BAB III DATA A. KEMASAN Kemasan dapat didefinisikan sebagai

advertisement
BAB III
DATA
A.
KEMASAN
Kemasan dapat didefinisikan sebagai “seluruh kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk“. Kemasan
meliputi tiga hal, yaitu:
1. Merek, Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, disain atau kombinasi
dari unsur-unsur ini, yang dimaksudkan sebagai pengenal barang atau
jasa dari penjual dan sebagai pembeda dengan pesaing. Nama merek
adalah bagian dari merek yang dapat di ucapkan, bahwa merek jika ingin
dilindungi harus dipastikan sudah mendapatkan perlindungan dari HKI
2. Kemasan, Kemasan dapat berupa wadah utama produk, kemasan
sekunder yang dibuang pada saat produknya digunakan, kemasan yang
dikhususkan untuk menyimpan, mengindentifikasi, dan mengirim
produknya.
3. Label, Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara
umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku,
bahan tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi
produk, dan keterangan legalitas. Adapun label sebagai sejumlah
keterangan yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apakah produk
mengandung unsur-unsur yang diharamkan atau membahayakan bagi
kesehatan. Keterangan pada label perlu dipastikan mengikuti aturan yang
berlaku.
Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu:
1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan
melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk
1
yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh cuaca.
2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan
identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah
pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara
perusahaan membedakan produknya.
3.
Kemasan
merupakan
suatu
cara
untuk
meningkatkan
laba
perusahaan.Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik
mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan
menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi
kemungkinan
kerusakan
barang
dan
kemudahan
dalam
pengiriman.
(http://blog.ub.ac.id)
Gambar 6 Kemasan
(Sumber: www.thedieline.com)
Dari segi promosi, kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik
pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan
perencanaannya.
1. KLASIFIKASI KEMASAN
Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara yaitu :
a. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian
2
1. Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah dipakai. Contoh bungkus plastik untuk es, permen.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip), contoh : botol
minuman, botol kecap, botol sirup.
3. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh
konsumen (semidisposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh
konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng biskuit
untuk tempat kerupuk.
b. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk
dengan kemasan) :
1. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau
membungkus bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus
tempe.
2. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu
dalam kaleng.
3. Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah
kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung
selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke
dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam
peti kemas.
c. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan :
1. Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa
adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.
2. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan
lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel.
Misalnya kayu, gelas dan logam.
3
3. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki
sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik
(susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
d. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap
lingkungan :
1. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih
hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu.
Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan hermetis
dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri, misalnya kaleng yang tidak
berenamel.
2. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,
misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan
pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil
fermentasi, karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim.
3. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang
memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat
dari logam dan gelas.
e. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) :
1. Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya.
2. Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk
lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau
plastik. Keuntungan penggunaan wadah siap dirakit ini adalah penghematan
ruang dan kebebasan dalam menentukan. (http://www.kejari.com)
4
2. KEMASAN PRODUK OBAT
Proses pengemasan merupakan ”salah satu tahapan penting dalam
pembuatan sediaan farmasi. Tahapan ini juga ikut mempengaruhi stabilitas dan
mutu produk akhir. Bahkan belakangan ini, faktor kemasan dapat menjadi
gambaran ukuran “bonafiditas”1 suatu produk/perusahaan farmasi” (Kurniawan,
2012). Untuk menjamin ”stabilitas produk, harus ditetapkan syarat yang sangat
tegas terhadap bahan kemas primer, yang seringkali menyatu dengan seluruh
bahan yang diisikan baik berupa cairan dan semi padatan. Bahan kemas sekunder
pada umumnya tidak berpengaruh terhadap stabilitas” (Voigt, 1995).
Gambar 7 Kemasan Obat
(Sumber: http://carapedia.com)
Pengemasan adalah “wadah atau pembungkus yang dapat membantu
mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang
dikemas / dibungkusnya. Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup dan selubung
sebelah
luar,
artinya
keseluruhan
bahan
kemas,
dengannya
obat
ditransportasikan dan/atau disimpan (Voigt, 1995).
Menurut PP RI No. 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi
Dan Alat Kesehatan, menetapkan kemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan
yaitu:
1
Bonafiditas adalah hal dapat dipercaya dengan baik dari segi kejujuran maupun
kemampuannya.
5
Pasal 24
(1). Pengemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan dengan
menggunakan bahan kemasan yang tidak membahayakan kesehatan manusia
dan/atau dapat mempengaruhi berubahnya persyaratan mutu, keamanan dan
kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
(2). Ketentuan lebih lanjut mengenai pengemasan sediaan farmasi dan alat
kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.
Pasal 25
(1). Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang mengalami kerusakan kemasan
yang langsung bersentuhan dengan produk sediaan farmasi dan alat
kesehatan,dilarang untuk diedarkan.
(2). Sediaan farmasi dan alat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dimusnahkan sesuai dengan ketentuan mengenai pemusnahan sediaan farmasi
dan alat kesehatan. (Sumber: http://tempo.co.id)
B.
PRODUK OBAT
Dalam mendesain produk obat bukan hanya dinilai dari segi pengemasan
saja ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu Desain, ada kalanya
konsumen yang memilih produk obat memperhatikan visual atau keindahan
estetika dari desain kemasan terutama jika harga dan fungsi utama obat sudah
terpenuhi. Komunikatif/ kejelasan pada penulisan informasi obat, setiap
konsumen pasti ingin mengetahui kegunaan dari obat yang dibeli sehingga aspek
ini menjadi point penting yang harus diperhatikan agar tidak adanya kesalahan
dalam pemilihan produk obat. Material yang digunakan, apakah material yang
digunakan mencerminkan kebersihan/ kesehatan.
Industri farmasi obat membedakan desain kemasan untuk berbagai aspek
dan kebutuhan seperti produk obat yang dibedakan berdasarkan segi
pemasarannya yaitu:
6
NO NAMA
JENIS KEMASAN
PENJELASAN
1
Ethical
Produk yang termasuk dalam
Ethical adalah produk atau obat
yang memerlukan resep dokter
untuk
mendapatkan
atau
membeli produk obat tersebut.
Produk Ethical termasuk juga
produk-produk
atau
alat
kesehatan yang biasa dimasukan
ke rumah sakit dan apotik-apotik
yang
tersebar
di
seluruh
Indonesia
2
OTC
Produk OTC adalah produk yang
biasa ditemukan dan bisa dibeli di
toko obat yang tersebar di
seluruh Indonesia. Produk OTC ini
sudah resmi diperjualbelikan
secara bebas di masyarakat. Jenis
produknya
beragam
seperti
Multivitamin, obat-obat tidak
beresep, dll.
Tabel 1. Desain Produk Obat
(Sumber: http://www.ptsbf.com)
C.
DESAIN KEMASAN
Desain kemasan merupakan “suatu rancangan atas kemasan pada suatu
produk tertentu yang dilakukan sebagai upaya peningkatan dan syarat produksi
yang mendukung pemasaran suatu produk”. Proses desain pada umumnya
memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang
biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari
desain yang sudah ada sebelumnya.
Dalam perancangan atau mendesain suatu kemasan produk dapat kita
memperhatikan beberapa aspek dasar dalam menentukan kemasan produk itu
sendiri, diantaranya :
1. Pola
7
Pola kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbangan yang
digunakan adalah perimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan
penjualan, display dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut.
Gambar 8 Pola
(Sumber: http://anieztchi.files.wordpress.com)
2. Lay Out
Tata letak adalah panduan semua unsur grafis meluputi warna, bentuk,
merek illustrasi, tipografi, menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan
ditempatkan pada halaman kemasan.
8
Gambar 9 Layout
(Sumber: http://anieztchi.files.wordpress.com)
3. Merek/ Logo
Tanda-tanda identifikasi seperti merek/ logo perusahaan adalah
meningkatkan daya tarik konsumen. Merek/ logo ini dipandang dapat menaikkan
gengsi atau status seorang pembeli. (sumber: http://desainlogodesign.com)
Gambar 10 Logo
(Sumber: Company Profile DLBS)
4. Warna
Warna adalah “suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan dari suatu
objek ke mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terang (mudah), sedang,
9
gelap (tua)”. Warna pada desain kemasan biasa memiliki arti atau karakter dari
produk yang dijual contohny seperti produk wanita biasa dilambangkan dengan
warna-warna feminim. (sumber: http://lib.uin-malang.ac.id)
Gambar 11 Warna pada kemasan
(Sumber: www.mysupermarket.co.uk)
5. Tipografi
Tipografi adalah “teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk
menjelaskan produk yang ditawarkan sekaligus menyerahkan konsumen untuk
bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen” . Dalam desain
kemasan, tipografi adalah medium utama untuk mengkomunikasikan nama,
fungsi, dan fakta produk bagi konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, dan
penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca.
Akhirnya tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu elemen paling
penting dari ekspresi visual produk. (http://elib.unikom.ac.id)
10
Gambar 12 Tipografi pada kemasan
(Sumber: http://devitaapriyadi.blogspot.com)
6. Redaksional
Redaksional yaitu berisi tentang informasi yang ada pada produk obat
yang dijual biasanya meliputi komposisi, kegunaan, cara pemakaian & aturan
pemakaian, peringatan & perhatian, perusahaan yang memproduksi produk obat
dan keterangan penyimpanan obat.
Gambar 13 Redaksional pada kemasan
(Sumber: http://klikkemasan.com)
7. Barcode
Barcode adalah “suatu kode dalam bentuk sejumlah baris tegak. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut juga kode baris atau kode batang atau sandi
lurik. Adapula yang hanya menuliskan barkod”.
11
Gambar 14 Barcode pada kemasan
(Sumber: http://repository.ipb.ac.id)
Dalam tulisan ini akan digunakan saja istilah barcode dengan cetak
miring. Kode berbentuk baris tegak ini dapat dibaca dengan suatu alat baca
tertentu (barcode reader) untuk kemudian hasilnya dapat disalurkan ke
komputer untuk diolah selanjutnya.
12
Download