Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171 BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS TATA NILAI BUDAYA LAMPUNG UNTUK MENINGKATKAN TINGKAH LAKU PROSOSIAL SISWA Nita Fitria Bimbingan dan Konseling, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: [email protected] Abstract Prosocial behavior is a concern which is described by the willingness to help others, empathy and generosity. To develop this attitude, it needsguidance and counseling service with a strong social values and culture. This study aims to know the effectiveness of group guidance based on Lampung cultural values to increase the prosocial behavior. These samples included 15 that randomized from 76 students. The research method that writer used is the pre-experimental designs. Based on the data analysis of prosocial behavior scores before of the students following group guidance based on Lampung value cultural services in 1929, then after following the service the scores increased to 2631. So this means that Null Hypothesis (Ho) is rejected and Alternative Hypothesis (Ha) is accepted. It can be included that the group guidance model based on Lampung cultural values is effective to improve the student prosocial behavior. Keyword : group guidance, prosocial behavior, cultural values 1. PENDAHULUAN Sebagai seorang mahluk sosial dimana individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan, ia dituntut tidak hanya sebatas pembentukan interaksi lisan, lebih dari itu di dalam hubungan sosial individu dituntut kepedulian mempunyai sosial menumbuhkan rasa untuk saling membutuhkan antar sesama. Untuk itulah diperlukan pembelajaran yang sebuah dapat menumbuhkan tingkah laku moral positif, tingkah laku yang lebih dari sekedar tingkah laku moral tetapi juga bertujuan memberi manfaat bagi orang lain, para ahli menyebutnya tingkah laku prososial. Semua agama besar di dunia mengajarkannya, meskipun dari segi kultur ternyata masing-masing berbeda dalam penerapannya (La’luatul Chizanah, 2011). Dalam dunia psikologi tingkah laku peduli terhadap sesama dikenal dengan tingkah laku prososial. Prososial diartikan sebagai Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 162 Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171 suatu tindakan heroik dengan tujuan ialah untuk menolong orang lain (Passer lingkungan rumah dan sekolah. dan Smith, 2004). lingkungan, terutama Dalam konteks sekolah Guru Penanaman sikap prososial BK memegang posisi penting pembimbing yang perlu dilakukan sedini mungkin. sebagai dimulai dari lingkungan keluarga mengarahkan yang merupakan kelompok sosial pengembangan diri yang optimal. pertama dalam kehidupan seorang Melalui anak, di konseling, mana ia belajar dan siswa layanan menuju bimbingan guru BK dan dapat menyatakan diri sebagai manusia memberikan sosial di dalam hubungan interaksi positif dengan kelompoknya. Pengalaman peserta didik dalam memenuhi tugas- interaksi sosial di dalam keluarga tugas perkembangan dengan optimal turut laku salah satu upaya konselor untuk sosialnya terhadap orang lain. selain meningkatkan tingkah lakuprososial lingkungan dikalangan siswa adalah dengan menentukan tingkah keluarga, lingkungan yang dapat sekolah juga termasuk memegang memberikan peranan penting. Sekolah tidak hanya kelompok. berperan mengembangkan pengaruh-pengaruh memfasilitasi layanan bimbingan Bimbingan kelompok sebagai kemampuan akademik juga berperan layanan membimbing mampu peserta didik perlu memperhatikan bertingkah laku sosial dengan baik. tugas-tugas perkembangan individu Sekolah karena anak agar mempunyai yang diberikan perkembangan kepada individu fungsi sebagai lingkungan sosial bagi dibentuk untuk menyesuaikan diri anak didik pengaruh dengan standar-standar budaya dan perkembangan segala hal yang ideal di dalamnya. kepribadian anak dalam pemenuhan Hurlock (2001) menyatakan bahwa kebutuhan sosialnya. Seperti yang perkembangan dikemukakan olehbudaya. besar mempunyai terhadap oleh Singgih D. dipengaruhi Namun, pada Gunarsa dan Gunarsa (2004) bahwa pelaksanaannya faktor pembentuk kepribadian anak kelompok cenderung mengabaikan bimbingan Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 163 Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171 nilai-nilai budaya. Penulis berasumsi, membangkitkan tingkah laku prososial adalah hal persaudaraan. yang tidak terlepas dari aspek sosial lokal tersebut terdapat dalam suatu dan budaya dalam berkelompok. tata nilai budaya Lampung yang Sehingga solusinya adalah dengan selama ini terabaikan. mengangkat suatu tema yang kaya akan nilai-nilai sosial dan budaya. kembali Nilai-nilai rasa budaya Tata nilai budaya Lampung terdiri dari lima komponen yaitu: Tingkah laku prososial adalah pi’il pesenggiri artinya rasa harga salah satu bentuk keterampilan sosial diri, bejuluk beadok berarti bertata yang dapat dikembangkan dengan krama, nengah nyampur bermakna layanan tata pergaulan bermasyarakat, nemui dimana bimbingan hubungan kelompok sosial dapat nyimah adalah terbuka tangan dan dibangun melalui layanan tersebut. ramah tamah dan sakai sembayan Tingkah laku prososial dalam artinya gotong royong. Bila individu konteks sosial adalah perilaku dapat mengimplikasikan nilai-nilai menolong, altruisme, serta memiliki kearifan lokal dari tata nilai budaya sikap Lampung anti-kekerasan menghindari konflik. dan tersebut ke dalam Sehingga kehidupannya maka diyakini dapat tingkah laku prososial wajib untuk membangkitkan rasa sosial antar dikembangkan oleh guru BK di individu dalam suatu kelompok. sekolah. Prososial merupakan bidang Maka terkait dengan model bimbingan sosial yang tidak terlepas bimbingan kelompok dalam rangka dari unsur sosial budaya sehingga meningkatkan tingkah laku prososial layanan siswa, penulis akan mengajukan inovasi diberikan yang memerlukan memuat nilai-nilai suatu model bimbingan kelompok tertentu terkait unsur sosial budaya yang sudah dirancang oleh penulis masyarakat dengan setempat. Nilai-nilai memasukkan nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Lampung. kearifan Penulis berasumsi bahwa dengan lokal yang kaya akan semangat kekeluargaan, kekerabatan, memasukkan tolong dalam sistem tata nilai budaya menolong dapat nilai-nilai Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung budaya 164 Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171 Lampung, siswa akan lebih memahami peran-perannya sebagai Hibua Hal ini dibuktikan dengan di masyarakat Halmahera Utara. mahluk sosial harus memiliki sikap kepedulian sosial terhadap sesama. Lamo Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk mengetahui penelitian Nita Fitria (2013) yang karakteristik tingkah laku prososial dimuat dalam jurnal volume 2 No.2 siswa November meningkatkan tingkah laku prososial “Model 2013 dengan Bimbingan judul Kelompok SMPN melalui 3 Pugungdan layanan bimbingan Berbasis Falsafah Hidup masyarakat kelompok berbasis tata nilai budaya Lampung Lampung. untuk Mengurangi Prasangka Sosial Siswa”. Penelitian ini menghasilkan model bimbingan kelompok yang diinternalisasi dengan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam falsafah hidup masyarakat Lampung. Model tersebut efektif digunakan dalam bimbingan kelompok untuk mengatasi masalah prasangka sosial. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Jerizal Petrus (2012) tentang model bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai budaya lokal untuk meningkatkan sosial siswa. menunjukkan mengalami Hasil bahwa kecerdasan penelitian siswa perkembangan kecerdasan sosial yang signifikan setelah mengikuti layanan bimbingan 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pre-experimental designs dengan desain one group pre-test and post-test design. Penelitian dilakukan di SMPN 3 Pugung dengan subjek penelitian berjumlah 15 orang yang dipilih secara random dari 76 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah panduan observasi dan skala tingkah laku prososial.Panduan observasi untuk melihat perubahan tingkah laku prososial para anggota bimbingan kelompok berbasis tata nilai budaya kegiatan Lampung berlangsung. selama Sedangkan skala tingkah laku prososial untuk mengukur tingkat tingkah laku kelompok berbasis nilai-nilai budaya Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 165 Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171 prososial siswa. Adapun kisi-kisinya sebagai berikut: Tabel 1 dependent Variabel Tingkah laku Prososial : variabel Indikator Berbagi (Sharing) Kerjasama (Cooperative) Menyumbang (Donating) Menolong (Helping) Kejujuran (Honesty) Kedemawanan(Generosity) pre-experimental designs dengan desain one group pre-test and post-test design dilaksanakan dalam uji lapangan model hipotetik untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas model bimbingan kelompok berbasis tata nilai budaya Lampung untuk Meningkatkan tingkah laku prososial siswa. Untuk pertama lebih jelasnya digambarkan pada tabel berikut: Tabel 2 : Rancangan Penelitian penelitian untuk mengukur tingkah laku prososial Perlakuan Postest X Y2 siswa sebelum diberikan perlakuan. Langkah kedua adalah penulis memberikan perlakuan kepada subjek penelitian melalui penerapan model hipotetik yang telah disusun. Langkah ketiga yaitu mengukur tingkah laku prososial setelah diberikan perlakuan dengan mengadakan Langkah post keempat test. adalah membandingkan hasil pre test dan post test untuk mengetahui adanya peningkatan tingkah laku prososial siswa sebelum penerapan dan model sesudah bimbingan kelompok berbasis tata nilai budaya Lampung. Untuk Pret est Y1 adalah memberikan pre-test kepadasubjek indikator Metode Langkah melihat adanya perbedaan tingkah laku prososial anggota kelompok sebelum dan sesudah diberikan layanan berupa Keterangan: Y1 : Nilai pre-test (sebelum diberikan perlakuan) X : Perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok berbasis tata nilai Budaya Lampung untuk meningkatkan tingkah lakuprososial siswa Y2 : Nilai Post-test (setelah diberikan perlakuan) model bimbingan kelompok berbasis tata nilai budaya Lampung adalah dengan melakukan analasis statistik. Rumus uji beda yang digunakan adalah statistik nonparametris X2 one sample. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 166 Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan skor gambaran tingkah laku prososial siswa, sebagaimana terlihat dalam tabel penelitian sebelumnya dengan sedikit modifikasi materi dan tema yang disesuaikan. Jika sebelumnya model ini digunakan untuk mengurangi prasangka sosial siswa, pada penelitian ini akan menggunakan berikut: model tersebut untuk meningkatkan Tabel 3 : Gambaran Tingkah laku prososial Siswa Kelas VIII KATEGORI Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi JUMLAH F 35 10 11 7 13 76 % 46,1 13,1 14,5 9,2 17,1 100 tingkah laku prososial siswa. Subjek penelitian yang akan menerima layanan bimbingan kelompok berbasis tata nilai budaya Lampung berjumlah 15 orang yang diambil secara random. Dalam bimbingan kelompok berbasis Tata Nilai Budaya Lampung untuk menunjukkan meningkatkan tingkah laku prososial bahwa perlu adanya upaya bantuan siswa dilaksanakan sebanyak 5 kali bagi pertemuan, Data tersebut siswa agar mereka dapat topik yang dibahas mengatasi masalah dalam kehidupan adalah topik tugas yaitu topik yang sosial. berkaitan Pelaksanaan bimbingan kelompok layanan saja tidak dengan tingkah laku prososial siswa. masalah Berikut diuraikan perubahan tingkah laku prososial yang rendah. tingkat tingkah laku prososial siswa Untuk menawarkan dari hasil penelitian dengan skor layanan bimbingan kelompok yang yang diperoleh pada saat pre-test dan diinternalisasi post-test. Adapun perolehan tingkat cukup untuk mengatasi itu penulis dengan nilai-nilai sosial yang kental dalam kearifan tingkah laku prososial lokal masyarakat Lampung. Model disajikan pada Tabel 4 berikut. siswa yang digunakan oleh penulis untuk meningkatkan tingkah laku prososial telah tersedia yang dihasilkan dari Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 167 Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171 Tabel 4 : Perubahan Skor Tingkat Tingkah laku prososial Siswa No Res pon den 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 JUMLAH Pretest 98 120 112 132 179 127 155 112 156 164 95 62 144 164 109 1929 Poste Peru st ba han skor 173 166 154 177 193 143 172 153 169 230 154 170 184 189 204 2631 Berdasarkan 75 46 42 45 14 16 17 41 13 66 59 108 40 25 95 702 Tabel Ketera ngan Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat di atas menunjukkan bahwa seluruh siswa yang mengikuti kegiatan kegiatan bimbingan kelompok berbasis tata nilai budaya Lampung mengalami peningkatan perubahan skor dari sebelum pemberian meningkat setelah layanan pemberian layanan, hal ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok berbasis tata nilai budaya Lampung efektif untuk meningkatkan tingkah laku prososial siswa kelas VII SMP N 3 Pugung. Untuk melihat adanya perbedaan tingkah laku prososial anggota kelompok sebelum dan model bimbingan kelompok berbasis tata nilai budaya Lampung adalah dengan melakukan analasis statistik. Rumus uji beda yang digunakan adalah uji statistik nonparametris X2 one sample. Berikut hasil analisis statistinya: Tabel 5 : Analisis data Ranks N postes pretes Negativ e Ranks Positive Ranks Ties Total a. postes < pretes b. postes > pretes c. postes = pretes Sum of Ranks 0a Mea n Ran k 7.40 15 .00 .00 86.00 b 0c 15 Test Statisticsb postes - pretes Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test -7.035a .002 Keterangan : a. postes < pretes, artinya skor postes yang lebih rendah dari pretes tidak ada. b. postes > pretes, artinya skor postes yang lebih tinggi dari pretes berjumlah 15 orang. c. postes = pretes, artinya skor postes yang sama dengan skor pretes tidak ada. Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa perolehan skor tingkah laku prososial mengalami sesudah diberikan layanan berupa Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 168 Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171 peningkatan yang signifikan, maka kelompok berbasis tata nilai budaya Ho ditolak dan Ha diterima, ini Lampung merupakan suatu layanan artinya model bimbingan kelompok dalam bentuk dinamika kelompok berbasis tata nilai budaya Lampung yang diberikan kepada siswa yang efektif untuk meningkatkan tingkah didalamnya laku prososial siswa. sosial-budaya yang kental, adanya Data awal menunjukkan bahwa suatu mengandung aturan-aturan yang harus hasil tingkah laku prososial seluruh dipenuhi, siswa kelas VII SMP N 3 Pugung ketrampilan tahun hubungan sosial, dan pemecahan ajaran berjumlah 76 2014/2015 yang siswa secara umum berada pada tingkat rendah. Hasil penelitian menunjukkan masalah dapat unsur mengembangkan sosial, dalam membangun tingkah laku prososial. bahwa Di dalam masyarakat Lampung keenam aspek tingkah laku prososial pedoman beretika yang terangkum siswa menunjukkan perubahan yang dalam sebuah falsafah semestinya signifikan. Dengan demikian layanan dimiliki bimbingan kelompok Berbasis tata Sehingga untuk membantu siswa nilai budaya Lampung efektif untuk terkait meningkatkan tingkah laku prososial dihadapinya, siswa. Tingkah laku prososial siswa falsafah hidup masyarakat Lampung berada pada tingkat pencapaian yang dapat diinternalisasikan ke dalam baik, karena tingkah laku prososial layanan pada tiap aspek dapat ditingkatkan Bimbingan kelompok Berbasis tata secara nilai signifikan. diindikasikan dengan Hal ini berubahnya oleh setiap masalah sosial nilai-nilai bimbingan budaya dikembangkan individu. dalam kelompok. Lampung ini yang yang merupakan tingkah laku prososial siswa, dari alternatif solusi untuk meningkatkan kategori tingkah rendah menjadi tinggi laku prososial siswa. setelah diberikan layanan layanan Layanan ini diwarnai dengan nilai- bimbingan kelompok berbasis tata nilai yang kaya dengan sosialisme nilai budaya Lampung. Selain itu, dan budayaisme yang disesuaikan pada dengan topik-topik yang berkaitan prinsipnya bimbingan Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 169 Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171 dengan masalah tingkah laku 4. KESIMPULAN prososial siswa yang berada di fase Berdasarkan hasil penelitian dan perkembangan remaja awal. Seperti pembahasan yang telah diuraikan di yang pernah dikutip oleh Aronson, depan Wilson dan Akert (dalam Judith dan menyimpulkan Linda, 2009) menyatakan tingkah keseluruhan tingkah laku prososial pada laku prososial adalah bagaimana siswa-siswa SMPN 3 Pugung masih individu bisa bermanfaat terhadap tergolong rendah. Berdasarkan hasil orang lain. Hal ini meliputi secara analisis luas tingkah laku prososial pada 15 siswa dari tingkah laku seperti maka data penulis bahwa skor dapat secara setiap membantu, berbagi dan kerjasama yang (Batson, dalam Judith dan Linda: bimbingan kelompok berbasis tata 2009). nilai budaya Lampung, tingkah laku Siswa yang dikatakan berhasil mendapatkan aspek prososial siswa layanan mengalami dalam tingkah laku prososial, proses peningkatan yang signifikan dimana terjadinya perilaku tersebut tidak skor keseluruhan sebelum mengikuti muncul secara tiba-tiba, melainkan layanan mencapai 1929 kemudian dari skor proses pembelajaran dari setelah mengikuti layanan lingkungan sosialnya yang dijadikan meningkat menjadi 2631. Maka ini model baik itu dari lingkungan berarti Ho ditolak dan Ha diterima keluarga, ataupun yaitu model bimbingan kelompok masyarakat. Karena tingkah laku berbasis tata nilai budaya Lampung prososial efektif untuk meningkatkan tingkah sekolah, yang dimiliki individu dihasilkan melalui pengamatan interaksi sehari-hari dan mereka dengan orang disekelilingnya dalam dunia nyata, bukan secara sepihak memuaskan satu dorongan tanpa mempedulikan yang lainnya. dorongan-dorongan laku prososial siswa. 5. DAFTAR PUSTAKA Gunarsa, S.D dan Gunarsa, Y.S. 2004. Psikologi Praktis: Anak. Remaja. dan Keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 170 Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 162-171 Hurlock, E.B. 2001. Perkembangan. Erlangga Psikologi Jakarta: La’luatul Chizanah. 2011). Ikhlas = Prososial? (Studi Komparasi Berdasar Caps). Lembaga Penelitian Pengembangan Psikologi dan Keislaman (LP3K). Jurnal Psikologi Islam (JPI) Vol 8 No. 2, Januari 2011, 145-164. Jerizal Petrus. 2012. “Model Bimbingan Kelompok Berbasis Nilai-Nilai Budaya Lokal Untuk Meningkatkan Kecerdasan Sosial Siswa”. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana UNNES. Judith I. M. De Groot dan Linda Steg. (2009). Morality and Prosocial Behavior: The Role of Awareness, Responsibility, and Norms in the Norm Activation Model.The Journal of Social Psychology, 149(4), 425–449. Nita Fitria. (2013). Model Bimbingan Kelompok Berbasis Falsafah Hidup Masyarakat Lampung untuk Mengurangi Prasangka Sosial. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Volume 2 No.2 : 71-78. Passer, M. W. & Smith, R. E. (2004) Psychology The Science of Mind and Behavior (Sec. Ed.). NY: MG Hill Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 171