Pedologi - Universitas Mercu Buana

advertisement
Modul ke:
Pedologi
Gangguan Makan dan Penyalahgunaan Zat
Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Yenny, M.Psi. Psikolog
Anoreksia Nervosa
Self-starvation,
mengakibatkan berat badan yang minimal untuk
usia dan tinggi seseorang atau berat badan yang
tidak sehat dan berbahaya
Ciri-ciri Anoreksia Nervosa
• Ketakutan yang kuat akan bertambahnya berat badan
atau menjadi gemuk
• Self-image yang terdistorsi (merasa dirinya gemuk
padahal sebenarnya sangat kurus)
• Dua subtipe yang umum : tipe makan berlebihan lalu
mengeluarkannya dan tipe restriktif
• Potensial untuk menjadi serius, bahkan menimbulkan
komplikasi medis yang fatal
• Biasanya mempengaruhi wanita muda Eropa-Amerika
Bulimia Nervosa
Episode yang berulang dari makan berlebihan
diikuti dengan memuntahkannya
Ciri-ciri Bulimia Nervosa
• Berat badan biasanya dipertahankan dalam
kisaran normal
• Perhatian yang berlebihan terhadap bentuk
dan berat tubuh
• Episode makan berlebihan-memuntahkannya
dapat menghasilkan komplikasi medis yang
serius
• Biasanya mempengaruhi wanita muda EropaAmerika
Gangguan Makan Berlebihan
Makan berlebihan yang berulang tanpa ada
keinginan untuk mengeluarkannya
Ciri-ciri Gangguan Makan Berlebihan
• Individu dengan BED sering kali digambarkan
sebagai pemakan berlebihan yang kompulsif
• Biasanya menyerang wanita obesitas yang
usianya lebih tua daripada mereka yang
menderita anoreksia dan bulimia
Faktor Sosiokultural
Tekanan yang berlebihan pada wanita muda
untuk mencapai standar kurus yang tidak
realistis
Faktor Psikologis
• Diet yang kaku atau sangat membatasi dapat mengakibatkan
berkurangnya kontrol yang diikuti dengan pelanggaran diet
dan menghasilkan makan berlebihan yang bersifat bulimik
• Ketidakpuasan pada tubuh memicu dilakukannya cara-cara
yang tidak sehat untuk mencapai berat badan yang diinginkan
• Merasa kurang memiliki kontrol atas berbagai aspek
kehidupan lain selain diet
• Kesulitan berpisah dari keluarga dan membangun identitas
individual
• Kebutuhan psikologis untuk kesempurnaan dan
kecenderungan untuk berpikir secara dikotomis atau ‘hitamputih’
Faktor Keluarga
• Keluarga dari pasien gangguan makan sering kali
memiliki karakteristik yang sama yaitu adanya konflik,
kurangnya kedekatan dan pengasuhan, serta gagal
dalam membangun kemandirian dan otonomi pada
diri anak perempuan mereka
• Dari perspektif sistem keluarga, gangguan makan
pada anak perempuan dapat memberi keseimbangan
pada keluarga yang disfungsional dengan
mengalihkan perhatian dari masalah keluarga atau
pun masalah pernikahan
Faktor Biologis
• Ketidakseimbangan yang mungkin terjadi pada
sistem neurotransmiter di otak yang mengatur
mood dan nafsu makan
• Kemungkinan pengaruh genetis
Penanganan Biomedis
• Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan
untuk membantu pasien anoreksia mencapai
berat badan yang sehat atau pasien bulimia
mengatasi siklus makan berlebih lalu
mengeluarkannya dalam kasus di mana terapi
rawat jalan telah gagal
• Pengobatan antidepresan dapat digunakan
untuk mengatur nafsu makan dengan
mengubah proses kimia pada otak atau untuk
melepaskan depresi yang mendasari
Psikoterapi
Terapi psikodinamika bertujuan untuk
mengekplorasi dan menyelesaikan konflik
psikologis yang ada
Terapi Behavioral Kognitif
• Untuk membantu individu dengan gangguan makan
mengalahkan pikiran dan keyakinan yang selfdefeating serta mengembangkan kebiasaan makan
dan pola berpikir yang lebih sehat
• Modifikasi perilaku membantu pasien anoreksia yang
dirawat di rumah sakit untuk meningkatkan berat
badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk
perilaku makan yang tepat
• Pemaparan terhadap pencegahan respons membantu
individu bulimia untuk menoleransi memakan
makanan yang menurut mereka dilarang tanpa
makan berlebihan dan mengeluarkannya
Terapi Keluarga
Dapat digunakan untuk mengatasi konflik
keluarga dan meningkatkan komunikasi di antara
anggota keluarga
Gangguan Penyalahgunaan Zat
Penggunaan maladaptif dari zat psikoaktif
Gangguan Penyalahgunaan Zat
Pola perilaku penggunaan zat yang
menyebabkan konsekuensi negatif, seperti
berulang kali bolos kerja atau membesarbesarkan masalah fisik yang mendasarinya
Gangguan Ketergantungan Zat
Bentuk gangguan penggunaan zat yang lebih
parah, terkait dengan ketergantungan fisiologis
atau penggunaan zat secara kompulsif
Gangguan yang Diakibatkan Zat
Gangguan fisiologis atau psikologis yang
disebabkan oleh penggunaan zat psikoaktif :
• Intoksikasi
• Sindrom putus zat
• Gangguan mood
• Delirium
• Demensia
• Amnesia
• Gangguan psikotik
Faktor Biologis
• Efek menyenangkan dan daya adiktif obat
tergantung pada efek obat terhadap sistem
neurotransmiter di otak
• Faktor genetis dapat menciptakan predisposisi
gangguan yang terkait dengan zat
Faktor Psikososial
• Reinforcement positif (menghasilkan kesenangan) dan
reinforcement negatif (bebas dari kondisi tegang atau
kecemasan dan terhindar atau bebas dari gejala putus zat yang
tidak menyenangkan) berperan pada penggunaan awal dan
terus berlangsungnya penggunaan zat
• Meniru minum berlebih dari anggota keluarga dan temanteman
• Ketagihan merupakan respons terkondisi terhadap isyarat yang
berhubungan dengan penggunaan obat sebelumnya
• Dalam teori psikodinamika, penyalahgunaan alkohol dan obat
mencerminkan bentuk fiksasi oral dan berhubungan dengan
trait kepribadian dependen
Faktor Genetis
• Harapan positif terhadap hasil yang
berhubungan dengan penggunaan zat
• Efek obat dalam mendongkrak keyakinan selfefficacy
• Kembali minum berlebihan sesuai self-fulfilling
prophecy
Faktor Sosiokultural
• Tekanan teman sebaya yang menggunakan
obat
• Paparan terhadap subbudaya yang
menyimpang (misalnya, budaya geng) di mana
penggunaan obat adalah hal yang umum atau
didukung
Pendekatan Biologis
• Detoksifikasi membantu penyalah guna zat untuk putus zat
secara aman dari obat adiktif
• Penggunaan obat yang menyebabkan mual-mual yang kuat
saat dikombinasikan dengan alkohol (Antabuse)
• Penggunaan antidepresan untuk mengontrol ketagihan obat
• Penggunaan zat pengganti, seperti pengganti nikotin untuk
menggantikan rokok, atau metadon untuk menggantikan
heroin
• Penggunaan obat yang mencegah perasaan ‘melayang’ yang
dihasilkan opioid atau alkohol (nalokson dan naltrekson)
Pendekatan Behavioral
Memutuskan pola perilaku penyalahgunaan zat
dan menguatkan perilaku yang lebih adaptif
Pendekatan Psikodinamika
Membantu individu dengan masalah
penyalahgunaan zat dalam mengidentifikasi dan
mengatasi konflik psikologis yang mendasari
Pendekatan Lainnya
Pendekatan penanganan residensial dan
kelompok pendukung nonprofesional, untuk
membantu individu mendapatkan kembali
kendali atas hidup mereka dan menjaga
abstinensi dalam masyarakat
Pendekatan Lainnya
Pelatihan pencegahan kambuh untuk
membantu individu belajar bertahan terhadap
godaan obat, untuk menyesuaikan diri secara
efektif dengan situasi berisiko tinggi, dan untuk
mencegah tergelincir berubah menjadi kambuh
Terima Kasih
Yenny, M.Psi., Psikolog
Download