alat musik dan fenomena akustika musik gong

advertisement
ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG
23
ALAT MUSIK DAN
FENOMENA AKUSTIKA
MUSIK GONG
VIDEO CD
VCD 1, track 9-12
Demo memainkan rebab, siter,
kempul dan gong, saron Jawa Tengah
2.1. Bagaimana Bunyi Dihasilkan?
Bunyi terjadi karena ada getaran atau vibrasi. Getaran menimbulkan
gelombang bunyi, yang merambat melalui medium udara untuk
kemudian sampai ke telinga pendengarnya.
Alat musik menghasilkan bunyi dengan berbagai cara, yakni ditiup,
dipetik, dipukul, digesek, digoyang, digaruk, dan sebagainya. Karena
itu, kita sering mendengar penggolongan alat musik berdasarkan cara
memainkannya, yakni alat musik petik, gesek, pukul, tiup, dan lain-lain.
Di samping itu, alat musik juga bisa digolongkan menurut bahan
dasarnya, tinggi rendah nada yang dihasilkan, fungsi sosialnya, dan
lain sebagainya. Kita juga dapat mengenal alat musik berdasarkan
sumber getar utama dalam suatu instrumen. Mengapa penggolongan
alat musik berdasarkan pada sumber getar utama? Alasannya diambil
dari ilmu fisika, dan penggolongan inilah yang kami pakai dalam buku
ini. Jika senar bergetar (misalnya pada biola), maka proses getarannya
berbeda dengan jika membran atau kulit (misalnya pada gendang) yang
bergetar. Proses getaran yang berbeda secara mendasar berpengaruh
terhadap gelombang bunyi yang dihasilkan. [Kalau ada perbedaan
pada proses getaran, jelas ada perbedaan juga pada gelombang bunyi
yang dihasilkan.]
24
GONG
Ringkasnya, penggolongan alat musik berdasarkan sumber getar
utama adalah:
a.
Kordofon (chordophone). Sumber getar utamanya adalah senar/dawai/
kawat/tali (bahasa Yunani: chord). Contohnya, rebab, gitar, dan lainlain.
Gbr. 2.1: Rebab, Jawa
Gbr. 2.2: Gambus, Kutai,
Kalimantan Timur
Gbr. 2.4: Gitar, Lampung
Gbr. 2.3: Sampeq/Sampe´,
Kenyah, Kalimantan
ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG
25
b. Aerofon (aerophone). Sumber getar utamanya adalah udara yang
terdapat di dalam alat. Contohnya, suling, serunai, klarinet, dan lainlain.
Gbr. 2.5: Suling Gambuh, Bali
Gbr. 2.6: Suling ganda, Flores
Timur
Gbr. 2.8: Suling hidung, Sumba Barat
Gbr. 2.7: Helikon, alat brass
band dari zaman kolonial, masih
dipakai dalam tanjidor, Jawa
Barat
Gbr. 2.9: Akordeon
26
GONG
c.
Membranofon (membranophone). Sumber getar utamanya adalah
suatu membran atau selaput (bisa dari kulit, plastik, kertas, dan
sebagainya). Contohnya, gendang.
Gbr. 2.10: Gendang, Sangihe, Sulawesi Utara
Gbr. 2.12: Gendang, Kalimantan Timur
Gbr. 2.11: Gendang, Flores
Gbr. 2.13: Gendang, Bali
ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG
27
d. Idiofon (idiophone). Sumber getar utamanya adalah badan alat
musik itu sendiri. Contohnya, gong, angklung, kentongan, dan lainlain.
Gbr. 2.15: Gong dari Lolak, Sulawesi Utara
Gbr. 2.14: Angklung
Gbr. 2.16: Gong di atas rak dari Tolaki, Sulawesi
Tenggara
e.
Elektrofon (electrophone). Sumber getar utamanya adalah listrik.
Contohnya, gitar listrik, keyboard listrik, dan lain-lain.
2.2. Gong Termasuk Idiofon
Gong termasuk dalam golongan idiofon. Sumber getar utamanya adalah
badan alat musik itu sendiri. Pada dasarnya seluruh badan gong ikut
bergetar, namun getaran yang paling kuat terletak pada bagian tengah
dari permukaan alat.
Gong perlu dibedakan dari lonceng, meskipun keduanya sama-sama
idiofon. Prinsip getaran pada lonceng berbeda dengan gong. Pada lonceng,
pusat getaran terletak pada bagian pinggir atau bibirnya.
Jenis gong yang umum dijumpai di Indonesia adalah gong yang
berpencu. Suara gong datar (tanpa pencu) biasanya agak pencar,
menghasilkan beberapa nada sekaligus. Sementara itu, suara gong
berpencu biasanya lebih terfokus pada satu nada.
28
GONG
2.3. Resonator
Gbr. 2.17: Lonceng
Gbr. 2.18: Ilustrasi gong dengan pemukulnya
Bunyi bersumber dari getaran.
Getaran dari suatu benda (senar,
membran, udara, badan alat musik
sendiri, atau listrik) akan menghasilkan gelombang bunyi. Gelombang itu merambat ke telinga kita
melalui medium udara. Jika gelombang itu kurang keras (dalam
istilah fisika, amplitudonya kecil),
akan sulit ditangkap telinga kita.
Getaran tersebut bisa diperkuat
dengan rongga atau ruang bagian
dalam dari suatu alat yang berfungsi sebagai resonator. Fungsi
resonator ialah menjadikan bunyi
yang dihasilkan itu lebih keras.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pusat getaran gong berpencu adalah bagian pencunya.
Bagian itulah yang harus dipukul.
Getaran ini diperkuat oleh rongga
atau ruang bagian dalam dari gong
yang berfungsi sebagai resonator.
Dalam hal ini, gong berbeda
dengan alat-alat musik berbentuk
bilahan. Alat musik bilahan
Gbr. 2.19: Gong dari Kalimantan, dimainkan di atas sebuah kapal (nampak dari arah belakang)
ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG
29
memiliki resonator yang terpisah dari benda utama yang bergetar (yaitu
bilahannya). Resonator untuk alat bilahan biasanya berupa rak
berongga atau tabung-tabung pipa yang juga berfungsi sebagai tempat
bilahan itu bertumpu.
2.4. Nada
Tinggi rendahnya bunyi yang dihasilkan oleh suatu alat musik dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini
berbeda antara alat musik yang satu
dengan lainnya. Secara umum,
ukuran diameter permukaan gong
berkaitan dengan tinggi atau rendahnya nada. Secara garis besar
dapat dikatakan bahwa makin lebar
diameter permukaan gong, makin
rendah nadanya, begitu pula sebaliknya. Selain itu, terdapat faktor-faktor
lain yang juga sangat berpengaruh,
misalnya: tebal atau tipisnya, dan
cembung atau cekungnya permukaan gong. Semua faktor ini saling
mempengaruhi. Pengetahuan tentang
pelarasan alat merupakan materi
yang sangat teknis dan rumit. (Lihat
lampiran tentang pembuatan gong).
Secara ringkas dapat dikemukakan bahwa, tinggi atau rendahnya
nada pada alat musik bilahan bergantung pada panjang atau pendek
dan tebal atau tipisnya bilahan.
Semakin panjang bilah, semakin
rendah nadanya. Semakin tipis bilah,
semakin rendah nadanya. Hal itu berlaku pula sebaliknya. Faktor-faktor ini
saling mempengaruhi. Di samping
itu, masih ada beberapa faktor lain,
seperti cembung atau cekungnya
lempengan, yang juga bisa mempengaruhi tinggi atau rendahnya
suara yang dihasilkan oleh bilahan.
Gbr. 2.20: Gangsa jongkok, Bali (nampak
tabung atau pipa resonator yang ditaruh di
bawah setiap bilahan)
Gbr. 2.21: Gender, Bali
Gbr. 2.22: Gong pada Gong Renteng,
Cirebon
30
GONG
Prinsip suling agak mirip dengan prinsip bilahan. Semakin panjang
pipa, atau juga semakin lebar diameter tabung/pipa, nadanya akan
semakin rendah, dan sebaliknya. Begitu pula dengan alat musik dawai,
semakin panjang atau semakin tebal senarnya, nada semakin rendah.
Sekali lagi faktor-faktor panjang/lebar atau panjang/tebal tersebut dan
beberapa faktor lain lagi saling mempengaruhi tinggi/rendahnya nada.
Dalam kasus alat dawai ada beberapa faktor lainnya, seperti: massa
senar, ketegangan senar, dan lain-lain.
Gbr. 2.23: Anak sedang bermain bonang Jawa
Gbr. 2.24: Gong pada Topeng Betawi
2.5. Pengaruh Ukuran Gong
Umumnya, permainan melodi lebih mudah menggunakan gong
berukuran kecil. Mengapa demikian? Ini disebabkan keadaan dan sifat
fisik alat musiknya. Semua gong menghasilkan bunyi dengung atau
getaran. Namun, pada gong kecil bunyi itu tidak terlalu lama bertahan,
ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG
31
dibandingkan dengan dengungan gong besar. Lagipula, membunyikan dan meredam gong
besar memerlukan lebih banyak
tenaga dan waktu dibandingkan
gong kecil. Karena itu, gong besar
lebih sulit membawakan melodi
dalam tempo cepat. Gong berukuran kecil lebih mudah untuk
memainkan melodi. Sambil meGbr. 2.25: Gong dan kempul, gamelan Jawa Tengah
matikan getaran gong yang satu
(tampak pemain sedang meredam suara kempul)
dengan ujung tangan atau pemukul, pemain dapat bergerak memukul gong yang lain. Oleh karena
itu, permainan melodi gong kecil terdengar lebih jernih karena tidak
terganggu dengan bunyi dengung yang panjang (karena dengungnya
bisa cepat dimatikan).
Gbr. 2.26: Kromong (kiri) dan
gong dari ensambel gambang
kromong, Betawi
Gbr. 2.27: Trompong, Bali
32
GONG
2.6. Timbre (warna suara)
Perbedaan warna suara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor itu di antaranya adalah cara suara dihasilkan (misalnya:
dipukul atau dipetik); materi instrumen (misalnya: kayu, logam, kulit,
bambu, plastik, kaca) dan alat pemukul, penggesek, atau pemetik (jika
ada); ukuran dan bentuk alat; ruang atau tempat pertunjukan
(misalnya: di dalam gedung, di alam terbuka, di dekat benda seperti
dinding yang memantulkan bunyi).
Gbr. 2.28: Gong Kalimantan
Download