SOSIOLOGI STRUKTUR SOSIAL : DIFERENSIASI SOSIAL DAN STRATIFIKASI SOSIAL STRUKTUR SOSIAL 1. KONSEP STRUKTUR SOSIAL A. BANGUNAN, KERANGKA DAN SUSUNAN. B. BANGUNAN SOSIAL YANG TERDAPAT KETERKAITAN ATAU HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTAR ANGGOTA MASYARAKAT DALAM MEMPEROLEH ATAU MEMPERTAHANKAN STATUS DAN MELAKSANAKAN PERANAN SOSIAL. C. TOKOH TENTANG KONSEP STRUKTUR SOSIAL KAREL J. VEEGER, COLEMAN, TALCOTT PARSON, SOERJONO SEOKANTO, ABDUL SYANI DAN SELO SOEMARDJAN UNSUR SOSIAL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. KELOMPOK SOSIAL INTERAKSI SOSIAL NILAI DAN NORMA SOSIAL PENGENDALIAN SOSIAL PELAPISAN SOSIAL STATUS DAN PERANAN LEMBAGA SOSIAL KEBUDAYAAN CIRI STRUKTUR SOSIAL 1. MENCAKUP SEMUA HUBUNGAN SOSIAL 2. STRUKTUR SOSIAL MERUPAKAN SELURUH KEBUDAYAAN MASYARAKAT YANG DAPAT DILIHAT DARI SUDUT PANDANG TEORITIS 3. STRUKTUR SOSIAL MERUPAKAN REALITAS SOSIAL YANG BERSIFAT STATIS 4. STRUKTUR SOSIAL MENGACU PADA HUBUNGAN-HUBUNGAN SOSIAL POKOK YANG MENUNJUKKAN BATASAN-BATASAN DARI STATUS DAN PERANAN SOSIAL. FUNGSI STRUKTUR SOSIAL 1. PENGAWASAN SOSIAL (SOCIAL CONTROL) 2. DASAR DALAM MENANAMKAN DISIPLIN SOSIAL (DISCIPLINE CONTROL) FUNGSI STRUKTUR SOSIAL TERWUJUD SECARA KONKRET MELALUI NILAI DAN NORMA. BENTUK STRUKTUR SOSIAL DIFERENSIASI SOSIAL/KEMAJEMUKAN MASYARAKAT (HORIZONTAL) 1. 2. 3. 4. 5. CIRI-CIRI FISIK : RAS (HAL INI DIPENGARUHI OLEH KONDISI GEOGRAFIS DAN IKLIM, MAKANAN, PERKAWINAN) SOSIAL : FUNGSI YANG MENYANGKUT PROFESI DIRI SENDIRI MAUPUN MASYARAKAT BUDAYA : LEWAT NILAI DAN NORMA, SISTEM RELIGI, ETOS KERJA, SISTEM KEMASYARAKATAN , TEKNOLOGI DAN SEBAGAINYA YANG DIANUT SUATU KEBUDAYAAN SEBAB DIFERENSIASI DI INDONESIA : KEADAAN GEOGRAFIS, LETAK INDONESIA DI DUA BENUA DAN DUA SAMUDERA, PERBEDAAN IKLIM DAN KESUBURAN TANAH BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL : RAS, ETNIS (BAHASA, WILAYAH, SEJARAH, KEBUDAYAAN; DI INDONESIA MASYARAKAT TERBAGI DALAM 3 BAGIAN YAITU SUKU BANGSA, KETURUNAN ASING DAN MASYARAKAT TERASING), AGAMA, KLAN (UNILATERAL DAN BILATERAL → PATRILINEAL DAN MATRILINEAL), PROFESI DAN JENIS KELAMIN. BENTUK STRUKTUR SOSIAL STRATIFIKASI SOSIAL (VERTIKAL) 1. 2. 3. 4. 5. STRATIFIKASI MUNCUL KARENA ADA SESUATU YANG DIHARGAI SEPERTI KEKAYAAN, KEKUASAAN, KEHORMATAN DAN ILMU PENGETAHUAN (DASAR STRATIFIKASI) STRUKTUR SOSIALNYA BERSIFAT SALING TERGANTUNG (MISAL, INSTITUSI) PROSES TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL : A). TERJADI DENGAN SENDIRINYA : DASARNYA TENTANG KEPANDAIAN, UMUR, JENIS KELAMIN, HARTA B). TERJADI DENGAN SENGAJA : DASARNYA TENTANG PEMERINTAHAN, PERUSAHAAN, PARPOL, ANGKATAN BERSENJATA DAN PERKUMPULAN. SIFAT-SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL A). TERBUKA B). TERTUTUP C). CAMPURAN UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL A. KEDUDUKAN (STATUS) : KELAHIRAN, PRESTASI, ASSIGNED B. PERANAN (ROLE) : BAWAAN, PILIHAN, YANG DIHARAPKAN, YANG DISESUAIKAN 6. BENTUK-BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL A).KRITERIA EKONOMI : ATAS, MENENGAH DAN BAWAH B).KRITERIA MATA PENCAHARIAN : ELITE, PROFESIONAL, SEMI PROFESIONAL, TENAGA TERAMPIL DAN TIDAK TERLATIH C).KRITERIA POLITIK : (ROBERT MAC IVER) KASTA, OLIGARKIS DAN DEMOKRATIS D).KRITERIA PENDIDIKAN : BERPENDIDIKAN TINGGI, MENENGAH, RENDAH DAN TUNA AKSARA E).KRITERIA SOSIAL : (TALCOTT PARSON) KELAHIRAN, PRIBADI, PRESTASI, KEPEMILIKAN DAN OTORITAS 7. PENGARUH DIFERENSIASI DAN STRATIFIKASI SOSIAL TERHADAP KASUS DALAM MASYARAKAT A. PENGARUH DIFERENSIASI SOSIAL 1). KONFLIK : INDIVIDUAL, KELOMPOK SOSIAL, KELAS SOSIAL, GENERASI, IDEOLOGI, POLITIK, SUKU, UMAT BERAGAMA DAN RAS 2). INTEGRASI B. PENGARUH STRATIFIKASI SOSIAL 1). POSITIF : MEMBANTU DALAM PEMBAGIAN DAN PELAKSANAAN TUGAS, PENENTUAN PAJAK DAN WADAH UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN DAN KUALITAS HIDUPNYA. 2). NEGATIF : MUNCUL KESENJANGAN SOSIAL, KESTIAAN INGROUP SEHINGGA BERPOTENSI PERSAINGAN ANTAR KELOMPOK, PERSAINGAN MEMUNCAK MAKA TERJADI KONFLIK DAN POTENSI MEMECAH BELAH KEUTUHAN MASYARAKAT 8. KONSEKWENSI DIFERENSIASI SOSIAL 1. PRIMORDIALISME (terbentuknya kelompok) TERMINOLOGI : PRIMUS (PERTAMA, UTAMA); ORDIRI (IKATAN, TENUNAN); -ISME (PAHAM, PANDANGAN). JADI, PRIMORDIALISME ADALAH PANDANGAN DARI ANGGOTA-ANGGOTA MASYARAKAT YANG MEMPUNYAI KECENDERUNGAN BERKELOMPOK. PRIMORDIAL : IKATAN-IKATAN YANG DIBAWA SEJAK LAHIR (SUKU, KEKERABATAN/KLAN, AGAMA); ADANYA SOLIDARITAS INTERN. CIRI DAN FAKTOR LAHIRNYA PRIMORDIALISME CIRI PRIMORDIAL : DOMINASI KELOMPOK DALAM HAL PEMIKIRAN YANG PALING RASIONAL, KEPENTINGAN YANG UTAMA DAN PERLAKUAN ISTIMEWA DARI KELOMPOK LAINNYA. FAKTOR LAHIRNYA PRIMORDIALISME : SIKAP MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN KELOMPOK DAN ADA NILAI YANG DIJUNJUNG TINGGI. DAMPAK DARI PRIMORDIALISME A. NEGATIF : KECENDERUNGAN TERJADI KONFLIK, SIKAP TOLERANSI KURANG BAHKAN TIDAK ADA SERTA SIKAP PALING BENAR ATAS POLA KATIVITAS KEHIDUPAN. B. POSITIF : MEMPERLUAS WAWASAN PENGERTIAN TENTANG BUDAYA; SALING MEMPERKENALKAN KEBUDAYAAN SETEMPAT; MEMPERKAYA PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL; IDENTITAS KEBUDAYAAN NASIONAL SEMAKIN KUAT KARENA BERAKAR PADA BUDAYA LOKAL DAN MENINGKATKAN DAYA INOVATIFSERTA KREATIF MASYARAKAT. 8. KONSEKWENSI DIFERENSIASI SOSIAL 2. ETHNOSENTRISME (penilaian kelompok lain) PENGERTIAN : CARA HIDUP DAN KEBUDAYAAN SENDIRI LEBIH TINGGI DARI YANG LAINNYA. DAMPAK ETNOSENTRISME POSITIF : MENJAGA SOLIDARITAS, MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN MEMPERTINGGI RASA CINTA PADA TANAH KELAHIRAN. NEGATIF : MENGHAMBAT ASIMILASI SOSIAL DAN BUDAYA, MENGURANGI OBJEKTIVITAS ILMU, MEMBANGKITKAN SARA DAN MENGHAMBAT AKULTURASI DAN DIFUSI. 3. POLITIK ALIRAN POLITIK ALIRAN ADALAH POLITIK YANG MEMENTINGKAN PANDANGAN KELOMPOK TERTENTU. WADAH BAGI IDE-IDE YANG MUNCUL DARI MASYARAKAT MAJEMUK DAN YANG BERKECENDERUNGAN EKSKLUSIF 4. MUTUAL AKULTURASI 1. KONSEP AKULTURASI PERCAMPURAN DUA KEBUDAYAAN ATAU LEBIH TANPA MENGHILANGKAN CIRI ASLI KARENA SIKAP TERBUKA. 2. KONSEKWENSI LAINNYA A. KONFLIK B. SEPARATISME C. DISKRIMINASI D. SEGREGASI : PEMISAHAN KELOMPOK SALING MENGISOLASI 5. STEREOTIPE (PRASANGKA, PENCITRAAN) GENERALISASI TERHADAP SUATU KELOMPOK LAIN TENTANG RAS, ETNIS, AGAMA DAN DAERAH KONSEKWENSI POSITIF A. KEBUTUHAN SALING MENGENAL, MEMAHAMI DALAM MASYARAKAT MAJEMUK. B. KEBUTUHAN SALING MEMPENGARUHI DAN MENGISI DI ANTARA WARGA MASYARAKAT YANG MAJEMUK C. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA (SUKU BANGSA DAN AGAMA) YANG BERAGAM DAN TIDAK MONOTON. D. KEHIDUPAN MASYARAKAT MENJADI DINAMIS (TERUS BERUBAH) 9. KONSEKWENSI STRATIFIKASI SOSIAL J. DWI NARWOKO-BAGONG SUYANTO 1. GAYA HIDUP 2. PELUANG HIDUP DAN KESEHATAN 3. RESPONS TERHADAP PERUBAHAN 4. PELUANG KERJA DAN BERUSAHA 5. KEBAHAGIAAN DAN SOSIALISASI DESKRIPSI STRATIFIKASI SOSIAL POSITIF 1. 2. 3. 4. 5. 6. TERJADINYA MOBILITAS ATAU PERGERAKAN SOSIAL PENINGKATAN PRESTASI DAN KEMAMPUAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL YANG KUAT MEMBANTU KELAS SOSIAL YANG LEMAH MAKA TERCIPTA KESEJAHTERAAN DAN KEDAMAIAN MASYARAKAT TIDAK ADANYA JARAK ANTAR KELAS SOSIAL MAKA TERCIPTA SITUASI YANG KONDUSIF DAN AKOMODATIF STRATIFIKASI SOSIAL MENCIPTAKAN ORGANISASI SOSIAL YANG MENDORONG ORANG UNTUK MELAKUKAN HAK DAN KEWAJIBANNYA SESUAI DENGAN PERAN DAN STATUSNYA STRATIFIKASI SOSIAL YANG BAIK MEMBAWA SETIAP WARGANYA UNTUK SALING MENGISI (TAKE AND GIVE) NEGATIF 1. 2. 3. 4. 5. 6. MASYARAKATNYA BERSIFAT STATIS TERTUTUPNYA HARAPAN UNTUK HIDUP LEBIH LAYAK ANTAR KELAS SOSIAL TIDAK MEMBANTU MAKA TERCIPTA MASALAH-MASALAH SOSIAL, POLITIK, EKONOMI DAN BUDAYA BERAKIBAT PADA KERAWANAN SOSIAL TERJADINYA JARAK ANTAR KELAS SOSIAL MAKA TERCIPTA KESENJANGAN SOSIAL STRUKTUR ORGANISASI SOSIAL TELAH BERJALAN NAMUN BERTENTANGAN DENGAN NILAI DAN NORMA SETEMPAT MAKA MENIMBULKAN DISORGANISASI SOSIAL STRATIFIKASI SOSIAL YANG TIDAK BAIK MEMBAWA SETIAP WARGANYA UNTUK EGOIS ATAU TIDAK SALING MENGISI SEHINGGA MUNCUL BERBAGAI PERMASALAHAN KEHIDUPAN