KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DALAM RANGKA MEMENUHI KETENTUAN PERATURAN NOMOR IX.E.1. TENTANG TRANSAKSI AFILIASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU, YANG MERUPAKAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP412/BL/2009 TANGGAL 25 NOVEMBER 2009. PT MERCK TBK. (“Perseroan”) Berkedudukan di Jakarta Timur Bidang Usaha: Industri Farmasi, Perdagangan Besar dan Impor Kantor Pusat: Jl. TB Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760, Indonesia Keterbukaan Informasi Sehubungan Dengan Transaksi Afiliasi ini (selanjutnya disebut ”Keterbukaan Informasi”) memuat informasi mengenai penjualan persediaan produk-produk divisi kimia berupa bahan kimia dan barang kimia dasar dan peralatan laboratorium diluar bahan baku obat (BBO), bahan kimia berbahaya, bahan prekursor, etanol dan alat kesehatan, serta aset tetap Perseroan berupa peralatan kantor dan kendaraan kepada PT Merck Chemicals and Life Sciences (selanjutnya disebut ”Transaksi Afiliasi”). Transaksi ini merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana diatur di dalam Peraturan No. IX.E.1. Keterbukaan Informasi ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 18 November 2014 I. PENDAHULUAN Keterbukaan Informasi ini dibuat dalam rangka memenuhi ketentuan angka 2 Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, sebagaimana dilampirkan dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 (“Peraturan No. IX.E. 1.”) yang mewajibkan Perseroan untuk melakukan keterbukaan informasi sehubungan dengan Transaksi Afiliasi. II. URAIAN MENGENAI TRANSAKSI AFILIASI A. Latar Belakang dan Manfaat Dilaksanakannya Transaksi A.1. Latar Belakang Melalui Peraturan Kementerian Perdagangan No. 27/M-DAG/PER/9/2012 yang selanjutnya direvisi dengan Peraturan Kementerian Perdagangan No. 59/M-DAG/PER/9/2012 tentang ketentuan Angka Pengenal Importir (API), mengharuskan setiap perusahaan untuk hanya dapat memiliki satu jenis Angka Pengenal Importir (API). Angka Pengenal Importir Produsen (API-P) adalah jenis API yang selama ini dimiliki oleh Perseroan sebagai perusahaan manufaktur, dimana sejak dikeluarkannya peraturan tersebut impor yang dilakukan hanya boleh digunakan untuk keperluan proses produksi dan tidak diperbolehkan mengimpor barang jadi untuk langsung diperdagangkan. Selain itu pemegang API-P hanya dapat mengimpor barang yang sifatnya komplementer terhadap barang hasil produksi sendiri untuk tujuan pengembangan produk dan/atau untuk keperluan uji pasar dalam jangka waktu tertentu. Dengan dikeluarkannya Peraturan Kementerian Perdagangan tersebut, maka Perseroan yang selama ini melakukan impor produk-produk kimia berupa bahan kimia dan barang kimia dasar, bahan baku obat (BBO), bahan kimia berbahaya, bahan prekursor, etanol, peralatan laboratorium dan kesehatan (“Produk-produk Divisi Kimia”) serta penjualannya yang merupakan segmen usaha dari divisi kimianya, tidak dapat lagi melakukan impor atas Produk-produk Divisi Kimia tersebut. Agar dapat melanjutkan operasi bisnis divisi kimianya, Perseroan harus menunjuk importir pihak ketiga untuk dapat mengimpor Produk-produk Divisi Kimia tersebut. Hal ini berdampak pada aktivitas operasional atas penjualan Produk-produk Divisi Kimia Perseroan yaitu proses importasi yang membutuhkan waktu yang lebih lama dan juga meningkatnya biaya operasional atas penjualan Produk-produk Divisi Kimia tersebut yaitu biaya importasi. Sehubungan dengan situasi Perseroan tersebut, Merck KGaA (“Prinsipal”), perusahaan Jerman yang merupakan prinsipal/pemasok atas Produk-produk Divisi Kimia tersebut menganggap bahwa prosedur importasi menjadi tidak efisien dan efektif lagi dan Perseroan sudah tidak dapat mendukung perkembangan bisnis divisi kimia Prinsipal di Indonesia dan memutuskan untuk melakukan bisnis divisi kimia-nya di Indonesia melalui anak perusahaan baru di Indonesia. Maka Prinsipal memutuskan untuk mengakhiri perjanjian distribusi atas produk-produk divisi kimia antara Prinsipal dengan Perseroan. Pada tanggal 18 Juni 2013 Perseroan menerima surat pemberitahuan pengakhiran perjanjian distribusi antara Perseroan dan Prinsipal dimana perjanjian distribusi tersebut berlaku sampai tanggal 31 Desember 2013. Hubungan kerja sama distribusi produk-produk divisi kimia antara Prinsipal dengan Perseroan ini sepakat diperpanjang untuk jangka waktu untuk 1 (satu) tahun berlaku terhitung sejak 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014 dengan ditanda-tanganinya Perjanjian Distribusi antara Perseroan dan Prinsipal pada tanggal 21 Januari 2014. Prinsipal menggunakan haknya dan memberikan instruksi kepada Perseroan untuk menghentikan penjualan Produk-produk Divisi Kimia kecuali bahan baku obat (BBO), bahan kimia berbahaya, bahan prekursor, etanol dan alat kesehatan. Selain itu Prinsipal juga menarik kembali semua Produk-produk Divisi Kimia yang masih dalam penguasaan Perseroan, kecuali produk-produk sebagaimana yang disebutkan di atas, serta meminta Perseroan untuk menjual semua Produk-produk Divisi Kimia tersebut kepada PT Merck Chemicals and Life Sciences (“MCLS”), sebagai anak perusahaan Prinsipal yang ditunjuk Prinsipal untuk meneruskan usaha perdagangan besar Produk-produk Divisi Kimia tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, Perseroan menjual persediaan Produk-produk Divisi Kimia di luar bahan baku obat (BBO), bahan kimia berbahaya, bahan prekursor etanol dan alat kesehatan, serta aset tetap Perseroan berupa peralatan kantor dan kendaraan yang terkait kepada MCLS. A.2. Manfaat 1. Pelaksanaan Peraturan Kementerian Perdagangan Pendapatan dan laba bersih MERCK memang akan mengalami penurunan, tetapi karena Peraturan Kementerian Perdagangan No. 27/M-DAG/PER/9/2012 yang selanjutnya direvisi dengan Peraturan Kementerian Perdagangan No. 59/M-DAG/PER/9/2012 tentang ketentuan Angka Pengenal Importir (API), mengharuskan setiap perusahaan untuk hanya dapat memiliki satu jenis Angka Pengenal Importir (API), sementara Angka Pengenal Importir Produsen (APIP) adalah jenis API yang selama ini dimiliki oleh Perseroan sebagai perusahaan manufaktur, dimana impor yang dilakukan hanya boleh digunakan untuk keperluan proses produksi dan tidak diperbolehkan untuk langsung diperdagangkan. 2. Penurunan Biaya Dengan dilaksanakannya Transaksi ini maka terjadi penurunan jumlah biaya perseroan yang tercermin pada meningkatnya margin laba usaha pada tahun 2015, dari 19,6% menjadi 26,7%. B. Obyek Transaksi Afiliasi Objek Transaksi adalah persediaan yaitu produk-produk divisi kimia berupa bahan kimia dan barang kimia dasar dan peralatan laboratorium diluar bahan baku obat, bahan kimia berbahaya, bahan prekursor, etanol dan alat kesehatan, serta aset tetap Perseroan berupa peralatan kantor dan kendaraan yang terkait. C. Nilai Transaksi Afiliasi Sesuai dengan Perjanjian Distribusi yang ditandatangani antara Perseroan dengan Prinsipal tertanggal 21 Januari 2014, yang mana merupakan penyesuaian dari Perjanjian Distribusi tertanggal 1 Juli 2008, Prinsipal harus mengganti biaya nilai buku termasuk biaya pendaratan dari seluruh produk-produk yang ditarik ditambah biaya saku sewajarnya yang timbul. Atas dasar hal tersebut maka sebagaimana tertuang dalam ringkasan Purchase Order yang ditandatangani oleh MCLS sebagai pihak Pembeli dan Perseroan sebagai pihak penjual, telah disepakati harga transaksi sebagai berikut: Persediaan Barang Dagangan Peralatan Kantor Kendaraan Jumlah D. Rp Rp Rp Rp 62.320.639.855 1.408.386.000 1.133.000.000 64.862.025.855 Para Pihak Yang Melakukan Transaksi Afiliasi 1. PT Merck Tbk. (”MERCK” atau ”Perseroan”), adalah perusahaan publik yang berkedudukan di Jakarta, dengan alamat di Jl. TB Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur. 2. PT Merck Chemicals and Life Sciences (“MCLS”), adalah perseroan terbatas yang berkedudukan di Jakarta, dengan alamat di Jl. TB Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur. E. Sifat Hubungan Afiliasi Pihak Yang Melakukan Transaksi Afiliasi MCLS adalah pihak yang terafiliasi dengan Perseroan dengan sifat hubungan afiliasi berupa kepemilikan saham dan kepengurusan, sebagai berikut: a. Kepemilikan saham Bahwa Perseroan dan MCLS dikendalikan oleh Pihak yang sama yaitu Merck Holding GmbH, dimana Merck Holding GmbH saat ini memiliki: (i) 16.574.150 (enam belas juta lima ratus tujuh puluh empat ribu seratus lima puluh) saham Perseroan yang mewakili 74% (tujuh puluh empat persen) modal ditempatkan dan disetor Perseroan; dan (ii) b. 996 (sembilan ratus Sembilan puluh enam) saham MCLS yang mewakili 99,6% (Sembilan puluh Sembilan koma enam persen) modal ditempatkan dan disetor MCLS. Kepengurusan Bahwa terdapat anggota direksi yang memiliki jabatan rangkap di Perseroan dan MCLS, yaitu: (i) Martin Feulner yang menjabat sebagai Presiden Direktur di Perseroan dan Presiden Direktur di MCLS; dan (ii) Bambang Nurcahyo yang menjabat sebagai Direktur di Perseroan dan Direktur di MCLS. III. RINGKASAN LAPORAN PENILAI INDEPENDEN Ringkasan Laporan Penilaian atas Inventory/Persediaan Barang Dagang No. FSR/PVFS/080633/2014 tanggal 7 Agustus 2014, Laporan Penilaian atas Peralatan Kantor dan Kendaraan No. FSR/PV-FS/080632/2014 tanggal 7 Agustus 2014, dan Laporan Pendapat Kewajaran atas Transaksi Penjualan Persediaan dan Aset oleh PT Merck Tbk. No. FSR/FOMK/110801/2014 tanggal 14 November 2014 adalah sebagai berikut: 1. Identitas Pihak 1. PT Merck Tbk. (”MERCK” atau ”Perseroan”), adalah perusahaan publik yang berkedudukan di Jakarta, dengan alamat di Jl. TB Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang dalam Transaksi dimaksud sebagai pihak Penjual. 2. PT Merck Chemical and Life Sciences (“MCLS”), adalah perseroan terbatas yang berkedudukan di Jakarta, dengan alamat di Jl. TB Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang dalam Transaksi dimaksud sebagai pihak Pembeli. 2. Obyek Penilaian Objek Transaksi adalah persediaan berupa produk-produk divisi kimia berupa bahan kimia dan barang kimia dasar dan peralatan laboratorium diluar bahan baku obat, bahan kimia berbahaya, bahan prekursor, etanol dan alat kesehatan, serta aset tetap Perseroan berupa peralatan kantor dan kendaraan yang terkait. 3. Tujuan Penilaian Tujuan dari penilaian adalah untuk mengungkapkan pendapat atas nilai pasar dari Obyek Penilaian tersebut di atas, yang akan digunakan oleh Perseroan untuk keperluan Transaksi penjualan. 4. Asumsi dan Kondisi Pembatas Asumsi-asumsi dan kondisi pembatas yang digunakan oleh Penilai atas Obyek Penilaian wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: A. Laporan penilaian bersifat non-disclaimer opinion; B. Penilai telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian; C. Data dan informasi yang diperoleh bersumber dari atau divalidasi oleh asosiasi profesi penilai; D. Penilai bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian dan kewajaran E. Apabila Obyek penilaian adalah komersial properti dan juga mendapatkan proyeksi dari Perseroan, maka penilai akan menggunakan proyeksi tersebut yang telah direview oleh penilai. F. Laporan penilaian yang dihasilkan bersifat terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan; G. Penilai bertanggung jawab atas laporan penilaian dan kesimpulan nilai akhir; H. Penilai telah melakukan penelaahan atas status hukum obyek penilaian. I. Laporan penilaian disusun mengacu kepada peraturan Bapepam, Kode Etik Penilaian Indonesia (KEPI) dan Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013). J. Laporan hanya dapat digunakan untuk tujuan sesuai dengan yang telah disebutkan sebelumnya, Penilai tidak bertanggung jawab jika laporan digunakan untuk tujuan lain. k. Laporan penilaian sah jika telah ditandatangani oleh pemimpin rekan atau rekan KJPP Felix Sutandar & Rekan serta dibubuhi stempel perusahaan (corporate seal). 5. Pendekatan dan Metode Penilaian • • • Pendekatan penilaian yang digunakan untuk persediaan barang dagang adalah pendekatan data pasar; Pendekatan penilaian yang digunakan untuk peralatan kantor adalah pendekatan data pasar dan pendekatan biaya; Pendekatan penilaian yang digunakan untuk kendaraan adalah pendekatan data pasar dan pendekatan pendapatan. 6. Kesimpulan Nilai Penilai berpendapat bahwa nilai pasar dari Obyek Penilaian, yang penilaiannya dilakukan per tanggal 31 Juli 2014 adalah sebesar Rp 63.526.000.000,- 7. Pendapat Kewajaran atas Transaksi Afiliasi a. Sebagaimana telah digambarkan sebelumnya Transaksi adalah penjualan persediaan yaitu Produk-produk Divisi Kimia diluar bahan baku obat, bahan kimia berbahaya, bahan prekursor, etanol dan alat kesehatan, serta aset tetap Perseroan berupa peralatan kantor dan kendaraan yang terkait oleh MERCK kepada MCLS. b. Persediaan tersebut harus dijual sehubungan dengan pengakhiran perjanjian distribusi oleh Prinsipal sehingga MERCK tidak diperbolehkan lagi melakukan perdagangan Produk-produk Divisi Kimia kecuali bahan baku obat (BBO), bahan kimia berbahaya, bahan prekursor, etanol dan alat kesehatan. c. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh Penilai Properti KJPP Felix Sutandar & Rekan, Nilai Pasar Persediaan dan Aset Tetap Transaksi adalah sebesar Rp 63.526.000.000. Sedangkan harga Transaksi adalah sebesar Rp. 64.862.025.855 atau lebih tinggi 2,1% di atas Nilai Pasarnya, yang berarti berada dalam kisaran nilai yang wajar. d. Dana yang diperoleh dari Transaksi akan dipergunakan untuk memperkuat modal kerja Perseroan. e. Dari analisa terhadap proyeksi keuangan yang dibuat manajemen, perolehan laba MERCK akan mengalami penurunan, namun penurunan tersebut bukan sebagai dampak Transaksi melainkan disebabkan Peraturan yang tidak lagi memperbolehkan MERCK untuk melakukan aktifitas perdagangan. Oleh sebab itu Transaksi dinilai tidak memberi dampak negatif terhadap kinerja keuangan MERCK ke depan. Berdasarkan analisis kewajaran Transaksi di atas serta uraian-uraian sebagaimana digambarkan sebelumnya, kami berpendapat bahwa Transaksi tersebut adalah wajar. IV. PERNYATAAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Sehubungan dengan Transaksi Afiliasi, dengan ini Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan menyatakan bahwa kami bertanggung jawab penuh atas kebenaran dari seluruh informasi yang termuat dalam Keterbukaan Informasi ini. Sepanjang pengetahuan kami, semua fakta dan pendapat material yang diberikan dalam Keterbukaan Informasi ini adalah benar dan wajar serta tidak ada fakta-fakta penting lainnya yang telah diabaikan dalam Keterbukaan Informasi yang dapat menyebabkan Keterbukaan Informasi ini menjadi tidak benar dan/atau menyesatkan. V. INFORMASI TAMBAHAN Pemegang Saham yang mempunyai pertanyaan atau memerlukan informasi tambahan sehubungan dengan Keterbukaan Informasi ini dapat menghubungi: Corporate Secretary PT Merck Tbk. Jl. TB Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760, Indonesia Telepon: 021 28565600 Faksmili: 021 28565601 Jakarta, 18 November 2014 Direksi Perseroan