GEREJA KATOLIK PAROKI ROH KUDUS BABAKAN, CANGGU (PERSPEKTIF SEJARAH, ARSITEKTUR DAN FUNGSINYA SEBAGAI MEDIA PENUMBUHKEMBANGAN KERUKUNAN HUBUNGAN ANTARAGAMA) Oleh Ni Made Ari Yuliantari, (NIM 0814021010) (email : [email protected]) Nengah Bawa Atmadja*) Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Sejarah berdirinya Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan, (2) Arsitektur Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan, dan (3) Fungsi Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan Canggu sebagai media penumbuhkembangan kerukunan hubungan antaragama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jalan memahami situasi sosial, peristiwa, dan interaksi. Serta dengan menggunakan teknik snow ball dengan langkah-langkah yaitu: 1) Heuristik (observasi, wawancara, dan studi pustaka atau dokumentasi), 2) kritik sumber, 3) Interpretasi , 4) Historiografi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa (1) Sejarah berdirinya Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan dikarenakan gereja yang lama tidak mampu lagi menampung jumlah umat yang semakin banyak; (2) Arsitektur Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan mengadaptasi pola pelataran seperti yang ada di pura-pura Bali. (3) Fungsi Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan sebagai media penumbuhkembangan kerukunan hubungan antaragama ialah melibatkan umat Katolik dan umat Hindu dalam ritual-ritual yang ada digereja. 0 ABSTRACT. This study aims to find out: (1) the existence of Paroki Roh Kudus Babakan Catholic Church, (2) the architecture of Paroki Roh Kudus Babakan Catholic Church and (3) the function of Paroki Roh Kudus Babakan Catholic Church for religion relationship. The approach used in this study is a qualitative approach to the understanding of social situations, events, and interactions. As well as using the snowball technique steps are: 1) Heuristics (observation, interviews, and literature or documentation), 2) source criticism, 3) Interpretation, 4) Historiography. The results illustrate that the 1) The history of Paroki Roh Kudus Babakan Catholic Church because the old church can’t accommodate the members of a religious community, 2) The Architecture of Paroki Roh Kudus Babakan Catholic Church adapting model of temples in Bali and 3) The function of Paroki Roh Kudus Babakan Catholic Church for signify of relationship between two religions at Canggu village are involve two religions in ceremony at church. Kata Kunci : Sejarah, Arsitektur, Hubungan Antarumat Beragama *) Dosen Pembimbing Akademik 1 PENDAHULUAN Banjar yang dimiliki oleh Banjar Babakan Latar Belakang menandakan Seribu Pura dengan perubahan sudut pandang masyarakat sekitar yang mulai Bali yang identik dengan sebutan Pulau adanya mengakui keberadaan umat Kristen. susunan Dalam masyarakatnya serta kepercayaan asli Bali perkembangannya agama tidak cukup menutup kemungkinan untuk Kristen mulai mengadaptasi kebudayaan- masuknya agama lain. Namun selain Hindu kebudayaan lokal, hal ini bertujuan agar sebagai agama mayoritas terdapat juga agama Kristen tidak asing lagi dalam penganut agama lain seperti Islam, Kristen lingkungan sekitarnya. Adaptasi budaya dan lokal salah satunya terjadi dalam arsitektur Budha, lengkap dengan tempat Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan. peribadatan masing-masing agama tersebut. Salah satunya ialah agama Kristen, baik itu Gereja mengadptasi pola pelataran Kristen Protestan maupun Kristen Katolik seperti yang terdapat di pura-pura di Bali. (Wea, 2009:1). namun jika dilihat lebih jelas terdapat Kristen perbedaan antara pura dan gereja. Perbedaan terdapat di Desa Canggu. Masuknya Kristen yang paling menonjol ialah jika pada kori ke lingkungan yang mayoritas beragama agung pura terdapat karang Boma yang Hindu menimbulkan konflik antaragama. berfungsi sebagai penglukatan. Sedangkan Konflik yang terjadi tidak hanya dalam pada kori agung di gereja tidak terdapat keluarga tapi juga antar anggota masyarakat. karang Salah satu komunitas Boma melainkan salib yang melambangkan agama Kristen sendiri. Umat Kristen melakukan berbagai Landasan macam cara agar mereka dapat diterima oleh teori yang digunakan masyarakat. Jika umat Hindu mengadakan adalah berpdedoman pada rumusan masalah upacara keagamaan maka umat Kristen diantaranya : (1) Latar Belakang Berdirinya dengan Rumah Ibadah (2) Arsitektur Gereja dan (3) sukarela datang membantu Konflik dan Integrasi. memberikan bantuan tenaga maupun materi. Metode Penelitian Terwujudnya integrasi sosial dapat metode Penelitian yang digunakan dilihat dari adanya bangunan umat suci umat gereja adalah metode penelitian sejarah. adapun bersebelahan dengan Pura Puseh dan Bale langkah-langkan penelitian yaitu : (1) Kristen yaitu gereja. Letak 2 Heuristik (2) Kritik Sumber (3) Interpretasi Antara tahun 1961-1964 Pastor Narbetus Data (4) Historiografi. Shadeg SVD membeli dua bidang tanah yang dimiliki Pan Dabieg dan I Grejut. Pada HASIL DAN PEMBAHASAN tanggal 22 Agustus 1965 mulai dibangun 1. Sejarah Gereja Katolik Paroki Roh gedung gereja yang diberkati tanggal 8 Desember 1967 oleh Mgr. Dr. Paulus Sani Kudus Babakan Keberadaan Gereja Katolik Paroki Kleden SVD. Pada tahun 1968 wilayah Roh Kudus Babakan tidak bisa dilepaskan Babakan, Padang Tawang dan Pererenan dengan Gereja Katolik pertama di Pulau ditetapkan statusnya menjadi Paroki Roh Bali, yaitu Gereja Katolik Paroki Tritunggal Kudus Babakan. Maha Kudus Tuka. Pada waktu Gereja 2. Arsitektur Gereja Katolik Paroki Roh Katolik Paroki Tritunggal Maha Kudus Kudus Babakan Tuka diresmikan pada tanggal 14 Februari 1934 oleh Mgr. M. Abraham, wilayah Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Batulumbung, Umategal (Buduk), Padang Babakan merupakan salah satu Gereja Tawang dan Babakan masih merupakan Katolik yang menggunakan arsitektur lokal stasi Paroki Bali. Ini dapat dilihat di dalam maupun di Tritunggal Maha Kudus Tuka. Pada tanggal luar gereja. Bangunan gereja di bangun di 17 gereja atas tanah seluar 28,30 are dan merupakan pertama di Padang Tawang oleh Pastor tanah yang dimiliki oleh Pan Dabieg dan I Simon Buis SVD dan Pastor A. De Boer Grejut. Pertama kali di bangun pada tahun SVD, namun masih menjadi bagian dari 1967 gedung gereja hanya terdiri dari satu Paroki Tuka. Awal tahun 1951 Pastor bangunan yang menanpung segala aktivitas Gerssel SVD dan Pastor Apeldorn SVD umat. Gereja Katolik Paroki Roh Kudus merencanakan pendirian gereja di Babakan Babakan Canggu mengalami 3 kali renovasi ditanah milik I Nengah Gamis pada Mei yaitu pada tahun 1972, tahun 1985 dan yang 1951. Bangunan gereja masih sederhana dan terakhir tahun 2011. Gereja Katolik Paroki terdapat lumbung padi untuk menyimpan Roh Kudus Babakan, mengadaptasi pola derma dari masyarakat. Gereja ini diberi pelataran yang terdapat di pura-pura yang nama Pelindung Roh Suci (Roh Kudus). terbagi atas 3 area, yaitu : yang berada September 1940, di bawah didirikan 3 a. Halaman Depan, Pada area halaman Babakan, terdapat bale kul-kul yang depan gereja Katolik Paroki Roh dipergunakan untuk memanggil umat Kudus candi pada saat waktu beribadah. Selain itu bentar yang menandakan tempat juga terdapat kantor Dewan Pastoral peralihan dari luar (duniawi) ke Paroki, dalam gereja (area suci). Koperasi Paroki. Babakan, terdapat Balai Pemaksan, dan b. Halaman tengah, Sebelum memasuki c. Ruang Kudus, Di dalam area ruang area halaman tengah gereja biasanya kudus ini terdapat bangunan ruang terdapat sebuah kori agung. Namun umat yang adalah tempat pusat di Gereja Katolik Paroki Roh Kudus peribadatan (ruang kudus). Secara Babakan letak kori agung terletak di teologis Kristen struktur bangunan area halaman luar gereja. Hal ini wantilan dipandang mewakili simbol dikarenakan terbatasnya ruang yang Yesus Kristus dan Roh Kudus ada ada sehingga umat memanfaatkan dan tinggal di antara manusia dan di sisa untuk dalam hati tiap umat Kristen. Tuhan membangun kori agung. Terdapat berada ‘di dalam’ adalah simbolisasi perbedaan antara kori agung yang kehadiranNya akan lebih tepat jika ada di pura dengan yang ada di dihayati dengan Tuhan berada di Gereja Katolik Paroki Roh Kudus tengah ruang dalam suasana ibadah. ruang yang ada Babakan. Perbedaan terlihat pada ragam hias kori agung. Kori agung Dibagian dalam interior, Dibagian Gereja Katolik Paroki Roh Kudus tengah berdiri tegak bangunan berbentuk Babakan tidak terdapat ragam hias gapura berhiaskan ukiran Bali dan di atas Karang Boma atau Karang Sae yang gapura tersebut tedapat ukiran burung merupakan simbol penjaga pintu. merpati yang memancarkan sinar berjumlah Pada bagian puncak kori agung 12 terdapat lambang dari roh Roh Kudus yang sedang symbol salib yang buah. Burung memberikan umat Kristen. Pada area jaba tengah muridnya Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Didalam gapura berukiran Bali terdapat yang roh merupakan melambangkan tempat peribadatan 4 kuasa merpati berjumlah pada murid- 12 orang. sebuah tempat penyimpanan atau tabernakel kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan untuk Sakramen Maha Kudus. keagamaan. kanan perjamuan yang Yesus menggambarkan Kristus dengan agama rutin dilaksanakan pada hari Minggu. Selain itu juga terdapat relief-relief disisi Kegiatan Selain itu gereja juga memiliki 12 fungsi muridnya. Serta relief disisi kiri yang sosial yang berkaitan dengan hubungan baik antar umat atau jemaat lintas menggambarkan kelahiran Yesus. etnis dan lingkungan yang ada disekitarnya Selain itu terdapat pula lukisan- dan membina serta merekatkan hubungan lukisan kaca yang menceritakan mukjizat- kekerabatan antar umat (Eminyan, 2001). mukjizat Yesus pada pengikutNya. Di dalam Gereja Katolik Paroki Roh Fungsi sosial gereja tidak hanya Kudus Babakan terdapat patung Bunda merekatkan hubungan kekerabatan antar Maria. Seperti yang diketahui umat Katolik umat yang beragama Kristen, tetapi juga sangat mengkultuskan Bunda Maria sebagai merekatkan hubungan antarumat beragama. ibunda dari Yesus Kristus. Orang Katolik Namun gereja tidak dapat berfungsi sendiri sangat menghormati dan menghargai Bunda dalam Maria. Jadi merupakan ciri khas dalam antaragama tanpa didukung oleh masyarakat setiap gereja Katolik selalu ada patung sekitar yang sudah mengerti mengenai Bunda Maria didalamnya. adanya integrasi antaragama. menumbuhkembangkan hubungan Gereja sebagai salah satu media 3. Fungsi Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan sebagai Penumbuhkembangan dalam Media Kerukunan Hubungan Antaragama Dalam KBBI hubungan antarumat melibatkan semua disekitar edisi keempat penumbuhkembangan gereja, beragama umat baik kerukunan yang itu umat harus berada yang beragama Katolik maupun umat Hindu. (2008:445) gereja didefinisikan sebagai Gereja Katolik Paroki Roh Kudus dalam gedung atau tempat suci, tempat berdoa dan mewujudkan melakukan upacara agama Kristen. Sebagai fungsinya sebagai media penumbuhkembangan kerukunan hubungan tempat suci agama Kristen, gereja digunakan antaragama berusaha melibatkan semua pula sebagai tempat utama melakukan umat naik itu umat Katolik maupun umat 5 gereja. Agama Katolik muncul di desa Pelibatan umat Hindu dilakukan dengan cara Canggu tidak bisa dilepaskan dari tokoh melibatkan umat Hindu dalam ritual-ritual Katolik pertama Bali yaitu I Made Bronong. keagamaan yang terjadi di gereja seperti I Made Bronong dan I Wayan Diblug datang acara baptis, pernikahan serta dialog-dialog ke rumah I Wayan Redung di Padang agama dalam gereja. Tawang. Sudah merupakan kebiasaan para Hindu yang berada disekitar pemuda datang ke rumah pemudi yang Suatu integrasi sosial terjadi dalam kurun waktu yang panjang, dikenal dengan istilah nganggur. I Made mulai Bronong datang kerumah I Wayan Redung munculnya konflik ke permukaan, masa selain untuk nganggur, ia juga menjalankan tegang hingga berakhir dengan terbentuknya tugas merasul. Mereka berdialog yang lama suatu konsensus di antara sebagian besar anggota masyarakat akan kelamaan berubah menjadi pelajaran agama. nilai-nilai I kemasyarakatan yang bersifat fundamental, masyarakat sekaligus integrasi memberikan Banjar Padangtawang. Kristen Akhirnya rumah I Wayan Redung Katolik dengan umat Hindu di Desa Canggu untuk sementara menjadi tempat pelajaran terjadi pula dalam proses yang sama, mulai agama. Karena I Wayan Redung tak dapat dari munculnya konflik hingga berangsur- menulis angsur integrasi. kesulitan dalam menerima pelajaran yang Pemantapan integrasi dapat terjadi karena diberikan oleh misionaris, maka ditunjuklah berbagai iparnya mereda macam dan umat lalu yang sebenarnya orang Katolik pertama di menjadi anggota berbagai kesatuan sosial. Dalam membicarakan Redung keputusan untuk menjadi Katolik. Dialah dan masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota Wayan terjadi faktor seperti faktor dan I membaca, Nyoman ia mengalami Regeg untuk psikologis, faktor kekerabatan dan faktor mendampingi misionaris itu, yang kemudian ekonomi. Adapun tahapan latar belakang dipilih terjadinya integrasi dapat diuraikan sebagai Padangtawang. I wayan Regeg pun tertarik berikut. pada ajaran misionaris, beliau merupakan a. Masa Awal Kemunculan Agama orang Kristen Katolik menjadi pertama ketua yang kelompok secara sah dipermandikan dan menjadi orang Katolik dengan nama Arnoldus I Nyoman Regeg 6 (Pan Maria). Dari sinilah kemudian muncul kuburan adat Banjar Babakan. Pada saat itu benih-benih umat Katolik di Padang Tawang nenek dari I Wayan Hendrikus meninggal dan Babakan. dunia, tapi karena tidak diijinkan untuk menguburkan b. Masa Perkembangan Agama Kristen sembunyi menguburkan jenazah di belakang memeluk agama Kristen Katolik, keluarga rumah. Setelah satu tahun lamanya, yaitu besar Pan Maria merasa keberatan karena pada tahun 1969, pemerintah memberikan mereka beranggapan Pan Maria tidak akan tanah kuburan pada umat Katolik yang lagi menjalankan kewajibannya sebagai berlokasi disamping kuburan umat Hindu. seorang anak kepada orang tua c. Faktor Penyebab Lahirnya Integrasi Permasalahan juga terjadi dengan konversi agama membuat Antar Umat Kristen Katolik dengan Adanya Umat Hindu di Desa Canggu masyarakat 1). Faktor Psikologis, Konflik antar kedua mayoritas mulai mengambil jarak dengan agama berdampak pada kondisi masyarakat membatasi diri dengan penganut Katolik. yang tidak aman. Dalam kondisi masyarakat Masyarakat Katolik tetap berupaya menjalin yang interaksi dalam kehidupan sosial dengan melakukan kunjungan kepada desa sore hari pihak keluarga secara sembunyi- keluarga Pan Maria. Setelah Pan Maria pekraman. kuburan Hendrikus dibiarkan dirumah. Baru pada Konflik pertama terjadi dilingkungan desa tanah pekraman, maka jenazah nenek I Wayan Katolik dan Kemunculan Konflik. masyarakat di sedang membutuhkan kestabilan diperlukan adanya usaha untuk memperkecil anggota perbedaan-perbedaan masyarakat jika memiliki acara suka-duka dari kedua belah pihak. Salah satu caranya adalah adaptasi meskipun mereka tidak dihiraukan oleh budaya lokal dalam budaya Kristen ataupun masyarakat. dengan melakukan integrasi pada system Permasalahan menyangkut sosial yang sudah ada. Adopsi budaya yang masalah tanah kuburan bagi masyarakat dilakukan pihak Kristen dapat dilihat pada Kristen. Pada tahun 1968 Bupati Badung, I adanya adopsi budaya Bali dalam tata cara Wayan Dana tidak memperbolehkan umat peribadatan, Katolik anggota sistem sosial masyarakat dapat dilihat dari keluarganya yang sudah meninggal di keikutsertaan umat Kristen dalam berbagai untuk ketiga menguburkan 7 sedangkan integrasi dalam lembaga sosial pemerintahan, goreng, ikan kering, susu, obat-obatan dan termasuk lain-lain. Dengan cepat sumbangan tersebut dengan perkawinan lintas agama. dibagikan 2). Faktor Kekerabatan, Integrasi yang kepada masyarakat tanpa memandang agama mereka. terjadi antara umat Kristen dengan umat SIMPULAN Hindu di Desa Canggu juga terjadi atas dasar hubungan kekerabatan. Umat Kristen Keberadaan Gereja Katolik Paroki yang ada di Desa Canggu bukanlah orang Roh Kudus tidak bisa dilepaskan dari Gereja luar, melainkan warga masyarakat lokal Tritunggal Mahakudus Tuka. Gereja Katolik yang telah melakukan konversi agama. Pada Paroki Roh Kudus pada awalnya merupakan kondisi semula mereka merupakan bagian bagian atau stasi dari Gereja Tritunggal dari keluarga luas yang disebut dadia, dan Mahakudus Tuka. Pada saat masih menjadi setelah mereka stasi dari Gereja Tritunggal Mahakudus terpecah dari ikatan solidaritas masyarakat Tuka, lokasi pembangunan gereja sempat local, tetapi sekarang sudah mampu hidup mengalami perpindahan. Gereja pertama saling berdampingan dengan rukun dan (masih merupakan stasi dari Gereja Tuka) damai, bahkan telah terjadi kerja sama yang dibangun di Padang Tawang, gereja kedua baik antar pemeluk agama di Desa Canggu. (masih merupakan stasi dari Gereja Tuka) melakukan konvensi dibangun di Babakan, dan gereja ketiga 3). Faktor Ekonomi, Pada tahun 1965, (Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan) keadaan hidup masyarakat Desa Canggu dibangun di Babakan pada tahun 1968. sangat memprihatinkan. Hasil panen padi Arsitektur Gereja Katolik Paroki Roh disawah gagal, curah hujan kurang, pada Kudus Babakan mengikuti pola pelataran akhirnya terjadilah paceklik yang melanda seperti pura-pura yang ada di Bali. terdiri desa Canggu. Para Pastor dan tokoh umat dari 3 area, yaitu area jaba sisi, area jaba Katolik berusaha mencari bantuan untuk tengah, dan jeroan. Pada area jaba sisi mengatasi permasalahan ini. Dalam kurun gereja terdapat sebuah candi bentar yang waktu yang tidak terlalu lama berdatanglah megah. Pada area jaba tengah terdapat bale sumbangan dari orang-orang yang peduli kulkul dan kantor pastoral, balai pemaksan pada kehidupan masyarakat, sumbangan serta koperasi. Sedangkan pada area jeroan yang diberikan berupa gandum, minyak terdapat bangunan utama gereja. Dalam 8 interior gereja pun terdapat relief-relief dalam menumbuhkembangkan ukiran Bali yang menggambarkan tentang hubungan antaragama. Ucapan terima kasih ditujukan kepada : kehadiran Tuhan Yesus. 1. Nengah Awal masuknya agama Katolik ke Bawa Atmadja selaku Desa Canggu tidak berjalan dengan lancar. Pembimbing Akademik (PA) dan Pada awal masuknya kebudayaan baru, pasti Pembimbing I yang telah banyak akan muncul prasangka-prasangka negatif meluangkan waktunya pada penulis yang nantinya akan berkembang menjadi dalam memberikan pengetahuannya, konflik. Berbagai cara dilakukan oleh umat memotivasi dan membimbing dari Katolik untuk meredam konflik dan agar awal sehingga penyusunan artikel ini dapat diterima kembali oleh masyarakat menjadi sekitar. Gereja berperan penting dalam terselesaikan dengan baik. upaya menumbuhkembangkan hubungan antarumat, tidak hanya yang beragama Katolik, tetapi juga seluruh umat beragama. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Depdikbud. Jakarta: Balai Pustaka Namun dalam hal ini gereja tidak bisa berfungsi sendiri tanpa didukung oleh Tim Penyusun. 2011. Perjalanan Hidup Iman Umat Katolik Paroki Roh Kudus Babakan. Tidak diterbitkan : Canggu masyarakat sekitar yang sudah mengerti mengenai adanya integrasi antaragama. Berdasarkan hasil penelitian diatas, Samega Manaya, I Gede. 2011. Integrasi Umat Kristen Dengan Umat Hindu di Desa Galungan, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali. Skripsi tidak diterbitkan. Undiksha Singaraja peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. diharapkan dapat dijadikan salah satu rujukan dalam pengembangan khususnya pendidikan dapat Annuri, Djam. 2002. Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-Agama:Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta ialah merekatkan hubungan kekerabatan ini dan DAFTAR RUJUKAN antaragama. Salah satu fungsi sosial gereja a. Penelitian lancar Wea, Olivia. 2009. Gereja Kristen Protestan Bali Sabda Bayu (Perspektif Sejarah, Arsitektur dan Fungsi dari tahun 1974-2009). Skripsi tidak diterbitkan : Undiksha Singaraja pendidikan, mengenai sejarah Gereja Katolik Paroki Roh Kudus dan fungsinya sebagai media 9