BERITA TERKINI Ibuprofen Sebanding dengan Morfin untuk Penanganan Nyeri Pasca-fraktur pada Anak-Anak turun 1,3 ± 1,3 dan untuk ibuprofen 1,3 ± 0,9 dengan perbandingan antar kelompok 0 (95% CI, −0,4 – 0,4). Pada dosis ke-3 skor nyeri dengan morfin turun 1,3 ± 1,4, dan untuk ibuprofen 1,4 ± 1,1, perbandingan antar kelompok 0,1 (95% CI, −0,7 - 0,4). Untuk dosis akhir (dosis ke-4), skor nyeri untuk morfin turun 1,5 ± 1,4, sementara untuk ibuprofen adalah 1,1 ± 1,2, dengan perbandingan antar kelompok 0,4 (95% CI, −0,2 – 1,1). Sejumlah 66 pasien dalam kelompok terapi morfin mengalami efek samping lebih besar secara bermakna, diantaranya adalah mual, muntah, dan pusing, dibandingkan dengan 68 pasien dalam kelompok ibuprofen (56,1% vs 30,9%; P< 0,01) I buprofen sama efektifnya dengan morfin untuk mengatasi nyeri pada anakanak dengan fraktur tanpa komplikasi (uncomplicated fractures), dengan efek samping yang lebih sedikit. Simpulan ini merupakan hasil penelitian Dr. Naveen Poonai, dkk. dari Division of Emergency Medicine, London Health Sciences Centre, and the Department of Paediatrics, Schulich School of Medicine and Dentistry, Western University, London, Ontario, Kanada. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Canadian Medical Association Journal pada Oktober 2014. Penelitian ini adalah penelitian paralel, acak tersamar superior, melibatkan 134 anak-anak yang diterapi karena fraktur di UGD (Unit Gawat Darurat) Children’s Hospital di London. Usia anak-anak tersebut adalah 5-17 tahun, diterapi dengan 4 dosis morfin (n=66; 0,5 mg/ kg, maksimal 10 mg) atau 4 dosis ibuprofen (n=68; 10 mg/kg, maksimal 600 mg) setiap 6 jam, sepanjang diperlukan, hingga 24 jam setelah pasien keluar dari rumah sakit. Skor nyeri menggunakan Faces Pain Scale–revised yang dinilai sebelum pemberian obat dan 30 menit setelah pemberian obat. Hasil penelitian ini mengonfirmasi penelitian-penelitian efek ibuprofen sebagai pereda nyeri pada kasus trauma ortopedik yang terdahulu. Ibuprofen lebih efektif dibandingkan acetaminophen atau codeine, dan serupa dengan kombinasi acetaminophen-codeine dan juga terhadap oxycodone. Sebagai tambahan, dalam penelitian yang melibatkan pasien fraktur, pemberian ibuprofen berhubungan dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan acetaminophen + codeine, dan juga ditoleransi dengan baik. Para ahli dalam penelitian ini tidak menemukan perbedaan bermakna dalam hal skor nyeri antar kelompok penelitian pada semua dosis (p=0,6). Pada dosis pertama, skor nyeri mengalami penurunan 1,5 setelah pemberian morfin dengan SD (standard deviation) ±1,2, dan skor nyeri setelah pemberian ibuprofen adalah 1,3 ± 1,0, perbedaan antar kelompok adalah 0,2 (95% confidence interval [CI], −0,2 – 0,6). Untuk dosis ke-2, skor nyeri pada pemberian morfin Para ahli menambahkan bahwa karena morfin berhubungan dengan efek samping yang lebih banyak secara bermakna, maka dapat disimpulkan bahwa ibuprofen merupakan terapi yang aman dan efektif bagi pasien rawat jalan dengan nyeri fraktur. Para ahli berharap bahwa hasil penelitian ini menjadi dasar pemberian terapi analgesik yang rasional bagi anak-anak dengan fraktur yang sudah boleh pulang dari UGD. (YYA) REFERENSI: 1. Drendel AL, Lyon R, Bergholte J, Kim MK. Outpatient pediatric pain management practices for fractures. Pediatr Emerg Care 2006;22:94-9. 2. Kircher J, Drendel AL, Newton AS, Dulai S, Vandermeer B, Ali S. Pediatric musculoskeletal pain in the emergency department: A medical record review of practice variation. CJEM. 3. Poonai N, Bhullar G, Lin K, Papini A, Mainprize D, Howard J, et al. Oral administration of morphine versus ibuprofen to manage postfracture pain in children: A randomized trial. CMAJ 2013;15:1-9. [Internet]. [cited 2014 Oct 28]. Available from: http://www.cmaj.ca/content/early/2014/10/27/cmaj.140907.full.pdf+html. CDK-227/ vol. 42 no. 4, th. 2015 293