FUNGSI DAN PERUBAHAN FUNGSI SATUAN LINGUAL BERPRONOMINA PERSONA III PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN Markhamah Abdul Ngalim Muhammad Muinuddinilah Basri Annisaa Fuadillah Ramadhana Magister Pengkajian Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected]. Abstrak Penelitian ini bertujuan menkaji fungsi dan perubahan fungsi satuan lingual berpronomina ketiga pada teks terjemahan Al-Quran (TTA). Pengumpumpulan data dilakukan dengan teknik simak. Analaisis data dilakukan dengan metode padan subjenis referensial dan metode agish dengan teknik baca markah. Hasil penelitian: 1) fungsi yang diisi oleh satuan lingual yang mengandung pronomina persona III pada teks terjemahan Alquran yang mengandung etika berbahasa meliputi: subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan, atribut subjek, dan atribut objek. 2) Perubahan hierarki dari kata menjadi frasa berdampak pada dua hal. Pertama, perubahan hierarki satuan lingual ber-PP III dari N menjadi FN ada yang tidak berdampak pada perubahan fungsi dan ada yang berdampak pada perubahan fungsi satuan lingual yang bersangkutan. Perubahan hierarki dari N menjadi FN yang tidak berdampak pada perubahan fungsi terjadi apabila FN itu terdiri atas N + PP III, atau FN + PP III dengan hubungan makna posesif atau penanda milik. Perubahan dari N menjadi FN yang berdampak pada perubahan fungsi terjadi apabila N berubah menjadi FN dengan mendapatkan tambahan kata adalah atau partikel –lah. Perubahan ini akan berdampak pada perubahan fungsi dari S/O menjadi P. Adapun perubahan satuan lingual ber-PP III yang semula berupa N menjadi frasa lain (baca: F Prep dan F Atr) berdampak pada perubahan fungsi frasa yang bersangkutan. Perubahan dari satuan lingual yang berPP III yang berupa N menjadi F Prep berdampak pada perubahan fungsi yang semula menduduki fungsi S, P, atau O berubah menjadi fungsi keterangan (Ket). Selain berubah untuk mengisi fungsi Ket, satuan lingual ber-PP III yang berupa F Prep berdampak pada perubahan dari fungsi S, P, atau O, menjadi fungsi atribut S, atau atribut O. Perubahan seperti ini terjadi ketika di muka PP III diletakkan preposisi. Kata Kunci Fungsi, Perubahan Fungsi, Teks Terjemahan Al-Quran, Satuan Lingual, Pronomina, Personan III. PENGENALAN Pronomina persona ketiga digunakan sebagai kata ganti orang, baik tunggal maupun jamak, secara tidak langsung.Pemakaian pronomina persona ketiga dapat ditemukan dalam teks terjemahan Alquran (TTA). Berdasarkan penelusuran, kajian-kajian pronomina persona yang ada terkait dengan bidang morfologi dan objek kajiannya bukan teks terjemahan Alquran. Misalnya, penelitian Alauddin (2008), Juniati (2007), dan Lisda (2009) Padahal dari sisi sintaksis, khususnya satuan lingual yang mengandung PP III (ber-PP III) pada TTA menarik untuk diteliti. Penulis tertarik untuk meneliti satuan lingual ber-PP III pada TTA, karena belum ditemukan penelitian mengenai hal itu. Penelitian yang dilakukan selama ini diarahkan pada rujukan penggolongan tunggal dan jamak. Penelitian Alauddin (2008) yang berjudul Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna).Hasil penelitian berupa: (1) bentuk pronomina persona (PP) bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur, berupa PPO1, PPO2, dan PPO3, baik bebas maupun terikat. (2) PP bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan memiliki dua fungsi yaitu fungsi sintaksis, berkaitan dengan SPOK, dan fungsi semantis berkaitan dengan peran PP. (3) PP berupa makna tunggal dan makna jamak. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Alauddin adalah sama-sama mengkaji tentang pronomina persona, sedangkan perbedaan penelitian ini terdapat pada sumber data. Penelitian ini sumber datanya berupa data tertulis yang terdapat pada TTA, sedangkan penelitian Alauddin sumber datanya berasal dari Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Penelitian yang dilakukan Juniati (2007) dengan judul Analisis Hubungan Inter Relasi Pronomina Persona Pertama Dan Kedua Pada Komik Detektif Kindaichi 5,13-16,19,24-27. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa fungsi pronomina persona pertama dan kedua yang berada di luar teori, diantaranya watashi, atashi, boku, ore, anata, anta, kimi, omae, dan kisama. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Juniati adalah sama-sama mengkaji tentang pronomina persona, perbedaan penelitian ini terdapat pada sumber data. Pada penelitian ini sumber data berupa data tertulis yang terdapat pada TTA, sedangkan penelitian Juniati sumber datanya berasal dari Komik Detektif Kindaichi 5,13-16,19,24-27. Penelitian yang dilakukan Lisda (2009) dengan judul Penerjemahan Bentuk Elipsis Pronomina Persona Bahasa Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia: Tinjauan Kasus atas Penerjemahan Elipsis Pronomina Persona yang Terdapat Dalam Novel “Mado Giwa no Totto Chan” Serta “Terjemahannya Totto Chan Gadis Kecil Di Tepi Jendela”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kalimat dalam bahasa Indonesia berpusat pada subjek, sedangkan kalimat dalam bahasa Jepang berpusat pada topik pembicaraan, sehingga apabila subjek atau pronominal persona tidak hadir tidak akan menjadi suatu masalah. Akibatnya, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia jumlah pronomina tersebut frekuensi kemunculannya tinggi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Lisda adalah sama-sama mengkaji tentang pronomina persona, sedangkan perbedaannya terdapat pada sumber data dan bidang kajiannya. Pada penelitian ini sumber data berupa data tertulis yang terdapat pada TTA, sedangkan penelitian Lisda berasal dari novel Mado Giwa no Totto Chan” serta terjemahannya Totto Chan Gadis Kecil Di Tepi Jendela dan bidang kajiannya penerjemahan. Penelitian yang dilakukan Hermawan (2013) berjudul Pronomina Persona Dalam Novel Naifu Dan Terjemahannya Dalam Bahasa Indonesia. Pronouns are a type of word that replaces the noun or noun phrase. One of the personal pronouns to be discussed in this writing is personal pronouns. Demonstrative persona used to call or call someone who is known and not known while communicating at home, school, the office, and a public place in daily life. In addition, demonstrative can also serves as the identity speakers of if observed from talks spoken by speakers of it self. The Japan language prepositional pronouns have clear rules, in determining who is customarily wears the persona pronouns. The use of a personal pronoun based on social condition can be observed from the speakers ' speech is used when someone is communicating. The use of pronouns personal that is uttered by the Japan society, especially young people in conversation each day on a situation that is not official, such as at home, in the streets, in the parks and so forth when a familiar friend, boyfriend, friend, sibling. The use of pronouns persona is also often used in movies, anime, comics, plays, and so on. In Japanese language, demonstrative called by daimeishi, later the personal pronouns persona called ninshou daimeishi. Ninshou daimeishi grouped into three parts those are jishou or pronouns persona first, taishou or pronouns persona second, tashou or pronouns persona third. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Hermawan adalah sama-sama mengkaji pronomina persona, sedangkan perbedaannya terdapat pada sumber data. Pada penelitian ini sumber data berupa data tertulis yang terdapat pada TTA, sedangkan penelitian Hermawan sumber datanya berasal dari novel Naifu dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Penelitian yang dilakukan Putri (2013) dengan judul Penerjemahan Pronomina Persona Bahasa Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia: Tinjauan Kasus Atas Penerjemahan Pronomina Persona Yang Terdapat Dalam Cerita Pendek Izu No Odoriko Serta Terjemahannya Penari Izu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 95,02% padanan dari pronomina di dalam bahasa Indonesia adalah pronomina persona, sisanya sebanyak 4, 98% berupa padanan yang bukan pronomina persona. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Putri adalah sama-sama mengkaji tentang pronomina persona, sedangkan perbedaan dari penelitian ini terdapat pada sumber data dan bidang kajian. Pada penelitian ini sumber data berupa data tertulis yang terdapat pada TTA, sedangkan penelitian Putri sumber datanya berasal dari Cerita Pendek Izu No Odoriko Serta Terjemahannya Penari Izu.Bidang kajian pada penelitian Putri penerjemahan, sementara bidang kajian penelitian ini adalah sintaksis. Menurut Markhamah (2012: 133) pronomina merupakan kategori yang berfungsi untuk menggantikan nomina. Sumarlam (2008:25) mengklasifikasi pengacuan pronomina persona dapat dibedakan menjadi pronomina persona pertama, pronomina persona kedua, dan pronomina persona ketiga. Menurut Chaer (2009:27) kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frasa yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina, verba, ajektifa, adverbia, numeralia, preposisi, konjungsi, dan pronomina. Menurut Sukini (2010:58) fungsi merujuk pada fungsi sintaksis (jabatan) satuan gramatik dalam kalimat. Fungsi dalam kalimat adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Jenis peran menurut Ramlan dan Kridalaksana (dalam Markhamah, 2012: 139-152) meliputi peran perbuatan, peran pemerolehan, peran perbandingan, peran keadaan, peran pengenal, peran keberadaan, peran jumlah, peran penderita, peran pelaku, peran pengalam, peran penerima, peran alat, peran tempat, peran waktu, peran sebab, peran hasil, peran keseringan, peran perkecualian, peran cara, peran dikenal, peran terjumlah, peran peserta, peran sumber,peran jangkauan, dan peran asal. Satuan lingual yang mengandung PP III (Pronomina persona ketiga) tidak hanya berupa kata, tetapi juga berupa frasa yang menduduki suatu unsur dalam suatu kalimat atau klausa. OBJEKTIF DAN PERMASALAHAN Tujuan penelitian ini, mendeskripsikan wujud kategori, fungsi,dan peran yang di duduki satuan lingual yang mengandung pronomina persona ketiga pada teks terjemahan Alquran yang mengandung etika berbahasa. Manfaat penelitian ini, dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan bahasa Indonesia, memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang linguistik,dan sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis. Masalah dalam penelitian difokuskan pada satuan lingual berpronomina persona ketiga (satuan lingual ber-PP III) pada TTA yang mengandung etika berbahasa yang meliputi: wujud katagori, dan dampaknya terhadap perubahan fungsi dan perannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah teks terjemahan AlQuran yang mengandung etika berbahasa. Objek penelitian adalah fungsi satuan lingual ber-PP III dan dampaknya terhadap perubahan fungsi dan peran sintaktisnya. Data penelitian TTA yang mengandung etika berbahasa diperoleh dari file penelitian Sabardila, dkk (2003). Sumber data berupa sumber data tertulis yang terdapat pada teks terjemahan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak dengan teknik lanjutan teknik catat. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode padan referensial dan metode agih. Analisis Dan Perbincangan 1. Fungsi Yang Diisi Oleh Satuan Lingual Yang Mengandung Pronomina Persona III Ada beberapa fungsi diduduki satuan lingual yang mengandung PP III. Fungsi yang dimaksud dinyatakan berikut ini. a.Satuan Lingual Ber-pronomina Persona III Pengisi Fungsi Subjek Subjek adalah unsur inti suatu kalimat. S menyatakan apa yang dinyatakan oleh pembicara dan dalam kebanyakan kalimat S berperan sebagai pelaku. Kategorinya berupa N/FN (Markhamah, 2009). (4:9) (2) yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka Dalam klausa (4:9) (2) kata mereka menduduki fungsi S. Satuan lingual itu berposisi di sebelah kiri P. Dalam konteks tertentu klausa mereka khawatir berpotensi untuk menjadi kalimat tanpa diikuti N di belakangnya. Namun, pada klausa (4:9) (2) itu harus diikuti oleh klausa berikutnya sebagai komplemen, yakni, “yang khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka”. Di depannya terdapat partikel yang dan dalam konteks seperti ini struktur SP tidak bisa diubah menjadi PS, karena P diikuti oleh komplemen dan komplemen tidak bisa dipisahkan dengan P. Jadi, tidak ada struktur P-S-Pel berikut, “yang khawatir mereka terhadap (kesejahteraan) mereka.” Berdasarkan analisis ditemuan satuan lingual lain yang menduduki fungsi Subjek. Satuan lingual yang dimaksud adalah mereka ((2:31-32) (6), (2:31-32) (6), (2:70) (1), (2:71) (7), (2:71) (7), (2:71) (9), (2:71)(10), (3:118) (3), (3:118) (3), (3:118) (4), (4:5) (3), (4:8) (2), (4:9) (3), (4:9) (4), (4:46) (2), dan lain-lain. Satuan lingual mereka merupakan satuan lingual yang paling banyak menduduki fungsi S ( terdapat pada 72 klausa). Satuan lingual mereka yang 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) menduduki fungsi S itu diikuti oleh berbagai verba, nomina, dan ajektiva. Verba yang berada di belakang mereka ada yang berupa verba transitif (misalnya data (2:71) (9), (2:71)(10, (4:46) (9), (2:31-32)(1), dll). Ada juga yang diikuti verba intransitif, misalnya data (2:31-32) (6), (2:70) (1), (2:70) (3). S mereka juga ada yang diikuti ajektiva, contohnya data (3:118) (4), (4:9) (2), (4:46) (18). Selain itu, S mereka ada yang diikuti oleh FN, seperti data (4:63) (1), Sebagian besar strukturnya S berada di depan P, namun ada juga S yang berposisi di belakang P, seperti data (4:63) (3), (5:13) (2). Di sasmping kata mereka satuan lingual yang mengandung PP III yang menduduki fungsi S adalah Allah, ia, Dia, dan dia . S Allah lebih banyak diikuti oleh oleh Ajektiva yang menyatakan sifat Allah. Satuan lingual lainnya yang menduduki fungsi S adalah satuan lingual yang berupa frasa. Satuan lingual yang mengandung PP III yang berupa frasa adalah: hati mereka (5:41) (4), orang-orang alim mereka (5:63) (1), (5:63) (2) pendeta-pendeta mereka (5:63) (2), ucapan mereka (9:30) (2). (2:31-32)(1)“Dan Dia mengajarkan Adam Nama-nama seluruhnya, (2:71) (2) "Sesungguhnya Allah berfirman (2:71) (9) kemudian mereka menyembelihnya (2:204) (4) padahal ia adalah penantang yang paling keras (2:235) (4) Allah mengetahui (4:63) (1) “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. (5:13) (10) sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (5:41) (4) padahal hati mereka belum beriman; (5:63) (1) “Mengapa orang-orang alim mereka, tidak melarang mereka (5:63) (2) pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka (24:15-18) (4) padahal dia pada sisi Allah adalah besar (48:11) (7) Sebenarnya Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. b. Satuan Lingual Pronomina Persona III Pengisi Fungsi Predikat Predikat (P) adalah unsur yang memberi penjelasanan terhadap S. Cara mengididentifikasi P dapat dipertanyakan dengan kata apa (untuk P yang berupa N/FN), siapa (Untuk P yang berupa orang), mengamapa/bagaimana (untuk P yang berupa verba atau ajektiva). Berikut satuan lingual ber-PP III yang menduduki fungsi P. P juga dapat diindentifikasi dengan adanya partikel adalah/ialah/merupakan. Data-data satuan lingual ber-PP III yang mengisi fungsi P dinyatakan berikut ini. 1) (4:171) (3) Sesungguhnya Al-Masih, „Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah 2) (4:171) (15) segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. 3) (34:23) (5) Mereka menjawab, “(perkataan) yang benar, dan dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana”. Pada klausa (2:79) (2) (4:171) (3) terdapat adalah utusan Allah adalah utusan Allah. Satuan lingual ini mengandung PP III Allah. Fungsinya sebagai P, yang ditandai oleh kata adalah. Kategorinya FN. Pada kluasa (4:171) (15) terdapa satuan lingual yang menduduki fungsi P, yakni adalah kepunyaan-Nya. P itu berkategori FN dan strukturnya berada di belakang S. Satuan lingual lainnya yang berfungsi sebgai P adalah dialah, dan mereka katakan. Satuan lingual yang ber-PP III yang menduduki fungsi P ini tidak banyak. Hanya ditemukan enam data. Jadi, kalau dibandingkan dengan satuan lingual ber-PP III yang menduduki fungsi S, satuan lingual yang menduduki fungsi P ini lebih sedikit. c. Satuan Lingual Pronomina Persona III Pengisi Fungsi Objek Objek adalah satuan lingual yang dapat berupa kata, frasa, atau klausa yang berada di belakang verba aktif transitif (verba berimbuhan me-N). jika kalimat dipasifkan, objek dapat menjadi S pada kalimat pasif (Markhamah, 2009). Berdasarkan identifikasi data, satuan lingual yang ber-PP III yang menduduki fungsi O meliputi mereka, janjinya, hati mereka, tangan mereka, terhadap Allah, Allah, rahib-rahib mereka, sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, cahayaNya, ucapannya, selain Allah, nama Allah, nasib mereka yang buruk dan suaranya. Satuan lingual mereka sebagai pengisi O ditemukan pada: (2:235) (5), (4:46) (16), (5:85)(1), (7:164) (2), (9:30) (3), dan pada (24:53) (2). Adapun satuan lingual lainnya dinyatakan berikut ini. (2:235) (5) bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka (5:13) (1)“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya (5:41) (15) Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. (6:93) (8) sedang para malaikat membuka tangan mereka (sambil berkata): (6:93) (11) karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar (6:108) (2) memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah (6:108) (4) karena mereka nanti akan memaki Allah (9:31-32) (1) “Mereka menjadikan para orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan-tuhan selain Allah. 9) (9:31-32) (5) mereka dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. 10) (13:10) (1) “Sama saja (bagi Tuhan) siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu 11) (17:23) (1)“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Allah 12) (33:41) (1) Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama Allah), zikir yang sebanyak-banyaknya. 13) (43:89) (2) katakanlah “Salam” (selamat tinggal) kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk)”. 14) (49:2-3) (6) “Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Dari temuan itu dapat dinyatakan bahwa satuan lingual yang ber-PP III yang mengisi fungsi O ada yang berupa N, yakni mereka dan Allah, ada yang berupa FN: janjinya, hati mereka, tangan mereka,rahib-rahib mereka, sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, cahayaNya, ucapannya, nama Allah, nasib mereka yang buruk dan suaranya. Selain itu, ada pula yang berupa F Prep, yakni terhadap Allah, selain Allah. d. Satuan Lingual Pronomina Persona III Pengisi Fungsi Pelengkap 1) (4:46) (14) tentulah itu baik bagi mereka Satuan lingual dalam klausa (4:46) (14) yang menduduki fungsi pelengkap adalah bagi mereka. Pelengkap (Pel) merupakan nomina atau kelompok nomina yang melengkapi verbaverba tertentu. Pelengkaap berbeda dengan O. Pelengkap tidak bisa diubah menjadi S (Markhamah, 2009). Pelengkap pada klausa (4:46) (14) berupa frase nominal. Klausa tentulah itu baik bagi mereka pelengkapnya adalah bagi mereka. Satuan lingual lain yang mengisi fungsi Pel adalah pekerjaan mereka. Satuan lingual pekerjaan mereka melengkapi verba menganggap baik. 2) (6:108) (7) menganggap baik pekerjaan mereka. 3) (4:171) (2) dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Satuan lingual terhadap Allah dalam klausa (4:171) (2) menduduki fungsi pelengkap. Pelengkap merupakan kata atau frasa yang merupakan bagian klausa atau kalimat yang wajib hadir bersamaan dengan fungsi predikat. Objek dan pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat sehingga keduanya sering menduduki tempat yang sama, yakni di belakang verba sebagai predikat. Kata terhadap Allah merupakan pelengkap dari kata Allah. Pelengkap lainnya, berdasarkan analisis data meliputi: terhadap (kesejahteraan) mereka, 1) (4:9) (2) yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka 2) (43:63) (3) maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku”. 3) (49:11) (2) janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) 4) (4:171) (2) dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. 5) (24:12) (2) dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri 6) (49:2-3) (7) mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah SWT untuk bertakwa. 7) e. (73:10) (1) “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik”. Satuan Lingual Pronomina Persona III Pengisi Fungsi Keterangan (4:63) (1)“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Satuan lingual di dalam hati mereka dalam klausa (4:63) (1) menduduki fungsi keterangan.Tepatnya fungsi keterangan tempat. Keterangan tempat pada klausa (4:63) (1) adalah di dalam hati mereka. Terdapat beberapa jenis keterangan yang diisi oleh satuan lingual ber-PP III. Keterangan yang dimaksud adalah Ket tempat (di belakang mereka, di dalam hati mereka), Ket. Waktu (sesudah (kalam) Allah), Ket alat (dengan tangan mereka, dengan mulut mereka,), ket asal (dari Allah, dari mulut mereka, dari mereka, dari-Nya, dari hati mereka, dari azab Allah SWT). Keterang yang lain adalah Ket pelaku, peruntukan, tujuan, kesertaan, penyebab, dan cara. Ket pelaku (oleh tangan mereka, oleh hati mereka, oleh mereka, Allah), Ket peruntukan (baginya, bagi mereka), Ket tujuan (kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, kepada Allah, kepada mereka, kepada rasul-rasul-Nya, terhadap Allah). Ket kesertaan (dengan mereka), dan Ket penyebab (karena Allah, karena kekafiran mereka, disebabkan kezaliman mereka). Ket cara (dengan kalimat-Nya, dan dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah). Ket lainnya adalah Ket perkeualian (selain dia, kecuali dengan izin Allah, selain Allah SWT). (4:9) (1) “Dan hendaklah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anakanak yang lemah, (4:63) (1) “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. (2:79) (1)“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al kitab dengan tangan mereka sendiri, (5:41) (2) yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: (10:99-100) (3) Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; (46:31-32) (4) maka ia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah SWT di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah SWT. Perbedaan antara satuan lingual ber-PP III sebagai satu jenis keterangan dengan jenis keterangan lainnya ditentukan oleh kata tugas yang ada di muka PP III yang bersangkutan. Misalnya, PP III mereka yang didahului kata tugas dari menduduki fungsi Ket asal, sementara ketika didahlui kata oleh menduduki fungsi Ket pelaku. Jadi, penanda jenis keterangan bukan pada PP III-nya, melainkan pada kata tugas yang ada di depannya. f. Satuan Lingual Pronomina Persona III Pengisi Fungsi Atribut Subjek (2:79) (7) akibat dari apa yang mereka kerjakan Satuan lingual yang mereka kerjakan pada klausa (2:79) (7) menduduki fungsi atribut S. Secara sintaksis atribut S dapat berupa frasa atau klausa. Klausa yang merekakerjakan strukturnya tidak bisa diubah menjadi yang kerjakan mereka. Jadi, tidak ada struktur seperti, akibat dari apa yang kerjakan mereka. g. Satuan Lingual Pronomina Persona III Pengisi Fungsi Atribut Objek (5:13) (5) dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya, Dalam klausa (5:13) (5) kata dari apa yang mereka diperingatkan dengannya menduduki fungsi atribut objek. Atribut objek pada klausa (5:13) (5) berupa frase atributif. Atribut O tidak bisa dipindahkan tempatnya. 2. Dapak Perubahan Fungsi Akibat Perubahan Hierarki Linguistik Setelah dideskripsikan fungsi yang diduduki oleh satuan lingual yang mengandung PP III pada TTA, berikutnya akan dibahas perubahan fungsi yang terjadi. Dari analisis di muka dapat ditemukan adanya perubahan satuan lingual ber-PP III. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan hieraki dan perubahan fungsi. Perubahan hierarki yang dimaksud adalah perubahan dari kata menjadi frasa. Perubahan dari kata menjadi frasa berdampak pada dua hal. Pertama, perubahan hierarki menjadi FN tidak mengubah fungsi satuan lingual yang bersangkutan. Adapun perubahan N menjadi frasa lain mengubah fungsi frasa yang bersangkutan. a. Perubahan hierarki yang tidak berdampak pada perubahan fungsi Perhatikan kembali data berikut. (2:71) (9) kemudian mereka menyembelihnya (5:41) (4) padahal hati mereka belum beriman; (5:63) (1) “Mengapa orang-orang alim mereka, tidak melarang mereka (5:63) (2) pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka Mereka pada klausa (2:71) (9) yang hierarkinya kata menduduki fungsi S. Sementara itu hati mereka, orang-orang alim mereka, dan pendeta-pendeta mereka, yang hierarkinya frasa juga menduduki fungsi S. Dari sini dapat diketahui bahwa perubahan hierarki itu tidak mengubah fungsi.Selain menduduki fungsi S, satuan lingual ber-PP III yang berubah dari N menjadi FN ada juga yang menduduki fungsi O (objek). Satuan lingual ini pun juga tidak mengalami perubahan. Perhatikan kembali data-data satuan lingual yang menduduki fungsi O. Perubahan hierarki dari N menjadi FN yang tidak berdampak pada perubahan fungsi terjadi apabila FN itu terdiri atas N + PP III, atau FN + PP III dengan hubungan makna posesif atau penanda milik. b. Perubahan hierarki yang berdampak pada perubahan fungsi Hal itu berbeda dengan perubahan dari N menjadi FN dan frasa lain. Perubahan dari N menjadi FN tertentu dan frasa lain pada umumnya berdampak pada perubahan fungsi. 1. Perubahan N menjadi FN yang berdampak pada perubahan fungsi. Perhatikan data berikut. (4:171) (15) segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. (34:23) (5) Mereka menjawab, “(perkataan) yang benar, dan dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana”. Pada kedua klausa itu satuan lingual ber-PP III menduduki fungsi sebagai P. –Nya sebagai pengganti dia dan dialah hierarkinya berubah dari N menjadi FN. –Nya mendapat tambahan kata adalah kepunyaan, sedangkan dia mendapat tambahan partikel –lah. Kata adalah menjadi salah satu penanda yang mengawali P yang berupa FN, sedangkan partikel – lah juga sebagai partikel yang berfungsi memberi fokus pada P. Jadi, jika N berubah menjadi FN dengan mendapatkan tambahan kata adalah atau partikel –lah akan berdampak pada perubahan fungsi dari S menjadi P. 1) Perubahan N Menjadi Frasa Preposisional (F Prep)r-PP III Perubahan dari satuan lingual yang ber-PP III yang berupa N menjadi F Prep adalah perubahan yag berdampak pada perubahan fungsi. Satuan lingual yang yang semula menduduki fungsi S, P, atau O itu berubah menjadi fungsi keterangan (Ket). Perubahan seperti ini terjadi ketika PP III di mukanya diletakkan preposisi. Perhatikan kembali data berikut. (4:46) (14) tentulah itu baik bagi mereka Bagi mereka menduduki fungsi pelengkap (Pel). Dengan demikian, dapat dikethui bahwa perubahan N menjadi F Prep mengubah fungsi dari S, P, atau O menjadi pelengkap. Selain berubah fungsi menjadi Pel, perubahan ini juga berdamak pada perubahan dari fungsi, S, P, atau O menjadi Ket. Data-data berikut membuktikannya. (1)“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Satuan lingual di dalam hati mereka dalam klausa (4:63) (1) menduduki fungsi keterangan.Tepatnya fungsi keterangan tempat. Keterangan tempat pada klausa (4:63) (1) adalah di dalam hati mereka. Selain berubah untuk mengisi fungsi Ket, satuan lingual ber-PP III yng berupa F Prep berdampak pada perubahan dari fungsi S, P, atau O, menjadi fungsi atribut S dan atribut O. Perhatikan kembali data dan fungsi yang diisinya. (2:79) (7) akibat dari apa yang mereka kerjakan Satuan lingual yang mereka kerjakan pada klausa (2:79) (7) menduduki fungsi atribut S. Secara sintaksis atribut S dapat berupa frasa atau klausa. (5:13) (5) dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya, Dalam klausa (5:13) (5) kata dari apa yang mereka diperingatkan dengannya menduduki fungsi atribut objek. Atribut objek pada klausa (5:13) (5) berupa frase atributif. Atribut O tidak bisa dipindahkan tempatnya. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada hasil penelitian. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitan alaudin (2008) yang dilakukan Alauddin (2008) berupa: (1) bentuk pronomina persona (PP) bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur, yang berupa PPO1, PPO2, dan PPO3, baik bentuk bebas maupun terikat. PP bentuk bebas ditemukan dalam ragam krama dan ngoko, sedangkan bentuk terikat ditemukan dalam ragam ngoko, (2) PP bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan memiliki dua fungsi yaitu fungsi sintaksis, berkaitan dengan SPOK, dan fungsi semantis berkaitan dengan peran PP dalam kalimat, (3) makna PP berupa makna tunggal dan makna jamak. Penelitian ini lebih sempit ruang lingkupnya, karena hanya mengkaji satuan lingual ber-PP III dari segi fungsi yang diisinya dan dampak perubahan karena perubahan hierarki. Hasil penelitian yang dilakukan Juniati (2007) menunjukkan bahwa terdapat beberapa fungsi pronomina persona pertama dan kedua yang berada di luar teori, diantaranyawatashi, atashi, boku, ore, anata, anta, kimi, omae, dan kisama. Pembelajar asing bahasa Jepang tidak cukup hanya berpedoman pada buku teks saja, tetapi juga perlu memelajari komok atau dorama Jepang. Penelitian ini idak menyinggung masalah penerjemahan. Temuan penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Lisda (2009) yang menunjukkan bahwa, kalimat dalam bahasa Indonesia berpusat pada subjek, sedangkan kalimat dalam bahasa Jepang berpusat pada topik pembicaraan, sehingga apabila subjek atau pronominal persona tidak hadir tidak akan menjadi suatu masalah. Walaupun sama-sama meneliti pronomina, penelitian ini berbeda dengn hasil penelitian yang dilakukan Hermawan (2013). Hermawan menunjukkan penggunaan kata ganti orang berdasarkan kondisi sosial dapat diamati dari komunikasi. Penggunaan kata ganti pribadi yang diucapkan oleh masyarakat Jepang, khususnya kaum muda dalam percakapan setiap hari pada situasi yang tidak resmi. Ninshou daimeishi dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu Jishou, Taishou, dan tashou. Hasil penelitian yang dilakukan Putri (2013) juga berbeda dengan penelitian ini. Putri menunjukkan bahwa, 95,02% padanan dari pronomina di dalam bahasa Indonesia adalah pronomina persona, sisanya sebanyak 4,98% berupa padanan yang bukan pronomina persona. Pemadanan pronomina persona dengan yang bukan pronomina persona dilakukan penerjemah untuk mengantisipasi distorsi beberapa makna tertentu, seperti komponen jenis kelamin yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. DAPATAN DAN RUMUSAN Simpulan hasil penelitian ini: (1) fungsi yang diisi oleh satuan lingual yang mengandung pronomina persona III pada teks terjemahan Al Quran yang mengandung etika berbahasa meliputi: subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan, atribut subjek, dan atribut objek, (2) perubahan hierarki dari kata menjadi frasa berdampak pada dua hal. Pertama, perubahan hierarki satuan lingual ber-PP III dari N menjadi FN ada yang tidak berdampak pada perubahan fungsi dan ada yang berdampak pada perubahan fungsi satuan lingual yang bersangkutan. Perubahan hierarki dari N menjadi FN yang tidak berdampak pada perubahan fungsi terjadi apabila FN itu terdiri atas N + PP III, atau FN + PP III dengan hubungan makna posesif atau penanda milik. Jika N berubah menjadi FN dengan mendapatkan tambahan kata adalah atau partikel –lah akan berdampak pada perubahan fungsi dari S menjadi P. Adapun perubahan satuan lingual ber-PP III yang semual berupa N menjadi frasa lain (baca: F Prep dan F Atr) berdampak pada perubahan fungsi frasa yang bersangkutan. Perubahan dari satuan lingual yang ber-PP III yang berupa N menjadi F Prep berdampak pada perubahan fungsi yang semula menduduki fungsi S, P, atau O berubah menjadi fungsi keterangan (Ket). Selain berubah untuk mengisi fungsi Ket, satuan lingual ber-PP III yang berupa F Prep berdampak pada perubahan dari fungsi S, P, atau O, menjadi fungsi atribut S dan atribut O. Perubahan seperti ini terjadi ketika di muka PP III diletakkan preposisi. RUJUKAN Alauddin. 2008. Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna). Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta. Hermawan, Nunung. 2013. Pronomina Persona Dalam Novel Naifu Dan Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia. The Japanese Literature, vol 2, num 3, 2013, p. 1-11. Tesis. Juniati. 2007. Analisis Hubungan Inter Relasi Pronomina Persona Pertama Dan Kedua Pada Komik Detektif Kindaichi 5,13-16,19,24-27. Tesis. Jakarta: Binus. Nurjaleka, Lisda. 2009.Penerjemahan Bentuk Elipsis Pronomina Persona Bahasa Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia: Tinjauan Kasus atas Penerjemahan Elipsis Pronomina Persona yang Terdapat Dalam Novel “Mado Giwa no Totto Chan” Serta “Terjemahannya Totto Chan Gadis Kecil Di Tepi Jendela”. Tesis. Bandung: Universitas pendidikan Indonesia. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa; Tahapan strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Markhamah.2009. Ragam Dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press. _________. 2012. Sintaksis 2 (Keselarasan Fungsi, Kategori, & Peran Dalam Klausa). Surakarta: Muhammadiyah University Press. Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Putri, Eka Yusnida. 2013. Penerjemahan Pronomina Persona Bahasa Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia: Tinjauan Kasus Atas Penerjemahan Pronomina Persona Yang Terdapat Dalam Cerita Pendek Izu No Odoriko Serta Terjemahannya Penari Izu. Tesis. Depok: Universitas Indonesia. Sukini. 2010. Sintaksis: Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sumarlam. 2008. Teori Dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra. Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasinya Dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.