Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351 PENGARUH PERUBAHAN WAKTU PERDAGANGAN TERHADAP VOLUME TRANSAKSI DAN FREKUENSI TRANSAKSI PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Andi Hidayat STIE AMKOP Makassar email: [email protected] Abstrak Pengaruh perubahan waktu perdagangan terhadap frekuensi transaksi pada bursa efek Indonesia-studi pada bursa efek Indonesia. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Frekuensi transaksi perdagangan di bursa efek Indonesia sebelum dan setelah perubahan jam perdagangan. Data yang digunakan adalah adalah data sekunder diperoleh dari www. IDX.Com. model yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian dan pengujian hipotesis penelitian digunakan analisis uji beda dua rata-rata, dengan alat bantu aplikasi SPSS versi 20.0 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara frekuensi transaksi perdagangan sebelum dan setelah perubahan waktu perdagangan pada bursa efek Indonesia dan signifikan. Kata kunci: Perdagangan dan Volume transaksi. Abstract Effects of changes in the trading time on the frequency of transactions on the stock exchange Indonesia-studies on the Indonesian stock exchange. This research aims to determine the difference frequency trading on the Indonesia stock exchange before and after the change of trading hours. The data used is secondary data obtained from www. IDX.Com. model used to answer the research question and hypothesis testing analysis was used two different test average, with a software tool SPSS version 20.0 The results of this study indicate that there is a difference between the frequency of trading before and after the change of the trading day on the stock exchanges of Indonesia and significant. Keywords: Trade and Transaction volume. kawasan regional dan memberikan tambahan waktu bagi investor di Indonesia bagian tengah dan timur, maka dipandang perlu untuk melakukan perubahan waktu perdagangan dalam Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas, bahwa untuk memudahkan pelaku pasar dalam memahami Peraturan Bursa, dipandang perlu untuk melakukan restrukturisasi penomoran ketentuan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal tahun 2013 Ototritas Jasa keuangan membuat kebijakan baru tentang perubahan waktu perdagangan yang tertuan dalam Surat Keputusan (Kep-00399/BEI/11-2012) “Perubahan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek BersifatEkuitas” bahwa dalam rangka menyelaraskan waktu perdagangan dengan bursa lain di 11 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351 dalam Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b di atas, dipandang perlu melakukan perubahan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Nurhaida menuturkan, rencana perubahan jam perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunggu peraturan dari penyeragaman zona waktu di Indonesia. Alhasil, realisasi memajukan jam perdagangan saham setengah jam lebih awal bakal lama terwujud. Sebagai informasi, pemerintah mewacanakan untuk merubah zona waktu di Indonesia menjadi satu zona waktu dan menyeragamkannya menjadi waktu Indonesia tengah (WITA). Wacana ini, oleh Direktur Utama BEI, Ito Warsito, masih perlu ditinjau kembali. Sebelumnya, wacana pemajuan zona waktu sudah didengungkan sejak 1987 silam. Saat itu, Bali keluar dari zona WIB dan masuk WITA. Alasannya, semata karena memperhitungkan sektor pariwisata. Sementara itu, penyatuan zona waktu ini dapat meningkatkan transaksi harian BEI karena jumlah dan volume transaksi harian juga terangkat. Jika ini berjalan maka akan ada peralihan orientasi transaksi yang sebelumnya di bursa Malaysia, Australia, dan Singapura ke BEI. Lalu, usaha perusahaan sekuritas pun tumbuh di wilayah tengah dan timur Indonesia. Sekarang kan, akses mereka (wilayah timur) ke ekonomi (wilayah) barat sangat kecil. Tadinya cuma tiga jam lalu BEI satu jam, setengah jam pagi dan setengah jam sore. B. Rumusan Masalah Dari gambaran pendahuluan di atas, maka penulis menarik masalah pokok sebagai berikut adalah Apakah terdapat perbedaan frekuensi transaksi perdagangan di bursa efek Indonesia sebelum dan setelah perubahan jam perdagangan? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perbedaan frekuensi transaksi perdaga ngan di bursa efek Indonesia sebelum dan setelah perubahan jam perdagangan KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Kerangaka Pikir Bursa efek indonesia sebagai media bagi para investor untuk menjalankan investasi sahamnya, dimana kemudian pada bulan januari fund manager sering melakukan perubahan dan penataan kembali portofolio sahamnya dimana pada efek januari ini sering terjadi peningkatan volume transaksi dan frekuensi transaksi pada bulan januari, namun pada tahun 2013 kebijakan otoritas jasa keuangan melakukan perubahan waktu perdagangan dimana di anggap memberikan gambaran bagi setiap investor untuk melakukan perjualan lebih awal, apakah dengan kondisi perubahan ini akan memberikan peningkatan pada volume transaksi dan frekuensi transaksi pada BEI berpengaruh (+),(=),atau (-) dengan adanya kebijakan. B. Hipotesis Bursa Efek Indonesia sebagai media dimana para investor melakukan transaksi saham, di setiap awal tahun para investor menata ulang kembali portopolio investasinya sehingga di Website 12 http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351 setiap awal tahun kita kenal dengan istilah efek januari, pada tahun 2015 kebijakan perubahan waktu perdagangan di bursa efek Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan ditetapkan maju lebih awal, hal ini dilakukan untuk menyamakan transaksi perdagangan saham tingkat Asean seperti Malaysia, dan Singapura. Dalam kebijakan inilah kemudian membuat banyak para investor pada perusahan securitas lebih cepat melakukan transaksi. Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yakni; Terdapat perbedaan frekuensi transaksi sebelum dan sesudah penetapan kebijakan perubahan jadwal Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dimana terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan dalam penelitian ini merupakan hubungan kausal yaitu sebab akibat, diamana ada variabel eksogen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel endogen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi. 2. Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Makassar selaku perwakilan Bursa Efek Indonesia di Makassar yang beralamat di Jalan AP. Pettarani Blok A-30 Makassar.Penelitian dilakukan dalam waktu 2 (dua) bulan dan situs internet: (www.idx. co. id). B. Prosedur Pengumpulan Data 1. Jenis Data a. Data Kuantitatif yaitu Frekuensi Transaksi pada bulan Januari 2012 dan Januari 2013 pada Bursa Efek Indonesia. b. Data Kualitatif berupa data yang diperoleh melalui catatan atau tulisan dari berbagai sumber seperti studi pustaka, literatur, serta jurnaljurnal yang berkaitan dengan penelitian. 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) dan website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), Kepustakaan, serta berbagai website sebagai referensi. C. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang penulis lakukan secara langsung pada objek penelitian yaitu Pusat Informasi Pasar Modal yang menyediakan informasi tentang frekuensi transaksi di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu informasi yang diperoleh dengan mempelajari referensi, literatur, dan situs-situs yang berkaitan dengan topik penulisan untuk memperoleh landasan teori guna memecahkan permasalahan yang dihadapi. D. Defenisi Operasional Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah 1. Kinerja Saham adalah pengukuran kemampuan saham untuk menambah atau mengurangi kekayaan pemegang saham. Kinerja Website 13 http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351 biasanya diukur oleh fluktuasi dalam harga, dan pada penelitian kali ini penulis menggunakan volume transaksi dan frekuensi transaksi sebelum dan sesudah kebijakan perubahan waktu perdagangan di bursa efek Indonesia 2. Frekuensi transaksi perdagangan adalah berapa kali perputaran saham yang terjadi dalam sebulan. Frekuensi transaksi perdagangan yang digunakan adalah frekuensi transaksi perdagangan harian selama 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah penetapan kebijakan perubahan waktu perdagangan di bursa efek Indonesia. 3. Kebijakan perubahan waktu perdagangan adalah kebijakan dari keputusan Oteritas Jasa Keuangan (kep-00399/BEI/11-2012) tentang perubahan peraturan nomor II-A tentang perdagangan efek bersifat ekuitas. E. Metode Dan Alat Analisis 1. Metode uji beda dua rata-rata ( Paired Sample t-test) Berdasarkan masalah yang akan dibahas dan hipotesis yang akan diuji maka alat analisis yang digunakan adalah teknik t-test paired, dengan periode jendela (window period) adalah Frekuensi Transaksi 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah penetapan kebijakan perubahan waktu perdagangan. Untuk mengukur dan menganalisa penelitian ini digunakan alat bantu SPSS. Uji tersebut digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Volume Transaksi dan Frekuensi Transaksi 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah penetapan kebijakan perubahan waktu perdagangan. 2. Langkah Pengujian Hipotesis Adapun langkah pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menentukan Hipotesis nol (H0) dan Hipotesis alternatif (Ha), hipotesis nol (H0) dirumuskan dengan kalimat negatif dan hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Normalitas Data Sebelum menganalisa perbedaan perubahan waktu perdagangan terhadap frekuensi transaksi perdagangan sebelum dan setelah kebijakan perubahan waktu perdagangan, maka perlu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal.Menurut Sarjono & Julianita (2011) menyatakan dalam uji normalitas bahwa dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut: 1. Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig ≥ 0,05, maka data berdistribusi normal. 2. Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Dari dasar pengambilan keputusan, maka keputusan dalam uji normalitas didapatkan data variabel frekuensi transaksi perdagangan sebelum perubahan waktu perdagangan yaitu memiliki Sig = 0,994 (> 0,05), maka data berdistribusi normal. Berikut ini akan uji normalitas data frekuensi transaksi perdagangan setelah kebijakan perubahan waktu perdagangan dengan Angka Sig. atau signifikansi dapat diperoleh dengan perhitungan test of normality atau plot melalui alat bantu SPSS dengan tingkat Website 14 http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351 kepercayaan 95% atau tingkat SPSS diperoleh hasil sebagai berikut kesalahan 5%.Hasil Uji Normalitas dalam Tabel berikut. frekuensi transaksi perdagangan setelah Dengan menggunakan bantuan program Tabel Test of Normality frekuensi transaksi perdagangan setelah kebijakan perubahan waktu perdagangan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Frek_Setelah N 30 Normal Parametersa,b Mean 149774.7000 Std. Deviation 24700.73474 Most Extreme Differences Absolute .130 Positive .130 Negative -.100 Kolmogorov-Smirnov Z .710 Asymp. Sig. (2-tailed) .695 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Pengelolahan Data, 2013 perubahan waktu perdagangan yaitu 1. Dasar Pengambilan Keputusan Jika angka Sig Uji Kolmogorovmemiliki Sig = 0,695 (> 0,05), maka Smirnov ≥ 0,05, maka data berdistribusi data berdistribusi normal. normal Selanjutnya analisis untuk Jika angka Sig Uji Kolmogorovmelihat perbedaan frekuensi transaksi Smirnov< 0,05, maka data tidak sebelum (30 hari pertama perdagangan berdistribusi normal di tahun 2014) dan setelah (30 hari Keputusan pertama perdagangan di tahun 2015) Dari dasar pengambilan keputusan, kebijakan perubahan waktu maka keputusan dalam uji normalitas perdagangan, dengan menggunakan didapatkan data variabel frekuensi analisis yang sama yaitu Paired transaksi perdagangan setelah Samples Statistics sebegai berikut: Tabel. Paired Samples Statistics Frekuensi transaksi sebelum dan setelah perubahan waktu perdagangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Frek_Sebelum 123424.0667 30 25434.75585 4643.72984 Frek_Setelah 149774.7000 30 24700.73474 4509.71654 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS ver.20.0 Tabel diatas menunjukkan rataperdagangan pada Bursa Efek Indonesia rata frekuensi transaksi sebelum dan (BEI) sebesar 123.424 juta kali setelah penetapan perubahan waktu sedangkan rata-rata frekuensi transaksi perdagangan. Rata-rata frekuensi setelah perubahan waktu perdagangan transaksi sebelum perubahan waktu 15 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351 pada Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan data yang sama sebagai sebesar 149.774 juta kali. berikut terlihat pada tabel berikut. Selanjutnya untuk melihat Paired Samples Correlations, Tabel. Paired Samples Correlations frekuensi transaksi sebelum dan setelah perubahan waktu perdagangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 Frek_Sebelum & 30 .077 .685 Frek_Setelah Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS ver.20.0 Pada tabel diatas, menunjukkan Selanjutnya untuk melihat Paired bahwa adanya korelasi antara frekuensi Samples Test, menggunakan data yang Transaksi sebelum dan setelah sama sebagai berikut terlihat pada tabel perubahan waktu perdagangan pada berikut. Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu 0,077 tetapi kecil dan tidak signifikan. Tabel. Paired Samples Test frekuensi transaksi sebelum dan setelah perubahan waktu perdagangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Paired Samples Test T df Sig. (2-tailed) Pair 1 Frek_Sebelum - -4.238 29 .000 Frek_Setelah Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS ver.20.0 Tabel diatas menunjukkan uji waktu perdagangan pada Bursa Efek beda frekuensi transaksi sebelum (30 Indonesia (BEI). Nilai thitung sebesar hari pertama perdagangan di tahun 4.238 dengan nilai signifikansi sebesar 2012) dan setelah (30 hari pertama 0,000. perdagangan di tahun 2013) perubahan Gambar grafik daerah penerimaan dan penolakan Ho/Ha Daerah penolakan Ho Daerah Daerah penolakan Penerimaan Ho Ho 16 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351 t hitung -4.238 t tabel -1,0226 t tabel +1,0226 signifikan, sehingga hipotesis kedua diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara frekuensi transaksi perdagangan sebelum dan setelah perubahan waktu perdagangan pada bursa efek Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan perubahaan waktu yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan ruang yang panjang untuk para investor melakukan transaksi berkali-kali. Sehingga para calon investor lebih sering melakukan transaksi jual atau beli, dan berani mengambil keputusan jual atau beli pada sesi pra opening. Temuan dalam penelitian ini didukung oleh teori Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali terjadinya transaksi jual beli pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dalam aktivitas bursa efek ataupun pasar modal, aktivitas frekuensi perdagangan saham merupakan salah satu elemen yang menjadi salah satu bahan untuk melihat reaksi pasar terhadap sebuah informasi yang masuk pada pasar modal. Perkembangan harga saham dan aktivitas frekuensi perdagangan saham di pasar modal merupakan indikasi penting untuk mempelajari tingkah laku pasar sebagai acuan pasar modal dalam menentukan transaksi di pasar modal. Biasanya investor akan mendasarkan keputusan pada berbagai informasi dalam pasar modal atau lingkungan luar dari pasar modal tersebut. Frekuensi perdagangan saham sangat mempengaruhi jumlah saham yang beredar, jika jumlah frekuensi perdagangan besar maka saham tersebut 2. Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai thitung -4.238 dengan nilai signifikansi 0,000. Dan dari gambar grafik di atas menunjukkan bahwa nilai thitung berada pada daerah penolakan Ho atau berada didaerah penerimaan Ha, maka dapat disimpulkan dalam pengujian hipotesis kedua ini Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan dan signifikan antara frekuensi transaksi perdagangan sebelum dan setelah perubahan waktu perdagangan pada bursa efek Indonesia. B. PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan frekuensi transaksi sebelum dan setelah kebijakan perubahan waktu perdagangan di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian selama 30 hari pertama perdagangan di tahun 2012 dan 30 hari pertama perdagangan di tahun 2013 setelah kebijakan perubahan waktu perdagangan pada Bursa Efek Indonesia. Dari hasil pengujian terhadap frekuensi transaksi perdagangan menunjukan nilai rata-rata frekuensi setelah perubahan waktu perdagangan pada bursa efek Indonesia sebesar 149.774 juta kali transaksi, lebih tinggi dibandingkan rata-rata frekuensi transaksi perdagangan sebelum perubahan waktu perdagangan sebesar 123.424 juta kali transaksi. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai thitung berada pada daerah penolakan Ho atau berada didaerah penerimaan Ha dan Website 17 http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351 Saham, Jurnal Ekonomi Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 3 Halaman 294 – 312. Prasetya, Teguh, 2000, Analisa Rasio Keuangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar Sebagai Prediksi Harga Saham di BEJ Pada Periode Bullish dan Bearish, Simposium Seminar Akuntansi III PT. Bursa Efek Jakarta, 2006. JSX Statistic PT. Bursa Efek Jakarta, 2007, JSX Statistic PT. Bursa Efek Indonesia, 2008, IDX Statistic Ahmad, Z dan Simon Hussain, 2001, “KLSE Long Run Overreaction and TheChinese New Year Effect”, Journal of Business Finance and Accounting,Vol 28, p.1-2. Ang, Robert, 2000, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guidto Indonesian Capital Market), Mediasoft Indonesia. Banz, R., 1981, “The Relationship Between Return and Market Value of Common Stock”, Journal of Financial Economic, 9: 3-18. Chatterjee, Amitava., 2000, “Market Anomalies Revisited”, Journal of Applied Business Research, vol: 13 No.4 Chotigeat, T and I.M. Pandey., 2005, “Seasonality In Asia’s Emerging Markets:India and Malaysia”, Internasional Trade and Finance Association. Paper 53. Elton, Edwin J., and Gruber, Martin J., 1995, Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, Fifth Edition, John Wiley & Sons, dinyatakan sebagai saham teraktif yang diperdagangkan dan secara tidak langsung berpengaruh pada volume perdagangan saham. Saham yang frekuensi perdagangannya besar diduga dipengaruhi transaksi saham yang sangat aktif, hal ini disebabkan karena banyaknya minat investor. DAFTAR PUSTAKA Algifari, 2002, Analisis Regresi, Teori, Kasus, dan Solusi, BPFE, Yogyakarta Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia Edisi I, Media Soft, Indonesia. Budi, Ichsan. S dan Erni Nurhatmini, 2003, Pengaruh Hari Perdagangan dan Exchange Rate Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Jakarta, Hardiningsih, Pancawati, 2001, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Ekonomi terhadap Return Saham pada Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis Strategi, Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang. Hartono, Jogiyanto, 1998, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE-UGM, Yogyakarta Horne. James C. Van dan John M. Wachowicz, 2005, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta Husnan, Suad, 1998, Dasar-Dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP-AMP YKPN,Yogyakarta Natarsyah, Syahib, 2000, Analisa Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Website 18 http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351 Li, Eng Li., 1998, “Timing Stock Purchase and Sales in Kuala Lumpur, Mumbai, Singapore and Bangkok.” Singapore Management Review. Vol:20 Iss:1 p:65-67. Pearce, Douglas K., 1955, “The Robustness of Calendar Anomalies in Daily Stock Returns.” College of Management North Carolina State University. Ritter J., and N.Chopra., 1989, “Portofolio Rebalancing and the Turn of the Year Effect”, Journal of Finance 44: 149-166. Reinganum, Marc R., 1992, “A Revival of the Smal-Firm Effect”. Journal of Portofolio Management, Vol:18 Iss:3 p:5562. Ritter, Jay R dan Ziemba, William T., 1988, “The Buying and Selling Behaviour of Individual Investor at the Turn of the Year”, Journal of Finance, Vol:43 Iss:3 p:701719. Robert A. Haugen dan Philippe Jorion., 1996, “The January Effect: Still There after All These Years”, Financial Analyst Journal, January-February. Rathinasamy, R.S dan Krishna G. Mantripragada., 1996, “The January Size Effect Revisited: Is it A Case of Risk Mismeasurement?” Journal of Financial and Strategic Decisions. Vol:9 No. 3 R. Christie-David and M. Chaudhry., 2000, “January Anomalies: Implications for the Market’s Incorporation of News”, The Financial review, Vol:3 p.79-96. Inc. French, Dan W and Trapani, Teresa D., 1994, “Cash Balances and The January. Effect in Stock Returns”, Quarterly Journal of Business & Economic, Vol: 33 Iss:4 p: 3-12. Ghozali, Imam., 2006, Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gumanti, Tatang Ary dan Elok Sri Utami., 2002, “Bentuk Pasar Efisien danPengujiannya”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 4, No.1, p54-66. Hartono, Jogianto., 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisipertama, BPFE, Jogjakarta. Haugen R., and P. Jorion., 1966, “The January Effect : Still There after ll These Years.” Financial Analyst Journal, vol:52:27-31. Harad., 2002, “Tax-Loss Saelling and Window-Dressing: AnInvestigation of the January Effect in Poland.” Department of Economics. Eropa University Viadrina Frankfurt, Germany. Husnan, Suad. 2001, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Jones, C.P., 2000, Investments: Analysis and Management, 7th ed., New York, NY:John Wiley & Sons, Inc. Lamoureux, Christopher G., and Sanger, Gary C., 1989. “Firm Size and Turnofthe- Year Effects in the OTC / NASDAQ Market”, The Journal of Finance, Vol XLIV No. (5). Henke, 19 Website http://journal.stieamkop.ac.id/ Vol. 1 No.1 Jun – Sep 2016 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN : 2089-9351 Santoso, Singgih., 2004, SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Sharpe, W.F., Alexander, G.J, and Bailey, J.V., 1995, Investments, Fifth Edition, Prentice Hall, New Jersey. Suryawijaya, Marwan Asri dan Faisal Arief Setiawan. 1998, “Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri”, Kelola, No. 18/VII. 20 Website http://journal.stieamkop.ac.id/