UPAYA DIPLOMASI PUBLIK BRAZIL DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF NEGARA MELALUI PENYELENGGARAAN PIALA DUNIA 2014 DAN OLIMPIADE 2016 PASKALIS WAHYU HARYAWAN1 RANDHI SATRIA S.I.P, MA 2 Abstract Brazilian public diplomacy efforts in building a positive image of the country through the hosting of the World Cup 2014 and the Olympics in 2016 are the main topics that were examined in this study. Such efforts analyzed the aspects and the role of public diplomacy activities undertaken by the Brazilian government. This research uses a qualitative approach with literature study and interview as the technique of the data collection. Data analysis draws on qualitative analysis consisted of multiple steps such as data reduction, data presentation, analysis and then drawing conclusions. Data validation uses the triangulation of source and technique.The conceptual framework of this research departs from the implementation of soft power concept, public diplomacy, and imaging state. The result of this research shows that the Brazilian public diplomacy efforts in building a positive image of the country through the hosting of the World Cup 2014 and the Olympics in 2016 is done through three dimensions of public diplomacy activities that news management, strategic communications, and relationship building. Furthermore, the authors conducted an analysis of the role arising from public diplomacy activities conducted by the government of Brazil through the hosting of the World Cup 2014 and the Olympics in 2016 include improving familiarity, increase appreciation, interesting people, and to influence the behavior of others. Keywords: Public Diplomacy, World Cup 2014, Olympic 2016, News Management, Strategic Communication, Relationship Building 1 Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2 Dosen Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret 1 A. Pendahuluan Perkembangan dunia dengan adanya globalisasi telah membuka celah serta kesempatan bagi setiap negara untuk melaksanakan diplomasinya. Dunia yang telah terglobalisasi ini mendorong negara-negara untuk meningkatkan bentuk diplomasi nontradisional dengan tujuan meningkatkan status dan citra internasional mereka. Hal ini terutama terlihat pada negara berkembang yang tak memiliki sumber daya kekuatan struktural maupun diplomatik yang ekstensif sehingga menggunakan alat atau instrumen diplomasi lain untuk berkompetisi secara global. Dari berbagai instrumen yang dijadikan modal soft power diplomacy oleh negara-negara didunia, olahraga kini menjadi salah satu instrumen yang menonjol untuk digunakan. Hal tersebut pun semakin dikembangkan dengan penyelenggaraan acara olahraga berskala internasional yang memiliki kapasitas besar untuk membentuk dan memproyeksikan citra baik secara domestik maupun internasional bagi negara tuan rumah seperti contohnya piala dunia dan olimpiade. Olahraga di Brazil, khususnya sepak bola, memiliki magnet tersendiri bagi sebagian besar masyarakat Brazil. Kecintaan masyarakat Brazil terhadap olahraga pun kemudian di respon baik oleh pemerintah dimana pemerintah melihat bahwa Brazil, dengan potensi olahraga yang sudah sangat kental menyatu dengan kehidupan seharihari masyarakatnya, dirasa merupakan suatu bekal besar untuk dapat dikembangkan dan dimanfaatkan lebih jauh lagi. Oleh karena itu, pemerintah Brazil berinisiatif untuk menjadikan olahraga sebagai instrumen yang ditonjolkan dalam menjalankan strategi diplomasinya di kancah internasional khususnya dalam rangka membangun citra positif Brazil di mata dunia. Upaya tersebut ditunjukan dengan tercapainya status Brazil sebagai tuan rumah dua penyelenggaraan olahraga besar berskala internasional yaitu piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. Upaya pemerintah Brazil untuk menggunakan piala dunia dan olimpiade sebagai alat diplomasi dalam membangun citra positif negara sebenarnya sudah dapat terlihat sejak langkah awal pengajuan diri sebagai tuan rumah kedua event tersebut. Setelah resmi memperoleh status sebagai tuan rumah piala dunia 2014 dan olimpiade 2016, tidak lantas membuat Brazil berpuas diri. Komitmen untuk memanfaatkan momentum menjadi 2 tuan rumah kedua event tersebut terus dilakukan khususnya melalui organ resmi pemerintahan. Pemerintah Brazil melakukan konsolidasi pembentukan badan koordinasi pemerintahan yang difungsikan dalam rangka penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. Langkah tersebut kemudian diikuti dengan perencanaan dan proyek pembangunan oleh pemerintah mulai dari penyusunan anggaran hingga pembangunan infrastruktut penunjang. Upaya membangun citra positif Brazil khususnya di kancah internasional dirasa menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan mengingat dari beberapa aspek seperti ekonomi, sosial, keamanan dan politik di Brazil akhir-akhir ini menunjukan trend yang cenderung memburuk. Oleh karena itu, pemerintah Brazil melalui momentum penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 juga melakukan upaya diplomasi publiknya melalui 3 dimensi aktivitas diplomasi publik yaitu manajemen berita, komunikasi strategis, serta pembangunan relasi. B. Aktivitas Diplomasi Publik Brazil melalui Penyelenggaraan Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016 Penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 dimanfaatkan Brazil selaku tuan rumah untuk menerapkan diplomasinya pada kancah internasional. Kesempatan Brazil dalam membangun citra positif negara diaplikasikan dengan menerapkan aktivitas diplomasi publik melalui kedua perhelatan besar tersebut. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Gustavo Westmann, Head of the Economic, Commercial and Culture Offices Embassy of Brazil to Indonesia, Brazil berusaha membangun citra positif melalui kesempatan mereka menyelenggarakan dua perhelatan besar berskala internasional yaitu piala dunia dan olimpiade. Hal tersebut juga dilengkapi dengan data yang penulis dapatkan dari salah seorang akademisi di Brazil bernama Marcelo Moraes E Silva yang menganggap bahwa Brazil telah membuktikan kepada dunia sebagai negara yang mumpuni dan sukses dalam menyelenggarakan mega event olahraga sekelas piala dunia dan olimpiade. Selanjutnya, penulis menganalisa mengenai penerapan aktivitas diplomasi publik yang dilakukan pemerintah Brazil dalam membangun citra positif negara melalui penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Agus Heriyana selaku Kasubid Isu-isu Aktual dan Strategis Direktorat Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, penggunaan analisa diplomasi publik 3 melalui peran serta aktivitas-aktivitas nya merupakan cara yang tepat dalam menganalisa kasus Brazil yang menjadi tuan rumah dua event besar yaitu piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. Mark Leonard dalam bukunya “Public Diplomacy” menuliskan bahwa diplomasi publik memiliki 3 dimensi aktivitas, yaitu manajemen berita, komunikasi strategis, serta pembangunan relasi. Manajemen berita merupakan manajemen isu sehari-hari untuk membantu membentuk citra suatu negara melalui media-media komunikasi lokal dengan cakupan audiens yang luas (global). Manajemen berita juga dilakukan untuk ‘membenarkan’ aksi-aksi suatu negara yang disesuaikan dengan citra yang ingin dibentuk.1 Sementara komunikasi strategis merupakan kumpulan aktivitas yang menyerupai kampanye politik. Ketika melakukan komunikasi strategis, aktor harus mempunyai satu pesan yang ingin disampaikan kepada publik dan merencanakan sejumlah aktivitas yang akan dilakukan untuk menyampaikan pesan tersebut kepada target. Pesan yang ingin disampaikan dipegang oleh aktor untuk kemudian terusmenerus disampaikan hingga publik terpengaruh oleh pesan tersebut. 2 Dimensi yang ketiga yaitu pembangunan relasi dengan individu-individu penting dijalankan melalui beasiswa, pertukaran, pelatihan, seminar, konferensi, pembangunan jaringan, dan sebagainya. Tujuan dari pembangunan relasi ini adalah menciptakan pemahaman bersama untuk memahami motivasi dan faktor dari setiap aksi yang dilakukan sehingga ketika tiba saatnya untuk mendiskusikan isu yang lebih spesifik, masing-masing pihak sudah mengerti cara pandang satu sama lain. 3 Berikut penulis paparkan mengenai penerapan aktivitas diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Brazil bekerjasama dengan stakeholder terkait dalam upaya membangun citra positif Brazil melalui penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. 1. Manajemen Berita Manajemen berita bisa dikatakan menjadi ujung tombak dalam menghubungkan Brazil kepada masyarakat internasional. Hal tersebut terkait pula dengan mekanisme diplomasi publik yang menekankan hubungan baik antara government to public. Perhatian terhadap penyediaan sarana dan prasarana yang memadai sudah pasti menjadi 4 hal yang difokuskan oleh pemerintah mengingat milyaran masyarakat di dunia berkeinginan untuk menyaksikan piala dunia dan olimpiade. Oleh karena itu, International Broadcasting Centre (IBC) menjadi salah satu unsur penting untuk mendukung upaya manajemen berita yang dilakukan oleh pemerintah Brazil. International Broadcasting Centre (IBC) merupakan ujung tombak pemerintah Brazil yang bekerjasama dengan beberapa stakeholder penyelenggara piala dunia dan olimpiade dalam upaya manajemen berita dan pengumpulan seluruh informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. IBC dijadikan sebagai pusat informasi terkait penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 serta dipersiapkan untuk menyiarkan seluruh pertandingan pada piala dunia dan olimpiade untuk kemudian disebarkan kepada media-media di negara lain. Pembangunan IBC sendiri dipusatkan di satu lokasi yaitu di daerah Rio de Janeiro. 4 Penerapan dari manajemen berita yang dilakukan dalam diplomasi publik dimana menekankan penyampaian pesan dari government to public mampu terjawab dengan hadirnya IBC. IBC telah mengakomodir pesan utama yang ingin disampaikan pemerintah Brazil melalui momentum mereka menjadi tuan rumah dua event besar piala dunia dan olimpiade. Tidak hanya publik domestik namun publik internasional juga mampu menerima pesan utama yang dimaksudkan oleh Brazil. Selain berupaya mengundang seluruh masyarakat internasional untuk menyaksikan piala dunia dan olimpiade yang diselenggarakan di Brazil, tak lupa pemerintah Brazil juga konsisten dalam menyampaikan informasi berupa potensi-potensi yang dimiliki oleh Brazil seperti halnya investasi, ekonomi, budaya, alam dan sebagainya. Secara lebih luas lagi, Brazil berupaya agar pesan utama yang berusaha disampaikan melalui dimensi manajemen berita nantinya mampu untuk memberikan citra positif negara Brazil di mata dunia. Kehadiran IBC telah menjawab kebutuhan akan manajemen berita sebagai ujung tombak dalam penyampaian pesan. Sebagai sarana untuk menghubungkan pemerintah Brazil dengan publik global dalam menjelaskan berbagai kebijakan domestik yang dibuat berkaitan dengan upaya membangun citra positif Brazil dimata internasional, peran dari International Broadcasting Centre sangatlah vital dan penting. 5 2. Komunikasi Strategis Dimensi kedua dari aktivitas diplomasi publik adalah strategic communication atau komunikasi strategis. Komunikasi strategis serupa dengan kumpulan aktivitas yang menyerupai kampanye politik. Pada saat melakukan komunikasi strategis, aktor harus mempunyai satu pesan yang ingin disampaikan kepada publik dan merencanakan sejumlah aktivitas yang akan dilakukan untuk menyampaikan pesan tersebut kepada target. Pesan yang ingin disampaikan dipegang oleh aktor untuk kemudian terusmenerus disampaikan kepada publik hingga publik terpengaruh oleh pesan tersebut. 5 Melihat posisi Brazil sebagai tuan rumah piala dunia 2014 dan olimpiade 2016, penulis melakukan analisa terhadap dimensi komunikasi strategis yang dilakukan pemerintah Brazil dengan memperlihatkan kampanye-kampanye yang dilakukan oleh pemerintah Brazil guna mempromosikan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 mulai dari materi kampanye, kampanye domestik hingga kampanye internasional. a. Materi Kampanye Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016 Pemerintah Brazil menyertakan beberapa unsur pendukung terkait piala dunia 2014 mulai dari slogan, emblem, maskot, poster serta sound track yang tentunya kental dengan identitas Brazil serta bertujuan untuk memperkenalkan dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat luas. Berikut adalah kumpulan materi kampanye piala dunia 2014 serta olimpiade 2016: Gambar 1: Kumpulan Materi Kampanye Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016 6 Melalui berbagai pesan yang ingin disampaikan pemerintah Brazil dalam penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 yang terlihat dari materi kampanye, terdapat pesan utama yang ingin ditonjolkan yaitu menunjukan ciri khas, keanekaragaman alam dan budaya, serta kapabilitas yang dimiliki Brazil dalam menyelenggarakan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. Hal tersebut bisa dilihat dari materi kampanye Brazil dalam mempromosikan piala dunia dan olimpiade yang berupaya untuk memperlihatkan kepada publik internasional bahwa Brazil merupakan negara yang ramah dan layak untuk dikunjungi, kaya akan sumber daya alam serta keanekaragam flora dan fauna, juga memiliki keunggulan dari berbagai bidang oleh karena mampu menyelenggarakan dua perhelatan besar berskala internasional sekaligus dalam kurun waktu dua tahun berturut-turut. b. Kampanye Domestik Selanjutnya tindakan proaktif perlu dilakukan dalam penyampaian pesan utama pada dimensi komunikasi strategis guna semakin mendukung penyampaian pesan utama maupun untuk mempengaruhi publik global. Melaksanakan berbagai kegiatan maupun event-event dalam mendukung penyelenggaraan piala dunia dan olimpiade dapat dilakukan guna semakin mempromosikan piala dunia 2014 serta olimpiade 2016 serta mencapai kepentingan pemerintah Brazil yang lebih luas yaitu membangun citra positif negara. Oleh karena itulah pemerintah Brazil berinisiatif untuk bekerjasama dengan LOC piala dunia 2014 serta sponsor partnership world cup 2014 seperti Coca-cola, Emirates, Sony, Adidas, Visa dan Hyundai dalam menyelenggarakan acara pendukung yaitu Football for Hope Festival 2014. Bertempat di Caju, Rio de Janeiro, mulai tanggal 2-10 juli 2014 diselenggarakan Football for Hope Festival.6 Football for Hope Festival 2014 merupakan acara resmi yang dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan piala dunia 2014. Kegiatan tersebut memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup serta pembangunan sosial. Acara ini menjadi ajang bagi para ahli dan pemimpin-pemimpin muda untuk bertemu, saling belajar, serta bertukar pikiran dan pengalaman satu sama lain. Sebanyak 32 delegasi yang berasal dari komunitas sepakbola yang telah terpilih dan berasal dari berbagai negara di 7 dunia diundang untuk menghadiri acara ini. Organisasi tersebut terdiri dari 4 organisasi di benua Eropa, 8 organisasi di benua Afrika, 6 organisasi di benua Asia dan Australia, 14 organisasi di benua Amerika, serta 8 organisasi yang berasal dari Brazil. 7 Mereka adalah pemimpin-pemimpin muda yang terpilih oleh karena potensi-potensi yang dimiliki untuk nantinya bisa berkontribusi di organisasi mereka masing-masing. Pada penyelenggaraan olimpiade 2016, berbagai event pendukung pun juga diselenggarakan. Cultural Programme for Rio 2016 merupakan salah satu event yang diselenggarakan dalam rangka olimpiade Rio de Janeiro 2016. Program ini mulai diresmikan oleh pemerintah Brazil yang bekerjasama dengan stakeholder penyelenggara olimpiade Rio 2016 pada tanggal 4 Agustus 2016. Cultural Programme for Rio 2016 akan berlangsung sejak pertama kali diresmikan hingga usainya penyelenggaraan olimpiade Rio 2016.8 Cultural Programme for Rio 2016 dilangsungkan tersebar di 8 titik di Rio de Janeiro dan akan menampilkan lebih dari 2000 kesenian yang merupakan hasil karya para seniman Brazil. 9 c. Kampanye Internasional Penulis melihat bahwa kegiatan kampanye yang dilakukan pemerintah Brazil pada tingkat internasional lebih banyak dilakukan dengan memanfaatkan media internet. Berikut penulis paparkan kegiatan kampanye internasional dalam rangka penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 melalui official website serta social media resmi pemerintah: Social Media Instagram Twitter Piala Dunia 2014 @copagov @copagov_en Olimpiade 2016 @2016brasil @brasil2016 Tabel 1: Official Website pemerintah Brazil pada Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016 8 Official Website Official Website Piala Dunia 2014 www.copa2014.gov.br Olimpiade 2016 http://www.brasil2016.gov.br/en Tabel 2: Akun Instagram dan Twitter Resmi Pemerintah Brazil pada Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016 3. Pembangunan Relasi Dimensi ketiga dari aktivitas diplomasi publik adalah relationship building atau pembangunan relasi. Berbagai kegiatan yang dapat diimplementasikan dalam dimensi pembangunan relasi antara lain melalui beasiswa, pertukaran, pelatihan, seminar, konferensi, pembangunan jaringan, dan sebagainya. 10 Tujuan dari pembangunan relasi ini adalah menciptakan pemahaman bersama untuk memahami motivasi dan faktor dari setiap aksi yang dilakukan sehingga ketika tiba saatnya untuk mendiskusikan isu yang lebih spesifik, masing-masing pihak sudah mengerti cara pandang satu sama lain. Pada penyelenggaraan piala dunia 2014, pemerintah Brazil yang bekerjasama dengan FIFA melaksanakan kegiatan bertajuk Football for Hope Forum 2013. Sepak bola dipandang sebagai olahraga menyatukan seluruh lapisan masyarakat, mengubah kehidupan dan menginspirasi masyarakat. Sepak bola juga berpotensi untuk mencitakan perubahan dalam pembangunan sosial, pendidikan serta kesehatan. Hal tersebut telah dibuktikan oleh ratusan orang di seluruh dunia yang tergabung dalam organisasiorganisasi sosial yang aktif melakukan program sosial melalui proyek sepak bola. Oleh sebab itu, FIFA selaku badan tertinggi sepak bola dunia bersedia mendukung 447 komunitas yang berada di 78 negara di dunia dengan menyediakan pendanaan, peralatan, pelatihan, serta engetahuan melalui 167 organisasi sehingga mampu untuk membantu serta memberi harapan bagi masyarakat yang kurang mampu dalam memperbaiki kehidupan.11 Pengalaman yang dimiliki FIFA tersebut pada akhirnya dikombinasikan dengan peran sentral dari pemerintah Brazil untuk menyelenggarakan Football for Hope Forum 2013. Tujuan dari dilaksanakannya Football for Hope Forum 2013 selain sebagai kegiatan pendukung piala dunia 2014 juga sebagai media pembelajaran kepada masyarakat luas bahwa sepak bola dapat dijadikan sebagai katalis pembangunan sosial.12 Hal tersebut bisa diterapkan contohnya melalui pelatihan sepak bola bagi para 9 anak jalanan, pertandingan sepak bola campuran yang akan mendorong kesetaraan gender, serta sesi khusus yang mengkombinasikan ketrampilan bermain sepak bola dengan isu-isu kesehatan masyarakat. Kegiatan Football for Hope 2013 yang diselenggarakan pada tanggal 26-29 Juni 2014 tersebut berlangsung di Belo Horisonte. Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh berbagai perusahaan dan organisasi global, lembaga sosial, tokoh-tokoh pemimpin serta aktivis yang berasal dari berbagai negara di dunia.13 Forum tersebut mendiskusikan banyak hal yang menyangkut permasalahan global seperti isu kemiskinan, hak asasi manusia, human traficking, perubahan iklim global dan lain-lain. Beralih pada penyelenggaraan olimpiade 2016, dimensi relationship building atau pembangunan relasi disini ditunjukan salah satunya melalui kegiatan Olympic Scholarship for Athletes Rio 2016. Upaya pembangunan relasi pada penyelenggaraan olimpiade Rio 2016 salah satunya ditunjukan melalui program beasiswa bagi para atlet yang akan bertanding pada perhelatan tersebut. Meskipun kegiatan pemberian beasiswa bagi para atlet ini bukanlah merupakan kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah Brazil melainkan merupakan program berbasis Olympic Solidarity yang diselenggarakan oleh IOC dan bekerjasama dengan Komite olimpiade di setiap negara anggota IOC termasuk Brazil, namun efek yang didapatkan dari pemberian beasiswa sangatlah positif mengingat pada olimpiade Rio 2016 kali ini jumlah penerima beasiswa merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan olimpiade. Total 1.547 beasiswa diberikan kepada para atlet yang berpartisipasi di olimpiade Rio 2016 dimana pembagiannya meliputi 292 beasiswa diperuntukan untuk atlet yang berasal dari benua Afrika, 293 benua Amerika, 328 benua Asia, 568 benua Eropa, serta 66 untuk atlet dari Oceania. Total beasiswa yang diberikan Olympic Scholarship for Rio 2016 adalah sebesar 22 juta USD yang telah tersebar bagi atlet di 185 negara.14 B. Peran Diplomasi Publik Brazil melalui Penyelenggaraan Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016 dalam Membangun Citra Positif Negara Penulis menganalisa kasus ini dengan menggunakan peran diplomasi publik yang juga dipaparkan Mark Leonard dalam bukunya berjudul “Public Diplomacy” 10 bahwa terdapat 4 peran dalam upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh suatu negara antara lain: meningkatkan familiaritas, meningkatkan apresiasi, menarik masyarakat, serta mempengaruhi perilaku orang lain. Berikut akan penulis paparkan mengenai peran dari upaya diplomasi publik Brazil dalam membangun citra positif negara melalui penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016: 1. Meningkatkan Familiaritas Meningkatkan familiaritas disini memiliki makna bahwa melalui upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh suatu negara dapat membuat orang lain memikirkan mengenai negara tersebut serta berpeluang untuk memperbarui citra negara. Meningkatkan familiaritas masyarakat terhadap negara pelaku dilakukan dengan cara memikirkan mengenai negara tersebut dan update terhadap opini yang diberikan oleh negara tersebut. Peningkatan familiaritas terhadap negara tuan rumah event olahraga internasional juga di setujui oleh Bapak Piet Mellu selaku Kasubid Promosi dan Pemasaran Industri Olahraga Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Hal tersebut bisa dicapai oleh karena penyelenggaraan event olahraga internasional sudah tentu akan menyedot perhatian serta akan diliput dan disiarkan oleh media massa seantero dunia. Peningkatan familiaritas salah satunya dapat terlihat melalui banyaknya masyarakat di dunia yang membicarakan mengenai piala dunia dan olimpiade terutama melalui media sosial di internet. Menurut analisa yang dilakukan oleh Adobe Digital Index (ADI) memaparkan bahwa piala dunia yang akan diselenggarakan di Brazil mulai tanggal 12 Juni 2014 telah menyedot perhatian 16 juta masyarakat dunia lewat media sosial sejak bulan Juni 2013. Selain itu, pembicaraan masyarakat dunia mengenai olimpiade juga mencapai angka yang cukup fantastis di media sosial. Adobe Digital Index memperoleh data tersebut yang berasal dari berbagai social media seperti blog, Facebook, Google+, Raddit, Twitter, Dailymotion, Flickr, Instagram, Tumblr, VK, Discusses, Foursquare, Metacafe, Wordpress dan Youtube. Fakta tersebut didasarkan pada hasil pengumpulan lebih dari 69 juta social mention dari 230 negara yang kemudian dilihat seberapa banyak orang-orang membicarakan mengenai piala dunia dan olimpiade. Melalui data yang 11 diperoleh tersebut, Adobe Digital Index menambahkan data bahwa terdapat 10 negara teratas yang paling banyak membicarakan piala dunia 2014 melalui internet. Dilihat dari 10 negara tersebut, Jepang menempati peringkat teratas dengan total sebanyak 37% diikuti Inggris dengan 13 % dan Brazil dengan 9%. Dari keseluruhan mention terkait piala dunia 2014 dan Brazil sebagai tuan rumah, sebagian besar masyarakat menanggapi dengan respon yang positif. Sebanyak 59% masyarakat yang melakukan mention merasa bersuka cita dan kagum terhadap penyelenggaraan piala dunia yang dilangsungkan di Brazil. 2. Meningkatkan Apresiasi Upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh suatu negara juga dapat berdampak pada meningkatnya apresiasi serta menciptakan persepsi positif masyarakat terhadap negara pelaku. Melalui upaya diplomasi publik, negara dapat sekaligus membentuk persepsi yang positif untuk kemudian ditangkap masyarakat sehingga masyarakat turut memandang negara tersebut melalui perspektif yang sama. Ociepka dalam bukunya menjelaskan bahwa peran dari diplomasi publik adalah untuk menciptakan atau mendorong citra positif dari suatu negara serta masyarakatnya, dan dengan mempengaruhi opini publik untuk membentuk perilaku positif terhadap negara tersebut, sehingga dalam konsekuensinya dapat membuat tujuan kebijakan internasional menjadi lebih mudah untuk diperoleh.15 Upaya memperlihatkan gambaran positif ini dimaksudkan untuk meminimalisir persepsi negatif yang sudah ada sebelumnya. Pesimisme terhadap isu keamanan sepanjang penyelenggaraan menjadi salah satu yang paling dikhawatirkan dan menjadi fokus dari berbagai media nasional maupun internasional, mengingat Brazil akan dihadiri oleh turis-turis mancanegara. Oleh sebab itu, pemerintah Brazil telah mempersiapkan strategi pengamanan selama penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. Departemen Keadilan Brazil (Ministry of Justice) bekerjasama dengan Departemen Pertahanan (Ministry of Defense) membentuk suatu badan yang dinamakan Safety of the Special Secretariat for Major Events (SESGE/MJ). Badan ini ditugaskan secara khusus untuk melakukan tindakan pengamanan selama acara serta melakukan koordinasi keamanan 12 terhadap lembaga-lembaga baik di tingkat federal, negara bagian maupun pemerintah daerah. Selain SESGE/MJ, pemerintah Brazil menugaskan ABIN dalam melakukan tugas pertahanan khusus selama dilangsungkannya piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 di Brazil. ABIN (The Brazilian Intelligence System) merupakan organ utama dari SISBIN (The Brazilian Intelligence System) yang memiliki tujuan strategis untuk mengembangkan kegiatan intelejen dalam menjaga kedaulatan negara. Tugas dari ABIN adalah untuk melakukan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian kegiatan intelejen dalam negeri khususnya pada saat berlangsungnya piala dunia dan olimpiade di Brazil. Pada tugasnya tersebut, ABIN telah berhasil mencegah kuranglebih 40.000 ribu orang yang disinyalir akan melakukan kekacauan pada penyelenggaraan piala dunia dan olimpiade untuk masuk ke Brazil. ABIN juga melakukan kerjasama dengan CIA, MOSSAD, badan intelejen Russia, Perancis, Jerman, serta beberapa badan intelegen di kawasan Amerika Selatan. Pada saat penyelenggaraan olimpiade Rio 2016, diketahui bahwa setidaknya ditugaskan 80.000 agen intelejen selama dilangsungkannya perhelatan tersebut yang tersebar di seluruh Rio de Janeiro. Keberhasilan Brazil dalam memberikan kesan positif dalam melayani para pengunjung yang datang bisa dilihat melalui komentar pengunjung bernama Alan West dan Vladimir Ulyanov di bawah ini: “The greatest legacy of this world cup is that it's shown Brazilians and South Americans in general to be really warm hearted, welcoming and vibrant people. In the developed world that part of the globe is often depicted by the media in a negative way. But hopefully tourism and investment will dramatically increase as a result of the positive image that's been conveyed of the continent over the past few weeks. And the more tourism and investment increases, the more the standards of living will increase. I enjoyed to be here during the World Cup.” 16– Alan West “Brazil is a country of great beauty and wonder. Visiting Rio de Janeiro can be a magical experience. The 2016 olympics is the first time the world has been able to examine the complicated dynamics of governing this diverse nation and city. Brazil will benefit from this examination as it forces government to examine treatment of 13 it's citizens as well as itself. I have great time in Brazil, well done Brazil!” – Vladimir Ulyanov Komitmen pemerintah Brazil dalam melayani para pengunjung selama penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 dapat menjadikan sebagian besar pengunjung menjadi duta bagi Brazil. Meski masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penyelenggaraannya, persepsi pengunjung terhadap kesuksesan Brazil menyelenggarakan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 menjadi justifikasi dan penguatan terhadap gambaran-gambaran positif Brazil yang sudah disinyalkan sejak sebelumsebelumnya. 3. Menarik Masyarakat Pemerintah Brazil menyadari bahwa penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 akan menarik minat masyarakat khususnya masyarakat internasional untuk berkunjung ke Brazil. Sejalan dengan itu, Bapak Arsi Dwinugra Firdausy selaku kepala Kawasan Amerika BPPK Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia yang penulis wawancarai juga menyatakan bahwa penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 akan sangat berpengaruh pada meningkatnya jumlah kedatangan turis asing ke Brazil. Adanya peningkatan tersebut juga menjadi salah satu tolak ukur dalam menilai keberhasilan penyelenggaraan tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah Brazil melalui Kementrian pariwisata merancang suatu rencana strategis dalam meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Brazil yang diberi nama Aquarela Plan 2020. Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Brazil pada Aquarela Plan 2020 yaitu memenuhi target kunjungan wisatawan asing dengan memanfaatkan penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. Melalui penyelenggaraan piala dunia yang akan diselenggarakan Brazil pada 12-13 Juli 2014 ditargetkan sebanyak 500.000 wisatawan asing datang berkunjung ke Brazil, sementara pada tahun 2016 dimana olimpiade Rio diselenggarakan, kunjungan wisatawan asing ke Brazil ditargetkan terus mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.17 Upaya pemerintah Brazil dalam menjalankan aktivitas diplomasi publik melalui penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 terbilang telah 14 membuahkan hasil dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Brazil. Jumlah kedatangan wisatawan asing yang berkunjung ke Brazil terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak 2010. Grafik 3.2: Jumlah Turis Asing (dalam juta) yang datang ke Brazil sejak 2010 (Sumber: Riotimesonline.com18) Melalui grafik jumlah kedatangan wisatawan asing ke Brazil tersebut menunjukan bahwa upaya diplomasi publik Brazil dalam membangun citra positif negara telah berhasil ditunjukan dan direspon positif oleh publik mancanegara terbukti dengan melonjaknya kunjungan wisatawan pada saat penyelenggaraan piala dunia dan olimpiade 2016. 4. Mempengaruhi Perilaku Orang Lain Dampak dari upaya diplomasi publik yang dilakukan pemerintah Brazil melalui momentum penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 yang terakhir adalah mampu untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Melalui upaya diplomasi publik, suatu negara berpotensi untuk mempengaruhi perilaku orang lain seperti contohnya agar orang lain bersedia untuk memberikan dukungan, meyakinkan orang lain terhadap kebijakan yang dibuat, maupun mempengaruhi orang lain dalam melakukan suatu tindakan seperti halnya bersedia untuk berinvestasi. Seperti pernyataan yang dipaparkan oleh seorang akademisi yang penulis wawancarai bernama Airton Saboya Valente Junior, penyelenggaraan piala dunia dan olimpiade sesungguhnya dimanfaatkan oleh pemerintah Brazil sebagai ajang membangun citra positif sekaligus mempromosikan negaranya di kancah internasional. Pada tataran domestik, pemerintah Brazil juga telah berhasil memperoleh dukungan melalui elemen pemerintah terutama pihak oposisi pada 15 saat menyelenggarakan olimpiade 2016. Hal tersebut dibuktikan dengan dukungan yang diperoleh dari berbagai partai politik yang ada di Brazil. Dukungan yang diberikan oleh seluruh partai politik yang ada di Brazil baik yang berposisi sebagai koalisi maupun oposisi pemerintah menunjukan bahwa dari segi domestik, pemerintah Brazil telah berhasil memperoleh dukungan yang kuat dalam menyelenggarakan olimpiade. Kantor kepresidenan Brazil mengkonfirmasi sebanyak 21 kepala negara dipastikan mengunjungi Brazil selama berlangsungnya piala dunia yaitu dalam rentang waktu 11 Juni sampai 12 Juli 2014.19 Kepala negara yang hadir diantaranya presiden Russia Vladimir Putin, kanselir Jerman Angela Merkel, hingga sekjen PBB Ban Ki-Moon. 20 Begitu pula pada saat penyelenggaraan olimpiade 2016. Meskipun saat itu terdapat ketakutan besar di dunia internasional terhadap ancaman terorisme serta ancaman virus Zika yang diisukan merebak di Brazil, namun olimpiade 2016 telah membuktikan bahwa penyelenggaraan dapat berlangsung aman dan lancar. Beberapa kepala negara yang menyempatkan hadir di Brazil selama berlangsungnya olimpiade antara lain presiden Perancis Francois Hollanda, perdana menteri Italia Matteo Lenzi, presiden Swiss Johann Schneider, Liu Yandong selaku wakil presiden Tiongkok, dan beberapa pemimpin dunia lainnya. 21 Penulis melihat bahwa kehadiran para pemimpin negara-negara tersebut pada penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 merupakan salah satu bentuk dukungan positif yang diberikan kepada Brazil selaku negara penyelenggara sekaligus menjadi kesempatan yang baik untuk Brazil semakin memperlihatkan kapabilitas dalam menyelenggarakan dua event besar berskala internasional dengan lancar. D. Kesimpulan Menjadikan olahraga sebagai instrumen diplomasi pada era modern ini memang menjadi senjata ampuh bagi negara-negara dalam rangka mewujudkan kepentingan nasional khususnya bagi negara yang tengah berkembang. Pada era sekarang yang didukung oleh berbagai proses modernisasi di segala bidang kehidupan, negara-negara di dunia mau tak mau terdorong untuk meningkatkan bentuk diplomasi non-tradisional mereka dalam rangka meningkatkan status internasionalnya. Bagi negara berkembang seperti Brazil, hal ini sangatlah penting oleh karena negara-negara berkembang sebagian 16 besar tidak memiliki sumber daya kekuatan struktural maupun diplomatik yang ekstensif seperti yang dimiliki oleh negara-negara maju. Upaya Brazil dalam membangun citra positif negara melalui penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 ditunjukan melalui penerapan aktivitas diplomasi publik. Penerapan upaya diplomasi publik Brazil dalam membangun citra positif negara melalui penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016 dilakukan melalui tiga dimensi aktivitas diplomasi publik yaitu Manajemen Berita, Strategi Komunikasi, serta Pembangunan Relasi. Ketiga dimensi aktivitas diplomasi publik tersebut telah dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah Brazil yang juga bekerjasama dengan para stakeholder. Selain menerapkan tiga dimensi aktivitas diplomasi publik, terdapat pula peran dari penerapan diplomasi publik yang dilakukan pemerintah Brazil dalam membangun citra positif negara melalui penyelenggaraan piala dunia 2014 dan olimpiade 2016. Peran tersebut antara lain meningkatkan familiaritas, meningkatkan apesiasi, menarik masyarakat, serta mempengaruhi perilaku orang lain. Melalui penelitian ini, Brazil telah memberikan contoh bagaimana suatu penyelenggaraan acara olahraga berskala internasional mampu dijadikan sebagai instrumen diplomasi negaranya dengan memproyeksikan kekuatan yang dimiliki, yang dibangun melalui acara ini, menarik perhatian masyarakat luas serta memberikan persepsi dan citra positif terhadap negaranya. 17 Catatan Kaki 18 1 Mark Leonard. Public Diplomacy. (London: The Foreign Policy Centre, 2002) pages 12-13 dilihat pada 2 Jui 2016 2 Op.cit (Mark Leonard) hal 14-15 3 Op.cit (Mark Leonard) hal 18-19 4 Odebrecht.” IBC Building for Rio 2016 is delivered” diakses http://www.odebrecht.com/en/communication/news/internationalbroadcast-center-ibc-buildings-rio-2016-are-delivered pada 20 Februari 2017, 07.30 WIB, Surakarta 5 Op.cit (Mark Leonard) hal 14-15 6 Sustainability FIFA World Cup 2014 Brazil, diakses https://resources.fifa.com/mm/document/afsocial/general/02/50/92/69/sustainabilityreportofthe2014fwc_neutral.pdf pada 3 Maret 2017, 08.00 WIB, Surakarta 7 Op.cit (Sustainability FIFA World Cup 2014 Brazil) 8 Brazillian Tourism Board. Presskit for Olympic and Paralympic Games 2016 diakses melalui http://www.brasil2016.gov.br/en/presskit/files/press-kit-embratur pada 4 Maret 2017, 09.00 WIB, Surakarta 9 Ibid (Brazil Tourism Board) 10 Op.cit (Mark leonard) hal 12-13 11 FIFA. “Belo Horisonte to Stage Football for Hope Forum 2013”, diakses melalui http://www.fifa.com/sustainability/news/y=2013/m=3/news=belo-horizonte-stage-football-for-hope-forum-2024523.html pada 11 Maret 2017 pukul 12.00 WIB, Surakarta 12 FIFA Document. “Football for Hope Forum 2013”, diakses melalui https://resources.fifa.com/mm/document/fifaworldcup/generic/02/11/19/13/footballforhopeforumprogrammeen_neutral.pdf pada 11 Maret 2017 pada pukul 12.15 WIB, Surakarta 13 Op.cit (FIFA Document) 14 Olympic Solidarity. “Olympic Scholarship for Athletes Rio 2016 Final Report”, diakses https://stillmed.olympic.org/media/Document%20Library/OlympicOrg/IOC/Who-We-Are/Commissions/Olympic-Solidarity/OlympicScholarships-for-Athletes-Results-Rio-2016.pdf pada 14 Maret 2017 pukul 12.00 WIB, Surakarta 15 B, Ociepka. “Within the EU: New Member’s Public Diplomacy” dikutip dalam Marta Kieldanowics, “Instrument of public diplomacy in promotion of Poland” dalam Ferran Lalueza, et.al (eds). Competing Identities : The State of Play of PR in the 2010s, (UOC Editorial, 2011), hal.60, diakses melalui http://www.uoc.edu/symposia/meetingcom2011/docs/draft_proceedings.pdf#page=59 pada 15 Maret 2017 pukul 16.00 WIB, Surakarta 16 Merupakan komentar pembaca dari artikel berjudul :”What is Rio Olympic legacy Brazil?” The Guardian, 20 Desember 2016 diakses melalui https://www.theguardian.com/world/2016/dec/20/what-is-rio-olympic-legacy-brazil pada 16 Maret 2017 pukul 17.00 WIB, Surakarta 17 EMBRATUR. “Aquarela Plan 2020 International Tourism Marketing”, diakses https://www.yumpu.com/en/document/view/16355183/aquarela-plan-2020-international- tourism-marketing-brazil-network ,pada 17 Maret 2017 pukul 18.00 WIB, Surakarta 18 Riotimesonline, “Foreign tourism in Brazil grows 4,8 percent in 2016 with olympics”, diakses http://riotimesonline.com/brazilnews/rio-business/foreign-tourism-in-brazil-grows-4-8-percent-in-2016-with-olympics/) pada 17 Maret 2017 pukul 21.00 WIB, Surakarta 19 Dilma Rousseff. “The World Cup of World Cup”, Ddiakses melalui http://www.copa2014.gov.br/en/noticia/world-cup-world-cupsarticle-president-dilmarousseff pada 18 Maret 2017 pukul 23.00 WIB, Surakarta 20 United Nation. “UN Agencies Kick Off Campaigns as Football World Cup Opens in Brazil”, diakses melalui http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=48035#.WM-wq7ikK00 pada 19 Maret 2017pukul 13.00 WIB, Surakarta 21 Brazilgovnews. “President Temer Officially opens 31st Olympic Games of the Modern Era of Maracana Stadium”, diakses melalui http://www.brazilgovnews.gov.br/news/2016/08/president-temer-officially-opens-31st-olympics-games-of-the-modern-era-atmaracana-stadium pada 19 Maret 2017 pukul 21.00 WIB, Surakarta DAFTAR PUSTAKA Buku Leonard, Mark, Public Diplomacy. London: The Foreign Policy Centre, 2002 Artikel Jurnal Cristiana, Pop, “The Modern Olympic Games – a Globalised Cultural and Sporting Event”, Procedia, Social and Behavioral Sciencis, No 92, 728-734, 2013 Fernando Marinho Mezzadri, Marcelo Moraes E Silva, Katiuscia Mello Figueroa, Fernando Augusto Staepravo, “Sport Policy in Brazil”, Routledge Taylor & Francis Group, Vol. 7, No 4, 655-666, 2015 Holger, Preuss, “The Contribution of the FIFA World Cup and Olympic Games to Green Economy”, Sustainability, Vol. 5, No 8, 3581-3600, 2013 Paola B. Lohmann, Kaarina B. Virkki, Gabriela De Laurentis Cardoso, Deborah M. Zouain, Thayrine Da Silva Pacheco, “Analysis of Tourist Perception During 2014 World Cup in Brazil”, Procedia, No 23, 118-122, 2015 Web B, Ociepka. “Within the EU: New Member’s Public Diplomacy” dikutip dalam Marta Kieldanowics, “Instrument of public diplomacy in promotion of Poland” dalam Ferran Lalueza, et.al (eds). Competing Identities : The State of Play of PR in the 2010s, (UOC Editorial, 2011), hal.60, diakses melalui http://www.uoc.edu/symposia/meetingcom2011/docs/draft_proceedings.pdf#page=59 pada 15 Maret 2017 pukul 16.00 WIB, Surakarta Brazilgovnews. “President Temer Officially opens 31 st Olympic Games of the Modern Era of Maracana Stadium”, diakses melalui http://www.brazilgovnews.gov.br/news/2016/08/president-temer-officially-opens-31st-olympics-gamesof-the-modern-era-at-maracana-stadium pada 19 Maret 2017 pukul 21.00 WIB, Surakarta Brazillian Tourism Board. Presskit for Olympic and Paralympic Games 2016 diakses melalui http://www.brasil2016.gov.br/en/presskit/files/press-kit-embratur pada 4 Maret 2017, 09.00 WIB, Surakarta Dilma Rousseff. “The World Cup of World Cup”, Ddiakses melalui http://www.copa2014.gov.br/en/noticia/world-cupworld-cups-article-president-dilmarousseff pada 18 Maret 2017 pukul 23.00 WIB, Surakarta EMBRATUR. “Aquarela Plan 2020 International Tourism Marketing”, diakses https://www.yumpu.com/en/document/view/16355183/aquarela-plan-2020-international- tourism-marketingbrazil-network ,pada 17 Maret 2017 pukul 18.00 WIB, Surakarta FIFA. Sustainability FIFA World Cup 2014 Brazil, diakses https://resources.fifa.com/mm/document/afsocial/general/02/50/92/69/sustainabilityreportofthe2014fwc_neutr al.pdf pada 3 Maret 2017, 08.00 WIB, Surakarta FIFA. “Belo Horisonte to Stage Football for Hope Forum 2013”, diakses melalui http://www.fifa.com/sustainability/news/y=2013/m=3/news=belo-horizonte-stage-football-for-hope-forum2024523.html pada 11 Maret 2017 pukul 12.00 WIB, Surakarta FIFA Document. “Football for Hope Forum 2013”, diakses melalui https://resources.fifa.com/mm/document/fifaworldcup/generic/02/11/19/13/footballforhopeforumprogrammeen _neutral.pdf pada 11 Maret 2017 pada pukul 12.15 WIB, Surakarta Invest Nothern Ireland. “Global Supply Opportunities for International Sporting Events 2012-2022”, diakses http://secure.investni.com/static/library/invest-ni/documents/guide-to-international-sporting-events-20122022.pdf pada 6 Maret 2017, 09.30 WIB, Surakarta Odebrecht.” IBC Building for Rio 2016 is delivered” diakses http://www.odebrecht.com/en/communication/news/international-broadcast-center-ibc-buildings-rio-2016-aredelivered pada 20 Februari 2017, 07.30 WIB, Surakarta Olympic.org. “Rio 2016 will bring a taste of Brazil to Host City”. https://www.olympic.org/news/rio-2016-will-bring-ataste-of-brazil-to-host-city pada 5 Maret 2017, o8.00 WIB, Surakarta Olympic Solidarity. “Olympic Scholarship for Athletes Rio 2016 Final Report”, diakses https://stillmed.olympic.org/media/Document%20Library/OlympicOrg/IOC/Who-We-Are/Commissions/OlympicSolidarity/Olympic-Scholarships-for-Athletes-Results-Rio-2016.pdf pada 14 Maret 2017 pukul 12.00 WIB, Surakarta Portal Brasil. “Tourist give olympic games thumbs up and want to visit Brazil again”, diakses http://www.brasil2016.gov.br/en/news/tourists-give-olympic-games-thumbs-up-and-want-to-visit-brazil-again pada 18 Maret 2017, 08.00 WIB, Surakarta Riotimesonline, “Foreign tourism in Brazil grows 4,8 percent in 2016 with olympics”, diakses http://riotimesonline.com/brazil-news/rio-business/foreign-tourism-in-brazil-grows-4-8-percent-in-2016-witholympics/) pada 17 Maret 2017 pukul 21.00 WIB, Surakarta The Guardian. ”What is Rio Olympic legacy Brazil?” diakses melalui https://www.theguardian.com/world/2016/dec/20/what-is-rio-olympic-legacy-brazil pada 16 Maret 2017 pukul 17.00 WIB, Surakarta United Nation. “UN Agencies Kick Off Campaigns as Football World Cup Opens in Brazil”, diakses melalui http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=48035#.WM-wq7ikK00 pada 19 Maret 2017pukul 13.00 WIB, Surakarta Wawancara Langsung Gustavo Westmann, (Head of the Economic, Commercial, and Cultural Offices), Embassy of Brazil to Indonesia, 6 Maret 2017 Agus Heriyana, (Kassubbid Isu-Isu Aktual dan Strategis), Direktorat Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 7 Maret 2017 Arsi Dwinugra Firdausy, (Kepala Bidang Amerika P3K2 Amerop Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia), 27 Februari 2017 Wawancara via E-mail Piet Mellu, (Kassubid Industri dan Promosi Olahraga Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia), 27 Februari 2017 Airton Saboya Valente Junior, (Penulis Artikel “Two Cups, One Country”, Phd Student, Universidade de Valencia), 3 Maret 2017 Marcelo Moraes E Silva, (Penulis Artikel Jurnal “Sport Policy in Brazil”, Professor of Physical Education Universidade Federal do Parana, Brazil), 2 Maret 2017