STUDI KADAR KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA PADA SERUM ANJING KAMPUNG (Canis familiaris) UMUR 3 DAN 6 BULAN ADJENG RESTY FAUZY NURDAYA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Studi Kadar Kolesterol Dan Trigliserida Dalam Serum Anjing Kampung (Canis familiaris) Pada Umur 3 dan 6 Bulan adalah hasil karya saya dengan arahan pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2008 Adjeng Resty Fauzy Nurdaya NRP B04104007 ABSTRACT ADJENG RESTY FAUZY NURDAYA. The Study of Cholesterol and Triglyceride Level Serum on Indonesian Native Puppies During Growth Periode. Supervised by AGIK SUPRAYOGI and HUDA SALAHUDIN DARUSMAN. Indonesian native dog is one of the most favorable animal for research due to its easiness to find and economically affordable, unfortunately their physiologycal level have not being completely established specially the parameter on the puppies growth. One of the physiologycal parameters are blood lipid level including blood cholesterol, triglyceride, HDL, LDL and VLDL are also still limited datas available up to now. The research was conducted to find the level of cholesterol and triglyceride in serum from the puppies which was 3 and 6 month old. Six puppies clinically health were used in this research, comprise of three male and female. Blood collecting from puppie’s cephalical vein was executed on 3 and 6 month old, and it was analised on the cholesterol and triglyceride level using test kit methode and counted by spectrofotometry. The level of cholesterol between 3 and 6 month old showed no significant different, which was 215.5 mg/dl and 225.5 mg/dl respectivelly. In the other hand, the level of triglyceride showed that on the puppies 6 month old has higer level than 3 month old significantly (P<0.05), which were 87.2 mg/dl and 54.2 mg/dl respectively. Nevertheless, the dates still in the normal physiological level. The different of triglyceride level between 3 and 6 month old might be caused by difference feeds intake and metabolisme between 3 and 6 month old. Keyword: Dog, cholesterol, triglyceride. ABSTRAK ADJENG RESTY FAUZY NURDAYA. Studi Kadar Kolesterol dan Trigliserida pada Serum Anjing Kampung (Canis familiaris) Umur 3 dan 6 Bulan. Dibimbing oleh AGIK SUPRAYOGI dan HUDA SALAHUDIN DARUSMAN. Anjing kampung merupakan salah satu hewan yang dapat dijadikan sebagai hewan coba, selain harganya yang ekonomis, anjing kampung juga mudah diperoleh. Salah satu nilai fisiologis yang belunm diketahui ampai saat ini adalah kandungan lipid dalam darah diantaranya kolesterol, trigliserida, HDL,LDL, dan VLDL, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui nilai fisiologis tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar kolestrol dan trigliserida pada serum darah anjing kampung pada umur 3 dan 6 bulan. Enam ekor anjing kampung terdiri dari tiga ekor jantan dan tiga ekor betina sehat secara klinis digunakan dalam penelitian ini. Sampel serum darah diambil pada anjing tersebut dan diananlisis dengan metode Tes-kit yang dibaca dengan menggunakan spektrofotometer. Kadar kolesterol tidak mengalami peningkatan yang signifikan pada umur 3 dan 6 bulan yaitu 215.5±9.47 mg/dl dan 225.5±31.10 mg/dl berturutturut. Adapun untuk kadar trigliserida pada umur 6 bulan lebih tinggi dibandingkan dengan pada umur 3 bulan, kadar ini berbeda nyata (P<0.05), dimana kadarnya adalah 87.2±31.10mg/dl dan 54.2±9.47mg/dl secara berturutturut. Pada keseluruhan hasil yang diperoleh baik kadar kolesterol dan trigliserida mengalami peningkatan antara umur 3 dan 6 bulan, namun masih berada pada batasan normal. Perbedaan yang terjadi kemungkinan diakibatkan oleh perbedaan asupan dan metabolisme antara kedua umur diatas. Kata kunci : Anjing, Kampung, Kolesterol, Trigliserida. STUDI KADAR KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA PADA SERUM ANJING KAMPUNG (Canis familiaris) UMUR 3 DAN 6 BULAN ADJENG RESTY FAUZY NURDAYA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Judul : Studi Kadar Kolesterol dan Trigliserida pada Serum Anjing Kampung (Canis familiaris) Pada Umur 3 da 6 Bulan Nama : Adjeng Resty Fauzy Nurdaya NRP : B04104007 Disetujui Dr. drh. Agik Suprayogi, MSc drh. Huda S Darusman Pembimbing I pembimbing II Diketahui Dr. Nastiti Kusumorini Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Tanggal lulus: PRAKATA Puji serta syukur penulis haturkan kehadirat Alloh SWT, atas nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi Kadar Kolesterol dan Trigliserida Serum Anjing Kampung (Canis familiaris) pada usia Pertumbuhan dari hasil penelitian pada bulan Februari sampai denganJuli 2007 dengan baik. Rasa terimakasih penulis ucapkan kepada Dr. drh. Agik Suprayogi, MSc dan drh. Huda S Darusman yang dengan sabar telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga ucapkan terimakasih kepada drh. I Ketut Mudite Andyane, MS sebagai pembimbing akademik. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada seluruh keluarga besar Dr. drh. Agik Suprayogi, MSc beserta Ibu yang telah memfasilitasi penulis selama penelitian, pak Joni dan Qori CS yang telah membantu penelitian penulis dan teman-teman sepenelitian (Uni Betty, ana dan uloh) terimakasih atas kerjasamanya selama penelitian. Kepada seluruh anggota Sesamoidea dan Alkahfia (Eva,Icha,Ida,Bu’ Ning, Mb’ Ria) terimakasih atas segala dukungan dan motivasinya. Ungkapan terimakasih terdalam penulis haturkan kepada kedua orang tua dan adik-adik dan keluarga besar di Cikajang dan Garut atas segala curahan kasih sayang terindah kepada penulis. Kepada keluarga besar bapak Ngatiyo dan Ibu Siti Nurhidayati beserta Mas Yahya Hamitisna penulis haturkan terimakasih atas segala dukungan dan kasih sayangnya. Penulis yakin masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, oleh karena itu perbaikan-perbaikan kedepan untuk penulisan yang lebih baik dapat dilakukan. Bogor, Agustus 2008 Adjeng Resty Fauzy Nurdaya NRP. B04104007 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 10 desember 1986 dari ayah yang bernama Daya Hartono dan ibunda yang bernama Enung Nurkasih. Penulis merupakan anak sulung dari tiga bersaudara yang sangat menyayangi adikadiknya. Pada tahun 1993 penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Tambatan Hati Cikajang, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 2 Cikajang pada tahun 1994. Setelah lulus dari Sekolah menengah Pertana Negeri 1 Cikajang pada tahun 2001 penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cikajang dan berkesempatan melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti beberapa organisasi internal kampus sebagai anggota Himpunan Minat Profesi Ornithologi dan Unggas, Himpunan Minat Profesi Satwa Liar. Selain itu penulis juga aktif dalam Himpunan Mahasiswa Garut (HIMAGA). DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi vii viii PENDAHULUAN .......................................................................................... Latar Belakang ....................................................................................... Tujuan .................................................................................................... Manfaat .................................................................................................. 1 1 2 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3 Sejarah Anjing ........................................................................................ Peran Anjing Sebagai Hewan Percobaan................................................ Nilai Fisiologis Anjing............................................................................ Metabolisme Lemak di Hati.................................................................... Kolesterol................................................................................................ Fungsi Kolesterol .................................................................................... Trigliserida.............................................................................................. Trigliserida dalam Hati ........................................................................... Penggunaan Trigliserida Untuk Energi................................................... Pembentukan Trigliserida dari Karbohidrat dan Protein ........................ Nilai Profil Lipid Pada Berbagai Hewan ................................................ 3 4 5 6 7 9 9 11 11 12 12 METODE PENELITIAN .............................................................................. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. Alat dan Bahan ...................................................................................... Tahap Persiapan dan Adaptasi................................................................ Sinkronisasi ............................................................................................ Persiapan Kandang ................................................................................. Pemeliharaan .......................................................................................... Pengambilan Sampel .............................................................................. Analisis Laboratorium ............................................................................ Parameter yang Diamati ......................................................................... Protokol Penelitian ................................................................................. Analisis data ........................................................................................... 14 14 14 14 14 15 15 15 16 16 17 17 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... Kolesterol................................................................................................ Trigliserida.............................................................................................. 18 19 21 DISKUSI UMUM .......................................................................................... 23 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... Kesimpulan ............................................................................................ Saran ...................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN ................................................................................................... 24 24 24 25 28 DAFTAR TABEL 1 2 3 4 Halaman Beberapa parameter keadaan fisiologis normal anjing ................................ 5 Nilai normal parameter hematologis pada anjing ........................................ 6 Nilai profil lipid berbagai hewan ................................................................. 13 Rata-rata kadar kolesterol pada anjing lokal dengan umur 3 dan 6 bulan ............................................................................................................ 18 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 2 3 4 5 Proses absorbsi dan metabolisme lemak ...................................................... Proses metabolisme trigliserida ................................................................... Cara pengambilan darah pada vena cephalica ............................................. Skema metodologi penelitian ...................................................................... Grafik perbandingan kolesterol dan trigliserida pada umur 3 bulan dan 6 bulan ......................................................................................................... 9 12 16 17 19 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Hasil Analisis Data....................................................................................... 29 PENDAHULUAN Latar belakang Hewan sebagai mahluk ciptaan Allah SWT merupakan faktor pendukung kehidupan, baik itu sebagai makhluk individu maupun fungsi yang berhubungan dengan manusia. Dalam perkembangannya saat ini telah banyak hewan yang didomestikasi untuk digunakan dalam berbagai kepentingan. Sejarah mencatat bahwa anjing merupakan hewan yang pertama kali didomestikasi oleh manusia. Salah satu hewan yang telah banyak didomestikasi adalah anjing kampung, anjing kampung selain berfungsi sebagai hewan kesayangan, sering pula dimanfaatkan sebagai hewan percobaan, misalnya percobaan yang berhubungan dengan kedokteran hewan, kedokteran umum, biologi, kedokteran gigi dan biosains. Hal ini dikarenakan anjing kampung tergolong ekonomis dan mudah dalam mendapatkannya. Namun demikian, nilai fisiologis anjing kampung tersebut belum banyak terdapat didalam referensi. Oleh karena itu diperlukan data-data fisiologis anjing kampung yang dapat digunakan sebagai acuan, meskipun sebagian data fisiologis anjing kampung telah diketahui. Beberapa nilai fisiologis anjing kampung telah diketahui oleh beberapa peneliti terdahulu. Nilai elektrokardiogram dan tekanan darah dalam kondisi hewan teranestesi dengan metode pengukuran tekanan darah secara langsung diungkapkan oleh Suprayogi (1988). Sudisma (2004) melaporkan hal yang sama namun pengukuran tekanan darah dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat fisiograf. Ngabdusani (2006) melaporkan nilai fisiologis kardiovaskular, respirasi dan suhu tubuh pada anjing kampung dewasa dan anak. Nurulhuda (2007) melaporkan perbandingan nilai fisiologis kardiorespirasi dan suhu tubuh yang dilakukan pada berbagai umur anak anjing kampung. Sementara itu Nugraha (2007) melaporkan gambaran darah anjing kampung jantan pada umur tiga sampai tujuh bulan. Namun demikian, nilai fisiologis yang berhubungan dengan kadar kolesterol dan trigliserida dalam serum anjing kampung belum ditemukan, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menambah data fisiologis pada anjing kampung sehingga dapat membantu para praktisi dokter hewan baik dalam melaksanakan prakteknya maupun saat melakukan penelitian yang berhubungan dengan kesehatan anjing kampung tersebut. Selain itu data yang diperoleh dapat menjadi salah satu tambahan ilmu pengetahuan di bidang fisiologi hewan, khususnya yang bersangkutan dengan nilai profil lipid pada anjing kampung di Indonesia. Walaupun sampai saat ini belum banyak laporan berbagai kejadian penyakit non-infeksius sebagai akibat peningkatan lipid darah dalam hal ini kolesterol dan trigliserida, namun kejadian tersebut sangat mungkin pada anjing ini mengingat, anjing sebagai hewan karnivora yang sangat rentan terhadap kelebihan kolesterol dan trigliserida dari diet yang dikonsumsi. Selain itu status anjing sebagai hewan kesayangan biasanya diberi makan sama seperti pemiliknya dengan kandungan lemak yang tinggi sehingga kemungkinan meningkatnya kadar lemak dalam darah cukup tinggi, terutama kolesterol dan trigliserida (Larkin & Stockman 2001). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendapatkan nilai fisiologis dari kadar kolesterol dan trigliserida yang terkandung dalam serum anjing kampung pada umur tiga dan enam bulan (usia masa pertumbuhan), (2) memberikan gambaran informasi data fisiologis anjing kampung bagi masyarakat, peneliti, maupun dokter hewan. Manfaat Dapat menambah data fisiologis anjing kampung yang salah satunya adalah kadar kolesterol dan trigliserida dalam serum darah, khususnya pada usia pertumbuhan yaitu tiga dan enam bulan. Dengan adanya data tersebut dapat membantu dokter hewan untuk mengontrol pengaturan pakan, pemberian obat, penentuan diagnosa penyakit dan tindakan lanjut dari penyakit dalam hal yang berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan kolesterol dan trigliserida. TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Anjing Anjing termasuk keluarga Canidae yang bersifat karnivora atau pemakan daging. Anjing yang telah dijinakan disebut Canis familiaris (Hartaningsih et al 1999). Anjing bersaudara dengan rubah, serigala, dan anjing rakun. Nenek moyang anjing yang paling dekat hubungannya adalah dengan serigala (Hafez 1969; Jackson 1994; Budiana 2007). Taksonomi anjing menurut Linnaeus 1758 dan Budiana 2007 Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Canidae Genus : Canis Spesies : Canis lupus Sub Spesies : Canis familiaris Menurut Hartaningsih et al (1999), ciri-ciri dari anjing yang termasuk golongan Canis familiaris antara lain tubuhnya kecil memanjang, telinga dan moncongnya runcing. Anjing termasuk salah satu hewan yang mengandalkan indera penciumannya karena anjing memiliki indera penciuman yang sangat tajam (Untung 1997). Anjing mempunyai kelebihan lainnya yaitu kemampuan beradaptasi dengan berbagai lingkungan di bumi ini (Hartaningsih et al 1999). Pengenalan hibridasi gen dari Canis familiaris lebih mendekati Golden Jackal, Canis aureus (Hafez 1969; Budiana 2007). Anjing tersebar luas ke seluruh dunia, proses penyebaran ini salah satunya dikarenakan adanya migrasi manusia, misalnya perpindahan penduduk Tibet pada jaman neolitik ke Eropa dan Amerika yang memunculkan tipe anjing utara, seperti Alaskan malamute, Chowchow, dan Scarpei (Untung 1997). Adanya sejarah anjing yang begitu panjang mendorong dibuatnya penggolongan anjing pada pertengahan abad ke-19. Anjing-anjing tersebut digolongkan menurut kegunaan pokoknya, penggolongan ini lebih berdasarkan pada karakter dan tingkah laku anjing dari pada asal usul genetiknya (Hafez 1969). Domestikasi anjing telah berkembang selama 25-30.000 tahun dan 12.000 tahun yang lalu manusia telah berhasil mengembangbiakan sejumlah varietas anjing tidak hanya untuk berburu, namun juga untuk teman bermain (Jackson 1994; Budiana 2007). Salah satu anjing yang saat ini telah banyak didomestikasi adalah anjing kampung. Hal ini berdasarkan beberapa alasan diantaranya karena anjing kampung tergolong ekonomis, mudah diperoleh dan perawatannya mudah. Pada hakikatnya anjing kampung memiliki potensi yang sama dengan anjing ras lainnya, namun karena kurangnya perhatian terhadap anjing kampung menyebabkan kesejahteraannya lebih rendah dibanding dengan anjing ras lainnya. Sehingga dibutuhkan perhatian lebih terhadap anjing kampung agar kesejahteraannya meningkat sebagai salah satu kekayaan alam Indonesia. Peran Anjing Sebagai Hewan Percobaan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah mendorong banyak pihak atau lembaga untuk melakukan penelitian di berbagai bidang ilmu. Salah satunya adalah ilmu kedokteran hewan yang kini semakin berkembang dan sangat dibutuhkan, karena sangat erat hubungannya dengan kesejahteraan hewan dan kesehatan manusia. Dengan banyaknya hewan yang diteliti maka kelengkapan datanya akan bertambah, sehingga dengan data yang lengkap dapat memudahkan penelitian selanjutnya maupun adanya penemuan berbagai obat hewan, pelaksanaan pencegahan penyakit dengan vaksinasi, meningkatkan mutu makanan dan cara pemeliharaan yang baik salah satunya adalah pada anjing. Golongan anjing ras telah terlebih dahulu memiliki kelengkapan data baik itu fisiologis maupun genetis yang telah tercatat oleh Perkumpulan Kinologi Indonesia (Sanusi 2004 di dalam Ngabdusani 2006), sehingga dalam hal perawatan, pengobatan dan pemeliharaan sudah relatif lebih mudah, begitu pula dengan tingkat kesejahteraannya yang sudah lebih maju dibanding anjing kampung. Beberapa anjing ras yang sering digunakan dalam penelitian antara lain anjing Basenji dan Beagle, hal ini karena anjing-anjing tersebut merupakan anjing yang berukuran sedang sehingga diperkirakan dapat mewakili seluruh ras anjing yang tidak jauh berbeda dengan anjing-anjing tersebut. Selain itu anjing Basenji dan Beagle tergolong anjing yang mudah ditangani dan relatif jinak sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian (Wolfensohn & Lloyd 2000; Mayer & Harvey 2004; Budiana 2007). Berbeda halnya dengan anjing ras, anjing kampung telah lama diketahui keberadaanya namun tidak dijaga galur keturunannya, dan belum memiliki data fisiologis yang begitu lengkap (Dharmojono 2003). Meskipun demikian, anjing kampung sangat sering digunakan sebagai hewan percobaan dengan berbagai alasan, diantaranya mudah diperoleh karena terdapat diberbagai daerah dan relatif murah. Selain itu, anjing kampung juga memiliki potensi yang sama dengan anjing ras lainnya, karena pada dasarnya semua hewan memiliki metabolisme yang hampir sama (Ngabdusani 2006). Nilai Fisiologis Anjing Setiap hewan memiliki nilai fisiologis yang berbeda tergantung jenis hewan, genetik, umur, jenis kelamin, dan kondisi hewan tersebut. Setiap nilai fisiologis biasanya berupa nilai minimum dan maksimum. Dalam selang tersebut keadaan hewan normal atau tidaknya dapat diketahui. Tabel 1 dan 2 berikut menunjukan beberapa nilai fisiologis pada anjing. Tabel 1 Beberapa parameter fisiologis normal anjing Parameter Suhu tubuh Frekuensi nadi Frekuensi nafas Masa puber Panjang masa estrus Frekuensi estrus Fekuensi defekasi Pengeluaran urine Hemoglobin Kebutuhan pakan nilai normal anjing 38-39 (oC) a 70-120 (kali/menit) a 10-30 (kali/menit)a 6-8 (bulan) a 18-21 (hari) a 6 (bulan) a 1-6 (kali/hari) a 20 (ml/kg/hari) a 12-18 (g/dl darah) b 30-60 (g/kg/hari)b Keterangan: a. Bower dan Youngs (1990); b. Smith dan Mangkoewidjojo (1988) Tabel 2 Nilai normal parameter hematologis pada anjing Parameter hematologis Volume darah Sel darah merah Hematokrit Sel darah putih Neutrofil Limfosit Monosit Eosinofil Trombosit Hemoglobin Protein plasma Kolesterol serum Anjing Anjing kampung dewasa 70 -90 ml/Kga 5.5 - 8.5 x 106/mm3a 37 - 55%a 6.0 – 18.0 x 103a 63 - 80%a 12 - 30%a 3 - 10%a 2 - 10%a 2 - 9 x 105/mm3a 12 - 18 g/100mla 5.3 - 7.5 g/100mla 140 - 210 mg/100 mla 6.05 ± 1.56 x 106/mm3b 36.94 ± 8.5%b 6.47 ± 2.38 x 103/ml3c 2.27 ± 3.17 x 103/ml3c 0.14 ± 0.49 x 103/ml3c 0.08 ± 0.12 x 103/ml3c 2.23 ± 1.06 x 105/mm3c 18.4 ± 4.76 g/dlc 12.85 ± 1.24 g/100mlb - Keterangan: a. Smith dan Mangkoewidjojo (1988); b. Hariyati (1988); c. Wirajaya (2005) Metabolisme lemak di Hati Fungsi fisiologis terutama hati merupakan hal yang sangat penting, berhubungan dengan fungsi hati mendukung seluruh kegiatan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dalam tubuh. Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu, sekitar 500 hingga 1000 ml diproduksi cairan empedu kuning setiap harinya. Unsur utama empedu adalah air, elektrolit, garam empedu, fosfolipid, kolesterol, garam anorganik, dan pigmen empedu. Metabolisme lemak dapat terjadi di semua sel tubuh, aspek metabolisme lemak tertentu terutama terjadi di hati. Beberapa fungsi spesifik hati dalam metabolisme lemak antara lain; (1). mempercepat oksidasi beta asam lemak untuk mensuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, (2). Pembentukan sebagian besar lipoprotein, (3). Pembentukan sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid, dan (4). Pengubahan sebagian besar karbohidrat dan protein menjadi lemak. Untuk memperoleh energi dari lemak netral, lemak pertama-tama dipecah menjadi gliserol dan asam lemak. Kemudian asam lemak dipecah melalui proses oksidasi beta menjadi radikal asetil berkarbon 2 yang kemudian membentuk asetilkoenzim A (asetil-KoA). Asetil-KoA kemudian dapat memasuki siklus asam sitrat dan dioksidasi sehingga menghasilkan energi yang besar. Oksidasi beta dapat terjadi di semua sel tubuh, namun terutama terjadi didalam sel hepatosit hati. Hepatosit tidak dapat menggunakan semua asetil-KoA yang dibentuk, sebaliknya asetil-KoA diubah melalui kondensasi dua molekul asetil-KoA menjadi asam asetoasetat, yaitu asam dengan kelarutan tinggi yang lewat dari hepatosit masuk kedalam cairan ekstraseluler dan kemudian ditransport keseluruh tubuh untuk diabsorbsi oleh jaringan lain (Guyton & Hall 1997). Dengan demikian hati memiliki peran yang sangat penting dalam meabolisme lemak. Kolesterol Kolesterol diklasifikasikan kedalam golongan lemak berkomponen alkohol steroid, sebagian besar befungsi sebagai sumber kalori serta memberi nilai tambah terhadap cita rasa makanan (Martoharsono 1988; Sitepoe 1992). Kolesterol sangat larut dalam lemak tetapi hanya sedikit larut dalam air, dan mampu membentuk ester dengan asam lemak. Hampir 70% kolesterol dalam lipoprotein plasma adalah bentuk ester kolesterol (Guyton & Hall 1997). Menurut Guyton dan Hall (1997), kolesterol diperoleh melalui dua jalur yaitu eksogen dan endogen. Kolesterol eksogen yaitu kolesterol yang diperoleh dari hasil absorbsi saluran pencernaan setiap hari. Sedangkan kolesterol endogen adalah kolesterol yang diperoleh dari hasil pembentukan dalam sel tubuh. Pada dasarnya kolesterol endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel lain dalam tubuh juga membentuk sedikit kolesterol. Sesuai dengan kenyataannya bahwa banyak struktur membran sel terbentuk dari kolesterol. Sebagian kolesterol dalam darah berasal dari hasil sintesis dalam tubuh kurang lebih 1 gram/hari, sedangkan 0,3 gram/hari diperoleh dari makanan (Harper et al 1988; Clarenburgh 2001; Bachorik et al 2001). Kurang lebih 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu. Hampir semua sintesis lemak dalam tubuh baik yang terbentuk dari karbohidrat maupun protein terjadi di dalam hati. Setelah lemak disintesis dalam hati, lemak ditranspor dalam lipoprotein keseluruh jaringan lemak untuk disimpan (Guyton & Hall 1997). Kolesterol dalam tubuh dapat bersifat endogen yaitu dapat disintesis oleh tubuh dan bersifat eksogen yaitu didapat dari makanan. Kolesterol yang bersifat endogen dipengaruhi oleh proses sintesisnya berupa asam lemak jenuh, lipoprotein, dan energi yang digunakan. Sedangkan kolesterol yang bersifat eksogen dipengaruhi oleh konsumsi kolesterol dalam makanan (Sitepoe 1992; Clarenburgh 2001; Bachorik et al 2001). Selain dipengaruhi oleh faktor di atas, kadar kolesterol juga dipengaruhi oleh variasi individu terhadap kemampuan mensintesis kolesterol serta kemampuan mengeksekresikan sterol dan garam empedu dari tubuh (Harper et al 1988; Clarenburgh 2001; Bachorik et al 2001). Dalam tubuh kolesterol di absorbsi oleh usus dan diangkut oleh kilomikron yang kemudian dibawa ke hati untuk di metabolisme. Dalam hati terjadi peristiwa umpan balik negatif untuk mengatur kolesterol tubuh, bila pemasukan kolesterol dalam diet meningkat maka sintesis kolesterol hati menurun, begitu pula sebaliknya (Guyton & Hall 1997). Kolesterol diekskresikan ke dalam kantong empedu sebagai garam empedu yang merupakan hasil utama metabolisme dalam hati. Dalam kantong empedu hasil ekskresi sebagian direabsorbsi ke dalam sirkulasi portal yang kemudian diambil oleh hati dan diekskresikan kembali dalam kantong empedu, keadaan ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Garam-garam empedu yang tidak digunakan diserap kembali dan digunakan sebagai zat pembentuk sterol feses yang akan dikeluarkan bersama feses (Irawan & Poestika 1977; Mayes et al 1978; Harper et al 1988; Guyton & Hall 1997; Clarenburgh 2001) Kolesterol diedarkan di dalam plasma dalam bentuk lipoprotein, dapat pula dinamakan kompleks antara lipid dengan apolipoprotein. Sejumlah kolesterol dalam makanan dapat diserap dalam berbagai bentuk tergantung dari macammacam spesies dan makanan alami yang dimakan (Clarenburgh 2001). Gambar 1 Proses absorbsi dan metabolisme lemak (Clarenburgh 2001) Fungsi Kolesterol Kolesterol merupakan zat prekursor biosintesis untuk hormon steroid antara lain progesteron, glukokortikoid, mineralkortikoid, androgen dan estrogen, selain itu kolesterol juga sebagai prekursor biosintetik asam empedu, dan vitamin D (Harper et al 1988; Guyton & Hall 1997; Clarenburgh 2001). Guyton dan Hall (1997), mengungkapkan bahwa kolesterol mengatur permeabilitas membran dan untuk mempertahankan integritas sel seluruh tubuh sehingga dapat mencegah penguapan air secara berlebihan pada permukaan kulit. Selain itu kolesterol adalah sebagai pembentuk otak, membentuk vitamin D, dan (Hutapea 1993; Guyton & Hall 1997; Clarenburgh 2001). Trigliserida Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida dibentuk oleh reaksi dua molekul asil-lemak-KoA dengan gliserol-3-fosfat untuk membentuk asam fosfatidat, yang mengalami defosforilasi menjadi diasilgliserol. Molekul ini kemudian diasilasi oleh molekul ke tiga asil lemak-KoA menghasilkan suatu triasilgliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama trigliserida adalah sebagai zat penyedia energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida (Guyton & Hall 1997; Clarenburgh 2001; Bachorik et al 2001). Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O) yang menggantikan kehilangan air pada pernafasan (Guyton & Hall 1997; Clarenburgh 2001; Bachorik et al 2001). Oksidasi lemak dapat menghasilkan cukup energi untuk mempertahankan suhu tubuh, untuk sintesis aktif asam amino dan protein, selain untuk aktifitas lain yang membutuhkan energi, seperti proses transport membran. Selain itu, degradasi trigliserida yang berubah menjadi glukosa darah, setelah fosforilasi enzimatiknya menjadi gliserol fosfat dan oksidasinya menjadi dihidroksiaseton fosfat. Urea yang dibentuk selama degradasi asam amino akan diserap dan didaurkan kembali, yang kemudian gugus aminonya dimanfaatkan untuk membuat asam amino baru, untuk mempertahankan protein tubuh. Pada hewan normal, biosintesis dan oksidasi trigliserida terjadi bersamaan dalam keadaan imbang, sehingga jumlah lemak dalam tubuh relatif konstan selama jangka waktu yang panjang, walaupun mungkin terjadi sedikit perubahan dalam jangka pendek, bersamaan dengan berfluktuasinya kalori yang terpakai. Kecepatan biosintesis trigliserida diubah secara drastis oleh aktifitas beberapa hormon. Insulin contohnya, melangsungkan perubahan karbohidrat menjadi trigliserida. Trigliserida juga dapat digunakan sebagai cadangan makanan pada hewan yang tinggal di daerah bersuhu rendah saat hibernasi (Clarenburgh 2001). Hampir seluruh lemak dari diet, dengan pengecualian utama asam lemak rantai pendek, diabsorbsi dari usus ke dalam limfe. Selama pencernaan sebagian besar trigliserida dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak. Kemudian, sewaktu melalui sel epitel usus, keduanya disintesis kembali menjadi molekul trigliseida baru yang berkumpul dan masuk kedalam limfe dalam bentuk droplet kecil yang tersebar yang disebut kilomikron (Guyton & Hall 1997). Trigliserida dalam Hati Sebagian besar trigliserida terdapat didalam hati apabila dalam keadaan kelaparan, diabetes melitus, dan beberapa kondisi dimana lemak dipakai dengan cepat untuk energi. Pada keadaan ini sebagian besar trigliserida dimobilisasi dari jaringan lemak adiposa dan ditransport sebagai asam lemak bebas ke dalam darah. Asam lemak ini akan ditimbun kembali sebagai trigliserida didalam hati yang merupakan tempat dimulainya tahap awal dari degenerasi lemak. Dalam keadaan fisiologis normal, jumlah total trigliserida dalam hati ditentukan secara menyeluruh oleh kecepatan penggunaan lipid untuk energi (Guyton & Hall 1997). Penggunaan Trigliserida Untuk Energi Tahap pertama dalam penggunaan trigliserida untuk energi adalah hidrolisis dari trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian, asam lemak dan gliserol ditransport ke jaringan aktif dimana keduanya dapat dioksidasi untuk menghasilkan energi. Degradasi dan oksidasi asam lemak terjadi hanya dalam mitokondria, maka langkah pertama pemakaian asam lemak adalah mentransport asam lemak kedalam mitokondria. Molekul asam lemak didegradasi dalam mitokondria dengan melepaskan dua segmen karbon secara bertahap dalam bentuk asetilkoenzim A (asetil-KoA). Proses ini disebut oksidasi beta untuk degradasi lemak. Asetil-KoA yang dibentuk didalam mitokondria tadi segera masuk kedalam siklus asam sitrat yang menghasilkan karbondioksida dan atom hidrogen. Jadi, setelah degradasi awal dari asam lemak menjadi asetil-KoA, kemudian hidrogen dioksidasi dengan cara yang sama melalui sistem oksidasi kemiosmotik mitokondria yang digunakan untuk oksidasi karbohidrat yang akhirnya akan menghasilkan adenosintriphosphat (ATP) yang banyak dan dapat digunakan untuk energi (Guyton & Hall 1997; Clarenburgh 2001; Bachorik et al 2001). Gambar 2. Proses metabolisme trigliserida (Clarenburgh 2001) Pembentukan Trigliserida Dari Karbohidrat Dan Protein Bila karbohidrat dalam diet yang dikonsumsi lebih dari yang dibutuhkan, maka dapat dipakai segera sebagai energi atau disimpan dalam bentuk glikogen. Kelebihan karbohidrat tersebut dapat dengan cepat diubah menjadi trigliserida dan kemudian disimpan dalam jaringan adiposa. Sedangkan pembentukan trigliserida dari protein berasal dari asam amino yang diubah menjadi asetil-KoA yang kemudian disintesis menjadi trigliserida. Oleh karena itu, bila diet yang dikonsumsi banyak mengandung protein sementara protein yang digunakan oleh tubuh sedikit, maka sebagian besar dari jumlah yang berlebihan itu akan disimpan sebagai lemak (Guyton & Hall 1997; Clarenburgh 2001; Volek et al. 2008). Nilai Profil Lipid Pada Berbagai Hewan Nilai profil lipid pada beberapa hewan memiliki perbedaan menurut spesies, umur, ataupun menurut diet yang dikonsumsi. Terdapat beberapa nilai normal kadar kolesterol dan trigliserida pada beberapa hewan menurut Meyer dan Harvey (2004) seperti terlihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Nilai profil lipid berbagai hewan Spesies Kadar Kolesterol (mg/dl) Kadar Trigliserida (mg/dl) Anjing 110-266 20-112 Kucing 38-186 10-114 Kuda 50-143 4-44 Sapi 87-254 0-14 Babi 36-54 50-140 - Kambing/domba - Keterangan: Meyer dan Harvey (2004) Nilai profil lipid yang diketahui menurut Meyer dan Harvey 2004, terlihat berbeda menurut spesies, hal ini dapat disebabkan beragam faktor diantaranya perbedaan dalam hal pakan yang dikonsumsi, aktifitas tubuh, dan respon individu terhadap seluruh metabolisme lipid di dalam tubuhnya. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Fisiologi bagian fisiologi, departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, dan kandang Karyo Mendo Farm Cihideung Ilir Ciampea, Bogor selama enam bulan mulai bulan Februari sampai dengan Juli 2007. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain syringe 3ml, termos es, pinset, tempat pakan dan minum hewan, tabung reaksi, dan mesin analisis kimia spektrofotometer ABX Pentra MiraMax. Adapun bahan yang digunakan adalah serum anjing kampung, kapas alkohol, obat anti endo dan ekto-parasit. Dalam penelitian ini digunakan enam ekor anjing kampung yang berasal dari satu indukan, terdiri dari tiga ekor jantan dan tiga ekor betina. Anjing yang digunakan diperoleh dari anakan anjing yang telah digunakan sebelumnya sebagai objek penelitian tentang nilai fisiologis oleh para peneliti terdahulu di kandang Karyo Mendo Farm. Selama pelaksanaan penelitian anjing kampung yang dijadikan objek penelitian dirawat sesuai dengan kondisi alamiahnya. Tahap Persiapan dan Adaptasi Sinkronisasi Penelitian diawali dengan tahap persiapan dan proses adaptasi anjing selama dua minggu. Pada masa ini anjing diperiksa kondisi fisiologisnya, dan disiapkan untuk dilakukan penelitian. Anjing juga diberi obat anti endo dan ekto-parasit. Anjing yang digunakan sebagai objek penelitian berasal dari satu indukan yang sama dan merupakan generasi ke-3 dari anjing-anjing objek penelitian tentang nilai fisiologis sebelumnya, sehingga dapat mengurangi keragaman genetik. Persiapan kandang Pada masa ini dilakukan kegiatan desinfeksi lantai dan dinding kandang. Persiapan kandang sangat penting untuk memastikan saat penelitian sudah dalam keadaan bersih dan sehat. Kandang yang digunakan adalah kandang kelompok berukuran ±12m2, terdiri atas enam unit kandang individu berukuran ±1.5m×1m, dilengkapi dengan tempat pakan dan minum pada masing-masing kandang. Kandang ini layak untuk dihuni oleh enam ekor anjing yang berumur 1.5 bulan hingga 1 tahun. Kondisi lingkungan memiliki nilai kelembaban yaitu pada pagi hari sekitar 99.37±0.38%, siang hari 73.84±0.34%, dan sore hari 89.67±4.50%. sedangkan suhu lingkungan adalah 17.97±0.15oC pada pagi hari, 27.03±0.47oC siang hari dan 23.06±0.39oC pada sore hari. Pemeliharaan Pemeliharaan hewan dan lingkungan meliputi perawatan harian, mingguan dan insidental. Pemeliharaan harian diantaranya adalah pemberian pakan dan minum serta pembersihan kandang. Pakan diberikan dua kali dalam sehari setiap pagi dan sore dengan komposisi campuran antara dog food dan nasi dengan perbandingan 1:1. Kandungan nutrisi antara lain protein kasar, lemak kasar, serat kasar, kalsium, fosfor, dan karbohidrat, sedangkan air minum tersedia setiap waktu (ad libitum). Pemeliharaan mingguan diantaranya adalah penimbangan bobot badan dan pengukuran suhu tubuh. Selain pemeliharaan harian dan mingguan, dilakukan pula pemeliharaan yang bersifat insidental, diantaranya pemberian obat anti endo dan ekto-parasit. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh anjing. Pengambilan Sampel Setelah dua minggu perawatan sebagai persiapan awal, maka dilakukan pengambilan sampel darah pertama pada anjing berumur tiga bulan. Pengambilan darah dilakukan dengan persiapan sebelumnya yaitu mempersiapkan anjing yang akan diambil darahnya dan mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam pengambilan darah, seperti syringe, kapas alkohol dan tabung reaksi. Setelah persiapan selesai, maka pengambilan darah dilakukan dengan memilih pembuluh darah yang cukup mudah untuk dilkakukan pengambilan darah seperti vena femoralis, vena saphena atau vena cephalica eksterna. Sebalum dilakukan pengambilan darah satu atau dua orang menangani anjing dengan tujuan agar anjing tidak memberontak. Pengambilan darah dilakukan secara aseptis dan lege altis. Darah yang diambil kurang lebih 2ml, lalu dimasukan ke dalam tabung reaksi tanpa antikoagulan dan disimpan dengan posisi ±45o yang bertujuan agar permukaan lebih luas dan serum lebih banyak diperoleh, kemudian dilakukan analisis kimia. Hal yang sama dilakukan kembali ketika anjing berumur enam bulan. Cara penanganan dan pengambilan darah dapat terlihat pada Gambar 3 Gambar 3. Cara pengambilan darah pada vena cephalica (www.Anjingkita.com) Analisis Laboratorium Analisis laboratorium dilakukan langsung setelah pengambilan darah dengan tujuan agar darah tidak terkontaminasi dan tidak lisis. Analisis dilakukan di laboratorium klinik komersil yang sering digunakan oleh dokter hewan sebagai rujukan. Metode analisis menggunakan Tes-kit yang dibaca dengan menggunakan alat analisis spektrofotometer ABX Pentra Mira MAX. Parameter yang diamati Dalam penelitian ini dua parameter yang diamati yaitu kadar kolesterol dan kadar trigliserida dianalisis dari serum darah anjing kampung. Protokol Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, tahap mempersiapkan anjing berumur dua bulan sebagai obyek penelitian. pertama Tahap berikutnya dilakukan pengambilan sampel darah pada umur tiga bulan untuk diamati kadar kolesterol dan trigliseridanya. Selanjutnya dilakukan tahap pemeliharaan sampai umur enam bulan yang kemudian dilakukan kembali pengambilan sampel darah untuk dianalisis. Tahapan penelitian disajikan pada Gambar 4 Persiapan dan adaptasi induk partus 1 Bulan 2 Bulan Sampling darah I (analisis) Pemeliharaan 3 Bulan Persiapan kandang (Suhu dan kelembaban, ukuran kandang) Sinkronisasi (anjing satu indukan, generasi ke-3, 3 jantan dan 3 betina 4 Bulan 5 Bulan Sampling darah II (analisis) 6 Bulan Pemberian pakan Pengukuran bobot badan Pengukuran suhu tubuh Pemberian obat cacing Pemberian obat anti ektoparasit Gambar 4 Skema metodologi penelitian Analisis data Analisis data menggunakan metode T-test untuk membandingkan dua populasi data yaitu data kolesterol dan trigliserida pada umur tiga bulan dan umur enam bulan. Dengan hipotesa: H0: X1=X2 (tidak berbeda nyata) H1: X1≠X2 (berbeda nyata) Nilai propabilitas (P) kurang dari 0.05 diterima sebagai hal yang berbeda nyata (H1), sedangkan apabila lebih dari 0,05 maka diterima sebagai hal yang tidak berbeda nyata (H0). X1 merupakan hasil pengamatan pada umur tiga bulan dan X2 pada enam bulan, baik itu kolesterol maupun trigliserida (Mattjik & Sumertajaya 2000). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian kadar kolesterol pada serum darah anjing yang diamati pada umur tiga bulan memiliki nilai yang lebih rendah jika dibandingkan pada umur enam bulan, begitu pula dengan kadar trigliserida dari hasil pengamatan pada umur tiga bulan memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai trigliserida pada umur enam bulan. Tabel 4 Rata-rata kadar kolesterol pada anjing lokal dengan umur 3 dan 6 bulan Waktu pengambilan Kolesterol (mg/dl) Trigliserida (mg/dl) 3 bulan 215,5 ± 9.47a 54,2 ± 9.47b 6 bulan 225,5 ± 31.10a 87,2 ± 16c Rata-rata 3 dan 6 bulan 220.5 ± 37.71 70.7 ± 21.30 Normal 112 – 328* 20 – 150* Keterangan: Huruf superskrip (a,b,c) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan berbeda nyata (P<0,05). * Tilley dan Smith 1997, Meyer dan Harvey(2004), Allen et al (2005) Data tersebut menunjukan bahwa kadar kolesterol maupun trigliserida pada anjing kampung mengalami peningkatan pada umur enam bulan. Pada umur tiga bulan, rata-rata kadar kolesterol dalam darah anjing adalah 215.5±9.47 mg/dl, sedangkan pada umur enam bulan 225.5±31.10 mg/dl. Meskipun terdapat peningkatan, nilai ini tidak berbeda nyata, sedangkan pada rata-rata kadar trigliserida terdapat perbedaan nyata antara umur tiga bulan dan enam bulan dengan selang kepercayaan 95% (P<0.05). Pada umur tiga bulan rata-rata kadar trigliseridanya adalah 54.2±9.47mg/dl sementara itu pada umur enam bulan rataratanya adalah 87.2±16.0mg/dl. Pada keseluruhan data hasil penelitian baik itu kolesterol maupun trigliserida berada pada batasan normal menurut Tilley dan Smith (1997); Meyer dan Harvey (2004); dan Allen et al (2005). Mg/dl k o n s e n t r a s i Umur (bulan) parameter Gambar 5 Grafik perbandingan kolesterol dan trigliserida pada umur 3 bulan dan 6 bulan. Kolesterol Dari hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata kolesterol pada anjing kampung umur tiga bulan adalah 215.5±9.47mg/dl, sedangkan pada umur enam bulan 225.5±31.1mg/dl. Rata-rata kadar kolesterol yang teramati baik pada umur tiga bulan maupun enam bulan berada pada kisaran normal yaitu 112 – 328 mg/dl (Tilley & Smith 1997; Meyer & Harvey 2004; Allen et al 2005 ). Perubahan kadar kolesterol tidak berpengaruh signifikan terhadap keseluruhan metabolisme tubuh anjing kampung usia pertumbuhan. Hal ini disebabkan kolesterol dalam tubuh belum optimal membentuk beberapa hormon steroid. Pada Gambar 5 terlihat kadar kolesterol anjing kampung terjadi peningkatan walaupun dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor fisiologis maupun morfologis dalam tubuh yang berpengaruh dalam metabolisme tubuh pada perbedaan umur tiga bulan dan enam bulan, hal ini sesuai dengan Suprayogi et al (2007) yang menyatakan bahwa perbedaan umur dapat menentukan perbedaan metabolisme hewan. Tinggi rendahnya kolesterol terutama dapat dipengaruhi oleh keturunan, makanan, berat badan, aktivitas fisik, umur dan jenis kelamin, faktor utama yang mempengaruhi meningkatnya kolesterol plasma adalah diet lemak jenuh dari kandungan lemak dalam dogfood dan makanan yang diperoleh dari alam saat anjing di umbar di halaman kandang (binatang lain seperti tikus, belalang, ulat dan lain-lain) yang kemudian dicerna oleh tubuh. Faktor tersebut dapat mengakibatkan peningkatan konsentrasi kolesterol dalam darah sebanyak 15-25%. Keadaan ini dapat terjadi karena peningkatan penimbunan lemak dalam hati, yang kemudian memperbesar jumlah asetil-KoA dalam sel hati, sehingga terjadi peningkatan kolesterol. Tingginya jumlah kolesterol yang dicerna setiap hari juga mempengaruhi konsentrasi kolesterol dalam plasma. Saat kolesterol diproduksi, peningkatan konsentrasi kolesterol akan menghambat enzim 3-hidroksi-3metilglutaril KoA reduktase yang merupakan suatu enzim penting bagi pembentukan kolesterol endogen. Hal ini menjadi umpan balik intrinsik untuk mencegah peningkatan konsentrasi kolesterol plasma yang berlebihan. Sebagai akibatnya konsentrasi kolesterol plasma pada keadaan normal tidak akan berubah lebih dari ±15% baik naik atau turun dari kadar normal sebelumnya dengan mengubah jumlah kolesterol dalam diet, walaupun respon individu berbeda (Guyton & Hall 1997). Hal lain yang mempengaruhi peningkatan kolesterol dalam darah adalah kekurangan hormon insulin atau tiroid, sebaliknya jika kelebihan hormon tersebut akan menurunkan konsentrasi kolesterol di dalam darah. Efek tersebut kemungkinan disebabkan terutama oleh perubahan enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme zat lemak (Guyton & Hall 1997). Guyton & Hall (1997) juga mengatakan, sebagian kolesterol dipakai oleh kelenjar adrenal untuk membentuk hormon adrenokortikal; oleh ovarium untuk membentuk progesteron dan estrogen; dan oleh testis untuk menbentuk hormon testosteron yang merupakan hormon steroid. Selain untuk pembentukan hormon steroid, kolesterol juga sangat berperan dalam pembentukan asam empedu, dan hal yang penting dari fungsi kolesterol adalah sebagai pembentuk membran di seluruh sel tubuh (Clarenburgh 2001; Bachorik et al 2001). Dengan keadaan kadar kolesterol yang normal tentu akan sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh yang normal pula sejak usia dini. Hal ini akan memudahkan diagnosis ketika terdapat kelainan saat hewan sudah dewasa terutama yang menyangkut metabolisme kolesterol, dan dalam pengaturan pakan agar tidak mengalami kelebihan dan kekurangan kolesterol. Trigliserida Dari hasil penelitian, diperoleh rata-rata kadar trigliserida pada anjing kampung umur tiga bulan adalah 54.2±9.47mg/dl sedangkan pada umur enam bulan adalah 87.2±16.0mg/dl. Rata-rata kadar trigliserida pada anjing kampung baik umur tiga bulan maupun enam bulan berada dalam kisaran yang normal yaitu antara 20 – 150 mg/dl (Tilley & Smith 1997; Meyer & Harvey 2004; Allen et al 2005). Pada pengamatan yang dilakukan dengan mengambil dua kali pemeriksaan sampel terdapat perbedaan yang nyata antara kadar trigliserida pada umur tiga bulan dengan kadar trigliserida pada umur enam bulan. Pada umur enam bulan kadar trigliserida lebih tinggi dibandingkan dengan kadar pada umur tiga bulan. Pada umumnya kadar trigliserida berada pada kisaran normal. Lain halnya dengan kolesterol, trigliserida sangat mungkin terjadi peningkatan yang signifikan pada umur enam bulan karena trigliserida dapat terbentuk dari berbagai diet yang dikonsumsi, seperti dari karbohidrat, protein dan lemak (Clarenburgh 2001). Menurut Volek et al. (2008), trigliserida banyak dihasilkan ketika mengkonsumsi karbohidrat, dan karbohidrat juga dapat menginduksi terbentuknya trigliserida meski dalam jumlah sedikit. Peningkatan kadar trigliserida pada umur enam bulan kemungkinan akibat diet yang dikonsumsi semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh seiring dengan peningkatan metabolisme tubuh secara keseluruhan. Peningkatan ini erat kaitannya dengan proses perkembangan tubuh (otot dan lemak), sehingga memang sangat diperlukan adanya cadangan energi dalam bentuk timbunan-timbunan otot dan deposit lemak yang mana itu sangat terkait dengan peningkatan trigliserida dalam darah sebagai suatu proses metabolisme. Selain itu perbedaan metabolisme pada tingkatan umur juga dapat mempengaruhi peningkatan kadar trigliserida dalam tubuh, hal ini ditegaskan Suprayogi. et al (2007) bahwa perbedaan nilai fisiologis mamalia antar umur dewasa dengan anakan tampaknya disebabkan oleh perbedaan umur, terutama tingkat metabolisme dan pertumbuhan anatomis tubuhnya yang berbeda. Sebagian besar trigliserida terdapat di dalam hati saat kelaparan, pada keadaan diabetes melitus, dan pada keadaan lain saat lemak dipakai dengan cepat untuk energi. Pada kondisi ini, sebagian besar trigliserida dimobilisasi dari jaringan lemak, ditransport sebagai asam lemak bebas dalam darah, kemudian ditimbun kembali sebagai trigliserida dalam hati. Jadi dalam keadaan fisiologi normal, jumlah total trigliserida dalam hati ditentukan secara menyeluruh oleh seluruh kecepatan penggunaan lipid untuk energi (Guyton & Hall 1997). Bachorik et al (2001) mengungkapkan, peningkatan kadar trigliserida dalam darah dapat pula karena penggunaan beberapa obat sepertiti Thiazyn diuretik, dan cyclosporine, beberapa obat ini dapat menyebabkan hipertrigliseridemia sekunder. Selain itu dapat pula diakibatkan karena kelainan genetik yang menyebabkan hipertrigliseridemia familial. Namun demikian, peningkatan yang terjadi pada kadar trigliserida anjing kampung umur enam bulan yang digunakan dalam penelitian adalah karena proser metabolisme yang semakin meningkat sesuai perubahan umur dan dari pakan yang dikonsumsi. Hal ini karena anjing yang digunakan dalam penelitian berada dalam keadaan sehat dan tidak diberikan perlakuan apapun (obat-obatan). Kondisi genetik anjing kampung yang digunakan dalam penelitian juga dalam keadaan normal, terlihat dari indukan anjing tersebut tidak mengalami kelainan genetik yang berhubungan dengan tingginya kadar trigliserida. DISKUSI UMUM Kelebihan akan kandungan kolesterol maupun trigliserida mempengaruhi kesehatan anjing dalam hal metabolisme tubuh. jumlah kolesterol dalam jumlah yang besar didalam dapat Keberadaan darah disebut hiperkolesterolemia, ini bukan merupakan suatu penyakit, namun merupakan gangguan metabolisme yang dapat menjadi faktor sekunder dari beberapa penyakit dan kardiovaskular. dapat menyertai berbagai penyakit, terutama gangguan Selain itu, kelebihan kolesterol dalam darah juga dapat menyebabkan atherosklerosis, yaitu penyumbatan pembuluh darah oleh karena terjadinya radang pada pembuluh darah yang menyebabkan banyaknya flek yang mengendap. Tidak hanya kolesterol, trigliserida juga dapat menimbulkan gangguan metabolisme apabila terjadi kelebihan maupun kekurangan. Hipertrigliserida merupakan salah satu gangguan metabolisme karena terdapatnya trigliserida berlebih dalam darah. Hal ini dapat disebabkan oleh obesitas, diabetes melitus, nephrotic syndrome, predisposisi genetik, penggunaan obat (seperti, isotretionin), dan hipotiroidisme. Kondisi kelebihan dan kekurangan kolesterol maupun trigliserida pada anjing kampung dapat mengurangi kesejahteraannya, sehingga dapat pula mengganggu kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi kesejahteraan dan kesehatan manusia sebagai pemilik hewan maupun sebagai masyarakat yang dilingkungannya terdapat anjing kampung. Dengan adanya penelitian yang mengkaji data-data fisiologis anjing kampung di Indonesia, dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan anjing kampung dan kesejahteraan masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, terjadi peningkatan baik kadar kolesterol maupun trigliserida pada umur anjing enam bulan. Namun demikian, kadar kolesterol darah pada anjing kampung pada usia tiga bulan dan enam bulan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Kadar kolesterol pada umur tiga bulan berkisar antara 167.38–263.62 mg/dl dan pada umur enam bulan 192.89-258.11 mg/dl. Berbeda dengan kolesterol, kadar trigliserida memiliki perbedaan yang nyata antara umur tiga dan enam bulan. Kadar trigliserida darah pada anjing kampung yang berumur tiga bulan adalah 44.23–64.11 mg/dl dan pada umur enam bulan 70.41–103.92 mg/dl. Pada umumnya baik kadar kolesterol maupun kadar trigliserida berada pada kisaran normal, yaitu antara 112–328 mg/dl untuk kolesterol dan antara 20–150 mg/dl untuk trigliserida. Peningkatan yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh perbedaan metabolisme pada perbedaan umur dan asupan pakan yang dikonsumsi. Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kadar kolesterol pada anjing kampung setelah pubertas. Selain itu perlu ada penelitian lanjutan yang berkaitan dengan kadar HDL dan LDL pada darah anjing kampung dengan waktu pengambilan yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Allen DG, Anderson DP, Jeffcott LB, Quesenberry KE, Radostits OM, Reeves PT, Wolf AM. 2005. The Merck Veterinary Manual. Ed ke-8. Cynthia MK, editor. Whitehouse Station: Merck & CO Bachorik PS, Denke MA, Stein EA, Rifkind BM. 2001. Lipids and dislipoproteinemia. Di dalam: John BH, editor. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods: Lipid and Dislipoproteinemia. Ed ke-20. Philadelphia: Saunders Company. Bower J, Youngs D. 1990. The Health of Your Dog. London: The Crowood Press. Budiana NS. 2007. Anjing. Jakarta: Penebar Swadaya. Clarenburg R. 2001. Lipid metabolisms, Physiologycal Chemistry of Domestic Animal. Amerika: Mosby Year Book Dharmojono. 2003. Anjing Permasalahan dan Pemecahan. Jakarta: Penebar Swadaya Devlin TM. 1986. Textbook of Biochemistry with Clinic Correlations. Ed ke-2. New York: John Wiley and Sons, a wiley Medical Publication. Ganong WF. 1983. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Guyton AC dan Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-9. Irawati Setiawan, penerjemahan. Jakarta: EGC. Hafez ESE. 1969. The Behaviour of Domestic Animal. Amerika: The Williams and Wilkins Company Baltimore. Harper HA; Murray RK; Granner DK; Mayes PA; Rodwell VW. 1988. Biochemistry. California: Aplleton and lange, Norwalk, Connecticut. Hariyati A. 1988. Pengaruh anaestesi nembutal (pentobarbital) terhadap gambaran darah anjing.[skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Hartaningsih N, Dharma DMN, Rudyanto MD. 1999. Anjing Bali, Pemuliaan dan Pelestarian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hutapea AM. 1993. Menuju Gaya Hidup Sehat, Kiat Praktis Untuk Setiap Orang Sibuk Yang Ingin Sehat dan Fit. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Irawan B dan Poestika S. 1977. Hubungan Hiperlipidemia dengan Penyakit Jantung Koroner. Berkala Ilmu Kedokteran. Jackson F. 1994. Dog Breeding: The Theory and The Practice. Marlborough: Crowood Press. Larkin P and Stockman M. 2001. The Ultimate Encyclopedia of Dogs: Dog Breeds and Dog Care. London: Southwater. Martoharsono S. 1988. Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mattjik AA, Sumertajaya M. 2000. Perancangan Percobaan dengan Metode SAS dan Mini Tab. Bogor: IPB Press. Mayes PA; Rodwell; Martin DW. 1980. Biokimia. Jakarta: EGC Meyer DJ, Harvey JW. 2004. Veterinary Laboratory Medicine: Interpretation and Diagnosis. Philadelhia: Saunders Muslihun. 1954. Manusia dan Hewan Piaraan. Jakarta: PT. Pembangunan. Ngabdusani I. 2006. Nilai Fisiologis Kardiovaskuler, Respirasi, dan Suhu Tubuh pada Anjing Kampung Dewasa dan Anak.[Skripsi]. Bogor: Fakultas kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor Nugraha KNN. 2007. Gambaran darah anjing kampung jantan (Canis familiaris) umur 3 sampai 7 bulan.[skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Nurulhuda BS. 2007. Perbandingan nilai fisiologis kardiorespirasi dan suhu tubuh pada berbagai umur anjing kampung.[skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Page DS. 1985. Prinsip-Prinsip Biokimia. Ed ke-2. Soendoro, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Price SA, Wilson LMC. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed ke-6. Brahm UP, Huriawati H, Pita W, Dewi AM, penerjemah. Jakarta: EGC Reece WO. 2005. Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals. Ed ke-3. Amerika: Lippincott Williams and Wilkins Robert PC. 1958. Cholesterol; Chemistry, Biochemistry, and Phatology. New York: Academic Press Inc. Saligson. 1958. Standard Method of Clinical Chemistry. New York: Academic Press.. 26-30 Sitopoe M. 1992. Kolesterolfobia, Keterkaitannya Dengan Penyakit Jantung. Jakarta: Gramedia. Slijper EJ. 1954. Ternak Potong dan Kerja. Bogor: CV. Jasa Guna Press. Smith JB, Mangkoewodjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Stryer L. 1988. Biochemistry. Ed ke-3. New york: W.H. Freeman and Company. Sudisma IGN. 2004. Respon fisiologi penyuntikan kombinasi atropin-xylazinketamin dan pengulangannya untuk anaestesi umum pada anjing lokal.[tesis]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Suprayogi A, Sumitro, Iskandar M, Sudranto R, Darusman HS. 2007. Perbandingan nilai kardiorespirasi dan suhu tubuh dugong dewasa dan bayi. Jurnal Veteriner. 8:173-179. Taarea RH. 1988. Penanggulangan Obesitas Menuju Gaya Hidup Sehat. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Untung O. 1997. Merawat dan memelihara anjing. Ed ke-6. Jakarta: PT Penebar Swadaya. Volek JS, Fernandez ML, Feinman RD, Phinney SD. 2008. Dietary carbohydraterestriction induces a unique metabolic state positively affecting atherogenic dyslipidemia, fatty acid partitioning, and metabolic syndrome. Progress in Lipid Research 47 307-318.[terhubung berkala]. www.elseiver.com/locate/plipres. [20 juli 2008]. Wirajaya. 2005. Gambaran darah anjing kampung (Canis familiaris) di daerah jakarta dan bogor.[Skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Wolfensohn S, Lloyd M. 2000. Handbook of laboratory Animal Management and Welfare. Ed ke-2. London: Blackwell Science. LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Analisis Data Untuk melihat apakah rata-rata kadar kolesterol anjing 3 bulan dan anjing 6 bulan dalam taraf normal atau tidak, digunakan selang kepercayaan 95% terhadap data yang diperoleh untuk kadar kolesterol anjing 3 bulan dengan anjing 6 bulan Inte r v a l P l o t o f X 3 K , X 3 T , X 6 K , X 6 T 9 5 % C I fo r th e M e a n 2 6 3 .6 2 2 2 5 8 .1 0 9 250 200 Data 1 9 2 .8 9 1 150 1 6 7 .3 7 8 1 0 3 .9 2 4 100 6 4 .1 0 9 6 7 0 .4 0 9 6 50 4 4 .2 2 3 8 X 3K X 3T Keterangan : X3K X 6K X 6T = selang kepercayaan 95% kadar kolesterol anjing 3 bulan X3T = selang kepercayaan 95% kadar trigliserida anjing 3 bulan X6K = selang kepercayaan 95% kadar kolesterol anjing 6 bulan X6T = selang kepercayaan 95% kadar trigliserida anjing 6 bulan Kadar Normal Kolesterol anjing Kadar Normal Trigliserida anjing : 112–328 mg/dl : 20–150 mg/dl One‐Sample T: X3T (Nilai Trigliserida umur 3 bulan) Test of mu = 56 vs not = 56 Variable N Mean StDev SE Mean 95% CI T P X3T 6 54.1667 9.4745 3.8680 (44.2238, 64.1096) ‐0.47 0.655 Analisis : karena selang kepercayaan 95% kadar trigliserida anjing 3 bulan tidak termasuk ke dalam selang kadar normal secara keseluruhan, maka perlu dilakukan uji T , apakah sample yang diperoleh masih sama dengan batas bawah selang kadar normal selang (56 ml/dl) pada tingkat kepercayaan 95% Berdasarkan data tersebut, maka kadar trigliserida anjing 3 bulan masih termasuk dalam taraf normal pada selang kepercayaan 95% Hasil untuk uji perbandingan kadar kolesterol Two‐Sample T‐Test and CI: X3K, X6K (Perbandingan antara kolesterol 3 dan 6 bulan) Two‐sample T for X3K vs X6K SE N Mean StDev Mean X3K 456 215.5 .9 19 X6K 6 225.5 31.1 13 Difference = mu (X3K) ‐ mu (X6K) Estimate for difference: ‐10.0000 95% CI for difference: (‐60.3858, 40.3858) T‐Test of difference = 0 (vs not =): T‐Value = ‐0.44 P‐Value = 0.668 DF = 10 Both use Pooled StDev = 39.1676 Boxplot of X3 K, X6 K 300 280 Data 260 240 220 200 180 X 3K X 6K Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol antara anjing 3 bulan dengan anjing 6 bulan pada tingkat kepercayaan 95% karena p-value lebih besar dari taraf nyata (α = 5%). Hasil untuk uji perbandingan kadar trigliserida Two-Sample T-Test and CI: X3T, X6T (Perbandingan antara trigliserida 3 dan 6 bulan) Two‐sample T for X3T vs X6T N Mean StDev SE Mean X3T 6 54.17 9.47 3.9 X6T 6 87.2 16.0 6.5 Difference = mu (X3T) ‐ mu (X6T) Estimate for difference: ‐33.0000 95% CI for difference: (‐49.8892, ‐16.1108) T‐Test of difference = 0 (vs not =): T‐Value = ‐4.35 P‐Value = 0.001 DF = 10 Both use Pooled StDev = 13.1288 Boxplot of X3T, X6T 110 100 Data 90 80 70 60 50 40 X3T X6T Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar trigliserida antara anjing 3 bulan dengan anjing 6 bulan pada tingkat kepercayaan 95% karena p-value lebih kecil dari α=0.05(5%) Welcome to Minitab, press F1 for help. One‐Sample T: Selang bawah kolesterol umur 3 bulan Test of mu = 112 vs < 112 95% Upper Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P 3 6 215.500 45.855 18.720 253.222 5.53 0.999 One‐Sample T: 3 Selang atas kolesterol umur 3 bulan Test of mu = 328 vs > 328 95% Lower Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P 3 6 215.500 45.855 18.720 177.778 ‐6.01 0.999 One‐Sample T: 3 Selang rataan kolesterol umur 3 bulan Variable N Mean StDev SE Mean 95% CI 3 6 215.500 45.855 18.720 (167.378, 263.622) One‐Sample T: 6 Selang bawah kolesterol umur 6 bulan Test of mu = 112 vs < 112 95% Upper Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P 6 6 225.500 31.072 12.685 251.061 8.95 1.000 One‐Sample T: 6 Selang atas kolesterol umur 6 bulan Test of mu = 328 vs > 328 95% Lower Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P 6 6 225.500 31.072 12.685 199.939 ‐8.08 1.000 One‐Sample T: 6 Selang rataan kolesterol umur 6 bulan Variable N Mean StDev SE Mean 95% CI 6 6 225.500 31.072 12.685 (192.891, 258.109) One‐Sample T: 3 Selang bawah trigliserida umur 3 bulan Test of mu = 20 vs < 20 95% Upper Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P 3 6 54.1667 9.4745 3.8680 61.9608 8.83 1.000 One‐Sample T: 3 Selang atas trigliserida umur 3 bulan Test of mu = 150 vs > 150 95% Lower Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P 3 6 54.1667 9.4745 3.8680 46.3725 ‐24.78 1.000 One‐Sample T: 3 Selang rataan trigliserida umur 3 bulan Variable N Mean StDev SE Mean 95% CI 3 6 54.1667 9.4745 3.8680 (44.2238, 64.1096) One‐Sample T: 6 Variable N Mean StDev SE Mean 95% CI 6 6 87.1667 15.9677 6.5188 (70.4096, 103.9237) One‐Sample T: 6 Selang bawah trigliserida umur 6 bulan Test of mu = 20 vs < 20 95% Upper Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P 6 6 87.1667 15.9677 6.5188 100.3023 10.30 1.000 One‐Sample T: 6 Selang atas trigliserida umur 6 bulan Test of mu = 150 vs > 150 95% Lower Variable N Mean StDev SE Mean Bound T P 6 6 87.1667 15.9677 6.5188 74.0310 ‐9.64 1.000