JURNAL STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DALAM SOSIALISASI e-RETRIBUSI (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Dalam Sosialisasi Program e- Retribusi Pasar di Kota Surakarta ) Disusun Oleh: Silagrecia Jiwan Puspita Sari D1212073 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 1 STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DALAM SOSIALISASI e-RETRIBUSI (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Dalam Sosialisasi Program e- Retribusi Pasar di Kota Surakarta ) Silagrecia Jiwan Puspita Sari Sutopo J.K Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract E-Retribution Program is an information system of market retribution management implemented by Market Management Agency in which manual retribution payment changes to electric payment by using a card. Goals of the program are to: minimize deviation in retribution collection, support transparency, encourage culture of saving among trader, and it is one of forms to bring Solo Smart City to reality. Purposes of the research were to: (1) know communication strategy used by Market Management Agency of Surakarta government in socializing ERetribution Program; (2) know supporting and inhibiting factors facing the Market Management Agency of Surakarta government in socialization of ERetribution Program. Theory supporting the research on communication strategy is Laswell theory. The research used descriptive-qualitative method and primary data was collected by in-depth interview. Results of the research indicated that Market Management Agency of Surakarta government has been implementing a communication strategy. The strategy started with planning, namely coordination meeting and implementation of the communication strategy was socialization and launching of E-Retribution Program. The communication strategy consisted of several stages: recognition of public; preparation of message; establishment of methods used in the communication such as persuasive, informative, and educative methods; selection of communication media such as newspaper, radio, local TV and radio stations and face-to-face meeting; evaluation was conducted through meeting and directly if any technical obstacle was found. The research found that supporting factor was coming from leadership and stakeholder, association, and existing infrastructure and facility. Inhibiting factor was found deriving from 2 communicants who had long-established mindset and behavior in using traditional procedure. Suggestions from the research were Market Management Agency of Surakarta government can add other types of communication media such as program module. Prepare more attractive activity programs will be better supporting socialization of E-Retribution Program. Key words: Communication strategy, socialization, Market Management Agency of Surakarta Government Pendahuluan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan program Solo Smart City telah mencoba berbagai bentuk program pelayanan yang memberikan kemudahan bagi masyarakat dan memenuhi unsur transparansi. Salah satu program yang sedang diberlakukan saat ini adalah program e- retribusi. Di Jawa Tengah, Surakarta merupakan kota pertama yang menerapkan sistem penarikan retribusi secara elektronik. Program eretribusi dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan retribusi yang lebih efisien, transparan, mencegah penyimpangan, serta meningkatkan pendapatan daerah kota Surakarta. Hal ini juga diharapkan dapat menumbuhkan budaya menabung di kalangan pedagang tradisional. Program e- retribusi mulai diberlakukan di beberapa pasar tradisional di Kota Surakarta pada bulan September 2016. Untuk tahun 2016, program ini diuji coba di empat pasar tradisional di kota Surakarta, yaitu Pasar Depok, Pasar Singosaren, Pasar Gede dan Pasar Ngudi Rejeki Gilingan dan ditargetkan tahun 2017 seluruh pasar tradisional di kota Surakarta yang berjumlah 43 pasar telah menggunakan e-retribusi. Program ini memiliki dasar hukum diantaranya dari Perda No.1 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional, Perda No.5 tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta No.9 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, Perwali No.14 tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Retribusi Pasar, serta MoU dan MoA dengan pemerintahan Kota Surakarta dengan pihak bank. Program e-retribusi merupakan sebuah inovasi dari pemerintah kota Surakarta di bidang retribusi pasar. Dimana 3 sebelumnya penarikan retribusi dilakukan secara manual oleh petugas pasar namun kini pembayaran retribusi dilakukan otomatis secara elektronik. Dalam upaya memperkenalkan inovasi tersebut, diperlukan adanya sosialisasi. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta sebagai SKPD yang terkait dengan program e-retribusi telah melakukan upaya sosialisasi kepada pedagang sebagai wajib retribusi. Dalam sosialisasi diperlukan strategi komunikasi agar nantinya pesan dapat disampaikan kepada khalayak sesuai dengan yang dimaksud. Strategi komunikasi sebagai penentu keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (apporch) bisa berbeda-beda sewaktu-waktu, tergantung pada situasi dan kondisi. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta hendaknya mampu menyusun strategi komunikasi yang tepat dalam sosialisasi program e-retribusinya agar membangun pemahaman dan kesadaran pedagang dalam mendukung keberlangsungan program eretribusi. Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Strategi Komunikasi Pemerintah Kota Surakarta dalam Sosialisasi Progrm E-Retribusi”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana strategi komunikasi Dinas Pengelolaan Pasar kota Surakarta dalam sosialisasi Program e-Retribusi? Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat Dinas Pengelolaan Pasar kota Surakarta dalam melakukan sosialisasi Program e-Retribusi? Tinjauan Pustaka Komunikasi Menurut Hovland, Janis dan Kelly, komunikasi adalah suatu proses melalui mana seorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya berbentuk kata- kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang- orang lainnya (khalayak)1. Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa 1 Marhaeni Fajar. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm.31 4 komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam2. Sedangkan menurut Harold D. Laswell (1960), cara menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan who; says what; in which channel; to whom; with what effect. (siapa; mengatakan apa; dengan saluran apa; kepada siapa; dengan bagaimana efeknya) 3. Sedangkan Dalam International Journal of Strategic Communication, karya Gunter Buntele & Howard Nothhalf tentang strategi komunikasi di ranah public disebutkan “Strategic communication in the public spherealways means arguing that your interest is also in the interest of public of society in general in some way or another” 4 Definisi komunikasi diatas, tampak adanya sejumlah komponen yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam “bahasa komunikasi” komponen tersebut adalah : Komunikator : orang yang menyampaikan pesan Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang Komunikan : orang menerima pesan Media : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya dan banyak jumlahnya Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan.5 Strategi Komunikasi Pengertian strategi komunikasi menurut Efendi menyatakan bahwa strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (appoarch) bisa berbeda sewaktu- waktu tergantung situasi dan kondisi.6 Untuk susunan strategi komunikasi, Arifin merumuskan rancangan strategi komunikasi sebagai berikut : Mengenal Khalayak 2 Ibid, hlm. 32 Ibid, hlm. 32 4 Nothhaft, Howard and Gunter Buntele. International Journal of Strategic Communication Vol.4 No.2. 2010. Hlm 93-106 5 Onong Uchjana Efendi. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. hlm.6 6 Onong Uchjana Efendi, Op.cit ,hlm.32 3 5 Untuk mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi, maka komunikator harus menciptakan persamaan dengan khalayak terutama dalam pesan, metode, dan media. Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengetahui dan memahami pola pikir (frame of reference) dan lapangan pengalaman (field of experience) khalayak secara tepat dan seksama Menyusun pesan Syarat-syarat perlu diperhatikan dalam menyusun pesan yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan “perhatian”. Hal ini sesuai dengan AA Procedure atau From Attention to Action Procedure. Artinya membangkitkan perhatian (attention) untuk selanjutnya menggerakkan seseorang atau banyak orang melakukan suatu kegiatan (action) sesuai tujuan yang dirumuskan. Menetapkan Metode Setelah mengidentifikasi situasi dan kondisi khalayak serta telah menyusunpesansedemikian rupa, tahap selanjutnya adalah memilih metode penyampaian yang sesuai. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan bentuk pesan, keadaan khalayak, fasilitas dan biaya. Seleksi dan penggunaan media Sebelum suatu pesan disampaikan , perlu dipertimbangkan tentang penggunaan media atau saluran yang paling efektif. Di dalam ilmu komunikasi dikenal komunikasi langsung (facetoface) dan media massa. Media komunikasi merupakan saran atau alat yang diguankan untuk mempermudah proses penyampaian warta/pesan/ informasi dari komunikator kepada komunikan untuk mencapai tujuan tertentu. Sosialisasi Menurut Peter Berger dalam buku Elly M. Setiadi dan Usman Kolip dalam bukunya Pengantar Sosiologi yang dikutip oleh Charlotte Buecher mengatakan sosialisasi sebagai proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.7 Demikian pula ditambahkan oleh Soerjono Soekanto bahwa sosialisasi merupakan proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sifat untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orangorang didalam kelompoknya.8 7 8 Ibid, hlm. 155 Ibid, hlm. 156 6 Teori Laswell Laswell menyatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan rangkaian komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”. Untuk menyusun strategi komunikasi, maka diperlukan jawaban dan menganalisa pertanyaan dalam rumus Laswell tersebut, yaitu : Who? (siapa komunikatornya?) Says what? (pesan apa yang dikatakannya?) In which channel? (media apa yang digunakan?) To whom? (siapa komunikannya?) With what effect? (efek apa yang diharapkan?) Menurut Effendy, dalam rumus Laswell mengenai “efek apa yang diharapkan”, secara implisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab. Pertanyaan tersebut adalah : When? (kapan dilaksanakannya?) How? (bagaimana melaksanakannya?) Why? (mengapa dilaksanakan demikian?) 9 Metodologi Metode pengkajian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini lebih ditekankan persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas data)10. Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskripsi kualitatif, dimana peneliti mendeskripsikan atau mengkonstruksi wawancara- wawancara mendalam terhadap subyek penelitian. Dalam penelitian ini, digunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang bertujuan. Berdasarkan karakteristik dari teknik purposive sampling di atas, maka sampel yang akan diambil oleh peneliti adalah sampel yang memberikan informasi secara mendalam mengenai bidang yang diteliti. Selain itu, sampel yang diambil tidak mewakili populasi, namun lebih pada fungsi informasinya. Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, Pengelola Pasar Depok, Pengelola Pasar Singosaren, dan Perwakilan Pedagang dari Pasar Depok dan Singosaren. 9 Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm 37 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana. hlm. 56 10 7 Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode interview atau wawancara mendalam dengan berpedoman pada interview guide. Teknik validitas data yang peneliti gunakan adalah menggunakan teknik validitas triangulasi data atau sering disebut triangulasi sumber, yaitu teknik yang mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Untuk analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, sajian data serta penarikan simpulan dan verifikasi. Sajian Dan Analisis Data Dalam strategi komunikasinya Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta melakukan perencanaan dan manajemen terhadap sosialisasi e-retribusi : Perencanaan Perencanaan ialah dimana Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta mendapatkan instruksi dari Walikota Surakarta untuk penerapan eretribusi pasar, yang tertuang dalam Perwali No.14 tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Retribusi Pasar, kemudian Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menunjuk bidang Pendapatan sebagai koordinator dalam penerapan program e-retribusi ini. Setelah itu, perencanaannya dilakukan melalui rapat pelaksanaan e-retribusi dan rapat koordinasi program e-retribusi. Manajemen Manajemen dalam pelaksanaan program e-retribusi, dilakukan dengan : Sosialisasi program e-retribusi : sosialisasi dilakukan secara bertahap, mulai dari pengelola pasar, paguyuban pasar, kemudian ke pedagang. Launcing program e-retribusi : di Pasar Depok pada tanggal 01 September 2016 dan di Pasar Gedhe pada tanggal 01 Oktober 2016. Tahapan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam program e-retribusi adalah sebagai berikut : Mengenal Khalayak Tahapan yang pertama dalam menyusun strategi komunikasi adalah mengenal khalayak, Agar tujuan dari sosialisasi dapat tercapai, maka komunikator harus mampu menyamakan dengan kepentingan khalayak. Dalam memnyamakan kepentingan tersebut, seorang komunikator harus dapat mengenal pola pikir (frame of reference) dan lapangan pengalaman (field of experience). 8 Sosialisasi e-retribusi ditujukan untuk pedagang pasar tradisional, dalam penerapannya sosialisasi program e-retribusi dilakukan bertahap oleh DPP Surakarta. sosialisasi ditujukan dulu kepada para pengelola pasar. Pengelola Pasar sendiri merupakan mitra DPP Surakarta yang pada prakteknya juga teribat sebagai komunikator sosialisasi e-retribusi. Setelah itu sosialisasi dilakukan untuk para pengurus paguyuban, dimana orangorang dalam paguyuban adalah orang yang menjadi panutan oleh para pedagang. Setelah itu barulah kegiatan sosialisasi dilakukan untuk pedagang. Sosialisasi yang dilakukan bertahap oleh DPP Surakarta, dari segi komunikasi dapat disimpulkan bahwa hal tersebut sangat efektif. Tahapan sosialisasi yang pertama dilakukan terhadap para pengelola pasar dimana mereka memiliki frame of reference dan field of experience yang sama, pada umumnya mereka memiliki tingkat pendidikan di jenjang sarjana dan memiliki bidang pekerjaan yang sama yaitu sebagai pengelola pasar. Jadi ketika dilakukan sosialisasi komuniktor dapat membahas materi secara teknis. Untuk selanjutnya dilakukan sosialisasi dengan pengurus paguyuban ataupun tokoh-tokoh pedagang. Tentunya dalam menyampaikan pesan sosialisasi, komunikator dapat membuat bahasa yang lebih sederhana. Karena tentunya dari pola pikir dan lapangan pengalaman di bawah para pengelola pasar. Tahapan sosialisasi yang terakhir adalah kepada para pedagang yang secara pola pikir mereka memiliki ukuran rata-rata, maka dalam menyampaikan pesannya komunikator hanya menekankan pada inti-inti masalah saja agar dengan mudah dipahami oleh para pedagang. Cara DPP Surakarta dalam mengenali khalayak dilakukan dengan cara pendekatan dengan pedagang dan dengan observasi. Dengan mengenal khalayak, maka komunikator dapat menentukan cara penyampaian dan pengemasan materi, sehingga pesan dapat diterima dengan mudah oleh komunikan. Menyusun Pesan Langkah selanjutnya dalam penyusunan strategi komunikasi adalah menyusun pesan. Syarat yang perlu diperhatikan dalam menyusun pesan adalah menentukan tema dan materi. syarat pesan yang dapat mempengaruhi khalayak adalah dari pesan tersebut adalah mampu membangkitkan perhatian. Hal ini sesuai dengan AA Procedure atau From Attention to Action Procedure. Dengan menyampaikan kemudahankemudahan dan keuntungan-keuntungan yang akan diterima pedagang dari program e-retribusi akan membangkitkan kebutuhan pribadi pedagang. Dalam penyusunan pesan sosialisasi program e-retribusi, DPP Surakarta menekankan pada menginformasikan tentang program itu sendiri, tata cara 9 dan pelaksanaannya. Dapat dikatakan sebuah pesan itu efektif apabila menghasilkan sebuah tanggapan dari khalayak atas penerimaan pesan yang disampaikan. Sosialisasi juga dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan menimbulkan kebutuhan dan pemenuhannya, serta memberikan manfaat bagi komunikan. Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa para informan yang merupakan sasaran dari sosialisasi memberikan tanggapan yang baik dan menyadari bahwa kegiatan sosialisasi program e-retribusi ini penting dan memberikan manfaat untuk mereka. Baik manfaat secara pengetahuan maupun manfaat dari segi menambah pengalaman. Menetapkan Metode Menetapkan metode merupakan cara komunikator dalam menyampaikan sosialisasi. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan bentuk pesan, keadaan khalayak, fasilitas dan biaya.hal ini sangat penting agar cara yang digunakan benar-benar efektif menyampaikan isi pesan dan diterima oleh khalayak sesuai dengan tujuan sosialisasi itu sendiri. Dari hasil wawancara dengan narasumber tersebut mengenai cara penyampaian pesan, dapat diketahui bahwa DPP Surakarta menggunakan beberapa teknik komunikasi persuasif, yaitu : Teknik integrasi, dimana komunikator berusaha menyatukan diri dengan khalayak melalui penggunaan bahasa yang mudah dimengerti dan diselingi dengan candaan ringan. Teknik ganjaran , dimana komunikator memberikan iming-iming manfaat dan keuntungan yang di dapat dari program e-retribusi. Teknik tataan juga digunakan dalam menyampaikan pesan yaitu dimana pesan disusun sedemikian rupa dalam bentuk yang menarik sehingga mudah didengar dan dibaca khalayak. Dalam hal ini DPP Surakarta memberikan materi dengan slide Power Point. Selain melihat dari cara penyampaian, melalui tujuan sosialisasi, kita juga dapat mengetahui metode apa yang digunakan oleh komunikator dalam sosialisasi. Jika dilihat dari tujuan sosialisasi, berdasarkan wawancara, bahwa untuk memberitahu tentang perubahan cara pembayaran retribusi, maka metode yang digunakan adalah metode informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak dengan cara memberikan penerangan. Dapat dilihat juga bahwa ada unsur metode persuasif yang digunakan dalam sosialisasi, dimana sosialisasi yang dilakukan bertujuan untuk merubah sikap dari para pedagang supaya lebih aktif dan mandiri dalam melakukan pembayaran retribusi. Di dalam 10 sosialisasi program e-retribusi terdapat juga metode edukatif, yaitu sosialisasi dilakukan dengan tujuan adanya edukasi teknologi. Seleksi Penggunaan Media Media komunikasi merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk mempermudah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan untuk mencapai tujuan tertentu. Melalui hasil wawancara dapat diketahui bahwa dalam sosialisasi program e-retribusi oleh DPP Surakarta menggunakan media komunikasi secara langsung melalui penyuluhan, pertemuan, dan diskusi. Memang untuk media elektronik dan cetak, DPP Surakarta juga menggunakannya untuk menyebarkan gaung masalah e-retribusi yang ternyata efektif mampu mendatangkan banyak tamu dari daerah lain untuk belajar tentang e-retribusi. Walaupun untuk media cetak dan elektronik rekan media lebih aktif karena mereka memerlukan berita. Evaluasi dan Monitoring Ketika sosialisasi telah dilakukan, maka tahapan yang tidak kalah penting adalah evaluasi dan monitoring. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pesan dalam sosialisasi dapat tersampaikan dengan baik dan diterima oleh masyarakat. Dari hasil wawancara, dapat diketahui bahwa evaluasi dari sosialisasi dilakukan dengan cara rapat bersama dan koordinasi secara langsung. Hal ini disadari oleh para staff DPP Surakarta karena program ini baru maka banyak kendala yang dihadapi sehingga sangat dibutuhkan evaluasi. Hal ini supaya sosialisasi program dapat terus dikoreksi dan memungkinkan adanya pengambilan kebijakan baru dalam prosesnya, supaya kelak penerapan program e-retribusi di pasar yang lain dapat lebih baik lagi karena sudah terantisipasi kendala-kendalanya. Dalam sosialisasi program e-retribusi terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat. dalam pelaksanaan sosialisasi program e-Retribusi yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta ini faktor pendukungnya adalah dukungan dari pimpinan sesuai dengan kebijakan yang ada, adanya paguyuban pedagang di setiap pasar sehingga memudahkan untuk dilakukan sosialisasi selain itu juga dukungan dari stakeholder yaitu bank tentunya. Sedangkan untuk faktor penghambatnya keduanya sama berpendapat adalah perilaku pedagang, kondisi pedagang sebagian besar yang sudah tua sehingga sulit menerima perubahan menggunakan teknologi modern dan juga strategi sosialisasi yang dipilih oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta masih belum optimal untuk 11 mengajak pedagang benar-benar mengikuti program atas kesadarannya sendiri tanpa adanya unsur paksaan dari penguasa dalam hal ini adalah Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Penutup Kesimpulan Strategi komunikasi Dinas Pengelolaan Pasar kota Surakarta dalam sosialisasi Program e-Retribusi. Adapun kesimpulan dapat diuraikan berikut : Strategi komunikasi Dinas Pengeololaan Pasar Kota Surakarta diawali dengan perencanaan dan manajemen. Perencanaan dilakukan dengan rapat di kalangan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dan Rapat Koordinasi dengan stakeholder. Sedangkan pelaksanaannya dilakukan dengan sosialisasi dan launching program e-retribusi. Tahapan strategi komunikasi yang dilakukan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam mensosialisasikan program e-Retribusi : Tahapan mengenal khalayak dilakukan dengan cara melakukan pendekatan dengan pedagang dan melakukan pengamatan, untuk selanjutnya diambil kebijakan. Tahap menyusun pesan yaitu melalui penetuan tema dan penyusunan materi yang disesuaikan dengan khalayak sosialisasi. Tahap menentukan metode. Metode yang digunakan dalam sosialisasi program e-retribusi oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta adalah metode persuasif, informatif, dan edukatif. Tahap seleksi penggunaan media yaitu menentukan media yang digunakan dalam sosialisasi , meliputi media cetak, radio, serta pertemuanpertemuan. Tahap evaluasi dan monitoring dilakukan melalui rapat dan secara langsung bila ada kendala teknis di lapangan. Faktor pendukung dalam sosialisasi ini adalah adanya dukungan dari pimpinan tertinggi, kemudian adanya paguyuban pasar yang lebih memudahkan dalam sosialisasi, adanya dukungan dari stakeholder terkait, dan sarana dan prasarana yang lengkap saat dilakukan sosialisasi. Sedangkan dari faktor penghambat muncul dari pihak komunikan, dimana para pedagang sudah memiliki mindset dan pola perilaku yang sudah mengakar sebelumnya sehingga untuk menerima teknologi baru di bidang sosialisasi di rasa sangat sulit, sehingga berpengaruh pula pada 12 pemahaman mereka. Dalam segi komunikatornya, ada beberapa komunikator kurang dalam penyampaiannya karen kurangnya teknik berkomunikasi yang baik dan efektif. Saran Berdasar pada kesimpulan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi DPP Kota Surakarta, diantaranya adalah : Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam pelaksanaan sosialisasi program e-Retribusi dapat ditingkatkan dalam pemilihan media yang digunakan dalam sosialisasi. Meskipun saat ini sudah dikatakan efektif tidak ada salahnya jika menggunakan media selain yang disebutkan, misalnya dengan pembuatan modul sosialisasi, ataupun penggunaan media nirmasa, seperti brosur,pamflet, leaflet, maupun spanduk. Bagi Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta untuk mengajak jajarannya untuk bisa membuat program-program sosialisasi dengan berbagai kegiatan yang mendukung dimana semua dibuat lebih menarik dan kreatif sehingga khalayak sasaran juga menyadari akan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Disini pimpinan perlu benar-benar melakukan supervisi dengan optimal Daftar Pustaka Effendy, Onong Uchjana. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya _______________________. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Marhaeni, Fajar. 2009.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu Nothhaft, Howard and Gunter Buntele. 2010. International Journal of Strategic Communication Vol.4 No.2 Rachmat, Kriyantono. 2010.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta :Kencana 13