BAB 1 PENDAHULUAN Fisika modern biasanya dikaitkan dengan berbagai perkembangan yang dimulai dengan teori relativitas khusus dan kuantum. Fisika modern berkaiatan dengan penerapan teori relativitas khusus dan teori kuantum untuk memahami sifat atom, inti atom serta berbagai partikel penyusunnya, kelompok atom dalam berbagai molekul zat padat, jiga pada skala kosmik (jagad raya), tentang asal mula dan evolusi alam semesta. Pembahasan fisika modern akan diawali dengan kajian teori relativitas, dengan mempelajari andaian-andaian, implikasi dan berbagai bukti percobaan yang mendukung. 1.1 TINJAUAN ULANG FISIKA KLASIK Dalam beberapa fenomena menunjukkan bahwa fisika modern sangat berbeda dengan fisika klasik. Akan tetapi beberapa konsep fisika klasik perlu dirujuk dalam mempelajari konsep fisika modern. Berikut ini disajikan suatu tinjauan ulang ringkasan mengenai beberapa konsep fisika klasik yang dibutuhkan dalam konsep fisika modern. Mekanika: Sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v memiliki energy kinetic yang didefinisikan oleh: K=1/2 m v2 (1.1) Dan momentum linear p yang didefinisikan sebagai: p=mv (1.2) Apabila sebuah benda bertumbukkan dengan benda yang lain, maka kita akan menganalisis tumbukkannya dengan menerapkan kedua hukum kekekalan berikut: KEKEKALAN ENEGI Dalam kaitan dengan tumbukan partikel, anadaikan terjadi tumbukkan antara dua buah partikel maka: energi total dua buah partikel sebelum tumbukan sama dengan total energy kedua partikel setelah terjadi tumbukan. KEKEALAN MOMENTUM LINEAR Momentum linear total sebuah sistem terpisah selalu konstan. Artinya bahawa momentum linear total kedua partikel sebelum dan sesudah tumbukkan adalah sama besar. Kedua hukum kekealan tersebut sangat penting dalam memahami dan menganalisis beraneka ragam persoalan dalam fisika klasik. Seringkali terdapat suatu energy potensial V yang disefinisikan sedemikian rupa sehingga berlaku: F dV dx (1.3) Energi total E adalah jumlah energy kinetik dan dan energy potensial: E=K+V (1.4) E = energi, K= energi kinetik, V= Eenergi potensial (satuannya Joule) Ketika partikel sedang bergerak, K dan V dapat berubah tetapi E selalu tetap. Kita akan melihat bahwa teori relativitas khusus akan memberikan definisi baru tentang energy total. Bila sebuah benda yang bergerak dengan momentum p berada pada kedudukan r dari titik asal O maka momentum sudut L-nya adalah: L=rxp (1.6) Seperti halnya momentum linear, maka bagi momentum sudut, maka terdapat pula suatu hukum kekekalan. Dalam praktek, hukum ini sangat bermanfaat. Sebagai contoh jika sebuah partikel bermuatan listrik bergerak mendekati sebuah partikel bermuatan lainnya dan dibelokkan olehnya, maka momentum sudut total sistem tetap konstan jika momen gaya luar yang bekerja pada kedua sistem adalah nol. Kelistrikan dan Kemagnetan Gaya listrik statis antara dua muatan q1 dan q2 adalah: F 1 q1 q 2 (1.6) 4 0 r 2 1 Dalam SI 40 = 8,988 x 109 Nm2/C2 Energi potensial listrik statis adalah: V= q1 q 2 4 0 r 1 (1.7) Dengan r adalah jarak antar muatan. Arus listrik I yang mengalir pada penghantar tertentu akan menimbulkan medan magnet B. Kasus yang akan banyak menarik perhatian kita adalah arus listrik yang mengalir pada pengahantar bebentuk loop, yaitu berbentuk lingkatran dengan jari-jari r. Besar medan magnet B adalah: 0 I 2r (1.8) B memilikisatuan Tesla sedangkan 0 4x10 7 N .s 2 / C 2 Perlu diingat lagi bahwa arah arus listrik berlawanan dengan arah gerak sebenarnya dari elektron. Sedangkan arah medan magnet B dipilih sesuai dengan kaidah tangan kanan: Jika anda memegang kawat dengan tangan kanan dan ibu jari menunjuk arah arus maka jari-jari yang lain menunjukkan arah medan magnet. Momen magnet didefinisikan sebagai: iA (1.9) A merupakan luas permukaan yang dibatasi oleh untai arus tersebut. Apabila ada sebuah arus untai yang ditempatkan pada sebuah medan magnet luar Beks, maka akan timbul momen gaya pada arus untai yang cenderung mengarahkan momen magnet searah dengan Beks . x Bes (1.10) Cara lain untuk menafsirkannya adalah dengan menetapkan suatu energi potensial bagi momen magnet dalam medan magnet luar Beks yaitu V= - .Beks (1.11) Memahami momen magnet merupakan hal yang sangat penting karena karena akan kita dapati bahwa partikel seperti elektron atau proton memiliki momen magnet. Meskipun kita sulit untuk membayangkan partikel-partikel karena ukurannya yang sangat kecil akan tetapi momen magnetnya memenuhi persamaan (1.10) dan (1.11). Gelombang elektromagnetik merambat dalam ruang hampa dengan laju c (laju cahaya), yang berkaitan dengan tetapan elektromagnetik 0 dan 0 melalui hubungan: c= 1 (1.12) 0 0 0 8,85x10 12 C Frekuensi f 2 dan Nm 2 panjang gelombang dari sebuah gelombang berkaitan melalui hubungan berikut: c= f (1.13) Teori Kinetik Zat Energi kinetic rata-rata dari molekul-molekul suatu gas ideal pada temperature T adalah K= 3 kT 2 (1.14) Dimana k merupkan tetapan Boltzman yaitu k = 1,381x10-23 J/K Besaran lain yang disebut satu gram molekul atau mol adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan massa dalam satuan gram yang sama dengan berat molekulnya. Contoh berat molekul hydrogen adalah 2 karena tiap molekul hydrogen memiliki 2 atom dan masing-masing bermassa 1 gram. Oleh karena itu, satu mol hydrogen massanya sekitar 2 gram. Contoh lain adalah berat molekul besi berkisar 56. Karena itu massa 1 mol besi kurang lebih 56 gram. 1 mol zat apapun mengandung jumlah molekul yang sama banyak yaitu sebanyak bilangan Avogadro, NA yaitu NA=6,022x1023 molekul/mol 1.2 SATUAN Panjang Satuan SI panjang gelombang adalah meter. Panjang gelombang elektromagnetik biasanya diukur dalam satuan nanometer (pada orde 10-9). Cahaya tampak memiliki panjang gelombang dalam rentang 400 hingga 700 nm. Panjang gelombang juga dapat dinyatakan dalam satuan angstrom A (10-10) sebagai satuan panjang gelombang. Energi Satuan SI untuk energy adalah Joule (J) yang juga masih terlalu besar nilainya bagi fisika atom dan inti. Oleh karena itu, satuan energy yang lebih sesuai dengan atom dan inti adalah elektron-volt (eV). Definisi dari elektron-Volt adalah energy yang dimiliki oleh suatu muatan listrik sebesar muatan elektron (1,602x10-19C) yang dipengaruhi oleh beda potensial sebesar 1 Volt. Karena 1 Volt=1 Joule/Coulomb maka 1 elektron Volt = 1,602 x 10-19 Joule Biasanya untuk memudahkan, kelipatan elektron volt dapat dinyatakan dalam bentuk seperti berikut ini: keV=kilo elektron volt= = 103 eV MeV = mega elektron volt = 106 eV GeV = giga elektron volt = 109 eV Muatan Listrik Satuan baku muatan listrik adalah Coulomb (C), sedangkan sebagai satuan dasarnya adalah muatan elektron yakni e = 1,602 x 10-19 C. Berikut ini adalah contoh menghitung energi potensial dari dua buah elektron yang berjarak pisah r = 1,00 nm, yaitu: 2 e2 1 V 8,988 x10 9 Nm C2 4 0 4 0 r 1 Sehingga: V 8,988x10 9 Nm 2 1,602x10 C 2 19 C 2 9 1x10 m 2,307 x10 19 J Jika dibawa dalam satuan elektron volt akan seperti berikut ini: Karena 1 eV = 1,6 x 10-19 J maka 2,307x10-19J = 2,307 x10 19 eV 1,44eV 1,602 x10 19 Massa Dalam SI, massa memiliki satua kilogram tetapi dalam skala atom nilai kilogram terlalu besar untuk digunakan. Kesulitan lainnya adalah kita sering kali tertarik untuk menggunakan persamaan Einstein, E=mc2 untuk mengubah massa ke dalam bentuk energi dan sebaliknya. Karena c2 adalah suatu bilangan yang sangat besar sehingga pengubahan ini bukanlah hal yang mudah. Ksulitan ini diatasi dengan mmbiarkan faktor c2 dalam pernyataan satuan massa. Sebagai contoh dalam daftar massa partikel elementer ditemukan bahwa elektron memiliki massa 0,511 MeV/c2. Walaupun pernyataan ini tampaknya seperti satuan energy, sebenarnya menyatakan suatu satuan massa dengan c2 sebagai faktor pengubah. Satuan massa lainnya yang dapat kita jumpai adalah satuan massa atom atau disingkat dengan u. Satuan ini sangat memudahkan dalam mempelajari energi ikat atom. Laju cahaya Nilai laju cahaya yang sering digunakan dalam fisika modern adalah 3,0 x 108 m/s. Seringkali lebih memudahkan untuk mengungkapkan laju dalam kelipatan laju cahaya, misalkan 0,6c. Tetapan Planck Tetapan Planck merupakan tetapan alam mendasar yang dilambangkan dengan h yang nilainya adalah: h= 6,63 x 10-34 J.s Tetapan Planck akan muncul terutama ketika kita masuk pada fisika kuantum. 1.3 TEORI, PERCOBAAN DAN HUKUM Teori merupakan gagasan atau hipotesis yang menjelaskan suatu fenomena atau gejala yang terjadi. Teori akan diuji kebenarannya melalui percobaan atau eksperimen. Jika terbukti kebenran teori melalui eksperimen atau percobaan, maka teori tersebut akan menjadi hukum. Jadi hukum adalah suatu teori yang sudah dibuktikan kebenarannya melalui eksperimen. Fisika modern merupakan contoh perkembangan ilmu fisika yang membutukna percobaan. Tidak ada satu topik dalam fisika modern yang menjadi jelas hanya berdasarkan pada nalar belaka. Hanya melalui percobaan yang sering kali sulit untuk dilakukan namun harus tepat, barulah efek-efek tak terduga terungkap. Teori relativitas dan fisika kuantum terkadang dipandang hanya sebagai hipotesis belaka, dimana bukti-bukti hipotesisnya masih tetap dihimpun dengan harapan bahwa suatu saat dengan bukti-bukti yang diperoleh akan diajukan untuk meningkatkan status “teori” menjadi “hukum”. Akan tetapi kita tidak perlu sampai pada pemikiran tersebut, karena pada kenyataannyateori relativitas danteori kuantum benar- benar merupakan suatu kumpulan fakta dan penjelasan , bukanlah sebuah hipotesis. Soal-Soal Latihan 1. Sebuah atom bermassa m bergerak dalam arah x positif dengan laju v. Atom tersebut menumbuk partikel lain bermassa 2m yang bergerak dengan laju 2v/3 ke arah sumbu y. Jika setelah tumbukkan atom dan partikel tesebut menyatu dan bergerak bersama-sama, carialah: a. Laju resultan keduanya, b. Arah gerak gabungan c. Energi kinetik yang hilang dalam tumbukkan tidak elastik ini. 2. Sebuah atom bermassa m yang bergerak dalam arah x dengan laju v bertumbukkan secara elastik dengan sebuah atom lain yang bermassa 3m pada keadaan diam. Setelah tumbukkan, atom pertama bergerak dalam arah sumbu y. carilah arah gerak atom kedua dan tumbukkan. 3. laju kedua atom (dinyatakan dalam v) setelah