STUDI TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM

advertisement
STUDI TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM
PEMBELAJARAN PKN DI SMP NEGERI 19 PALU
Kristin Arlisa1
Jamaludin2
Hasdin3
ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kompetensi profesional
guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu dan usaha-usaha apa saja yang
dilakukan pihak sekolah untuk dapat meningkatkan kompetensi profesional guru
dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu. Tujuan penelitian yaitu untuk
mendeskripsikan kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PKn di SMP
Negeri 19 Palu dan untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan pihak sekolah
untuk dapat meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri
19 Palu.Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, Subyek dalam
penelitian ini 3 orang yaitu 1 orang kepala sekolah, 3 orang guru mata pelajaran PKn.
dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi profesional guru PKn
dalam kategori baikkarena telah memenuhi indikator-indikator kompetensi
profesional guru, hal ini dilihat dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
peneliti terhadap ketiga guru PKn dan usaha-usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru PKn dalam pembelajaran PKn yaitu
dengan fasilitas yang memadai agar proses pembelajaran berjalan dengan baik,
pelatihan, memberdayakan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran),
memberdayakan guru-guru untuk mengikuti seminar, lokakarya dan mengadakan
seminar disekolah dengan memanggil narasumber atau pemateri yang ahli dalam
bidangnya, serta dengan sertifikasi guru yang diperoleh melalui pendidikan profesi
dengan uji kompetensi. Dalam program sertifikasi telah ditentukan kualifikasi
pendidikan bagi semua guru disemua tingkatan minimal sarjana, sedangkan dari guru
PKn sendiri yaitu dengan berinisiatif sendiri untuk mengikuti seminar-seminar yang
membahas tentang PKn
Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru, Pembelajaran PKn
1
A 321 12 027, Mahasiswa Program Studi PPKn, FKIP, Universitas Tadulako.
Pembimbing I
3
Pembimbing II
2
I. PENDAHULUAN
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, memberikan, menilai, mengevaluasi, peserta
didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Seorang guru harus memiliki standar kompetensi yang baik
dan guru juga harus memahami arti kompetensi guru agar mampu menjadi guru yang
profesional.
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara
keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang
satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah
pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem
pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,
khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah.
Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan
harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah
mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik, masyarakat yakin bahwa
gurulah yang dapat mendidik anak-anak mereka menjadi orang yang berkepribadian
mulia. Memperolehmutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru
dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk
mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi
tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukan guru, karena pendidikan
memiliki peranan penting sebagaimana fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 20034 :
Tujuan pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3.tentangSistem Pendidikan
Nasional. [online] (http://www. UUSPN.go.id). diakses [26 maret 2016].
kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Demi mewujudkan tujuan nasional tersebut dalam tatanan pendidikan harus
mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan
profesional sesuai dengan tujuan pendidikan, termasuk di dalamnya kebutuhan dunia
kerja dan respon terhadap perubahan masyarakat setempat, dengan kata lain
pendidikan harus menghasilkan lulusan yang mampu berfikir global dan mampu
bertindak lokal serta dilandasi dengan moral dan akhlak yang mulia.
Guru dalam hal ini, merupakan komponen paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan
utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi pembincangan utama ketika
berbicara tentang permasalahan pendidikan, karena guru selalu terkait dengan
komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam
pembangunan pendidikan, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik
dalam proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh
terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu,
upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
tidak akan memberikan hasil yang segnifikan tanpa didukung oleh guru yang
profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus
berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.
Sistem pendidikan guru sebagai subsistem pendidikan nasional merupakan faktor
kunci dan memiliki peran yang sangat strategis. Pada hakikatnya, penyelenggaraan
dan keberhasilan proses pendidikan pada semua jenjang dan semua satuan pendidikan
ditentukan oleh faktor guru, disamping perlunya unsur-unsur penunjang lainnya.
Kualitas kemampuan guru yang rendah akan berdampak pada rendahnya mutu
pendidikan. Sedangkan derajat kemampuan guru sejak mula disiapkan pada suatu
lembaga pendidikan guru, baik secara berjenjang maupun secara keseluruhan.
Menurut Cogan (Siti Hartati, 2011:8)5 bahwa guru harus mempunyai kompotensi
berikut: (1) Kemampuan untuk memandang dan mendekati masalah-masalah
pendidikan dan prespektif masalah global, (2) Kemampuan untuk bekerja sama
dengan orang lain secara kooperatif dan bertanggung jawab sesuai dengan peranan
dan tugas dalam masyarakat, (3) Kapasitas kemampuan berpikir secara kritis dan
sistematis, (4) Keinginan untuk selalu meningkatkan kemampuan intelektual sesuai
dengan tuntutan jaman selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Peningkatan profesionalisme guru merupakan upaya untuk membantu guru yang
belum memiliki kualifikasi profesional menjadi profesional.Dengan demikian,
peningkatan kemampuan profesional guru merupakan bantuan atau memberikan
kesempatan pada guru tersebut melalui program dan kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah.Namun demikian, bantuan profesionalisme hanya sekedar bantuan,
sehingga yang harus lebih berperan aktif adalah guru itu sendiri.Artinya perlu
dikemukakan bahwa gurulah yang seharusnya meminta bantuan kepada yang
berwenang untuk mendapatkan pembinaan.Bantuan yang diberikan juga merupakan
bantuan yang profesional, yang tujuan akhirnya adalah menumbuh kembangkan
profesionalisme guru.
Menurut Oemar Hamalik (2009:49) 6 Lembaga Pendidikan Guru (LPG) merupakan
salah satu cara untuk mengembangkan kompetensi guru karena lembaga pendidikan
guru merupakan suatu lembaga yang selalu mendapatkan perhatian, baik oleh para
ahli pendidikan maupun oleh para administrator pendidikan dalam berbagai tingkat
wewenang dan tanggung jawab dalam sektor pendidikan. Perhatian itu wajar
diberikan mengingat pentingnya peranan lembaga pendidkan guru, baik pre-service
maupun in-service, dalam rangka mempersipkan dan menyediakan calon-calon guru
5
Cogan (siti hartati) 2011 hal 8 Studi tentang Kompetensi Pedagogig Guru Dalam Pembelajaran PKn
di SMP Negeri 1 Kasimbar. Skripsi Sarjan pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan.
6
Hamalik,oemar. 2009 hal 49.Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta: PT
Bumi Aksara.
dalam berbagai jenjang persekolahan, sejak dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan
pendidikan tingkat menengah.
Kompetensi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Competence”, dan diartikan
sebagai kecakapan atau kemampuan.Kompetensi juga dapat diartikan sebagai ciri
mendasar yang terdapat pada diri seseorang yang memiliki hubungan sebab akibat
dengan kinerjanya yang efektif atau unggul dalam suatu pekerjaan.Kamus
umumbahasa Indonesia mengartikan kompetensi berarti kecakapan.Padanan kata
yang berasal dari bahasa Inggris ini cukup relavan dengan pembahasan, kompetensi
guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melakukan kewajiban-kewajiban
dan tanggung jawabnya.
Djmarah (1994:33)7“Mendefenisikan kompetensi sebagai suatu tugas yang menandai
atau pemilikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan
seseorang”. Menurut UU No.14 Tahun 20058 tentang guru dan dosen disebutkan
bahwa : “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Guru atau Dosen dalam
melaksanakan tugasnya”.
Menurut Pasal 10 ayat (1) UU Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi guru
meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada
dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,
teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar
profesi guru, yang mencangkup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta
didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.
7
8
Djmarah (1994) hal 33. Pengertian KompetensidanProfesi Keguruan. Gorontalo: Ideal Publising
UU No.14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 10.Tentang Guru dan Dosen.Jakarta : Sinar Grafika.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif
yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat
aktual, dan mengambarkan fakta-fakta terhadap masalah yang akan ditiliti dengan
interprestasi yang rasional dan akurat. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19
Palu dengan subjek penelitian 3 orang Guru PKn dan Kepala Sekolah SMP Negeri 19
Palu. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: Observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data melalui tiga tahap yang terjadi secara bersamaan yang
dikemukakan menurut teori Miles dan Huberman (1992:15) yaitu: reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
III. HASIL PENELITIAN
Hasil observasi guru
1.
Hasil obsevasi Bapak Yonif Penak, S.Pdmenunjukan bahwa kemampuan dalam
pengelolaan pembelajaran PKn
yaitu kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran PKn di kelas sudah baik hal ini ditunjukan dari skor perolehan 137
dengan skor rata-rata yaitu 62,27% dengan kategori baik. Kemampuan
profesionalisme guru sudah cukup baik hanya saja masih terdapat beberapa
tindakan-tindakan yang belum dilakukan dengan maksimal misalnya pada
kegiatan Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik yaitu melaksanakan
pembelajaran yang bersifat kontekstual dan melaksanakan pembelajaran belum
sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Serta pemanfaatan sumber
belajar/media dalam pembelajaran yaitu melibatkan
peserta
didik
dalam
pemanfaatan media pembelajaran yang belum terealisasi dengan baik hal ini
disebabkan SMP Negeri 19 Palu belum terfasilitasi dengan baik dalam media
pembelajaran.
2.
Hasil observasi Ibu Yusrawati Amir, S.Pd menunjukan bahwa salah seorang guru
PKn di SMP Negeri 19 Palu menunjukan bahwa kemampuan pengelolaan
pembelajaran PKn di kelas sudah terbilang baik dengan skor perolehan 138
dengan skor rata-rata yaitu 62,72% dengan kategori baik. Kemampuan guru
dalam pengelolaan kelas sangatlah memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa namun kemampuan tersebut masih belum
terlaksana dengan maksimal, misalnya pada kegiatan inti dalam penguasaan
materi pelajaran yaitu guru masih belum mampu menyajikan materi secara
sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) dan pelaksanaan
pembelajaran yang kontekstual serta guru kurang memperhatikan alokosi waktu
pelaksanaan pembelajaran sehingga guru terlambat masuk kelas.
3.
Hasil Observasi Bapak Moch. Basri, S.Pd.,M.A.P menunjukan bahwa
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di SMP Negeri 19 Palu.
Dengan skor perolehan 133 dengan skor rata-rata yaitu 60,45% dengan kategori
baik. Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kemampuan profesional. Dalam pelaksanaan proses pembelajran guru PKn sudah
baik namun ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, misalnya pada kegiatan
inti dalam penerapan strategi pembelajaran yang mendidik yaitu belum
terlaksananya pembelajaran yang sistematis dengan baik, pembelajaran
kontekstual, dan alokasi waktu pembelajaran yang belum berjalan sesuai dengan
rencana dan pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran yaitu kurangnya
pengunaan media pada proses pembelajaran.
IV. PEMBAHASAN
Kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu
Setelah dikemukakan data-data hasil penelitian di atas, baik itu observasi maupun
wawancara, maka pada tahap berikutnya dibahas permasalahan yang telah disebutkan
sebelumnya pada bab pendahuluan. Pembahasan difokuskan pada permasalahan yang
diajarkan
dalam
penelitian.Bagaimana
pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu.
kompetensi
profesional
guru
dalam
Kegiatan pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru PKn yaitu meliputi 3 aspek
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dari 3 aspek
tersebut 10 kriteria penilaian yang merupakan indikator atau aspek yang dinilai yaitu:
1.
Apersepsi dan motivasi
Pada kegiatan ini guru PKn melakukan persiapan yang baik terhadap pembelajaran
yang akan dilaksanakan yaitu guru mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya, mengajukan pertanyaan
yang menantang dan menyampaikan manfaat materi pembelajaran yang akan
dilaksanakan serta mendemonstrasikannya sehingga siswa memperoleh gambaran
umum terhadap tema/materi yang akan diajarkan dan siswa termotivasi sacara
langsung terhadap tema/materi yang dipelajari.
2.
Menyampaikan kompetensi dan rencana kegiatan pembelajaran.
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai sangatlah penting dalam suatu
proses pembelajaran kegiatan ini telah dilakukan dengan baik oleh guru PKn
menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik dan menyampaikan
rencana kegiatan melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun sebelumnya berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran dan siswa dapat
bekerjasama antara siswa dengan siswa lainnya, siswa dan guru. Dan begitupula
sebaliknya.
3.
Penguasaan materi pelajaran
Kemampuan guru PKn dalam penguasaan materi dalam suatu proses
pemebelajaran berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa dalam memahami
materi yang akan diajarkan. Guru PKn telah memiliki kemampuan yang cukup baik
dalam menyusuaikan materi dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya (RPP), mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan,
perkembangan IPTEK dan kehidupan nyata, menyajikan pembahasan materi
pembelajaran yang tepat dan penyajian materi secara sistematis sehingga penyajian
materi pembelajaran berkelanjutan disetiap pertemuana dengan tujuan siswa dapat
memahami dengan cepat dan benar.
4.
Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan yang dilakukan oleh
guru dan siswa dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kemampuan guru PKn sudah cukup baik dalam penerapan strategi
pembelajaran yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai, memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi serta melaksanakan pembelajaran secara continue. Kegiatan pembelajaran
di kelas menyangkut strategi pembelajaran. Bagaimana seorang guru menggunakan
metode dan strategi pembelajaran yang efektif serta menyenangkan hal ini berkaitan
dengan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru.Pembelajaran
yang menyenangkan dapat mewujudkan pembelajaran yang dinamis dan demokratis.
Namun terdapat beberapa aspek yang belum terlaksana secara maksimal yaitu
pelaksanaan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan pelaksanaan pembelajaran
yang sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan.
5.
Penerapan pendekatan Scientific
Kegiatan Penerapan pendekatan Scientific yang dilakukan oleh guru PKn sudah
cukup yaitu memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberikan umpan balik
terhadap pertanyaan siswa sehingga tercipta komunikasi multi arah dalam
pembelajaran. Namun pada realitasnya masih terdapat beberapa komponen yang
belum dilaksanan secara maksimal diantaranya memfasilitasi siswa untuk mencoba
dan memfasilitasi siswa untuk mengamati hal ini disebabkan pengadaan sarana dan
prasarana yang belum sepenuhnya mendukung proses pembelajran dan tingkat
kemampuan berfikir siswa yang bervasriasi.
6.
Penerapan pembelajaran tematik terpadu
Penerapan pembelelajaran yang dilakukan oleh guru PKn secara tematik dan
terpadu yaitu penyajian materi pembelajaran sesuai dengan tema, penyajian
pembelajaran PKn sesuai dengan kurikulum, menyajikan pembelajaran yang memuat
komponen karakteristik, dan penyajian yang bernuansa aktif dan menyenangkan.
Dalam realitasnya masih cukup baik hal ini dikarenakan kurukulum yang digunakan
masih berbasis KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
7.
Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran
Sumber dan media sangatlah penting dalam pembelajaran karena dapat membantu
pendidik dalam melakukan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Kemampuan guru PKn dalam memanfaatkan sumber/media pembelajaran
sudah cukup baik. Guru menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar,
menghasilkan pesan yang menarik, dan melibatkan peserta didik dalam
memanfaatkan sumber belajar. Tetapi masih ada beberapa kompenen yang belum
terlaksana dengan baik yaitu keterampilan penggunaan media pembelajaran, dan
melibatkan peserta didik dalam memanfaatkan media pembelajaran dikarenakan
media yang digunakan masih terbatas, misalnya infokus, dan media elektronik lainya.
8.
Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran
Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar siswa berperan aktif sebagai
partisipan. Kamampuan guru PKn melibatkan siswa dalam pembelajaran dapat
dikatakan cukup baik. Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik, sumber belajar, guru merespon positif partisipasi peserta
didik, guru menunjukan sikap terbuka terhadap respons pesrta didik, guru
menunjukan hubungan terbuka terhadap pribadi yang kondusif, dan menumbuhkan
keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar. Namun pada dasarnya masih
belum maksimal hal ini disebabkan siswa masih malu-malu dalam menbutarakan
pendapatnya dengan kata lain masih kurang percaya diri dan guru sulit menumbuhkan
partisipasi aktif secara keseluruhan siswa karena tingkat kemampuan berfikir siswa
bervariasi.
9.
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran.
Kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan siswa sangatlah dibutuhkan agar
dapat mentransfer informasi secara jelas dan benar kepada siswa. Kemampuan guru
PKn dalam penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran sudah baik
yaitu penyampaian bahasa lisan secara jelas dan lancar dan menggunakan bahasa tulis
yang baik dan benar dalam proses pembelajaran.
10.
Penutup pembelajaran
Kegiatan penutup pembelajaran tidak hanya dapat diartikan sebagai kegiatan akhir
pembelajaran tetapi lebih untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi
dan usaha pemantapan penguatan kompetensi yang diharapkan. Diharapkan guru
dapat mengetahui kompetensi yang telah dikusai atau belum dikuasai siswa.
Kemampuan guru PKn dalam melaksanakan kegiatan penutup pembelajaran sudah
baik yaitu guru melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan
selanjutnya atau tugas pengayaan. Akan tetapi ada beberapa komponen yang belum
terlaksanan dengan maksimal yaitu guru melakukan refleksi atau membuat
rangkuman dengan melibatkan peserta didik, memberikan tes lisan atau tulisan, dan
mengumpulkan hasil kerja siswa sebagai penilaian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa realitas profesional guru PKn dalam melakukan
proses pembelajaran di SMP Negeri 19 Palu sudah baik namun belum maksimal hal
tersebut disebabkan kurangnya media pembelajaran, seperti infokus. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap
ketiga guru PKn di SMP Negeri 19 Palu, observasi dan wawancara yang dilakukan
peneliti terhadap ketiga guru PKn di SMP Negeri 19 Palu, secara keseluruhan
mengenai persiapan apa saja yang mereka lakukan sebelum proses pembelajaran
berlangsung, yang dipersiapkan yaitu sebelum proses pembelajaran berlangsung guru
mengajak siswa untuk berdoa, kemudian mengarahkan siswa untuk duduk tenang dan
mempersiapkan alat tulis seperti buku tulis, pulpen dan lain sebagainya. Selain itu
juga yang perlu dipersiapkan adalah bahan ajar, RPP dan silabus yang digunakan
dalam proses pembelajaran serta kesiapan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran, RPP dan silabus digunakan sebagai pedoman guru dalam proses
pembelajaran berlangsung karena bila tidak berpedoman pada RPP dan silabus proses
pembelajaran tidak sesuai yang diharapkan.
Kemudian mengenai metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu
Tanya jawab, diskusi dan ceramah bervariasi. Karena sekolah masih menggunakan
KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), jadi guru dalam melakukan
penilaian mulai dari proses lebih menekankan pada aspek pengetahuan. Sehingga
guru harus lebih banyak menjelaskan dan juga menilai siswa dengan melihat sikap
dan keterampilan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung agar lebih
kondusif dan guru mengajak siswa untuk tanya jawab antara siswa dengan guru, dan
guru dengan siswa. Dalam KTSP 2006 penilaian lebih dominan pada aspek
pengetahuan, KTSP 2006 pada proses pembelajaran yang lebih ditonjolkan adalah
aspek kognitifnya, psikomotor setelah itu baru afektif sehingga lebih cocok
menggunakan metode ceramah bervariasi. Namun untuk langkah kedepan sekolah
telah mempersiapkan diri untuk penerapan kurikulum 2013 yang rencananya baru
akan diterapkan di SMP Negeri 19 Palu disemester depan, semua guru-guru sangat
antusias untuk menghadapi kurikulum 2013.
Mengenai usaha-usaha yang dilakukan ketiga guru PKn untuk meningkatkan
kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu yaitu
dengan memberdayakan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) untuk
melaksanakan rapat yang membahas tentang cara meningkatkan profesionalisme
guru, kemudian mengikuti Diklat (pendidikan dan pelatihan), workshop, seminar,
lokakarya, mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan baik internal maupun
disekolah dan mengharapkan mendapatkan fasilitas yang memadai agar proses
pembelajaran lebih mudah dilakukan dan dipahami oleh siswa. Selain itu
kesejahteraan guru juga menjadi salah satu faktor yang menunjang guru untuk
mengembangkan profesionalisme seorang guru. Kemudian juga untuk meningkatkan
kompetensi profesionalisme guru ada juga tim pemantau dari dinas yang datang
untuk melihat guru-guru disekolah pada saat mengajar dan memberikan penilaian
terhadap guru serta memberikan arahan untuk meningkatkan kompetensi profesional
guru PKn di SMP Negeri 19 Palu, guru-guru mengikuti diklat LPMP ( lembaga
penjaminan mutu pendidikan) dan mendapatkan sertifikasi.
V. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1.
Kompetensi profesional guru PKn di SMP Negeri 19 Palu sudah baik karena
telah memenuhi indikator-indikator kompetensi profesional guru, hal ini dilihat
dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap guru PKn
2.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru
PKn dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 19 Palu yaitu dengan pengadaan
fasilitas yang memadai agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, pelatihan,
memberdayakan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), memberdayakan
guru-guru untuk mengikuti seminar, lokakarya dan mengadakan seminar
disekolah dengan memanggil narasumber atau pemateri yang ahli dalam
bidangnya, serta dengan sertifikasi guru yang diperoleh melalui pendidikan
profesi dengan uji kompetensi. Dalam program sertifikasi telah ditentukan
kualifikasi pendidikan bagi semua guru di semua tingkatan minimal S1,
sedangkan dari guru PKn sendiri yaitu dengan berinisiatif sendiri untuk
mengikuti seminar-seminar yang membahas tentang PKn.
Saran
Profesional guru PKn di SMP Negeri 19 Palu harus mendapatkan perhatian dari
kepala sekolah, yang perlu diperhatikan adalah fasilitas yang memadai untuk
mendukung kegiatan pembelajaran PKn serta memberikan bimbingan kepada guruguru PKn dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru
khususnya guru PKn.
Sedangkan untuk guru-guru PKn, mengingat begitu kompleksnya tugas dan peran
guru, hendaknya interaksi dengan peserta didik selalu terjalin dengan baik sehingga
suasana belajar di kelas berjalan dengan baik, selalu mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi profesional dalam pembelajaran yang meliputi kompetensi
profesional, selalu menambah wawasan keilmuan baik melalui membaca buku-buku,
melihat berita aktual atau melihat kegiatan yang berwawasan kompetensi khususnya
pendidikan kewarganegaraan dengan mengikuti seminar-seminar dan lebih kreatif
dalam kegiatan dalam kegiatan pembelajaran untuk dapat menghidupkan suasana
kelas, agar dapat menarik dan memotivasi minat peserta didik dalam proses belajar
mengajar.
Daftar Pustaka
Djmarah (1994) Pengertian
Publising
KompetensidanProfesi Keguruan. Gorontalo: Ideal
Hamalik, Oemar (2009). Pendidikan
Kompetensi.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Guru
Berdasarkan
Pendekatan
_____(2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta : PT
bumi Aksara.
Hamalik, Oemar (2002). Pendidikan Guru.Jakarta : PT.Bumi Aksara
Hartati, S. (2011).Studi tentang Kompetensi Pedagogig Guru Dalam Pembelajaran
PKn di SMP Negeri 1 Kasimbar. Skripsi Sarjan pada FKIP Universitas
Tadulako Palu: tidak diterbitkan
Huberman dan Miles.(1992). Analisis Data Kualitatif. [Online],Tersedia:
http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/11/penelitian-kualitataif-danteknik.html.[10Maret 2016].
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.[online] (http://www.UUSPN.go.id). diakses [26 maret
2016].
UU RI No.14 Tahun 2005,Tentang Guru dan Dosen.Jakarta : Sinar Grafika.
Download