IURAN BPJS - BPJS Kesehatan

advertisement
INFOBPJS
Edisi XII Tahun 2014
Media Internal Resmi BPJS Kesehatan
Kesehatan
IURAN BPJS
Dikelola Secara Transparan
CEO Message
Gotong Royong Ciptakan Pelayanan
Kesehatan yang Adil dan Merata
Pengarah
Fachmi Idris
Penanggung Jawab
Purnawarman Basundoro
Pimpinan Umum
Ikhsan
Pimpinan Redaksi
Irfan Humaidi
Sekretaris
Rini Rachmitasari
Sekretariat
Ni Kadek M. Devi
Eko Yulianto
Paramitha Suciani
Redaktur
Diah Ismawardani
Elsa Novelia
Chandra Nurcahyo
Yuliasman
Juliana Ramdhani
Budi Setiawan
Dwi Surini
Tati Haryati Denawati
Distribusi dan Percetakan
Basuki
Anton Tri Wibowo
Buletin diterbitkan oleh:
BPJS Kesehatan
Jln. Letjen Suprapto PO BOX
1391/JKT Jakarta Pusat
Tlp. (021) 4246063, Fax.
(021) 4212940
Redaksi menerima tulisan artikel/opini
berkaitan dengan tema seputar Askes
maupun tema-tema kesehatan lainnya
yang relevan dengan pembaca yang ada
di Indonesia. Panjang tulisan maksimal
7.000 karakter (termasuk spasi),
dikirimkan via email ke alamat: redaksi.
[email protected] dilengkapi
identitas lengkap dan foto penulis
SURAT PEMBACA
email : [email protected]
Fax : (021)
4212940
Apakah Bisa Daftar
BPJS di Rumah Sakit?
Yth. Redaksi
Saya mau ikut program Rujuk Balik, obat
apa saja yang dapat diberikan dalam
Program Rujuk Balik?
Yoga
Bandung
Jawab :
Obat yang termasuk dalam Obat Program
Rujuk Balik adalah :
Obat Utama, yaitu obat kronis yang diresepkan
oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan dan tercantum
pada Formularium Nasional untuk obat
Program Rujuk Balik Obat Tambahan, yaitu obat
yang mutlak diberikan bersama obat utama dan
diresepkan oleh dokter Spesialis/ Sub Spesialis
di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan untuk
mengatasi penyakit penyerta atau mengurangi
efek samping akibat obat utama.
Salam, Redaksi
INFO BPJS
Kesehatan
EDISI XII TAHUN 2014
“
Keberuntungan
“
Redaksi
Dalam suatu cerita klasik dikisahkan seorang anak laki-laki baru saja
dihadiahi seekor kuda untuk ulang tahunnya. Semua orang di desa
mengatakan, "Betapa beruntungnya anak itu." Namun Guru Zen
berkata, "Kita lihat saja." Dua tahun kemudian, anak tersebut terjatuh
dari kuda hingga kakinya patah. Semua orang di desa berkata, "Betapa
malangnya nasib anak itu." Sekali lagi Guru zen berkata, "Kita lihat saja."
Dan perang pun pecah, semua anak laki-laki diharuskan ikut perang.
Anak tersebut tidak ikut karena kakinya cacat. Semua orang di desa
mengatakan, "Betapa beruntungnya anak itu." Namun, lagi-lagi Guru
Zen berkata, "Kita lihat saja."
Sesungguhnya apa makna "Kita lihat saja" yang disampaikan Guru
Zen? Secara pasti tentu hanya Guru Zen yang memahaminya, namun
berdasarkan berbagai kejadian yang menyertai, kita dapat pelajari
bahwa segala sesuatu dapat berubah menjadi positif atau pun negatif
bukan karena keinginan, namun lebih kepada keadaan. Tepatnya
keadaan yang menguntungkan yang disebut sebagai keberuntungan,
atau sebaliknya keadaan yang tidak menyenangkan yang dinamakan
sebagai kemalangan.
Lalu... jika demikian, apakah artinya kita boleh menyerah pada keadaan.
Menyerahkan jalan hidup kepada nasib yang entah akan membawa
kemana. Bukankah sering disampaikan bahwa bahkan cicak yang tak
bersayap dan menempel di tembok pun dapat menangkap nyamuk
yang dapat terbang. Bukankah kita kerap pula mendengar bahwa
ikan yang tak bermata di dasar lautan nyatanya dapat bertahan dan
hidup dalam kegelapan. Bukankah semua itu adalah keberuntungan?
Kemuliaan dan kemudahan hidup yang Tuhan anugerahkan kepada
umat-Nya?
Jika demikian apakah benar adanya bahwa keberuntungan yang
membawa manusia kepada kejayaan dan kemuliaan? Mari kita simak
bagaimana para tokoh dunia ini, yang ternyata memiliki keterbatasan
atau mengalami sekian banyak kemalangan sebelum akhirnya
menemui keberhasilannya:
1. Albert Enstein, ternyata masa kecilnya adalah seorang anak
yang terlambat berbicara, pengidap autisme, dan sering kali
lalai dengan pelajaran. Percobaannya pun kerap menemui
kegagalan dan kesalahan. Beberapa kali Einstein juga ditolak
menjadi guru sebagaimana yang ia cita-citakan. Einstein bahkan
ditolak menjadi tenaga pengajar oleh almamaternya sendiri di
Eidgenössische Technische Hochschule (ETH, Sekolah Politeknik
Swiss) di Zurich.
2. Thomas Alva Edison, ternyata adalah anak yang agak tuli dan
bodoh dan ingin dikeluarkan dari sekolahnya karena dianggap
tidak mampu mengikuti pelajaran. Saat meneliti lampu pijar pun
ia harus gagal 9.998 kali sebelum akhirnya pada percobaan ke
9.999 kali ia berhasil menemukan lampu pijar.
3. Ludwig Van Beethoven, terlahir dari seorang wanita pengidap
sipilis dan mempunyai 8 anak, tiga diantaranya tuli, dua buta,
satu mengalami gangguan mental. Ketika Beethoven berumur
di ujung dua puluhan, tanda-tanda ketuliannya mulai tampak,
tapi akhirnya ia menjadi Komponis yang terkenal dengan karya
9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk
piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan,
musik vokal, musik teater, dan banyak lagi.
Dari cerita tiga tokoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa tidak
terbukti kondisi yang penuh dengan keterbatasan, kegagalan atau pun
penolakan lingkungan selalu membawa manusia kepada kegagalan.
Ternyata keberhasilan hidup lebih ditentukan kepada ketepatan pilihan
daripada sekedar menyerah kepada keadaan.
Makna keberuntungan sendiri bila menilik pada perkataan John
Fuhrman dalam bukunya Reject Me, I Love It, “Yang diperlukan dari
Anda adalah bagaimana merespon penolakan dan mempergunakannya
dengan tepat. Dan untuk mendapatkan nasib baik keberuntungan Anda
adalah dengan usaha, dan sekarang juga..!!”.
Dengan kata lain, keberuntungan itu bukan sesuatu yang tanpa
perencanaan terjadi. Semuanya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Walaupun kita sebagai manusia tidak mengetahui apa rencanaNya. Tapi tak menjamin orang bisa sukses hanya karena faktor
keberuntungan. Cerita Untung Angsa (bahasa Inggris Gladstone
Gander) hanya ada di layar kaca atau komik anak-anak saja. Dalam
dunia nyata sebagaimana Thomas Alfa Edison katakan, keberuntungan
itu adalah kesempatan yang bertemu dengan kesiapan. Sepanjang kita
siap menerima setiap kesempatan yang datang, maka boleh jadi itu
adalah keberuntung.
Direktur Utama
Fachmi Idris
Pembaca setia Info BPJS Kesehatan,
Prinsip utama yang diterapkan dalam program jaminan
kesehatan adalah sistem gotong royong. Artinya, biaya
pengobatan peserta BPJS yang sedang sakit akan dibantu
oleh masyarakat lain yang membayar iuran tiap bulan.
Namun, pada aplikasinya, tidak jarang beberapa warga
mendaftar BPJS ketika sakit dan membayar iurannya.
Setelah sembuh, pembayaran tidak dilanjutkan kembali.
Seperti apa gambaran gotong royong ini, Info BPJS
Kesehatan akan mengupasnya dalam rubrik FOKUS.
Info BPJS Kesehatan juga menghadirkan wawancara
khusus bersama Menteri Keuangan RI, dalam rubrik
BINCANG. Masih tak jauh dari program KIS, bagaimana
pandangan beliau mengenai KIS beserta penganggarannya
dan informasi-informasi lain seputar BPJS Kesehatan yang
kami hadirkan dalam rubrik-rubrik lain.
Memasuki edisi ke-12 Info BPJS Kesehatan, redaksi
mengucapkan terimakasih atas apresiasinya terhadap
kehadiran kembali media yang kita cintai ini. Sehingga kami
benar-benar bahagia dan tetap bersemangat menerbitkan
Info BPJS Kesehatan secara konsisten. Dengan masukan
dan saran yang secara simultan kami terima untuk
pembenahan media ini kami berupaya memberikan yang
terbaik dalam upaya memberikan informasi seputar BPJS
Kesehatan kepada seluruh pembaca.
Redaksi
DAFTAR ISI
Bincang - Menteri Keuangan Bambang
Brojonegoro , Pengelolaan KIS ada di BPJS
Kesehatan
6
BINCANG
Fokus - Iuran BPJS
Dikelola Secara Transparan
3
Fokus - OJK Siapkan SDM Handal
Awasi Pengelolaan Iuran
5
Benefit - Prinsip Gotong Royong,
Satu Peserta Cuci Darah Perlu 300
Peserta Sehat
7
Pelanggan - Tertib Bayar Iuran,
Pelayanan JKN Lancar
8
Testimoni - Sopiah Punya Kartu BPJS
Kesehatan Tapi Tak Ingin Sakit
9
Sehat - Jangan Anggap
Remeh Sakit Kepala
10
Kilas & Peristiwa - BPJS Kesehatan
Terus Catatkan Kinerja Positif
11
F kus
Iuran BPJS
Dikelola Secara Transparan
S
etiap peserta Jaminan kesehatan yang
dioperasionalkan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan, berhak memperoleh
manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan
kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Termasuk di dalamnya
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan kebutuhan medis yang diperlukan.
Untuk mengoptimalkan fungsi dan layanan,
BPJS Kesehatan, memperkuat komitmen dan
mengembangkan ruang lingkup kerja sama. Baik
dengan sejumlah lembaga pemerintah maupun
nonpemerintah. Tiga bank pelat merah pun diajak
kerjasama yakni, Bank Mandiri, BNI, dan BRI.
Semua ini dimaksudkan agar tidak terjadi antrean
pendaftaran atau pun pembayaran iuran. Karena
masyarakat dapat membayar iuran bulanan BPJS
Kesehatan menggunakan virtual account secara manual
melalui teller atau bisa juga melalui auto debet, ATM,
internet banking, mobile banking, dan EDC.
Selain, berfungsi mengelola dana iuran
peserta BPJS Kesehatan, Bank Mandiri,
BRI, dan BNI, diharapkan mampu
menjadi perpanjangan tangan BPJS
Kesehatan sebagai media informasi bagi
masyarakat mengenai manfaat terdaftar
dalam program JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional). Demikian, Direktur Keuangan
dan Investasi BPJS Kesehatan, Riduan,
dalam berbagai pertemuan, beberapa
waktu lalu.
Info BPJS Kesehatan
edisi 12 Tahun 2014
Menurutnya, dalam mengelola iuran peserta BPJS
Kesehatan, pihak bank memiliki layanan cash management
system yang memudahkan kantor cabang BPJS Kesehatan
melakukan pembayaran klaim kepada sebuah fasilitas
kesehatan tanpa harus menunggu penggelontoran dana
dari kantor pusat.
Ada pula layanan cash pooling system yang berguna
untuk mempermudah pengumpulan dana secara terpusat,
sehingga dana dapat dioptimalkan untuk pembayaran
klaim dan investasi. "Laporan pengelolaan iuran BPJS
Kesehatan, juga bisa dilakukan melalui sarana perbankan,
sehingga datanya jelas dan
transparan," tuturnya.
upaya di antaranya bridging system, yaitu penggunaan
fasilitas IT (web service) yang memungkinkan dua sistem
yang berbeda pada saat bersamaan mampu melakukan
dua proses tanpa adanya intervensi satu sistem dengan
sistem yang lain secara langsung."Untuk info saja, bridging
system memangkas waktu tunggu lebih cepat dua jam dari
sebelumnya karena registrasi peserta hanya melalui satu
pintu," ujarnya.
Dirkeu, mengingatkan, iuran premi BPJS, dibagi menjadi
tiga kelas layanan rawat inap, yakni kelas I, kelas II, dan
Pemerintah memang
menugaskan secara
khusus, kepada BRI,
sebagai salah satu service
point BPJS Kesehatan.
Karena, BRI ada di setiap
kecamatan sehingga
memudahkan peserta
untuk membayar iuran.
Melalui tiga bank itu,
masyarakat bisa mendaftar
secara individu atau
mendaftarkan badan
usahanya di kantor-kantor
cabang bank tersebut,
tanpa perlu mengantri
di kantor cabang BPJS
Kesehatan.
Terkait pelayanan di rumah
sakit, BPJS Kesehatan
telah melakukan berbagai
3
fokus
kelas III. Untuk pegawai negeri, kelas layanan ini mengikuti
golongan pangkat. Namun, bagi pekerja bukan penerima
upah alias para wirausaha, mereka bisa memilih layanan
dengan besaran premi yang berbeda.
Untuk mendapatkan manfaat pelayanan di ruang
perawatan kelas III, preminya sebesar Rp25.500 per bulan.
Lalu, untuk kelas II sebesar Rp42.500, dan Rp59.500 per
bulan untuk kelas I. Namun, dalam merealisasi pelayanan
tetap memerlukan rujukan faskes tingkat pertama lebih
dulu.
Sedangkan, perhitungan pertanggungan atas tiap kondisi
ini berdasarkan hitungan rata-rata dari sekian kasus
yang sama. Misalnya, untuk berobat sakit A, ditentukan
anggaran sebesar Rp5 juta. Maka, rumah sakit pun, harus
bisa mengelola dana itu untuk sakit A tanpa membebankan
pada pasien.
Dengan pelaksanaan seperti itu, BPJS
Kesehatan, dapat menjadi solusi
kesehatan bagi masyarakat karena
berbagai manfaat dan fasilitasnya. "Kita
tahu, khan, ada manfaat medis dan
manfaat non medis. Manfaat medis itu,
tidak terikat denganbesaran iuran yang
dibayarkan. Manfaat non medis meliputi
manfaat akomodasi, dan ambulan,"
ungkapnya.
Dalam aturan, peserta BPJS adalah setiap orang, termasuk
orang asing yang bekerja paling singkat enam bulan di
Indonesia, yang telah membayar iuran. Pada dasarnya,
semua orang, entah bekerja, karyawan, pengusaha atau
bahkan pengangguran, serta keluarganya, bisa menjadi
peserta BPJS, asalkan membayar iuran.
Jaminan kesehatan ini dapat diberikan oleh perusahaan
untuk karyawannya beserta keluarga atau individual
yang mengambil untuk sendiri dan keluarganya. Untuk
menjamin masyarakat tidak mampu, pemerintah
menetapkan PBI, yaitu peserta BPJS Kesehatan bagi fakir
miskin dan orang tidak mampu (sesuai UU SJSN) yang
iurannya dibayari oleh pemerintah.
Untuk pendaftaran bagi peserta mandiri, cara
mendaftarnya juga mudah, cukup melalui online, dan
memilih menu layanan peserta dan pilih pendaftaran
peserta. Selanjutnya, lakukan pengisian data peserta pada
kolom yang tersedia beserta email untuk mendapatkan link
aktifasi.
Setelah itu peserta untuk dapat membuka email dari
Admin BPJS Kesehatan dan klik link aktivasi untuk
mendapatkan virtual account.Selanjutnya peserta dapat
melakukan pembayaran pada 3 bank yang telah Bekerja
Sama dengan BPJS Kesehatan
(BNI,BRI,Mandiri). Usai dilakukan
pembayaran, peserta dapat
mencetak e-ID BPJS-Kesehatan
dengan cara mengklik/membuka
ulang link aktivasi pendaftaran yang
ada di email konfirmasi.
untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak
lanjutan atas risiko penyakit tertentu, seperti kanker atau
pun ginjal.
Pada saat peserta berobat, tentu
harus mengikuti prosedur yang
ditetapkan dan menunjukan kartu
kepesertaan untuk mendapatkan
layanan kesehatan sesuai
kebutuhan. Melalui layanan
pencegahan tadi, (promotif dan
preventif), peserta bisa diberikan
info tentang pengelolaan faktor
risiko penyakit dan perilaku hidup
bersih dan sehat.
Selain itu, ada imunisasi dasar,
KB, screening kesehatan diberikan
secara selektif yang ditujukan
Mengenai perhitungan sesuai aturan menggunakan sistem
kapitasi dan INA CBGs (Indonesia Case Base Group's.
Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar
dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan
(Faskes) Tingkat Pertama (primer) berdasarkan jumlah
peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
Yang untuk selanjutnya dikelola untuk penanganan dan
pencegahan penyakit atau preventif.
Bila seribu orang peserta BPJS Kesehatan yang terdaftar
pada satu faskes dengan kapitasi Rp 8.000 per orang per
bulan. faskes itu, akan memiliki dana cukup besar jika
peserta yang terdaftar tidak sakit.
Tarif INACBGs adalah besaran pembayaran klaim oleh
BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada
pengelompokan diagnosis penyakit. Tarif INACBGs untuk
JKN dikelompokkan menjadi 6 jenis rumah sakit (rumah
sakit kelas D, C, B dan A, rumah sakit umum dan rumah
sakit rujukan nasional). Selain itu Tarif Pelayanan Kesehatan
Program JKN juga disusun berdasarkan perawatan kelas
1, 2 dan 3, yang saat ini memang tersedia pada program
JKN.
Jadi, kapitasi diberikan kepada fasilitas kesehatan primer
berdasarkan jumlah peserta yang dilayani dalam sebuah
wilayah.Kalau INA-CBGs, untuk tarif faskes lanjutan."Tidak
lagi masuk ke kas daerah. Pembayaran kapitasi langsung
ke puskesmas, sehingga memudahkan untuk segera
digunakan," tambahnya.
4
Info BPJS Kesehatan
edisi 9
12Tahun
Tahun2014
2014
F kus
OJK Siapkan SDM Handal
Awasi Pengelolaan Iuran
S
ebagai lembaga keuangan non-bank, Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan, memiliki anggaran penyelenggaraan
jaminan kesehatan yang cukup besar. Agar anggaran
yang dikelola sesuai dengan pemanfaatannya, KPK dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diberikan tugas melakukan
pengawasannya Walaupun secara internal lembaga BPJS
Kesehatan, memiliki struktur dan pengawas internal.
Adapun pengawasan yang dilakukan meliputi, investasi
dana badan, investasi dana jaminan sosial, penggunaan
dana operasional, dan pembayaran di fasilitas kesehatan.
Supaya tidak ada tumpang tindih dalam melaksanakan
pengawasan, KPK dan OJK sudah melakukan
penandatanganan nota kesepahaman tentang bagian
mana saja yang menjadi ranah kerja pengawasan dua
lembaga ini.
Jadi, kerja OJK, selain menerima laporan dari BPJS
Kesehatan , juga aktif melakukan pemeriksaan langsung.
Dengan teliti OJK juga bisa memeriksa laporan keuangan
bulanan, penyelenggaraan program bulanan, hingga
laporan per semester dan tahunan.
Namun, banyaknya tanggung jawab yang diberikan OJK itu
tak seimbang dengan ketersediaan jumlah Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dimiliki regulator.
"Tugas ini tentu tidak mudah. SDM adalah satu hal
yang penting dalam menentukan akselerasi OJK dalam
pengawasan. Kalau dilihat dari lingkupnya, luar biasa
banyak. Jadi yang dibutuhkan OJK adalah banyaknya SDM
karena banyak yang diawasi, tapi pengawasannya kurang.
Banyak pihak yang menggantungkan harapan tinggi pada
OJK," kata Kepala Transisi Tahap II OJK, Agus Siregar,
dalam sebuah diskusi di Jakarta.
Pihaknya, menegaskan pengawasan akan dilakukan mulai
awal tahun 2015. Fungsi dan tanggung jawab melakukan
pengawasan atas BPJS akan diemban OJK pasca
mengambil alih tugas dan fungsi melakukan pengawasan
perbankan sejak awal tahun 2014 lalu.
Seluruh tugas, fungsi dan tanggung jawab OJK ini sesuai
dengan aturan yang diamanatkan oleh Undang-Undang.
Dimana, Undang-Undang mengamanatkan OJK untuk
mengawasi keuangan secara terintegrasi. Oleh karena itu,
dalam beberapa waktu ke depan, dengan jumlah karyawan
sekitar 3.000 karyawan, OJK akan terus mendorong
industri keuangan baik perbankan maupun non perbankan
untuk saling berkonsolidasi menjadi perusahaan besar.
Sehingga akan lebih sederhana dalam pengawasannya.
Pengawasan juga dilakukan Lembaga Keuangan Mikro
(LKM). Makanya, OJK akan kerja sama dengan Pemda
untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
mensupervisi dan mengawasi LKM di seluruh daerah.
Sehingga, LKM tersebut bisa berkembang sesuai yang
diharapkan.
SDM ini, sangat diperlukankarena LKM, tidak hanya
melakukan simpan pinjam. Namun juga menghasilkan
produk asuransi mikro untuk masyarakat kecil.Misalnya,
diberikan asuransi kesehatan dengan premi dua puluh ribu
per-tahun. Ketika masyarakat ada musibah, mereka bisa
dapatkan sekitar tiga juta rupiah dari asuransi itu.
Pembentukan LKM itu, diawali dengan pemahaman bahwa
selama ini UMKM itu sangat sedikit yang bankable. Di sisi
lain, perbankan punya standar yang harus dipenuhi ketika
menyalurkan kredit. Hal senada diutarakan, Kepala
Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK,
Firdaus Djaelani.OJK, meminta kepada industri asuransi
untuk mendukung pengembangan asuransi mikro. Salah
satu bentuk dukungannya adalah komitmen industri dalam
pengadaan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM)
di sektor asuransi mikro."Ini perlu dukungan SDM dan
infrastruktur yang memadai," ujarnya.
Dalam rangka implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) tahun 2015, baru menyepakati komitmen awal
untuk pemasaran produk di tiga lini bisnis. Ketiga lini bisnis
itu adalah marine hull, aviation, dan transportation cross
border.
“Pada September lalu, regulator keuangan se-Asean
mulai membahas mengenai langkah awal kerja sama di
bidang asuransi umum dalam rangka MEA. Kami memulai
dari marine hull, aviation, dan transportation cross border.
Ini adalah first commitment. Jadi, OJK akan mendukung
industri asuransi dalam negeri agar bertumbuh dan bisa
bersaing," tambahnya.
Info BPJS Kesehatan
edisi 12 Tahun 2014
5
BINCANG
Pengelolaan KIS
ada di BPJS Kesehatan
Menteri Keuangan
Bambang Brojonegoro
K
einginan pemerintah memenuhi harapan
banyak orang, melayani rakyat, yang memicu
Pemerintah Jokowi-JK, bekerja secara cepat.
Maka, diluncurkannya Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu
Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
sifatnya menjaga daya beli. Anaknya yang masuk sekolah
mendapat KIP, sementara seluruh keluarga, karena butuh
sehat maka akan mendapat .
ini. Jadi, anggarannnya bukan berasal dari dana tanggung
jawab sosial (CSR) badan usaha milik negara (BUMN),
bukan pula berasal dari dana bantuan sosial (bansos).
Bagaimana menggunakannnya ?
Dengan adanya KIS, diharapkan bisa dimanfaatkan oleh
warga untuk berobat secara gratis. Dalam pelaksanaannya,
KIS masih beririsan dengan kartu Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang memiliki fungsi
yang sama.
Untuk menggunakan KIP atau KIS tersebut, hanya cukup
dilakukan dengan menunjukkan kartu kepada pihak sekolah
atau pihak rumah sakit. Artinya, saat datang ke sekolah
tidak akan ditanya apakah punya uang untuk bayar sekolah
atau lainnya nggak. Tunjukkan itu maka dia sekolahnya
aman. Begitu pula dengan KIS, jadi masuk ke puskesmas
atau RS, tidak akan ditanya berbagai pertanyaan soal uang
untuk membeli obat atau lainnya.
KIS sama BPJS Kesehatan itu sama, hanya cakupannya
diperluas yakni diberikan kepada Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial dan bayi- bayi yang baru lahir. Target
untuk KIS ini dibagikan sebanyak 1,7 juta kartu untuk tahap
awal. Anggarannnya jelas. Cantolannya atau pun undangundangnya, juga jelas.
Sumber dana KIS berasal dari anggaran BPJS Kesehatan,
sedangkan anggaran KIP, berasal dari Beasiswa Siswa
Miskin (BSM). Untuk memberikan gambaran secara jelas,
berikut penegasan Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang
Brodjonegoro.
Pemerintah sudah meluncurkan tiga kartu sakti (KIS,
KIP,KKS). Khusus KIS, bagaimana kaitannya dengan
Kartu BPJS Kesehatan. Mohon penjelasan?
Singkatnya, tidak berbeda. Begini. Tiga kartu sakti itu, tentu
sudah ada anggarannnya. Peluncuran itu, didorong adanya
keinginan untuk memenuhi harapan banyak orang atau
melayani rakyat. KIS cakupannya, lebih luas. Kalau KIS,
anggaran ada di Badan Kementerian Sosial dan KIP adalah
anggaran yang dialokasikan untuk bantuan Beasiswa Siswa
Miskin (BSM).
Ini, khan cuma nama programnya, nama kartunya lah
tepatnya, yang berubah. Artinya diharapkan dengan kartu
itu bantuan itu bisa diperluas. Pemerintah masih butuh
waktu untuk proses transisi kartu tersebut. Nantinya,
semuanya akan menjadi satu kartu.
Prosedur pengelolaan dana maupun sistem layanannya
masih sama dengan BPJS Kesehatan. Cuma, cakupannya
lebih luas. Koordinasi, sedang dilakukan dengan pihakpihak yang terkait agar perubahan kartu itu, terintegrasi.
Tapi, kartu yang ada tetap bisa digunakan.
Jadi, KIS merupakan kartu yang disiapkan bagi masyarakat
yang belum memiliki program badan penyelenggara
jaminan sosial (BPJS) Kesehatan dan prasejahtera. Data
tersebut diambil dari sekitar 15,5 juta data penduduk
penerima program perlindungan sosial.
Apakah dalam satu keluarga yang memperoleh
KIS, juga akan memperoleh dua kartu lain atau ada
mekanisme lainnya?
Begini. Langkah ini, merupakan gebrakan Pak Presiden
Joko Widodo, melakukan perubahan dalam memberikan
subsidi kepada masyarakat yang membutuhkan.
Implementasi subsidi tersebut diwujudkan melalui tiga
kartu tadi.
Pemberian kartu tersebut akan dilakukan dalam satu
keluarga, dimana Kepala Keluarga akan mendapat Kartu
Keluarga Sejahtera, kemudian anak yang bersekolah
akan mendapatkan KIP, dan seluruh anggota keluarga
akan mendapatkan KIS. Misalnya, ada satu keluarga,
bapak ibu dan dua anak. Maka, bapaknya sebagai kepala
keluarga akan mendapatkan kartu keluarga sejahtera yang
6
Pemegang kartu ini, akan dapat pelayanan seperti peserta
BPJS Kesehatan. Karena, Pemegang KIS ditanggung
pemerintah melalui BPJS. Sementara KIP menyasar 24
juta anak miskin yang sekolah, ditambah dengan anak
miskin tidak sekolah dengan harapan agar bersekolah
kembali.
Bagaimana mekanismenya ?
Mekanismenya semua masih dalam proses untuk
kemudian dikoordinasikan dengan semua pihak terkait
bahwa sebelum kartu yang kami harapkan menjadi satu
kartu itu. Kartu yang ada tetap bisa digunakan oleh rakyat
dan tidak akan menggangu program pemerintah yang
sudah dilakukan oleh pemerintahan yang lalu.
Bagaimana dengan sikap parlemen ?
Kalau ada wakil rakyat mempertanyakan, ya, harus dijawab.
Itu, khan memang tugasnya. Tapi, seperti yang sudah
dijelaskan tadi. Anggaran KIS ada pada BPJS Kesehatan
dan KIP adalah anggaran yang dialokasikan untuk bantuan
Beasiswa Siswa Miskin (BSM).
Bagaimana dengan nasib Kartu Perlindungan Sosial
(KPS)?
Nggak ada masalah. Jauh sebelum diluncurkan tiga kartu,
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K), sudah menjelaskan bahwa masyarakat yang
sudah memiliki KPS pun hanya tinggal menukarkannya
dengan kartu baru di kantor pos sesuai jadwal yang sudah
diberi tahu pihak kantor pos.
Setelah ditukar dalam loket pertama, petugas akan
memberikan panduan bagaimana cara memanfaatkan sim
card, yang berisi saldo dana bantuan. Nilai saldo itu bisa
diambil semua, bisa sebagian, atau tidak diambil pun bisa.
Dengan membawa sim card itu, menunjukkan orang itu
merupakan orang yang berhak atas dana bantuan tersebut.
Kembali soal KIS, KIP, dan KKS, seperti apa peran
perbankan?
BI (Bank Indonesia) membantu dari sisi regulasi. Karena BI
masih menjadi institusi yang mengatur sistem pembayaran
di Indonesia atau yang mengelola sistem pembayaran.
Ada instrumen alat utama yakni uang elektronik. Jadi
pengaturan uang elektroniknya dari BI, tapi bisnis
modelnya semua dari pemerintah. Rinciannya, bisa tanya
kepada BI, termasuk bank mana saja yang ikut dilibatkan
dalam program ini.
Anggaran tersebut sedianya sudah ada di pos kementerian
yang menangani urusan pendidikan dan kesehatan (BPJS)
sebelumnya, sehingga tidak perlu persetujuan parlemen.
Ya tetap dong, nomenklatur anggarannya. Tapi sudah ada.
Hanya saja, masih ada peluang jika jumlahnya ditingkatkan.
Kita ingin segala bantuan itu nyampai ke masyarakat
langsung. Ya, pokoknya (data) enggak terlalu beda jauh
sama tahun lalu.
Maksudnya, ada pembaharuan data dan anggaran ?
Benar. Data Kartu Indonesia Sehat sudah ada dalam
anggaran tahun 2014. Namun sebisanya, pemerintah
masih akan melakukan pembaharuan data. Tahun lalu, khan
sudah dibagikan kartu perlindungan sosial, nah, data itu
yang diperluas, di-update lah, supaya bisa mencerminkan
kondisi terkini dan tingkat error-nya rendah.
Sekali lagi, kita tegaskan, data kartu tadi, itu anggarannya
sudah tersebar di sejumlah kementerian. Termasuk
Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Semua dari APBN, itu khan ada BPJS. KIP dari wajib belajar
dibiayai oleh negara, KKS memang ada anggarannya tahun
Info BPJS Kesehatan
edisi 12 Tahun 2014
BENEFIT
B
Prinsip Gotong Royong
Satu Peserta Cuci Darah Perlu 300 Peserta Sehat
B
udaya gotong royong sudah menjadi jati diri bangsa
Indonesia. Prinsip Gotong royong kini diterapkan
dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan
dengan SJSN, negara Indonesia menunaikan kewajibannya
untuk mensejahterakan rakyat. Salah satunya adalah
dengan menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan.
JKN yang sudah berjalan hampir satu tahun, terus
mengalami perkembangan yang baik. Masyarakat sudah
mulai memahami pentingnya jaminan kesehatan dan
manfaatnya sangat besar untuk menjaga kesehatan
perorangan bagi pesertanya. Pelayanan yang diberikan
dalam JKN bersifat komprehensif mulai dari upaya
promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif.
Prinsip gotong royong dalam pelaksanaan jaminan
kesehatan ini sudah dilaksanakan sebelum PT Askes
(Persero) bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan. Dulu,
PT Askes (Persero) hanya mengelola sebanyak 16,4 juta
peserta. Kini, peserta BPJS Kesehatan sudah mencapai
sekitar 130 juta peserta, dan pada tahun 2019 nanti
seluruh penduduk Indonesia wajib menjadi peserta BPJS
Kesehatan JKN.
Semakin banyak pesertanya dan semua aktif membayar
iuran, program jaminan kesehatan akan berkelanjutan dan
berjalan dengan baik. Pemerintah kini membayar iuran
sebesar Rp 19.225 perjiwa perbulan untuk fakir miskin dan
masyarakat tidak mampu yang disebut penerima bantuan
iuran (PBI) yang jumlahnya mencapai 86,4 juta jiwa yang
ditetapkan oleh Kementerian Sosial.
Bagi Pekerja Penerima Upah, misalnya pegawai negeri
sipil (PNS), anggota TNI, anggota Polri, Pejabat Negara
dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai, besarnya iuran
yang dibayar oleh pegawai adalah 2% dari gaji sedangkan
Pemerintah atau Pemerintah Daerah
sebagai pemberi kerja membayar
iuran 3% dari gaji pegawai per
bulan. Bagi karyawan perusahaan
swasta, iuran dibayarkan oleh
perusahaan pemberi kerja sebesar
4 persen dari gaji dan dari karyawan
membayar iuran 0.5% persen dari
gaji. Ketentuan besaran iuran bagi
pekerja penerima upah ini berlaku
untuk pembayaran mulai tanggal 1
Januari 2014 sampai dengan 30 Juni
2015. Bagi masyarakat umum, bisa
memilih iuran sesuai kemampuan.
Untuk manfaat pelayanan di
ruang perawatan kelas 1 sebesar
Rp59.500, kelas 2 Rp42.500, dan
kelas 3 sebesar Rp25.500 perjiwa
perbulan.
Meskipun besaran iuran yang
dibayarkan berbeda-beda, semua
mendapat manfaat yang sama dan
pelayanan yang sama, tanpa ada
diskriminasi. Yang membedakan
adalah fasilitas non medis seperti
ruang perawatan. Namun, kini sudah
ada pola koordinasi manfaat (coordination of benefit) yang
memberi kesempatan peserta mendapatkan pelayanan
dari asuransi swasta sebagai tambahan manfaat dari
Info BPJS Kesehatan
edisi 12 Tahun 2014
manfaat yang diberikan oleh BPJS Kesehatan. Caranya
dengan membeli polis asuransi kesehatan swasta.
Prinsip gotong royong dalam Jaminan Kesehatan
Nasional, contohnya, yang sehat membantu yang sakit.
Peserta BPJS Kesehatan yang mengalami gagal ginjal,
harus menjalani cuci darah (hemodialisa) 2 sampai 3 kali
seminggu. Setiap kali cuci darah memerlukan biaya sekitar
Rp1juta. Jadi, dalam satu bulan memerlukan biaya Rp12
juta.
Bagi seorang PNS setiap bulan gajinya dipotong sekitar
Rp40ribu untuk satu keluarga. Artinya, untuk menutupi
biaya sekali cuci darah diperlukan iuran dari 25 keluarga
PNS. Jadi, dalam satu bulan atau 12 kali cuci darah harus
ada 300 keluarga PNS yang sehat untuk membiayai 1
orang yang sakit gagal ginjal. Padahal, cuci darah harus
dilakukan seumur hidup peserta gagal ginjal.
rupiah setiap kali perawatan. Maka dari itu diperlukan lebih
banyak peserta BPJS Kesehatan yang sehat. Dengan kata
lain, semakin banyak yang sehat semakin banyak yang bisa
diselamatkan.
Bagi peserta yang sehat tetap harus dijaga agar
tidak menjadi sakit, dan yang harus diobati agar tidak
timbul komplikasi. Untuk itu, perlu upaya promotif dan
pencegahan dengan berbagai cara misalnya kegiatan
olahraga, menggiatkan posyandu, imunisasi, dan
penyuluhan yang dimotori oleh fasilitas kesehatan tingkat
pertama, seperti Puskesmas, dokter keluarga praktik
perorangan, klinik, yang sudah bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan.
Saat ini, sebagian besar peserta yang berasal dari
masyarakat umum adalah peserta yang sudah sakit. Oleh
karena itu, diharapkan peserta yang sehat dan peserta
yang masih muda, segera mendaftarkan diri
ke BPJS Kesehatan, agar subsidi silang atau
prinsip gotong royong bisa berjalan dengan
baik.
Dalam berbagai kesempatan, Direktur Utama
BPJS Kesehatan Dr dr Fachmi Idris, MKes
mengajak masyarakat yang belum mendaftar
agar segera mendaftarkan diri sebagai
peserta BPJS Kesehatan. Begitu juga kepada
perusahaan BUMN yang belum mendaftarkan
karyawannya agar segera mendaftarkan diri.
Bagi peserta yang sehat, membayar iuran
setiap bulan sebagai tabungan yang tidak bisa
diambil tunai. Namun, dijadikan cadangan
jika jatuh sakit. Betapa iuran BPJS Kesehatan
itu murah sekali, jika dibandingkan dengan
manfaat yang diperoleh.
Penyakit lainnya yang tergolong katastropik atau penyakit
yang memerlukan biaya yang besar, seperti penyakit
jantung dan kanker bisa menghabiskan uang ratusan juta
Harapannya, peserta BPJS Kesehatan tidak
pernah sakit. Jika tidak pernah sakit, artinya
tidak pernah menggunakan kartu BPJS-nya.
“Kalau kita tidak sakit, itu yang kita inginkan,
sehat terus sepanjang hayat. Lalu, bagaimana
dengan iuran yang sudah dibayar setiap bulan?.
Disitulah prinsip gotong royong. Kita yang sehat
membantu yang sakit, yang muda membantu
yang tua, dan yang kaya membantu yang miskin. Jadi uang
yang kita setor untuk jaminan kesehatan itu menjadi amal
ibadah,” ujarnya.
7
PELANGGAN
Tertib Bayar Iuran, Pelayanan JKN Lancar
S
ebagian masyarakat menganggap iuran BPJS
Kesehatan hanya sekali saja untuk seumur hidup.
Seorang peserta BPJS Kesehatan merasa terkejut
ketika berobat di Puskesmas Kelurahan Jati, Pulo gadung
tidak bisa mendapat pelayanan karena diketahui dirinya
terlambat membayar iuran selama enam bulan.
Oleh karena itu, sosialisasi harus dilakukan. Iuran premi
jaminan kesehatan nasional (JKN) harus dibayar setiap
bulan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Untuk
mempermudah agar tidak lupa, lebih baik dibayar beberapa
bulan ke depan atau satu tahun sekaligus.
Memang saat ini, masih ada yang merasa keberatan harus
membayar iuran setiap bulan, apalagi harus membayar
sekaligus untuk satu keluarga . Jika anggota keluarga ada
lima orang dengan iuran sebesar Rp25.500 untuk kelas
3, maka harus menyediakan dana sebesar Rp127.500
perbulan atau menyisihkan uang Rp4.250 setiap hari untuk
lima orang atau Rp850.
Dengan menyisihkan uang jajan Rp1000 rupiah saja setiap
hari sudah mampu membayar iuran BPJS Kesehatan.
Iuran yang tidak sampai seribu rupiah perhari ini sangat
kecil dibandingan dengan manfaat yang diberikan oleh
BPJS Kesehatan. Apalagi jika sakit yang memerlukan biaya
besar.
Secara matematik, biaya pengobatan untuk penyakit
katastropik seperti jantung misalnya, sering memberatkan
pasien karena bisa menghabiskan biaya puluhan juta
bahkan ratusan juta rupiah. Jadi, dengan menyisihkan uang
Rp1000 rupiah perorang saja akan mendapatkan manfaat
yang luar biasa. Namun, jika peserta BPJS Kesehatan tidak
sakit maka dana tersebut dianggap sebagai amal untuk
membantu biaya pengobatan bagi peserta yang sakit.
Bagi orang yang mampu bisa memilih kelas 1, kelas 2,
atau kelas 3. Kelas ini hanya membedakan fasilitas ruang
perawatan dan tidak membedakan kualitas pelayanan serta
obatnya. Untuk kelas satu, iuran premi sebesar Rp42.500
perorang perjiwa, dan kelas 2 iuran premi sebesar
Rp59.500. Pemerintah memberi bantuan iuran premi
kepada masyarakat tidak mampu yang jumlahnya sebanyak
86,4 juta jiwa, iuran preminya sebesar Rp19.200 perbulan
perorang diambil dari dana APBN.
Pembayaran iuran BPJS Kesehatan dilakukan melalui bank.
Ada tiga bank yang bisa menerima iuran peserta yaitu Bank
BNI, Bank Mandiri, dan Bank BRI. Cara pembayaran iuran
bisa langsung ke petugas bank (teller) di salah satu bank
tersebut atau melalui mesin ATM, atau melalui internet
banking.
Sebaiknya, peserta BPJS Kesehatan mempunyai rekening
di salah satu bank yang sudah bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, sehingga memudahkan transaksi pembayaran
iuran. Cara pembayaran pun bisa melalui auto debit,
sehingga setiap bulan otomatis bank mendebet untuk
membayar iuran BPJS Keshatan.
Cara pembayaran melalui ATM, syaratnya harus memiliki
kartu ATM dari Bank Mandiri, Bank BNI, atau ATM dari
Bank BRI. Caranya, datangi ATM, misalnya ATM Bank
Mandiri. Masukkan kartu, lalu pilih bahasa, dan ketik PIN
anda. Lalu masuk ke menu BAYAR/BELI, lalu pilih menu
LAINNYA, pilih menu BPJS, pilih BPJS Kesehatan atau
BPJS Ketenagakerjaan (untuk JKN, pilih BPJS Kesehatan).
Setelah itu, pilih INDIVIDU bagi peserta mandiri, dan pilih
BADAN USAHA untuk badan usaha yang akan membayar
iuran karyawannya. Setelah itu masukkan angka 88998
(angka ini khusus di Bank Mandiri) lalu diikuti 11 nomor
digit (dihitung dari belakang) nomor virtual account (VA)/
nomor yang tertera pada kartu BPJS Kesehatan, lalu tekan
BENAR. Lalu, masukkan jumlah
bulan yang akandibayar. Jika hanya
satu bulan maka ketik angka 1 lalu
selesai.
Jika peserta terlambat membayar
premi yaitu melebihi tanggal 10
setiap bulannya, maka peserta
akan dikenakan denda sebesar 2
persen. Jika dalam waktu 6 bulan
berturut-turut, peserta mandiri
tidak membayar iuran premi,
maka peserta tersebut tidak bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan,
kecuali peserta tersebut melunasi
iuran yang tertunggak itu.
Bagi peserta dari badan usaha
(karyawan), jika selama 3 bulan
berturut-turut tidak membayar
iuran, maka peserta tersebut tidak
bisa mendapatkan layanan jaminan
kesehatan nasional (JKN), manfaat
8
dari BPJS Kesehatan. Untuk mendapatkan layanan
JKN, maka badan usaha tersebut harus melunasi iuran
preminya. Jika tidak, maka karyawan berhak meminta
ganti biaya perawatan kepada perusahaan.
Masyarakat diimbau segera mendaftarkan diri sebagai
peserta BPJS Kesehatan agar mendapat perlindungan jika
sewaktu-waktu terserang penyakit. Batas waktu untuk
menjadi peserta BPJS Kesehatan bagi seluruh penduduk
Indonesia adalah 1 Januari 2019. Bagi penduduk yang
tidak mau menjadi peserta BPJS Kesehatan akan
mendapatkan sanki, misalnya, tidak mendapat layanan
public seperti memperpanjang KTP, SIM, dan lainnya.
Selain harus tertib membayar iuran, peserta BPJS
Kesehatan juga harus mematuhi jenjang rujukan yang
dimulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP)
atau fasilitas kesehatan primer, seperti Puskesmas, dokter
keluarga, klinik, dokter gigi, bidan, yang sudah bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
Jika diperlukan barulah, fasilitas kesehatan primer yang
akan merujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, dan
seterusnya, jika diperlukan tindakan medis lanjut, maka
peserta akan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
tinggi hingga di rumah sakit tipe A (nasional).
Namun, harapan yang lebih indah adalah tetap sehat
setiap saat dan tidak menggunakan kartu BPJS Kesehatan.
Caranya dengan menjalani pola hidup bersih dan sehat
agar tubuh tetap sehat. Bagi yang sudah sakit seperti
pengidap diabetes melitus dan hipertensi, bisa bergabung
dalam kegiatan-kegiatan di Puskesmas atau fasilitas
kesehatan primer lainnya, seperti senam diabetes dan
pengelolaan penyakit kronis. Tujuannya agar kualitas
hidupnya terjaga dan mengalami komplikasi.
Info BPJS Kesehatan
edisi 12 Tahun 2014
TESTIMONI
Punya Kartu BPJS Kesehatan
Tapi Tak Ingin Sakit
S
eluruh penduduk Indonesia wajib menjadi peserta
BPJS Kesehatan dan membayar iuran premi. Bagi
masyarakat tidak mampu, iurannya dibayar oleh
pemerintah, setiap bulan sebesar Rp19.225 perorang,
dananya berasal dari APBN (anggaran pendapatan
dan belanja negara). Oleh karena itu, program jaminan
kesehatan nasional (JKN) tidak ada yang gratis, artinya
setiap penduduk wajib membayar.
Bagi Sopiyah, 56, warga RT 15/RW 02 Kelurahan Jati,
Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, menjadi orang
tidak mampu bukanlah pilihan, tetapi menjadi peserta
PBI dari BPJS Kesehatan adalah pilihan. “Ya bagaimana
lagi, memang kondisinya seperti ini, terimakasih sudah
diperhatikan pemerintah, saya mendapat jaminan
kesehatan tapi tidak perlu bayar sendiri, karena sudah
dibayar pemerintah ya,” ujarnya.
Selama memegang kartu BPJS Kesehatan
dia belum pernah memanfaatkannya. Jika
sakit ringan seperti flu dan batuk pilek,
dia hanya minum obat warung saja. Dan
menurutnya, belum ada gejala penyakit
yang dirasakannya. Sehingga Sopiah
merasa tidak perlu periksa di Puskesmas.
“Saya belum pernah pakai kartunya, saya
inginnya sih sehat, jangan sakit-sakit
deh,” kata Sopiah.
Meskipun tidak perlu membayar iuran BPJS Kesehatan
karena sudah dibayari oleh pemerintah, namun bagi
Sopiah, sehat itu lebih penting. “Biar pun gratis engga
bayar iuran, tapi saya tidak mau sakit. Jadi ya. Berdoa
sudah pasti, karena dengan berdoa kita menjadi tenang
dan menjadi sehat,” kata ibu yang kini tinggal bersama
anaknya.
Khairiyah, 48, yang juga bertempat tinggal di RT 15/
RW 02 Kelurahan Jati, Pulogadung, merasakan hal yang
sama. Menurutnya, mempunyai kartu BPJS Kesehatan
bisa membuat hati tenang karena kalau sakit sudah ada
yang menanggung biayanya. “Bisa jadi, saya sehat karena
merasa tenang, kalau sakit sudah tidak mikir biaya lagi.
Malahan kalau saya sehat katanya ikut amal bantu yang
orang yang sakit. Gimana tuh,” ujarnya.
Khairiyah tidak terlalu paham apa yang dimaksud beramal
dan membantu peserta yang sakit. Baginya, yang penting
sehat. Yang dipikirkan Khairiyah mungkin sama dengan
masyarakat pada umumnya. Dia mendapat kartu BPJS
Kesehatan dari pemerintah karena dinilai tidak mampu.
Tetapi, jika dirinya sehat sama saja dengan membantu
orang lain (peserta lainnya) agar menjadi sehat.
Setelah dijelaskan oleh petugas, barulah Khairiyah
“manggut-manggut” sambir berucap oh ya.. yaa saya
paham. Jadi, jika dia sehat berarti iurannya tidak akan
dimanfaatkan untuk peserta yang sakit. Dicontohkan,
peserta yang cuci darah rutin seminggu tiga kali
membutuhkan 300 peserta yang sehat setiap bulan untuk
membayar cuci darah yang menghabiskan uang sekitar
Rp12.000.000 perbulan.
Sopiah dan Khairiyah
“Tapi perlu juga kita datang ke Puskesmas ya, katanya
ada pembinaan untuk menjaga kesehatan, seperti senam
sehat, pemeriksaan kesehatan dan lainnya, tapi saya
belum pernah ikut. Nanti sekali-kali ikut. Soalnya, pekerjaan
rumah saja banyak sekali, ya saya kan juga harus bekerja
buat tambah-tambahan penghasilan,” kata Khairiyah.
Penderita Diabetes Jadi Mandiri
Tenaga Kesehatan
dr Wikan Basworo
U
paya promotif dan preventif semakin melekat di
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau
faskes primer, khususnya yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan. Sama seperti yang dipetakan
oleh dr Wikan Basworo, seorang dokter yang membuka
praktik perorangan di Surakarta, Jawa Tengah, bahwa
sebagian besar peserta yang ditanganinya penyandang
diabetes melitus (DM) dan hipertensi.
Penyakit yang sering dijumpai di masyarakat ini, perlu
pengelolaan yang baik agar penderita bisa menjaga
kualitas hidupnya. Agar upaya promotif dan preventif
ini berhasil, menurut dr Wikan, perlu kerjasama yang
komprehensif antara penderita dan keluarganya, faskes
primer, dan BPJS Kesehatan.
Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) yang
sudah ada sejak BPJS Kesehatan masih sebagai PT
Info BPJS Kesehatan
edisi 12 Tahun 2014
Askes (Persero) ini terus dikembangkan oleh Dr Wikan.
Dia menanamkan pilar-pilar Prolanis, diantaranya adalah
edukasi, pengaturan pola makan, olah raga, minum
obat dan konsultasi pada dokternya. “Itu kelihatannya
mudah dilaksanakan, tetapi butuh konsistensi dan
pemahaman yang benar dan didukung oleh keluarga serta
lingkungannya,” ujarnya.
Kerjasama yang terjali baik dapat menjaga kesehatan
penderita DM maupun hipertensi agar tidak menjadi
komplikasi. Sedangkan yang mempunyai potensi DM
atau hipertensi, dapat dijaga tetap sehat dan tidak
menjadi penderita DM atau hipertensi. “Jadi, penderita
dan keluarganya dapat mengawasi kesehatan diri secara
mandiri sehingga tercapai keadaan yang baik dan stabil
atas gangguan yang terjadi,” ungkap dr Wikan.
Untuk itu, dr Wikan membentuk Paguyuban Diabetes
Melitus Surakarta (Padimas). Kelompok penyandang DM
yang dibangun dengan suasana kondusif, kompak dan
menyenangkan yang bisa menimbulkan suasana segar dan
lebih sehat. Dampaknya, akan meningkatkan kepercayaan
diri para penyandang bahwa mereka mampu mengelola
penyakitnya.
Sejumlah kegiatan menyenangkan yang rutin dijalankan
kelompok ini antara lain senam sehat ceria selama
setengah jam setiap Minggu pagi, diselingi dengan senam
tanduk alit yang sedang populer.
Selain itu, ada edukasi mandiri berupa ceramah, diskusi
dan testimoni antaranggota dengan materi mulai dari
pengenalan gejala DM hingga diet dan tata cara minum
obat yang benar. Ada juga kegiatan “tembang senang”
yaitu menyanyi diiringi musik yang dimainkan oleh
angggota. “Kegiatan ini diselenggarakan sebulan sekali
dan disiarkan radio lokal,” kata dr Wikan.
Peranserta anggota Padimas cukup tinggi. Kelompok
Padimas juga cukup inovatif karena ada saja ide-idenya.
Misalnya, setiap anggota memiliki kartu yang juga
berfungsi sebagai kartu diskon belanja pada rekanan yang
telah bekerjasama. Kebersamaan pun terjalin melalui
kegiatan outbond gathering setiap akhir tahun.
“Pada acara gathering itulah, anggota yang bisa
berprestasi mempertahankan kesehatannya selama tiga
bulan diberi reward, berupa bintang yang kemudian ditaruh
di topinya. Jadi, seperti jenderal berbintang, bintang yang
diberikan sampai empat. Itu untuk memberi semangat
anggota dan merasa bangga mendapat bintang karena
sehat,” tuturnya.
Selain itu, klinik Dr Wikan juga melakukan pengantaran
obat jika ada anggota yang tidak mampu datang ke
apotek mengambi obat, atau kunjungan dokter ke rumah.
Keberhasilan Prolanis Padimas bisa dilihat dari jumlah
anggota yang terus meningkat. Ketika berdiri pada Oktober
2011, Padimas hanya memiliki sekitar 80 orang anggota.
Namun berdasarkan data Agustus 2014, jumlah anggota
paguyuban ini mencapai 238 orang.
Hal ini menunjukkan kesadaran penyandang DM untuk
mengelola dan mengendalikan penyakitnya semakin
baik serta daya tarik paguyuban memberikan semangat
baru bagi para penyandang untuk selalu bersama-sama
menghadapai penyakitnya.
9
SEHAT
Jangan Anggap
Remeh Sakit Kepala
"Pasien stroke bisa diobati bila dalam waktu kurang
dari 3 jam dibawa ke tempat yang tepat," ujar dr. Prijo
dalam acara 'Neurovascular Roundtable Case Board
Discussion' di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang.
Sakit kepala ini merupakan gejala stroke ringan yang
bisa hilang dalam beberapa menit atau jam. Selain sakit
kepala, gejala stroke ringan lainnya antara lain bingung,
pandangan kabur, kesemutan dan hilang keseimbangan.
Stroke terjadi karena berkurangnya aliran darah dan
oksigen ke otak. Aliran darah ke otak terhenti karena
penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah
(aterosklerosis) atau pembekuan darah yang menyumbat
pembuluh darah ke otak.
Stroke bisa datang kapan saja tanpa disadari. Orang
biasanya baru sadar ketika sudah pingsan atau
terjadi kelumpuhan di salah satu sisi tubuhnya. Jika
sudah dalam kondisi tersebut menurut dr Prijo
pasien harus segera dibawa ke rumah sakit yang
tepat. Yang dimaksud tempat yang tepat adalah
rumah sakit yang memiliki peralatan dan para ahli
yang memadai.
H
ampir setiap orang pernah mengalami sakit
kepala. Sakit kepala merupakan salah satu hal
yang umum dialami oleh banyak orang. Berbagai
hal bisa sebabkan sakit kepala, mulai dari tekanan
darah rendah, kurang darah, stres, cuaca yang berubah,
terlambat makan, dan masih banyak alasan lagi.
Meski demikian, ada pula yang anggap enteng kemudian
konsumsi obat warung seperti Paramex atau Bodrex.
Usai minum obat, rasa sakit memang berkurang tapi
hari berikutnya, kepala kembali sakit. Kondisi inilah yang
akan terjadi, jika mengabaikan sakit kepala.
Seorang pegawai swasta, gara-gara sering konsumsi
obat sembarang , sejak tujuh tahun lalu, divonis dokter
menderita gagal ginjal dan harus cuci darah (HD) dua
kali seminggu. Perempuan lulusan sarjana ekonomi,
berinisial F, 42 tahun, warga Kota Bekasi, awalnya juga
sakit kepala dan lambung.
Perempuan ini, selalu konsusmsi obat warung saat
terserang sakit. Ternyata, konsumsi obat yang tidak
tepat, menimbulkan endapan dan akhirnya merusak
ginjal. Kini, hidupnya bergantung sebuah mesin yang
mencuci darah kotor dalam tubuh.
Kasus lain lebih memprihatinkan. Delapan jam setelah
mengeluh sakit kepala gadis berusia delapan tahun asal
Newcastle, Bobby-Jo Potts, meninggal dunia. Dokter
yang melakukan penanganan gagal menyelamatkan
hidupnya. Keluarga Bobby-Jo Potts, tidak pernah
menduga putri kesayangan mereka akan meninggal
dalam keadaan yang begitu cepat. “Saat itu Bobby
sedang menginap di rumah neneknya, dan dia baik-baik
saja,” ujar Julie dan Steve, orang tua Bobby, kepada
media yang diterjemahkan Info BPJS Kesehatan.
Sang nenek mengungkapkan, Bobby saat itu tengah
menonton televisi dan tiba-tiba mengeluhkan rasa sakit
kepala dan merasa tidak sehat. “Dia sedang duduk di
sana dan berkata, nenek, kepalaku terasa tidak enak.
Dan semuanya berjalan buruk setelah itu,”tuturnya.
Ambulans yang datang, membawa Bobby Royal Victoria
Infirmary di Newcastle. Selama perjalanan, detak
jantung Bobby sempat berhenti beberapa kali. Dokter
mengatakan, Bobby-Jo mengalami aneurisma pecah di
bagian belakang otaknya. Dokter berjuang selama dua
jam, tetapi usaha mereka gagal. “Semua tampak terjadi
dalam hitungan sepersekian detik,” ujar sang nenek.
10
Aneurisma sendiri adalah kelainan pembuluh darah otak
yang muncul akibat penipisan dan degenerasi dinding
pembuluh darah arteri. Penyebabnya adalah kelainan
bawaan, hipertensi, dan adanya infeksi atau trauma.
Kondisi ini menimbulkan kelemahan pada dinding
pembuluh darah sehingga membentuk tonjolan seperti
balon.
"Bila dalam waktu kurang dari 3 jam pasien
tersebut dibawa ke rumah sakit, sumbatan
yang terjadi dapat dilarutkan dan kecacatan
dapat dikurangi," ujarnya. Sementara
dr Nerissa UKo, MD, seorang
neurointensivist dari University of
California San Fransisco Medical
Center, berpendapat bahwa
dalam menangani setiap kasus
stroke janganlah dilakukan
secara agresif. Jika mengalami serangan stroke, segera
dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah
penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak
bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.
Obat untuk menurunkan kolesterol yang biasa diberikan
dokter adalah sejenis obat STATIN. Obat ini, mempunyai
efek samping menurunkan massa otot dan juga
berakibat negatif buat ginjal.
Tonjolan dinding pembuluh darah tersebut lebih
tipis dibandingkan dengan dinding pembuluh darah
normal, sehingga dapat pecah kapan pun secara tibatiba. Pecahnya aneurisma sangat fatal karena dapat
menyebabkan kematian akibat pendarahan otak. Itulah
yang dialami Bobby.
Sebelum gunakan obat untuk mengatasi sakit kepala,
coba atasi dulu dengan bahan-bahan yang tersedia di
rumah. Misalnya, minyak lavander. Teteskan dua hingga
tiga minyak lavander ke dalam baskom kecil yang berisi
tiga cangkir air panas. Lavender sudah dikenal berguna
untuk mengatasi sakit kepala dan migrain.
Menurut dokter, aneurisma dapat ditangani dengan
clipping aneurysm dan coiling. Tindakan clipping
aneurysm yaitu tindakan pembedahan untuk memasang
clip pada leher aneurisma. Sementara itu, tindakan
coiling adalah teknik radiologi intervensi dengan
memasukkan coil untuk menyumbat aneurisma.
Tindakan yang diambil tentunya tergantung pada ukuran,
bentuk, serta lokasi aneurisma.
Pecahnya aneurisma adalah kasus gawat darurat.
Segera cari pertolongan medis apabila Anda atau orang
terdekat merasakan nyeri kepala hebat yang muncul
tiba-tiba, kejang, dan penurunan kesadaran. Pemeriksaan
medis (medical check up) secara rutin sangat dianjurkan
sebagai tindakan preventif.
STROKE
Pada sisi lain, kebanyakan kasus stroke berawal dari
gejala ringan seperti sakit kepala. Namun, banyak awam
yang menganggapnya sebagai sakit kepala biasa. Sakit
kepala memang gejala stroke yang minimal tapi tak
bisa dianggap biasa. Ahli spesialis radiologi, dr Prijo
Sidipratomo, SpRad, mengatakan, gejala ringan seperti
sakit kepala memang cukup minimal, tetapi dalam
pemeriksaan lanjutan mungkin ditemukan kelainan.
Oleh karena itu, pemeriksaan lebih lanjut penting
sekali untuk dilakukan jika kerap terserang sakit kepala
apalagi sampai sakit kepala yang kronis.Menurutnya, jika
seseorang terkena stroke, masih bisa diselamatkan jika
saat kejadian langsung di bawa ke rumah sakit kurang
dari 3 jam.
Bisa juga menggunakan minyak pepermint. Minyak
pepermint adalah obat rumah memenangkan yang
terbukti meredakan sakit kepala yang disebabkan karena
tegang. Minyak berbau segar ini mampu mengatasi sakit
kepala dan nyeri karena biasanya sakit kepala disebabkan
karena aliran darah yang buruk. Hal ini disebabkan
karena minyak ini membantu untuk membuka pembuluh
darah.
Sedangkan, minyak basil, juga bisa sangat bermanfaat
untuk sakit kepala. Bila di Italia dikenal dengan basil, di
Indonesia dikenal dengan kemangi. Minyak dari tanaman
ini bisa menjadi obat sederhana mengatasi sakit kepala.
Basil bekerja sebagai relaksasi otot sehingga membantu
sakit kepala yang disebabkan ketegangan otot. Cara
lain adalah pijat. Pijat sendiri bagian kepala di belakang
tengkorak bisa mengurangi rasa sakit migrain menurut
peneliti dari Brazil.
Info BPJS Kesehatan
edisi 12 Tahun 2014
Q&A
Question and Answer
CARA MEMBAYAR IURAN BPJS KESEHATAN (bagian 2)
1. Apakah peserta BPJS Kesehatan harus memiliki
rekening terlebih dahulu agar bisa membayar iuran ?
Ya, peserta yang belum/tidak memiliki rekening
harus memiliki salah satu rekening dari Bank yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, yaitu BRI, BNI
dan Bank Mandiri
2. Apakah peserta dikenakan biaya administrasi
dalam melakukan pembayaran iuran ?
Tidak, peserta tidak dikenakan biaya administrasi.
3. Apakah pembayaran peserta bisa dapat
melakukan pembayaran dengan autodebet ?
Bagaimana caranya ?
Bisa, peserta dapat melakukan pembayaran dengan
sistem autodebet. Adapun cara pendebetannya adalah :
a. Peserta harus memiliki rekening salah satu bank
mitra BPJS kesehatan.
b. Peserta mendaftarkan diri pada petugas cabang
bank mitra untuk dilakukan autodebet.
c. Peserta telah menyelesaikan seluruh kewajiban
sebelumnya yang tertunggak (jika ada)
d. Peserta menjaga saldo agar dapat didebet untuk
pembayaran iuran BPJS Kesehatan.
4. Pada tanggal berapa autodebet dilakukan ?
Autodebet dilakukan pada tanggal 6 setiap bulannya.
5. Bagaimana cara mengganti / memindah layanan
autodebet dari bank mitra satu ke bank mitra
lainnya ?
Peserta dapat mengganti/pindah layanan autodebet
dengan terlebih dahulu datang pada bank mitra
yang pertama kali mendaftarkan peserta ke layanan
autodebet, setelah itu peserta datang ke bank mitra
yang dituju untuk mengaktifkan layanan autodebet pada
bank mitra lainnya.
6. Bagaimana jika peserta terlambat membayar
(lebih dari tanggal 10 setiap bulannya) ?
Apabila terlambat membayar peserta akan dikenakan
denda sebesar 2% dari iurannya. Sehingga total
pembayarannya adalah iuran pokok+denda.
7. Bagaimana jika peserta kelebihan dalam
membayar ?
Kelebihan pembayaran dapat dikembalikan dengan
perhitungan sebagai berikut :
a. Badan Usaha : Kelebihan pembayaran dikembalikan
kepada Badan Usaha setelah diperhitungkan dengan
piutang/kewajiban (tunggakan dan denda jika masih
ada) dan iuran tersebut untuk 1 bulan berikutnya.
b. Individu : Kelebihan pembayaran dikembalikan
kepada Individu setelah diperhitungkan dengan
piutang/kewajiban (tunggakan dan denda jika ada) dan
iuran tersebut untuk 3 bulan berikutnya.
c. Segala biaya yang timbul dari pengembalian
kelebihan pembayaran iuran tersebut menjadi beban
peserta / Badan Usaha.
8. Bagaimana proses pengembalian kelebihan
pembayaran iuran ?
Kelebihan pembayaran dapat diproses melalui kantor
cabang dengan langkah sebagai berikut :
a. Peserta/penganggung jawab Badan Usaha
menyampaikan ke kantor cabang BPJS Kesehatan
dengan melengkapi :
- Bukti pembayaran
- Bagi peserta mandiri : Foto copy kartu BPJS
Kesehatan dan KTP
- Bagi Badan Usaha : Membawa surat pernyataan
kelebihan pembayaran dari manajemen perusahaan.
Petugas staff kolekting BPJS Kesehatan akan melakukan
verifikasi. Apabila hasil verifikasi peserta dinyatakan
kelebihan, maka akan dikembalikan ke rekening peserta.
Kilas & Peristiwa
BPJS Kesehatan Terus Catatkan Kinerja Positif
JAKARTA, 30 OKTOBER 2014 – Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan - badan hukum publik
yang dibentuk untuk melaksanakan program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN), terus mencatatkan kinerja
positif yang tercermin antara lain melalu peningkatan
jumlah peserta, fasilitas kesehatan maupun dalam hal
penyelesaian klaim.
BPJS Kesehatan mencatat, jumlah peserta hingga 31
Agustus 2014 mencapai 127.251.791 jiwa, meningkat
dibandingkan posisi per 30 Juni 2014 yaitu 124.553.040
jiwa. Bahkan, berdasarkan data per 3 Oktober 2014,
jumlah peserta sudah mencapai 128.915.085 jiwa.
Jumlah peserta penerima bantuan iuran (PBI) per 31
Agustus 2014 mencapai 86,4 juta jiwa, peserta non-PBI
sebesar 33.358.790 jiwa, sedangkan peserta transisi
Jamkesda dan Askes 7.493.001.
“Untuk jumlah peserta ini berarti sudah jauh melampaui
target sampai dengan akhir Tahun 2014 yang sebesar
121,6 juta jiwa,” ujar Direktur Perencanaan dan
Pengembangan BPJS Kesehatan Tono Rustiano.
Sepanjang periode Januari – Agustus 2014, BPJS
Kesehatan juga mencatat penerimaan iuran peserta
sebesar Rp 25,656 triliun dengan porsi terbesar dari
iuran PBI, yaitu Rp 13,288 triliun. Mengacu data
Info BPJS Kesehatan
edisi 12 Tahun 2014
penerimaan iuran per 30 Juni 2014 yang sebesar Rp
18,412 triliun, berarti ada tambahan penerimaan iuran
sebesar Rp 7,24 triliun.
Jumlah fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama yang
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan juga meningkat
dari 16.831 per 30 Juni 2014 menjadi 17.419 faskes per
31 Agustus 2014, yang terdiri atas 9.768 puskesmas,
3.590 dokter praktik perorangan, 1890 klinik pratama,
1.327 klinik TNI/Polri, 836 dokter gigi praktik mandiri dan
8 RS D Pratama. Begitu juga dengan jumlah faskes
rujukan tingkat lanjutan, yang meningkat dari 1.551 per
30 Juni 2014 menjadi 1.574 faskes rujukan, mencakup
18 RS pemerintah kelas A, 135 RS pemerintah kelas B,
294 RS pemerintah kelas C, 158 RS pemerintah kelas
D, 127 RS Khusus, 34 RS Khusus Jiwa, 602 RS Swasta,
103 RS TNI, 40 RS Polri, dan 63 Klinik Utama. Selain itu,
hingga 31 Agustus 2014, BPJS Kesehatan juga sudah
bekerja sama dengan faskes penunjang yang meliputi
1.359 apotek dan 801 optikal.
Hingga 31 Agustus 2014, jumlah kunjungan pasien
peserta BPJS Kesehatan ke faskes tingkat pertama
mencapai 34.599.140 kunjungan dan dari jumlah
tersebut sebanyak 4.164.506 dirujuk ke faskes rujukan
tingkat lanjutan.
BPJS Kesehatan sampai dengan 31 Agustus 2014
telah membayar klaim sebesar Rp 24,4 triliun kepada
sejumlah fasilitas kesehatan yang tersebar di seluruh
Indonesia. Adapun penyaluran dana kapitasi ke faskes
tingkat pertama untuk periode yang sama mencapai Rp
5,38 triliun.
“Yang lebih penting, ada peningkatan dalam hal rata-rata
waktu penyelesaian klaim, yaitu 2,95 hari sejak berkas
lengkap dari rumah sakit diajukan sakit diajukan kepada
BPJS Kesehatan. Waktu ini jauh lebih cepat daripada
batas waktu yang ditetapkan, yaitu 15 hari, dan lebih
baik dibandingkan catatan per 30 Juni 2014 yang ratarata 3,16 hari,” tutur Tono.
Untuk jaringan kantor dan operasional, mengacu data
per 31 Agustus 2014, BPJS Kesehatan memiliki 103
Kantor Cabang, 367 kantor Layanan Operasional kab/
Kota, 1.216 BPJS Kesehatan Center dan 19 Liaison
Officer. BPJS Kesehatan juga baru saja meresmikan
Kantor Divisi Regional XIII dengan wilayah kerja Provinsi
Banten, Provinsi Lampung dan Povinsi Kalimantan Barat.
Dengan demikian, saat ini BPJS Kesehatan memiliki 13
Kantor Divisi regional.
11
Download