartono, Jogianto., 2000, Teori
Portofolio
dan
Analisis
Investasi, Edisipertama, BPFE,
Jogjakarta.
Haugen R., and P. Jorion., 1966, “The
January Effect : Still There after
ll These Years.” Financial
Analyst Journal, vol:52:27-31.
Harad., 2002, “Tax-Loss
Saelling and Window-Dressing:
AnInvestigation of the January
Effect in Poland.” Department
of Economics. Eropa University
Viadrina Frankfurt, Germany.
Husnan, Suad. 2001, Dasar-Dasar
Teori Portofolio dan Analisis
Sekuritas, Edisi Ketiga, UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Jones, C.P., 2000, Investments: Analysis
and Management, 7th ed., New
York, NY:John Wiley & Sons,
Inc. Lamoureux,
Christopher G., and Sanger, Gary C.,
1989. “Firm Size and Turnofthe- Year Effects in the OTC /
NASDAQ Market”, The Journal
of Finance, Vol XLIV No. (5).
Henke,
19
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351
Santoso, Singgih., 2004, SPSS Versi 10:
Mengolah Data Statistik Secara
Profesional, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Sharpe, W.F., Alexander, G.J, and
Bailey, J.V., 1995, Investments,
Fifth Edition, Prentice Hall,
New Jersey.
Suryawijaya, Marwan Asri dan Faisal
Arief Setiawan. 1998, “Reaksi
Pasar
Modal
Indonesia
Terhadap Peristiwa Politik
Dalam Negeri”, Kelola, No.
18/VII.
20
Website
http://journal.stieamkop.ac.id/
Download