masalah-masalah sosial

advertisement
Unit
5
MASALAH-MASALAH SOSIAL
Mujinem
Hidayati
Pendahuluan
M
anusia adalah makhluk monodualis yaitu makhluk yang terdiri dari
beberapa kodrat tetapi merupakan satu kesatuan secara utuh. Manusia
terdiri dari susunan kodrat yaitu, jiwa dan raga; sifat kodrat yaitu, sebagai
makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial; dan kedudukan kodrat yaitu,
sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri.
Dalam bahan ajar unit-5 akan dibahas lebih jauh tentang sifat kodrat manusia
sebagai makhluk sosial.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena setiap individu berkepentingan
dengan individu-individu lain dalam lingkungan kelompoknya sendiri maupun di
luar kelompoknya. Dalam kehidupan sehari-hari rasa berkepentingan itu
tersalurkan melalui proses sosialisasi dan interaksi sosial, yang dalam
perkembangannya mengalami berbagai keadaan.
Apa yang dimaksud dengan proses sosialisasi dan interaksi sosial?
Agar Anda dapat lebih memahami, silahkan mengikuti penjelasan berikut ini.
Seorang bayi dilahirkan pada keluarga tertentu. Biasanya perkenalan pertama
dengan lingkungannya dimulai dari keluarga, yang terdiri atas ayah, ibu, dan
kalau ada pengasuh serta kalau ada lagi kakak-kakaknya. Dari mereka si bayi
akan memperoleh rasa kasih sayang, perlindungan, dan pemeliharaan yang
pertama. Bayi itu pada umumnya belum segera memberikan reaksi terhadap
segala perlakuan yang diberikan padanya. Apabila ada, sifatnya hanya
kebetulan saja. Baru kemudian reaksi itu menjadi disengaja dan berkembang
menjadi kebiasaan. Di sinilah proses sosialisasi bagi si bayi itu berlangsung.
Ayah, ibu, dan semua anggota keluarga mencurahkan perhatiannya untuk
anak. Dari merekalah diperoleh dasar-dasar dan pola pergaulan hidup. Tutur
kata dan perilaku mereka menjadi contoh yang “memperlancar”
berlangsungnya proses sosialisasi, baik menyangkut kedisiplinan, kesopanan,
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5-1
maupun nilai-nilai yang secara wajar ditiru oleh anak. Kedisiplinan dapat
dilihat misalnya, dalam hal waktu makan, bermain, tidur, dan sebagainya.
Setelah pergaulannya menjadi bertambah meluas ke luar rumah, ia bermain
dengan sahabat-sahabatnya yang baru, baik yang sebaya maupun yang
berbeda usia. Di situ ia belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan. Apabila
sudah cukup matang untuk masuk sekolah, maka sahabat-sahabatnya menjadi
bertambah banyak dan penyesuaian diripun menjadi semakin luas, bukan saja
dalam tutur kata dan perilaku, melainkan juga dalam berpikir. Apabila di
rumahnya ada televisi, maka acara-acara di televisi juga akan menambah
pengetahuannya. Jika anak senang membaca, maka wawasannya menjadi
bertambah luas lagi.
Di masa remaja, anak menghadapi berbagai masalah yang harus diatasi. Ia
berhadapan dengan norma-norma sosial yang berlaku secara umum dalam
masyarakat, yang semuanya memerlukan penyesuaian. Apabila sudah
memasuki dunia kerja, maka berbagai orang di tempat kerjanya perlu
diperlakukan secara arif, agar ia merasa betah dengan pilihan kerjanya. Jika
sudah bersuami atau beristri, maka penyesuaian diri terhadap pasangannya
juga merupakan upaya yang tidak mudah. Dua pribadi yang berbeda kemudian
menyatu menjadi pasangan suami istri memerlukan tekad yang teguh. Selain
itu juga diperlukan usaha yang kuat untuk saling mengerti satu sama lain, serta
saling menerima dan memberi. Apabila kemudian lahir seorang anak, maka
tanggung jawab sebagai orang tua menjadi bertambah besar lagi. Hal ini pun
tetap menuntut penyesuaian diri sampai pada suatu ketika anak-anaknya dapat
berdiri sendiri. Dalam penyesuaian diri sejak bayi sampai dengan usia lanjut
itu berlangsung proses sosialisasi.
Jadi dapat dikatakan bahwa proses sosialisasi itu merupakan proses
pembelajaran anak untuk membentuk kepribadiannya.
Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah bentuk-bentuk yang terjadi
apabila individu-individu ataupun kelompok individu dalam masyarakat itu
mengadakan hubungan satu sama lain (Suradisastra, 1992/1993: 8-11). Tanpa
interaksi sosial tidak mungkin terjadi kehidupan bersama yang terwujud dalam
pergaulan. Pergaulan hidup terjadi apabila para anggota masyarakat bekerja sama,
saling bicara, saling berbagi pengalaman, bahkan dapat juga terjadi persaingan.
Interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial, suatu pengertian yang
mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Dapat dikatakan bahwa bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial dan
interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
5 - 2 Unit 5
Sebagai gambaran, coba Anda bayangkan apabila anda bertemu dengan
seseorang, katakanlah orang tersebut pernah Anda kenali, tetapi lupa namanya dan
di mana pernah bertemu, demikian juga halnya orang tersebut terhadap anda.
Kira-kira apa yang Anda berdua lakukan?
Mungkin Anda berdua saling menyapa, kemudian berjabat tangan, saling bicara,
dan sebagainya. Aktivitas Anda berdua itulah merupakan bentuk-bentuk interaksi
sosial.
Tidak selamanya proses sosialisasi dan interaksi sosial berjalan secara mulus,
karena setiap individu memiliki cipta, rasa, dan karsa yang tidak sama dengan
individu-individu yang lain. Oleh karena itu kadang-kadang terjadi perbedaan
kepentingan antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dengan
demikian dalam kenyataan hidup biasanya kita dihadapkan pada pilihan yang
berbeda-beda, misalnya kerjasama (cooperation), persaingan (competition),
pertikaian (conflict), dan akomodasi. Sebagai contoh perhatikan perilaku interaksi
sosial berikut ini.
Dalam suatu kelas di Sekolah Dasar (SD) terdapat 40 orang siswa. Kelas ini
merupakan kelompok yang memiliki beberapa kesamaan. Sebagai makhluk
sosial di dalam kelas ini terjadi interaksi sosial dan di dalamnya ada yang
sifatnya bekerja sama, ada yang bersaingan, bahkan pernah terdapat
pertentangan serius diantara siswa-siswa tertentu. Pertentangan itu menjurus
pada bentrokan fisik. Sebagai guru, Anda berusaha mendamaikan dan mereka
pada akhirnya berdamai. Namun demikian ternyata perdamaian hanya
diterima oleh kedua belah pihak yang bertikai hanya sementara waktu saja.
Bagaimana tanggapan Anda sebagai guru terhadap empat hal yaitu bekerja
sama (cooperation), persaingan (competition), pertikaian (conflict), dan
akomodasi?
Tentunya keempat bentuk interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan
kontinuitas, artinya bahwa interaksi itu dimulai dari bekerja sama, dilanjutkan
dengan persaingan dan memuncak menjadi pertikaian, akhirnya mengalami
proses akomodasi.
Manusia sebagai makhluk individu dalam hidup bermasyarakat tentunya akan
menentukan pilihan-pilihannya sendiri yang kadang-kadang berbeda dengan
individu-individu yang lain. Perbedaan-perbedaan inilah yang biasanya akan
menimbulkan suatu masalah dalam masyarakat, dan disebut dengan masalah
sosial. Dengan kata lain, manusia yang mempunyai kodrat sebagai makhluk
sosial, dalam hidup bermasyarakat tentu mengalami proses sosialisasi maupun
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5-3
interaksi sosial. Dalam proses sosialisasi dan interaksi sosial tersebut sangat
mungkin muncul adanya masalah sosial.
Pada bahan ajar unit-5 ini akan diuraikan tentang:
1. masalah-masalah sosial,
2. sebab-sebab timbulnya masalah sosial,
3. jenis-jenis masalah sosial,
4. teori sosial,
5. masalah sosial di lingkungan sekitar baik lokal, nasional, maupun
internasional dan
6. beberapa pendekatan pemecahan masalah sosial.
Pembahasan materi ini terkait dengan ilmu-ilmu sosiologi, antropologi, psikologi,
geografi, dan humaniora. Media yang digunakan adalah bahan ajar cetak dan non
cetak (Web). Oleh karena itu untuk mendalami materi ini Anda harus juga
mencari informasi melalui internet.
Setelah menguasai bahan ajar unit-5, Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan tentang pengertian atau konsep masalah sosial
2. menjelaskan sebab-sebab timbulnya masalah sosial
3. mengidentifikasi jenis-jenis masalah sosial
4. menjelaskan teori-teori sosial dan penerapannya
5. menjelaskan masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar baik yang bersifat
lokal, nasional, maupun internasional
6. menerapkan pendekatan/metode pemecahan masalah ke dalam kehidupan
sehari-hari baik masalah sosial yang bersifat lokal, nasional maupun
internasional.
Untuk membantu Anda menguasai keseluruhan materi, maka bahan ajar unit-5,
akan disajikan dengan pokok bahasan, sebagai berikut :
1. pengertian atau konsep masalah sosial
2. sebab-sebab timbulnya masalah sosial
3. jenis-jenis masalah sosial
4. teori-teori sosial
5. masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar baik yang bersifat lokal,
nasional, maupun internasional
6. pendekatan dan pemecahan masalah sosial
5 - 4 Unit 5
Sebagai pedoman Anda mempelajari bahan ajar unit-5 ikutilah beberapa petunjuk
belajar berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan, pahami betul isinya, apa tujuan
mempelajari unit ini, dan bagaiana cara mempelajarinya.
2. Bacalah bagian demi bagian, temukan kata kunci, kemudian berilah tanda atau
digarisbawahi
3. Pahami pengertian demi pengertian dari materi unit ini melalui pemahaman
sendiri atau diskusi kelompok dengan teman sejawat
4. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan teman atau tutor pada
waktu tutorial tatap muka.
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5-5
Subunit 1
Masalah-Masalah Sosial
A. Konsep/Pengertian Masalah Sosial
B
erbicara mengenai konsep/pengertian masalah sosial tidak dapat lepas
dengan konsep das sollen dan das sein.
Apa yang dimaksud dengan konsep tersebut, silahkan Anda menyimak
penjelasan berikut ini.
Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mengalami interaksi
antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dalam interaksinya,
manusia mengalami berbagai keadaan dan gejala yang sangat bervariasi,
karena setiap individu mempunyai keinginan sendiri-sendiri.
Pada umumnya keadaan yang menjadi dambaan masyarakat luas adalah
terciptanya suatu interaksi yang harmonis diantara sesama anggota
masyarakat.
Misalnya, pada hari Minggu di dusun Karangmojo akan mengadakan kerja
bakti membersihkan jalan. Kerja bakti tersebut diharapkan dikerjakan oleh
kaum laki-laki dari pemuda sampai orang tua. Mereka membersihkan saluran
air, pohon-pohon yang mengganggu kawat lisrik, membersihkan rumputrumput liar di tepi jalan, dan sebagainya. Sementara itu ibu-ibu atau kaum
perempuan juga ikut membantu, misalnya menyapu, membawakan makanan
dan minuman. Setelah mereka merasa lelah, maka mereka akan beristirahat
sambil makan dan minum bersama-sama, baik kaum laki-laki maupun kaum
perempuan. Suasana sangat akrab dan mereka bergembira bersama.
Keadaan seperti itu kelihatannya sangat diinginkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Keadaan yang menjadi keinginan dan menjadi harapan itulah
yang disebut dengan das sollen, yaitu apa yang seharusnya terjadi. Namun
pada kenyataannya tidak semua gejala berlangsung secara normal
sebagaimana yang dikehendaki oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
Gejala yang berlangsung secara nyata inilah yang dinamakan dengan das sein.
Antara das sollen dengan das sein tidak selalu terjadi kesesuaian. Kesenjangan
diantara keduanya itulah yang dinamakan dengan masalah, atau apa yang
seharusnya tidak sama dengan apa yang senyatanya. Apabila kesenjangan itu
berlarut-larut, maka hal itu bisa dikategorikan dalam masalah sosial.
5 - 6 Unit 5
Masalah sosial berkaitan dengan ukuran tentang nilai-nilai dan norma-norma
sosial yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Setiap masyarakat tentu saja
memiliki ukuran tentang nilai dan norma sendiri-sendiri yang berbeda dengan
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat yang lain. Nilai-nilai dan
norma-norma sosial yang hidup dalam masyarakat akan dijadikan sebagai
penuntun atau pedoman dalam kehidupannya.
Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu
obyek, jadi bukan obyek itu sendiri yang dinamakan nilai. Sesuatu itu
mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu
itu.
Sebagai contoh, bunga itu indah, perbuatan itu bermoral. Indah dan moral
adalah sifat atau kualitas yang melekat pada bunga atau perbuatan. Dengan
demikian nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan yang tersembunyi di
balik kenyataan-kenyataan lainnya.
Nilai mengandung cita-cita, harapan-harapan, dambaan, dan keharusan. Oleh
karena itu berbicara mengenai nilai berarti kita berbicara tentang hal-hal yang
ideal atau das sollen yaitu sesuatu yang seharusnya, bukan das sein atau
sesuatu yang senyatanya.
Nilai berada dalam tataran dunia ideal, bukan dunia yang real. Meskipun
demikian antara keduanya saling berhubungan atau berkaitan dengan erat,
artinya das sollen itu harus menjelma menjadi das sein, yang ideal harus
menjadi riil. Dalam kenyataannya ada orang atau sekelompok orang yang
dengan sengaja dan sadar melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilainilai yang hidup dalam masyarakat dan sangat dijunjung tinggi oleh
masyarakat tersebut.
Kenyataan-kenyataan seperti inilah yang akan menimbulkan kesenjangan dan
pada akhirnya akan menimbulkan masalah-masalah dalam masyarakat.
Apabila masalah-masalah itu menjadi berlarut-larut, maka gejala atau
kenyataan itu akan menjadi masalah sosial.
Jadi pada dasarnya masalah sosial itu berkaitan dengan nilai-nilai sosial. Hal
ini merupakan masalah karena memang ada kesenjangan antara tata kelakuan
yang seharusnya berlaku dengan keadaan yang senyatanya terjadi. Dalam hal
ini kita memerlukan nilai dan norma untuk mengukur apa yang dianggap baik
dan apa yang dianggap tidak baik, apa yang dianggap benar dan apa yang
dianggap tidak benar, hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang tidak
boleh dilakukan.
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5-7
Pengertian nilai yang telah diuraikan di atas masih bersifat abstrak. Oleh
karena itu agar dapat diterapkan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan
nyata, maka nilai harus dijabarkan ke dalam norma-norma yang sifatnya lebih
konkrit dan jelas sebagai pedoman. Misalnya, norma kesusilaan, norma
kesopanan, norma kesucian, norma keadilan, dan sebagainya.
1. Sebab-sebab Timbulnya Masalah Sosial
Setiap masyarakat pasti mendambakan adanya kemajuan dan
perkembangan dalam kehidupannya. Tidak bisa dipungkiri bahwa
kemajuan-kemajuan atau perkembangan-perkembangan itu tentu diiringi
oleh dampak-dampak yang akan berpengaruh bagi kehidupan
masyarakatnya. Dampak-dampak tersebut biasanya berupa masalahmasalah. Semakin cepat perkembangan itu berlangsung maka semakin
banyak pula masalah yang mungkin timbul. Dengan demikian sebetulnya
masalah-masalah sosial itu merupakan dampak dari proses perkembangan
masyarakat.
Apabila terjadi perubahan baik yang disebabkan karena adanya gagasangagasan baru maupun karena adanya penemuan-penemuan baru, hal ini
akan menimbulkan reaksi dari individu-individu dalam masyarakat
tersebut. Antara individu yang satu dengan individu yang lain kadangkadang muncul reaksi yang tidak sama, ada yang menyikapinya secara
positif tetapi ada pula yang menyikapinya secara negatif.
Pemahaman Anda tentang penjelasan di atas akan lebih jelas jika Anda
menyimak contoh-contoh berikut ini.
Misalnya listrik masuk desa, hal ini akan membawa pengaruh positif dan
negatif bagi kehidupan masyarakatnya. Pengaruh positif dapat dilihat yaitu
dengan masuknya listrik di daerah pedesaan, maka hal ini sangat
menguntungkan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat desa. Selain
menguntungkan dan bermanfaat untuk penerangan, masuknya listrik
tersebut juga mendorong masuknya alat-alat elektronik, seperti Televisi
(TV).
Masuknya televisi di daerah pedesaan akan membawa banyak perubahan
bagi masyarakat desa, karena siaran televisi banyak menyampaikan pesanpesan pembangunan, pengetahuan, hiburan, dan informasi-informasi yang
lain. Melalui acara-acara yang menyampaikan pesan-pesan tersebut maka
masyarakat desa akan lebih terbuka wawasannya, berpengetahuan luas dan
lebih maju, terutama untuk generasi-generasi mudanya, sehingga tidak
5 - 8 Unit 5
jauh tertinggal dengan masyarakat di daerah perkotaan. Kesenjangan
antara masyarakat desa dan masyarakat kota bisa diminimalkan.
Selain berpengaruh secara positif, maka televisi juga menghadirkan
pengaruh-pengaruh negatif atau pengaruh yang kurang baik. Acara-acara
televisi seperti hiburan, iklan juga akan berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku masyarakat untuk meniru, sehingga akan menghadirkan
kebiasaan-kebiasaan dan kebutuhan-kebutuhan baru pula yang kadangkadang tidak sesuai dengan kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat
desa.
Kebiasaan-kebiasaan dan kebutuhan-kebutuhan baru akibat acara televisi
tersebut dapat menimbulkan berbagai keinginan baru yang tidak
seluruhnya dapat terpenuhi. Apabila keinginan-keinginan baru itu terus
menerus mendesak, maka semakin lama akan menimbulkan kesenjangan
antara keinginan dan kenyataan. Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa
dengan masuknya listrik di desa ternyata juga menimbulkan masalahmasalah sosial dalam masyarakat.
Contoh lain dapat Anda lihat dalam uraian berikut ini.
Kemajuan dan perkembangan di bidang Iptek khususnya dalam bidang
komunikasi dan informasi, juga membawa pengaruh besar bagi
masyarakat. Kita ambil contoh dengan masuknya internet dalam dunia
kehidupan masyarakat.
Di satu sisi akan membawa pengaruh positif, sedang di sisi lain akan
membawa pengaruh negatif. Pengaruh positif ditunjukkan dengan adanya
kemajuan-kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, karena melalui internet
orang dengan mudah mengakses pengetahuan-pengetahuan maupun
informasi-informasi lain dari berbagai penjuru negara, sehingga hal ini
akan lebih membuka wawasan seseorang terhadap kemajuan-kemajuan.
Seseorang tidak akan merasa tertinggal jauh dengan orang-orang yang
berasal dari negara lain.
Di samping pengaruh positif, internet juga menghadirkan pengaruhpengaruh negatif, misalnya situs-situs porno, kebudayaan dari negaranegara lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Hal itu
tentu akan mencemari atau merusak moral bangsa, terutama generasi muda
sebagai penerus bangsa. Oleh karena itu seseorang memang harus pandai
dalam mengakses internet agar tidak terperangkap ke dalam jurang yang
akan merusak moral bangsa. Meningkatkan moral memang merupakan
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5-9
suatu hal yang sangat penting agar seseorang bisa bertindak dan bersikap
lebih bijaksana lagi.
Internet memang merupakan suatu dilema atau pilihan yang sangat sulit
antara kemajuan dan kemerosotan moral. Di satu sisi akan membawa
perkembangan dan kemajuan bagi suatu bangsa, namun di sisi lain akan
merusak moral bangsa jika tidak bisa menyikapinya dengan baik.
Kesenjangan antara dampak positif dan negatif atau antara kemajuan dan
kemerosotan moral inilah yang akan menimbulkan masalah-masalah sosial
dalam masyarakat.
Pada umumnya perubahan itu sangat bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat terutama yang mendukung perkembangan. Namun mungkin
saja terjadi kegoncangan, terutama jika perubahan itu berlangsung secara
cepat. Proses perubahan itu memerlukan penyesuaian dari para individu
dan kelompok, yang tidak selalu berlangsung secara cepat dan mulus.
Dalam proses penyesuaian itulah yang kadang-kadang menimbulkan
masalah-masalah sosial.
2. Jenis-jenis Masalah Sosial
Masalah-masalah sosial yang hidup dalam
diklasifikasikan kedalam beberapa hal, yaitu:
masyarakat
dapat
a. Kemiskinan
Masalah kemiskinan bisa dipandang secara relatif oleh masing-masing
orang, hal ini tergantung pada taraf kehidupan masyarakat setempat.
Bagi masyarakat modern, miskin itu dipandang karena tidak
terpenuhinya seluruh kebutuhan hidupnya. Akan tetapi bagi
masyarakat yang sederhana kemiskinan itu dipandang karena mereka
tidak dapat memenuhi kebutuhan primernya seperti sandang, pangan,
dan papan.
Jadi secara umum kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan di
mana anggota masyarakat tidak sanggup memelihara dirinya sendiri
sesuai dengan taraf kehidupan kelompok, dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok
tersebut. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, miskin
budaya dan budaya miskin. Miskin budaya adalah miskin pengetahuan
atau miskin kreativitas, dengan keterbatasan kemampuannya maka
seseorang tidak mampu melakukan sesuatu yang lebih baik, sehingga
5 - 10
Unit 5
tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya atau kebutuhan primernya.
Adapun budaya miskin adalah budaya malas, orang yang etos kerjanya
sangat rendah meskipun mereka mempunyai kemampuan, pengetahuan
yang memadai dan juga memiliki daya kreatifitas.
b. Kejahatan atau Kriminalitas
Kejahatan berhubungan dengan organisasi-organisasi yang hidup
dalam masyarakat. Biasanya kejahatan yang dilakukan oleh seseorang
disebabkan karena adanya kekecewaan, merupakan bentuk
kompensasi, dapat juga ditimbulkan oleh golongan yang menganggap
dirinya kebal terhadap hukum dan sarana-sarana pengendalian sosial
lainnya, juga situasi sosial yang memberikan peluang atau kesempatan
untuk melakukan kejahatan.
c. Disorganisasi Keluarga
Adapun yang dimaksud dengan disorganisasi keluarga adalah
perpecahan keluarga sebagai satu unit karena anggota keluarga gagal
memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan peranan sosialnya.
Bentuk-bentuk disoganisasi keluarga antara lain:
•
Unit keluarga tidak lengkap karena hubungan di luar perkawinan
•
Perceraian
•
Tidak ada komunikasi yang baik diantara anggota keluarga
•
Krisis keluarga yang disebabkan faktor intern dan ekstern
d. Peperangan
Masalah peperangan berbeda dengan masalah sosial lainnya karena
menyangkut beberapa masyarakat sekaligus, sehingga merupakan
masalah sosial yang paling sulit dipecahkan. Peperangan
mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan
baik bagi negara yang dapat memenangkan perang maupun bagi
negara yang kalah perang.
e. Pelanggaran Terhadap Norma-norma Masyarakat
Bentuk masalah sosial yang disebabkan karena adanya pelanggaran
terhadap norma-norma sosial yang hidup dalam masyarakat dapat
berupa:
•
Pelacuran, berpengaruh besar terhadap moral seseorang.
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 11
f.
•
Delinkuensi anak-anak yaitu, kelompok anak-anak muda yang
tergabung dalam suatu organisasi baik formal maupun non formal
yang mempunyai tingkah laku yang tidak disukai oleh masyarakat
pada umumnya.
•
Alkoholisme, akibat dari alkoholisme adalah kurangnya
kemampuan untuk mengendalikan diri baik secara fisik, psikologis,
maupun sosial sehingga tindakannya akan mengganggu
ketenteraman masyarakat secara umum.
Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan merupakan masalah dasar terjadinya masalahmasalah sosial yang lain. Artinya masalah kependudukan menjadi
pendorong timbulnya masalah-masalah sosial yang lain. Pertumbuhan
penduduk akan diikuti oleh pertumbuhan kebutuhan hidupnya. Apabila
kebutuhan hidup itu tidak terpenuhi akan mengakibatkan terjadinya
berbagai ketimpangan, misalnya dalam bidang ekonomi, ekologi atau
lingkungan, pendidikan dan sebagainya.
g. Masalah Lingkungan
Secara umum, masalah lingkungan dapat diartikan sebagai masalah
yang terjadi dalam lingkungan hidup manusia. Masalah lingkungan ini
tidak bisa berdiri sendiri artinya masalah ini terkait dengan masalahmasalah yang lain, seperti masalah kependudukan, misalnya tingginya
arus urbanisasi, rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan
sebagainya. Selain itu juga terkait dengan perkembangan Iptek.
B. Teori-Teori Sosial
Sebelum membahas lebih jauh tentang masalah-masalah sosial yang ada di
lingkungan sekitar kita, maka baiklah kita membahas tentang teori-teori sosial
lebih dulu.
Adapun teori-teori sosial yang akan dibahas di sini adalah teori
Fungsionalisme Struktural dan teori Konflik.
1. Teori Fungsionalisme Struktural
Tokoh-tokoh pengembang dan pendukung teori Fungsionalisme Struktural
ini antara lain, Talcott Parsons, Robert K. Merton, dan Neil Smelser. Teori
5 - 12
Unit 5
ini menjelaskan tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat yang didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu:
a. Masyarakat harus dianalisis sebagai satu kesatuan yang utuh dan terdiri
dari beberapa bagian yang saling berinteraksi.
b. Bagian-bagian dalam masyarakat tersebut saling berhubungan, sifat
hubungannya ada yang searah tapi ada juga yang bersifat timbal balik.
c. Sistem sosial yang ada bersifat dinamis, penyesuaian tidak perlu
banyak merubah sistem sebagai satu kesatuan yang utuh.
d. Integrasi yang sempurna dalam masyarakat tidak pernah ada, oleh
karena itu dalam masyarakat senantiasa timbul ketegangan-ketegangan
dan penyimpangan-penyimpangan. Akan tetapi keteganganketegangan dan penyimpangan-penyimpangan itu akan dinetralisir
melalui proses pelembagaan.
e. Perubahan-perubahan akan berjalan secara perlahan-lahan sebagai
suatu proses adaptasi dan penyesuaian.
f. Perubahan merupakan hasil penyesuaian dari luar, tumbuh oleh adanya
diferensiasi dan inovasi
g. Sistem diintegrasikan melalui pemilikan nilai-nilai yang sama
Menurut teori Fungsionalisme Struktural, masyarakat sebagai suatu sistem
memiliki struktur yang terdiri dari banyak lembaga yang masing-masing
lembaga memiliki fungsi sendiri-sendiri. Struktur dan fungsi, dengan
kompleksitas yang berbeda-beda ada pada setiap masyarakat, baik pada
masyarakat yang modern maupun pada masyarakat primitif.
Sebagai contoh:
a. Lembaga pendidikan, lembaga ini mempunyai fungsi untuk
mewariskan nilai-nilai yang hidup dalam suatu masyarakat kepada
generasi-generasi penerus bangsa.
b. Lembaga keagamaan, lembaga ini mempunyai fungsi untuk
membimbing, dan mengarahkan pemeluk-pemeluknya agar menjadi
manusia yang bermoral baik, sehingga bisa menuntun setiap manusia
dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
c. Lembaga ekonomi, lembaga ini mempunyai fungsi untuk mengatur
proses produksi, konsumsi, dan distribusi barang-barang maupun jasa.
d. Lembaga politik, lembaga ini mempunyai fungsi untuk menjaga dan
mengatur tatanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, sehingga kehidupan kita akan menjadi lebih baik dan
teratur.
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 13
e. Lembaga keluarga, lembaga ini mempunyai fungsi untuk menjaga
kelangsungan perkembangan jumlah penduduk.
f. Lembaga sosial, lembaga ini mempunyai fungsi untuk mengatur relasi
antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, karena pada
prinsipnya manusia itu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan
saling berinteraksi.
g. Lembaga kebudayaan, lembaga ini mempunyai fungsi untuk
melestarikan nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan warisan dari
nenek moyang kita.
h. Lembaga hukum, lembaga ini mempunyai fungsi untuk mengatur
kehidupan masyarakat agar lebih tertib dan teratur berdasarkan hukum
yang berlaku di negara kita.
Lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat tersebut saling terkait satu
sama lain. Lembaga-lembaga itu juga saling berinteraksi satu sama lain,
dan pelaksanaan masing-masing lembaga saling menyesuaikan sehingga
dalam kehidupan masyarakat akan selalu terjadi keseimbangan.
Kadang-kadang ketidakseimbangan juga akan muncul, namun hal ini
sifatnya hanya sementara, karena apabila terjadi ketidakseimbangan, maka
lembaga-lembaga yang lainpun akan terganggu. Oleh karena itu lembagalembaga yang lain akan segera berusaha untuk menyeimbangkan kembali.
Sebagai contoh, pengaruh globalisasi saat ini sangat dirasakan sekali oleh
masyarakat kita. Di satu sisi kita senang karena adanya perkembangan dan
kemajuan dalam kehidupan masyarakat, tapi di sisi lain globalisasi juga
berdampak kurang baik terutama bagi masyarakat yang belum siap untuk
menghadapinya.
Misalnya, hadirnya pasar-pasar modern (hypermarket) di tengah-tengah
kehidupan masyarakat ternyata telah menggeser pasar-pasar tradisional
yang sudah lebih dulu ada. Orang lebih senang pergi berbelanja ke pasarpasar modern yaitu supermarket atau swalayan-swalayan, karena
tempatnya lebih bagus, lebih nyaman, serta barang-barangnya pun juga
lebih baik dan lebih menarik. Kehadiran pasar-pasar modern tersebut juga
membuat masyarakat lebih senang, sehingga akan sangat menguntungkan
baik bagi masyarakat maupun bagi pengusaha. Pengusaha sebagai wujud
lembaga ekonomi merasa sangat senang, karena mendapatkan keuntungan
lebih banyak.
Namun beberapa saat kemudian dampak negatif juga akan muncul, yaitu
ketegangan-ketegangan dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena para
5 - 14
Unit 5
pedagang di pasar-pasar tradisional mulai berunjuk rasa, karena mereka
merasa bahwa rejekinya mulai berkurang. Melihat ketegangan-ketegangan
yang terjadi dalam masyarakat tersebut, maka lembaga hukum dan
lembaga politik mulai mengambil langkah-langkah penyesuaian.
Pemerintah mulai menertibkan para pedagang di pasar-pasar tradisional.
Selain itu juga membangun pasar-pasar tradisional agar kondisinya
semakin baik, semakin menarik, semakin bersih dan semakin nyaman
untuk berbelanja sehingga banyak orang yang akan kembali berbelanja di
pasar-pasar tradisional. Dengan kata lain, pasar tradisional tidak akan
ditinggalkan oleh masyarakat, meskipun di tengah-tengah masyarakat
marak dengan munculnya pasar-pasar modern. Kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah akan menguntungkan kedua belah pihak,
sehingga masyarakat akan berada dalam keseimbangan kembali dengan
kondisi yang lebih maju dan lebih baik.
Contoh lain bisa kita lihat dalam uraian berikut ini. Globalisasi selain
berpengaruh dalam bidang ekonomi juga berpengaruh dalam bidangbidang yang lain, diantaranya dalam bidang kebudayaan. Seperti halnya
dalam bidang ekonomi, pengaruh globalisasi dalam bidang kebudayaan
pun juga sangat kita rasakan. Masuknya budaya-budaya asing di negara
kita tentu saja akan membawa dampak baik positif maupun dampak
negatif. Anak-anak muda sekarang mulai menyukai budaya-budaya yang
berasal dari luar, dan mulai meninggalkan budayanya sendiri, atau budaya
yang dimilikinya sudah mulai luntur. Bahkan ada anak yang sudah tidak
mengenali budayanya sendiri.
Hal ini apabila dibiarkan terus menerus tentu akan membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara sendiri. Misalnya, anak yang tidak
mengenali kesenian daerahnya sendiri atau kesenian tradisional, tari-tarian
daerah, lagu daerah, dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena adanya
pengaruh-pengaruh budaya asing yang masuk. Anak-anak akan merasa
ketinggalan jaman jika masih mempertahankan budaya tradisional,
sehingga mereka lebih senang menggunakan budaya-budaya asing yang
menurut anggapannya lebih baik dan lebih modern.
Dalam hal ini lembaga kebudayaan merasa sangat dirugikan, karena
lembaga tersebut berfungsi untuk melestarikan budaya-budaya daerah atau
budaya tradisional, sehingga beberapa saat kemudian akan muncul
ketegangan-ketegangan dalam masyarakat. Melihat ketegangan tersebut,
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 15
maka lembaga pendidikan mengambil langkah-langkah penyesuaian, yaitu
dengan membuat aturan-aturan melalui dunia pendidikan.
Misalnya, dengan melestarikan kesenian-kesenian tradisional melalui
kegiatan ekstra kurikuler yang harus diikuti oleh murid-murid, melalui
muatan lokal (mulok) untuk mempelajari bahasa daerah, dan sebagainya.
Melalui kegiatan tersebut maka secara tidak langsung anak akan
mempelajari dan mulai mengenal kesenian-kesenian tradisional yang
menjadi miliknya, sehingga budaya-budaya tradisional tersebut akan tetap
lestari di tengah-tengah derasnya arus globalisasi.
Dengan demikian masyarakat akan berada dalam keseimbangan kembali,
dengan kondisi yang lebih baik dan lebih maju.
2. Teori Konflik
Teori konflik memandang bahwa adanya kemiskinan di dunia ketiga
sebagai akibat dari proses perkembangan kapitalis di dunia barat.
Kemiskinan yang dialami oleh sebagian besar umat manusia merupakan
“tumbal” kejayaan masyarakat kapitalis. Negara-negara sedang
berkembang sekarang ini dijadikan sebagai sapi perah bagi negara-negara
barat. Oleh karena itu jika negara-negara sedang berkembang ingin maju
maka harus mampu melepaskan dan memutuskan hubungan dengan
negara-negara kapitalis.
Teori konflik memiliki beberapa asumsi, antara lain:
a. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki sejumlah kepentingan yang
paling mendasar. Mereka selalu berusaha untuk dapat mewujudkan
kepentingan-kepentingan tersebut.
b. Kekuasaan mendapatkan penekanan sebagai pusat hubungan sosial,
karena kekuasaan pada hakekatnya bersifat pemaksaan, maka
kekuasaan justru merupakan sumber konflik.
c. Ideologi dan nilai-nilai yang digunakan sebagai penuntun dan
pedoman dalam hidup bermasyarakat, bukan merupakan sarana untuk
mencapai integrasi dan mengembangkan identitas bangsa.
Antara teori konflik dengan teori fungsional struktural terdapat saling
perbedaan, bahkan sangat bertentangan. Sebagaimana kita ketahui bahwa
teori fungsional struktural memandang masyarakat dan lembaga-lembaga
sosial yang ada sebagai suatu sistem yang bagian-bagiannya saling terkait
dan ada saling ketergantungan. Bagian-bagian itu saling bekerjasama
dengan baik untuk menciptakan suatu keseimbangan. Akan tetapi mereka
5 - 16
Unit 5
tidak menolak jika konflik itu juga sering muncul dalam masyarakat,
namun masyarakat itu sendirilah yang juga akan mengatasinya.
Berbeda dengan teori fungsional struktural dalam memandang masyarakat,
teori konflik memandang masyarakat sebagai suatu arena dimana antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain saling berebut, misalnya
berebut kekuasaan. Apabila golongan fungsional melihat Undang-undang
sebagai jalan untuk meningkatkan integrasi sosial, maka teori konflik akan
memandang Undang-undang itu sebagai suatu bentuk aturan yang akan
menguntungkan salah satu kelompok saja.
Baiklah, untuk lebih memperjelas tentang teori konflik di atas maka
simaklah contoh berikut ini. Indonesia adalah negara yang plural atau
majemuk atau beraneka ragam dalam setiap aspek kehidupannya. Bagi
golongan fungsional, pluralitas atau keanekaragaman tersebut dipandang
sebagai suatu kekayaan bangsa, karena apabila keanekaragaman bangsa itu
bisa dikelola dengan baik, arif dan bijaksana, maka hal itu justru akan
menjadi kekuatan bangsa.
Kekuatan bangsa itulah yang akan mendorong terwujudnya integrasi
bangsa atau persatuan. Keanekaragaman itu mengandung perbedaanperbedaan, dan yang berbeda itu harus kita pandang sebagai sesuatu yang
indah karena saling mewarnai dan melengkapi. Sebaliknya, golongan
konflik memandang bahwa keanekaragaman bangsa itu mengandung
perbedaan-perbedaan, dan perbedaan-perbedaan itulah yang merupakan
pemicu atau sumber konflik. Konflik yang terjadi secara terus menerus
akan menimbulkan perpecahan yang akan mengarah pada disintegrasi
bangsa.
Contoh lain bisa Anda lihat misalnya pada sistem kerja di sebuah pabrik.
Sebuah pabrik tentunya terdiri dari bagian-bagian yang berbeda tapi saling
terkait antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Golongan
fungsional mengatakan bahwa bagian-bagian yang berbeda dalam pabrik
tersebut saling bekerja sama sehingga menyebabkan pabrik itu bisa
beroperasi dengan baik.
Sebaliknya, golongan konflik memandang bahwa bagian-bagian dalam
pabrik tersebut saling bertentangan. Masing-masing bagian membentuk
suatu grup atau kelompok sendiri-sendiri, dan mereka berusaha bekerja
sebaik mungkin untuk kelompoknya sendiri. Hal ini tentu akan
menimbulkan persaingan di antara kelompok-kelompok yang ada, dan
pada akhirnya persaingan itu akan menimbulkan konflik. Jadi teori konflik
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 17
tidak memusatkan perhatiannya pada keseimbangan, adanya saling
ketergantungan, dan adanya kerja sama antara bagian yang satu dengan
bagian yang lain.
Apabila kita cermati lebih jauh lagi, hal-hal yang dapat memicu timbulnya
konflik dalam suatu masyarakat adalah kekuasaan, prestise, dan kekayaan.
Dalam usaha untuk memiliki hal-hal tersebut, tidak ada orang yang mau
mengalah secara sukarela. Berdasarkan hal ini maka dalam masyarakat
akan senantiasa timbul konflik sosial untuk memperebutkan kekuasaan,
prestise, dan kekayaan. Melalui cara apapun hal itu akan ditempuh, dan
konflik yang timbul dapat terjadi dalam berbagai bentuk, misalnya
kekerasan fisik.
C.
Masalah-Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar
Seperti yang telah kita pelajari di atas bahwa masalah-masalah sosial yang ada
dalam masyarakat ditimbulkan karena adanya kesenjangan antara das sollen
dengan das sein. Apa yang seharusnya terjadi tidak sama dengan kenyataan
yang sesungguhnya terjadi.
Dalam membahas masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar,
akan diklasifikasikan kedalam tiga aspek, yaitu masalah sosial dalam skope
atau lingkup lokal, nasional, dan internasional.
Agar pemahaman Anda lebih jelas, silahkan menyimak penjelasan-penjelasan
berikut ini.
1. Masalah-masalah Sosial Dalam Lingkup Lokal
Masalah-masalah sosial dalam lingkup lokal adalah masalah-masalah yang
dialami oleh seseorang dalam interaksinya dengan masyarakat. Masalahmasalah sosial ini dapat berupa:
a. Kemiskinan
Masalah kemiskinan ini bisa dialami oleh seseorang maupun oleh
sekelompok orang dalam suatu wilayah tertentu. Biasanya masalah
kemiskinan muncul karena tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
hidup yang paling mendasar atau kebutuhan primer, yaitu sandang,
pangan, dan papan. Masalah ini biasanya timbul pada orang atau
masyarakat yang masih sederhana, orang yang tidak memiliki
pekerjaan tetap sehingga penghasilannya masih jauh dibawah standar.
5 - 18
Unit 5
Untuk memenuhi kebutuhan primer saja sulit, apalagi kebutuhan
sekunder. Namun kadang-kadang kemiskinan juga terjadi pada
seseorang atau sekelompok orang yang sudah modern. Biasanya hal
ini disebabkan karena mereka tidak bisa memenuhi seluruh
kebutuhannya, meskipun untuk kebutuhan primer sudah terpenuhi.
Namun kebutuhan sekunder merasa masih belum terpenuhi.
b. Kejahatan atau Kriminalitas
Masalah kemiskinan pada akhirnya juga berdampak pada masalahmasalah yang lain, seperti timbulnya kejahatan, kriminalitas, dan
sebagainya. Dalam kondisi yang tidak memiliki apa-apa, akan
mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk berbuat jahat.
Namun ada kalanya kejahatan itu juga terjadi karena situasi sosial yang
memberikan peluang atau kesempatan untuk melakukan kejahatan.
Kejahatan ini terjadi sebagai bentuk kompensasi atau kekecewaan
yang sangat mendalam yang dialami oleh seseorang atau sekelompok
orang. Oleh karena itu mereka akan melakukan tindakan apa saja demi
kepuasan dirinya, meskipun hal itu akan merugikan orang lain.
c. Masalah Keluarga
Dalam masalah keluarga biasanya yang muncul adalah masalah
disorganisasi keluarga, yaitu perpecahan keluarga sebagai suatu unit.
Hal ini disebabkan karena anggota keluarga gagal memenuhi
kewajibannya sesuai dengan peranan sosialnya.
Sebagai contoh misalnya perceraian, karena kurangnya komunikasi
antar anggota keluarga sehingga menimbulkan pertengkaran. Krisis
keluarga yang disebabkan karena faktor-faktor intern dan ekstern,
seperti kemiskinan, orang tua yang baru saja di PHK(Pemutusan
Hubungan Kerja) dari pekerjaannya, intervensi atau campur tangan
pihak-pihak luar dalam urusan rumah tangga, dan sebagainya.
d. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja atau tidak mempunyai
pekerjaan saat mereka termasuk dalam usia produktif. Hal ini bisa
terjadi karena mereka malas bekerja atau karena baru saja
diberhentikan dari pekerjaannya. Penyebab terjadinya masalah
pengangguran ini sangatlah kompleks, dan terkait antara masalah yang
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 19
satu dengan masalah yang lain. Misalnya, tingginya tingkat urbanisasi
yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan untuk
mendapatkan pekerjaan. Padahal di kota sulit untuk mencari pekerjaan,
sehingga mereka justru akan menyebabkan terjadinya pengangguran.
Pengangguran akan meningkatkan kemiskinan dan kriminalitas.
e. Pelanggaran Terhadap Norma-norma Masyarakat
Bentuk masalah sosial yang disebabkan karena melanggar normanorma yang berlaku dalam masyarakat bermacam-macam. Misalnya,
melanggar norma-norma kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat
yang sangat dijunjung tinggi. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan
ini akan berpengaruh besar terhadap moral seseorang.
Bentuk lain dari pelanggaran ini misalnya seseorang yang tidak
melaksanakan adat atau tradisi yang hidup dalam masyarakat seperti
kenduri, tradisi gotong royong, dan sebagainya. Meskipun mereka
yang tidak melaksanakan tradisi yang berlaku dalam masyarakat itu
tidak mendapatkan sangsi hukum, namun mereka akan mendapatkan
sangsi sosial, seperti dikucilkan oleh masyarakat. Hal yang demikian
apabila terjadi terus menerus akan menimbulkan masalah sosial dalam
masyarakat.
D.
Masalah-masalah Sosial Dalam Lingkup Nasional
Masalah-masalah sosial dalam lingkup nasional adalah masalah-masalah yang
dialami oleh masyarakat dalam suatu wilayah tertentu namun akibatnya akan
dirasakan oleh seluruh bangsa dalam suatu wilayah negara. Masalah-masalah
sosial ini dapat berupa:
1. Kemiskinan
Kemiskinan bisa menjadi masalah dalam lingkup lokal, namun bisa juga
menjadi masalah dalam lingkup nasional. Ketika kemiskinan itu dialami
oleh sekelompok orang dalam suatu wilayah tertentu, dan berdampak luas
sampai pada negara, maka kemiskinan tersebut bisa dikategorikan dalam
lingkup nasional.
Misalnya, terjadi bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah
longsor, gunung meletus, banjir, banjir lumpur panas di Sidoarjo, dan
sebagainya. Bencana-bencana alam yang hebat tersebut dapat
meluluhlantakkan suatu daerah, sehingga masyarakat yang tinggal di
5 - 20
Unit 5
daerah tersebut akan kehilangan keluarganya, harta bendanya, rumahnya,
dan juga mata pencahariannya.
Keadaan seperti inilah yang akhirnya akan menimbulkan kemiskinan
dalam lingkup nasional karena bukan hanya menjadi beban bagi
seseorang, tapi juga menjadi beban atau masalah bagi suatu negara.
2. Pengangguran
Pengangguran juga bisa dikategorikan dalam masalah lokal maupun
masalah nasional, tergantung dari mana kita memandangnya. Ketika
pengangguran itu dialami oleh seseorang dan hanya berdampak pada suatu
wilayah tertentu, maka pengangguran ini hanya bersifat lokal.
Namun apabila pengangguran ini terjadi pada sekelompok orang dan akan
berdampak pada wilayah negara, maka pengangguran ini bisa disebut
sebagai pengangguran yang sifatnya nasional. Misalnya pengangguran ini
terjadi karena sekelompok orang atau masyarakat yang kehilangan mata
pencahariannya atau pekerjaannya karena bencana alam atau karena
diberhentikan dari pekerjaannya.
3. Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan merupakan masalah yang akan mendasari
masalah-masalah sosial yang lain. Artinya masalah kependudukan ini akan
mendorong timbulnya masalah-masalah sosial yang lain.
Misalnya, pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, distribusi penduduk
yang tidak merata, kepadatan penduduk, tingkat urbanisasi yang masih
cukup tinggi. Masalah-masalah penduduk tersebut pasti akan diikuti oleh
masalah-masalah yang lain.
Sebagai contoh, pertumbuhan penduduk yang sangat pesat akan diikuti
oleh pertumbuhan kebutuhan hidup. Apabila kebutuhan-kebutuhan hidup
itu tidak terpenuhi, akan mengakibatkan terjadinya berbagai ketimpangan,
baik di bidang ekonomi, ekologi atau lingkungan, pendidikan, dan
sebagainya.
Distribusi penduduk yang tidak merata juga akan menyebabkan
terkonsentrasinya penduduk di suatu daerah, sehingga menimbulkan
kepadatan penduduk di suatu daerah, sementara ada daerah-daerah lain
yang jarang sekali penduduknya. Hal ini tentu saja akan menimbulkan
masalah atau ketimpangan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun
pertahanan dan keamanan. Masalah urbanisasi juga akan berdampak pada
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 21
masalah-masalah sosial, seperti masalah ekonomi, sosial, ekologi atau
lingkungan karena penduduk yang menumpuk di daerah perkotaan
tersebut akan menimbulkan pencemaran sehingga lingkungan menjadi
kumuh.
4. Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan ini terjadi karena ulah manusia yang dengan sengaja
merusak lingkungan hidupnya yang seharusnya digunakan sebagai
penopang kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Misalnya, membuang
limbah baik itu limbah industri maupun limbah domestik atau limbah
rumah tangga tidak pada tempatnya.
Hal ini tentu saja akan menimbulkan pencemaran baik pencemaran darat,
air, maupun udara, sehingga akan mengganggu kelangsungan hidup
manusia itu sendiri. Penebangan hutan secara liar, akan mengakibatkan
banjir
dan tanah longsor yang akhirnya manusialah yang akan
menanggung akibatnya.
Eksploitasi kekayaan alam secara tidak bertanggung jawab juga akan
menyebabkan kerusakan lingkungan. Selain itu masalah lingkungan juga
bisa terjadi karena faktor alam, di luar kekuasaan manusia sehingga
manusia tidak akan mampu untuk mencegahnya. Misalnya terjadinya
bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, tsunami, angin
puting beliung, tanah longsor, dan sebagainya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masalah lingkungan itu terjadi
karena adanya ketimpangan antara manusia (penduduk) dengan daya
dukung alam atau lingkungan sebagai penopang kelangsungan hidup
manusia itu sendiri.
5. Konflik Sosial
Konflik sosial terjadi karena adanya pertentangan, percekcokan,
perselisihan, ketegangan antar anggota masyarakat secara menyeluruh.
Pertentangan tersebut muncul karena adanya perbedaan-perbedaan baik
secara individual maupun kelompok, misalnya perbedaan pendapat,
pandangan, penafsiran, pemahaman, kepentingan, dan sebagainya.
Secara lebih luas pertentangan juga bisa diakibatkan karena adanya
perbedaan agama, suku bangsa, bahasa, budaya, dan profesi Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang majemuk atau beraneka ragam dalam
aspek-aspek kehidupannya, apabila keanekaragaman tersebut tidak
5 - 22
Unit 5
dikelola dengan baik maka timbulnya adalah konflik yang akhirnya akan
menjurus ke perpecahan atau disintegrasi.
Namun apabila keanekaragaman tersebut bisa dikelola dengan baik, maka
yang berbeda-beda atau beraneka ragam itu akan menjadi kekayaan bagi
suatu bangsa, sehingga akan menimbulkan persatuan atau integrasi bangsa.
E.
Masalah-masalah Sosial Dalam Lingkup Internasional
Masalah-masalah sosial dalam lingkup internasional adalah masalah-masalah
yang terjadi dalam suatu wilayah negara namun akibatnya akan dirasakan oleh
negara-negara lain. Jadi bukan hanya negara yang bersangkutan yang akan
merasakan akibatnya, api juga akan berdampak lebih luas sampai ke negaranegara lain. Apabila hal ini tidak segera diatasi maka dampaknya akan lebih
parah lagi.
Masalah-masalah sosial tersebut dapat berupa:
1. Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan dalam lingkup internasional disini adalah yang
berdampak sangat luas karena dampaknya akan dirasakan oleh negaranegara lain. Misalnya kebakaran hutan yang terjadi di daerah Kalimantan,
ternyata asapnya tidak hanya dirasakan oleh bangsa Indonesia sendiri, tapi
juga dirasakan oleh negara-negara tetangga kita seperti Malaysia,
Singapura. Apabila masalah seperti ini tidak segera diatasi, maka bisa juga
menimbulkan konflik antar negara. Pencemaran yang ditimbulkan dari
asap kebakaran hutan tersebut akan menimbulkan berbagai macam
penyakit.
2. Terorisme
Terorisme adalah segala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung
kepada negara dengan maksud menciptakan bentuk teror atau ancaman
terhadap orang-orang tertentu atau sekelompok orang atau masyarakat
luas. Teror digunakan sebagai teknik untuk mencapai tujuan.
Terorisme ini dikategorikan sebagai masalah dalam lingkup internasional,
karena biasanya jaringan teroris bekerjasama dengan negara-negara lain
dan dampaknya juga akan dirasakan di dunia internasional. Taktik yang
sering digunakan oleh kelompok teroris adalah pengeboman, pembajakan,
pembunuhan, penghadangan, penculikan, penyanderaan, perampokan,
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 23
ancaman atau intimidasi. Melihat bahayanya aksi terorisme, maka tindak
terorisme itu harus segera ditanggulangi secara baik dan bijaksana.
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, maka silahkan
anda mengerjakan latihan berikut ini.
1. Apakah yang dimaksud dengan masalah dan masalah sosial?
2. Sebutkanlah dan jelaskan masalah-masalah sosial yang ada disekitar kita!
3. Berikanlah contoh masalah-masalah sosial dalam lingkup lokal, nasional, dan
internasional!
Petunjuk Jawaban Latihan
1. Bacalah kembali bagian awal dari uraian tentang konsep atau pengertian
masalah dan masalah sosial.
2. Pelajari kembali uraian yang membahas tentang masalah-masalah sosial yang
ada di sekitar kita.
3. Bacalah kembali uraian tentang masalah-masalah sosial dalam lingkup lokal,
nasional, dan internasional.
Rangkuman
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi (das
sollen) dengan apa yang betul-betul terjadi (das sein). Apabila masalah
tersebut terjadi berlarut-larut, maka akan menjadi masalah sosial. Masalah
sosial berkaitan dengan nilai dan norma. Masalah sosial muncul karena
ada kesenjangan antara tata kelakuan yang seharusnya berlaku dengan
keadaan yang senyatanya terjadi dan berlawanan dengan hukum.
Masalah-masalah sosial ini juga didasarkan pada teori-teori sosial yaitu,
teori Fungsionalisme Struktural dan teori Konflik. Teori Fungsionalisme
Struktural menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari
banyak lembaga yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri,
5 - 24
Unit 5
namun saling terkait satu sama lain dan saling berinteraksi, sehingga
kehidupan masyarakat selalu berada dalam keseimbangan.
Teori Konflik memandang masyarakat sebagai suatu arena dimana antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain saling berebut untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Benturan antara kelompok satu
dengan kelompok lain itulah yang akan menimbulkan konflik, karena
mereka memandang masyarakat bukan sebagai suatu sistem dimana di
dalamnya terdapat suatu keseimbangan, saling ketergantungan, dan saling
bekerja sama.
Masalah-masalah sosial ini biasanya dialami oleh individu, kelompok,
masyarakat, maupun negara. Oleh karena itu masalah sosial ini terjadi
dalam lingkup lokal, nasional, dan internasional.
Contoh masalah-masalah sosial dalam lingkup lokal, kemiskinan,
kejahatan atau kriminalitas, masalah keluarga, pengangguran, pelanggaran
terhadap norma-norma masyarakat. Masalah sosial dalam lingkup
nasional, kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan, masalah
lingkungan, konflik sosial. Masalah sosial dalam lingkup internasional,
masalah lingkungan, terorisme.
Pada hakekatnya masalah-masalah sosial dalam lingkup lokal, nasional,
dan internasional itu tidak dapat dipisahkan. Masalah-masalah tersebut
saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Jadi masalah dalam lingkup
lokal dapat menjadi masalah nasional, masalah dalam lingkup nasional
dapat menjadi masalah inernasional.
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 25
Tes Formatif 1
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan.
1. Manusia disebut sebagai makhluk monodualis karena manusia memiliki sifat
kodrat sebagai .....
A. makhluk Tuhan
B. makhluk individu
C. makhluk sosial
D. makhluk individu sekaligus makhluk sosial
2. Agar manusia dapat hidup serasi dengan lingkungan di sekitarnya, maka sejak
kecil memerlukan proses pembelajaran, proses ini disebut.....
A. interaksi
B. sosialisasi
C. adaptasi
D. komunikasi
3. Sosialisasi bertujuan untuk membentuk .....
A. kepribadian anak
B. kedisiplinan anak
C. kesopanan anak
D. kemandirian anak
4. Kesenjangan antara das sollen dengan das sein disebut.....
A. masalah
B. masalah sosial
C. sikap sosial
D. perilaku sosial
5. Kesenjangan antara das sollen dengan das sein yang berlarut-larut
disebut.....
A. masalah
B. masalah sosial
C. sikap sosial
D. perilaku sosial
5 - 26
Unit 5
6. Pelacuran termasuk jenis masalah sosial karena melanggar norma-norma
masyarakat, yaitu disebut norma ....
A. kesopanan
B. kemanusiaan
C. kesusilaan
D. keagamaan
7. Keanekaragaman bangsa dalam berbagai aspek kehidupannya jika tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan.....
A. perpecahan
B. disintegrasi
C. konflik
D. integrasi
8. Tingginya tingkat urbanisasi dapat menimbulkan masalah-masalah seperti
dibawah ini, kecuali ....
A. lingkungan
B. kependudukan
C. kriminalitas
D. keluarga
9. Teori Fungsionalisme Struktural memandang masyarakat sebagai.....
A. suatu sistem yang bagian-bagiannya saling terkait, saling berinteraksi,
saling ketergantungan, dan ada kerjasama
B. suatu komunitas yang memiliki kepentingan-kepentingan dan berusaha
untuk mendapatkannya
C. suatu sistem yang terdiri dari kelompok-kelompok yang tidak saling
berhubungan
D. sistem sosial yang statis
10. Teori Konflik dikembangkan berdasarkan asumsi....., kecuali:
A. Manusia memiliki sejumlah kepentingan
B. Manusia selalu berusaha untuk mendapatkan kepentingan tersebut
C. Ideologi dan nilai-nilai dipandang sebagai penghambat dalam
mendapatkan kepentingan.
D. Masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh dan saling berinteraksi dan
bekerjasama untuk mendapatkan kepentingan
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 27
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif sub unit 5.1 yang
terdapat di bagian akhir unit 5 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi kegiatan sub unit 5.1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat Penguasaan = ---------------------------------- x 100%
10
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Jika Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan unit selanjutnya. Bagus! Tetapi jika tingkat penguasaan Anda masih di
bawah 80%, Anda harus mengualangi kegiatan belajar sub unit 5.1, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
5 - 28
Unit 5
Subunit 2
Pendekatan Pemecahan Masalah Sosial
M
anusia sebagai makhluk sosial, perilakukunya dibatasi oleh dirinya sendiri
dan oleh lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, selain ia harus
bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri juga dituntut bertangganggung jawab
terhadap masyarakatnya. Dengan deminikian, perilakunya tersebut tidak hanya
tertuju pada kepentingan dirinya sendiri melainkan juga bagi kepentingan
masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang mempunyai fungsi di masyarakat, baik
sebagai rakyat biasa maupun sebagai pemimpin/pengayom masyarakat. Oleh
karena itu sedikit banyak harus memahami tata cara dan pranata masyarakat
dimana ia bertempat tinggal. Terutama Anda sebagai guru, gerak geriknya dan
hasil karyanya sangat diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat
di sekitarnya.
Untuk dapat memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat tersebut seorang guru
harus mengetahui kenyataan hidup masyarakat dengan segala permasalahannya.
Selain itu juga harus memupuk diri dengan berbagai penghayatan dan
keterampilan tentang kehidupan masyarakat tersebut. Dengan kemampuan
tersebut, diharapkan tugas pekerjaannya sehari-hari termasuk gerak langkah dan
tingkah lakunya tidak bertentangan dan menimbulkan masalah baru di
masyarakat, bahkan ia mampu memecahkan masalah-masalah sosial yang muncul
di masyarakat.
Sebagai anggota masyarakat yang baik, selain mampu menghindarkan terjadinya
masalah sosial baru dan dapat mencari alternatif pemecahan masalah yang ada,
juga harus mampu mengembangkan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih
baik sesuai dengan keahliannya masing-masing. Anda sebagai seorang yang
berpengatahuan hendaknya dalam menghadapi masalah dengan mencari alternatif
pemecahannya, harus melaluin prosedur ilmiah sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Dengan demikian sudah menjadi suatu kebenaran bahwa pengkajian
ilmiah harus membuktikan kegunaannya untuk menghasilkan hal-hal yang praktis
sesuai dengan tujuan ilmu itu sendiri (Young, P.V.1973 : 5).
Untuk lebih memudahkan pemahaman Anda dalam mempelajari unit lima bagian
kedua ini, simaklah uraian berikut:
1. Masalah Sosial
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 29
2. Pendekatan Pemecahan Masalah Sosial.
A. Masalah Sosial
Masalah sosial adalah suatu situasi di masyarakat yang telah menjadi warisan
turun temurun yang memerlukan perbaikan atau pemecahan, yang timbul dari
kondisi masyarakat atau lingkungan sosial, dan yang menghendaki penerapan
kekuatan sosial untuk memperbaiki atau untuk mengatasinya.
Cobalah Anda cermati dan pahami sesuai kenyataan yang kita alami, bahwa
sebenarnya sejak manusia lahir sudah menghadapi tantangan dan masalah.
Tantangan dan masalah tersebut sampai sekarang tetap bertahan, bahkan
masalah tersebut telah menjadi warisan manusia. Dengan hakikat hidup
manusia yang selalu meningkat dan berkembang, kita berkeyakinan bahwa
tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan (Kinch, JW. 1974 :7).
Adanya masalah di masyarakat merupakan hal yang wajar, dan masalahmasalah tersebut harus dihadapi dengan kewajaran pula. Masalah meyebabkan
manusia berpikir dan mendorong mencapai hasil yang lebih baik dari pada
keadaan sebelumnya. Masalah dan tantangan hidup inilah yang justru
membawa manusia ke arah kehidupan yang lebih tinggi.
Anda sebagai civitas akademika harus berpikir secara ilmiah dan harus
mampu menghadapi masalah secara ilmiah pula. Secara cermat harus dapat
mengadakan pendekatan dan analisis masalah sosial untuk menentukan
alternatif pemecahannya sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari
di masyarakat.
Selain itu juga harus menguasai “bahasa masyarakat” baik bahasa yang
sesungguhnya digunakan masyarakat (bahasa sehari-hari) maupun pengertian
bahasa secara luas yang menjiwai kehidupan masyarakat. Artinya tidak
terbatas pada bahasa yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,
melainkan juga meliputi konsep-konsep dan pengertian-pengertian yang
berlaku di masyarakat, misalnya konsep yang menyangkut aspek sosialbudaya, aspek sosial-ekonomi, aspek sosial-politik, aspek sosial-psykologi,
dan seterusnya. Sebab konsep-konsep ini memiliki karakteristik setempat
yang mendalam yang harus dimengerti dan dihayati.
Untuk menyampaikan gagasan yang menunjang peningkatan kesejahteraan
masyarakat, penyampaiannya harus menggunakan bahasa yang dimengerti
oleh masyarakat tersebut. Salah menggunakan kata atau kalimat dalam
mengungkapkan gagasan tersebut, tujuan meningkatkan kesejahteraan tidak
akan tercapai, bahkan mungkin terjadi ketegangan dengan masyarakat
5 - 30
Unit 5
tersebut. Dengan metode pendekatan inilah kita dapat mengungkapkan gejala
dan masalah sosial di masyarakat secara wajar.
Masalah sosial lahir dari kondisi masyarakat atau lingkungan sosial,
lingkungan sosial meliputi berbagai aspek kehidupan sosial, misalnya aspek
sosial-biologis, aspek sosial-budaya, aspek sosial-ekonomi, aspek sosialpolitik, aspek sosial-geografis, dan seterusnya. Semua aspek tersebut
mengadakan asosiasi dan interelasi satu sama lain dan membentuk satu sistem.
Pendek kata dalam menghadapi suatu masalah sosial di masyarakat tertentu
kita tidak dapat hanya melihat sepintas, melainkan harus dikaji secara
mendalam. Untuk melakukan pengkajian, kita mengemukakan teori sementara
atau hipotesis berkenaan dengan masalah sosial yang kita hadapi di
masyarakat.
Untuk menentukan bahwa masalah itu adalah masalah sosial bukanlah hal
yang mudah, karena untuk menyampaikan suatu gejala di masyarakat sebagai
suatu masalah sosial diperlukan pengumpulan data dan analisis masalah.
Setelah penentuan masalah tersebut benar-benar meyakinkan maka kita ajukan
hipotesis. Mengajukan hipotesis suatu masalah memerlukan ketajaman
pandangan dan pikiran terhadap berbagai aspek berkenaan dengan masalah
tersebut. Setelah diuji cocok tidaknya dengan kenyataan masalah tersebut,
selanjutkan kita dapat mengadakan pendekatan masalah untuk
mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya masalah.
Agar lebih jelas lagi mari kita ikuti ilustrasi tentang masalah sosial yang
kemungkinan terjadi di masyarakat. Misalnya Anda berada di daerah tertentu
yang sedang mengalami masalah kemiskinan. Sebelumnya Anda telah
berpengalaman menangani masalah yang sama tetapi di tempat yang berbeda.
Pengalaman ini tidak dapat secara mutlak dijadikan petunjuk pemecahan
masalah, karena kondisi dan situasinya berbeda. Begitu juga hipotesis yang
telah dirumuskan dan terbukti kebenarannya ditempat yang dahulu juga belum
tentu cocok dengan masalah kemiskinan yang sedang Anda hadapi di tempat
yang baru.
Oleh karena itu kita tidak dapat secara mutlak mengemukakan suatu anggapan
dasar tertentu, misalnya faktor sosial-ekonomi atau faktor sosial-budaya saja,
melainkan kita harus mengemukakan alternatif-alternatif berdasar kondisi dan
situasi setempat. Kita harus dapat mengemukakan berbagai relasi aspek-aspek
kehidupan sosial yang menyebabkan terjadinya masalah kemiskinan tersebut.
Selanjutnya kita dapat menyusun suatu hipotesis tentang masalah kemiskinan.
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 31
Hipotesis inilah menjadi landasan untuk terapi atau alternatif pemecahan
masalah kemiskinan di daerah yang baru tersebut.
Dengan demikian dalam menyusun hipotesis yang benar dan tepat itu tidak
mudah, tetapi tergantung dari beberapa hal:
1. ketajaman observasi yang dilakukan peneliti,
2. disiplin-disiplin akademis yang mendasari berpikir dan kreativitas berpikir
si peneliti, dan
3. kerangka kerja perumusan teoritis yang dimiliki si peneliti (Young,
P.V.1973 :103).
Hal ini harus menjadi dasar dan pegangan para peneliti, pemimpin, dan
pemuka masyarakat, agar dalam melaksanakan pekerjaannya yang
berhubungan dengan nasib masyarakat tidak menimbulkan masalah baru yang
dapat merugikan masyarakat. Berdasar hipotesis yang telah terbukti
kebenarannya inilah selanjutnya kita dapat mengadakan pendekatanpendekatan untuk mengungkapkan faktor-faktor utama, faktor tambahan dan
faktor pengiring terjadinya masalah sosial.
B. Pendekatan dalam Pemecahan Masalah Sosial
Aspek kehidupan manusia itu sangatlah kompleks, baik dilihat dari aspek
penyebarannya, aspek tingkat kebudayaannya, aspek tingkat ekonominya,
aspek politiknya, dan sebagainya, sehingga permasalahan kehidupannya juga
sangat bervariasi. Oleh karena itu pendekatan dan pemecahan masalahnya
tidak dapat menggunakan hanya satu pendekatan, melainkan memerlukan
berbagai pendekatan yang dapat diterapkan secara bersama-sama atau secara
partial.
Telah dijelaskan pada unit sebelumnya bahwa tidak ada satu
metode/pendekatan yang terbaik atau cocok digunakan, karena masing-masing
mempunyai karakteristik serta kelebihan dan kelemahan. Ada beberapa
pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang
terjadi di masyarakat antara lain:
•
pendekatan ekologi,
•
pendekatan sistem, dan
• pendekatan interdisipliner /multidisipliner.
Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti uraian berikut ini.
5 - 32
Unit 5
1. Pendekatan Ekologi
Pendekatan ekologi terhadap suatu masalah sosial, yaitu pendekatan yang
didasarkan atas konsep dan prinsip ekologi. Penelitian masalah sosial
dengan pendekatan ekologi berarti menelaah masalah sebagai hasil
interelasi antara masyarakat manusia dengan lingkungannya pada suatu
ekosistem. Pengaruh manusia terhadap lingkungan dan sebaliknya
pengaruh lingkungan terhadap kehidupan manusia diteliti dan dikaji,
selanjutnya interelasi kedua komponen tersebut dikaji sampai sejauh mana
telah menimbulkan masalah sosial.
Merupakan kebenaran pokok bahwa relasi manusia dan lingkungan
dewasa ini bahwa: “manusia merupakan bagian dari alam, bukan penguasa
alam” (Ehrlinch & Paul.R . 1973 :4).
Oleh karena itu perbuatan manusia yang serampangan dan tidak terencana
akan menimbulkan ketimpangan lingkungan yang pada akhirnya akan
merugikan dan mengancam kehidupan manusia itu sendiri.
Agar lebih jelas tentang pelaksanaan pendekatan ekologi terhadap suatu
masalah sosial, mari kita ikuti suatu ilustrasi dibawah ini. Misalnya kita
akan mengkaji masalah kemiskinan sebagai suatu masalah sosial di suatu
daerah tertentu. Untuk mengungkap sebab-sebab kemiskinan, kita harus
mengkaji tentang sejauh mana pengaruh tingkah laku manusia
memanfaatkan alam sampai menimbulkan ketimpangan.
Sampai sejauh mana manusia memanfaatkan alam untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sampai melampaui daya tampung lingkungan. Sampai
sejauh mana populasi penduduk sampai mempengaruhi ketimpangan
lingkungan. Sampai sejauh manakah kemajuan teknologi setempat
mempengaruhi ketimpangan lingkungan setempat.
Selanjutnya harus dikaji pula tentang lingkungan, misalnya tentang daya
tampung lingkungan terhadap populasi manusia dengan segala
pertumbuhan dan kebutuhannya. Sampai dimana kemampuan alam dapat
menampung kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan alam
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apakah kondisi lingkungan
sedemikian buruk sehingga menimbulkan masalah sosial. Sejauh mana
interelasi antara komponen manusia dengan lingkungan alam setempat
tidak dapat menyediakan kebutuhan hidup manusia.
Dari masalah tersebut akan diungkapkan pula sampai sejauh mana
pengaruhnya terhadap terjadinya kemiskinan, mata pencaharian, dan etos
kerja penduduk. Oleh karena itu harus diungkapkan aspek-aspek dari
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 33
komponen manusia dan komponen lingkungan. Aspek komponen manusia
meliputi : aspek demografis, sosial-ekonomi, sosial-budaya, sosial-historis,
sosial psikologis, dan aspek sosial-politiknya. Sedangan komponen
lingkungan meliputi
aspek-aspek : kesuburan tanah, organisme,
hidrografi, iklim, dan mineral.
Selanjutnya dari data di atas dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif
apakah faktor-faktor tersebut yang menyebabkan terjadinya masalah
sosial. Selain itu harus dianalisis pula relasi antara komponen manusia
dengan lingkungan dalam menjamin kehidupan manusia dan dalam
mendorong
terjadinya masalah sosial. Manusia cenderung
menyederhanakan keadaan unsur-unsur ekosistem sehingga keadaan
ekosistem menjadi labil dan mudah goncang Kegoncangan inilah yang
menyebakab terjadinya ketimpangan ekologi yang dapat menimbulkan
masalah sosial yang mengancam kehidupan manusia.
2. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem (syatem Approach) masalah sosial, yaitu suatu
pendekatan yang menetapkan bahwa masalah sosial tersebut sebagai suatu
sistem. Sistem adalah suatu rangkaian gejala yang dihubungkan satu sama
lain oleh suatu proses umum (Nursid Sumaatmadja :1986).
Dalam kehidupan sosial manusia, setiap aspek kehidupan merupakan
gejala yang berhubungan satu sama lain membentuk suatu sistem.
Kehidupan itu sendiri merupakan suatu proses umum yang tidak akan
berhenti selama manusia itu hidup, segala aspek kehidupan manusia
dengan prosesya yang terus berlangsung merupakan suatu sistem
kehidupan.
Pada konsep sistem, benda, gejala atau peristiwa ditetapkan sebagai suatu
keseluruhan dan satu kebulatan yang tidak terpisah-pisah. Pada suatu
sistem bagian-bagian yang terpisah tidak akan berarti apa-apa jika
dibanding dengan kedudukannya sebagai komponen dalam keseluruhan
yang bulat. Kedudukan suatu sistem lebih tinggi dari pada kedudukan
bagian-bagian yang membentuknya. Sebagai contoh, tubuh manusia secara
keseluruhan yang bulat merupakan suatu sistem.
Bagian-bagian tubuh manusia secara terpisah tidak memiliki arti apa-apa
bagi tubuh tersebut. Karena tubuh manusia merupakan interelasi dan
interaksi organ-organnya secara keseluruhan dalam suatu proses.Tubuh
manusia secara fisik membentuk satu sistem dengan gejala kejiwaannya
5 - 34
Unit 5
yang terungkap pada sikap dan tingkah lakunya. Jadi kehidupan manusia
merupakan proses yang menghubungkan gejala fisik dan gejala
kejiwaannya.
Pada pendekatan sistem , masalah sosial yang dikaji sistem masalah sosial
di masyarakat, masalah-masalah yang timbul dan terjadi di masyarakat
tidak terlepas satu sama lain. Masalah kependudukan terkait dengan
masalah ekonomi, masalah ekonomi terkait dengan masalah budaya, dan
seterusnya. Satu masalah berkaitan dengan masalah lainnya membentuk
suatu sistem masalah. Pada keadaan seperti itulah masalah sosial dikaji
melalui pendekatan sistem. Sebagai contoh, masalah kriminalitas sebagai
masalah sosial atau lebih tepat dikatakan sebagai suatu sistem masalah
sosial, tidak hanya bertumpu pada masalah pengangguran saja melainkan
juga terkait dengan masalah budaya, masalah politik, masalah psikologis,
geografis, dan sebagainya.
Masalah kriminalitas merupakan perpaduan dari subsistem-subsistem
ekonomi (sumber daya, lapangan kerja), budaya (adat, nilai, norma,
teknologi), psikologis (sikap mental, kreativitas, kemauan), politik
(kepemimpinan, peraturan), geografis (komunikasi, iklim, kesuburan
tanah).
Subsistem-subsistem yang merupakan masalah kriminalitas tadi tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap elemen dari subsistem harus dikaji
sebagai satu kebulatan dalam sistem. Dari pengumpulan data tersebut
kemudian dilakukan analisis data dengan analisis kuantitatif dan kualitatif.
Baik pengumpulan data maupun analisis data bergantung kepada
perencanaan alat pengumpul data sesuai dengan subsistem-subsistem
yang harus dievaluasi. Pada perencanaan dan penentuan item-item tiap
subsistem inilah letak kemampuan dan merupakan kunci pendekatan
sistem.
Secara kuantitatif, derajat perkaitan dan perpaduan subsistem-subsistem
masalah sosial dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik.
Akurat tidaknya analisis yang diambil tergantung pada ketetapan
menentukan subsistem-subsistem masalahnya, perencanaan dan
penyusunan alat pengumpul data dan pemilihan teknik pengumpul data.
Pada pendekatan sistem, proses berpikir sistem tidak memisahkan tiap
langkah dan tiap bagian, karena itu merupakan satu kebulatan. Jadi
pendekatan sistem secara tegas merupakan proses keseluruhan mulai dari
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 35
penentuan subsistem, perencanaan alat pengumpul data, pengumpulan
data, analisis data, sampai kepada penarikan kesimpulan.
3. Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan interdisipliner, adalah masalah sosial yang dianalisis, dikaji
dari berbagai disiplin ilmu sosial secara serentak dalam waktu yang sama.
Masalah sosial yang kompleks sesuai dengan subsistem masalahnya,
diungkapkan dari berbagai disiplin akademis seperti, sejarah, ekonomi,
geografi, psikologi, bahkan dari disiplin akademis yang lain, seperti
biologi, kedokteran, IPA, dan sebagainya.
Pendekatan sistem tidak dapat dipisahkan dengan pendekatan
interdisipliner. Pendekatan sistem yang menggunakan disiplin akademis
yang jamak disebut pendekatan interdisipliner. Sedangkan pendekatan
interdisipliner yang menetapkan suatu masalah yang sedang didekati dan
dianalisis sebagai satu sistem, disebut pendekatan sistem. Untuk lebih
jelasnya mari kita ikuti contoh pelaksanaan pendekatan interdisipliner
masalah pencemaran lingkungan secara rinci.
Mengungkapkan subsistem sejarah/historis dengan pendekatan historis
•
Sejak kapankah gejala pencemaran lingkungan terjadi di daerah
tersebut?
•
Telah menjadi warisan sejak jaman dahulukah gejala pencemaran
lingkungan tersebut?
•
Usaha-usaha apakah yang
pencemaran lingkungan?
•
Faktor-faktor historis apakah yang medorong terjadinya pencemaran
lingkungan di daerah tersebut?
telah
dilakukan
untuk
mengatasi
• Dan seterusnya
Mengungkapkan subsistem ekonomi dengan pendekatan ekonomi
• Apa mayoritas mata pencaharian masyarakat di daerah tersebut?
•
Bagaimanakah sumber daya alam yang mendukung kehidupan
masyarakat setempat?
•
Bagaimanakan pendapatan perkapita masyarakat setempat?
• Dan seterusnya
Mengungkapkan subsistem geografi dengan pendekatan geografi
5 - 36
•
Bagaimanakah keadaan sumber daya alam di daerah tersebut?
•
Bagaimanakah pertumbuhan penduduk di daerah tersebut?
Unit 5
•
Apakah penduduk setempat merupakan penduduk asli atau pendatang?
•
Bagaimanakah keadaan komunikasi dan transportasi di daerah
tersebut?
• Dan seterusnya
Mengungkapkan subsistem sosial dengan pendekatan sosiologi
• Bagaimanakah peranan pemuka masyarakat setempat
menanggapi dan menghadapi gejala pencemaran lingkungan?
dalam
•
Bagaimanakah hubungan masyarakat yang kaya dengan masyarakat
miskin?
•
Sejauh manakah usaha yang dilakukan masyarakat dalam mengatasi
pencemaran lingkungan
•
Sejauh manakah kepedulian masyarakat dalam mengatasi pencemaran
lingkungan daerah tersebut?
• Dan seterusnya
Mengungkapkan subsistem psikologi dengan pendekatan psikologi
• Bagaimanakah sikap penduduk setempat terhadap pencemaran
lingkungan daerahya?
•
Bagaimanakah kemauan masyarakat setempat dalam mengatasi
pencemaran lingkungan?
•
Apakah masyarakat merasakan sebagai suatu hal yang biasa dengan
adanya gejala pencemaran di daerahnya?
• Dan seterusnya
Mengungkapkan subsistem budaya dengan pendekatan antropologi
• Bagaimanakah pandangan masyarakat terhadap pencemaran
lingkungan di daerahnya?
•
Sejauh manakah penguasaan teknologi masyarakat dalam pemanfaatan
sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya?
•
Bagaimnakah tingkat pendidikan masyarakat tersebut?
•
Adakah tradisi, adat, dan nilai budaya yang mendorong dan
menghambat terjadinya pencemaran lingkungan?
Demikianlah proses pendekatan interdisipliner dan pendekatan sistem
dalam mengungkapka permasalahan sosial dalam kehidupan di
masyarakat. Item-item yang dilancarkan harus dijabarkan ke dalam
konsep-konsep tertutup yang lugas dan dapat dianalisis secara kuantitatif
dengan menggunakan metode statistik.
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 37
Pada hakikatnya pendekatan interdisipliner adalah
pendekatan
multidisipliner, karena pendekatan ini berlandaskan cara berpikir manusia
yang multidimensional. Manusia jika akan mengadakan evaluasi terhadap
suatu gejala atau masalah selalu ditinjau dari berbagai aspek
(multidimensional). Misalnya dalam mengkaji tentang tawuran antar
pelajar kita selalu meninjau dan menilai keadaan sekolahnya, pembinaan
spiritualnya di sekolah maupun di rumah, kondisi keluarganya, lingkungan
bermainnya, pergaulan dengan teman-temannya, keadaan peraturan
setempat (di rumah dan sekolah), dan seterusnya. Hakikat cara berpikir
yang multidimensional ini secara akademis diarahkan menjadi berpikir
berdasarkan pendekatan interdisipliner atau multidimensional.
Pendekatan-pendekatan tersebut baik pendekatan ekologi, pendekatan
sistem, dan pendekatan interdisipliner merupakan cara mendekati
persoalan kehidupan sosial. Pendekatan tersebut merupakan diagnose yang
dapat mengungkapkan sebab-sebab utama, sebab-sebab tambahan, dan
sebab-sebab pengiring masalah tersebut. Dari diagnose ini dapat diketahui
tingkat, derajat dan intensitas sebab-sebab dari masalah tersebut.
Selanjutnya dapat ditetapkan cara alternatif pemecahannya. Dengan
demikian masalah sosial tidak lagi tetap hidup dan menjadi warisan dari
generasi ke generasi berikutnya dengan kondisi yang lebih parah,
melainkan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali.
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, maka silahkan
anda mengerjakan latihan berikut ini.
1. Anda sebagai civitas akademika, bagaimana sikap Anda jika dalam
masyarakat muncul masalah sosial? Cobalah jelaskan!
2. Jelaskanlah bagaimana Anda dapat menentukan bahwa suatu masalah itu
dikategorikan sebagai masalah sosial!
3. Apakah itu hipotesis, mengapa hipotesis itu penting dirumuskan oleh peneliti?
4. Misalnya ada suatu daerah yang mengahadapi masalah sosial yaitu masalah
pencemaran air. Cobalah Anda selesaikan masalah ini dengan pendekatan
ekologi!
5. Carilah satu contoh masalah sosial di daerah tempat tinggal Anda, kemudian
selesaikan masalah ini dengan pendekatan interdisipliner!
5 - 38
Unit 5
Petunjuk Jawaban Latihan
1. Bacalah kembali bagian awal sub unit 5.2 dari uraian tentang masalah sosial.
2. Pelajari kembali uraian yang membahas tentang masalah-masalah sosial yang
ada di sekitar kita.
3. Bacalah kembali uraian tentang pentingnya perumusan hipotesis dalam
masalah sosial.
4. Pelajari kembali uraian tentang pendekatan ekologi dalam memecahkan
masalah sosial.
5. Bacalah kembali uraian tentang pendekatan interdisipliner dalam memecahkan
masalah sosial.
Rangkuman
Sejak manusia dilahirkan telah menghadapi masalah, dan masalah itu
merupakan warisan secara turun temurun. Namun sebagai manusia yang
berakal budi dan selalu dinamis senantiasa harus menghadapi masalah
tersebut sebagai sesuatu kewajaran, bahkan sebagai suatu tantangan yang
harus diselesaikan. Dengan menyelesaikan masalah berarti ada harapan
untuk hidup lebih baik dari sebelumnya.
Untuk memecahkan masalah, seseorang harus mengetahui bahasa
masyarakat setempat, hal ini untuk memudahkan komunikasi dan
menghindari terjadinya kesalahpahaman. Selain itu juga harus memahami
aspek-aspek : sosial-budaya, sosial-ekonomi, sosial-psikologi, dan
seterusnya. Karena tanpa memahami itu semua tujuan pemecahan masalah
tidak akan tercapai, bahkan dapat menimbulkan masalah baru.
Dalam memecahkan masalah sosial perlu dirumuskan hipotesis, karena
hipotesis merupakan dasar /landasan bagi peneliti, sehingga alternatif
pemecahan masalah dapat dirumuskan secara tepat dan benar.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalahmasalah sosial, antara lain
1. pendekatan ekologi,
2. pendekatan sistem, dan
3. pendekatan interdisipliner.
Pendekatan-pendekatan tersebut merupakan terapi/diagnose yang dapat
mengungkapkan sebab-sebab utama, sebab-sebab tambahan, dan sebabsebab pengiring dari suatu masalah sosial.
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 39
Tes Formatif 2
1. Manusia sebagai makhluk sosial, peilakunya dibatasi oleh ....
A. dirinya sendiri
B. lingkungan keluarga
C. lingkungan sekolah
D. dirinya sendiri dan lingkungannya
2. Timbulnya masalah sosial disebabkan oleh karena ....
A. budaya masyarakat
B. lingkungan sosialnya
C. kondisi geografisnya
D. warisan nenek moyangnya
3. Sistematika rumusan hipotesis yang benar adalah ....
A. analisis - pengumpulan data - hipotesis
B. pengumpulan data – analisis – hipotesis
C. analisis – evaluasi – hipotesis
D. pengumpulan data – kesimpulan – hipotesis
4. Hipotesis yang benar da tepat tergantung dari, kecuali ....
A. ketepatan dalam mengambil kesimpulan dari peneliti
B. observasi yang dilakukan peneliti
C. disiplin akademis dan kreativitas peneliti
D. kerangka kerja dan perumusan teoritis yang dimiliki peneliti
5. Menurut Ehrlinch dan paul R, bahwa dewasa ini hubungan manusia dengan
alam adalah ....
A. manusia sebagai bagian dari alam
B. manusia sebagai penguasa alam
C. mausialah yang merusak alam
D. saling ketergantungan antara manusia dan alam
6. Pada saat ini manusia cenderung menyederhanakan keadaan unsur-unsur
ekosistem, sehingga keadaan ekosistem menjadi ....
A. seimbang
B. stabil
5 - 40
Unit 5
C. labil
D. berkembang
7. Masalah sosial yang dianalisis berdasarkan rangkaian gejala
dihubungkan satu sama lainnya oleh suatu proses umum, disebut ....
A. pendekatan ekologi
B. pendekatan eksponensial
C. pendekatan sistem
D. pendekatan interdisipliner
yang
8. Apabila masalah sosial dianalisis dengan menelaah masalah sebagai hasil
interelasi antara masyarakat dan lingkungan pada satu ekosistem, disebut ....
A. pendekatan ekologi
B. pendekatan eksponensial
C. pendekatan sistem
D. pendekatan interdisipliner
9. Apabila seseorang melakukan penilaian terhadap masalah “tawuran antar
pelajar” dengan melihat aspek-aspek sosial, ekonomi, sejarah, psikologi, dan
antropologi, maka orang tersebut melaksanakan pendekatan ....
A. pendekatan ekologi
B. pendekatan eksponensial
C. pendekatan sistem
D. pendekatan interdisipliner
10. Akurat tidaknya analisis masalah tergantung pada, kecuali ....
A. ketepatan menetukan subsistem-subsistem masalah
B. perencanaan dan penyusunan alat pengumpul data
C. ketepatan melakukan evaluasi
D. pemilihan teknik pengumpulan data
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 41
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 pada sub unit
5.2 yang terdapat di bagian akhir unit 5 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi kegiatan sub unit 5.2.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat Penguasaan = ---------------------------------- x 100%
10
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Jika Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan unit selanjutnya. Bagus! Tetapi jika tingkat penguasaan Anda masih di
bawah 80%, Anda harus mengualangi kegiatan belajar sub unit 5.2, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
5 - 42
Unit 5
Kunci Jawaban Tes Formatif
Kunci Tes Formatif 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
D = makhluk individu sekaligus makhluk sosial
B = sosialisasi
A = kepribadian anak
A = masalah
B = masalah sosial
C = kesusilaan
C = konflik
D = keluarga
A = suatu sistem yang bagian-bagiannya saling terkait, saling berinteraksi,
saling ketergantungan, dan ada kerjasama
10. D = masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh dan saling berinteraksi
dan bekerjasama untuk mendapatkan kepentingan
Kunci Tes Formatif 2
1. D = dirinya sendiri dan lingkungannya
2. B = lingkungan sosial
3. B = pengumpulan data – analisis – hipotesis
4. A = ketepatan dalam mengambil kesimpulan dari peneliti
5. A = manusia sebagai bagian dari alam
6. C = labil
7. C = pendekatan sistem
8. A = pendekatan ekologi
9. D = pendekatan interdisipliner
10. C = ketepatan melakukan evaluasi
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 43
Daftar Pustaka
Ehrlinch, & Paul.R . (1973). Human Ecology. San Francisco :WH Freeman and
Company
Kinch, J.W. (1974). Social Problems in the World Todays. London : AddisonWesley Publising Company.
Suradisastra, Djodjo dkk. 1992/1993. Pendidikan IPS I. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
Udin S. Winataputra dkk. 2003. Materi dan Pembelajaran IPS SD. UT.
Young, P.V. (1973). Scinctific Social Surveys and Research. New Delhi :
Prentice-Hall of India
Zamroni. 1988. Pengantar Pengembangan Teori Sosial. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
5 - 44
Unit 5
Glosarium
Asosiasi
= pembentukan hubungan antara gagasan, ingatan atau kegiatan
pancaindera; perkumpulan orang yang mempunyai kepentingan
yang sama
Das soein
= sesuatu yang senyatanya
Das sollen
= sesuatu yang seharusnya
Delinkuensi
= kelompok anak muda yang tergabung dalam suatu organisasi
baik formal/non formal yang mempunyai tingkah laku yang
tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya.
Diferensiasi
= membedakan ; pembedaan
Ekologi
= ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
alam sekitarnya/lingkungannya
Inovasi
= pembaharuan atau pengenalan hal-hal yang baru
Interelasi
= hubungan satu sama lain
Interdisipliner = antar cabang ilmu pengetahuan
Multidisipliner = berbagai disiplin ilmu
Partial
= sebagian ; sebagian dari persoalan
PHK
= Pemutusan Hubungan Kerja
Plural
= jamak
Prestise
= martabat; wibawa
Tumbal
= korban/persembahan untuk memperoleh sesuau yang lebih
baik
Pengembangan Pendidikan IPS SD
5 - 45
Download