ANALISIS BIAYA KUALITAS PADA PT SINAR ALAM PERMAI

advertisement
ANALISIS BIAYA KUALITAS PADA PT SINAR ALAM PERMAI
PALEMBANG
ABSTRAK
Oleh:
MEIRLINA TANJUNG
NPM : 0641031139
Tlpn : 085380027300
Email : [email protected]
Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt.
Perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah seharusnya biaya kualitas
pada PT Sinar Alam Permai untuk membantu manajemen dalam meningkatkan
kinerja perusahaan. Tujuannya untuk mengetahui perencanaan, pengendalian dan
pelaporan biaya kualitas untuk membantu manajemen dalam meningkatkan
kinerja. Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan sebagai masukan bagi
perusahaan dalam penyusunan laporan biaya kualitas, mengenai analisis
perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas dalam rangka
meningkatkan kinerja.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Data yang digunakan, data
primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara
dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan analisis kualitatif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya
kegagalan internal mengalami fluktuasi tiap tahunnya, tetapi pada biaya kegagalan
eksternal mengalami kenaikan tiap tahunnya dan penurunan pangsa pasar yang
diakibatkan oleh kehilangan penjualan, sehingga mempengaruhi kinerja
perusahaan. Jadi perencanaan, pengendalian, dan pelaporan biaya kualitas yang
terjadi pada perusahaan belum baik dan optimal karena manajemen belum
memperhatikan dan membuat laporan biaya kualitas, sehingga perencanaan,
pengendalian, dan pelaporan biaya kualitas belum dapat membantu dalam
meningkatkan kinerja perusahaan.
Kata kunci: biaya kualitas tersembunyi, pelaporan biaya kualitas, analisis tren,
kinerja perusahaan.
THE ANALYSIS OF QUALITY COST IN PT SINAR ALAM PERMAI AT
PALEMBANG
ABSTRACT
By:
MEIRLINA TANJUNG
NPM : 0641031139
Tlpn : 085380027300
Email : [email protected]
Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt.
This research problem formulation is how must be quality cost in PT Sinar Alam
Permai for helping managerial in increasing company performance. The aim of it
is to know planning, controlling and reporting of quality cost to helping
managerial in increasing performance. This research is benefit to the company as
support in arranging the quality cost report about planning analysis, controlling
and quality cost report in increasing performance.
This research belongs to descriptive research. Data uses primary data and
secondary data. Data collecting technique which used is interview and
documentation. Analysis method uses qualitative analysis.
Research result shows that prevention cost, value cost, internal failure cost has
fluctuation every year, but in external failure cost has increase every year and
decreasing of market segment that caused by loose sale can influence company
performance. So planning, controlling, and quality cost report that happens in the
company is not good and optimally yet because management is not pay attention
and making report of quality cost, so planning, controlling, and quality cost report
can not help in increasing company performance.
Key word: hidden quality cost, quality cost report, tren analysis, and company
performance
1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT Sinar Alam Permai Palembang adalah Perusahaan Modal Asing (PMA) yang
bergerak di bidang pengolahan minyak sawit. Perusahaan PT Sinar Alam Permai
Palembang ini memproduksi minyak sayur yang bermerek Fortune. Semakin
berkembangnya perusahaan minyak di Palembang, maka PT Sinar Alam Permai
Palembang semakin mendapat pesaing-pesaing yang saling berebut untuk
memperoleh pangsa pasar. Apabila perusahaan ini ingin tetap eksis dan
mempertahankan pangsa pasarnya, maka perusahaan harus merencanakan dan
mengendalikan biaya kualitasnya. Pemberian porsi yang tepat pada ke-empat
kelompok biaya kualitas akan memberikan titik temu biaya kualitas yang optimal
bagi perusahaan. Hal lain yang tidak boleh diabaikan oleh PT Sinar Alam Permai
Palembang yang berkaitan dengan kualitas adalah seberapa efektif pelaksanaan
pembiayaan kualitas yang dapat dilihat dari kualitas produk yang dihasilkan
dalam proses produksi.
PT Sinar Alam Permai Palembang, perusahaan yang memegang komitmen untuk
menghasilkan produk yang terbaik, tetapi selama ini PT Sinar Alam Permai
Palembang belum menyelenggarakan penyusunan laporan biaya kualitas secara
khusus. Biaya kualitas yang terjadi selama ini masih terdapat di dalam biaya
produksi, biaya penjualan, biaya administrasi (umum) dan biaya-biaya lainnya,
seperti biaya pencegahan yaitu biaya perangsangan prestasi, biaya program
training karyawan, biaya pemeliharaan mesin pabrik, biaya pemeliharaan pabrik,
biaya pemeliharaan kapal motor dan tongkang, biaya aktifitas peningkatan mutu
terpadu, biaya perjalanan dinas, biaya khusus/pendidikan, biaya-biaya ini dicatat
ke dalam rincian biaya produksi. Biaya penilaian seperti biaya alat-alat
labaratorium, biaya pergaulan, biaya jamuan tamu dan biaya jasa tenaga ahli,
biaya-biaya ini dicatat ke dalam rincian biaya produksi dan biaya administrasi
(umum). Biaya yang termasuk ke dalam komponen biaya kegagalan internal
adalah biaya asuransi kebakaran, biaya asuransi kerusakan mesin dan biaya
asuransi kapal motor dan tongkang, biaya-biaya ini masuk ke dalam rincian biaya
produksi dan biaya administrasi (umum), dan yang termasuk dalam biaya
kegagalan eksternal yaitu biaya komplain pelanggan, biaya ini dicatat dalam
rincian biaya penjualan.
Biaya-biaya tersebut dapat dilihat pada lampiran 1, rincian biaya yang terjadi di
PT Sinar Alam Permai Palembang, ada biaya-biaya yang termasuk dalam empat
kategori komponen biaya kualitas, ini menyebabkan manajemen tidak dapat
mengetahui program perencanaan dan pengendalian biaya kualitas, tidak dapat
dilihat berapa besar biaya kualitas yang terjadi pada perusahaan tersebut dan tidak
mengetahui perilaku elemen-elemen biaya kualitas terhadap total biaya kualitas
serta pengaruh besarnya total biaya kualitas terhadap laba perusahaan. Dengan
demikian perlu bagi manajemen untuk mengetahui yang termasuk dalam
komponen-komponen biaya kualitas, cara mengidentifikasikan dalam anggaran
perusahaan, serta pelaporannya dalam laporan keuangan perusahaan, sehingga
PT Sinar Alam Permai Palembang perlu mengadakan perencanaan dan
pengendalian biaya kualitas.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Analisis Perencanaan, Pengendalian dan
Pelaporan Biaya Kualitas dalam Rangka Meningkatkan Kinerja PT Sinar Alam
Permai Palembang.
1.2. Permasalahan
1.2.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan
yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu: Bagaimanakah seharusnya biaya
kualitas pada PT Sinar Alam Permai Palembang untuk membantu manajemen
dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
1.2.2. Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa batasan yaitu :
1. Menyelenggarakan penyusunan laporan biaya kualitas secara khusus, karena
biaya kualitas yang terjadi selama ini masih terdapat di dalam biaya produksi,
biaya penjualan, biaya umum dan ADM dalam rentang waktu 2008, 2009, dan
2010.
2. Pelaporan biaya kualitas menggunakan metode Multiple Period Trend Report
(Analisis laporan tren kualitas multriperiode) yaitu selama 3 tahun dari tahun
2008, 2009 sampai dengan tahun 2010.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui perencanaan, pengendalian dan
pelaporan biaya kualitas pada PT Sinar Alam Permai Palembang untuk membantu
manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Bagi Perusahaan
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan pada perusahaan dalam
penyusunan laporan biaya kualitas sebagai masukan mengenai analisis
perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas dalam rangka
meningkatkan kinerja PT Sinar Alam Permai Palembang.
2. TINJAUAN PUSTAKA
a.
Definisi Kualitas
Secara operasional, produk atau jasa dikatakan berkualitas jika produk tersebut
memenuhi bahkan melebihi harapan konsumen. Produk atau jasa yang kualitas
adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam delapan dimensi
sebagai berikut:
1)
Kinerja ( performance)
Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah
produk.
2)
Estetika (aesthetics)
Berhubungan dengan penampilan wujud produk serta penampilan fasilitas,
peralatan, personalia dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa.
3)
Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability)
Berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
4)
Fitur (features)
Adalah karakteristik produk yang berbeda secara fungsional dari produkproduk sejenis.
5)
Keandalan (Reabilitas)
Adalah probabilitas produk atau jasa dalam menjalankan fungsi yang
dimaksud dalam jangka waktu tertentu.
6)
Tahan lama (durabilitas)
Didefinisikan sebagai umur manfaat dari fungsi produk.
7)
Tingkat Kesesuaian (quality of conformance)
Adalah ukuran mengenai apakah sebuah produk atau jasa telah memenuhi
spesifikasinya.
8)
Kecocokan penggunaan (fitness for use)
Adalah kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi
sebagaimana yang dilakukan.
b. Biaya Kualitas
Biaya kualitas adalah biaya yang timbul berkaitan dengan upaya mengubah
produk bermutu buruk (bad quality product) menjadi produk yang bermutu baik
(good quality product).
c.
Perencanaan Biaya Kualitas
Perencanaan biaya kualitas merupakan suatu rencana yang dibuat oleh perusahaan
dalam menentukan biaya-biaya yang menyangkut mutu produk dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan.
d. Pengendalian Biaya Kualitas
Pada dasarnya pengendalian biaya kualitas perlu diukur karena biaya tersebut
besar sekali, tidak dikenal dan dapat mempunyai dampak yang sangat berarti
terhadap profitabilitas dan kepuasan pelanggan.
e.
Pelaporan Biaya Kualitas
Laporan biaya kualitas menunjukan jumlah dan distribusi biaya kualitas diantara
keempat kategori sehingga menunjukan peluang untuk perbaikan kualitas.
Analisis laporan tren kualitas multiperiode (Multiple Period quality Trend Report)
adalah mengambarkan biaya kualitas sebagai persentanse dari penjualan,
keseluruhan tren program kualitas dapat dinilai.
f.
Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program atau
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.
g.
Analisis Perencanaan, Pengendalian, dan Pelaporan Biaya Kualitas
dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Perusahaan.
Pelaporan biaya kualitas bermanfaat untuk memberikan informasi kepada
manajer tentang besarnya biaya kualitas, kecendungan pengawasan kualitas yang
telah berlaku di perusahaan, kemajuan yang telah dicapai dalam program-program
peningkatan kualitas, serta mengindentifikasi berbagai hambatan dalam
mewujudkan pengendalian kualitas produk atau jasa. Dapat disimpulkan bahwa
laporan biaya kualitas mendukung proses perencanaan dan pengendalian kualitas
yang dilakukan perusahaan, selain pelaporan biaya kualitas, diperlukan juga
pengendalian biaya kualitas untuk menjamin bahwa biaya-biaya tersebut
terkendali. Pengendalian yang baik mensyaratkan standar dan suatu usulan atas
biaya sesungguhnya sehingga kinerja dapat diukur dengan tindakan-tindakan
koreksi dapat dilakukan jika perlu.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu untuk
mengidentifikasi komponen-komponen biaya kualitas yang ada di PT Sinar Alam
Permai Palembang dan mengelompokan biaya-biaya ke dalam komponenkomponen biaya kualitas.
3.2 Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian adalah PT Sinar Alam Permai
Palembang yang pabriknya beralamat di Jalan Sabar Jaya No. 21 Desa Prajen
Mariana Kec. Banyuasin 1 Kab. Banyuasin dan kantornya beralamatkan di jalan
Blabak No. 18, 3 ilir Palembang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
dan dokumentasi. Wawancara secara langsung dengan karyawan yang
berwewenang untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan data yang
diperlukan dan informasi mengenai perusahaan dan dokumentasi yang berupa
laporan keuangan perusahaan.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Tabel III
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Perencanaan
biaya kualitas
Definisi
Suatu rencana yang dibuat oleh
perusahaan dalam menentukan
biaya-biaya yang menyangkut mutu
produk dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan.
Pengendalian
biaya kualitas
Suatu faktor penting untuk
membantu perusahaan mencapai
hasil yang diharapkan
Pelaporan
biaya Kualitas
Mendefinisikan data,
mengidentifikasikan sumber data,
mengumpulkan data dan
Indikator
Kompenen-kompenen
biaya kualitas antara
lain:
- Biaya pencegahan
- Biaya penilaian
- Biaya kegagalan
internal
- Biaya kegagalan
eksternal
Pengukuran biaya
kualitas tersembunyi
dengan menggunakan
metode: Penilaian
pangsa pasar.
Laporan analisis tren:
Multiple Period Quality
Trend Report
menyiapkan serta mendistribusikan
laporan biaya kualitas.
Kinerja
Kemampuan kerja yang dilakukan
Perusahaan
oleh seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Sumber : Penulis, 2011
Laba Perusahaan.
- Pendapatan
- Biaya
3.5 Data yang Diperlukan
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dilakukan
dengan terjun langsung ke perusahaan (objek penelitian) dan data sekundernya
diperoleh dengan cara memanfaatkan data yang telah ada dalam perusahaan
berupa catatan, dokumen, laporan keuangan PT Sinar Alam Permai Palembang.
3.6 Analisis Data dan teknik Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis kualitatif
dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengelolah data yang sifatnya
kualitatif dan melaporkan biaya kualitas yang terdapat dalam perusahaan, serta
menginterpretasikan data yang diperoleh kemudian dapat ditarik kesimpulan.
3.7 Alat Analisis
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas diantara
keempat kategori sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas.
Analisis laporan tren kualitas multiperiode (Multiple Period Quality Trend
Report) adalah menggambarkan biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan,
keseluruhan tren program kualitas dapat dinilai (Hansen dan Mowen, 2009:284).
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1
DATA
4.1.1
Kebijakan Kualitas Pada PT Sinar Alam Permai Palembang.
Ada beberapa hal yang dilakukan perusahaan untuk mewujudkan peningkatkan
kualitas:
1
Menggunakan bahan baku khusus dengan kualitas yang tinggi yang
dimaksudkan untuk menjaga kualitas produk agar menjadi lebih naik dan
tahan lama.
2
Memberi masukan-masukan kepada konsumen mengenai ukuran produk,
sesuai dengan kebutuhan konsumen.
3
Melakukan perbaikan sistem manajemen secara terus menerus yang akan
mendukung usaha perusahaan dalam peningkatan kualitas.
4
Peningkatan sistem manajemen kualitas adalah tugas dan kewajiban dari
mananjemen dan seluruh karyawan dalam organisasi.
4.1.2
Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Biaya Kualitas dalam
Rangka Meningkatkan Kinerja Pada PT Sinar Alam Permai
Palembang.
Untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengendalikan kualitas produk yang
dihasilkan, PT Sinar Alam Permai Palembang mengeluarkan beberapa biaya yang
merupakan biaya kualitas namun biaya-biaya tersebut belum dibuatkan
laporannya secara tersendiri atau secara khusus seperti dalam format laporan
biaya kualitas, dimana biaya-biaya yang terjadi dikelompokan menurut
kelompoknya. Biaya kualitas tersebut dilaporkan secara umum oleh perusahaan ke
dalam biaya produksi, biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum.
Rincian-rincian biaya tersebut dapat dilihat dilampiran 1.
Dari lampiran 1 tersebut, terlihat bahwa perusahaan belum memperhatikan dan
memisahkan secara khusus biaya-biaya yang termasuk dalam biaya kualitas
sehingga perencanaan dan pengendalian terhadap biaya kualitas belum dilakukan
secara maksimal oleh perusahaan. Perusahaan hanya melakukan perencanaan dan
pengendalian terhadap biaya-biaya yang terjadi secara umum dengan
menggunakan anggaran yang ada, maka dari pada itu biaya kualitas perlu
dilaporkan secara khusus guna mendapatkan informasi seberapa besar biaya
kualitas yang terjadi di dalam perusahaan dan sejauhmana perencanaan dan
pengendalian biaya kualitas ini dapat digunakan untuk perbaikan kualitas secara
terus menerus yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
4.2
Pembahasan
1.
Perencanaan Biaya Kualitas pada PT Sinar Alam Permai Palembang
PT Sinar Alam Permai Palembang mengakui biaya kualitas sebagai biaya-biaya
yang terdapat dalam klasifikasi biaya produksi, biaya penjualan, dan biaya umum
dan adm. PT Sinar Alam Permai Palembang belum mengelompokan biaya
kualitas ke dalam 4 kategori biaya kualitas yang sesuai dengan standar biaya
kualitas, maka dari itu penulis membuat pengelompokan biaya kualitas ke dalam
komponennya sebagai berikut:
a. Biaya Pencegahan
-
Biaya Program Traning Karyawan
-
Biaya Perangsang Prestasi
-
Biaya Kursus/Pendidikan
-
Biaya Pemeliharaan Pabrik
-
Biaya Pemeliharaan Mesin Pabrik
-
Biaya Pemeliharaan Kapal Motor Dan Tongkang
-
Biaya Perjalanan Dinas
-
Biaya Aktifitas Peningkataan Mutu Terpadu
Biaya program traning karyawan, biaya perangsangan prestasi, biaya
kursus/pendidikan, biaya perjalanan dinas, biaya aktifitas peningkataan mutu
terpadu merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan agar karyawan
memberikan konstribusi yang positif untuk perusahaan. Salah satu yaitu dalam
bentuk pemikiran mengenai kualitas dan menerapkannya demi kemajuan
perusahaan.
Biaya pemeliharaan pabrik dan biaya pemeliharaan mesin pabrik termasuk ke
dalam biaya pencegahan karena diharapkan dengan adanya biaya-biaya tersebut
maka seluruh kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik dan
lancar karena adanya pemeliharaan yang baik terhadap alat dan fasilitas
perusahaan. Demikian juga halnya dengan biaya pemeliharaan kapal dan
tongkang merupakan biaya pencegahan karena diharapkan dengan adanya biaya
pemeliharaan tersebut maka pengiriman barang kepelanggan akan datanya tepat
waktu.
b. Biaya Penilaian
-
Biaya Jasa Tenaga Ahli
-
Biaya Alat-Alat Laboratorium
-
Biaya Jamuan Tamu
-
Biaya Pergaulan
Biaya Jasa Tenaga Ahli digolongkan biaya penilaian karena berhubungan dengan
pengembangan dan perbaikan kualitas produk, pengembangan untuk ISO dan
sistem manajemen mutu dan juga untuk biaya audit. Biaya Alat-Alat
Laboratorium digunakan untuk pengujian sawit agar sesuai dengan standar yang
ditetapkan pada tahapan proses produksi. Biaya jamuan tamu dan biaya pergaulan
terjadi karena perusahaan menjamu pelanggan yang melakukan survei tentang
kinerja perusahaan dan kuantitas barang dagang PT Sinar Alam Permai
Palembang selaku penyedia bahan baku sawit bagi industri mereka selama terjalin
kerja sama di antara kedua belah pihak.
c. Biaya Kegagalan Internal
-
Biaya Asuransi Kerusakan Mesin
-
Biaya Asuransi Kebakaran
-
Biaya Asuransi Kapal Motor Dan Tongkang
Biaya asuransi kerusakan mesin merupakan biaya kegagalan internal karena biaya
asuransi ini untuk mengatasi kerusakan mesin sewaktu-waktu dapat terjadi dalam
proses produksi yang dapat menggangu kualitas produk yang dihasilkan. Biaya
asuransi kebakaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah proses
produksi dan produk yang dihasilkan agar tetap aman dan untuk mengantisipasi
keadaan yang tidak dapat dikendalikan dan diluar kekuasaan. Biaya asuransi kapal
motor dan tongkang dikeluarkan untuk mengantisipasi keadaan fisik alat angkut
tersebut, sehingga perusahaan memiliki rasa aman.
d. Biaya Kegagalan Eksternal
-
Biaya Komplain Pelanggan
Biaya ini merupakan biaya kegagalan eksternal karena produk yang dihasilkan
tidak memenuhi spesifikasi atau keinginan pelanggan setelah produk dikirimkan
kepelanggan sehingga pelanggan melakukan komplain kepada perusahaan.
Komplain pelanggan ini dapat terjadi karena warna minyak goreng telalu kuning,
terlalu kental, minyak mengalami pengendapan (beku) didalam kemasan maupun
di dalam jerigen minyak goreng, minyak goreng berbau tengik, dan kerusakan
kemasan, kardus dan juga jerigen. Maka dari itu, PT Sinar Alam Permai
Palembang mengeluarkan biaya untuk menangani komplain pelanggan agar tidak
terjadi lagi dikemudian hari. Namun, pada PT Sinar Alam Permai Palembang
tidak ditemukan mengalokasikan biaya untuk kegagalan eksternal lainnya seperti
retur, jaminan, diskon karena barang cacat, ataupun penarikan kembali produk
karena PT Sinar Alam Permai Palembang telah melakukan penyelidikan dan
tindakan korektif serta ganti rugi komplain pelanggan sehingga pelanggan merasa
puas dengan penanganan keluhan yang dilakukan perusahaan dan tidak terjadi
biaya kegagalan eksternal lainnya.
2.
Pengendalian Biaya Kualitas pada PT Sinar Alam Permai Palembang
Pengendalian Biaya Kualitas pada PT Sinar Alam Permai Palembang
Biaya kualitas ada 2 macam yaitu yang dapat diperoleh dari catatan akuntansi
(obser vable quality cost) dan biaya kualitas tersembunyi (hidden quality cost).
Biaya kualitas tersembunyi ini adalah biaya opurtunitas yang terjadi karena mutu
jelek dan biaya ini tidak disajikan dalam catatan akuntansi. Berdasarkan data yang
di dapat dari PT Sinar Alam Permai Palembang, penulis melakukan pengukuran
terhadap biaya kualitas yang tersembunyi dan nilai dari biaya kualitas
tersembunyi ini akan dimasukkan ke dalam biaya kegagalan eksternal. Biaya
kualitas tersembunyi ini diukur dengan menggunakan metode penelitian pasar.
Dengan metode ini penulis mengukur kerugian perusahaan akibat penurunan
pangsa pasar. Untuk mengukur biaya kualitas tersembunyi diperlukan informasi
berikut:
Data yang di dapat adalah sebagai berikut:
a. Penjualan tahun 2008 Rp. 388.282.194.650 dengan pangsa pasar 45%
b. Penjualan tahun 2009 Rp. 582.538.668.000 dengan pangsa pasar 43%
c. Penjualan tahun 2010 Rp. 775.758.412.336 dengan pangsa pasar 47%
Dari data tersebut dapat diketahui besarnya penjualan pada pangsa pasar berbeda
untuk masing-masing tahun dengan membagi jumlah penjualan (dalam rupiah)
dengan pangsa pasarnya yaitu:
a. Tahun 2008 Rp. 388.282.194.650 / 45 = Rp. 8.628.493.214
b. Tahun 2009 Rp. 582.538.668.000 / 43 = Rp. 13.547.410.884
c. Tahun 2010 Rp. 775.758.412.336 / 47 = Rp. 16.505.498.135
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 terjadi peningkatan
penjualan dari Rp. 388.282.194.650. Pada tahun 2009 menjadi
Rp. 582.538.668.000. Hal ini diakibatkan karena permintaan pasar yang
meningkat, sedangkan pangsa pasar yang dapat dicapai PT Sinar Alam Permai
Palembang menurun dari 45% menjadi 43% sehingga dapat diindikasikan bahwa
perusahaan mengalami kerugian akibat penurunan pangsa pasar tersebut.
Kerugian perusahaan akibat kehilangan peluang penjualan karena penurunan
pangsa pasar merupakan biaya kualitas tersembunyi. Biaya tersebut dapat
diperkirakan sebesar kerugian kehilangan penjualan yang dihitung sebagai
berikut:
{Persentase (%) penurunan pangsa pasar} * {Jumlah penjualan pada persentase
pangsa pasar 2%}
Kerugian tersebut adalah:
(45-43)* Rp. 13.547.410.884 = Rp. 27.094.821.767
Pada tahun 2010 pangsa pasar meningkat dari 43% menjadi 47%
(meningkat sebesar 4%) dan jumlah penjualan juga mengalami peningkatan
sebesar Rp. 193.219.744.336 (dari Rp. 582.538.668.000 tahun 2009 menjadi
Rp. 775.758.412.336). Apabila perusahaan dapat mempertahankan pangsa pasar
sebesar 43% pada tahun 2009 seperti pada tahun 2008, maka di tahun 2010,
dengan peningkatan pangsa pasar sekitar 4%, maka pangsa pasar yang dapat
dicapai adalah sebesar 51%, sehingga ada indikasi kerugian yang dialami oleh
perusahaan karena kehilangan peluang penjualan akibat adanya penurunan pangsa
pasar di tahun 2009. Besarnya kerugian tersebut merupakan biaya kualitas
tersembunyi untuk tahun 2010. Kerugian tersebut dihitung dengan mengalihkan
jumlah penjualan untuk pangsa pasar dengan selisih pangsa pasar aktual dapat
dicapai tahun 2010 dengan peluang pangsa pasar yang diperkirakan dapat dicapai
pada tahun 2010. Jika terjadi penurunan pangsa pasar pada tahun 2009, kerugian
tersebut sebesar Rp. 16.505.498.135 (51%-47%) = Rp. 66.021.992.539
Dari pengukuran tersebut dapat diindikasikan bahwa pada tahun 2009 dan 2010
terdapat kerugian karena kehilangan penjualan yang merupakan biaya kualitas
tersembunyi akibat penurunan pangsa pasar. Biaya tersebut adalah sebesar:
Tabel IV. 2
Biaya Kualitas Tersembunyi
Tahun
2009
2010
Biaya Kualitas Tersembunyi
Rp. 27.094.821.767
66.021.992.539
3.
Pelaporan Biaya kualitas dan Analisis Tren
Biaya kualitas perlu dilaporkan guna mendapatkan informasi seberapa besar biaya
kualitas yang terjadi dan sejauhmana perencanaan dan pengendalian biaya kualitas
ini dapat digunakan untuk perbaikan kualitas secara terus menerus yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Penulis mencoba untuk
membuat laporan biaya kualitas dengan menetapkan biaya kualitas sebagai
presentase penjualan dari waktu ke waktu dan juga analisis tren yang berguna
untuk melihat seberapa besar program peningkatan kualitas yang dibuat selama 3
tahun penelitian yaitu tahun 2008, 2009 dan 2010, dapat dilihat sebagai berikut:
Dari laporan biaya kualitas diatas dapat dilihat bahwa biaya kualitas yang terjadi
adalah sebagai berikut:
-
Tahun 2008, Total Biaya Kualitas sebesar Rp. 7.362.524.051 yaitu 1,986%
dari penjualan.
-
Tahun 2009, Total Biaya Kualitas sebesar Rp. 36.077.104.587 yaitu
6,193% dari penjualan.
-
Tahun 2010, Total Biaya Kualitas sebesar Rp. 77.267.810.632 yaitu
9,961% dari penjualan.
Dari data di atas menunjukkan bahwa total biaya kualitas mengalami kenaikan
tiap tahunnya dari tahun 2008, 2009 sampai 2010. Tahun 2008 sebesar 1,986%,
tahun 2009 sebesar 6,193% dan tahun 2010 sebesar 9,961%.
1)
Laporan tren biaya kualitas untuk masing-masing kategori biaya kualitas
selama tiga tahun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 sebagai
berikut:
Dari tren dan grafik tersebut dapat diketahui bahwa total biaya kualitas
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar
4,207% (6,193%-1,986%) dari tahun 2008, sedangkan pada tahun 2010 juga
terjadi peningkatan biaya kualitas sebesar 3,768% (9,961%-6,193%) dari tahun
2009 dan tahun 2008 sebesar 7,975%.
Dari laporan tren biaya kualitas untuk masing-masing kategori dapat diketahui
bahwa biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan internal mengalami
fluktuasi. Biaya pencegahan pada tahun 2009 mengalami penurunan 0,234% dari
tahun 2008 dan mengalami kenaikan sebesar 0,074% dari tahun 2010. Biaya
penilaian pada tahun 2009 mengalami penurunan 0,016% dari tahun 2008 dan
mengalami kenaikan sebesar 0,006% dari tahun 2010.
Biaya kegagalan internal mengalami penurunan tiap tahunnya, pada tahun 2008
sebesar 0,067 ke tahun 2009 dan pada tahun 2009 sebesar 0,01. Biaya kegagalan
eksternal mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlahnya
sangat kecil yaitu hanya sebesar 0,064% dari penjualan aktual, hal ini disebabkan
perusahaan belum melakukan pengukuran terhadap biaya kualitas tersembunyi.
Padahal setelah dilakukan pengukuran biaya kualitas tersembunyi ini jumlahnya
sangat besar dan mengakibatkan peningkatan biaya kualitas total secara
signifikan.
Biaya kualitas tersembunyi pada tahun 2009 adalah sebesar 4,678% dari
penjualan dan pada tahun 2010 adalah sebesar 8,536% dari penjualan. Biaya
kualitas tersembunyi inilah yang menyebabkan biaya kualitas total perusahaan
meningkat dari 1,986% pada tahun 2008 menjadi 4,678% pada tahun 2009.
Dengan perusahaan belum membuat laporan biaya kualitas dan tidak melakukan
pengukuran terhadap biaya kualitas tersembunyi, maka dengan tanpa
memperhatikan biaya kegagalan eksternal didapat informasi bahwa pada tahun
2010 perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.
Dari laporan biaya kualitas dan laporan tren tersebut, dapat dilihat dan
diindikasikan bahwa perencanaan dan pengendalian yang dilakukan oleh
perusahaan belum cukup baik, walaupun biaya pencegahan, biaya penilaian dan
biaya kegagalan internal dapat ditekan dan diminimalkan dari tahun ke tahun.
Tetapi, pada biaya kegagalan eksternal mengalami peningkatan tiap tahunnya
dikarenakan tidak melakukan pengukuran terhadap biaya kualitas tersembunyi.
Berdasarkan kesepakatan para ahli di bidang kualitas, tingkat kualitas optimal
adalah total biaya kualitas harus dapat mencapai 2,5% dari penjualan bersih
karena peningkatan kualitas dapat mencapai 2,5% dari penjualan bersih dapat
menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam profitabilitas. Jika biaya kualitas
tersembunyi tidak diukur maka manajemen akan mendapatkan informasi yang
kabur dan tidak akurat. Jika biaya kualitas tidak diukur maka biaya kualitas yang
terjadi sebagai berikut:
Tahun 2008
= 1,472% + 0,114% + 0,246% + 0,064% = 1,896%
Tahun 2009
= 1,238% + 0,098% + 0,179% + 0,027% = 1,542%
Tahun 2010
= 1,164% + 0,092% + 0,169% + 0,025% = 1,45%
Manajemen akan mengira bahwa biaya kualitas mengalami kenaikan yang tidak
terlalu besar dan dapat dikendalikan dengan baik padahal biaya kualitas
mengalami peningkatan karena perusahaan mengalami kerugian karena
kehilangan pangsa pasar. Namun, dengan melihat laporan biaya kualitas dan
laporan tren dimana biaya kualitas tersembunyi pada perusahaan diukur, maka
perencanaan dan pengendalian biaya kualitas pada perusahaan belum dapat
dikatakan dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan dan pengendalian yang belum maksimal dilakukan ini karena
perusahaan tidak mempunyai informasi yang akurat mengenai biaya kualitas
tersebut. Untuk dapat merencanakan dan mengendalikan biaya kualitas salah satu
caranya dengan menerapkan informasi biaya kualitas pada perusahaan dan
membuat laporan biaya kualitas tersendiri serta membuat pengukuran biaya
kualitas tersembunyi sehingga dapat dilihat pengurangan biaya kualitas dan
kehilangan peluang penjualan dari tahun ke tahun dan program perbaikan kualitas
yang telah dan akan dilakukan perusahaan agar dapat mencapai tingkat kualitas
optimal pada tahun mendatang dan pada akhirnya akan meningkatkan laba
perusahaan.
4.
Analisis perencanaan, pengendalian, dan pelaporan biaya kualitas
dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.
Dapat kita ketahui bahwa kualitas mempunyai dampak terhadap pendapatan dan
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan laba perusahaan, laba
perusahaan berupa selisih antara pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan salah satunya adalah
dengan adanya perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas. Biaya
kualitas yang terjadi harus dapat di identifikasi, dilaporkan dan dapat
dimanfaatkan oleh pihak manajemen dalam hal perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan terutama mengenai masalah program peningkatan kualitas
yang sedang dan telah dilaksanakan serta mengenai biaya kualitas itu sendiri.
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel IV. 1 bahwa dalam hal
perencanaan biaya kualitas terdapat biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya
kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal dan biaya-biaya tersebut
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Perusahaan PT Sinar Alam Permai Palembang
mengeluarkan biaya pencegahan dan biaya kegagalan eksternal terlalu besar.
Kenaikan biaya pencegahan ini terjadi dikarenakan perusahaan memberikan
pelatihan dan kursus terus menerus terhadap karyawan yang tidak memberikan
aktivitas atau nilai tambah terhadap perusahaan serta tidak memelihara pabrik,
mesin, dan mesin kapal tongkang dengan baik sehingga biaya pemeliharaan
tersebut naik tiap tahunnya. Kenaikan biaya kegagalan eksternal dikarenakan
biaya komplain pelanggan mengalami kenaikan, diindikasikan perusahaan tidak
memfokuskan perhatian pada biaya pencegahan dan biaya penilaian sehingga
produk yang dihasilkan tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan sehingga
komplain pelanggan terhadap produk perusahaan mengalami kenaikan.
Diharapkan perusahaan dapat menekankan biaya-biaya kualitas yang terjadi di
perusahaan dengan cara mengurangi atau menghilangkan biaya-biaya tersebut
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Berdasarkan data yang di dapat dari perusahaan PT Sinar Alam Permai
Palembang, penulis melakukan pengendalian biaya kualitas dengan cara
mengukur biaya kualitas tersembunyi dengan menggunakan metode penilaian
pangsa pasar. PT Sinar Alam Permai Palembang mengalami penurunan pangsa
pasar dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 2%, hal ini diakibatkan karena
permintaan pasar yang meningkat, sehingga hal ini dapat diindikasikan bahwa
perusahaan mengalami kerugian akibat penurunan pangsa pasar tersebut. Biaya
kualitas tersembunyi tersebut dapat dilihat pada tabel IV. 2. Dari laporan tersebut,
perusahaan dapat melihat berapa besar biaya kualitas yang terjadi, berapa besar
peningkatan atau penurunan yang terjadi dan apa penyebab peningkatan atau
penurunan biaya tersebut.
Laporan keuangan merupakan laporan mengenai kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut, dapat diketahui berbagai informasi
keuangan perusahaan yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Untuk
melihat sejauh mana hubungan antara biaya kualitas dengan peningkatan kinerja
perusahaan, penulis akan menilai kinerja perusahaan dengan melihat laporan
laba/rugi perusahaan.
-
Penjualan pada tahun 2008 sebesar Rp. 388.282.194.650 dengan pangsa
pasar 45%
-
Penjualan pada tahun 2009 sebesar Rp. 582.538.668.000 dengan pangsa
pasar 43%
-
Penjualan pada tahun 2010 sebesar Rp. 775.758.412.336 dengan pangsa
pasar 47%.
-
Laba pada tahun 2008 sebesar Rp. 3.584.423.500
-
Laba pada tahun 2009 sebesar Rp. 40.433.106.000
-
Laba pada tahun 2010 sebesar Rp. 83.214.829.503
Dari data di atas dapat diketahui bahwa penjualan pada tahun 2008, 2009 dan
2010 mengalami kenaikan yaitu dari tahun 2008 sampai 2009 terjadi kenaikan
sebesar Rp. 36.848.682.500 dan dari tahun 2009 sampai tahun 2010 terjadi
kenaikan kembali sebesar Rp. 42.781.723.503. Begitu juga terhadap laba yang
diperoleh perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya, tetapi walaupun
laba perusahaan mengalami kenaikan persentase, kenaikan tersebut belum
maksimal, sedangkan pada pangsa pasar pada tahun 2009 perusahaan mengalami
penurunan pangsa pasar sebesar 2% dari tahun 2008 sampai dengan 2009, maka
dari itu menunjukan bahwa kecilnya presentase laba yang dihasilkan oleh
perusahaan akibat dari penurunan pangsa pasar, sehingga menunjukan bahwa
kinerja perusahaan belum maksimal. Penurunan kinerja ini juga bisa diindikasikan
dari peningkatan biaya kegagalan eksternal yang berupa biaya kualitas
tersembunyi pada tahun 2009 dan 2010.
Perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas yang terjadi pada
perusahaan belum baik dan optimal karena manajemen belum memperhatikan
biaya kualitas dan belum dibuatnya laporan biaya kualitas, sehingga perencanaan,
pengendalian dan pelaporan biaya kualitas belum dapat membantu dalam
meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan demikian jelaslah bahwa pengukuran
dan pelaporan biaya kualitas sangat penting terutama untuk melakukan
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajerial yang akhirnya
juga berdampak kepada kinerja perusahaan. Adanya informasi yang akurat
mengenai biaya kualitas akan sangat membantu manajemen dalam program
perbaikan kualitas dan mengetahui masalah-masalah yang dapat dihadapi
perusahaan dan dapat mencari penyebabnya dan kemudian dapat mengambil
langkah-langkah untuk perbaikan strategi dan kebijakan yang diambil manajemen
untuk perbaikan ini ditujukan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja
perusahaan.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rike (2007)
yang menyatakan bahwa perusahaan belum membuat laporan biaya kualitas
secara tersendiri atau khusus sehingga perencanaan dan pengendalian terhadap
biaya kualitas belum dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal dan biaya
pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal mengalami fluktuasi selama
3 tahun. Biaya kegagalan eksternal tiap tahun mengalami peningkatan yang
signifikan akibat adanya penurunan pangsa pasar sehingga perusahaan mengalami
kerugian akibat kehilangan peluang penjualan.
Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Herlin
(2007) yang menyatakan bahwa pengukuran dan pelaporan biaya kualitas sangat
penting terutama untuk melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan manajerial yang akhirnya juga berdampak kepada kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Asmalia (2009) yang menyatakan bahwa dengan membuat laporan biaya kualitas
dan menerapkannya pada perusahaan dapat membantu perusahaan dalam
hubungannya melakukan perencanaan, pengendalian manajemen sehingga
perusahaan dapat tetap eksis dan bersaing di dunia bisnis.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas yang
terjadi pada perusahaan PT Sinar Alam Permai Palembang belum baik dan
optimal karena manajemen belum memperhatikan biaya kualitas dan belum dibuat
laporannya, sehingga perencanaan, pengendalian dan pelaporan biaya kualitas
belum dapat membantu dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Terlihat pada
tahun 2009 perusahaan mengalami penurunan pangsa pasar sebesar 2% dari tahun
2008 sampai dengan 2009, maka dari itu menunjukan bahwa kecilnya persentase
laba yang dihasilkan oleh perusahaan akibat dari penurunan pangsa pasar,
sehingga menunjukan bahwa kinerja perusahaan belum maksimal.
Penurunan kinerja ini juga bisa diindikasikan dari peningkatan biaya kegagalan
eksternal yang berupa biaya kualitas tersembunyi pada tahun 2009 dan 2010. Jadi
seharusnya perusahaan harus membuat pelaporan biaya kualitas secara khusus
agar perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan tidak akan keliru dan
dapat berjalan dengan maksimal dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan,
membantu untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan serta dapat
meningkatkan pangsa pasar yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan
perusahaan.
5.2 Saran
1.
PT Sinar Alam Permai Palembang sebaiknya memperhatikan biaya-biaya
yang merupakan biaya kualitas dan mengelompokkan biaya tersebut menurut
klasifikasinya. Setelah di kelompokkan, perusahaan melakukan pengukuran
terhadap biaya tersebut dalam laporan biaya kualitas tersendiri. Laporan biaya
kualitas menguraikan empat komponen biaya kualitas yang akan
mempermudah pendeteksian masalah yang timbul karena kualitas. Dari
laporan tersebut dapat diketahui klasifikasi biaya kualitas mana yang
mengalami peningkatan atau penurunan sehingga dapat diidentifikasi
penyebab masalah tersebut dan perusahaan dapat menggunakan informasi
biaya kualitas untuk program perbaikan kualitas yang akan datang sehingga
tidak terjadi permasalahan-permasalahan yang dapat merugikan perusahaan.
2.
Dalam melakukan pengukuran terhadap biaya kualitas, sebaiknya perusahaan
melakukan pengukuran terhadap biaya kualitas tersembunyi karena biaya
tersebut tidak terdapat dalam catatan keuangan dan kontribusi biaya tersebut
sangat besar terhadap total biaya kualitas.
3.
Perusahaan dapat menggunakan laporan biaya kualitas untuk melakukan
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajerial untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmalia, Herliyanti. 2009. Analisis Laporan Biaya Kualitas dalam Hubungannya
dengan Perencanaan dan Pengendalian Manajemen pada CV. Globalindo
Palembang. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Palembang (Tidak dipublikasikan).
Basu, swasta. 2003. Pengantar Bisnis Modern. Edisi Ketiga. Cetakan Keempat.
PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Blocher, Chen dan Lin. 2000. Alih bahasa A. Susty Ambarriani, M.Si, Akt,
Manajemen Biaya, Buku 1, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Brower, Garrison dan Norren. 2006. Akuntansi Manajemen, Edisi Ke 2, Jilid 1dan
2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Fandi Tjiptono dan Anastasia Diana. 2000. Total Quality Management, Andi,
Yogyakarta.
Hansen dan Mowen. 2006. Alih bahasa Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary.
Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Hansen dan Mowen. 2009. Alih bahasa Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary.
Akuntansi Manajemen, Buku 2, Edisi 8, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Herlin, Eltaria. 2007. Analisis Pengukuran dan pelaporan Biaya Kualitas dalam
Upaya Meningkatkan Kinerja PT. Sunan Rubber Palembang. Skripsi,
Fakultas Ekonomi Universitas Palembang (Tidak dipublikasikan).
Indra, bastian. 2005. Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Erlangga, Yogyakarta.
Melayu SP, Hasibuan. 2003. Manajemen Pemasaran: Pengertian dan Masalah,
Edisi Revisi, Jilid 2, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Nan Lin Alih Bahasa W. Gulo. 2000. Metodologi Penelitian, PT. Grasindo,
Jakarta.
Nasution, M. N. 2002. Manajemen Mutu Terpadu, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Monika Kussetya Ciptani. 1999. Pengukuran Biaya Kualitas: Suatu Paradigma
Alternatif. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 1, No. 1, Mei 1999: 68 83.
Rike Miradyastuti Sari Dewi. 2007. Peranan Laporan Biaya Kualitas dalam
Perencanaan dan Pengendalian Manajemen pada PT. Semen Batu Raja
(PERSERO). Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Palembang (Tidak
dipublikasikan).
Supriyono. 2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Teknologi
Maju dan Globalisasi, BPFE, Yogyakarta.
Supriyono. 2000. Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolahan Bisnis. Jilid
1, BPFE, Yogyakarta.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, CV. ALFABETA,
Bandung.
Usry, Carter. 2004. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian. Edisi ke
13, Salemba Empat, Jakarta.
Download