- Repository UNPAS

advertisement
BAB I
1.1. Latar Belakang Penelitian
Secara sederhana globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana
semakin banyak negara yang terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi global. Proses globalisasi
ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural, dan
proses ini akan berlangsung terus dengan laju yang akan semakin cepat mengikuti perubahan
teknologi yang juga akan semakin cepat dan peningkatan serta perubahan pola kebutuhan
masyarakat dunia. Perkembangan ini telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan
ekonomi dan juga mempertajam persaingan antar negara, tidak hanya dalam perdagangan
internasional, tetapi juga dalam investasi, keuangan, dan produksi.1
Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas geografi dari
kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin mengglobalnya
menjadi “satu” proses yang melibatkan banyak negara. Globalisasi ekonomi biasanya dikaitkan
dengan proses internasionalisasi produksi.2
Proses globalisasi ekonomi sudah terjadi sejak lama dan akan terus berlangsung. Proses
globalisasi pasa masa kini terjadi dengan cepat, hal ini disebabkan karena kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan alat-alat komunikasi dan transportasi yang
semakin canggih. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor pendorong
terjadinya globalisasi ekonomi.
1
2
Tulus T.H Tambunan, Globalisasi dan Perdagangan Internasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004)
Ibid
Salah satu usaha yang dilakukan oleh suatu negara untuk meningkatkan kapabilitas dan
meningkatkan kemakmuran negara di era globalisasi adalah dengan mengadakan sebuah
kerjasama ekonomi internasional baik yang bersifat bilateral maupun multilateral. Terbentuknya
kerjasama ekonomi membuka peluang terjalinnya kegiatan perdagangan internasional antar
negara.
Perdagangan internasional merupakan upaya perdagangan yang melintasi batas-batas
negara. Kegiatan ini dilakukan oleh dua negara atau lebih. Upaya melakukan perdagangan
internasional adalah untuk memenuhi kebutuhan negara masing-masing melalui aturan dan
kesepakatan yang telah disetujui.
Perdagangan internasional merupakan faktor penting dalam menggerakkan dan
mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara dan menjadi inti kegiatan bisnis yang
meliputi investasi, produksi, pemasaran, dan lain-lain. Dengan perdagangan internasional,
perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling
mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk
perdagangan antar bangsa.
Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian suatu
negara, karena dalam perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar internasional.
Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk
berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan maupun
cara berproduksi. Akan tetapi manfaat nyata dari perdagangan internasional dapat berupa
kenaikan pendapatan, cadangan devisa, transfer modal dan luasnya kesempatan kerja.
Bentuk kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh Indonesia salah satunya adalah
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yaitu kerjasama bilateral di bidang
ekonomi dengan Negara Jepang yang ditanda tangani pada 20 Agustus 2007 oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Shinjo Abe. Kesepakatan ini merupakan perjanjian
perdagangan bebas bilateral pertama yang dilakukan Indonesia, dan yang paling komprehensif. 3
Tujuan IJEPA adalah meningkatkan kinerja ekonomi kedua pihak melalui liberalisasi
perdagangan barang, jasa, investasi, fasilitas dan kerja sama ekonomi. Jepang memanfaatkan
Economic Partnership Agreement (EPA) bilateral untuk memperkuat akses pasar di negaranegara yang menjadi target produk industrinya, salah satunya Indonesia. Sedangkan Indonesia
menjadikan EPA sebagai kendaraan untuk mendapatkan perlakuan yang seimbang (proper
balance), khususnya menyangkut aspek kerja sama guna membangun kapasitas ekonominya.
Tidak seperti perjanjian perdagangan bebas sebelumnya, IJEPA merupakan kerjasama
perdagangan yang tidak hanya mencakup liberalisasi, namun juga sektor lainnya, antara lain,
jasa, investasi, energi, dan lain sebagainya yang tercakup dalam tiga pilar utama yaitu fasilitasi
perdagangan dan investasi, liberalisasi dan kerjasama.4
Pada tanggal 7 Oktober 2003 negara-negara ASEAN mengadakan deklarasi tentang cetak
biru ASEAN Economic Community (AEC). Deklarasi tersebut merupakan penyempurnaan dari
kesepakatan “Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II) yang pada salah satu butir
kesepakatannya menegaskan kembali penerapan National Single Window (NSW).5
Untuk melindungi kepentingan nasional, NSW juga dimaksudkan untuk memberikan
kontrol lalu lintas barang antar negara dengan melakukan kontrol lalu lintas barang ekspor-impor
3
elib.unikom.ac.id
Ibid
5
Tim Persiapan National Single Window (NSW) Republik Indonesia, Penerapan Sistem National Single Window
(NSW) Menuju Otomasi Sistem Pelayanan yang Terintegrasi untuk Mewujudkan Reformasi Layanan Publik di
Bidang Ekspor Impor.
4
secara lebih baik, khususnya terkait dengan isu terorisme, kejahatan lintas negara,
penyelundupan narkoba dan perlindungan konsumen.
Karena itu maka, untuk membangun dan mengembangkan sistem NSW, pemerintah
menerbitkan Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2008 tanggal 26 Februari 2008 (Perpres No.
10/2008): Penggunaan Sistem Elektronik dalam rangka INSW (Indonesia National Single
Window) dan membentuk Tim Persiapan NSW.
INSW merupakan suatu sistem layanan publik yang terintegrasi, yang menyediakan
fasilitas pengajuan, pertukaran dan pemrosesan informasi standar secara elektronik. Tujuan
umum penerapannya adalah untuk meningkatkan kecepatan penyelesaian proses ekspor-impor
melalui peningkatan efektifitas dan kinerja sistem layanan yang ter-integrasi antar seluruh entitas
yang terkait, meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam penanganan lalulintas
barang ekspor-impor, terutama terkait dengan proses customs release and clearance of cargoes,
meningkatkan validitas dan akurasi data dan informasi yang terkait dengan kegiatan ekspor dan
impor, serta menunjang terhadap peningkatkan daya saing perekonomian nasional dan
mendorong masuknya investasi.
Penerapan INSW juga berlandaskan pada kondisi kinerja ekspor-impor yang perlu
ditingkatkan. Mengingat bahwa lead time waktu penanganan barang impor dan ekspor yang
masih terlalu lama, masih adanya biaya-biaya dalam penanganan lalu lintas barang eksporimpor, sehingga mengakibatkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy), dan tingkat validitas
dan akurasi data atas transaksi dan kegiatan ekspor-impor yang belum memadai, terutama terkait
dengan perizinan ekspor-impor.6
6
Ibid.
Pelaksanaan INSW juga membawa tantangan baru seperti harmonisasi data antar instansi
kemudian bagaimana teknis metode pertukaran data sehingga importir dan eksportir
mendapatkan data yang valid.
Sistem INSW diharapkan dapat meningkatkan sistem pelayanan publik sehingga dapat
meningkatkan daya saing perekonomian nasional dengan dilandasi semangat tata kelola (goodgovernance) untuk membangun otomasi sistem pelayanan yang terintegrasi yang dapat
meningkatkan efisiensi pelayanan keseluruhan proses ekspor-impor.
Pemanfaatan sistem INSW bagi IJEPA sendiri adalah memudahkan pihak eksportir,
importir maupun pihak bea cukai dalam melihat regulasi yang dipakai untuk mengatur
kepabeanan barang yang akan diekspor maupun diimpor, selain itu dalam sistem INSW akan
tertera secara otomatis penurunan tarif bea masuk yang telah disepakati dalam kesepakatan
IJEPA.
Berdasarkan
penjelasan
diatas,
penulis
memiliki
ketertarikan
untuk
meneliti
implementasi INSW terhadap regulasi ekspor-impor indonesia yang dapat berpengaruh pada
IJEPA yang tertuang dalam skripsi yang berjudul:
“Implementasi Indonesia National Single Window (INSW) sebagai Regulasi EksporImpor Indonesia dalam Konteks IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership
Agreement)”
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana
suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah
(Suriasumantri, 2001:309). Dan menurut Amien Silalahi, (2003:21), identifikasi masalah artinya
adalah usaha mendaftar sebanyak-banyaknya pertanyaan masalah yang terjadi yang sekiranya
dapat dicari jawaban melalui penelitian.
Pada dasarnya setiap Negara di dunia memiliki hubungan saling membutuhkan.
Hubungan tersebut dilakukan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi dunia. Sebagai salah
satu aktor penting dalam hubungan internasional, Negara-Negara akan menciptakan suatu
hubungan kerjasama, baik secara bilateral, multilateral, regional atau secara global. Hubungan
tersebut dapat terjalin dalam bidang ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan, sosial-budaya,
hukum, pendidikan, teknologi melalui sebuah kerjasama internasional.
Oleh karena itu, untuk tetap bertahan di era globalisasi ini pemerintah Negara Indonesia
melakukan berbagai kerjasama internasional dengan Negara-negara maju. Salah satunya adalah
dengan melakukan kerjasama ekonomi dengan Negara Jepang melalui Indonesia-Japan
Economic Partnership Agreement (IJEPA). Untuk memberikan kemudahan akses informasiinformasi yang terkait dengan kerjasama internasional, saat ini pemerintah Indonesia sudah
menerapkan sistem nasional Indonesia melalui portal Indonesia National Single Window (INSW).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa jauh INSW dapat diterapkan dalam regulasi ekspor-impor Indonesia?
2. Bagaimana regulasi ekspor-impor Indonesia-Jepang sebelum dan sesudah implementasi
INSW dan EPA?
3. Seberapa jauh INSW diimplementasikan dalam kerangka IJEPA?
1.2.1. Pembatasan Masalah
Karena luasnya permasalahan di atas maka penulis membatasi masalah penelitian
dengan menitikberatkan pada “pemanfaatan Indonesia National Single Window (INSW)
bagi kegiatan ekspor-impor Indonesia dan IJEPA”
1.2.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan tingkat lanjut dari identifikasi masalah. Perumusan
masalah dalam penyusunan skripsi dimaksudkan agar dalam pengembangan masalah yang dapat
penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
“Bagaimana implementasi INSW terhadap regulasi ekspor-impor Indonesia dan IJEPA?”
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Untuk memudahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka tujuan yang
hendak dicapai adalah:
1. Memahami pengertian, latar belakang, fungsi dan tujuan INSW
2. Mengetahui bagaimana regulasi ekspor-impor di Indonesia
3. Mengetahui manfaat dan keuntungan dari kerjasama IJEPA dan efektivitas dari implementasi
INSW bagi IJEPA
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian merupakan manfaat yang dapat dipetik dari pemecahan masalah
yang didapat dari penelitian. (Suriasumantri, 1996:313).
Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan
manfaaat-manfaat sebagai berikut:
1. Dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi pembendaharaan ilmu pengetahuan dan
perkembangan ilmu yang berkaitan dengan ilmu hubungan internasional, khususnya yang
relevan dengan pokok pembahasan penelitian
2. Memberikan pemahaman bagi penulis khususnya dan kalangan akademik pada umumnya
mengenai sistem nasional Indonesia yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian
data dan informasi secara tunggal, dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian
izin kepabeanan.
1.4. Kerangka Teoritis dan Hipotesis
1.4.1. Kerangka Teoritis
Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya
hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena.
Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian sosial. Secara khusus, teori adalah
seperangkat konsep/konstruk, definisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan hubungan
sistematis suatu fenomena, dengan cara merinci hubungan sebab-akibat yang terjadi.7
7
Sardar Ziauddin, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Mizan. 1996, hlm. 43.
Penggunaan teori yang diajukan penulis dimaksudkan sebagai pijakan awal bagi teoriteori yang lain. Adapun teori-teori yang dimunculkan adalah teori-teori yang berkaitan dengan
permasalahan Hubungan Internasional.
Hubungan internasional meliputi segala fenomena dan mencakup keseluruhan interaksi
politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta interaksi lainnya diantara
Negara maupun aktor-aktor non Negara, dimana dalam interaksi tersebut terdapat hubunganhubungan, baik yang bersifat kerjasama maupun konflik.8
Berdasarkan uraian diatas, penulis terlebih dahulu menjelaskan mengenai definisi
Hubungan Internasional menurut K.J Holsti dalam bukunya Politik Internasional: Suatu
Kerangka Analisis, yang menguraikan pengertian dari Hubungan Internasional, sebagai berikut:
“Hubungan internasional adalah segala bentuk interaksi antar masyarakat
negara-negara baik yang dilakukan oleh pemerintah atau Negara. Lebih
lanjut dikatakan, termasuk didalamnya pengkajian terhadap politik luar
negeri atau politik internasional dan meliputi kajian terhadap lembaga
perdagangan internasional, transportasi, pariwisata, komunikasi, dan
perkembangan nilai-nilai dan etika internasional”.9
Sebagai tambahan, dalam konteks Hubungan Internasional kontemporer, Teuku May
Rudy dalam bukunya Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah Global: Isu, Konsep
Teori dan Paradigma, menjelaskan bahwa:
“Hubungan Internasional pada masa lampau berfokus kepada kajian
mengenai perang dan damai...masih bertitik berat kepada hubungan politik
8
Viotti Paul R dan Mark V. Kauppi, International Relation Theory: Realism, Pluralism, Globalism and Beyond
(Macmillan inc, 2011), hlm. 595.
9
K.J Holsti, Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis (Terjemahan Wawan Djuanda) (Bandung: Binacipta,
1987), hlm 26.
yang
lazim
disebut
sebagai
“high
politic”.
Sedangkan
hubungan
internasional kontemporer selain tidak lagi hanya memfokuskan perhatian
dan kajiannya kepada hubungan politik yang berlangsung antar negara
atau antar bangsa yang ruang lingkupnya melintasi batas-batas Negara,
juga telah mencakup peran dan kegiatan yang dilakukan oleh aktor-aktor
bukan Negara (non-state actors)”.10
Suatu Negara akan berinteraksi dengan Negara lain dalam mempertahankan
eksistensinya dalam lingkungan internasional, sedangkan bentuk interaksi dari hubungan yang
dilaksanakan telah ditetapkan oleh masing-masing Negara di dalam kebijaksanaan politik luar
negerinya. Perihal tersebut, maka Mochtar Kusumaatmadja berpendapat:
“Politik luar negeri pada hakekatnya alat Negara untuk mencapai
kepentingan nasionalnya. Kebijaksanaan luar negeri, merupakan aspek citacita suatu bangsa dan oleh karenanya politik luar negeri, merupakan aspek
pola dari strategi nasional beserta sasaran jangka pendek dan jangka
panjang”.
Dengan demikian, hubungan internasional adalah bentuk interaksi lintas nasional yang
terjadi antar Negara tidak hanya terbatas pada hubungan resmi negara-negara saja, melainkan
juga bisa dilakukan oleh individu-individu dan kelompok-kelompok yang berasal dari pihak nonstate. Kemudian bahwa ruang lingkup kajian Ilmu Hubungan Internasional menjadi lebih luas
mencakup semua aspek kehidupan suatu negara (politik, ekonomi, sosial dan budaya). Serta
salah satu aspek hubungan internasional adalah kajian tentang interaksi dan tindakan suatu
negara terhadap lingkungan eksternalnya serta berusaha mempelajari pengaruhnya terhadap
kondisi internal dalam negara tersebut.
10
Teuku May Rudy, Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah-masalah Global: Isu, Konsep, Teori dan
Paradigma, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2003), hlm. 1.
Interaksi dalam pergaulan internasional tersebut menciptakan suatu kerjasama antara
suatu negara dengan negara lain atau beberapa negara dengan negara lain yang disebut dengan
kerjasama internasional. Konsep kerjasama kinternasional menurut K.J Holsti yaitu:
“Sebagai transaksi dan interaksi antar negara dalam sistem internasional
sekarang bersifat rutin dan hampir bebas dari konflik. Berbagai jenis
masalah nasional, regional, dan global bermunculan dan memerlukan
perhatian dari berbagai negara. Dalam kebanyakan kasus yang terjadi,
pemerintah saling berhubungan dengan mengajukan alternatif pemecahan,
perundingan atau pembicaraan mengenai masalah yang dihadapi,
mengemukakan berbagai bukti teknis untuk menopang pemecahan masalah
tertentu dan mengakhiri perundingan dengan membentuk beberapa
perjanjian atau saling pengertian yang memuaskan bagi semua pihak”.11
Dengan adanya saling ketergantungan suatu Negara dengan Negara lain dalam memenuhi
dan mencapai kepentingan nasionalnya, maka memerlukan kerjasama baik di tingkat regional
maupun internasional. Adapun pemahaman mengenai kerjasama internasional, menurut
Koesnadi Kartasasmita dalam bukunya Organisasi dan Administrasi Internasional, adalah
sebagai berikut:
“Kerjasama dalam masyarakat internasional merupakan sebuah keharusan
sebagai akibat terdapatnya hubungan interdependensia dan bertambah
kompleksnya kehidupan manusia dalam bermasyarakat internasional.
Kerjasama internasional terjadi karena national understanding dimana
mempunyai; corak dan tujuan yang sama; keinginan yang didukung untuk
kondisi internasional yang saling membutuhan, kerjasama itu didasari oleh
kepentingan bersama diantara negara-negara namun kepentingan itu tidak
identik”.12
11
K.J Holsti, Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis (Terjemahan Wawan Djuanda) (Bandung: Binacipta,
1987), hlm 26.
12
Koesnadi Kartasasmita, Organisasi dan Administrasi Internasional, (Bandung: Fisip UNPAD Press, 1983), hlm. 83.
Kerjasama internasional dalam aplikasinya dapat dibagi menjadi tiga bagian,
antara lain:13
1. Kerjasama
Intra-Regional; merupakan suatu kerjasama yang
dilakukan atau dilaksanakan oleh negara-negara yang berada dalam
suatu kawasan (region), seperti di Asia Tenggara yaitu ASEAN, di
Timur-tengah yaitu Liga Arab, di Amerika Utara dengan NAFTAnya dan Trans Atlantik NATO (North Atlantic Treaty Organization).
2. Kerjasama Inter-Regional; merupakan suatu kerjasama yang
dilakukan atau dilaksanakan diantara Negara-negara di kawasan
lain, seperti kerjasama antara Eropa dengan Jepang.
3. Kerjasama Multilateral dan Bilateral; Kerjasama Multilateral
adalah kerjasama antara dua negara atau lebih, sedangkan
Kerjasama Bilateral adalah kerjasama yang hanya dua negara
Berdasarkan pandangan diatas, berkaitan dengan kerjasama internasional di bidang
ekonomi, tentunya tidak terlepas dari peran faktor gabungan ekonomi politik internasional.
Dimana dalam kerjasamanya begitu kompleks, suatu kebijakan politik luar negeri suatau Negara
tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan ekonomi, dan begitu pula sebaliknya, kebijakan
ekonomi sutau Negara dalam konteks interaksi internasionalnya tidak akan terlepas dari
pertimbangan-pertimbangan politiknya. Lebih jauh lagi, Mochtar Mas’oed dalam bukunya
Ekonomi-Politik Intenasional dan Pembangunan, mendefinisikan Ekonomi Politik Internasional
sebagai berikut:
“...tentang saling-kaitan dan interaksi antara fenomena politik
dengan ekonomi, antara “Negara” dan “pasar”, antara lingkungan
domestik dengan yang internasional dan antara pemerintah dengan
13
Teuku May Rudy, Sejarah Diplomasi dan Perkembangan Politik di Asia, (Bandung: Bina Budhayana, 1997), hlm.
24.
masyarakat...ekonomi
distribusi
dan
didefinisikan
konsumsi
sebagai
kekayaan;
sedang
sistem
politik
produksi,
sebagai
sehimpunan lembaga dan aturan yang mengatur berbagai interaksi
sosial dan ekonomi”.14
Sebagaimana telah dijelaskan oleh R.E.A Ma’moer dalam bukunya Ekonomi
Internasional, bahwa tujuan ekonomi internasional adalah sebagai berikut:
“Tujuan dari ekonomi internasional adalah mencapai tingkat kemakmuran
yang lebih tinggi bagi umat manusia. Pelaksanaan dari ekonomi
internasional merupakan kerjasama membantu antar negara. Dengan
adanya kerjasama ini, maka kebutuhan yang tidak dapat, akan dipenuhi”.15
Kemudian teori-teori perdagangan internasional, merupakan teori-teori yang mencoba
menjelaskan mengapa suatu negara melakukan kerjasama perdagangan dengan negara-negara
lain.
Perdagangan internasional berpengaruh besar terhadap perekonomian seluruh Negara.
Teori-teori tentang perdagangan internasional didominasi oleh teori ortodoks atau klasik dan
neo-klasis. Diantara kelompok sarjana yang paling berpengaruh yaitu, Ricardo, Mill,
Heckscher, Ohlin dan Samuelson. Ricardo berpendapat bahwa dua Negara dapat menarik
keuntungan dari perdagangan timbal balik bahkan jika salah satu diantaranya lebih efisien
daripada yang lain dalam memproduksi barang. Dia menunjukkan hal ini dengan mencontohkan
Portugal dan Inggris yang memproduksi anggur dan kain. Sekali pun Portugal dapat
menghasilkan anggur mau pun kain dengan menggunakan tenaga buruh yang lebih sedikit
14
15
Mochtar Mas’oed, Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 4.
R.E.A Ma’moer, Ekonomi Internasional, (Jakarta: Pustaka Utama, 1974), hlm. 1.
dibandingkan dengan Inggris, menurut perhitungannya Portugal harus mengkhususkan diri pada
perdagangan anggur karena di bidang komoditi ini produktivitasnya paling tinggi. Ini akan
menguntungkan Portugal karena untuk setiap unit anggur yang diekspornya ke Inggris, ia akan
mendapatkan lebih banyak kain daripada yang dapat ditawarkan pasar domestik. Dari
penemuannya tentang prinsip comparative advantage ini, Ricardo menarik kesimpulan sebagai
berikut:
“Dalam suatu sistem perdagangan bebas, setiap Negara secara alamiah
mengkhususkan modal dan tenaga kerjanya pada pekerjaan-pekerjaan
yang paling menguntungkan baginya. Usaha mengejar keuntungan individu
ini sangat terkait dengan kebaikan bagi semua secara universal. Dengan
mendorong industri, dengan memberikan imbalan pada kecerdikan, dan
dengan memanfaatkan kekuatan khusus yang paling efisien yang diberikan
alam, dia mendistribusikan kerja secara paling efektif dan paling ekonomis;
sementara itu, dengan meningkatkan produksi massal secara umum, dan
mengikat dengan satu kepentingan bersama dan hubungan bersama,
masyarakat bangsa-bangsa di seluruh dunia beradab”.16
Teori Ricardo pada dasarnya bermaksud menyampaikan bahwa dalam suatu
perdagangan bebas, sumber-sumber produktivitas Negara pesertanya harus dimanfaatkan
seefisien mungkin dan dengan demikian seluruh peserta akan meraih keuntungan.
Sarjana-sarjana lain, Heckscher dan Ohlin memberikan penjelasan lebih jauh tentang
eksistensi teori comparative advantage (keunggulan komparatif) sebagai berikut:17
“Keberadaan keunggulan komparatif suatu negara tergantung pada
proporsi faktor produksi yang dimiliki negara tersebut. Ada negara yang
memiliki tenaga kerja lebih daripada barang modal (mesin). Sehingga
16
David Ricardo, The Principle of Political Economy and Taxation, hlm. 51, sebagaimana dikutip dari Gerit Faber,
Trade and Economic Development, dalam Gerit Faber (ed.): Trade Policy and Development, Universitaire Pers
Rotterdam, The Hague, The Netherlands, 1990, hlm.12.
17
Asfia Murni, Ekonomika Makro, (Bandung: pt. Refika Aditama, hlm. 227-228)
harga tenaga kerja dapat dikatakan lebih murah daripada harga barang
mesin. Kondisi ini mengarahkan kegitan produksi di negara tersebut
bersifat labor intensif. Artinya ada upaya untuk menghemat biaya produksi
dengan cara mengalihkan sebagian besar penggunaan barang modal pada
penggunaan tenaga kerja. Sehingga terjadi opportunity cost dari biaya mesin
ke biaya tenaga kerja yang lebih murah.”
Dalam perdagangan internasional Negara harus memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut yang dikemukakan oleh Michael J. Portar:18
a. Faktor produksi yang meliputi tersedianya tenaga buruh yang
terampil, infrastruktur yang kondusif, merupakan hal terpenting
dalam menentukan kemampuan bersaing.
b. Kondisi permintaan pasar domestik kondisi pasar domestik akan
menciptakan keunggulan komparatif bila pasar itu bebas. Dengan
memperhatikan situasi permintaan yang menuntut produsen
memproduksi barang yang berkualitas.
c. Strategi bersaing. Berbagai pilihan strategi bersaing mesti
diperhatikan dan disesuaikan dengan keadaan pasar yang
dimasuki.
d. Peranan pemerintah, peranan pemerintah dan para pakar atau
ahli ekonomi dalam menentukan kebijaksanaan bisnis hendaknya
mampu menciptakan kondisi yang kondusif agar tercipta
keunggulan komparatif.
Ace Partadiredja dalam bukunya Pengantar Ekonomi tentang keterlibatan suatu
Negara dalam perdagangan internasional mengatakan:
18
Michael J Portar dalam artikel Hadi Satya Graha, berpacu dalam AFTA, dari keunggulan comparative ke
comparative, ushawanNo.13, th XXI Desember, 1992.
“Tidak ada suatu Negara pun yang dapat mengasingkan diri dari dunia
internasional dan swasembada dalam ekonomi. Tiap Negara terlibat
dalam perdagangan ini kemakmuran Negara jadi bertambah”.19
Dalam kegiatan perdagangan internasional adanya kebijakan-kebijakan perdagangan luar
negeri yang diterapkan oleh setiap Negara merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
pengembangan ekspor-impor sutau negara. Penerapan kabijakan ekspor-impor merupakan hal
yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan tetapi
dibutuhkan ketetapan atas sektor apa yang dijadikan prioritas terlebih dahulu yang menjadikan
sasaran pasar yang lebih potensial dengan menilai efisiensi yang lebih tepat.
Untuk meningkatkan kecepatan pelayanan dan efektivitas pengawasan, serta kinerja
seluruh kegiatan yang terkait dengan lalulintas barang ekspor-impor dan segala kepentingan
kegiatan perdagangan internasional, pemerintah Indonesia membuat sebuah sistem nasional
disebut INSW (Indonesia National Single Window). Seperti yang dikemukakan Ratna (2010:14),
INSW diterapkan guna mempercepat arus barang di pelabuhan dan memberikan beberapa
keuntungan, seperti meningkatkan efektivitas dan kinerja ekspor-impor manajemen lalu lintas
serta meminimalkan waktu dan biaya ekspor-impor,
Pengertian INSW adalah:
“INSW (Indonesia National Single Window) adalah sistem nasional
Indonesia yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan
informasi secara tunggal (single submission of data and information),
pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron (single
synchronous processing of data and information), dan pembuatan keputusan
19
Ace Partadiredja, Pengantar Ekonomi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), hlm.14.
secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang
(single decision making for customs clearance and release of cargoes)”.20
Sedangkan pengertian portal INSW adalah:
“Sistem elektronik yang ter-integrasi secara nasional yang dapat diakses
melalui jaringan Internet (public-network), yang akan melakukan integrasi
informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan
dokumen lain yang terkait dengan ekspor-impor, yang menjamin keamanan
data dan informasi antara sistem internal secara otomatis, yang meliputi
sistem kepabeanan, perizinan, kepelabuhanan/kebandarudaraan, dan
sistem lain yang terkait dengan proses pelayanan dan pengawasan kegiatan
ekspor-impor”.21
INSW merupakan suatu regulasi baru yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam
mengatur arus keluar masuk barang. Regulasi adalah suatu cara yang digunakan untuk
mengendalikan masyarakat dengan aturan tertentu. Pengertian regulasi bisnis dalam ilmu
ekonomi adalah segala bentuk peraturan untuk mengendalikan perilaku bisnis bisa dalam bentuk
pembatasan hukum yang dilakukan oleh pemerintah, regulasi dalam bidang industri, peraturan
asosiasi perdagangan, dsb. Teori regulasi disampaikan oleh Stigler (1971) yang mengatakan
bahwa aktivitas seputar peraturan menggambarkan persaudaraan diantara kekuatan politik dari
kelompok berkepentingan (eksekutif/industri) sebagai sisi permintaan/demand dan legislatif
sebagai supply. Teori ini berpendapat bahwa dibutuhkan aturan-aturan atau ketentuan dalam
akuntansi. Pemerintah dibutuhkan peranannya untuk mengatur ketentuan-ketentuan terhadap apa
20
21
Tentang INSW dalam www.bcsoetta.net
Pengertian umum portal INSW dalam www.insw.go.id
yang harus dilakukan perusahaan untuk menentukan informasi. Ketentuan diperlukan agar
semuanya baik pemakai maupun penyaji mendapatkan informasi yang sama dan seimbang.
Menurut Scott (2009) terdapat dua teori regulasi yaitu public interest theory dan interest
group theory. Public interest theory menjelaskan bahwa regulasi harus dapat memaksimalkan
kesejahteraan sosial dan interest group theory menjelaskan bahwa regulasi adalah hasil lobi dari
beberapa individu atau kelompok yang mempertahankan dan menyampaikan kepentingan
mereka kepada pemerintah.
Dalam teori ini kewenangan pusat termasuk badan pengawas regulator merupakan hal
penting dalam mengawasi berlangsungnya kegiatan keluar masuk arus barang. Pembangunan
sistem INSW dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan publik dan meningkatkan
perekonomian negara, dengan meningkatnya perekonomian negara dapat meningkatkan pula
kesejahteraan rakyat.
Secara umum, pembangunan, pengembangan dan penerapan Sistem NSW di Indonesia
dipengaruhi oleh salah satu faktor eksternal yaitu kesepakatan dari Negara-negara anggota
ASEAN untuk membentuk integrasi di kawasan Asia Tenggara.
Menurut Ernst B. Haas, yang dimaksud dengan integrasi internasional adalah:
“Proses pencapaian kondisi supranasional dimana urusan yang semula
ditangani pemerintah nasional beralih ke unit-unit politik yang lebih besar.
Integrasi internasional secara singkat didefinisikan sebagai proses dimana
aktor-aktor politik nasional dari berbagai negara diminta mengarahkan
loyalitas, harapan dan kegiatan politik mereka ke institusi pusat yang baru
dan lebih besar, yang lembaga-lembaganya memiliki atau mengambil alih
yurisdiksi yang semula berada ditangan negara bangsa”.22
22
Walter S. Jones. 1993. Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi-Politik Internasional dan Tatanan
Dunia 2. (terjemahan) Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 427.
Selanjutnya, menurut Bela Balassa dalam bukunya The Theory of Economic Integration,
integrasi dibedakan sebagai konsep dinamis yaitu melalui penghapusan diskriminasi di antara
negara yang berbeda, maupun dalam konsep statis dengan melihat ada tidaknya perbedaan dalam
diskriminasi. Balassa membagi tahapan integrasi dalam enam tahap, yaitu:23
1. Preferential Trading Area (PTA), yaitu blok perdagangan yang
memberikan keistimewaan untuk produk-produk tertentu dari negara
tertentu
dengan
melakukan
pengurangan
tarif
namun
tidak
menghilangkannya sama sekali.
2. Free Trade Area (FTA). Suatu kawasan dimana tarif dan kuota antara
negara anggota dihapuskan, namun masing-masing negara tetap
menerapkan tarif mereka masing-masing terhadap negara bukan
anggota.
3. Custom Union (CU), merupakan FTA yang meniadakan hambatan
pergerakan komoditi antar negara anggota dan menerapkan tarif yang
sama terhadap negara bukan anggota.
4. Common Market (CM), merupakan CU yang juga meniadakan
hambatan-hambatan pada pergerakan faktor-faktor produksi (barang,
jasa, aliran modal). Kesamaan harga dari faktor-faktor produksi
diharapkan dapat menghasilkan alokasi sumber yang efisien.
5. Economic Union, merupakan suatu CM dengan tingkat harmonisasi
kebijakan ekonomi nasional yang signifikan (termasuk kebijakan
struktural)
6. Total Economic Integration, penyatuan moneter, fiskal, dan kebijakan
sosial yang diikuti dengan pembentukan lembaga supranasional dengan
keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh negara anggota.
Upaya dari setiap negara untuk memenuhi kepentingan nasionalnya salah satunya dengan
melakukan perdagangan internasional dalam bentuk sebuah kerjasama. Upaya yang dilakukan
23
Bela Balassa, The Theory of Economic Integration, (Routledge, 2012).
oleh negara Indonesia salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan Jepang dalam bidang
ekonomi melalui Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) untuk memenuhi
kepentingan nasionalnya. IJEPA adalah:
“IJEPA adalah sebuah kerjasama bilateral di bidang ekonomi antara
Indonesia dan Jepang yang ditanda tangani pada tanggal 20 Agustus 2007
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Shinjo
Abe”.
Dalam penelitian ini penulis akan membahas kepabeanan, ekspor-impor, yang dimaksud
dengan kepabeanan adalah:
“Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan
atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean Berta
pemungutan bea masuk dan bea keluar”.24
Sedangkan Eskpor dan impor adalah:
“Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean”.25
“Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean”.26
IJEPA merupakan salah satu bentuk FTA. Adanya Indonesia Japan Economic
Partnership Agreement (IJEPA) impor bahan baku dari Jepang ke Indonesia menjadi sangat
mudah sekali dan harga bea masuknya menjadi turun karena ada dalam kesepakatan IJEPA,
dengan adanya kesepakatan ini Jepang mempunyai peluang untuk menambah investasinya di
Indonesia.
24
Republik Indonesia, Undang-undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan, Pasal 1 angka 1
Republik Indonesia, Undang-undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan, Pasal 1 angka 13
26
Republik Indonesia, Undang-undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan, Pasal 1 angka 14
25
IJEPA dapat memberikan manfaat lebih bagi Indonesia dari sisi pembentukan modal
melalui penanaman modal langsung mengingat cakupannya yang menyeluruh termasuk di sektor
barang, jasa, dan investasi. Sifat complementarity produk ekspor Indonesia dalam AFTA
memberikan peluang perolehan manfaat IJEPA yang besar bagi Indonesia.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis mencoba mengemukakan:

INSW memberikan kemudahan akses data kepabeanan bagi para pihak yang
melakukan kegiatan ekspor-impor

Sebelum implementasi INSW, tata cara ekspor maupun impor dilakukan secara
manual. Setelah implementasi INSW layanan publik seperti kegiatan eksporimpor dapat diakses dengan mudah.

Informasi tentang IJEPA dapat mudah diakses melalui portal INSW
1.4.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis mengemukakan suatu hipotesis
sebagai berikut:
“INSW (Indonesia National Single Window) efektif digunakan untuk kegiatan
ekspor-impor IJEPA karena memberikan kemudahan akses informasi kepabeanan dan
regulasi yang diterbitkan instansi yang berwenang.”
1.4.3. Operasionalilsasi Variabel dan Indikator (Konsep, Teoritik, Empirik dan Analisis)
Variabel dalam
Indikator
Verifikasi
Hipotesis
(Empirik)
(Analisis)
(Teoritik)
Variabel Bebas:
INSW
(Indonesia
National
Single
Window)
efektif
digunakan
untuk
kegiatan
ekspor-impor
1. Adanya sistem
nasional indonesia
2. Adanya integrasi
informasi lalu lintas
ekspor-impor,
kepabeanan,
kepelabuhan dan
kebandarudaraan
IJEPA
1. Data (fakta dan
angka)
Mengenai
sistem
nasional
Indonesia
yang memungkinkan
dilakukannya suatu
penyampaian
data
dan informasi secara
tunggal.
2. Data (fakta dan
angka)
Mengenai integrasi
informasi
ekspor-
impor, kepabeanan,
kepelabuhan
dan
kebandarudaraan
3. Adanya peningkatan 3. Data (fakta dan
ekspor-impor
angka)
IJEPA
karena
4. Adanya kemudahan
Mengenai
akses informasi
memberikan kemudahan
peningkatan
regulasi IJEPA
akses
informasi
pelayanan
eksporkepabeanan dan regulasi
impor
yang diterbitkan instansi
4. Data (fakta dan
angka)
yang berwenang.
Mengenai
Variabel Terikat:
peningkatan akurasi
informasi IJEPA
1.4.4. Skema Kerangka Teoritis
Alur Pemikiran Implementasi INSW bagi IJEPA
Indonesia
Jepang
Perdagangan Internasional
(Ekspor-Impor)
IJEPA
Keterbatasan akses informasi
mengenai IJEPA
INSW
Kemudahan akses informasi
kepabeanan IJEPA
1.5. Metode dan Teknik Pengumpukan Data
1.5.1. Tingkat Analisis
Ada tingkat analisis yang umum digunakan dalam studi Hubungan Internasional, yaitu:
1) Individu dan Kelompok; 2) Negara-Bangsa; dan 3) Sistem Regional dan Global. Dalam hal ini
pada penelitian
yang bejudul: IMPLEMENTASI INDONESIA NATIONAL SINGLE
WINDOW (INSW) SEBAGAI REGULASI EKSPOR-IMPOR INDONESIA DALAM
KONTEKS IJEPA (INDONESIA-JAPAN ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT);
adalah mengunakan analisa korelasionis. Karena unit eksplanasinya dan unit analisanya berada
pada tingkatan yang sama.
1.5.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah Metode Deskriptif. Definisi metode
deskriptif adalah metode penulisan yang digunakan untuk membahas suatu permasalahan dengan
meneliti, mengolah data, menganalisis, menginterpretasikan hal yang ditulis dengan pembahasan
yang teratur dan sistematis, ditutup dengan kesimpulan dan pembelian saran sesuai kebutuhan.
1.5.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaan, yang mana studi kepustakaan ini sendiri adalah: usaha mencari data serta
informasi bedasarkan penelitian literatur atau referensi dari buku-buku, dokumendokumen, laporan-laporan, kliping-kliping dan naskah-naskah lainnya yang dianggap
sesuai.
1.6. Lokasi dan Lamanya Penelitian
1.6.1. Lokasi Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
mendatangi lokasi-lokasi penelitian sebagai berikut:
1) Perpustakaan FISIP Universitas Pasundan
Jln. Lengkong Besar no.68 Bandung
2) Perpustakaan FISIP Universitas Padjajaran
Jln. Raya Bandung Sumedang Km. 21
3) PT. Nippon Metalwork Industry
Jln. Industri Selatan IIIA Blok.GG 2A. Kawasan Industri Jababeka II Cikarang – Bekasi
1.6.2. Lamanya Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama enam bulan terhitung mulai Desember 2015 sampai
dengan Juni 2016.
1.7. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, lokasi dan lama penelitian, kerangka teoritis dan hipotesis
tentang masalah yang penulis teliti.
BAB II
IMPLEMENTASI INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW)
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat dari penerapan
sistem INSW
BAB III
IMPLEMENTASI EPA DAN PEMANFAATAN INSW DALAM EKSPORIMPOR INDONESIA-JEPANG
Bab ini akan membahas bagaimana pemanfaatan EPA dan INSW bagi IndonesiaJepang
BAB IV
IMPLEMENTASI INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW)
SEBAGAI
REGULASI
EKSPOR-IMPOR
INDONESIA
DAN
PENGERUHNYA TERHADAP IJEPA (INDONESIA-JAPAN ECONOMIC
PARTNERSHIP AGREEMENT)
Dalam bab ini akan menjelaskan tentang pemanfaatan dari INSW bagi Indonesia
dan bagi IJEPA
BAB V
KESIMPULAN
Merupakan bab penutup dari penulisan skripsi yang perlu memberikan beberapa
kesimpulan, daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran mengenai data yang
berhubungan dengan materi yang diambil
Download