HIV dan AIDS (Peran Laboratorium dalam penanganan HIV- AIDS) Oleh : dr.Novita Kurnia Riyanti HIV : Human Immunodeficiency Virus - Virus penyebab AIDS - Melemahkan sistem kekebalan tubuh AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome Kumpulan beberapa gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV Virus HIV Virus HIV golongan Retrovirus yang menyerang limfosit T helper (CD4) merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Salah satu dampaknya adalah pasien dapat meninggal dunia hanya karena terkena flu biasa. Efektivitas Transmisi HIV Penularan melalui : Efektivitas : Alat suntik narkoba Komponen darah Ibu hamil ke janin Tertusuk jarum Hubungan sex 99,9 % 99,9 % 20–40 % 0,3 % 0,1–1 % Penularan 1. 2. 3. 4. Darah Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb Cairan Semen, Air Mani, Sperma Contoh : Laki-laki berhubungan sex tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb Cairan Vagina Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll. Air Susu Ibu / ASI Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya. Penularan HIV : Seks penetratif (anal/vaginal) & oral seks. Transfusi darah Pemakaian jarum suntik terkontaminasi Pemakaian jarum suntik bersama ( pengguna narkoba) Dari ibu ke anak (masa kehamilan, persalinan dan menyusui ) Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ : - Air liur / air ludah / saliva - Feses / kotoran / bab / tinja - Air mata - Air keringat - Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine Transmisi HIV HIV masuk ke dalam tubuh dengan 2 cara Penetrasi permukaan mukosa Inokulasi langsung melalui darah Masuk sebagai virus bebas atau sel yg terinfeksi HIV HIV dapat ditransmisikan dari virus ke sel atau sel ke sel Transmisi HIV Infeksi menjalar ke seluruh jaringan dalam 3 hari Infeksi menyebar ke makrofag jaringan mengaktifkan CD4 sel dalam nodus limfa Masuk ke dalam peredaran darah Masuk ke dalam organ Virus HIV Setelah masuk dalam tubuh : Bergabung dengan DNA Seumur hidup terinfeksi Menyerang limfosit T helper (CD4) T helper (CD4) berkurang bertahap Mudah mengalami infeksi (Oportunistik) Perjalanan Penyakit Masa Jendela - 3 bulan setelah tertular HIV - anti HIV negatif, tidak ada gejala Masa tanpa gejala - 5 – 7 tahun setelah tertular HIV - anti HIV positif, tidak ada gejala Masa dengan gejala - gejala AIDS - 6 bulan - 2 tahun, bila tidak diobati Bagaimana HIV menjadi AIDS? Diperbaharui terakhir tahun 2009. Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS: 1. Tahap 1: Periode Jendela - HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah - Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat - Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini - Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 3 bulan Bagaimana HIV menjadi AIDS? 2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun: - HIV berkembang biak dalam tubuh - Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat - Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV - Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek) 3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala) - Sistem kekebalan tubuh semakin turun - Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll - Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya 4. Tahap 4: AIDS - Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah - berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah Perjalanan Penyakit Tes HIV HIV Tanpa gejala 5-10 tahun 3 bulan AIDS 6 bl-2 tahun Perjalanan Infeksi HIV dan Komplikasi Umum 900 CD4 - 106 Jumlah CD4 800 700 600 Sindrom Infeksi Akut HIV Asimtomatik 500 400 300 0 -105 HZV Periode jendela -104 OHL OC Viral Load HIV RNA 200 100 TB - 103 PPE Antibodi 0 1 2 3 4 5 Bulan….. PCP CM CMV, MAC - 2 10 1 2 3 4 5 6 7 8 Tahun sesudah terinfeksi HIV 9 10 11 Viral Load - 1O7 1000 Infeksi HIV Akut (periode jendela) Antibodi HIV belum terdeteksi dalam darah. Sangat infeksius, replikasi HIV sangat cepat Biasa berlangsung 12 minggu, tapi dengan tes yang lebih sensitif (HIV p24 antigen) Gejala HIV menjadi AIDS Gejala MInor: - Batuk menetap lebih dari 1 bulan - Dermatitis generalisata - Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang - Kandidias orofaringeal - Herpes simpleks kronis progresif - Limfadenopati generalisata - Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita - Retinitis virus sitomegalo GEJALA HIV menjadi AIDS Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi): Gejala Mayor: - Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan - Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan - Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan - Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis - Demensia/ HIV ensefalopati GEJALA AIDS (TIDAK ADA GEJALA KHAS) Berat badan menurun > 10 % dalam waktu singkat Demam tinggi & Diare dalam waktu lama (> 1 bulan ) Batuk tidak sembuh-sembuh Kelainan kulit dan iritasi/gatal Infeksi Jamur pada mulut & kerongkongan Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh Nyeri sendi Peran Pemeriksaan Lab. Skrining (faktor risiko) Diagnosis Evaluasi Awal - Prognosis (progresivitas Penyakit) Evaluasi hasil pengobatan Pemeriksaan Laboratorium Anti HIV 3 Metode Anti HIV Konfirmasi HIV – 1 RNA (HIV Viral Load) CD 4 & CD 8 21 Prinsip pemeriksaan laboratorium HIV Antigen : Virus HIV (benda Asing) Pemeriksaan : biakan virus, antigen p24, materi genetik (PCR) Antibodi : Reaksi terhadap masuknya benda asing (HIV) Pemeriksaan : anti HIV (ELISA, Rapid) Reagensia Anti HIV Penyaring darah & produk darah (strategi I) : Sensitivitas tertinggi, sebaiknya ≥ 99 % Surveilans (strategi I) : Spesifisitas ≥ 98 % Diagnosis (strategi II & III) : Pertama : sensitivitas tertinggi (≥ ≥ 99 %) Berikutnya (ke-2 & 3) : spesifisitas lebih tinggi (98%) Asal antigen atau prinsip tes berbeda STRATEGI TESTING Testing HIV diulang utk SEMUA HASIL (+) dimana mungkin terjadi hasil positif palsu. Pertimbangkan biaya bila dilakukan pengulangan tes. WHO & UNAIDS merekomendasikan 3 strategi tes untuk hasil max dengan biaya seminimal mungkin. 24 Pemeriksaan konfirmasi Western blot LIA RIPA n n n CDC : 2 di antara p24, gp41 atau gp120/160 WHO : 2 pita envelope USFDA : p24, p31 & gp41 atau gp120/160 SENSITIVITAS & SPESIFISITAS Diagnosis HIV Reagensia Pemeriksaan Penyaring (Tes I) Sensitivitas Tinggi ( > 99%) Reagensia Pemeriksaan Selanjutnya (Tes II & III) Spesifisitas Tinggi (> 98%) 26 Tes HIV: Pengujian apakah seseorang mengidap HIV, melalui pendeteksian antibodi. Dilakukan : 3 bulan setelah terpapar Bila hasil Negatif , pastikan kembali tetap negatif. Tetap waspada masa jendela, bisa menularkan Lakukan upaya pencegahan. PENTING !!! Harus ada Informed consent tertulis Didahului dengan konseling pra-uji/tes Pada saat menerima hasil uji/tes harus disertai konseling pascauji/tes CONFIDENTIALITY !!! (KERAHASIAAN) Penilaian Infeksi HIV Penilaian klinis Stadium pasien sekarang? Penggalian riwayat penyakit Pemeriksaan fisik Penilaian laboratorium Umum: Darah lengkap, Kimia darah Imunologis: CD4/ Limfosit Total Virologis: Viral Load 29 HIV-NAT Tes antibodi HIV tidak bisa digunakan untuk diagnosis cepat: Infeksi HIV akut : negatif palsu (antibodi belum terbentuk)……. Antigen P24, Viral Load HIV RNA Infeksi HIV pada bayi baru lahir /< 18 bln (positif palsu : transfer antibodi dari Ibu) ….. Cek kembali setiap 3 bulan Viral Load HIV-RNA Polymerase Chain Reaction (PCR) Kuantifikasi virus HIV Undetectable <400 copy Linier 750.000 copy Bahan : Plasma EDTA 3 ml VIRAL LOAD HIV-1 RNA Metode PCR Persyaratan Sampel 2 tabung polypropylen steril @ 0,7 (0,6) mL plasma (EDTA, ACD). Plasma heparin tidak dapat digunakan Stabilitas Suhu ruang : 24 jam 2-8 C : 5 hari -20 sd -80 C : > 5 hari Hari Kerja Rabu minggu ke-2 dan ke-4 (08.00) Hari Selesai Jumat minggu ke-2 dan ke-4 (15.00) Tempat Rujukan Prodia Jakarta Kramat Nilai Rujukan Negatif Keterangan - Pengobatan & perawatan, meliputi : - Konseling - Pengobatan ( IMS & anti retroviral) Pengaturan gizi sehat seimbang Pencegahan/perawatan infeksi oportunistik Pengobatan HIV : Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi tepat antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV menunda awal terjadinya AIDS Pengobatan HIV WHO 3 by 5 ARV telah dibuat di Indonesia Indikasi Stad I /II : CD4 < 200 atau limfosit total <1200 Stad III : CD 4 < 350 Stad IV Target Terapi CD 4 meningkat Viral Load HIV tak terdeteksi Pemantauan pengobatan Pemeriksaan Lab sederhana : hitung limfosit Petanda imunologi : CD4 Awal pengobatan : 500 sel/mm3 350 sel/mm3 200 sel/mm3 Target pengobatan : > 350 sel/mm3 Petanda virologi (viral load) : HIV-1 RNA Target pengobatan : tidak terdeteksi CD4 dan Viral Load Peningkatan CD4 lambat (dipantau tiap 3 atau 6 bulan) Penurunan viral load lebih cepat biasanya dalam 2 bulan sudah menurun nyata dan dalam 6 bulan diharapkan undetectable CD4 dan Viral Load Peningkatan CD4 lambat (dipantau tiap 3 atau 6 bulan) Penurunan viral load lebih cepat biasanya dalam 2 bulan sudah menurun nyata dan dalam 6 bulan diharapkan undetectable Keberhasilan terapi Kriteria klinik: Peningkatan berat badan Gejala berkurang Menurunnya frekuensi/beratnya infeksi oportunistik Kriteria imunologik (CD4) Kriteria virologik: viral load undetectable setelah 6 bulan terapi Kegagalan terapi Kriteria klinik: Kriteria imunologik (CD4) Timbul kembali infeksi oportunistik lama Timbul infeksi oportunistik atau kanker terkait HIV baru HIV wasting syndrome, prolonged febris, infeksi rekuren Kembali ke awal/lebih rendah Turun >50% CD4 tertinggi selama terapi Kriteria virologik Mencegah.. lebih baik dari pada mengobati.. Jadi.. Hindarkan diri kita dari kemungkinan Tertular HIV Pencegahan HIV : Tidak melakukan seks bebas/ bergantiganti pasangan ( Monogami ) Bila berisiko, gunakan pengaman/ kondom Jangan menggunakan jarum suntik bergantian (Hindari narkoba)