Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013

advertisement
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
2.1.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Solok Selatan berada pada jajaran Pegunungan Bukit Barisan yang termasuk dalam
daerah Patahan Semangka. Posisi daerah secara geografis berada pada 01° 17’ 13” - 01° 46’ 45” Lintang
Selatan dan 100° 53’ 24”- 101° 26’ 27” Bujur Timur. Dengan luas wilayah lebih kurang 3.590 Km². Tepatnya
berada di bagian selatan Provinsi Sumatera Barat. Batas-batas wilayah Kabupaten Solok Selatan adalah:
Secara administratif Kabupaten Solok Selatan berbatasan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Solok.

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Kerinci (Provinsi Jambi).

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan.

Sebelah Timur dengan wilayah Kabupaten Dharmasraya
Ibu kota Kabupaten Solok Selatan sendiri ditetapkan berkedudukan di Padang Aro. Jarak antara Padang
Aro dengan Kota Padang adalah 166 Km. Secara administratif, sejak tahun 2007 Kabupaten Solok Selatan terdiri
dari tujuh kecamatan, yaitu (i) Sangir, (ii) Sangir Jujuan, (iii) Sangir Balai Janggo, (iv) Sangir Batang Hari, (vi)
Sungai Pagu, (vi) Pauh Duo dan (vii) Koto Parik Gadang Diateh. Secara keseluruhan kabupaten ini terdiri dari
39 nagari dan 195 jorong. Tiap kecamatan ini memiliki luas yang bervariasi. Kecamatan terluas adalah
Kecamatan Sangir Batang Hari dengan luas 752 km2 dan Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dengan luas
673 km2. Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Sangir Jujuan dengan luas 279 km2 dan Kecamatan Pauh Duo
dengan luas 265 km2. Untuk Luas Wilayah Kabupaten Solok Selatan dapat dilihat pada tabel 2.1 Berikut ini :
Tabel 2.1
Luas Wilayah Per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Jumlah Nagari
Luas (Ha)
Administrasi
Kecamatan
(Ha)
1.
Sangir
Terbangun
% thd Total
(Ha)
% thd Total
1 Lubuk Gadang Selatan
2 Lubuk GAdang
3 Lubuk Gadang Timur
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 1
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
2.
Sangir Jujuan
1 Lubuk Malako
2 Padang Aia Dingin
3 Bidar Alam
4 Padang Limau Sundai
5 Padang Gantiang
3.
Sangir
Balai
Janggo
1 Sungai Kunyit
2 Talunan Maju
3 Talao Sungai Kunyit
4Sungai Kunyit Barat
4.
Sangir Batang
1 Abai
Hari
2 Ranah Pantai Cermin
3 Dusun Tangah
4 Sitapuih
5 Lubuak Ulang Aling
6 Lubuk Ulang Aling Selatan
7 Lubuk Ulang Aling Tengah
5.
Sungai Pagu
1 Koto Baru
2 Pasar Muara Labuh
3 Pulakek Koto Baru
4 Sako Pasia Talang
5 Sako Selatan Pasia Talang
6 Sako Utara Pasia Talang
7 Pasia Talang
8 Bomas
6.
Pauh Duo
1 Alam Pauh Duo
2 Kapau Alam Pauh Duo
3 Luwak Kapau
4 PAuh Duo Nan Batigo
7.
Koto
Parik
1 Pakan Rabaa
Gadang
2 Pakan Rabaa Timur
Diateh
3 Pakan Rabaa Utara
4 Pakan Rabaa Tengah
JUMLAH
35
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 2
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Sumber :
Gambar 2.1 Peta Batas Administratif Kabupaten Solok Selatan
2.1.2 Kondisi Fisik
Kabupaten Solok Selatan mempunyai keadaan topografi yang sangat bervariasi umumnya berupa
perbukitan dan pegunungan. Pada bagian utara dan tengah memperlihatkan pola kontur yang rapat dan
meruncing, hal ini mencerminkan suatu daerah perbukitan dengan lereng terjal.
Kabupaten Solok Selatan berada pada jajaran Pegunungan Bukit Barisan yang termasuk dalam
daerah Patahan Semangko. Topografi wilayah sangat bervariasi antara daratan dan perbukitan dengan
ketinggian dari permukaan laut berkisar 500 – 1.700 meter, dengan puncak tertinggi berada di Gunung
Kerinci 3.805 m dari permuaan laut yang menjadi batas alam Kabupaten Solok Selatan dengan Kabupaten
Kerinci Provinsi Jambi. Berdasarkan ciri topografi tersebut maka Kabupaten Solok Selatan dapat terbagi 3
(tiga) wilayah yaitu :
1.
Dataran Tinggi Bergelombang
Dataran tinggi bergelombang secara umum menempati wilayah bagian timur mulai dari Lubuk
Malako Kecamatan Sangir Jujuan ke arah utara sampai dengan wilayah Kecamatan Sangir Batang
Hari. Secara umum elevasi wilayah ini berkisar antara 50 m – 100 m (dpl). Sungai-sungai umumnya
mengalir ke arah utara seperti Sungai Batang Sangir, Sungai Batang Tahunan, Sungai Batang Hari dan
sungai-sungai kecil di wilayah bagian utara. Bagian Utara Kecamatan Sangir Batang Hari terjadi
pertemuan dua sungai besar yaitu Sungai Batang Sangir dengan Sungai Batang Hari.
2.
Daerah Perbukitan
Daerah perbukitan secara dominan menutupi wilayah Kabupaten Solok Selatan sebarannya
mulai dari bagian utara sampai bagian tengah, dengan elevasi berkisar dari 100 m – 500 m (dpl).
Batas topografi perbukitan dengan topografi lainnya berupa Sungai Batang Sulit pada bagian
barat kemudian melengkung ke timur bersambung dengan Sungai Batang Sangir. Pola aliran
yang terbentuk di wilayah ini umumnya perpola paralel.
3.
Daerah Kaki Pegunungan
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 3
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Daerah kaki pegunungan menempati wialay bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Pasir dan
bagian selatan yang merupakan Kaki Gunung Kerinci. Pada bagian barat merupakan bagian dari kaki
Gunung Runcing (2145 m) sedangkan bagian selatan merupakan kaki dari Gunung Kerinci (3500 m).
Pola aliran yang terbentuk umumnya berupa pola pengaliran radial.
Susunan batuan di wilayah Kabupaten Solok Selatan dari Peta Geologi Skalo 1 : 250.000, Lembar
Painan dan Bagian Timur Laut Lembar Muara Seberut (Pus. Penelitian dan Pengembangan Gelologi, 1996)
dari tertua hingga muda. Secara umum kondisi geologi Kabupaten Solok Selatan tersusun dari endapan
permukaan berupa alluvium sungai dan kwarter resen yang terdiri dari lempung, pasir, kerikil dan bongkahanbongkahan batuan beku, kwarsit dan lain-lain. Menyusul formasi batuan gunung api kwarter, batuan gunung
api kwarter – tersier, batuan sedimen tersier, batuan malihan trias, batuan malihan parem – karbon dan
batuan teran trias.
Penamaan dan pengelompokan satuan batuan di Kabupaten Solok Selatan didasarkan pada peta
geologi lembar Painan skala 1 : 250.000 yang disusun oleh HMD Rosidi, S Tjokrosapoetro, B Pendowo, S
Gafoer dan Suharsono, 1996, dan berdasarkan Peta Geologi Lembar Painan Timur Laut, Sumatra, skala 1 :
250.000, oleh Kastowo dan Gerhard, W.Leo, 1973 terbitan Direktorat Geologi Bandung, dimana satuan
batuan di Kabupaten Solok Selatan dapat dikelompokan menjadi 8 (delapan) satuan yang urutan stratigrafi
dari muda ke tua, sebagai berikut:

Endapan Permukaan
Aluvium Sungai (Qal); berupa pasir kerikil dan bongkah batuan beku, batuan sedimen, batuan
metamorf yang diendapkan sepanjang dataran banjir. Umumnya endapan ini tersebar di sekitar
sungai-sungai besar dan daerah limbah banjir, misalnya Batang Hari, Batang Suliti, Batang Sangir dan
lain-lain.

Batuan Sedimen
Formasi Sinamar (Tos); Konglomerat, batupasir kuarsa berbutir kasar berwarna abu-abu kekuningkuningan, batupasir kuarsa mengandung mika berwarna coklat sampai abu-abu kekuning-kuningan,
batupasir arkosan, batulempung abu-abu, napal dan batulempung pasiran. Di dalamnya termasuk
juga lapisan-lapisan batubara dan batugamping koral. Komponen konglomerat adalah kuarsit, kuarsa
susu, dan pecahan-pecahan granit. Di dekat batuan granitan Pratiesier, batupasir kuarsa condong
membentuk susunan arkosa. Isi perbandingan batulempung, serpih dan napal dalam formasi itu
makin bertambah kearah atas. Formasi ini terletak tidak selaras di atas batuan pra tersier. Umumnya
diperkirakan Oligosen dan dapat dikolerasikan dengan Formasi Batupasir Kuarsa dari Musper (1994).
Tebalnya mencapai + 750 meter.
Formasi Barisan(Pb) ; Terdiri dari filit, batusabak, batugamping, batutanduk dan greywacke meta.
Rijang banyak sekali terdapat, juga urat kuarsa sulfida magmatik mengandung emas terdapat di
daerah Sungai Sapek. Ketebalan mungkin lebih dari 3500 meter.
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 4
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Anggota Batu Gamping Formasi Barisan(Pbl); Terpualamkan, berhablur, pejal berwarna abu-abu
muda sampai tua. Urat-urat kalsit biasa terdapat dan batugamping ini sangat terpecah-pecah dalam
jalur-jalur sesar seperti Sesar Besar Sumatera. Batugamping di deretan sebelah timur, di Bukit
Cermin mengandung Schwagerina sp. menunjukkan umur Perm-Awal. Di dalam batugamping
sepanjang Sesar Besar Sumtera tidak ditemukan fosil. Diabas dan serpentinit yang tergabung dengan
batugamping ini di lembar Solok, di anggap berumur Perm (Volz, 1904).

Batuan Volkanik
Batuan Gunung Api yang Tak Dipisah-Pisahkan (Qyu); berupa Breksi, endapan lahar, aliran lava, lapili
dan tufa, semuanya bersusunan basal sampai andesit dengan plagioklas menengah sampai basa
(oligoklas, andesin, labradorit), amfibol, biotit, dan piroksin; di dalam batuan basalt terdapat sedikit
olivin. Batuan ini berasal dari Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh. Tanah pelapukan berupa lempung
lanauan hingga lempung pasiran, berwarna coklat kemerahan, plastisitas sedang–tinggi, konsistensi
teguh–kaku, dengan ketebalan 0,5–2 meter.
Lava(Qyl) ; Susunan dan asalnya sama dengan batuan gunung api yang tak terpisahkan. Alirannya
terdapat disekitar Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh.
Breksi Volkanik yang Tak Dipisah-Pisah (Qou) ; Breksi tufa, lahar dan aliran lava: kebanyakan
bersusunan andesitan. Batuan basalan merupakan sebagian kecil dari satuan ini. Secara setempat
batuan ini diterobos oleh retas dasitan dan terpropilitasikan. Pusat-pusat letusan batuan ini tidak
dapat ditemukan, tetapi mungkin berasal dari gunung Kerinci yang tua, Gunung Tujuh, Gunung
Runcing dan Gunung Api Panjang. Mereka dinyatakan berumur Kwarter Awal. Di sekitar Gunung
Kerinci dan Gunung Tujuh tertutup oleh batuan gunungapi menerobos Formasi Painan (Tmop) yang
berumur Tersier-bawah, dan tertutup oleh batuan volkanik Kwarter, tersingkap di baratdaya daerah
ini. Lava (Qol) ; Susunan dan asalnya sama dengan batuan gunungapi yang tak terpisahkan. Alirannya
terdapat disekitar lereng Gunung Runcing, Gunung Lumut dan Gunung Panenjolan.

Batuan Terobosan (Batuan Intrusi)
Granodiorit (Tgdr) ; Komposisi granit hornblenda sampai granodiorit, berumur Miosen Tengah
karena menerobos Formasi Painan yang berumur Tersier Bawah.
Batuan Granitan (Kgr) ; Susunannya berkisar antara granodiorit sampai granit, berwarna biru muda
dengan bintik-bintik mineral-mineral mafik abu-abu semu hijau. Terdapat sebagai stok. Secara
setempat mineral-mineral mafik. Mineral-mineral mafik telah terubah secara setempat. Di jalur
Sesar Sumatera batuan ini telah terkoyakkan kuat sekali dan bertekstur genes. Batuan ini menerobos
baik batuan Mesozoikum maupun Paleozoikum dan karena itu dinyatakan berumur MesozoikumAkhir (Kapur) dan dapat dikorelasikan dengan Granit Lassi yang berumur Kapur Akhir (112 ± 240 juta
tahun) di dataran tinggi Padang (Katili, 1962, 1973).
Granit (Jgr) ; Berwarna biru muda sampai semu merah muda dengan bintik-bintik mineral mafik
kehijau-hijauan. Terdapat sebagai stok. Susunannya berkisar antara granit biotit harnblenda sampai
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 5
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
granodiorit; plagioklas dari jenis oligoklas, hornblenda telah mengalami kloritisasi dan secara
setempat terdapat apatit.
Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian berupa Sesar Besar Semangko dengan
sesar-sesar ikutannya, lipatan dan kelurusan. Sesar berarah utara-selatan, timurlaut-baratdaya dan
baratlaut-tenggara. Di bagian baratlaut dan tenggara sumbu lipatan berarah utara-selatan. Kelurusan
umumnya searah dengan sesar Semangko yaitu berarah baratlaut–tenggara.
Baik sesar Semangko maupun sesar-sesar ikutan lainnya diperkirakan menjadi pengontrol jalannya
larutan metasomatik dan hidrotermal yang jadi pembentuk mineralisasi logam dasar di Kabupaten
Solok Selatan.
a. Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Solok Selatan dapat dibagi atas tanah Podsolik Coklat dan Latosol. Jenis
tanah seperti ini memiliki tingkat hara yang tinggi dan sangat subur, sehingga sangat cocok untuk
pengembangan kegiatan pertanian, terutama tanaman hortikultura dan perkebunan.
b. Kondisi Iklim
Secara umum Kabupaten Solok Selatan beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 20ºC
hingga 33ºC dengan curah hujan 1.600–4.000 mm/tahun. Curah hujan paling banyak terdapat pada
Kecamatan Sangir terutama pada bulan April dan bulan September–Desember, sedangkan Kecamatan Sungai
Pagu mempunyai curah hujan yang relatif paling sedikit.
Kabupaten Solok Selatan mempunyai curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 2500 hingga
3500 mm/tahun, secara lokal seperti di sekitar kaki Gunung Kerinci mencapai antara 3500 sampai 4000
mm/tahun. Sungai-sungai besar yang mengalir pada umumnya mempunyai kedalaman yang cukup, bersifat
permanen atau berair di musim kemarau seperti S. Batang Hari, S. Batang Bangko, S. Batang Sangir, S. Batang
Suliti, S. Batang Jujuhan, S. Batang Keruh, dan S. Batang Ikur. Berdasarkan Peta Hidrologi Indonesia skala 1 :
250.000,, Direktorat Geologi Tata Lingkungan (Soetrisno, S., 1987),
c. Kondisi Hidrologi
Pada dasarnya kondisi hidrologi Kabupaten Solok Selatan dapat terlihat dari adanya sumber-sumber
air, baik berupa air permukaan, mata air, maupun air tanah
o Air Permukaan (sungai)
Wilayah Solok Selatan didominasi oleh pegunungan Bukit Barisan, sebagai bagian dan rangkaiaan
pegunungan Bukit Barisan yang memanjang sepanjang pantai barat Sumatera. Titik tertinggi adalah
puncak Gunung Kerinci yang menjadi batas alam Solok Selatan dengan Kabupaten Kerinci. Terdapat
banyak daratan sepanjang lembah Bukit Barisan tersebut. Pegungungan Bukit Barisan yang berada
sebelah barat kabupaten Solok Selatan lebih tinggi dan Bukit Barisan di sebelah timur. Sehingga semua
sungai yang mengalir di Kabupaten Solok Selatan mengalir ke arah timur.
o Mata Air
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 6
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Di wilayah Kabupaten Solok Selatan juga dijumpai mata air, yang terbentuk dari dasar lembah atau kaki
perbukitan yang disebabkan adanya lapisan batuan kedap air di bawahnya, sehingga peregangan tidak
terus ke dalam melainkan ke arah keteral dan muncul di kaki tebing/lembah atau kaki perbukitan.
o Air Tanah
Keberadaan air tanah dipengaruhi oleh cuaca hujan, luas daerah resapan, sifat kelulusan bahan
permukaan dan bantuan yang terdapat di bawahnya serta morfoloogi. Potensi air tanah umumnya relatif
dalam sekitar 5 - 15 meter.
Tabel 2.2
Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Solok Selatan
Kecamatan
Nama DAS
Lokasi
Luas (Ha)
1. Sangir
Batang Timbulun
Lubuk Gadang
Batang Belangir
Lubuk Gadang
Batang Sangir
Lubuk Gadang/Lubuk Gadang Timur
Lubuk Gadang Selatan
Batang Kapur
Lubuk Gadang Selatan
Batang Liki
2. Sangir
Batang Sangir
Jujuan
Padang
Air
Dingin/Lubuk
Malako/Padang Gantiang
/Bidar Alam/Padang Limau Sundai
Lubuk Malako/Bidar Alam
Batang Ikur
3.
4.
Sangir Balai
Batang Pangian
Sungai Kunyit
Janggo
Batang Gane
Talao/Sungai Kunyit
Batang Jujuan
Sungai Kunyit
Sangir
Batang Ikur
RPC
Batang Hari
Batang Sangir
RPC/Abai/Sitapus/Lubuk
Ulang
Aling Selatan
Batang Hari
Lubuk Ulang Aling Selatan/Lubuk
Ulang Aliang Tengah/Lubuk Ulang
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 7
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Aling.
5.
Sungai Pagu
Batang Suliti
Pasir
Talang/Pasir
Timur/Pasir
Talang
Talang
Barat/Pasir
Talang Selatan/Pasar Muara Labuh
6.
7.
Pauh Duo
Koto
Parik
Batang Bangko
Bomas/ Koto Baru
Batang Lolo
Sako Pasir Talang
Batang Pulakek
Pulakek Koto Baru
Batang Bangko
Luak Kapau/Kapau
Batang Pulakek
Alam Pauh Duo
Batang Suliti
Pakan Rabaa Utara/ Pakan Rabaa
Gadang
Timur/Pakan Rabaa Tengah/Pakan
Diateh
Rabaa
Sumber : Solok Selatan Dalam Angka, Tahun 2011
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Daerah Aliran Sungai Berikut ini :
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 8
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Gambar 2.3 Peta Daerah Aliran Sungai
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 9
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
1.
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan merupakan pencerminan dari hubungan antara alam/lahan dengan manusia dalam
kegiatannya. Apabila jumlah manusia sangat kecil dibandingkan dengan luas wilayah/kawasan, maka dapat
diartikan bahwa penggunaan lahan belum banyak bervariasi sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan.
Penggunaan lahan merupakan suatu bentuk dari segala aktifitas yang saat ini dilakukan oleh masyarakat di atas
suatu lahan. Aktifitas tersebut selanjutnya dikelompokkan dalam suatu guna lahan yang merupakan dominasi dari
pemanfaatan ruang yang ada.
Berdasarkan Peta Tata guna Lahan Kabupaten Solok Selatan tahun 2008, penggunaan lahan di wilayah
perencanaan didominasi oleh penggunaan untuk kawasan hutan yang mencapai luas 261.000 Ha atau sekitar
72,70 % dari total luas wilayah Kabupaten Solok Selatan 359.000 Ha. Selanjutnya kegiatan perkebunan merupakan
penggunaan lahan terbesar kedua yang mempunyai luas 79.800 Ha atau sekitar 22,23 %. Penggunaan lahan
terkecil di wilayah perencanaan adalah padang rumput yang hanya memiliki luas 18,10 Ha atau sekitar 0,01 %.

Kawasan Permukiman
Kepadatan penduduk rata-rata mencapai 40 jiwa/km2 pada tahun 2010, Kecamatan Sungai Pagu merupakan
kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi, yaitu sekitar 140 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan
Sangir Batang Hari memiliki kepadatan penduduk paling kecil, yaitu 14 jiwa/km2, seperti terlihat pada Tabel
1.6. Hal ini merupakan implikasi fungsi dan peran Muaralabuh sebagai pusat pelayanan jasa. Sebagai pusat
pelayanan, kelengkapan fasilitas menjadi daya tarik masyarakat untuk bermukim.
2.2 Demografis
2.2.1
Jumlah Penduduk dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Solok Selatan tahun 2011 sebanyak 147.369 jiwa, yang terdiri dari
74.117 laki – laki dan 73.252 perempuan, sedangkan tahun sebelumnya tercatat sebanyak 144.281 jiwa
(72.568 laki – laki
dan 71.713 perempuan). Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2011 ini terhitung
2
sebanyak 44,04 jiwa/Km . Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Sangir, yakni 39.034 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Sangir Jujuan yakni
yang bekerja d i
Solok Selatan
11.833 jiwa. Jumlah orang
sebanyak 61.553 orang dengan rincian 40.684
laki-laki dan 22.824
perempuan (data dapat dilihat pada lampiran). Berikut jumlah dan persentase laju pertumbuhan penduduk dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 pada tabel 2.3 Jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Solok
Selatan :
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 10
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Tabel 2.3
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2008 - 2011
Sumber: Kabupaten Solok Selatan Dalam Angka, 2012
2.2.2 Proyeksi Penduduk
Pertumbuhan Penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan
kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Dalam rangka perencanaan pembangunan di
segala bidang, diperlukan informasi mengenai keadaan penduduk, persebaran penduduk, dan susunan
penduduk menurut umur. Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut
komposisi umur dan jenis kelamin) di masa yang akan datang menurut asumsi arah perkembangan
fertilitas, mortalitas dan migrasi. Hasil proyeksi penduduk sangat bermanfaat untuk perencanaan
pembangunan keseluruhan termasuk pembangunan sanitasi. Untuk itu perlu diketahui proyeksi jumlah
penduduk 5 tahun ke depan. Untuk menghitung proyeksi penduduk di gunakan rumus Pn = Po (1 + r ) .
Untuk proyeksi JUmlah penduduk di Kabupaten Solok Selatan dapat di lihat pada Tabel 2.4 berikut ini :
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 11
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan
II- 12
Tabel 2.4
Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tahun
N
Nama
o1
Sangir
Kecamatan
Sangir Jujuan
Sangir Balai Janggo
4
2011
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
20
201
20
201
39.034
12
3
14
5
11.834
12
2011
7.807
Tahun
20
20
20
20
2011
20
20
20
201
12
13
14
15
61,6
12
13
14
5
2.367
3.211
7
42,4
16.055
3.211
2.367
2
25,4
Sangir Batang Hari
13.328
2.666
4
17,7
5
Sungai Pagu
28.884
5.777
2
80,6
6
Pauh Duo
15.175
3.035
8
57,2
7
Koto Parik Gadang
23.059
4.612
4.612
6
34,2
.2
3
Diateh
Jumlah
147.36
9 Angka, 2012
Sumber : Kabupaten Solok Selatan Dalam
29.47
29.474
4
6
44,0
4
2.3
Keuangan dan Perekonomian Daerah
2.3.1 Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah. Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk
menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan
pembangunan daerah, sehingga analisis pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan
keuangan daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian kinerja,
guna mewujudkan visi dan misi Daerah. Selama lima tahun terakhir (2007 - 2011) kebijakan pengelolaan keuangan
daerah meliputi kebijakan penerimaan keuangan daerah dan pengeluaran keuangan daerah seperti yang digambarkan
pada Tabel 2.5 berikut :
Tabel 2.5
Ringkasan Realisasi APBD Kabupaten Solok Selatan 5 tahun terakhir
Pendapatan daerah dilakukan terhadap obyek pendapatan daerah yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Kapasitas keuangan Daerah akan menentukan kemampuan pemerintah
Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan masyarakat. Analisis kemampuan Pemerintah dapat diukur dari penerimaan
pendapatan daerah selama 5 tahun terakhir (2007 – 2011) yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun dengan
rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Solok Seltan tahun 2011 sebesar 6,35 % sedangkan proporsinya terhadap APBD
sebesar 3,63%, secara rinci seperti terlihat pada tabel 2.6 dibawah ini :
Data keuangan tersebut diatas diperoleh dari laporan realisasi anggaran dan belanja Kabupaten Solok Selatan selama 5
(lima) tahun terakhir dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Solok Selatan.
Sumber: Realisasi APBD Kab. Solok Selatan 5 tahun terakhir
Sedangkan untuk belanja sanitasi per kapita, Kabupaten solok selatan pada tahun 2007 sampai dengan tahun
20011 dapat dilihat pada tabel 2.7 berikut ini :
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa belanja sanitasi Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2007 yaitu sebesar
....................dan pada tahun 2011 adalah sebesar ........dengan demikian terjadi peningkatan/penurunan sebesar Rp ..............
pada tahun 2011
2.3.2 Perekonomian Daerah
Potensi perekonomian di Kabupaten Solok Selatan yang paling menonjol adalah sektor pertanian dan
Pertambangan dan penggalian karena didukung oleh letak geografis wilayahnya. Selain sektor pertanian, sektor yang
mendukung perekonomian Kabupaten Solok Selatan adalah sektor industri, perdagangan dan jasa- jasa. Selama periode
2007 – 2011pertumbuhan di masing-masing sektor terlihat fluktuatif. Pada tahun 2011 sektor yang paling memiliki
pertumbuhan tertinggi adalah sektor bangunan yaitu sebesar 8,90 %,. Selain itu sektor pertanian masih merupakan
sektor andalan Kabupaten Solok Selatan dengan sumbangan sebesar 37,80 % terhadap perekonomian Kabupaten
Solok Selatan. Dimana pertumbuhannya meningkat dari 4,57 % pada tahun 2010 menjadi 4,97 % Pada Tahun 2011.
Peningkatan pertumbuhan sektor pertanian ini disebabkan karena meningkatnya pertumbuhan pada hampir
keseluruhan sub.sektornya tahun 2011.
Sektor pertambangan dan penggalian mengalami percepatan pertumbuhan dari 8,25 % tahun 2010 menjadi
8,35 % tahun 2011 dan merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan ke tiga tertinggi selama tahun 2011.
Sementara itu sektor listrik, Gas dan air bersih mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu dari 8,02 % pada tahun
2010 menjadi 7,44% pada tahun 2011. Melambatnya pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih ini disebab kan
oleh melambatnya pertumbuhan pada kedua sub sektornya. Dimana sub sektor air bersih dari 8,79% pada tahun
2010 menjadi 6,84% tahun 2011. Dan sub sektor listrik tahun 2011 mengalami perlambatan pertumbuhan di
bandingkan tahun 2010, yaitu dari 7,98% tahun 2010 menjadi 7,74% tahun 2011. Berikut data perekonomian umum
daerah 5 tahun terakhir seperti pada tabel 2.8 berikut ini
Tabel 2.8
Peta Perekonomian Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2007 - 2011
Sumber : Solok Selatan dalam angka tahun 2012
2.4 Tata Ruang Wilayah
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah
kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.Rencana
struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi:
a) sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan
layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam
wilayah kabupaten; dan
b) sistem
perletakan
jaringan
prasarana
wilayah
yang
menunjang
keterkaitannya serta
memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada
pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.
Rencana struktur ruang disusun bertujuan
untuk mewujudkan efisiensi pemanfaatan ruang,
keserasian pengembangan ruang, dan keefektifan sistem pelayanan. Struktur ruang yang direncanakan
dengan mempertimbangkan potensi dan masalah pengembangan kabupaten serta kebijakan
pengembangan wilayah sekitarnya
yang ditetapkan oleh tingkatan pemerintahan yang lebih tinggi, baik tingkat Provinsi maupun tingkat
Nasional.
2.4.1 Rencana Pusat Layanan
Sebagaimana didefinisikan dalam Permen PU Nomor 16 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, disebutkan bahwa Rencana sistem perkotaan di
wilayah kabupaten merupakan rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam
wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hirarki
pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.Pusat kegiatan di
wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial,
budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas:
a. PKN yang berada di wilayah kabupaten;
b. PKW yang berada di wilayah kabupaten;
c. PKL yang berada di wilayah kabupaten;
d. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan
e. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada
pemerintah daerah kabupaten, yaitu:

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan

-Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala antar desa.
Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi
kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. Rencana pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Solok
Selatan dimaksudkan untuk mengotimalkan peranan dan fungsi dari masing-masing pusat kegiatan
dalam kerangka pengembangan secara keseluruhan di dalam Wilayah Kabupaten Solok Selatan.
Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan
secara berhirarkis sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan, atau didasarkan pada arah
kebijakan pengembangan. Artinya penetapan sesuai potensi didasarkan pada kondisi saat ini
(eksisting) baik yang menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan sumberdaya buatan;
sedang
arah
kebijakan pengembagan
didasarkan
pada
tujuan
yang
akan
dicapai
melalui
pengembangan suatu pusat kegiatan, namun pertimbangan pada sumberdaya yang ada tidak menjadi
pertimbangan utama. Penetapan tersebut selain didasarkan pada kondisi saat ini yang lebih penting
adalah rencana pengembangan kedepan dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun
mendatang.
Rencana pengembangan pusat kegiatan di Kabupaten Solok Selatan juga mengacu pada
kriteria sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang meliputiPusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Dalam wilayah Kabupaten Solok Selatan belum ada kota yang mempunyai fungsi sebagai PKN dan PKSN
yang ditetapkan sesuai kebijakan nasional, sedangkan PKL ditetapkan sesuai dengan potensi dan arah
kebijakan Provinsi Sumatera Barat. Untuk Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan oleh kabupaten di
sebut dengan PKLp. Adapun kriteria yang dijadikan acuan dalam rangka menetapkan Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) maupun Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dalam lingkup wilayah Kabupaten Solok Selatan
adalah :
1.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau
2.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani
skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten.
Pembahasan
rencana struktur
ruang
wilayah
Kabupaten
dibahas
berdasarkan sistem
perkotaan wilayah Kabupaten Solok Selatan meliputi: penetapan kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan diantaranya membahas pusat kegiatan perkotaan dan sistem perwilayahan. Untuk lebih
jelas mengenai pembahasan rencana sistem
perkotaan wilayah dapat dilihat pada uraian dibawah ini.
Merujuk pada RTRW Provinsi Sumatera Barat, hanya Padang Aro yang memiliki status sebagai
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam struktur ruang Provinsi Sumatera Barat. Pusat kegiatan yang
ditetapkan dalam struktur ruang Kabupaten Solok Selatan adalah sebagai berikut:
a) Pusat Kegiatan Lokal (PKL)berada di Padang Aro.
b) Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan Kabupaten (PKLp)berada di Muaralabuh dan Abai.
c) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)berada di wilayah Ibukota masing-masing kecamatan
meliputi Pakan Rabaa, Pakan Salasa, Sungai Kalu, Lubuk Malako, Sungai Kunyit, dan Lubuk
Ulang-Aling.
d) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)berada di pusat pelayanan setingkat nagari.
Nagari yang ditetapkan untuk menjadi PPL berdasarkan ketersediaan pusat kegiatan di
daerah tersebut seperti adanya pasar atau fasilitas umum lainnya yang melayani permukiman skala
antar nagari. PPL berada di Balun, Luak Kapau, Sungai Lambai, Bidar Alam, Sungai Gadiang, Talunan
Maju, Talao, dan Sitapus. Berdasarkan susunan di atas, struktur pusat kegiatan Kabupaten Solok Selatan
terdiri dari 1 (satu) PKL, 2 (dua) PKLp, 6 (enam) PPK, dan 8 (delapan) PPL. Struktur ini tergambar
dalam Peta Struktur Ruang Kabupaten Solok Selatan.
2.4.2 Rencana Pola Ruang dalam RTRW
Dalam arahan penetapan kawasan pola ruang di wilayah Kabupaten Solok Selatan
mengacu kepada hasil analisis yang dilakukan serta mengacu pada ketentuan- ketentuan yang
sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang serta Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
837/KPTS/UM/1980, terhadap pengelolaan kawasan lindung, penetapan lokasi oleh tingkat
pusat maupun provinsi serta berdasarkan pada hasil kajian kondisi fisik dasar wilayah. Berdasarkan
PP RI No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional serta adanya pedoman
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang diterbitkan dengan Permen PU
No.16/PRT/M/2009, serta SK Menteri Kehutanan No 304/Menhut-II/ 2011 tentang Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan, Perubahan Fungsi Kawasan
Hutan
dan Penunjukan
Bukan
Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan. Adapun rencana pola ruang wilayah kabupaten,
meliputi:
2.4.2.1 Rencana Kawasan Lindung
Rencana pola ruang kawasan lindung yang ada di Kabupaten Solok Selatan meliputi,
Kawasan hutan lindung (Surat Keputusan Menhut No. 304 Tahun 2011), kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan
setempat,
pelestarian alam dan cagar budaya, dan kawasan rawan bencana alam. Untuk lebih jelasnya
mengenai pembagian rencana kawasan lindung dapat dilihat dibawah ini :
1. Kawasan Hutan Lindung
Yang dimaksud dengan kawasan hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan
tanah.
Luas hutan lindung di Kabupaten Solok Selatan adalah kurang lebih 84.079 (delapan
puluh empat ribu tujuh puluh sembilan) hektar atau 23,42 % dari luas wilayah Kabupaten
Solok Selatan yang tersebar di Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo, Kecamatan
Sangir, Kecamatan Balai Janggo, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir Batang Hari dan
Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh. Kawasan hutan lindung di Kabupaten Solok Selatan selain
berfungsi sebagai kawasan lindung juga diperuntukan bagi hutan nagari dan atau hutan
masyarakat.
2. Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan resapan air pada dasarnya memiliki fungsi sebagai kawasan lindung terbatas
atau sebagai kawasan lindung lainnya. Kawasan resapan air merupakan kawasan yang
mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan
tempat
pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. Kawasan resapan air ini dapat
berupa perkebunan tanaman tahunan ataupun hutan. Kawasan ini dapat dikembangkan sebagai
areal perkebunan tanaman keras yang dimanfaatkan adalah hasil buah bukan kayunya, sehingga
masih tetap memiliki fungsi lindung.
Kriteria kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan
tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan. Pada kawasan ini
diarahkan ke wilayah yang memiliki kelerengan 25 – 40 % yang nantinya diharapkan memberikan
manfaat sebagai kawasan perlindungan bawahannya.
Yang menjadi kawasan resapan air meliputi kawasan lindung dan kawasan suaka alam yang
tersebar di Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo, Kecamatan Sangir, Kecamatan
Balai Janggo, Kecamatan Sangir Batang Hari dan Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
3. Kawasan Perlindungan Setempat
Untuk arahan kawasan perlindungan setempat yang ada di Kabupaten Solok Selatan
meliputi
kawasan sempadan
sungai dan sekitar mata air. Untuk lebih jelas mengenai
penjelasan diatas dapat dilihat dibawah ini.
A. Kawasan Sempadan Sungai
Kabupaten Solok Selatan memiliki banyak sungai besar dan kecil diantaranya Batang Hari,
Batang Sangir, Batang Jujuan, Batang Bangko dan Batang Suliti. Kawasan perlindungan
setempat diarahkan bagi pengembangan Sempadan Sungai, yang ditujukan untuk melindungi
sungai dari kegiatan
manusia
yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.
Kawasan ini dialokasikan disepanjang aliran sungai yang ada di Kabupaten Solok Selatan.
Pengalokasian dan pengelolaan kawasan ini secara tepat diharapkan dapat tetap menjaga
keberadaan sungai di Kabupaten Solok Selatan, mengingat wilayah ini merupakan bagian dari hulu
DAS Batang Hari dengan banyak sungai dan anak sungai yang membentang.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai, garis sempadan
sungai
tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan :
a. Paling sedikit berjarak 10 m (sepuluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai
sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 m
(tiga meter);
b. Paling sedikit berjarak 15 m (lima belas meter) dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari
3 m (tiga meter) sampai dengan 20 m (dua puluh meter); dan
c. Paling sedikit berjarak 30 m (tiga puluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai dalam hal kedalaman sungai lebih dari
20 m (dua puluh meter).
Garis sempadan sungai tidak bertanggul untuk kawasan di luar kawasan perkotaan terdiri
atas:
a. Sungai besar dengan luas DAS lebih besar dari 500 Km² (lima ratus kilometer
persegi) ditentukan paling sedikit 100 m (seratus meter) dari tepi kiri dan kanan
palung sungai sepanjang alur sungai; dan
b.
Sungai kecil dengan luas DAS kurang dari atau sama dengan 500 Km² (lima ratus
kilometer persegi) ditentukan paling sedikit 50 m (lima puluh meter) dari tepi dan
kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
Sedangkan garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan
paling sedikit berjarak 3 m (tiga meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
Dan garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit
berjarak 5 m (lima meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
Penetapan kawasan sempadan sungai di Kabupaten Solok Selatan mengikuti sempadan
sungai sebagai berikut:
(1)
Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima) meter
dari kaki tanggul sebelah luar;
(2)
Daratan
sepanjang
tepian
sungai
besar
tidak
bertanggul
di
luar
kawasan
permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai; dan
(3)
Daratan
sepanjang
tepian
anak
sungai
tidak
bertanggul
di
luar
kawasan
permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai. Kawasan
sempadan sungai di kabupaten Solok Selatan memiliki luasan kuranglebih 68 (enam puluh
delapan) hektar. Kawasan sempadan sungai tersebut berada di seluruh kecamatan dalam wilayah
Kabupaten Solok Selatan.
B. Kawasan Sekitar Mata Air
Penetapan kawasan sempadan mata air dilakukan untuk melindungi keberadaan mata air
sebagai salah satu sumber mata air permukaan dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu
dan atau merusak sumber air dari kegiatan budidaya dan pemukiman.
Penetapan mata air berupa daratan dengan jarak kurang lebih 50 (lima puluh) sampai 100
(seratus) meter mengelilingi mata air dan secara fisik yang memiliki fungsi konservasi. Sebaran
mata air berada di seluruh kecamatan di Kabupaten Solok Selatan.
C. Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Ruang Terbuka Hijau pada kawasan perkotaan ditetapkan minimal 30%
dari luas kawasan perkotaan yang bersangkutan, terdiri dari Ruang Terbuka Hijau Publik
minimal 20% dan Ruang Terbuka Hijau Privat minimal 10%. Ruang Terbuka Hijau perkotaan
dapat berupa hutan kota, taman kota, dan jalur hijau yang ditanami sepanjang jaringan jalan.
Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) berupa taman kota yang saat ini telah dan sedang
dikembangkan di wilayah Kabupaten Solok Selatan yaitu Ruang Terbuka Hijau bekas Pasar
Muara Labuh Kecamatan Sungai Pagu dengan luasan ± 4.000 m². Sedangkan Ruang Terbuka Hijau
yang juga berupa taman kota juga akan direncanakan berlokasi di Pasar Padang Aro lama
Kecamatan Sangir dengan luasan ± 1,5 Ha. Untuk kawasan non perkotaan Ruang Terbuka
Hijau ditetapkan berupa hutan dengan luas minimal 30% dari luas aliran Daerah Aliran
Sungai. Untuk kawasan perkotaan, ruang terrbuka hijau disediakan dengan luasan kurang
lebih 5.100 (lima ribu seratus) hektar. Salah satu rencana yang dijadikan hutan kota adalah tanah
bekas Hak Guna Usaha (HGU) oleh PT. Pecconina Baru yang
berlokasi di Pekonina seluas ± 1.029 ha. Sedangkan bekas tanah Hak Guna Usaha
(HGU) PT. Golden Arm Engineering dan Contracting Coy. Ltd yang berlokasi di Nagari
Lubuk Gadang Timur memiliki luasan lebih kurang 1.937 (seribu sembilan ratus tiga
puluh tujuh) hektar akan dijadikan sebagai Botanical Garden (Taman Hutan Raya).
2.4.2.1.1 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, diarahkan bagi pengembangan
Taman Nasional (TN), yang ditujukan bagi pengembangan pariwisata, perlindungan
penyangga
kehidupan,
pelestarian
keanekaragaman
sistem
hayati dan ekosistemnya, serta
pemanfaatannya secara lestari. Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan salah
satu TN di Indonesia yang sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.
901/Kpts-II/1999 tanggal 14 Oktober 1999. Pada 7
Juli 2004, TNKS bersama TN gunung Leuser dan TN Bukit Barisan telah ditetapkan sebagai
Cluster World Natural Heritage of Sumatera “Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS)”
A. Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990, taman nasional bersama dengan
taman hutan raya dan taman wisata alam ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian
Alam yang mempunyai fungsi sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman satwa dan tumbuhan serta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari
satwa dan tumbuhan serta kosistemnya. Untuk itu, taman nasional mempunyai peranan
sebagai wahana pendidikan, ilmu pengetahuan/teknologi,
penelitian,
budaya,
menunjang
budidaya, rekreasi dan pariwisata alam.
Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan ekosistem hutan tropis dataran
rendah yang masih utuh dan satu kesatuan ekosistem terakhir di bagian lereng timur
Bukit
Barisan
yang
mempunyai
peran
sangat
penting
sebagai perlindungan
keanekaragaman hayati dan sumber garam meneral bagi satwa. Taman Nasional Kerinci Seblat
telah dikenal memiliki ponorama yang sangat indah termasuk keberadaan air terjun, danau dan
berbagai potensi wisata alam lainnya. Dalam sejarah pembentukannya, taman nasional ini
merupakan penyatuan dari kawasan-kawasan Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka
Margasatwa Rawas Hulu Lakitan-Bukit Kayu Embun dan Gedang Seblat, hutan lindung dan
hutan produksi terbatas di sekitarnya yang berfungsi hidro-orologis yang sangat vital bagi
wilayah sekitarnya. Kelompok hutan tersebut merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama,
yaitu DAS Batanghari, DAS Musi dan DAS wilayah pesisir bagian barat, DAS tersebut sangat vital
peranannya terutama untuk memenuhi kebutuhan air bagi hidup dan kehidupan jutaan
orang yang tinggal di daerah tersebut. Mengingat pentingnya peranan kelompok hutan
tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 1982, bertepatan dengan Kongres Taman Nasional
Sedunia di Bali, gabungan kawasan tersebut diumumkan sebagai Taman Nasional Kerinci
Seblat (TNKS).
Gambar 2.1 Salah satu tujuan pengelolaan TNKS adalah sebagai wahana penelitian dan pendidikan
Terkait kondisi tersebut Taman Nasional Kerinci Seblat yang yang merupakan bagian
Kabupaten Solok Selatan tersebar di sebagian Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh
Duo, Kecamatan Sangir, Kecamatan Balai Janggo, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir
Kecamatan Balai Janggo, Kecamatan Sangir Jujuan dan Kecamatan Kota Parik Gadang
Diateh dengan luas kurang lebih mencapai 66.287 (enam puluh enam ribu dua ratus delapan
puluh tujuh) hektar atau 18,46 % dari luas Kabupaten Solok Selatan.
A.
Zona Perwilayahan
Pemahaman Taman Nasional sangat penting, khususnya tentang pengelolaan dan
pemanfaatan. Zonasi TNKS meliputi;
Zona Inti, Zona Pemanfaatan dan Zona Rimba, diatur
kegiatan-kegiatan yang disyaratkan dalam masing-masing zona.
1.
Zona Inti; perlindungan & pengamanan, inventarisasi potensi kawasan penelitian dan
pengembangan
dalam
menunjang
penelitian dan pengembangan
pengelolaan.
(pola
pemanfaatan;
yang menunjang pemanfaatan, ilmu pengetahuan,
pendidikan dan kegiatan penunjang bididaya).
2.
Zona Pemanfaatan; perlindungan dan pengamanan, inventarisasi potensi kawasan,
penelitian dan pengembangan dalam menunjang pariwisata alam. (pola pemanfaatan;
pariwisata alam dan
rekreasi, penelitian
dan pengembangan yang menunjang
pemanfaatan, pendidikan dan atau kegiatan penunjang budidaya).
3.
Zona Rimba; perlindungan & pengamanan, inventarisasi potensi kawasan,
4.
Penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan, pembinaan habitat
dan
populasi satwa. (pola pemanfaatan;
menunjang pemanfaatan
,
penelitian dan pengembangan
yang
ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan penunjang
budidaya, wisata alam terbatas).
Pembinaan
fasilitas
habitat
air
dan
populasi
satwa;
pembinaan
padang
rumput, pembuatan
minum, dan atau tempat berkubang/mandi satwa, penanaman dan
pemeliharaan pohon pelindung dan sumber makanan satwa, penjarangan populasi satwa,
penambahan
tumbuhan dan
satwa asli, pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa
pengganggu.
TNKS merupakan habitat beberapa satwa endemik yang dilindungi seperti Gajah
sumatera (Elephas maximus), Harimau sumatera (Panthera tigris), Siamang (Hylobates
syndactylus), Beruang madu (Hekarctos malayanus), ditemukan juga berbagai jenis burung
diantaranya 5 jenis Burung Rangkong dan bermacam jenis amfibia dan reptilia. Flora yang ada
diantaranya Bunga Bangkai (Amorphohallus titanium), Raflesia (Raflesia hasselti), serta
berbagai jenis pohon penting seperti Meranti
(Shorea sp),
Damar (Agathis sp.),
Bintangur (Calophyllum inophyllum). TNKS telah dikenal memiliki ponorama
dan
yang sangat indah termasuk keberadaan air terjun, danau dan berbagai potensi wisata alam
lainnya.
B. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
Kawasan
cagar
budaya
di
Kabupaten
Solok
Selatan
ditetapkan
untuk
melindungi situs dan nilai budaya yang berkembang dalam kehidupan nagari di Kabupaten
Solok Selatan.
Kawasan cagar budaya yang direncanakan di Kabupaten Solok Selatan adalah sebagai
berikut:
1. Kawasan Nagari Seribu Rumah Gadang di Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu.
2. Kawasan Pusat Kerajaan Alam Serambi Sungai Pagu di Nagari Pasir Talang di
Kecamatan Sungai Pagu.
3. Kawasan Rumah Gadang Panjang di Nagari Abai Kecamatan Sangir Batang Hari.
2.4.2.1.2 Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan
rawan bencana alam di Kabupaten
Solok Selatan antara lain adalah
kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan bencana alam sebagai
berikut:
A. Kawasan Rawan Tanah Longsor
Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan dengan kriteria kawasan berbentuk lereng
yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran. Wilayah Kabupaten Solok Selatan yang
rawan akan bencana longsor merupakan kawasan dengan ketinggian di atas 1.000 m
dpl dimana kawasan ini merupakan dataran tinggi.
Daerah rawan longsor di Kabupaten Solok Selatan terdapat pada seluruh kecamatan di
Kabupaten Solok Selatan, terutama pada:
1.
Nagari Pakan Rabaa Utara, Nagari Pakan Rabaa Tengah dan Nagari PakanRabaa
Timur di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
2.
Nagari Sako Pasir Talang dan Nagari Sako Utara pasir Talang di Kecamatan Sungai
Pagu.
3.
Nagari Alam Pauh Duo dan Nagari Kapau di Kecamatan Pauh Duo.
4.
Nagari Lubuk Gadang Selatan, Nagari Lubuk Gadang Timur, dan nagari Lubuk Gadang
Utara di Kecamatan Sangir.
5.
Bukik Manggiu, Bukik Kingkiang, Bukik Koto Japang di Sangir Jujuan.
6.
Nagari Ranah Pantai Cermin di Kecamatan Sangir Batang Hari.
B. Kawasan Rawan Banjir
Kabupaten Solok Selatan termasuk daerah rawan banjir. Banjir di Kabupaten Solok
Selatan memiliki ciri tersendiri berupa banjir yang diikuti dengan tanah longsor yang
dalam istilah lokal disebut dengan Galodo. Kawasan rawan banjir di Kabupaten Solok Selatan
tersebar pada seluruh kecamatan di Kabupaten Solok Selatan.
2.4.2.1.3 Kawasan Lindung Geologi
Kawasan lindung geologi merupakan kawasan yang memiliki keunikan baik dari jenis
bebatuan, bentang alam, proses geologi maupun kawasan imbuhan air tanah. Untuk kawasan
lindung geologi yang ada di Kabupaten Solok Selatan, tersebar di beberapa kecamatan,
diantaranya :
A. Kawasan Cagar Alam Geologi
Kawasan lindung geologi yang direncanakan di Kabupaten Solok Selatan berupa
kawasan keunikan bentang alam yaitu kawasan topografi karst yang berada di sepanjang
Nagari Ranah Pantai Cermin - Abai – Lubuk Ulang Aling di Kecamatan Sangir Batang Hari
dengan luas kurang lebih 22.000 (dua puluh dua ribu) hektar.
B. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi
1. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi
Yang merupakan kawasan rawan gunung berapi adalah Kecamatan Sangir, Kecamatan
Sangir Jujuan dan Kecamatan Pauh Duo. Pada kecamatan ini terdapat kawasan
perkampungan yang hanya berjarak ± 8 Km dari titik rawan bencana. Gunung berapi di
Kabupaten
Solok Selatan adalah Gunung Kerinci yang menjadi batas alam dengan
Provinsi Jambi. Daerah yang rawan letusan Gunung Kerinci meliputi seluruh Kecamatan
Sangir dan daerah Pekonina Kecamatan Pauh Duo. Jorong-jorong yang rentan akan bahaya
aliran lava letusan Gunung Kerinci meliputi jorong Letter W, Taluak Aie Putiah, dan
Gunuang Pasia di Nagari Lubuk Gadang Timur, jorong Bukik Malintang, Sungai Padi,
dan Timbulun di Nagari Lubuk Gadang, serta jorong Pincuran Tujuah, Sungai Lambai, dan
Liki di Nagari Lubuk Gadang Selatan. Luas kawasan yang rawan erupsi Gunung Kerinci
ini seluas kurang lebih 21.200 (dua puluh satu ribu dua ratus) hektar.
Seluruh wilayah Kecamatan Sangir rentan bahaya semburan awan panas. Daerah
Pekonina di Nagari Alam Pauh Duo Kecamatan Pauh Duo karena jarak yang dekat
dengan Gunung Kerinci juga rentan akan bahaya semburan awan panas.
2. Kawasan Rawan Gempa Bumi
Kabupaten Solok Selatan termasuk dalam kawasan rawan gempa bumi baik gempa
vulkanik maupun gempa tektonik. Kawasan rawan gempa bumi tektonik terdapat pada
kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Pauh
Duo. Sedangkan kawasan rawan gempa bumi vulkanik terdapat di kecamatan Sangir, Pauh
Duo dan Sangir Jujuan.
Kabupaten Solok Selatan berada di jalur gempa tektonik. Kawasan rawan
bencana alam diarahkan pada daerah-daerah
patahan
dan
sesar.
Pengalokasian
ini
yang rawan gempa akibat adanya
ditujukan
untuk
melindungi manusia dan
kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh kegiatan gempa akibat patahan dan sesar.
Diarahkan pengendalian ketat pada wilayah yang berada tepat pada jalur Sesar Semangko
segmen Suliti.
Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian berupa Sesar
Besar Semangko
dengan sesar-sesar ikutannya, lipatan dan kelurusan. Sesar berarah
utara-selatan, timur laut - barat daya dan barat laut-tenggara. Di bagian barat laut
dan tenggara sumbu lipatan berarah utara - selatan. Kelurusan umumnya searah dengan
sesar Semangko yaitu berarah barat laut – tenggara.
Baik sesar Semangko maupun sesar-sesar ikutan lainnya diperkirakan menjadi
pengontrol
jalannya
larutan metasomatik
dan hidrotermal
yang jadi pembentuk
mineralisasi logam dasar di Kabupaten Solok Selatan. Kawasan yang terletak di zona
patahan aktif terdapat pada kecamatan Koto
Parik Gadang Diateh, Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Pauh Duo.
3. Kawasan Rawan Gerakan Tanah
Kejadian gerakan tanah dapat menimbulkan
bencana berupa kerusakan dan
kehancuran. Daerah yang terletak pada zona kerentanan tinggi untuk terkena gerakan
tanah, agar dapat dihindari sebagai lokasi permukiman dan lokasi bangunan. Berdasarkan
kondisi tersebut bahwa daerah di Kabupaten Solok Selatan yang rentan terhadap
rawan gerakan tanah terdapat pada Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kecamatan
Sungai Pagu, dan Kecamatan Pauh Duo.
C. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah di Kabupaten Solok
Selatan berupa Kawasan Imbuhan Air Tanah yang merupakan wilayah resapan air yang
mampu menambah air tanah secara alamiah pada cekungan air tanah. Cekungan air tanah
pada Kabupaten Solok Selatan terdapat di Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Koto Parik
Gadang Diateh dan Kecamatan Pauh Duo. Kawasan
yang memberikan
perlindungan
terhadap air tanah ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat dan kawasan
hutan lindung.
2.4.2.2 Rencana Kawasan Budidaya
Pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Solok Selatan terdiri atas kawasan
hutan produksi, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan
peruntukan
pertambangan,
kawasan
peruntukan
pariwisata,
dan
kawasan
peruntukan
permukiman.
Yang dimaksud dengan kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya manusia, dan
sumber daya buatan. Untuk lebih jelas mengenai kawasan budidaya yang ada di Kabupaten
Solok Selatan dapat dilihat satu persatu dibawah ini:
2.4.2.3 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang dibudidayakan dengan tujuan
diambil hasil hutannya baik hasil hutan kayu maupun non kayu. Kawasan ini merupakan kawasan
hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada
umumnya dan khususnya pembangunan, mendukung
Kawasan hutan produksi meskipun merupakan
pengembangan
kawasan
budidaya
industri dan ekspor.
tetapi
juga
memiliki
fungsi perlindungan sebagai daerah resapan air. Kawasan ini tidak boleh dialihfungsikan untuk
kegiatan lain, dan harus dikendalikan secara ketat.
Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas: kawasan peruntukan hutan produksi
terbatas;
kawasan
peruntukan
hutan
produksi
tetap;
dan
kawasan peruntukan hutan
produksi yang dapat dikonversi. Kawasan budidaya kehutanan di Kabupaten Solok Selatan
meliputi:
A. Kawasan Hutan Produksi Terbatas
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 304/Menhut-II/2011 tanggal 9
Juni 2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan,
Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi kawasan
Hutan, Kawasan hutan produksi terbatas (HPT) yang ada di Kabupaten Solok Selatan yang
berada di bagian tengah Kabupaten Solok Selatan dengan luasan kurang lebih 53.552 (lima
puluh tiga ribu lima ratus lima puluh dua) hektar atau sekitar 14,92 % dari total luas
wilayah Kabupaten Solok Selatan.
Kawasan Hutan Produksi Terbatas ini berada di kecamatan Koto Parik Gadang Diateh,
Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Sangir, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir
Batang Hari dan Kecamatan Pauh Duo. Pemanfaatan Hutan Produksi Terbatas ini sebagian
besar merupakan HPH PT. Andalas Merapi Timber. Hutan produksi terbatas yang berada di
luar HPH PT. Andalas Merapi Timber diperuntukan untuk izin usaha pemanfaatan hasil
hutan kayu pada hutan alam.
B. Kawasan Hutan Produksi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 304/Menhut-II/2011 tanggal 9
Juni 2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan,
Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi kawasan
Hutan, hutan produksi tetap dengan luasan kurang lebih 12.995 (dua belas ribu sembilan
ratus sembilan puluh lima) hektar atau sekitar 3,62 % dari total luas wilayah kabupaten
Solok Selatan yang tersebar di Kecamatan Sangir Batang Hari dan Kecamatan Balai Janggo.
C. Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 304/Menhut-II/2011 tanggal
9 Juni 2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan
Hutan, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi
kawasan Hutan, hutan produksi yang dapat dikonversi dengann luasan kurang lebih
19.817 (Sembilan belas ribu delapan ratus tujuh belas) hektar atau sekitar 5,52 % dari
total luas wilayah Kabupaten Solok Selatan yang tersebar di Kecamatan Sangir Batang
Hari dan Kecamatan Sangir Balai Janggo. Hutan produksi yang dapat dikonversi ini
dialihfungsikan menjadi kawasan peruntukan perkebunan.
2.4.2.4 Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan pertanian merupakan kawasan yang diperuntukan bagi tanaman pangan.
Kawasan peruntukan pertanian ini ditetapkan dengan kriteria:
a. Memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian;
b. Ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi;
c. Mendukung ketahanan pangan nasional; dan/atau
d. Dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air.
A. Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan
Kawasan pertanian tanaman pangan, mencakup tanaman padi baik sawah maupun
ladang, dan palawija. Kawasan pertanian meliputi areal pertanian lahan basah dan lahan
kering. Areal pertanian lahan basah lebih dominan tersebar di Kecamatan Koto
Parik
Gadang Diateh, kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo dan Kecamatan Sangir.
Sedangkan pertanian lahan kering lebih dominan tersebar di Kecamatan Pauh Duo, Kecamatan
Sangir, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir Balai Janggo, dan Sangir Batang Hari.
Rencana kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan memiliki luasan kurang
lebih 21.740 (dua puluh satu ribu tujuh ratus empat puluh) hektar. Kawasan peruntukan
pertanian tanaman pangan tersebut terdiri atas:
-
lahan persawahan
dengan luasan kurang lebih 10.598 (sepuluh ribu lima ratus
sembilan puluh delapan) hektar,
-
rencana pembukaan cetak sawah baru dengan luasan kurang lebih
4.142 (empat ribu seratus empat puluh dua) hektar yang tersebar di kecamatan Koto Parik
Gadang Diateh, Pauh Duo, Sangir, Sangir Jujuan dan Sangir Batang Hari;
-
lahan tanaman padi gogo dengan luasan kurang lebih 2.000 (dua ribu)hektar,
-
lahan tanaman jagung dengan luasan kurang lebih 2.000 (dua ribu) hektar, dan
-
lahan tanaman kacang tanah dengan luasan kurang lebih 2.000 (dua ribu) hektar.
-
Lahan tanaman pangan dengan luasan kurang lebih 1.000 (seribu) hektar.
Rencana peruntukan kawasan pertanian tanaman pangan dengan melakukan penurunan
status kawasan hutan dari hutan produksi terbatas menjadi kawasan pertanian tanaman
pangan di Kandi Kecamatan Sungai Pagu. Komoditi yang dikembangkan untuk pertanian tanaman
pangan
meliputi
tanaman
padi,
jagung, kacang tanah, dan pagi gogo. Komoditi jagung
dikembangkan di seluruh kecamatan dengan sentranya berada di Kecamatan Sangir, Pauh
Duo, Sungai Pagu, dan Koto Parik Gadang Diateh. Lahan persawahan juga dapat ditanami
tanaman jagung dengan sistem gilir tanam dengan tanaman padi. Komoditi
kacang
tanah
dikembangkan di daerah Sungai Aro, Tanggo Aka
(Kecamatan Sangir), Padang Air Dingin, Bidar Alam (Kecamatan Sangir Jujuan), Ranah
Pantai Cermin (Kecamatan Sangir Batang Hari), dan seluruh nagari di Kecamatan Pauh Duo, Sungai
Pagu, dan Koto Parik Gadang Diateh. Seperti halnya komoditi jagung, tanaman kacang tanah juga
dapat ditanami pada kawasan persawahan dengan sistem gilir tanam dengan tanaman padi dan
jagung. Untuk sentra tanaman kacang tanah ditetapkan di Kecamatan Sangir, Sangir Jujuan, dan
Sangir Batang Hari. Penetapan ini disebabkan karena tanaman kacang tanah telah menjadi budaya
bagi petani di tiga kecamatan ini.
Komoditi padi gogo dikembangkan di Kecamatan Sangir Batang Hari, Sangir Balai
Janggo, dan Pauh Duo. Daerah ini dikembangkan untuk tanaman padi gogo disebabkan
karena faktor ketinggian daerah dan kebutuhan air yang mengandalkan air hujan.
Rencana pengembangan kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dilakukan di
seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Sungai Pagu yang disertai dengan rencana pembangunan
irigasi. Daerah yang direncanakan untuk pengembangan sawah baru dengan luasan kurang
lebih 4.142 (empat ribu seratus empat puluh dua) hektar yang tersebar di:
a. Nagari Pakan Rabaa Timur Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh seluas ± 446 Ha.
b. Nagari Alam Pauh Duo Kecamatan Pauh Duo dan Nagari Lubuk Gadang Selatan Kecamatan
Sangir seluas ± 692 Ha.
c. Nagari Lubuk Gadang Timur Kecamatan Sangir seluas ± 1.079 Ha.
d. Nagari Lubuk Gadang Utara Kecamatan Sangir seluas ± 232 Ha.
e. Nagari Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan seluas ± 140 Ha.
f. Nagari Padang Gantiang Kecamatan Sangir Jujuan seluas ± 190 Ha.
g. Nagari Lubuk Malako Kecamatan Sangir Jujuan seluas ± 211 Ha.
h. Nagari Padang Limau Sundai Kecamatan Sangir Jujuan seluas ± 170 Ha.
i. Nagari Ranah Pantai Cermin Kecamatan Sangir Batang Hari seluas ± 55 Ha.
j. Nagari Dusun Tangah Kecamatan Sangir Batang Hari seluas ± 257 Ha.
k. Nagari Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari seluas ± 361 Ha.
B. Kawasan Peruntukan Pertanian Hortikultura
Kawasan pertanian hortikultura tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Solok
Selatan dengan komoditi sayuran dan buah-buahan dengan rencana luasan kurang lebih
3.337 (tiga ribu tiga ratus tiga puluh tujuh) hektar. Komoditi sayuran berupa bawang, cabe,
kentang, kubis, kacang panjang, tomat, terong, buncis, ketimun dan kangkung. Komoditi
hortikultura berupa alpokat, duku, durian, jambu biji, jeruk, mangga, manggis, nangka, nanas,
pepaya, pisang, rambutan dan sawo. Komoditi pertanian hortikultura yang menjadi komoditi
unggulan Kabupaten Solok Selatan adalah jeruk, manggis, pisang, kentang, dan biofarmako.
Daerah yang diperuntukan bagi tanaman hortikultura yang menjadi komoditi unggulan Kabupaten
Solok Selatan adalah sebagai berikut:
a. Jeruk
Ada dua varietas jeruk yang direncanakan menjadi komoditi unggulan Kabupaten Solok Selatan
yakni jeruk keprok dan jeruk siam. Daerah yang diperuntukan bagi pengembangan komoditi jeruk ini
adalah: a. Untuk Kecamatan Sangir dikembangkan di Nagari Lubuk Gadang Timur (Golden Arm dan
Gunuang Pasia), Nagari Lubuk Gadang Selatan (Sungai Lambai, Liki, dan Karang Putiah).
Untuk Kecamatan Pauh Duo dikembangkan di Nagari Alam Pauh Duo (Pakan Salasa, Durian Capang Tigo,
Ampalu, dan Pekonina), Nagari Pauh Duo Nan Batigo (Pinang Awan dan Bukik Sikumpa), Nagari Luak
Kapau, dan Nagari Kapau Alam Pauh Duo. Untuk Kecamatan Sungai Pagu dikembangkan di Nagari Pasir
Talang. Untuk Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dikembangkan di Nagari Pakan Rabaa Utara dan
Pakan Rabaa Timur.
b. Manggis
Komoditi manggis dikembangkan di Nagari Ranah Pantai Cermin Kecamatan Sangir Batang Hari, Nagari
Lubuk Malako dan Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan, serta Nagari Pakan Rabaa Utara dan Pakan
Rabaa Timur di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
d. Pisang
Komoditi pisang dikembangkan di Kecamatan Sangir (Wonorejo dan Bangun Rejo Nagari Lubuk Gadang
Selatan), Kecamatan Sungai Pagu (Nagari Bomas Koto Baru, Koto Baru, dan Pasir Talang Timur), dan
Kecamatan Pauh Duo (Sungai Duo Nagari Luak Kapau).
e. Kentang
Untuk tanaman kentang dan tanaman dataran tinggi seperti kol, wortel, dan bawang dikembangkan di
Kecamatan Sangir (Golden Arm Nagari Lubuk Gadang timur, dan Bangun Rejo Nagari Lubuk Gadang
Selatan) dan Kecamatan Pauh Duo di daerah Pekonina.
f. Biofarmako
Komoditi biofarmako yang dapat dikembangkan di Kabupaten Solok Selatan meliputi lengkuas, kapulaga,
dan jamur. Lengkuas dikembangkan di Nagari Pakan Rabaa Utara Kecamatan Koto Parik Gadang
Diateh, kapulaga di Nagari Pakan Rabaa Timur Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, dan jamur di
Kecamatan Sungai Pagu, Pauh Duo, dan Sangir.
C. Kawasan Peruntukan Perkebunan
Kawasan perkebunan di Kabupaten Solok Selatan didominasi oleh komoditi kelapa sawit, karet, kayu
manis dan teh. Kawasan perkebunan ini umumnya berada di bagian timur Kabupaten Solok Selatan yang
dikelola oleh perusahaan besar baik perusahaan
Kawasan
tanaman perkebunan,
swasta
nasional
diarahkan bagi pengembangan
maupun
BUMN
milik
komoditas-komoditas
wilayah (kakao, kopi, karet, teh, dan kayu manis), dengan mempertimbangkan
negara.
unggulan
optimalisasi
pemanfaatan lahan.
Hingga akhir tahun 2010, kawasan perkebunan memiliki luasan 99.887 Ha yang terdiri dari
perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Perkebunan Besar swasta/ nasional dengan luas 59.367 Ha
dan perkebunan rakyat dengan luas 40.520 Ha. Perkebunan ini tersebar di Kecamatan Sangir,
Kecamatan Pauh Duo, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir Batanghari dan Kecamatan Balai
Janggo. Dari 59.367 Ha luas kawasan perkebunan, baru 39.190 Ha atau 66,01 % dari total luas
perkebunan besar yang telah berproduksi dan dikelola oleh 7 perusahaan dengan tiga komoditi yakni teh,
kelapa sawit, dan karet.
Perkebunan rakyat yang terdapat di Kabupaten Solok Selatan mempunyai luas 40.520 Ha
tersebar di seluruh kecamatan. Komoditi dari perkebunan rakyat ini meliputi Karet, kelapa, kopi, kakao,
kayu manis (cassia vera), pinang, enau, nilam, cengkeh, gardamon, dan kelapa sawit. Kawasan
diperuntukan
bagi
rencana
kawasan
perkebunan
yang
terutama perkebunan besar dengan luasan
kurang lebih 46.552 (empat puluh enam ribu lima ratus lima puluh dua) hektar. Kawasan yang
diperuntukan bagi kawasan perkebunan ini merupakan rencana penurunan status kawasan hutan
yang direncanakan sampai pada akhir tahun rencana.
D. Kawasan Peruntukan Peternakan
Kawasan peternakan merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi peternakan dan
atau padang penggembalaan
ternak untuk berbagai jenis hewan ternak. Jenis ternak yang
diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Solok Selatan terdiri dari ternak besar, ternak kecil,
dan unggas. Ternak besar dan kecil meliputi: sapi, kerbau dan kambing. Sedangkan unggas antara
lain meliputi ayam dan itik.
Arahan pengembangan kawasan peternakan yang ada dikembangkan pada seluruh
kecamatan yang ada di kabupaten Solok Selatan, mengingat potensi yang adapun menyebar di
hampir disetiap Kecamatan. Khusus di daerah yang memiliki kawasan perkebunan seperti di
Kecamatan Sangir Jujuan, Sangir Balai Janggo, dan Sangir Batang Hari, pengembangan ternak
dilakukan dengan mengintegrasikan tanaman dan ternak. Untuk 3 kecamatan ini ternak sapi akan
diintegrasikan dengan komoditi kelapa sawit dan karet.
Daerah yang direncanakan untuk pengembangan sapi, kerbau, dan kambing mencakup seluruh
kecamatan. Khusus untuk Kecamatan Sangir Jujuan, Sangir Balai Janggo, dan Sangir Batang Hari, ternak
sapi diintegrasikan dengan perkebunan sawit dan karet. Kawasan yang direncanakan akan menjadi
sentra sapi berada di Bangun Rejo dan Jorong Sungai Lambai Nagari Lubuk Gadang Selatan
Kecamatan Sangir, Jorong Tandai dan Jorong Bukit Malintang Nagari Lubuk Gadang Timur, Sungai
Duo Nagari Luak Kapau Kecamatan Pauh Duo, dan Sungai Kunyit Kecamatan Sangir Balai Janggo. Sentra
ternak kerbau direncanakan berada di Kecamatan Sangir Balai Janggo dan Sangir Batang Hari. Daerah
sentra ternak kambing direncanakan di Kecamatan Pauh Duo dan Sangir Batang Hari.
Untuk ternak unggas, ayam pedaging direncanakan dikembangkan di Kecamatan Koto Parik
Gadang Diateh, Sungai Pagu, Pauh Duo, Sangir, Sangir Balai Janggo, dan sangir Batang Hari. Ayam
petelor dikembangkan di Kecamatan Sungai Pagu, Pauh Duo, dan Sangir. Sedangkan ayam buras
dikembangkan di seluruh kecamatan. Untuk sentra unggas direncanakan berada di Kecamatan Pauh Duo
dan Sangir Batang Hari.
2.4.2.5 Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan perikanan darat di Kabupaten Solok Selatan berada di perairan darat (sungai dan
air permukaan) termasuk arus deras, merupakan potensi yang saat ini belum optimal dimanfaatkan
untuk kegiatan ekonomi masyarakat. Luasan kawasan perikanan yang ada di Kabupaten Solok
Selatan yaitu lebih kurang 205 (dua ratus lima) hektar. Sub sektor perikanan darat merupakan
sub sektor yang sangat menjanjikan untuk masa yang akan datang. Pengembangan kawasan perikanan
yakni perikanan darat yang dikembangkan di kolam, sungai, dan keramba.
Jenis ikan yang direncanakan pengembangannya di Kabupaten Solok Selatan meliputi:
a. Ikan nila, dikembangkan di seluruh kecamatan.
b. Ikan mas, dikembangkan di seluruh kecamatan.
c. Ikan lele, dikembangkan di seluruh kecamatan.
d. Ikan bawal, dikembangkan di Kecamatan Pauh Duo.
e. Ikan patin, dikembangkan di Kecamatan Sangir Batang Hari.
f.
Belut, dikembangkan di Kecamatan Pauh Duo dan Sangir
Daerah yang dikembangkan menjadi sentra ikan berada di Kecamatan Pauh Duo, Sungai
Pagu, Koto Parik Gadang Gadang Diateh, Sangir dan Sangir Batang Hari. Pilihan lima kecamatan ini karena
didukung ketersediaan air sungai yang memadai.
Rencana pengelolaan untuk kawasan perikanan di Kabupaten Solok Selatan adalah
dengan mengembangkan perikanan unggulan pada setiap lokasi yang memiliki potensi pengairan untuk
perikanan. Penambahan rencana kawasan peruntukan perikanan dalam wilayah kabupaten Solok
selatan dengan luasan kurang lebih 205 (tiga ratus dua puluh lima) hektar yang tersebar di:
-
Jorong Balun Nagari Pakan Rabaa Tengah Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dengan luas 43
hektar,
- Jorong Mato Aia Nagari Bomas Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu dengan luas 13 hektar,
- Jorong Ujung Jalan Nagari Luak Kapau Kecamatan Pauh Duo dengan luas 64 hektar.
- Jorong Rawang Nagari Ranah Pantai Cermin Kecamatan Sangir Batang Hari 15 hektar.
- Jorong Kapalo Koto Nagari Abai Kecamatan Sangir Batang Hari 15 hektar.
- Jorong Durian Tarung Jujutan Nagari Lubuk Gadang Kecamatan Sangir 55 hektar.
2.4.2.6 Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawasan
pertambangan
merupakan
kawasan
yang
diperuntukkan
bagi
kawasan
pertambangan yang secara ekonomis mempunyai potensi bahan tambang, mencakup bahan tambang
golongan A, B, dan C. Pada dasarnya penambangan adalah proses pemanfaatan sumber daya alam
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Semakin besar eksploitasi
sumber daya alam akan
semakin besar pula gangguan terhadap keseimbangan lingkungan dengan demikian kemungkinan
terjadinya
degradasi semakin
besar pula,
metoda
penambangan
akan mempengaruhi
besar
kecilnya perubahan terhadap bentang alam. Kawasan peruntukan pertambangan ditetapkan dengan
kriteria:
a. Memiliki sumber daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas
berdasarkan peta/data geologi;
b. Merupakan wilayah yang
dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan
pertambangan secara berkelanjutan; dan/atau
c. Merupakan bagian proses upaya merubah kekuatan ekonomi potensial menjadi
kekuatan ekonomi riil.
Kabupaten Solok Selatan memiliki potensi panas bumi yang tersebar di Kecamatan Koto
Parik Gadang Diateh, Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo, dan Kecamatan Sangir. Rencana
pemanfaatan
panas
bumi
(PLTP) dan peruntukan lainnya.
diarahkan
untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
2.5 Sosial dan Budaya
2.5.1 Fasilitas Pendidikan
Kondisi kinerja pembangunan bidang pendidikan selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami perubahan positif,
angka partisipasi sekolah pendidikan dasar mengalami peningkatan dari tahun 2008 Belum terdapat SMK di semua
Nagari yang ada di Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2011 setiap Nagari sudah memiliki sarana pendidikan
terutama SMK sudah ada 1 buah disetiap nagari pendidikan menengah meningkat dari tahun 2008 dimana pada
tahun 2008 jumlah SLTP hanya 28 buah , pada tahun 2010 meningkat menjadi 40 buah SLTP, angka kelulusan SD/MI
selama 5 tahun dapat mencapai sebesar 99,78%, untuk SMP/MTs mencapai 99,87%, SMA/SMK/MA mencapai 98,79%.
Meskipun telah terjadi berbagai peningkatan yang cukup berarti, pembangunan pendidikan belum
sepenuhnya mampu memberi pelayanan merata, berkualitas dan terjangkau. Sebagian penduduk tidak dapat
menjangkau biaya pendidikan yang dirasakan masih mahal dan pendidikan juga dinilai belum sepenuhnya mampu
memberikan nilai tambah bagi masyarakat sehingga pendidikan belum dinilai sebagai bentuk investasi. Untuk lebih
jelasnya jumlah seklah yang terdapat di Kabupaten Solok Selatan dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut ini :
Tabel 2.9
Sumber : Solok Seltan dalam Angka 2012
2.5.2 Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Solok Selatan tergolong masih tinggi, yang terbanyak terdapat di Kecamatan
Pauh Duo yaitu sebesar 55,3 % dimana jumlah penduduknya di kecamatan Pauh Duo ini adalah sebanyakn 15.175
orang , yang tergolong penduduk miskin adalah sebanyak 8.392 orang. Kemudian di susul oleh kecamatan Sungai Pagu
sebesar 36,1% dimana jumlah penduduknya tahun 2011 sebanyak 28.884 orang, yang tergolong masyarakat miskin
sebanyak 4.811 orang, dan kecamatan yang paling rendah angka kemiskinannya adalah di kecamatan Sangir Balai
Janggo yaitu sebesar 21,1% (jumlah penduduk tahun 2011 adalah 16.055 yang tergolong masyarakat miskin sebanyak
3.404 orang. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut ini dengan asumsi 1 KK = 5 orang.
Sumber : Bappeda Kab. Solok Selatan 2012
2.5.3
Jumlah Rumah dan Status Kepemilikan
Dari jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Solok Selatan penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan
Sangir dan Kecamatan Sungai Pagu, karena kepadatan penduduk tersebut maka berkontribusi besar terhadap jumlah
rumah penduduk yang ada di Kecamatan Sangir dengan jumlah 8.567 buah rumah serta di Kecamatan Sungai Pagu
sebanyak 7.003 buah rumah. Hal ini disebabkan sifat perkotaan yang cukup mencolok di daerah ini serta kelengkapan
fasilitas maupun prasarana yang ada serta lokasi yang berdekatan dengan Kantor Bupati Solok Selatan membuatnya
mampu menarik penduduk untuk tinggal disana. Berikut jumlah rumah per kecamatan dalam tabel 2.11 Jumlah rumah
per kecamatan.
2.6 Kelembagaan Pemerintah Dareah
Peraturan pemerintah yang menjadi dasar pedoman pembentukan perangkat daerah Kabupaten Solok Selatan
adalah;
1.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, terakhir dengan Undang- Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438).
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741).
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat
Daerah.
Struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Pemerintah Kabupaten Solok Selatan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Solok Selatan, sebagai berikut;
1.
Klklkl
2.
Vhkgkhg
3.
hghgk
Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Solok Selatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
DPRD
Bupati/Wakil Bupati
Sekretariat DPRD
 Bag. Umum & Protokoler
 Bag. Persidangan
 Bag. Keuangan
Sekretaris Daerah
Staf Ahli
1.
2.
3.
4.
Kelompok Jabatan Fungsional
ASISTEN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
 Bag. Pemerintahan Umum
 Bagian Pemerintahan Nagari
 Bag. Pertanahan
 Bag. Hukum
Bid. Hukum & politik
Bid. Pemerintahan
Bid. Pembangunan
Bid. Kemasyarakatan & SDM
ASISTEN ADMINISTRASI PEREKONOMIAN
PEMBANGUNAN & KESRA
 Bag. Ekonomi dan pemnbangunan
 Bag. Kesejahteraan Masyarakat
 Bag. Hubungan Masyarakat
ASISTEN ADMINISTRASI UMUM
 Bag. Organisasi dan PAN
 Bag. Umum dan Protokoler
 Bag. Keuangan
 Bag. Pengelolaan Data Elektronik
SATPOL PP
KECAMATAN
NAGARI
DINAS DAERAH
 Dinas Pendidikan
 Dinas Kesehatan
 Dinas Perhubungan dan kominfo
 Dinas Pekerjaan Umum
 Dinas Pendudukan dan catatan sipil
 Dinas koperasi, perdagngan, energi dan sumber
daya mineral
 Dinas pemuda dan olahgara, kebudayaan dan
pariwisata
 Dinas Pertanian, peternakan dan kehutanan
 Dinas Sosial dan tenaga kerja
 Dinas Pendapatan, pengelolaan keuangan dan
aset
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
 Badan Kepegawaian Daerah
 Badan pemberdayaan masyarakat perempuan
dan Keluarga Berencana
 Badan penyuluhan pertanian, perikanan,
kehutanan dan ketahanan pangan.
 Badan Penanaman modal dan perizinan terpadu
 Kantor Lingkungan Hidup
 Kantor kesatuan bangsa dan politik
 Kantor perpustakaan dan arsip
 Rumah sakit Umum Daerah
2.6.1 Sekretaris Daerah dan Staf Ahli
Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati.
Tugas Pokok dan Fungsi:
Sekretaris
Daerah
mempunyai
tugas
pokok
membantu
Bupati
dalam
menyusun
mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis
a. Penyusun Kebijakan Pemerintah Daerah
b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;
c. Pemantuan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah
d. Pembinaan administrasi dan aparatur Pemerintah Daerah
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Solok Selatan terdiri dari:
a. Sekretaris Daerah
b. Asisten yang terdiri dari :
1. Asisten Administrasi Pemerintahan, terdiri dari :
a) Bagian Pemerintahan Umum, membawahi :
1) Sub Bagian Perangkat Daerah
2) Sub Bagian Otonomi Daerah (Otoda) dan Kerjasama antar Daerah;
3) Sub Bagian Perlindungan Masyarakat, Penanggulangan Bencana dan Kependudukan.
b) Bagian Pemerintahan Nagari, membawahi:
1) Sub Bagian Pembinaan Kelembagaan Nagari;
2) Sub Bagian Pembinaan Administrasi dan Aparatur Nagari;
3) Sub Bagian Kemasyarakatan dan Hubungan Rantau.
c) Bagian Pertanahan, membawahi:
1) Sub Bagian Administrasi Pertanahan;
2) Sub Bagian Ganti Rugi Tanah dan Penyelesaian Masalah Tanah.
d) Bagian Hukum, membawahi:
1) Sub Bagian Peraturan Perundang-Undangan;
2) Sub Bagian Bantuan Hukum dan HAM;
3) Sub Bagian Pembinaan, Pengawasan Produk Hukum Daerah dan Dokumentasi Hukum.
2. Asisten Administrasi Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari :
a) Bagian Ekonomi dan Pembangunan, membawahi :
1) Sub Bagian Administrasi dan Pengendalian Pembangunan;
2) Sub Bagian Pengendalian Sumber Daya Alam;
3) Sub Bagian Sarana Perekonomian dan Ketahanan Ekonomi Daerah.
b) Bagian Kesejahteraan Rakyat, membawahi :
1) Sub Bagian Agama, Pendidikan dan Kebudayaan;
2) Sub Bagian Kesehatan, Keluarga Berencana (KB) dan Pemberdayaan Perempuan;
kebijakan,
3) Sub Bagian Generasi Muda, Sosial dan Tenaga Kerja.
c) Bagian Humas, membawahi:
1) Sub Bagian Pengumpulan Informasi dan Dokumentasi;
2) Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Media.
3. Asisten Administrasi Umum, terdiri dari:
a) Bagian Organisasi dan PAN, membawahi:
1) Sub Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan;
2) Sub Bagian Ketatalaksanaan dan Pembinaan Pelayanan Publik;
3) Sub Bagian Kepegawaian dan Kinerja Aparatur.
b) Bagian Umum dan Protokoler, membawahi:
1) Sub Bagian Ketatausahaan;
2) Sub Bagian Rumah Tangga;
3) Sub Bagian Acara dan Protokoler.
c) Bagian Keuangan
1) Sub Bagian Perencanaan dan Anggaran;
2) Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan;
3) Sub Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan.
d) Bagian Pengolahan Data Elektronik, terdiri dari :
1) Subag Pelayanan Data;
2) Subag Jaringan dan Komunikasi;
3) Subag Sistem Informasi, Aplikasi dan Persandian.
c. Kelompok Jabatan Fungsional
2.6.2 Lembaga Teknis Daerah
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda:
a.
Tugas Pokok
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan Kebijakan Daerah dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah
b.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
2) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan daerah; dan
4) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan
Struktur organisasi Bappeda Kabupaten Solok Selatan adalah:
a. Kepala Badan.
b.
Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.
c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang yaitu:
1. Bidang Statistik, Pengendalian dan Evaluasi, membawahi:
a) Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi;
b) Sub Bidang Penelitian, Data dan Statistik.
2. Bidang Ekonomi, membawahi:
a) Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha, Industri dan Pariwisata;
b) Sub Bidang Pertanian, Perkebunan dan Agribisnis.
3. Bidang Sosial dan Budaya, membawahi:
a) Sub Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat;
b) Sub Bidang Pendidikan, Agama dan Kebudayaan.
4. Bidang Fisik dan Prasarana, membawahi:
a) Sub Bidang Penataan Ruang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan;
b) Sub Bidang Infrastruktur dan Prasarana Wilayah.
d. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB)
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Kantor Lingkungan Hidup
Tugas Pokok dan Fungsi:
a. Tugas Pokok
Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan dan pembinaan serta pengendalian
lingkungan hidup dampak lingkungan
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kantor Lingkungan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1)
Perumusan kebijakan teknis dibidang lingkungan hidup daerah;
2)
Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang lingkungan hidup;
3)
Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang lingkungan hidup;
4)
Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Lingkungan Hidup, terdiri dari:
a.
Kepala Kantor;
b.
Sub Bagian Tata Usaha:
c.
Seksi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
d.
Seksi Pengawasan dan Pengendalian
e.
Seksis Konservasi Sumber Daya Alam
f.
Kelompok Jabatan Fungsional
Hidup
3. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB)
Tugas Pokok dan Fungsi
a. Tugas Pokok
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah daerah dibidang pemberdayaan masyarakat, perempuan dan
keluarga berencana
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana menyelengggarakan funsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan masyarakat, perempuan dan keluarga berencana
2) Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pemberdayaan masyarakat, perempuan
dan keluarga berencana
3) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pemberdayaan masyarakat,
perempuan dan keluarga berencana
4) Pelaksaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan
5) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana
a. Kepala Badan
b. Sekretariat membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Perencanaa dan Pelaporan
c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang, yaitu:
1. Bidang Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat, membawahi;
a)
Sub Bidang Penguatan kelembagaan, Ketahanan dan Pemberdayaan Masyarakat b)
Sub Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia
2. Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Sosial Budaya, membawahi;
a)
Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Teknologi Tepat Guna;
b)
Sub Bidang Pemberdayaan Sosial, Budaya dan PKK
3. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,membawahi;
a)
Sub Bidang Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender;
b)
Sub Bidang Peningkatan Kualitas Hidup, Perlindungan Perempuan dan Anak
4. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, membawahi:
a)
Sub Bidang Pelayanan Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Reproduksi dan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE);
b)
Sub Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga dan Penguatan Kelembagaan
c).
Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTD)
e).
Kelompok Jabatan Fungsional
4. Dinas Pekerjaan Umum
Tugas Pokok dan Fungsi
a. Tugas Pokok
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugaspokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang pekerjaan
umum
b. Untuk melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1),
Dinas
Pekerjaan Umum
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1)
Perumusan kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum;
2)
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pekerjaan umum;
3)
Pembinaan dan Pelaksanaan urusan dibidang pekerjaan umum;
4)
Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah, dan
5)
Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan
Umum, terdiri dari:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan;
3. Sub Bagian Perencanaan dan Program
c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang, yaitu:
1. Bidang Bina Marga, membawahi::
a) Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan;
b) Seksi Pemeliharaan Jalan;
c) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan
2. Bidang Cipta Karya, membawahi:
a) Seksi Tata Bangunan;
b) Seksi Pemeliharaan Bangunan;
c) Seksi Pengawasan Bangunan
3. Bidang Tata Ruang dan Permukiman, membawahi:
a) Seksi Tata Ruang;
b) Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman
c) Seksi Kebersihan dan Pertamanan
4. Bidang Sumber Daya Air, membawahi:
a) Seksi Irigasi Sungai dan Waduk;
b) Seksi Konservasi Sumber Daya Air;
c) Seksi Pengembangan Tata Guna Air
d. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB)
e). Kelompok Jabatan Fungsional
5. Dinas Kesehatan
Tugas Pokok dan Fungsi
a. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang kesehatan.
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Kesehatan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
1)
Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan;
2)
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kesehatan;
3)
Pembinaan dan pelaksanaan urusan dibidang kesehatan
4)
Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan Susunan Organisasi dan Tata kerja Dinas Kesehatan,
terdiri dari:
a. Kepala Dinas ;
b. Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Keuangan;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang, yaitu:
1. Bidang Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, membawahi:
a) Seksi Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit;
b) Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit;
c) Seksi Penyehatan Lingkungan
2. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi:
a) Seksi Pembinaan Kesehatan dasar, Rujukan dan Khusus;
b) Seksi Farmasi;
c) Seksi PengawasanObat, Makanan dan Minuman, Registrasi dan Akreditasi
3. Bidang Promosi Kesehatan, membawahi:
a) Seksi Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM);
b) Seksi Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan Pengobatan Tradisional (BATTRA);
c) Seksi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
4. Bidang Keluarga Siaga, membawahi:
a) Seksi Kesehatan Ibu dan Anak;
b) Seksi Gizi;
c) Seksi Usia Lanjut/Usaha Kesehatan Individu (UKI)
5. Seksi Penyehatan Lingkungan
a). Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
b. Kelompok Jabatan Fungsional
Download