EK110-051038-696-5 127KB Sep 17 2011 08

advertisement
Kuliah ke 4
Hubungan sebab akibat antara berbagai
variabel
ekonomi,
misalnya
antara
permintaan dan harga, antara investasi
dengan tingkat bunga dapat dengan mudah
dinyatakan serta diterangkan dalam bentuk
fungsi. Diantara berbagai macam hubungan
fungsional yang ada, hubungan linear
merupakan bentuk yang paling dasar dan
paling sering digunakan dalam analisis
ekonomi.
A. Penggal dan Lereng Garis Lurus
Fungsi linier atau fungsi berderajat satu
ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah pangkat satu. Setiap
persamaan linear apabila digambarkan akan
menghasilkan sebuah garis lurus. Bentuk
umum persamaan linear adalah:
y = a + bx
dimana :
a adalah penggal garis pada sumbu y
b adalah koefisien arah atau lereng garis
y


 y
a
x
0
1
2
3
4
5
x
B. Pembentukan Persamaan Linear
Sebuah persamaan linear dapat dibentuk melalui
beberapa macam cara tergantung pada data yang
tersedia. Pada prinsipnya sebuah persamaan linear
dapat dibentuk berdasarkan dua unsur, yaitu
penggal garis dan lerengnya atau koordinat garis
yang memenuhi persamaannya.
Ada 4 cara membentuk sebuah persamaan linear,
yaitu:
1. Cara dwi koordinat
2. Cara koordinat lereng
3. Cara penggal lereng
4. Cara dwi penggal
1. Cara dwi koordinat
Apabila diketahui dua buah titik A dan B
dengan koordinat masing-masing (x1, y1) dan
(x2, y2), maka rumus persamaan linearnya
adalah:
y – y1
x – x1
------- = -------y2 – y1
x 2 – x1
2. Cara Koordinat Lereng
Apabila diketahui sebuah titik A dengan koordinat
(x1, y1) dan lereng garisnya adalah b, maka rumus
persamaan linearnya adalah:
y – y1 = b(x – x1)
Dimana : b adalah lereng garis
3. Cara Penggal-Lereng
Apabila diketahui penggal salah satu sumbu dan
lereng garis, maka rumus persamaan linearnya
adalah:
y = a + bx
Dimana :
a = penggal
b = lereng
y2 – y1
b = --------x2 – x1
4. Cara Dwi-Penggal
Apabila diketahui penggal garis masingmasing sumbu, maka persamaan linearnya
adalah:
Y = a – (a/c) x
Dimana :
a = penggal vertikal
c = penggal horizontal.
C. Hubungan Dua Garis Lurus
Dalam sistem sumbu silang, dua buah garis lurus
mempunyai empat macam kemungkinan bentuk
hubungan, yaitu: berimpit, sejajar, potongan dan
tegak lurus.
1. Berimpit
Dua buah garis lurus akan berimpit apabila
persamaan garis yang satu merupakan
kelipatan dari persamaan garis yang lain.
y1 = a1 + b1x akan berimpit dengan y2 = a2 + b2x
Jika y1 = ny2 ; a1 = na2 dan b1 = nb2
2. Sejajar
Dua buah garis lurus akan sejajar apabila
lereng garis yang satu sama dengan lereng
garis yang lain
y = a1 + b1x akan sejajar dengan y = a2 + b2x
jika b1 = b2
3. Berpotongan
Dua garis lurus akan berpotongan apabila lereng
garis yang satu tidak sama dengan lereng garis
yang lain.
y = a1 + b1x akan berpotongan dengan y = a2 + b2x
jika b1  b2
4. Saling tegak lurus
Dua buah garis lurus akan saling tegak lurus,
apabila lereng yang satu merupakan kebalikan dari
lereng yang lain.
y = a1 + b1x akan tegak lurus dengan y = a2 + b2x
jika b1 = -1/b2 atau b1 . b2 = -1
D. Pencarian Akar-Akar Persamaan Linear
Ada 3 cara untuk mencari akar-akar
persamaan linear, yaitu:
1. Cara substitusi
2. Cara eliminasi
3. Cara determinan
D. Penerapan Ekonomi
Persamaan linear dapat diterapkan pada ilmu
ekonomi yaitu pada:
1. Pada Teori Ekonomi Mikro
2. Pada Teori Ekonomi Makro
1. Pada teori ekonomi mikro meliputi:
•
•
•
•
•
•
•
•
Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan
keseimbangan pasar
Pengaruh pajak spesifik terhadap
keseimbangan pasar.
Pengaruh pajak proporsional terhadap
keseimbangan pasar
Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan
pasar.
Keseimbangan pasar kasus 2 macam barang
Fungsi biaya dan fungsi penerimaan.
Keuntungan, kerugian dan pulang pokok
Fungsi anggaran
2. Pada teori ekonomi makro
•
•
•
•
•
•
•
Fungsi konsumsi, fungsi tabungan dan angka
pengganda
Pendapatan disposabel
Fungsi pajak
Fungsi investasi
Fungsi impor
Pendapatan nasional
Analisis IS-LM
a. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan
keseimbangan pasar.
Permintaan dan penawaran.
Fungsi permintaan menghubungkan antara
variabel harga dan variabel jumlah (barang
/jasa) yang diminta.
Fungsi penawaran menghubungkan antara
variabel harga dengan variabel jumlah (barang/
jasa) yang ditawarkan.
Bentuk umum fungsi permintaan
Q = a – bP
atau
P = a/b – 1/b Q
Dimana:
Q : Quality (jumlah)
P : Price (harga)
Bentuk umum fungsi penawaran
Q = - a + bP atau P = a/b + 1/b Q
Keseimbangan pasar
Pasar suatu macam barang dikatakan berada
dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah
barang yang diminta di pasar tersebut sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan, atau
Qd = Qs
P
Qs
Pe
E
Qd
Qe
Q
Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
E : titik keseimbangan
Pe : harga keseimbangan
Qe : jumlah keseimbangan
b. Pengaruh pajak-Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar
Pengaruh pajak
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Sebab
setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha
mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada
konsumen, yaitu dengan cara menawarkan harga jual
yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan yang
tercipta di pasar menjadi lebih tinggi, dilain pihak jumlah
keseimbangan menjadi lebih sedikit.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang
yang dijual menyebabkan kurva penawaran
bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar
(lebih tinggi) pada sumbu harga.
Jika sebelum pajak pers. Penawarannya P = a + bQ
Maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t
Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi, ceteris
paribus, titik keseimbangan pun akan bergeser
menjadi lebih tinggi.
Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen
Karena produsen mengalihkan sebagian beban
pajak tadi kepada konsumen, melalui harga jual
yang lebih tinggi, pada akhirnya beban pajak
tersebut ditanggung bersama oleh produsen
maupun konsumen.
Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung
konsumen (tk) adalah selisih antara harga
keseimbangan sesudah pajak (p’e) dan harga
keseimbangan sebelum pajak (Pe)
tk = P’e - Pe
Beban pajak yang ditanggung oleh produsen
Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung
oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya
pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang
ditanggung konsumen (tk).
tp = t - tk
Jumlah pajak yang diterima pemerintah
Besarnya jumlah pajak yang diterima pemerintah
(T) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah
barang yang terjual sesudah pengenaan pajak (Q’e)
dengan besarnya pajak per unit barang (t)
T = Q’e x t
c. Pengaruh Pajak Proporsional terhadap Keseimbangan Pasar
Pajak proporsional ialah pajak yang besarnya
ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari
harga jual; bukan ditetapkan secara spesifik.
Jika pengenaan pajak spesifik menyebabkan kurva
penawaran bergeser ke atas sejajar dengan kurva
penawaran
sebelum
pajak,
maka
pajak
proporsional menyebabkan kurva penawaran
memiliki lereng yang lebih besar daripada kurva
penawaran sebelum pajak.
a
b
Rumus : P = ------- + ------- Q
(1 – t) (1 – t)
d. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, oleh
karena itu sering disebut pajak negatif.
Pengaruh subsidi
Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan
sesuatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut menjadi lebih rendah.
Dengan subsidi spesifik sebesar s, kurva
penawaran bergeser sejajar ke bawah, dengan
penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu
harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawaran
P = a + bQ, maka sesudah subsidi menjadi
P’ = a + bQ – s
= (a – s) + bQ
Bagian subsidi yang dinikmati konsumen.
Subsidi produksi yang diberikan oleh pemerintah
menyebabkan ongkos produksi yang dikeluarkan
oleh produsen menjadi lebih sedikit daripada
ongkos sesungguhnya untuk menghasilkan barang
tersebut.
Perbedaan antara ongkos produksi nyata dan
ongkos produksi yang dikeluarkan merupakan
bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen.
Karena ongkos produksi yang dikeluarkan oleh
produsen lebih kecil, ia bersedia menawarkan
harga jual yang lebih rendah, sehingga sebagian
subsidi tadi dinikmati pula oleh konsumen.
Besarnya bagian dari subsidi yang diterima,
secara tidak langsung, oleh konsumen (sk) adalah
selisih antara selisih antara harga keseimbangan
tanpa subsidi (Pe) dan harga keseimbangan dengan
subsidi (P’e)
Sk = Pe – P’e
Bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen
Besarnya bagian dari subsidi yang dinikmati oleh
produsen (sp) adalah selisih antara besarnya
subsidi per unit barang (s) dan bagian subsidi yang
dinikmati konsumen (sk)
sp = s – sk)
Jumlah subsidi yang dibayar oleh pemerintah
Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh
pemerintah (S) dapat dihitung dengan mengalikan
jumlah barang yang terjual sesudah disubsidi
(Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s)
S = Q’e x s
e. Keseimbangan Pada Kasus Dua Macam Barang
Persamaan fungsi permintaan yang berbentuk Q =
a – bP mencerminkan hubungan fungsional antara
jumlah permintaan dan harga barang yang
bersangkutan. Bentuk persamaan ini mengandung
asumsi tersirat bahwa permintaan akan suatu
barang dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri.
Faktor-faktor lain, termasuk harga barang lain,
dianggap tidak berpengaruh. Dalam kenyataan, ada
barang-barang tertentu yang sifat permintaannya
tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang itu
sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor atau
variabel-variabel lain.
Terhadap dua macam barang yang mempunyai
hubungan penggunaan, maka permintaan akan
barang yang satu bukan saja dipengaruhi oleh
(fungsi dari) barang itu sendiri, tetapi juga fungsi
dari harga barang lainnya.
Barang-barang semacam ini adalah barang-barang
yang mempunyai hubungan “substitutif” (saling
menggantikan), misalnya antara kopi dan teh; dan
barang-barang
yang
mempunyai
hubungan
“komplementer” (saling melengkapi), misalnya
antara kopi dan gula.
Apabila barang X dan Y mempunyai hubungan
penggunaan, permintaan akan masing-masing barang
dipengaruhi juga oleh harga barang lainnya, maka
fungsi permintaan akan masing-masing barang
tersebut adalah:
Qdx = f(Px, Py)
Qdy = g(Py, Px)
Dengan :
Qdx : jumlah permintaan akan X
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit
Py : harga y per unit
f. Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan
Fungsi biaya
Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh
sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri
atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variabel cost). Sesuai dengan namanya, sifat
biaya tetap adalah tidak tergantung pada jumlah
barang yang dihasilkan. Berapa unitpun barang
yang dihasilkan, jumlah biaya tetap dalam jangka
pendek senantiasa tidak berubah.
Secara matematik, biaya tetap bukan merupakan
fungsi dari jumlah barang yang dihasilkan; ia
merupakan konstanta, dan kurvanya berupa sebuah
garis lurus sejajar sumbu jumlah.
Sebaliknya, biaya variabel tergantung pada jumlah
barang yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah
yang dihasilkan semakin besar pula biaya
variabelnya.
Secara matematik, biaya variabel merupakan fungsi
dari jumlah barang yang dihasilkan, kurvanya
berupa garis lurus berlereng positif dan bermula
dari titik pangkal
FC = k
VC = f(Q) = vQ
C = g(Q) = FC + VC = k + vQ
C
C = k + vQ
VC = vQ
k
0
FC = k
Q
Dimana:
FC : biaya tetap
VC : biaya variabel
C : biaya total
Q : jumlah barang
k : konstanta
v : lereng kurva
VC dan kuva C
Fungsi penerimaan
Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan
barangnya merupakan fungsi dari jumlah barang
yang terjual atau dihasilkan. Semakin banyak yang
diproduksi dan terjual semakin besar pula
penerimaannya.
Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali
jumlah barang yang terjual dengan harga jual per
unit barang tersebut.
Secara matematik, penerimaan merupakan fungsi
jumlah barang, kurvanya berupa garis lurus
berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.
R = Q x P = f (Q)
Dalam menganalisis penerimaan selalu dianggap
bahwa perusahaan senantiasa berhasil menjual
setiap barang yang dihasilkannya. Dengan demikian,
Q dalam R = f (Q) bukan saja melambangkan
jumlah barang yang dihasilkan tetapi juga
melambangkan jumlah barang yang terjual.
g. Analisis Pulang-Pokok.
Penerimaan dan biaya merupakan varabel-variabel
penting untuk mengetahui kondisi bisnis suatu
perusahaan. Dengan diketahuinya penerimaan
total (R) yang diperoleh dan biaya total (C) yang
dikeluarkan,
dapatlah
dianalisis
apakah
perusahaan
mendapat
keuntungan
ataukah
mengalami kerugian.
Keuntungan (profit positif,  > 0) akan didapat
apabila R > C, hal ini terlihat pada area dimana
kurva R terletak di atas kurva C.
Sebaliknya, kerugian (profit negatif,  < 0)
akan dialami apabila R < C; pada area dimana
kurva R terletak dibawah kurva C.
Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan
C adalah konsep “pulang pokok” (break even) yaitu
suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis
jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau
terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Keadaan pulang pokok (profit nol, n = 0) terjadi
apabila R = C; perusahaan tidak memperoleh
keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian.
Secara grafik hal ditunjukkan oleh potongan antara
kurva R dan kurva C
C, R
R = r (Q)
>0
R
<0
0
Q
C = c (Q)
Q : Jumlah Produk
R : Penerimaan total
TPP ( = 0) C : Biaya total
: profit total
( R – C)
TPP : Titik Pulang Pokok
(break even point)
Q
h. Fungsi Anggaran
Dalam ekonomi mikro terdapat 2 teori yang
membahas tentang fungsi anggaran, yaitu teori
produksi dan teori konsumsi.
Pada
teori
produksi,
fungsi
anggaran
mencerminkan batas maksimum kemampuan
seorang produsen membeli dua macam masukan
(input) atau lebih, berkenaan dengan jumlah dana
yang tersedia dan harga masing-masing masukan.
Gambar dari fungsi anggarannya dikenal dengan
sebutan isokos (isocost) .
Pada teori konsumsi, fungsi anggaran menceminkan
batas maksimum kemampuan seorang konsumen
membeli 2 macam keluarab (output) atau lebih,
berkenaan dengan jumlah pendapatannya dan harga
masing-masing keluaran.
Bentuk umum persamaan fungsi anggaran:
M = x. Px + y. Py
Pada Teori Produksi
M : jmlh dana produsen
x : jumlah masukan X
y : jumlah masukan Y
Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit
pada teori konsumsi
M : jmlh pendapatan konsumen
x : jumlah keluaran x
y : jumlah keluaran Y
Px : harga X per unit
Py : harga y per unit
i. Fungsi Konsumsi,
Pengganda
Fungsi
Tabungan
dan
Angka
Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu
negara secara keseluruhan (pendapatan nasional)
dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni
dikonsumsi
dan
ditabung.
Jika
pendapatan
dilambangkan dengan Y, sedangkan konsumsi dan
tabungan masing-masing dilambangkan dengan C dan S,
maka kita dapat merumuskan kesamaan :
YC+S
Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional
pada umumnya dilambangkan sebagai fungsi linear
dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding
lurus dengan pendapatan nasional. Semakin besar
pendapatan
semakin
besar
pula
konsumsi
tabungannya. Sebaliknya, apabila pendapatan
berkurang, konsmsi dan tabunganpun akan
berkurang pula.
Fungsi konsumsi, fungsi konsumsi menjelaskan
hubungan antara konsumsi dan pendapatan
nasional, yang secara umum dirumuskan sebagai :
C = f(Y) = Co + c Y
Dimana :
Co : konsumsi otonom
c : MPC =  C /  Y
Fungsi tabungan, fungsi tabungan menjelaskan
hubungan antara tabungan dan pendapatan
nasional, yang secara umum dirumuskan sebagai:
S = g (Y) = So + s Y
dimana:
So : tabungan otonom
s : MPS = S / Y
Angka Pengganda, angka pengganda ialah suatu
bilangan yang menjelaskan tambahan pendapatan
nasional sebagai akibat adanya perubahan pada
variabel-variabel tertentu pada perekonomian.
Secara umum, dalam model perekonomian yang
paling sederhana, angka pengganda (multiplier)
dirumuskan seabagai:
1
1
k = ----- = -1–c s
Dimana : c  MPC
s  MPS
j. Pendapatan Disposabel
Pendapatan disposabel (disposable income) adalah
pendapatan nasional yang secara nyata dapat
dibelanjakan oleh masyarakat; tidak termasuk
didalamnya pendapatan pemerintah seperti pajak,
cukai dan sebagainya. Dengan dikenakannya pajak,
maka pendapatan yang secara nyata dapat
dibelanjakan oleh masyarakat berkurang sebesar
pajak tersebut.
Berdasarkan terdapat tidaknya pajak (T) dan
pembayaran alihan (R) di dalam perekonomian
suatu negara, besarnya pendapatan disposabel
(Yd) masyarakat negara yang bersangkutan dapat
dirinci sebagai berikut :
Jika tidak terdapat pajak maupun pembayaran
alihan :
Yd = Y
Dimana : Y : pendapatan nasional
Yd : pendapatan disposabel
Jika hanya terdapat pajak :
Yd = Y – T
Jika terdapat pembayaran alihan :
Yd = Y + R
Jika terdapat keduanya :
Yd = Y – T + R
k. Fungsi Pajak
Pajak yang dikenakan oleh pemerintah pada
warganya bersifat dua macam. Pertama pajak yang
jumlahnya tertentu, tidak dikaitkan dengan tingkat
pendapatan. Secara matematik, T = T0; kurva
pajaknya berupa sebuah garis lurus sejajar sumbu
pendapatan, besarnya merupakan proporsi atau
persentase tertentu dari pendapatan. Secara
matematik, T = t Y; kurva pajaknya berupa sebuah
garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik
pangkal.
Secara keseluruhan, besarnya pajak yang diterima
oleh pemerintah adalah T = T0 + t Y; kurva
pajaknya berupa sebuah garis lurus berlereng
positif dan bermula dari penggal T0.
T = T0 + t Y
T
T0
0
T1 = T0
Dimana:
T0 : pajak otonom
(autonomous tax)
t : proposrsi pajak
thd pendapatan
Y
l. Fungsi Innvestasi
Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari
tingkat bunga, jika Investasi dilambangkan
dengan huruf I dan tingkat bunga (interest rate)
dilambangkan dengan huruf I, maka secara umum
fungsi (permintaan akan) investasi dapat ditulis
sebagai:
I = f (i)
I = I0 – p i
I0 : investasi otonom
i : tingkat bunga
p : proporsi I thd i
l. Fungsi impor
Impor suatu negara merupakan fungsi dari
pendapatan
nasionalnya,
dan
cenderung
berkorelasi positif. Semakin besar pendapatan
nasional suatu negara, semakin besar pula
kebutuhan atau hasratnya akan barang-barang
dari luar negeri (terutama barang modal, bagi
negara yang sedang berkembang), sehingga nilai
impormya pun semakin besar.
M = M0 + m Y
M0 : impor otonom
Y : pendapatan nasional
m : marginal propensity to
import =  M /  Y
m. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah nilai seluruh
keluaran (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh
suatu negara dalam jangka waktu tertentu.
Penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan
dengan 3 macam pendekatan, yaitu: Pendekatan
produksi, Pendekatan pendapatan, dan Pendekatan
pengeluaran.
Ditinjau dari segi pendekatan pengeluaran,
pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran
yang dilakukan oleh seluruh sektor di dalam suatu
negara.
Sektor-sektor perekonomian yang dimaksud adalah
sektor rumah tangga, sektor badan usaha, sektor
pemerintah dan sektor perdagangan dengan luar
negeri.
Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan oleh
konsumsi masyarakat (C), pengeluaran sektor
badan usaha dicerminkan oleh investasi yang
dilakukan
oleh
perusahaan-perusahaan
(I),
pengeluaran sektor pemerintah dicerminkan oleh
pengeluaran
pemerintah
(G),
sedangkan
pengeluaran perdagangan dengan luar negeri
tercermin dari selisih antara ekspor dan impor
negara yang bersangkutan (X – M).
Analisis pendapatan nasional selalu bertolak dari
anggapan mengenai model perekonomian yang
sedang dibahas, ada 3 macam model perekonomian
yaitu:
1. Model perekonomian sederhana, terdiri dari 2
sektor, yaitu sektor rumah tangga dan sektor
badan usaha.
Rumus : Y  C + I
2. Model perekonomian tertutup, terdiri atas 3
sektor, yaitu sektor rumah tangga, sektor
badan usaha dan sektor pemerintah.
Rumus : Y  C + I + G
3. Model perekonomia terbuka, terdiri atas 4
sektor yaitu sektor rumah tangga, sektor
badan usaha, sektor pemerintah dan sektor
perdagangan dengan luar negeri.
Rumus : Y  C + I + G + (X – M)
n. Analisis IS-LM
Dalam ekonomi makro, pasar dibeda-bedakan
berdasarkan “obyek’-nya menjadi 3 macam: pasar
barang (termasuk jasa), pasar uang (termasuk
modal) dan pasar tenaga kerja. Analisis yang
membahas keseimbangan serempak di pasar
barang dan pasar uang dikenal dengan sebutan
analisis IS-LM.
Kurva IS,
Kurva IS ialah kurva yang menunjukkan
keseimbangan antara pendapatan nasional dan
tingkat bunga di pasar barang. Untuk model
perekonomian sederhana (dua sektor), persamaan
kurva IS dapat dibentuk dengan menyamakan
persamaan investasi (I, investment) terhadap
persamaan tabungan (S, saving).
Y = f(i)
= Yb – b i
Kurva LM.
Kurva LM ialah kurva yang menunjukkan
keseimbangan antara pendapatan nasional dan
tingkat bunga di pasar uang. Persamaan kurva LM
dapat dibentuk dengan menyamakan persamaan
permintaan akan uang (L, liquidity preference)
terhadap persamaan penawaran uang (M, money
supply).
Rumus : Y = g (i)
= Yu + u i
Keseimbangan serempak,
Keseimbangan serempak di pasar barang dan
pasar uang ditunjukkan oleh perpotongan antara
kurva IS dan kurva LM. Pada posisi ini tercipta
tingkat bunga keseimbangan dan pendapatan
keseimbangan.
Download