gereja katolik paroki roh kudus babakan, canggu - E

advertisement
GEREJA KATOLIK PAROKI ROH KUDUS BABAKAN, CANGGU
(PERSPEKTIF SEJARAH, ARSITEKTUR DAN FUNGSINYA SEBAGAI
MEDIA PENUMBUHKEMBANGAN KERUKUNAN HUBUNGAN
ANTARAGAMA)
Oleh
Ni Made Ari Yuliantari, (NIM 0814021010)
(email : [email protected])
Nengah Bawa Atmadja*)
Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Sejarah berdirinya Gereja
Katolik Paroki Roh Kudus Babakan, (2) Arsitektur Gereja Katolik Paroki Roh
Kudus Babakan, dan (3) Fungsi Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan
Canggu sebagai media penumbuhkembangan kerukunan hubungan antaragama.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan jalan memahami situasi sosial, peristiwa, dan interaksi. Serta dengan
menggunakan teknik snow ball dengan langkah-langkah yaitu: 1) Heuristik
(observasi, wawancara, dan studi pustaka atau dokumentasi), 2) kritik sumber, 3)
Interpretasi , 4) Historiografi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa (1) Sejarah
berdirinya Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan dikarenakan gereja yang
lama tidak mampu lagi menampung jumlah umat yang semakin banyak; (2)
Arsitektur Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan mengadaptasi pola
pelataran seperti yang ada di pura-pura Bali. (3) Fungsi Gereja Katolik Paroki Roh
Kudus Babakan sebagai media penumbuhkembangan kerukunan hubungan
antaragama ialah melibatkan umat Katolik dan umat Hindu dalam ritual-ritual
yang ada digereja.
0
ABSTRACT.
This study aims to find out: (1) the existence of Paroki Roh Kudus Babakan
Catholic Church, (2) the architecture of Paroki Roh Kudus Babakan Catholic
Church and (3) the function of Paroki Roh Kudus Babakan Catholic Church for
religion relationship. The approach used in this study is a qualitative approach to
the understanding of social situations, events, and interactions. As well as using
the snowball technique steps are: 1) Heuristics (observation, interviews, and
literature or documentation), 2) source criticism, 3) Interpretation, 4)
Historiography. The results illustrate that the 1) The history of Paroki Roh Kudus
Babakan Catholic Church because the old church can’t accommodate the
members of a religious community, 2) The Architecture of Paroki Roh Kudus
Babakan Catholic Church adapting model of temples in Bali and 3) The function
of Paroki Roh Kudus Babakan Catholic Church for signify of relationship
between two religions at Canggu village are involve two religions in ceremony at
church.
Kata Kunci : Sejarah, Arsitektur, Hubungan Antarumat Beragama
*) Dosen Pembimbing Akademik
1
PENDAHULUAN
Banjar yang dimiliki oleh Banjar Babakan
Latar Belakang
menandakan
Seribu
Pura
dengan
perubahan
sudut
pandang masyarakat sekitar yang mulai
Bali yang identik dengan sebutan
Pulau
adanya
mengakui keberadaan umat Kristen.
susunan
Dalam
masyarakatnya serta kepercayaan asli Bali
perkembangannya
agama
tidak cukup menutup kemungkinan untuk
Kristen mulai mengadaptasi kebudayaan-
masuknya agama lain. Namun selain Hindu
kebudayaan lokal, hal ini bertujuan agar
sebagai agama mayoritas terdapat juga
agama Kristen tidak asing lagi dalam
penganut agama lain seperti Islam, Kristen
lingkungan sekitarnya. Adaptasi budaya
dan
lokal salah satunya terjadi dalam arsitektur
Budha,
lengkap
dengan
tempat
Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan.
peribadatan masing-masing agama tersebut.
Salah satunya ialah agama Kristen, baik itu
Gereja mengadptasi pola pelataran
Kristen Protestan maupun Kristen Katolik
seperti yang terdapat di pura-pura di Bali.
(Wea, 2009:1).
namun jika dilihat lebih jelas terdapat
Kristen
perbedaan antara pura dan gereja. Perbedaan
terdapat di Desa Canggu. Masuknya Kristen
yang paling menonjol ialah jika pada kori
ke lingkungan yang mayoritas beragama
agung pura terdapat karang Boma yang
Hindu menimbulkan konflik antaragama.
berfungsi sebagai penglukatan. Sedangkan
Konflik yang terjadi tidak hanya dalam
pada kori agung di gereja tidak terdapat
keluarga tapi juga antar anggota masyarakat.
karang
Salah
satu
komunitas
Boma
melainkan
salib
yang
melambangkan agama Kristen sendiri.
Umat Kristen melakukan berbagai
Landasan
macam cara agar mereka dapat diterima oleh
teori
yang
digunakan
masyarakat. Jika umat Hindu mengadakan
adalah berpdedoman pada rumusan masalah
upacara keagamaan maka umat Kristen
diantaranya : (1) Latar Belakang Berdirinya
dengan
Rumah Ibadah (2) Arsitektur Gereja dan (3)
sukarela
datang
membantu
Konflik dan Integrasi.
memberikan bantuan tenaga maupun materi.
Metode Penelitian
Terwujudnya integrasi sosial dapat
metode Penelitian yang digunakan
dilihat dari adanya bangunan umat suci umat
gereja
adalah metode penelitian sejarah. adapun
bersebelahan dengan Pura Puseh dan Bale
langkah-langkan penelitian yaitu : (1)
Kristen
yaitu
gereja.
Letak
2
Heuristik (2) Kritik Sumber (3) Interpretasi
Antara tahun 1961-1964 Pastor Narbetus
Data (4) Historiografi.
Shadeg SVD membeli dua bidang tanah
yang dimiliki Pan Dabieg dan I Grejut. Pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
tanggal 22 Agustus 1965 mulai dibangun
1. Sejarah Gereja Katolik Paroki Roh
gedung gereja yang diberkati tanggal 8
Desember 1967 oleh Mgr. Dr. Paulus Sani
Kudus Babakan
Keberadaan Gereja Katolik Paroki
Kleden SVD. Pada tahun 1968 wilayah
Roh Kudus Babakan tidak bisa dilepaskan
Babakan, Padang Tawang dan Pererenan
dengan Gereja Katolik pertama di Pulau
ditetapkan statusnya menjadi Paroki Roh
Bali, yaitu Gereja Katolik Paroki Tritunggal
Kudus Babakan.
Maha Kudus Tuka. Pada waktu Gereja
2. Arsitektur Gereja Katolik Paroki Roh
Katolik Paroki Tritunggal Maha Kudus
Kudus Babakan
Tuka diresmikan pada tanggal 14 Februari
1934 oleh Mgr. M. Abraham, wilayah
Gereja Katolik Paroki Roh Kudus
Batulumbung, Umategal (Buduk), Padang
Babakan merupakan salah satu Gereja
Tawang dan Babakan masih merupakan
Katolik yang menggunakan arsitektur lokal
stasi
Paroki
Bali. Ini dapat dilihat di dalam maupun di
Tritunggal Maha Kudus Tuka. Pada tanggal
luar gereja. Bangunan gereja di bangun di
17
gereja
atas tanah seluar 28,30 are dan merupakan
pertama di Padang Tawang oleh Pastor
tanah yang dimiliki oleh Pan Dabieg dan I
Simon Buis SVD dan Pastor A. De Boer
Grejut. Pertama kali di bangun pada tahun
SVD, namun masih menjadi bagian dari
1967 gedung gereja hanya terdiri dari satu
Paroki Tuka. Awal tahun 1951 Pastor
bangunan yang menanpung segala aktivitas
Gerssel SVD dan Pastor Apeldorn SVD
umat. Gereja Katolik Paroki Roh Kudus
merencanakan pendirian gereja di Babakan
Babakan Canggu mengalami 3 kali renovasi
ditanah milik I Nengah Gamis pada Mei
yaitu pada tahun 1972, tahun 1985 dan yang
1951. Bangunan gereja masih sederhana dan
terakhir tahun 2011. Gereja Katolik Paroki
terdapat lumbung padi untuk menyimpan
Roh Kudus Babakan, mengadaptasi pola
derma dari masyarakat. Gereja ini diberi
pelataran yang terdapat di pura-pura yang
nama Pelindung Roh Suci (Roh Kudus).
terbagi atas 3 area, yaitu :
yang
berada
September
1940,
di
bawah
didirikan
3
a. Halaman Depan, Pada area halaman
Babakan, terdapat bale kul-kul yang
depan gereja Katolik Paroki Roh
dipergunakan untuk memanggil umat
Kudus
candi
pada saat waktu beribadah. Selain itu
bentar yang menandakan tempat
juga terdapat kantor Dewan Pastoral
peralihan dari luar (duniawi) ke
Paroki,
dalam gereja (area suci).
Koperasi Paroki.
Babakan,
terdapat
Balai
Pemaksan,
dan
b. Halaman tengah, Sebelum memasuki
c. Ruang Kudus, Di dalam area ruang
area halaman tengah gereja biasanya
kudus ini terdapat bangunan ruang
terdapat sebuah kori agung. Namun
umat yang adalah tempat pusat
di Gereja Katolik Paroki Roh Kudus
peribadatan (ruang kudus). Secara
Babakan letak kori agung terletak di
teologis Kristen struktur bangunan
area halaman luar gereja. Hal ini
wantilan dipandang mewakili simbol
dikarenakan terbatasnya ruang yang
Yesus Kristus dan Roh Kudus ada
ada sehingga umat memanfaatkan
dan tinggal di antara manusia dan di
sisa
untuk
dalam hati tiap umat Kristen. Tuhan
membangun kori agung. Terdapat
berada ‘di dalam’ adalah simbolisasi
perbedaan antara kori agung yang
kehadiranNya akan lebih tepat jika
ada di pura dengan yang ada di
dihayati dengan Tuhan berada di
Gereja Katolik Paroki Roh Kudus
tengah ruang dalam suasana ibadah.
ruang
yang
ada
Babakan. Perbedaan terlihat pada
ragam hias kori agung. Kori agung
Dibagian dalam interior, Dibagian
Gereja Katolik Paroki Roh Kudus
tengah berdiri tegak bangunan berbentuk
Babakan tidak terdapat ragam hias
gapura berhiaskan ukiran Bali dan di atas
Karang Boma atau Karang Sae yang
gapura tersebut tedapat ukiran burung
merupakan simbol penjaga pintu.
merpati yang memancarkan sinar berjumlah
Pada bagian puncak kori agung
12
terdapat
lambang dari roh Roh Kudus yang sedang
symbol
salib
yang
buah.
Burung
memberikan
umat Kristen. Pada area jaba tengah
muridnya
Gereja Katolik Paroki Roh Kudus
Didalam gapura berukiran Bali terdapat
yang
roh
merupakan
melambangkan tempat peribadatan
4
kuasa
merpati
berjumlah
pada
murid-
12
orang.
sebuah tempat penyimpanan atau tabernakel
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
untuk Sakramen Maha Kudus.
keagamaan.
kanan
perjamuan
yang
Yesus
menggambarkan
Kristus
dengan
agama
rutin
dilaksanakan pada hari Minggu.
Selain itu juga terdapat relief-relief
disisi
Kegiatan
Selain itu gereja juga memiliki
12
fungsi
muridnya. Serta relief disisi kiri yang
sosial
yang
berkaitan
dengan
hubungan baik antar umat atau jemaat lintas
menggambarkan kelahiran Yesus.
etnis dan lingkungan yang ada disekitarnya
Selain itu terdapat pula lukisan-
dan membina serta merekatkan hubungan
lukisan kaca yang menceritakan mukjizat-
kekerabatan antar umat (Eminyan, 2001).
mukjizat Yesus pada pengikutNya.
Di dalam Gereja Katolik Paroki Roh
Fungsi sosial gereja tidak hanya
Kudus Babakan terdapat patung Bunda
merekatkan hubungan kekerabatan antar
Maria. Seperti yang diketahui umat Katolik
umat yang beragama Kristen, tetapi juga
sangat mengkultuskan Bunda Maria sebagai
merekatkan hubungan antarumat beragama.
ibunda dari Yesus Kristus. Orang Katolik
Namun gereja tidak dapat berfungsi sendiri
sangat menghormati dan menghargai Bunda
dalam
Maria. Jadi merupakan ciri khas dalam
antaragama tanpa didukung oleh masyarakat
setiap gereja Katolik selalu ada patung
sekitar yang sudah mengerti mengenai
Bunda Maria didalamnya.
adanya integrasi antaragama.
menumbuhkembangkan
hubungan
Gereja sebagai salah satu media
3. Fungsi Gereja Katolik Paroki Roh
Kudus
Babakan
sebagai
Penumbuhkembangan
dalam
Media
Kerukunan
Hubungan Antaragama
Dalam
KBBI
hubungan
antarumat
melibatkan
semua
disekitar
edisi
keempat
penumbuhkembangan
gereja,
beragama
umat
baik
kerukunan
yang
itu
umat
harus
berada
yang
beragama Katolik maupun umat Hindu.
(2008:445) gereja didefinisikan sebagai
Gereja Katolik Paroki Roh Kudus dalam
gedung atau tempat suci, tempat berdoa dan
mewujudkan
melakukan upacara agama Kristen. Sebagai
fungsinya
sebagai
media
penumbuhkembangan kerukunan hubungan
tempat suci agama Kristen, gereja digunakan
antaragama berusaha melibatkan semua
pula sebagai tempat utama melakukan
umat naik itu umat Katolik maupun umat
5
gereja.
Agama Katolik muncul di desa
Pelibatan umat Hindu dilakukan dengan cara
Canggu tidak bisa dilepaskan dari tokoh
melibatkan umat Hindu dalam ritual-ritual
Katolik pertama Bali yaitu I Made Bronong.
keagamaan yang terjadi di gereja seperti
I Made Bronong dan I Wayan Diblug datang
acara baptis, pernikahan serta dialog-dialog
ke rumah I Wayan Redung di Padang
agama dalam gereja.
Tawang. Sudah merupakan kebiasaan para
Hindu
yang
berada
disekitar
pemuda datang ke rumah pemudi yang
Suatu integrasi sosial terjadi dalam
kurun
waktu
yang
panjang,
dikenal dengan istilah nganggur. I Made
mulai
Bronong datang kerumah I Wayan Redung
munculnya konflik ke permukaan, masa
selain untuk nganggur, ia juga menjalankan
tegang hingga berakhir dengan terbentuknya
tugas merasul. Mereka berdialog yang lama
suatu konsensus di antara sebagian besar
anggota
masyarakat
akan
kelamaan berubah menjadi pelajaran agama.
nilai-nilai
I
kemasyarakatan yang bersifat fundamental,
masyarakat
sekaligus
integrasi
memberikan
Banjar Padangtawang.
Kristen
Akhirnya rumah I Wayan Redung
Katolik dengan umat Hindu di Desa Canggu
untuk sementara menjadi tempat pelajaran
terjadi pula dalam proses yang sama, mulai
agama. Karena I Wayan Redung tak dapat
dari munculnya konflik hingga berangsur-
menulis
angsur
integrasi.
kesulitan dalam menerima pelajaran yang
Pemantapan integrasi dapat terjadi karena
diberikan oleh misionaris, maka ditunjuklah
berbagai
iparnya
mereda
macam
dan
umat
lalu
yang sebenarnya orang Katolik pertama di
menjadi
anggota berbagai kesatuan sosial. Dalam
membicarakan
Redung
keputusan untuk menjadi Katolik. Dialah
dan masyarakat terintegrasi karena berbagai
anggota
Wayan
terjadi
faktor
seperti
faktor
dan
I
membaca,
Nyoman
ia
mengalami
Regeg
untuk
psikologis, faktor kekerabatan dan faktor
mendampingi misionaris itu, yang kemudian
ekonomi. Adapun tahapan latar belakang
dipilih
terjadinya integrasi dapat diuraikan sebagai
Padangtawang. I wayan Regeg pun tertarik
berikut.
pada ajaran misionaris, beliau merupakan
a. Masa Awal Kemunculan Agama
orang
Kristen Katolik
menjadi
pertama
ketua
yang
kelompok
secara
sah
dipermandikan dan menjadi orang Katolik
dengan nama Arnoldus I Nyoman Regeg
6
(Pan Maria). Dari sinilah kemudian muncul
kuburan adat Banjar Babakan. Pada saat itu
benih-benih umat Katolik di Padang Tawang
nenek dari I Wayan Hendrikus meninggal
dan Babakan.
dunia, tapi karena tidak diijinkan untuk
menguburkan
b. Masa Perkembangan Agama Kristen
sembunyi menguburkan jenazah di belakang
memeluk agama Kristen Katolik, keluarga
rumah. Setelah satu tahun lamanya, yaitu
besar Pan Maria merasa keberatan karena
pada tahun 1969, pemerintah memberikan
mereka beranggapan Pan Maria tidak akan
tanah kuburan pada umat Katolik yang
lagi menjalankan kewajibannya sebagai
berlokasi disamping kuburan umat Hindu.
seorang anak kepada orang tua
c. Faktor Penyebab Lahirnya Integrasi
Permasalahan juga terjadi dengan
konversi
agama
membuat
Antar Umat Kristen Katolik dengan
Adanya
Umat Hindu di Desa Canggu
masyarakat
1). Faktor Psikologis, Konflik antar kedua
mayoritas mulai mengambil jarak dengan
agama berdampak pada kondisi masyarakat
membatasi diri dengan penganut Katolik.
yang tidak aman. Dalam kondisi masyarakat
Masyarakat Katolik tetap berupaya menjalin
yang
interaksi dalam kehidupan sosial dengan
melakukan
kunjungan
kepada
desa
sore hari pihak keluarga secara sembunyi-
keluarga Pan Maria. Setelah Pan Maria
pekraman.
kuburan
Hendrikus dibiarkan dirumah. Baru pada
Konflik pertama terjadi dilingkungan
desa
tanah
pekraman, maka jenazah nenek I Wayan
Katolik dan Kemunculan Konflik.
masyarakat
di
sedang
membutuhkan
kestabilan
diperlukan adanya usaha untuk memperkecil
anggota
perbedaan-perbedaan
masyarakat jika memiliki acara suka-duka
dari
kedua
belah
pihak. Salah satu caranya adalah adaptasi
meskipun mereka tidak dihiraukan oleh
budaya lokal dalam budaya Kristen ataupun
masyarakat.
dengan melakukan integrasi pada system
Permasalahan
menyangkut
sosial yang sudah ada. Adopsi budaya yang
masalah tanah kuburan bagi masyarakat
dilakukan pihak Kristen dapat dilihat pada
Kristen. Pada tahun 1968 Bupati Badung, I
adanya adopsi budaya Bali dalam tata cara
Wayan Dana tidak memperbolehkan umat
peribadatan,
Katolik
anggota
sistem sosial masyarakat dapat dilihat dari
keluarganya yang sudah meninggal di
keikutsertaan umat Kristen dalam berbagai
untuk
ketiga
menguburkan
7
sedangkan integrasi dalam
lembaga sosial pemerintahan,
goreng, ikan kering, susu, obat-obatan dan
termasuk
lain-lain. Dengan cepat sumbangan tersebut
dengan perkawinan lintas agama.
dibagikan
2). Faktor Kekerabatan, Integrasi yang
kepada
masyarakat
tanpa
memandang agama mereka.
terjadi antara umat Kristen dengan umat
SIMPULAN
Hindu di Desa Canggu juga terjadi atas
dasar hubungan kekerabatan. Umat Kristen
Keberadaan Gereja Katolik Paroki
yang ada di Desa Canggu bukanlah orang
Roh Kudus tidak bisa dilepaskan dari Gereja
luar, melainkan warga masyarakat lokal
Tritunggal Mahakudus Tuka. Gereja Katolik
yang telah melakukan konversi agama. Pada
Paroki Roh Kudus pada awalnya merupakan
kondisi semula mereka merupakan bagian
bagian atau stasi dari Gereja Tritunggal
dari keluarga luas yang disebut dadia, dan
Mahakudus Tuka. Pada saat masih menjadi
setelah
mereka
stasi dari Gereja Tritunggal Mahakudus
terpecah dari ikatan solidaritas masyarakat
Tuka, lokasi pembangunan gereja sempat
local, tetapi sekarang sudah mampu hidup
mengalami perpindahan. Gereja pertama
saling berdampingan dengan rukun dan
(masih merupakan stasi dari Gereja Tuka)
damai, bahkan telah terjadi kerja sama yang
dibangun di Padang Tawang, gereja kedua
baik antar pemeluk agama di Desa Canggu.
(masih merupakan stasi dari Gereja Tuka)
melakukan
konvensi
dibangun di Babakan, dan gereja ketiga
3). Faktor Ekonomi, Pada tahun 1965,
(Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan)
keadaan hidup masyarakat Desa Canggu
dibangun di Babakan pada tahun 1968.
sangat memprihatinkan. Hasil panen padi
Arsitektur Gereja Katolik Paroki Roh
disawah gagal, curah hujan kurang, pada
Kudus Babakan mengikuti pola pelataran
akhirnya terjadilah paceklik yang melanda
seperti pura-pura yang ada di Bali. terdiri
desa Canggu. Para Pastor dan tokoh umat
dari 3 area, yaitu area jaba sisi, area jaba
Katolik berusaha mencari bantuan untuk
tengah, dan jeroan. Pada area jaba sisi
mengatasi permasalahan ini. Dalam kurun
gereja terdapat sebuah candi bentar yang
waktu yang tidak terlalu lama berdatanglah
megah. Pada area jaba tengah terdapat bale
sumbangan dari orang-orang yang peduli
kulkul dan kantor pastoral, balai pemaksan
pada kehidupan masyarakat, sumbangan
serta koperasi. Sedangkan pada area jeroan
yang diberikan berupa gandum, minyak
terdapat bangunan utama gereja. Dalam
8
interior gereja pun terdapat relief-relief
dalam
menumbuhkembangkan
ukiran Bali yang menggambarkan tentang
hubungan antaragama.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada :
kehadiran Tuhan Yesus.
1. Nengah
Awal masuknya agama Katolik ke
Bawa
Atmadja
selaku
Desa Canggu tidak berjalan dengan lancar.
Pembimbing Akademik (PA) dan
Pada awal masuknya kebudayaan baru, pasti
Pembimbing I yang telah banyak
akan muncul prasangka-prasangka negatif
meluangkan waktunya pada penulis
yang nantinya akan berkembang menjadi
dalam memberikan pengetahuannya,
konflik. Berbagai cara dilakukan oleh umat
memotivasi dan membimbing dari
Katolik untuk meredam konflik dan agar
awal sehingga penyusunan artikel ini
dapat diterima kembali oleh masyarakat
menjadi
sekitar. Gereja berperan penting dalam
terselesaikan dengan baik.
upaya
menumbuhkembangkan
hubungan
antarumat, tidak hanya yang beragama
Katolik, tetapi juga seluruh umat beragama.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008.
Depdikbud. Jakarta: Balai Pustaka
Namun dalam hal ini gereja tidak bisa
berfungsi sendiri tanpa didukung oleh
Tim Penyusun. 2011. Perjalanan Hidup
Iman Umat Katolik Paroki Roh
Kudus Babakan. Tidak diterbitkan :
Canggu
masyarakat sekitar yang sudah mengerti
mengenai adanya integrasi antaragama.
Berdasarkan hasil penelitian diatas,
Samega Manaya, I Gede. 2011. Integrasi
Umat Kristen Dengan Umat Hindu
di Desa Galungan, Kecamatan
Sawan, Buleleng, Bali. Skripsi tidak
diterbitkan. Undiksha Singaraja
peneliti dapat menyampaikan beberapa saran
sebagai berikut.
diharapkan
dapat
dijadikan salah satu rujukan dalam
pengembangan
khususnya
pendidikan
dapat
Annuri, Djam. 2002. Agama Kita Perspektif
Sejarah Agama-Agama:Yogyakarta:
Kurnia Kalam Semesta
ialah merekatkan hubungan kekerabatan
ini
dan
DAFTAR RUJUKAN
antaragama. Salah satu fungsi sosial gereja
a. Penelitian
lancar
Wea, Olivia. 2009. Gereja Kristen Protestan
Bali Sabda Bayu (Perspektif Sejarah,
Arsitektur dan Fungsi dari tahun
1974-2009). Skripsi tidak diterbitkan
: Undiksha Singaraja
pendidikan,
mengenai
sejarah Gereja Katolik Paroki Roh
Kudus dan fungsinya sebagai media
9
Download