TATAKELOLA PRAKTEK APOTEKER Dalam Perspektif PP 51/2009

advertisement
TATAKELOLA
PRAKTEK APOTEKER
Dalam Perspektif
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan
PP 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
Oleh : Ali Mashuda, S. Si., Apt
Ketua Ikatan Apoteker Indonesia
Cabang Kabupaten Purwakarta
TATAKELOLA
PRAKTEK APOTEKER
Jaman Pra Sejarah
APOTEKER PRAKTEK
PP 25/1980
PP 26/1965
Praktek Apoteker
Masa PP 25/1980 : Apotek
Pasal I
Mengubah pasal 1, 2, 3,4 dan 6 dari PP No. 26/1965 menjadi berbunyi :
1. Pasal 1 : Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat.
2. Pasal 2 : Tugas dan fungsi apotik adalah :
a.
Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan.
b.
Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
c.
Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat
yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
Praktek Apoteker
Masa PP 25/1980 : Apotek
3. a. Judul Kepala di atas Pasal 3 berubah menjadi : PENGELOLAAN APOTEK
b. Pasal 3 : Setelah mendapat izin dari Menkes seperti dimaksud dlm Pasal 5,
Apotik dapat diusahakan oleh :
a. Lembaga atau instansi Pemerintah dengan tugas pelayanan
kesehatan di Pusat dan di Daerah
b. PMN yang ditunjuk oleh Pemerintah
c. Apoteker yang telah mengucapkan Sumpah
4. Pasal 4
(1) Pengelolaan Apotik menjadi tugas dan tanggung jawab seorang
Apoteker
(2) Tatacara pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di atur lebih lanjut oleh
Menkes
(3) Tugas dan tanggungjawab dilaksanakan tanpa mengurangi tugas dan
tanggung jawab dokter
Praktek Apoteker
Masa PP 25/1980 : Apotek
5. Pasal 6 : Pengaturan teknis lebih lanjut oleh Menkes
Pasal II
Apotek yang telah mendapat Ijin Menteri diberi waktu penyesuaian
selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun.
Pasal III
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Praktek Apoteker
Masa PP 26/1965 : Apotek
Pasal 1 :Apotek adalah suatu tempat tertentu, dimana dilakukan
usaha-usaha dalam bidang farmasi dan pekerjaan
kefarmasian.
Pasal 2 : Tugas dan fungsi Apotik :
a. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
b. Penyaluran perbekalan kesehatan di bidang farmasi....
Pasal 3 : Apotek dapat diusahakan oleh
a. Lembaga-lembaga Pemerintah tertentu di P dan D
b. Perusahaan Negara, Persh Swasta, Koperasi dsb
Praktek Apoteker
Masa PP 26/1965 : Apotek
Pasal 4 :Pertanggungan jawab teknis farmasi sebuah Apotik
terletak pada seorang Apoteker.
Pasal 5 : Untuk mendirikan apotik harus ada izin dari Menteri
Kesehatan.
Pasal 6 : Pelaksanaan lebih lanjut diatur oleh Menkes
Pasal 7 : Peraturan ini disebut “Peraturan Pemerintah tentang
Apotik”
Pasal 8 : PP ini mulai berlaku pada hari tanggal ditetapkan.
TATAKELOLA
PRAKTEK APOTEKER
Era 2010, Era Sejarah
APOTEKER PRAKTEK
UU No. 36 Tahun 2009
PP 51 Tahun 2009
Preview
UU No. 36 Th 2009 : Kesehatan
Pasal 22 : Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum
Pasal 23 :
(1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan.
(2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang
dimiliki.
(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah.
(4) Selama memberikan pelayanan kesehatan, dilarang
mengutamakan kepentingan yang bernilai materi.
Preview
UU No. 36 Th 2009 : Kesehatan
Pasal 24 :
(1)
Tenaga Kesehatan harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi,
hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan dan standar
prosedur operasional.
(2)
Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi diatur oleh Organisasi
Profesi.
(3)
Ketentuan megenai hak pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan dan standar prosedur operasional diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 27 :
(1)
Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
(2)
Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki.
Preview
UU No. 36 Th 2009 : Kesehatan
PEMERINTAH
ORG. PROFESI
 Hak Pengguna
Pelayanan Kesehatan
 Standar Pelayanan
 Standar Prosedur
Operasional
Peraturan Menteri
 Kode Etik
 Standar Profesi
 Standar Kompetensi
APOTEKER
Peraturan Organisasi
PRAKTEK
Legalisasi
Rekomendasi
Preview
UU No. 36 Th 2009 : Kesehatan
Pasal 98 :
(2) Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan,
menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang
berkhasiat obat.
Pasal 108 :
(1) Praktik kefarmasian yanr meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 198
Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan
praktek kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 dipidana denda
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
Preview
UU No. 36 Th 2009 : Kesehatan
Cakupan Pekerjaan Kefarmasian
APOTEKER
Pengamanan
Preview
UU No. 36 Th 2009 : Kesehatan
Cakupan Pekerjaan Kefarmasian
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
Sub/bagian dari fungsi-fungsi :
Pengamanan
Preview
UU No. 36 Th 2009 : Kesehatan
Cakupan Pekerjaan Kefarmasian
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
1. Melaksanakan bagian tugas teknis dari
Apoteker
2. Tidak boleh melampaui kewenangan
yang diberikan.
3. Tugas berdasarkan job description atas
keterampilan yang dimilikinya
4. Membuat laporan kerja kepada
Apoteker
Preview
UU No. 36 Th 2009 : Kesehatan
Cakupan Larangan Pekerjaan Kefarmasian
Non Tenaga Kefarmasian
Mendistribusikan
/ Mengedarkan
Pengadaan &
Pengolahan
Mempromosikan
Siapapun
Dilan
ggar
???
Pidana
Denda
Rp 100 juta
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Ketegasan Garis Batas
PP 51/2009 telah tegas “mencabut” dan menyatakan
“tidak berlaku lagi”, dengan demikian segala
ketentuan yang berlaku dalam PP 25/1980 tentang
Apotek berikut turunannya, sehingga
2. Segala Perijinan mengenai Apotek adalah batal demi
hukum.
3. Perijinan selanjutnya adalah berbasis : IJIN
PRAKTEK APOTEKER
1.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tujuan PP 51/2009 :
1.
Memberikan perlindungan kepada pasien dan
masyarakat dalam memperoleh dan/atau
menetapkan sediaan farmasi dan jasa kefarmasian
2.
Mempertahankan dan meningkatkan mutu
peyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian sesuai
dengan perkembangan iptek serta per-UU
3.
Memberi kepastian hukum bagi pasien,
masyarakat dan Tenaga Kefarmasian
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Ketentuan Umum,Tenaga Kefarmasian :
1.
2.
3.
Tenaga Kefarmasian : tenaga yang melakukan Pekerjaan
Kefarmasian, yang terdiri dari Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian.
Apoteker : sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker
dan telah mengucapkan Sumpah Jabatan Apoteker
Tenaga Teknis Kefarmasian : tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan
Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Ketentuan Umum, Fasilitas/Sarana :
1.
2.
3.
Fasilitas Kesehatan : sarana yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Fasilitas Kefarmasian : sarana yang digunakan untuk
melakukan Pekerjaan Kefarmasian.
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian : sarana yang digunakan
untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian, yaitu :
apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko
obat, atau praktek bersama.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Ketentuan Umum, Fasilitas/Sarana :
1.
Apotek : Sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktek kefarmasian.
2.
Toko Obat : sarana yang memiliki ijin
untuk menyimpan obat-obat bebas dan
obat-obat bebas terbatas untuk dijual
secara eceran.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Ketentuan Umum, Standar/Acuan :
1.
Standar Profesi : Pedoman untuk menjalankan
praktik profesi kefarmasian secara baik.
2.
Standar Prosedur : Prosedur tertulis berupa petunjuk
operasional tentang pekerjaan kefarmasian.
3.
Standar Kefarmasian : Pedoman untuk melakukan
Pekerjaan Kefarmasian pada fasilitas produksi,
distribusi atau penyaluran dan pelayanan
kefarmasian.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Ketentuan Umum, Organisasi Profesi :
1.
Organisasi Profesi : Organisasi tempat
berhimpun para Apoteker di Indonesia.
2.
Asosiasi : perhimpunan dari perguruan
tinggi yang ada di Indonesia.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Ketentuan Umum, Registrasi :
1.
STR-A: Surat Tanda Registrasi Apoteker,
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
Menteri kepada Apoteker yang telah
diregistrasi.
2.
STR-TTK: Surat Tanda Registrasi Tenaga
Teknis Kefarmasian, adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Menteri kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian yang telah diregistrasi.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Ketentuan Umum, Praktik/Kerja :
1.
SIP-A: Surat Ijin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat
melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada Apotek atau Instalasi
Farmasi Rumah Sakit.
2.
SIK-A: Surat Ijin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat
melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada fasilitas produksi dan
fasilitas distribusi atau penyaluran.
3.
SIK-TTK: Surat Ijin yang diberikan kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian untuk dapat melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian
pada fasilitas produksi , fasilitas distribusi atau penyaluran dan
fasilitas pelayanan.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Ketentuan Umum, Rahasia Kefarmasian :
1.
Rahasia Kefarmasian : Pekerjaan Kefarmasian yang
menyangkut proses produksi, proses penyaluran dan
proses pelayanan dari Sediaan Farmasi yang tidak
boleh diketahui oleh umum sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2.
Rahasia Kedokteran : sesuatu yang berkaitan
dengan praktek kedokteran yang tidak boleh diketahui
oleh umum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Kewenangan :
Pekerjaan Kefarmasian harus
dilakukan oleh Tenaga Kesehatan
yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu
[Pasal 2 ayat (2)]
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (FPK)
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian berupa :
1. Apotek
2. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
3. Puskesmas
4. Klinik
5. Toko Obat
6. Praktek bersama
Pasal 19
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Rambu-rambu PRAKTEK APOTEKER
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tenaga Kefarmasian dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada fasilitas Pelayanan
Kefarmasian wajib mengikuti paradigma pelayanan kefarmasian dan perkembangan ilmu
pengetahuan serta teknologi.
Pekerjaan kefarmasian yang berkaitan dengan pelayanan farmasi pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian wajib dicatat oleh Tenaga Kefarmasian sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam menjalankan Pekerjaan Kefarmasian, Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker
Pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
Dalam menjalankan Praktek Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan Standar Pelayanan
Kefarmasian.
Penyerahan dan pelayanan obat-obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker.
Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian, Apoteker harus menetapkan Standar Prosedur
Operasional.
Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik modal maka
pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh Apoteker yang
bersangkutan.
Setiap Tenaga Kefarmasian dalam menjalankan Pekerjaan Kefarmasian wajib menyimpan
Rahasia Kedokteran dan Rahasia Kefarmasian.
Setiap Tenaga Kefarmasian dalam melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian wajib
menyelenggarakan Program Kendali Mutu dan Kendali Biaya.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Wewenang APOTEKER (Pengelola Apotek)
1.
2.
3.
Mengangkat seorang Apoteker Pendamping yang
memiliki SIPA.
Mengganti obat merek dagang obat generik yang sama
komponen aktifnya auat obat merek dagang lain atas
persetujuan dokter dan/atau pasien; dan
Menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika
kepada masyarakat atas resep dari dokter sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 24
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
PRAKTEK APOTEKER:
MENTERI
Syarat Legal
STR-Apoteker
Syarat Keahlian
Status
Syarat
Kompetensi
Rekomendasi
Syarat Profesi
Organisasi
Dinkes Kab/Kota
Syarat Legal
Administratif
Standar Profesi
Sertifikasi
Binwas
Ujian Kompetensi
APOTEKER
Binwas
Surat Ijin Praktek
Wewenang
Praktek
Mandiri
Kerjasama Modal
Syarat Legitimasi
Sertf. Kompetensi
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
UU
Sertifikasi dan Kompetensi APOTEKER:
Sertf. Kompetensi
MENTERI
Syarat Legal
STRA
Syarat Keahlian
Status
Syarat
Kompetensi
Syarat Profesi
Organisasi
Sertifikasi
Standar Profesi
Binwas
Ujian Kompetensi
APOTEKER
Sertifikat Kompetensi
profesi berlaku 5 (lima)
tahun dan dapat
diperpanjang untuk setiap
5 (lima) tahun melalui Ujian
Kompetensi profesi apabila
Apoteker akan tetap
menjalankan Pekerjaan
Kefarmasian. [Pasal 37 (3)]
Ujian Kompetensi akan dilakukan :
1. Oleh suatu Lembaga Independen (Komite Farmasi Nasional ?) bentukan Pemerintah
2. Anggota Komite terdiri atas : Pemerintah, Akademisi, Org. Profesi, Praktisi.
3. Dasar Penilaian : Aspek teknis (51%), Kowledge (25%), Kolegial (14%), Sosial (10%)
4. Praktisi Anggota Komite : Dari Himpunan Seminat Apoteker yang sesuai (HISFARMA,
HISFARSI, HISFARIN dll)
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Perijinan PRAKTEK APOTEKER:
[Pasal 55 (1)]
STR-Apoteker
Status
Syarat Profesi
Organisasi
Rekomendasi
Dinkes Kab/Kota
Syarat Legal
Administratif
Standar Profesi
APOTEKER
Syarat Legitimasi
Untuk mendapatlkan Surat Ijin,
Apoteker harus memilik :
a. STRA yang masih berlaku
b. Tempat atau ada tempat
untuk melakukan Pekerjaan
Kefarmasian atau fasilitas
kefarmasian atau fasilitas
kesehatan yang memiliki izin;
dan
c. Rekomendasi dari Organisasi
Profesi setempat.
MENTERI
Syarat Legal
Surat Ijin Praktek
Surat Ijin Praktek/Kerja Apoteker :
1. SIP-A : diberikan kepada Apoteker di bidang Pelayanan (IFRS, Apotek, Puskesmas,
Prakek Bersama, Praktek Mandiri); SIPA-Pendamping : untuk Apoteker Pendamping.
2. SIK-A : diberikan kepada Apoteker di bidang Produksi dan Distribusi.
3. Dalam SIPA disebutkan : Jadwal hari dan jam Praktek sesuai tempatnya.
4. Pekerjaan Kefarmasian tidak boleh berlangsung bila tidak ada APOTEKER PRAKTEK
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Rekomendasi PRAKTEK APOTEKER:
[Pasal 55 (1 huruf c)]
+ Lembaga
Sertifikasi
Syarat Profesi
Organisasi
Rekomendasi
Dinkes Kab/Kota
Syarat Legal
Administratif
Standar Profesi
Sidang Rekomendasi
APOTEKER
Surat Ijin Praktek
Rekomendasi Organisasi Profesi untuk Apoteker PRAKTEK :
1. Mengacu kepada Standar Profesi/Kompetensi dan Attitude Anggota scr. faktual
2. Mendorong/mengkondisikan agar Anggota dapat melakukan Praktek Mandiri, lebih
profesional, independen dan bertanggung jawab.
3. Jika ‘terpaksa’ menggandeng Pemodal, akan ditetapkan kriteria dan syarat-syarat
Hubungan Modal dan Permodalan, tanpa mengabaikan kriteria ke-2 tsb.
Syarat Legitimasi
Untuk mendapatlkan
Surat Ijin, Apoteker
harus memilik
Rekomendasi dari
Organisasi Profesi
setempat.
PP 51/2009
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Sidang Rekomendasi :
Tujuan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mempersiapkan anggota dalam rencana melakukan PRAKTEK APOTEKER
sesuai di tempat kerjanya.
Memperoleh komitmen (kesepahaman bersama) atas kondisi-kondisi riil di
lapangan sehubungan dg tugas-tugas yang akan dijalankan.
Instrumen kontrol dan menilai pola kerjasama dengan Pemodal agar tidak
menyimpang dari komitmen profesi untuk menjaga Rahasia Kefarmasian.
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya pelanggaran Pekerjaan
Kefarmasian oleh pihak lain yang tidak memiliki kewenangan melakukannya.
Menilai dan membuat batasan tugas, hak, kewajiban dan tanggung jawab antara
Apoteker dengan Pemodal serta antara Apoteker dengan pembantupembantunya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Untuk menjamin dan melindungi Apoteker yang akan melaksanakan tugas
menetapkan sediaan farmasi dan melaksanakan jasa kefarmasian (asuhan
kefarmasian)
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Kriteria Rekomendasi :
Rekomendasi akan diterbitkan bila :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apoteker ybs memenuhi syarat kompetensi dan syarat profesi (Syarat Keahlian)
Bagi Apoteker Utama / Pengelola Modal, memenuhi syarat legal kependudukan
dan berdmonisili di Purwakarta; termasuk Penilaian Fasilitas Kefarmasian.
Bagi Apoteker Utama / Pengelola Modal, sanggup menjalankan Praktek
sekurang-kurangnya 51% dari total waktu di tempat kerja setiap hari.
Bagi Apoteker Utama / Pengelola Modal, mampu membuat rencana dan
menjalankan fungsi-fungsi pengelolaan Modal dan managemen Personalia.
Bagi Apoteker Utama / Pengelola Modal, mampu bersikap sebagai seorang
Pemimpin dan sekaligus Pimpinan.
Bagi Apoteker Utama / Pengelola Modal, mampu mengambil keputusan dengan
berpegang pada Peraturan Perundangan Kefarmasian serta menjaga Rahasia
Kefarmasian dan Rahasia Kedokteran.
Mampu menjalankan tugas sebagai Apoteker dengan sebaik-baiknya dan
mentaati Kode Etik Profesi.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Perijinan Praktek Apoteker & Apotek kedepan :
Kompetensi Managerial
Kompetensi Individual
Pasal 551(1) huruf b
Pasal 25
Apoteker berSTRA
Org. Notaris
Notaris
Kelengkapan lainnya
Org. Profesi
Pengantar : Sebagian Hasil Sidang
Draft Kerjasama
Modal
Apoteker
Terekomendasi
PEMODAL
Sidang & Kriteria
Rekomendasi
Dinkes
Ijin Praktek
Apoteker Mandiri
Perspektif
Profesi
Ijin Praktek
Apoteker
Tempat Praktek/
APOTEK (RAKYAT)
MANDIRI
PPTSP/Dinkes
Ijin Tempat
Praktek Apoteker
APOTEK
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Klasifikasi Rekomendasi bagi Apoteker :
Apoteker berSTRA
Pelatihan
Managemen
Managerial Skill
Invidual Skill
Praktek
Mandiri
Apt.
Pendamping
Permohonan-1
Draft Kerjasama
Modal
Apt. Pengelola
Permohonan-2
Notaris
PEMODAL
Permohonan-3
Organisasi Profesi (IAI)
Sidang-1
REKM - 1
Sidang-2
REKM - 2
Sidang-3
REKM - 3
Dinkes
Kab
(SIPA)
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Klasifikasi Rekomendasi bagi TTK :
TTK
ber-STR
Fasilitas
Pelayanan-1
Fasilitas
Pelayanan-2
Permoho
nan diri
Fasilitas Distr
& Produksi
Permohonan
Apoteker
SK Pengangkatan
Permohonan
Apoteker
Organisasi Profesi (IAI)
Sertf. Keterampilan
Khusus
REKM-Khusus
Sertf. Keterampilan
Umum
REKM-Umum
Dinkes
Kab
(SIK)
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Kualifikasi minimal Tenaga Kefarmasian :
APOTEKER
Kompetensi
Individual :
Managerial :
1. Sertifikasi Kompetensi Diri
2. Kewajiban individual dalam
melaksanakan Praktek Apoteker
1. Kompetensi Mangerial
2. Kewajiban Plus dalam melaksanakan
Praktek Managerial di Sarana Kefarmasian
1. Wajib mengikuti paradigma pelayanan
kefarmasian.
2. Wajib mencatat pelayanan kefarmasian
(PMR)
3. Harus menerapkan Standar Pelayanan
4. Harus menyerahkan dan melayani
obat-obat berdasarkan resep
5. Melaksanakan menetapkan Standar
Prosedur Operasional
6. Wajib menyimpan Rahasia Kedokteran
dan Rahasia Kefarmasian
7. Wajib menyelenggarakan Program
Kendali Mutu dan Kendali Biaya
1. Menyusun studi kelayakan pendirian Apotek .
2. Menyusun Struktur Organisasi Apotek.
3. Menyusun Deskripsi Kerja bagi personalia di tiaptiap bagian Apotek.
4. Menyusun (mengikuti) Rencana Tata Ruang
Apotek yang benar
5. Menyusun Jadwal Praktek untuk dirinya dan
Apoteker-apoteker Pendamping.
6. Membuat SPO Umum Standar Pelayanan di
Apotek dan SPO bagian-bagian.
7. Menyusun RAB Apotek dan Laporan Keuangan
(Neraca dan Rugi Laba)
8. Menyusun Format Kerjasama Modal
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Kualifikasi minimal Tenaga Kefarmasian :
Tenaga Teknis
Kefarmasian
Skill/Keterampilan Teknis
Umum :
Khusus :
1. Sertifikasi Ketrampilan Diri
2. Kewajiban individual dalam
melaksanakan Pekerjaan
1. Kompetensi Khusus
2. Kewajiban Plus dalam melaksanakan fungsi
kerja di Sarana Kefarmasian (TO)
1. Wajib mentaati perintah Atasan
(Apoteker)
2. Wajib mencatat pekerjaan kefarmasian
yang dilakukan
3. Harus mengikuti/melaksanakan
Standar Prosedur Operasional yg telah
ditetapkan
4. Wajib menyimpan Rahasia Kedokteran
dan Rahasia Kefarmasian
1. Menyusun studi kelayakan pendirian Toko Obat .
2. Mengikuti Struktur Organisasi TO Sederhana
3. Mengikuti pembagian kerja di tiap-tiap bagian
Toko Obat.
4. Menyusun (mengikuti) Rencana Tata Ruang Toko
Obat yang benar
5. Membuat SPO Umum Standar Pelayanan di Toko
Obat.
6. Menyusun Format Kerja
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kefarmasian :
APOTEKER
Profesional
Tingkat Dasar (Level 1):
1.
2.
3.
4.
Pelatihan Managemen Umum Apotek
Pelatihan Administrasi Pelayanan
Pelatihan Administrasi Pengelolaan
Aspek-aspek Kerjasama
Tingkat Terampil (Level 2):
1. Pelatihan Managemen Keuangan
2. Pelatihan Strategi Efisiensi
Tingkat Mahir (Level 3):
1. Pelatihan Strategi Jaringan
2. Pelatihan Komunikasi/Negosiasi Profesional
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kefarmasian :
Tenaga Teknis
Kefarmasian
Skill/Keterampilan Teknis
Aspek Umum :
Aspek Khusus:
1. Pelatihan Administrasi Umum
(Pelayanan, Distribusi, Produksi)
2. Pelatihan Administrasi Resep
3. Pelatihan Pergudangan Obat
4. Pelatihan Administrasi Catatan
Pengobatan Pasien.
5. Rahasia Kefarmasian dan Rahasia
Kedokteran.
6. Pelatihan Penyiapan Obat untuk
Pelayanan
7. Pelatihan Pengantar CDOB
8. Pelatihan Pengantar CPOB dan
CPOTB
1. Pelatihan Pengantar Managemen
Toko Obat
2. Pelatihan Klasifikasi Terapi Obat
3. Pelatihan Pembuatan Simplisia
Obat Herbal
4. Pelatihan Teknik Mencampur
/Meracik (mixing) Obat atau
bahan Obat
5. Pelatihan Pengemasan dan Labelling
Obat Jadi.
6. Pelatihan Batch Record
7. Pelatihan Administrasi Keuangan
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe A1
Tahun Pertama
Apoteker 0 =
Apoteker yang baru
lulus/belum punya
pengalaman kerja
Apotek
Prinsip Pembagian = 30A : 70P
Apoteker 0
Pemodal
Modal = 0 %
Modal = 100 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 42%
2. Apoteker Pengelola Modal : 18%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 4,2 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 1,8 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp750rb)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 450rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe A2
Tahun Pertama
Apoteker 3 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 3 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 32A : 68P
Apoteker 3
Modal = 0 %
Pemodal
Modal = 100 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 41%
2. Apoteker Pengelola Modal : 19%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 4,1 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 1,9 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 800rb)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (sahamApt : Rp 480rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe A3
Tahun Pertama
Apoteker 6 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 6 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 34A : 66P
Apoteker 6
Modal = 0 %
Pemodal 0
Modal = 100 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 39%
2. Apoteker Pengelola Modal : 21%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,9 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,1 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 850rb)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 510rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe A4
Tahun Pertama
Apoteker 9 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 9 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 36A : 64P
Apoteker 9
Modal = 0 %
Pemodal 0
Modal = 100 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 38%
2. Apoteker Pengelola Modal : 22%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,8 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,2 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 900rb)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 540rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe A5
Tahun Pertama
Apoteker 12 =
Apoteker yang tlh
berpengalaman kerja 12
thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 38A : 62P
Apoteker 12
Modal = 0 %
Pemodal 0
Modal = 100 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 37%
2. Apoteker Pengelola Modal : 23%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,7 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,3 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 950rb)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 570rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe A6
Tahun Pertama
Apoteker >12 =
Apoteker yang tlh
berpengalaman kerja
>12 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 40A : 60P
Apoteker
>12
Pemodal 0
Modal = 0 %
Modal = 100 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 36%
2. Apoteker Pengelola Modal : 24%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,6 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,4 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 1jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 600rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe B1
Tahun Pertama
Apoteker 0 =
Apoteker yang baru
lulus/belum punya
pengalaman kerja
Apotek
Prinsip Pembagian = 37A : 63P
Apoteker 0
Pemodal
Modal = 10 %
Modal = 90 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 38%
2. Apoteker Pengelola Modal : 22%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,8 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,2 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp925rb)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 555rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe B2
Tahun Pertama
Apoteker 4 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 4 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 38A : 62P
Apoteker 4
Modal = 10 %
Pemodal
Modal = 90 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 37%
2. Apoteker Pengelola Modal : 23%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,7 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,3 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 950rb)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (sahamApt : Rp 570rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe B3
Tahun Pertama
Apoteker 8 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 8 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 39A : 61P
Apoteker 8
Modal = 10 %
Pemodal
Modal = 90 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 36%
2. Apoteker Pengelola Modal : 24%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,5 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,5 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 975rb)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 585rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe B4
Tahun Pertama
Apoteker 12 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 12 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 40A : 60P
Apoteker 12
Modal = 10 %
Pemodal
Modal = 90 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 36%
2. Apoteker Pengelola Modal : 24%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,6 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,4 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 1jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 600rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe B5
Tahun Pertama
Apoteker >12 =
Apoteker yang tlh
berpengalaman kerja
>12 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 41A : 59P
Apoteker
>12
Modal = 10 %
Pemodal
Modal = 90 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 35%
2. Apoteker Pengelola Modal : 25%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,5 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,5 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 1,025jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 615rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe C1
Tahun Pertama
Apoteker 0 =
Apoteker yang baru
lulus/belum punya
pengalaman kerja
Apotek
Prinsip Pembagian = 47A : 53P
Apoteker 0
Pemodal
Modal = 25 %
Modal = 75 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 32%
2. Apoteker Pengelola Modal : 28%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,2 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,8 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp1,175jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 705rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe C2
Tahun Pertama
Apoteker 5 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 5 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 48A : 52P
Apoteker 5
Pemodal
Modal = 25%
Modal = 75%
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 31%
2. Apoteker Pengelola Modal : 29%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,1 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,9 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 1,2jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (sahamApt : Rp 720rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe C3
Tahun Pertama
Apoteker 10 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 10 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 49A : 51P
Apoteker 10
Pemodal
Modal = 25 %
Modal = 75 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 30,5%
2. Apoteker Pengelola Modal : 29,5%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 3,05 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 2,95 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 1,225jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 735rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe D1
Tahun Pertama
Apoteker 0 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 0 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 55A : 45P
Apoteker 0
Modal = 50 %
Pemodal
Modal = 50 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 27%
2. Apoteker Pengelola Modal : 33%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 2,7 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 3,3 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 1,375jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 825rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe D2
Tahun Pertama
Apoteker 5 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 5 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 60A : 40P
Apoteker 5
Pemodal
Modal = 50 %
Modal = 50 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 24%
2. Apoteker Pengelola Modal : 36%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 2,4 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 3,6 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 1,5jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 900rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe D3
Tahun Pertama
Apoteker 10 =
Apoteker yang tlh
berpengalaman kerja 10
thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 65A : 35P
Apoteker 10
Pemodal
Modal = 50 %
Modal = 50 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 21%
2. Apoteker Pengelola Modal : 39%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 2,1 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 3,9 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 1,625jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 975rb)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe E1
Tahun Pertama
Apoteker 0 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 0 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 80A : 20P
Apoteker 9
Modal = 75 %
Pemodal
Modal = 25 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 12%
2. Apoteker Pengelola Modal : 48%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 1,3 jt
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 4,8 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 2jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 1,2jt)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe E2
Tahun Pertama
Apoteker 5 = Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 5 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 85A : 15P
Apoteker 5
Pemodal
Modal = 75 %
Modal = 25 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 9%
2. Apoteker Pengelola Modal : 51%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 900rb
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 5,1jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 2,125jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 1,275jt)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Tipe-tipe Kerjasama Modal :
Tipe E3
Tahun Pertama
Apoteker 10= Apoteker
yang tlh berpengalaman
kerja 10 thn di Apotek
Prinsip Pembagian = 90A : 10P
Apoteker 10
Pemodal
Modal = 75 %
Modal = 25 %
Sistem Bagi Laba Bersih :
1. Penyerta Pemodal : 6%
2. Apoteker Pengelola Modal : 54%
3. Pengembangan Usaha : 25%
4. Dana Cadangan : 15%
Misal Laba Bersih April : Rp 10 juta;
1. Penyerta Pemodal : Rp 600rb
2. Apoteker Pengelola Modal : Rp 5,4 jt
3. Pengembangan Usaha : Rp 2,5 jt (saham Apt : Rp 2,25jt)
4. Dana Cadangan : Rp 1,5 jt (saham Apt : Rp 1,35jt)
Dana Pengembangan
Usaha dan Dana
Cadangan
dikembalikan lagi ke
Kas Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Klasifikasi PRAKTEK APOTEKER :
1
Individual
PRAKTEK APOTEKER MANDIRI
2
Kolektif
SARANA PELAYANAN :
1. FASILITAS KEFARMASIAN
(Apotek)
2. FASILITAS KSEHATAN
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Klasifikasi APOTEK :
Tipe A
Modal
>2M
Di luar Tanah &
Bangunan
Tipe B
Modal
500jt – 2 M
Di luar Tanah &
Bangunan
1. Terdapat > 2 orang Apoteker yang melaksanakan Praktek
secara bersamaan dalam satu shift.
2. Persediaan Obat Lengkap
3. Jumlah TTK mencukupi sesuai dengan bagian-bagian secara
jelas
4. Terdapat Ruang Diskusi Terapi/Koordinasi antar Apoteker
dan para Staff (TTK)
5. Terdapat Ruang Pelayanan Konseling untuk tiap-tiap
Apoteker
1.
2.
3.
4.
5.
Terdapat 2 orang Apoteker yang melaksanakan Praktek.
Persediaan Obat Relatif Lengkap
Jumlah TTK mencukupi sesuai dengan bagian-bagiannya
Terdapat Tempat Koordinasi antar Apoteker dan TTK
Terdapat Ruang Pelayanan Konseling
*) Khusus untuk Apotek 24 jam : 3 orang Apoteker
**) Jika Tidak Ada Apoteker : Dilarang melayani resep
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Klasifikasi APOTEK :
Tipe C
Modal
150 – 500 jt
Di luar Tanah &
Bangunan
Praktek
Mandiri
Modal
< 150 jt
Di luar Tanah &
Bangunan
1.
2.
3.
4.
5.
Terdapat 1 orang Apoteker yang melaksanakan Praktek.
Persediaan Obat Sesuai dengan kebutuhan Masyarakat
Jumlah TTK mencukupi sesuai dengan tugasnya
Terdapat Tempat Koordinasi antar Apoteker dan TTK
Terdapat Ruang Pelayanan Konseling
*) Khusus untuk Apotek 24 jam : 3 orang Apoteker
**) Jika Tidak Ada Apoteker : Dilarang melayani resep
1.
2.
3.
4.
Terdapat 1 orang Apoteker yang melaksanakan Praktek.
Persediaan Obat Sesuai dengan kebutuhan Lingkungan
Ada/tanpa TTK, sesuai kebutuhan
Terdapat Meja Pelayanan Konseling
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Rasionalisasi Jumlah dan Sebaran Apotek :
APOTEK
40-an Apoteker
1 Apotek 2 Apoteker
Perlu 68 Apoteker
Aktif
atau
Fakta : Ada 37 Apotek
12-an Apoteker
Perlu 17 Apotek
Hanya perlu 6 Apotek
Alternatif Solusi :
1. Apotek-apotek menyesuaikan diri ( 2 Apoteker/Apotek)
2. Beberapa Apotek bergabung/merger menyesuaikan jumlah
Apoteker Nyata.
3. Apotek dengan sedikit Resep : Jadi TOKO OBAT BERIJIN
4. Jadwal Buka/Operasional Apotek
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Sebaran Apotek :
1. Kecamatan Purwakarta
Apotek-apotek :
1. Apotek NUSINDO FARMA 1
2. Apotek Kamala Dewi
3. Apotek Avicena
4. Apotek Sahid
5. Apotek As Salam
6. Apotek Prima
7. Apotek Setra
8. Apotek Permata
9. Apotek Perdana
10. Apotek Amanah Farma
11. Apotek Nabilah 2
12. Apotek Mutiara
13. Apotek Granita
14. Apotek Pahlawan
15. Apotek Dahlia
16. Apotek Sentral
17. Apotek Kancana
18. Apotek Meicy
19. Apotek Munjul
20. Apotek Cimaung
Apotek-apotek :
21. Apotek Mini
22. Apotek Sudirman
23. Apotek Puri Medika
24. Apotek Pasar Rebo
25. Apotek Reza
26. Apotek AQMA
27. Apotek Sayang Bunda
28. Apotek Kartika/Yudistira
29. Aptek South Pacific
30. Apotek Mahkota Sadang
31. Apotek Sayang Bunda Sadang
32. Apotek Sejahtera
Ada 8 Ap : dijaga baik o Apoteker
Ada 13 Ap : Apt tak jelas ada dimana
Ada 8 Ap : Apt diragukan komitmennya
Ada 3 Ap : Apt PNS (ada Luar Kota)
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Sebaran Apotek :
2. Kecamatan Babakan Cikao
5. Kecamatan Wanayasa
Apotek-apotek :
1. Apotek Nadia
Apotek-apotek :
1. Apotek Barokah
Apoteker diragukan komitmennya
Apoteker diragukan komitmennya
3. Kecamatan Jatiluhur
6. Kecamatan Pasawahan
Apotek-apotek :
1. Apotek Jatiluhur di Bunder
Apotek-apotek :
1. Apotek Rio
Apoteker diragukan komitmennya
Apoteker diragukan komitmennya
4. Kecamatan Campaka
7. Kecamatan Bojong Sawit
Apotek-apotek :
1. Apotek Campaka
Apotek-apotek :
1. Apotek Mulia Jaya
Apoteker diragukan komitmennya
Apoteker diragukan komitmennya
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Sebaran Apotek :
8. Kecamatan Pleret
Apotek-apotek :
1. Apotek Pleret
Apoteker diragukan komitmennya
9. Kecamatan Tak Ber-Apotek (tidak ada Apoteker)
Kecamatan-kecamatan :
1. Kecamatan Bungursari
2. Kecamatan Sukatani
3. Kecamatan Darangdan
4. Kecamatan Maniis
5. Kecamatan Tegalwaru
6. Kecamatan Pasawahan ??
7. Kecamatan PondokSalam
8. Kecamatan Sukasari
9. Kecamatan Kiara Pedes
Target Rekomendasi
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Peta Kebutuhan Apoteker Purwakarta :
Dasar Pemikiran PP 51/2009
1. Dimana terdapat Dokter Praktek  Ada Resep  Apoteker
harus melakukan pelayanan jasa kefarmasian.
2. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan oleh Tenaga Kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu (Pasal 2)
3. Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan
untuk melakukan praktik kefarmasian dipidana denda paling
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) [Pasal 198 UU
Kesehatan No. 36 Tahun 2009]
Resep adalah :
Permintaan tertulis dari dokter kepada Apoteker
untuk menyerahkan obat kepada Pasien
berdasarkan Peraturan perundangan yang berlaku.
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Peta Kebutuhan Apoteker Purwakarta :
1. Apotek
Apotek-apotek :
1. Kecamatan Kota :
a) 1 – 2 Apotek Tipe A (6-8 Apoteker)
b) 10 – 12 Apotek Tipe B (24 Apoteker)
2. Kecamatan Lainnya
: aa 1 Apotek (16 Apoteker)
Jumlah Apotek & Apoteker :
• 30 Apotek (Tempat Praktek Apoteker) untuk seluruh Kecamatan
di Purwakarta
• + 48 Apoteker Standby
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Peta Kebutuhan Apoteker Purwakarta :
2. Pukesmas
PP 51 mewajibkan 1 puskesmas terdapat 1 orang Apoteker
Jadi Pemerintah Daerah memerlukan 17 orang Apoteker
3. Rumah Sakit (Instalasi Farmasi)
PP 51 mewajibkan setiap Rumah Sakit terdapat 2 orang Apoteker
Jika terdapat 5 RS di Purwakarta
Berarti memerlukan 10 orang Apoteker
4. Klinik
PP 51 mewajibkan agar setiap Klinik terdapat 1 orang Apoteker
Jika terdapat 20 Klinik di Purwakarta
Berarti memerlukan 20 orang Apoteker
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Peta Kebutuhan Apoteker Purwakarta :
5. Balai Pengobatan (BP)
PP 51 mewajibkan agar setiap BP terdapat 1 orang Apoteker
Jika terdapat 10 BP di Purwakarta
Berarti memerlukan 10 orang Apoteker
6. Praktek Bersama (PB) atau Tempat Praktek Dokter
PP 51 mewajibkan setiap Tempat PB/TPD terdapat 1 orang Apoteker
Jika terdapat 10 PB di Purwakarta
Berarti memerlukan 10 orang Apoteker
Purwakarta memerlukan
115 Orang Apoteker + Tenaga Teknis Kefarmasian
untuk berbagai Sarana Pelayanan Kesehatan dan
Sarana Pelayanan Kefarmasian
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Mengapa Perlu Apoteker ?
1. Pemerintah Wajib memberikan perlindungan kepada
pasien dan masyarakat dakam memperoleh sediaan
farmasi dan jasa kefarmasian
2. Memberi kepastian hukum bagi pasien, masyarakat
dan Tenaga Kefarmasian.
3. Mempertahankan dan meningkatkan mutu
penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian sesuai iptek
dan peraturan perundang-undangan.
4. Tuntutan Global dan FIP
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Siapa membiayai Pekerjaan Kefarmasian ?
1. Pemerintah
PNS Pusat atau Daerah :
1. RSUP/RSUD
2. Puskesmas
Gajih
2. Masyarakat Pengguna Wewenang
Pegawai / Karyawan Swasta :
1. Fasilitas Kesehatan
Gajih +
Jasa Kefarmasian
3. Masyarakat Pengguna Jasa
Melakukan Pelayanan :
1. Apotek
2. Praktek Bersama (dr dan apt)
3. Praktek Mandiri
Jasa Kefarmasian
Berlaku
PP 51/2009 : Pekerjaan Kefarmasian
Gajih dan Jasa Kefarmasian di Apotek
Apoteker Pengelola
Apotek
Jasa Praktek
(Gajih)
Apoteker
Pendamping
Kerjasama Modal
Non Gajih
Pemodal
Gajih Murni
Tenaga Teknis
Kefarmasian
Prinsip :
1.
2.
3.
Pemodal tidak boleh menggaji Tenaga Kefarmasian (Tidak Etis)
Apoteker Pendamping tidak boleh membebani Apotek berlebihan
Apoteker Pendamping mendapatkan penghasilan dari Jasa Pelayanan
Kefarmasian yang dilakukan (berdasarkan Kode Etik Kesejawatan)
Download