penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan

advertisement
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
PENERAPAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS ANAK KELOMPOK A1
DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER
Kadek Dwi Arinoviani1, Ketut Pudjawan2, Putu Aditya Antara3
1,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
2
Jurusan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris setelah
diterapkan metode bercerita pada anak kelompok A1 semeter II di TK Sandhy Putra
Singaraja tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitain tindakan kelas
yang dilaksanakan menggunakan dua siklus dengan jumlah subjek 25 anak. Data penelitian
tentang kemampuan berbahasa inggris dikumpulkan dengan metode observasi berupa
lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis
statistic deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan kemampuan berbahasa inggris pada anak kelompok A1 semester
II Tk sandhy Putra Singarajasetelah diterapkan metode bercerita. Rata-rata presentase
kemampuan berbahasa inggris pada siklus I 68% yang berada pada kategori sedang dan
siklus II mengalami peningkatan menjadi 92.53% yang berada pada kategori sangat tinggi.
Jadi, terjadi peningkatan kemampuan berbahasa inggris anak dari kategori sedang menjadi
sangat tinggi sebesar 24% pada anak kelompok A1 Tk Sandhy Putra Singaraja. Hasil
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerepan metode bercerita dalam pembelajaran bahasa
inggris mudah diserap oleh anak.
Kata-kata kunci: kemampuan berbahasa inggris, metode bercerita, anak kelompok A1
Abstract
This study aimed to improve the ability to speak English after applied storytelling method to
children in group A1 in second semester at TK Putra Sandhy Lessons Singaraja in the
academic years 2015/2016. This research was a classroom action research which was
conducted by two cycles with the number of subjects 25 children. Data in this research was
collected by observation method in the form of observation sheets. The data were analyzed
using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive analysis method. The result
showed that an increase in English proficiency in the second half of children in group A1 in
second semester at TK Putra Sandhy Lessons Singaraja after the students got storytelling
method. The average percentage of the ability to speak English in the first cycle 68% which
were in the moderate category and the second cycle increased to 92.53% who were at very
high category. The conclusion, an increase in English proficiency of children became very
high by 24% in children in group A1 in second semester at TK Putra Sandhy Lessons
Singaraja. The results of this study indicate that the implementation of storytelling method in
learning English was easily absorbed by the children
Keywords: the ability to speak English, storytelling, children in group A1.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses dalam
rangka mempengaruhi peserta didik supaya
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan
lingkungannya,
dan
dengan
demikian akan menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang memungkinkannya
untuk berfungsi secara adekwat dalam
kehidupan masyarakat. Pendidikan Anak
usia Dini merupakan serangkaian upaya
sistematis
dan
terprogram
dalam
melakukan pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia 6 tahun yang dilakukan
melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu
pertumbuhan
dan
perkembanganjasmani serta rohani agar
anak memiliki kesiapan untuk memasuki
pendidikan lebih lanjut. Anak usia dini
adalah sosok individu yang
sedang
menjalani suatu proses perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi
kehidupan selanjutnya. Anak usia dini
berada pada rentangan usia 0-8 tahun,
pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek
sedang mengalami masa yang cepat dalam
rentang perkembangan hidup manusia
(Berk, 1992:18). Bahasa merupakan alat
komunikasi yang amat penting. Manusia
dalam kehidupannya, tidak bisa terlepas
dari bahasa sebagai alat komunikasinya.
Bahasa akan mempermudah manusia
dalam
bergaul,
berkomunikasi,
dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
Dengan demikian jelaslah bahwa bahasa
mempunyai peran yang amat penting bagi
manusia (Suhartono, 2005: 12).
Bahasa anak berkembang sejak
tangisan pertama sampai anak bertutur
kata. Masa perkembangan bahasa anak
dibagi dalam dua periode, yaitu periode Pre
Linguistik (0-1 tahun) dan periode Linguistik
(1-5 tahun). Pada masa Pre Linguistik anak
mengeluarkan suara-suara dan ocehanocehan yang belum bisa dimengerti dan
dipahami.
Sedangkan
pada
periode
Linguistik anak mulai berbicara satu atau
dua kata yang sudah bisa dimengerti dan
dipahami. Apabila pada periode Linguistik
ini anak banyak diberi stimulasi bahasa,
maka perkembangan bahasa anak akan
pesat dan optimal (Tadkiroatun Musfiroh,
2005: 3). Perkembangan bahasa adalah
proses pemilihan kosa kata , kemampuan
menyusun kata-kata sederhana, sampai
pada kemampuan menyusun tata bahasa
sederhana maupun kompleks. Pada usia
dini pengembangan bahasa sangat penting
karena masa usia dini merupakan masa
peka bagi anak dan bahasa Inggris
merupakan bahasa internasional.
Memperkenalkan bahasa terutama
bahasa inggris, dalam pembelajaran dikelas
juga
diperlukan
metode
dalam
pembelajaran. Seperti kita ketahui metode
merupakan cara yang berfungsi untuk
mencapai
tujuan
kegiatan.
Terdapat
beberapa metode yang dapat digunakan
guru dalam kegiatan belajar. Memilih
metode dalam mengajar, guru TK perlu
memiliki alasan yang kuat dan perlu
memperhatikan karakteristik anak yang
dibinanya. Metode mengajar yang sesuai
dengan karakteristik anak usia TK salah
satunya adalah metode bercerita. Bercerita
adalah suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang secara lisan kepada orang lain
bisa berupa bantuan alat peraga maupun
tidak dan cara menyampaikannya dengan
menarik. Menurut Agung (2011:1) “metode
berasal dari kata methodos secara
etimologis”methodos” berasal dari kata
“metha dan hodos”. Metha artinya dilalui
dan hodos berarti jalan. Metode adalah
jalan yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan. Menurut Dhieni (2011:6.6)
menyatakan bahwa “metode bercerita
adalah cara penyampaian pembelajaran
secara lisan dalam bentuk cerita dari guru
kepada anak didik Taman Kanak-Kanak”.
Menurut Maksan (dalam Suhartono,
2005:70)
yang
dimaksud
dengan
pemerolehan bahasa (language acquisition)
atau akuisi bahasa adalah suatu proses
penguasaan bahasa yang dilakukan oleh
seseorang secara tidak sadar, implisit, dan
informal. Kemudian Stork dan widdowson
(dalam Suhartono, 2005:70) menyatalan
bahwa pmerolehan bahasa adalah suatu
proses di mana anak-anak mencapai
kelancaran
dalam
bahasa
ibunya.
Pengembangan kemampuan
dalam
bahasa Inggris sebagai salah satu
kompetensi yang wajib dikuasai anak,
Huebener (Dalam Mayang sari, 2012:4)
mengungkapkan bahwa peran guru sangat
penting dalam memberikan kesempatan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
bagi anak untuk menggunakan bahasa
Inggris baik di dalam maupun didalam
kelompok. Seorang guru juga harus kreatif
dalam memberikan sumber belajar dan
terus memperhatikan perkembangan anak
dalam menggunakan bahasa Inggris
sebagai alat komunikasi lisan. Untuk itu
guru perlu memilih berbagai kegiatan yang
menyenangkan
bagi
anak
sehingga
memaksimalkan keaktifan berbicara anak.
Seorang guru juga harus kreatif dalam
memberikan sumber belajar dan terus
memperhatikan perkembangan anak dalam
menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat
komunikasi lisan. Untuk itu guru perlu
memilih
berbagai
kegiatan
yang
menyenangkan
bagi
anak
sehingga
memaksimalkan keaktifan berbicara anak.
Proses pengenalan bahasa asing terdiri
dari beberapa komponen bahasa yang
merupakan bagian dari program bahasa.
Pada umumnya komponen bahasa terdiri
dari tiga yaitu : tata bahasa (grammar),
kosakata (vocabulary), dan pengucapan
(pronounciation). Suryanto (dalam Rafiqah,
2013:16) menyatakan bahwa “kosakata
(vocabulary) merupakan kumpulan kata
yang dimiliki oleh suatu bahasa dan
memberikan makna bila kita menggunakan
bahas tersebut”.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh
Komang Yuli Trisna Wardani, tahun 2013
dengan penelitian menerapkan Metode
Bilingual Berbantuan Media Flashcard
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Berbahasa Inggris Anak. Karena metode
bilingual
merupakan
metode
dalam
pembelajaran bahasa inggris selain itu
metode bilingual juga sering digunakan
dalam pembelajaran bahasa inggris,
metode ini dapat memudahkan anak untuk
mengenal bahasa inggris. Hasil Penelitian
Yuli Maretsya (2013) yang menerapkan
Pengenalan Kosa Kata bahasa Inggris
melalui
Penggunaan
Media
Animasi
gambar, pengenalan kosa kata dapat
meningkatkan kosa kata anak dalam
pembelajaran bahasa inggris, karena
pengenalan kosa kata membuat anak lebih
banyak mengetahui kosa kata terutama
kosa kata bahasa inggris.. Kemudian
penelitian dari Delvi (2014) dengan
penelitian metode bercerita berbantuan
media papan flanel untuk meningkatkan
kemampuan berbahsa lisan, penelitian ini
dapat
meningkatkan
kemampuan
berbahasa lisan anak TK kelompok A,
kemampuan berbahasa lisan dapat melatih
anak untuk berani berpendapat agar anak
terasah kemampuan berbahasa lisan. Oleh
karena itu peneliti memandang perlu
mengadakan judul “Penerapan
Metode
bercerita untuk Meningkatkan Kemampuan
Berbahasa Inggris Anak Kelompok A1
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016i TK
Sandhy
Putra
Singaraja
Kabupaten
Buleleng”.
METODE
Penelitian ini dirancang dalam bentuk
penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
merupakan PTK karena penelitian ini
dilakukan untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
termasuk penelitian deskriptif, sebab
menggambarkan
penerapan
suatu
pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar. Dipilihnya PTK karena penelitian ini
akan melakukan perbaikan kualitas proses
dan hasil pembelajaran dengan melakukan
refleksi dan perbaikan pada setiap siklus
penelitian. Kegiatan penelitian
diawali
dengan refleksi awal untuk melakukan
kajian pendahuluan tentang kondisi subjek
yang terjadi di lapangan yang akan diikuti
dengan refleksi. Langkah ini dilakukan
untuk menemukan berbagai kesenjangan
dan hambatan
yang mendesak untutk
segera dipecahkan. Selanjutnya secara
siklus dilakukan kegiatan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatn dan
refleksi Kegiatan ini kemungkinan akan
diikuti oleh perencanaan ulang, tindakan
ulang, pengamatan, dan refleksi ulang.
Lokasi penelitian ini adalah di Taman
Kanak-kanak Sandhy Putra Singaraja,
dengan subjek penelitian adalah kelompok
A1 tahun pelajaran 2015/2016. Subyek
penelitian penelitian ini adalah 2 orang guru
dan anak kelompok A1 Tk Sandhy Putra
Singaraja tahun pelajaran 2015/2016 yang
berjumlah 25 orang anak, yang terdiri ari 11
anak perempuan dan 14 orang anak lakilaki. Penelitian ini juga termasuk penelitian
deskriptif,
sebab
menggambarkan
penerapan suatu pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar. Dipilihnya PTK
karena penelitian ini akan melakukan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
perbaikan kualitas proses dan hasil
pembelajaran dengan melakukan refleksi
dan perbaikan pada setiap siklus penelitian.
Perbaikan kualitas proses dan hasil
pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan
meningkatkan
kemampuan
berbahasa
Inggris anak di Kelompok A1 TK Sandhy
Putra Singaraja. Dari tujuan PTK di atas
semakin memantapkan penelitian untuk
menggunakan motode penelitian ini, serta
diharapkan dapat memberikan perbaikan
dan meningkatkan proses belajar mengajar
di dalam kelas. Ada berbagai macam
desain model PTK yaitu Kurt Lewin,
kemmis dan Mc Taggart, dan Elliot. Pada
penelitian ini peneliti menerapkan desain
model PTK dari Kemmis dan Mc Taggart,
karena desain PTK model ini diangggap
lebih mudah dala prosedur tahapannya.
Berikut adalah PTK menurut Kemmis dan
Mc Taggart.
Gambar
1.
Model/desain
penelitian
tindakan kelas menurut
Kemmis dan Mc Taggert
(Arikunto
dalam
Deka,
2013:21
Instrumen yang digunakan
untuk
mengukur kemampuan berbahasa inggris
anak dalam penelitian ini berupa lembar
observasi yang dibagi menjadi penilian
etika/assesmen
anak
dengan
menggunakan lima butir pengamatan dan 3
indikator dalam melaksanakan tindakan.
Menurut Kerlinger (dalam Agung,
2012:41) “variabel adalah sebagai sebuah
konsep”. Kemudian Suryabrata (dalam
Agung, 2012:41) menyatakan bahwa
“variabel adalah segala sesuatu yang
menjadi objek pengamatan penelitian.
Sering pula dikatakan variabel penelitian itu
sebagai faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti”.
Variabel penelitian ini adalah metode
bercerita untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa inggris anak. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan dua variabel,
yakni variabel bebas dan variabel terikat.
Adapun variabel yang digunakan dalam
penelitan ini, sebagai berikut. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah: metode
bercerita dan variabel terikatnya adalah
kemampuan berbahasa Inggris.
Definisi konseptual merupakan batasan
terhadap masalah-masalah variabel yang
dijadikan
pedoman
dalam
penelitian
sehingga
akan
memudahkan
dalam
mengoperasionalkannya dilapangan.
Metode
merupakan
cara
yang
berfungsi untuk mencapai tujuan kegiatan.
Terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan guru dalam kegiatan belajar.
Dalam kegiatan belajar. Memilih metode
dalam mengajar, guru TK perlu memiliki
alasan yang kuat dan perlu memperhatikan
karakteristik anak yang dibinanya. Metode
mengajar yang sesuai dengan karakteristik
anak usia TK salah satunya adalah metode
bercerita. Bercerita adalah suatu kegiatan
yang dilakukan seseorang secara lisan
kepada orang lain bisa berupa bantuan alat
peraga
maupun
tidak
dan
cara
menyampaikannya dengan menarik.
Metode bercerita merupakan salah
satu metode pembelajaran di Taman
Kanak-kanak yang dapat digunakan untuk
mengembangkan aspek perkembangan
anak,
salah
satunya
yaitu
untuk
mengembangkan perkembangan bahasa
anak. Kemampuan bahasa sangatlah
penting dikembangkan sejak anak usia dini,
karena keberhasilan seseorang dalam
berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh
pengalaman-pengalaman belajarnya di usia
dini.
Adapun
definisi
Operasional
merupakan petunjuk tentang bagaimana
suatu variabel diukur. Dengan melihat
definisi operasional suatu penelitian, maka
seseorang peneliti dapat mengetahi suatu
variabel yang akan diteliti. Kemampuan
berbahasa inggris adalah kemampuan
untuk dapat mengucap dan melafalkan kata
dalam bahasa inggris, dapat menyebut dan
menirukan kata dalam bahasa inggris, dan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
dapat mengeja kata dalam bahasa inggris
dengan benar. Yang diukur menggunakan
lembar observasi dengan skala 1,2,3.
Metode Pengumpulan Data yang
digunakan adalah metode observasi.
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi
adalah ”Pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap unsur-unsur
yang tampak dalam suatu gejala dalam
objek penelitian” (dalam Agung, 2014:94).
Adapun
Instrumen pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi. Lembar observasi adalah
alat yang digunakan sebagai acuan
pengamatan untuk mengetahui sejauh
mana
peningkatan
Kemampuan
Berbahasa
Inggris
anak.
Observasi
dilakukan terhadap kegiatan peneliti dan
siswa dalam menerapkan
metode
bercerita.
Setiap
kegiatan
yang
diobservasikan dikatagorikan ke dalam
kualitas yang sesuai yaitu anak belum
berkembang dengan tanda skor 1, anak
mulai berkembang dengan tanda skor 2,
anak sudah berkembang dengan skor 3.
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen kemampuan
berbahasa
Inggris
dalam
menggunakan metode bercerita.
No
Dimensi
Indikator
Bu
tir
To
tal
1
Pengucapan
(Pronounciat
ion)
Anak mampu
mengucap
dan
melafalkan
kata
dalam
bahasa
inggris
Anak mampu
menyebutkan
dan meniru
kata
dalam
bahasa
inggris
Anak mampu
mengeja kata
dalam bahasa
inggris
1,2
2
2
3
kosa kata
(Vocabulary)
mengeja
(Spelling)
analisis data. Dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis statistik
deskriptif dan metode analisis statistik
deskriptif
kuantitatif. Agung (2010:76)
menyatakan,“Analisis deskriptif kuantitatif
adalah suatu cara pengolahan data yang
dilakukan dengan jalan menerapkan teknik
dan rumus-rumus statistik deskriptif seperti
distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata
(Mean), median (Me) dan modus (Mo)
untuk menggambarkan keadaan suatu
objek tertentu sehingga di peroleh
kesimpulan umum”. Dalam penerapan
metode analisis statistik deskripif, data yang
diperoleh dari hasil penelitian disajikan ke
dalam 1) tabel distribusi frekuensi, 2)
menghitung angka rata-rata atau mean (M),
3) menghitung modus (Mo), 4) menghitung
median (Me), 5) menyajikan ke dalam grafik
polygon.
Dalam buku metodologi penelitian
Agung (2012:76) menyatakan bahwa
”metode analisis deskriptif kuantitatif adalah
suatu cara pengolahan data yang di
lakukan dengan jalan menyusun secara
sistematis dalam bentuk angka-angka dan
atau persentase mengenai keadaan suatu
objek yang di teliti, sehingga diperoleh
kesimpulan
umum”.
Metode
analisis
deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk
menentukan
tinggi
rendah
data
kemampuan berbahasa Inggris yang di
tentukan dengan menggunakan pedoman
konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP)
skala lima.
Tabel 2. Pedoman Konversi PAP Skala
Lima
tentang
Tingkatan
Kemampuan Berbahasa Inggris
3,4
5
2
1
Setelah data dalam
penelitian ini
terkumpul maka selanjutnya dilakukan
Persentase
Kemampuan
Berbahasa
Inggris
90 −100
80 – 89
65 – 79
40 – 64
0 − 39
Kriteria
Kemampuan
Berbahasa inggris
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Sumber (Agung,2005:13)
Berdasarkan pedoman PAP Skala
lima mengenai Kemampuan berbahasa
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
Inggris pada anak kelompok A1 di TK
Sandhy Putra Singaraja, maka target yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
anak mampu mencapai tingkat penguasaan
pembelajaran yaitu 80-89% dengan kriteria
tinggi atau aktif. Kriteria keberhasilan pada
penelitian ini adalah adanya peningkatan
dalam
kemampuan Berbahasa Inggris
pada anak kelompok A1 TK Sandhy Putra
Singaraja. Penelitian ini dinyatakan berhasil
jika terjadi perubahan positif skor rata-rata
dari siklus I ke siklus berikutnya dan jika
dikonversikan pada pedoman PAP Skala
lima tentang tingkat kemampuan berbahasa
Inggris berada pada rentang 80-89 dengan
kriteria tinggi. Apabila terjadi peningkatan
skor rata-rata dari siklus berikutnya dan
mampu mencapai kriteria tinggi maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode
bercerita berjalan dengan efesien dan
efektif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini di
laksanakan di TK Sandhy Putra Singaraja.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada
semester II di mulai dari tanggal 16 Mei
2016 sampai dengan tanggal 28 Mei 2016.
Subjek penelitian dilakukan pada kelompok
A1 yang berjumlah 25 orang yang terdiri
dari 14 anak laki-laki dan 11 anak
perempuan.
Pelaksanaan
proses
pembelajaran di dalam kelas selama
penelitian
telah
berlangsung
sesuai
harapan dan capaian indicator yang ingin
dicapai. Siklus I dalam penelitian ini
dilaksanakan dari tanggal 16 mei 2016
sampai 28 mei 2016. Penelitian ini
dilakukan
delapan kali pertemuan,
diantaranya enam kali tindakan dan dua kali
evaluasi penilaian kemampuan berbahasa
inggris anak yang berjumlah 25 orang. Data
dari hasil belajar anak pada kemampuan
berbahasa inggris dipaparkan dalam table
distribusi frekuensi, menghitung Modus
(Mo), Median (Me), Mean (M),grafik
polygon, dan membandingkan rata-rata
mean model PAP skala lima. Pelaksanaan
penerapan
metode
bercerita
untuk
meningkatkan
kemampuan
berbahasa
inggris menggunakan tiga indicator.
Berdasarkan hasil statistik deskriptif
dan statistik deskriptif kualitatif terhadap
peningkatan kemampuan berbahasa Inggris
anak dengan menerapkan metode bercerita
kelompok A1 di TK Sandhy Putra Singaraja.
diperoleh rata-rata persentase hasil belajar
kemampuan berbahasa Inggris pada siklus
I adalah 68% dan rata-rata persentase hasil
belajar kemampuan berbahasa Inggris
pada siklus II adalah 92,53%. Hal ini
menunjukan adanya peningkatan rata-rata
persentase hasil belajar kemampuan
berbahasa Inggris anak dari siklus I ke
siklus II sebesar 24%.
Gambar 2. Grafik Kemampuan Berbahasa
Inggris Siklus I pada Anak
kelompok A1 Semster II Tahun
Pelajaran 2015/2016 di TK
Sandhy Putra Singaraja
Hasil
dari
pengamatan
yang
dilakukan pada siklus I terdapat beberapa
kendala dalam penerapan metode bercerita
untuk meningkatan kemampuan berbahasa
inggris anak pada kelompok A1 di Tk
Sandhy Putra Singaraja, kendala tersebut
yang menyebabkan hasil kemampuan
berbahasa inggris anak
kelompok A1
berada pada kriteria rendah sehingga
masih perlu ditingkatkan lagi pada siklus II.
Kendala yang ditemukan peneliti saat
penerapan siklus I adalah sebagai berikut.
1) Anak sebelumnya
sudah diajarkan
pembelajaran bahasa inggris melalui exstra
kulikuler
namun guru belum pernah
menggunakan metode bercerita dalam
pembelajaran bahasa inggris.2) Masih
banyak
anak
yang
belum
bisa
mengucapkan kata bahasa inggris dengan
benar, ada juga anak yang tidak mengerti
dengan arti kata bahasa inggris yang
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
diucapkan oleh guru.3) Masih banyak anak
yang kurang memahami alur cerita, dan
mau mendengarkan hal ini terlihat karena
masih ada anak yang bermain sendiri saat
mendengarkan cerita. Kurangnya perhatian
anak menyebabkan anak belum mampu
mengucapkan kata bahasa inggris (tokoh
dalam cerita,benda dalam cerita ).
Solusi yang dilakukan peneliti untuk
mengatasi kendala yang dihadapi yakni,
1) Sebelum memulai kegiatan bercerita,
terlebih dahulu guru memperlihatkan media
yang akan digunakan untuk bercerita (buku
cerita, boneka wayang, boneka tangan,dll)
dan memperlihatkan gambar atau tokohtokoh cerita ataupun berupa kata benda
dalam cerita dengan menggunakan bahasa
inggris ketika mengenalkan tokoh-tokoh
dalam cerita.2) Cerita yang akan dibawakan
oleh guru tidak terlalu panjang sehingga
anak mudah untuk memahami alur cerita.
3) Ketika menceritakan alur cerita guru
membawakan dengan lebih ekspresif dan
lebih banyak melibatkan anak, sehingga
anak antusias dan tertarik untuk mengikuti
kegiatan bercerita yang berjudul “tupai
akhirnya jera” 4) Setelah bercerita guru
mengajak anak melakukan Tanya jawab
mengenai tokoh ataupun benda yang ada
dalam cerita dengan menggunakan bahasa
inggris, hal ini bertujuan untuk merangsang
daya ingat anak.
Siklus
II
dalam
penelitian
ini
dilaksanakan dari tanggal 25 Mei sampai
31 Mei 2016. Penelitian ini dilakukan dalam
1 minggu, dimana dalam seminggu terdiri
dari 6 kali pertemuan. Diadakan 3 kali
pertemuan
dilakukan
tindakan
pembelajaran dan empat kali pertemuan
melaksanakan
evaluasi
penilaian
kemampuan berbahasa inggris anak yang
berjumlah 25 orang. Data dari hasil belajar
anak pada kemampuan berbahasa inggris
dipaparkan dalam tabel distribusi frekuensi,
menghitung Modus (Mo), Median (Me),
Mean
(M),
grafik
polygon,
dan
membandingkan rata-rata atau mean
dengan
model
PAP
skala
lima.
Pelaksanaan penelitian penerapan metode
bercerita untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa inggris menggunakan tiga
indikator. Data dari hasil kemampuan
berbahasa inggris anak dalam siklus II
pada 25 orang anak kelompok A1 di TK
Sandhy Putra Singaraja menunjukkan
bahwa skor tertinggi adalah 15 dan skor
terendah 11
Gambar 3. Grafik Kemampuan Berbahasa
Inggris Siklus I pada Anak
kelompok A1 Semster II Tahun
Pelajaran 2015/2016 di TK
Sandhy PutraSingaraja
Melalui proses dari pembelajaran dan
perbaikan tindakan pada siklus I , terlihat
perubahan pada peningkatan proses
pembelajaran
siklus
II.
Proses
pembelajaran berjalan dengan lancar
sesuai dengan rencana pelaksanaan yang
telah direncanakan oleh peneliti. Sehingga
kemampuan berbahasa inggris anak dapat
meningkat. Dilihat pada persentase hasil
belajar kemampuan berbahasa inggris anak
siklus I adalah 68% dan hasil persentase
dari siklus II pada kemampuan berbahasa
inggris anak yaitu 92.53%. Berdasarkan
hasil dari rata-rata persentase hasil belajar
kemampuan berbahasa anak dari siklus I
ke siklus II sebesar 24%. Hasil rata-rata
persentase dimasukkan ke dalam PAP
skala lima pada siklus I berada pada
kategori sedang dan pada siklus II berada
pada kategori sangat tinggi.
Dari penelitian ini diperoleh temuan-temuan
yang diperoleh selama pelaksanaan siklus
II adalah sebagai berikut. Anak nampak
sangat
antusias
dan bersemangat
mengikuti
pembelajaran
ketika
guru
bercerita dan mengenalkan tokoh cerita
melalui gambar, guru mengajak anak
bercerita yang berjudul “keluargaku”
dengan
melibatkan
anak
agar
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
mendengarkan cerita. Sebelum guru
mengajak anak bercerita terlebih dahulu
guru mengenalkan tokoh cerita seperti,
bapak, ibu, kakek, nenek, saudara
perempuan dan saudara laki-laki. Guru
mengenalkan tokoh-tokoh tersebut dengan
menggunakan bahasa inggris, setelah itu
anak dapat mengucapkan dan meniru
tokoh-tokoh dengan menggunakan bahasa
inggris. Setelah bercerita , guru melakukan
tanya jawab terhadap anak mengenai
cerita, dan mengulang menanyakan tokohtokoh
dalam
cerita
dengan
cara
menunjukkan gambar, dan anak dapat
menyebutkan tokoh dengan menggunakan
bahasa inggris. Kemudian anak mengeja
setiap kata dan mengucapkan secara
berulang-ulang.Setelah itu guru secara
bergantian menanyakan kepada anak
dengan menunjukkan gambar, hal ini dapat
menilai anak apakah anak mampu
menghafal setiap kata. Hal tersebut sesuai
dengan indicator kemampuan berbahasa
inggris, seperti, anak mampu mengucapkan
kata dengan bahasa inggris, anak mampu
melafalkan kata bahasa inggris, anak
mampu mengenal kata, dan anak mampu
mengeja kata.
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian
berdasarkan teori diatas maka ini berarti
bahwa dengan penerapan metode bercerita
untuk
meningkatkan
kemampuan
berbahasa Inggris anak kelompok A1
semester II tahun pelajaran 2015/2016 di
TK Sandhy Putra Singaraja.
Hal yang menyatakan bahwa metode
bercerita juga dapat melatih daya serap
atau daya tangkap anak, melatih daya piker
anak, melatih daya kosentrasi. Hal ini
terlihat setelah kegiatan bercerita anak
mampu
menjawab
pertanyaan
guru
mengenai tokoh dalam cerita menggunakan
bahasa
inggris,
anak
mampu
mengucapkan kata dengan bahasa inggris
dan anak dapat mengeja setiap kata
dengan menggunakan bahasa inggris.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
metode bercerita dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa inggris anak pada
kelompok A1 semester II tahun pelajaran
2015/2016 di Tk Sandhy Putra Singaraja.
Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase
siklus I sebesar 68% yang berada pada
kategori sedang. Hal ini dikarenakan
dimana anak belum mengenal metode
bercerita pada pembelajaran bahasa
inggris, masih ada anak yang belum bisa
mengucapkan kata dalam bahasa inggris
dengan benar. Penelitian dilanjutkan
dengan perbaikan pada siklus II dengan
hasil 92.53%. yang berada pada kategori
sangat
tinggi.Terlihat
anak
semakin
antusias dan bersemangat untuk mengikuti
pembelajaran bahasa inggris khususnya
bercerita.
Jadi,
terjadi
peningkatan
kemampuan berbahasa inggris terhadap
penerapan metode bercerita
anak
kelompok A1 Tk Sandhy Putra Singaraja
dari siklus I ke siklus II sebesar 24%.
Berdasarkan simpulan di atas, dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut. 1)
Kepada Kepala sekolah agar terus
mengupayakan
berbagai
cara
untuk
meningkatkan mutu proses pembelajaran
yang menyeluruh bagi anak didik tidak
terbatas pada pembelajaran akademik
tetapi juga kemampuan yang lain termasuk
kemampuan berbahasa inggris anak
dengan menerapkan metode bercerita. 2)
Kepada Guru hendaknya menggunakan
metode bercerita dalam pembelajaran
bahasa inggris tujuannya, agar dapat
mendorong minat dan antusias anak dalam
mengikuti pembelajaran bahasa inggris
khususnya
dalam
meningkatkan
kemampuan berbahasa inggris anak. 3)
Kepada Orangtua Anak Didik hendaknya
selalu mengajak anak bercerita agar anak
merasakan kedekatan dengan orang
tuanya, dengan bercerita juga dapat
mengembangkan
kemampuan
bahasa
khususnya kemampuan berbahasa inggris.
4) Kepada Peneliti Lain yang ingin
melaksanakan penelitian lebih lanjut
mengenai metode bercerita hendaknya
dalam memilih metode pembelajaran
gunakan metode yang menyerupai karena
masih banyak metode pembelajaran yang
dapat
meningkatkan
kemampuan
berbahasa inggris anak, melainkan juga
dapat meningkatkan aspek kemampuan
yang lain. Peneliti lain juga diharapkan
dapat melakukan penelitian dengan lebih
baik lagi dan mencapai hasil maksimal
sesuai dengan harapan. Semoga penelitian
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
ini dapat dijadikan acuan dan pertimbangan
untuk penyempurnaan dalam penelitian
yang digunakan.
DAFTAR RUJUKAN
Agung, A. A. Gede. 2010. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Singaraja :
Undiksha Singaraja.
-------.2011.
Metodologi
Penelitian
Pendidikan (Suatu Pengantar).
Singaraja:
Fakultas
Ilmu
Pendidikan Undiksha Singaraja.
Asrori,
Mohammad.
2007.Psikologi
Pembelajaran.
Bandung:
CVWacana Prima
Arikunto,Suharsimi,Supardi.
2007.”
Penelitian
Tindakan
Kelas”.Jakarta:Bumi Aksara
Astuti,
Willy.
2014.
“Peningkatan
kemampuan kosa kata bahasa
Inggris
anak
melalui
metode
pembelajaran interaktif di kelompok
A TK Pertiwi I Jiparan 2014/2015”.
Jurnal PGPAUD,FKIP. Universitas
Muhammadyah Surakarta.
Artini,Luh Putu,dkk. 2014.Bilingualisme dan
Pendidikan
Bilingual.Yogyakarta.
Graha Ilmu.
Dhieni,
Nurbiana, dkk. 2011. Metode
Pengembangan Bahasa. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Fitriaji, Ria. 2012. ”Implementasi Nilai-Nilai
Moral dan Agama Pada Anak Usia
Dini Melalui Media Dongeng Anak
PG Suri Tauladan Banjaran, Taman,
Pemalang”. Skripsi
PG PAUD.
Fakultas
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan.
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Gunarti, Winda, dkk. 2010. “Metode
Pengembangan
Perilaku
dan
Kemampuan Dasar Anak Usia Dini”.
Jakarta: Universitas Terbuka
Gunawan, Veronica. 2014. “Peningkatan
kemampuan pngucapan bahasa
Inggris melalui metode bernyanyi
pada anak usia 5-6 tahun”. Jurnal
PGPAUD,
FKIP,
Universitas
Tanjung Pura.
Hamalik, Oemar. 2008. ”Kurikulum dan
Pembelajaran ”. Jakarta. Sinar
Grafika.
Harmer,Jeremy.2012. How to Teach
Vocabulary. Malaysia:PPSB.
Koyan, I Wayan. 2009. Statistik Dasar dan
Lanjut (Teknik Analisis Data
Kuantitatif). Singaraja: Program
Studi Penelitian dan Evaluasi
pendidikan
Program
Pasca
Sarjana Undiksha Singaraja.
Miranti, Ira. 2015. “Penggunaan Media
Lagu
anak-Anak
Dalam
Mengembangkan Kemampuan
Kosa Kata Bahasa Inggris
Siswa
PAUD”
Jurnal
Pendidikan Bahasa Inggris,
volume 2, Nomor. 2. FBS.
Universitas Indraprasta PGRI
Nuraini, Yuliani Sujiono. 2009. Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Permata Puri Media.
Prasetyaningsih.
Rafiqah.
“Meningkatkan kosa kata
inggris melalui bermain
pada kelompok B PAUD
Mekar Wira Baya Klaten”.
PGPAUD,FIP, Universitas
Yogyakarta.
2013.
bahasa
gambar
Kuncup
Skripsi
Negeri
Puspita, Rima. 2013. “Upaya meningkatkan
kemampuan kosa kata anak melalui
strategi bermain aktif”. Jurnal
PGPAUD, volume 1,Nomor 3.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor
58
Tahun 2009, tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Manajemen
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembina TK dan SD.
Suyatno. 2004. ”Teknik Pembelajaran
Bahasa Dan Sastra. Surabaya”. SIC
Suharto.
2005.
Pengembangan
Keterampilan Bicara anak usia Dini.
Jakarta:Diknas.
Sari,Mayang.
2012.
“Peningkatan
Pengenalan Bahasa Inggris pada
Anak
Dengan
Total
Phsycal
Response di Taman Kanak-kanak
Negeri
Pembina
Kabupaten
Sijunjung”. Artikel PGPAUD volume
1.
Fakultas
Ilmu
Pendidikan.
Universitas Negeri Padang.
Putera, Prakoso, Bhairawa. 2015.Mengenal
dan Memahami Ragam Karya Prosa
Lama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wardani, Yuli Trisna. 2013. “Penerapan
Metode Bilingual Berbantuan Media
Flashcard
untuk
Meningkatkan
Kemampuan Berbahasa Inggris
Anak Kelompok B2 di TK Saiwa
Dharma
Singaraja”.
Jurnal
PGPAUD,
FIP.
Universitas
Pendidikan Ganesha.
Download