randhi satria sip, ma 2 - HI UNS

advertisement
UPAYA DIPLOMASI PUBLIK BRAZIL DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF NEGARA MELALUI
PENYELENGGARAAN PIALA DUNIA 2014 DAN OLIMPIADE 2016
PASKALIS WAHYU HARYAWAN1
RANDHI SATRIA S.I.P, MA 2
Abstract
Brazilian public diplomacy efforts in building a positive image of the country through the
hosting of the World Cup 2014 and the Olympics in 2016 are the main topics that were examined in this
study. Such efforts analyzed the aspects and the role of public diplomacy activities undertaken by the
Brazilian government.
This research uses a qualitative approach with literature study and interview as the technique of
the data collection. Data analysis draws on qualitative analysis consisted of multiple steps such as data
reduction, data presentation, analysis and then drawing conclusions. Data validation uses the
triangulation of source and technique.The conceptual framework of this research departs from the
implementation of soft power concept, public diplomacy, and imaging state.
The result of this research shows that the Brazilian public diplomacy efforts in building a
positive image of the country through the hosting of the World Cup 2014 and the Olympics in 2016 is
done through three dimensions of public diplomacy activities that news management, strategic
communications, and relationship building. Furthermore, the authors conducted an analysis of the role
arising from public diplomacy activities conducted by the government of Brazil through the hosting of
the World Cup 2014 and the Olympics in 2016 include improving familiarity, increase appreciation,
interesting people, and to influence the behavior of others.
Keywords: Public Diplomacy, World Cup 2014, Olympic 2016, News Management, Strategic
Communication, Relationship Building
1 Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta
2 Dosen Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret
1
A. Pendahuluan
Perkembangan dunia dengan adanya globalisasi telah membuka celah serta
kesempatan bagi setiap negara untuk melaksanakan diplomasinya. Dunia yang telah
terglobalisasi ini mendorong negara-negara untuk meningkatkan bentuk diplomasi nontradisional dengan tujuan meningkatkan status dan citra internasional mereka. Hal ini
terutama terlihat pada negara berkembang yang tak memiliki sumber daya kekuatan
struktural maupun diplomatik yang ekstensif sehingga menggunakan alat atau instrumen
diplomasi lain untuk berkompetisi secara global. Dari berbagai instrumen yang dijadikan
modal soft power diplomacy oleh negara-negara didunia, olahraga kini menjadi salah satu
instrumen yang menonjol untuk digunakan. Hal tersebut pun semakin dikembangkan
dengan penyelenggaraan acara olahraga berskala internasional yang memiliki kapasitas
besar untuk membentuk dan memproyeksikan citra baik secara domestik maupun
internasional bagi negara tuan rumah seperti contohnya piala dunia dan olimpiade.
Olahraga di Brazil, khususnya sepak bola, memiliki magnet tersendiri bagi
sebagian besar masyarakat Brazil. Kecintaan masyarakat Brazil terhadap olahraga pun
kemudian di respon baik oleh pemerintah dimana pemerintah melihat bahwa Brazil,
dengan potensi olahraga yang sudah sangat kental menyatu dengan kehidupan seharihari masyarakatnya, dirasa merupakan suatu bekal besar untuk dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan lebih jauh lagi. Oleh karena itu, pemerintah Brazil berinisiatif untuk
menjadikan olahraga sebagai instrumen yang ditonjolkan dalam menjalankan strategi
diplomasinya di kancah internasional khususnya dalam rangka membangun citra positif
Brazil di mata dunia. Upaya tersebut ditunjukan dengan tercapainya status Brazil sebagai
tuan rumah dua penyelenggaraan olahraga besar berskala internasional yaitu piala dunia
2014 dan olimpiade 2016.
Upaya pemerintah Brazil untuk menggunakan piala dunia dan olimpiade sebagai
alat diplomasi dalam membangun citra positif negara sebenarnya sudah dapat terlihat
sejak langkah awal pengajuan diri sebagai tuan rumah kedua event tersebut. Setelah
resmi memperoleh status sebagai tuan rumah piala dunia 2014 dan olimpiade 2016, tidak
lantas membuat Brazil berpuas diri. Komitmen untuk memanfaatkan momentum menjadi
2
tuan rumah kedua event tersebut terus dilakukan khususnya melalui organ resmi
pemerintahan. Pemerintah Brazil melakukan konsolidasi pembentukan badan koordinasi
pemerintahan yang difungsikan dalam rangka penyelenggaraan piala dunia 2014 dan
olimpiade 2016. Langkah tersebut kemudian diikuti dengan perencanaan dan proyek
pembangunan oleh pemerintah mulai dari penyusunan anggaran hingga pembangunan
infrastruktut penunjang. Upaya membangun citra positif Brazil khususnya di kancah
internasional dirasa menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan mengingat dari
beberapa aspek seperti ekonomi, sosial, keamanan dan politik di Brazil akhir-akhir ini
menunjukan trend yang cenderung memburuk. Oleh karena itu, pemerintah Brazil
melalui momentum penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 juga
melakukan upaya diplomasi publiknya melalui 3 dimensi aktivitas diplomasi publik yaitu
manajemen berita, komunikasi strategis, serta pembangunan relasi.
B. Aktivitas Diplomasi Publik Brazil melalui Penyelenggaraan Piala Dunia 2014 dan
Olimpiade 2016
Penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 dimanfaatkan Brazil selaku
tuan rumah untuk menerapkan diplomasinya pada kancah internasional. Kesempatan
Brazil dalam membangun citra positif negara diaplikasikan dengan menerapkan aktivitas
diplomasi publik melalui kedua perhelatan besar tersebut. Sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Gustavo Westmann, Head of the Economic, Commercial and Culture
Offices Embassy of Brazil to Indonesia, Brazil berusaha membangun citra positif melalui
kesempatan mereka menyelenggarakan dua perhelatan besar berskala internasional
yaitu piala dunia dan olimpiade. Hal tersebut juga dilengkapi dengan data yang penulis
dapatkan dari salah seorang akademisi di Brazil bernama Marcelo Moraes E Silva yang
menganggap bahwa Brazil telah membuktikan kepada dunia sebagai negara yang
mumpuni dan sukses dalam menyelenggarakan mega event olahraga sekelas piala dunia
dan olimpiade. Selanjutnya, penulis menganalisa mengenai penerapan aktivitas diplomasi
publik yang dilakukan pemerintah Brazil dalam membangun citra positif negara melalui
penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. Seperti yang disampaikan oleh
Bapak Agus Heriyana selaku Kasubid Isu-isu Aktual dan Strategis Direktorat Diplomasi
Publik Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, penggunaan analisa diplomasi publik
3
melalui peran serta aktivitas-aktivitas nya merupakan cara yang tepat dalam menganalisa
kasus Brazil yang menjadi tuan rumah dua event besar yaitu piala dunia 2014 dan
olimpiade 2016.
Mark Leonard dalam bukunya “Public Diplomacy” menuliskan bahwa diplomasi
publik memiliki 3 dimensi aktivitas, yaitu manajemen berita, komunikasi strategis, serta
pembangunan relasi. Manajemen berita merupakan manajemen isu sehari-hari untuk
membantu membentuk citra suatu negara melalui media-media komunikasi lokal dengan
cakupan audiens yang luas (global). Manajemen berita juga dilakukan untuk
‘membenarkan’ aksi-aksi suatu negara yang disesuaikan dengan citra yang ingin
dibentuk.1 Sementara komunikasi strategis merupakan kumpulan aktivitas yang
menyerupai kampanye politik. Ketika melakukan komunikasi strategis, aktor harus
mempunyai satu pesan yang ingin disampaikan kepada publik dan merencanakan
sejumlah aktivitas yang akan dilakukan untuk menyampaikan pesan tersebut kepada
target. Pesan yang ingin disampaikan dipegang oleh aktor untuk kemudian terusmenerus disampaikan hingga publik terpengaruh oleh pesan tersebut. 2 Dimensi yang
ketiga yaitu pembangunan relasi dengan individu-individu penting dijalankan melalui
beasiswa, pertukaran, pelatihan, seminar, konferensi, pembangunan jaringan, dan
sebagainya. Tujuan dari pembangunan relasi ini adalah menciptakan pemahaman
bersama untuk memahami motivasi dan faktor dari setiap aksi yang dilakukan sehingga
ketika tiba saatnya untuk mendiskusikan isu yang lebih spesifik, masing-masing pihak
sudah mengerti cara pandang satu sama lain. 3 Berikut penulis paparkan mengenai
penerapan aktivitas diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Brazil bekerjasama
dengan stakeholder terkait dalam upaya membangun citra positif Brazil melalui
penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016.
1. Manajemen Berita
Manajemen berita bisa dikatakan menjadi ujung tombak dalam menghubungkan
Brazil kepada masyarakat internasional. Hal tersebut terkait pula dengan mekanisme
diplomasi publik yang menekankan hubungan baik antara government to public.
Perhatian terhadap penyediaan sarana dan prasarana yang memadai sudah pasti menjadi
4
hal yang difokuskan oleh pemerintah mengingat milyaran masyarakat di dunia
berkeinginan untuk menyaksikan piala dunia dan olimpiade. Oleh karena itu, International
Broadcasting Centre (IBC) menjadi salah satu unsur penting untuk mendukung upaya
manajemen berita yang dilakukan oleh pemerintah Brazil. International Broadcasting
Centre (IBC) merupakan ujung tombak pemerintah Brazil yang bekerjasama dengan
beberapa stakeholder penyelenggara piala dunia dan olimpiade dalam upaya manajemen
berita dan pengumpulan seluruh informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan piala
dunia 2014 dan olimpiade 2016. IBC dijadikan sebagai pusat informasi terkait
penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 serta dipersiapkan untuk
menyiarkan seluruh pertandingan pada piala dunia dan olimpiade untuk kemudian
disebarkan kepada media-media di negara lain. Pembangunan IBC sendiri dipusatkan di
satu lokasi yaitu di daerah Rio de Janeiro. 4
Penerapan dari manajemen berita yang dilakukan dalam diplomasi publik dimana
menekankan penyampaian pesan dari government to public mampu terjawab dengan
hadirnya IBC. IBC telah mengakomodir pesan utama yang ingin disampaikan pemerintah
Brazil melalui momentum mereka menjadi tuan rumah dua event besar piala dunia dan
olimpiade. Tidak hanya publik domestik namun publik internasional juga mampu
menerima pesan utama yang dimaksudkan oleh Brazil. Selain berupaya mengundang
seluruh masyarakat internasional untuk menyaksikan piala dunia dan olimpiade yang
diselenggarakan di Brazil, tak lupa pemerintah Brazil juga konsisten dalam
menyampaikan informasi berupa potensi-potensi yang dimiliki oleh Brazil seperti halnya
investasi, ekonomi, budaya, alam dan sebagainya. Secara lebih luas lagi, Brazil berupaya
agar pesan utama yang berusaha disampaikan melalui dimensi manajemen berita
nantinya mampu untuk memberikan citra positif negara Brazil di mata dunia. Kehadiran
IBC telah menjawab kebutuhan akan manajemen berita sebagai ujung tombak dalam
penyampaian pesan. Sebagai sarana untuk menghubungkan pemerintah Brazil dengan
publik global dalam menjelaskan berbagai kebijakan domestik yang dibuat berkaitan
dengan upaya membangun citra positif Brazil dimata internasional, peran dari
International Broadcasting Centre sangatlah vital dan penting.
5
2. Komunikasi Strategis
Dimensi kedua dari aktivitas diplomasi publik adalah strategic communication atau
komunikasi strategis. Komunikasi strategis serupa dengan kumpulan aktivitas yang
menyerupai kampanye politik. Pada saat melakukan komunikasi strategis, aktor harus
mempunyai satu pesan yang ingin disampaikan kepada publik dan merencanakan
sejumlah aktivitas yang akan dilakukan untuk menyampaikan pesan tersebut kepada
target. Pesan yang ingin disampaikan dipegang oleh aktor untuk kemudian terusmenerus disampaikan kepada publik hingga publik terpengaruh oleh pesan tersebut. 5
Melihat posisi Brazil sebagai tuan rumah piala dunia 2014 dan olimpiade 2016, penulis
melakukan analisa terhadap dimensi komunikasi strategis yang dilakukan pemerintah
Brazil dengan memperlihatkan kampanye-kampanye yang dilakukan oleh pemerintah
Brazil guna mempromosikan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 mulai dari materi
kampanye, kampanye domestik hingga kampanye internasional.
a. Materi Kampanye Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016
Pemerintah Brazil menyertakan beberapa unsur pendukung terkait piala dunia
2014 mulai dari slogan, emblem, maskot, poster serta sound track yang tentunya kental
dengan
identitas
Brazil
serta
bertujuan
untuk
memperkenalkan
dan
mengkomunikasikannya kepada masyarakat luas. Berikut adalah kumpulan materi
kampanye piala dunia 2014 serta olimpiade 2016:
Gambar 1: Kumpulan Materi Kampanye Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016
6
Melalui berbagai pesan yang ingin disampaikan pemerintah Brazil dalam
penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 yang terlihat dari materi
kampanye, terdapat pesan utama yang ingin ditonjolkan yaitu menunjukan ciri khas,
keanekaragaman alam dan budaya, serta kapabilitas yang dimiliki Brazil dalam
menyelenggarakan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. Hal tersebut bisa dilihat dari
materi kampanye Brazil dalam mempromosikan piala dunia dan olimpiade yang berupaya
untuk memperlihatkan kepada publik internasional bahwa Brazil merupakan negara yang
ramah dan layak untuk dikunjungi, kaya akan sumber daya alam serta keanekaragam
flora dan fauna, juga memiliki keunggulan dari berbagai bidang oleh karena mampu
menyelenggarakan dua perhelatan besar berskala internasional sekaligus dalam kurun
waktu dua tahun berturut-turut.
b. Kampanye Domestik
Selanjutnya tindakan proaktif perlu dilakukan dalam penyampaian pesan utama
pada dimensi komunikasi strategis guna semakin mendukung penyampaian pesan utama
maupun untuk mempengaruhi publik global. Melaksanakan berbagai kegiatan maupun
event-event dalam mendukung penyelenggaraan piala dunia dan olimpiade dapat
dilakukan guna semakin mempromosikan piala dunia 2014 serta olimpiade 2016 serta
mencapai kepentingan pemerintah Brazil yang lebih luas yaitu membangun citra positif
negara. Oleh karena itulah pemerintah Brazil berinisiatif untuk bekerjasama dengan LOC
piala dunia 2014 serta sponsor partnership world cup 2014 seperti Coca-cola, Emirates,
Sony, Adidas, Visa dan Hyundai dalam menyelenggarakan acara pendukung yaitu Football
for Hope Festival 2014.
Bertempat di Caju, Rio de Janeiro, mulai tanggal 2-10 juli 2014 diselenggarakan
Football for Hope Festival.6 Football for Hope Festival 2014 merupakan acara resmi yang
dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan piala dunia 2014. Kegiatan tersebut memiliki
tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup serta pembangunan sosial. Acara
ini menjadi ajang bagi para ahli dan pemimpin-pemimpin muda untuk bertemu, saling
belajar, serta bertukar pikiran dan pengalaman satu sama lain. Sebanyak 32 delegasi yang
berasal dari komunitas sepakbola yang telah terpilih dan berasal dari berbagai negara di
7
dunia diundang untuk menghadiri acara ini. Organisasi tersebut terdiri dari 4 organisasi di
benua Eropa, 8 organisasi di benua
Afrika, 6 organisasi di benua Asia dan Australia, 14 organisasi di benua Amerika,
serta 8 organisasi yang berasal dari Brazil. 7 Mereka adalah pemimpin-pemimpin muda
yang terpilih oleh karena potensi-potensi yang dimiliki untuk nantinya bisa berkontribusi
di organisasi mereka masing-masing. Pada penyelenggaraan olimpiade 2016, berbagai
event pendukung pun juga diselenggarakan. Cultural Programme for Rio 2016 merupakan
salah satu event yang diselenggarakan dalam rangka olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Program ini mulai diresmikan oleh pemerintah Brazil yang bekerjasama dengan
stakeholder penyelenggara olimpiade Rio 2016 pada tanggal 4 Agustus 2016. Cultural
Programme for Rio 2016 akan berlangsung sejak pertama kali diresmikan hingga usainya
penyelenggaraan olimpiade Rio 2016.8 Cultural Programme for Rio 2016 dilangsungkan
tersebar di 8 titik di Rio de Janeiro dan akan menampilkan lebih dari 2000 kesenian yang
merupakan hasil karya para seniman Brazil. 9
c. Kampanye Internasional
Penulis melihat bahwa kegiatan kampanye yang dilakukan pemerintah Brazil
pada tingkat internasional lebih banyak dilakukan dengan memanfaatkan media internet.
Berikut
penulis
paparkan
kegiatan
kampanye
internasional
dalam
rangka
penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 melalui official website serta social
media resmi pemerintah:
Social Media
Instagram
Twitter
Piala Dunia 2014
@copagov
@copagov_en
Olimpiade 2016
@2016brasil
@brasil2016
Tabel 1: Official Website pemerintah Brazil pada Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016
8
Official Website
Official Website
Piala Dunia 2014
www.copa2014.gov.br
Olimpiade 2016
http://www.brasil2016.gov.br/en
Tabel 2: Akun Instagram dan Twitter Resmi Pemerintah Brazil pada Piala Dunia 2014 dan
Olimpiade 2016
3. Pembangunan Relasi
Dimensi ketiga dari aktivitas diplomasi publik adalah relationship building atau
pembangunan relasi. Berbagai kegiatan yang dapat diimplementasikan dalam dimensi
pembangunan relasi antara lain melalui beasiswa, pertukaran, pelatihan, seminar,
konferensi, pembangunan jaringan, dan sebagainya. 10 Tujuan dari pembangunan relasi ini
adalah menciptakan pemahaman bersama untuk memahami motivasi dan faktor dari
setiap aksi yang dilakukan sehingga ketika tiba saatnya untuk mendiskusikan isu yang
lebih spesifik, masing-masing pihak sudah mengerti cara pandang satu sama lain.
Pada penyelenggaraan piala dunia 2014, pemerintah Brazil yang bekerjasama
dengan FIFA melaksanakan kegiatan bertajuk Football for Hope Forum 2013. Sepak bola
dipandang sebagai olahraga menyatukan seluruh lapisan masyarakat, mengubah
kehidupan dan menginspirasi masyarakat. Sepak bola juga berpotensi untuk mencitakan
perubahan dalam pembangunan sosial, pendidikan serta kesehatan. Hal tersebut telah
dibuktikan oleh ratusan orang di seluruh dunia yang tergabung dalam organisasiorganisasi sosial yang aktif melakukan program sosial melalui proyek sepak bola. Oleh
sebab itu, FIFA selaku badan tertinggi sepak bola dunia bersedia mendukung 447
komunitas yang berada di 78 negara di dunia dengan menyediakan pendanaan,
peralatan, pelatihan, serta engetahuan melalui 167 organisasi sehingga mampu untuk
membantu serta memberi harapan bagi masyarakat yang kurang mampu dalam
memperbaiki kehidupan.11 Pengalaman yang dimiliki FIFA tersebut pada akhirnya
dikombinasikan dengan peran sentral dari pemerintah Brazil untuk menyelenggarakan
Football for Hope Forum 2013. Tujuan dari dilaksanakannya Football for Hope Forum 2013
selain sebagai kegiatan pendukung piala dunia 2014 juga sebagai media pembelajaran
kepada masyarakat luas bahwa sepak bola dapat dijadikan sebagai katalis pembangunan
sosial.12 Hal tersebut bisa diterapkan contohnya melalui pelatihan sepak bola bagi para
9
anak jalanan, pertandingan sepak bola campuran yang akan mendorong kesetaraan
gender, serta sesi khusus yang mengkombinasikan ketrampilan bermain sepak bola
dengan isu-isu kesehatan masyarakat. Kegiatan Football for Hope 2013 yang
diselenggarakan pada tanggal 26-29 Juni 2014 tersebut berlangsung di Belo Horisonte.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh berbagai perusahaan dan organisasi global,
lembaga sosial, tokoh-tokoh pemimpin serta aktivis yang berasal dari berbagai negara di
dunia.13 Forum tersebut mendiskusikan banyak hal yang menyangkut permasalahan
global seperti isu kemiskinan, hak asasi manusia, human traficking, perubahan iklim global
dan lain-lain.
Beralih pada penyelenggaraan olimpiade 2016, dimensi relationship building atau
pembangunan relasi disini ditunjukan salah satunya melalui kegiatan Olympic Scholarship
for Athletes Rio 2016. Upaya pembangunan relasi pada penyelenggaraan olimpiade Rio
2016 salah satunya ditunjukan melalui program beasiswa bagi para atlet yang akan
bertanding pada perhelatan tersebut. Meskipun kegiatan pemberian beasiswa bagi para
atlet ini bukanlah merupakan kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah Brazil
melainkan merupakan program berbasis Olympic Solidarity yang diselenggarakan oleh
IOC dan bekerjasama dengan Komite olimpiade di setiap negara anggota IOC termasuk
Brazil, namun efek yang didapatkan dari pemberian beasiswa sangatlah positif
mengingat pada olimpiade Rio 2016 kali ini jumlah penerima beasiswa merupakan yang
terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan olimpiade. Total 1.547 beasiswa diberikan
kepada para atlet yang berpartisipasi di olimpiade Rio 2016 dimana pembagiannya
meliputi 292 beasiswa diperuntukan untuk atlet yang berasal dari benua Afrika, 293
benua Amerika, 328 benua Asia, 568 benua Eropa, serta 66 untuk atlet dari Oceania. Total
beasiswa yang diberikan Olympic Scholarship for Rio 2016 adalah sebesar 22 juta USD yang
telah tersebar bagi atlet di 185 negara.14
B. Peran Diplomasi Publik Brazil melalui Penyelenggaraan Piala Dunia 2014 dan
Olimpiade 2016 dalam Membangun Citra Positif Negara
Penulis menganalisa kasus ini dengan menggunakan peran diplomasi publik yang
juga dipaparkan Mark Leonard dalam bukunya berjudul “Public Diplomacy”
10
bahwa
terdapat 4 peran dalam upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh suatu negara antara
lain: meningkatkan familiaritas, meningkatkan apresiasi, menarik masyarakat, serta
mempengaruhi perilaku orang lain. Berikut akan penulis paparkan mengenai peran dari
upaya diplomasi publik Brazil dalam membangun citra positif negara melalui
penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016:
1. Meningkatkan Familiaritas
Meningkatkan familiaritas disini memiliki makna bahwa melalui upaya diplomasi
publik yang dilakukan oleh suatu negara dapat membuat orang lain memikirkan
mengenai negara tersebut serta berpeluang untuk memperbarui citra negara.
Meningkatkan familiaritas masyarakat terhadap negara pelaku dilakukan dengan cara
memikirkan mengenai negara tersebut dan update terhadap opini yang diberikan oleh
negara tersebut. Peningkatan familiaritas terhadap negara tuan rumah event olahraga
internasional juga di setujui oleh Bapak Piet Mellu selaku Kasubid Promosi dan
Pemasaran Industri Olahraga Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Hal
tersebut bisa dicapai oleh karena penyelenggaraan event olahraga internasional sudah
tentu akan menyedot perhatian serta akan diliput dan disiarkan oleh media massa
seantero dunia.
Peningkatan familiaritas salah satunya dapat terlihat melalui banyaknya
masyarakat di dunia yang membicarakan mengenai piala dunia dan olimpiade terutama
melalui media sosial di internet. Menurut analisa yang dilakukan oleh Adobe Digital Index
(ADI) memaparkan bahwa piala dunia yang akan diselenggarakan di Brazil mulai tanggal
12 Juni 2014 telah menyedot perhatian 16 juta masyarakat dunia lewat media sosial sejak
bulan Juni 2013. Selain itu, pembicaraan masyarakat dunia mengenai olimpiade juga
mencapai angka yang cukup fantastis di media sosial. Adobe Digital Index memperoleh
data tersebut yang berasal dari berbagai social media seperti blog, Facebook, Google+,
Raddit, Twitter, Dailymotion, Flickr, Instagram, Tumblr, VK, Discusses, Foursquare,
Metacafe, Wordpress dan Youtube. Fakta tersebut didasarkan pada hasil pengumpulan
lebih dari 69 juta social mention dari 230 negara yang kemudian dilihat seberapa banyak
orang-orang membicarakan mengenai piala dunia dan olimpiade. Melalui data yang
11
diperoleh tersebut, Adobe Digital Index menambahkan data bahwa terdapat 10 negara
teratas yang paling banyak membicarakan piala dunia 2014 melalui internet. Dilihat dari 10
negara tersebut, Jepang menempati peringkat teratas dengan total sebanyak 37% diikuti
Inggris dengan 13 % dan Brazil dengan 9%. Dari keseluruhan mention terkait piala dunia
2014 dan Brazil sebagai tuan rumah, sebagian besar masyarakat menanggapi dengan
respon yang positif. Sebanyak 59% masyarakat yang melakukan mention merasa bersuka
cita dan kagum terhadap penyelenggaraan piala dunia yang dilangsungkan di Brazil.
2. Meningkatkan Apresiasi
Upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh suatu negara juga dapat berdampak
pada meningkatnya apresiasi serta menciptakan persepsi positif masyarakat terhadap
negara pelaku. Melalui upaya diplomasi publik, negara dapat sekaligus membentuk
persepsi yang positif untuk kemudian ditangkap masyarakat sehingga masyarakat turut
memandang negara tersebut melalui perspektif yang sama. Ociepka dalam bukunya
menjelaskan bahwa peran dari diplomasi publik adalah untuk menciptakan atau
mendorong citra positif dari suatu negara serta masyarakatnya, dan dengan
mempengaruhi opini publik untuk membentuk perilaku positif terhadap negara tersebut,
sehingga dalam konsekuensinya dapat membuat tujuan kebijakan internasional menjadi
lebih mudah untuk diperoleh.15
Upaya memperlihatkan gambaran positif ini dimaksudkan untuk meminimalisir
persepsi negatif yang sudah ada sebelumnya. Pesimisme terhadap isu keamanan
sepanjang penyelenggaraan menjadi salah satu yang paling dikhawatirkan dan menjadi
fokus dari berbagai media nasional maupun internasional, mengingat Brazil akan dihadiri
oleh turis-turis mancanegara. Oleh sebab itu, pemerintah Brazil telah mempersiapkan
strategi pengamanan selama penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016.
Departemen Keadilan Brazil (Ministry of Justice) bekerjasama dengan Departemen
Pertahanan (Ministry of Defense) membentuk suatu badan yang dinamakan Safety of the
Special Secretariat for Major Events (SESGE/MJ). Badan ini ditugaskan secara khusus untuk
melakukan tindakan pengamanan selama acara serta melakukan koordinasi keamanan
12
terhadap lembaga-lembaga baik di tingkat federal, negara bagian maupun pemerintah
daerah.
Selain SESGE/MJ, pemerintah Brazil menugaskan ABIN dalam melakukan tugas
pertahanan khusus selama dilangsungkannya piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 di
Brazil. ABIN (The Brazilian Intelligence System) merupakan organ utama dari SISBIN (The
Brazilian Intelligence System) yang memiliki tujuan strategis untuk mengembangkan
kegiatan intelejen dalam menjaga kedaulatan negara. Tugas dari ABIN adalah untuk
melakukan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian kegiatan intelejen
dalam negeri khususnya pada saat berlangsungnya piala dunia dan olimpiade di Brazil.
Pada tugasnya tersebut, ABIN telah berhasil mencegah kuranglebih 40.000 ribu orang
yang disinyalir akan melakukan kekacauan pada penyelenggaraan piala dunia dan
olimpiade untuk masuk ke Brazil. ABIN juga melakukan kerjasama dengan CIA, MOSSAD,
badan intelejen Russia, Perancis, Jerman, serta beberapa badan intelegen di kawasan
Amerika Selatan. Pada saat penyelenggaraan olimpiade Rio 2016, diketahui bahwa
setidaknya ditugaskan 80.000 agen intelejen selama dilangsungkannya perhelatan
tersebut yang tersebar di seluruh Rio de Janeiro. Keberhasilan Brazil dalam memberikan
kesan positif dalam melayani para pengunjung yang datang bisa dilihat melalui komentar
pengunjung bernama Alan West dan Vladimir Ulyanov di bawah ini:
“The greatest legacy of this world cup is that it's shown Brazilians and South
Americans in general to be really warm hearted, welcoming and vibrant people. In
the developed world that part of the globe is often depicted by the media in a
negative way. But hopefully tourism and investment will dramatically increase as a
result of the positive image that's been conveyed of the continent over the past few
weeks. And the more tourism and investment increases, the more the standards of
living will increase. I enjoyed to be here during the World Cup.” 16– Alan West
“Brazil is a country of great beauty and wonder. Visiting Rio de Janeiro can be a
magical experience. The 2016 olympics is the first time the world has been able to
examine the complicated dynamics of governing this diverse nation and city. Brazil
will benefit from this examination as it forces government to examine treatment of
13
it's citizens as well as itself. I have great time in Brazil, well done Brazil!” – Vladimir
Ulyanov
Komitmen pemerintah Brazil dalam melayani para pengunjung selama
penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 dapat menjadikan sebagian besar
pengunjung menjadi duta bagi Brazil. Meski masih terdapat kekurangan dan kelemahan
dalam
penyelenggaraannya,
persepsi
pengunjung
terhadap
kesuksesan
Brazil
menyelenggarakan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 menjadi justifikasi dan penguatan
terhadap gambaran-gambaran positif Brazil yang sudah disinyalkan sejak sebelumsebelumnya.
3. Menarik Masyarakat
Pemerintah Brazil menyadari bahwa penyelenggaraan piala dunia 2014 dan
olimpiade 2016 akan menarik minat masyarakat khususnya masyarakat internasional
untuk berkunjung ke Brazil. Sejalan dengan itu, Bapak Arsi Dwinugra Firdausy selaku
kepala Kawasan Amerika BPPK Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia yang penulis
wawancarai juga menyatakan bahwa penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade
2016 akan sangat berpengaruh pada meningkatnya jumlah kedatangan turis asing ke
Brazil. Adanya peningkatan tersebut juga menjadi salah satu tolak ukur dalam menilai
keberhasilan penyelenggaraan tersebut.
Oleh sebab itu, pemerintah Brazil melalui Kementrian pariwisata merancang
suatu rencana strategis dalam meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Brazil yang diberi nama Aquarela Plan 2020. Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh
pemerintah Brazil pada Aquarela Plan 2020 yaitu memenuhi target kunjungan wisatawan
asing dengan memanfaatkan penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016.
Melalui penyelenggaraan piala dunia yang akan diselenggarakan Brazil pada 12-13 Juli
2014 ditargetkan sebanyak 500.000 wisatawan asing datang berkunjung ke Brazil,
sementara pada tahun 2016 dimana olimpiade Rio diselenggarakan, kunjungan
wisatawan asing ke Brazil ditargetkan terus mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya.17 Upaya pemerintah Brazil dalam menjalankan aktivitas diplomasi publik
melalui penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 terbilang telah
14
membuahkan hasil dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Brazil.
Jumlah kedatangan wisatawan asing yang berkunjung ke Brazil terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun sejak 2010.
Grafik 3.2: Jumlah Turis Asing (dalam juta) yang datang ke Brazil sejak 2010
(Sumber: Riotimesonline.com18)
Melalui grafik jumlah kedatangan wisatawan asing ke Brazil tersebut menunjukan
bahwa upaya diplomasi publik Brazil dalam membangun citra positif negara telah berhasil
ditunjukan dan direspon positif oleh publik mancanegara terbukti dengan melonjaknya
kunjungan wisatawan pada saat penyelenggaraan piala dunia dan olimpiade 2016.
4. Mempengaruhi Perilaku Orang Lain
Dampak dari upaya diplomasi publik yang dilakukan pemerintah Brazil melalui
momentum penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 yang terakhir adalah
mampu untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Melalui upaya diplomasi publik, suatu
negara berpotensi untuk mempengaruhi perilaku orang lain seperti contohnya agar
orang lain bersedia untuk memberikan dukungan, meyakinkan orang lain terhadap
kebijakan yang dibuat, maupun mempengaruhi orang lain dalam melakukan suatu
tindakan seperti halnya bersedia untuk berinvestasi. Seperti pernyataan yang dipaparkan
oleh seorang akademisi yang penulis wawancarai bernama Airton Saboya Valente Junior,
penyelenggaraan piala dunia dan olimpiade sesungguhnya dimanfaatkan oleh
pemerintah Brazil sebagai ajang membangun citra positif sekaligus mempromosikan
negaranya di kancah internasional. Pada tataran domestik, pemerintah Brazil juga telah
berhasil memperoleh dukungan melalui elemen pemerintah terutama pihak oposisi pada
15
saat menyelenggarakan olimpiade 2016. Hal tersebut dibuktikan dengan dukungan yang
diperoleh dari berbagai partai politik yang ada di Brazil. Dukungan yang diberikan oleh
seluruh partai politik yang ada di Brazil baik yang berposisi sebagai koalisi maupun oposisi
pemerintah menunjukan bahwa dari segi domestik, pemerintah Brazil telah berhasil
memperoleh dukungan yang kuat dalam menyelenggarakan olimpiade.
Kantor kepresidenan Brazil mengkonfirmasi sebanyak 21 kepala negara dipastikan
mengunjungi Brazil selama berlangsungnya piala dunia yaitu dalam rentang waktu 11 Juni
sampai 12 Juli 2014.19 Kepala negara yang hadir diantaranya presiden Russia Vladimir
Putin, kanselir Jerman Angela Merkel, hingga sekjen PBB Ban Ki-Moon. 20 Begitu pula pada
saat penyelenggaraan olimpiade 2016. Meskipun saat itu terdapat ketakutan besar di
dunia internasional terhadap ancaman terorisme serta ancaman virus Zika yang diisukan
merebak di Brazil, namun olimpiade 2016 telah membuktikan bahwa penyelenggaraan
dapat berlangsung aman dan lancar. Beberapa kepala negara yang menyempatkan hadir
di Brazil selama berlangsungnya olimpiade antara lain presiden Perancis Francois
Hollanda, perdana menteri Italia Matteo Lenzi, presiden Swiss Johann Schneider, Liu
Yandong selaku wakil presiden Tiongkok, dan beberapa pemimpin dunia lainnya. 21
Penulis melihat bahwa kehadiran para pemimpin negara-negara tersebut pada
penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 merupakan salah satu bentuk
dukungan positif yang diberikan kepada Brazil selaku negara penyelenggara sekaligus
menjadi kesempatan yang baik untuk Brazil semakin memperlihatkan kapabilitas dalam
menyelenggarakan dua event besar berskala internasional dengan lancar.
D. Kesimpulan
Menjadikan olahraga sebagai instrumen diplomasi pada era modern ini memang
menjadi senjata ampuh bagi negara-negara dalam rangka mewujudkan kepentingan
nasional khususnya bagi negara yang tengah berkembang. Pada era sekarang yang
didukung oleh berbagai proses modernisasi di segala bidang kehidupan, negara-negara di
dunia mau tak mau terdorong untuk meningkatkan bentuk diplomasi non-tradisional
mereka dalam rangka meningkatkan status internasionalnya. Bagi negara berkembang
seperti Brazil, hal ini sangatlah penting oleh karena negara-negara berkembang sebagian
16
besar tidak memiliki sumber daya kekuatan struktural maupun diplomatik yang ekstensif
seperti yang dimiliki oleh negara-negara maju.
Upaya Brazil dalam membangun citra positif negara melalui penyelenggaraan piala
dunia 2014 dan olimpiade 2016 ditunjukan melalui penerapan aktivitas diplomasi publik.
Penerapan upaya diplomasi publik Brazil dalam membangun citra positif negara melalui
penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 dilakukan melalui tiga dimensi
aktivitas diplomasi publik yaitu Manajemen Berita, Strategi Komunikasi, serta
Pembangunan Relasi. Ketiga dimensi aktivitas diplomasi publik tersebut telah
dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah Brazil yang juga bekerjasama dengan para
stakeholder. Selain menerapkan tiga dimensi aktivitas diplomasi publik, terdapat pula
peran dari penerapan diplomasi publik yang dilakukan pemerintah Brazil dalam
membangun citra positif negara melalui penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade
2016. Peran tersebut antara lain meningkatkan familiaritas, meningkatkan apesiasi,
menarik masyarakat, serta mempengaruhi perilaku orang lain. Melalui penelitian ini,
Brazil telah memberikan contoh bagaimana suatu penyelenggaraan acara olahraga
berskala internasional mampu dijadikan sebagai instrumen diplomasi negaranya dengan
memproyeksikan kekuatan yang dimiliki, yang dibangun melalui acara ini, menarik
perhatian masyarakat luas serta memberikan persepsi dan citra positif terhadap
negaranya.
17
Catatan Kaki
18
1 Mark Leonard. Public Diplomacy. (London: The Foreign Policy Centre, 2002) pages 12-13 dilihat pada 2 Jui 2016
2 Op.cit (Mark Leonard) hal 14-15
3 Op.cit (Mark Leonard) hal 18-19
4 Odebrecht.” IBC Building for Rio 2016 is delivered” diakses http://www.odebrecht.com/en/communication/news/internationalbroadcast-center-ibc-buildings-rio-2016-are-delivered pada 20 Februari 2017, 07.30 WIB, Surakarta
5 Op.cit (Mark Leonard) hal 14-15
6 Sustainability FIFA World Cup 2014 Brazil, diakses
https://resources.fifa.com/mm/document/afsocial/general/02/50/92/69/sustainabilityreportofthe2014fwc_neutral.pdf pada 3 Maret
2017, 08.00 WIB, Surakarta
7 Op.cit (Sustainability FIFA World Cup 2014 Brazil)
8 Brazillian Tourism Board. Presskit for Olympic and Paralympic Games 2016 diakses melalui
http://www.brasil2016.gov.br/en/presskit/files/press-kit-embratur pada 4 Maret 2017, 09.00 WIB, Surakarta
9 Ibid (Brazil Tourism Board)
10 Op.cit (Mark leonard) hal 12-13
11 FIFA. “Belo Horisonte to Stage Football for Hope Forum 2013”, diakses melalui
http://www.fifa.com/sustainability/news/y=2013/m=3/news=belo-horizonte-stage-football-for-hope-forum-2024523.html pada 11
Maret 2017 pukul 12.00 WIB, Surakarta
12 FIFA Document. “Football for Hope Forum 2013”, diakses melalui
https://resources.fifa.com/mm/document/fifaworldcup/generic/02/11/19/13/footballforhopeforumprogrammeen_neutral.pdf pada 11
Maret 2017 pada pukul 12.15 WIB, Surakarta
13 Op.cit (FIFA Document)
14 Olympic Solidarity. “Olympic Scholarship for Athletes Rio 2016 Final Report”, diakses
https://stillmed.olympic.org/media/Document%20Library/OlympicOrg/IOC/Who-We-Are/Commissions/Olympic-Solidarity/OlympicScholarships-for-Athletes-Results-Rio-2016.pdf pada 14 Maret 2017 pukul 12.00 WIB, Surakarta
15 B, Ociepka. “Within the EU: New Member’s Public Diplomacy” dikutip dalam Marta Kieldanowics, “Instrument of public
diplomacy in promotion of Poland” dalam Ferran Lalueza, et.al (eds). Competing Identities : The State of Play of PR in the 2010s,
(UOC Editorial, 2011), hal.60, diakses melalui http://www.uoc.edu/symposia/meetingcom2011/docs/draft_proceedings.pdf#page=59
pada 15 Maret 2017 pukul 16.00 WIB, Surakarta
16 Merupakan komentar pembaca dari artikel berjudul :”What is Rio Olympic legacy Brazil?” The Guardian, 20 Desember 2016
diakses melalui https://www.theguardian.com/world/2016/dec/20/what-is-rio-olympic-legacy-brazil pada 16 Maret 2017 pukul 17.00
WIB, Surakarta
17 EMBRATUR. “Aquarela Plan 2020 International Tourism Marketing”, diakses
https://www.yumpu.com/en/document/view/16355183/aquarela-plan-2020-international- tourism-marketing-brazil-network ,pada 17
Maret 2017 pukul 18.00 WIB, Surakarta
18 Riotimesonline, “Foreign tourism in Brazil grows 4,8 percent in 2016 with olympics”, diakses http://riotimesonline.com/brazilnews/rio-business/foreign-tourism-in-brazil-grows-4-8-percent-in-2016-with-olympics/) pada 17 Maret 2017 pukul 21.00 WIB,
Surakarta
19 Dilma Rousseff. “The World Cup of World Cup”, Ddiakses melalui http://www.copa2014.gov.br/en/noticia/world-cup-world-cupsarticle-president-dilmarousseff pada 18 Maret 2017 pukul 23.00 WIB, Surakarta
20 United Nation. “UN Agencies Kick Off Campaigns as Football World Cup Opens in Brazil”, diakses melalui
http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=48035#.WM-wq7ikK00 pada 19 Maret 2017pukul 13.00 WIB, Surakarta
21 Brazilgovnews. “President Temer Officially opens 31st Olympic Games of the Modern Era of Maracana Stadium”, diakses melalui
http://www.brazilgovnews.gov.br/news/2016/08/president-temer-officially-opens-31st-olympics-games-of-the-modern-era-atmaracana-stadium pada 19 Maret 2017 pukul 21.00 WIB, Surakarta
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Leonard, Mark, Public Diplomacy. London: The Foreign Policy Centre, 2002
Artikel Jurnal
Cristiana, Pop, “The Modern Olympic Games – a Globalised Cultural and Sporting Event”, Procedia, Social and Behavioral
Sciencis, No 92, 728-734, 2013
Fernando Marinho Mezzadri, Marcelo Moraes E Silva, Katiuscia Mello Figueroa, Fernando Augusto Staepravo, “Sport
Policy in Brazil”, Routledge Taylor & Francis Group, Vol. 7, No 4, 655-666, 2015
Holger, Preuss, “The Contribution of the FIFA World Cup and Olympic Games to Green Economy”, Sustainability, Vol. 5,
No 8, 3581-3600, 2013
Paola B. Lohmann, Kaarina B. Virkki, Gabriela De Laurentis Cardoso, Deborah M. Zouain, Thayrine Da Silva Pacheco,
“Analysis of Tourist Perception During 2014 World Cup in Brazil”, Procedia, No 23, 118-122, 2015
Web
B, Ociepka. “Within the EU: New Member’s Public Diplomacy” dikutip dalam Marta Kieldanowics, “Instrument of
public diplomacy in promotion of Poland” dalam Ferran Lalueza, et.al (eds). Competing Identities : The State of
Play
of
PR
in
the
2010s,
(UOC
Editorial,
2011),
hal.60,
diakses
melalui
http://www.uoc.edu/symposia/meetingcom2011/docs/draft_proceedings.pdf#page=59 pada 15 Maret 2017 pukul
16.00 WIB, Surakarta
Brazilgovnews. “President Temer Officially opens 31 st Olympic Games of the Modern Era of Maracana Stadium”, diakses
melalui http://www.brazilgovnews.gov.br/news/2016/08/president-temer-officially-opens-31st-olympics-gamesof-the-modern-era-at-maracana-stadium pada 19 Maret 2017 pukul 21.00 WIB, Surakarta
Brazillian Tourism Board. Presskit for Olympic and Paralympic Games 2016 diakses melalui
http://www.brasil2016.gov.br/en/presskit/files/press-kit-embratur pada 4 Maret 2017, 09.00 WIB, Surakarta
Dilma Rousseff. “The World Cup of World Cup”, Ddiakses melalui http://www.copa2014.gov.br/en/noticia/world-cupworld-cups-article-president-dilmarousseff pada 18 Maret 2017 pukul 23.00 WIB, Surakarta
EMBRATUR.
“Aquarela
Plan
2020
International
Tourism
Marketing”,
diakses
https://www.yumpu.com/en/document/view/16355183/aquarela-plan-2020-international- tourism-marketingbrazil-network ,pada 17 Maret 2017 pukul 18.00 WIB, Surakarta
FIFA.
Sustainability
FIFA
World
Cup
2014
Brazil,
diakses
https://resources.fifa.com/mm/document/afsocial/general/02/50/92/69/sustainabilityreportofthe2014fwc_neutr
al.pdf pada 3 Maret 2017, 08.00 WIB, Surakarta
FIFA.
“Belo
Horisonte
to
Stage
Football
for
Hope
Forum
2013”,
diakses
melalui
http://www.fifa.com/sustainability/news/y=2013/m=3/news=belo-horizonte-stage-football-for-hope-forum2024523.html pada 11 Maret 2017 pukul 12.00 WIB, Surakarta
FIFA
Document.
“Football
for
Hope
Forum
2013”,
diakses
melalui
https://resources.fifa.com/mm/document/fifaworldcup/generic/02/11/19/13/footballforhopeforumprogrammeen
_neutral.pdf pada 11 Maret 2017 pada pukul 12.15 WIB, Surakarta
Invest Nothern Ireland. “Global Supply Opportunities for International Sporting Events 2012-2022”, diakses
http://secure.investni.com/static/library/invest-ni/documents/guide-to-international-sporting-events-20122022.pdf pada 6 Maret 2017, 09.30 WIB, Surakarta
Odebrecht.”
IBC
Building
for
Rio
2016
is
delivered”
diakses
http://www.odebrecht.com/en/communication/news/international-broadcast-center-ibc-buildings-rio-2016-aredelivered pada 20 Februari 2017, 07.30 WIB, Surakarta
Olympic.org. “Rio 2016 will bring a taste of Brazil to Host City”. https://www.olympic.org/news/rio-2016-will-bring-ataste-of-brazil-to-host-city pada 5 Maret 2017, o8.00 WIB, Surakarta
Olympic
Solidarity.
“Olympic
Scholarship
for
Athletes
Rio
2016
Final
Report”,
diakses
https://stillmed.olympic.org/media/Document%20Library/OlympicOrg/IOC/Who-We-Are/Commissions/OlympicSolidarity/Olympic-Scholarships-for-Athletes-Results-Rio-2016.pdf pada 14 Maret 2017 pukul 12.00 WIB, Surakarta
Portal Brasil. “Tourist give olympic games thumbs up and want to visit Brazil again”, diakses
http://www.brasil2016.gov.br/en/news/tourists-give-olympic-games-thumbs-up-and-want-to-visit-brazil-again
pada 18 Maret 2017, 08.00 WIB, Surakarta
Riotimesonline, “Foreign tourism in Brazil grows 4,8 percent in 2016 with olympics”, diakses
http://riotimesonline.com/brazil-news/rio-business/foreign-tourism-in-brazil-grows-4-8-percent-in-2016-witholympics/) pada 17 Maret 2017 pukul 21.00 WIB, Surakarta
The
Guardian.
”What
is
Rio
Olympic
legacy
Brazil?”
diakses
melalui
https://www.theguardian.com/world/2016/dec/20/what-is-rio-olympic-legacy-brazil pada 16 Maret 2017 pukul
17.00 WIB, Surakarta
United Nation. “UN Agencies Kick Off Campaigns as Football World Cup Opens in Brazil”, diakses melalui
http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=48035#.WM-wq7ikK00 pada 19 Maret 2017pukul 13.00 WIB,
Surakarta
Wawancara Langsung
Gustavo Westmann, (Head of the Economic, Commercial, and Cultural Offices), Embassy of Brazil to Indonesia, 6
Maret 2017
Agus Heriyana, (Kassubbid Isu-Isu Aktual dan Strategis), Direktorat Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri Republik
Indonesia, 7 Maret 2017
Arsi Dwinugra Firdausy, (Kepala Bidang Amerika P3K2 Amerop Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia), 27
Februari 2017
Wawancara via E-mail
Piet Mellu, (Kassubid Industri dan Promosi Olahraga Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia), 27
Februari 2017
Airton Saboya Valente Junior, (Penulis Artikel “Two Cups, One Country”, Phd Student, Universidade de Valencia), 3
Maret 2017
Marcelo Moraes E Silva, (Penulis Artikel Jurnal “Sport Policy in Brazil”, Professor of Physical Education Universidade
Federal do Parana, Brazil), 2 Maret 2017
Download