MESJID PESAWAT KE SURGA Oleh : Afrizal M Ketika shalat Tarwih pada suatu mesjid di daerah Panam Pekanbaru salah seorang pengurus mesjid itu memberikan analogi bahwa mesjid adalah pesawat ke surga. Saya berpikir bahwa statemen pengurus mesjid ini cukup menarik untuk dianalisis. Pengurus itu tampil setelah penceramah turun dari mimbar karena ceramahnya sudah selesai. Suatu tradisi, hampir pada setiap mesjid, setelah mendengarkan santapan rohani Ramadhan kegiatan pengurus adalah mencari dana dalam rangka menyelesaikan aneka pembangunan yang sedang dilaksanakan di mesjid itu. Biasanya ada beberapa petugas yang secara bergantian berusaha menarik perhatian jamaah bagaimana mereka mau memberikan sebagian hartanya untuk keperluan pembangunan. Teknik yang digunakan pengurus terserah kepada masing, yang penting adalah agar bagaimana dana itu turun dari kantong jamaah. Teknik pengurus yang satu itu memang berbeda dari teknik pengurus yang lainnya dan bagi saya itu cukup menarik. Mendengar statemen itu saya teringat pada apa yang saya alami, dan mungkin juga dialami oleh setiap penumpang lain dalam setiap penerbangan ke mana saja mereka pergi. Untuk setiap keberangkatan hal yang pertama sekali dicari adalah tiket, yang memberikan kesempatan untuk kita dapat berangkat. Tiket adalah syarat yang membolehkan kita masuk pesawat. Orang yang tidak memegang tiket yang sah tentu tidak akan dapat masuk pesawat. Demikian juga orang yang tidak memiliki syarat yang sah juga tidak akan dapat masuk mesjid. Kalau sarat masuk pesawat adalah memiliki tiket maka sarat untuk masuk mesjid adalah memiliki iman. Orang yang tidak beriman tidak boleh masuk mesjid. Ketika sudah berada dalam pesawat para penumpang tidak boleh berbuat semaunya, tetapi harus mematuhi semua ketentuan penerbangan. Ketentuan itu adalah untuk keselamatan penerbangan dan sekaligus menghindari segala kemungkinan buruk yang dapat terjadi setiap saat. Ketika sudah berada dalam mesjid para jamaah juga harus mematuhi semua ketentuan bagaimana seseorang masuk mesjid dan berada dalam mesjid. Itulah yang disebut adab dalam mesjid. Kalau seseorang tidak mematuhi peraturan penerbangan dikhawatirkan terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan dan itu berkibat fatal bagi semuanya. Demikian juga kalau seseorang tidak mematuhi adab dalam mesjid dikhawatirkan keberadaan mereka di mesjid itu tidak berarti apa-apa, mungkin sia-sia dan yang lebih berbahaya orang lain akan terganggu. Ketika akan take off dalam suatu penerbangan, biasanya pramugari memberitahukan apa-apa yang dilakukan dan diwaspadai pada waktu berada dalam pesawat, mulai dari bergerak dari airport keberangkatan sampai di airport tujuan. Di antara yang disampaikan pramugari adalah siapa pilot dan ko pilot yang akan memimpin penerbangan, siapa saja pramugari dan petugas lain yang menyertai penerbangan itu. Di samping itu pramugari juga memberikan penjelasan pintu darurat yang ada, mengatur siapa yang tepat untuk duduk di pintu darurat, memperagakan bagaimana memasang sabuk pengaman, bagaimana memasang baju pelampung untuk keselamatan di laut dan sebagainya. Selain itu pramugari juga menjelaskan bahwa penggunaan telepon genggam selama dalam pesawat juga akan mengganggu sistem navigasi penerbangan. Ketika berada dalam mesjid, pengurus atau imam juga memberitahukan bagaimana jamaah berada dalam mesjid, bagaimana duduk yang baik dalam mesjid, pada saf mana duduk yang terbaik, apa saja yang baik dilakukan dalam mesjid, dan apa saja yang harus dihindari karena tidak baik dilakukan dalam mesjid. Semua pemberitahuan itu adalah dalam rangka mendapatkan kualitas amal ibadah yang tinggi, mendapatkan keredaan Allah dan pahala yang berlipat-ganda. Selain itu melakukan aktifitas yang merusak kekhusukan, dan ketentangan dalam mesjid, seperti berbicara, hal-hal yang tidak berguna, meribut, mempergunjingkan orang lain adalah sama dengan mengaktifkan telepon genggam ketika berada dalam pesawat itu. Ketika dalam shalat kalau telepon genggam seseorang berdering pasti merusak suasana jamaan dalam mesjid. Hal itulah yang harus dihindari. Sebuah penerbangan dipimpin oleh seorang pilot, semua keselamatan berada di tangan pilot. Ibadah dalam mesjid dipimpin oleh seorang imam, tetapi baik atau kurang baiknya ibadah seorang jamaah tidak semua ditentukan imam tetapi juga ditentukan oleh aktifitas jamaah sendiri. Selama dalam penerbangan mulai dari take off sampai landing aktifitas sebuah pesawat dipantau oleh sebuah radar. Apa saja yang terjadi selama dalam perjalanan itu dapat diketahui oleh radar. Kerusakan apa saja yang dialami pesawat radar itu dapat memantaunya. Selama dalam mesjid mulai semenjak masuk sampai keluar mesjid semua aktifitas jamaah diketahui pula oleh radar Yang Maha Agung, yaitu Allah SWT. Setiap amal, baik atau jahatnya sebuah amal tidak ada yang terlepas dari pengetahuan Allah. Tidak ada satu pun yang terjadi di dunia ini, sampai ke dalam hati setiap manusia, gerak jantungnya semua diketahui oleh Allah. Oleh sebab itu, dalam mesjid setiap hamba harus berusaha maksimal untuk menjalankan semua kebaikan dan menjauhi semua keburukan, sebab semua itu diketahui Allah. Bahkan kegiatan setelah keluar dari mesjid pun setiap jamaah harus berusaha keras melaksanakan yang baik dan menjauhi yang buruk. Amal ibadah yang diusahakan seperti ini, yang didasarkan atas keikhlasan, baik dalam mesjid maupun di luar mesjid akan mengantarkan seseorang ke surga yang dijanjikan Allah. Karena itu mesjid, di mana di dalamnya jamaah beribadah, bermunajat dan mendekatkan diri kepada Allah, merupakan pesawat yang membawa mereka ke surga. Mari kita masuk ke dalam mesjid dan memakainya sebagai pesawat kalau kita ingin ke surga. Wallahu a’lam. Pekanbaru, Akhir Ramadhan 1430 H Afrizal M,