eJournal - Jurnal Administrasi Bisnis

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (2): 192-201
ISSN 0000-0000 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2013
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DAN PENERAPAN METODE MARK UP DALAM
PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA
USAHA AMPLANG DI SAMARINDA
Widyawati 1
Abstrak
Pada saat ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang
beragam bentuk usahanya, yang menandakan bahwa dunia usaha semakin
maju. Mencapai keberhasilan tersebut salah satunya adalah penetapan harga
jual. Dalam usaha amplang, harga jual yang ditetapkan oleh mawar sari
sebelumnya adalah Rp 11.000,- dan setelah adanya kenaikkan harga bahan
dipasaran menjadi Rp 13.000,-, untuk kampung amplang harga awalnya Rp
9.000,- dan menjadi Rp 10.000, begitu juga dengan amplang sinar terang
harga jual awalnya Rp 16.000,- dan menjadi Rp 17.500,-. Ketiga usaha ini
sama-sama mengharapkan keuntungan 20% dengan berat yang sama yaitu 2
ons. Permasalahannya apakah ada hubungan penerapan metode mark up
terhadap penentuan harga jual amplang, begitu juga dengan harga jual yang
ditetapkan apakah sudah sesuai.
Tujuannya adalah untuk menganalisis harga jual amplang dengan
menggunakan metode mark up. Analisis yang digunakan adalah metode mark
up dilakukan perhitungan harga pokok produksi, setelah itu perhitungan harga
pokok produksi persatuan dan baru dapat dihitung harga jualnya. Dari
analisis dan pembahasan kesimpulan yang diambil adalah mawar sari harga
jual yang ditetapkan Rp 13.000,- apabila dihitung dengan menggunakan
metode mark up harga jual yang diperoleh sebesar Rp 19.446,- dan mencapai
80,22%, kampung amplang harga jual yang ditetapkan Rp 10.000,- dengan
perhitungan metode mark up harga jualnya Rp 12.403,- dan mencapai 96,75%,
dan amplang sinar terang harga jualnya sebesar Rp 17.500,- dengan
perhitungan metode mark up menjadi Rp 43.428,- dan mencapai 48,36%.
Jadi ketiga usaha amplang ini akan lebih menguntungkan jika harga
jual yang ditetapkannya menggunakan metode perhitungan harga jual mark
up, dan dilihat perhitungannya bahwa ada hubungan penerapan metode mark
up terhadap penentuan harga jual amplang.
Kata Kunci : Harga pokok produksi, metode mark up dan penentuan harga
jual.
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Analisis harga pokok produksi, metode mark up dalam harga jual amplang (widya)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penetapan harga jual adalah salah satu yang berperan besar dalam
menentukan keberhasilan bisnis, terutama yang bergerak dibidang penjualan
barang atau produk. Perusahaan dalam melakukan penentuan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satu yang paling banyak dipakai adalah dengan
menambahkan persentase tertentu dari biaya pada semua barang dalam produk.
Dalam strategi penentuan harga jual, pengelola usaha harus membuat tujuan
penetapannya terlebih dahulu. Tujuan penetapan harga jual yang tepat adalah
untuk meningkatkan penjualan, memperbaiki dan mempertahankan market
share, memperhatikan permintaan, dan mengusahakan mengembalikan
investasi dengan pencapaian laba secara maksimal. Perusahaan ingin
menetapkan harga jual yang dapat menutupi sebuah biaya untuk produksi,
distribusi, penjualan produk dan memberikan laba yang wajar bagi usaha dan
resikonya.
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah
produk didalam suatu periode akan dijadikan dasar untuk menetapkan harga
jual produk. Biaya yang diperlukan yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Besarnya margin yang diinginkan suatu
perusahaan pasti akan selalu berada diatas semua total biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk. Metode penetapan harga
penggelumbangan (mark up) yang tepat untuk penetapan harga jual. Mark up
sendiri pada dasarnya adalah persentase penambahan sejumlah biaya kedalam
biaya produksi untuk memperoleh harga jual. Selain itu semakin ketatnya
persaingan pada produk yang dihasilkan oleh usaha home industry, maka
seharusnya dalam menetapkan harga jualnya, pengusaha sebelumnya harus
menghitung berapa harga pokok produksinya sehingga dengan demikian dalam
menentukan harga jual produk bisa lebih akurat dan teliti.
Dalam hal ini yang dialami oleh para pengusaha khususnya penjualan
produk seperti usaha amplang. Persoalan seperti kenaikkan harga bahan pokok
produk dipasaran, yang mengakibatkan ikutnya kenaikkan harga jual amplang
itu sendiri. Kenaikkan harga jual bisa saja membuat produk yang kita jual tidak
laku. memperhitungkan harga jual amplang harus disertai dengan perhitungan
harga pokok produksi yang tepat agar tidak mengalami kerugian. Dalam situasi
kenikkan harga bahan baku dan penolongnya, maka strategi hargalah yang
perlu dilakukan agar usaha bisa terus berjalan. Meskipun laba yang diperoleh
perusahaan besar maupun kecil tergantung pada bagaimana perusahaan dapat
mengendalikan proses dan luas produksinya serta menentukan harga jualnya.
Ketiga usaha amplang ini menaikkan harga jualnya setelah ada kenaikkan harga
bahan dipasaran, agar keuntungan yang didapatkan cukup maksimal.
Keuntungan yang ditetapkan oleh ketiga usaha amplang ini sebesar 20% dirasa
suatu kewajaran karena harga-harga yang tidak menentu.
193
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 192-201
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan
Penerapan Metode Mark Up Dalam Penentuan Harga Jual Produk Pada
Usaha Amplang Disamarinda”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas,
maka dirumuskan suatu permasalahan yaitu “Apakah ada hubungan penerapan
metode mark up terhadap penentuan harga jual usaha amplang di Samarinda?”.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis harga jual amplang dengan menggunakan metode mark up.
KERANGKA DASAR TEORI
Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Rybun (1991:31) harga pokok produksi meliputi keseluruhan
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang
dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Penetapan jumlah harga
pokok produksi diawali dengan jumlah harga pokok produksi barang dalam
proses pada awal periode. Jumlah ini kemudian ditambah dengan biaya bahan
baku yang dimasukkan dalam produksi.
Dengan dilakukannya perhitungan harga pokok produksi maka dapat
digunakan sebagai alat perencanaan manajemen dalam menentukan harga jual,
serta pada tingkat harga berapa perusahan memperoleh laba. Untuk
menentukan harga jual produk agar memperoleh laba, ialah dengan cara jumlah
harga pokok produksi ditambah dengan persentase laba yang diinginkan.
Harga Jual
Pengertian Harga Jual
Menurut Mulyadi (2001:78) ”pada prinsipnya harga jual harus dapat
menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama
dengan biaya produksi ditambah mark up”
Menurut Purba (1996:62) ”harga jual adalah sejumlah nilai yang
ditukar oleh konsumen dengan manfaat dan memiliki atau menggunakan
produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual untuk satu
harga yang sama terhadap semua pembeli”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah
sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang
atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena
itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang
dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan
harga yang tepat untuk produk yang terjual.
194
Analisis harga pokok produksi, metode mark up dalam harga jual amplang (widya)
Harga yang ditentukan untuk sebuah produk akan mempengaruhi
pendapatan perusahaan dan pada akhirnya tingkat laba. Perusahaan
menentukan harga jual produknya dengan tiga dasar pertimbangan yaitu biaya
produksi, suplai persediaan dan harga persaingan
a) Penentuan harga berdasarkan biaya produksi
Pada strategi ini perusahaan menentukan harga untuk sebuah produk
dengan mengestimasi biaya per unit untuk memproduksi produk tersebut
dan menambahkan suatu kenaikkan. Jika metode ini digunakan perusahaan
harus mencatat semua biaya yang melengkapi produksi sebuah produk dan
diupayakan agar harga tersebut dapat menutupi semua biaya tersebut. Bagi
produk atau jasa harga harus cukup rendah agar dapat mencapai volume
tingkat penjualan yang tinggi sehingga biaya produksi mengalami
penurunan.
b) Penentuan harga berdasarkan suplai persediaan
Pada umumnya perusahaan cenderung menurunkan harga jika mereka harus
mengurangi persediaan.
c) Penentuan harga berdasarkan harga pesaing
Penentuan harga berdasarkan harga pesaing dibagi atas tiga yaitu :
- Penentuan harga penetrasi, dimana perusahaan menentukan harga yang
lebih rendah dari harga pesaing agar dapat menembus pasar.
- Penentuan harga defensive, dimana perusahaan menurunkan harga
produk untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
- Penentuan harga prestise, ditentukan dengan tujuan untuk memberikan
kesan terbaik bagi produk perusahaan.
Diharapkan manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan yang
tepat dalam menetapkan harga jual produk atau jasa perusahaan mereka.
Melalui strategi penetapan harga dapat membentuk citra perusahaan, persepsi
yang sering berlaku bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang
tinggi.
Harga merupakan suatu hal penting, dimana harga merupakan
komponen besar dari kepuasan konsumen. Nilai produk adalah apa yang
dirasakan konsumen, jadi pembeli menetapkan nilai produk dari produk. Dari
sudut pandang produsen, harga tentu saja mempunyai peranan yang sangat
penting, dimana harga ditentukan oleh berapa besar pendapatan yang ingin
mereka peroleh. Banyaknya jumlah produk sangat dipengaruhi oleh harga jual
produk yang dijual baik bagi produsen maupun konsumen.
Sedangkan harga jual adalah nilai yang dibebankan kepada pembeli
atau pamakai barang atau jasa. Dalam hal ini harga jual merupakan suatu yang
dapat digunakan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa
serta pelayanannya. Adapun tujuan pokok penentuan harga jual adalah
mencapai target penjualan, memaksimumkan laba, meningkatkan penjualan
dan mempertahankan atau memperluas pangsa pasar, dan menstabilkan harga.
193
195
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 192-201
Penetapan Harga Jual
Penetapan harga jual yang salah sering berakibat fatal pada masalah
keuangan perusahaan yang sekaligus akan mempengaruhi usaha. Misalnya,
kerugian yang terus menerus atau menimbunnya produk digudang karena
macetnya pasaran. Harga jual yang ditetapkan harus mampu menentukan
semua biaya yang menghasilkan laba jangka panjang sehingga dapat
menghasilkan return yang wajar bagi para pemilik perusahaan serta
mempertahankan dan mengembangkan perusahaan. Sebelum menetapkan
harga, kita harus mengerti benar mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi biaya. Bila biaya yang telah atau akan terjadi sudah dipahami
dengan baik, kita dapat dengan mudah menghitung dan menetapkan harga yang
diinginkan. Secara umum ada dua tipe biaya, yiatu biaya tetap dan biaya tidak
tetap. Biaya tetap adalah biaya rutin yang dikeluarkan perusahaan setiap
bulannya, misalnya biaya sewa ruangan, sewa peralatan, dan gaji karyawan.
Biaya tidak tetap adalah biaya yang timbul karena adanya bisnis, misalnya
biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli dan memperoleh bahan baku yang
dibutuhkan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jual
Faktor internal perusahaan,
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan produk sampai terjual pada konsumen.
Karakteristik produk, ada tiga yaitu daya tahan produk terhadap waktu,
kualitas produk dibanding produk saingan, posisi produk dalam siklus
kehidupan produk.
Faktor eksternal perusahaan
Harga pokok persaingan, salah satu cara untuk memenangkan
persaingan adalah menjual dengan harga lebih murah dari pesaing, namun saat
memutuskan harga lebih murah perusahaan harus juga memperkirakan
kemungkinan reaksi pesaing atas harga tersebut.
Elastisitas permintaan, adalah naik atau turunnya pembelian produk
akibat perubahan harga.
Metode Penetapan Harga Jual
Ada beberapa metode penetapan harga jual yaitu
a. Penetapan harga mark up
b. Penetapan harga sasaran pengembalian
c. Penetapan harga persepsi nilai
d. Penetapan harga nilai
e. Penetapan harga umum
f. Penetapan harga tipe lelang
194
196
Analisis harga pokok produksi, metode mark up dalam harga jual amplang (widya)
Tujuan Penetapan Harga
Ada beberapa tujuan penetapan harga yaitu
a. Untuk mendukung strategi bauran pemasaran secara keseluruhan.
b. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menetapkan harga yang
kompetitif
c. Mempertahankan perusahaan dari marjin keuntungan yang didapat
perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan
d. Menggapai ROI perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi
yang ditanam pada perusahaan
e. Menguasai pangsa pasar dengan menetapkan harga rendah dibandingkan
produk pesaing
f. Mempertahankan status ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri
Metode Mark Up
menurut Swastha dan Irawan (2005:256) ”jumlah rupiah yang
ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual”.
Mark up dapat ditentukan dari biaya produksi dan harga jualnya. Jika dari biaya
produksi maka persentase mark up tersebut harus dikalikan dengan biaya
produksi, kemudian ditambahkan pada biaya produksi sehingga menghasilkan
harga mark up dan apabila ditentukan dari harga jualnya, lebih kompleks
karena tidak dikalikan dengan biayanya, tetapi harga jual ditentukan dari biaya
dibagi dengan satu dikurangi persentase mark up.
Salah satu alasan menggunakan mark up adalah karena kurangnya
kepastian mengenai biaya dari pada permintaan.
Definisi Konsepsional
Menurut Rybun (1999:31) harga pokok produksi meliputi keseluruhan
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang
dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa.
Menurut Purba (1996:62) harga jual adalah ”sejumlah nilai yang
ditukar oleh konsumen dengan manfaat dan memiliki atau menggunakan
produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual untuk satu
harga yang sama terhadap semua pembeli”.
Menurut Swastha Dan Irawan (2005:256) mark up merupakan ”jumlah
rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan
harga jual”
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional
Harga pokok produksi yang dimaksud disini adalah adanya perhitungan
atas biaya-biaya dalam memproduksi amplang, yaitu biaya bahan baku
langsung berupa ikan tenggiri atau ikan pipih, telur dan tepung. Biaya tenaga
kerja langsung berupa gaji karyawan bagian pengadonan, penggorengan, dan
193
197
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 192-201
karyawan lainnya yang bekerja langsung dalam proses produksi. Biaya
overhead pabrik yaitu berupa bumbu-bumbu, minyak goreng, serta biaya
penolong lainnya
Penentuan harga jual ini maksudnya harga jual amplang yang
ditentukan dari perhitungan harga pokok produksi ditambah dengan mark up
yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
Mark up dalam penelitian ini maksudnya adalah penentuan harga jual
produk amplang didasarkan pada total biaya produksi ditambah dengan
persentase 20% sebagai mark up.
Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Lapangan
- Observasi, cara pengambilan data dengan melakukan pencatatan secara
tertulis data yang ada di dalam perusahaan.
- Wawancara, cara pengambilan data dengan jalan mengadakan tanya
jawab langsung kepada pimpinan dan karyawan yang terlibat dalam
perusahaan.
2. Penelitian Kepustakaan
Yaitu dengan mengumpulkan data dengan mengadakan riset yang
berhubungan dengan konsep untuk menunjang penelitian ini, dengan
mengutip beberapa teori dari para ahli dengan pembahasan yang sesuai
dengan yang diteliti.
Alat Analisis
Perhitungan harga pokok produksi,
- Biaya bahan baku
= Rp xxx
- Biaya tenaga kerja langsung
= Rp xxx
- Biaya overhead pabrik
= Rp xxx
Harga pokok produksi
= Rp xxx
Harga pokok persatuan = jumlah harga pokok pesanan tertentu
Jumlah produk pesanan yang bersangkutan
Harga jual = biaya produksi + mark up
= biaya produksi + (% x biaya produksi)
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Perusahaan
Usaha mawar sari, kampung amplang dan amplang sinar terang adalah
suatu usaha rumah tangga yang bergerak dalam bidang usaha memproduksi
amplang dengan menggunakan ikan tenggiri atau pipih. Mawar Sari yang
didirikan oleh Hj. Nurhasanah Mawardi yang bertempat di Jl. Gatot Subroto
Gg.16 No.20 Rt.25 Kel. Bandara Samarinda. Kampung Amplang yang dikelola
194
198
Analisis harga pokok produksi, metode mark up dalam harga jual amplang (widya)
oleh Topik Rahmani yang bertempat dijalan Antasari No.10 Samarinda dan
Amplang Sinar Terang yang berlokasi di Jl. M.Said Gg. Polewali 1 Rt.30 yang
dikelola oleh Imam Chanafi.
Hasil Produksi
Usaha Mawar Sari memproduksi dalam sebulan sebanyak 15 kali
dengan bahan baku dan menghasilkan kurang lebih sekitar 13.000 ons yang
dikemas dalam 6.500 bungkus dengan komposisi 5 ons 1.000 bungkus, 2 ons
2.500 bungkus dan 1 ons 3.000 bungkus. Untuk Kampung Amplang dalam
sebulan memproduksi sekitar 10 kali dengan bahan baku dan menghasilkan
sekitar 11.500 ons amplang dalam 5.500 bungkus dengan komposisi 5 ons
1.000 bungkus, 2 ons 2.000 bungkus, 1 ons 2.500 bungkus, dan untuk Amplang
Sinar Terang sekitar 3 kali pembuatan dalam sebulan menghasilkan 2.288 ons
yang dikemas dalam 1.696 bungkus dengan komposisi 5 ons 98 bungkus, 2 ons
200 bungkus, 1 ons 1.398 bungkus.
Analisis dan Pembahasan
Usaha Mawar Sari dengan biaya bahan baku langsung selama sebulan
yang terdiri dari ikan, tepung, telur mendapatkan jumlah Rp 60.900.000,-, biaya
tenaga kerja langsung yang diberikan kepada 12 karyawan selama sebulan Rp
18.000.000,-, biaya bahan penolong sebulan yang terdiri dari bawang putih,
minyak goreng, garam, es batu dan ditambah bahan bakar gas sebesar Rp
24.020.000,-, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya penyusutan, biaya bahan
penolong, biaya listrik, air sebesar Rp 26.328.822,-, jadi harga pokok produksi
yang didapat sebesar Rp 105.228.822,-. Total berat produksi 13.000 ons
sehingga persentase berat untuk ukuran 2 ons 5.000:13.000 = 38,5% sehingga
harga pokok produksi untuk ukuran 2 ons Rp 40.513.096,-, sehingga harga
pokok produksi per bungkus Rp 40.513.096 : 2.500 = Rp 16.205 per bungkus,
harga mark up Rp 16.205 + (16.205 x 20%) = Rp 19.446,-, harga yang
ditetapkan ini sebesr 80,22% dari harga produksi.
Usaha Kampung Amplang dengan biaya bahan baku langsung selama
sebulan dengan terdiri dari ikan, tepung, telur mendapatkan jumlah Rp
39.800.000,-, biaya tenaga kerja langsung yang diberikan kepada 6 karyawan
selama sebulan Rp 6.000.000,-, biaya bahan penolong sebulan yang terdiri dari
bawang putih, minyak goreng, garam, es batu dan ditambah bahan bakar gas
sebesar Rp 11.900.000,-, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya penyusutan,
biaya bahan penolong, biaya listrik, air sebesar Rp 13.599.666,-, jadi harga
pokok produksi yang didapat sebesar Rp 59.399.666,-. Total berat produksi
11.500 ons sehingga persentase berat untuk ukuran 2 ons 4.000:11.500 = 34,8%
sehingga harga pokok produksi untuk ukuran 2 ons Rp 20.671.084,-, sehingga
harga pokok produksi per bungkus Rp 20.671.084 : 2.000 = Rp 10.336 per
bungkus, harga mark up Rp 10.336 + (10.336 x 20%) = Rp 12.403,-, harga
yang ditetapkan ini sebesar 96,75% dari harga produksi.
193
199
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 192-201
Usaha Amplang Sinar Terang dengan biaya bahan baku langsung
selama sebulan dengan terdiri dari ikan, tepung, telur mendapatkan jumlah Rp
24.540.000,-, biaya tenaga kerja langsung yang diberikan kepada 4 karyawan
selama sebulan Rp 10.800.000,-, biaya bahan penolong sebulan yang terdiri
dari bawang putih, minyak goreng, garam, es batu dan ditambah bahan bakar
gas sebesar Rp 5.364.000,-, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya
penyusutan, biaya bahan penolong, biaya listrik, air sebesar Rp 6.020.096,-,
jadi harga pokok produksi yang didapat sebesar Rp 41.360.096,-. Total berat
produksi 2.288 ons sehingga persentase berat untuk ukuran 2 ons 400:2.288 =
17,5% sehingga harga pokok produksi untuk ukuran 2 ons Rp 7.238.017,-,
sehingga harga pokok produksi per bungkus Rp 7.238.017 : 200 = Rp 36.190
per bungkus, harga mark up Rp 36.190 + (36.190 x 20%) = Rp 43.428,-, harga
yang ditetapkan ini sebesar 48,36% dari harga pokok produksi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka kesimpulan
dari penelitian ini adalah Mawar Sari harga jual yang ditetapkan sebesar Rp
13.000 apabila dihitung menggunakan metode mark up harga jual yang
diperoleh sebesar Rp 19.446,- dan mencapai 80,22%, untuk Kampung
Amplang harga jual yang ditetapkan sebesar Rp 10.000 apabila dihitung
menggunakan metode mark up harga jual yang diperoleh sebesar Rp 12.403,dan mencapai 96,75%, sedangkan untuk Amplang Sinar Terang harga jual yang
ditetapkan sebesar Rp 17.500 apabila dihitung menggunakan metode mark up
harga jual yang diperoleh sebesar Rp 43.428,- dan mencapai 48,36%, jadi
ketiga usaha amplang ini akan lebih menguntungkan jika harga jual yang
ditetapkannya menggunakan metode perhitungan harga jual mark up dan dilihat
dari perhitungannya bahwa ada hubungan penerapan metode mark up terhadap
penentuan harga jual amplang karena didalam setiap penentuan harga jual pasti
harus ada mark up untuk mendapatkan suatu laba yang diinginkan.
Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas maka saran dari penelitian ini
adalah agar para pengusaha amplang dapat menambah produktifitas usahanya
untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan dalam memperhitungkan harga
jual amplang sebaiknya menggunakan penentuan harga jual dengan
menggunakan metode mark up agar dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal, karena dalam metode mark up ini perhitungan harga jualnya disertai
dengan perhitungan harga pokok produksi yang disesuaikan dengan kenaikkan
harga dipasaran yang tidak menentu.
200
194
Analisis harga pokok produksi, metode mark up dalam harga jual amplang (widya)
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2002, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, Cetakan
Ke Lima, Alfabeta, Bandung.
Assauri, Sofjan, 2007, Manajemen Pemasaran, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Jurnal Ilmu Pengetahuan, (blogmbahbookie.blogspot.com/2012/09/Skripsihpp.html).
Kotler, Philip, 2001, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
Implementasi Dan Kontrol, Edisi Bahasa Indonesia, PT Prehallindo,
Jakarta.
Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Edisi
Kesebelas, Jilid I, Alih Basasa Benyamin Molan, Pt Intan Sejati Klaten,
Jakarta.
Kraus, Faisal, 2004, Analisis Hubungan Metode Penetapan Harga Terhadap
Volume Penjualan, Jakarta.
Library.binus.ac.id/eColls/eThesis/bab2/2010-2-00387-MN%202.pdf.
Mulyadi, 2005, Akumulasi Biaya Untuk Manajemen, Bagian Penerbit Fakultas
Ekonomin Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Sunarto, 2002, Akuntansi Biaya, Edisi Revisi, Pena Persada, Yogyakarta.
Supriyono, R.A. 1999, Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya Dan Penentuan
Harga Pokok, Buku 1, Edisi 2, Cetakan Ke 12, BPFE, Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keungan Dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Cetakan Kelima, Gramedia, Jakarta.
Swastha, Basu, 2001, Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta.
Swastha, Basu Dan Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi
Kedua, Cetakan Ke Duabelas, Liberty Offset, Yogyakarta.
Wirausahaindonesia/kiat/marketing/7-faktor-yang-mempengaruhi-penentuanharga-jual-htm.
193
201
Download