identifikasi dan penentuan logam pada tanah vulkanik di daerah

advertisement
SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN LOGAM PADA TANAH
VULKANIK DI DAERAH CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN
DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT
SUDARYO1, SUTJIPTO2
1
STTN-Batan Yogyakarta, 2PTAPB – Batan Yogyakarta
Abstrak
IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN LOGAM PADA TANAH VULKANIK DI DAERAH
CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON
CEPAT. Penelitian mengenai identifikasi dan penentuan logam pada tanah vulkanik di daerah Cangkringan
kabupaten Sleman dengan metode analisis aktivasi neutron cepat (AANC) telah dilakukan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan kandungan unsur logam didalam tanah vulkanik di daerah Cangkringan,
kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta dengan metode AANC. Pencuplikan sedimen dilakukan di 7 (tujuh)
lokasi di daerah tersebut. Pencuplikan pada bulan Juli 2008 dengan waktu pencuplikan pada jam 11.00 –
14.00 WIB. Kandungan unsur logam di dalam tanah vulkanik ditentukan dengan menggunakan Generator
Neutron SAMES J-25 serta peralatan spektrometer gamma dengan detektor NaI(Tl) serta standar
pembanding SRM 2704 (buffalo river sediment, BRS) dari NIST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
distribusi kandungan unsur logam yang tersebar didalam tanah vulkanik pada lokasi 1 hingga 7 untuk Al
berkisar antara: 1,8 - 5,9; Mg: 1 - 2,4; Si: 2,6 – 28 dan Fe: 1,4 - 9,3 %. Adapun akurasi untuk unsur
logam Al, Mg, Si dan Fe mempunyai kisaran: 4,29 - 9,74 %; presisi: 10,89 - 12,59 % dan batas deteksi
untuk Al = 1 %, Mg = 0,05 %, Si = 2 % dan untuk Fe = 1 %.
Kata kunci: Tanah vulkanik, Analisis aktivasi neutron cepat (AANC), generator neutron, logam-logam, SRM
2704
Abstract
IDENTIFICATION AND DETERMINATION METAL CONTENT OF VOLCANIC SOIL OF
CANGKRINGAN AREA, SLEMAN REGENCY BY USING FAST NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS
METHOD. Research about identification and determination of metals at the volcanic soil of Cangkringan
area, Sleman regency by using fast neutron activation analysis method (FNAA) have been performed. This
research aim to to determine metals element content of volcanic soil in Cangkringan area, Sleman regency,
Yogyakarta province. Sampling was performed in 7 (seven) location, on July2008 with sampling time at
11.00 until 14.00 WIB. The metals element content of volcanic soil determined by using Neutron Generator
SAMES J-25, spectrometer gamma with NaI(Tl) detector and comparator standard SRM 2704 ( buffalo
river sediment , BRS) from NIST. Result of research indicates that the distribution of metals element which
spread over on the volcanic soil at 1 to 7 locations for Al metal ranges: 1,8 - 5,9 %; Mg: 1 - 2,4 %; Si: 2,6 28 % and Fe: 1,4 - 9,3 %. The accuration of the metals has the range: 4,29 - 9,74 %; precision: 10,89 12,59 % and detection limit for Al = 1 %, Mg = 0,05 %, Si = 2 % and Fe = 1 %.
Keywords: Volcanic soil, Fast neutron activation analysis (FNAA), Neutron Generator, Metals, SRM 2704
PENDAHULUAN
Gunung Merapi merupakan gunung
berapi di propinsi Jawa Tengah dan
Yogyakarta yang masih sangat aktif hingga
Sudaryo dan Sutjipto
saat ini, berada pada koordinat 7°32'30" LS
110°26'30" BT. Letaknya cukup dekat dengan
Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa
di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Sejak
tahun 1548, gunung ini sudah meletus
715
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
sebanyak 68 kali. Bagi masyarakat, gunung
tersebut membawa berkah material pasir,
sedangkan bagi pemerintah daerah, gunung
Merapi menjadi daerah obyek wisata bagi para
wisatawan.(1)
Berbagai aktivitas gunung Merapi tentu
saja memberikan dampak positif maupun
dampak negatif pada penduduk sekitar gunung
Merapi. Dampak negatif ada yang secara
langsung dapat dirasakan oleh penduduk sekitar
gunung Merapi, misalnya pada saat gunung
Merapi meletus mengeluarkan awan panas dan
lahar yang mengalir dengan kecepatan beberapa
puluh meter per detik yang menempuh jarak
hingga beberapa kilometer dengan membawa
panas/energi yang cukup besar.
Dampak
negatif yang tidak langsung dirasakan adalah
apabila terjadi peristiwa letusan yang
menyebabkan
material-material
vulkanik
maupun radioaktivitas dikeluarkan oleh gunung
Merapi tersebut.
Abu vulkanik atau pasir
vulkanik adalah bahan material vulkanik
jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi
suatu letusan. Abu maupun pasir vulkanik
terdiri dari batuan berukuran besar sampai
berukuran halus, yang berukuran besar biasanya
jatuh disekitar kawah sampai radius 5–7 km
dari kawah, sedangkan yang berukuran halus
dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan
kilometer bahkan ribuan kilometer dari kawah
disebabkan oleh adanya hembusan angin.
Radioaktivitas mempunyai dampak negatif pada
kesehatan makhluk hidup di sekitarnya.
Dampak negatif ini bergantung pada kandungan
dari radionuklida yang meluruh.
Tanah juga didefinisikan sebagai
akumulasi pertikel mineral yang tidak
mempunyai atau lemah ikatan antar partikelnya
yang terbentuk karena pelapukan dari batuan.
Di antara partikel-partikel tanah terdapat tanah
ruang kosong yang disebut pori-pori yang berisi
air dan udara.
Ikatan yang lemah antara
partikel-partikel tanah disebabkan oleh
pengaruh karbonat atau oksida yang tersenyawa
diantara partikel-partikel tersebut, atau dapat
juga disebabkan oleh adanya material organik
bila hasil dari pelapukan tersebut tetap berada
pada tempat semula maka bagian ini disebut
tanah sisa (residu soil).
Hasil pelapukan
terangkut ke tempat lain dan mengendap di
beberapa tempat yang berlainan disebut tanah
bawaan (transpotrtatioan soil).
Media
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – BATAN
pengangkutan tanah berupa gravitasi, angin,
dan air.
Pada saat akan berpindah tempat,
ukuran dan bentuk partikel-partikel dapat
berubah dan terbagi dalam beberapa rentang
ukuran.
Tanah vulkanik/tanah gunung berapi
adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi
dari letusan gunung berapi yang subur
mengandung unsur hara yang tinggi. Jenis tanah
vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng
gunung berapi. Tanah yang berkembang dari
abu vulkanik umumnya dicirikan oleh
kandungan mineral liat allophan yang tinggi.
Allophan adalah Aluminosilikat amorf yang
dengan bahan organik dapat membentuk ikatan
kompleks. Di daerah yang kering, tanah dari
abu vulkanik tersebut memiliki warna tanah
yang tidak sehitam dari daerah lain. Sifat-sifat
tanah allophan adalah: 1. Profil tanahnya
dalam. 2. Lapisan atas maupun permukaannya
gembur serta berwarna hitam. 3. Lapisan
subsoil berwarna kecoklatan dan terasa licin
bila digosok diantara jari-jari.
4. Bulk
densitynya sangat rendah (< 0,85). 5. Daya
tahan terhadap air tinggi. 6. Perkembangan
struktur tanah baik. 7. Daya lekat maupun
plastisitasnya tidak ada bila lembab. 8. Sukar
dibasahi kembali bila sudah kering serta dapat
mengapung di atas permukaan air.(2)
Mineralogi tanah yang berasal dari
gunung Merapi dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu: 1. Mineral skeletal yang
berasal dari mineral primer (mineral pasir dan
debu) serta agregat mikro kristalin.
2.
Fragment yang semuanya berasal dari bahan
induk, mineral liat dan liat amorf.
Mineral
skeletal terdiri atasi: a. Pasir atau debu yang
masing-masing butir merupakan satu macam
mineral primer. b. Agregat mikro kristalin
yang terdiri atas abu vulkan (campuran berbagai
mineral primer)
dan c. chert (silika
mikrokristalin).
2. Fragmen merupakan
pecahan batuan dalam ukuran pasir maupun
debu yang terdiri dari berbagai macam mineral
primer.
Untuk mineral liat dan liat amorf
terdiri atas: a. Layer aluminium silicate clay
(liat aluminium silikat berkisi/berlapis). b.
Hydrous iron oxide yang merupakan hidroksida
Fe serta gibbist yang berupa hidroksida dari Al
pada tanah-tanah dengan pelapukan lanjut. c.
Allophan yang merupakan alluminosilicate
amorph pada tanah dari abu vulkanik di daerah
humid.(3)
716
Sudaryo dan Sutjipto
SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
Berkembangnya teknologi di bidang
nuklir, telah ditemukan suatu metode yang
sangat teliti dalam analisis kandungan unsur
kimia. Metode tersebut adalah metode analisis
aktivasi neutron yang menggunakan neutron
thermal yang berasal dari reaktor nuklir (AAN)
maupun menggunakan neutron cepat yang
berasal dari akselerator (AANC).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah identifikasi serta
penentuan kandungan logam-logam di dalam
tanah vulkanik di daerah Kaliadem, Sleman
Yogyakarta
dengan
metode
AANC.
Selanjutnya data tersebut diharapkan dapat
digunakan oleh institusi terkait untuk
meningkatkan kualitas lingkungan.
Umbulharjo, Cangkringan. Lokasi 7. Sungai
Kalikuning, Grogol, kelurahan Umbulharjo,
Cangkringan, kabupaten Sleman, provinsi
Yogyakarta pada jam 11.00 – 14.00 WIB pada
bulan Juli 2008 (Lihat Gambar 1.).
Pelaksanaan sampling meliputi pengambilan
tanah vulkanik yang berbentuk sedimen di tiaptiap lokasi sebanyak kurang lebih 1,5 kg.
Adapun preparasi cuplikan tanah vulkanik
untuk keperluan analisis sampai dengan saat
iradiasi meliputi penghalusan dengan cara
ditumbuk secara manual, kemudian diayak
menggunakan ayakan ukuran 100 mesh untuk
memperluas permukaan partikel-partikel dalam
tanah vulkanik, ditimbang 200-250 mg serta
dimasukkan ke dalam vial.
METODE PENELITIAN
Bahan-Bahan yang Digunakan:
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sumber standar Eu-152, Cs-137, Co60 dan SRM 2704 (buffalo river sediment,
BRS) dari NIST serta tanah vulkanik yang
diambil pada bulan Juli 2008 yang berasal dari
7 titik lokasi di daerah Cangkringan, kabupaten
Sleman, provinsi Yogyakarta.
Alat-Alat yang Digunakan:
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah generator neutron Sames Type J25150 keV/2 mA, seperangkat spektrometer-γ :
detektor HPGe tingkat konsentrasi kemurnian
106 atom m-3, penganalisis salur ganda (MCA),
model accuspec A, komputer dengan operasi
sistem DOS, timbangan, ayakan (mesh), vial,
stopwatch.
Metoda Sampling
Persiapan sampling yaitu menentukan
daerah tanah vulkanik yang akan diteliti.
Daerah yang akan diteliti meliputi 7 (tujuh) titik
lokasi. Ketujuh daerah lokasi tersebut adalah:
Lokasi 1. Sungai Kaligendol, Kaliadem,
kelurahan Kepuharjo, Cangkringan. Lokasi 2.
Sungai
Kaligendol,
Jambu,
kelurahan
Kepuharjo, Cangkringan. Lokasi 3. Sungai
Kaligendol, Kinahrejo, kelurahan Umbulharjo,
Cangkringan. Lokasi 4. Sungai Kaligendol,
Manggong, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan.
Lokasi 5. Sungai Kaligendol, Kopeng,
kelurahan Kepuharjo, Cangkringan. Lokasi 6.
Hulu sungai Kaliopak, Ngrangkah, kelurahan
Sudaryo dan Sutjipto
Gambar 1. Salah satu lokasi daerah
pengambilan cuplikan tanah vulkanik sungai
Kaligendol dusun Kaliadem,Cangkringan kabupaten
Sleman, provinsi Yogyakarta
Iradiasi, pencacahan dan perhitungan
kandungan cuplikan
Cuplikan tanah vulanik maupun sumber
standar dari BRS yang telah dimasukkan dalam
vial
diiradiasi dengan generator neutron
SAMES J-25-150 keV/2 mA. Selanjutnya
dilakukan pencacahan dengan seperangkat
spektrometer-γ yang terdiri atas detektor HPGe
tingkat konsentrasi kemurnian 106 atom m-3,
penganalisis salur ganda (MCA) model
717
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
accuspec A, komputer dengan operasi sistem
DOS spektrometer gamma.
Perhitungan
kandungan logam di dalam tanah vulanik
dilakukan dengan membandingkan laju cacah
cuplikan dan standar.
Ketidakpastian berat kandungan unsur yang
terkandung dalam cuplikan W adalah sebagai
berikut:
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu metoda yang dapat digunakan
untuk mengetahui kandungan/konsentrasi unsur
logam di dalam tanah vulkanik adalah metoda
analisis aktivasi neutron cepat (APNC).
Pemilihan reaksi yang tepat akan meningkatkan
analisis unsur yang dikehendaki dan menekan
reaksi pengaktifan unsur-unsur lain yang dapat
mengganggu analisis. Reaksi inti yang sering
digunakan pada APNC adalah reaksi inti (n, p),
(n, α) dan (n, 2n)(4).
Aktivitas awal (Cps0) masing-masing
cuplikan tanah vulkanik maupun standar
pembanding saat keluar dari fasilitas iradiasi di
akselerator ditentukan dengan rumus :
Cps 0  Cps t e 0,693t d /T
Analisis kualitatif terhadap tanah vulkanik
dilakukan dengan menggunakan spektrometer 
yang telah terkalibrasi menggunakan sumber
standar Eu-152. Energi sumber standar Eu-152
yang digunakan adalah 344,31; 777,89; 967,85
dan 1420,71 keV.
Adapun kurvanya
ditunjukkan pada Gambar 2.
(1)
dengan Cpso = aktivitas awal (cps); Cpst =
Aktivitas pada saat dicacah (cps); td = waktu
tunda (hari); T = Waktu paro nuklida logam
(hari).
Perambatan ralat untuk Persamaan (1) adalah:
Cps0 
e
 ΔCps 
0,693.t d /T 2
2
t
2
 0,693.Cpst 
2

 Δt 
T


(2)
Setelah dihitung nilai Cps0 dari masing-masing
konsentrasi cuplikan maupun standar, maka
konsentrasi unsur logam di dalam cuplikan
tanah vulkanik dapat diketahui. Adapun rumus
yang digunakan untuk menghitung konsentrasi
adalah:
WCupl 
Cps 0Cupl
Cps 0Std
x WStd
(3)
dengan WCuplikan = kandungan cuplikan; WStd =
kandungan standar; Cps0 = laju cacah saat
aktivasi dihentikan; Cpst = laju cacah yang
diketahui dari pencacahan.
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – BATAN
2
W 
0cuplWstd 
2 Cps
2
W  std  Cps0cupl 
 Cps0std
2
Cps0std
 Cps0std 
Gambar 2. Kurva kalibrasi detektor NaI(Tl) pada
perangkat spektrometer 
Hasil analisis menunjukkan terdapat
radionuklida Al-27 (843 keV), Mg-24 (1369.6
keV), Si-28 (1778 keV) dan Fe-56 (846 keV).
Unsur Al dengan reaksi Al-27(n,p)Mg-27,
unsur Mg dengan jenis reaksi Mg-24(n,p)Na24m, unsur Si dengan jenis reaksiSi-28(n,p)Al28 dan unsur Fe dengan jenis reaksi Fe56(n,p)Mn-56.
Untuk mengetahui presisi, akurasi dan
batas deteksi pada penelitian ini, perumusan
yang digunakan adalah sebagai berikut. Presisi
menunjukkan kesesuaian antara beberapa
pengulangan yang diukur dengan cara yang
sama. Presisi dinyatakan dalam bentuk nilai
relative standard deviation (RSD) dengan
Persamaan (5)(5).
718
Sudaryo dan Sutjipto
SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
RSD 
x - x
n
s 
s
x100%
x
 n
il
dengan
berada pada lokasi 5 dan kandungan unsur
logam Mg terendah 0,1 % pada lokasi 7.
2
- 1
(5)
dengan s = simpangan; x = hasil uji; x = hasil
uji rerata; n = jumlah pengulangan.
Akurasi merupakan kedekatan sebuah
hasil uji atau rerata hasil uji ke nilai sebenarnya
(true value). Akurasi dinyatakan dalam bentuk
persamaan:
Akurasi =
WTerukur  WSesungguhn ya
WSesungguhn ya
Gambar 3. Kandungan unsur logam Al dalam
cuplikan tanah vulkanik dari gunung Merapi
x100% (6)
Batas deteksi (mL) untuk logam di dalam
sedimen dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut (6):
m L  mS µg 
2,71  4,65 B  (ppm)
W(mg).103.a S
(7)
dengan mL = batas deteksi; mS = berat unsur
dalam cuplikan standar; W = berat cuplikan;
B = jumlah cacah latar; aS = jumlah cacah
standar.
Akurasi, presisi dan batas deteksi pada
penelitian ini ditentukan didasarkan pada
persamaan (1) sampai (7) dengan menggunakan
SRM 2704 (buffalo river sediment, BRS).
Untuk keperluan tersebut, pengukuran masingmasing unsur logam dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan.
Dari hasil pengukuran
didapatkan bahwa untuk unsur logam Al, Mg,
Si dan Fe akurasinya mempunyai kisaran: 4,29 9,74 %; presisi: 10,89 - 12,59 % dan batas
deteksi untuk Al = 1 %, Mg = 0,05 %, Si = 2 %
dan Fe = 1 %. Analisis kuantitatif terhadap
kandungan unsur didalam cuplikan tanah
vulkanik didasarkan pada persamaan (1) sampai
(4). Adapun hasilnya ditunjukkan pada Gambar
3 sampai dengan 7.
Gambar
3
menunjukkan
bahwa
kandungan unsur logam Al terdistribusi di
setiap lokasi tanah vulkanik, paling tinggi
15,9 % berada pada lokasi 2, sedangkan paling
rendah 1,8 % berada pada lokasi 5.
Gambar
4
menunjukkan
bahwa
kandungan unsur logam Mg terdistribusi di
setiap lokasi tanah vulkanik, paling tinggi 2,4 %
Sudaryo dan Sutjipto
Gambar 4. Kandungan unsur logam Mg dalam
cuplikan tanah vulkanik dari gunung Merapi
Gambar 5. Kandungan unsur logam Si dalam
cuplikan tanah vulkanik dari gunung Merapi
Gambar
5
menunjukkan
bahwa
kandungan unsur logam Si terdistribusi di setiap
lokasi tanah vulkanik, paling tinggi 28 %
berada pada lokasi 2 (Sungai Kaligendol,
Jambu, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan),
dan kandungan unsur logam Si terendah 2,6 %
pada lokasi 5 (Sungai Kaligendol, Kopeng,
kelurahan Kepuharjo, Cangkringan). Unsur Si
merupakan penyusun dari batuan beku, dan
berasal dari magma di bumi berbentuk larutan
silika bersuhu tinggi yang kompleks.
Pelapukan batuan menghasilkan partikelpartikel tanah, karena pengaruh tenaga kinetis
719
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
air hujan dan aliran air permukaan, maka
partikel-partikel tanah tersebut akan terangkut
ke tempat yang lebih rendah dan masuk ke
dalam sungai.
Aliran sungai Kaligendol
mengarah dari lokasi 2 ke lokasi 5. Distribusi
maupun homogenitas unsur Si pada tanah
vulkanik hasil dari pelapukan materi dari
letusan gunung Merapi berbeda-beda antara
satu lokasi dengan lokasi lainnya. Hal tersebut
menyebabkan kandungan unsur logam Si di
lokasi 3 lebih tinggi dibandingkan lokasi 5.
Gambar 6.
menunjukkan bahwa
kandungan unsur logam Fe terdistribusi di
setiap lokasi tanah vulkanik, paling tinggi 9,3
% berada pada lokasi 2 dan kandungan unsur
logam Fe terendah 1,4 % pada lokasi 5. Sifatsifat minerologi tanah vulkanik dari gunung
Merapi yaitu mempunyai kandungan Fe yang
relatif tinggi. Mineral tanah pada kelompok
mineral liat dan liat amorf terdiri dari liat
aluminium silikat berkisi, hidroksida besi,
hidroksida Al dan allophan pada tanah dari abu
vulkanik di daerah humid. Berdasar analogi
yang sama dengan kandungan unsur logam Si,
maka unsur logam Fe di lokasi 2 lebih tinggi
dibandingkan dengan lokasi 5.
Al, Mg, dan Si merata, sedangkan Fe distribusi
kandungannya lebih kecil. Lokasi 6 (Hulu
sungai Kaliopak, Ngrangkah, kelurahan
Umbulharjo, Cangkringan) dan 7 (Hulu sungai
Kaliopak, Ngrangkah, kelurahan Umbulharjo,
Cangkringan) distribusi logamnya mirip dengan
lokasi 1(Sungai Kaligendol,
Kaliadem,
kelurahan Kepuharjo, Cangkringan), tetapi
jumlah
kandungannya
lebih
kecil.
Kecenderungan kandungan unsur Al, Si dan Fe
yang relatif tinggi pada cuplikan
tanah
vulkanik sesuai dengan sifat-sifat mineralogi
tanah vulkanik dari gunung Merapi, yaitu
mempunyai kandungan mineral liat allophan
yang tinggi.
Komposisi kimia tanah yang
berkembang dari abu vulkanik gunung Merapi
ditunjukkan pada Tabel 1.
Gambar 7. Perbandingan kandungan unsur logam
Al, Mg, Si dan Fe di dalam beberapa lokasi
pengambilan cuplikan tanah vulkanik dari gunung
Merapi
Tabel 1. Komposisi Kimia Tanah Abu Vulkanik
Gunung Merapi
Gambar 6. Kandungan unsur logam Fe dalam
cuplikan tanah vulkanik dari gunung Merapi
Gambar 7. menunjukkan perbandingan
distribusi logam Al, Mg, Si dan Fe di dalam
setiap lokasi.
Distribusi kandungan unsur
logam pada lokasi 1 (Sungai Kaligendol,
Kaliadem, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan)
sampai 3 (Sungai Kaligendol, Kinahrejo,
kelurahan
Umbulharjo,
Cangkringan)
menunjukkan bahwa Mg  Fe  Al  Si. Pada
lokasi 4 (Sungai Kaligendol, Manggong,
kelurahan Kepuharjo, Cangkringan) distribusi
logam Al dan Fe hampir sama/merata,
walaupun jumlah kandungannya masih lebih
besar dari pada Mg. Lokasi 5 distribusi logam
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – BATAN
No.
Nama senyawa
Kandungan (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
SiO2
Al2O3
Fe2O3
CaO
MgO
Na2O
K2O
MnO
TiO2
P2O5
H2O
HD
54.56
18.37
18.59
8.33
2.45
3.62
2.32
0.17
0.92
0.32
0.11
0.2
Sumber : Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL),
1994 Yogyakarta
720
Sudaryo dan Sutjipto
SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
1. Mengapa yang dipakai dengan metode
AANC? (Wisnu Arya Wardhana)
2. Bagaimana
metode
sampling?
Mengapa? (Supriyono)
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu:
1. Tanah vulkanik yang berasal dari lokasi
sepanjang sungai Kaliadem, kabupaten
Sleman, provinsi Yogyakarta mengandung
unsur logam Al, Mg, Si dan Fe.
2. Distribusi kandungan unsur logam yang
tersebar didalam tanah vulkanik untuk Al
berkisar antara: 1,8 - 5,9; Mg: 1 - 2,4; Si:
2,6 – 28 dan Fe: 1,4 - 9,3 %.
Jawaban
1.
2.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Ibu Ellin Nuraini, sdr. Sunardi dan sdr
Sriwoto serta semua pihak atas semua
bantuannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://groups.or.id/wikipedia/id/g/u/n/Gunung_
Merapi_79e6.html Diakses 9 Nopember
2008.
2.
http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Vulkanik.
Diakses 12 Nopember 2008.
3.
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=tana
h+vulkanik+ppt&btnG=Telusuri&meta=cr%
3DcountryID. Diakses 29 Nopember 2008.
4.
WISNU SUSETYO, Instrumentasi Kimia II,
Pusdiklat Badan Tenaga Atom Nasional
(1984).
5.
SUNARDI,
Validasi
Metode Analisis,
Pelatihan Asesor Laboratorium, Badan
6.
ANONIM, Standardisasi
Jakarta, Oktober (2001)
7.
HIROSHI KAMIOKI, Joint Training Course
on Application of Nuclear Technique in
8.
ANONIM,
Industry
and
Environment
Available for the Safety of Nuclear Facility,
Pusdiklat Batan, Jakarta, March, 1-12 (2004)
9.
http://www.pu.go.id/infopeta/rwnbanjir/bencan
a2006/3334indexmerapi.htm.
Diakses 10
Desember 2008
Nasional,
Metode yang bias dipakai yaitu:
Analisis Aktivasi Netron (AAN)
dengan reactor Kartini dan Analisis
Aktivasi Netron Cepat (AANC) dengan
akselerator. Pada saat penelitian, reactor
tidak operasi dan dengan akselerator
lebih cepat dan murah
Metode sampling terdiri dari:
A. Penentuan daerah vulkanik yang
akan diteliti, meliputi 7 titik lokasi
didaerah Cangkringan terdiri dari
sungai kaligendol (5 titik); sungai
kaliopak dan sungai kalikuning
B. Pelaksanaan sampling meliputi
pengambilan tanah vulkanik yang
berbentuk sedimen dilanjutkan
preparasi dan analisis.
Hal ini dilakukan didaerah tersebut,
karena daerah tersebut mewakili daerah
vukanik letusan gunung Merapi.
BSN,
TANYA JAWAB
Pertanyaan
Sudaryo dan Sutjipto
721
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – BATAN
722
Sudaryo dan Sutjipto
Download