SIARAN PERS Lewat General Review IJEPA

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Lewat General Review IJEPA, Indonesia Perjuangkan Akses Pasar Produk
di Jepang
Legian, 30 Agustus 2017 – Indonesia terus berupaya memperluas akses pasar produk-produk
potensial Indonesia di Jepang. Upaya ini diimpelentasikan pemerintah melalui pembahasan
kembali General Review pada Pertemuan ke-5 Komite Bersama Indonesia-Japan Economic
Partnership Agreement (IJEPA) pada 29-30 Agustus 2017 di Legian, Bali.
Pada pertemuan ini, Delegasi Indonesia dipimpin Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional
Iman Pambagyo, sementara Delegasi Jepang dipimpin oleh Wakil Direktur Jenderal Kementerian
Luar Negeri Jepang Keiya IIDA. Pertemuan juga dihadiri Utusan Khusus Presiden Bidang Investasi
untuk Jepang Rahmat Gobel.
“Indonesia dan Jepang berkomitmen menyelesaikan perundingan General Review IJEPA
secepatnya guna mengevaluasi implementasi perjanjian sekaligus merundingkan akses pasar
produk-produk potensial Indonesia di sektor perikanan, kehutanan, pertanian dan industri yang
masuk dalam kategori R and Q perjanjian IJEPA. Kita akan berorientasi pada outcome bukan
output, sehingga hasil akhir kerja sama kedua negara ini dapat lebih maksimal bagi Indonesia,”
tegas Iman.
Iman menguraikan, beberapa komoditas yang diangkat Indonesia untuk diperjuangkan akses
pasarnya ke Jepang antara lain adalah produk tuna, sorbitol, pisang, nanas, dan kopi. Sementara
itu, isu-isu utama IJEPA yang dibahas dalam pertemuan ini adalah mengenai terms of reference
(TOR) General Review IJEPA, perluasan akses pasar produk potensial Indonesia, ketentuan asal
barang, investasi, tenaga kerja (movement on natural persons), serta pengadaan barang/jasa
Pemerintah.
“Indonesia memiliki kepentingan tinggi dalam semua pertemuan sub komite yang diselenggarakan
di Bali. Selain akses pasar barang, akses tenaga kerja Indonesia ke Jepang, dan peningkatan
investasi dari Jepang juga salah satu yang diperjuangkan dalam pertemuan ini,” lanjut Iman.
Iman juga menyatakan bahwa Pertemuan ke-5 Komite Bersama IJEPA ini juga merupakan
momentum yang tepat bagi kelanjutan proses General Review IJEPA yang sempat terhenti sejak
Desember 2015.
"Mengingat perjanjian ini telah diimplementasikan lebih dari sembilan tahun, kedua negara
berkomitmen meninjau kembali pelaksanaan perjanjian IJEPA agar lebih sesuai dengan kondisi
ekonomi saat ini. Kita ingin menguatkan kembali komitmen kerja sama ekonomi yang berdasarkan
prinsip berkesinambungan dan saling menguntungkan,” tegas Iman.
Lebih lanjut, pembahasan perluasan akses pasar produk potensial Indonesia akan dilanjutkan
dalam pertemuan Sub Komite Perdagangan Barang pada 19-20 September 2017 di Tokyo, Jepang.
Selain itu, Sub Komite Perdagangan Jasa, Tenaga Kerja (Movement on Natural Persons), dan Kerja
sama (Cooperation) juga akan dibahas secara paralel. Untuk mempercepat proses, kedua negara
sepakat melaksanakan Pertemuan Komite Bersama berikutnya pada November 2017.
Sekilas Mengenai IJEPA
IJEPA ditandatangani di Jakarta pada 20 Agustus 2007 dan berlaku efektif pada 1 Juli 2008.
Berdasarkan amanat pasal 151 Perjanjian IJEPA, Indonesia dan Jepang dapat melakukan General
Review implementasi dan operasionalisasi perjanjian pada tahun ke-5 sejak dimplementasikan.
Pertemuan pertama Joint Committee General Review IJEPA dilaksanakan di Jakarta pada 12
September 2014 dan pertemuan keempat dilaksanakan pada 3-4 Desember 2015 di Tokyo,
Jepang.
Implementasi IJEPA telah berhasil meningkatkan nilai ekspor perdagangan Indonesia ke Jepang.
Neraca perdagangan Indonesia-Jepang selama periode 2012-2016 selalu menunjukkan surplus
bagi Indonesia. Data tahun 2016 menunjukkan nilai ekspor Indonesia ke Jepang mencapai
USD 16,1 miliar dan impor sebesar USD 12,9 miliar. Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke
Jepang adalah batubara, biji besi, metal, nikel, dan bahan baku industri. Sementara impor utama
Jepang dari Indonesia adalah produk otomotif, produk besi dan baja, komponen otomotif, dan
permesinan.
Sementara itu, pemanfaatan tarif preferensi IJEPA (SKA) atas ekspor Indonesia ke Jepang juga
menunjukkan tren positif sebesar 16,48% (2008-2016). Untuk tahun 2016 sendiri, pemanfaatan
SKA IJEPA telah mencapai nilai USD 7,5 miliar (47% dari total ekspor Indonesia keJepang). General
Review IJEPA ini merupakan momentum yang baik untuk merundingkan kembali perluasan akses
pasar kedua negara, serta peningkatan kerja sama ekonomi yang lebih luas.
-- selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Marolop Nainggolan
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Ni Made Ayu Marthini
Direktur Perundingan Bilateral
Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3442576/021-3858206
Email: [email protected]
Download