Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 BAB GAMBARAN UMUM WILAYAH 2 2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Letak Geografis Kabupaten Kolaka merupakan salah satu daerah di jazirah tenggara pulau Sulawesi dan secara geografis terletak pada bagian barat Propinsi Sulawesi Tenggara memanjang dari utara ke selatan berada diantara 2o00’ – 5o00’ Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur diantara 120o45’ – 124o06’ Bujur Timur. Batas daerah Kabupaten Kolaka adalah sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka utara yang merupakan pecahan dari Kabupaten Kolaka. b. Sebelah barat berbatasan dengan Teluk Bone. c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana. d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan. Kabupaten Kolaka mencakup jazirah daratan dan kepulauan yang memiliki wilayah daratan seluas ± 691.838 ha, dan wilayah perairan (laut) diperkirakan seluas ± 15.000 Km2. Dari luas wilayah tersebut Kabupaten Kolaka dibagi dalam 20 (dua puluh) kecamatan, yaitu: Kecamatan Watubangga, Kecamatan Tanggetada, Kecamatan Pomalaa, Kecamatan Wundulako, Kecamatan Baula, Kecamatan Ladongi, Kecamatan Lambandia, Kecamatan Tirawuta, Kecamatan Kolaka, Kecamatan Latambaga, Kecamatan Wolo, Kecamatan Samaturu, Kecamatan Mowewe, Kecamatan Uluiwoi, Kecamatan Toari, Kecamatan Polinggona, Kecamatan Poli-Polia, Kecamatan Lalolae, Kecamatan Loea, Kecamatan Tinondo. Dari 20 kecamatan tersebut, Kabupaten Kolaka terbagi menjadi 213 desa dan kelurahan, masing-masing 168 desa dan 45 kelurahan. Kecamatan yang memliki jumlah desa/kelurahan yang paling banyak adalah Kecamatan Lambandia, dengan rincian 19 desa dan 1 kelurahan. Sedangkan kecamatan yang memiliki desa/kelurahan yang paling sedikit adalah Kecamatan Toari, Kecamatan Polinggona dan Kecamatan Tinondo, dimana jumlah desa/kelurahan masing-masing 6 unit. Tabel 2.1. Luas Wilayah Kabupaten Kolaka Menurut Kecamatan No Kecamatan Luas Wilayah (km2) Prosentase (%) 1 Watubangga 245.20 3.54 2 Tanggetada 450.00 6.50 Keterangan Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 3 Pomalaa 373.82 5.40 4 Wundulako 140.00 2.02 5 Baula 150.47 2.17 6 Ladongi 183.00 2.65 7 Lambandia 226.57 3.27 8 Tirawuta 381.14 5.51 9 Kolaka 207.25 3.00 10 Latambaga 308.32 4.46 11 Wolo 730.54 10.56 12 Samaturu 344.69 4.98 13 Mowewe 92.75 1.34 14 Uluiwoi 2306.58 33.34 15 Toari 71.25 1.03 Pemekaran Kec. Watubangga 16 Polinggona 151.12 2.18 Pemekaran Kec. Watubangga 17 Poli-Polia 162.56 2.35 Pemekaran Kec. Ladongi 18 Lalolae 81.93 1.18 Pemekaran Kec. Tirawuta 19 Loea 107.94 1.56 Pemekaran Kec. Tirawuta 20 Tinondo 203.25 2.94 Pemekaran Kec. Mowewe Total 6918.38 100.00 Sumber: Kabupaten Kolaka Dalam Angka 2010 B. Topografi Kabupaten Kolaka memanjang dari Utara Barat Laut ke Tenggara dengan topografi yang sangat kontras antara bagian barat dengan bagian Timur. Berdasarkan bentuk bentang alamnya (morfologinya) Kabupaten Kolaka dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah yaitu pedataran di bagian barat (bagian pesisir), bergelombang dibagian tengah dan pegunungan di bagian Timur. Ketiga bentuk bentang alam tersebut juga memanjang dari Utara Barat Laut ke Tenggara. Kondisi demikian tidak lepas dari proses pembentukan Pulau Sulawesi khususnyabagian timur yang berupa obduksi (tumbukan). Kondisi topografi yang demikian ini pula mengakibatkan banyak terdapat sungai kecil yang mengalir dari wilayah topografi perbukitan di Timur ke wilayah pedataran di Barat. Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 Tabel 2.2 Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Kolaka No. Kecamatan Ibukota Σ Desa ΣKelurahan Jumlah 1. Watubangga Watubangga 9 3 12 2. Tanggetada Anaiwoi 12 1 13 3. Pomalaa Tonngoni 8 4 12 4. Wundulako Wundulako 6 5 11 5. Baula Baula 8 1 9 6. Ladongi Atula 9 4 13 7. Lambandia Penanggo Jaya 19 1 20 8. Tirawuta Rate-Rate 12 1 13 9. Kolaka Lamakato 0 7 7 10. Latambaga Mangolo 0 7 7 11. Wolo Wolo 17 2 19 12. Samaturu Tosiba 13 2 15 13. Mowewe Inebenggi 5 3 8 14. Uluiwoi Sanggona 12 1 13 15. Toari Toari 6 0 6 16. Polinggona Polinggona 6 0 6 17. Loea Loea 6 2 8 18. Tinondo Tinondo 8 0 8 19. Poli-Polia Poli-Polia 6 0 6 20. Lalolae Lalolae 6 2 8 168 46 214 Kabupaten Kolaka Sumber: Kabupaten Kolaka Dalam Angka 2010 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 Kemiringan lahan diklasifikasikan dalam empat kelas lereng yaitu 0 – 8%, 8 –25%, 25% –40% dan lebih dari 40 %. Kemiringan tanah yang paling dominan adalah di atas 40% meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten Kolaka dengan luas 510.976 ha atau 74%. Sedangkan daerah datar dengan kemiringan 0 % 8% menempati areal seluas 90.545 ha atau 13%. Daerah dengan kelerengan 8 – 25% dan 25 – 40% masingmasing menempati 6% dari luas Kabupaten Kolaka. Kemudian unsur topografi lainnya adalah ketinggian tempat dari permukaan laut. Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut sangat erat kaitannya dengan suhu (temperatur) udara dan curah hujan. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut akan semakin rendah suhunya. Di dataran rendah rata-rata suhu tahunannya berkisar 26°C, angka rata-rata ini berkurang 0,6°C dengan kenaikan setiap 100 meter. Ketinggian tempat dari permukaan laut di Kabupaten Kolaka di bedakan dalam empat segmen yaitu : Ketinggian 0 - 7 meter, umumnya terletak di pesisir pantai Watubangga hingga Tanjung Pakar dan di Pantai Wolo hingga Tanjung Ladongi. Daerah ini terdapat hutan bakau, tambak dan areal perkampungan. Ketinggian 7 - 25 meter dari permukaan laut membujur dari kecamatan Watubangga ke arah barat. Bentangan kontur mengikuti lekukan sepanjang jalan arteri. Daerah yang di lalui selain hutan bakau dan perkampungan juga kawasan budidaya seperti tambak, sawah,dan kebun campuran. Daerah dengan ketinggian 25 - 100 meter mengikuti dataran agak terjal dengan fungsi budidaya, dan sebagian besar hutan produksi dan perkebunan. Daerah dengan ketinggian > 100 meter, merupakan daerah terjal kearah kawasan perlindungan dan pelestarian, termasuk kawasan khusus dengan perlindungan daerah aliran. Prasarana sumberdaya air adalah prasarana pengembangan sumberdaya air untuk memenuhi berbagai kepentingan, utamanya untuk air bersih dan air irigasi. Pengembangan prasarana sumberdaya air diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan, sumber air tanah dan sumber mata air. Pengembangan sistem irigasi dalam rangka peningkatan pelayanan irigasi diarahkan pada pengelolaan DAS yang terdapat di wilayah Kabupaten Kolaka adalah DAS Pakue, DAS Lapao-Pao, DAS Kolaka dan DAS Huko-huko yang mampu menyediakan air dengan debit 105 liter/detik. Kabupaten Kolaka memiliki beberapa sungai yang tersebar pada beberapa Kecamatan. Sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga, kebutuhan industri, kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan irigasi serta pariwisata. Tabel. 2.3 : Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota Nama DAS DAS Pakue DAS Lapao-Pao DAS Kolaka DAS Huko-huko Luas (Ha) Debit (m3/dtk) Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 C. Kondisi Iklim Wilayah daerah basah dengan curah hujan lebih dari 1788.70 mm per tahun berada pada wilayah sebelah utara jalur Kolaka meliputi Kecamatan Kolaka, Kecamatan Latambaga, Kecamatan Wolo, Kecamatan Samaturu, Kecamatan Mowewe, Kecamatan Uluiwoi dan Kecamatan Tinondo dengan bulan basah sekitar 5 sampai 9 bulan dalam setahun. Tabel 2.4 Curah Hujan di Kabupaten Kolaka dan Sekitarnya No Bulan Hari Hujan Curah Hujan (mm) 1 Januari 22 106.30 2 Februari 16 160.80 3 Maret 19 190.40 4 Apri 21 216.90 5 Mei 21 271.10 6 Juni 16 93.20 7 Juli 11 153.20 8 Agustus 5 23.10 9 September 7 2.10 10 Oktober 10 108.50 11 Nopember 14 220.10 12 Desember 20 243.00 Kabupaten Kolaka 182 1788.70 Sumber: Kabupaten Kolaka Dalam Angka 2010 D. Geologi Kondisi geologi di Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk didalamnya Kabupaten Kolaka umumnya berada pada kondisi geologi yang rumit. Kerumitan ini dicerminkan dari litologi yang beragam dengan kontak litologi umumnya berupa kontak struktur. Kuatnya tekanan tektonik menyebabkan umumnya wilayah studi merupakan wilayah pegunungan. Sedangkan jika dilihat dari jenis batuannya maka wilayah ini juga disusun oleh batuan yang rumit dan mulai dari yang sangat tua (Jura) hingga yang paling muda (Holosen). Satuan batuan tersebut masih dirinci kedalam satuan batuan yang lebih spesifik, dirinci dengan simbol dan warna masing-masing satuan. Berdasarkan peta geologi lembar Lasusua – Kendari Sulawesi dan peta geologi lembar Kolaka Sulawesi dengan skala 1:250.000 yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), Dirjen Geologi dan Sumberdaya Mineral, Bandung 1993, serta kompilasi peta oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sulawesi Tenggara (2005) wilayah Kabupaten Kolaka tersusun oleh beberapa jenis batuan yang dapat dijelasakan sebagai berikut (Penjelasan dari batuan yang tertua ke batuan yang termuda): a. Kompleks Mekongga (Pzm) pada Lembar Lasusua – Kendari disebut batuan malihan Paleooikum; Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 Formasi batuan ini termasuk di dalamnya marmer Paleozoikum (Pzmm) yang dipetakan oleh P3G Bandung tahun 1993. Sedangkan pada peta geologi yang dibuat oleh Dinas pertambangan dan Energi Sultra (2005) menyebutnya (Pcm). Kompleks batuan ini terdiri atas batuan metamorf berupa sekis, geneis dan kuarsit. Sedangkan Pzmm sendiri merupakan batuan metamorf hasil ubahan dari batu gamping (mammer). Marmer (Pzmm) telah mengalami metamorfosa lanjut yang ditandai dengan struktur mendaun. Sebaran batuan ini sangat luas (55%)di bagian barat, tengah dan utara Kabupaten Kolaka yang membentang utara (G. Mekongga) – selatan (Rate - rate). Ketiga lembar peta menyebutkan bahwa batuan ini berumur Karbon – Permian. b. Formasi Tolala (TRJt) yang pada lembar peta geologi yang dibuat oleh Dinas pertambangan dan Energi Sultra (2005) TRJI. Formasi ini tersusun oleh batu gamping dengan sisipan batu pasir, serpih dan napal. Struktur yang dijumpai pada batuan ini adalah perlapisan dengan arah umum kemiringan batuan adalah selatan. Batuan ini mempunyai kontak struktur (patahan turun) di bagian selatan dengan batuan yang lebih tua (Pzm). Penyebaran formasi ini relatif sempit (10%) yaitu di bagian barat laut Kabupaten Kolaka yaitu dari Pegunungan Mengkoka di timur hingga ke pantai di barat. Hasil penanggalan dari ketiga lembar peta di atas menunjukkan umur yang sama yaitu Trias – Jura. c. Formasi Meluhu (TRJm) yang pada lembar peta geologi yang dibuat oleh Dinas pertambangan dan Energi Sultra (2005) disebut PCt. Formasi ini terdiri atas perselingan batupasir, serpih, batugamping dan lanau. Batuan ini mengalami tektonik kuat yang ditandai oleh kemiringan perlapisan batuan hingga 80O dan adanya puncak antiklin yang memanjang utara barat daya – tenggara. Penyebaran formasi ini juga sempit (7,5%) dan tersingkap di sebelah timur Kabupaten Kolaka. Batuan ini dideskripsi berumur Trias Atas – Jura bagian bawah oleh ketiga lembar peta geologi tersebut di atas. d. Batuan Beku Ultrabasa (Ku) pada lembar Kolaka, batuan ofiolit pada lembar Lasusua – Kendari dan batuan ofiolit Matano oleh Dinas Pertambangan dan Energi Sultra (2005) yang disebut Ubm. Batuan ini terdiri atas peridotit, hazburgit, gabro, dunit dan serpentinit. Batuan ini menyebar di tiga tempat yaitu Pulau Padamarang, Kecamatan Pomalaa dan Kecamatan Wolo dengan sebaran yang tiidak terlalu luas (10%). Ketiga daerah inipun telah menjadi wilayah konsesi penambangan nikel terbesar yaitu PT. INCO dan PT. Aneka Tambang. Umur batuan ini adalah Jura bagian atas - Kapur bagian bawah. e. Kompleks Pompangeo (MTpm) merupakan kompleks batuan metamorf yang terdiri dari sekis, rijang dan marmer serta metagamping. Batuan ini oleh Dinas Pertambangan dan Energi Sultra (2005) memetakannya sebagai batuan metamorf yang sama dengan PCm. Batuan ini mempunyai kontak struktur geser dengan batuan yang lebih tua di bagian utara yaitu Kompleks Mekongga (Pzm). Berdasarkan penarikan umur oleh P3G (1993) Kompleks Pompangeo mempunyai umur Kapur Akhir – Paleosen bagian bawah sedangkan umur oleh Dinas Pertambangan dan energi Sultra (2005) adalah Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 Karbon Akhir – Permian atau sama dengan Kompleks Mekongga (Pzm). Sebaran batuan ini relatif sempit (5%) yaitu di bagian tenggara wilayah studi. f. Formasi Langkawa (Tml) merupakan batuan sedimen berupa konglomerat, batupasir, serpih dan batugamping. Kumpulan batuan sedimen ini kemudian dipetakan sebagai Tms dan Tml oleh Dinas Pertambangan dan Energi Sultra (2005). Batuan ini banyak dibatasi oleh kontak struktur dengan batuan lainnya dan bagian atas menjemari dengan bagian bawah batuan sedimen Formasi Boepinang (Tmpb atau Tmpl dan Tmps). Hasil penanggalan umur menunjukkan bahwa batuan ini terbentuk pada Miosen Tengah (P3G, 1993), sedangkan Dinas Pertambangan dan Energi Sultra (2005) mendeskripsi pada kisaran umur Miosen Tengah bagian atas – Miosen Akhir bagian bawah. Berdasarkan kemiringan (dip) lapisan batuannya yang relatif kecil (25O) maka dapat dikatakan bahwa tektonik yang bekrja pada batuan ini relatif tidak seintens dengan batuan sebelumnya. Sebaran batuan ini sangat sempit (5%) di bagian selatan wilayah studi, namun meluas kearah selatan (diluar Kabupaten Kolaka). g. Formasi Boepinang (Tmpb) terdiri dari batupasir yang diselingi oleh lempung pasiran dan napal pasiran. Kumpulan batuan sedimen ini kemudian dipetakan sebagai Tmps dan Tmpl oleh Dinas Pertambangan dan Energi Sultra (2005). Batuan ini berlapis dengan kemiringan perlapisan relatif kecil yaitu <15 O yang dijumpai membentuk antiklin dengan sumbu antiklin berarah barat daya – timur laut. Batuan ini tersingkap tidak merata dibagian selatan Kabupaten Kolaka yang menutupi lahan sekitar 5% dari wilayah Kabupaten Kolaka. h. Aluvial (Qa) adalah endapan termuda dan hingga kini masih berlanjut. Material penyusunnya berupa kerikil, pasir, kerakal, lempung dan unsur organik yang terendapkan bersama. Sebarannya sangat terbatas yaitu berupa endapan sungai dan pantai. Luas sebarannya tidak lebih dari 2,5% dari luas wilayah Kabupaten Kolaka. Berdasarkan peta yang dibuat oleh oleh P3G (1993) maupun oleh Dinas Pertambangan dan Energi Sultra (2005), maka di daerah penelitian terdapat satu patahan mayor yang dideskripsi sebagai patahan geser menganan dan berarah Utara Barat Laut – Tenggara dan mulai melewati Kota Kolaka hingga ke Selat Tiworo di selatan. Patahan ini memotong seri batuan yang tua seperti Kompleks Mekongga dan Kompleks Pompangeo, namun tidak memotong batuan muda seperti Tms atau Formasi Langkowa di selatan. Berdasarkan fenomena tersebut maka patahan mayor tersebut terjadi sebelum F. Langkowa terbentuk pada Miosen Tengah. Mengikuti arah patahan mayor tersebut juga dijumpai patahan naik yang hanya melewati batuan tua yaitu Batuan Ultrabasa (Ku) yang berumur Jura – Kapur. Stuktur ini diduga yang menyebabkan batuan-batuan yang lebih tua dari kapur terangkat ke permukaan dan tersingkap di Sulawesi Tenggara. Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 2.2. Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Kolaka tahun 2010 adalah 314.812 jiwa. Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak yakni di Kecamatan Kolaka berjumlah 35.977 jiwa. Dengan distribusi penduduk mencapai 11,43% dari seluruh penduduk di Kabupaten Kolaka. Tabel. 2.5 : Nama,Luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah Kelurahan Nama Kecamatan Watubangga Tanggetada Pomalaa Wundulako Baula Ladongi Lambandia Tirawuta Kolaka Latambaga Wolo Samaturu Mowewe Uluiwoi Tinondo Lalolae Poli-Polia Toari Polinggona Loea Total Jumlah Kelurahan / Desa 12 14 12 11 9 13 20 13 7 7 19 15 8 13 8 5 8 6 5 8 213 (Ha) 245,20 450,00 373,82 140,00 150,47 183,00 226,57 381,14 207,25 308,32 730,54 344,69 92,75 2.306,58 203,25 81,93 162,56 71,25 151,12 107,94 6.918,38 Luas Wilayah (%) thd total 3,54 6,50 5,40 2,02 2,17 2,65 3,27 5,51 2,99 4,46 10,56 4,98 1,34 33,34 2,94 1,18 2,35 1,03 2,18 1,56 Perkembangan dan Proyeksi Jumlah Penduduk Perkiraan jumlah penduduk ini penting dalam suatu perencanaan, karena kependudukan merupakan salah satu penentu dalam mengkondisikan perkembangan suatu wilayah baik dari segi fisik maupun non fisik. Dengan mengetahui perkembangan suatu penduduk di suatu wilayah maka akan dapat diketahui prediksi dari kebutuhan akan fasilitas dan utilitas penunjang serta perkiraan kebutuhan ruangnya. Dengan mengetahui prediksi akan kebutuhan fasilitas, utilitas dan ruangnya maka akan relatif lebih mudah untuk memberikan arahan perkembangan sehingga akan didapat keteraturan secara fisik dan non fisik. Tabel. 2.6 : Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun Nama Kecamatan Watubangga Jumlah Penduduk Tahun 2010 2011 n+4 Jumlah KK Tahun 2010 2011 n+4 Tingkat Pertumbuhan Tahun 2010 2011 n+4 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 Tanggetada Pomalaa 14.169 13.310 28.199 Wundulako 18.588 Baula 10.126 Ladongi 23.818 Lambandia 27.893 Tirawuta 12.483 Kolaka 36.147 Latambaga 27.558 Wolo 24.253 Samaturu 21.045 Mowewe 7.538 Uluiwoi 7.242 Tinondo 7.119 Lalolae 3.542 Poli-Polia 10.606 Toari 8.925 Polinggona 6.497 Loea 6.174 Sumber : Kolaka Dalam Angka 2011 2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.4. Tata Ruang Wilayah Sesuai dengan tujuan penataan ruang yaitu adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, arahan kebijakan pengembangan kawasan perlu diarahkan untuk kebijakan pengembangan pola pemanfaatan ruang berupa pemanfaatan kawasan lindung, kawasan budidaya (termasuk dengan pertahanan dan keamanan) dan kawasan tertentu beserta arah kebijakan pengembangan struktur ruang berupa sistem perkotaan, sistem transportasi, dan sistem infrastruktur wilayah pendukung lainnya. Adapun kebijakan penataan ruang Kabupaten Kolaka diarahkan untuk : 1. Pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan hidup dalam rangkamempertahankan dan meningkatkan daya dukung lingkungan hidup; 2. Peningkatan kegiatan perkebunan yang disertai dengan pengembangan kegiatan industri perkebunan yang inovatif dalam rangka memberi nilai tambah bagi perekonomian wilayah; 3. Peningkatan produktsi pertanian dan perikanan dengan pengelolaan yang ramah lingkungan berkelanjutan; 4. Pengembangan dan peningkatan kegiatan pendukung dan/ atau kegiatan turunan pertambangan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan untuk menunjang pengembangan sektor unggulan lainnya; 5. Pengembangan sistem prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas sebagai pemicu perkembangan wilayah yang merata di seluruh kabupaten; Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 6. Pengembangan dan peningkatan pusat-pusat ekonomi sebagai sentra pertumbuhan wilayah kabupaten; 7. Pengembangan sistem jaringan transportasi darat dan udara; 8. Pengembangan mutu dan jangkauan pelayanan untuk sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air dan sistem pengelola lingkungan; 9. Pengendalian dan pelestarian kawasan lindung; 10. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. 11. Pengembangan dan peningkatan kegiatan pertambangan dan kegiatan pendukungnya yang berwawasan lingkungan berkelanjutan. Peta 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kolaka Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 2.5. Sosial dan Budaya Dalam pelaksanaan pembangunan sosial, pemerintah telah mengupayakan berbagai usaha guna terciptanya kesejahteraan masyarakat di bidang sosial yang lebih baik. Usaha tersebut meliputi kegiatan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, keluarga berencana, keamanan dan ketertiban masyarakat, serta urusan sosial lainnya. Sasaran pembangunanpendidikan dititikberatkan padapeningkatan mutu dan perluasankesempatan belajar di semua jenjangpendidikan, dimulai dari kegiatanprasekolah (Taman Kanak-Kanak)sampai dengan Perguruan Tinggi.Upaya peningkatan mutu pendidikanyang ingin dicapai tersebutdimaksudkan untuk menghasilkanmanusia berkualitas. Sedangkanperluasan kesempatan belajar dimaksudagar penduduk usia sekolah yang setiaptahun mengalami peningkatan sejalandengan laju pertumbuhan pendudukdapat memperoleh kesempatan belajaryang seluas-luasnya.Pelaksanaan pembangunanpendidikan di Sulawesi Tenggaramengalami peningkatan dari tahun ketahun. Indikator yang dapat mengukurtingkat perkembangan pembangunanpendidikan di Sulawesi Tenggara sepertibanyak-nya sekolah dan guru,perkembangan berbagai rasio dansebagainya. Pembangunan kesehatan diKolaka dititik beratkan padapeningkatan mutu pelayanan kesehatanmasyarakat. Demikian pulapelaksanaan Program NasionalKeluarga Berencana bertujuanmenurunkan dan mengendalikanpertumbuhan penduduk danmembudayakan suatu norma yangdikenal dengan Norma Keluarga KecilBahagia dan Sejahtera (NKKBS).Untuk mencapai sasaranpembangunan, baik di bidang kesehatanmaupun di bidang program keluargaberencana tersebut, maka sejak tahun1993 pemerintah daerah telahmenggiatkanpelaksanaan pembangunansarana dan prasarana pelayanankesehatan dan keluarga berencanasampai ke pelosok pedesaan. Pembangunan di bidang agama dankepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa diarahkan untukmenciptakan keselarasan hubunganantar manusia dengan manusia,manusia dengan penciptanya sertadengan alam sekitarnya.Indikator pembangunan bidang agama,digambarkan dengan pembangunansarana peribadatan, pembinaan umatberagama, dan berbagai kegiatankeagamaan di Sulawesi Tenggara. Tabel 2.7 Fasilitas Pendidikan Yang tersedia di Kabupaten Kolaka Jumlah Sarana Pendidikan Nama Kecamatan Watubangga Tanggetada Pomalaa Wundulako Baula Ladongi Lambandia Tirawuta Kolaka SD 22 21 17 16 11 24 33 15 19 Umum SLTP 8 5 7 4 2 6 8 4 2 SLTA 2 2 5 2 1 2 2 2 6 SMK MI 1 2 2 3 1 2 Agama MTs 2 2 3 1 3 2 1 3 MA 1 1 1 1 3 Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kolaka Tahun 2012 Latambaga Wolo Samaturu Mowewe Uluiwoi Tinondo Lalolae Poli-Polia Toari Polinggona Loea 16 19 22 9 15 12 6 12 12 8 8 4 5 4 3 4 4 2 2 4 2 2 2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 -