- LPPM STKIP PGRI Sidoarjo

advertisement
PEMIKIRAN KH. HASYIM ASY’ARI TENTANG
AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN SABILUNNAJAH
DESA WATU TULIS KEC. PRAMBON KAB. SIDOARJO
TAHUN 2006 - 2011
(THOUGHT KH. HASYIM ASY’ARI ABOUT
AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
CASE STUDY IN BOARDING SCHOOL SABILUNNAJAH
WATU TULIS VILLAGE DISTRICT PRAMBON DISTRICT SIDOARJO
IN 2006 – 2011)
Tina Solina ([email protected])
FX. Wartoyo
Widjijanto
Program Studi Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI Sidoarjo
Jl. Jenggala Kotak Pos 149 Kemiri Sidoarjo
Abstrak
Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang ahlus sunnah wal jamaah studi
kasus di pondok pesantren Sabilunnajah Desa Watu Tulis Kecamatan
Prambon Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006 - 2011 diteliti untuk membaca
kembali sosok aktor sejarah pada dimensi pemikirannya yang secara
langsung ikut berperan dalam panggung sejarah bangsa Indonesia,
terutama pemikirannya tentang Ahlus sunnah wal jama’ah. Proses
masuknya Ahlus sunnah wal jama’ah ke Indonesia bersamaan dengan
proses masuknya Islam ke Indonesia, Ahlus sunnah wal jama’ah
mengalami pelembagaan ditengah-tengah muslim Nusantara sejak
kehadiran KH. Hasyim Asy’ari yang berhasil mendirikan organisasi
agama Islam Nahdhatul Ulama 1926. Beliau juga mendirikan pondok
pesantren Tebu Ireng di Jombang tahun 1899. Beliau memiliki banyak
penjabaran tentang pemikirannya mengenai Ahlus sunnah wal jama’ah di
antaranya mengenai ziarah kubur, tawassul, istigasah, peringatan maulid
nabi SAW dan pendidikan. Pondok pesantren Sabilunnajah yang
berhaluan Ahlus sunnah wal jama’ah menerapkan pemikiran KH. Hasyim
Asy’ari tersebut.
Kata Kunci
: Ahlus sunnah wal jama’ah, KH. Hasyim Asy’ari, Pondok
pesantren Sabilunnajah.
Abstract
KH. Hashim Ash'ari consideration about ahlus Sunna wal jama’ah,
pilgrims boarding school case study in the Sabilunnajah village of Watu
Tulis Prambon Sidoarjo 2006 - 2011 researched to re-read the history of
the figure dimension of thinking that directly contribute to Indonesian
1
history, especially his thoughts on Ahlus sunnah wal jama’ah. The
process of Ahlus Sunnah wal entry of pilgrims to Indonesia along with
the arrival of Islam in Indonesia, Ahlus Sunnah wal jama’ah experienced
institutionalization in the midst of Muslim archipelago since the presence
of KH. HashimAsh'ari who success fully founded the Ulema Islam
Nahdhatul 1926. He also established a boarding school in Jombang Tebu
Ireng on 1899. He has a lot of description of Ahlus Sunnah wal jama’ah
consideration tyey are the pilgrim age grave, Tawassul, istigasah, Maulid
Prophet SAW celebration and education. Boarding school Sabilunnajah
Which is applying KH.Hasyim Asy’ari consideration.
Keywords: Ahlus Sunnah wal Jama’ah, KH. Hashim Asy'ari, boarding
school Sabilunnajah.
Pendahuluan
Pendekatan manusia terhadap ajaran agamannya akan menimbulkan paham
keagamaan. Dalam satu agama dapat terjadi lebih dari satu faham keagamaan, fahamfaham tersebut berkembang dan kemudian menjadi aliran pemikiran keagamaan
(madhab). Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
yang dalam khazanah barat disebut sunnism
yang merupakan fahan keagamaan, aliran pemikiran dan dalam salah satu fase sejarah
tertentu menjadi kelompok-kelompok agama (firqah). Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
mengandung gagasan awal berupa konsistensi untuk menjaga otensitas dan validitas
sesuai yang dibawa oleh nabi. Sepanjang sejarah Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah
mendapat dukungan dari mayoritas umat Islam serta mendapat pengakuan sebagai
ideologi berbagai kelompok di penjuru dunia Islam. Nadhatul Ulama atau yang lebih
dikenal dengan nama NU merupakan sebuah organisasi keagamaan yang didirikan oleh
KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1926. Sejak awal berdirinya organisasi ini menegaskan
diri sebagai pendukung faham Ahlus sunnah wal jama’ah. Pondok pesantren putra-putri
Sabilunnajah berdiri pada tahun 1976 oleh bunyai Hj. Ma’rufah, terletak di desa
Watutulis Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo. Pondok pesantren putra-putri
Sabilunnajah berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam hal ini dapat dilihat dai visi
misi pondok.
Berdasarkan latar belakang di atasa dapat di rumuskan masalah-masalah
sebagai bahan kajian yang akan diteliti, yaitu bagaimanakah sejarah munculnya ahlus
sunnah wal jama’ah dan penyebarannya di Indonesia?, bagaimanakah latar belakang
2
kehidupan KH. Hasyim Asy’ari dan pemikiran-pemikirannya?, bagaimanakah
penerapan pemikiran KH. Hasyim Asy’ari di pondok pesantren putra-putri
Sabilunnajah?.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah munculnya
ahlus sunnah wal jama’ah dan penyebarannya di nusantara, mengetahui latar belakang
kehidupan KH. Hasyim Asy’ari dan pemikiran-pemikirannya, mengetahui penerapan
pemikiran KH. Hasyim Asy’ari di pondok pesantren putra-putri Sabilunnajah.
Metode penelitian yang dipakai penulis adalah metode sejarah . metode sejarah
adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa
lampau.1 Metode sejarah baik dalam pengertian sebagai seperangkat prinsip ataupun
sebagai proses terdiri dari empat langkah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan
historiografi.2 (1) Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang
diperlukan. Berhasil tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari
wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis
penelusuran sumber. Sumber-sumber tulisan dan lisan dibagi atas dua macam sumber
primer dan sumber sekunder. (2) Kritik Sumber, sumber untuk penulisan sejarah ilmiah
bukan sembarang sumber, tetapi sumber-sumber itu terlebih dahulu harus dinilai
melalui kritik ekstern dan kritik intern. Tujuan utama kritik sumber adalah untuk
menyeleksi data, sehingga diperoleh fakta. Setiap data sebaiknya dicatat dalam
lembaran lepas (sistem kartu), agar memudahkan pengklasifikasiannya berdasarkan
kerangka tulisan. (3) Interpretasi, setelah fakta untuk mengungkap dan membahas
masalah yang diteliti cukup memadai, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran
akan makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas
fakta harus dilandasi oleh sikap obyektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersikap
subyektif, harus subyektif rasional, jangan subyektif emosional. Rekonstruksi peristiwa
sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran. (4)
1
Louis Gottschalk; penterjemah Nugroho Notosusanto, mengerti sejarah ( Jakarta :
Universitas Indonesia 1985 ), hlm. 32.
2
Aminuddin kasdi, Memahami sejarah (edisi revisi ) ( Surabaya : UNESA University Press,
2005 ), hlm. 10.
3
Historiografi, kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah
merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis,
menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar tampak,
karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri
sejarah sebagai ilmu. Selain kedua hal tersebut, penulisan sejarah, khususnya sejarah
yang bersifat ilmiah, juga harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah
umumnya.
Hasil dan Pembahasan
A.
Sejarah munculnya Ahlus sunnah wal
jama’ah dan penyebarannya di
Indonesia
1.
Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Aqidah secara terminologi adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada
keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininnya.3 Aqidah Islamiyah adalah
keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah SWT dengan segala pelaksanaan
kewajiban, bertauhid, dan taat kepadanya, beriman kepada malaikat-malaikat-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang
telah shahih tentang prinsip-prinsip agama (ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib,
beriman kepada apa yang menjadi ijma’ dari salafusin shalih, serta seluruh berita-berita
pasti, baik secara ilmiah maupun secara alamiyah yang telah ditetapkan menurut alqur’an dan as-sunnah yang shahih serta ijma’ salafush shalih.4
2.
Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah mereka yang menempuh seperti apa yang
pernah ditempuh oleh Rasulullah SAW. dan para sahabatnya. Didalam sejarah
pembentukan hukum Islam diterangkan bahwa sumber hukum Islam yang dipakai
setelah nabi Muhammad SAW wafat di masa sahabat adalah al-qur’an, as sunnah, alijma’ (pendapat) sahabat dan apabila terjadi perbebedaan di kalangan para sahabat,
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah aqidah Ahlus Sunnah wal jama’ah ( Jakarta:Pustaka
Imam Asy-syafi’i, 2006), hlm. 27.
4
Ibid, hlm. 27-28.
3
4
maka khalifah memilih yang lebih maslahat (mendatangkan kebaikan). Ketika
pemerintahan dipegang oleh bani Umayyah para sahabat banyak yang meninggalkan
Makkah dan Madina, kemudian timbul masalah baru di kalangan sahabat yaitu
“pendapat dijadikan dasar untuk menetapkan hukum setelah al-qur’an dan hadits”.
Berawal dari masalah tersebut maka timbulah dua aliran besar dalam kalangan ulama
dan kaum mujtahidin yaitu golongan al hadits dan golongan Ahl al-ra’y atau ahl alqiyas.Para pengikut Ali bin Abi Thalib memilih golongan ahl as-sunnah yang memihak
kepada para sahabat nabi, sikap pengikut Ali yang memihak aliran ahl as-sunnah dalam
bidang hukum menimbulkan kecurigaan khalifah Bani Umayyah. Sejak Abul Abbas
Ash-Shaffah yang memerintah pada tahun 132-136 H / 749-754 M, kekejaman yang
dilakukan terhadap golongan ahl as-sunnah tak terkirakan, meski mendapat perlakuan
yang kurang menyenangkan dari penguasa, kaum muslimin tetap mengikuti aliran ahl
as-sunnah. Dengan dasar inilah ahl as-sunnah atau ahli hadis itu dinamakan jama’ah
yang bearti jama’ahnya kaum muslimin. Dari kejadian tersebut maka muncul istilah Alh
as-sunnah wal jama’ah (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah ) dalam bidang hukum syariat.
3.
Doktrin Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
a.
Bidang aqidah
Pada fase awal ketika Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah
dipresentasikan oleh
kelompok al-hadits dan salafiyyun, pemikiran-pemikiran di bidang aqidah diperoleh
berdasarkan elaborasi ayat-ayat al-qur’an secara tekstual. Secara ringkas pemikiran
mereka di bidang aqidah adalah bahwa Allah itu satu (Esa), Dia tempat meminta, tiada
tuhan selain Allah, Allah tidak memerlukan anak atau pendamping, maha hidup, maha
mengetahui, maha kuasa, maha medengar, maha melihat, berkehendak dan berfirman.
Menurut mereka al-qur’an ada;ah firman Allah bukan makhluk. Allah memiliki wajah
dan tangan, namun tidak seperti kebanyakan wajah dan tangan. Allah dapat dilihat
dengan pengelihatan mata telanjang manusia pada hari kiamat nanti.5
b.
Bidang Fiqih
5
Achmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari tentang Ahl Al-sunnah WaAlJama’ah ( Surabaya : Khalista 2010 ), hlm. 52
5
Ekstensi madhab-madhab dalam fiqih tidak secara otomatis mengikuti
perubahan umat Islam di bidang aqidah. Dengan demikian tidak tepat bila dikatakan
bahwa para pengikutt empat madhab adalah sunni, atau sebaliknya, kaum sunni adalah
pengikut empat madhab.6 Secara umum sumber hukum yang dijadikan pijakan dalam
fiqih sunni adalah al-qur’an, as-sunnah, ijma’ dan qiyas. Keberadaan al-qur’an tidak
diragukan lagi di kalangan sunni, sedangkan as-sunnah sebagai sumber hukum kedua
keberdaannya masih dipertimbangkan menurut tiga tingkatan kualitas kekuatannya.
c.
Bidang sosial politik
Negara dimaksudkan untuk mengayomi kehidupan umat, melayani mereka
serta menjaga kemaslahatan bersama (maslahah musytarakah). Keharusan ini bagi
faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah
hanyalah sebatas kewajiban fakultatif (fardhu
kifayah) saja. Oleh karena itu, konsep berdirinya negara (imamah) dalam Aswaja
tidaklah termasuk salah satu pilar (rukun) keimanan sebagaiman yang diyakini oleh
Syi'ah. Aswaja hanya memberikan kriteria (syarat-syarat) yang harus dipenuhi oleh
suatu negara. Sepanjang persyaratan tegaknya negara tersebut terpenuhi, maka negara
tersebut bisa diterima sebagai pemerintahan yang sah dengan tidak mempedulikan
bentuk negara tersebut. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu negara tersebut
adalah : (1) Prinsip Shura (Musyawarah), (2) Prinsip Al-'Adl (Keadilan), (3) Prinsip AlHurriyyah (Kebebasan),
4.
Proses masuknya Islam ke Indonesia
Penyebaran Islam merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam
sejarah Indonesia tapi juga yang paling tidak jelas. Sumber-sumber yang ada tentang
isimilasi sangat langka dan sering dan sangat tidak informatif. Secara umum ada dua
proses yang mungkin telah terjadi, pertama penduduk pribumi mengalami kontak
dengan agama Islam dan kemudian menganutnya. Proses kedua orang-orang asing asia
(Arab, India, Cina dll) yang telah memeluk agama Islam tinggal secara tetap disuatu
wilayah Indonesia, kawin dengan penduduk asli dan mengikuti gaya hidup lokal. Kedua
6
Achmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari tentang Ahl Al-sunnah WaAlJama’ah ( Surabaya : Khalista 2010 ), 53
6
proses ini mungkin sering terjadi bersama-sama.7 Dapat dipastikan bahwa Islam sudah
ada di Negara bahari asia tenggara sejak awal zaman Islam, dari masa khalifah ketiga
yaitu Ustman Bin Affan (644-656), utusan-utusan muslim dari tanah arab mulai tiba di
istana cina. Pada abad IX sudah ada ribuan pedagang muslim di Kanton. Batu nisan
muslim yang tertua ditemukan di Leran Jawa Timur dan bertarikh tahun 475 H (1082
M), nisan seorang putri yang bernama Maimun tetapi nisan ini terdampar di kota
pelabuhan Leran. Petunjuk pertama tentang muslim Indonesia berkaitan dengan bagian
utara Sumatra. Dipemakaman Lemrah ditemukan nisan Sultan Sulaiman bin Abdullah
bin Al-basir yang wafat pada tahun 608 H (1211 M). Pada waktu musafir Venesia
Marco Polo singga di Sumatera dalam perjanan pulangnya dari cina pada tahun 1292
dia mengenal Perlak sebagai kota Islam sedangkan dua tempat didekatnya disebut
Basma dan Samara bukanlah kota Islam. Musafir maroko Ibnu Battuta melewati
Samudra dalam perjalanannya ke Cina dan dari Cina pada tahun 1345 dan 1346
mendapati bahwa penguasanya adalah seorang pengikut madzab fiqih Syafi’i 8. Raja
Samudra Pasai Sultan Ahmad Bahian Syah Malik Al-Zahir (727-750 H / 1326-1345
M.), mengenai orang ini, Syamsu mencatatnya sebagai, “Seorang muslim penganut
paham Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, sangat patuh pada agamanya, gemar mengadakan
musyawarah dengan para ulama dan ahli fiqih di istananya, tumpuan penyiar-penyiar
agama Islam dan orang-orang yang berilmu, juga pemimpin perang yang agung.” 9.
Pesantren memiliki peranan penting dalam penyebaran paham Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah di Nusantara.
a.
Penyebaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di Jawa
Di pulau jawa penyebaran Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah
di mulai sejak
munculnya Wali Songo. Penerimaan terhadap kebudayaan lokal atau penggunaan
pendekatan budaya menjadi bagian terpenting dari strategi dakwah Wali Songo tersebut.
Dalam bahasa lain, Wali Songo lebih menggunakan pendekatan yang berusaha
7
M. Recklefe, sejarah Indonesia Modern 1200-2008 ( Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta,
2008 ), hlm. 3.
8
Ibid, hlm. 5.
9
Achmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari tentang Ahl Al-sunnah WaAlJama’ah ( Surabaya : Khalista ,2010), hlm. 106.
7
menciptakan suasana damai, penuh toleransi, hidup berdampingan dengan pengikut
agama dan tradisi lain yang berbeda tanpa mengorbankan agama dan tradisi masingmasing.
10
Mengenai nama-nama Wali Songo yang umum dikenal dikalangan
masyarakat yaitu : (1) Maulana Malik Ibrahim, (2) Sunan Ampel, (3) Sunan Bonang, (4)
Sunan Giri, (5) Sunan Drajat, (6) Sunan Kalijaga, (7) Sunan Kudus, (8) Sunan Muria,
(9) Sunan Gunung Jati.
B.
Latar
belakang
kehidupan
KH.
Hasyim
Asy’ari
dan
pemikiran-
pemikirannya
1.
Latar belakang keluarga KH. Hasyim Asy’ari
KH. Hasyim Asy’ari memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy’ary,
dilihat dari silsilah KH. Hasyim Asy’ari memiliki dua arah sekaligus, aristokrat atau
bangsawan Jawa dan elit agama (Islam). Dari jalur ayah mata rantai generasinya
bertemu langsung dengan bangsawan muslim jawa (sultan Hadiwijaya atau Joko
Tingkir) dan sekaligus elit agama jawa (sunan giri). Sementara dari jalur ibu, KH.
Hasyim Asy’ari masih keturunan langsung brawijaya VI (Lembu Peteng) yang berlatar
belakang bangsawan Hindu Jawa. KH. Hasyim Asy’ari dilahirkan dari pasangan KH.
Asy’ari dan Halimah pada hari Selasa Kliwon tanggal 14 Februari tahun 1871 M atau
12 Dzulqa’dah tahun 1287 H. di Jombang. Sejak kecil KH. Hasyim Asy’ari hidup dalam
lingkungan pesantren muslim tradisional Gedang.
2.
Riwayat pendidikan KH. Hasyim Asy’ari
Sejak kecil sampai usia 14 tahun KH. Hasyim Ays’ari mendapatkan
pendidikan langsung dari ayahnya dan kekeknya Kyai Utsman. KH. Hasyim Asy’ari
merasa tidak puas terhadap ilmu yang diperolehnya sehingga membuat beliau
berkeinginan untuk mencari sumber pengetahun lain diluar pesantren ayahnya. Oleh
karena itu semenjak berusia 15 tahun beliau berkelana dari satu pesantren ke pesantren
lain, mulai menjadi santri di pesantren Wonokoyo Probolinggo, sampai ke pesantren
Siwalan Panji Sidoarjo yang di asuh oleh Kyai Yaa’kub. KH. Hasyim Asy’ary
Achmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari tentang Ahl Al-sunnah WaAlJama’ah ( Surabaya : Khalista ,2010), hlm. 107.
10
8
meninggalkan tanah air untuk menuntut ilmu pada ulama-ulama terkenal di Makkah
sambil menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya,11 di tahun 1893. Dari guru beliau
syeh Mahfud Al-Tarmasy KH. Hasyim Asy’ari mendapat ijazah untuk mengajar hadist
Shahih Al-bukhari. Prestasi belajar KH. Hasyim Asy’ari yang menonjol, membuatnya
memperolah kepercayaan untuk mengajar di masjidil Haram.12 Tujuh tahun waktu
dihabiskan KH. Hasyim Asy’ari untuk menggali pengetahuan dari guru-gurunya,
akhirnya pada tahun 1313 H / 1899 M. KH. Hasyim Asy’ari memutuskan pulang ke
tanah air.
3.
KH. Hasyim Asy’ari dan NU
Nahdlatul ulama atau yang sering kita kenal dengan sebutan NU dikenal
sebagai organisasi sosial keagamaan yang bersifat tradisional. NU didirikan pada tahun
1926 oleh tokoh ulama tradisional dan usahawan Jawa Timur. Pembentukannya
seringkali dijelaskan sebagai reaksi defensive terhadap berbagai aktivitas kelompok
reformis, muhammadiyah dan kelompok moderenis moderat yang aktif dalam gerakan
politik sarekat Islam (SI). Selain faktor dalam negeri kelahiran NU juga dipengaruhi
faktor dari luar negeri, yaitu adanya kabar akan diadakannya semacam muktamar
khilafah oleh Saudi Arabia yang berkeinginan menjadi khalifah Islamiyah tunggal
untuk menggantikan khalifah utsmaniyah di Turki yang baru saja digulingkan oleh
Gerakan Turki Muda yang di pimpin Kemal Attaturk pada tahun 1924. Berdirinya NU
mendapat sambutan dan dukungan dari Kyai-Kyai yang ada di desa. NU berkembang
dengan cepat meliputi daerah-daerah pedesaan yang terdapat Kyai dan haji serta
pesantren tradisional. Kiprah KH. Hasyim Asy’ari di NU bukan sebagai salah satu
pendiri utama melaikan juga sebagai pelindung dan pengawal utama gerak langkah NU.
4.
KH. Hasyim Asy’ari dan Tebu Ireng
Pesantren Tebu Ireng yang berada di Jombang ini sangat dikenal karena
menjadi pusat perjuangan sejak pertengahan abad ke-19. Tebu Ireng
sendiri lahir
sebagai respon terhadap tumbuhnya kapitalisme liberal yang tubuh bersamaan
tumbuhnya industri gula di kawasan itu. Pabrik gula itu membawa ekses ketidakadilan
Achmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari tentang Ahl Al-sunnah WaAlJama’ah ( Surabaya : Khalista, 2010), hlm. 75.
12
Ibid, hlm. 76.
11
9
sosial, pemiskinan, dan berbagai macam kriminalitas yang sengaja dilestarikan oleh
penjajah guna melemahkan mental masyarakat jajahan. Sebagai seorang aktivis muda,
KH. Hasyim Asy’ari tergerak untuk mengatasi tantangan struktural itu, maka pada
tahun Rabiul Awal 1317/1899 M didirikanlah sebuah pesantren di Tebu Ireng di Cukir.
Berhadapan persis dengan pabrik Gula Cukir. Pada masa menjelang kemerdekaan dan
masa awal kemerdekaan dalam mempertahankan kemerdekaan, posisi Pesantren Tebu
Ireng sangat sentral. Bersamaan dikeluarkannya Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, para
pimpinan Nasional baik Bung Karno, Tan malaka dan Bung Tomo selalu berkordinasi
ke Tebu Ireng
untuk menghadapi sekutu. Dengan peran politiknya yang besar,
melahirkan tokoh-tokoh besar, Tebu Ireng menjadi semakin dikenal, apalagi pendirinya
yakni KH Hasyim Asy'ari dan kemudian puteranya KH Wachid Hasyim mendapatkan
gelar sebagai Pahlawan Nasional sehingga namanya menghiasi sejarah perjuangan
nasional.
5.
Pemikiran-pemikiran KH. Hasyim Asy’ary
a.
Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang ziarah kubur dan tawasul
Ziarah kubur adalah Sunnah Rasulullah SAW. dan ziarah merupakan cara kita
untuk mendo’akan orang-orang yang telah mendahului kita.13 Perintah ziarah kubur
ditujukan pada laki-laki dan perempuan dan bila ziarah kubur itu memiliki pahala yang
besar maka melarang seorang perempuan melakukan ziarah kubur akan menyebabkan
mereka kehilangan amal shaleh dan syafa’at Rasulullah SAW. Dalam karangan ringkas
mengenai Ahlus Sunnah Wal Jama’ah KH. Hasyim Asy’ari menegaskan tidak ada
alasan untuk melarangan pelaksanaan ziarah kubur dan justru menjadi penting bagi
umat muslim. Menurut KH. Hasyim Asy’ari dalam salah satu karyanya menegaskan
tidak ada larangan sedikitpun yang menunjuk pada praktek tawasul apalagi mengatakan
tawasul sebagai bagian dari bid’ah. Sebaliknya tawasul dalam perwujudannya baik
melalui para Nabi, para wali dan orang-orang salih menjadi praktek agama Islam yang
dibolehkan.
b.
Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang istigasah
13
Jalaluddin Rakhmat, Memaknai Kematian (Depok : Pustaka iman, 2006 ), hlm. 249.
10
KH. Hasyim Asy’ari mengatakan : “Permintaan kepada Allah (melalui tawasul
dan istigasah) dalam doa-doa yang diucapkan seluruhnya ditujukan kepada Allah
dengan kesendirian-Nya dan tiada sekutu bagi-Nya, namun menggunakan berbagai
macam perantara. Hal itu tidak ditetapkan sebagai syirik atau meminta kepada selainNya. dan begitu jaga meminta kepada Muhammad dan para wali yang salih, bukan
berarti meminta kepada mereka tetapi justru meminta kepada Allah dengan ke-Esaanya
melalui mereka. KH. Hasyim Asy’ari mengkritik secara tegas pernyataan kalangan
modernis yang menuding tawasul, dan istigasah sebagai praktik bid’ah dan dekat
dengan penyekutuan tuhan (syirik).
c.
Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang Peringatan Maulid Nabi
KH. Hasyim Asy’ari berpendapat bahwa peringatan maulid Nabi hukumnya
sunnah. Menurut KH. Hasyim Asy’ari arti penting dari peringatan maulid Nabi adalah
membangkitkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. melalui peringatan maulid
setiap orang diajak mengagungkan dan meluhurkan Nabi. Selain itu peringatan maulid
Nabi merupakan perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT. atas anugrah melalui
diutusnya Muhammad sebagai Rasul seluruh alam semesta.
d.
Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang Pendidikan
Dalam salah satu karyanya adab al-Amin wa al-Muta’allim KH. Hasyim
Asy’ari menyebutkan bahwasannya pendidikan itu penting sebagai sarana mencapai
kemanusianya sehingga menyadari siapa seseungguhnya penciptanya, untuk diciptakan,
melakukan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, untuk berbuat baik
didunia dengan menenggakan keadilan, sehingga layak disebut makhluk yang lebih
mulia disbanding makhluk-makhluk lain yang diciptakan Tuhan.
C.
Penerapan Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari di Pondok Pesantren Putra-Putri
Sabilunnajah
1.
Karakteristik pondok pesantren putra-putri Sabilunnajah
Keberadaan pondok pesantren dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak
dapat dipisahkan. Pondok pesantren putra-putri Sabilunnajah sebagai lembaga
pendidikan agama Islam mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan
zaman, terutama adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan
11
bentuk pesantren bukan berarti sebagai pondok pesantren yang kehilangan kekhasannya.
Secara faktual pondok pesantren putra-putri Sabilunnajah merupakan tipe pondok
pesantren komprehensif. Pondok pesantren ini disebut komprehensif karena merupakan
sistem pendidikan dan pengajaran gabungan antara tradisional dan modern.
2.
Penerapan ziarah kubur dan tawasul
Dalam penerapannya di pondok pesantren putra-putri Sabilunnajah ziarah
kubur hukumnya sunnah baik laki-laki maupun perempuan14 sesuai dengan apa yang
ditegaskan dan menjadi pikiran KH. Hasyim Asy’ari. Adapun hikmah dan Ziarah kubur
adalah wasilah ( sarana ) untuk taqwa kepada Allah, melihat kuburan yang sunyi, gelap,
timbunan tanah diatasnya akan menggerakkan hati dan jiwa manusia untuk
mempersiapkan diri menghadapi kematian. Tawasul memiliki arti lantaran kepada orang
yang dianggap dekat dengan Allah dan shalih untuk memohon kepada Allah SWT. Agar
mudah di ijabahi karena orang yang dekat dengan Allah SWT. atau shalih merupakan
kekasih Allah SWT.15 Tidak ada larangan sedikitpun bertawasul, sebaliknya tawasul
kepada para Nabi, para wali dan orang-orang salih menjadi praktek agama Islam yang
dibolehkan (sunnah).
3.
Istigasah
Membaca do’a-do’a memohon pertolongan dari Allah (istigasah) ditetapkan
hukum sunnah. Antara do’a dan istigasah terdapat makna umum dan makna khusus
yang mutlak, artinya setiap Istigasah adalah do'a dan bukan setiap do'a adalah Istigasah.
Ada beberapa bentuk istigasah, pertama istigasah yang di perintahkan : yaitu istigasah
kepada Allah ta'ala
dan Istigasah yang di perbolehkan : yaitu istigasah (meminta
bantuan) kepada seseorang yang
mempunyai sifat hayyun (hidup), hadir (ada di
hadapan), qodir (mampu).
4.
Peringatan maulid nabi
14
H. Nur Kholis Yahya S.Pd pengasuh pondok pesantren putra-putri Sabilunnajah
(wawancara)
15
Ibid
12
H. Nur Kholis Yahya S.Pd berpendapat bahwa peringatan maulid Nabi
hukumnya sunnah. Menurut beliau peringatan maulid Nabi memiliki arti yang penting
yaitu untuk membangkitkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. melalui
peringatan maulid setiap orang diajak mengagungkan dan meluhurkan Nabi. Selain itu
peringatan maulid Nabi merupakan perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT. atas
anugrah yang telah diberikan dengan diutusnya Muhammad sebagai Rasul seluruh alam
semesta. Peringatan maulid nabi sendiri dilakukan dengan cara melakukan kegiatan
keagamaan di antaranya pembacaan diba’ yang dilakukan bersama-sama, membaca
shalawat nabi, Mauidhatul hasanah ( nasehat ) yang bertujuan mengingatkan segala
perbuatan pasti ada sangsi dan akibat.
5.
Sistem pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan penting
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada dasarnya fungsi utama
pondok pesantren adalah sebagai lembaga yang bertujuan mencetak muslim yang
memiliki dan menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam serta menghayati dan
mengamalkan dengan ikhlas semata-mata ditunjukkan untuk mengabdi kepada Allah
SWT di dalam hidup dan kehidupan. Pondok pesantren putra-putri Sabilunnajah sebagai
lembaga pendidikan mengelola masalah pendidikan dengan jalan memaduhkan antara
sistem pendidikan tradisional dengan modern. Sistem pendidikan tradisional yang di
anut adalah Sistem wetonan, untuk sistem pendidikan modern yang dianut adalah sistem
klasikal.
Simpulan
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah mereka yang menempuh seperti apa yang
pernah ditempuh oleh Rasulullah SAW. dan para sahabatnya, Istilah Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah sudah ada sejak generasi sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in. Proses masuknya
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah ke Indonesia bersamaan dengan proses masuknya Islam ke
Indonesia, sedangkan penyebaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di pulau Jawa terjadi
sejak munculnya Wali Songo. KH. Hasyim Asy’ari merupakan keturunan bangsawan
Jawa sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir dan elit agama Islam sunan giri, sejak kecil
13
KH. Hasyim Asy’ari hidup dalam lingkungan pesantren muslim tradisional Gedang.
Sejak berusia 15 tahun beliau berkelana dari satu pesantren ke pesantren lain. Nadhatul
Ulama merupakan sebuah organisasi keagamaan yang didirikan oleh KH. Hasyim
Asy’ari pada tahun 1926 selain itu beliu juga mendirikan pondok pesantren Tebu Ireng
di Jombang pada tahun 1899. Pemikiran beliau tentang Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
tidak jauh dari doktrin (ajaran) ahlus sunnah yang awal pertumbuhannya di negeri arab.
Beliau memiliki banyak penjabaran tentang pemikirannya mengenai Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah di antaranya mengenai ziarah kubur, tawassul, istigasah, peringatan maulid
nabi SAW dan pendidikan. Pondok pesantren putra-putri Sabilunnajah yang berhaluan
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah menerapkan pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Gosttschalk, Louis. 1986. Mengerti sejarah. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-press) .
Jawas, Yazid Bin Abdul Qadir. 2006. Syarah aqidah ahlus sunnah wal jama’ah. Jakarta
: Pustaka Imam Asy-syafi’i.
Kasdi, Aminuddin. 2005. Memahami sejarah. Surabaya : UNESA University Press.
Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Memaknai Kematian. Depok : Pustaka Iman.
Recklefe, M. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008.
Zuhri, Achmad Muhibbin. 2010. Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari tentang Ahl Alsunnah WaAl-Jama’ah. Surabaya : Khalista.
http://www.tebuireng.org/view/126/kisah-tebuireng-dari-mbah-hasyim-hingga-gusdur.html.
14
15
Download