ASI Air Susu Ibu merupakan makanan Bayi yang terbaik Setelah melalui masa kehamilan selama 9 bulan 10 hari, ibu hamil ternyata masih kawatir dengan kemampuannya untuk menyusui kelak. Ibu yang telah melahirkan hendaknya tidak perlu kawatir karena semua perempuan mempunyai potensi yang sama untuk menyusui bayinya. Potensi ini sama dengan kemampuan wanita untuk mengandung/hamil dan melahirkan bayinya. Tetapi banyak para ibu setelah melewati kehamilan dan melahirkan bayinya hanya sebentar memberikan ASI kepada anaknya. Kebanyakan ibu di masa sekarang ini memilih menyusui ASI hanya satu bulan atau bahkan selama beberapa hari saja. Banyak hal yang mendasari pemikiran ibu untuk tidak menyusui bayinya seperti ASI tidak banyak keluar, jatah cuti hamil telah selesai atau memang sibuk bekerja sehingga tidak sempat menyusui. Dengan memberikan ASI eksklusif minimal sampai dengan umur enam bulan kepada bayi, otomatis seorang ibu telah turut serta membangun system imunitas pada bayi secara alami dan memberikan semua nutrisi yang diperlukan bayi. Langkah ini tentunya lebih ekonomis karena ibu tidak perlu membeli susu formula yang harganya relative mahal, sedangkan porsi minum bayi sangatlah banyak. Bila ibu memilih untuk tidak menyusui secara eksklusif tentunya ibu harus direpotkan dengan pemberian makanan tambahan kepada bayi seperti air putih, vitamin ataupun obat tertentu. Air susu ibu merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan – bulan pertama, ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan penyediaan energi dalam susunan yang diperlukan. ASI tidak memberatkan fungsi traktus dan digestivus dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi yang baru lahir, serta menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum. Lagipula, ASI memiliki berbagai zat anti infeksi, mengurangi kejadian eksim atopik, dan proses menyusui menguntungkan ibunya dengan terdapatnya lactational infertility, hingga memperpanjang child spacing. Keuntungan lain dengan menyusui bayi adalah : Murah harganya Tersedia pada suhu yang ideal, tidak perlu dipanaskan terlebih dahulu Selalu segar dan bebas pencemaran kuman, hingga mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan saluran pencernaan (seperti ; berak – berak, muntah-muntah, sakit perut) Memperkuat ikatan bathin ibu dan bayinya Menyusui bayi mempercepat pengembalian besarnya rahim pada bentuk dan ukuran sebelum mengandung. Inisiasi Dini Menyusui Inisiasi dini menyusui merupakan salah satu proses/rangkaian penting yang mengakhiri proses kehamilan ibu dan mengawali perkembangan bayi kelak di luar kandungan. Inisiasi dini adalah proses menyusui yang pertama kali dilakukan seorang ibu kepada bayinya. Di awal pengenalan bayi kepada ASI, bayi akan mempunyai refleks hisap yang sangat kuat pada payudara Ibu. Setelah kehamilan ibu berakhir dengan adanya kelahiran bayi, hendaknya bayi segera dikeringkan dan secepatnya ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu. Biarkan bayi beradaptasi dengan lingkungannya terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian dalam waktu 20 s/d 30 menit bayi akan bersiap untuk bergerak dengan posisi seperti merangkak kea rah payudara ibu. Seringkali bayi akan menjilat-jilat kulit maupun areola ibu dan bayi juga terkadang terlihat menghentakan kepala di daerah payudara ibu. Menurut penelitian, ternyata itu merupakan salah satu cara bayi untuk memerah ASI. Baru setelah dia siap untuk minum, dalam waktu 40 s/d 60 menit dengan sendirinya dia akan bergerak ke arah payudara dan mulai proses menyusui dengan sendirinya. Ibu mungkin tidak sesegera itu dapat mengeluarkan ASI. Seperti kita tahu keluarnya ASI dikontrol oleh hormone kehamilan yang akan terangsang oleh hisapan awal bayi tadi. Yang penting dip roses inisiasi dini ini adalah bayi telah mengenal puting dan refleks hisap bayi yang kuat akan memicu munculnya hormon yang mengatur keluarnya ASI di kemudian hari. Ibu harus siap untuk memberi ASI pada bayi yang akan dilahirkan, terutama bagi ibu yang akan melahirkan untuk pertama kalinya. Persiapan demikian harus dilakukan sedini mungkin, ibu harus yakin bahwa ASI merupakan makanan bayi yang terbaik. Banyaknya ASI yang akan dapat dihasilkan oleh seorang ibu tidak tergantung pada besarnya payudara. Mungkin saja payudara yang besar terdiri terutama atas jaringan lemak, sedangkan yang kecil terutama kelenjar-kelenjar yang kelak akan memproduksi susu. Puting payudara (gambar 2.1) mempunyai pengaruh dalam keberhasilan menyusui bayi. Pada proses penyusuan bayi, puting menonjol kedepan dan masuk ke dalam mulut bayi oleh tekanan bibir bayi pada areolanya dan lebih masuk ke dalam mulut lagi oleh isapannya. Oleh karena itu, puting yang baik dan normal dapat digerakkan dengan bebas. Hal ini dapat ditentukan dengan mengadakan tekanan ibu jari dan jari telunjuk pada oreola yang menyebabkan menonjolnya puting tersebut (gambar 2.1-D). Jika hal ini tidak terjadi, maka puting tersebut tertanam oleh pelengketan dan akan menimbulkan kesukaran jika menyusukan bayinya. Lebih parah lagi jika puting itu masuk kedalam (gambar 2.1-E). Dapat dianjurkan pemakaian alat yang ditempelkan pada areola (gambar 2.1-F) dan ditahan setempat oleh kutangnya baik pada puting yang tidak menonjol pada tekanan, maupun pada yang masuk kedalam. Dengan pemakaian alat demikian untuk beberapa minggu terus – menerus diharapkan puting akan berbentuk dan berfungsi biasa. Dianjurkan pula pada minggu – minggu terakhir sebelum melahirkan untuk mengurut payudara tiap kali setelah mandi dengan handuk untuk merangsang mengalirnya darah. Adakalanya tidak berhasilnya menyusui bayi disebabkan oleh tersumbatnya saluran – saluran yang menyalurkan susu keluar. Hal ini disebabkan oleh puting yang kering dan retak akan tetapi tidak mendapat perhatian sebelum bayi dilahirkan. Sel – sel yang kering dan mati dapat menutupi saluran tersebut. Tekanan yang bertambah oleh penyumbatan ini menimbulkan penurunan sekrisi susu. Untuk mencegah kejadian demikan mulai dari 6 minggu sebelum melahirkan, ibu dianjurkan memijat – mijat payudaranya dimulai dari pinggir kejurusan puting untuk mengeluarkan sel-sel yang mungkin dapat menyumbat saluran dikemudian hari. Ciri – ciri ASI atau Kolostrum yang baik Pada prinsipnya semua ASI adalah sama. Tidak ada ciri special dimana ASI tertentu lebih bagus dibandingkan dengan ASI yang lain. Prinsip ini sama dengan tidak ada besar perut ibu hamil ideal ketika sedang ibu sedang mendapatkan kehamilan. Perlu ibu catat bahwa ASI merupakan suatu makanan bayi yang diproduksi oleh tubuh ibu yang pernah mengandungnya. Ini artinya kondisi ASI sangat sesuai dengan keperluan dan kebutuhan bayi pada saat itu. Kalau ibu sehat, tidak sakit dan asupan gizi cukup bagus biasanya ASInya memang terlihat bagus. Jangan dilihat warnanya apakah bening, kuning atau putih. Karena pada umumnya ASI yang berwarna bening biasanya mengandung kolostrum, yaitu imunoglobin A atau antibody yang bertugas untuk membersihkan usus halus bayi. Beberapa saat kemudian, setelah dua atau tiga hari biasanya ASI keluar agak kental sedikit dan berwarna agak putih. Perlu diingat bahwa bukan berarti bening itu jelek. Kolostrum justru sangat bermanfaat untuk antibody. Jadi ASI sangat penting bagi bayi karena selain memang diperlukan untuk memenuhi asupan nutrisi bayi, bayi juga memerlukan antibody yang terdapat pada kolostrum. Kolostrum ternyata juga berfungsi sebagai pencahar, kolostrum akan bereaksi sampai dengan usia bayi 2 bulan dimana mungkin bayi mengalami gejala buang air besar / diare. Ibu tidak perlu panik karena hal ini masih dikategorikan normal. Kolostrum memang membersihkan usus bayi sampai dengan usia 2 bulan sebagai persiapan untuk menerima jenis makanan selanjutnya. Makanan Ibu yang sedang menyusui Pada uraian diatas mengenai ibu yang sedang hamil sudah dikemukakan bahwa tambahan ekstra makanan diperlukan antara lain untuk mempersiapkan ibu untuk dapat menyusui jika bayi sudah dilahirkan. Ibu yang menyusui bayi harus memproduksi 8001000 cc ASI. Dengan demikian maka disamping bagi keperluannya sendiri, ibu harus dapat tambahan makanan untuk membuat ASI sebanyak tadi. Food and Nutrition Board, National Academy of Sciences-National Research Councel menganjurkan untuk wanita USA yang sedang menyusui tambahan tiap harinya sebagai berikut : energi 500 kkal, protein 20 gram, vitamin A 400 ug, vitamin D 5 ug, vitamin E 3 mg, vitamin C 40 mg, vitamin B1 0.5 mg, vitamin B2 0.5 mg, niasin 5 mg, vitamin B6 0.5 mg, asam folik 100 ug, vitamin B12 1.0 ug, kalsium 400 mg, fosfor 400 mg, magnisium 150 mg, besi 30-60 mg, seng 10 mg, iodium 50 ug. Tambahan zat-zat gizi dapat diperoleh dengan 600 cc susu sapi atau formula yang dibuat khusus bagi ibu yang sedang mengandung dan menyusui, ditambah dengan daging, ikan, sayur – mayur, dan buah-buahan. Dengan demikian maka ASI yang diproduksi akan mengandung cukup energi, protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan bagi pertumbuhan yang sempurna, tanpa merugikan ibunya. Langkah mudah menyusui Kami ucapkan selamat karena anda telah melewati masa kehamilan dengan baik. Kini anda menghadapi masa menyusui yang tak kalah menarik dibandingkan saat hamil. Sebelum menyusui ada baiknya Ibu mengoleskan beberapa bagian ASI yang telah keluar untuk membasahi daerah sekitar puting / areola. Ini dimaksudkan agar kelembapan payudara ibu khususnya puting susu selalu terjaga. Ibu dapat melakukan proses menyusui dengan cara meletakkan bayi menghadap payudara ibu. Sebelumnya pastikan ibu telah duduk dengan santai menggunakan kursi rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan ibu dapat bersandar dengan baik sehingga ibu merasa lebih rileks sewaktu proses menyusui. Pegang bayi dengan satu lengan. Kepala bayi tergeletak pada lengkung siku ibu dan bokong terletak pada lengan. Hati-hati, kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan bayi. Jangan menyangga pinggul bayi tetapi bokongnya. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan tangan satu lagi di depan. Usahakan posisi perut bayi menempel badan ibu, kepala menghadap tepat ke payudara ibu sehingga ibu tidak perlu mengarahkan kepala bayi menuju payudara lagi. Usahakan agar telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus / bayi tidak dalam posisi tertoleh dan benar-benar menghadap ke payudara dan puting ibu. Untuk posisi payudara, ibu memgang payudara dengan ibu jari di atasnya dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja. Kemudian berikan rangsangan untuk membuka mulut bayi dengan cara menyentuh pipi bayi dengan putting susu atau menyentuh mulut bayi dengan puting susu. Ketika bayi telah membuka mulutnya, ibu harus segera mendekatkan kepala bayi ke puting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi. Jadi menyusui yang benar itu bukan melalui putting melainkan dengan memasukkan seluruh areola kedalam mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi sehingga puting susu ibu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan aSI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah bayi menghisap, payudara tidak perlu lagi dipegang ataupun disangga. Menyusui lancar walau ibu sakit Bolehkan ibu sakit menyusui bayi? Sebenarnya tidak ada larangan khusus bagi ibu untuk menyusui bayinya ketika sedang sakit. Terutama bila ibu hanya mengidap penyakit ringan seperti flu, masuk angin, panas ataupun diare. Bila ibu meminum anti biotic / obat ringan yang di jual bebas di pasaran ternyata juga masih relative aman. Namun perlu diingat bahwa sebaiknya ibu menyusui bayinya sepuasnya terlebih dahulu sebelum meminum obat tersebut. Dua jam berikutnya setelah meminum obat pereda sakit tersebut hendaknya ASI diperas agar efek obat tidak langsung mempengaruhi ASI. Pada dasarnya obat-obatan yang mempengaruhi ASI ketika menyusui adalah obat-obatan untuk penyakit berat seperti diabetes, sakit kelenjar tiroid, kelenjar gondok, atau Ibu penderita HIV/AIDS. Setelah mengetahui hal ini hendaknya ibu yang telah melewati kehamilan dan masuk masa menyusui bayi tetap pada kegiatan menyusui walau sedang mengidap penyakit ringan. Memeras dan menyimpan ASI dengan aman Merupakan suatu pendapat yang baik bila setelah melewat kehamilan, ibu yang sibuk bekerja memutuskan untuk tetap dalam program menyusui eksklusif dan memerah ASI di waktu kerja untuk kemudian disimpan dan diberikan kepada bayi. Ibu menyusui perlu memperhatikan tata cara penyimpanan ASI dengan baik agar ASI tidak lekas rusak. Dimulai dari pemerasan ASI, peras ASI sebainya dengan tangan ataupun dengan alat bantu. Pindahkan ke tempat / wadah bersih dan tertutup. Simpan segera dalam lemari es. Bila tidak ada lemari es di kantor usahakan ASI hasil perahan tersebut tidak berada pada suhu ruang selama lebih dari 6 jam. Ini disebabkan karena ASI hanya bisa bertahan dalam suhu ruang antara 6 s/d 8 jam saja. Lebih lama dari itu dikawatirkan terjadi kerusakan pada ASI. ASI yang disimpan dalam lemari es dapat bertahan sampai dengan 48 jam. Namun sebelum menggunakannya sebaiknya keluarkan terlebih dahulu ASI hingga mencair dengan baik dan hangatkan. Bila ASi disimpan dalam freezer, ASI dapat bertahan sampai dengan 2 minggu atau bahkan 4 bulan. Sebaiknya ibu memberikan ASI tersebut dalam keadaan hangat. Proses menghangatkannya cukup mudah yaitu dengan cara merendamnya dalam wadah berisi air hangat selama kurang lebih 15 menit sebelum diberikan kepada bayi.