Matakuliah : E1052/Penelitian China Perantauan Tahun : 2007/2008 Pengantar, Pemahaman Istilah dan Asal China Perantauan Pertemuan 1 • There's a distinction between the following as well: • 華人 -- Huárén -- Chinese, of pure Chinese descent and nationality • 華僑 -- Huáqiáo -- Overseas Chinese, usually China-born Chinese who have immigrated elsewhere • 華裔 -- Huáyì -- People of Chinese ancestry, born, living and has citizenship of another country Among Overseas Chinese who are Cantonese or Hokkien, a commonly-used term is 唐人 (tángrén), pronounced tòhng yàn in Cantonese and teng lang in Hokkien. Literally, it means Tang people, a reference to Tang dynasty China. It should be noted that this term is used mostly for its common usage, and not necessarily always as a reference to any relations between the Overseas Chinese people of today and the Tang dynasty. Bina Nusantara Overseas Chinese Africa Asia Mauritius · Seychelles · South Africa · Réunion Brunei · Cambodia · India · Indonesia · Israel · Japan · Korea · Malaysia (Peranakan) · Mongolia · Myanmar (Panthay) · Philippines · Singapore · Thailand · Vietnam (Ngái · San Diu) Europe France · Russia (Dungan) · Romania · Italy · Spain · United Kingdom AmericasArgentina · Brazil · Canada · Cuba · Jamaica · Nicaragua · Panama · Peru ·United States (Hawaii · Puerto Rico · ABCs · Taiwanese American) Oceania Australia · Fiji · New Zealand Bina Nusantara Bina Nusantara Country 2005 Population Rank 1. Indonesia 7,566,200 2. Thailand 7,053,240 3. Malaysia 6,187,400 4. United States3,376,031 5. Singapore 2,684,900 6 Canada 1,612,173 7. Peru 1,300,000 8. Vietnam 1,263,570 9. Philippines 1,146,250 10. Myanmar 1,101,314 Bina Nusantara 11. Russia 12. Australia 13. Japan 14. Cambodia 15. United Kingdom 16. France 17. India 18. Laos 19. Brazil 20. Netherlands 998,000 614,694 519,561 343,855 296,623 230,515 189,470 185,765 151,649 144,928 Overseas Chinese : are people of Chinese birth or descent who live outside the Greater China region, which includes Taiwan, Hong Kong and Macau. This includes territories administered by both rival governments; the People's Republic of China (PRC) and the Republic of China (ROC). In addition, the ROC had granted residents of Hong Kong and Macau "Overseas Chinese Status" prior to their respective handover to Beijing rule, so the definition may be said to loosely extend to them. • People of partial Chinese ancestry may also consider themselves Overseas Chinese. Bina Nusantara • The term Overseas Chinese is ambiguous as to whether it can refer to any of the ethnic groups that live in China (the broadly defined Zhonghua minzu) or whether it refers specifically to the Han Chinese ethnicity, narrowly defined. • Korean minorities from China who are living in South Korea today are often included in calculations of overseas Chinese, because these ethnic Koreans also identify themselves as part of the Chinese nation. • In Southeast Asia and particularly in Malaysia and Singapore, the state classifies the Peranakan as Chinese despite partial assimilation into Malay culture. • One study on overseas Chinese defines several criteria for identifying non-Han overseas Chinese: there is evidence of descent from groups living within or originating from China, they still retain their culture, self-identify with Chinese culture or acknowledge Chinese origin, and are not indigenous to their current land. Under this definition, minority overseas Chinese number about 7 million, or about 8.4% of the total overseas population. Bina Nusantara Istilah di Indonesia Tionghoa adalah istilah yang dibuat sendiri oleh orang di Indonesia berasal dari kata zhonghua dalam bahasa mandarin. Zhonghua dalam dialek Hokkian dilafalkan sebagai Tionghoa. Wacana Cung Hwa setidaknya sudah dimulai sejak tahun 1880, yaitu adanya keinginan dari orang-orang di Tiongkok untuk terbebas dari kekuasaan dinasty dan membentuk suatu negara yang lebih demokratis dan kuat. Wacana ini sampai terdengar oleh orang asal Tiongkok yang bermukim di Hindia Belanda yang ketika itu dinamakan Orang Cina, diduga panggilan ini berasal dari kosa kata "Ching" yaitu nama dari Dinasti Ching yang berkuasa Bina Nusantara Orang Tionghoa di Indonesia terbiasa menyebut diri mereka sebagai Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin (Hakka). Sedangkan dalam dialek Mandarin disebut Tangren (唐人, bahasa Indonesia: Orang Tang). Ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa Indonesia mayoritas berasal dari Tiongkok Selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang, sedangkan Tiongkok Utara menyebut diri mereka sebagai orang Han (Hanzi: 漢人, hanyu pinyin: hanren, bahasa Indonesia: Orang Han). Bina Nusantara Daerah asal di Tiongkok PetaMigrasi China Perantauan 1800-an - 1949 Bina Nusantara Bina Nusantara Komunitas Asal Berdasarkan Bahasa Tutur Bahasa Hakka (客家話; Kèjiāhuà; secara harafiah berarti "bahasa keluarga tamu") atau di Indonesia umumnya dipanggil Khek adalah bahasa yang dituturkan oleh orang Hakka yang merupakan suku Han yang tersebar di kawasan pegunungan provinsi Guangdong, Fujian dan Guangxi di Tiongkok. Masing-masing daerah ini juga memiliki khas dialek Hakka yang agak berbeda tergantung provinsi dan juga bagian gunung sebelah mana mereka tinggal. Dituturkan di: Tiongkok, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, dan komunitas Tionghoa Hakka lainnya di seluruh dunia Bina Nusantara Penutur Bahasa Hakka di Indonesia • Penutur bahasa Hakka di Indonesia banyak terdapat di Aceh, Bangka-Belitung, Jawa, serta Kalimantan Barat. • Paling khas untuk yang bermukim di Jawa dalam abad 20, banyak yang menjalankan perdagangan terutama barang kelontong. Pembuatan sepatu banyak dimulai oleh mereka, dari Jakarta kemudian diteruskan ke daerah Bandung. Bina Nusantara Bahasa Hokkien atau bahasa Hokkian (闽南语, 閩南語) yang kita kenal sebenarnya adalah dialek Min Selatan (Min-nan) yang merupakan bagian dari bahasa Han. Dialek ini terutama digunakan secara luas di provinsi Fujian (Hokkien), Taiwan, sebelah utara Guangdong (Kengtang) dan di Asia Tenggara di mana konsentrasi Tionghoa perantauan adalah mayoritas berasal dari provinsi Fujian. Bahasa Hokkian juga dikenal sebagai bahasa Holo di daratan Tiongkok dan Taiwan. Dituturkan di: Republik Rakyat Tiongkok, Republik China, Singapura, Indonesia, Malaysia dan daerah lain di mana komunitas Hokkien menetap Bina Nusantara • Bahasa Hokkien ini sendiri terbagi atas banyak logat di antaranya logat Ciangciu (Zhangzhou), logat Cuanciu (Quanzhou) dan logat Emui (Xiamen, dulu Amoy). • Bahasa Tiochiu (Chaozhou) adalah juga salah satu logat dalam bahasa Hokkien, namun karena penduduk Tiochiu tersebar di daerah Guangdong utara, maka bahasa Tiochiu kemudian mendapat pengaruh dari bahasa Kanton menjadi logat dalam bahasa Hokkien yang dekat dengan bahasa Kanton. • Di Indonesia sendiri, bahasa Hokkien umumnya dikenal sebagai bahasa ibu (mother tongue) komunitas Tionghoa di Medan, Pekanbaru, Palembang dan beberapa daerah lainnya. Bina Nusantara Bahasa Kanton atau Yuè (广东话/廣東話, bahasa Guangdong; di Indonesia sering disebut bahasa Konghu) adalah salah satu dari dialek bahasa Tionghoa yang dituturkan di barat daya China, Hong Kong, Makau, masyarakat keturunan Tionghoa di Asia Tenggara dan juga masyarakat Tionghoa di belahan dunia lain. Wilayah di China: provinsi Guangdong bagian tengah (Delta Sungai Mutiara (Pearl River) termasuk Hong Kong dan Makau); bagian timur Daerah Otonomi Guangxi Dituturkan di: China, Singapura, Indonesia, Malaysia, Kanada, Australia, Selandia Baru dan negara-negara lain yang ditinggali oleh migran-migran Kantonis. Bina Nusantara • Bahasa Kanton merupakan bahasa perdagangan kebanyakan orang-orang Tionghoa yang tinggal di luar negeri - dituturkan oleh hampir 70 juta orang di seluruh dunia, jumlah yang hanya bisa disaingi di luar China oleh Bahasa Hokkien yang mempunyai sekitar 40 juta penutur. • Sejarah dialek Kanton ini dapat ditarik balik ke zaman Dinasti Tang. Menurut penelitian dari ahli bahasa Han di Tiongkok, dialek Kanton merupakan salah satu dialek bahasa Han tertua yang masih tersisa sekarang ini. Dialek Kanton digunakan secara luas pada zaman Dinasti Tang. Itu makanya anggapan bahwa melafalkan puisi Li Bai, Du Fu yang hidup pada zaman Dinasti Tang dengan dialek Kanton adalah lebih cocok daripada melafalkannya dengan bahasa Mandarin yang kita kenal sekarang ini. • Bahasa Kanton ini juga punya pembicara di kalangan Tionghoa di Indonesia dan Malaysia. • Di Indonesia, bahasa Kanton biasa dikenal dengan sebutan bahasa Konghu. Bina Nusantara