e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) PENERAPAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS ANAK KELOMPOK A1 DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER Kadek Dwi Arinoviani1, Ketut Pudjawan2, Putu Aditya Antara3 1,3 Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2 Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris setelah diterapkan metode bercerita pada anak kelompok A1 semeter II di TK Sandhy Putra Singaraja tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitain tindakan kelas yang dilaksanakan menggunakan dua siklus dengan jumlah subjek 25 anak. Data penelitian tentang kemampuan berbahasa inggris dikumpulkan dengan metode observasi berupa lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistic deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berbahasa inggris pada anak kelompok A1 semester II Tk sandhy Putra Singarajasetelah diterapkan metode bercerita. Rata-rata presentase kemampuan berbahasa inggris pada siklus I 68% yang berada pada kategori sedang dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 92.53% yang berada pada kategori sangat tinggi. Jadi, terjadi peningkatan kemampuan berbahasa inggris anak dari kategori sedang menjadi sangat tinggi sebesar 24% pada anak kelompok A1 Tk Sandhy Putra Singaraja. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penerepan metode bercerita dalam pembelajaran bahasa inggris mudah diserap oleh anak. Kata-kata kunci: kemampuan berbahasa inggris, metode bercerita, anak kelompok A1 Abstract This study aimed to improve the ability to speak English after applied storytelling method to children in group A1 in second semester at TK Putra Sandhy Lessons Singaraja in the academic years 2015/2016. This research was a classroom action research which was conducted by two cycles with the number of subjects 25 children. Data in this research was collected by observation method in the form of observation sheets. The data were analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive analysis method. The result showed that an increase in English proficiency in the second half of children in group A1 in second semester at TK Putra Sandhy Lessons Singaraja after the students got storytelling method. The average percentage of the ability to speak English in the first cycle 68% which were in the moderate category and the second cycle increased to 92.53% who were at very high category. The conclusion, an increase in English proficiency of children became very high by 24% in children in group A1 in second semester at TK Putra Sandhy Lessons Singaraja. The results of this study indicate that the implementation of storytelling method in learning English was easily absorbed by the children Keywords: the ability to speak English, storytelling, children in group A1. e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan Anak usia Dini merupakan serangkaian upaya sistematis dan terprogram dalam melakukan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembanganjasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentangan usia 0-8 tahun, pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Berk, 1992:18). Bahasa merupakan alat komunikasi yang amat penting. Manusia dalam kehidupannya, tidak bisa terlepas dari bahasa sebagai alat komunikasinya. Bahasa akan mempermudah manusia dalam bergaul, berkomunikasi, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Dengan demikian jelaslah bahwa bahasa mempunyai peran yang amat penting bagi manusia (Suhartono, 2005: 12). Bahasa anak berkembang sejak tangisan pertama sampai anak bertutur kata. Masa perkembangan bahasa anak dibagi dalam dua periode, yaitu periode Pre Linguistik (0-1 tahun) dan periode Linguistik (1-5 tahun). Pada masa Pre Linguistik anak mengeluarkan suara-suara dan ocehanocehan yang belum bisa dimengerti dan dipahami. Sedangkan pada periode Linguistik anak mulai berbicara satu atau dua kata yang sudah bisa dimengerti dan dipahami. Apabila pada periode Linguistik ini anak banyak diberi stimulasi bahasa, maka perkembangan bahasa anak akan pesat dan optimal (Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 3). Perkembangan bahasa adalah proses pemilihan kosa kata , kemampuan menyusun kata-kata sederhana, sampai pada kemampuan menyusun tata bahasa sederhana maupun kompleks. Pada usia dini pengembangan bahasa sangat penting karena masa usia dini merupakan masa peka bagi anak dan bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. Memperkenalkan bahasa terutama bahasa inggris, dalam pembelajaran dikelas juga diperlukan metode dalam pembelajaran. Seperti kita ketahui metode merupakan cara yang berfungsi untuk mencapai tujuan kegiatan. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru dalam kegiatan belajar. Memilih metode dalam mengajar, guru TK perlu memiliki alasan yang kuat dan perlu memperhatikan karakteristik anak yang dibinanya. Metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK salah satunya adalah metode bercerita. Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain bisa berupa bantuan alat peraga maupun tidak dan cara menyampaikannya dengan menarik. Menurut Agung (2011:1) “metode berasal dari kata methodos secara etimologis”methodos” berasal dari kata “metha dan hodos”. Metha artinya dilalui dan hodos berarti jalan. Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Dhieni (2011:6.6) menyatakan bahwa “metode bercerita adalah cara penyampaian pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik Taman Kanak-Kanak”. Menurut Maksan (dalam Suhartono, 2005:70) yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa (language acquisition) atau akuisi bahasa adalah suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar, implisit, dan informal. Kemudian Stork dan widdowson (dalam Suhartono, 2005:70) menyatalan bahwa pmerolehan bahasa adalah suatu proses di mana anak-anak mencapai kelancaran dalam bahasa ibunya. Pengembangan kemampuan dalam bahasa Inggris sebagai salah satu kompetensi yang wajib dikuasai anak, Huebener (Dalam Mayang sari, 2012:4) mengungkapkan bahwa peran guru sangat penting dalam memberikan kesempatan e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) bagi anak untuk menggunakan bahasa Inggris baik di dalam maupun didalam kelompok. Seorang guru juga harus kreatif dalam memberikan sumber belajar dan terus memperhatikan perkembangan anak dalam menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi lisan. Untuk itu guru perlu memilih berbagai kegiatan yang menyenangkan bagi anak sehingga memaksimalkan keaktifan berbicara anak. Seorang guru juga harus kreatif dalam memberikan sumber belajar dan terus memperhatikan perkembangan anak dalam menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi lisan. Untuk itu guru perlu memilih berbagai kegiatan yang menyenangkan bagi anak sehingga memaksimalkan keaktifan berbicara anak. Proses pengenalan bahasa asing terdiri dari beberapa komponen bahasa yang merupakan bagian dari program bahasa. Pada umumnya komponen bahasa terdiri dari tiga yaitu : tata bahasa (grammar), kosakata (vocabulary), dan pengucapan (pronounciation). Suryanto (dalam Rafiqah, 2013:16) menyatakan bahwa “kosakata (vocabulary) merupakan kumpulan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa dan memberikan makna bila kita menggunakan bahas tersebut”. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Komang Yuli Trisna Wardani, tahun 2013 dengan penelitian menerapkan Metode Bilingual Berbantuan Media Flashcard untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris Anak. Karena metode bilingual merupakan metode dalam pembelajaran bahasa inggris selain itu metode bilingual juga sering digunakan dalam pembelajaran bahasa inggris, metode ini dapat memudahkan anak untuk mengenal bahasa inggris. Hasil Penelitian Yuli Maretsya (2013) yang menerapkan Pengenalan Kosa Kata bahasa Inggris melalui Penggunaan Media Animasi gambar, pengenalan kosa kata dapat meningkatkan kosa kata anak dalam pembelajaran bahasa inggris, karena pengenalan kosa kata membuat anak lebih banyak mengetahui kosa kata terutama kosa kata bahasa inggris.. Kemudian penelitian dari Delvi (2014) dengan penelitian metode bercerita berbantuan media papan flanel untuk meningkatkan kemampuan berbahsa lisan, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak TK kelompok A, kemampuan berbahasa lisan dapat melatih anak untuk berani berpendapat agar anak terasah kemampuan berbahasa lisan. Oleh karena itu peneliti memandang perlu mengadakan judul “Penerapan Metode bercerita untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris Anak Kelompok A1 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016i TK Sandhy Putra Singaraja Kabupaten Buleleng”. METODE Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini merupakan PTK karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan penerapan suatu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Dipilihnya PTK karena penelitian ini akan melakukan perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan melakukan refleksi dan perbaikan pada setiap siklus penelitian. Kegiatan penelitian diawali dengan refleksi awal untuk melakukan kajian pendahuluan tentang kondisi subjek yang terjadi di lapangan yang akan diikuti dengan refleksi. Langkah ini dilakukan untuk menemukan berbagai kesenjangan dan hambatan yang mendesak untutk segera dipecahkan. Selanjutnya secara siklus dilakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatn dan refleksi Kegiatan ini kemungkinan akan diikuti oleh perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan, dan refleksi ulang. Lokasi penelitian ini adalah di Taman Kanak-kanak Sandhy Putra Singaraja, dengan subjek penelitian adalah kelompok A1 tahun pelajaran 2015/2016. Subyek penelitian penelitian ini adalah 2 orang guru dan anak kelompok A1 Tk Sandhy Putra Singaraja tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 orang anak, yang terdiri ari 11 anak perempuan dan 14 orang anak lakilaki. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan penerapan suatu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Dipilihnya PTK karena penelitian ini akan melakukan e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan melakukan refleksi dan perbaikan pada setiap siklus penelitian. Perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak di Kelompok A1 TK Sandhy Putra Singaraja. Dari tujuan PTK di atas semakin memantapkan penelitian untuk menggunakan motode penelitian ini, serta diharapkan dapat memberikan perbaikan dan meningkatkan proses belajar mengajar di dalam kelas. Ada berbagai macam desain model PTK yaitu Kurt Lewin, kemmis dan Mc Taggart, dan Elliot. Pada penelitian ini peneliti menerapkan desain model PTK dari Kemmis dan Mc Taggart, karena desain PTK model ini diangggap lebih mudah dala prosedur tahapannya. Berikut adalah PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart. Gambar 1. Model/desain penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggert (Arikunto dalam Deka, 2013:21 Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berbahasa inggris anak dalam penelitian ini berupa lembar observasi yang dibagi menjadi penilian etika/assesmen anak dengan menggunakan lima butir pengamatan dan 3 indikator dalam melaksanakan tindakan. Menurut Kerlinger (dalam Agung, 2012:41) “variabel adalah sebagai sebuah konsep”. Kemudian Suryabrata (dalam Agung, 2012:41) menyatakan bahwa “variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dikatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti”. Variabel penelitian ini adalah metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris anak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitan ini, sebagai berikut. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: metode bercerita dan variabel terikatnya adalah kemampuan berbahasa Inggris. Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam mengoperasionalkannya dilapangan. Metode merupakan cara yang berfungsi untuk mencapai tujuan kegiatan. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru dalam kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar. Memilih metode dalam mengajar, guru TK perlu memiliki alasan yang kuat dan perlu memperhatikan karakteristik anak yang dibinanya. Metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK salah satunya adalah metode bercerita. Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain bisa berupa bantuan alat peraga maupun tidak dan cara menyampaikannya dengan menarik. Metode bercerita merupakan salah satu metode pembelajaran di Taman Kanak-kanak yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak, salah satunya yaitu untuk mengembangkan perkembangan bahasa anak. Kemampuan bahasa sangatlah penting dikembangkan sejak anak usia dini, karena keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman belajarnya di usia dini. Adapun definisi Operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu penelitian, maka seseorang peneliti dapat mengetahi suatu variabel yang akan diteliti. Kemampuan berbahasa inggris adalah kemampuan untuk dapat mengucap dan melafalkan kata dalam bahasa inggris, dapat menyebut dan menirukan kata dalam bahasa inggris, dan e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) dapat mengeja kata dalam bahasa inggris dengan benar. Yang diukur menggunakan lembar observasi dengan skala 1,2,3. Metode Pengumpulan Data yang digunakan adalah metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah ”Pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala dalam objek penelitian” (dalam Agung, 2014:94). Adapun Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi adalah alat yang digunakan sebagai acuan pengamatan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris anak. Observasi dilakukan terhadap kegiatan peneliti dan siswa dalam menerapkan metode bercerita. Setiap kegiatan yang diobservasikan dikatagorikan ke dalam kualitas yang sesuai yaitu anak belum berkembang dengan tanda skor 1, anak mulai berkembang dengan tanda skor 2, anak sudah berkembang dengan skor 3. Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen kemampuan berbahasa Inggris dalam menggunakan metode bercerita. No Dimensi Indikator Bu tir To tal 1 Pengucapan (Pronounciat ion) Anak mampu mengucap dan melafalkan kata dalam bahasa inggris Anak mampu menyebutkan dan meniru kata dalam bahasa inggris Anak mampu mengeja kata dalam bahasa inggris 1,2 2 2 3 kosa kata (Vocabulary) mengeja (Spelling) analisis data. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif. Agung (2010:76) menyatakan,“Analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan teknik dan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me) dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga di peroleh kesimpulan umum”. Dalam penerapan metode analisis statistik deskripif, data yang diperoleh dari hasil penelitian disajikan ke dalam 1) tabel distribusi frekuensi, 2) menghitung angka rata-rata atau mean (M), 3) menghitung modus (Mo), 4) menghitung median (Me), 5) menyajikan ke dalam grafik polygon. Dalam buku metodologi penelitian Agung (2012:76) menyatakan bahwa ”metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang di lakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang di teliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum”. Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tinggi rendah data kemampuan berbahasa Inggris yang di tentukan dengan menggunakan pedoman konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Tabel 2. Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Tingkatan Kemampuan Berbahasa Inggris 3,4 5 2 1 Setelah data dalam penelitian ini terkumpul maka selanjutnya dilakukan Persentase Kemampuan Berbahasa Inggris 90 −100 80 – 89 65 – 79 40 – 64 0 − 39 Kriteria Kemampuan Berbahasa inggris Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber (Agung,2005:13) Berdasarkan pedoman PAP Skala lima mengenai Kemampuan berbahasa e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Inggris pada anak kelompok A1 di TK Sandhy Putra Singaraja, maka target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah anak mampu mencapai tingkat penguasaan pembelajaran yaitu 80-89% dengan kriteria tinggi atau aktif. Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan dalam kemampuan Berbahasa Inggris pada anak kelompok A1 TK Sandhy Putra Singaraja. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi perubahan positif skor rata-rata dari siklus I ke siklus berikutnya dan jika dikonversikan pada pedoman PAP Skala lima tentang tingkat kemampuan berbahasa Inggris berada pada rentang 80-89 dengan kriteria tinggi. Apabila terjadi peningkatan skor rata-rata dari siklus berikutnya dan mampu mencapai kriteria tinggi maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bercerita berjalan dengan efesien dan efektif. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di TK Sandhy Putra Singaraja. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester II di mulai dari tanggal 16 Mei 2016 sampai dengan tanggal 28 Mei 2016. Subjek penelitian dilakukan pada kelompok A1 yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 14 anak laki-laki dan 11 anak perempuan. Pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas selama penelitian telah berlangsung sesuai harapan dan capaian indicator yang ingin dicapai. Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 16 mei 2016 sampai 28 mei 2016. Penelitian ini dilakukan delapan kali pertemuan, diantaranya enam kali tindakan dan dua kali evaluasi penilaian kemampuan berbahasa inggris anak yang berjumlah 25 orang. Data dari hasil belajar anak pada kemampuan berbahasa inggris dipaparkan dalam table distribusi frekuensi, menghitung Modus (Mo), Median (Me), Mean (M),grafik polygon, dan membandingkan rata-rata mean model PAP skala lima. Pelaksanaan penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris menggunakan tiga indicator. Berdasarkan hasil statistik deskriptif dan statistik deskriptif kualitatif terhadap peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak dengan menerapkan metode bercerita kelompok A1 di TK Sandhy Putra Singaraja. diperoleh rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris pada siklus I adalah 68% dan rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris pada siklus II adalah 92,53%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris anak dari siklus I ke siklus II sebesar 24%. Gambar 2. Grafik Kemampuan Berbahasa Inggris Siklus I pada Anak kelompok A1 Semster II Tahun Pelajaran 2015/2016 di TK Sandhy Putra Singaraja Hasil dari pengamatan yang dilakukan pada siklus I terdapat beberapa kendala dalam penerapan metode bercerita untuk meningkatan kemampuan berbahasa inggris anak pada kelompok A1 di Tk Sandhy Putra Singaraja, kendala tersebut yang menyebabkan hasil kemampuan berbahasa inggris anak kelompok A1 berada pada kriteria rendah sehingga masih perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Kendala yang ditemukan peneliti saat penerapan siklus I adalah sebagai berikut. 1) Anak sebelumnya sudah diajarkan pembelajaran bahasa inggris melalui exstra kulikuler namun guru belum pernah menggunakan metode bercerita dalam pembelajaran bahasa inggris.2) Masih banyak anak yang belum bisa mengucapkan kata bahasa inggris dengan benar, ada juga anak yang tidak mengerti dengan arti kata bahasa inggris yang e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) diucapkan oleh guru.3) Masih banyak anak yang kurang memahami alur cerita, dan mau mendengarkan hal ini terlihat karena masih ada anak yang bermain sendiri saat mendengarkan cerita. Kurangnya perhatian anak menyebabkan anak belum mampu mengucapkan kata bahasa inggris (tokoh dalam cerita,benda dalam cerita ). Solusi yang dilakukan peneliti untuk mengatasi kendala yang dihadapi yakni, 1) Sebelum memulai kegiatan bercerita, terlebih dahulu guru memperlihatkan media yang akan digunakan untuk bercerita (buku cerita, boneka wayang, boneka tangan,dll) dan memperlihatkan gambar atau tokohtokoh cerita ataupun berupa kata benda dalam cerita dengan menggunakan bahasa inggris ketika mengenalkan tokoh-tokoh dalam cerita.2) Cerita yang akan dibawakan oleh guru tidak terlalu panjang sehingga anak mudah untuk memahami alur cerita. 3) Ketika menceritakan alur cerita guru membawakan dengan lebih ekspresif dan lebih banyak melibatkan anak, sehingga anak antusias dan tertarik untuk mengikuti kegiatan bercerita yang berjudul “tupai akhirnya jera” 4) Setelah bercerita guru mengajak anak melakukan Tanya jawab mengenai tokoh ataupun benda yang ada dalam cerita dengan menggunakan bahasa inggris, hal ini bertujuan untuk merangsang daya ingat anak. Siklus II dalam penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 25 Mei sampai 31 Mei 2016. Penelitian ini dilakukan dalam 1 minggu, dimana dalam seminggu terdiri dari 6 kali pertemuan. Diadakan 3 kali pertemuan dilakukan tindakan pembelajaran dan empat kali pertemuan melaksanakan evaluasi penilaian kemampuan berbahasa inggris anak yang berjumlah 25 orang. Data dari hasil belajar anak pada kemampuan berbahasa inggris dipaparkan dalam tabel distribusi frekuensi, menghitung Modus (Mo), Median (Me), Mean (M), grafik polygon, dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima. Pelaksanaan penelitian penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris menggunakan tiga indikator. Data dari hasil kemampuan berbahasa inggris anak dalam siklus II pada 25 orang anak kelompok A1 di TK Sandhy Putra Singaraja menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah 11 Gambar 3. Grafik Kemampuan Berbahasa Inggris Siklus I pada Anak kelompok A1 Semster II Tahun Pelajaran 2015/2016 di TK Sandhy PutraSingaraja Melalui proses dari pembelajaran dan perbaikan tindakan pada siklus I , terlihat perubahan pada peningkatan proses pembelajaran siklus II. Proses pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah direncanakan oleh peneliti. Sehingga kemampuan berbahasa inggris anak dapat meningkat. Dilihat pada persentase hasil belajar kemampuan berbahasa inggris anak siklus I adalah 68% dan hasil persentase dari siklus II pada kemampuan berbahasa inggris anak yaitu 92.53%. Berdasarkan hasil dari rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa anak dari siklus I ke siklus II sebesar 24%. Hasil rata-rata persentase dimasukkan ke dalam PAP skala lima pada siklus I berada pada kategori sedang dan pada siklus II berada pada kategori sangat tinggi. Dari penelitian ini diperoleh temuan-temuan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut. Anak nampak sangat antusias dan bersemangat mengikuti pembelajaran ketika guru bercerita dan mengenalkan tokoh cerita melalui gambar, guru mengajak anak bercerita yang berjudul “keluargaku” dengan melibatkan anak agar e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) mendengarkan cerita. Sebelum guru mengajak anak bercerita terlebih dahulu guru mengenalkan tokoh cerita seperti, bapak, ibu, kakek, nenek, saudara perempuan dan saudara laki-laki. Guru mengenalkan tokoh-tokoh tersebut dengan menggunakan bahasa inggris, setelah itu anak dapat mengucapkan dan meniru tokoh-tokoh dengan menggunakan bahasa inggris. Setelah bercerita , guru melakukan tanya jawab terhadap anak mengenai cerita, dan mengulang menanyakan tokohtokoh dalam cerita dengan cara menunjukkan gambar, dan anak dapat menyebutkan tokoh dengan menggunakan bahasa inggris. Kemudian anak mengeja setiap kata dan mengucapkan secara berulang-ulang.Setelah itu guru secara bergantian menanyakan kepada anak dengan menunjukkan gambar, hal ini dapat menilai anak apakah anak mampu menghafal setiap kata. Hal tersebut sesuai dengan indicator kemampuan berbahasa inggris, seperti, anak mampu mengucapkan kata dengan bahasa inggris, anak mampu melafalkan kata bahasa inggris, anak mampu mengenal kata, dan anak mampu mengeja kata. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian berdasarkan teori diatas maka ini berarti bahwa dengan penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak kelompok A1 semester II tahun pelajaran 2015/2016 di TK Sandhy Putra Singaraja. Hal yang menyatakan bahwa metode bercerita juga dapat melatih daya serap atau daya tangkap anak, melatih daya piker anak, melatih daya kosentrasi. Hal ini terlihat setelah kegiatan bercerita anak mampu menjawab pertanyaan guru mengenai tokoh dalam cerita menggunakan bahasa inggris, anak mampu mengucapkan kata dengan bahasa inggris dan anak dapat mengeja setiap kata dengan menggunakan bahasa inggris. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa inggris anak pada kelompok A1 semester II tahun pelajaran 2015/2016 di Tk Sandhy Putra Singaraja. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase siklus I sebesar 68% yang berada pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan dimana anak belum mengenal metode bercerita pada pembelajaran bahasa inggris, masih ada anak yang belum bisa mengucapkan kata dalam bahasa inggris dengan benar. Penelitian dilanjutkan dengan perbaikan pada siklus II dengan hasil 92.53%. yang berada pada kategori sangat tinggi.Terlihat anak semakin antusias dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran bahasa inggris khususnya bercerita. Jadi, terjadi peningkatan kemampuan berbahasa inggris terhadap penerapan metode bercerita anak kelompok A1 Tk Sandhy Putra Singaraja dari siklus I ke siklus II sebesar 24%. Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. 1) Kepada Kepala sekolah agar terus mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran yang menyeluruh bagi anak didik tidak terbatas pada pembelajaran akademik tetapi juga kemampuan yang lain termasuk kemampuan berbahasa inggris anak dengan menerapkan metode bercerita. 2) Kepada Guru hendaknya menggunakan metode bercerita dalam pembelajaran bahasa inggris tujuannya, agar dapat mendorong minat dan antusias anak dalam mengikuti pembelajaran bahasa inggris khususnya dalam meningkatkan kemampuan berbahasa inggris anak. 3) Kepada Orangtua Anak Didik hendaknya selalu mengajak anak bercerita agar anak merasakan kedekatan dengan orang tuanya, dengan bercerita juga dapat mengembangkan kemampuan bahasa khususnya kemampuan berbahasa inggris. 4) Kepada Peneliti Lain yang ingin melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai metode bercerita hendaknya dalam memilih metode pembelajaran gunakan metode yang menyerupai karena masih banyak metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa inggris anak, melainkan juga dapat meningkatkan aspek kemampuan yang lain. Peneliti lain juga diharapkan dapat melakukan penelitian dengan lebih baik lagi dan mencapai hasil maksimal sesuai dengan harapan. Semoga penelitian e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) ini dapat dijadikan acuan dan pertimbangan untuk penyempurnaan dalam penelitian yang digunakan. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja : Undiksha Singaraja. -------.2011. Metodologi Penelitian Pendidikan (Suatu Pengantar). Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja. Asrori, Mohammad. 2007.Psikologi Pembelajaran. Bandung: CVWacana Prima Arikunto,Suharsimi,Supardi. 2007.” Penelitian Tindakan Kelas”.Jakarta:Bumi Aksara Astuti, Willy. 2014. “Peningkatan kemampuan kosa kata bahasa Inggris anak melalui metode pembelajaran interaktif di kelompok A TK Pertiwi I Jiparan 2014/2015”. Jurnal PGPAUD,FKIP. Universitas Muhammadyah Surakarta. Artini,Luh Putu,dkk. 2014.Bilingualisme dan Pendidikan Bilingual.Yogyakarta. Graha Ilmu. Dhieni, Nurbiana, dkk. 2011. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Fitriaji, Ria. 2012. ”Implementasi Nilai-Nilai Moral dan Agama Pada Anak Usia Dini Melalui Media Dongeng Anak PG Suri Tauladan Banjaran, Taman, Pemalang”. Skripsi PG PAUD. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Gunarti, Winda, dkk. 2010. “Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini”. Jakarta: Universitas Terbuka Gunawan, Veronica. 2014. “Peningkatan kemampuan pngucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi pada anak usia 5-6 tahun”. Jurnal PGPAUD, FKIP, Universitas Tanjung Pura. Hamalik, Oemar. 2008. ”Kurikulum dan Pembelajaran ”. Jakarta. Sinar Grafika. Harmer,Jeremy.2012. How to Teach Vocabulary. Malaysia:PPSB. Koyan, I Wayan. 2009. Statistik Dasar dan Lanjut (Teknik Analisis Data Kuantitatif). Singaraja: Program Studi Penelitian dan Evaluasi pendidikan Program Pasca Sarjana Undiksha Singaraja. Miranti, Ira. 2015. “Penggunaan Media Lagu anak-Anak Dalam Mengembangkan Kemampuan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa PAUD” Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris, volume 2, Nomor. 2. FBS. Universitas Indraprasta PGRI Nuraini, Yuliani Sujiono. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Permata Puri Media. Prasetyaningsih. Rafiqah. “Meningkatkan kosa kata inggris melalui bermain pada kelompok B PAUD Mekar Wira Baya Klaten”. PGPAUD,FIP, Universitas Yogyakarta. 2013. bahasa gambar Kuncup Skripsi Negeri Puspita, Rima. 2013. “Upaya meningkatkan kemampuan kosa kata anak melalui strategi bermain aktif”. Jurnal PGPAUD, volume 1,Nomor 3. Universitas Pendidikan Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina TK dan SD. Suyatno. 2004. ”Teknik Pembelajaran Bahasa Dan Sastra. Surabaya”. SIC Suharto. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara anak usia Dini. Jakarta:Diknas. Sari,Mayang. 2012. “Peningkatan Pengenalan Bahasa Inggris pada Anak Dengan Total Phsycal Response di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kabupaten Sijunjung”. Artikel PGPAUD volume 1. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Padang. Putera, Prakoso, Bhairawa. 2015.Mengenal dan Memahami Ragam Karya Prosa Lama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wardani, Yuli Trisna. 2013. “Penerapan Metode Bilingual Berbantuan Media Flashcard untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris Anak Kelompok B2 di TK Saiwa Dharma Singaraja”. Jurnal PGPAUD, FIP. Universitas Pendidikan Ganesha.